Hubungan Karakteristik, Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal Nanda Intan Windi Hapsari Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2014
ABSTRAK Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei varian Hominis dan produknya. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini adalah lingkungan yang kurang bersih dan personal hygiene dengan gambaran dari lingkungan maupun perilaku santri di Pondok pesantren Darul Amanah, Desa Kabunan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal dapat berpotensi terjadinya scabies.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik, faktor lingkungan dan perilaku santri dengan kejadian penyakit scabies di Pondok Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan case control. Sampel dalam penilitian ini berjumlah 48 santri terdiri dari 24 responden kasus dan 24 responden kontrol dengan metode pengambilan sampel simple random sampling dan purposive sampling dan analisis menggunakan uji chi-square dan uji Ood Ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa 24 responden kasus berusia remaja (>14 tahun), kelembaban tidak baik di kamar tidur responden kasus sebesar 75%, suhu tidak baik di kamar tidur responden kasus 83,3%, pencahayaan tidak baik di kamar tidur responden kasus 70,8%, perilaku kebersihan tangan dan kuku buruk pada responden kasus 58,3% dan perilaku kebersihan genital pada responden kasus 50%. Berdasarkan hasil uji statistik, ada hubungan antara umur dengan kejadian scabies (p-value 0,018 dan OR 2,263), ada hubungan antara kelembaban dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 15,000), ada hubungan antara suhu dengan kejadian scabies (p-value 0,000 dan OR 10,000), ada hubugan antara pencahayaan dengan kejadian scabies (p-value 0,009 dan OR 4,857), ada hubungan antara kebersihan tangan dan kuku (p-value 0,042 dan OR 3,400) dan ada hubungan antara kebersihan genital dengan kejadian scabies (p-value 0,035 dan OR 3,800). Kata kunci
: Scabies, Karakteristik, Lingkungan, Perilaku
Kepustakaan : 48 buah, 1992-2012 1
ABSTRACT Scabies is a contagious skin disease caused by infestation with Sarcoptes scabiei mites and sensitization Hominis and product variants. The factors that influence the development of this disease is a less clean environment and personal hygiene with an overview of the environment and the behavior of students in Pondok Pesantren Darul Amanah, Kabunan Village, District Sukorejo, Kendal can potentially scabies. The purpose of the research is to analyze the relationship between the characteristics, environmental factors and the behavior of students with scabies disease events in Boarding House of Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Village, District Sukorejo, Kendal. This research is a survey of the case-control approach. The sample in this research are 48 students consists of 24 respondents cases and 24 respondents controls with simple random sampling method of sampling and purposive sampling and analysis using chi-square test and Ratio test Ood. The results showed that 24 cases of teenage respondents (> 14 years), the humidity is not good in the bedroom of cases by 75% of respondents, the temperature is not good in the bedroom respondents is 83.3% of cases, the lighting is not good in the bedroom respondents 70 cases, 8%, hand hygiene behavior and bad nail on the respondents and 58.3% of cases of genital hygiene behavior in the case of 50% of respondents. Based on the results of statistical tests, there is a relationship between age and incidence of scabies (p-value 0.018 and OR 2.263), there was a correlation between the incidence of scabies humidity (p-value 0.000 and OR 15,000), there was a relationship between the temperature of the incidence of scabies (p-value OR 0,000 and 10,000), there was a relation between the incident light with scabies (p-value 0.009 and OR 4.857), there was a relationship between hand hygiene and nail (p-value 0.042 and OR 3.400) and there was a correlation between the incidence of genital hygiene scabies (p Value-0.035 and OR 3.800).
Keywords
: Scabies, Characterictics, Environment, Behaviour
Bibliography
: 48 books, year 1992 - 2012
2
PENDAHULUAN Kesehatan
Scabies adalah
merupakan
penyakit
keadaan
kulit menular yang disebabkan oleh
sejahtera dari badan, jiwa, dan
tungau yang hidup didalam jaringan
sosial yang memungkinkan setiap
kulit
orang hidup produktif secara sosial
terowongan
dan
memanjang dimalam hari. Scabies
ekonomis.
kesehatan
Pembangunan
bertujuan
untuk
penderita,
dapat
hidup yang
membuat bentuknya
menyebabkan
rasa
gatal
meningkatkan kesadaran, kemauan
makin menjadi-jadi dimalam hari,
dan kemampuan hidup sehat bagi
sehingga membuat orang sulit tidur.
setiap orang agar terwujud derajat
Dibandingkan penyakit kulit gatal
kesehatan
lainnya, scabies merupakan penyakit
masyarakat
yang
setinggi-tingginya. Kegiatan untuk
kulit
meningkatkan kesehatan (promotif), mencegah
penyakit
dengan
satu.
(preventif),
rasa
gatal
nomor
6,7
Tempat-tempat
yang
menjadi
terapi (kuratif) maupun pemulihan
favorit bagi sarcoptes scabei adalah
kesehatan
adalah
daerah-daerah lipatan kulit, seperti
1, 2, 3
telapak tangan, kaki, selangkangan,
(rehabilitatif)
upaya kesehatan masyarakat.
Lingkungan merupakan segala
lipatan paha, lipatan perut, ketiak
sesuatu yang mengelilingi dan juga
dan daerah vital. Penyakit scabies
kondisi luar manusia atau hewan
disebabkan faktor kebersihan yang
yang
atau
kurang dipelihara secara baik. Alat
memungkinkan penularan penyakit.4
tidur berupa kasur, sprei, bantal,
Kulit merupakan pembungkus yang
tempat tidur dan kondisi kamar yang
elastis yang melindungi tubuh dari
pengap, dapat memicu terjadinya
pengaruh
gatal-gatal.9 Walaupun tidak sampai
menyebabkan
lingkungan,
merupakan
organ
terletak
paling
kulit
tubuh
yang
luar
dan
membahayakan scabies
jiwa,
perlu
mendapatkan
membatasinya dari lingkungan hidup
perhatian
karena
manusia.
yang
Penyakit
disebabkan
oleh
kulit
dapat
penularannya
jamur,
virus,
dapat
penyakit
mengganggu
tingkat tinggi
serta
kenyamanan,
kuman, parasit hewani dan lain-lain.
terutama saat tidur dimalam hari dan
Salah
gangguan konsep diri.6
satu
disebabkan
penyakit oleh
kulit
parasit
yang adalah
Penularan
Scabies.5,7,8
terjadi
bila
kebersihan pribadi dan lingkungan 3
tidak terjaga dengan baik. Faktanya,
berukuran 5m x 8m. Kepadatan
sebagian pesantren tumbuh dalam
hunian serta penataan ruang seperti
lingkungan mandi
yang
dan
lingkungan sanitasi
kumuh,
tempat
itu dapat berpotensi menimbulkan
yang
kotor,
kejadian scabies. Kondisi kebersihan
lembab,
dan
air serta pengelolaan sampah yang
Ditambah
lagi
kurang efektif juga menjadi faktor
WC yang
buruk.
dengan perilaku tidak sehat, seperti
yang
menggantung pakaian di kamar,
scabies.
tidak membolehkan pakaian santri wanita
dijemur
di
bawah
menyebabkan
kejadian
Kebiasaan atau perilaku santri
terik
yang
berhubungan
matahari, dan saling bertukar pakai
perawatan
benda pribadi, seperti sisir dan
mandi, pemakaian handuk, pakaian,
2
handuk. .
diri
seperti
dengan intensitas
alat mandi, dan perlengkapan tidur
Secara
umum
keadaan
secara
bersamaan.
Keadaan
lingkungan di pondok Pesantren
tersebut di atas adalah gambaran
Darul
cukup
dari lingkungan maupun perilaku
mendukung untuk suatu lingkungan
santri di Pondok pesantren Darul
yang sehat. Keadaan tersebut bisa
Amanah,
terlihat dari kebersihan ruang, lantai
Kecamatan
maupun penataan ruang yang cukup
Kendal. Berdasarkan hasil observasi
bersih dan rapi. Namun hal berbeda
dan pemeriksaan yang dilakukan
terlihat di lingkungan kamar santri.
diketahui santri yang mengalami
Penataan ruang dalam kamar masih
scabies usia antara 13 – 14 tahun
terlihat pakaian yang menggantung
atau kelas 8 dan 9 MTs dan usia 16-
disepanjang dinding dalam kamar.
17 tahun atau kelas 11 dan 12 MA
Berdasarkan
yang
atau yang telah tinggal kurang lebih
Pesantren
1 tahun dan mayoritas jenis kelamin
Darul Amanah terdapat 38 santri
laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah
yang
untuk mengetahui adakah hubungan
Amanah
dilakukan
di
sudah
hasil
survei
Pondok
terserang
scabies.
Jumlah
Desa
Kabunan,
Sukorejo,
Kabupaten
santri yang begitu banyak, jumlah
antara
santriwan 265 orang dan jumlah
lingkungan dan perilaku di Pondok
santriwati 484 orang. Sementara itu
Pesantren
Darul
tiap kamar rata-rata dihuni 15-20
Kabunan
Kecamatan
orang.
Kabupaten Kendal.
Kamar
tersedia
rata-rata 4
karakteristik,
factor
Amanah
Desa
Sukorejo
METODE PENELITIAN
Pondok Pesantren Darul Amanah
Jenis penelitian yang digunakan
dengan karakteristik sebagai berikut:
adalah penelitian deskriptif korelasi.
Bahwa rata-rata umur santri yang
Rancangan
menderita scabies di atas 14 tahun.
penelitian
yang
digunakan adalah pendekatan case
Dengan
control
perempuan dan berpendidikan MTs.
yaitu
berusaha
penelitian
melihat
(backward
looking)
yang
jenis
kelamin
rata-rata
kebelakang yang
Hubungan antara umur dengan
artinya
mengumpulkan data dimulai dari
kejadian scabies
efek atau akibat yang terjadi.
Berdasarkan tabel 1. Hasil analisis
Jadi sampel untuk kelompok
statistik menunjukkan ada hubungan
kasus sebesar 24 orang dan sampel
antara
untuk kelompok kontrol sebesar 24
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi
orang.
square p=0,018 dimana nilai p<0,05.
Teknik
sampling
yang
umur
digunakan pada kelompok kasus
Dalam
adalah
merupakan
teknik
sampling sampel cara
simple
adalah acak
undian
pengambilan
sederhana dan
random
untuk
dengan
penelitian faktor
kejadian
ini,
umur
yang
memiliki
resiko terhadap kejadian scabies,
dengan
hal
tersebut
ditunjukkan
dengan
teknik
(OR=2,263) yang artinya semakin
pengambilan sampel pada kelompok
umur responden mendekati remaja
kontrol
(>14
menggunakan
teknik
purposive sampling.
tahun)
mempunyai
risiko
terkena scabies.
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara pengamatan
Hubungan
antara
kelembaban
secara langsung. Data sekunder
dengan kejadian scabies
diperoleh dari Puskesmas Sukorejo
Berdasarkan tabel 2. Hasil analisis
2. Analisis data yang digunakan
statistik menunjukkan ada hubungan
adalah analisis univariate, analisis
antara kelembaban dengan kejadian
bivariate dan odd ratio.
scabies yang ditunjukkan oleh uji chi square p=0,000 dimana nilai p<0,05.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, kelembaban
Karakteristik
yang tidak baik merupakan faktor
Penelitian ini mengambil sejumlah
yang
48
kejadian
santriwan
dan
santriwati
di 5
memiliki
risiko
scabies,
hal
terhadap tersebut
ditunjukkan yang
dengan
artinya
(OR=15,000)
responden
risiko
dengan
15x
mengalami
disbanding
kelembaban yang tidak baik memiliki
scabies
yang
kelembaban
memiliki
ruangan yang
baik.
Tabel 1. Hasil Uji Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Scabies Kasus
Kontrol
Umur F
%
F
%
Anak-anak (<14 tahun)
0
0,0
5
20,8
Remaja (>14 tahun)
24
100,0
19
79,2
Jumlah
24
100,0
24
100,0
Nilai p = 0,018
OR = 2,263
Sumber : Data primer 2014
Hubungan antara suhu dengan
resiko terhadap kejadian scabies,
kejadian scabies
hal
Berdasarkan tabel 3. Bahwa ada
(OR=10,000)
hubungan
dengan
responden dengan suhu ruangan
kejadian scabies yang ditunjukkan
yang tidak baik memiliki risiko 10x
oleh uji chi square p=0,000 dimana
mengalami
nilai p<0,05. Dalam penelitian ini,
responden dengan ruangan suhu
suhu
yang baik.
antara
ruangan
merupakan
suhu
yang
faktor
tidak
yang
baik
tersebut
ditunjukkan
dengan
yang
artinya
scabies
dibanding
memiliki
Tabel 2. Hasil Uji Hubungan Antara Kelembaban Dengan Kejadian Scabies Kasus
Kontrol
Kelembaban F
%
F
%
Tidak baik
18
75,0
4
16,7
Baik
6
25,0
20
83,3
Jumlah
24
100,0
24
100,0
Nilai p = 0,000
OR = 15,000
Sumber : Data primer 2014
6
Hubungan
antara
pencahayaan
faktor yang memiliki risiko terhadap
dengan kejadian scabies
kejadian
Berdasarkan tabel 4. Bahwa ada
ditunjukkan
hubungan
yang
dengan
antara
pencahayaan
kejadian
ditunjukkan
scabies
oleh
uji
chi
yang
scabies,
hal
dengan
artinya
tersebut
(OR=4,857)
responden
dengan
pencahayaan ruangan yang tidak
square
baik
memiliki
risiko
menderita
p=0,009 dimana nilai p<0,05. Dalam
scabies sebesar 5x lebih besar
penelitian
dibanding
ini,
ruanganyang
pencahayaan
buruk
merupakan
responden
yang
pencahayaannya baik.
Tabel 3. Hasil Uji Hubungan antara suhu ruangan dengan kejadian scabies Kasus
Kontrol
Suhu ruangan F
%
F
%
20
83,3
8
33,3
Baik (25 C – 30 C)
4
16,7
16
66,7
Jumlah
24
100,0
24
100,0
0
0
Tidak baik (<25 C atau >30 ) 0
0
Nilai p = 0,000 OR = 10,000 Sumber : Data primer 2014
Hubungan
antara
kebersihan
diperoleh nilai OR sebesar 3,400
tangan dan kuku dengan kejadian
atau OR > 1, hal ini menunjukkan
scabies
bahwa kebersihan tangan dan kuku
Berdasarkan tabel 5. Hasil analisis
merupakan faktor risiko terjadinya
bivariat dengan menggunakan uji chi
scabies. Dengan demikian dapat
square diperoleh nilai p sebesar
dijelaskan bahwa responden dengan
0,042 atau nilai p < 0,05 artinya ada
kebersihan tangan dan kuku buruk
hubungan antara kebersihan tangan
4x
dan kuku dengan kejadian scabies.
daripada responden dengan perilaku
Dari
kebersihan tangan dan kuku baik.
penghitungan
Odds
Ratio
7
beresiko
terkena
scabies
Tabel 4. Hasil Uji Hubungan Antara Pencahayaan Dengan Kejadian Scabies Kasus
Kontrol
Pencahayaan ruangan F
%
F
%
Tidak baik (<60 lux atau >120 lux)
17
70,8
8
33,3
Baik (60 lux-120 lux)
7
29,2
16
66,7
Jumlah
24
100,0
24
100,0
Nilai p = 0,009
OR = 4,857
Sumber : Data primer 2014
Hubungan
antara
kebersihan
bahwa
kebersihan
genital
genital dengan kejadian scabies
merupakan faktor risiko terjadinya
Berdasarkan tabel 6. Hasil analisis
scabies. Sehingga dapat dijelaskan
bivariat dengan menggunakan uji chi
bahwa
square diperoleh nilai p sebesar
kebersihan genital buruk 4x lebih
0,035 atau nilai p<0,05 artinya ada
beresiko terkena scabies daripada
hubungan antara kebersihan genital
resonden dengan kebersihan genital
dengan kejadian scabies.
baik.
Dari
penghitungan
Odds
responden
dengan
Ratio
diperoleh nilai OR sebesar 3,800 atau OR > 1, hal ini menunjukkan Tabel 5. Hasil Uji Hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian scabies Kasus
Kebersihan tangan
Kontrol
dan kuku
F
%
F
%
Buruk
14
58,3
7
29,2
Baik
10
41,7
17
70,8
Jumlah
24
100,0
24
100,0
Nilai p = 0,042 OR = 3,400 Sumber : Data primer 2014
PEMBAHASAN
Pada kelompok kasus dan kontrol,
Karakteristik
jenis kelamin perempuan (62,5%) lebih besar dari jenis kelamin laki8
laki (37,5%). Frekuensi pendidikan
sedangkan untuk pendidikan MA
MTs pada kelompok kasus dan
37,5.
kelompok kontrol, MTs (62,5%) Tabel 6. Hasil Uji Hubungan Kebersihan Genital Dengan Kejadian Scabies Kasus
Kontrol
Kebersihan genital F
%
F
%
Buruk
12
50,0
5
20,8
Baik
12
50,0
19
79,2
Jumlah
24
100,0
24
100,0
Nilai p = 0,035
OR = 3,800
Sumber : Data primer 2014
Gambaran Faktor Lingkungan di
kejadian scabies pada santri di
Kamar Tidur Santri
Pondok Pesantren Darul Amanah
Semua dinding ruangan dari tembok
Kendal.
dan ventilasi dalam kategori baik, lantai ruangan dari keramik. Namun,
Hubungan
memiliki
dengan kejadian scabies
kelembaban,
suhu,
pencahayaan dan kepadatan hunian
antara
kelembaban
Kelembaban
yang tidak baik.
merupakan
faktor resiko bagi kejadian scabies, hal tersebut dapat dilihat dari nilai
Hubungan antara umur dengan
OR=15,000 atau OR>1, yang artinya
kejadian scabies
variabel
Umur
merupakan
faktor
kelembaban
pengaruhnya
untuk
ada terjadinya
resiko bagi kejadian scabies, hal
scabies. Dengan demikian apabila
tersebut
ruangan para santri kelembabannya
dapat
dilihat
dari
nilai
OR>1, yang artinya umur responden
semakin
mempunyai
beresiko 15x lipat terkena scabies
pengaruhnya
untuk
tidak
baik
maka
terjadinya scabies. Dengan demikian
dibanding
dengan
semakin banyak santri usia remaja
berada
diruangan
di Pondok Pesantren Darul Amanah
kelembaban
akan
terhadap
ataupun semakin buruk kelembaban
penurunan
ruangan akan berpengaruh terhadap
berpengaruh
peningkatan
atau
9
baik.
santri
akan
yang dengan
Semakin
baik
peningkatan
atau
penurunan
ruangan
para
santri
kejadian scabies pada santri di
pencahayaannya semakin tidak baik
Pondok Pesantren Darul Amanah
maka akan beresiko 5x lipat terkena
Kendal.
