Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Inrevening (Studi Empirik Pada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Karawang)
Nanu Hasanuh, Nana Diana
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang
[email protected] ABSTRAKSI Kualitas sistem informasi akuntansi dan budaya organisasi sangat berkaitan langsung dengan kinerja pegawai. Kualitas sistem informasi akuntansi yang baik dan budaya organisasi yang dirasakan oleh pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai. Prosedur dalam system dan nilai-nilai dalam organisasi akan meningkatkan kinerja pegawai sehingga akan berdampak pada meningkatnya kinerja perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Karawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi yang dimoderasi budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Sebagai variabel independen, yaitu kualitas sistem informasi akuntansi dan variabel moderating adalah budaya organisasi, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja pegawai. Analisis yang digunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, Analisis Regresi Variabel Mediasi Metode Kausal Step dan pengujian hipotesis. Hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, dan variabel budaya organisasi memediasi kualitas sistem informasi akuntansi terhadap kinerja pegawai. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi diketahui bahwa variabel sistem informasi akuntansi terhadap budaya organisasi mendapatkan koefisien sebesar 0,836 dengan tingkat signifikansi 0,000, artinya sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Budaya organisasi pengaruhnya terhadap kinerja pegawai mempunyai koefisien sebesar 0,578, yang berarti bahwa budaya organisasi mempengaruhi positif terhadap kinerja pegawai. Koefisien dari pengaruh sistem informasi akuntansi (SIA) terhadap kinerja pegawai setelah memasukan variable budaya organisasi, pengaruh variable SIA menjadi menurun menjadi 0,630 tetapi tidak menjadi nol. Artinya variable budaya organisasi dinyatakan sebagai variable mediasi parsial
Kata kunci: Kualitas Sistem Informasi Akuntansi, Budaya Organisasi, dan Kinerja Pegawai
A. PENDAHULUAN Negara maju karena rakyat berdaulat. Cerminan rakyat berdaulat adalah demokrasi. Demokrasi diwujudkan dengan adanya pemilihan umum, baik untuk memilih wakil rakyat, kepala daerah atau presiden dan wakil presiden. Hal tersebut tercermin dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2007, tentang penyelenggaraan Pemilihan Umum, dikatakan bahwa Pemilihan Umum diartikan sebagai pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara umum, langsung, bebas, rahasia dan adil dalan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada setiap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), diamanapun diselenggarakan selalu ada, selalu ada 3 (tiga) stakeholders yang wajib ada, yaitu penyelenggara, peserta dan pemilih. Dalam pemilu yang baik, peserta Pemilu harus melalui proses verifikasi faktual terhadap pendukung peserta Pemilu tersebut, baik dari partai politik maupun peserta perseorangan, tidak sekedar penelitian administrasinya saja, sebagaimana sebelumnya. Pemilih tidak hanya proses pendataan dan pendaftarannya tidak hanya untuk sekedar Pemilu saja, melainkan dirancang sekaligus untuk membenahi sistem administrasi kependudukan yang masih amburadul dan secara nasional belum terintegrasi. Dari sisi penyelenggara beradasarkan Undang-Undang No. 4 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 3 tahun 1999, tentang Pemilu, dikatakan bahwa adanya perubahan penting yaitu, bahwa penyelenggaraan pemilihan umum mulai tahun 2004 dilaksanakan oleh sebuah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang independen dan non partisan. KPU adalah lembaga yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. KPU harus mampu menyelenggarakan Pemilu dengan tetap mengedapankan pencapaian azas-azas umum penyelenggaraan Pemilu, yaitu : langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta beradab. Guna mendukung tercapainya sasaran tersebut KPU senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Good Governance dalam pelaksanaannya. Salah satu prinsipnya adalah akuntabilitas, artinya dalam setiap pelaksanaan kegiatannya KPU senantiasa dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pertanggungjawaban yang baik, khususnya menyangkut keuangan, diperlukan penerapan sistem yang baik. Sistem yang dimaksud tentunya adalah sistem informasi akuntansi. Informasi akuntansi jika dikelola dengan baik dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja. Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga yang terdiri dari banyak personalia. Artinya bahwa KPU adalah merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang, karakter, nilai serta perilaku yang berbeda. Menurut Schein dalam Aminati (2014: 12) nilai serta perilaku dalam organisasi itu merupakan budaya. Organisasi yang baik harus mempunyai budaya organisasi yang baik. Organisasi yang mempunyai nilai-nilai baik, maka orang-orang didalamnya juga melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga menciptakan kinerja yang baik. Dalam pelaksanaan kegiatannya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Karawang senantiasa harus berlandaskan pada prinsip-prinsip akuntabilitas dengan sistem informasi akuntansi yang baik dan budaya organisasi yang baik. Dengan derajat keyakinan yang tinggi, KPUD Kabupaten Karawang selalu melakukan tugas pemilihan umum dengan sangat baik. Dari sudut pandang laporan keuangannya telah dinilai BPKP dengan nilai wajar tanpa pengecualian. Hal tersebut mengindikasikan bahwa KPUD Kabupaten Karawang memiliki kinerja yang baik. Hasil yang didapat oleh KPUD Kabupaten Karawang merupakan buah kerja keras personalia yang ada di dalamnya. Terlaksanya pemilukada dengan baik mencerminkan KPUD berkinerja baik. Namun bukan tanpa masalah. Masih banyak kelemahan dan kekurarngan,
terutama menyangkut laporan realisasi anggaran. Agar bisa memberikan sebuah contoh bagi institusi pemerintah lainnya dalam pengelolaan yang baik, maka perlu dipelajari dan dinalisa faktor-faktor dari keberhasilan dan kekurangan tersebut. Maka diperlukan penelitian mendalam dengan cara, teknik dan metode yang baik. Kinerja baik dan kekuarngannya ini diduga KPUD Kabupaten Karawang terkait dengan Sistem Informasi Akuntansi dan budaya organisasi yang masih belum cukup kuat untuk meningkatkan kinerja dari tahun ke tahun. 1.1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapatlah dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berpengaruh terhadap Budaya Organisasi? 2. Seberapa besar Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? 3. Seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) secara langsung berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai? 4. Seberapa besar Budaya Organisasi memediasi hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja? 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Untuk mengetahui seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berpengaruh terhadap Budaya Organisasi? 2. Untuk mengetahui seberapa besar Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? 3. Untuk mengetahui seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) secara langsung berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai? 4. Untuk mengetahui seberapa besar Budaya Organisasi memediasi hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja? B. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Organisasi bergantung pada sistem informasi untuk mempertahankan hidupnya bahkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Informasi dapatlah dikatakan juga sebagai sumber daya, seperti gedung dan peralatan. Akuntansi merupakan sebuah sistem informasi menidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada orang yang berkepentingan terhadap informasi. Sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulam sumber daya, sama halnya seperti manusia, peralatan, pabrik, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang penting dalam rangka pembuatan keputusan. Sistem informasi identik dengan basis komputer, yang terdiri dari hardware dan software serta manusianya untuk mengubah data menjadi informasi. Bodnar, George H dan William S. Hopwood (2015:8) menyebutkan bahwa : “sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasikan data akuntansi menjadi informasi”. Menurut Mulyadi (2012:3), “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Pada dasarnya sistem informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan yang menyangkut aspek keuangan dan nonkeuangan dalam perusahaan. Pembuatan keputusan yang baik tentunya harus memiliki sistem informasi akuntansi yang berguna dan berarti/berkualitas baik. Dalam Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart (2012:25) terdapat tujuh karakteristik sistem informasi yang berkualitas : 1. Relevant : Reduce uncertainty, improves decision making, or confirms or corrects prior expectations. 2. Reliable : Free from error or bias; accurately represents organization events or activities. 3. Complete ; Does not omit important aspects of the events or activities it measures. 4. Timely : Provided in time for decision makers tomake decisions. 5. Understandable : Presented in a useful and inteligible format. 6. Verifiable : Two independen, knowledgeable people produce the same information. 7. Accessible : Available to users when they need it and in a format they can use. Dari pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi harus memenuhi karakteristik sebagai berikut : 1. Relevan 2. Keandalan 3. Dapat Dibandingkan 4. Konsistensi 5. Dapat Dipahami 2.2. Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi berarti pengaturan keyakinan yang stabil dan norma-norma, yang diselenggarakan oleh masyarakat umum atau departemen dalam organisasi (Kotter dan Heskett dalam Shahzad et al, 2013). Menurut Robbins dalam Koesmono (2005;164), Budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggotaanggota yang membedakan organisasi itu dan organisasi lain. Budaya organisasi adalah filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai-nilai bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi. Keyakinan, norma-norma tersebut menjadi pegangan semua sumber daya manusia dalam organisasi dalam melaksanakan kinerjanya. Indikator-indikator budaya organisasi adalah sebagai berikut : 1. Hubungan antar manusia dengan manusia Hubungan antar manusia dengan manusia yaitu keyakinan masing-masing para anggota organisasi bahwa mereka diterima secara benar dengan cara yang tepat dalam sebuah organisasi. 2. Kerjasama Kerjasama adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sebagai mencapai daya guna yang sebesarbesarnya. 3. Penampilan karyawan Penampilan karyawan adalah kesan yang dibuat oleh seseorang terhadap orang lainnya, misalnya keserasian pakaian dan penampilannya. Indikator budaya organisasi menurut Victor Tan dalam Wibowo (2006:349) adalah sebagai berikut :
1. Individual initiative (inisiatif perseorangan) Yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan yang dimiliki individu. 2. Risk tolerance (toleransi terhadap risiko) Yaitu suatu tngkatan di mana pekerja didorong mengambil risiko, menjadi agresif dan inovatif 3. Control (pengawasan) Yaitu jumlah aturan dan pengawasan langsung yang dipergunakan untuk melihat dan mengawasi para perilaku kerja. 4. Management support (dukungan manajemen) Yaitu tingkat di mana manajer mengusahakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan pada bawahannya. 5. Communication pattern (pola komunikasi) Yaitu suatu tingkatan di mana komunikasi organisasi dibatasi pada kewenangan hierarki formal. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa indikator budaya organisasi yang diambil adalah : 1. Individual initiative (inisiatif perseorangan) 2 . Risk tolerance (toleransi terhadap risiko) 3. Control (pengawasan) 4. Communication pattern (pola komunikasi) 2.3.
Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara dalam Arianty (2014) istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorng). Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnyas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Smith dalam Suwatno dan Priansa, (2011: 196) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil suatu proses yang dilakukan manusia. Menurut Mangkunegara dalam Arianty (2014) indikator kinerja yaitu: Kualitas kerja yang menceminkan peningkatan mutu dan standar kerja yang telah ditentukan sebelumnya, biasanya disertai dengan peningkatan kemampuan dan nilai ekonomis. Kuantitas output yang mencerminkan peningkatan volume atau jumlah dari suatu unit kegiatan yang menghasilkan barang dari segi jumlah. Kuantitas kerja dapat diukur melalui penambahan nilai fisik dan barang dari hasil sebelumnya. Dapat tidaknya diandalkan yang mencerminkan bagaimana seseorang itu menyelesaikan suatu pekerjaan yang dibebankan padanya dengan tingkat ketelitian, kemauan serta semangat tinggi. Sikap kooperatif yang mencerminkan sikap yang menunjukan kerja sama tinggi di antara sesama dan sikap terhadap atasan, juga terhadap pegawai dari perusahaan lain. Indikator kinerja pegawai menurut Mathis dalam Kharisma (2014:15) adalah sebagai berikut : 1. Kuantitas Kuantitas adalah banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam waktu satu hari kerja. 2. Kualitas Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin dan dedikasi. 3. Keandalan pegawai
Keandalan pegawai adalah lemampuan melakukan pekerjaan yang diisyaratkan dengan supervisi minimum. Keandalan pegawai mencakup konsistensi kinerja dan keandalan dalam pelayanan, akurat, benar dan tepat. 4. Kehadiran Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan jam kerja. Berdasarkan pendapat mengenai indikator-indikator yang berhubungan dengan kinerja pegawai tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator kinerja pegawai yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Efektivitas 4. Keandalan pegawai Pemilihan indikator kinerja diatas yang menggabungkan pendapat Mathis dan Bernadin serta menghilangkan beberapa indikator yang lain bertujuan untuk membatasi lingkup penelitian dan bertujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi pegawai dalam mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.
C. METODE PENELITIAN Adapun regresi yang dipakai untuk menganalisis variabel yang ada menggunakan Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Kausal Step. Desain penelitiannya dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi tentang suatu penomena atau menguji hubungan antar fenomena, yaitu berdasarkan kerangka pemikiran yang disajikan berikut ini : Z a
X
Keterangan : X Z Y a, b dan ḉ
b
ĉ
Y
= Sistem Informasi Akuntansi (SIA) = Budaya Organisasi = Kinerja = koefisien masing-masing regresi
3.1. Jenis dan Sumber Data Data dapat diartikan suatu fakta dan angka-angka yang belum diolah. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini menurut jenisnya meliputi data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan yaitu : 1. Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil jawaban yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Secara detail, data primer dalam penelitian ini berupa tanggapan dari pegawai pada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Karawang.
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur Kualitas Sistem informasi Akuntansi, Budaya Organisasi dan Kinerja. 2. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : a. Jurnal merupakan artikel yang digunakan sebagai referensi penelitian ini, didapat dari jurnal-jurnal yang telah diterbitkan. b. Sumber lain yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku, karya atau laporan ilmiah yang dipublikasikan di internet dan juga tesis serta skripsi yang tidak dipublikasikan. 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Metode pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling, dengan maksud agar sample bisa memberikan petunjuk penting dalam informasi yang bermanfaat yang berkaitan dengan populasi yang bisa lebih diandalakan. Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan teknik convenience sampling. Teknik ini merupakan teknik yang lebih mementingkan sukarela dalam pengumpulan informasi oleh populasi. Adapun kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel dalam teknik ini adalah : 1. Pegawai sekretariat yang melaksanakan kegiatannya bergantung pada teknologi informasi. 2. Pegawai yang mempunya wewenang dalam pengambilan keputusan dalam sistem informasi akuntansi khususnya bagian keuangan. 3. Pegawai yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan menyeluruh, terkait dengan pembuatan perencanaan strategis. Sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria tersebut di atas dengan pertimbangan untuk menjaga tingkat validitas dan pengawasan yang baik. 3.3. Definisi Operasional Variabel Operasionalisasi variabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep yang dalam hal ini terdapat variabel-variabel yang langsung mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain terjadi dan atau variabel yang situasi dan kondisinya tergantung variabel lain. Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan penjabaran konsep variabel menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator (Ali, 2011: 93). Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel ini adalah sistem informasi akuntansi (X). Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah budaya organisasi (Z). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, yang menjadi variabel ini adalah kinerja (Y). Pada dasarnya data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) variabel, yaitu : 1. Variabel pertama (X) adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Variabel ini merupakan variabel yang menentukan dalam seluruh kegiatan khususnya menyangkut keuangan, mulai dari proses awal pengajuan anggaran sampai pada kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahunan.
2.
3.
