\..NALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN AKUNTANSI >AJAK PENGHASILAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KOPERASI (Studi Kasus Koperasi UIN SyarifHidayatullallI Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dll!n limn Sosial Untuk Memennhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : Septia Handayani
(104082002630)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN lLMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLA"H JAKARTA 1429/2008
\ ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN P ADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI (Studi Kasus Pada Kopearasi UIN SyarifHidayaitullah Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Oleh Septia Handayani NIM : 104082002630
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid MS
Rrnh awati SE. MM
NIP. 131.474.891
NIP.150.377.441
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Selasa Tanggal 16 Bulan September Tabun Dua Ribu Delapan telah' dilakukan Ujian Skripsi atas nama Septia Handayani, NIM: 104082002630 dengan judul Skripsi "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI (Studi Kasus Pada Kopearasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, malca skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullab Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
1,w,o, re,
~mbimbing
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Pernbirnbing I
Amilin SE, AK, M.Si Penguji Ahli
' MM II
Hari ini Jum'at Tanggal 11 Bulan April Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Septia Handayani, NIM : I 04082002630 dengan judul Skripsi
"ANALISIS
PERLAKUAN
AKUNTANSI
KOPERASI
DAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 September 2008
Iiru Pengu ii Uiian Komprehensif
M.Si
fr!,!{,
I!!:. d,bdyl Hamid, MS Penguji Ahli
DAFTARRIWAYAT HIDUP .
- _·-. -, Data Pribadi -- - " < Septia Handayani Jakarta, 03 September 1984 Perempuan Indonesia Olahraga (Vally, renang), Travelling,_l?_erorganisasi Islam 085694834274 Jl.Swadaya V Rt.002/05 No.41 Cilangkap Jakarta Timur 13870 tya imoto
[email protected] '"
Nama Tempat & tanggal Lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Hobbi Agama No. Tip Alamat E-mail
__
-,
Pendidikan Formal Jenjang Sekolah SDN 02 Pagi Jakarta SD SLTP Negeri 103 Jakm1a SLTP SMU SMU Negeri 39 Jakarta UJN Syarif Hidayatullah Jakarta SI
Tahun 1991 -1997 1997 - 2000 2000-2003 2004-2008
.
Pendidikan NonFo.rmal Bulan, Tahun Februari, 1999 .
September,2004 Januari,2005 Mei,2005
.
• • • •
.
.
Kursus Bahasa lnggris di Sarana Mandiri Informatika tingkat Elementary Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat Beginer 2 Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat Beginer 3 Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat Intermediet 1
Kemampuan ...
Dapat mengoperasikan komputer Ms.Office( Word, Power point. Exel) Mampu Bekerja dibawah tekanan Dapat bekerja dengan tim Dapat menyelenggarakan suatu kegiatan atau acara (Event)
..
..
.
.
.
.
1997-2000 2000-2003 2003-2006 2004-2006
2006 -2007 2007-Sekarang
• • • • • • •
·.·•.
...
..
.·
.........
··
>·
·
.
......
·.
.
..
Koperasi Mahasiswa (KOPMA), pada tahun 2005 menjabat sebagai pengurus Div. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT), dan pada tahun 2006 menjabat sebagai pengurus Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) Koperasi Mahasiswa (KOPMA), menjabat sebagai ketua pengawas Koperasi Mahasiswa (KOPMA), mer\jabat sebagai ketua pengawas
Pengalaman Bekeria dan Magang
.·.
.
Tahun 2003, bekerja di PT. Multi Media Metropolitan sebagai Marketing Eksekutif selama 3 bin Tahun 2005, menjadi tenaga pengajar privat bidang matematika selama 6 bulan Tahun 2006, magang di PT. Raja Grafindo sebagai StafKeuangan selama Tahun 2006, magan 15 di Departemen Luar Negeri bagian Pembagunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup sub bidang Keuangan lnternasional Talmo 2006,bulan September - 2007 bulan mei, mengajar di LPPK EASY COURSE sebagai tenaga pengajar bidang studi Matematika, IPA, dan !PS Tahun 2007 bulan Agustus - 2008 bulan Januari, mengajar sebagai guru privat bidang studi matematika. Tahun 2008, mengajar di LBB Alumni Jogja sebagai tenaga pengajar bidang Studi matematika dan Ekonomi serta Akuntansi. Tahun 2008 bulan Agustus- saat ini, beke1ja sebagai staff keuangan di PT.Gencar Moga Sahaja.
.
• • • • • • • • • •
.
.. ,.
····• Palang Merah Remaja dan pada tahun 1998-1999 menjabat sebagai ketua um um Pasukan Pengibar Bendera dan pada tahun 2001-2002 menjabat sebagai DEPATRI (Dewan Perwakilan Putri) Karang Taruna wilayah Kelurahan dan menjabat sebagai Bendahara Umum
.
•
···
•• PengalamanQrganisasi
Seminar .dan Pelatihan yang Pernah diikuti
Tahun 2004 mengikuti Pendidikan Dasar Perkoperasian di jakaita Tahun 2004 mengikuti Pelatihan Event Organizer di Jakarta Talmo 2005 mengikuti Pendidikan Manajemen Koperasi di Bogor Tahun 2005 Mengikuti Jambore Nasional Koperasi dan Outbond di Bandung Tahun 2005 mengikuti Training Lifeskill di Jakatta Talmo 2005 mengikuti Seminar Perbankan Syariah di Jakarta Tahun 2005 mengikuti Seminar dan Pelatihan Kewirausahaan di Jakarta Tahun 2005 mengikuti Pelatihan Perpajakan di Jakarta Talmo 2007 mengikuti Pelatihan untuk Pelatih GRAMEEN BASIC di Bogor Tahun 2007 mengikuti Pelatihan jurnalistik di Cisarua, Bogor.
.
.....
··... ·
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the application of cooperation accounting according to the PSAK 27 and income taxaccounting according to the PSAK 46 and also the presentation impacts of the financial statement after applying PSAK 46 at UIN Jakarta Cooperation. According to PSAK 46, it is an obligation for all companies to acknowledge the llL'< consequences in the future as a result of temporary differences and also the loss that compensable. This research is a comparative descriptive research with a case study research design. In this research, writer ·will analyse the accounting treatment for taxation in the financial statement of UIN Jakarta Cooperation according to the general accepted standard in Indonesia (PSAK 27 dan PSAK 46). According to the research which have been done, the writer concludes that the financial statement at UIN Jakarta Cooperation has not applied cooperation accounting as according to PSAK 27 and PSAK 46. After applying PSAK 46 the financial statement of UIN Jakarta cooperation shmved the appearance of deferred tax asset on balance sheet 17.320.232 in 2006 and 37.932.059 in 2007. While in the Income Statement, showed the decrease of the net income after tax from 364.173.220 to 275.654.254 in 2006 and 411.040.703 to 309.761.592 in 2007. Keyword: Cooperation, Temporary Differences, and Deferred Tax.
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untulc mengetahui penerapan akuntansi koperasi sesuai dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 46 serta dampak penyajian laporan keuangan setelah penerapan PSAK 46 pada Koperasi UIN Jakarta. Berlakunya PSAK 46 ini mewajibkan perusahaan untuk mengakui konsekuensi pajak dimasa mendatang akibat perbedaan temporer yang terjadi serta kerugian yang dapat dikompensasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, penlllis akan menganalisis mengenai perlakuan akuntansi mengenai perpajakan pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta sesuai dengan standar akuntansi yang berlak:u di Indonesia (PSAK 27 dan 46). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta belum menerapkan akuntansi koperasi sesuai dengan PSAK 27 dan PSAK 46. Dan setelah menerapkan PSAK 46 menunjulckan timbulnya aktiva pajak tangguhan sebesar 17.320.232 untuk tahun 2006 dan 37.932.059 untuk tahun 2007 di neraca. Sedangkan dalam laporan perhitungan hasil usaha, terjadi penurunan SHU setelah pajak dari 364.173.220 menjadi 275.654.254 untuk tahun 2006 dan te1jadi penurwian SHU setelah pajak dari 411.040.703 meniadi 309.761.592 untuk tahw1 2007. Kata kunci : Koperasi, Beda Temporer, dan Pajak tangguhan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirralzim. Assalamu'alaikum Wr.Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas pe1juangan-Nya dalam menyebarkan syariat islam. Skripsi dengan judul "Analisis Perlakuan Almntansi Koperasi dan Akuntansi Pajak Penghasilan pada Laporan
Keuani~an
Koperasi (Studi
Kasus Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)" disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Ekonomi pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mengingat keterbatasan dan kemampuan ym1g penulis miliki, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dai·i sempurna. Oleh kareno itu, penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk melengkapi dan menyempumak;.;.-;. skripsi ini. Penulis berharap rnudah-muclahan skripsi ini clapat memberikan
manfaat
bagi
penulis
maupun
bagi
semua
pihak
yang
rnemerlukmmya. Atas segala bimbingan, saran dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih kepacla: 1. Allah SWT, atas rahmat dm1 karunim1ya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Bapak dan Marnaku tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan do' a yang tiada hentinya kepadaku dalam segala ha!. Dan kini kupersembahkan sedikit kenm1gan indah ini kepada bapak dan mama semoga ini bisa menjadi salah satu kebanggaan untuk kalian. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan m·ahan bagi penulis. 4. !bu Rahmawati, SE., MM selaku Dosen Pembimbing II ym1g tidak bosan
5. Seluruh Dasen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ; Pa Hepi, Pa Amilin, Pa Slamet Riyadi, Bu Cut Erika, I3u Lili, Bu Dewi, Pa Rahmat, Pa Bambang. Yang telah memberikan pengetahuan dan pelayanan akademik kepada penulis selama kuliah. 6. Kedua kakakku tersayang (Ratna, Rohidin, Sari, dan Herry) dan keponakankeponakanku tercinta (Dzakwan dan Youri). Terima kasih kalian mcnjadi inspirasi dan penyemangat buat penulis dalam menyelesaikan skripsi. 7. Ketua Koperasi UIN Jakarta beserta stafnya, yang telah mengijinkan penulis meneliti koperasi yang mereka kelola. 8. Aa, trima kasih atas semangatnya supaya penulis ga pernah berhenti dan putus asa dalan1 menyelesaikan shipsi ini. Ayo Aa cepat menyusul ! ! ! 9. Untuk Sahabat-sahabatku tercinta (Windy, Dwi, Aas, K' Iin, Sarah, K' Sari, dan K' Dp). You'r the best friend that I ever have. I love u all. I 0. Kelurga besarku tersayang (Bang Dik-dik, Eka, Te' Ema, Te' Ida, Bang Eris, Ira, Fahrni, Fajar, Ika, Ethe Eka, Om Saf, Bunda Lili, Bunda Lina, Adik rindu), terima kasih atas doanya. 11. Wahid yang telah memberikan bantuan, dan arahan yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman karang taruna RW.05 (Bang Lukman, Bang Udin, Bang Rifar "makasih udah mau jadi tukang ojek yang setia" ,Bang Arief, ivan, Devi, K' Ita, Lasmi, Dini.). Dan karang taruna Rt.002/05, terima kasih atas do'anya. 13. Keluarga besar KOPMA (apri, lia, titi, bunda riza, ayah fandi, bang rey, amar, emak inay, agus, sauqi, sulis, hami, biah, yayat, gudeng, k hendra, eva, panji, rifa'l,mas bani, mas rudi, emak ketoprak, abang siomay). Terima kasih telah menjadi keluarga keduaku yang sangat menyenangkan. Alrn bahagia bisa mengenal keluarga ini. 14. Keluarga Besar Bengkel Seni dan Budaya Bina Budaya cilangkap. 15. Keuarga Besar Paskibra Ahmad Yani SMU N 39, terima kasih semangat dan do'anya. 16. Nocommyt (K' Sari, K' Dp, Ade, Vina, Sesep, Odan, Bintang, Dita, Andi, Tika). Terima Kasih Do'a dan dukmrn:annva. I Love lJ all.
17. Teman-teman akuntansi kelas C (Roni, Ega, Sunda boy, Nina, Ina, Yasin, adi) dan kelas D (Nadiroh, Ilrn, Uwi, Nova, Sofi, Izzi, Rizkah, Harum, Qodir, dan semuanya) angkatan 2003. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 18. Teman-teman pengajar di LPPK Easy Course (Mba desi dan Mba Kiki), makasih udah mau jadi sahabatku. 19. Teman-teman pengajar dan staff di LBB Alumni Jogja (Mba Tyas, Mba Ani, mba nur, Mas lfan, mas Irham, Mas Fauzi, Mas Toni, Mas Hartom, Mba ana). Dan murid-muridku tersayang, terima kasih atas doanya. 20. Ababg Bakpaw, Mas Ari, Mas Didi, Edo, Aby, Akom, Bang Ibnu, Kang Dadan, Ila, K' indi. Terima kasih masih setia menyemangati dan mendoakan penulis dalam menyelesaiakan skripsi. 21. Keluarga besar FJPK (Forum Jurnalistik Pemuda Koperasi) yang telah memberikan do'a dan semangatnya. 22. Teman-Teman yang lain dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya. Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Ciputat, 3 September 2008
Penulis
DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... i DAFTARRIWAYATHIDUP ........................................................ iv ABSTRACT ............................................................................. vi ABSTRAKSI.. .......................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................. viii DAFT AR ISL. ........................................................................... xi DAFTAR TABEL. ...................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ................................................................... xviii BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ....................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................ 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................. 7 BAB II.
LANDASAN TEORI A. Penge1iian dan Karakteristik Koperasi ......................... 9
1. Pengertian Koperasi .......................................... 9 2. Karakteristik Koperasi ....................................... 10 3. Fungsi dan Peran Koperasi ................................. .10 4. Prinsip Koperasi .............................................. 11 5. Jenis-jenis Koperasi Menurut UU No.25 tentang Perkoperasian ................................................. 11 6. Sumber Modal Koperasi. ..................................... 11 10
8. Sejarah Berdirinya Koperasi ................................. 14 9. Perangkat Organisasi Koperasi .............................. 14 B. Penge1iian dan Karakteristik Laporan Keuangan ............. 15
1. Pengertian laporan Keuangan ............................... 15 2. Tujuan Laporan Keuangan .................................. 16 3. Karakteristik Kualitatif Lapo ran Keuangan ............... 16 4. Pengakuan Pendapatan dan Beban ......................... 18 5. J enis-jenis Laporan Keuangan Kopernsi .................. 18 C. Pengertian dan Dasar-dasar Perpajakan ........................ 21
1. Definisi dan Unsur Pajak ..................................... 21 2. Fungsi Pajak ................................................... 22 3. Asas Pemungutan Pajak...................................... 23 4. Sistem Pemungutan Pajak .................................... 23 D. Pajak penghasilan .................................................. 24 1. Pengertian Penghasilan ....................................... 24 2. Subjek Pajak Penghasilan .................................... 25 3. Objek Pajak Penghasilan ..................................... 25 4. Tarif Pajak Penghasilan ....................................... 27 E. Rekonsiliasi Fiskal ................................................ 28
1. Perbedaan Prinsip Akuntansi.. .............................. 28 2. Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi ............... 29 3. Perbedaan dan Pengakuan terhadap Penghasilan dan Beban ........................................................... 30
F. Metode Penangguhan Pajak Penghasilan ...................... 35 G. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak tangguhan ................... 37 H. Pengukuran Aktiva dan Kewajiban Pajak ...................... 38
I. BAB III.
Penyajian Aktiva dan Kewajiban Pajak ........................ 39
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................ 41 B. Metode Penentuan Sampel.. ..................................... 41 C. Metode Pengumpulan Data ....................................... 42 D. Metode Analisis Data ............................................. 43 E. Definisi Operasional Variabel.. .................................. 49
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Koperasi ....................................... 52
1. Sejarah Koperasi UIN Jakarta ................................ 52 2. Visi dan Misi Koperasi.. ...................................... 53 3. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi ............ 54 4. Jenis Bidang Usaha Koperasi UIN Jakarta .................. 55 B. Kebijakan Akuntansi .............................................. 58 C. Hasil dan Pembahasan .............................................. 59 1. Identifikasi Laporan Keuangan Koperasi .................. 60 2. Penerapan PSAK 27 .......................................... 65 3. Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan ..................... 69 a. Perbedaan Tetap .......................................... 70 b. Perbedaan Temporer. .................................... 72
4. Perhitungan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan ............ 84 a. Pajak Kini ..................................................
~4
b. Pajak Tangguhan .......................................... 84 5. .Turnal Penyesuaian untuk Penerapan PSAK 46 ........... 85 6. Dampak Penerapan PSAK 27 dan PSAK 46 .............. 86 BABY.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ......................................................... 92 B. lmplikasi ............................................................ 93
DAFTARPUSTAKA .................................................................... 95
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
2.1
Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Orang
Hal
Prihadi 2.2
Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
3.1
27
28
Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Penyusutan Aktiva tetap
45
3.2
Rekapitulasi Pajak tangguhan
46
3.3
Rekonsiliasi Fiskal
48
4.1
Jenis Usaha di Lingkungan Perdagangan fJmum
56
4.2
Neraca Koperasi UJN Jakarta sehelum penerapan PSAK 46
61
4.3
Laporan Perhitungan Basil Usaha Koperasi UJN Jakarta sehelum Penerapan PSAK 46
63
4.4
Perhitungan Barga Pokok Penjualan Koperasi UIN Jakarta
63
4.5
Rincian Behan Usaha Koperasi UlN Jakarta
64
4.6
Rincian Pendapatan dan Behan diLuar Usaha Koperasi Jakarta
65
4.7
Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UJN Jakarta menurut PSAK 27
68
4.8
Laporan Promosi Ekonomi Anggota Koperasi UIN Jakarta menurut
4.9
PSAK27
69
Rincian Biaya Promosi
71
4.10 Rincian Beban Pajak Penghasilan 21
71
4.11 Rincian Pendapatan Bunga Deposito/Jasa Giro
72
Pada Koperasi UIN Jakarta tahun 2006
72
4.13 Rekap Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut fiskal pada Koperasi UIN Jakmia tahun 2006
73
4.14 Rekap Daftm· Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut Akuntansi UIN Jakarta tahun 2007
73
4.15 Rekap Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut Fiskal pada Koperasi UIN Jakarta tahun 2007
73
4.16 Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Penyusutan Aktiva Tetap
74
4.17 Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Cadangan Piutang Tak Te1iagih
78
4.18 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN Jakarta Tahun 2006
81
4.19 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN Jakarta Tahun 2007 4.20 Neraca Koperasi UIN Jakmia setelah Penerapan PSAK 46
83 87
4.21 Laporan Perhitungan Basil Usaha Koperasi setelah Penerapan PSAK46
88
DAFTAR LAMPIRAN Keterangan
Nomor
1
Penamhahan dan Penurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007 Menurut akuntansi
2
8
102
Rincian Pendapatan Lain-lain dan Beban Lain-lain Koperasi UIN Jakarta tahun 2006
7
100
Rincian Behan Usaha Koperasi UIN Jakmia tahun 2007 Menurut Akuntm1si dan Fiskal
6
99
Rincian Behan Usaha Koperasi UrN Jakarta tahun 2006 Menurut Akuntansi dan Fiskal
5
98
Rekapitulasi Pajak Tangguhan Koperasi UrN Jakmia tahun 2006 dan 2007
4
97
Penamhahan dan Penurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007 Menurut Fiskal
3
Hal
104
Rincian Pendapatan Lain-lain dm1 Behan lain-lain Koperasi UIN Jakarta tahun 2007
106
Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentm1g Perkoperasian
108
DAFTAR GAMBAR Nomor 1
Keterangan Struktur Organisasi Koperasi UIN Jakarta
Hal 54
BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Secara umum tujuan dibentuknya suatu koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka setiap koperasi harus menj alankan suatu usaha yang kemudian akan menghasilkan keuntungan dari usahanya tersebut. Untuk menghasilkan keuntungan, suatu koperasi harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat. Produk-prodnk tersebut dapat berupa produk nonfisik,
bahan
mentah,
ataupun
barang
jadi
yang
siap
dikonsumsi
(Rudianto,2::06: 11 ). Koperasi merupakan badan huknm usaha yang unik, di mana modal koperasi diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Modal tersebut memiliki kemiripan dengan perseroan dalam ha! memperoleh sumber pendanaan. Akan tetapi, di dalam koperasi ada pembagian (SHU) terhadap setiap anggotanya yang ticlak hanya didasarkan kepada besarnya simpanan modal yang mereka tanamkan, namun memperhitungkan kontribusi anggota dalam menyumbang pendapatan terhadap koperasi. Hal inilah yang membuat koperasi berbeda dengan perusahaan pada umumnya (Hidayat, 2005: 1). Untuk memiliki sun1ber dana yang dibutuhkan, koperasi juga dapat memperolehnya dari pinjaman !creditor, dana cadangan, hibah, ataupun sumber lain yang sah. Untuk memperoleh bahan balm yang diperoleh dalam proses produksinya, koperasi dapat memperoleh dari produsen ataupun
pelanggannya maka koperasi akan dapat memperoleh laba usaha. Laba usaha tersebut harus dilaporkan kepada pemerintah un1uk dikenakan pajak penghasilan, kepada anggota koperasi untuk mengetahui bagian SHU yang menjadi hak anggota. Koperasi selalu berhubungan dengan pihak-pihak eksternal maupun internal dalam kelancaran usahanya. Oleh karena itu, hubungan tersebut harus dilanjutkan dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai de11gan kebutuhan setiap pihak tersebut. Untuk berkomunikasi dengan semua p1hak itulah dibutuhkan suatu bahasa bisnis yang dapat dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terkait. Bahasa bisni.s tersebut biasa disebut akuntansi. Proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses. Pada tahapan proses tersebut akuntan koperasi harus membuat laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di lndonesia mulai tahun 2004 (PSAK 27 tahun 2004), laporan keuangan koperasi terdiri dari perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas dan laporan promosi ekonomi anggota. Laporan keuangan dibuat secara berkala, dengan tujuan memudahkan dalam penilaian kinerja dan prediksi usaha dimasa datang. Laporan keuangan merupakan suatu media informasi yang dimanfaatkan sebagai indikator atas kinerja perusahaan. Laporan ini diperlukan untuk menilai pembahasan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan. Dengan menganalisis laporan keuangan, para pemakai laporan keuangan dapat
daya yang ada. Disamping itu, laporan keuangan juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Kita mengenal adanya istilah laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial. Laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan bertujuan untuk menghitung besarnya pajak terhutang. Laporan keuangan komersil disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Secara lebih spesifik perbedaan antara laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan kornersial pada umumnya terdapat pada pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang-undang Perpajakan. Dalam menentukan penghasilan atau pendapatan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang-undang perpajakan terdapat persarnaan dan perbedaan. Perbedaan ada 2 macam, yaitu perbedaan tetap clan perbeclaan waktu. Perbeclaan waktu ini mengakibatkan konsekuensi pajak di masa yang akan datang
yang
dapat
berupa
aktiva
(kewajiban)
pajak
tangguhan
(Riyanto, 2008:2). Laporan keuangan harus clisajikan sesuai dengan PSAK, termasuk PSAK 27 dan PSAK 46. Akan tetapi, clalam kenyataan yang dihadapi selanm ini, koperasi selama rnasa orde baru dipolitisasi oleh pemerintah. Koperasi disanjung-sanjtmg sebagai soko guru perekonomian Indonesia. N amun, ha! itu tidak bisa dipertahankan pada masa sekarang ini, karena ternyata banyak koperasi yang tidak dapat mempertahankan eksistensinya. Dan banyak
koperasi, sehingga banyak memberikan kemudahan-kemudahan, mulai dari pengurusan legalisasi lembaga koperasi sampai pada kewajiban-kewajiban lainnya. Akibat dari semua itu, banyak koperasi yang menjadi anak manja dan lalai akan kewajiban-kewajibannya, termasuk kewajiban dalam bidang perpajakan. Selain itu, banyak ditemukan pengurus koperasi yang kurang memahan1i tentang kewajiban perpajakan terhadap koperasi atau bahkan tidak sedikit dari mereka tidak mengerti bahwa koperasi ternyata memiliki kewajiban dalam bidang perpajakan sama halnya seperti badan-badan hukum lainnya. Namun, kelalaian-kelalaian yang te1jadi dalam pemenuhan kewajiban koperasi tidak lepas dari peran se1ia pemerintah khususnya Direktorat Jendral Pajak yang kurang maksimal berperan aktif dalam menyampaikan informasi yang tepat kepada koperasi-koperasi di Indonesia. Menurut Abdullah dalam Djarot (2006:6), anggota forum Komunikasi perpajakan bagi koperasi menyatakan bahwa ha! ini terjadi disebabkan pemahaman wajib pajak koperasi terhadap Undang-undang Pajak belum maksimal. Selain itu, kurangnya sosialisasi dari KPP ataupun Dinas Koperasi daerah setempat mengenai Undang-undang Pajak menjadi salah satu penyebab utan1a. Sering te1jadinya perubahan terhadap ketentuan perpajakan berakibat wajib pajak koperasi tidak dapat mengikuti perkembangan kebijakan secara berkelanjutan. Terlepas dari pennasalahan tersebut, faktanya koperasi mempunyai kewajiban untuk memenuhi kewajiban perpajakaimya. Dengan melaporkan
kemudian dilaporkan kepada pemerintah untuk dikenakan pajak penghasilan dari sebagian sisa hasil usahanya tersebut salah satu bentuk kepedulian koperasi dalam mematuhi kebijakan yang ada. Namun dalam kenyataannya, belum banyak koperasi yang melakukan kewajibannya tersebut atau bahkan tidak mengerti prosedur penyusunan laporan keuangan yang benar sesuai aturan yang berlaku ataupun ketentuan-ketentuan paj ak yang berlaku seperti pernyataan tersebut di atas. Koperasi UIN Jakm1a belum menerapkan PSAK 46 sehingga belum mengakui adanya konsekuensi pajak di masa yang akan datang yang timbul dari perbedaan temporer dan pajak kini yang seharusnya diakui. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai perlakuan akuntansi untuk pajak tangguhan. Dan Koperasi UIN Jakarta juga belum menerapkan akuntansi koperasi sesuai dengm1 PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan sesuai PSAK 46 secara menyelurnh.Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk menganalisis penerapan akuntansi koperasi dan akuntansi pajak penghasilan pada Laporan Keuangan Koperasi. Penelitian ini mengarah pada replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2008), yang dalam penelitiannya ingim mengetahui praktik akuntansi Pajak Penghasilan yang berdasarkan PSAK 46 dalam laporan keuangan suatu pernsahaan. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek dan waktu penelitiannya. Atas dasar alasan-alasan di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertm·ik untuk mencoba membahas mengenai penerapan akuntansi
adalah:PSAK 27 dan Undang-Undang Pajak Penghasilan Tahun 2000 yang berkenaan dengan masalah tersebut, dengan mengambil judul "Analisis Perlakuan Akuntansi Koperasi dan Akuntansi Pajak Penghasilan pada Laporan Keuangan Koperasi Studi Kasus Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta."
B. Rumusan Masalah Sebelum mencapai perumusan masalah, peneliti membatasi masalah mengenai kepatuhan perpajakan yang berhubungan dengan aktiva (kewajiban) pajak tangguhan pada Koperasi UIN Jakarta. Sehingga batasan dalam penelitian ini adalah berfokus pada akun-akun yang dapat menimbulkan aktiva (kewajiban) pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer kena pajak, beda temporer yang dapat dikurangkan, dan cadangan piutang tak tertagih. Penelitian ini membahas laporan keuangan koperasi talmn 2006 dan 2007. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan Akuntansi Koperasi (PSAK 27) di Koperasi UIN Jalcarta? 2. Bagaimana penerapan Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46) di Koperasi UIN Jakarta? 3. Bagaimanalcah dampak penerapan PSAK 46 pada laporan keuangan Koperasi UIN Jalcarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirwnuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi koperasi pada koperasi UIN Jakarta. b. Mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi pajak penghasilan pada koperasi UIN Jakarta. c. Mengetahui dampak penerapan PSAK 46
pada laporan keuanga
koperasi UIN Jakarta. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain adalah: a. Bagi Koperasi Basil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap koperasi mengenai metode pengakuan akuntansi sesuai dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan dengan dasar PSAK 46. b. Bagi Anggota Koperasi Basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
mendalan1 tentang akuntansi
koperasi
dan
aspek-aspek
perpajakan yang terkait didalamnya terhadap pengurns, pengawas dan anggota koperasi.
c. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap UIN Syarif Hidayatullah mengenai metode pengakuan akuntansi sesuai dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan dengan dasar PSAK 46. d. Bagi dunia ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infonnasi bagi peneliti lain sehingga dapat melakukan perbaikan pada penulisan yang telah ada e. Bagi Penulis Penelitian ini dapat merupakan suatu pengalarnan dan perbandingan antara teori yang didapat dari perkuliahan maupun literaturnya dengan praktek yang telah ada.
BABU TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengcrtian dan Karaktcristik Koperasi
1. Pcngcrtian Kopcrasi PSAK 27 mengartikan koperasi sebagai berikut: Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan ekonomi rakyat pada umumnya serta soko guru perekonomian nasional. Sedangkan berdasarkan Pasal I UU No.25 tahun 1992 adalah: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Definisi tersebut memberikan kesimpulan bahwa koperasi memiliki unsur: a. Badan usaha yang terdiri dari orang perorang atau badan hukum koperasi. b. Badan yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya. c. Berdasarkan prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi. d. Bertujuan meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan ekonomi rakyat pada umurnnya, sekaligns sebagai gerakan ekonomi rakyat. e. Berdasarkan asas kekeluargaan. f.
Sebagai soko guru perekonomian nasional.
2. Karaktcristik Kopcrasi Pada Pernyataan Standard Aknntansi Keuangan (PSAK) 27 Revisi tahun
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas :];anda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Oleh karena itu: a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk
menolong
dan
bertanggung
jawab
kepada
diri
sendiri,
kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu, anggotaanggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain. 3. Fungsi dim Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada ummnnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. d. Berusaha untuk
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Prinsip Koperasi
Menurut lTU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi). d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f.
Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar koperasi. 5. .!'cnis-jenis Koperasi menurut UU No. 25 Peirkoperasian
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya. a. Koperasi Simpan Pi1tjan1. b. Koperasi Konsumen. c. Koperasi Produsen. d. Koperasi Pemasaran. e. Koperasi Jasa. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman. Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan nara konsumen denrran menialankan kerriatannva iual beli meniual baranrr
kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk ang:sotanya. Koperasi Pemasaran Koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya. Koperasi Jasa Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya. 6. Sumber Modal Koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut: a. Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlal1 uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota. b. Simpanan Wajib Simpanan wajib adalal1 jumlah simpanan te1ientu yang hams dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. c. Dana Cadangan
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. d. Hibah Hibah adalah sejmnlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat. Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak··pihak sebagai berikut: 1) Anggota dan calon anggota. 2) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi. 3) Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. 4) Penerbitan oblig:osi dan surat utang laiunya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku. 5) Sumber lain yang sah. 7. Mekanisme Pendirian Koperasi Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah
pengmnpulan
anggota,
karena
untuk
menjalankan
koperasi
membutuhkan minimal 20 anggota. Kedua, para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi (ketua, sekertaris dan bendahara). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan
8. Sejarah Berdirinya Koperasi
Gerakan koperasi digaga9 oleh Robert Owen, yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (17861865) - dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi. Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian (Kopkari, 2007:4). 9. Perangkat Organisasi Koperasi
a. Rapa! Anggota Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian personalia pengurus dan pengawas. b. Pengnrus Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemirnpinan koperasi, baik
anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggnng jawab
te~·hadap
rapat anggota. Atas persetujuan
rapat anggota pengurus dapat mengangkat manaJer untuk mengelola koperasi. Namun, pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota. c. Pengawas Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota (Kopkari, 2007:5). B. Pengertian Laporan Keuangan dan Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi 1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah proses setelah transaksi dicatat dan ikhtisarkan, malca disiapkan laporan laba rugi bagi pemakai dan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi (Niswonger, 1999: 18).
Menurut Kieso (2001:3) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah:
Financial statement are the principal means through which financial informations communicated to those outside an enter prise. These statements provide the firm's histmy quantified in money terms. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) paragraf 7 bagian Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan bahwa: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. T -::annr-::an lrP1Hn'\a-::an lP.nak-::an hi::it:-::an·v;:i mP:1in11i"i nP.r:l{'.::l
l:-1.nor::in l;:ih~/n1ai
dan laporan lain se1ia materi penjelasan yang merupakan integral dari laporan keuangan. Dengan demikian penge1iian laporan keuangan secara umum adalah laporan yang disusun terutama bagi para pengembil keputusan, yang memuat informasi tentang kondisi keuangan dan hasil akhir dari proses akuntansi. 2. Tujuan Laporan Keuaugau Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2004:4) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kine1ja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama ~"bagian
besar pemakai. Namun demildan,
laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. Jadi, tujuan utama dari penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna untnk
pengambilan keputusan ekonomi. 3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat infonnasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok menurut PSAK 27 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2004:7-11), yaitu: a. Dapat dipahami
kemudaha1111ya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan memiliki kualitas relevan, apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi basil evaluasi mereka dimasa lalu. Relevansi
informasi
dipengaruhi
oleh
materialitasnya.
Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan · ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besamya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). c. Keandalan lnfonnasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika halcikat atau penyajiannya tidak
d. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga hams dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Sehingga pengnkuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa dapat dilakukan secara konsisten untuk perubahan yang sama untuk perusahaan yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan, serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada SAK, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dapat membantu pencapaian daya banding. 4. Pengakuan Pendapatan dan Beban Berdasarkan PSAK 27 (2004:11-12), pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto. Partisipasi bruto pada dasarnya adalah penjualan barang/jasa ke:pada anggota. Dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa untnk anggota, partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. 5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Koperasi Jenis-jenis laporan keuangan koperasi berdasarkan PSAK 27 tahun 2004 "rl•l•h:
a. Neraca Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan eknitas koperasi pada waktu tertentu. b. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan basil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa Hasil Usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba kotor atau rugi dengan non-anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa basil usaha tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. c. Laporan Ams Kas Laporan ams kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. d. Laporan Promosi Ekonomi Anggola Dalan1 SHU lahun betjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir lahun buku dapal dicalal sebesar taksiran jumlah Sisa Hasil Usaha yang akan dibagikan unluk anggota. e. Catatan alas Laporan Keuangan Catalan alas laporan kenangan menyajikan pengungkapan (disclosure) vang memuat:
1) Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
a) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan denga•1 transaksi koperasi dengan anggota dan 11011-anggota. b) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan piutang, dsb. c) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan nonanggota. 2) Pengungkapan informasi lain, yaitu: a) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek atau yang telah dicapai oleh kop~rasi. b) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usahakan manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. c) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. d) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota. e) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. f) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tapi bukan milik koperasi.
g) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan ~::th::tm
clari nA111sahaan swasta.
i) Hak dan tanggungan pemodal penyertaan. j) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting
yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
C. Pengertian dan Dasar-dasar Perpajakan 1. Definisi dan Unsur Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Negara (Nuno, 2004: I). Definisi menurut DR. Rochmat Soemitro, SH dalam Nuno (2004: !): Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: a. Iuran dari rakyat kepada negara; yang berhak mernungut pajak hanyalah negara melalui perantara yang telah ditentukan oleh undang-undang. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang). b. Berdasarkan Undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjuldcan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaranpengeluaran yang bennanfaat bagi masyarakat luas.
2. Fuugsi Pajak Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2001: 2) terbagi atas 2 (dua), yaitu: a. Fungsi Budgeter Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk rnernbiayai pengeluaran rumah tangga Negara. b. Fungsi Regulated Pajak sebagai
alat untuk rnengatur atau rnelaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, misalnya pengenaan pajak yang tinggi untuk barang mewah untuk 1mmgurangi biaya hidup konsumtif.
3. Asas Pemungutan Pajak Asas pemungutan pajak rnenurut Smith dalam Priantara (2000: 3 dan 4) adalah: a. Ability to pay (equity ofsacrifice) Asas ini bermaksud bahwa pemungutan pajak harus memenuhi asas keadilan, artinya wajib pajak yang lebih mampu akan membayar pajak lebih besar dari pada wajib pajak yang mempunyai kemampuan lebih kecil. b. Certainty Asas ini bermakna bahwa pemungutan pajak hams berdasarkan aturan hukum yang pasti, di Indonesia pemungutan pajak berdasarkan UUD 1945 pas al 23 ayat ( 1).
c. Convenience
dilakukan dengan cara angsuran (PPh Pasal 25) atau melalui pemotongan pada saat diterimanya penghasilan. d. Ekonomi Asas ini mengharuskan adanya efisiensi dalam pemungutan pajak artinya biaya yang harus dikeluarkan dalam mengadministrasikan, mengelola dan memungut pajak harus lebih kecil dari pada penerimaan pajak.
4. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Waluyo dan Wirawan (1999: 8), sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi yaitu: a. Official Assessment System Adalah suatu sistern pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciriciri Official Assessment System: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang berada pada fiskus. 2) Wajib pajak bersifat pasif 3) Undang-undang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. b. SelfAssessment System Adalah
sistem
pemungutan
pajak
yang
memberikan
wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk mengitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan S•endiri besarnya pajak yang harus dibayar. c. Withholding System
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. D. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Penghasilan
Penghasilan berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU pajak penghasilan tahun 2000 adalah: Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun (Muljono, 2006:27). 2. Subjek Pajak Pcnghasilan Menurnt Undang-Undang No.17 talmn 2000, yang menjadi subjek pajak adalal1: a. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi ::ebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak b. Badan Sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan, pengertian badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usal1a maupun tidak melalrnkan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer dan perseroan lainnya. Bac\an Usaha Milik Negara atau Daeral1 dengan nama dan c\alam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, c\ana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha
c. Bentuk Usaha Tetap Bentuk Usaha Tetap memiliki pengertian adanya suatu tempat usaha yaitu: fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin dan peralatan. Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di Indonesia. Dan pengertian Bentuk Usaha Tetap mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan yang tidak beriempat tinggal atau tidak be1iempat kedudukan di Indonesia. 3. Objek Pajak Penghasilan
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat l, yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk: a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan peke1jaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalan1 Undang-undang ini; b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. Laba usaha;
persekutuan dan badan lai1mya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; 2) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota; 3) Keuntungan
karena
likuidasi,
penggabungan,
peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha; 4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepaizjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan,
kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; e. Penelimaan kembali pembayai-an pajak yang telah dibebankan sebagai bi aya;
f.
Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaininan pengembalian utang;
g. Dividen, dengan nama dan dalain bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaai1 asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. Royalti; 1.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaai1 harta;
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; I.
Keuntungan karena selisih !curs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. Premi asuransi; o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau peke1jaan bebas; p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan paj ak. 4. Tarif Pajak Penghasilan Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat I adalah: a. Wajib Pajak Orang Pribadi Tabel 2.1 Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi Lanisan Pen!!hasilan Kena Paiak
Tarif Pl!.iak
Sampai dengan Rp. 25.000.000,00
5% (Lima Persen)
Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d. Rp.50.000.000,00
10% ---
(Sepuluh persen)
~
Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 100.000.000,00
15 % -
Diatas Rp.100.000.000,00 s.d. Rp. 200.000.00,00
(Lima Belas Persen) 25%
(Dua Puluh Lima Persen) Diatas Rp. 200.000.000,00
35 % (Tiga Puluh Lima Persen)
Sumber: Undang-Undang PPh (2006 : 160)
[ P~;:u.;3·1·D
1
---· i'~~- /
b. Wajib Pajak Badan Usaha Tetap
----------·-·----··-~--
Tabel 2.2 Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Bad an Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap Lapisan Penghasilan Kena Paiak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000
10 % ·--··--·-
_ _ (S~uluh Persen)
Diatas Rp. 50.000.000 s/d. Rp. 100.000.000
15 % (Lima Belas_Persen)
Diatas Rp.100.000.000
35 % (Tiga Puluh Lima Persen)
Surnber: Undang-Undang PPh (2006 :160) E. Rekonsiliasi Fiskal Rekonsiliasi fiskal adalah usaha mencocokkan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial (yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi) dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal (yang disusun berdasarkan prinsip fiskal). Menurut Resrni (2007: 339-344), penyebab perbeclaan antara laporan keuangan komersil dengan keuangan fiskal adalah: 1. Perbedaan Prinsip Akuntansi
Ada bebrapa prinsip dalam standar akuntansi keuangan yang ticlak diakui dalam fiskal, yaitu: a. Prinsip Konservatif Contohnya pada penilaian persediaan akhir clengan metode "nilai terendah antara harga pokok dengan nilai realisasi bersih" dan pada penilaian piutang dengan "nilai taksiran realisasi bersih" yang diakui
b. Prinsip Harga Perolehan Contohnya menurut akuntansi komersil diperbolehkan untuk mengakui biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bentuk natura, tetapi menurut fiskal tidak diakui. c. Prinsip Penandingan antara Biaya-Manfaat (Matching Principles) Contohnya pada aktmtansi komersil mengakui biaya penyusutan saat aktiva tetap tersebut telah dioperasikan atau menghasilkan, tetapi menurut fiskal penyusutan dapat dirnulai sebelum aktiva tersebut dioperasikan. 2. Pcrbcdaan Metodc dan Prosedur Akuntansi Ada beberapa metode dan prosedur akuntansi menurut akuntansi komersil yang tidak diakui dalam fiskal, yaitu: a. Metode Perhitungan Persediaan Metode perhitungan persediaan yang diakui menurut akuntansi komersil, yaitu metode FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First
Out), Average (rata-rata) dan lain-lain. Sedangkan menurut fiskal hanya mengakui metode FIFO dan Average. b. Metode Penyusutan Metode penynsutan yang diakui menurut akuntansi komersil yaitu metode Garis Lurus, metode Saldo Menurun, rnetode Saldo Menurun . Ganda, metode Jumlah Angka Tahun, metode .Jam .Jasa dan lain-lain. Sedangkan menurut fiskal, untuk aktiva tetap bangunan hanya mengakui metode Garis Lurus dan untuk aktiva non-bangunan hanya
kebijakan dari manajemen. Sedangkan menurut fiskal, umur ekonomis ditentukan berdasarka.'1 keputusan menteri keuangan, yaitu KMK No. 138/KMK.03/08 April 2002 tentang tarif penyusutan yang dapat dilihat pada lampiran beserta pengelompokkan jenis harta menurut fiskal. Kemudian, pada akuntansi komersil me:mperbolehkan adanya nilai residu pada aktiva tetap, sedangkan menurut fiskal tidak. c. Metode Penghapusan Piutang Pada akuntansi komersil terdapat dua j en is metode penghapusan piutang yang diakui, yaitu metode penghapusan langsung dan metode penyisihan piutang. Sedangkan menurut fiskal, hanya mengakui metode penghapusan langsung pada piutang tak tertagih. 3. Perbedaan dan Pengakuan terhadap Penghasilarn dan Beban
Terdapat 2 jenis perbedaan perlakuan dan pengakuan atas penghasilan dan beban menurut akuntansi komersil dan fiskal, yaitu: a. Perbedaan Tetap
Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya yang diakui menurut akuntansi komersial tetapi tidak diakui menurut fiskal. Perbedaan tetap ini dikelompokkan ke dalam: I) Penghasilan yang bukan objek PPh
Penghasilan ini terdiri dari: a) Penggantian/imbalan yang diterima dalam bentuk natura. b) Dividen yang diterima dari Perseroan Terbatas, koperasi dan BUMN/D sebagai wajib pajak dalam negeri.
e) Bunga obligasi dari perusahaan reksa dana. f)
Penghasilan lain yang termasuk kelompok bukan objek pajak penghasilan sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat 3.
2) Penghasilan yang pajaknya bersifat final Penghasilan ini terdiri dari: a) Bunga deposito/tabungan dan diskonto SBI. b) Penghasilan obligasi yang tercatat pada bursa efek. c) Penjualan saham di bursa efek. d) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura. e) Penghasilan yang diterima penyalur/dealer/agen produk Pertamina. f) Penghasilan yang diterima penyalur/distributor rokok.
g) Pengalihan hak atas tanah dan bangunan ol.eh yayasan/organisasi sejenis. h) Persewaan tanah dan bangw1an. i) Imbalan jasa konstruksi. j) Bllilga simpanan anggota koperasi dan lain-lain. 3) Biaya/pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai komponen penghasilan bruto, seperti: Pengeluaran imbalan dalam bentuk natura, sumbangan, biaya untuk kepentingan pribadi pemilik, PPh dan biaya/pengurang lain yang tidak diperbolehkan (nondeductible expenses) menurut fiskal sesuai dengan UU PPh pasal 9
ayat I. Untuk lebih jelasnya mengenai beban usaha yang termasuk ke dalam
b. Perbedaan Temporer
Perbedaan temporer terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya dalam perhitungan laba. Menurut PSAK 46 (2004:3), definisi perbedaan temporer adalah: Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan Dasar Pengenaan Pajaknya (DPP). Perbedaan temporer dapat berupa: 1) Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled). 2) Perbedaan temporary
temporer differences)
yang
boleh
adalah
dikurangkan
perbedaan
(deductible
temporer
yang
menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled). Perbedaan temporer kena pajak akan mengakibatkan timbulnya kewajiban pajak tangguhan pada periode terjadinya beda temporer, karena terdapat kewajiban pajak penghasilan pada periode mendatang. Sedangkan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan akan mengalcibatkan tin1h11lnv::i ;:il(tiv;:i n::ii::ik t::inoPnhan kRrena n1anfaat elconomi vanQ akan
masa mendatang. Contoh perbedaan temporer antara lain: I) Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak setelah diakui dalam laba keuntungan. Suatu aktiva (misalnya, piutang usaha atau investasi) dapat diakui untuk pendapatan atau keuntungan yang akan menghasilkan jumlah kena pajak dalam tahun-tahun mendatang ketika aktiva itu dipulihkan. Contohnya: a) Penjualan cicilan yang dipertanggung jawabkan atas dasar akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dan atas dasar cicilan (kas) untuk tujuan pajak. b) Kontrak-kontrak
yang
dipertanggung jawabkan
menurut
metode persentase penyelesaian untuk tujuan pelaporan keuangan dan bagian dari laba kotor terkait yang ditangguhkan untuk tujuan pajak. c) Investasi yang dipertanggungjawabkan menurut metode ekuitas untuk tujuan pelaporan keuangan dengan metode biaya untuk tujuan pajak. d) Keuntungan atas konversi aktiva nonmoneter yang terpaksa dilakukan, yang diakui untuk tujuan pelaporan keuangan tetapi ditangguhkan untuk tujuan pajak. 2) Behan atau kerugian yang dapat dikurangkan setelah diakui dalam
kerngian yang akan menghasilkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam t:tlmn-tahun mendatang ketika kewajiban itu diselesaikan. Contohnya: a) Kewajibanjaminan produk. b) Estimasi kewajiban yang berkaitan dengan operas1 yang dihentikan atau restrnkturisasi. c) Pos-pos a!aual yang berkaitan dengan perkara pengadilan. d) Behan piutang tak te1iagih yang diakui dengan menggunakan metode
penyisihan
untuk
tujuan
pelaporan
keuangan,
sementara metode penghapusan langsung digunakan untuk tujuan pajak. 3) Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak sebelum diakui ci"lam laba keuangan. Suatu kewajiban dapat diakui alas pembayaran dimuka untuk barang dan jasa yang akan diberikan ditahun-tahun mendatang. Untuk tujuan pajak, pembayaran dimuka ini dimasukkan dalam laba kena pajak pada saat diterimanya kas. Pengorbanan dimasa depan untuk menyediakan barang atau jasa (atan pengembalian uang kepada mereka yang membatalkan pesanan) yang menyelesaikan kewajiban tersebut akan menghasilkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam tahun-tahun mendatang. Contohnya: a) Uang abodemen yang diterima dimuka. b) Penerimaan sewa dimuka.
d) Kontrak dihayar dimuka dan royalti yang diterimna dimuka. 4) Behan atau kerugian yang dapat dikurangkan sehelum diakui dalam !aha keuangan. Harga perolehan suatu aktiva dapat dikurangkan untuk tujuan pajak lebih cepat daripada pembebanannya untuk tujuan pelaporan keuangan. Jumlah yang diterima dari pemulihan nilai aktiva itu dimasa depan untuk pelaporan keuangan (melalui penggunaan atau penjualan) akan melebihi dasar pajak yang tersisa untuk aktiva itu dan dengan demikian menghasilkan jumlah kena pajak dalam
tahun-tahun
mendatang.
Contohnya: a) Properti yang dapat disusutkan, sumber daya yang dapat dideplesi, dan aktiva tak herwujud. b) Pendanaan program pensiun yang dapat dikurangkan, yang melebihi beban pensiun. c) Behan dibayar di muka yang dikurangkan
Metode
alokasi pajak digunakan untuk mempertanggungjawabkan
pengaruh-pengaruh pajak dan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut harus disajikan dalam laporan keuangan. Ada tiga metode untuk mengalokaikan pajak, (Kieso dan Weygant, 2001 : 1067-1068) antara lain: 1. Deferred method (Metode Penangguhan) Metode ini menggunakan pendekatan laba rugi (income statement
diakui dalam laporan laba rugi bagi dari komersial maupun fiskal. Pendekatan ini mengenal ist:Jah perbedaan waktu dan perbedaan permanen. Hasil hitungan dari pendekatan ini adalah pergerakan yang akan diakui sebagai pajak tangguhan pada laporan laba rugi. Metode ini lebih menekankan matching principle pada periode terjadinya perbedaan tersebut.
Namun, perkembangan dunia bisnis dan akuntansi telah sedemikian pesatnya sehingga muncul transaksi-transaksi yang tidak diakui dalam laporan laba rugi tetapi langsung diakui sebagai bagian dari ekuitas, misalnya keuntungan atau kerugian dari surat berharga yang siap untuk dijual kapan saja. Apabila menggunakan pendekatan laba rugi transaksi seperti itu tidak dapat terdeteksi, sehingga pendekatan ini dipandang kurang relevan. 2. Asset-liability method (Metode Aktiva-Kewajiban) Metode ini menggunakan pendekatan neraca (balance sheet approach) yang menekankan pada kegunaan laporan keuangan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan memprediksikan aliran kas pada masa yang akan datang. Pendekatan neraca memandang perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan dari sudut pandang neraca, yaitu perbedaan antara saldo buku menurut komersial dan dasar pengenaan pajaknya. Pendekatan ini mengenal istilah perbedaan temporer dan perbedaan 11011-temporer. Pada metode ini terjadi pengakuan pajak tangguhan (deferred tax) atas konsckuensi pajak di masa mendatang berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan yang harus dilaporkan di neraca. Behan pajak tangguhan dilaporkan di laba rugi bagian taksiran PPh sebagai komponen pajak tangguhan, sedangkan penghasilan pajak tangguhan
3. Net-of-tax method (Metode Bersih dari Pajak) Pada metode ini <:idak ada pajak tangguhan yang diakui. Konsekuensi pajak atas perbedaan temporer tidak dilaporkan secara terpisah, sebaliknya diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai aktiva atau kewajiban tertentu dan penghasilan atau beban yang terkait. Dalam metode ini, be ban paj ak yang disajikan dalan1 laporan laba rugi sama dengan jumlah pajak penghasilan yang terhutang menurut SPT. G. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Selama ini perusahaan mengakui jumlah taksir.;m pajak penghasilan (provision for income taxes) di laporan laba rugi sesuai dengan jumlah
terutang menurut SPT berdasarkan tax payable method.
PSAK 46
menggunakan pendekatan neraca (asset liability method), yaitu: I. Pendekatan Ai,tiva Apabila pada tahun berjalan jumlah tercatat aktiva (nilai buku komersial) lebih besar dari DPP aktiva (nilai buku fiskal), maka akan timbul perbedaan temporer kena pajak. Akibatnya, untuk tahun mendatang ada aktiva pajak penghasilan yang diakui. aktiva pajak penghasilan di tahun mendatang tersebut diakui sebagai aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) pada tahun berjalan. Sebaliknya, apabila pada tahun berjalan jumlah tercatat aktiva (nilai buku komersial) lebih kecil dari DPP aktiva (nilai buku fiskal), maka akan timbul perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. 1\kibatnya, untuk tahun mendatang ada manfaat ekonomi yang akan diperoleh wajib pajak dalam bentuk pengurangan. Pengurangan terhadap laba fiskal di talmn mendatang
2. Pendekatan Kewajiban Apabila pada tabun brjalan jumlab tercatat kewajiban (nilai buku komersial) lebih besar dari DPP Kewajiban (nilai buku fiskal), malca akan timbul perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Akibatnya, untuk tabun mendatang ada manfaat ekonomi yang akan diperoleh wajib pajak dalam bentuk pengurangan. Pengurangan terhadap laba fiskal ditahun mendatang tersebut diakui sebagai alctiva pajak tangguhan (deferred tax asset) pada tahun berjalan. Sebaliknya, apabila pada tabun berjalan jumlah tercatat kewajiban (nilai buku komersial) lebih kecil dari DPP kewajiban (nilai buku fiskal), malca akan timbul perbedaan temporer kena pajalc. Akibatnya, untuk tahun mendatang ada kewajiban pajak penghasilan yang diakui. Kewajiban pajak penghasilan ditahun mendatang tersebut diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabi/ies) pada tabun berjalan. H. Pengukuran Aktiva dan Kewajiban Pajak
Dalam pengukuran aktiva dan kewajiban pajak terdapat beberapa ha! yang perlu untuk diketahui, yaitu: a. Tarif Pajak Menurut PSAK 46 (2004 : 9-10), aktiva dan kewajiban pajak baik yang bersifat kini maupun tangguhan, dihitung dengan tarif pajak sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku, yaitu dengan tarif pajak Undang-undang PPh. Perubaban tarif PPh maupun perubaban ketentuan perpajakan dapat mempengaruhi realisasi atau penyelesaian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan. Akibatnya, apabila terdapat perubahan tarif PPh atau perubaban
perubahan tersebut. b. Diskonto (discounted) Walaupun "deferred tax" merefleksikan ''.future tar:: effects" yang diakui dalam laporan keuangan, aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh clicliskonto (discounted) clan harus mencerminkan konsekuensi pajak untk memulihkan nilai tercatat aktiva atau penyelesaian kewajiban yang diharapkan perusahaan pacla tanggal neraca. Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali pacla tanggal neraca. Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus clisesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai.
I. Penyajian Aktiva dan Kewajiban Pajak Dalam penyajian aktiva clan kewajiban pajak terdapat beberapa ha! yang perlu cliketahui, yaitu: a. Aktiva Pajak clan Kewajiban pajak Menurut PSAK 46 (2004:13-14), aktiva clan kewajiban pajak harus disajikan terpisah clari aktiva clan kewajiban lainnya clal.am neraca. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan hams clibeclakan clari aktiva clan kewajiban pajak kini. Bila dalam laporan keuangan, aktiva clan kewajiban lancar clisajikan terpisah dari aktiva clan kewajiban ticlak lancar maka aktiva (kewajiban) pajak tangguhan ticlak boleh clisajikan sebagai aktiva (kew
terkait dengan pengenaan pajak penghasilan oleh otoritas pajak yang sama terhadap entitas pajak yang sama serta terdapat "legal right of set-off', maka berdasarkan IAS 12 (revisi 1996) aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus
di-offeet dan disajikan neto. c. Beban pajak Pada laporan laba rugi, beban (penghasilan) paj ak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri. d. Pajak Penghasilan Final Menyangkut PPh final, PSAK 46 (2004:13-14) menyatakan bahwa apabila nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan PPh final berbeda dengan nilai yang dijadikan dasar pengenaan pajak, maka perbedaan tersebut tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan atas penghasilan yangn dikenai PPh final, beban paj ak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui akuntansi pada periode berjalan. Selisih antara jumlah PPh final yang terutang denganjumlah yang dibebankan sebagai beban pajak kini pada perhitungan laba rugi dilaporkan di neraca akuntansi sebagai PPh Final Dibayar Dimuka dan PPh final yang masih harus dibayar. Akun PPh final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari PPh Final yang masih harus dibayar. PSAK 46 mulai berlaku efektif untulc penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan go public dan untuk perusahaan di luar go public dimulai pada atau setelah I Januari 2001, namun penerapan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian dilakukan pada koperasi UIN Jakarta, yang berlokasi di
JI. Ibnu Batutah No.44 Ciputat 15419. Penulis mencoba menganalisis praktek akuntansi koperasi dan aspek-aspek perpajakan khususnya pajak penghasilan yang diterapkan pada koperasi UIN Jakaiia, apakah metode yang digunakan telah sesuai dari metode yang diterapkan dan dikaitkan dengan landasan teori mengenai akuntansi koperasi dan kewajiban pajak koperasi. Penelitian dilakukan terhadap pengungkapan dan penyajian laporan keuangan oleh koperasi yang akan berpengaruh terhaclap pembayaran Pajak Penghasilan (PPh). Penerapan pengungkapan laporan keuangan tersebut akan dibahas berdasarkan PSAK No.27 tentang akuntansi koperasi dan literaturliteratur lain yang berhubungan dengan masalah tersebut. Ruang lingkup pembahasan skripsi ini dibatasi pacla laporan keuangan koperasi yang ada pada periode tahun 2006 dan 2007. Pembahasan atas PSAK lainnya dan materi lain akan dilakukan sebatas yang terkait dengan informasi yang disajikan dalan1 laporan keuangan koperasi pada ta.hun tersebut cliatas. B. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metocle convenience sampling yaitu anggota sampel yang dipilih berdasarkan kemudahan
memperoleh data dan tidak menyusahkan mengukurnya serta bersifat
C. Mctodc Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Penelitian Lapangan Metode ini berhubungan langsung dengan lingkungan ataupun objek yang akan diteliti. b. Wawancara Wawancara ini dilakukan dengan divisi akuntansi perpajakan atau keuangan yang bersangkutan yang berkaitan dengan pennasalahan yang sedang diteliti. c. Observasi Merupakan kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian dan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti untuk melengkapi data yang dibutuhkan. d. Dokumentasi Perolehan data berupa ars1p, buku pedoman koperasi serta laporan kegiatan pemungutan pajak. e. Studi pustaka Metode ini dilakukan dengan membandingkan teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. D. Metodc Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif komparatif, yaitu metode yang membandingkan antara datadata maupun informasi yang diperoleh dari basil penelitian langsung pada
landasan teori yang diperoleh dari literatur-literatur yang tersedia berkenaan dengan masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situai-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mestest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapat makna dan implikasi, walaupun penelitian yang beitujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif (Suryabrata, 2002: 18-19}. Metode ini dilakukan secara kualitatif, yaitu menguraikan dengan kalimat atau secara teoritis dengan mengklasifikasikan data-dai:a yang diperoleh dari hasil penelitian pada koperasi UIN Jakarta kemudian menganalisa apakah koperasi tersebut telah menerapkan metode yang tepat dalam mengakui transaksi-transaksinya sesuai dengan PSAK 27 dan penerapan akan kewajiban pajak koperasinya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Langkah-langkah penerapan akuntansi pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 27, menurut IAI (2005) adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan Aktiva Aktiva
koperasi
yang
diperoleh
dari
sumbangan
yang
terikat
penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva clan harus clijelaskan
2. Pengakuan Kewajiban Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal j atuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya. 3. Pengakuan Pendapatan Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota dialcui sebesar partisipasi bruto. Pendapatan koperasi yang berasal dai·i transaksi dengan 11011-anggota diakui sebagai pendapata11 (pe11juala11) dan dilaporkan terpisah dari paiiisipasi anggota dalam lapora11 perhitungan basil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pe11dapatan da11 beban pokok transaksi denga11 non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan anggota. 4. Pengakua11 Behan Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. 5. Penyajian Laporan Keuangan La11gkah-la11gkah pe11erapan akuntansi pajak pe11ghasilan sesuai dengan PSAK 46, me11urut IAI (2005) adalal1 sebagai berikut:
1. Pengukuran dan Pengakuan Pajak ta11gguha11 Sebagaima11a dijelaskan dalam PSAK 46, bal1wasannya Pajak Tangguhan dihasilkan dari perbedaan temporer dan kompe11sasi kerugian. U11tuk itu, setiap akun yang menghasilkan Perbedaan temporer da11 kompe11sasi kerugiai1 dilakuk:an pengukuran dan pengalcuan pajak tangguhan, co11toh11ya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pcngukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan - Penyusutan Aktiva tetap Uraian 2006 2007 Analisis Akun Neraca 1 Akuntansi A Harga Perolehan B Akumulasi Penyusutan !) Saldo Awa! 2) Penambahan 3) Saldo Akhir c Nilai Sisa Buku (a - b.3) 2 Pajak A Harga Perolehan B Akumulasi Penyusutan !) Saldo Awai 2) Penambahan 3) Saldo Akhir c Nilai Sisa Buku (a - b.3) 3 Selisih/beda •emporer (2.c - l.c) 4 Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan/tarif PPh Ps.17 30% (XXX) (XXX) Analisis Akun Laba Rugi 1 Akuntansi Biaya Penyusutan 2 Pajak Biaya Penyusutan xxx 3 Beda Waktn [Koreksi Positif(negatit)] (1-2) (XXX) (XXX) 4 Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%) A Saldo Awa! (XXX) (XXX) B Penambahan(Penumnan) (XXX) (XXX) c Saldo Akhir (XXX) (XXX)
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx
xxx
xxx
Pada analisis akun Neraca, beda temporer dihasilkan dari selisih mlai aktiva tetap bersih menurut fiskal dan menurut akumansi komersil. Aktiva Pajak Tangguhan dihasilkan apabila nilai buku akuntansi komersil lebih besar dari nilai buku menurut fiskal, sedangkan kewajiban pajak tangguhan dihasilkan apabila nilai buku aktiva menumt fiskal lebih besar dari nilai buku
adalah 30% dari jumlah beda temporer (merupakan tarif tertinggi PPh badan pasal 17). 2. Rekapitulasi Pengakuan Pajak Tangguhan Setelah dilakukan pengukuran dan pengakuan pajak tangguhan, kemudian semua pajak tangguhan yang dihasilkan dimasukkan dalam rekapitulasi pajak tangguhan. Tabel 3.2 Rekapitulasi Pajak Tanguhan
2006
Uraian
Penyusutan Aktiva Tetap Cadangan Piutang tak tertagih Jumlah APT (KPT)
2007
Saldo Awai
Kenaikan (Penurunan)
Saldo Akhir
S:aldo Awai
Kenaikan (Penurunan)
Sal do Akhir
(XXX)
(XXX)
(XXX)
(XXX)
(XXX)
(XXX)
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx
xxx
xxx
xxx xxx xxx
Dari basil rekapitulasi pajak tangguhan, jumal penyesuaian yang dilakukan adalah: a. Aktiva Pajak Tangguhan 1) Untuk Mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan: Aktiva Pajak tangguhan
xxx xxx
Koreksi SHU-Pend. Pajak Tangguhan 2) Untuk mengakui penambahan aktiva pajak tangguhan: Aktiva Pajak Tanngguhan Pendapatan Pajak Tangguhan
xxx xxx
3) Untuk mencatat penambahan aktiva pajak tangguhan ke dalam SHU
xxx
Pendapatan Pajak Tangguhan
xxx xxx
Laba Ditahan-Pendapatan Pajak Tanggnhan 4) Untuk mengakui pengmangan aktiva pajak tangguhan: Beban pajak Tangguhan
xxx xxx
Aktiva Pajak Tangguhan
5) Untuk mencatat pengurangan aktiva pajak tangguhan ke dalam laba ditahan: Laba Ditahan-Beban Pajak Tangguhan
xxx xxx
Laba Ditahan-Beban pajak Tangguhan b. Kewajiban Pajak tangguhan 1) Untuk Mengakui saldo awal kewajiban pajak tangguhan:
Koreksi SHU - Beban Pajak tangguhan
xxx xxx
Kewajiban Pajak Tangguhan 2) Untuk mengakui penamba11an kewajiban pajak tangguhan: Beban Pajak Tangguhan
xxx xxx
Kewajiban Pajak tangguhan
3) Untuk mencatat penambalmn kewajiban pajak tangguhan ke dalam SHU Ditahan: SHU ditahan-Beban Pajak tanggµhan
xxx xxx
Beban Pajak Tangguhan 4) Untuk mengakui pengmangan kewajiban pajak tangguhan: Kewajiban Pajak Tangguhan Pendapatan Pajak Tangguhan
xxx xxx
xxx
Pendapatan Pajak Tangguban
xxx
SHU ditahan-Pendapatan pajak tangguban 3. Identifikasi perbedaan tetap
Kemudian mengidentifikasi akun-akun pada laporan perbitungan basil usaba yang termasuk ke dalam perbedaan tetap. 4. Rekonsiliasi Fiskal Setelab itu, rekonsiliasi fiskal dapat dilakukan. Adapun bentuk rekonsiliasi fiskal adalab sebagai berikut: Tahel 3.3 Rekonsiliasi Fiskal Uraian
Pendapatan Usaba Harga Pokok Penjualan LabaKotor Behan Usaba Laba(rugi) Usaba Pendapatan Lain-lain Behan Lain-lain Laba (Rugi) Neto Laba (Rugi) Sebelum Pajak PPb Badan Sumber: Data Diolah
Komersial
xxx (XXX) xxx (XXX) xxx xxx
(XXX)
xxx
Koreksi Fiskal Beda Bed a Tetap Temporer (XXX)
xxx xxx (XXX) xxx
Fiskal
xxx xxx
(XXX)
(XXX)
(XXX)
xxx xxx xxx (XXX)
(XXX)
xxx
xxx xxx
Dari basil rekonsiliasi fiskal, jurnal penyesuaian yang perlu dibuat yaitu: a. Untuk mengakui laba komersil ke dalam laba ditaban: Pendapatan Pendapatan Lain-lain
xxx xxx xxx
Beban Ikhtisar SHU Ikhtisar SHU
xxx xxx
b. Untuk mengakui PPh badan terutang:
xxx
PPhBadan
xxx
Hutang PPh Ps 29 c. Untuk mengakui PPh badan terutang kedalam laba ditahan:
xxx
SHU Ditahan- PPh badan
xxx
PPhBadan 5. Penyajian Laporan SHU 6. Penyajian Neraca
Dalam penelitian ini, penulis menyelidiki secara mendalam penerapan akuntansi koperasi dan akuntansi pajak penghasilan di Koperasi UIN Jakarta serta dampaknya terhadap laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta. Setelah data-data Laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta dan data-data pendukung dikumpulkan, penulis akan menganalisis mengenai perlakuan akuntansi mengenai perpajakan pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia (PSAK 27 dan PSAK 46). Kemudian penulis akan membandingkan laporan keuangan setelah penerapan PSAK 27 dan PSAK 46 dengan laporan keuangan sebelum penerapan PSAK 27 dan PSAK 46 pada Koperasi UIN Jakarta. E. Definisi Operasional Variabel 1. Rekonsiliasi Fiskal Rekonsiliasi fiskal adalah usaha mencocokkan perbeclaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial (yang disusun berdasarkan PSAK) dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal (yang disusun - _•_1_
-
1
-
1 - 1
'
2. Aktiva (Kewajihan) Pajak Tangguhan Aktiva pajak tangguhan timhul apahila nilai huku aktiva hersih koperasi menurut akuntansi lehih hesar dari nilai huku aktiva bersih menurut fiskal. Sedangkan kewajihan pajak tangguhan timhul apabila nilai huku aktiva hersih koperasi menurut akuntansi lehih keci\ dari nilai buku aktiva bersih menurut fiskal. 3. Pendapatan (Behan) Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Behan pajak kini timhul dari penghasilan kena pajak yang dihasilkan dengan tarif PPh. Penghasilan pajak tangguhan timhul dari kenaikan kativa pajak tangguhan atau penurunan pajak tangguhan pada tahun be1jalan. Sedangkan hehan pajak tangguhan timhul dari penurunan aktiva pajak tangguhan atau kenaikan kewajihan pajak tangguhan pada tahun he1jalan. 4. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian adalah yang dilakukan untuk mengoreksi kesalahan atau kekurangan penjurnalan yang dilakukan perusahaan. 5. Laporan Keuangan Koperasi Laporan keuangan merupakan bagian dari proseE: pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap hiasanya melilputi neraca, laporan laha/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam herhagai cara misalnya: sehagai laporan ams kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan integral dari laporan keuangan. 6. Neraca Koperasi
7. Laporan Perhitm1gan Basil Usaha Koperasi Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). 8. Laporan Arus Kas Koperasi Dalam SHU tahun berjalan belum dibagi, malca manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiranjumlah Sisa Basil Usaha yang akan dibagikan untuk anggota. 9. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Koperasi Dalam SHU tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah Sisa Hasil lJsaha yang akan dibagikan untuk anggota.
Mas'udi, SH. Tahun 1996 kepengurusan dan perubaha:n Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi disahkan dan pada tahun itu pula diadakan pemilihan kepengurnsan barn yang diketuai oleh Drs.H. Harun Asfar selama dua periode dari tahun 1996 sampai tahun 2000. Akhir tahun 2001 te1jadi pemilihan pengurus barn dengan mengangkat Drs. Jafar Sanusi sebagai Ketua Koperasi periode 2001-2003 dikukuhkan melalui Surat Keputusan Rektor No.139 Tahun 2001. Seiring dengan perubahan nama IAIN menjadi UIN pada tahun 2002, secara otomatis koperasijuga mengalami perubahan, menjadi koperasi lJIN. Pada RAT tanggal 19 Februari 2005 yang dihadiri oleh 852 orang dari jumlah anggota 1065 (80%) Drs. Jafar Sanusi terpilih kembali sebagai Ketua Koperasi secara aklamasi. Melalui Surat Keputusan Rektor lJIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 036 Tahun 2005 tentang pengukuhan Dewan Penasehat, Pengawas dan Pengurus Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode tahun 2005-2008. 2. Visi dan Misi Koperasi a. Visi Menjadikan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta sebagai institusi bisnis yang terpercaya dan handal dalam memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi anggota dan masyarakat. b. Misi I) Melayani kebutuhan barang dan Jasa untuk anggota dan masyarakat. 2) Melaksanakan
kegiatan
administrasi
dan
keuangan
secara
3) Melaksankan pembianaan anggota dalam berkoperasi secara professional. 4) Melaksanakan
pengembangan
dan
pembinaan
SDM
untuk
menunjang mutu pelayanan. 5) Melaksanakan kerjasama bisnis clengan pihak lain yang saling menguntungkan se1ia memperluas jaringan usaha clan pemasaran. 6) Melaksankan peningkatan kerjasama anggota. 7) Melaksanakan kaclerisasi sumber daya manusia untuk menjamin kelangsungan manaj emen koperasi. 3. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi Berdasarkan rapat anggota tanggal 19 Februari 2005 clan sesuai dengan Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullal1 Jakarta Nomor: 036 tanggal 14 Maret 2005 telah disahkan struktnr organisasi koperasi UIN Syarif Hidayatullall Jakaiia sebagai berikut: Gambar4.1 Struktur Organisasi Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
~------~'!
*
RapatA?gota
Pcnasehat
'·-----~ C Pengawas
Pengurus
"'
J\.1anajer I
I
I
Div. Administrasi Bisnis I. 2.
3. 4. 5.
6. 7.
Administrasi Bisnis
Ketatausahaan Personalia Pe1ueliharaan Customer Service Logistik Kerjasm11a I
I. 2. 3.
4. 5.
Div. Keuangan Akunting Treasury Control Budget Kasir Juru Bayar
Div. Operasional Bisnis I. 2.
3. 4. 5.
6. 7. I
Pcnjualan
Pen1asaran Distribusi Pergudangan Pembelian Pengadaan Price Control I
Anggota I IL _ _ Anggota Anggota '--- - -I I~--_ _~
4. .Tenis Bidang Usaha Koperasi UIN Syarif Hidayatullah
Koperasi UIN Syarif Hidayatullah memiliki bidang-bidang usaha yang terns berkembang, yaitu: a. Bidang Usaha Tako Unit usaha toko Koperasi UIN Jakarta adalah jenis usaha yang menjalankan kegiatan penjualan barang-barang primer dan sekunder untuk memenuhi kebutuhan pokok anggota. Saat ini unit usaha toko mempunyai 6 unit, yaitu Tako I berada di Komplek Perumahan Dasen UIN, Tako II berada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Toko III berada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegnruan UIN Jakarta, Tako IV berada di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Toko V berada di samping Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta dan Toko VI berada di samping SMU Triguna Ciputat. Bidang toko memiliki program-program, diantaranya adalah: 1) Membangun toko baru di Fakultas Kedokteran dan Ilnm Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah dan di Lingkungan Teaching Hospital yang sedang dibangun. 2) Membangun jaringan pemasaran yang luas dan peningkatan pelayanan dengan basis customer services yang professional. 3) Mengadakan alat transpmiasi untuk penunjang pelayanan barang sampai ke konsumen. 4) Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan pramuniaga, petugas kasir, dan staf lain untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan teknis diseluruh konter-konter ritail koperasi.
5) Melakukan riset untuk menentukan segmentasi pasar dan kebutuhan pengadaan barang. 6) Melakukan market intelijen untuk memperkuat daya saing dengan bisnis ri tail lain. 7) Mengembangkan counter barn di luar lingkungan kampus untuk memperluas jaringan usaha dengan melibatkan sebanyak mungkin anggota sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan. b. Bidang Usaha Perdagangan Umum Unit usaha Perdagangan Umum Koperasi Uil--T Jakarta adalah jenis usaha yang menjalankan kegiatan penyediaan mebel, Alat Tulis Kantor, barang elektronik dan kendaraan motor dan atau mobil se1ia usaha penyediaan perumahan dan kavling tanah yang dibutuhkan anggota maupun pihak universitas dan masyarakat. Tabel 4.1 Jenis Usaha di Lingknngan Perdagangan Umnm No.
1.
Jenis Usaha
Syahid Comnputer
Bentuk Usaha
Keteran!!an
Milik Sendiri
Pelayanan
jasa
pelatihan
con1puter
internet,
serta
kursus
jasa
pengetikan.
2.
Wartel
3.
Asuransi 1-Iari Tua
Milik Sendiri
Kerjasama
Pelayana jasa teleko1nunikasi
PT.
Asuransi Saat ini terdaftar 300 anggota
Takaful Kredit
Pelayanan Jasa kredit 1notor dan
Dikelola PU
4. Kon1ersia1//easing 5.
Poto Copy
6.
Pengadaan Toga
mobil Kerjasama dengan pihak lain
Bagi hasil
Kerjasama
Bulcti
l-1--... -
dengan
UIN
~ -
I__
--L-
d.ukunganbagi i-
-'-
-
-' -
"
Hasil
UIN
c. Bidang Usaha Simpan Pinjam Kegiatan simpan pinjam merupakan bentuk pelayanan kepada anggota dengan suku bunga layak yang bersumber dari dana anggota melalui simpanan. Besar pinjaman yang diberkan kepada anggota tidak Jebih dari 3 (tiga) juta dengan bunga 1,5% (satu setengah persen) per bulan. Dengan lama pinjaman rata-rata 10 (sepuluh) bulan. Pinjaman diatas 5 (lima) juta disalurkan Jewat pinjaman bank yang tentu bunganya mengikuti ketentuan bank. Adapun jenis layanan unit simpan pinjam adalah sebagai berikut: 1) Memberikan jasa layanan pinjaman kepada anggota sesuai permintaan.
2) Memberikanjasa layanan pinjaman bantuan pendidikan kepada anggota. 3) Mengelola iuran anggota dan menyalurkan kembali kepada anggota. 4) Mengadakanjasa layanan medis antara anggota dengan bank. Program Ke1ja Bidang Simpan pinjam meliputi: 1) Melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk menunJang kecukupan rasio modal (CAR). 2) Menerbitkan kartu ATM bekerja sama dengan lembaga perbankan yang terkait. 3) Menyediakan paket-paket pembiayaan diatas 100 juta untuk bantuan kebutuhan pendidikan bagi anggota. 4) Membuka counter pelayanan simpan pinjam di seluruh falrnltas dan unit kerja di lingkungan UfN SyarifHidayatullah Jakarta. 5) Mengembangkan paket-paket pembiayaan dengan harga yang terjangkau yang terkait dengan pemberdayaan dan kesejahteraan anggota.
1) Pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota yang bersifat konsumtif seperti biaya sekolah, sewa rnmah dan kebutuhan rumah tangga. 2) Pinjaman modal untuk usaha barn mauptm tambaha.n modal bagi anggota yang telah memiliki usaha produktif. B. Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh
Koperasi
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam menjalankan pencatatan transaksi keuangannya, dijelaskan dibawah ini: a. Penyajian laporan keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum. Pencatatan s<0tiap transaksi diseienggarakan dalam bentnk software MYOB. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah menggw1akan dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis dalam mencatat aktiva dan kewajibannya. b. Periode akuntansi Periode aklli1tansi yang ditetapkan oleh Koperasi UTN Syarif Hidayatullah dalam penyusunan laporan keuangannya adalah dimulai tanggal 1 J anuari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. c. Transaksi saldo dalam mata uang asing Dalarn penyusunan laporan keuangan mata uang pelaporan yang digunal(an adalal1 mata uang Rupiah (Rp). d. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh 1
1
1
1
.,
1
e. Piutang usaha Piutang usaha dinyatakan dalan1 nilai nominalnya. Koperasi UIN Syal1id menggunakan metode langsnng, dalam hal terdapat piutang yang tak tertagih. f.
Persediaan Persediaan bahan balm dan balian pembantu dihitung berdasarkan harga
perolehan persediaan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). g. Aktiva tetap Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan clan disusutkan dengan dua metode kepada aktiva yang berbeda. Metode garis lurus (straight-line method) pada bangunan, baik itu bangunan waserba ataupun bangunan IL
Sedangkan metode saldo menurun (double decline method) diterapkan pada inventaris toko dan kantor. h. Pengak:uan pendapatan dan beban Pendapatan diakui pada saat barang keluar dari gudang dan beban diakui pada saat terjadinya. C. Hasil
Koperasi UIN Syarif Hidayatullali merupakan koperasi yang pada awal terbentuk bergeralc dibidang simpan pinjam. Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, koperasi ini mulai melakukan ekstensifikasi ke berbagai bidang usalia. Dalam perkembangan usaha yang semakin maju dan perubalian kebijakan baik dari pihak internal maupun eksternal (pemerintali), koperasi UIN Jakartapun memiliki kewajiban dalan1 melaporkan laporan
.
'
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 27 tentang akuntansi koperasi. Koperasi UIN Jakarta juga memiliki kewajiban dalam hal perpajakan, salah satunya adalah mengenai pajak penghasilan. Pembahasan Pajak Penghasilan ini sesuai dengan Standar atau ketentuan yang tel ah ditetapkan yaitu PSAK No.46. 1. Identifikasi laporan Keuangan Koperasi
Koperasi UIN Jakarta melaporkan kinerja keuangannya dalam bentuk Laporan Keuangan dengan periode akuntansi yang berakhir per 31 Desember. Dalam membuat laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti relevan, dapat mengerti, dapat diuji, dapat dibandingkan, dapat dipercaya, lengkap, penyampaiannya tepat waktu, akurat dan objektif. Akan tetapi, koperasi UIN Jakaiia belum sepenuhnya menerapkan prinsip dan kebijakan akuntansi seperti yang telah diterapkan dalam PSAK, khususnya PSAK 27 mengenai Akuntansi Perkoperasian. Dalam PSAK 27, laporan keuangan yang harus dibuat oleh koperasi adalah laporan perhitungan usaha, laporan promosi ekonomi anggota, neraca, laporai1 arus kas dai1 catatan atas laporan keuangan. Adapun laporan keuangan yang disajikai1 oleh Koperasi UIN Jakarta pada periode yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2007, meliputi neraca dai1 laporan perhitungan basil usaha adalah sebagai berikut: a. Neraca Pada tabel 4.2 neraca Koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007 telah
neraca tersebut
nilai pajak dibayar dibayar dirnuka
diakui
sebesar
Rp 2.096.800 pada tahun 2006 dan Rp 3.811.778 pada tahun 2007. Sedangkan nilai saldo sisa hasil usaha sebesar Rp 324.562.611 pada tahun 2006 dan Rp 382.779.090 pada tahun 2007 diperoleh dari tabel 4.4 pada laporan Perhitungan sisa hasil usaha. Tabel 4.2 KOPERASI UIN JAKARTA NERACA Per 31Desember2006 dan 31Desember2007 Cat
31 Dcsen1ber 2006
31 Dcscrnber 2007
Akti\'a Aldiva Lancar Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha Piutang Lain~lain Persediaan
Behan ditangguhkan Pajak dibayar dimuka Sewa dibayar din1uka Total Aktiva La.tear Aktiva tidal'. tancar Investasi Jangka Panjang
Ah.'tiva tctap
I 2 3 4 5 6 7
8 9
Inventaris Toko Inventaris Kantor Akumulasi Pcnyusutan Ni!ai Buku
Total Aktiva tidak lancar TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN&KEKA YAAN Kewajiban
II
Cadangan
Sisa 1-Iasil Usaha SHU belmn dibagikan SHU Talmn 2007
Ro 18,484,842,341 Rp
I03,225,8I6
258,600,000 Rp Rp I90,I83,020 RD 67,987,577 Rp 5 I6,770,597 Ro (273,595, I 70) Rp 243,175,427 Rp 346,401,243 Rp 18,831,243,584
6,695,937,35 I 9,637,247,860 16,333,185,211 3,849,043,729
Rn 20,l82,228,940
Rp Rp Rp Rp Ro
Rp 19,523,000 928,049,483 Rp Rn 6!8,I75,899 Rn 1,565,748,382 Rp 830,000,000 Rp 337,86I,4I5
Rp I3,84I,000 Rp 685,439,037 Rp 507,I45,963 Rn 1,206,426,000 Rp I6,677,978 Rp 236,55I,I96
-
-
Rp Ro Rp Ro
6,047,006,522 7,40I,003,454 13,448,009,976 3,599,0I5,825 17,047,025,801
12
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib Simpanan Manasuka 'fotal Simpanan Penyertaan Modal Pihak III
I02,993,I73
Rp 249, I 88,I 79 Rp !3,I56,772,I24 Rp I55,756,400 Rp 379,979,889 Rp 4,54I,048,949 Rp 2,096,800
IO
Hutang Usaha Jangka Pendek
Hutang Usaha Jangka Panjang Total Hutang Usaha Laba belum direalisasi Total Kcwajiban l(ekayaan Simpanan
Rp
Rp 258,600,000 Rp 270,250,800 127,937,784 Ro 656,688,584 Rp Rn (35I,053,!07) Rp 305,635,477 Rp 408,628,650 Rp 23,298,617,827
Gedung
llutang usaha
Rp 724,635,956 Rp I4,982,030,432 262,485,I83 Rp Rp 746,I5I,28I Rp 6,!00,832,847 3,8I I,778 Rp Rn 70,04I,700 Rn 22,889,989,177
I3 I4 I5
Rp
382,779,090
Total J(ekayaan
Rn 3,116,388,887
TOTAL KEW A.!IBAN&KEKA YAAN
Rp 23,298,617,827
Rp 324,562,6 I I Rn l,784,2I7,783 Rp 18,831,243,584
(Sumber : Laporan Keuangan Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
b. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha Pada Tabel 4.3, mernpakan Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN Jakarta untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2006 dan 31 Desember 2007. Nilai saldo sisa hasil usaha yang diperoleh tahun 2006 sebesar Rp 324.562.611 dan pada tahun 2007 adalah Rp 382.779.090. Pada laporan perhitungan hasil usaha ini bukanlah nilai sisa hasil usaha bersih, di mana pajak badan yang dipotong oleh koperasi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan dan pelaporan yang benar. Pajak badan pacla tahun 2006 sebesar Rp 3.233.000 dan tahun 2007 sebesar Rp 4.533.100, perhitungannya tidak didasarkan pada perhitungan sisa hasil usaha yang sebenarnya. 0 !eh karena itu, Koperasi UIN Jakarta masih memiliki kewajiban perpajakan yang belum diselesaikan untuk tahun 2006 dan 2007. Pada laporan perhitungan hasil usaha ini, koperasi UIN Jakarta melakukan pencatatan yang sama atas pendapatan yang diterima dan beban-beban yang akan dikeluarkan terhadap anggota dan non-anggota. Dalam laporan ini koperasi UIN tidak melakukan pemisahan transaksi antara anggota dengan non-anggota.
Tabel 4.3 KOPERASl UlN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Pcriode 31 Dcscmbcr 2006 dan 2007 KETERANGAN 2007 PENDAPATAN Divisi Bisnis Tako Divisi Bisnis Simpan Pinjam Divisi Bisnis Pcrdagangan Umum (PU) Bridan lnvcstasi Total Pcndapatan 1-lARGA POKOK Divisi Bisnis Toko Divisi Bisnis Perdagangan Umuiu (PU) Total Harga Pokok Sisa I-Iasil Usaha (SI-IU) Kotor BERAN USAHA Divisi Bisnis Toko Divisi Bisnis Simpan Pinjam Divisi Bisnis pcrdagangan Unllnn (PU) Organisasi Pcnyusutan Aktiva Tetap Total Bcban Usaha SI-IU Scbclum Pcndapatan&Biaya lain~lain PENDAPATANDAN BIAVA LAIN_LAIN Pcnd<1patan lain~lain Beban Lain~lain Sisa I-lasil Usaha Scbclum Pajak tlajak Pcnghasilan badan SISA HASIL USAHA BERSllI
2006
7,241,661,025 179,585,668 2,783,442, 172 166,500,000 800,000 10,371,988,865
4,571,457,868 167,377,799 2,517,599,498 132,000,000 20,100,000
(6,146,330,877) (6,146,330,877)
(3,886, 191,031) (19,895,000) (3,906,086,031)
4,225,657,988
3,502,449,134
(766,976,627) (61,550,365) (3%,675,448) (168,988,838) (92,839,805) (l,481,031,083)
(413,927,938) (44,000,000) (296,656,760) (124,205,865) (73,250,498) (952,041,061)
2,744,626,905
2,500,408,073
20,440,517 (2,377,755,232) 387,312,190 (4,533,100) 382,779,090
28,403,962 (2,251,016,424) 327,795,611 (3,233,000) 324,562,611
-
7,408,535,165
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta) Untuk perhitumngan HPP, Biaya Usaha, Pendapatan dan Beban Lain-lain di luar usaha yang dibuat oleh Koperasi UIN Jakarta disajikan Pada tabel 4.4 s/d 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.4 KOPERASI UIN SYRIF HIDA YATULLAH JAKARTA PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN Untu k P er10 . d e yang Bera kl. Hr 31 Dcs em ber 2006 d an 2007 Uraian Pcnjualan Barang Dagang Di\'isi Bisnis Toko HPP-Barang Toko Penjualan Barang Dagang Di\'.Bisnis PU
HPP-Tanah HPP-Suvenir koperasi Total llarga Pokok
2007
2006
6,146,330,877
3,886,191,031
-
14,980,000 4,915,000 3,906,086,031
6,146,330,877
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakaiia)
Tabet 4.5 KOPERASI UIN SYARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA RINCIAN BEBAN USAHA U nu t kPeno 'd e vang B era< Jh'1r 31D esern b er 2006d au 2007 2007 Beban Divisi Bisnis Toko Gaji Pegawai THR Pegawai Kesekrctariatan dan ATK Lcmbur Listrik Telepon Perkngkapan Pemeliharaan Gedung Keperluan Sehari-hari Pemeliharaan Inventaris
Transportasi Pajak PPh 21 Keainanan dan Kebersihan Pemeliharaan kesehatan karyawan Fee took pada badan
Sewa lokasi usaha Pron1osi Bonus Penjualan Perawatan kendaraan Pajak reklan1e Pajak keluaran atas tagihan rcktorat Operasional Behan Divisi Bisnis Sin1pan Pinjam Gaji Pegawai SP THR Pega\vai SP Transportasi Kesekrctariatan dan ATK Fee SP kepada badan Discount Penjualan PKS Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih LainMlain PKS
2006
388,988,862 30,632,416 10,617,890 6,353,300 41,308,880 7,631,545 19,421,441 22,937,700 9,112,603 5,482,600 14,239,915 ,
5,210,550 5,967,985 77,500,000 72,533,996 21,500,400 19,491,048 5,541,000 921,000 l,532,496 45,000 766,976,627 3,300,000 500,000 480,000 145,000 29,000,000 27,275,365 850,000 ,
61,550,365
Bcban Divisi Bisnis Pcrdagangan Umum (PU) Gaji pegawai PU THR Pega\vai PU Kesekretariatan dan ATK Transportasi Konsumsi rapat PU Bonus Penjualan Discount penjualan Elektronik&motor Fee PU kcpada badan Bagi Basil Usaha Investasi anggota Promosi Sewa Lokasi Usaha Denda Pe1nbayaran hutang bank Mega Biaya LS ATK UIN Pajak Kendaraan lainMlain PU
89,594,894 4,42!:,000 4,311,700 10,232,400 ,
150,000 154,807,762 60,0011,000 57,4011,100 , ,
415,873 204,000 483,500 8,647,219 3901675,448
Beban Divisi Umum dan Adn1inistrasi Honor pcngurus THRAnggota Kesekrctariatan dan ATK Rapan Mingguan&Tahunan Transportasi fnsentif Potong Gaji Pegawai Pemeliharaan Inventaris Kantor Promosi LainMJain Umun1 f-1.ph,:m PPnv11<:11lim
40,950,000 102,115,000 2,383,900 14,225,100 5,958,338 2,860,500 495,000
201,451,858 17,256,000 4,869,079 21,659,000 19,304,685 7,026,609 2,770,568 4,865,300 15,307,860 4,628,000 3,736,200 415,800 4,728,582 6,914,624 54,000,000 26,250,000 13,959,373 2,850,000 , , ,
l,934,400 413,927,938 7,075,000 ,
760,000 830,000 22,000,000 13,235,000 ,
100,000 44,000,000 44,113,900 3,126,500 l,381,500 15,632,600 70,000 224,000 116,775,319 56,000,000 34,765,000 6,871,604 l,705,275 642,062 6,460,000 ,
8,889,000 296,656,760
168,988,838
33,050,000 50,286,500 13,386,065 13,756,IOO 2,719,000 3,342,700 l,460,500 2,400,000 3,805,000 124,205,865
Q? $!:":\{)RO.:;
7i ?'i040R
, ,
Tabet 4.6 KOPERASI UIN SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA RINCIAN PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA Untuk Pcriode vane: Berald1ir 31Desember2006 dan 2007 URA IAN 2007 PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko Pendapatan Biaya Materai Pcndapatan Lain-lain Div. Bisnis SP Pendapatan Piutang tak tertagih Pcndapatan Lain-lain Div.Bisnis PU Bagi hasil Tabungan BMI Bagi Hasil Mudhorobah J asa Giro Bank Mega Jasa Tabungan Bank BNI Komisi Asuransi Takaful
pendapatan Lain-Iain
2006
6,22il,377
2,905,665
3,278,230
1,819,200
866,874 190,840 ;.2,046 6,000,000
321,023 1,738,569 50,362
-
2,271,150 1,777,993 6,159,097
-
J,8:·1,1so 10,930,910
Pcndapatan Lain-lain Div. Badan
Pendapatan Tanah Lain-lain Total Pcndapatan Lain-Jain
-
15,010,000 2,510,000 17,520,000
-
20,-t4:0,517
28,403,962
2,353,483 9,180,604 9,772,315 23,143,323 44,449,725
2,852,462 32,129,608
-
1,724,561 25,513,044 1,700,000 264,000 29,201,605
BEBAN LAIN_ LAIN Bcban Lain-lain Div. Bisnis Toko
Adn1inistrasi Bank Bagi Hasil kc Div. Bisnis PU Penghapusan Piutang Tako Rfr,iko Kehilangan Barang took Behan lain-lain Div. Bisnis SP Bagi Hasil kc Div. Bisnis PU Bunga Pinjaman Bank Yudha Penghapusan Piutang Minus Assalan1 Notaris, Provisi, Administrasi Bank Behan Lain-lain Div. BisnisPU Notaris, Provisi, dan Ad1ninistrasi Bank Bunga Pinjaman Bank Mega Bunga Pinjaman Bank BHS Bunga Pinjmnan Bank Yudha Bagi Hasil bank Muamalat Penyisihan Piutang tak tertagih Bagi hasil Bank Assalam
17,008,710 176,438 17,185,148 I 05,506, 137 15,116,219
1,542,1 :i3,544 452,863,030 127,587,695 l,3'11,200 24,533,880 2,269,0~•l,705
Hcban Lain-lain Div. Bac!an Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap Ken1gian atas penjualan aktiva tetap Kerugian atas penghentian operasional moko Perbaikan gedung Beban Kecelakaan Kerugian Piutang selisih pengurus lama Total Behan Lain-Lain
17,573,330 52,555,400
77,413,679 49,745,220 l,348,125,119 269,372,285 329,715,357
56,926,470 2,131,298,130
11,1:;2,831 7,3110,000 16,500,000
920,732
-
-
25,225,000
1,475,823 10,0110,000 47 ,O:tS,654 2,377,755,232
11,815,557 37,961,289 2,251,016,424
-
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta) 2. Penerapan PSAK No.27 a. Pengaknan Pendapatan Berdasarkan PSAK No.27 (2004:27), pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar patiisipasi bruto. Pmiisipasi
kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk anggota, partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalan1 kegiatan pemasaran hasil produksi anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota baik kepada anggota manaupun non-anggota. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dcngan non-anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan basil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Laporan keuangan koperasi harus dapat mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan basil usalla harus menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan terpisah dari pendapatan yang berasal dari transaksi non-anggota. Penyajian pendapatan pada tabel 4.4 tahun 2006 sebesar Rp. 7.408.535.165 dan tahun 2007 sebesar Rp 10.371.988.865 koperasi UIN tidak memisahkan pencatatan transaksi pendapatan yang diterima dari anggota ataupun non-anggota. Oleh karena itu, pengungkapan pendapatan yang dibuat oleh koperasi UIN Jakaiia pada tabel 4.4 belum sesuai dengan prosesur standar akuntansi koperasi yaitu PSAK 27.
b. Behan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27 (27:2004) menyatakan ballwa beban usalm dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalain laporan perhitungan hasil usalla. Pada tabel 4.4 laporan perhitungan hasil
beban
usaha
dengan
beban-beban
perkoperasian.
Dengan
demikian,
pengunkapan beban yang disajikan dalam laporan perhitungan usaha tahun 2006 dan 2007 tersebut telah menerapkan standar akuntansi yang berlaku umum yaitu PSAK 27. c. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh koperasi terdiri dari pendapatan-pendapatan dan beban. Pendapatan dan beban yang dimaksud telah memiliki ketentuan dalam penyajiannya sesuai dengan PSAK 27. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh koperasi UIN Jakmia belum sesuai dengan standar yang berlaku umum tersebut. Koperasi UIN Jakmia tidak melakukan pemisahan pendapatan transaksi yang mereka lakukan antara partisipasi anggota dengan partisipasi yang didapat dari non-anggota. Sehingga penulis tidak dapat melakukan koreksi terhadap Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN Jakarta sesuai dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi. Oleh karena itu, tabel 4.7 merupakan laporan perhitungan basil usaha yang harus dibuat oleh setiap koperasi ym1g ada di Indonesia. Laporan tersebut disajikan sesuai dengan ketentum1 umum akuntansi koperasi yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK 27 tentang akuntansi koperasi.
Tabel 4.7 Koperasi UIN Jakarta Perhitungan Hasil Usaha , U n t u' I t a Iiun yane: bera kh' 31 D esem b er 20Xl d an WXO Partisipasi Anggota WX1 Partisipasi bruto anggota xxx Beban pokok (xxxl Partisipasi Neto Anggota xxx Pendapatan dari non-anggota Penjualan Xxx Harga Pokok (xxx) Laba(Rugi) kotor dengan Non-Anggota Xxx SHU kotor Xxx Behan Operasi : Behan Usaha r-(xxx) SHU koperasi Xxx Beban perkoperasian (xxx) StIU setelah beban perkoperasian Xxx Pendapatan dan beban lain-lain Xxx SHU sebelum pos luar biasa Xxx Pendapatan dan bcban luar biasa Xxx SHU sebelum pajak Xxx Pajak Penghasilan (xxx) SHU setelah pajak Xxx
...
20XO
Xxx (xxx)
Xxx Xxx (xxx)
Xxx Xxx (xxx)
Xxx (xxx)
Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx (xxx)
Xxx
Sumber: (PSAK, 2004:19) d. Laporan Promosi E!rnnomi Anggota PSAK 27 menjelaskan bahwa laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, laporan perhitungan hasil usaha, laporan ams kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan analisa, koperasi UIN Jakarta tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota. Dalam ha! sisa has ii usaha tahun berj alan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota.
Laporan
promosi
ekonomi
anggota
adalah
laporan
yang
memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu
tahun
(IAI,
2004:27).
Dengan
demikian,
pernyataan
tersebut
menggambarkan bahwa setiap koperasi wajib melaporkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi dari pembagian sisa hasil usaha selama satu
ekonomi anggota merupakan wujud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus dipahami benar oleh pihak-pihak didalam maupun diluar koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalah tafsirkan didalam mengevaluasi kinerjanya. Tabel 4.8 menampilkan laporan promosi ekonomi anggota sesuai dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi. Tabel4.8 Kopcrasi UIN Jakarta Laporan Promosi Ekonomi Anggota U nu t k ta I1un van!! b era II { ur . 31 D es em b er 20Xl can 20XO 20XI
20XO
xxx (xxx)
xxx (xxx)
xxx
xxx
Promosi Ekonon1i Sela ma Tahun Berjalan Manfaat ekonon1i dari pcmasaran produk anggota : 1. Pernasaran produk anggota atas dasar harga kopcrasi 2. Pe1nasaran produk anggota atas dasar harga pasar Ju1nlah promosi ekonomi dari transaksi
Pen1asaran produk anggota !Vlanfaat ekononti dari pengadaan barang untuk anggota: 1. Pengadaan barang atas dasar harga pasar
2. Pcngadaan barang atas dasar harga koperasi Jumlah promosi ekonomi dari transaksi Pcngadaan barang untuk anggota Manfaat ekonomi dari simpan pinjan1 le\vat koperasi : 1. Penghc1natan beban pinjrunan anggota 2. Kelebihan balas jasa simpanan anggota Jumlah pron1osi ekonorni dari transaksi jasa untuk anggota Jumlah prornosi ekonomi anggota sclama tahun bcrjalan Prornosi Ekononti pada Akhir Tahun Pembagian SI-IU tahun betjalan untuk anggota Jumlah oromosi ekonomi anuuota
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxxl
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Sumber : (PSAK, 2004:20) 3. Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan Dengan diberlakukannya PSAK 46, jumlah beban pajak atau taksiran pajak penghasi!an terutang yang hams diakui terdiri dari pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax). Dalam menghitung pajak tangguhan
yang perlu diperhatikan adalah perbedaan temporer dan besarnya kerugian fiskal yang terjadi pada koperasi UIN Jaka1ia. PSAK 46 menggunakan pendekatang asset-liability method. Pendekatan m1 memandang perbedaan per!akuan akuntansi dan perpaj akan dari sudut
tersebut akan menghasilkan beban pajak tangguhan (deferred tax expenses) atau penghasilan pajak tangguhan (deferred tax income) dalam laporan laba rugi pada tahun berjalan dan akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liability) atau aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) dalam neraca. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak maksimum yang digunakan untuk basis pelaporan keuangan talmnan, dalam ha! ini menggunakan tarif tertinggi untuk menghitung pajak penghasilan (tarif pasal 17 untuk PPh badan) yakni sebesar 30% dari jumlah beda temporer yang terjadi dan kerugian fiskal yang dapat dikompensasi. a. Perbedaan Tetap
Perbedaan tetap yang terjadi pada Koperasi UIN Jakarta untuk tahun 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut: 1) Biaya Promosi Sesuai dengan UU PPh pasal 9 ayat 1, biaya promosi ini termasuk dalam beda tetap untuk kelompok biaya yang tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto (non-deductible expenses). Namun, jika biaya ini didukung dengan bukti secara terperinci maka biaya ini dapan diakui sebagai pengurang penghasilan bruto. Koperasi UIN Jakarta tidak membuat rincian daftar normatif, sehingga harus dilakukan koreksi positif pada laporan laba rugi sebesar Rp 22.866.977 untuk tahun 2006 dan sebesar Rp 21.500.400 untuk tahun 2007 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rincian Biava Pron1osi
2006
Uraian Behan Usaha Div. Bisnis Toko Biaya Pron1osi Behan Usaha Div. Bisnis PU Biaya Promosi
2007
13,595,373
21,500,400
6,871,604
-
2,400,000 22,866,977
21,500,400
Behan Usaha Div. Um urn dan Administrasi
Biava Promosi Jun1lah
-
(Sumber : Data Diolah) 2) Beban PPh Ps,21 Beban pajak penghasilan termasuk dalam beda tetap kelompok biaya yang tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto (non-deductible expenses) sesuai dengan UU PPh pasal 9 ayat l. maka perlu dilakukan koreksi positif sebesar Rp 415.800 pada tahun 2006 dan untuk tahun 2007 sebesar 0 dengan perincian sebagai berikut: Tabel 4.10 R'1nc1an . Beban Pa1a . I
(Smnber : Data Diolah)
415,800 415,800
2007
I
-
3) Pendapatan Bunga Deposito/Jasa Giro Pendapatan Bunga Deposito/Jasa Giro termasuk dalam beda tetap untuk kelompok pendapatan yang dikenakan PPh final sehingga tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain yang terkena PPh tidak final pada saat penghitungan sisa basil usaba kena pajak Koperasi UIN Jakarta. Maka perlu dilakukan koreksi negatif sebesar Rp 2.109.954 untuk tahun 2006 dan Rp 7.079.760 untuk tahun 2007 dengan perincian sebagai berikut:
I
Tabel 4.11 Rincian Pcndapatan Bunga Deposito I Jasa Giro Uraian Pendapatan Lain~lain Div.Bisnis PU Bagi Hasil Tabungan BM! Bagi Hasil Mudharobah Jasa Giro Bank Mega
2006
2007
321,023 1,738,569 50,362
866,874 190,840 22,046 6,000,000 7,079,760
-
Jasa Tabun!!an BNI
2,109,954
Jumlah
(Sumber : Data D10lah) b. Perbedaan Temporer Perbedaan temporer yang terjadi pada Koperasi UIN Jakarta untuk tahun 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut: 1) Aktiva Tetap Sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dimilikinya, Koperasi UIN Jakarta menerapkan metode garis lurus dan saldo menurun dalam menghitung penyusutan aktiva tetapnya tahun 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut : Tabel 4,J 2 dan 4,J 3 menunjuldcan daftar penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan menurnt fiskal untuk tahun 2006. Tabel 4. 14 dan 4.15 menunjukkan daftar penyusutan aktiva tetap memrrut komersil tahun 2007. Sedangkan lampiran dan lampiran menunjuldcan penambahan dan penurnnan harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap tahun 2006 dan 2007 menurut akuntansi dan fiskal. Tabel 4.12
No,
Koperasi UIN Jakarta Rckap Daftar Aktiva Tctan dan Penv. M enurut Ak untans1. P a d a T h 2006 Behan Akumulasi Harga Penyusutan Penyusutan Perolehan Na ma s/dl Tahun Tahun
2006 I 2
Bangunan lnventaris Kantor
258,600,000 57,285,377
25,860,000 23,303,145
0
r .... ,,.,.n+n••:,... rr,.,.1,.,,...
1.i;;;:.;: 1 <11 .;:1n
"lQ
OO"l ').:;".!.
2006 113,482,313 33,982,232 11.< 1.::;'7 J.<'1
Nilai Bulrn Tahun
2006 145,117,687 23,303,145 1Q 001 ')<:;:".!.
Tabel 4.13 J(operasi UIN Jakarta R ek ao D aft ar Akhva ' T e t ap dan Pcnvusu t annya M enurut F' iJS I\.a I Pa d a TlI 2006
No.
I 2 3
Na ma
Bangunan Inventaris Kantor lnventaris Toko Jumlah
Barga Pcrolchan
258,600,000 57,282,377 155,150,520 471,032,897
Beban Penyusutan Tahun 2006 25,860,000 14,426,240 30,917,472 71,203,712
Aku1nulasi Penyusutan s/d Tahun 2006 1!3,482,313 35,405,217 I 04,229,486 253,ll7,0J6
Nilai Bulrn Tahun 2006 145,117,687 28,575,658 44,222,536 217,915,881
(Sumber : Data Diolah) Tabel 4.14 Koperasi UIN Jakarta R e kap Da f tar Aldiva ' T et ap dan P cny. M enurut Aln1ntans1. P lHl fl TlI 2007
No.
1 2 3
Nan1a
Bangunan
Inventaris Kantor lnventaris Toko Jumlah
Barga Perolchan
258,600,000 127,837,784 270,250,800 656,688,584
Be ban Penyusutan Tahun 2007 25,860,000 31,704,358 35,275,805 92,840,163
Akun1ulasi
Pcnyusutan s/d Tahun 2007 139,342,313 65,686,590 151,433,073 356,461,976
Nilai Bulrn Tahun 2007 119,257,687 62,151,194 118,817,727 300,226,608
(Sumber : Data Diolah) Tabel 4.15 l(operasi UIN Jakarta . T etao d an P enyusutannva Menurut F' Re k ao Daf tar A k t1va 11s I{RI Pada T I1 -'007
No.
1 2 3
Nam a
Bangunan Inventaris J(antor lnventaris Toko Jumlah
Barga Perolchan
258,600,000 127,834,784 270,250,800 656,685,584
Be ban Penyusutan Tahun 2007 25,860,000 31,935,569 34,383,582 92,179,151
Aku111ulasi Penyusutan s/d Tahun 2007 139,342,313 67,340,786 138,613,068 345,296,167
Nilai Buku 1'ahun
2007 119,257,687 64,875,704 127,256,026 31l,389,417
(Sumber : Data Diolah) Berdasarkan basil pada tabel 4.12 s/d 4.15 serta lampiran dan besarnya perbedaan temporer dan dapat dijadikan manfaat dimasa mendatang yang berasal dari penynsutan aktiva tetap dapat dihitung melalui pengukuran dan pengaknan pajak tangguhan untuk penyusutan Aktiva Tetap sebagai berikut:
Tabel 4.16 Pengukuran dan Pcngakuan Pajak 1'angguhan -Penyusutan Aktiva tetap
Uraian
2006
2007
471,035,897
656,688,584
175,465,414 88, 156,398 263,621,812 207,414,085
263,621,812 92,840, 163 356,461,976 300,226,608
471,032,897
656,685,584
181,913,304 71,203,712 253,117,016 217,915,881 l0,501,796
253,117,016 92, 179, 151 345,296,167 311,389,417 11,162,809
3,150,539
3,348,843
88,156,398
92,840,163
71,203,712
92,179,151
16,952,686
661,012
(1,935,267) 5,085,806 3,150,539
3, 150,539 198,304 3,348,843
Analisis Akun Neraca 1
2
3 4
Akuntansi a i-Iarga Perolehan b Akun1ulasi Penyusutan 1) Saldo Awal 2) Penambahan 3) Saldo Akhir c Nilai Sisa Buku (a - b.3) Pajak Harga Pcrolehan a Akumulasi Penyusutan b 1) Saldo Awal 2) Penan1bahan 3) Saldo Akhir Nilai Sisa Buku (a- b.3) c Selisih/boda temporer (2.c - 1.c) Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan/tariff PPh Ps.17 30%
Analisis Akun Laba Rugi 1
2
Akantansi Biaya Penyusutan a Pajak
Biaya Penyusutan Beda Waktu (Koreksi Positif(negatil)J (1 -2) Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%) SaldoAwal a Penambahan(Penurunan) b Saldo Akhir c
a 3 4
(Sumber : Data D1olah) Pada analisis akun neraca untuk tahun 2006, harga perolehan aktiva tetap setelah penambahan (penurunan) aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp 471.035.897 dan menurut fiskal sebesar Rp 471.032.897. Akumulasi penyusutan sebelum penambahan (penurunan) aktiva tetap dan sebelum pembebanan biaya penyusutan tahun 2006 menurut akuntansi sebesar Rp 175.465.414, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 181.913.304. Penambahan akumulasi penyusutan yang merupakan beban penyusutan pada tahun 2006 menurut akuntansi sebesar Rp 88.156398, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 71.203.712. Saldo akhir akumulasi penyusutan menurut
Rp 253.117.016. Nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp207.414.085 sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 217.915.881. Sehingga, didapat selisih nilai buku aktiva tetap talmn 2006 menurut akuntansi dan fiskal yang menghasilkan perbedaan temporer sebesar Rp 10.501.796. Menurut PSAK 46, koperasi UIN Jakarta harus mengakui timbulnya manfaat di masa mendatang akibat adanya perbedaan temporer tersebut. Karena nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi leb th kecil dari nilai buku menurut pajak, maka akan timbul saldo kewajiban pajak tangguhan per 31 Desember 2006 disisi pasiva sebesar Rp 3.150.539 (10.501.796*30%). Pada analisis akun laba rugi tahun 2006, beban penyusutan aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp 88.156.398 sedangkan menurut pajak sebesar Rp
71.203.712.
Sehingga,
terdapat
perbedaan
temporer
sebesar
Rp 16.952.686. Karena beban penyusutan menurut akuntansi lebih besar dibandingkan dengan beban penyusutan menurut pajak, maka akan timbul pendapatan pajak tangguhan untul( tahun 2006 sebesar Rp 5.085.806 (16.952.686*30%). Karena pada neraca koperasi tidak terdapat aktiva (kewajiban) pajak tangguhan, maka koperasi UIN Jakarta hams mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1 Januari 2006 sebesar (Rp 1.935.267) {3.150.5395.085.806}. Pada analisis akun neraca untuk tahun 2007, harga perolehan aktiva tetap setelah penambahan (penmunan) aktiva tetap menurut akuntansi
Akumulasi penyusutan sebelum penambahan (penurunan) aktiva tetap dan sebelum pembebanan biaya penyusutan tahun 2007 menurut akuntansi sebesar Rp 263.621.812, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 253.117.016. Penambahan akumulasi penyusutan yang merupakan beban penyusutan pada tahun 2007 menurut akuntansi sebesar Rp 92.840.163, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 92.179.151. Saldo akhir akumulasi penyusutan menurut akuntansi sebesar Rp 356.461.976 sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 345.296.167. Nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp 300.226.608 sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 311.389.417. Sehingga didapat selisih nilai buku aktiva tetap tahun 2007 menurut akuntansi dan fiskal yang menghasilkan perbedaan temporer sebesar Rp 11.162.809. Menurut PSAK 46, koperasi UlN Jakarta hams mengakui timbulnya manfaat di masa mendatang akibat adanya perbedaan temporer tersebut. Karena nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi lebih kecil dari nilai buku menurut pajak maka akan timbul saldo kewajiban pajak tangguhan per 31Desember2007 di sisi aktiva sebesar Rp 3.348.843 (11.162.809*30%). Pada analisis akun laba rugi tahun 2007, beban penyusutan aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp 92.840.163, sedangkan menurut pajak sebesar Rp 92.179.151. Sehingga terdapat perbedaan temporer sebesar Rp 661.012. Karena beban penyusutan menurut akuntansi lebih besar dibandingkan dengan beban penyusutan menurut pajak, maka ak.an timbul pendapatan pajak tangguhan untuk tahun 2007 sebesar Rp 198.304 (661.012*30%). Karena pada neraca koperasi tidak terdapat aktiva (kewajiban) pajak
pajak tangguhan per 1 Januari 2007 sebesar Rp 3.150.539 (3.348.843198.304). Berdasarkan tabel 4.16, terdapat perbedaan jumlah penyesuaian aktiva tetap tahun 2006 yang disebabkan karena perbedaan masa manfaat menurut kebijakan akuntansi koperasi dengan ketentuan perp
mereka miliki, dengan demikian Koperasi UIN Jakmia seharusnya: (a)
Mengakui saldo awal kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap pada neraca 2006 sebesar (Rp 1.935.267).
(b)
Mengakui penambahan kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap tahun 2006 sebesar Rp 5.085.506.
(c)
Mengakui saldo akhir kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap pada neraca tahun 2006 yang juga sebagai saldo awal pada neraca tahun 2007 sebesar Rp 3.150.539.
(d)
Mengakui penmnbahan kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap tahun 2007 sebesar Rp 198.304.
(e)
Mengakui saldo akhir kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap pada neraca 2007 sebesar Rp 3.348.843.
2) Penyisihan Piutang Tak tertagih Koperasi UIN Jakarta mernbuat penyisihan atas piutang yang talc tertagih.
Menurut
ketentuan
perpaj akan,
tidak
mengakui
segala
pengeluaran atau pembebanan yang bersifat ko11servatif (penyisihan), sehingga besamya perbedaan temporer dan dapat dijadikan manfaat di masa mendatang yang berasal dari Cadangan Piutang Tak Tertagih dapat dihitung melalui rekonsiliasi fiskal dengan pendekatan assez-liability
method sebagai berikut: Tabel 4.17 Penrrukuran dan Pen!-!akuan Paiak Tan\'.1t!Uhan ~ Cadangan Piutang Tak tertagih Uraian 2006 2007 Analisis Akun Neraca I Akuntansi 13,156,772,124 A Piutang Usaha 14,982,030,432 B Penyisihan Piutang tak Tertagih SaldoAwal I) 68,235,904 Penan1bahan (penurunan) penyisihan 2) 68,235,904 69,367,104 Saldo Akhir 68,235,904 3) 137,603,008 13,088,536,220 14,844,427,424 c Piutang Usaha Neto (a-b) 2 Pajak A Pitang Usaha 13,156,772,124 14,982,030,432 B Penyisihan Piutang tak Tertagih c Piutang Usaha Neto (a-b) 13,156,772,124 14,982,030,432 68,235,904 137,603,008 3 Selisih/beda temporer (2.c - 1.c) 4 Pajak Tangguhan/tarif PPh 20,470,771 41,280,902 Ps.17 30% Analisis Akun Laba Rugi l Akuntansi 68,235,904 69,367,104 A Biaya Penyusutan piutang tak tertagih 2 Pajak A Biaya Penyusutan piutang tak tertagih 3 Beda Waktu [Koreksi Positif(negatif)J 68,235,904 69,367, 104 (1 -2) 4 Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%) A SaldoAwal 20.470,771 20,470,771 20,810,131 B Penambahan(Pcnurunan) 20,470,771 41,280,902 c Saldo Akhir
-
(Sumber : Data Diolah) Pada analisis akun neraca untuk tahun 2006, menurut akuntansi, saldo
(penurunan) penyisihan sebesar Rp 68.235.904. Dengan demikian, saldo akhir penyisihan piutang tak te1iagih sebesar Rp 68.235.904. Sehingga, piutang
usaha
menurut
akuntansi
sebesar
Rp
13.088.536.220
(13.156.772.124 - 68.235.904). Sedangkan menurut pajak, tidak mengakui
adanya cadangan piutang tak tertagih pada posisi aki:iva, maka akan timbul saldo ak:tiva pajak tangguhan per 31 Desember 2006 di sisi aktiva sebesar Rp 20.470.771 (68.235.904*30%). Pada analisis akun laba rugi tahun 2006, mengakui biaya penyusutan piutang tak tertagih sebesar Rp 68.235.904. Sedangkan menurut pajak, tidak mengakui adanya biaya penyusutan piutang tak tertagih. Dengan demikian, akan
timbul
aktiva
pajak
tangguhan
sebesar
Rp
20.470.771
(68.235.904*30%).