scabies dibanding dengan santri yang
berada
diruangan
dengan
Hubungan antara suhu dengan
pencahayaan baik. Semakin baik
kejadian scabies
ataupun
Suhu merupakan faktor resiko bagi
pencahayaan
kejadian scabies, hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap peningkatan
dilihat dari nilai OR=10,000 atau
atau penurunan kejadian scabies
OR>1, yang artinya variabel suhu
pada santri di Pondok Pesantren
ada pengaruhnya untuk terjadinya
Darul Amanah Kendal.
semakin
buruk
ruangan
akan
scabies. Dengan demikian apabila ruangan semakin
para tidak
santri baik
Hubungan
suhunya
maka
antara
kebersihan
tangan dan kuku dengan kejadian
akan
beresiko 10x lipat terkena scabies
scabies
dibanding
Dari hasil kuesioner diketahui bahwa
dengan
santri
yang
berada diruangan dengan suhu baik.
50,0%
Semakin
mencuci
buruk
baik
ataupun
suhu
semakin
ruangan
akan
responden
membersihkan
kasus
tangan
tidak setelah
tempat
tidur.
berpengaruh terhadap peningkatan
Sebanyak 87,5% responden tidak
atau penurunan kejadian scabies
mencuci tangan sesudah menggaruk
pada santri di Pondok Pesantren
badan. Sehingga kebersihan tangan
Darul Amanah Kendal.
dan kuku merupakan merupakan faktor risiko kejadian scabies di
Hubungan
antara
pencahayaan
Pondok Pesantren Darul Amanah
dengan kejadian scabies Pencahayaan
Kendal. Kebersihan tangan dan kuku
merupakan
faktor
responden yang buruk mempunyai
resiko bagi kejadian scabies, hal
resiko 4 kali lipat terkena scabies
tersebut
dibandingkan
dapat
dilihat
dari
nilai
dengan
responden
OR=4,857 atau OR>1, yang artinya
yang memiliki kebersihan tangan
variabel
dan kuku baik.
berpengaruh
pencahayaan terhadap
akan terjadinya
scabies. Dengan demikian apabila 10
Hubungan
antara
kebersihan
berada dalam ruangan dengan
genital dengan kejadian scabies Dari
hasil
yang
diperoleh,
kelembaban baik 83,3%.
ada
4. Sebagian besar responden kasus
hubungan antara mencuci pakaian
berada
dalam
detergen
suhunya
tiddak
dengan kejadian scabies sehingga
sebesar
83,3%
hal
bahwa
responden kontrol sebagian besar
responden yang tidak menggunakan
berada dalam ruangan dengan
detergen
suhu ruangan baik, yaitu sebesar
menggunakan
ini
menunjukkan
lebih
berisiko
dengan
responden yang mencuci pakaian
itu,pada
ruang
yang
baik
yakni
sedangkan
66,7%.
dalam menggunakan detergen. Oleh karena
dalam
5. Sebagian besar responden kasus
pertanyaan
berada
dalam
ruang
yang
menjemur pakaian dalam di bawah
pencahayaannya tidak baik yakni
terik matahari terjadi hubungan yang
sebesar
signifikan dengan kejadian scabies.
responden kontrol sebagian besar
70,8%
sedangkan
berada dalam ruangan dengan pencahayaan baik, yaitu sebesar
KESIMPULAN
66,7%. Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada
ventilasi,
lantai
dinding
ruangan
di
dan
Pondok
Pesantren Darul Amanah Kendal kelompok
kasus
dan
dapat dijelaskan bahwa ruangan
kontrol, jenis kelamin perempuan
dikategorikan baik.
(62,5%) lebih besar dari jenis
7. Semua ruangan santri responden
kelamin laki-laki (37,5%).
kasus
2. Frekuensi pendidikan MTs pada
jumlah
untuk pendidikan MA 37,5.
ruangan
3. Sebagian besar responden kasus
75,0%
baik
hunian
memiliki
yang
tidak
penghuni santri
pada
yang
tiap
melebihi
kapasitas seharusnya.
berada dalam ruangan dengan tidak
kontrol
baik, hal tersebut diketahui dari
kontrol, MTs (62,5%) sedangkan
kelembaban
dan
kepadatan
kelompok kasus dan kelompok
sebesar
6. Semua
8. Pada kelompok kontrol (70,8%)
yakni
memiliki kebersihan tangan dan
sedangkan
kuku baik, lebih besar dari pada
responden kontrol sebagian besar
kelompok kasus (58,3%). 11
9. Pada kelompok kontrol (79,2%)
kelompok
kasus
memiliki
memiliki kebersihan genital baik,
kebersihan
genital
lebih besar dari pada kelompok
buruk
memperhatikan
kasus (50,0%).
suhu ruangan, kelembaban
10. Ada
hubungan
antara
umur
ruangan serta pencahayaan
dengan kejadian scabies. 11. Ada
hubungan
kelembaban
ruangan karena hasil analisa antara
dengan
menunjukkan
kejadian
kelompok
scabies. 12. Ada
antara
suhu
kasus
sebagian
dengan suhu, kelembaban
dengan kejadian scabies. hubungan
dan antara
pencahayaan
yang
santri,
perlu
buruk.
pencahayaan dengan kejadian
2.
scabies.
Bagi
meningkatkan
14. Ada hubungan antara kebersihan tangan
bahwa
besar berada dalam ruangan
hubungan
13. Ada
dan
yang
dan
kuku
dan
dengan
tindakan
skabies
kejadian scabies.
pengetahuan pencegahan
dengan
kebersihan
diri
menjaga terutama
15. Ada hubungan antara kebersihan
kebersihan genital dengan
genital dengan kejadian scabies.
cara tidak bertukar pakaian dengan penderita scabies, mengganti pakaian dalam 2
SARAN
kali sehari dan menggunakan 1.
Bagi
pondok
pesantren,
diharapkan
pakaian
dapat
tentang
dengan
keadaan kering.
memberikan informasi lebih lanjut
dalam
3. Bagi penelitian selanjutnya,
kejadian
perlu
dikembangkan
lagi
scabies melalui penyuluhan
dengan
dan pelatihan kepada tenaga
yang lebih kompleks, karena
kesehatan
di
pondok
masih banyak faktor yang
pesantren
Darul
Amanah
variabel-variabel
mempengaruhi
dalam
Kendal terutama mengenai
kejadian scabies, termasuk
kebersihan genital, karena
kondisi lingkungan.
hasil analisa menyebutkan bahwa
sebagian
besar 12
DAFTAR PUSTAKA
Kelamin.Jakarta: Fakultas
1. Undang-undang No.23 Tahun
Kedokteran Universitas
1992 Tentang Kesehatan &
Indonesia ; 2007
Undang-undang No.29 Tahun
8.
2004 Tentang Praktik
dan Kelamin. Edisi kelima,
Kedokteran", VisiMedia,
cetakan kedua. Jakarta : FKUI ;
9791043604, 978979104360
2007 9.
2. Depkes RI. Undang-undang RI
Majalah Kedokteran Damianus.
kesehatan. Jakarta ; 2009
2006 ; 5: 177.
Notoatmodjo Soekidjo. Ilmu
10. Depkes RI. Undang-undang RI
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
No. 36 tahun2009 tentang
: Rineka Cipta ; 2003 4.
kesehatan. Jakarta ; 2009
Timmreck, Thomas, C. Epidemiologi: suatu pengantar. Jakarta : EGC ; 2004
5.
Harahap. M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates ; 2000
6.
Kuspriyanto. Pengaruh Sanitasi dan Higiene Perorangan Terhadap Penyakit Kulit. Tesis. Surabaya : Pascasarjana Universitas Airlangga ; 2002
7.
Sudirman T. Scabies: Masalah Diagnosis dan Pengobatannya.
No. 36 tahun 2009 tentang
3.
Djuanda. A. Ilmu Penyakit Kulit
M. Wasitaatmadja S.Anatomi Kulit.In :Djuanda A, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan
13