HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH (Studi pada Ibu Rumah Tangga di RT 04 RW 06 Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya) Oleh NANA ISKANDAR
ABSTRACT This study aims to determine the relationship between knowledge of the housewife about waste management and motivation healthy lifestyle behaviors housewife in waste management. The study used a descriptive method. The results showed there is a relationship between knowledge of the housewife on waste management behavior housewife in waste management. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.689 which is quite and closeness category contributed 47.5%. There is a relationship between motivation and healthy living behaviors housewife in waste management. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.712 which category a strong cohesion and contributes 50.7%. There is a relationship between knowledge of the housewife about waste management and motivation to live healthy with the behavior of housewives in waste management. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.719 and a strong cohesion category contributed 51.7%. ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,689 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 47,5%. Ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,712 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50,7%. Ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,719 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 51,7%. Kata Kunci: Pengetahuan Ibu Rumah Tangga, Motivasi, Hidup Sehat, Perilaku, Pengelolaan Sampah.
2
PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk, penggunaan lahan yang semakin meningkat mempengaruhi sumber-sumber alam dan kualitas lingkungan. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sampah. Saat ini penanganan sampah masih sebatas pada penanganan yang konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat terbuka untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya. Walaupun sudah diusahakan bahwa tempat pembuangan ini disentralisasi disatu kawasan tertentu dengan metode sanitary landfill. Namun kenyataannya permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai, artinya bahwa sampah yang masih terkondisi seperti di atas, masih menjadikan sumber polusi udara karena baunya, dan polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leacheate) kurang bagus sehingga meresap kemana - mana, serta menjadi penyebab terjadinya wabah penyakit dan juga sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir. Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya terlambat dan tidak sistematis. Pengetahuan ibu rumah tangga dalam mengelola sampah sangat diperlukan agar sampah dapat dikelola dengan baik dan benar. Dengan pengetahuan yang dimilikinya nantinya diharapkan ibu rumah tangga dapat membedakan jenis sampah.
Sehingga
ibu-ibu
dapat
memilah-milah
jenis
sampah
serta
membuangnya pada tempat yang yang berbeda antara sampah organik maupun sampah anorganik.
3
Pengetahuan ibu rumahtangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat kaitannya dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah perlu dikembangkan agar ibu rumah tangga memiliki kesadaran dan sensitifitas yang tinggi dalam mengelola sampah. Dengan pengetahuan ibu rumah tangga akan memiliki pengertian dan kesadaran, sehingga akan memiliki perilaku yang rasional dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Begitu juga dengan memiliki motivasi hidup sehat kesadaran ibu rumah tangga akan lebih baik yang diwujudkan dalam bentuk perilaku ibu rumah tangga dalam menangani dan mengelola sampah yang baik dan benar agar terhindar dari segala macam penyakit yang ditimbulkan dari sampah. Hal ini sangat menarik untuk diteliti apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dan motivasi hidup sehat dengan perilakunya dalam mengelola sampah, alasan memilihan ibu rumah tangga karena ibu rumah tangga mempunyai tugas dan peranan yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan keluarga, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anggota keluarga dan memberikan contoh dengan perilaku yang baik dalam pengelolaan sampah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : adakah hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah; adakah hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah; adakah hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan
4
motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah; untuk mengetahui hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah; untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan perilaku
ibu
rumah tangga dalam pengelolaan Ssmpah. Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial, industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai. Menurut Azwar (2002:32) yang dimaksud sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai , tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang berasal dari kegiatan manusia. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain sebagainya. Berdasarkan Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pada pasal dua UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sampah rumah
5
tangga, sampah sejenis rumah tangga, dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga adalah limbah yang berbentuk padat yang dihasilkan dari kegitan sehari-hari dalam rumah tangga, dan tinja tidak termasuk kedalam sampah rumah tangga. Sampah sejenis rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan bukan berasal dari rumah tangga tetapi berasal dari tempat-tempat aktivitas manusia sehari-hari selain di rumah. Tempat-tempat tersebut diantaranya, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya. Sampah spesifik adalah semua jenis sampah yang tidak termasuk kedalam sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat, konsentrasi, dan volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah spesifik tersebut contohnya adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun; sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun; sampah yang timbul akibat bencana; puing bongkaran bangunan; sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Menurut UU RI No.18 Tahun 2008, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai dengan urutan yang berkesinambungan yaitu: penampungan/pewadahan,
pengumpulan,
pemindahan,
pengangkutan,
pembuangan/pengolahan. Pasal 4 UU RI No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa pengelolaan sampah ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
6
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Menurut Notoatmodjo (2003:127) pengetahuan merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni. indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2007:73). Menurut Mc. Donald dalam Oemar Hamalik (2007:78) mengatakan bahwa: “motivasi is energychange within the person characterized by affective arousat and anticipatory. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pendapat lain tentang motivasi dikemukakan oleh Sukmadinata (2003:61) yang mengemukakan bahwa motivasi merupakan kondisi dalam diri individu yang dapat mendorong atau menggerakkan individu tersebut untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan.
