BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sasaran umum Pembangunan Lima Tahun
Keenam
GBHN 1993 adalah tumbuhnya sikap kemandirian
menurut
dalam
diri
manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran
serta,
efisiensi
dan produktivitas rakyat
meningkatkan taraf
dalam
hidup ... (Ketetapan MPR RI 1993: 47).
Seiring dengan kualitas sumber daya manusia, maka tas
Pembangunan
rangka
Lima Tahun
Keenam
adalah
priori-
"pembangunan
sektor-sektor di bidang ekonomi dengan keterkaitan
industri
dan
dan pertanian serta bidang
pembangunan
peningkatan kualitas sumber daya manusia"
MPR RI
1993:
antara
lainnya
(Ketetapan
47).
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian
nesia,
sebagian dari penduduk
menurut
Indonesia
sensus penduduk tahun 1990, masih
(55,9
persen),
menggantungkan
dirinya dari sektor pertanian, baik langsung maupun langsung.
Perhatian terhadap sektor
Indo
pertanian
tidak
merupakan
sumber penghidupan sebagian dari rakyat Indonesia.
Walau-
pun golongan petani kaya atau sebagian dari petani
sedang
telah
bagian
dapat
terbesar
garis
ditingkatkan
dari
namun
petani di Indonesia masih hidup
kemiskinan
Napitupulu
pendapatannya,
(1980:
(Dawam Rahardjo, 1984: 278).
8)
mengemukakan 1
bahwa
di
bawah
Sedangkan
penduduk
di
daerah
pedesaan masih ditandai
kemiskinan dan kemelaratan,
oleh ciri-ciri
kebodohan,
pada dasarnya ciri-ciri
terse
but dialamatkan kepada kaum tani di pedesaan. Dalam membantu masyarakat desa yang penghasilan
kebanyakan ber-
dari sektor pertanian, diperlukan upaya
bim
bingan
dan pembinaan yang intensif dari pemerintah,
khu
susnya
kepada
banyak
hidup
petani di
kecil yang
bawah garis
sebagian
kemiskinan.
besar Hal
masih
tersebut
ditekankan oleh Presiden Soeharto dihadapan para Gubernur, Bupati
serta Walikota se-Indonesia:
Sebagai Kepala Daerah, harus memiliki peta wilayah yang memuat informasi mengenai daerah yang penduduknya
masih banyak yang hidup"" di
bawah
daerah-daerah kumuh, terpencil, kerawanan sosial lainnya (Kompas,
garis
Atas dasar tersebut kiranya dapat program
penanggulangan
kemiskinan,
rawan bencana dan 17 Pebruari 1993: 1).
dan pembinaan
disusun
program-
serta
mempermudah
pemantauan perkembangan kesejahteraan petani.
Selanjutnya
Kepala Negara mengingatkan: Harus terus menerus kita sadari bahwa tujuan utama setiap program dan proyek pembangunan adalah untuk me ningkatkan mutu kehidupan rakyat. Masyarakat juga harus terus didorong untuk membangkitkan prakarsa dan kreativitasnya, sehingga dapat makin besar peranan dan sumbangannya dalam pembangunan (Kompas, 17 Pebruari 1993: 1).
Sesuai dengan amanat GBHN pertanian
diarahkan
untuk
1993,
meningkatkan
taraf hidup petani (Ketetapan MPR RI hal
tersebut
bahwa
dapat terlaksana, maka
pembangunan
pendapatan
1993: 64). program
dan
Agar halpendidikan
perlu
terus
Luar
Sekolah
ditingkatkan, khususnya
program
(PLS), termasuk kegiatan
Pendidikan
penyuluhan
dalam
bidang pertanian. Sebagaimana diamanatkan GBHN 1993
bahwa
kemampuan
para
teknologi
pertanian
penyuluhan, 1993:
petani
dalam
penerapan
harus ditumbuhkan
pendidikan
dan
penguasaan
melalui
dan pelatihan (Ketetapan
kegiatan
MPR
RI
65).
Soekandar Wiriaatmadja (1973: 7) mengemukakan bahwa:
Penyuluhan Luar Sekolah pedesaan, di menjadi mau,
Pertanian adalah suatu sistem Pendidikan (PLS) untuk keluarga-keluarga tani di mana mereka belajar sambil berbuat untuk tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masa-
lah-masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntung-
kan dan memuaskan.
Berdasarkan
nyuluhan
pertanian
sekolah
yang
dengan
pendapat
tersebut
di
adalah suatu bentuk
cara,
bahan
dan
atas,
maka pe
pendidikan
sarananya
luar
disesuaikan
keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari
sa
saran, waktu maupun tempat.
Kaitannya dengan diungkapkan
etos
kerja
oleh
petani
yang
dewasa
ini
dengan
mengutip pendapat Reynold (1969), bahwa
melekat
Roni Artasasmita (1989: 8)
ciri-ciri
yang masih melekat pada kaum tani adalah:
(1) Pandangan yang sering tidak masuk akal (2) Sifat menghambat terhadap perubahan
(3)' Tidak responsif terhadap
teknologi
dan
insentif
yang bersifat ekonomik
(4) Sebagai "pemalas" yang hanya melakukan usaha taninya sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumsinya sendiri.
Sedangkan tentang
Koentjaraningrat (1984: mentalitas
petani
yang
37-41)
mengungkapkan
berkaitan
dengan
etos
kerjanya adalah sebagai berikut: (1) tidak biasa berspekulasi
tentang
manusia;
hakikat dari hidup, karya dan
(2)
persepsi
terhadap
waktu
hasil
terbatas
ketentuan tradisi dan keadaan masa sekarang; (3)
nilai
budaya
sehingga
yang tidak aktif terhadap
cenderung
hidupnya
selaras
alam
etos
sikap konformis. Hal-hal
dengan
kerja
yang rendah di mana
tersebut
etos
kerja
kepada menganut
sekitarnya
alam;
menilai tinggi konsep sama rata-sama rasa yang
munculnya
karya
(4)
mewajibkan
menunjukkan berpengaruh
terhadap kerja.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
kerja
pembinaan etos
petani kecil melalui kegiatan penyuluhan
sangatlah penting untuk diteliti, karena dengan nosis"
diharap katan
rangka mental"
kelemahan-kelemahan di dalam
proses
oleh
"mendiag-
pembangunan,
didapatkan terapi yang tepat dalam upaya kesejahteraan petani khususnya petani
"menghilangkan kemiskinan"
dan
PPL
pening
kecil
membuka
dalam
"isolasi
yang menyelubungi lapisan bawah masyarakat
pede
saan yang pada waktu ini kondisinya sebagian besar terdiri atas orang-orang yang berstatus petani kecil yang kehidup-
annya tergantung dari usaha pertanian, agar potensi mereka berkembang sehingga mereka dapat berperan dalam an nasional pada umumnya.
pembangun
B.
Identifikasi
Masalah
Kehidupan golongan petani kecil tertinggal bila
bandingkan lainnya.
dengan perkembangan kemajuan Mereka
"orang-orang antara
berpendapatan rendah
miskin".
golongan sekali,
rakyat
tergolong
Selain keadaan miskin,
banyak
mereka yang berwatak tidak dinamis, etos
relatif
sifatnya yang
"statis", yang
dicirikan
dinamis
terutama
tidak responsif terhadap kemajuan,
belum merupakan
prasarana
mental
yang
di
kerjanya
rendah; malahan banyak pula yang bukan saja tidak bahkan
di
oleh
sehingga
baik untuk
pem
bangunan.
Sebenarnya peranan golongan petani kecil sangat pen-
ting
dalam
akselerasi pembangunan negara
kita,
apabila
potensi mereka telah berkembang sebagaimana mestinya. ini
mengingatkan
bahwa golongan petani
kecil
Hal
merupakan
"ujung tombak" di dalam pelaksanaan pengolahan lahan usaha pertanian,
setidak-tidaknya
mereka
jangan
jadi
beban
pembangunan.
Sejak masa-masa
sebelum
PELITA
(Pembangunan
Tahun) hingga kini telah banyak dilakukan kegiatan
ngunan, pedesaan,
terutama dengan
pemerintah.
pembinaan
didikan
Baik
pembinaan
berupa penyuluhan
dari dan
khusus dalam berbagai sektor pembangunan,
disertai dengan pelayanan dan
Lima pemba
pihak pen maupun
pengaturan yang diperlukan.
disertai dengan pelayanan dan
Akan
tetapi
kini
pemerintah
itu
masyarakat
pedesaan
pengaturan yang diperlukan.
ternyata bahwa
pembinaan
belum banyak menjangkau
yang
sebagian
oleh
lapisan
besar
pihak
"bawah"
terdiri
atas
golongan petani kecil. Pembinaan kepada petani selama ialah
pembinaan kepada petani secara umum
tanpa
ini
memper-
hatikan "lemah" tidaknya petani itu, yang ternyata
kurang
terjangkau oleh golongan petani kecil.
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik untuk meng-
adakan
penelitian
Mekarharja
masalah: "Sejauhmana
Kecamatan
Purwaharja
petani
di
melaksanakan fungsi dan
peranan program pembinaan etos kerja petani kecil kegiatan penyuluhan
yang
rangka mengubah prilaku usaha
tani
Desa
dilaksanakan petani kecil
oleh untuk
melalui
PPL
dalam
meningkatkan
mereka?".
Secara rinci permasalahan ini akan dituangkan
dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Sejauhmana petani melaksanakan fungsi dan peranan prog
ram pembinaan etos kerja petani kecil melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL?
2) Faktor-faktor apa sajakah yang etos kerja petani oleh PPL?
kecil
mempengaruhi
melalui
kegiatan
pembinaan penyuluhan
3) Bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan oleh PPL ?
C.
Definisi
Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu diberikan
definisi operasional.
1stilah-istilah
tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan Etos Kerja
Penulis sebagai
menggunakan
setiap
pertanian
untuk
istilah pembinaan
usaha yang dilakukan menumbuhkan
etos
melalui
perubahan
kerja
penyuluhan
prilaku
sasaran
(petani dan keluarganya), agar mereka memiliki etos
kerja
sehingga dengan kekuatan sendiri mampu dan sanggup memper-
baiki/meningkatkan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat-
nya.
2) Penyuluhan
Penyuluhan
(PLS)
adalah
Satuan Pendidikan
Luar
untuk keluarga-keluarga tani di Pedesaan,
Sekolah
di
mana
mereka betajar sambil bekerja untuk menjadi mau,
tahu
bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi-
nya secara baik, menguntungkan dan memuaskan dirinya.
dan
3) Etos Kerja
Menurut
Websters yang dimaksud dengan etos
adalah:
"the distinguishing character, sentiment, moral nature, or
guiding
beliefs
(Websters, etos
1975:
of
a
person,
393).
group,
C. Geertz
or
institution"
mengemukakan
bahwa
adalah "sikap yang mendasar terhadap diri dan
dunia
yang dipancarkan hidup. Etos adalah aspek evaluatif, bersifat menilai" (Taufik Abdullah,
1982:
yang
3).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan etos
berarti ciri, sifat atau kebiasaan,
adat
bahwa
istiadat,
atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang liki
seseorang,
dasarkan
suatu kelompok atau suatu
bangsa.
ketentuan ini dapat dikatakan bahwa
berarti
sikap terhadap kerja, pandangan
kebiasaan
dimiBer
etos
terhadap
kerja
kerja,
kerja, ciri atau sifat-sifat cara bekerja
yang
dimiliki seseorang, atau kelompok suatu bangsa.
4) Petani Kecil
Yang dimaksud dengan usaha secara tahun
petani kecil
ialah
pengelola
tani (baik modal produktifnya milik sendiri menyewa)
yang pendapatan keluarganya
sama atau lebih kecil dari "biaya
dalam
maupun satu
keperluan
hidup
minimun" keluarga dalam satu tahun (sama atau lebih
kecil
dari "garis kemiskinan" keluarga) serta biasanya
berwatak
belum dinami s.
Modal milik,
produktif petani kecil (tanah garapan,
ternak,
pemilikan
alat-alat, modal uang),
rata-rata dari semua petani di
yaitu
tanah
di
bawah
desanya.
Untuk
petani yang kegiatannya bercocok tanam hal ini berarti: - Luas tanah garapannya (sawah dan darat) sempit, yaitu di bawah garapan rata-rata para petani di desanya.
- Luas tanah miliknya (sawah dan darat) sempit,
yaitu
di
bawah pemilikan rata-rata dari para petani di desanya. Ukuran
petani
utama
kecil
tingkat setiap setahun
untuk menentukan
yang
menentukan
kemiskinan dari besarnya kalori
yang
dikonsumsi
orang per-hari dan ada juga pendapatan
per-kapita
dengan
ukuran beras. Untuk lolos ke
minimal
dirupiahkan
saat
1993:
kemiskinan
sangatlah bervariasi. Ada
kemiskinan,
kapita
tingkat
setahun
2100
kalori
per-hari,
ini setara dengan
Rp
atas
garis
atau
kalau
203.000,00
atau Rp 17.000,00 sebulan (Tempo,
8
per-
Mei
31).
Namun,
tanyaan.
patokan itulah yang sering
mengundang
Karena menggeser ke atas beberapa
rupiah
per-
saja,
yang "jatuh" ke bawah garis kemiskinan bisa jutaan. Ekonom dari
Universitas Airlangga Surabaya, Suroso Imam
Zadjuli
10
punya versi lain. Seperti dikutip Kompas, Suroso berpendapat, penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kinan
bukan
hanya 27 juta melainkan 46 juta.
diperoleh dari ukuran pendapatan per-kapita Rp
kemis
Angka
ini
240.000,00
per tahun atau Rp 20.000,00 sebulan. Lain lagi ukuran yang
diperkenalkan Sayogyo yang menggunakan patokan per-kapita
pendapatan
setahun dengan ukuran beras. Miskin bila
penghasilan setara beras kurang dari 240 kg untuk an,
ber-
pedesa
miskin sekali kalau kurang dari 180 kg (Tempo, 8
1993:
Mei
31).
Berdasarkan
maksud (baik
dengan modal
uraian tersebut di atas, maka yang
petani kecil ialah produktifnya
milik
pengelola sendiri
usaha
maupun
di
tani secara
menyewa yang pendapatan per-kapita dalam satu tahun kurang dari
Rp 240.000,00 atau kurang dari Rp 20.000,00
sebulan
atau bila berpenghasiIan setara beras kurang 240 kg.
5) Fungsi dan Peranan Program Pembinaan Yang
pembinaan
dimaksud
adalah
dengan fungsi
dan
peranan
kegunaan program pembinaan
program
etos
kerja
bagi kehidupan petani kecil, bersumber pada kualitas
diri
petani
etos
kecil,
diwujudkan dalam tata nilai
sebagai
A
kerja yang kemudian dilaksanakan secara atual dalam untuk
peningkatan
pendapatan petani kecil
dalam
mengentaskan kemiskinan dan membuka isolasi mental.
kerja rangka
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan ini
umum yang
adalah
ingin dicapai
untuk meningkatkan
kerja petani kecil melalui
ukan
melalui
kualitas
penelitian
pembinaan
etos
kegiatan penyuluhan yang dilak
oleh PPL dalam rangka mengubah prilaku petani
kecil
untuk meningkatkan usaha tani mereka.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengungkap
tentang
sejauhmana
petani di Desa
Mekar
harja melaksanakan fungsi dan peranan program pembinaan
etos kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan
oleh PPL.
2) Menampilkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembinaan
etos
kerja petani
kecil
melalui
kegiatan
penyuluhan oleh PPL.
3) Mengungkap hasil
yang
dicapai
dalam pelaksanaan pem
binaan etos kerja petani kecil melalui kegiatan
penyu
luhan oleh PPL.
E.
Kegunaan
Dari
kegunaan
Penelitian
penelitian
ini
diharapkan
dapat
yang bersifat teoritis maupun bersifat
memberikan
praktis,
sepert i : ••
1) Kegunaan Teoritis Kontribusi
dalam. aspek
teoritis
yang
diharapkan
meliput i:
(1) Sumbangan
bagi
teori
pembinaan
penyuluhan. Hal tersebut diperlukan,
usaha pengembangan model dan pendidikan luar
sekolah
melalui
kegiatan
terutama di dalam
strategi
yang dapat
belajar
dalam
dijadikan
dasar
pengembangan model dan strategi pembinaan melalui
ke
giatan penyuluhan bagi petani kecil.
(2) Sumbangan
bagi
upaya
penemuan
dan
pengembangan
konsep pembinaan etos kerja petani kecil
melalui
giatan penyuluhan. Dalam hal ini, terutama bagi menciptakan
dan
pembelajaran
mengembangkan
yang
suatu
diperuntukkan
upaya
konsep bagi
ke
proses sasaran
pendidikan luar sekolah untuk daerah pedesaan, khusus nya bagi petani kecil.
2) Kegunaan Praktis
Mengenai
kontribusi
dalam
aspek praktis yang
di
harapkan adalah:
(1) Sebagai masukan bagi pengelola pembinaan etos penyuluhan
kerja petani
di Desa
dan kecil
Mekarharja
pelaksana program melalui
Kecamatan
kegiatan Purwaharja
kabupxaten Ciamis, khususnya bagi tenaga penyuluh tanian
lapangan
dalam upaya
per
penyempurnaan pembinaan
etos kerja petani kecil melalui kegiatan penyuluhan.
(2) Sebagai bahan pertimbangan bagi para perencana,
peng-
ambil keputusan, dan para pengelola program pendidikan luar sekolah guna
penyempurnaan program-program
ajar yang sedang dan akan bagi
dilaksanakannya,
sasaran didik di daerah pedesaan.
bel
terutama