NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
Disusun Oleh : WINNY ARDHITIYA GARINI 20141030037
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Winny Ardhitiya Garini 1, Firman Pribadi 2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammaiyah Yogyakarta, 2 Dosen Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogakarta 1
ABSTRAK Latar Belakang : Sejak 1 Januari 2014 adanya perubahan sistem pembayaran kesehatan yang awalnya fee for service menjadi sistem prospektif sistem indonesia case based Group’s (INACBGs). Hal tersebut menyebabkan manajemen Rumah sakit evaluasi terkait biaya yang dikeluarkan dalam perawatan pasien. Salah satu penyakit yang memiliki kronisitas dan memerlukan perawatan jangka panjang adalah penyakit Diabetes Mellitus, yang menururut WHO penyakit tersebut akan mengalami peningkatan pada tahun 2030 sebesar 21,3 juta. Di RS PKU Muhammadiyah Bantul pernah melakukan analisis pada kasus demam tifoid dan didapatkan adanya selisih yang lebih besar pada biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit di bandingkan tariff INA-CBGs, dan untuk kasus Diabetes Mellitus belum pernah dilakukan analiis perhitungan, sehingga penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menghitung unit cost metode Activity Based Costing perawatan pasien Diabetes mellitus dan kemudian di bandingkan dengan real cost dan tarif INA CBG’s. Metode : Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan rancangan studi kasus pada RS PKU Muhammadiyah Bantul, kasus yang dipilih adalah pasien yang memiliki diagnosis ICD X : E-410-I (Penyakit Kencing Manis dan Gangguan Nutrisi/Metabolik Ringan). Hasil dan Pembahasan : Hasil Perhitungan unit cost pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan metode ABC adalah Rp 1.908.985,08, yang terdiri dari biaya langsung yaitu sebesar Rp 1.711.589,00 dan biaya overhead sebesar Rp 197.396. Kesimpulan : Berdasarkan perhitungan unit cost untuk pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah sebesar Rp 1.908.985,08, terdapat selisih Rp 107.730,92 dengan real cost yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bantul dan selisih sebesar Rp 33.914,92 dengan tariff INA CBG’s. Kata Kunci : Activity Based Costing (ABC), Diabetes Mellitus, Unit Cost
PENDAHULUAN
Sesuai
dengan
menegasakan
UU
36/2009
berdasarkan
diagnosis
penyakit
pengelompokan sebagai
upaya
pengendalian biaya tanpa mengesampingkan
setiap
orang
pelayanan
sama
dalam
sehingga
pelayanan
memperoleh akses atas sumber daya di
diberikan
bersifat
bidang
Penentuan tarif paket INA CBG’s adalah
mempunyai
bahwa
yang
ditetapkan
hak
yang
kesehatan
dan
memperoleh
kesehatan
yang
kesehatan
efektif
dan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
berdasarkan
dan terjangkau. Pada tanggal 1 januari 2014
sekunder dan tindakan pada pasien.
pemerintah
mulai
menerapkan
merubah
sistem
pembayaran
based
Indonesia Case CBG’s)
payment)
Based
diagnosis
melakukan
analisis
terhadap
dikeluarkan
dalam
perawatan
biaya
yang
pasien,
dan
melakukan upaya untuk mengurangi biaya yang
menjadi sistem prospektif yang dikenal (case
efisien1.
membuat bagian manajemen Rumah Sakit
kesehatan yang awalnya fee for service
casemix
utama,
yang
Perubahan sistem yang berlaku tersebut
Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mulai
diagnosis
bermutu,
dikelurkan secara efektif dengan menggunakan
sistem
pedoman clinical phatway dalam melakukan
Group’s (INA-
perawatan
kepada
pasien.
Tujuan
dari
di bawah Badan Penyelenggara
penggunaan Clinical Pathway adalah untuk
Jaminana Sosial (BPJS). BPJS adalah badan
mengurangi variasi dalam pelayanan, cost lebih
hukum
mudah
yang
menyelenggarakan bertujuan
dibentuk progam
untuk
terselenggaranya
untuk
sosial
terstandarisasi,
yang
pelayanan
meningkatkan
lebih kualitas
pelayanan.
mewujudkan
pemberian
diprediksi,
Di salah satu Rumah sakit yang ada di
jaminan
daerah pekajangan pernah melakukan analisis
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang
mengenai tarif yang ada di Rumah sakit dengan
layak bagi setiap peserta dan atau anggota
tariff paket INA-CBG’s dan didapatkan adanya
keluarga.
perbedaan negetif antara tarif paket INA-CBG’s
Sistem yang dipakai oleh pemerintah
dengan tarif yang diterapkan di rumah sakit pada
untuk pembayaran klaim ke rumah sakit
diagnosis
yaitu melalui sistem INA-CBG’s, sistem
Gangguan nutrisi/Metbolik Ringan.
Penyakit
Kencing
Manis
dan
INA-CBG’s adalah suatu sistem pemberian
Penyakit Kencing manis atau Diabetes
imbalan jasa pelayanan kesehatan pada
Mellitus adalah penyakit kronis yang selalu
penyedia
dikaitkan
pelayanan
kesehatan
yang 1
dengan
jangka
panjang
dan
komplikasi, dan dari penelitian yang ada di
dan dibandingkan dengan tariff INA-CBG’s
Thailand menyatakan bahwa biaya yang paling
didapatkan selisih negatif, yaitu biaya yang
besar dikeluarkan untuk perawatan pasien
dikeluarkan
Diabetes Mellitus adalah biaya farmasi yang
dibandingan dengan klaim tarif INA-CBG’s.
terdiri dari biaya obat-obatan2.
Rumah
sakit
lebih
besar
Salah satu perhitungan biaya yang ada di
(WHO)
rumah sakit, yaitu dengan menggunakan analisis
memprediksi adanya peningkatan jumlah
unit cost (biaya satuan). Analisis unit cost
penyandang Diabetes melitus (DM) yang
(biaya
cukup besar pada tahun-tahun mendatang.
menghitung biaya rumah
WHO
jumlah
berbagai jenis pelayanan yang ada, baik
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
secara total maupun per-unit atau per-pasien,
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
dengan cara menghitung seluruh biaya pada
pada tahun 20303 .
unit/pusat
World
Health
memprediksi
Association
kenaikan
Bantul
yaitu
RS
adalah
suatu
kegiatan
sakit untuk
biaya/departemen
jasa
serta
mengalokasikan atau mendistribusikan ke
Salah satu Rumah sakit yang ada di kabupaten
satuan)
PKU
unit-unit
produksi
yang
kemudian
Muhammadiyah Bantul yang merupakan Rumah
dibayarkan oleh pasien4. Terdapat banyak
sakit tipe C yang telah memiliki fasilitas
metode yang digunakan untuk menghitung
Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, Kamar
unit
bedah, ICU, rawat inap dan rawat jalan yang
cost
dan
metode
yang
banyak
digunakan adalah metode Activity Based
terdiri dari poliklinik penyakit dalam, anak,
Costing (ABC). Activity Based Costing
bedah, orthopedic, kebidanan dan kandungan,
merupakan suatu metodologi pengukuran
syaraf, THT, mata, kulit kelmain dan jiwa.
biaya dan kinerja atas aktivitas,sumber daya,
Dirumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul untuk prevalensi penyakit Diabetes Mellitus
dan objek biaya5.
pada tahun 2014 yaitu 11% untuk pasien rawat
Indonesia
merupakan
Negara
inap dan 2,7% untuk pasien rawat jalan.
berkembang dengan peringkat 7 untuk
Berdasakan wawancara dengan bagian clinical
penyakit Diabetes melitus dan untuk era
pathway di RS PKU Muhammadiyah Bantul, di
BPJS ini banyak pasien yang memanfaatkan
Rumah sakit ini belum pernah di lakukan
jaminan
evaluasi perhitungan biaya berdasarkan clinical
mendapatkan pengobatan rawat inap akibat
pathway untuk penyakit Diabetes Melitus, hanya
kesehatan
tersebut
untuk
komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit
saja untuk penyakit Demam Tifoid pernah
Diabetes melitus tipe 2 tersebut. Dengan
dilakukan evaluasi berdasarkan clinical pathway
adanya tarif yang telah ditetepkan oeh 2
pemerintah
maka
rumah
melakukan
penyesuaian
sakit
perlu
dengan
tarif
Penelitian ini telah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
Bantul
pada
bulan
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisis
November 2015 - Januari 2016.
biaya terhadap pelayanan pasien rawat inap
Subyek dan Obyek Penelitian
Diabetes Melitus Tipe 2. Dari latar belakang
Pada penelitin ini subjek penelitian adalah
di atas maka didapatkan rumusan masalah :
kepala bagian keuangan, Dokter spesialis
1. Berapakah unit cost pasien rawat
Penyakit
Dalam,perawat, Bangsal
Al
kepala
IGD,
inap Diabetes melitus Tipe 2 di RS
Kepala
a’raf,
petugas
PKU Muhammadiyah Bantul dengan
administrasi
seperti
petugas
rakam
menggunakan metode activity based
medis,petugas
bagian
farmasi,
petugas,
costing?
petugas bagian pengadaan barang, petugas
2. Bagaimana perbedaan antara hasil
IPSRS dan Pasien Diabetes mellitus dengan
perhitungan unit cost pasien rawat
diagnosis ICD 10 : E-4-10-I (Penyakit
inap Diabetes melitus dengan metode
kencing
activity based costing dan real cost
nutrisi/metabolik ringan).
yang di terapkan di RS PKU
Objek penelitian ini adalah semua aktivitas
Muhammadiyah Bantul?
yang ada di IGD dan Ruang rawat inap
manis
dan
gangguan
3. Bagaimana perbedaan antara hasil
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS PKU
perhitungan unit cost pasien rawat
Muhammadiyah Bantul. Untuk meperoleh
inap Diabetes melitus dengan metode
data yang komperhensif di RS PKU
activity based costing dan tariff INA-
Muhammadiyah Bantul penelitian ini akan
CBG’s?
dilakukan
dengan
mengumpulkan
data
BAHAN DAN CARA
lengkap dari subjek dan objek penelitian.
Jenis Penelitian
Variabel Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Variabel dari penelitian ini adalah unit cost
jenis
memakai
pasien rawat inap Diabetes Mellitus Tipe 2
pendekatan kuantitatif dan menggunakan
mulai dari aktivitas di IGD sampai proses
rancangan penelitian observasi prospektif.
perawatan di Bangsal Al a’raf RS PKU
Lokasi dan Waktu Penelitian
Muhammadiyah Bantul.
penelitian
deskriptif
Instrumen Penelitian
3
1. Pedoman dokumentasi yang terkait
gambaran
biaya
perawatan pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Diabetes Mellitus Tipe 2
yang
RS PKU Muhammadiyah Bantul, selain itu
dimiliki RS PKU Muhammadiyah
juga dilakukan wawancara dengan dokter
Bantul.
spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan gambaran aktivitas yang dilakukan pada
Wawancara merupakan suatu metode
perawatan pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
pengumpulan
cara
Peneliti juga melakukan observasi langsung
bertanya langsung dengan responden
ke ruang perawatan pasien Diabetes Melitus
untuk
Tipe 2 untuk mendapatkan data mengenai
data
dengan
memeperoleh
informasi
mengenai isi yang diteliti. 3. Panduan
observasi
luas ruangan serta fasilitas yang ada. Pada
menggunakan
penelitian ini data sekunder berupa clinical
checklist dalam clinical pathway
pathway pasien Diabetes Melitus Tipe 2
berupa pengamatan secara langsung
serta
pada objek penelitian, yaitu aktivitas
Muhammadiyah Bantul. Metode analisis
yang dilakukan selama pasien di
biaya yang digunakan adalah berdasarkan
rawat.