7
Motivasi hidup sehat adalah respon seseorang atas stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Menurut Skiner (Notoatmodjo, 2007 : 133) “Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons maka teori ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis statistik korelasional. Menurut Sukardi (2004 : 166) menyatakan bahwa metode korelasional ini digunakan untuk menentukan apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berada di RT 04 RW 06 Desa Karangnunggal yang berjumlah 81 orang. Untuk menentukan ukuran sampel yang akan digunakan, penulis mengutip pendapat Arikunto (2002:112) “Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi”. Berpedoman pada langkah-langkah tersebut, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik stratified total sampling. Jadi sampel dalam penelitian ini ditetapkan 81 ibu rumah tangga. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrumen: Tes pengetahuan ibu rumah tangga
tentang
8
pengelolaan sampah; Pernyataan skala motivasi hidup sehat. Angket perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah dan observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan
langsung
ke lokasi objek yang sedang diteliti. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen.
Validitas yang dimaksud adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, Suharsimi, 2006:168). Uji instrumen dalam penelitian ini mengukur item-item pertanyaaan dari pengetahuan tentang pengelolaan sampah (X1) sebanyak 40 item. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item perntayaan pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang valid sebanyak 31 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 9 item. Uji instrumen motivasi hidup sehat (X2) sebanyak 40 item. Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa hasil pengujian 40 item pernyataan motivasi hidup sehat yang
valid
sebanyak 32 item (digunakan)
karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 8 item dan nomor 38 (tidak digunakan). Uji instrumen perilaku ibu rumah tangga (Y) sebanyak 40 item. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa hasil pengujian 40 item pernyataan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah yang valid sebanyak 28 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r
tabel
sedangkan
jumlah item yang tidak valid ada 12 item. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis dskriptif dilakukan
9
dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah, motivasi hidup sehat dan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier.
Uji
normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai asymp. Sign (p) > α, maka sebaran data berdistribusi normal. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak, teknik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Dengan kaidah: Jika Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier. Uji linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi berganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data disajikan setelah data mentah hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik deskriptif melalui program SPSS. Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumla 81 orang. Tes pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah yang berjumlah 31 item menunjukan bahwa skor minimum sebesar 13 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 29. Dengan rata-rata (mean) 22,03 dengan standar deviasi 3,85 dan
10
nilai tengahnya sebesar 21. Skor Rata-rata pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah mendekati skor mediannya. Nilai pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 22,03 > nilai skor min + 2 SD sebesar 20,70 Angket motivasi hidup sehat yang berjumlah 32 item Diperoleh skor minimum 106 dan skor maksimum 136, rata-ratanya sebesar 121,25, standar deviasi sebesar 6,99 dan nilai tengahnya sebesar 121. Skor rata-rata motivasi hidup sehat mendekati skor mediannya. Nilai motivasi hidup sehat termasuk kategori cukup, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 121,25 > nilai skor min + 2 SD sebesar 119,98. Perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah Diperoleh skor minimum sebesar 107 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 135. Dengan ratarata (mean) 122,26 dengan standar deviasi 7,41 dan nilai tengah sebesar 121. Skor rata-rata perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah mendekati skor mediannya. Nilai perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan nilai rata-rata (mean) 122,26 > nilai skor min + 2 SD sebesar 121,82. Persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan linieritas regresi. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh : variabel pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (X1) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,30 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. populasi sampel berdistribusi normal; variabel motivasi hidup sehat (X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,97 pada taraf signifikan 5%. Ternyata
11
harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. populasi sampel berdistribusi normal, dan variabel perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,70 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. populasi sampel berdistribusi normal. Uji linieritas regresi variabel pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (X1) dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (80) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier; Uji linieritas regresi variabel motivasi hidup sehat (X2) dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (80) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier; Uji linieritas regresi variabel pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (X1) dan motivasi hidup sehat (X2) dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y). Hasil perhitungan didapat harga Asymp. Sig. dengan db (80) pada taraf signifikan 5% adalah 0,00. Ternyata Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 93,78 dan
12
koefisien arah regresi b sebesar 1,29. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 93,78 + 1,29 X1. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 71,42 dengan db = 80 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 3,98. Ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (X ) dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y) adalah linier. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,689 yang termasuk kategori keeratan cukup. koefisien determinasi (R2) adalah 0,475. Ini berarti pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah memberikan konstribusi sebesar 47,5% terhadap perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, 52,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi hidup
sehat
dengan perilaku ibu rumah tangga dalam
pengelolaan sampah. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta
a sebesar 30,72 dan koefisien arah regresi b
sebesar 0,76. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 30,72 + 0,76 X2. Uji signifikan terhadap koefisien korelasi menghasilkan Fhitung sebesar 81,21 dengan db = 80 pada taraf signifikan 5%, dan Ftabel sebesar 3,98. Ternyata F
hitung
lebih besar dari Ftabel, ini berarti koefisien
korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi motivasi hidup sehat (X ) dengan perilaku ibu
13
rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y) adalah linier. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi
sebesar
0,712 yang termasuk kategori keeratan kuat. koefisien
determinasi (R2) adalah 0,507. Ini berarti pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah memberikan konstribusi sebesar 50,7% terhadap perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, 49,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda.
