NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN REMAJA MENGHADAPI MENARCHE DI SD 3 BANTUL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh: CHRISTAYESHA NUGRAENY PRASTANTRI 20110320053
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
Correlation Between Knowledge And Anxiety Adolescent In Facing Menarche In Elementary State 3 Bantul
1 Student
Christayesha Nugraeny Prastantri1 , Akrim Wasniyati2 of Nursing Academic University MuhammadiyahYogyakarta 2 RSJ Grhasia DIY ABSTRACT
Menarcheis the first menstruation occurred in the uterine wall and it first menstrual sign of biological preparedness, and it marks of fertility cycle has started. Preparedness of menarche shows that someone is ready to reach physical’s maturity, it is marked by a deep understanding of knowledge about the process of menstruation, so that they ready to accept and experience menarche as a normal process. Unknowing about menstruation can lead children feel difficult to accept menarche. The purposeof this research is to understanding the relationship between knowledge about menarcheand anxiety during menarche. This research is descriptive analytical method using cross sectional study, sample in this study is 48 students. The data were analyze with Spearman rank test (P < 0.05). The result of this study reveal that a half of respondents have a good degree in knowledge, 24 students (50%) and more than a half of students (52,8%) have mild anxiety. The probability test show significant value 0,000 (P<0,05). In conclusion, the results of this research is there is a relations between knowledge with anxiety when students facing menarche in elementary state 3 Bantul. Keywords: knowledge, menarche, menstruation, Adolescent, anxiety
Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Remaja Menghadapi Menarche di SD 3 Bantul Christayesha Nugraeny Prastantri1 , Akrim Wasniyati2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY 2 RSJ Grhasia DIY INTISARI Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali terjadi pada dinding rahim, menstruasi pertama merupakan tanda kesiapan biologis, dan tanda siklus masa subur telah mulai. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menujukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menarche, hal ini ditandai dengan adanya pemahaman pengetahuan yang mendalam tentang proses menstruasi sehingga siap menerima dan mengalami menarche sebagai proses yang normal. Ketidaktahuan remaja puteri tentang menstruasi dapat mengakibatkan mereka sulit untuk menerima menarche, lebih lanjut remaja akan merasakan kecemasan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang menarche remaja putri terhadap kecemasan menghadapi menarche. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study (study potong lintang).Sampel pada penelitian ini sebanyak 48 siswi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Spearman Rank(P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari remaja puteri memiliki pengetahuan yang baik yaitu 24 siswi (50%), kemudian sebagian besar (52,8%) siswi mengalami tingkat kecemasan ringan. Hasil pengujian hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan mendapatkan nilai probabilitas 0,000 (P<0,05), sehingga hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan pada remaja puteri dalam menghadapi menarche di SD Negeri 3 Bantul. Kata kunci : pengetahuan, menarche, menstruasi, remaja, kecemasan
PENDAHULUAN
perubahan-perubahan
Tumbuh kembang merupakan proses
yang
terjadi
secara
dan
saling
berkesinambungan
pada
dirinya
perubahan
fisik
teratur
dimulai
hormon
sampai
dewasa.
mencapai
dewasa
konsepsi
Dalam
proses
inilah
seorang
terjadi
maupun
lingkungan.
akibat
Perubahan-
perubahan tersebut seperti perubahan
berkaitan yang berlangsung secara sejak
yang
yang
tinggi
dipengaruhi
oleh
pertumbuhan badan,
berat
laju
mencakup badan
dan
proporsi tubuh. Kemudian perubahan
anak harus melalui berbagai tahap
secara
tumbuh
tahap
lebih sensitif, mudah cemas, mudah
remaja. WHO (2007) mendefinisikan
menangis, frustasi tetapi mudah juga
remaja sebagai periode antara umur
untuk tertawa, agresif dan mudah
10-19 tahun.
bereaksi terhadap rangsangan1 .
kembang,
Masa
termasuk
remaja
dihubungkan
dengan
mengenai
penyimpangan
emosional
seringkali
Jika
stigma
psikologis
dan
perubahan
dilihat
dan
dari
aspek
sosialnya,
masa
fisik
yang berhubungan
banyaknya
teori-teori
dengan
yang
membahas
perempuan akan 2 tahun lebih cepat
perkembangan ketidakselarasan emosional
dipandang
individu
remaja adalah suatu masa terjadinya
ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dari
dimana
dan
gangguan gangguan
perilaku
pubertas,
memasuki dibandingkan
masa
dimana
pubertas
dengan
anak
bila
laki-laki.
sebagai akibat dari tekanan-tekanan
Pubertas adalah suatu bagian yang
yang
penting dari masa remaja dimana
dialami
remaja
karena
yang lebih ditekankan adalah proses biologis
yang
mengarah
pada
kepada
Kecemasan
adalah
sebuah
akhirnya
respon emosional terhadap penilaian
kemampuan
yang terjadi pada individu, namun
bereproduksi2 . Pada masa pubertas,
hal
berbagai
dapat
bagaimana individu mempersepsikan
timbul dalam diri seorang remaja
rasa cemasnya, dapat berasal dari
terutama pada masalah perubahan
stimulasi stresor yang bersumber dari
biologis
luar (interpersonal) atau dari dalam
macam
dan
masalah
fisiknya.
Tahapan
tersebut
bergantung
pubertas diakhiri dengan terjadinya
(interpsikis).
Menarche
menarche.
salah
penyebab
Menarche
merupakan
satu
gangguan
kecemasan
dari
menjadi timbulnya
dan
depresi
menstruasi yang pertama kali terjadi
pada remaja putri4 . Tidak semua
pada
remaja puteri mengetahui mengenai
dinding
rahim,
menstruasi
pertama merupakan tanda kesiapan
menarcheatau
biologis, dan tanda siklus masa subur
bagaimana
telah
Berdasarkan
mulai.Apabila
seorang
anak
perempuan secara psikologis tidak
dilakukan
mempersiapkan
Gedanganak
menarche,
diri
menghadapi
dikarenakan
kurangnya
responden
menstruasi cara
dan
menghadapinya.
penelitian di
SD
Negeri
Semarang siswi
1
dengan
kelas
V-VI
bahwa
siswi
informasi mengenai menarche maka
mendapatkan
menyebabkan
negatif
memiliki pengetahuan yang kurang
apabila
tentang menarche dan mengatakan
seperti
perasaan
perasaan
menarche terjadi3 .
cemas
hasil
yang
ketidaksiapannya
menghadapi
menarche. Dari
deskriptif
korelasional
dengan
rancangan penelitian cross-sectional hasil
wawancara
yang
(potong
lintang).
Populasi
pada
telah dilakukan di SD Negeri 3
penelitian ini adalah seluruh siswi
Bantul pada tanggal 17 Oktober 2015
SD Negeri 3 Bantul. Sampel pada
dengan metode wawancara pada 8
penelitian ini adalah 48 siswi SD
siswi kelas 6 yang dipilih secara acak
kelas IV-IV di SD Negeri 3 Bantul
yang
yang
belum mengalami menarche
dapat diketahui bahwa ada 5 siswi yang tidak begitu memahami tentang
diambil menggunakan
teknik
purposive sampling. Adapun kriteria sampel pada
menarche dan tidak tahu sikap yang
penelitian ini adalah:
harus dilakukan ketika mendapatkan
a. Kriteria inklusi:
menarche. Hal inilah yang membuat
1. Siswi SD Negeri 3 Bantul
penulis tertarik melakukan penelitian
tahun ajaran 2014-2015 kelas
“Hubungan
tentang terhadap
Pengetahuan
Kecemasan
IV - VI yang berusia 9-13
Remaja
tahun.
Menghadapi Menarche di SD Negeri
2. Siswi
yang
bersedia
3 Bantul”.
bekerjasama dalam penelitian
METODE PENELITIAN
ini
Penelitian penelitian
kuantitatif
penelitian Metode
ini
yang
dengan
adalah jenis
dengan
informed
consent
dengan
mengisi
non-eksperimental.
yang
dibagikan
digunakan
menjadi responden.
adalah
melengkapi yaitu kuisioner untuk
3. Siswi yang belum mengalami menstruasi.
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 3 kuisioner yaitu :
b. Kriteria eksklusi:
1.
1) Siswi yang tidak hadir saat
identitas
dilakukan penelitian. 2) Siswi
yang
diri
mengundurkan
saat
Kuisioner bagian pertama berisi
penelitian
responden
yang
meliputi
nama,
umur,
kelas,
alamat,
belum
atau
sudah
menstruasi
dan
sumber
informasi yang diperoleh tentang
berlangsung.
menarche.
Variabel dalam penelitian ini 2.
Kuisioner
bagian
kedua
adalah: digunakan 1. Variabel bebas Variabel dalam
tingkat
bebas
(independent)
penelitian
ini
adalah
pengetahuan tentang menarche. 2. Variabel terikat Variabel dalam
penelitian
(dependent) ini
dalam
adalah
menghadapi
menarche. Instrumen untuk
ini
mengukur
pengetahuan Skala
tentang
pengukuran
pengetahuan
dimodifikasi oleh
ini
peneliti dari
sebelumnya
yaitu
Anggarini (2013) dan mengacu kepada teori yang telah ada. Pertanyaan
kuisioner
pengetahuan tentang menarche yang
pengumpulan
penelitian
tingkat
peneliti
terikat
kecemasan
menarche.
untuk
digunakan data
adalah
dalam dengan
dan menstruasi ini terdiri dari 7 item pertanyaan yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti.
3.
Kuisioner bagian ketiga untuk
Kuisioner ini ditujukan langsung
mengukur
kecemasan
pada
menarche.
pertanyaan tertutup.
dalam
tingkat
menghadapi
Kuisioner yang terdiri dari 20
siswi
Uji
yang
validitas
diberi
dilakukan
item pertanyaan dibuat sendiri
dengan metode Pearson Product
oleh
Moment
peneliti dengan mengacu
pada
teori yang
Corellation
yang
sudah ada.
dikatakan valid jika r hitung> r
Penilaian untuk kuisioner tingkat
tabel dengan nilai ≥ 0,6dengan
kecemasan
menarche
tingkat kepercayaan 95% dan
menggunakan
tingkat kesalahan 5%5 . Hasil uji
dan
tentang
menstruasi
Skala
Guttman,
dimana
validitas
menunjukkan
responden menjawab pertanyaan
untuk
dengan benar akan mendapatkan
tentang
menarche
skor 1, sedangkan jika salah
menstruasi
yang
berisi
10
akan mendapatkan skor 0.
pertanyaan didapatkan 3
soal
4. Jenis data yang diperoleh adalah data
primer
kuisioner
bahwa
pengetahuan dan
tidak valid karena memiliki r
dengan
hitung lebih besar dari r tabel
yang
dengan taraf signifikansi 0,649
berisi sejumlah pertanyaan. Data
(≥ 0,6 ) yaitu soal nomor 3,7 dan
primer
10. Sedangkan untuk pertanyaan
menggunakan
diperoleh
kuisioner
dalam
penelitian
dengan
ini
memberikan
kecemasan
didapatkan
9
kuisioner kepada siswi kelas IV-
pertanyaan tidak valid dari 20
VI
pertanyaan.
SD
Negeri
3
Bantul.
Soal
yang
tidak
valid
selanjutnya
tidak
dibuang dan
dipergunakan
sebagai
instrument
pengumpulan
sehingga
jumlah
pengetahuan menstruasi
Usia
menarche
dan
kecemasan
10 tahun 11 tahun 12 tahun Jumlah
Tabel.1 menunjukkan bahwa
berjumlah 18 pertanyaan. Kemudian
Uji
Jumlah Persentase (n) (%) 25 52,08 17 35,41 6 12,5 48 100
data,
kuisioner
serta
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Sekolah Dasar Negeri 3 Bantul
realibitas
lebih
dari
setengah
responden
berumur
10
rumus Alpha Cronbach, instrumen
Responden
yang
dikatakan reliabel jika nilai alpha ˃
adalah siswi yang berusia 10 tahun
0,66 . Rumus Alpha Cronbach yaitu :
sebanyak 25 anak, responden yang
dilakukan
dengan
menggunakan
tahun(52,08%). paling
banyak
berusia 11 tahun sebanyak 18 anak ri=
(35,41%)
Hasil
uji
reabilitas
dengan
sedikit
dan
berumur
responden 12
tahun
paling yaitu
Alpha Cronbach didapatkan semua
sebanyak 6 anak (12,5%).
kuesioner berjumlah 18 soal reliabel.
2. Analisis Univariat
Nilai
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentang menarche dan menstruasi siswi SD Negeri 3 Bantul Tingkat F Persen pengetahuan Baik 24 50%
Alpha
kuesioner
Cronbach
pengetahuan
pada terhadap
kecemasan adalah 0,864 (>0,6). HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden
Cukup Kurang
13 11
27.08% 22.91%
Berdasarkan
hasil
yang
mengalami tingkat kecemasan berat
didapatkan diketahui bahwa sebagian
sebanyak 2 anak (4,16%).
besar siswi SD Negeri 3 Bantul
3. Analisis Bivariat
memiliki pengetahuan baik
tentang
Hasil
analisis
hubungan
menarche dan menstruasi sebanyak
antara tingkat pengetahuan dengan
24 anak (50%). Sedangkan siswi
tingkat
yang
cukup
menarche pada siswi SD Negeri 3
sebanyak 13 anak (27,08%) dan
Bantul ditemukan bahwa 48 siswi
siswi
yang
berpengetahuan
berpengetahuan
kurang
sebanyak 11 anak (22.91%).
kecemasan
diteliti
sebagian
menunjukkan
besar
berpengetahuan Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche di SD Negeri 3 Bantul. Tingkat Frekuensi Persentase kecemasan Ringan 25 52.08% Sedang 21 43.75% Berat 2 4.16% Jumlah 48 100 Dari Tabel.3 dapat dilihat tingkat
kecemasan
bahwa
responden baik
yang
mengalami
tingkat kecemasan ringan sebanyak 24 anak (100%) dan sama sekali tidak
ada
satu
menunjukkan maupun
ringan
berpengetahuan bahwa
menghadapi
pun
anak
kecemasan (0%). cukup
yang sedang
Responden sebagian
paling besar mengalami tingkat kecemasan
banyak yang dialami oleh siswi SD sedang yaitu sebanyak 12 anak (92,3 Negeri 3 Bantul adalah dalam tingkat %) dan yang berpengetahuan cukup kecemasan ringan sebanyak 25 anak menunjukkan hanya 1 anak (7,69%) (52.08%),
siswi
yang
mengalami yang memiliki kategori kecemasan
tingkat kecemasan sedang sebanyak 21
anak
(43,75%)
dan
yang
ringan
dan
tidak
ada
yang
menunjukkan kecemasan berat. yang kurang
responden
penelitian
sebagian besar berumur 10 tahun
Responden berpengetahuan
menjadi
sebagian
yaitu sebanyak 25 siswi (52,08%). Umur
remaja
yang
mengalami
besar mengalami kecemasan sedang
menarche
sebanyak 9 anak (81,81 %) dan
antara 10 hingga 16 tahun dan rata-
hanya
rata menarche terjadi pada usia 12
sedikit
kecemasan
yang
berat
anak(18,18%).
menunjukkan
uji
tahun 5 bulan7 . Responden pada
statistik
penelitian ini masuk dalam kategori
dengan menggunakan uji Spearman
remaja usia menarche.
Rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang
pengetahuan menarche
signifikan remaja
dan
kecemasan
antara
Berdasarkan distribusi
mengenai
tentang
menstruasi dengan
bahwa
menghadapi
bervariasi
2
sebanyak
Hasil
di Indonesia
menarche
hasil
data
frekuensi
pengetahuan
menarche
menunjukkan
setengah
dari
responden
memiliki tingkat pengetahuan yang
pada siswi SD Negeri 3 Bantul. Hal
baik
ini
nilai
menstruasi yaitu sebanyak 24 anak
probabilitas yang diperoleh sebesar
(50%). Hasil ini dapat disebabkan
0,000 (P<0,05).
oleh
PEMBAHASAN
sebelumnya
dibuktikan
Hasil
dengan
beberapa sudah
menarche
faktor diketahui.
dan
yang Ada
ini
beberapa faktor yang mempengaruhi
karakteristik
pengetahuan seseorang, yaitu terdiri
umur siswi SD negeri 3 Bantul yang
dari faktor internal dan eksternal.
menunjukkan
penelitian
mengenai
bahwa
Faktor
internal terdiri dari umur,
tingkatan
pendididkan,
dan
Sedangkan
faktor
pengalaman. eksternal
terdiri
informasi,
yang
melalui
dari dapat
pendidikan
Bantul
mengalami
kecemasan
di
tingkat yang ringan, yaitu sebanyak
didapatkan
25 anak (52.08%). Kecemasan yang
baik
siswi
dari setengah remaja di SD Negeri 3
sumber
secara
formal, non-formal, dan informal. Misalnya
menarche menunjukkan bahwa lebih
dialami
oleh
dalam
remaja
menghadapi
perempuan
menarche
ini
mendapat
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
informasi mengenai menarche dan
antara lain pengetahuan, pemahaman
menstruasi
dan
melalui
pendidikan
informasi
serta
formal yaitu pemberian penjelasan
perubahan-perubahan
materi secara singkat dari guru di
ketika
sekolah mengenai sistem reproduksi
menarche8 .
Semakin
banyak
informasi
yang
remaja
Selain
didapat oleh seseorang maka akan
sebagian
semakin
kegelisahan,
baik
pengetahuan
adanya
yang
menghadapi
faktor
remaja
terjadi masa
pengetahuan,
putri
adanya
mengalami
rasa
takut,
kecemasan
ketika
seseorang6 . Hal ini sejalan dengan
kerisauan
Leilina
(2010)
yang
berpendapat
menghadapi
bahwa
semakin
baik
pengetahuan
adanya perubahan fisik pada tubuh
seseorang,
maka
semakin
siap
seseorang menghadapi menarche. Kemudian tingkat
hasil
kecemasan
data
mereka. besarnya
dari
menghadapi
rambut
dan
menarche
Misalnya buah disekitar
dada,
karena
bertambah tumbuhnya
kemaluan
dan
ketiak
serta
mulai
berfungsinya
organ reproduksi9 . Meskipun pada
Negeri 3 Bantul menunjukkan bahwa remaja
tingkat
penelitian
kecemasan
ini masuk
dalam
yang
memiliki
kecemasan
ringan yaitu sebanyak
24 remaja
puteri.
Analisis
Spearman
Rank
kategori ringan akan tetapi hal ini
menunjukkan hasil bahwa terdapat
merupakan
hubungan
suatu
dikhawatirkan
masalah
dapat
karena
berpengaruh
yang
pengetahuan
signifikan
dengan
antara
kecemasan
terhadap pandangan remaja terhadap
menghadapai menarche dengan nilai
menstruasi sebagai suatu hal yang
probabilitas 0,000 (P<0,05).
tidak
menyenangkan,
karena pada
peristiwa,
menstruasi
banyak
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan
pertama itu dihayati oleh anak gadis
antara
sebagai
kecemasan
satu
traumatis10 .
pengalaman Oleh
yang
karena
yang
signifikan
pengetahuan remaja
dengan menghadapi
itu
menarche di SD Negeri 3 Bantul.
diperlukan pengetahuan yang lebih
Hasil penelitian ini sesuai dengan
mendalam tentang bagaimana cara
penelitan
yang
menghadapi menarche.
Puryanti
(2012)
Selanjutnya mencari hubungan antara
pengetahuan
kecemasan Hasil
menghadapi menarche.
penelitian
pengetahuan
dengan
hubungan
dengan
antara
kecemasan
remaja menghadapi menarche di SD
dilakukan bahwa
hubungan
antara
tentang
menstruasi
kecemasan
menghadapi
oleh
terdapat
pengetahuan dengan menarche
pada remaja muslimah di Surabaya. Selain yang
itu
berdasarkan
dilakukan
penelitian
di Pakistan
oleh
Marie Stops International (2006)
oleh remaja putri tersebut kurang
63% anak perempuan yang tidak
pengetahuan tentang menstruasi.
menerima
informasi
apapun
mengenai
menarche
memicu
Ketidaktahuan menstruasi
dapat
terjadinya kecemasan dan ketakutan
anak
pada saat mengalami menarche.
menarche11 .
Pengetahuan bentuk
dari
tindakan
Pengetahuan
mengakibatkan
untuk Dengan
menerima kata
lain,
adanya pemahaman yang mendalam
seseorang.
tentang proses menstruasi maka anak
sebagai
akan siap menerima dan mengalami
psikis
dalam
diri
maupun
menumbuhkan
sulit
tentang
merupakan
diperlukan
dorongan
anak
menstruasi
pertama
(menarche)
proses
dorongan sikap dan perilaku setiap
Sehingga
dapat
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa
pengetahuan tentang menarche dan
pengetahuan
menstruasi
merupakan
stimulus
terhadap tindakan seseorang6 . Pengetahuan reproduksi yang
dialami
oleh
dikatakan
mempunyai
bahwa
peranan
penting dalam mengatasi kecemasan
mengenai
memberitahukan
yang
normal12 .
sebagai
apa seorang
yang
timbul
menarche pengetahuan
saat dan mengenai
mengalami dibutuhkan menstruasi
perempuan yang sedang dalam masa
dan menarche lebih mendalam agar
puber
remaja tidak mengalami kecemasan
adalah
normal.
Adanya
perasaan bingung saat pertama kali mengalami
menstruasi
disebabkan
pada saat menarche.
KESIMPULAN
SARAN
Berdasarkan mengenai
hasil
hubungan
analisis
1. Bagi siswi
pengetahuan
Siswi diharapkan lebih tenang dan
remaja
siap dalam menghadapi menarche
menghadapi menarche di SD Negeri
sebagai proses yang normal dan
3 Bantul dapat diambil kesimpulan
siswi hendaknya dapat mencari
sebagai berikut :
informasi
1. Setengah dari responden di SD
secara mandiri.
dengan
kecemasan
Negeri 3 Bantul memiliki tingkat pengetahuan
yang
baik,
yaitu
sebanyak 24 remaja puteri (50% 2. Sebagian besar remaja puteri di
tentang
menstruasi
2. Bagi pihak sekolah Diharapkan
segenap
guru
dan
tenaga pendidik di SD Negeri 3 Bantul
memberikan
informasi
SD Negeri 3 Bantul mengalami
yang
mendalam
mengenai
tingkat kecemasan ringan, yaitu
kesiapan
menghadapi menarche
sebanyak
dalam
25
remaja
puteri
(52,8%) hubungan
signifikan
yang
dapat
menyediakan
antara
pengetahuan
mengenai
kecemasan
menghadapi
menstruasi
menarchepada Negeri
bimbingan
konseling atau keputrian dan juga
3. Terdapat
dengan
bentuk
3
remaja
di
SD
Bantul dengan
nilai
probabilitas 0,000 (P<0,05)
informasi dan
buku-buku menarche,
sikap
dalam
menghadapinya. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat
peneliti
menggali
selanjutnya
lebih
dalam
mengenai
pengetahuan
tentang
menarche dan menstruasi dengan memberi pertanyaan yang lebih spesifik
dan
tidak
hanya
menggunakan open question.
DAFTAR PUSTAKA 9 Aryati,
D. (2008). Usiamenarche pada siswi SD dan SLTP di kota Bandung. dalam Solihah,I.E., Cakrawala Galuh : Bandung 11 Budiati, Sevi., Apriastuti, Dwi Anita. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Kesiapan Anak Menghadapi Masa Pubertas. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali.http://journal.akbideu b.acid/index.php/jkeb/article/vi ew/58/5 (Diakses pada tanggal 21 Agustus 2016). 12 Fajri, Ayu., Khairani, Maya. 2010. Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak Dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi Smp Muhammadiyah Banda Aceh. http://ejournal.undip.ac.id/inde x.php/psikologi/article/downlo ad/2885/2568 (Diakses pada tanggal 19 Agustus 2016). 5 Hidayat, A.A.A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data Edisi Jakarta: Salemba Medika.
10 Kartono,
K., 2007. Psikologi Perkembangan Anak, Bandung: Mandar Maju. Leliana. 2010. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Kesiapan Dalam Menghadapi Menarche di SD AL-Azhar Medan. http://repository.usu.ac.id/hand le/123456789/19364. (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016.) Marie Stopes International. (2006). Adolescence in Pakistan: Sex, marriage and reproductive health. Retrieved from http://www.mariestopes.org.uk /pdf/Adolescence-in-Pakistanint.pdf (diakses pada tanggal 19 Agutus 2016) 7 Munda, S.S., Wagey, W.F., & Wantania J. 2013. Hubungan Antara Imt Dengan Usia Menarche Pada Siswi Sd Dan Smp Di Kota Manado.http://ejournal.unsrat. ac.id/index.php/eclinic/article/ viewFile/3289/2832. (Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016). 2 Nancy, P., 2004. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Jakarta: CV. Sagung Seto. 6 Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. 1 Primursanti, R., 2013. Perilaku Remaja Awal Dalam Hal Perubahan Psikologis Pada Masa Pubertas Di SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyah Medan Tahun 2013.
4 Said,
U., 2004. Interaksi Hormonal dan Kualitas Kehidupan pada Wanita. World Health Organization. (2007). Adolescent health and development (AHD) unitdepartment of family and community health. Diakses dari http:/ www.searo.who.int/LinkFiles/f act_Sheets-Nepa-AHD-07.pdf pada tanggal 19 Agustus 2016