ABC (Activity Based Costing) system.
4. Stopwatch adalah alat waktu
yang
pengukur
digunakan
1.
untuk
catatan
keuangan
RS
PKU
Menentukan activity centers pada unit yang terkait.
mengukur lamanya waktu setiap
2.
Menentukan kategori biaya dan
aktivitas yang dilakukan, mulai dari
cost driver masing-masing kategori
pasien mendaftar di pendaftaran
biaya
sampai pasien keluar dari rumah
3.
sakit.
Membebankan biaya langsung yang dikonsumsi pada perawatan pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Analisis Data dalam
menggunakan
penelitian data
ini
Menentukan besarnya biaya direct
sekunder. Data primer berupa informasi
resource
langsung
dikonsumsi
sumbernya
berhubungan, seperti keuangan
dan
4.
resource
dari
primer
adalah data
bagian
penetapan
dengan pelayanan rawat inap pasein
2. Pedoman wawancara
Data
tentang
yang
wawancara denan
untuk
aktivitas
mendapatkan 4
overhead overhead
indirect yang
masing-masing dengan
menggunakan
5.
proporsi waktu pada unit terkait
metode
ABC
yaitu IGD dan bangasal rawat inap.
sebagai berikut6:
dengan
langkah-langkah
Menentukan activity centers terkait
a. Menetukan activity center pada
perawatan pasien Diabetes Mellitus
unit terkait, biaya dan cost driver
Tipe 2 yang terdapat pada Clinical
masing-masing kategori biaya.
Pathways. 6.
Membebankan
biaya
Tabel 1. Aktivitas pada unit IGD
overhead
kedalam masing-masing activity
Activity Center
centers dalam clinical pathway. 7.
Menjumlahkan biaya langsung dan overhead
yang
terdapat
dalam
Pendaftaran pasien
biaya
satuan
Penerimaan pasien
clinical pathway. 8.
Membandingkan menggunakan
perhitungan
ABC
Pemeriksaan awal pasien Pemeriksaan pasien oleh dokter
dengan real cost yang diteteapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Penulisan Rekam medis pasien
HASIL Gambaran Subyek Penelitian
Penulisan resep Penyiapan dan pemberian obat Pemasangan intra vena line Pemeriksaan EKG Pengambilan sampel darah Pengantaran pasien ke Radiologi Pemasangan gelang identitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul, dalam perhitungan tariff yang digunakan pada perawatan pasien Diabetes Mellitus adalah menggunakan sistem konvensional yaitu berdasarkan bahan habis pakai dan dari biaya tenaga kerja. Penyajian
Data
Rawat
Inap
Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Proses perhitungan biaya satuan (unit cost) perawatan pasien Diabetes Mellitus dengan
5
First stage cost drivers waktu
Waktu
Second stage cost drivers Jumlah pasien datang Jumlah pasien datang
waktu
Jumlah pasien datang
Waktu
Jumlah pasien
Waktu
Waktu
Jumlah pengisian Rekam medis Jumlah pemberian
waktu
Jumlah aktivitas
Waktu
Jumlah tindakan
Waktu Waktu Waktu
Waktu
Jumlah pemeriksaan Jumlah kegiatan Jumlah aktivitas Jumlah pasien baru
Tabel 2. Aktivitas pada Bangsal al araf Activity Center Persiapan ruangan Menerima pasien baru Serah terima berkas Orientasi ruangan Pengisian lembar rawat inap Pengisisan lembar persetujuan umum Pengisian lembar monitoring pasien pengkajian dan intevensi resiko jatuh pasien Pengisian rekam medis (asuhan keperawatan) Penyiapan dan pemberian obat
First stage cost drivers Waktu Waktu Waktu Waktu
Waktu
waktu
Second stage cost drivers
Kelengkapan pasien pulang Pemberian surat pengantar penyelesaian administrasi Pengisian surat rencana perawatan dirumah Pemberian surat kontrol poliklinik Mengantar pasien pulang
Jumlah persiapan Jumlah pasien Jumlah pasien baru Jumlah pasien baru Jumlah pengisian lembar rawat inap Jumlah pengisian lembar persetujuan
First stage cost drivers
Second stage cost drivers
Waktu
Jumlah aktivitas
Waktu
Jumlah aktivitas
waktu
Jumlah pengisian
Waktu
Jumlah aktivitas
Waktu
Jumlah aktivitas
b. Membebankan waktu
Jumlah pengisian
yang
biaya
dikonsumsi
langsung
pada
pasien
Rawat inap Diabetes Mellitus Tipe Waktu
Waktu
Waktu
Injeksi Obat
Waktu
Asuhan Gizi
Waktu
Pemantauan GDS Pelepasan infus Penjelasan tentang penyakit
Activity Center
Waktu Waktu Waktu
2.
Jumlah pasien baru
Tabel 3. Biaya Langsung
Jumlah pengisian Rekam medis Jumlah persiapan dan pemberian Jumlah tindakan jumlah konsultasi Jumlah tindakan Jumlah tindakan
Satuan
Jumlah satuan (b)
Aktivitas
1
12.400
Tindakan
1
20.000
Tindakan
1
59.500
GDS Ureum, creatinin
Tindakan
1
14.500
Tindakan
1
35.000
EKG Rontgen Thorak Obat dan bahan habis pakai Infus NaCl 0.9%
Tindakan
1
40.000
Tindakan
1
98.500
Flb
2
11.280
Kategori Biaya Instalasi gawat darurat Pendaftaran IGD Pemeriksaan dokter IGD
Jumlah (a)
Penunjang Darah rutin
Jumlah aktivitas
6
Jumlah satuan (b)
Jumlah (a)
Flb
1
28.600
Pcs
15
3.000
Caps
10
23.380
Pcs
10
57.000
Pcs
9
1.800
Pcs
5
6.250
Flb
1
5.400
Pcs
3
600
Liter
1
28.000
Jumlah satuan (b)
Jumlah (a)
Pcs
1
19.900
Infus set Hipafix 10cmx5cm Spuit 5 cc Terumo Aqua steril 25 cc
Pcs
1
27.500
Pcs
2
600
Pcs
5
24.000
Flb
1
5.400
Handscoend Kasa lipat 5x10 Alkohol swab Novorapid Flex pen Pen Needle 31Gx5mm Ondansentron Injeksi 4 mg Ranitidin injeksi 50 mg
Pcs
2
1.300
Pcs
5
6.250
Pcs
3
600
Pcs
1
127.198
Pcs
2
6.800
Pcs
1
2.870
c. Menentukan besarnya biaya
Pcs
1
3.341
indirect resource overhead
Kategori Biaya Polywin safety 20
Bangsal Biaya sewa kamar/hari Administrasi rawat inap Visite Dokter Sp.PD Konsultasi Dokter Sp.PD
Satuan
Kategori Biaya Infus PCT 1 g PCT Tablet 500 mg Cefixim Flunarizin 10 mg Alkohol Swab Kasa lipat 5x10 Aqua steril 25 cc Hypafix 10cmx 5cm O2
Satuan
Total
1.711.589
Tabel 4. Biaya indirect resource overhead Aktivitas
4
180.000
Aktivitas
1
65.000
Kunjungan
5
225.000
Aktivitas
1
25.000
Visite Ahli Gizi Gizi (makanan dan snack)
Kunjungan
4
60.000
Makan
4
120.000
Laundry Pemeriksaan Urin rutin
Kg
2
12.000
Tindakan
1
17.000
Space Related Biaya pemeliharaan dan perbaikan alat Biaya Depresiasi gedung
GDS Obat dan bahan habis pakai
Tindakan
6
87.000
Service related
Botol urin Ringer laktat 500 ml Infus NaCl 0.9% Ceftriaxon Injeksi 1 g
Pcs
1
1.800
Flb
2
13.440
Flb
6
33.840
Pcs
6
42.900
Ondansentron
Pcs
2
5.740
Jenis Biaya
Cost (Rp)
Labour related Pegawai
18.261.485.343
Equipment Related Biaya penyusustan peralatan medis dan non medis
1.955.352.498
Biaya Listrik
7
378.777.811,76 267.518.520,25 824.190.359,65
Biaya Penggunaan Air
3.680.038,55
Biaya Telepon
55.665.368,81
Biaya Kebersihan Biaya ATK dan peralatan Rumah tangga
474.947.504
707.076.542,8
Total
22.928.693.987
Tabel 5. Pembebanan biaya Indirect Overhead Unit Fungsi Rawat inap Rawat jalan Instalasi bedah sentral Instalasi gawat darurat Unit penunjang
temapt tidur yang ada di unit rawat inap sebanyak 137, maka bangsal al
jml Pendapatan (a)
Proporsi (c)
Biaya (Rp) (d)
1.075.398.902
2,3%
522.874,037,6
3.714.175.720
7,9%
1.805.884.357
11.664.183.24 4
a’raf
mendapatkan
pembebanan
sebesar Rp 91.598.371,55. Biaya tersebut
dibebankan
berdasarkan
jumlah hari rawat pada tahun 2014 24,7%
5.671.289.581
yaitu 25.737 sehingga pembebanan perhari sebesar Rp 3.559,02.
1.607.278.220 3,4% 781.481.226,1 29.096.578.49 1 61,7% 14.147.164.785 47.157.614.57 22.928.693987( (b) e) Total 7 100% Ket : (c=a:b*100%), (d=c*e), a=jumlah pendapatan, b=total jumlah pendapatan, c=proporsi(persen), d=biaya masing-masing instalasi, e=total biaya
d. Menentukan biaya direct resource overhead 1) Unit IGD Biaya direct resource dibagi menjadi empat kategori yaitu, labor related
1) Unit IGD
yang berhubungan dengan pegawai
Berdasaerkan
tabel
biaya
yaitu
pembebanan biaya indirect resource
sebesar
781.481.226,1
sebesar Rp 141.349.500, Spaced
akan
related yaitu biaya pemeliharan dan
dibebankan kepada seluruh pasien
perbaikan
IGD pada tahun 2014 yaitu 25.955 pasien,
sehingga
setiap
rumah
inap
pembebanan Rp522.874.037,6
tangga
24.990.999,05,
Berdasarkan tabel pembebanan biaya
rawat
dan
Rp
Depresiasi
service related yaitu Biaya ATK dan
2) Bangsal Al a’raf
overhead
sebesar
gedung sebesar Rp 33.314.253,75,
Rp 30.109,08.
resource
alat
13.352.219,80
pasien
mendapatkan pembebanan sebesar
indirect
762.640.460,
peralatan medis dan non medis
Rp
yang
Rp
Equipment related yaitu depresiasi
overhead, unit IGD mendapatkan pembebanan
sebesar
29.130.273,13,
unit
Rp130.067,68,
mendapatkan
Rp1.967.442,81
sebesar
sebesar biaya
Rp
listrik
biaya
Rp air
Biaya
telepon
dan
biaya
kebersihan Rp 7.902.600 sehingga
berdasarkan
total biaya direct overhead IGD
proporsi tempat tidur pada bangsal al
Rp1.014.777.816
a’raf yaitu 24 dibandingakn seluruh 8
yang
akan
dibebankan kepada seluruh pasien pada tahun 2014 sebanayk 25.955 pasein
sehingga
menanggung
setiap biaya
e. Biaya Overhead per Aktivitas
pasien
1) Unit IGD Tabel 6. Pembebanan Biaya Overhead Unit IGD
sebesar
Rp39.097,58. 2) Bangsal Al a’raf
Activity Center
Biaya direct resource dibagi menjadi empat kategori yaitu, labor related
Pendaftar an pasien Penerimaa n pasien Pemeriksa an awal pasien Pemeriksa an pasien oleh dokter Pemeriksa an vital sign Penulisan Rekam medis pasien Penulisan resep Penyiapan dan pemberian obat Pemasang an intra vena line Pemeriksa an EKG Pengambi lan sampel darah Pengantar an pasien ke Radiologi Pemasang an gelang identitas
yang berhubungan dengan pegawai yaitu
sebesar
Rp752.557,661,
Equipment related yaitu depresiasi peralatan medis dan non medis sebesar
Rp144.049.150,
Spaced
related yaitu biaya pemeliharan dan perbaikan
alat
Rp1.582.315,44 gedung
sebesar
dan
sebesar
Depresiasi
Rp79.579.390,
service related yaitu Biaya ATK dan rumah
tangga
Rp2.961.577,18,
sebesar
biaya
Rp3.452.106,22,
biaya
listrik air
Rp15.413,77, Biaya telepon Rp. 233.153,38 dan biaya kebersihan Rp. 23.707.861 direct
sehingga
overhead
1.008.138.628
total
biaya
IGD
Rp
yang
akan
dibebankan jumlah hari rawat pada tahun 2014 sebanyak 25.737 hari sehingga setiap pasien menanggung biaya sebesar Rp 39.170,79.
9
First stage cost driver waktu (menit) (a)
Biaya overhead Indirect Direct Resource Resource Overhead Overhead (Rp) (c) (Rp) (e)
5
2.352,27
3
1.411,36
1
470,45
3.054,50 1.832,70
610,90 15
7.056,82 9.163,50
3
1.411,36 1.832,70
5
2.352,27 3.054,50
3
1.411,36
5
2.352,27
1.832,70
3.054,50 3
1.411,36 1.832,70
3
1.411,36
2
940,91
1.832,70
1.221,80 5
2.352,27 3.054,50
1
470,45 610,90
First stage cost driver waktu (menit) (a)
Activity Center Pengantar an pasien ke bangsal
10
Biaya overhead Indirect Direct Resource Resource Overhead Overhead (Rp) (c) (Rp) (e) 4.704,54 6.109,00
30.109,08 64 (b) (d) Total 39.097,58 (f) Ket : c=a:b*d, e=a:b*f, a=waktu (menit), b=total waktu, c=biaya indirect resourse overhead peraktivitas, d= total biaya indirect resource overhead, e=biaya direct resource overhead peraktivitas, f= total biaya direct resource overhead.
Tabel 7. Pembebanan Biaya overhead Bangsal Al a’raf
Activity Center
Persiapan ruangan Menerima pasien baru Serah terima berkas Orientasi ruangan Pengisian lembar rawat inap Pengisisan lembar persetujuan umum Pemeriksaan tanda vital Pengisian lembar monitoring pasien pengkajian dan intevensi resiko jatuh pasien
Biaya overhead Indirect Resource Overhead (Rp) ©
15
498,93
2
66,52
5
166,31
5
166,31
5
166,31
Direct Resource Overhead (Rp)(e) 5.491,23 732,16
1.830,41
166,31
3
99,97
Indirect Resource Overhead (Rp) ©
Direct Resource Overhead (Rp)(e)
166,31 1.830,41
5
166,31
Injeksi Obat
5
166,31
1.830,41
Asuhan Gizi Pemantauan GDS Pelepasan infus Penjelasan tentang penyakit Kelengkapan pasien pulang Pengisian surat rencana perawatan dirumah Pemberian surat kontrol poliklinik Mengantar pasien pulang
8
266.09
2.928,66
5
166,31
5
166,31
5
166,31
1.830,41
1.830,41 1.830,41
1.830,41 5
166,31 1.830,41
3
99,79 1.098,25
2
66,52 732,16
10
332,62 3.660,79 (d)
f. Menentukan Activity Centers yang terdapat pada clinical pathways
1.098,25
dan pembebanan biaya overhead kedalam masing-masing activity
99,97 1.098,25
3
Biaya overhead
107 Total 3.559,02 39.170,79(f) Ket : c=a:b*d, e=a:b*f, a=waktu (menit), b=total waktu, c=biaya indirect resourse overhead peraktivitas, d= total biaya indirect resource overhead, e=biaya direct resource overhead peraktivitas, f= total biaya direct resource overhead.
1.830,41
1.830,41 3
5
(b)
1.830,41 5
Pengisian rekam medis (asuhan keperawatan ) Penyiapan dan pemberian obat
2) Bangsal Al a’raf
First stage cost driver waktu (menit) (a)
Activity Center
First stage cost driver waktu (menit) (a)
centers dalam clinical pathway.
99,97 1.098,25
10
1) Unit IGD
Tabel 8. Unit Cost Pasien Rawat Inap Diabetes Mellitus Tipe 2
Perhitungan menggunakan second stage driver yang disesuaikan dengan aktivitas
Struktur Biaya Biaya langsung Pasien Rawat inap DM Tipe 2
yang terjadi pada pasien Rwat inap pasien Diabetes Mellitus di unit IGD. Pembebanan biaya indirect resource overhead pada unit IGD secara total berdasakan biaya aktivitas
sebesar
Biaya Overhead
yaitu waktu dan Rp
Biaya Overhead di Unit IGD Biaya Overhead di Unit Bangsal Al A'raf Total Seluruh Biaya
30.109,08
sedangkan pembebanan biaya direct resource
overhead
yaitu
sebesar
Rp39.097,58. 2) Bangsal Al a’raf
Biaya (Rp)
1.711.589 Indirect Resource Overhead
Direct Resource Overhead
30.109,08
39.097,58
69.206,66
128.189,42 10.677,05
117.512,37 1.908.985,08
Pembebanan biaya indirect overhead pada bangsal Al a’raf secara total
PEMBAHASAN
berdasarkan pemicu biaya, yaitu waktu dan
aktivitas
sebesar
Dari perhitungan dengan metode Acrivity
Rp10.677,05
Based Costing didapatkan bahwa unit cost
sedangkan pembebanan biaya direct
untuk pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang
resource overhead pada unit bangsal
di rawat di bangsal al a’raf RS PKU
yaitu sebesar Rp117.512,37.
Muhammadiyah Bantul adalah sebesar Rp. 1,908.985,08.
Beban
biaya
unit
cost
perawatn dengan diagnosis Penyakit kencing g. Menjumlahkan biaya langsung
manis
dan overhead yang terdapat dalam
dan
gangguan
nutrisi/metabolic
ringan (E-4-10-I) terdiri dari :
clinical pathway. a. Beban
biaya
langsung
dalam
perhitungan unit cost pasien rawat inap Diabetes mellitus Tipe 2
11
Beban biaya langsung pada rawat inap
lebih besar dibandingkan orang yang tidak
pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah
menderita
sebesar Rp 1.711.589,00 atau sebesar 90%
Mellitus dapat meneyebabkan beberapa
dari total biaya rawat inap pasien Diabetes
kelainan didalam sistem pertahanan tubuh
Mellitus Tipe 2. Biaya langsung tersebut
yaitu melemahkan mekanisme pertahanan
terdiri dari biaya barang habis pakai dan
alamiah
obat sebesar Rp 640.689,00 (37% total dari
eksterinsik
biaya
Mellitus
langsung),
laboratorium
dan
Diabetes
local
baik
sehingga rentan
mellitus.
Diabetes
intrinsik
maupun
pasien
Diabetes
terhadap
infeksi,
dan
penunjang sebesar Rp 351.500,00 (21% dari
konsentrasi glukosa yang tinggi didalam
total biaya langsung), biaya administrasi
urine merupakan media yang baik untuk
sebesar Rp 389.400,00 (23% dari total biaya
pertumbuhan mikroorganisme pathogen7.
langsung) dan biaya jasa medis dokter dan
Biaya pemeriksaan laboratorium dan
ahli gizi sebesar Rp 330.000 (19% dari total
penunjang adalah beban biaya yang paling
biaya langsung).
besar kedua setelah bahan habis pakai dan
Biaya obat dan bahan habis pakai pada
obat, menurut peneliti hal ini dikarenakan
pasien ini memiliki beban biaya terbesar
pemeriksaan gula darah pada pasien ini
dikarena
selain
merupakan kunci untuk melihat keberhasilan
menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 pasien
terapi, dan jika gula darah belum mencapai
ini mengalami penyakit penyerta yaitu
di batas normal makan akan dilakukan
infeksi saluran kemih, sehingga penggunaan
pemeriksaan gula darah setiap 6 jam dan
obat dan bahan habis pakai pada pasien ini
apabila pasien tersebut mengalami perbaikan
mendapatkan jumlah biaya yang terbesar.
akan di evaluasi menjadi setiap 12 jam
Pada penelitian ini biaya obat dan habis
sampai akhirnya di evaluasi menjadi setiap
pakai untuk penyakit penyerta sebanyak Rp
24 jam sekali. Dalam setiap kasus Diabetes
166.831,00 (26% dari total biaya obat dan
Mellitus pemeriksaan gula darah bervariasi,
bahan habis pakai).
hal ini yang menyebabkan adanya perbedaan
Infeksi
kan
pada
saluran
masalah
klinis
Diabetes
Mellitus,
pasien
kemih
umum dan
pada
ini
merupakan
dalam perhitungan biaya setiap pasiennya.
penedita
Pada kasus ini pemeriksaan laboratorium
pasien
yang
dan penunjang yang di lakukan meliputi
mengalami Diaebtes Mellitus risiko untuk
pemeriksaan gula darah sebanyak 7 kali,
mengalami infeksi saluran kemih 1,5-3 kali
pemeriksaan darah rutin dan ureum kreatinin 12
1 kali, dan pemeriksaan urin rutin sebanyak
overhead yaitu sebesar Rp10.677,05 lebih
1 kali, pada pemeriksaan penunjang lainnya
rendah
dilakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan
overhead yaitu sebesar Rp 117.512,37.
ini dilakukan karena pasein ini berumur 51
Menurut peneliti rendahnya biaya indirect
tahun, dan sesuai dengan clinical pathway
resource overhead disebabkan karena biaya
bahwa pemeriksan EKG dilakukan pada
total keseluruhan yang ada di Rumah Sakit
pasien dengan usia >45 tahun.
dibebankan kepada seluruh unit fungsional
dibandingkan
direct
resource
yang ada di rumah sakit meliputi unit rawat dalam
inap sebesar 2,3%, unit rawat jalan sebesar
perhitungan unit cost rawat inap
7,9%, instalasi bedah sentral sebesar 24,7%,
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
unit IGD sebesar 3,4% dan unit penunjang
b. Beban
biaya
overhead
sebesar 61,7% , sedangkan untuk biaya Beban biaya overhead rawat inap
direct resource overhead hanya dibebankan
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu
pada unit itu sendiri sehingga menyebabkan
sebesar Rp 197.396 atau sebesar 10% dari
biaya direct resource overhead lebih besar
total beban biaya perawatan pasien. Beban
dibandingkan
biaya tersebut terbagi dalam, biaya overhead
overhead.
di IGD yaitu sebesar Rp 69.206,66 sebesar
atau
biaya
Komponen
4% dari biaya total, dan biaya
paling
besar
indirect
resource
biaya
overhead
indirect
resource
dari
pada
overhead di Bangsal Al a’raf sebesar
overhead dan direct resource overhead
Rp128.189,42
atau sebesar 6% dari total
dihabiskan untuk biaya pegawai (labour-
biaya perawatan pasien Diabetes Mellitus
related), hal ini dapat dilihat dari jumlah
Tipe 2.
pegawai yang ada di Rumah sakit yaitu Biaya overhead pada masing-masing
sebanyak 408 pegawai yang terdiri dari 310
unit terbagi menjadi indirect resource
pegawai medis (76% dari total pegawai) dan
overhead dan direct resource overhead.
98 pegawai non medis (24% dari total
Pada unit IGD biaya indirect resource
pegawai).
overhead yaitu sebesar Rp30.109,08 lebih
dikonsumsi untuk biaya pegawai mungkin
rendah
resource
perlu dilakukan nya evaluasi terhadap
overhead yaitu Rp39.097,58. Pada unit
jumlah pegawai baik yang medis atau pun
Bangsal Al a’raf biaya indirect resource
yang non medis. Apabila ditelusuri lebih
dibandingkan
direct
13
Banyaknya
biaya
yang
lanjut jumlah perawat yang ada di RS PKU
Rp 197.400 sedangakn Real Cost RS PKU
Muhammadiyah Bantul sudah memenuhi
Muhammadiyah
kriteria
Rp2.016.716,00 sehingga didapatkan selisih
yang
menyatakan
bahwa
Bantul
sebesar
perbandingan jumlah perawat dan tempat
sebesar Rp 107.730,92
tidur 1:1, yaitu jumlah perawat 163 dan
Cost
jumlah
jika
Muhammadiyah Bantul sudah mampu untuk
dilakukan efisiensi dengan pengurangan
membiayai beban biaya langsung dan biaya
jumlah perawat maka beban biaya pegawai
overhead .
tempat
tidur
137,
tetapi
dapat dikurangi dan dapat memperkecil
yang
ditetapkan
Berdasarkan
8
biaya overhead .
yang berarti Real oleh
penelitian
RS
yang
PKU
telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa real cost pasien rawat inap Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap
di RS PKU Muhammadiyah Bantul sebesar
Diabetes Mellitus Tipe 2 melalui
Rp 2.016.716,00 sedangkan perhitungan unit
perhitungan Activity Based Costing
cost dengan metode ABC sebesar Rp
dan
1.908.985,08.
c. Unit
cost
Real
Pasien
Cost
di
RS
PKU
adalah
Muhammadiyah Bantul
Selisih
antara
Rp.107.730,92.
keduanya Terdapat
ketidaksesuaian antara unit cost metode Hasil perhitungan unit cost pasien rawat
ABC dan Real Cost yang ditetapkan oleh RS
inap Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan
PKU Muhammadiyah Bantul, dimana unit
menggunakan metode activity based costing
cost metode ABC lebih rendah. Sedangkan
adalah
dari
unit cost metode ABC dengan tarif INA
menggunakan
CBG sebesar Rp.1.942.900,00 dimana unit
Rp
perhitungan kebijakan
1.908.985,08 real
cost
manajemen
dan
diperoleh
Rp
cost metode ABC lebih rendah dibanding
2.016.716,00, sedangkan klaim dari BPJS
tarif INA CBG. Real cost di RS PKU
untuk diagnosis E-4-10-I adalah sebesar
Muhammadiyah Bantul lebih tinggi Rp.
Rp1.942.900,00.
73.816,00 dibandingkan tarif INA CBG. Hal
Perhitungan unit cost pasien rawat inap
ini menunjukan unit cost metode ABC lebih
Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan metode
rendah dari real cost. Oleh karena itu pihak
ABC yaitu sebesar Rp 1.908.985,08 dengan
manajemen
biaya
sebesar
Bantul sebaiknya perlu mengjkaji ulang
Rp1.711.589,00 dan biaya overhead sebesar
tentang penetapan harga pokok sehingga
langsung
yaitu
14
RS
PKU
Muhammadiyah
didapatkan harga pokok yang lebih sesuai
pengkodingan yang ada di rumah sakit juga
dan tidak mengakibatkan kerugian dalam
mempengaruhi untuk klaim yang akan di
jangka waktu panjang.
berikan. Pada kasus ini penyakit penyerta
Selisih antara unit cost yang dihitung
yang ada pada pasien yaitu penyakit infeksi
dengan metode ABC disebabkan karena
saluran kemih tidak dimasukkan kedalam
metode perhitungan yang digunakan tidak
pengkodingan sehingga klaim yang didapat
sama. Namun, sebaiknya pihak rumah sakit
hanya
juga menerapkan perhitungan unit cost pada
sebesar Rp 1.942.900,00.
semua
tindakan
agar
dapat
untuk
diagnosis
E-4-10-I
yaitu
diketahui
Dalam perhitungan unit cost metode
komponen biaya yang sewaktu-waktu dapat
ABC di rumah sakit berorientasi dari
berubah dan menimbulkan kerugian pada
clinical pathway, sehingga dengan adanya
akuntasi rumah sakit.
clinical pathway dapat dengan mudah
Hasil perhitungan unit cost dengan
mengevaluasi dan penyusunan biaya yang berdasarkan
mengenai perhitungan biaya yang lebih
perhitungan unit cost menggunakan metode
akurat, sehingga dapat digunakan oleh pihak
ABC semua aktivitas terhitung secara
manajemen dalam menentukan tarif dari
efektif, sehingga jika suatu aktivitas tidak
produk atau jasa yang ditawarkan oleh
terlaksanan
rumah sakit. Selain itu juga dapat digunakan
mengakibatkan
untuk mengambil keputusan yang akurat
timbulkan juga semakin besar. Contoh lain
dalam
perencanaan
seperti penggunaan lampu di siang hari, jika
biaya9.Selisih antara unit cost metode ABC
hal tersebut bisa dihindari maka pembiayan
dan tarif INA CBG disebabkan karena
untuk listrik akan berkurang, sehingga
metode
sama.
pemborosan dapat dihindari dan biaya yang
Besarnya klain tarif INA CBG yang
dikelurkan di rumah sakit akan lebih rendah.
diberikan oleh pemerintah didapatkan dari
Waktu lama rawat inap pasien juga
hasil perhitungan beberapa rumah sakit
sangat mempengaruhi dari biaya yang akan
sesuai dengan tipe rumah sakit. Besarnya
dikelurkan oleh rumah sakit, sehingga
klaim dari BPJS tergantung dari diagnosis,
dengan penggunaan clinical pathway dapat
regional wilayah Rumah sakit dan Tipe
mengakibatkan lebih efisienya dalam hal
Rumah sakit10. Menurut peneliti proses
lama rawat pasien, tujuan dari clinical
penganggaran
perhitungan
dan
yang tidak
15
semua
aktivitas11.
metode ABC dapat memeberikan informasi
secaara biaya
efektif yang
Dalam
dapat akan
di
pathway
adalah
untuk
meningkatkan
1.