Dari hasil
analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 27,22 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 1,27 dan arah regresi b2 sebesar 1,46. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 27,22 + 1,27X1 + 1,46X2. Untuk mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi selanjutnya diuji menggunakan Uji F. Hasil perhitungannya nilai F = 41,75 dengan signifikasi 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan Ftabel sebesar 3,13. Ternyata F hitung lebih besar dari Ftabel. Hal ini berarti tolak Ho terima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (
) dan motivasi hidup sehat (
)
dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah (Y) adalah linier. Kekuatan hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah (X1) dan motivasi hidup sehat (X2) dengan perilaku ibu rumah tangga
14
dalam pengelolaan sampah (Y) dapat dilihat pada koefisien korelasi sebesar 0,719 yang termasuk kategori keeratan kuat, dengan koefisien determinasi (R2) adalah 0,517. Ini berarti pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 51,7% terhadap perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, 48,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat dan lingkungan. Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga sangat bervariasi berbeda dengan satu sama lain, hal ini disebabkan oleh latar belakang tingkatan pendidikan formal ibu rumah tangga yang bervariasi pula. Dengan latar belakang tingkat pendidikan formal yang relatif tinggi diharapkan ibu rumah tangga akan memiliki pengetahuan luas, serta mampu memecahkan masalah-malasah yang terjadi di lingkungannya, termasuk masalah pengelolaan sampah. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya (Azwar,2002:35). Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan tertentu. Munculnya motivasi tadi merupakan pengaruh dari latar belakang tingkat pendidikan formal yang dimilikinya, bila latar belakang tingkat pendidikannya relatif rendah maka motivasinya pun akan rendah pula. Dengan demikian tingkat pendidikan
15
seseorang sangat berpengaruh terhadap motivasinya, tingkat pendidikan formal yang berbeda, akan berbeda pula pengaruhnya terhadap motivasinya. Dalam hal ini termasuk motivasi ibu rumah tangga memelihara kesehatan. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Perilaku individu tidak terjadi dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima individu, baik berupa stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian besar dari pelaku individu itu merupakan respons terhadap stimulus eksternal. Kaum behavioristis memandang bahwa perilaku sebagai respons terhadap stimulus sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya dan individu seakan-akan tidak mempunyai kemampuan untuk
16
menentukan perilakunya, hubungan stimulus respons dengan demikian bersifat mekanistis. Dengan memiliki
pengetahuan yang luas diharapkan akan lebih
meningkatkan motivasi dalam melakukan suatu kegiatan. Demikian pula ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan yang luas tentang pengelolaan sampah akan lebih terdorong untuk melakukan upaya dalam mengelola sampah dengan baik dan benar tanpa merugikan pihak lain. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: Ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,689 yang yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 47,5%. Ada hubungan antara motivasi hidup sehat
dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan
sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,712 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50,7%. Ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan motivasi hidup sehat dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,719 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 51,7%. Semakin baik pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dan semakin baik motivasi hidup sehat maka akan semakin baik perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah.
17
Untuk meningkatkan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah diharapkan para ibu rumah tangga memiliki sikap dan rasa tanggung jawab terhadap situasi di sekitarnya. Dengan adanya pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah pada dasarnya mendorong serta membina para ibu rumah tangga untuk mampu berfikir logis, adanya kesadaran serta berbuat lebih tanggap akan gejala-gejala kehidupan yang berinteraksi dengan lingkungan hidup. Dalam upaya meningkatkan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah, akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait yang berupa kegiatan-kegiatan bersama yang bisa memotivasi warga dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekitarnya DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Azwar Azrul, (2002) Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Notoatmodjo, Soekidjo, (2007) Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Rineka Cipta. Sardirman, A M (2007) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sukardi. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto (2006 Sukmadinata. (2003) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah