I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan Pertanian memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional. Komoditi tanaman pangan merupakan salah satu bagian utama dari sektor pertanian, oleh karena itu dalam upaya pengamanan komoditas tanaman pangan, pemerintah setiap tahunnya selalu menempatkan sebagai hal utama dalam setiap perencanaan pembangunan. Komoditas tanaman pangan diupayakan selalu tersedia dalam keadaan cukup, hal ini untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan industri dalam negeri, dimana setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri. Salah satu komoditi utama tanaman pangan adalah padi. Komoditi ini berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat masyarakat dan bahan baku industri. Karena ketersediaan komoditas pangan (padi) sangat diperlukan sepanjang tahun terutama sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya, maka upaya peningkatan produksi yang dilaksanakan oleh pemerintah selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani, juga merupakan salah satu tugas utama pemerintah dalam penyediaan bahan pangan pokok masyarakat.
1
Substansi utama “Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan” yang telah dicanangkan pada tanggal 11 Juni 2005 di Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, sebagai salah satu dari triple track strategy pembangunan bidang ekonomi nasional tahun 2004-2009. Pada dasarnya menekankan terhadap 2 tujuan pokok, yaitu : a). Mengembalikan/mendudukan kembali sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan sebagai andalan sekaligus motor penggerak laju perkembangan sektor lainnya. b). Akselerasi pemulihan dan pengembangan keterpurukan struktur perekonomian sebagai dampak krisis tahun 2007, khususnya dalam memecahkan 3 (tiga) permasalahan pokok yaitu kemiskinan, pengangguran, dan daya saing. Sejalan dengan kebijakan tersebut, Pembangunan Pertanian pada tahun 2008 merupakan tahap ke-3 dari pelaksanaan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Salah satu sasaran pokok bidang pertanian tanaman pangan yang harus dicapai adalah peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai minimal 5% per tahun sampai dengan tahun 2009. Permalasahan-permasalahan yang dihadapi dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan antara lain yaitu adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, tingkat produktivitas lahan yang semakin berkurang, perubahan sosial budaya masyarakat, faktor iklim dan kemampuan sumberdaya manusia pertanian (petugas dan petani), oleh karena itu upaya peningkatan produksi padi saat ini dan ke depan perlu difokuskan pada peningkatan produktivitas dan perubahan
2
kondisi lahan pertanian yang dilaksanakan melalui program sekolah lapangan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (SL-PTT). Produksi padi Jawa Barat pada tahun 2008 sebesar 10.111.069 ton GKG (ATAP 2008) atau meningkat 2% dari tahun 2007 sebesar 9.914.019 ton GKG. Keberhasilan pencapaian produksi padi tahun 2008 secara tidak langsung merupakan pengaruh nyata dari pelaksanaan kegiatan SL-PTT. Pada tahun 2008 kegiatan SL-PTT dilaksanakan pada areal seluas 152.730 hektar terdiri dari SL-PTT padi non hibrida seluas 145.000 hektar yang tersebar di 18 kabupaten/kota dan SL-PTT padi hibrida seluas 7.730 hektar yang tersebar di 6 kabupaten. Jumlah kelompok tani yang terlibat dalam pelaksanaan SLPTT sebanyak 6.161 unit, terdiri dari 5.745 unit SL-PTT padi non hibrida dan 416 unit SL-PTT padi hibrida. SL-PTT merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan
penghayatan
langsung
(mengalami),
mengungkapkan,
menganalisis,
menyimpulkan
dan
menerapkan
(melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi.
Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola
sumberdaya yang tersedia (varietas, tanah, air dan sarana produksi) secara terpadu dalam melakukan budidaya di lahan
3
usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi.
1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan a.
Mempercepat penerapan komponen teknologi PTT padi oleh petani sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahatani untuk mendukung peningkatan produksi padi.
b. Meningkatkan produktivitas, produksi danpendapatan serta kesejahteraan petani c.
Mendukung pencapaian sasaran produksi padi tahun 2008 sebesar 10.551.368 ton GKG
1.2.2. Sasaran a.
Teradopsinya komponen teknologi PTT padi oleh petani, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya.
b. Meningkatkan produktivitas, produksi padi dan pendapatan serta kesejahteraan petani.
4
II. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2008 DI JAWA BARAT 2.1. Strategi 2.1.1. Peningkatan Produktivitas Melalui pemakaian benih varietas unggul bermutu termasuk benih padi hibrida, pemupukan berimbang dan pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya disertai pengawalan, pemantauan, pendampingan dan koordinasi dll.
2.1.2. Perluasan Areal Melalui upaya optimalisasi lahan seperti JITUT, JIDES, dan Tata Air Mikro, pompanisasi dan penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru), disertai konservasi lahan yang berkelanjutan dll.
2.1.3. Pengamanan Produksi Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak fenomena iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dan pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida serta mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan pasca panen yang masih cukup besar.
5
2.1.4. Kelembagaan dan Pembiayaan Strategi ini dilakukan melalui penguatan kelembagaan pertanian antara lain yang meliputi kelembagaan penyuluhan, kelompok tani (Poktan), gabungan kelompoktani (Gapoktan), koperasi tani (Koptan), penangkar benih, pengusaha benih, kios, KUD, pasar desa, pedagang, asosiasi petani, asosiasi industri olahan, asosiasi benih, P3A, UPJA, kelembagaan perlindungan tanaman seperti brigade proteksi dan lain-lain diupayakan diberdayakan seoptimal mungkin untuk mendukung keberhasilan pembangunan tanaman pangan. Pembiayaan usahatani melalui KKP-E, LM3, Kredit Untuk Rakyat (KUR), PUAP serta kemitraan diupayakan meningkat dalam realisasi penyerapannya.
2.2. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2008 di Jawa Barat Upaya pencapaian sasaran produksi padi tahun 2008 di Jawa Barat dilaksanakan melalui 2 fokus kegiatan, yaitu : 1) fokus utama dan di luas fokus utama. Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2008 adalah peningkatan produktivitas padi melalui SL-PTT padi seluas 152.730 ha. Sedangkan di luar fokus utama melalui upaya peningkatan produksi lainnya pada kawasan areal tanam seluas 1.762.696 ha.
6
2.2.1. Upaya peningkatan produksi padi di luar wilayah fokus Peningkatan produktivitas dan produksi dilakukan dengan pembinaan yang terkoordinasi melalui pemanfaatan bantuan benih, pupuk bersubsidi (urea, ZA, SP-36/Superphos NPK dan pupuk organik), alsintan, kemitraan dengan stakeholder serta peningkatan luas tanam melalui pemanfaatan JITUT, JIDES, TAM, lahan kering, tadah hujan dan rawa. Agar upaya ini dapat berhasil maka perlu dilakukan melalui berbagai gerakan seperti (1) gerakan pengolahan tanah, (2) gerakan tanam serentak, (3) gerakan pemupukan berimbang, (4) gerakan penerapan teknologi, (5) gerakan pengendalian OPT, (6) gerakan penanganan panen dan pasca panen serta gerakan lainnya dengan dukungan dana APBN maupun APBD serta dana masyarakat dan stakeholder.
2.2.2. Fokus utama peningkatan produktivitas padi melalui SL-PTT Upaya pencapaian sasasaran produksi padi tahun 2008 yang difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas di kawasan areal tanam padi seluas 152.730 ha yang melibatkan sebanyak 6.161 unit kelompok tani, terdiri dari : Ø SL-PTT padi inbrida seluas 145.000 ha dengan melibatkan sebanyak 5.745 unit kelompok tani yang tersebar di 18 kabupaten/kota. Ø SL-PTT padi hibrida seluas 7.730 ha dengan melibatkan sebanyak 416 unit kelompok tani di 6 kabupaten.
7
III. KERAGAAN RODUKSI PADI TAHUN 2008 DI JAWA BARAT Produksi padi di Jawa Barat dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 1,35% per tahun, dari 9.602.302 ton GKG pada tahun 2004 menjadi 10.111.069 ton GKG pada tahun 2008 (ATAP BPS), sedangkan peningkatan produktivitas lajunya cukup tajam yaitu mencapai 2,36% per tahun. Namun berbeda halnya dengan perkembangan luas panen, dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata sebesar -1,00% per tahun. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi padi selama 5 tahun terakhir (2004-2008) di Jawa Barat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2004-2008 di Jawa Barat
TAHUN
LUAS PANEN Ha
PROVITAS %
Ku/Ha
PRODUKSI
%
%
2004
1.880.142
2005
1.894.796
0,78
51,65
1,14
9.787.217
1,93
2006
1.798.260
-5,09
52,38
1,41
9.418.572
-3,77
2007
1.829.085
1,71
54,20
3,49
9.914.019
5,26
2008
1.803.628
-1,39
56,06
3,43
10.111.069
1,99
Rata-Rata
51,07
Ton
-1,00
9.602.302
2,36
1,35 8
Tabel 2.
NO
Realisasi Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2008 di Jawa Barat
URAIAN
SASARAN
REALISASI
% REALISASI THD SASARAN
1 Luas Tanam (Ha)
1.915.426
1.946.260
101,61
2 Luas Panen (Ha)
1.824.567
1.803.628
98,85
57,83
56,06
96,94
10.551.368
10.111.069
95,83
3 Produktivitas (Ku/Ha) 4 Produksi (Ton GKG)
Catatan : - Angka Sasaran berdasarkan Peraturan Gubernur No. 65 Tahun 2007 - Realisasi luas tanam merupakan Angka Dinas berdasarkan RKSP - Realisasi luas panen, produktivitas dan produksi berdasarkan Angka Tetap (ATAP BPS) Dari data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 peningkatan produksi padi meningkat diatas 5% sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) berupa peningkatan produksi padi minimal 5% per tahun. Menurunnya luas panen dalam rata-rata kurun waktu 5 tahun terakhir, disebabkan antara lain karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, adanya gangguan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta akibat dampak fenomena iklim (DFI) seperti : kekeringan, banjir, longsor, dll.
9
IV. PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) PADI 4.1. Prinsip-prinsip PTT 1.
Terpadu : PTT merupakan suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaikbaiknya secara terpadu.
2.
Sinergis : PTT memanfaatkan teknologi pertanian terbaik, dengan memperhatikan keterkaitan yang saling mendukung antar komponen teknologi.
3.
Spesifik lokasi : PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi petani setempat.
4.
Partisipatif : berarti petani turut berperan serta dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui proses pembelajaran dalam bentuk laboratorium lapangan.
4.2. Tahapan Penerapan PTT 1.
Langkah pertama penerapan PTT adalah Pemandu Lapanganan bersama petani melakukan Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP). Identifikasi masalah peningkatan hasil di wilayah setempat dan membahas peluang mengatasi masalah tersebut, berdasarkan cara pengelolaan tanaman, analisis iklim/curah hujan, kesuburan tanah, luas pemilikan lahan, lingkungan sosial ekonomi.
10
2.
Langkah kedua adalah merakit berbagai komponen teknologi PTT berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan di lahan usahataninya.
3.
Langkah ketiga, penyusunan RDKK berdasarkan kesepakatan kelompok.
4.
Langkah keempat, penerapan PTT.
5.
Langkah kelima, pengembangan PTT ke petani lainnya.
4.3. Komponen Teknologi Unggulan PTT 1.
Penanaman varietas padi unggul yang sesuai dengan lingkungan setempat.
2.
Penggunakan benih bermutu, bersih, sehat, dan bernas (berlabel).
3.
Pengolahan tanah sempurna, olah tanah minimal, olah tanah konservasi, tanpa olah tanah, sesuai dengan tipologi lahan dan kondisi tanahnya.
4.
Peningkatan populasi tanaman dengan sistem legowo.
5.
Penanaman bibit muda (<21 hari), serta penanaman bibit 1-3 batang per lubang.
6.
Pengaturan tata tanam secara tepat.
7.
Pemberian pupuk organik pada tanaman.
11
8.
Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.
9.
Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai dengan kondisi tanah.
10. Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu. 11. Pengendalian gulma secara tepat. 12. Penanganan proses panen dan pasca panen dengan baik.
4.4. Peran Komponen Teknologi PTT Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik, tanaman tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik. Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi yang optimal dapat menghindari serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.
12
Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi. Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berbeda-beda, pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan air. Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk mengantisipasi dan mengendalikan serangan OPT tanaman dengan meminimalkan kerusakan atau penurunan produksi akibat serangan OPT. Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi pengendalian hama terpadu (PHT). Khususnya pengendalian dengan pestisida merupakan pilihan terakhir bila serangan OPT berada di atas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang merugikan lingkungan. Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan hasil yang optimal jika panen dilakukan pada umur dan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis berdasarkan umur tanaman, kadar air dan penampakan visual
13
hasil sesuai dengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga dan tidak tercecer.
4.5. Pemilihan Teknologi PTT Perakitan komponen teknologi budidaya dilakukan dengan cara penelusuran setiap alternatif komponen teknologi, jumlah yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi, maka antar komponen teknologi dan aspek lingkungan dapat disinergiskan. Pemilihan teknologi budidaya yang optimal dapat dilakukan dengan memaksimalkan komponen teknologi yang saling sinergis dan meminimalkan komponen teknologi yang saling antagonis (berlawanan) sehingga diperoleh teknik budidaya dalam pendekatan PTT yang spesifik lokasi. Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada lokasi tertentu dapat berbeda dengan lokasi lainnya, karena beragamnya kondisi lingkungan pertanaman. Setiap teknologi dan kombinasi teknologi yang sedang dikembangkan pada suatu lokasi dapat berubah sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengalaman petani di lokasi setempat.
14
4.6. Keuntungan Penerapan Teknologi PTT 1.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil usahatani
2.
Efisiensi biaya usahatani dengan penggunaan teknologi yang tepat untuk masing-masing lokasi.
3.
Kesehatan lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan kehidupan secara keseluruhan akan terjaga.
15
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONAL SL-PTT 5.1. Pengorganisasian SL-PTT Agar pelaksanaan SL-PTT terkoordinasi dan terpadu mulai dari kelompoktani, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat maka tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi, tim pelaksana dan tim teknis tingkat kabupaten/kota. Tim pembina tingkat provinsi dan tim teknis tingkat provinsi ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur/Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang bersangkutan. Sedangkan tim pelaksana tingkat kabupaten/kota dan tim teknis tingkat kabupaten/kota ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tim pembina dan tim teknis tingkat provinsi serta tim pelaksana dan tim teknis tingkat kabupaten melaksanakan kegiatan koordinasi pelaksanaan SL-PTT di Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/ kota sampai tingkat provinsi.
5.1.1. Tim Pembina Tingkat Provinsi Tim Pembina Tingkat Provinsi keanggotaannya dapat melibatkan berbagai Dinas/Badan, UPT, Instansi terkait lainnya serta perguruan tinggi, LSM dan sebagainya, dengan tugas yaitu : a.
Menetapkan kabupaten/kota pelaksana.
b. Menyusun petunjuk pelaksanaan.
16
c.
Melakukan sosialisasi dan koordinasi dan verifikasi ke kabupaten pelaksana.
d. Melakukan pengawasan penyaluran bantuan. e.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
f.
Melakukan pemantauan dan pengendalian serta membantu pemecahan masalah di lapangan.
g.
Menyusun laporan pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Tim pembina tingkat provinsi dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Tim Teknis tingkat provinsi yang anggotanya
antara lain adalah PL I, Peneliti dan unsur Dinas/Badan, UPT, Instansi terkait lainnya. Tugas tim teknis kabupaten/kota ditetapkan oleh tim pembina tingkat provinsi.
5.1.2. Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota keanggotaannya dapat melibatkan berbagai Dinas/Badan, UPT, Instansi terkait lainnya serta perguruan tinggi, LSM dan sebagainya, dengan tugas yaitu : a.
Sosialisasi program kepada petugas dan kelompoktani.
b. Menyusun petunjuk teknis.
17
c.
Melakukan seleksi dan verifikasi terhadap kelompoktani beserta RDKK dan RUK.
d. Mengusulkan kelompoktani yang memenuhi syarat untuk ditetapkan mendapat bantuan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. e.
Melakukan pengawasan pengadaan/penyaluran bantuan.
f.
Pembinaan/bimbingan kepada kelompoktani.
g.
Monitoring dan evaluasi.
h. Menyusun laporan pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi. Tim Teknis tingkat Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Pelaksana tingkat Kabupaten/Kota yang anggotanya antara lain adalah PL II dan unsur-unsur BPP, KCD, UPT, dan Instansi terkait lainnya. Tugas Pelaksana kabupaten/kota ditetapkan oleh tim Teknis tingkat kabupaten/kota.
5.2. Operasionalisasi SL-PTT Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT di tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Pertanian Provinsi, operasional pelaksanaan SL-PTT ditingkat propinsi adalah Kepala Sub Dinas yang membidangi produksi tanaman pangan berkedudukan di POSKO II.
18
Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT di tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, operasional pelaksanaan SL-PTT ditingkat kabupaten/kota adalah Kepala Sub Dinas/Kepala Bidang yang membidangi produksi tanaman pangan berkedudukan di POSKO III. Penanggung jawab pelaksanaan SL-PTT di tingkat kecamatan adalah KCD sedangkan penanggung jawab teknis disetiap kecamatan adalah koordinator penyuluh/Kepala BPP setempat dan di tingkat desa/ unit SL-PTT adalah Pemandu Lapangan/Penyuluh Pertanian dibantu POPT dan PBT tingkat kecamatan/desa.
Dalam melaksanakan kegiatan PL
berkedudukan di POSKO IV/V (kecamatan/desa). Operasional SL-PTT dilakukan secara lengkap sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Skema Operasional SL-PTT
19
VI. PEMBIAYAAN, MEKANISME PENCAIRAN DANA DAN PENGADAAN 6.1. Pembiayaan Sumber pembiayaan pelaksanaan SL-PTT padi, berasal dari APBN dan APBD maupun dana dari pihak swasta/stakeholders yaitu antara lain sebagai berikut : 1.
Pelatihan PL I SL-PTT, melalui dana APBN di Pusat.
2.
Pelatihan PL II SL-PTT, melalui dana tugas dekonsentrasi di provinsi.
3.
Pelatihan PL SL-PTT, melalui dana tugas pembantuan di kabupaten/kota.
4.
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui dana tugas pembantuan kabupaten/kota tahun 2008 dalam bentuk bantuan dana pembelian benih unggul bersertifikat, pupuk urea, NPK dan pupuk organik sesuai alokasi untuk SL-PTT padi inbrida dan padi hibrida serta biaya pertemuan SL-PTT untuk setiap SL-PTT.
5.
Bantuan Alat dan mesin pertanian antara lain traktor, mesin pembuat pupuk organik, dll.
6.
Bantuan pengendalian OPT melalui dana APBN pada BPTPH.
7.
Bantuan Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SL-PTT melalui dana tugas dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi serta melalui dana tugas pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten/kota.
8.
Bantuan pendampingan SL-PTT sebagai PL oleh PPL, POPT dan PBT melalui dana BOP masing-masing Institusi.
20
9.
Bantuan pendampingan teknologi SL-PTT oleh peneliti melalui dana APBN pada BPTP/Badan Litbang.
10. Bantuan JITUT, JIDES, TAM, optimasi lahan dan cetak sawah melalui dana tugas dekonsentrasi di Dinas Pertanian Provinsi serta melalui dana tugas pembantuan di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. 11. Bantuan alat perontok mekanis dan pengering untuk menurunkan loses 12. Rehabilitasi jaringan irigasi melalui dana APBN di Balai Pengelolaan Sumberdaya Air wilayah sungai. 13. APBD maupun DAK Provinsi dan Kabupaten untuk mendukung peningkatan produksi padi tahun 2008. 14. Kemitraan dengan perusahaan mitra yang bergerak dibidang agribisnis tanaman pangan yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten/Kota setempat.
6.2. Mekanisme Pengajuan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial SL-PTT 1.
RUK ditandatangani oleh Ketua kelompoktani dan Bendahara kelompoktani serta disetujui oleh penyuluh/petugas pertanian.
2.
Ketua kelompoktani mengusulkan RUK kepada PPK Kabupaten/Kota setelah diverifikasi oleh penyuluh pertanian/petugas pertanian dan disetujui oleh Ketua Tim Teknis.
21
3.
PPK meneliti RUK dari kelompoktani yang akan dibiayai, selanjutnya mengajukan ke KPA Kabupaten/Kota, kemudian KPA mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dengan lampiran sebagai berikut : a.
SK Bupati/Walikota atau Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan, menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan Kelompoktani yang akan menerima dana bantuan kegiatan SLPTT, termasuk di dalamnya dilengkapi data-data nama kelompok, jumlah anggota, nama ketua kelompok, luas lahan, alamat kelompok, nomor rekening dan nama Bank atas nama kelompoktani sasaran, jumlah bantuan yang akan diberikan, serta data lainnya yang diperlukan.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja setempat, mengajukan usulan pencairan dana atas dasar Surat Keputusan Kepala Dinas tentang penetapan Kelompok Tani penerima dana SL-PTT, melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan dilampiri dokumen-dokumen sebagai berikut : 1) Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan tentang penetapan Kelompoktani penerima bantuan. 2) Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana Definitif Kegiatan Kelompok (RDKK) 3) Surat Pernyataan Kelompoktani tentang kesediaan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT.
22
c.
Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP-LS meliputi pemeriksaan rinci dokumen pendukung SPP sesuai peraturan perundang-undangan; ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; memeriksa hak tagih yang terkait meliputi pihak yang ditunjuk untuk mnerima pembayaran bantuan (nama penerima bantuan SL-PTT, alamat, nomor rekening dan nama bank), dan nilai bantuan yang harus dibayar.
d. Berdasarkan hasil pengujian SPP, Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM-LS secara penuh/tanpa pemotongan pajak. e.
Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM-LS kepada KPPN setempat dengan melampirkan : 1) Surat Pertanggung Jawaban Belanja (SPTB); 2) Surat Pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran bahwa semua dokumen pendukung sebagaimana dipersyaratkan dalam Pedoman Pelaksanaan Bantuan dana SL-PTT telah diteliti kebenarannya dan berada pada Kuasa Pengguna Anggaran.
f.
KPPN setempat melakukan pengujian atas SPM-LS dan menerbitkan SP2D serta menstransfer dana ke rekening kelompok tani sasaran pada bank yang ditunjuk.
23
g.
Penggunaan dana langsung oleh kelompok tani dengan berpedoman pada pedoman Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan SL-PTT.
6.3. Mekanisme Pengadaan BLM SL-PTT 1.
Dana yang telah dicairkan oleh Kelompoktani dipergunakan untuk membeli saprodi sesuai dengan kebutuhan kelompok sebagaimana yang telah tertuang pada RUK dan RDKK .
2.
Kelompoktani membeli saprodi di kios/toko saprodi terdekat atau di Produsen/Penyalur Benih/Produsen/ Penyalur Saprodi sesuai dengan RUK dan RDKK.
3.
Khusus untuk pembelian benih perlu memperhatikan spesifikasi teknis benih yaitu : a.
Benih padi non hibrida. 1) Bersertifikat dan merupakan varietas unggul nasional yang telah dilepas dan diminati petani. 2) Belum kedaluwarsa dengan daya tumbuh minimal 80%. 3) Kadar air maksimal 13%. 4) Benih murni minimum 98%. 5) Kotoran benih maksimum 2%.
24
6) Campuran Varietas Lain (CVL) maksimum 0,2%. 7) Benih dikemas dan telah diberi sertifikat oleh BPSB-TPH atau oleh perusahaan BUMN/Swasta yang telah mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hrtikultura (LSSMBTPH). b. Benih padi hibrida 1) Bersertifikat dan merupakan varietas unggul nasional yang telah dilepas dan diminati petani 2) Belum kedaluwarsa dengan daya tumbuh minimal 80% 3) Kadar air maksimal 13% 4) Benih murni minimum 98% 5) Kotoran benih maksimum 2% 6) Campuran Varietas Lain (CVL) maksimum 0,5% 7) Benih dikemas dan telah diberi sertifikat oleh BPSB-TPH atau oleh perusahaan BUMN/Swasta yang telah mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSMBTPH).
25
4.
Dalam rangka pengawasan pelaksanaan bantuan SL-PTT, Kelompoktani penerima bantuan dilakukan hal-hal sebagai berikut : a.
Mencacat semua nomor seri label benih yang dibeli.
b. Mencatat semua nomor seri karung/kantung/botol/ sachet pupuk/saprodi yang dibeli. c.
Membuat Berita Acara Penerimaan Bantuan SL-PTT sebagaimana terlihat dalam Lampiran 5.
d. Menggunting salah satu nomor seri label/sertifikat benih pada setiap kantong benih yang dibantukan untuk dilampirkan pada Berita Acara Penerimaan Bantuan SL-PTT dan diserahkan kepada PL setempat untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. e. 5.
Saprodi yang belum digunakan agar disimpan dengan baik untuk menjaga mutu.
Untuk memandu petani agar dana yang diterima dari pemerintah dimanfaatkan sesuai peruntukannya maka pencairan dana oleh kelompoktani penerima harus dibuktikan dengan surat perjanjian pengadaan saprodi dengan penyalur / kios yang diketahui Kepala Cabang Dinas Kecamatan atau PPL setempat.
6.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggung jawab penuh terhadap penyaluran dan penggunaan BLM SL-PTT oleh petani.
26
VII. PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) KOMODITAS PADI 7.1. Pelaksanaan SL-PTT Fokus kegiatan peningkatan produktivitas komoditas padi tahun 2008 dilaksanakan melalui pendekatan kegiatan Sekolah Lapang PTT yang berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompoktani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. Petani SL-PTT nantinya akan mampu mengambil keputusan atas dasar pertimbangan teknis dan ekonomis dalam setiap tahapan budidaya usahataninya serta mampu mengaplikasikan teknologi dalam usahataninya secara benar sehingga meningkatkan produksi dan pendapatannya. Sekolah Lapang PTT tidak terikat dengan ruang kelas, sehingga belajar dapat dilakukan di saung pertemuan petani dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar. Dalam kegiatan SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapang (LL) yang merupakan bagian dari kegiatan Sekolah Lapang PTT sebagai tempat bagi petani anggota kelompoktani dapat melaksanakan seluruh tahapan SL-PTT pada lahan tersebut. Pelaksanaan SL-PTT menggunakan sarana kelompoktani yang sudah terbentuk dan masih aktif. Kelompoktani yang dimaksud adalah kelompoktani yang dibentuk berdasarkan domisili atau hamparan, diusahakan yang lokasi lahan
27
usahataninya masih dalam satu hamparan. Hal ini perlu untuk mempermudah interaksi antar anggota karena mereka saling mengenal satu sama lainnya dan tinggal saling berdekatan sehingga bila teknologi SL-PTT sudah diadopsi secara individu akan mudah ditiru petani lainnya. Satu unit SL-PTT padi non hibrida seluas 25 ha, satu unit LL seluas 1 ha. Areal yang digunakan sebagai unit SL-PTT mendapat bantuan benih dan areal yang digunakan sebagai unit LL akan mendapat bantuan benih, pupuk Urea, NPK dan pupuk Organik. Mengingat bantuan pemerintah hanya untuk pembelian benih padi non hibrida seluas 25 ha, padi hibrida seluas 15 ha, maka penyediaan saprodi lainnya ditanggung secara swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari sumber lainnya. Tiap unit SL-PTT terdiri dari petani peserta yang berasal dari satu kelompoktani yang sama. Dalam setiap unit SL-PTT ditetapkan seorang ketua peserta yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok, seorang sekretaris yang bertugas sebagai pencatat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap pertemuan dan seorang bendahara yang bertugas mengurusi masalah yang berhubungan dengan keuangan. Pendampingan Kegiatan SL-PTT oleh Pemandu Lapangan (PP, POPT,PBT) dan Peneliti, Pemandu Lapang berperan sebagai :
28
1.
Pemandu yang paham terhadap permasalahan, kebutuhan dan kekuatan yang ada di lapangan dan desa.
2.
Dinamisator proses latihan SL-PTT sehingga menimbulkan ketertarikan dan lebih menghidupkan latihan.
3.
Motivator yang kaya akan pengalaman dalam berolah tanam dan dapat membantu membangkitkan kepercayaan diri para peserta SL-PTT
4.
Konsultan bagi petani peserta SL-PTT untuk mempermudah menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya setelah kegiatan SL-PTT selesai.
7.2. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani/Kelompoktani SL-PTT Pemilihan penempatan lokasi SL-PTT dengan prioritas luasan areal memenuhi syarat, produktivitasnya masih rendah sehingga berpotensi untuk ditingkatkan dan petaninya responsif terhadap teknologi. Sedangkan pemilihan letak petak LL yang berada didalam areal SL-PTT terpilih dengan prioritas pertimbangan terletak di bagian pinggir areal SL-PTT sehingga berbatasan langsung dengan areal diluar SL-PTT diharapkan penerapan teknologi SL-PTT mudah dilihat dan ditiru oleh petani diluar SL-PTT. Berdasarkan DIPA/POK alokasi SL-PTT padi tahun 2008 di Jawa Barat seluas 152.730 ha, terdiri dari 145.000 ha SL-PTT padi inbrida yang tersebar di 18 kabupaten/kota dan 7.730 ha SL-PTT padi hibrida yang tersebar di 6 kabupaten.
29
Realisasi SL-PTT berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota seluas 152.015 ha (99,53%) yang terdiri dari 144.650 ha (99,76%) untuk SL-PTT padi inbrida dan 7.365 ha (95,28%) untuk SL-PTT padi hibrida. Secara rinci luas SL-PTT berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3.
Luas SL-PTT Padi Inbrida Berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Tahun 2008 di Jawa Barat
No
Kabupaten / Kota
1. Bekasi 2. Karawang 3. Purwakarta 4. Subang 5. Bogor 6. Sukabumi 7. Cianjur 8. Bandung 9. Sumedang 10. Garut 11. Tasikmalaya 12. Ciamis 13. Cirebon 14. Kuningan 15. Majalengka 16. Indramayu 17. Kota Tasikmalaya 18. Kota Banjar
Jumlah
Poktan
Luas SL Bdsk DIPA/POK (Ha)
Luas SL Bdsk SK Kadis (Ha)
Jumlah Kec
Desa
23 29 17 22 36 47 32 26 26 42 39 36 38 31 23 31 8 4
127 248 159 223 179 327 243 156 237 307 339 330 200 246 271 281 59 23
199 298 300 300 200 400 639 386 394 400 400 413 200 300 384 400 80 40
5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 10.000 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 10.000 2.000 1.000
5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 9.650 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 10.000 2.000 1.000
510
3.955
5.733
145.000
144.650
SK Penetapan CPCL No. 161/4858/TP, Tgl. 8 Oktober 2008 No. 521.1/384/SK/Prod.TPH, Tgl. 5 Maret 2008 No. 521.21/KPA-PKTPB/SK-TP/10/2008, Tgl. 21 Pebruari 2008
No. 521.21/SK.321/TP/2008, Tgl. 24 April 2008 No. 520/1460/SP-Prod, Tgl. 5 Juni 2008 No. 050/113/PP/2008, Tgl. 14 April 2008 No. 147.161/SK.818-A/PD/2008 TGL 5 JUNI No. 27/SK/187/PP/2008, Tgl 23 April 2008 No. 521.22/345a/SR/2008, Tgl. 1 April 2008 No. 521/19/Papal/2008, Tgl 15 Mei No. 521.21/SK.088.A/PP, Tgl. 4 Pebruari 2008 147.16/SK.152.1/TPH, Tgl 4 Maret 2008 No. 521/Kep.268-Distanbun/2008, Tgl. 18 April 2008
No. 520/613/Distan, Tgl. 10 April 2008 No. 521/358/Distan/2008, Tgl. 28 April 2008 No.188.4/Kep.06-Tuban/DISTAN, Tgl 5 Maret No. 520/281.4/Skpt/Distan/2008 Tgl 29 Mei No. 521/638.1/Kpts/Distan/2008, Tgl. 25 Juni 2008
30
Tabel 4
Luas SL-PTT Padi Hibrida Berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Tahun 2008 di Jawa Barat
Jumlah No Kabupaten
Kec
Desa
Luas SL Luas SL Bdsk DIPA/POK Bdsk SK Kadis Poktan (Ha) (Ha)
SK Penetapan CPCL
1. Karawang
10
44
66
1.000
1.000
2. Purwakarta
16
31
33
500
500
3. Subang
16
114
143
2.500
2.145
No. 521.21/SK.321/TP/2008, Tgl. 24 April 2008
4. Bandung
19
58
66
1.000
990
No. 27/SK/187/PP/2008, Tgl 23 April 2008
5. Ciamis
10
14
14
230
230
No. 147.16/SK.152.1/TPH, Tgl 4 Maret 2008
6. Indramayu
31
142
167
2.500
2.500
No. 188.4/Kep.06-TUBAN/DISTAN, Tgl 5 Maret
Jumlah
102
403
489
7.730
7.365
No. 521.1/384/SK/Prod.TPH, Tgl. 5 Maret 2008 No. 521.21/KPA-PKTPB/SK-TP/10/2008, Tgl. 21 Pebruari 2008
7.3. Pelatihan Petugas SL-PTT Pelatihan petugas SL-PTT dilaksanakan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, sebaiknya secara berurutan yang dimulai dari pelatihan Pemandu Lapangan I di Pusat dilanjutkan pelatihan Pemandu Lapangan II di Provinsi dan terakhir pelatihan Pemandu Lapangan di Kabupaten/Kota.
31
7.3.1. Pelatihan Pemandu Lapangan (PL) I Kegiatan Pelatihan PL I tahun 2008 dilaksanakan di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi – Sukamandi, Jawa Barat selama 5 (lima) hari pada tanggal 24-29 Maret 2008. Para petugas di Jawa Barat yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (Sub Dinas Padi Palawija, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, UPTD Balai Pelatihan Pertanian) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Selanjutnya PL I yang telah dilatih tersebut mempunyai tugas untuk menerapkan pengetahuannya melalui bimbingan teknis kepada para petani dan para petugas pendamping kabupaten.
7.3.2. Pelatihan Pemandu Lapangan (PL) II Pelatihan PL II dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang bekerja sama dengan UPTD Balai Pelatihan Pertanian-Cihea selama 3 (tiga) hari pada tanggal 21-24 April 2008. Pelatihan PL II tersebut diikuti oleh 41 orang petugas yang terdiri dari Kepala Seksi Produksi atau yang membidangi sebanyak 18 orang, Koordinator POPT sebanyak 18 orang, dan Petugas dari Dinas Pertanian Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sebanyak 5 orang.
32
7.3.3. Pelatihan Pemandu Lapangan (PL) III Pelatihan Pemandu Lapangan (PL) III diselenggarakan oleh Kabupaten, tempat pelatihan di Kabupaten pelaksana SLPTT atau tempat lain seperti balai pelatihan baik pusat maupun daerah. Peserta pelatihan adalah Pemandu Lapangan (PL) III yaitu Penyuluh Pertanian, POPT dan PBT ditingkat kecamatan/desa.
Materi pelatihan meliputi tata cara
pelaksanaan SL-PTT. Narasumber/pengajar adalah PL I, PL II, para ahli dapat berasal Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Pertanian Provinsi, BPTP dan instansi terkait lainnya serta stakeholders.
7.4. Jumlah Bantuan SL-PTT Bantuan yang diberikan kepada petani pelaksana SL-PTT adalah benih padi inbrida dengan dosis 25 Kg/Ha, benih padi hibrida 15 Kg/Ha serta bantuan untuk pembelian pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik yang diberikan kepada kelompoktani pelaksana SL-PTT padi nonhibrida, padi hibrida, di areal LL seluas 1 ha, Rincian alokasi bantuan benih untuk pelaksanaan SL-PTT padi tahun 2008 di Jawa Barat disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6
33
Tabel 5. Bantuan Sarana Produksi (Benih) untuk SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Jawa Barat (Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)
No
Kabupaten / Kota
1. Bekasi 2. Karawang 3. Purwakarta 4. Subang 5. Bogor 6. Sukabumi 7. Cianjur 8. Bandung 9. Sumedang 10. Garut 11. Tasikmalaya 12. Ciamis 13. Cirebon 14. Kuningan 15. Majalengka 16. Indramayu 17. Kota Tasikmalaya 18. Kota Banjar
Jumlah
23 29 17 22 36 47 32 26 26 42 39 36 38 31 23 31 8 4
127 248 159 223 179 327 243 156 237 307 339 330 200 246 271 281 59 23
200 299 300 300 200 400 639 386 394 400 400 423 200 300 384 400 80 40
Luas SL Bdsk DIPA/POK (Ha) 5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 10.000 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 10.000 2.000 1.000
510
3.955
5.745
145.000
Jumlah Kec
Desa
Poktan
Luas SL Jumlah Benih Bdsk SK Kadis (Kg) (Ha) 5.000 125.000 7.500 187.500 7.500 187.500 7.500 187.500 5.000 125.000 10.000 250.000 15.000 375.000 9.650 241.250 10.000 250.000 10.000 250.000 10.000 250.000 12.000 300.000 5.000 125.000 7.500 187.500 10.000 250.000 10.000 250.000 2.000 50.000 1.000 25.000 144.650
3.616.250
34
Tabel 6.
Bantuan Sarana Produksi (Benih) untuk SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Jawa Barat (Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota)
Jumlah No
Kabupaten
Kec
Desa
Poktan
Luas SL Luas SL Jumlah Benih Bdsk DIPA/POK Bdsk SK Kadis (Kg) (Ha) (Ha)
1. Karawang
10
44
66
1.000
1.000
15.000
2. Purwakarta
16
31
33
500
500
7.500
3. Subang
16
114
143
2.500
2.145
32.175
4. Bandung
19
58
66
1.000
990
14.850
5. Ciamis
10
14
14
230
230
3.450
6. Indramayu
31
142
94
2.500
2.500
37.500
Jumlah
102
403
416
7.730
7.365
110.475
7.5. Mekanisme Pelaksanaan SL-PTT 7.5.1. Persiapan SL-PTT a.
Pertemuan persiapan dengan tokoh formal dan informal serta petani calon peserta sebelum pelaksanaan SL-PTT untuk membahas : analisis masalah, analisis tujuan, rencana kerja peningkatan produktivitas padi.
b. Menetapkan langkah-langkah yang menyangkut tujuan, hasil yang diharapkan dan metode pembelajaran SL-PTT yang dilakukan bersama sebagai suatu kesepakatan.
35
c.
Membuat jadwal pertemuan SL-PTT minimal dua mingguan dengan menentukan tempat, hari dan waktu serta materi pertemuan secara bersama-sama.
d. Menentukan 1 (satu) hari sebagai “hari lapang petani” untuk memasyarakatkan dan mendeseminasikan penerapan teknologi budidaya melalui SL-PTT kepada kelompoktani dan petani sekitarnya. e.
Menentukan letak petak LL yang diusahakan terletak dibagian pinggir areal SL-PTT sehingga berbatasan langsung dengan areal diluar SL-PTT dan berada didekat jalan/lintasan sehingga penerapan teknologi mudah dilihat dan ditiru oleh petani diluar SL-PTT.
f.
Menyiapkan pengelolaan usahatani di petak LL secara bersama-sama sesuai dengan tahapan budidaya masingmasing komoditi dengan harapan dapat diterapkan di usahataninya masing-masing.
7.5.2. Mengorganisasikan Kelas SL-PTT Langkah-langkah Kegiatan pengorganisasian kelas SL-PTT sebagai berikut : a.
Memilih satu orang petani sebagai ketua kelas SL-PTT yang berfungsi sebagai motivator sekaligus bertugas mengkoordinasikan kegiatan dikelas SL-PTT.
36
b. Memilih satu orang petani sebagai sekretaris kelas SL-PTT yang berfungsi sebagai pencatat kegiatan-kegiatan dikelas SL-PTT. c.
Memilih satu orang petani sebagai bendahara kelas SL-PTT yang bertugas mengurusi masalah yang berkaitan dengan keuangan kelompok.
d. Mewajibkan semua peserta kelas SL-PTT untuk mengadakan pengamatan bersama-sama dan membahas temuan lapang sesuai dengan topik-topik pengajaran dalam SL-PTT.
7.5.3. Metode Belajar Kegiatan belajar dalam SL-PTT dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a.
Peserta SL-PTT memilih materi sesuai dengan kebutuhan teknologi spesifik lokasi.
b. Memacu peserta untuk berperan aktif dalam berdiskusi kelompok ataupun kegiatan lain dalam SL-PTT. c.
Proses belajar melalui pengalaman, dimulai dengan penghayatan langsung (pengamatan langsung), diikuti dengan pengungkapan pengalaman, pengkajian hasil dan pengambilan kesimpulan.
37
7.6. Pertemuan-Pertemuan Kelompok SL-PTT Pertemuankelompok dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT 8 kali pertemuan, dijadwalkan secara periodik, tempat pertemuan dilokasi pelaksana SL-PTT. Peserta pertemuan adalah petani peserta dipandu oleh Pemandu Lapangan. Dalam Pertemuan kelompok ada dua hal pokok yang di bidang yaitu : 1). Materi pertemuan dan 2). Kegiatan Lapangan.
7.6.1. Materi Pertemuan Kelompok a.
Teknik pengolahan tanah yang disesuaikan dengan tipologi lahan dan komoditi yang akan ditanam.
b. Penanaman dengan memilih benih atau bibit yang baik, jarak tanam yang tepat, jumlah benih/bibit per lubang yang sesuai. c.
Pemupukan dengan memperhatikan daya dukung tanah, keadaan tanaman, tepat jenis dan dosis yang spesifik lokasi, tepat waktu pemberian didasarkan pada fase pertumbuhan tanaman dan sifat pupuk, tepat cara yaitu dengan cara menyebar dan membenamkannya ke lapisan reduksi dan pemberian setelah dilakukannya penyiangan gulma.
d. Pengelolaan air didasarkan pada kebutuhan tanaman akan air, cara dan waktu yang tepat, ketersediaan sumber air dan jumlah air yang tersedia.
38
e.
Pengendalian OPT didasarkan pada prinsip PHT dengan melakukan tindakan pencegahan dan mengembangkan musuh alami yang terdapat dialam itu sendiri serta aplikasi kimiawi secara bijaksana bila serangan sudah diatas ambang pengendalian.
f.
Penanganan panen dan pasca panen dilakukan dengan cara yang tepat dan benar yaitu dengan mempertimbangkan kemasakan biji (masak fisiologis), ketepatan dalam penggunaan alat panen, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan sehingga mampu mengurangi kehilangan dan kerusakan hasil.
g.
Mendiskusikan pemecahan masalah yang ada serta langkah-langkah yang diambil selanjutnya dll.
7.6.2. Kegiatan Lapangan Kegiatan lapangan didampingi oleh Pemandu Lapangan berdasarkan materi diatas (butir 1.) antara lain : a.
Kerja Lapangan Kelompoktani peserta SL-PTT melakukan kerja lapangan di lokasi SL-PTT misalnya melakukan pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian OPT dan gulma, panen, dll.
b. Pengamatan Agroekosistem Kelompoktani peserta SL-PTT melakukan pengamatan agroekosistem di lokasi SL-PTT antara lain pertumbuhan tanaman, kecukupan air, kecukupan hara tanah, serangan OPT, gulma, dll.
39
c.
Menggambar dan mempresentasikan kondisi Agroekosistem Kelompoktani peserta SL-PTT menggambar dan mempresentasikan kondisi Agroekosistem di lokasi SL-PTT pada saat itu misalnya menggambar jumlah anakan per rumpun, jarak tanam, gulma dan hama yang ada, dll.
d. Diskusi Kelompok Diskusi untuk mengkaji hasil kerja lapangan, pengamatan pertanaman, gambaran pertanaman dll sehingga dapat disimpulkan kondisi pertanaman pada saat itu sebagai dasar untuk menentukan langkah pengelolaan pertanaman selanjutnya. e.
Topik khusus Topik khusus dalam diskusi dipilih berdasarkan permasalahan pokok setempat yang dihadapi pada saat itu misalnya serangan OPT mengapa dan bagaimana mengatasinya dll.
f.
Mempraktekan kegiatan SL-PTT pada lahan usahataninya Peserta SL-PTT mempraktekkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam mengikuti SL-PTT pada lahan usahataninya.
40
VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN SL-PTT PADI TAHUN 2008 DI JAWA BARAT 8.1. Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2008 di Jawa Barat Sasaran areal SL-PTT seluas 152.730 hektar, dan berdasarkan alokasi Pusat pada DIPA/POK yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota seluas 152.015 hektar atau 99,53%. Berdasarkan SK Kepala Dinas Kabupaten/Kota jumlah areal tanam yang terrealisasi seluas 150.925 hektar atau 99,28% dan 98,82% bila dibandingkan dengan alokasi DIPA/POK. Realisasi panen seluas 149.195 hektar atau 98,85% dari areal tanam seluas 150.925 hektar atau 97,69% dari luas sasaran berdasarkan DIPA/POK atau 98,14% dari luas sasaran berdasarkan SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tidak tercapainya luas panen dari luas tanam karena disebabkan adanya dampak fenomena iklim (kekeringan) yang menyebabkan tanaman puso. Di Kabupaten Indramayu areal puso seluas 1.730 hektar atau 15,16% dari total tanam seluas 11.410 hektar atau 13,84% dari alokasi berdasarkan DIPA/POK seluas 12.500 hektar. Jumlah puso tersebut terdiri dari 1.345 ha pada lokasi SL-PTT padi inbrida dan 385 hektar pada lokasi SL-PTT padi hibrida. SL-PTT padi inbrida dilaksanakan di 16 Kabupaten, 2 Kota, 508 Kecamatan, 3.980 desa dan 5.745 kelompoktani dengan pencapaian rata-rata produktivitas sebesar 64,85 ku/ha atau terjadi kenaikan sebesar 5,59 ku/ha atau 9,42% dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT yaitu sebesar 59,27 ku/ha. Tiga kabupaten yang kenaikan produktivitasnya di
41
atas 10 ku/ha bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT sebelum SL-PTT yaitu Kabupaten Subang sebesar 14,35 ku/ha, Kabupaten Cianjur sebesar 10,66 ku/ha dan Kabupaten Sumedang sebesar 10,72 ku/ha. SL-PTT padi hibrida dilaksanakan di 6 Kabupaten, 87 Kecamatan, 333 desa dan 416 kelompoktani dengan rata-rata produktivitas sebesar 75,10 ku/ha atau terjadi kenaikan sebesar 9,27 ku/ha atau 14,08% dibandingkan dengan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 65,84 ku/ha. Dua kabupaten yang kenaikan produktivitasnya di atas 10 ku/ha bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT sebelum SL-PTT yaitu Kabupaten Purwakarta sebesar 19,99 ku/ha dan Kabupaten Subang sebesar 19,80 ku/ha. Dengan demikian, secara keseluruhan tingkat kenaikan produktivitas di lokasi SL-PTT baik inbrida maupun hibrida menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, bahkan apabila dibandingkan dengan rata-rata tingkat pencapaian produktivitas padi sawah Jawa Barat tahun 2008 sebesar 57,70 ku/ha (Angka Tetap BPS), maka terjadi kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 7,56 ku/ha atau 13,10%. Perkembangan hasil pelaksanaan SL-PTT padi tahun 2008 di tingkat kabupaten/kota disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
42
Tabel 7.
Perkembangan Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Jawa Barat Jumlah
No Kabupaten / Kota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Kec
Desa
Poktan
Luas Areal (Ha)
Realisasi Tanam
Realisasi Panen
Provitas
Produksi
(Ku/Ha)
(Ton)
(Ha)
(%)
(Ha)
Tidak Dilaksaksanakan (Ha)
Produktivitas Sebelum SL (Ku/Ha)
Bekasi Karawang Purwakarta Subang Bogor Sukabumi Cianjur Bandung Sumedang Garut Tasikmalaya Ciamis Cirebon Kuningan Majalengka Indramayu Kota Tasikmalaya Kota Banjar
23 29 17 22 36 47 30 26 26 42 39 36 38 31 23 31 8 4
128 247 164 224 179 329 254 156 235 307 341 334 200 248 271 281 59 23
200 299 300 300 200 400 639 386 394 400 400 423 200 300 384 400 80 40
5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 10.000 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 10.000 2.000 1.000
5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 9.650 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 10.000 2.000 1.000
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 96,50 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5.000 7.500 7.500 7.500 5.000 10.000 15.000 9.650 10.000 10.000 10.000 12.000 5.000 7.500 10.000 8.655 2.000 1.000
66,70 71,60 62,24 69,51 60,76 60,26 61,44 62,84 70,51 65,81 68,84 64,45 74,29 62,71 58,41 64,07 65,67 63,82
33.350,00 53.700,00 46.680,00 52.132,50 30.380,00 60.260,00 92.160,00 60.640,60 70.510,00 65.810,00 68.840,00 77.340,00 37.145,00 47.032,50 58.410,00 55.452,59 13.134,00 6.382,00
0 0 0 0 0 0 0 350 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
61,47 67,83 52,90 55,16 59,27 57,20 50,78 61,53 59,79 61,81 60,45 59,42 66,49 58,87 55,46 59,23 59,43 59,71
Jumlah Padi Inbrida
508
3.980
5.745
145.000
144.650
99,76
143.305
64,85
929.359,19
350
59,27
43
Tabel 8.
Perkembangan Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Jawa Barat
Jumlah No Kabupaten / Kota
Kec
Desa
Luas Areal (Ha) Poktan
Realisasi Tanam (Ha)
(%)
Realisasi Panen
Provitas
Produksi
(Ha)
(Ku/Ha)
(Ton)
Tidak Produktivitas Dilaksaksanakan Sebelum SL (Ha) (Ku/Ha)
1. Karawang
9
44
66
1.000
1.000
100,00
1.000
81,38
8.138,00
0
73,21
2. Purwakarta
16
32
33
500
500
100,00
500
72,83
3.641,59
0
52,84
3. Subang
16
115
143
2.500
2.145
85,80
2.145
73,77
15.824,07
355
53,97
4. Bandung
19
59
66
1.000
990
99,00
990
72,30
7.158,12
10
70,75
5. Ciamis
10
14
14
230
230
100,00
230
78,45
1.804,26
0
75,28
6. Indramayu
17
69
94
2.500
1.410
56,40
1.025
74,82
7.669,05
1.090
68,96
87
333
416
7.730
6.275
81,18
5.890
75,10
44.235,09
1.455
65,84
Jumlah Padi Hibrida
8.2. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Tingkat Kabupaten /Kota 8.2.1. SL-PTT di Kabupaten Bekasi Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bekasi nomor 161/4858/TP, tanggal 8 Oktober 2008 seluas 5.000 hektar tersebar di 23 kecamatan, 128 desa dan 200 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas
44
mencapai 66,70 ku/ha atau terjadi peningkatan 5,23 ku/ha (8,51%) dibandingkan sebelum kegiatan SL-PTT sebesar 61,67 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Setu sebesar 18,53 ku/ha, produksi yang dihasilkan sebesar 33.350 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 2,56% - 18,53%, pencapaian produktivitas tertinggi di kecamatan pebayuran sebesar 76,80 Ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Bekasi (Angka Sementara Dinas) sebesar 55,83 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 19,43%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 79,27 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Karangbahagia sebesar 84,50 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Bekasi disajikan pada Tabel 9.
45
Tabel 9.
Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Bekasi Jumlah Kecamatan
Desa 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tarumajaya Babelan Sukawangi Tambelang Tambun Utara Tambun Selatan Cikarang Barat Cibitung Setu Karangbahagia Cikarang Utara Cikarang Timur Kedungwaringin Cikarang Pusat Sukatani Cabangbungin Muaragembong Sukakarya Pebayuran Cikarang Selatan Cibarusah Bojongmanggu Serang Baru
128 7 6 7 7 5 1 3 6 5 8 2 7 7 2 5 7 4 7 13 2 7 6 4
Realisasi
Poktan 200 11 12 16 12 7 1 3 8 7 13 2 12 8 3 10 12 6 14 24 2 7 6 4
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
5.000 348 300 400 294 217 36 52 200 83 325 50 300 204 68 247 300 146 397 574 28 189 191 51
5.000 348 300 400 294 217 36 52 200 83 325 50 300 204 68 247 300 146 397 574 28 189 191 51
Produktivitas (Ku/Ha) Di Lokasi SL Sebelum SL
Setelah SL
61,47 58,25 60,23 62,26 59,78 59,15 58,87 60,71 59,85 58,88 63,90 61,68 62,50 57,85 59,35 61,20 61,33 59,70 63,30 71,15 66,28 60,67 63,50 63,34
66,70 60,49 65,74 68,70 68,15 63,20 60,38 67,85 68,77 69,79 68,36 67,78 66,00 60,22 61,22 64,00 66,24 64,28 68,55 76,80 73,56 65,78 71,00 67,23
Peningkatan (%) 8,51 3,85 9,15 10,34 14,00 6,85 2,56 11,76 14,90 18,53 6,98 9,89 5,60 4,10 3,15 4,58 8,01 7,67 8,29 7,94 10,98 8,42 11,81 6,14
Lokasi LL 79,27 68,42 70,85 83,25 80,38 72,82 69,34 82,10 82,44 79,79 84,50 82,31 79,91 83,50 78,74 83,53 83,12 78,77 79,84 78,94 81,30 77,86 82,26 79,20
46
8.2. 2. SL-PTT di Kabupaten Karawang 1) SL-PTT Padi Inbrida Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang nomor 521.1/384/SK/Prod.TPH, tanggal 5 Maret 2008 seluas 7.500 hektar tersebar di 29 kecamatan, 247 desa dan 299 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 71,60 ku/ha atau terjadi peningkatan 3,77 ku/ha (5,56%) dibandingkan produktivitas sebelum kegiatan SL-PTT sebesar 67,83 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Karawang Timur sebesar 6,67%, produksi yang dihasilkan mencapai 53.700 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 5,10% - 6,67%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Pedes sebesar 89,16 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Karawang (Angka Sementara Dinas) sebesar 59,94 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 19,45%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 74,61 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Pedes sebesar 89,85 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 10.
47
Tabel 10.
Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Karawang Jumlah
Kecamatan
Desa 29
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Karawang Barat Karawang Timur Majalaya Klari Telukjambe Barat Telukjambe Timur Ciampel Pangkalan Tegalwaru Rengasdengklok Jayakarta Kutawaluya Batujaya Tirtajaya Pakisjaya Pedes Cilebar Cibuaya Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Telagasari Lemahabang Rawamerta Tempuran
247 6 8 7 6 6 6 3 6 6 9 8 10 10 7 4 12 10 10 5 10 14 7 5 12 12 12 11 13 12
Realisasi
Poktan 299 8 8 7 6 6 6 8 6 6 10 10 10 14 10 6 14 14 10 10 12 14 14 6 14 14 14 14 14 14
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
7.500 200 200 200 150 150 150 200 150 150 250 250 250 350 250 150 350 350 250 250 300 350 350 150 350 350 350 350 350 350
7.500 200 200 200 150 150 150 200 150 150 250 250 250 350 250 150 350 350 250 250 300 350 350 150 350 350 350 350 350 350
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 67,83 63,75 63,75 71,82 60,99 66,36 62,41 64,27 64,65 64,60 67,17 66,63 63,27 65,46 79,60 61,04 83,86 62,60 66,77 62,98 75,07 64,54 65,80 69,17 70,88 71,42 68,02 65,43 79,60 67,88
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 71,60 5,56 74,61 67,10 5,25 69,56 68,00 6,67 71,41 76,00 5,82 78,50 64,20 5,26 68,41 70,60 6,39 73,15 65,69 5,26 67,40 68,37 6,38 71,50 68,05 5,26 72,05 68,00 5,26 71,00 71,46 6,39 74,46 70,50 5,81 73,55 67,31 6,39 71,40 68,90 5,26 69,11 84,86 6,61 87,86 64,25 5,26 65,28 89,16 6,32 89,85 65,89 5,26 63,89 70,54 5,65 71,54 66,19 5,10 68,45 79,02 5,26 80,30 68,65 6,37 69,63 70,00 6,38 71,42 72,81 5,26 73,90 75,00 5,81 76,00 75,50 5,71 77,50 72,36 6,38 73,36 69,09 5,59 69,89 84,68 6,38 85,60 71,60 5,48 71,90
48
2). SL-PTT Padi Hibrida Alokasi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang nomor 521.1/384/SK/Prod.TPH, tanggal 5 Maret 2008 seluas 1.000 hektar tersebar di 9 kecamatan, 44 desa dan 66 kelompok tani.
Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata
produktivitas sebesar 81,38 ku/ha atau terjadi peningkatan 8,17 ku/ha (11,16%) dibandingkan dengan sebelum kegiatan SL-PTT sebesar 73,21 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Majalaya sebesar 16,35%, produksi yang dihasilkan mencapai 8.138 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 8,15% - 16,35%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Rawa merta sebesar 87,00 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Karawang (Angka Sementara Dinas) sebesar 59,94 ku/ha, maka kegiatan SL-PTT terjadi peningkatan provitas sebesar 35,77%.
Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi
laboratorium lapangan (LL) mencapai 83,97 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Rawamerta sebesar 88,25 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi hibrida di Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 11.
49
Tabel 11. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Karawang
Jumlah Kecamatan
Desa 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Karawang Barat Majalaya Jayakerta Batujaya Tirtajaya Pedes Cilebar Cibuaya Rawamerta
Realisasi
Poktan
Produktivitas (Ku/Ha)
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
44
66
1.000
1 6 4 2 5 11 5 9 1
1 7 6 4 9 14 5 19 1
15 105 90 60 150 210 75 280 15
Di Lokasi SL
Sebelum Setelah Peningkatan Lokasi LL SL SL (%) 1.000 73,21 81,38 11,16 83,97 15 105 90 60 150 210 75 280 15
75,11 74,14 75,25 71,11 70,15 74,12 68,15 74,65 76,18
86,00 86,26 83,15 81,50 81,26 80,16 74,34 81,28 87,00
14,50 16,35 10,50 14,61 15,84 8,15 9,08 8,88 14,20
87,15 88,15 85,25 82,44 83,45 82,45 76,15 82,45 88,25
8.2.3. SL-PTT di Kabupaten Purwakarta 1] SL-PTT Padi Inbrida Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta nomor 521.21/KPA-PKTPB/SK-TP/10/2008, tanggal 21 Pebruari 2008 seluas
50
7.500 hektar tersebar di 17 kecamatan, 164 desa dan 300 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 62,24 ku/ha atau terjadi peningkatan 9,34 ku/ha (17,65%) dibandingkan dengan sebelum kegiatan SL-PTT sebesar 52,90 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Sukatani sebesar 41,79%, produksi yang dihasilkan mencapai 46.680 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 4,91% - 79%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Darangdan sebesar 63,91 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Purwakarta (Angka Sementara Dinas) sebesar 54,85 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 13,47%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 64,89 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Jatiluhur sebesar 67,18 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Purwakarta disajikan pada Tabel 12.
51
Tabel 12. Hasil Pelaksanaan PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Purwakarta Jumlah Kecamatan
Desa 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Purwakarta Babakan Cikao Jatiluhur Sukasari Bungursari Campaka Cibatu Plered Tegalwaru Sukatani Maniis Darangdan Bojong Wanayasa Kiarapedes Pondoksalam Pasawahan
164 6 7 7 5 9 10 10 15 12 10 6 13 12 14 10 10 8
Realisasi
Poktan 300 8 8 11 7 17 19 20 29 20 16 10 24 25 26 25 17 18
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
7.500 200 200 275 175 425 475 500 725 500 400 250 600 625 650 625 425 450
7.500 200 200 275 175 425 475 500 725 500 400 250 600 625 650 625 425 450
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 52,90 56,44 54,86 47,80 58,82 50,89 50,66 50,89 56,58 57,29 43,46 55,43 57,35 55,29 50,16 51,64 52,92 48,83
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 62,24 17,65 64,89 62,61 10,93 64,76 59,62 8,68 62,28 63,71 33,28 67,21 61,71 4,91 63,29 63,29 24,37 67,19 59,95 18,34 61,22 61,87 21,58 65,29 61,31 8,36 62,84 62,05 8,31 65,21 61,62 41,79 64,62 62,80 13,30 64,85 63,91 11,44 67,18 62,64 13,29 65,22 62,98 25,56 65,35 63,68 23,32 67,13 62,64 18,37 65,31 61,66 26,27 64,20
52
2)
SL-PTT Padi Hibrida Alokasi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta nomor 521.21/KPA-PKTPB/SK-TP/10/2008, tanggal 21 Pebruari 2008 seluas 500 hektar tersebar di 16 kecamatan, 32 desa dan 33 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 72,83 ku/ha atau terjadi peningkatan 19,99 ku/ha (37,83%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 52,84 Ku/ha, kenaikan tertinggi di Kecamatan Sukatani sebesar 70,48%, produksi yang dihasilkan mencapai 3.641 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 13,77% -
70,48%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Kiarapedes sebesar 77,16 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Purwakarta (Angka Sementara Dinas) sebesar 54,85 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 32,78%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 77,42 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Kiarapedes sebesar 81,82 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi hibrida di Kabupaten Purwakarta disajikan pada Tabel 13.
53
Tabel 13. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Purwakarta
Jumlah Kecamatan
Desa 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Purwakarta Jatiluhur Sukasari Bungursari Camapaka Cibatu Plered Tegalwaru Sukatani Maniis Darangdan Bojong Wanayasa Kiarapedes Pondoksalam Pasawahan
32 2 2 1 3 2 3 3 2 1 1 3 1 3 1 3 1
Realisasi
Poktan 33 2 2 1 3 2 3 3 3 1 1 3 1 3 1 3 1
Produktivitas (Ku/Ha)
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
500 30 30 15 45 30 46 46 46 15 15 46 15 46 15 45 15
500 30 30 15 45 30 46 46 46 15 15 46 15 46 15 45 15
Di Lokasi SL Sebelum SL
Setelah SL
52,84 56,44 48,80 58,82 50,89 50,66 50,89 56,58 57,29 43,46 55,43 57,35 55,29 50,16 51,64 52,92 48,83
72,83 64,21 63,30 73,34 74,38 76,27 70,66 73,26 73,04 74,09 74,33 73,29 70,45 74,31 77,16 76,19 77,03
Peningkatan Lokasi LL (%) 37,83 13,77 29,71 24,69 46,16 50,55 38,85 29,48 27,49 70,48 34,10 27,79 27,42 48,15 49,42 43,97 57,75
77,42 71,27 73,22 77,81 76,83 79,63 74,32 76,97 77,82 79,23 78,65 77,64 74,61 78,28 81,82 79,39 81,17
54
8.2.4. SL-PTT di Kabupaten Subang 1) SL-PTT Padi Inbrida Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang nomor 521.21/SK.321/TP/2008, tanggal 24 April 2008 seluas 7.500 hektar tersebar di 22 kecamatan, 224 desa dan 300 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 69,51 ku/ha atau terjadi peningkatan 14,35 Ku/ha (26,01%) dibandingkan dengan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 55,16 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisalak sebesar 69,40%, produksi yang dihasilkan mencapai 52.132 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 3,33% 69,40%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisalak sebesar 84,58 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Subang (Angka Sementara Dinas) sebesar 58,61 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 18,60%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 73,48 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Subang sebesar 96,10 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Subang disajikan pada Tabel 14.
55
Tabel 14. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Subang Jumlah Kecamatan
Desa 22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Sagalaherang Jalancagak Cisalak Tanjungsiang Subang Cijambe Cibogo Cipunagara Pagaden Kalijati Cipeundeuy Purwadadi Pabuaran Patokbeusi Ciasem Binong Compreng Pusakanagara Pamanukan Blanakan Legonkulon Cikaum
224 13 17 12 11 11 9 5 10 17 11 2 10 8 10 10 12 8 8 14 9 8 9
Realisasi
Poktan 300 21 20 16 14 13 11 7 13 19 18 3 13 15 12 14 16 10 19 15 12 8 11
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
7.500 525 500 400 350 325 275 175 325 475 450 75 325 375 300 350 400 250 475 375 300 200 275
7.500 525 500 400 350 325 275 175 325 475 450 75 325 375 300 350 400 250 475 375 300 200 275
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 55,16 52,35 49,85 49,93 50,01 53,29 51,62 49,10 50,64 55,66 52,93 48,99 49,19 56,58 58,79 58,28 60,26 58,87 57,60 56,33 54,92 52,10 49,58
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 69,51 26,01 73,48 58,17 11,12 58,20 64,50 29,39 64,12 84,58 69,40 92,67 73,98 47,93 74,00 70,69 32,65 96,10 61,59 19,31 61,60 65,86 34,13 65,40 81,63 61,20 81,00 72,60 30,43 83,80 62,24 17,59 58,80 60,33 23,15 60,30 77,81 58,18 86,20 68,45 20,98 68,50 60,75 3,33 70,90 61,20 5,01 61,20 81,77 35,70 81,80 75,80 28,76 75,80 76,47 32,76 93,10 65,00 15,39 65,10 77,83 41,72 78,00 67,89 30,31 79,90 60,06 21,14 60,06
56
2) SL-PTT Padi Hibrida Alokasi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK seluas 2.500 ha sedangkan realisasi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang nomor 521.21/SK.321/TP/2008, tanggal 24 April 2008 seluas 2.145 hektar tersebar di 16 kecamatan, 115 desa dan 143 kelompok tani tidak dilaksanakan seluas 355 Ha. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 73,77 ku/ha atau terjadi peningkatan 19,80 Ku/ha (36,69%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 53,97 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisalak sebesar 162,39%, produksi yang dihasilkan mencapai 15.824 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 5,58% - 53,95% pencapaian
produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisalak sebesar 131,01 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian ratarata produktivitas Kabupaten Subang (Angka Sementara Dinas) sebesar 58,61 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 25,87%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 74,19 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Subang sebesar 94,90 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi hibrida di Kabupaten Subang disajikan pada Tabel 15.
57
Tabel 15. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Subang Jumlah Kecamatan
Desa 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sagalaherang Jalancagak Cisalak Tanjungsiang Subang Cijambe Pagaden Kalijati Purwadadi Pabuaran Patokbeusi Ciasem Binong Compreng Pamanukan Cikaum
115 13 16 12 9 10 2 2 10 6 5 8 5 4 5 7 1
Realisasi
Poktan 143 19 16 21 10 11 2 3 10 9 5 8 5 4 12 7 1
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
2.145 285 240 315 150 165 30 45 150 135 75 120 75 60 180 105 15
2.145 285 240 315 150 165 30 45 150 135 75 120 75 60 180 105 15
Produktivitas (Ku/Ha) Di Lokasi SL Sebelum SL 53,97 52,35 49,85 49,93 50,01 53,29 51,62 55,66 52,93 49,19 56,58 58,79 58,29 60,26 58,87 56,33 49,58
Setelah SL 73,77 72,63 70,38 131,01 74,17 69,73 54,50 75,47 65,01 75,73 69,55 72,25 71,26 79,56 76,41 52,29 70,40
Peningkatan Lokasi LL (%) 36,69 74,19 38,74 72,60 41,18 70,37 162,39 88,40 48,31 87,30 30,85 94,90 5,58 54,50 35,59 75,50 22,82 65,00 53,95 89,10 22,92 69,60 22,90 72,25 22,25 71,30 32,03 72,75 29,79 75,40 -7,17 52,30 41,99 75,70
8.2.5. SL-PTT di Kabupaten Bogor
58
Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor nomor 520/1460/SP-Prod, tanggal 5 Juni 2008 seluas 5.000 hektar tersebar di 36 kecamatan, 179 desa dan 200 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 60,76 ku/ha atau terjadi peningkatan produktivitas sebesar 1,49 Ku/ha (2,5%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 59,27%, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Tajurhalang sebesar 8,81%, produksi yang dihasilkan mencapai 30.380 ton GKG. Peningkatan produktivitas terbesar antara 0,17% - 8,81%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Tajurhalang sebesar 64,13 ku/ha.
Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas
Kabupaten Bogor (Angka Sementara Dinas) sebesar 58,95 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas 3,07%. Ratarata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 72,27 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Cigombong sebesar 76,89 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 16.
59
Tabel 16. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Bogor Jumlah
Tanam
Kecamatan
Desa 36
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Tenjo Parung Panjang Jasinga Cigudeg Sukajaya Naggung Rumpin Leuwiliang Leuwisadeng Cibungbulang Pamijahan Ciampea Tenjolaya Gunung Sindur Parung Ciseeng Kemang Ranca Bungur Dramaga Ciomas Taman Sari Cijeruk Cigombong Caringin Ciawi Mega Mendung Cisarua Tajurhalang Babakan Madang Citeureup Kalapa Nunggal Cileungsi Jonggol Suka Makmur Cariu Tanjung Sari
Realisasi
179 6 4 7 10 6 7 7 8 5 10 13 6 6 1 1 3 1 3 4 4 3 3 4 6 2 3 2 1 2 1 3 6 13 6 6 6
Poktan 200 6 4 7 10 6 7 10 8 5 10 14 8 7 1 1 3 1 3 4 4 3 3 4 7 4 4 2 1 2 1 4 6 16 6 11 7
(Ha) 5.000 150 100 175 250 150 175 250 200 125 250 350 200 175 25 25 75 25 75 100 100 75 75 100 175 100 100 50 25 50 25 100 150 400 150 275 175
Produktivitas (Ku/Ha)
Panen (Ha) 5.000 150 100 175 250 150 175 250 200 125 250 350 200 175 25 25 75 25 75 100 100 75 75 100 175 100 100 50 25 50 25 100 150 400 150 275 175
Sebelum SL 59,27 56,67 56,46 57,66 60,61 59,26 59,45 57,03 61,64 61,35 62,11 61,62 59,57 59,70 60,34 57,46 59,59 58,38 55,24 58,59 59,42 59,79 59,86 58,75 60,18 59,59 57,93 58,05 58,94 58,96 59,05 57,71 59,38 59,54 59,43 57,39 57,09
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 60,76 2,51 58,48 3,19 57,21 1,33 58,64 1,70 61,36 1,24 60,88 2,73 60,67 2,05 57,56 0,93 62,36 1,17 61,72 0,60 62,38 0,43 63,40 2,89 60,54 1,63 60,57 1,46 61,86 2,52 57,81 0,61 59,69 0,17 58,81 0,74 58,56 6,01 60,62 3,46 60,18 1,28 60,20 0,69 61,50 2,74 62,45 6,30 61,76 2,63 60,89 2,18 58,75 1,42 59,55 2,58 64,13 8,81 59,24 0,47 59,87 1,39 58,74 1,78 61,34 3,30 62,42 4,84 61,18 2,94 60,59 5,58 59,63 4,45
Lokasi LL 72,27 70,26 69,71 71,32 74,90 73,46 72,10 68,51 74,78 75,66 76,19 75,47 72,90 72,88 74,04 68,28 72,70 72,38 67,54 71,26 72,14 72,73 74,62 76,89 73,41 70,23 68,38 70,81 73,07 69,57 73,21 71,54 71,11 71,46 70,97 69,75 69,06
60
8.2.6. SL-PTT di Kabupaten Sukabumi Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi nomor 050/113/PP/2008, tanggal 14 April 2008 seluas 10.000 hektar tersebar di 47 kecamatan, 329 desa dan 400 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 60,26 ku/ha atau terjadi peningkatan 3,06 Ku/ha (5,35%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 57,20 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Jampang Kulon sebesar 11,10%, produksi yang dihasilkan mencapai 60.260 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 1,66% - 11,10%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Ciambar sebesar 66,98 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Sukabumi (Angka Sementara Dinas) sebesar 55,00 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 9,56%. Ratarata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 82,69 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Ciambar sebesar 99,00 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Sukabumi disajikan pada Tabel 17.
61
Tabel 17. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Sukabumi Jumlah Kecamatan
Desa
47 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Sukabumi Cisaat Kadudampit Gunungguruh Sukaraja Sukalarang Cireunghas Kebon Pedes Gunung Bitung Cibadak Cicantanyan Cicaringin Cikidang Cikembar Nagrak Ciambar Cicurug Cidahu Parungkuda Parakan Salak Kalapa Nunggal Kabandungan Bojong Genteng Palabuhan Ratu Cisolok Cikakak Simpenan Bantar Gadung Warungkiara Jampang Tengah Lengkong Purabaya Nyalindung Jampang Kulon Waluran Kalibunder Surade Ciracap Ciemas Tegal Buleud Cimanggu Cibitung Sagaranten Pabuaran Cidadap Curug Kembar Cidolog
Realisasi
Poktan
Tanam (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
Panen (Ha)
Di Lokasi SL Sebelum SL
Setelah SL Peningkatan (%)
Lokasi LL
329
400
10.000
10.000
57,20
60,26
5,35
82,69
5 11 9 6 9 6 5 5 6 7 5 9 8 8 11 4 6 8 7 6 6 6 5 8 9 5 6 4 7 11 5 7 11 9 4 6 12 6 8 7 6 7 11 7 4 6 5
5 11 11 6 9 10 5 5 8 8 6 9 8 8 11 4 6 8 7 6 6 6 5 10 10 7 6 5 7 12 5 8 11 15 10 10 20 15 18 8 8 7 12 8 6 9 5
125 275 275 150 225 250 125 125 200 200 150 225 200 200 275 100 150 200 175 150 150 150 125 250 250 175 150 125 175 300 125 200 275 375 250 250 500 375 450 200 200 175 300 200 150 225 125
125 275 275 150 225 250 125 125 200 200 150 225 200 200 275 100 150 200 175 150 150 150 125 250 250 175 150 125 175 300 125 200 275 375 250 250 500 375 450 200 200 175 300 200 150 225 125
54,16 58,36 56,04 57,12 54,61 57,66 60,92 57,27 55,19 59,47 54,13 59,61 58,81 52,61 52,11 61,31 58,48 56,19 51,02 61,98 58,22 55,17 56,06 60,87 56,21 56,34 55,61 54,26 55,49 54,61 56,31 57,72 57,29 57,46 58,33 56,44 57,21 56,87 59,28 57,49 57,31 57,52 61,98 59,20 62,39 58,77 57,04
58,06 59,33 58,99 60,66 57,48 60,70 65,60 60,71 57,05 60,50 56,74 61,71 60,86 54,32 55,79 66,98 61,56 58,85 53,71 64,33 61,29 57,97 59,01 63,33 59,16 59,34 58,32 57,12 57,99 57,17 59,28 61,42 61,71 63,84 61,42 59,87 62,14 59,16 62,17 60,41 61,16 61,39 64,07 61,16 66,19 62,17 60,23
7,20 1,66 5,26 6,20 5,26 5,27 7,68 6,01 3,37 1,73 4,82 3,52 3,49 3,25 7,06 9,25 5,27 4,73 5,27 3,79 5,27 5,08 5,26 4,04 5,25 5,32 4,87 5,27 4,51 4,69 5,27 6,41 7,72 11,10 5,30 6,08 8,62 4,03 4,88 5,08 6,72 6,73 3,37 3,31 6,09 5,79 5,59
92,00 84,00 87,00 80,00 70,00 82,00 82,00 89,00 75,00 91,00 77,20 90,00 87,00 65,00 84,00 99,00 78,86 78,00 96,00 81,20 96,00 71,90 81,00 78,58 81,00 83,00 82,10 78,40 81,40 81,60 81,80 82,00 83,20 81,60 78,20 72,60 81,70 79,60 80,40 81,60 82,20 81,40 86,70 84,60 82,70 89,80 93,00
62
8.2.7. SL-PTT di Kabupaten Cianjur Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur nomor 147.161/SK.818-A/PD/2008, tanggal 5 Juni 2008 seluas 15.000 hektar tersebar di 30 kecamatan, 254 desa dan 639 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 61,44 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 10,66 Ku/ha (20,80%) dibandingkan produktivitas sebelum kegiatan SL-PTT sebesar 50,78 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Leles sebesar 37,71%, produksi yang dihasilkan mencapai 92.160 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 15,28% - 37,71%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Cidaun sebesar 77,51 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Cianjur (Angka Sementara Dinas) sebesar 56,42 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 8,90%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 67,84 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Cidaun sebesar 79,85 ku/ha. Secara rinci hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Cianjur disajikan pada Tabel 18.
63
Tabel 18. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Cianjur Jumlah
Tanam
Kecamatan
Desa 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Cianjur Cilaku Warungkondang Cibeber Ciranjang Sukaluyu Bojongpicung Karangtengah Mande Pacet Sukaresmi Cugenang Cikalong Kulon Sukanagara Takokak Campaka Pagelaran Tanggeung Kadupandak Sindang Barang Agrabinta Cibinong Cidaun Naringgul Campaka Mulya Cikadu Cipanas Gekbrong Cijati Leles
Realisasi
254 7 7 9 7 12 5 14 10 10 1 3 9 5 10 5 12 17 16 12 9 12 12 8 10 2 9 1 5 9 6
Poktan 639 10 13 14 14 12 12 36 14 14 2 10 14 14 24 18 24 40 27 60 22 20 36 48 32 6 30 2 10 49 12
(Ha) 15.000 250 350 350 350 300 300 350 350 350 50 250 350 350 350 900 600 1.000 500 1.500 500 500 900 1.200 800 100 600 50 250 1.000 300
Produktivitas (Ku/Ha)
Panen (Ha) 15.000 250 350 350 350 300 300 350 350 350 50 250 350 350 350 900 600 1.000 500 1.500 500 500 900 1.200 800 100 600 50 250 1.000 300
Sebelum SL 50,78 49,85 49,55 49,77 48,52 53,15 52,89 53,77 52,65 50,44 49,47 49,83 49,98 51,47 48,99 48,22 49,99 49,85 47,93 49,15 50,25 49,58 49,83 58,77 50,05 49,91 49,97 50,09 60,11 50,16 49,77
Di Lokasi SL Lokasi LL Setelah Peningkatan SL (%) 61,44 20,80 67,84 60,89 22,15 71,15 59,86 20,81 72,15 58,55 17,64 70,15 58,65 20,88 76,51 63,62 19,70 73,59 62,94 19,00 68,99 64,43 19,83 69,55 63,38 20,38 70,25 60,47 19,89 70,35 57,72 16,68 71,75 59,89 20,19 65,00 60,83 21,71 72,23 62,70 21,82 69,45 57,33 17,02 69,99 55,66 15,43 70,78 59,19 18,40 68,99 57,61 15,57 68,11 56,67 18,23 67,55 56,66 15,28 70,11 62,55 24,48 68,79 59,64 20,29 75,22 59,64 19,69 69,67 77,51 31,89 79,85 60,87 21,62 72,55 59,04 18,29 70,49 58,11 16,29 71,87 60,94 21,66 69,36 75,20 25,10 78,35 63,34 26,28 68,77 68,54 37,71 71,77
64
8.2.8. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2008 di Kabupaten Bandung 1) SL-PTT Padi Inbrida Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK seluas 10.000 ha sedangkan realisasi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung nomor 27/SK/187/PP/2008, tanggal 23 April 2008 seluas 9.650 hektar tersebar di 26 kecamatan, 156 desa dan 386 kelompok tani, tidak dilaksanakan seluas 350 hektar. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 62,84 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 1,31 Ku/ha (2,13%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 61,53 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Cilengkrang sebesar 3,50%, produksi yang dihasilkan mencapai 60.640 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,16% - 3,50%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Nagreg sebesar 79,01 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Bandung (Angka Sementara Dinas) sebesar 59,70 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 5,26%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 63,43 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Nagreg sebesar 79,55 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Bandung disajikan pada Tabel 19.
65
Tabel 19. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Bandung Jumlah Kecamatan
Desa 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Cikancung Soreang Bojongsoang Ciparay Ibun Paseh Cileunyi Pacet Banjaran Baleendah Solokanjeruk Rancaekek Pangalengan Arjasari Majalaya Pasir Jambu Pameungpeuk Katapang Cicalengka Cilengkrang Cimaung Cangkuang Nagreg Cimenyan Dayeuhkolot Margaasih
156 9 13 4 13 9 10 5 3 9 8 7 13 1 11 9 2 5 1 8 1 5 5 2 1 1 1
Realisasi
Poktan 386 19 42 9 30 21 17 10 4 19 19 39 52 1 15 30 3 16 6 12 1 6 8 3 1 1 2
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
9.650 475 1.050 225 750 525 425 250 100 475 475 975 1.300 25 375 750 75 400 150 300 25 150 200 75 25 25 50
9.650 475 1.050 225 750 525 425 250 100 475 475 975 1.300 25 375 750 75 400 150 300 25 150 200 75 25 25 50
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 61,53 60,79 61,88 60,67 63,75 62,15 60,22 60,22 59,86 60,98 61,24 60,22 62,12 59,64 60,56 60,87 60,78 63,08 58,56 60,88 60,05 60,12 61,44 78,88 60,12 60,12 60,55
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 62,84 2,13 63,43 61,85 1,74 62,34 62,21 0,53 62,74 61,55 1,45 62,21 64,48 1,15 65,07 63,62 2,37 64,16 61,58 2,26 62,18 61,63 2,34 62,26 61,14 2,14 61,74 62,24 2,07 62,81 62,55 2,14 63,12 61,73 2,51 62,33 64,12 3,22 64,67 60,88 2,08 61,34 61,97 2,33 62,45 62,25 2,27 62,75 61,87 1,79 62,19 64,56 2,35 65,12 60,12 2,66 61,62 62,22 2,20 62,73 62,15 3,50 62,88 61,87 2,91 62,37 62,81 2,23 63,82 79,01 0,16 79,55 61,55 2,38 62,06 61,74 2,69 62,23 62,05 2,48 62,55
66
2) SL-PTT Padi Hibrida Alokasi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK seluas 1.000 ha sedangkan realisasi yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan
Kepala
Dinas
Pertanian,
Perkebunan
dan
Kehutanan
Kabupaten
Bandung
nomor
27/SK/187/PP/2008, tanggal 23 April 2008 seluas 990 hektar tersebar di 19 kecamatan, 59 desa dan 66 kelompok tani, tidak dilaksanakan seluas 10 hektar. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 72,30 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 1,55 Ku/ha (2,20%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 70,75 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Cileunyi sebesar 3,26%, produksi yang dihasilkan mencapai 7.158 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,92% - 3,26%, pencapaian
produktivitas tertinggi di Kecamatan Ibun sebesar 74,31 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Bandung (Angka Sementara Dinas) sebesar 59,70 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 21,11%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 72,88 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Ibun sebesar 74,82 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SLPTT padi hibrida di Kabupaten Bandung disajikan pada Tabel 20.
67
Tabel 20. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Bandung
Jumlah Kecamatan
Desa 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Cikancung Soreang Bojongsoang Ciparay Ibun Paseh Pacet Cileunyi Banjaran Baleendah Solokanjeruk Margaasih Rancaekek Arjasari Majalaya Pameungpeuk Katapang Cicalengka Cangkuang
59 4 7 3 4 1 2 1 2 3 3 7 1 5 2 5 4 1 3 1
Realisasi
Poktan 66 4 8 3 7 2 2 1 2 3 3 7 1 5 2 6 4 1 3 2
Produktivitas (Ku/Ha)
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
990 60 120 45 105 30 30 15 30 45 45 105 15 75 30 90 60 15 45 30
990 60 120 45 105 30 30 15 30 45 45 105 15 75 30 90 60 15 45 30
Di Lokasi SL Sebelum SL 70,75 70,12 71,23 71,44 69,23 72,43 70,33 70,84 69,87 71,22 70,36 71,67 70,18 71,22 70,36 71,52 70,91 70,67 70,37 70,23
Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 72,30 2,20 72,88 72,07 2,78 72,57 73,01 2,50 73,55 72,65 1,69 73,23 71,21 2,86 72,73 74,31 2,60 74,82 72,04 2,43 72,55 71,87 1,45 72,38 72,15 3,26 72,65 72,56 1,88 73,11 72,15 2,54 72,65 72,33 0,92 72,86 72,04 2,65 72,54 72,86 2,30 73,37 72,13 2,52 72,65 72,88 1,90 73,45 71,65 1,04 72,12 72,18 2,14 72,63 72,12 2,49 72,64 71,57 1,91 72,14
68
8.2.9. SL-PTT di Kabupaten Sumedang Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sumedang nomor 521.22/345a/SR/2008, tanggal 1 April 2008 seluas 10.000 hektar tersebar di 26 kecamatan, 235 desa dan 394 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 70,51 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 10,72 Ku/ha (17,94%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 59,79 Ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Pamulihan sebesar 55,25%, produksi yang dihasilkan mencapai 70.510 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 1,38% - 46,07%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Tanjung Medar sebesar 84,78 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian ratarata produktivitas Kabupaten Sumedang (Angka Sementara Dinas) sebesar 57,36 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 22,93%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 72,21 ku/ha, produktivitas tertinggi di Kecamatan Tanjung Medar sebesar 84,90 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Sumedang disajikan pada Tabel 21.
69
Tabel 21. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Sumedang Jumlah
Tanam
Kecamatan
Desa 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Sumedang Selatan Sumedang Utara Ganeas Cimalaka Cisarua Tanjungkerta Tanjungmedar Tanjungsari Sukasari Jatinangor Ciamnggung Rancakalong Pamulihan Darmaraja Situraja Cisitu Wado Jatinunggal Jatigede Conggeang Paseh Buahdua Surian Tomo Ujungjaya Cibugel
Realisasi
235 11 12 6 14 7 11 8 7 5 4 6 9 5 14 14 10 9 9 11 11 7 13 7 9 9 7
Poktan 394 20 15 14 15 12 17 12 8 5 5 8 9 5 19 20 20 23 20 15 22 15 25 16 25 21 8
(Ha) 10.000 500 375 375 375 300 425 300 200 125 125 200 225 125 475 500 500 575 500 375 550 375 625 400 625 650 200
Produktivitas (Ku/Ha)
Panen (Ha) 10.000 500 375 375 375 300 425 300 200 125 125 200 225 125 475 500 500 575 500 375 550 375 625 400 625 650 200
Sebelum SL 59,79 58,50 56,04 67,09 67,55 57,62 68,44 65,31 55,96 58,58 53,48 61,96 58,99 53,81 64,27 56,51 56,56 64,04 64,24 61,45 57,56 57,38 58,14 56,26 58,26 54,97 61,48
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 70,51 17,94 72,21 74,83 27,91 74,90 81,86 46,07 81,87 83,20 24,01 84,55 79,55 17,76 80,29 62,70 8,82 65,56 84,05 22,81 84,75 84,78 29,81 84,90 60,68 8,43 65,12 64,54 10,17 65,23 73,24 36,95 73,46 68,00 9,75 69,15 75,71 28,34 75,94 83,54 55,25 83,89 68,74 6,96 69,58 65,92 16,65 66,54 57,34 1,38 58,78 75,15 17,35 75,86 76,80 19,55 77,02 74,91 21,90 75,24 66,53 15,58 67,32 73,37 27,87 73,67 61,60 5,95 62,24 64,01 13,78 65,04 64,56 10,81 65,29 59,77 8,73 60,21 70,61 14,85 70,99
70
8.2.10. SL-PTT di Kabupaten Garut Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut nomor 521/19/Papal/2008, tanggal 15 Mei 2008 seluas 10.000 hektar tersebar di 42 kecamatan, 307 desa dan 400 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 65,81 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 4,00 ku/ha (6,47%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 61,81 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisompet sebesar 27,96%, produksi yang dihasilkan mencapai 65.810 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,26% - 24,26%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Cisompet sebesar 76,20 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Garut (Angka Sementara Dinas) sebesar 60,90 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 8,06%.
Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 73,87 ku/ha,
produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Kadungora sebesar 80,00 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Garut disajikan pada Tabel 22.
71
Tabel 22.
Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Garut Jumlah Kecamatan
Desa 42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Cisewu Caringin Talegong Bungbulang Mekarmukti Pakenjeng Pamulihan Cikelet Pameungpeuk Cibalong Cisompet Singajaya Cihurip Peundeuy Cikajang Banjarwangi Cilawu Bayongbong Cigedung Cisurupan Sukaresmi Samarang Pasirwangi Tarogong Kaler Tarogong Kidul Garut Utara karangpawitan Wanaraja Pangatikan Sucinagara Sukawening Karangtengah Banyuresmi Leles Leuwigoong Kadungora Cibiuk Cibatu Kersamanah Malangbong Limbangan Selawi
307 7 5 7 11 4 5 4 4 7 4 8 9 4 6 1 11 9 15 1 8 6 12 4 7 9 8 16 4 3 4 10 4 10 8 7 7 5 11 5 17 13 7
Realisasi
Poktan 400 12 6 9 28 6 13 6 8 9 7 10 9 4 7 3 18 12 15 2 12 9 13 9 7 9 9 16 4 4 4 11 8 11 8 10 13 5 11 5 17 13 8
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
10.000 300 150 225 700 150 325 150 200 225 175 250 225 100 175 75 450 300 375 50 300 225 325 225 175 225 225 400 100 100 100 275 200 275 200 250 325 125 275 125 425 325 200
10.000 300 150 225 700 150 325 150 200 225 175 250 225 100 175 75 450 300 375 50 300 225 325 225 175 225 225 400 100 100 100 275 200 275 200 250 325 125 275 125 425 325 200
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 61,81 58,92 58,77 58,98 60,82 59,29 59,17 58,92 58,80 57,30 58,43 59,55 60,68 60,77 60,08 60,24 61,62 60,55 66,17 61,45 61,12 61,64 62,25 61,80 61,57 61,04 61,47 66,73 62,49 61,83 62,51 62,96 63,38 63,76 64,52 63,08 66,07 61,52 61,59 61,83 62,51 61,80 61,52
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 65,81 6,47 68,10 15,58 60,30 2,60 60,04 1,80 66,50 9,34 62,50 5,41 61,10 3,26 59,60 1,15 67,76 15,24 71,20 24,26 61,96 6,04 76,20 27,96 62,10 2,34 60,93 0,26 62,30 3,70 60,97 1,21 75,18 22,01 61,40 1,40 67,70 2,31 61,45 0,00 61,25 0,21 61,70 0,10 63,10 1,37 61,90 0,16 63,50 3,13 63,50 4,03 62,54 1,74 67,64 1,36 67,70 8,34 67,80 9,66 62,90 0,62 64,60 2,60 64,70 2,08 69,63 9,21 69,80 8,18 67,38 6,82 67,28 1,83 63,10 2,57 63,06 2,39 67,67 9,45 68,70 9,90 68,81 11,34 67,81 10,22
Lokasi LL 73,87 73,90 68,80 68,80 70,90 74,30 69,17 73,90 73,79 72,30 73,45 76,55 70,70 61,00 71,10 73,40 76,50 75,60 76,17 61,45 73,12 71,64 75,30 71,80 72,60 71,04 75,50 76,73 75,50 72,80 77,50 75,96 73,40 78,80 75,50 74,00 80,00 75,48 73,60 75,90 76,62 73,90 72,60
72
8.2.11. SL-PTT di Kabupaten Tasikmalaya Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya nomor 521.21/SK.088.A/PP, tanggal 4 Pebruari 2008 seluas 10.000 hektar tersebar di 39 kecamatan, 341 desa dan 400 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 68,84 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 8,39 ku/ha (13,88%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 60,54 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Cikalong sebesar 29,31%, produksi yang dihasilkan mencapai 68.840 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 2,31% - 23,06%,
pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Padakembang sebesar 70,87 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Tasikmalaya (Angka Sementara Dinas) sebesar 61,83 ku/ha, maka terjadi peningkatan sebesar 11,34%. Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 13,88%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 75,23 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Mangunreja sebesar 77,63 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Tasikmalaya disajikan pada Tabel 23.
73
Tabel 23. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Tasikmalaya Jumlah Kecamatan
Desa 39
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kadipaten Puspahiang Salawu Tanjungjaya Salopa Jatiwaras Sukaratu Manonjaya Sodonghilir Sukaresik Karangjaya Pageageung Pancatengah Mangunreja Ciawi Cisayong Sukahening Leuwisari Singaparna Bojonggambir Sariwangi Cineam Jamanis Bantarkalong Gunungtanjung Padakembang Cikalong Taraju Cikatomas Karangnunggal Cipatujah Rajapolah Sukarame Parungponteng Bojongasih Cibolang Sukaraja Culamega Cigalontang
341 6 8 12 4 9 8 8 12 12 7 4 10 11 6 11 13 7 7 9 10 8 7 8 8 7 5 13 9 9 14 15 9 6 8 6 6 8 5 16
Realisasi
Poktan 400 7 10 12 8 10 8 15 12 12 7 7 12 11 8 12 13 8 10 9 14 8 7 8 8 7 5 13 9 9 14 16 13 11 12 7 6 8 10 24
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
10.000 175 250 300 200 250 200 375 300 300 175 175 300 275 200 300 325 200 250 225 350 200 175 200 200 175 125 325 225 225 350 400 325 275 300 175 150 200 250 600
10.000 175 250 300 200 250 200 375 300 300 175 175 300 275 200 300 325 200 250 225 350 200 175 200 200 175 125 325 225 225 350 400 325 275 300 175 150 200 250 600
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 60,45 58,27 60,00 67,41 60,93 60,84 58,94 65,49 61,48 59,79 66,60 63,76 61,64 57,43 63,33 58,11 58,04 61,88 66,32 65,29 55,54 64,82 59,03 56,36 58,78 59,92 66,90 53,36 54,29 56,97 59,78 55,99 56,60 63,69 57,23 58,35 58,44 60,50 56,58 60,25
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 68,84 13,88 68,41 17,40 68,99 14,98 68,97 2,31 68,98 13,21 68,66 12,85 68,67 16,51 68,68 4,87 68,40 11,26 68,57 14,68 68,68 3,12 69,87 9,58 68,51 11,15 68,49 19,26 70,12 10,72 68,25 17,45 68,23 17,56 68,97 11,46 70,58 6,42 70,70 8,29 68,35 23,06 70,51 8,78 68,49 16,03 68,62 21,75 68,67 16,83 68,10 13,65 70,87 5,93 69,00 29,31 68,27 25,75 68,07 19,48 68,08 13,88 68,18 21,77 69,02 21,94 70,54 10,76 68,90 20,39 68,86 18,01 68,22 16,74 69,16 14,31 68,46 21,00 68,60 13,86
Lokasi LL 75,23 72,55 73,68 73,01 72,54 76,87 75,25 73,29 74,21 75,06 73,87 76,46 75,23 74,98 77,63 75,47 74,55 75,32 76,81 77,04 74,32 76,79 74,58 75,17 74,35 75,66 77,05 75,41 74,85 75,77 76,09 75,38 75,87 76,53 75,11 76,03 75,32 76,17 75,29 74,58
74
8.2.12. SL-PTT di Kabupaten Ciamis 1) SL-PTT Padi Inbrida Aloksi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis nomor 147.16/SK.152.1/TPH, tanggal 4 Maret 2008 seluas 12.000 hektar tersebar di 36 kecamatan, 334 desa dan 423 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 64,45 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 5,03 ku/ha atau (8,46%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 59,42 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Rancah sebesar 51,89%, produksi yang dihasilkan mencapai 77.340 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,46% - 51,89%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Rancah sebesar 87,20 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Ciamis (Angka Sementara Dinas) sebesar 60,46 ku/ha, maka terjadi peningkatan sebesar 6,60%.
Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 8,46%,.
Rata-rata pencapaian
produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 66,37 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Rancah sebesar 90,52 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Ciamis disajikan pada Tabel 24.
75
Tabel 24. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Ciamis Jumlah Kecamatan
Desa 36
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Cimerak Cijulang Cigugur Langkaplancar Parigi Sidamulih Pangandaran Kalipucang Padaherang Banjarsari Lakbok Pamarican Cidolog Cimaragas Cijeungjing Cisaga Tambaksari Rancah Rajadesa Sukadana Ciamis Cikoneng Sadananya Cipaku Jatinagara Panawangan Kawali Panjalu Panumbangan Sindangkasih Baregbeg Lumbung Mangunjaya Sukamantri Cihaurbeuti Purwadadi
334 6 7 7 12 10 7 6 8 17 21 10 13 6 4 10 10 6 12 11 6 11 9 8 11 6 13 11 8 13 9 8 8 5 5 11 9
Realisasi
Poktan 423 7 12 10 12 10 7 6 10 17 21 26 24 8 6 11 12 8 12 14 10 13 9 8 14 8 13 11 8 19 11 8 8 16 5 15 14
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
12.000 275 300 250 300 300 250 150 250 650 925 650 650 200 175 275 300 200 325 350 250 325 300 200 350 250 325 375 400 475 275 200 200 400 175 375 350
12.000 275 300 250 300 300 250 150 250 650 925 650 650 200 175 275 300 200 325 350 250 325 300 200 350 250 325 375 400 475 275 200 200 400 175 375 350
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 59,42 58,30 55,98 55,40 56,04 58,51 61,81 62,09 59,76 61,10 65,41 55,65 61,37 59,24 57,46 62,85 57,52 49,13 57,41 60,79 59,56 65,54 59,96 57,50 59,65 51,63 58,18 56,63 57,70 60,71 60,92 58,60 60,05 73,52 59,52 58,43 65,24
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 64,45 8,46 77,00 32,08 68,96 23,19 67,20 21,30 63,19 12,76 60,05 2,63 62,13 0,52 63,18 1,76 69,06 15,56 62,06 1,57 69,18 5,76 66,84 20,11 63,02 2,69 62,66 5,77 59,20 3,03 70,35 11,93 64,35 11,87 60,82 23,79 87,20 51,89 69,16 13,77 62,12 4,30 70,12 6,99 61,33 2,28 65,60 14,09 61,49 3,08 55,21 6,93 60,14 3,37 58,43 3,18 59,58 3,26 62,56 3,05 61,20 0,46 59,86 2,15 62,06 3,35 75,31 2,43 61,48 3,29 60,39 3,35 67,55 3,54
Lokasi LL 66,37 77,56 87,02 67,85 63,19 60,98 62,75 63,68 74,04 62,54 69,99 67,01 63,55 77,18 59,90 73,03 64,92 61,23 90,52 62,42 62,93 80,35 61,97 67,00 62,01 53,69 60,68 59,02 59,98 62,68 61,80 59,20 62,55 75,71 61,80 60,78 67,87
76
2) SL-PTT Padi Hibrida Aloksi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis nomor 147.16/SK.152.1/TPH, tanggal 4 Maret 2008 seluas 230 hektar tersebar di 10 kecamatan, 14 desa dan 14 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 78,45 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 3,17 ku/ha (4,21%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 75,28 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Panumbangan sebesar 14,85%, produksi yang dihasilkan mencapai 1.804 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,34% - 14,85%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Cijeungjing sebesar 80,20 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Ciamis (Angka Sementara Dinas) sebesar 60,46 ku/ha, maka terjadi peningkatan sebesar 29,75%. Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 4,21%,. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) mencapai 83,32 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Banjarsari sebesar 85,10 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi hibrida di Kabupaten Ciamis disajikan pada Tabel 25.
77
Tabel 25. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Ciamis Jumlah Kecamatan
Desa 10
Realisasi
Poktan
Produktivitas (Ku/Ha)
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
Di Lokasi SL
14
14
230
230
Sebelum SL 75,28
Setelah SL 78,45
Peningkatan Lokasi LL (%) 4,21 83,32
1
Cimerak
1
1
15
15
75,35
76,00
0,86
81,30
2
Padaherang
1
1
15
15
76,40
77,50
1,44
82,56
3
Banjarsari
1
1
30
30
77,00
80,10
4,03
85,10
4
Pamarican
4
4
60
60
76,21
79,54
4,37
82,45
5
Cijeungjing
1
1
15
15
77,50
81,20
4,77
84,56
6
Panawangan
1
1
15
15
75,60
80,40
6,35
82,21
7
Panumbangan
2
2
30
30
66,35
76,20
14,85
82,55
8
Mangunjaya
1
1
20
20
77,23
80,10
3,72
83,55
9
Purwadadi
1
1
15
15
78,25
80,22
2,52
84,65
Sindangkasih
1
1
15
15
72,95
73,20
0,34
84,22
10
8.2.13. SL-PTT di Kabupaten Cirebon Aloksi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon nomor 521/Kep.268-Distanbun/2008, tanggal 18 April 2008 seluas 5.000 hektar tersebar di 38 kecamatan, 200 desa dan 200 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 74,29 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 7,80 ku/ha (11,73%) dibandingkan
78
produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 66,49 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Plered sebesar 63,61%, produksi yang dihasilkan mencapai 37.145 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 1,54% - 63,61%,
pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Panguragan sebesar 95,73 ku/ha.
Apabila dibandingkan dengan
pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Cirebon (Angka Sementara Dinas) sebesar 57,54 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 29,11%. Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 11,73%,. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 75,80 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Panguragan sebesar 96,70 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Cirebon disajikan pada Tabel 26.
79
Tabel 26. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Cirebon Jumlah Kecamatan
Desa 38
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Susukan Ciwaringin Arjawinangun Kaliwedi Gegesik Panguragan Kapetakan Suranenggala Plumbon Depok Dukupuntang Sumber Astanajapura Pangenan Lemahabang Klangenan Jamblang Mundu Waled Ciledug Babakan Gebang Pabedilan Losari Pabuaran Susukan Lebak Palimanan Gempol Tengah Tani Kedawung Talun Beber Sedong Gunungjati Weru Plered Karangsembung Karangwareng
200 7 7 6 7 8 6 7 5 6 5 5 6 5 5 6 7 6 5 4 4 4 4 5 7 2 2 7 6 6 3 7 5 6 7 3 5 1 3
Realisasi
Poktan 200 7 7 6 7 8 6 7 5 6 5 5 6 5 5 6 7 6 5 4 4 4 4 5 7 2 2 7 6 6 3 7 5 6 7 3 5 1 3
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
5.000 175 175 150 175 200 150 175 125 150 125 125 150 125 125 150 175 150 125 100 100 100 100 125 175 50 50 175 150 150 75 175 125 150 175 75 125 25 75
5.000 175 175 150 175 200 150 175 125 150 125 125 150 125 125 150 175 150 125 100 100 100 100 125 175 50 50 175 150 150 75 175 125 150 175 75 125 25 75
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 66,49 78,86 79,79 80,00 75,71 74,88 86,40 73,71 53,40 63,92 54,94 59,80 63,67 67,00 65,00 65,00 74,71 78,17 57,40 73,10 63,50 69,92 69,62 64,20 63,29 72,00 69,50 71,14 72,67 71,17 54,67 44,00 47,76 46,67 57,86 60,30 50,40 75,00 69,33
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 74,29 11,73 84,09 6,63 85,69 7,39 86,27 7,84 82,43 8,88 81,63 9,01 95,73 10,80 83,43 13,19 59,50 11,42 66,93 4,71 60,32 9,79 61,36 2,61 67,40 5,86 76,50 14,18 75,24 15,75 71,83 10,51 75,86 1,54 84,67 8,32 67,60 17,77 79,14 8,26 70,00 10,24 80,27 14,80 80,69 15,90 69,20 7,79 70,29 11,06 74,50 3,47 78,50 12,95 78,57 10,44 78,50 8,02 77,38 8,73 71,67 31,10 46,76 6,27 63,32 32,58 65,57 40,50 63,29 9,38 70,40 16,75 82,46 63,61 78,00 4,00 78,00 12,51
Lokasi LL 75,80 85,14 87,29 86,80 83,29 82,75 96,70 84,06 61,80 68,58 62,80 62,60 68,67 77,50 76,80 73,00 77,86 85,50 68,20 79,75 71,25 81,38 81,50 70,20 71,00 76,00 79,50 79,14 79,17 77,83 73,33 50,43 64,34 78,90 64,29 72,17 83,12 79,00 78,67
80
8.2.14. SL-PTT di Kabupaten Kuningan Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan nomor 520/613/Distan, tanggal 10 April 2008 seluas 7.500 hektar tersebar di 31 kecamatan, 248 desa dan 300 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 62,71 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 3,84 ku/ha (6,53%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 58,87 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Lebakwangi sebesar 38,69%, produksi yang dihasilkan mencapai 47.032 ton GKG.
Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,26% - 38,69%,
pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Lebakwangi sebesar 79,00 ku/ha.
Apabila dibandingkan dengan
pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Kuningan (Angka Sementara Dinas) sebesar 58,63 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 6,96%. Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 6,53%,. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 68,30 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Lebakwangi sebesar 85,75 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Kuningan disajikan pada Tabel 27.
81
Tabel 27. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Kuningan Jumlah Kecamatan
Desa 31
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Darma Nusaherang Cilimus Cigandamekar Mandirancan Pancalang Pasawahan Garawangi Sindangagung Lebakwangi Maleber Subang Selajambe Cilebak Kuningan Kadugede Cilawu Karangkencana Ciniru Hantara Jalaksana Japara Luragung Cibingbin Cibeureum Cigugur Kramatmulya Ciawigebang Cipicung Cidahu Kalimanggis
248 4 2 11 11 7 8 5 10 10 10 9 3 3 3 10 6 11 6 9 8 10 8 14 10 8 6 18 14 6 4 4
Realisasi
Poktan 300 6 2 15 12 7 8 5 10 10 10 10 3 3 3 16 10 14 6 12 12 11 9 25 12 10 10 21 14 6 4 4
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
7.500 150 50 375 300 175 200 125 250 250 250 250 75 75 75 400 250 350 150 300 300 275 225 625 300 250 250 525 350 150 100 100
7.500 150 50 375 300 175 200 125 250 250 250 250 75 75 75 400 250 350 150 300 300 275 225 625 300 250 250 525 350 150 100 100
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 58,87 58,77 61,14 57,40 57,25 58,71 56,04 65,54 60,00 61,11 56,96 56,79 60,12 60,75 59,52 60,67 62,62 55,71 55,75 54,50 54,91 57,07 56,21 63,37 59,12 58,07 61,66 61,38 62,32 58,65 56,28 56,56
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 62,71 6,53 58,46 -0,53 59,15 -3,25 63,88 11,29 62,81 9,71 59,32 1,04 52,41 -6,48 72,84 11,14 67,30 12,17 60,38 -1,19 79,00 38,69 71,94 26,68 63,75 6,04 59,12 -2,68 58,83 -1,16 66,13 9,00 71,76 14,60 63,01 13,10 67,65 21,35 59,53 9,23 59,56 8,47 60,69 6,34 58,86 4,71 65,48 3,33 59,01 -0,19 58,22 0,26 51,54 -16,41 61,59 0,34 61,23 -1,75 65,90 12,36 62,85 11,67 61,90 9,44
Lokasi LL 68,30 83,59 63,14 66,45 66,32 65,48 55,75 81,75 71,27 63,03 85,75 77,44 68,31 61,04 61,52 73,07 81,20 74,57 74,52 63,37 63,95 61,35 59,95 71,90 60,05 58,98 61,74 66,37 66,39 65,49 74,01 69,52
82
8.2.15. SL-PTT di Kabupaten Majalengka Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka nomor 521/358/Distan/2008, tanggal 28 April 2008 seluas 10.000 hektar tersebar di 23 kecamatan, 271 desa dan 384 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 58,41 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 2,95 ku/ha (5,32%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 55,46 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Sindangwangi sebesar 13,20%, produksi yang dihasilkan mencapai 58.410 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,48% - 13,20%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Sindangwangi sebesar 61,99 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Majalengka (Angka Sementara Dinas) sebesar 55,36 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 5,51%. Rata-rata kenaikan produktivitas sebesar 5,32%,. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 59,40 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Sindangwangi sebesar 62,84 ku/ha. Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten Majalengka disajikan pada Tabel 28.