Variabel kedua (Z) adalah Budaya Organisasi Variabel ini merupakan ukuran nilai dan perilaku terhadap aktivitas birokrasi publik dan pelayanan publik. Dalam variabel ini akan dilihat bagaimana budaya organisasi dapat memediasi pengaruh hubungan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja. Variabel ketiga (Y) adalah Kinerja. Variabel dimaksud ini adalah adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnyas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3.4. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini perlu dianalisis lebih lanjut agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu perlu ditetapkan teknik analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, juga untuk menguji kebenaran hipotesis. Adapun tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan uji instrumen / kuesioner. 2. Melakukan uji asumsi klasik. 3. Melakukan pengujian hipotesis. 4. Melakukan regresi. Untuk melakukan analisis data, pengolahan data dilakukan menggunakan metode causal steps. Budaya Organisasi diposisikan sebagai variabel intervening yang menghubungkan antara variabel independen dan variabel dependen. Metode regresi linier berganda yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel dalam model penelitian yang dibangun berdasarkan landasan teori yang kuat. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan regresi. a. Merumuskan hipotesis 1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berpengaruh signifikan terhadap Budaya Organisasi. 2. Budaya Organisasi berpengaruh sugnifikan terhadap Kinerja. 3. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) secara langsung berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. 4. Budaya Organisasi memediasi hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja. b. Persamaan Regresi Sesuai dengan kerangka pemikiran, maka dapat dibuat persamaan regresi yaitu persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan. Persamaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = α1 +cX ……………………………………………. (1) Z = α2 + aX .................................................................. (2) Y = α3 + ḉX + bZ ............................................................ (3) Dimana : Y = Kinerja X = Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Z = Budaya Organisasi α = Konstanta a, b, c, dan ḉ = koefisien masing-masing variabel
c. Kriteria Pengujian Metode Kausal Step mempunyai kriteria penilaian moderasi sebagai berikut : 1. Variabel Z dinyatakan sebagai variabel mediasi sempurna (perfect mediation) jika, setelah memasukan variabel Z pengaruh variabel X terhadap Y menurun menjadi nol (c’=0) atau pengaruh variabel X terhadap Y yang tadinya signifikan (sebelum memasukan variabel Z) menjadi tidak signifikan setelah memasukan variabel Z ke dalam model persamaan regresi. 2. Variabel Z dinyatakan sebagai variabel mediasi persial (partial mediation) jika, setelah memasukan variabel Z pengaruh variabel X terhadap Y menurun tetapi tidak menjadi nol (c’≠ 0) atau pengaruh variabel X terhadap Y yang tadinya signifikan (sebelum memasukan variabel Z) menjadi tetap signifikan setelah memasukan variabel Z ke dalam model persamaan regersi tetapi mengalami penurunan koefesien regresi D. HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian Seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA), Budaya Organisasi dan Kinerja Pegawai akan dianalisis secara deskriptif. Secara keseluruhan pernyataan yang diajukan kepada tiap responden setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas berjumlah 30 butir. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 22 dimana tiap indikator dalam variabel tersebut diatas dihitung nilai rata-ratanya (mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (mode), standar deviasi, Maximum dan Minimum. 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Sebelum uji hipotesis dilakukan, data penelitian diuji terlebih dulu dengan menggunakan uji instrumen sebagai berikut : 4.2.1.1. Uji Validitas Alat uji yang digunakan adalah korelasi Pearson. Yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap-tiap item pernyataan dengan total skor variabel. Kaidah pengambilan keputusannya adalah bila ada hubungan antara item pernyataan dengan total pernyataan secara keseluruhan dan besarnya nilai r hitung diatas r tabel 0.444, maka kuesioner dinyatakan valid. R tabel di dapat dari N=20. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa semua skor item pernyataan yang digunakan dalam kuesioner mempunyai korelasi yang signifikan dengan nilai totalnya, ditunjukkan dengan semua angka r hitung di atas r tabel 0,444. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid. 4.2.1.2. Uji Realibilitas Pengukuran dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dengan N of Cases = 10, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment . Hasil perhitungan reliabilitas terangkum dalam tabel berikut : Dari hasil analisis untuk variabel Sistem Informasi Akuntansi (SIA) (X) didapat nilai alpha sebesar 0,905. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 10 didapat sebesar 0,632. Lebih jauh lagi dapat dilihat pada tabel detail hasil uji
realibiltas semua item mempunyai nilai di atas 0,632. Karena nilainya lebih dari 0,632, dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian pada X adalah reliabel. Untuk hasil uji variabel Budaya Organisasi (Z) mendapatkan nilai alpha sebesar 0,878 sedangkan nilai r kritisnya adalah 0,632, karena nilai alpha lebih besar dari nilai r kritis atau tabel maka butir-butir instrumen penelitian pada Z adalah reliabel. Hasil pengujian pada instrumen penelitian untuk variabel Kinerja (Y) didapat nilai alpha sebesar 0,910 lebih besar dari nilai r kritis 0,632, maka instrumen yang telah dibuat adalah reliabel. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan klasik (pengujian terhadap hasil regresi tanpa melibatkan variabel moderating). Uji asumsi klasik meliputi uji heteroskesdastisitas, dan normalitas data. 4.2.2.1. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas , yaitu adanya hubungan linier antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Dari hasil yang dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) kedua variabel , yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Budaya Organisasi adalah 3,729 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinieritas. 4.2.2.2. Uji Heterokesdastisitas Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskesdastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. H0 : tidak ada gejala heterokedastisitas 2. Ha : ada gejala heterokedastisitas 3. H0 diterima jika –t Tabel ≤ t Hitung ≤ t Tabel, berarti tidak terdapat heterokedastisitas dan H0 ditolak bila t Hitung > t Tabel atau –t Hitung < -t Tabel, berarti terdapat heterokedastisitas. Hasil uji heterokesdastisitas menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah -2,341, dan 2,900. Sedangkan nilai t tabel dengan df = n-2 atau 20-2 = 18 pada pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025), didapat nilai t tabel sebesar 2,101. Oleh karena nilai t hitung -0,823, dan 0,332 berada pada –t Tabel ≤ t Hitung ≤ t Tabel, maka, dengan demikian tidak ada permasalahan heteroskesdastisitas dalam model penelitian.
4.3.Uji Hipotesa 1.3.1.
Uji Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Terhadap Budaya Organisasi Hasil olah data untuk mengetahui pengaruh variabel sistem informasi akuntansi terhadap budaya organisasi mendapatkan koefisien / a sebesar 0,836 dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
1.3.2.
Uji Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Budaya organisasi pengaruhnya terhadap kinerja pegawai mempunyai nilai koefisien b, sebesar 0,578 dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 1.3.3.
Uji Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Terhadap Kinerja Pegawai Secara Langsung Dari hasil olah data tersebut di atas koefisien c adalah sebesar 1,114 dengan signifikansi 0,000. Ini artinya bahwa pengaruh system informasi akuntansi sangat berpengaruh terhadap kinerja. 1.3.4.
Uji Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Dengan Variabel Buadaya Organisasi Sebagai Variabel Moderasi Koefisien dari pengaruh sistem informasi akuntansi (SIA) terhadap kinerja pegawai setelah memasukan variable budaya organisasi, pengaruh variable SIA menjadi menurun menjadi 0,630 tetapi tidak menjadi nol. Artinya variable budaya organisasi dinyatakan sebagai variable mediasi parsial. Tampak dalam gambar dibawah ini : Dapat pula digambarkan secara keseluruhan sebagai berikut : Z
X
c=1,114 Si g=0,000
Y
ĉ=0,630 Sig =0,000
E. KESIMPULAN 5.1.Kesimpulan Penelitian ini disusun sebagai usaha untuk melakukan pengujian terhadap konsep mengenai variabel kualitas sistem informasi akuntansi yang mempengaruhi kinerja pegawai dan variabel moderating, yaitu budaya organisasi. Sesuai dengan uraian pada bagian awal yang mengemukakan adanya research gap yang mendasari penelitian ini telah dikembangkan pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut : 1. Seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berpengaruh terhadap Budaya Organisasi? 2. Seberapa besar Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja? 3. Seberapa besar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) secara langsung berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai? 4. Seberapa besar Budaya Organisasi memediasi hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja? Dalam penelitian ini diperoleh dukungan yang memperkuat konsep bahwa:
1. H1 = X (Sistem Informasi Akuntansi) berpengaruh positif terhadap Z (Budaya Organisasi). Dari pengolahan data diketahui bahwa hipotesis I dalam penelitian ini diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Kualitas Sistem Informasi Akuntansi terhadap Budaya Organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan institusi untuk menerapkan sistem informasi pada bagian tertentu sudah cukup, namun memperhatikan sumber daya manusia terkait dengan sistem informasi, output sistem dibuat relevan, prosedur konsisten diterapkan dan sistem informasi dan hasilnya dapat dipahami, masih belum maksimal mengubah nilai, perilaku dan paradigma pegawai sehingga berdampak pada peningkatan kinerja pegawai dalam institusi. 2. H2 = Z (Budaya Organisasi) berpengaruh positif terhadap X (Kinerja). Diketahui bahwa budaya organisasi cukup mempengaruhi hubungannya dengan kinerja pegawai. Terbukti dengan foefisien determinasinya sebesar 0,578, masih ada faktor lain juga yang sukup berpengaruh. Artinya nilai dan perilaku yang diterapkan pada instistusi masih belum ketat diaplikasikan sebagaimana seharusnya. 3. H3 = X (Sistem Informasi Akuntansi) berpengaruh positif terhadap Y (Kinerja Dari pengolahan data diketahui bahwa hipotesis 3 dalam penelitian ini diterima atau dengan kata lain terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Kualitas Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Pegawai. Namun untuk menerapkan sistem informasi belum maksimal dan menyeluruh. Terkait dengan sistem informasi, output sistem dibuat relevan, prosedur konsisten diterapkan dan sistem informasi dan hasilnya dapat dipahami,belum sepenuhnya dimengerti sehingga berdampak pada peningkatan kinerja pegawai. 4. H4 = Variabel Z dinyatakan sebagai variabel mediasi karena, setelah memasukan variabel Z pengaruh variabel X terhadap Y menurun menjadi (c’=0,630 dari C=1,114) atau pengaruh variabel X terhadap Y yang tadinya signifikan begitu tinggi (sebelum memasukan variabel Z) terjadi penurunan signifikansi setelah memasukan variabel Z ke dalam model persamaan regresi. Z (Budaya Organisasi) memediasi hubungan pengaruh antara X (Sistem Informasi Akuntansi) dengan Y(Kinerja).
DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George H dan William S. Wopwood, 2006. Sistem Informasi Akuntansi (Edisi 9). Yogyakarta. Penerbit Andi. Gibson , Charles H, 2013. Financial Statement Analysis, Thirteenth International Edition. Canada. South-Western Cengage Learning. Hongren, Charles T, Walter T. Harrison and Linda Smith Bamber, 2007. Akuntansi Jilid Satu, Edisi Tujuh. Jakarta. Penerbit Erlangga. Jogiyanto, HM, 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Kharisma, Gogy Bara. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Serba Usaha Setya Usaha Di Kabupaten Jepara. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Koesmono, H Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Subsektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 7, No.2 September 2005. Kumorotomo, Wahyudi dan Sudando Agus Margono, 2009. Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Kusrini dan Andri Koniyo, 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & Microsoft SQL Server. Yogyakarta. Penerbit Andi. Mulyadi, 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Norita, 2003. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi dan Kualitas Manajer Terhadap Pencapaian Laba Pada Perusahaan Garmen Di Kawasan Industri Pulogadung dan Kawasan Berikat Nusantara Jakarta. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung. Priyatno, Duwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data & Uji Statistik. Yogyakarta. Mediakom. Romney, Marshall B and Paul J. Steinbart, 2012. Accounting Information System, Twelfth Edition. Harlow. Pearson Education Limited. Shahzad, Fakhar, Rana Adeel Luqman, Ayesha Rashid Khan, Lalarukh Shabbir. 2012. Impact of Organizational Culture on Organizational Performance: An Overview. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business Pakistan. VOL 3, NO 9. Sugiyono, 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Peneribit Alfabeta. _______, 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung. Penerbit