Manajemen perlu melakukan evaluasi
outcome dengan memperbaiki mekanisme
dan efisiensi biaya terutama di biaya
koordinasi perawatan dan akan menurunkan
obat dan bahan habis pakai, dimana
biaya, yang selanjutnya akan memberikan
biaya tersebut memiliki jumlah yang
dampak
besar,
positif
pada
mutu
pelayanan
dengan
cara
membuat
kesehatan12 .
formularium obat dan barang habis
SIMPULAN DAN SARAN
pakai. 2.
SIMPULAN
Penerpan
clinical
dalam
karena
dengan
Dari hasil penelitian di peroeh data sebagai
perawatan
berikut :
penggunaan
Biaya satuan (unit cost) pasien rawat inap
perawatan pasien lebih efektif dan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS PKU
biaya yang dikelurkan akan lebih
Muhammadiyah
menggunakan
terkontrol sesuai dengan tujuan dari
metode activity Based Costing adalah
clinical pathway yaitu kendali mutu
Rp1.908.985,08.
dan kendali biaya.
Bantul
3.
Terdapat perbedaan antara unit cost metode
lebih
Perlu adanya evaluasi terhadap proses
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 107.730,92 dimana unit cost ABC
pathway
sakit agar klaim yang didapatkan
RS PKU Muhammadiyah Bantul yaitu
metode
clinical
pengkodingan kode diagnosis di rumah
ABC dengan real cost yang diterapkan di
dengan
pasien,
pathway
oleh rumah sakit dalam perawatan
rendah
pasien, karena pada kasus ini penyakit
dibandingkan real cost yang diterapkan di
penyerta
RS PKU Muhammadiyah Bantul.
pada
masukkan
pasien
dalam
belum
di
pengkodingan
Terdapat perbedaan anatara unit cost metode
sehingga klaim yang di dapat lebih
ABC
yaitu
rendah dibandingkan jika penyakit
sebesar Rp33.914,92 dimana unit cost
penyerta tersebut di masukkan dalam
metode ABC lebih rendah dibandingkan
proses pengkodingan.
dengan
tariff
INA_CBG’s
tariff INA CBG’s.
KEPUSTAKAAN
SARAN 1.
Sari RP, 2014, ‘Perbandingan biaya riil dengan traif paket INA-CBG’s
16
dan
analisis
faktor
yang
mempengaruhi biaya riil pada pasien diabetes
mellitus
rawat
6.
inap
Baker, J., J. 1998. Activity based costing
and
activity
based
jamkesmas di RSUP Dr. sardjito
management foe healthcare, aspen
yogyakarta’, Jurnal Spread, vol.4,
publisher, inc.
no. 1, hh. 61-70. 7. 2.
Ibrahim WH, Aljunid S, Ismail A,
‘Prevalensi, karakteristik dan faktor-
2010, ‘Cost of type diabetes mellitus
faktor yang terkait dengan infekdi
in selected developing countries’,
saluran
Journal
diabetes mellitus yang rawat inap’,
of
Public
Health
Medicine,vol. 10, no. 2, 68-71.
3.
Ariwijaya, M, Suwitra, K, 2007.
Sari,
Ratih
Pratiwi
kemih
pada
penderita
Jurnal Penyakit Dalam, 8(2) : 1-16.
2013,
8.
Departeman
Kesehatan
Republik
‘Perbandingan biaya riil denan tariff
Indonesia, 2013, Surat Keputusan
paket INA-CBG’s dan analisis faktor
Menteri
yang mempengaruhi biaya riil pada
Indonesia
pasien diabetes mellitus rawat inap
340/Menkes/SK/IX/2013
jamkesmas di RSUP Dr.sardjito
klasifikasi Rumah Sakit, Jakarta.
Kesehatan
Republik No tentang
Yogyakarta’, Tesis, Program Pasca 9.
Sarjana Universitas Gajah Mada,
Mulyadi,
2007,
costing system, sistem informasi
Yogyakarta.
biaya 4.
pemberdayaan
penentuan secara akurat kos produk dan
Utama Manajemen Rumah sakit:
jasa,
UPP
STIM
YKPN,
Yogyakarta.
Yogyakarta. 10. Adisasmito, Wiku. 2008. Sistem Kesehatan.PT
untuk
karyawan, pengurangan biaya, dan
Agastya & Arifa’i, M. 2011. Unit Cost dan Tarif Rumah Sakit, Minat
5.
Activity-based
Raja
Permenkes,
RI,
2014,
Undang-
undang Nomor 27 Tahun 2014,
Grafindo
Menteri
Persada: Jakarta.
Kesehatan
program JKN. 17
RI,Jakarta.
11.
Rahmanto A. 2009. Analisis Uji Beda Biaya Satuan Ibu Nyaris Meninggal Depkes
Dengan dan
Tarif
DRG
Pengembangan
Perangkat Lunak Biaya Satuan di RSIA Budi Kemuliaan [tesis]. Depok : Pascasarjana Universitas Indonesia 12.
Devitra,
A,
2011,
‘Analisis
implementasi clinical pathway kasus stroke berdasarkan INA-CBG’s di rumah
sakit
bukittinggi
stroke
tahun
nasional
2011’,
Jurnal
penelitian. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang.
18