83
Tabel 28. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Majalengka Jumlah Kecamatan
Desa 23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Jatiwangi Palasah Banjaran Argapura Kadipaten Kertajati Panyingkiran Jatitujuh Rajagaluh Maja Leuwimunding Majalengka Dawuan Bantarujeg Ligung Talaga Lemahsugih Cingambul Cikijing Sukahaji Sindangwangi Cigasong Sumberjaya
271 16 13 5 7 7 13 9 14 13 10 14 12 21 22 19 10 12 5 5 12 10 10 12
Realisasi
Poktan 384 23 19 5 7 10 34 13 33 13 10 16 19 33 22 35 11 12 5 6 12 11 11 24
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
10.000 800 475 125 175 250 850 325 825 325 250 400 500 925 550 875 275 300 125 150 300 275 300 625
10.000 800 475 125 175 250 850 325 825 325 250 400 500 925 550 875 275 300 125 150 300 275 300 625
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 55,46 58,17 58,05 52,26 54,37 56,10 56,42 53,21 56,52 54,60 55,83 57,17 56,65 56,44 52,81 52,14 57,58 54,66 55,36 54,91 56,14 54,76 54,21 57,20
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 58,41 5,32 59,40 59,12 1,63 60,15 58,34 0,50 59,07 55,71 6,60 58,36 56,80 4,47 57,05 56,37 0,48 58,45 58,38 3,47 58,44 56,31 5,83 56,35 57,21 1,22 59,19 61,01 11,74 62,54 58,91 5,52 59,10 59,98 4,92 61,15 58,12 2,59 58,97 57,35 1,61 59,40 55,28 4,68 57,06 54,52 4,56 55,11 61,73 7,21 62,59 60,04 9,84 60,71 58,35 5,40 59,64 59,85 9,00 60,12 58,51 4,22 58,80 61,99 13,20 62,84 59,67 10,07 59,94 59,87 4,67 61,21
84
8.2.16. SL-PTT di Kabupsaten Indramayu 1) SL-PTT Padi Inbrida Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu nomor 188.4/Kep.06-Tuban/DISTAN, tanggal 5 Maret seluas 10.000 hektar tersebar di 31 kecamatan, 281 desa dan 400 kelompok tani. Realisasi tanam sebesar 100% dengan realisasi panen seluas 8.655 ha atau 86,55%, sedangkan seluas 1.345 ha atau 13,45% terkena puso akibat dampak fenomena iklim (DFI) kekeringan. Rata-rata tingkat produktivitas mencapai 64,07 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 4,84 ku/ha (8,17%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar
59,23 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di
Kecamatan Karangampel sebesar 24,38%, produksi yang dihasilkan mencapai 55.453 ton GKG.
Peningkatan
produktivitas berkisar antara 0,33% - 24,38%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Sukagumiwang sebesar 85,13 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Indramayu (Angka Sementara Dinas) sebesar 56,40 ku/ha, maka terjadi peningkatan produktivitas sebesar 13,60%.
Rata-rata
pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 64,54 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Sukagumiwang sebesar 90,92 ku/ha.
Rincian hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kabupaten
Indramayu disajikan pada Tabel 29.
85
Tabel 29. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kabupaten Indramayu Jumlah Kecamatan
Desa 31
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Gabuswetan Karangampel Krangkeng Lelea Kedokan Bunder Balongan Indramayu Lohbener Kandanghaur Sliyeg Losarang Bongas Kroya Juntinyuat Kertasemaya Sindang Anjatan Arahan Sukra Cikedung Patrol Pasekan Gantar Haurgeulis Cantigi Tukdana Widasari Sukagumiwang Jatibarang Terisi Bangoduo
281 10 10 9 11 7 10 10 12 10 11 11 6 8 9 9 9 13 9 8 7 8 5 6 9 5 13 10 6 13 9 8
Realisasi
Poktan 400 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 10 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
10.000 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 325 250 325 325 325 325 325 325 325 325 325
8.655 325 325 285 325 325 325 252 300 175 325 325 325 325 277 325 325 325 291 325 250 325 325 325 325 325 325 325 325
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 59,23 61,50 50,13 60,29 52,16 39,56 50,91 65,25 60,29 63,00 25,78 62,00 56,40 50,52 68,29 48,44 74,16 72,61 60,29 68,00 60,48 61,11 63,99 77,01 65,92 80,36 41,60 61,28 57,00
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan SL (%) 64,07 8,18 61,70 0,33 62,35 24,38 #DIV/0! 69,77 15,72 53,52 2,61 40,00 1,11 61,68 21,15 68,45 4,90 69,88 15,91 63,00 0,00 26,29 1,98 75,00 20,97 68,20 20,92 50,99 0,93 73,64 7,83 49,94 3,10 84,58 14,05 #DIV/0! 79,31 9,23 69,85 15,86 76,00 11,76 63,62 5,19 63,22 3,45 64,03 0,06 #DIV/0! 78,16 1,49 69,28 5,10 85,13 5,94 41,60 0,00 61,97 1,13 62,88 10,32
Lokasi LL 64,54 62,25 62,84 74,15 55,60 41,07 62,00 69,05 70,26 63,55 22,89 79,00 68,50 51,79 74,55 50,36 86,19 68,13 72,10 78,00 66,24 51,70 64,70 79,28 72,73 90,92 41,60 62,30 65,37
86
2) SL-PTT Padi Hibrida Alokasi SL-PTT padi hibrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu nomor 188.4/Kep.06-Tuban/DISTAN, tanggal 5 Maret seluas 2.500 hektar tersebar di 17 kecamatan, 69 desa dan 94 kelompok tani. Realisasi tanam sebesar seluas 1.410 ha atau (56,40%) dan seluas 1.090 ha atau 43,60% tidak direalisasi (dana tidak dicairkan), dengan realisasi panen seluas 1.025 ha atau 41,00%, sedangkan seluas 385 ha atau 15,40% terkena puso akibat dampak fenomena iklim (DFI) kekeringan. Rata-rata tingkat produktivitas mencapai 74,82 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 5,86 ku/ha (8,50%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 68,965 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Bongas sebesar 54,30%, produksi yang dihasilkan mencapai 7.669 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,15% 54,30%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Bongas sebesar 104,00 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kabupaten Indramayu (Angka Sementara Dinas) sebesar 56,40 ku/ha, maka terjadi peningkatan sebesar 32,66%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 75,67 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Bongas sebesar 104,22 ku/ha. Secara rinci hasil pelaksanaan SL-PTT padi hibrida di Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 30.
87
Tabel 30. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Hibrida Tahun 2008 di Kabupaten Indramayu Jumlah Kecamatan
Desa 17
Realisasi
Poktan
Produktivitas (Ku/Ha)
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
Di Lokasi SL
69
94
1.410
1.025
Sebelum SL 68,96 67,70
Setelah SL 74,82 78,66
Peningkatan Lokasi LL (%) 8,50 75,67
1
Karangampel
4
5
75
45
16,19
79,11
2
Krangkeng
4
5
75
-
3
Kedokan Bunder
5
6
90
90
77,42
86,98
12,35
87,06
4
Balongan
3
3
45
32
83,60
85,96
2,82
86,44
5
Sliyeg
6
7
105
15
76,85
77,00
0,20
77,15
6
Losarang
1
1
15
5
32,24
32,37
0,40
32,37
7
Bongas
2
6
90
90
67,40
104,00
54,30
104,22
8
Kroya
4
5
75
75
56,70
70,97
25,17
71,28
9
Juntinyuat
3
5
75
55
64,70
68,90
6,49
68,95
10 Kertasemaya
5
6
90
90
87,21
90,83
4,15
100,31
11 Sindang
5
5
75
75
59,35
59,60
0,42
56,88
12 Arahan
4
5
75
-
13 Sukra
5
5
75
75
80,06
82,52
3,07
83,75
14 Patrol
5
6
90
45
80,10
80,22
0,15
81,54
15 Gantar
3
5
75
75
60,02
60,98
1,60
61,40
16 Tukdana
5
13
195
168
66,19
68,00
2,73
68,62
17 Sukagumiwang
5
6
90
90
74,88
75,37
0,65
75,99
0,00
#DIV/0!
88
8.2.17. SL-PTT di Kota Tasikmalaya Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya nomor 520/281.4/Skpt/Distan/2008, tanggal 29 Mei 2008 seluas 2.000 hektar tersebar di 8 kecamatan, 59 desa dan 80 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 65,67 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 6,24 ku/ha (10,50%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 59,43 ku/ha, kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Kawalu sebesar 17,05%, produksi yang dihasilkan mencapai 13.134 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 7,32% - 17,05%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Tamansari sebesar 73,04 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kota Tasikmalaya (Angka Sementara Dinas) sebesar 54,83 ku/ha sehingga terjadi peningkatan sebesar 19,77%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 75,80 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Kawalu sebesar 84,80 ku/ha. Secara rinci hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kota Tasikmalaya disajikan pada Tabel 31.
89
Tabel 31. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kota Tasikmalaya
Jumlah
Tanam
Kecamatan
Desa 8
1 2 3 4 5 6 7 8
Cipedes Tawang Cihideung Kawalu Mangkubumi Indihiang Cibeureum Tamansari
Realisasi
59 3 2 1 10 8 12 15 8
Poktan 80 7 2 1 13 12 15 21 9
(Ha) 2.000 175 50 25 325 300 375 525 225
Produktivitas (Ku/Ha)
Di Lokasi SL Sebelum Setelah Peningkatan Lokasi LL (Ha) SL SL (%) 2.000 59,43 65,67 10,50 75,80 175 56,85 61,01 7,32 67,77 50 56,46 61,76 9,39 69,90 25 53,76 58,88 9,52 66,00 325 58,60 68,59 17,05 84,40 300 58,67 63,61 8,42 80,73 375 58,63 63,39 8,12 71,41 525 59,90 65,77 9,80 81,86 225 63,37 73,04 15,26 84,36
Panen
8.2.18. SL-PTT di Kota Banjar Alokasi SL-PTT padi inbrida berdasarkan DIPA/POK dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kota Banjar nomor 521/638.1/Kpts/Distan/2008, tanggal 25 Juni 2008 seluas 1.000 hektar tersebar di 4 kecamatan, 23 desa dan 40 kelompok tani. Realisasi tanam dan panen sebesar 100% dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai 63,82 ku/ha atau terjadi peningkatan sebesar 4,11 ku/ha (6,91%) dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 59,71 ku/ha,
90
kenaikan produktivitas tertinggi di Kecamatan Banjar sebesar 13,08%, produksi yang dihasilkan mencapai 6.382 ton GKG. Peningkatan produktivitas berkisar antara 0,19% - 13,08%, pencapaian produktivitas tertinggi di Kecamatan Langensari sebesar 69,80 ku/ha. Apabila dibandingkan dengan pencapaian rata-rata produktivitas Kota Banjar (Angka Sementara Dinas) sebesar 59,76 ku/ha sehingga terjadi peningkatan sebesar 6,79%. Rata-rata pencapaian produktivitas di lokasi laboratorium lapangan (LL) sebesar 67,23 ku/ha, produktivitas tertinggi terdapat di Kecamatan Langensari sebesar 75,39 ku/ha. Secara rinci hasil pelaksanaan SL-PTT padi inbrida di Kota Banjar disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32. Hasil Pelaksanaan SL-PTT Padi Inbrida Tahun 2008 di Kota Banjar
Jumlah Kecamatan
Desa 4
1 2 3 4
Banjar Pataruman Purwaharja Langensari
23 7 7 3 6
Realisasi
Poktan 40 8 9 7 16
Tanam
Panen
(Ha)
(Ha)
1.000 200 225 175 400
1.000 200 225 175 400
Produktivitas (Ku/Ha) Sebelum SL 59,71 56,42 60,42 59,20 62,80
Di Lokasi SL Setelah Peningkatan Lokasi LL SL (%) 63,82 6,91 67,23 63,80 13,08 67,10 62,38 3,24 63,55 59,31 0,19 62,86 69,80 11,15 75,39
91
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1.
Produksi padi di Jawa Barat dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 1,35% per tahun, dari 9.602.302 ton GKG pada tahun 2004 menjadi 10.111.069 ton GKG pada tahun 2008 (ATAP BPS), sedangkan peningkatan produktivitas lajunya cukup tajam yaitu mencapai 2,36% per tahun. Namun berbeda halnya dengan perkembangan luas panen, dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata sebesar -1,00% per tahun.
2.
Berdasarkan DIPA/POK alokasi SL-PTT padi tahun 2008 di Jawa Barat seluas 152.730 ha, terdiri dari 145.000 ha SL-PTT padi inbrida yang tersebar di 18 kabupaten/kota, 508 Kecamatan, 3.980 desa dan 5.745 kelompoktani dan 7.730 ha SLPTT padi hibrida yang tersebar di 6 kabupaten, 87 Kecamatan, 333 desa dan 416 kelompoktani. Realisasi SL-PTT berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota seluas 152.015 ha (99,53%) yang terdiri dari 144.650 ha (99,76%) untuk SL-PTT padi inbrida dan 7.365 ha (95,28%) untuk SL-PTT padi hibrida.
3.
Realisasi panen seluas 149.195 hektar atau 98,85% dari areal tanam seluas 150.925 hektar atau 97,69% dari luas sasaran berdasarkan DIPA/POK atau 98,14% dari luas sasaran berdasarkan SK Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Tidak tercapainya luas panen dari luas tanam karena disebabkan adanya dampak fenomena iklim (kekeringan) yang menyebabkan tanaman puso. Di Kabupaten Indramayu areal puso seluas 1.730 hektar atau 15,16% dari total tanam
92
seluas 11.410 hektar atau 13,84% dari alokasi berdasarkan DIPA/POK seluas 12.500 hektar. Jumlah puso tersebut terdiri dari 1.345 ha pada lokasi SL-PTT padi inbrida dan 385 hektar pada lokasi SL-PTT padi hibrida. 4.
Rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT padi inbrida sebesar 64,85 ku/ha atau terjadi kenaikan sebesar 5,59 ku/ha atau 9,42% dibandingkan produktivitas sebelum SL-PTT yaitu sebesar 59,27 ku/ha.
Tiga kabupaten yang kenaikan
produktivitasnya di atas 10 ku/ha bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT sebelum SL-PTT yaitu Kabupaten Subang sebesar 14,35 ku/ha, Kabupaten Cianjur sebesar 10,66 ku/ha dan Kabupaten Sumedang sebesar 10,72 ku/ha. 5.
Rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT padi hibrida sebesar 75,10 ku/ha atau terjadi kenaikan sebesar 9,27 ku/ha atau 14,08% dibandingkan dengan produktivitas sebelum SL-PTT sebesar 65,84 ku/ha. Dua kabupaten yang kenaikan produktivitasnya di atas 10 ku/ha bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di lokasi SL-PTT sebelum SL-PTT yaitu Kabupaten Purwakarta sebesar 19,99 ku/ha dan Kabupaten Subang sebesar 19,80 ku/ha.
9.2. Saran 1.
Pada masa yang akan datang agar kegiatan SL-PTT terus dikembangkan lagi secara luas karena kegiatan tersebut telah mampu menjadi pemicu dalam peningkatan produktivitas dan produksi padi dan sebagai wahana pembelajaran
93
langsung bagi para petani dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya yang diperoleh dari pengalaman selama melakukan pengamatan pada lahan belajar, analisa dan diskusi kelompok. 2.
Untuk menekan/menghidari terjadinya gagal panen/puso akibat dampak fenomena iklim (DFI), maka perlu lebih dipertajam lagi rencana kerja kelompok. Apabila keadaan iklim tidak memungkinkan dalam penyediaan air untuk pertanaman, maka kegiatan dapat dilaksanakan pada musim tanam berikutnya.
94
X. PENUTUP Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban administrasi yang menguraikan tentang pelaksanaan kegiatan sekolah lapangan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (SL-PTT) padi tahun 2008 yang didanai dari APBN Tugas Pembantuan. Kegiatan ini merupakan fokus utama program yang dikembangkan saat ini dalam rangka mendukung upaya pencapaian sasaran produksi padi yang ditargetkan dapat meningkat minimal 5% setiap tahunnya. Melalui SL-PTT, petani dapat menimba ilmu melalui pembelajaran langsung di lapangan yang berdasarkan pengalaman mereka selama melakukan studi lapangan pada areal laboratorium lapangan (LL), dengan harapan petani dapat mengambil keputusan dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemuinya saat pembelajaran berlangsung, sehingga petani dapat mengembangkan inovasi teknologi di lahan usahataninya musim tanam berikutnya. Melalui pendekatan SL-PTT diharapkan menjadi salah satu solusi dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi serta dapat memberikan lebih banyak manfaat dan nilai tambah komersial terhadap produksi yang dihasilkan dalam bentuk pertanian semi organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Semoga laporan ini bermanfaat dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi di Jawa Barat pada masa yang akan datang.
95