Pada analisis akun neraca untuk tahun 2007, menurut akuntansi, saldo awal cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 68.235.904. Penambahan (penurunan) penyisihan sebesar Rp 69.367.104. Dengan demikian saldo akhir penyisihan piutang tak tertagih sebesar 137.603.008. Sehingga, piutang
usaha
menurut
akuntansi
sebesar
Rp
14.844.427.424
(14.982.030.432 - 137.603.008). Sedangkan menurut pajak, tidak mengakui
adanya cadangan piutang tak tertagih pada posisi aktiva, maka akan timbul saldo aktiva pajak tangguhan per 31 Desember 2007 disisi aktiva sebesar Rp 41.280.902 (137.603.008*30%). Pada analisis akun laba rugi tahun 2007, mengakui biaya penyusutan piutang tak tertagih sebesar Rp 69.367.104. Sedangkan menurut pajak, tidak
mengakui adanya biaya penyusutan piutang tak tertagih. Maka akan timbul aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 20.810.131 (69.367.l 04*30%). Berdasarkan perhitungan tabel 4.17, terdapat perbedaan antara kebijakan akuntansi koperasi dengan ketentuan perpajakan, menurut akuntansi terdapat pengakuan atas cadangan piutang 1ak tertagih, sedangkan menurut ketentuan perpajakan tidak mengakui adanya cadangan piutang tak tertagih tersebut. Dengan demikian terdapat selisih antara pengakuan cadangan piutang tak tertagih menurut akuntansi dan fiskal yang disebut dengan beda waktu (temporer). Adanya beda temporer pada piutang usaha, maka timbul manfaat dimasa mendatang yang berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan. PSAK 46 mengharuskan setiap perusahaan untuk memperhHungkan adanya pajak
tangguhan yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Selama ini, Koperasi UIN Jakarta belum mengakui adanya pajak tangguhan yang mereka miliki, dengan demikian Koperasi UIN Jakarta seharusnya: (a)
Mengakui pengurangan aktiva pajak tangguhan untuk cadangan piutang tak tertagih tahun 2006 sebesar Rp 20.470.771.
(b)
Mengakui saldo akhir aktiva pajak tangguhan untuk cadangan piutang tak tertagih pada neraca tahun 2006 yang sebagai saldo awal neraca tahun 2007 sebesar Rp 20.470.771.
(c)
Mengakui penambahan aktiva pajak tangguhan untuk cadangan pitang talc tertagih tahun 2007 sebesar Rp 20. 810 .131 .
(d)
Mengakui saldo akhir aktiva paj ak tangguhan untuk cadangan manfaat
Memperhitungkan hasil perhitungan beda tetap dan beda temporer yang dimiliki oleh Koperasi UIN Jakarta untuk tahun 2006 dan 2007, penulis dapat membuat rekonsiliasi fiskal laporan laba rugi Koperasi UIN Jakarta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2006 dan 2007 sebagai berikut: Tabel 4.18 Rekonsiliasi fiscal Laporan Perhitungan llasil Usaha J(opcrasi Ull'f Jak:arta T:1hu11 2006 J(oreksi Fiskal
URAIAN
Kon1ersil
n
I
d T t Bcda e a e ap 'fern nor er
Fiskal
PENDAPATAN
Divisi Bisnis Toko
4,571,457 ,868
4,571,457,868
Divisi Bisnis Si1npan Pinjam Divisi Bisnis Perdagangan Umu1n (PU) Bad an Investasi
167,377,799 2,517,599,498 132,000,000 20,100,000 7,408,535,165
167,377,799 2,517,599,498 132,000,000 20,100,000 7,408,535,165
(3,886, 191;03 I) 119,895,000) (3,906,086,031\
(3,886,191,031) (19,895,000) (3,906,086,03ll
Total Pendapatan
HARGAPOKOK Divisi Bisnis Tako Divisi Bisnis Perdagangan Un1um (PU) Total Harga Pokok Sisa Hasil Usaha (SHU) Kotor BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko Divisi Bisnis Simpan Pinjan1 Divisi Bisnis perdagangan Umum (PU) Organisasi Penyusutan Aktiva Tetap 'fotal Beban Usaha SHU Sebelum Pcndapatan&Biaya lain-lain PENDAPATAN DANBIAYA LAIN_LAIN Pcndapatan lain-lain Beban Lain-lain Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajall Pajak Kini PPh Ps.29
3,502,449,134
(413,927,938) (44,000,000) (296,656, 760) (124,205,865) (73,250,498) LJ2_52,04 l,061) 2,550,408,073
28,403,962 (2,251,016,424) 327,795,611 (3,233,0001
3,502,449,134
.
14,375,173 100,000 15,760,604 6,205,000 2,046,786
(2,109,954)
(399,552,765) (43,900,000) (280,896, 156) (118,000,865) (71,203,712) (913,553,498) 2,588,895,636
26,294,008 (2,251,016,424) 364,173,220 191,751,9661
(Sumber : Data Diolah ) Hasil rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha tahun 2006 sebagai berikut:
1)
Behan Usaha divisi Bisnis Toko dilakukan koreksi positif dari heda tetap hiaya PPh 21 dan Biaya promosi sehesar Rp 14.375.173. (Lihat lampiran 4.a)
2)
Beban Usaha divisi Bisnis Simpan Pinjam dilakukan koreksi positif dari heda tetap hiaya lain-lain PKS sehesar Rp 100.000. (Lihat larnpiran 4.a)
3)
Beban Usaha divisi Perdagangan Umum clilakukan koreksi positif dari hecla tetap hiaya promosi clan hiaya lain-lain PU sehesar Rp 15.760.604. (lihat larnpiran 4.a)
4)
Behan Usaha divisi Organisasi dilakukan koreksi positif clari heda tetap hiaya promosi dan hiaya lain-lain umum sehesar Rp 6.205.000. (Lihat lampiran 4.a)
5)
Biaya Penyusutan dilakukan koreksi positif dari becla temporer hiaya penyusutan Rp 2.046.785. (Lihat lampiran 4.a)
6)
Penclapatan lain-lain clilakukan koreksi negatif dari heda tetap Rp 2.109.954 penclapatan bunga cleposito/jasa giro. (Lihat lampiran 5.a)
Tabel 4.19 Rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Ilasil Usaha l(operasi Uil'l Jakarta Tahun 2007 Koreksi Fiskal
URAIAN PENDAPATAN Divisi Bisnis Toko Divisi Bisnis Sin1pan Pinjan1 Divisi Bisnis Perdagangan U1num (PU)
Badan Invcstasi Total Pcndapatan
HARGAPOKOK Divisi Bisnis Tako Divisi Bisnis Pcrdagangan Umu1n (PU) Total Harga Pokok Sisa Hasil Usaha (SHU) Kotor
J(on1ersil
Bcda Tetap
Bed a Temnorer
Fiskal
7,241,661,025 179,585,668 2,783,442, 172 166,500,000 800,000 10,371,988,865
7,241,661,025 179,585,668 2, 783,442, 172 166,500,000 800,000 10,371,988,865
(6,146,330,877)
(6, 146,330,877)
-
-
6,146,330,877'
(6,146,330,877\
4,225,657 ,988
4,225,657,988
BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko
(766,976,627) 21,500,400 (61,550,365) (390,675,448) 8,647,219 (168,988,838) 660,654 (92,839,805) 'l,481,031,083' Total Behan Usaha SiiU Sebclum Pendapatan&Biaya lainMlain 2,744,626,905
Divisi Bisnis Siinpan Pinjaw Divisi Bisnis perdagangan U1num (PU) Organisasi Penyusutan Aktiva Tetap
(745,476,227) (61,550,365) (3 82 ,028 ,229) (168,988,838) (92,179,151) 11,450,222,810\ 2, 775,435,178
PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN_LAIN
Pendapatan lain-lain Beban Lain-lain Sisa l-Iasil Usaha sebelurn Pajak Paiak Kini PPh Ps.29
20,440,517 (7,079,760) (2,377,755,232' 387,312,190 (4,533, 100)
13,360,757 (2,377,755,232) 4!1,040,703 (105,812,211)
(Sumber : Data D10lah) Hasil rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Hasi 1 Usaha tahun 2007 sebagai berik:ut: 1)
Beban Usaha divisi Bisnis Toko dilakukan koreksi positif dari beda tetap biaya promosi sebesar Rp 21.500.400. (Lihat lampiran 4.b)
2)
Beban Usaha divisi Perdagangan Umum dilakukan koreksi positif dari beda tetap biaya lain-lain PU sebesar Rp 8.647.219. (lihat lampiran 4.b)
3)
Biaya Penyusutan dilakukan koreksi positif dari beda temporer biaya
4)
Pendapatan lain-lain Rp 7.079.760
dari beda tetap
pendapatan bunga deposito/jasa giro. (Lihat lampiran
5.b) 4. Perhitungan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan
a. Pajak Kini Berdasarkan rekonsiliasi perhitungan hasil usaha tahun 2006 dan 2007 (tabel 4.18 dan 4.19), Koperasi UIN Jakarta dikenakan beban pajak PPh 29 tahun 2006 sebesar Rp 91.751.966 dan tahun 2007 sebesar Rp 105.812.211. Pajak kini yang diakui oleh koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007 sebesar Rp 3.233.000 dan Rp 4.533.100. Hal ini mengakibatkan Koperasi UIN Jakarta kurang bayar terhadap pajak kini PPh Ps 29 tahun 2006 dan 2007 sebesar Rp 88.518.966 (91.751.966-3.233.000) dan Rp
101.279.111
(105.812.211-
4.533.100). Sehingga Hutang pajak PPh 29 tahun 2006 yang dicatat sebesar Rp 91.751.966 hams dikoreksi dengan mendebit PPh badan (kurang bayar) sebesar Rp 88.518.966 dan Pajak dibayar dimuka sebesar Rp 3.233.000 se1ia mengkredit hutang Pajak sebesar Rp 91.751.966. Hutang pajak PPh 29 tahun 2007 yang dicatat sebesar Rp 105.812.211 harus dikoreksi dengan mendebit PPh badan (kurang bayar) sebesar Rp 101.279.111 dan Pajak dibayar dimuka sebesar Rp 4.533.100, serta mengkredit hutang pajak sebesar Rp 105.812.211.
b. Pajak tangguhan Berdasarkan analisis akun neraca dan laba rngi pada rekonsiliasi laporan keuangan, dapat dihasilkan rekapitulasi pajak tanguhan pada lampiran. Dengan demikian, Koperasi UIN Jakarta seharusnya
l) Mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1 Januari 2006 sebesar !Zp 22.406.038 pada ekuitas koperasi 2) Mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan yang juga sebagai beban pajak tangguhan tahun 2006 sebesar Rp 21.556.577. 3) Mengakui saldo akhir per 31 Desember 2006 yang juga sebagai saldo awal 1Januari2007 Aktiva Pajak Tangguhan sebesar Rp 17.320.232. 4) Mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan yang juga merupakan beban pajak tangguhan tahun 2007 sebesar Rp 21.008.435. 5) Mengakui saldo akhir per 31 Desember 2007 Aktiva Pajak Tangguhan sebesar Rp 37.932.059. 5. Jurnal Penyesuaian untuk Penerapan PSAK No.46 Setelah penerapan PSAK no.46 pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta, penulis menemukan beberapa penyesuaian yang harus dilakukan oleh koperasi yang berkaitan dengan akun-akun yang berhubungan dengan perpajakan, yaitu sebagai berikut: a. Tahun 2006 1) Untuk mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1 Januari 2006 pada sisi aktiva. Aktiva Pajak tangguhan
22.406.038
Koreksi SHU tahun sebelumnya
22.406.038
2) Untuk mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan dan timbulnya beban pajak tangguhan tahun 2006. Behan Pajak Tangguhan
25.556.577
b. Tahun 2007 1) Untuk mengoreksi hutang PPh 29 ke dalam SHU SHU-Pajak kini
101.279.111
Pajak dibayar dimuka
4.533.100
I-Iutang PPh 29
105.812.211
2) Untuk mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan dan timbulnya beban pajak tangguhan tahun 2007. Beban Pajak Tangguhan
21.008.435
Aktiva Pajak tangguhan
21.008.435
6. Dampak Penerapan PSAK No.27 dan PSAK No. 46 Dari penelitian, dihasilkan laporan keuangan Kopernsi UIN Jaka1ia berupa Neraca dan Laporan Perhitungan hasil Usaha Tahun 2006 dan 2007 setelah penerapan PSAK 46 yang disajikan pada tabel 4.20 dan 4.21. Dampak dari penerapan PSAK 46
pada
laporan keuangan
clapat dilihat
dengan
membandingkan laporan keuangan sebelum penerapan PSAK 46 dengan laporan keuangan setelah penerapan PSAK 46 pacla tabel 4.2 dan 4.3. Pacla neraca setelah penerapan PSAK 46, untuk tahun 2006 terclapat penambahan aktiva Koperasi UIN Jakarta berupa aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 17.320.232 yang berasal dari saldo akhir aktiva pajak tangguhan tahun 2006, sedangkan tahun 2007 sebesar Rp 37.932.059. Hal ini berarti ada manfaat ekonomi dimasa mendatang yang akan diperoleh oleh koperasi. Hutang pajak pada tahun 2006 clan 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 91.751.966 clan Rp 105.812.211. Oleh karena itu, Koperasi UIN Jakarta
kurang bayar atas hutang pajak tahun 2006 dim 2007 sebesar Rp 88.518.966 dan Rp 101.279.111. Tabel 4.20 KOPERASI UIN JAKARTA NERACA Sctelah Penerapan PSAK 46 Per 31Descmber2006 dan 31Dcsembcr2007 2006
2007 Aktiva
Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
724,635,956
249, 188, 179
14,982,030,432
13,156,772,124
Piutang Lain-lain
262,485,183
155,756,400
Persediaan Behan ditangguhkan
746,151,281
379,979,889
6, 100,832,847
4,541,048,949
Pajak dibayar din1uka
3,811,778
2,096,800
Sewa dibayar dinu1ka
70,041,700
-
22,889,989,177
18,484,842,341
Investasi Jangka Panjang
102,993, 173
103,225,816
Aktiva tctap Gedung
258,600,000
258,600,000
lnventaris Tako
270,250,800
190,183,020
Inventaris Kantor
127,937,784
67,987,577
656,688,584 \351.053.107)
516, 770,597 (273.595.170)
305.635.477
243.175.427
408,628,650
346,401,243
Total Aktiva Lancar Aktiva tidak lancar
Akun1ulasi Penyusutan Nilai Buku Total Aktiva tidak lancar Aktiva Pajak Tangguhan
TOT AL AICTIV A
37.932.059
17.320.232
231336,549,886
18.848,563,816
6,695,937,351
6,04 7,006,522
KEWAJIBAN&KEKAY AAN Kewajiban
llutang usaha
Hutang Usaha Jangka Pendek Hutang Pajak Hutang Usaha Jangka Panjang Total llutang Usaha
101.279.111
88.518.966
9,637,247,860
7,401,003,454
16.434.391.322
13.536.528.942
3,849,043,729
3,599,015,825
20.283.535.051
17.135.544.767
Simpanan Sin1panan Pokok
19,523,000
13,841,000
Simpanan Wajib
928,049,483
685,439,037
Sin1panan Manasuka
618,175,899
507,145,963
1,565,748,382
1,206,426,000
Laba belum direalisasi Total Kewajiban Kekayaan
Total Simpanan Penyertaan Modal Pihak III
830,000,000
16,677,978
Cadangan
347,504,861
258,841,575
309.761.592
275.654.254
SHU Tahun berjalan
Pada Laporan Perhitungan Hasil Usaha setelah penerapan PSAK 46, untuk tahun 2006 dihasilkan SHU bersih setelah pajak sebesar Rp 275.654.254 yang berasal dari SHU bersih sebelum pajak Rp 364.173.220 dikurangi dengan pajak kini (Rp 88.518.966) dan pajak tangguhan (Rp 25.556.577), sedangkan untuk
tahun
2007
dihasilkan
SHU
bersih
setelah
pajak
sebesar
Rp 309.761.592 yang berasal dari SHU bersih sebelum pajak Rp 411.040.703 dikurangi dengan pajak kini
(Rp 101.279.111) dan pajak tangguhan
(Rp 21.008.435). Tabel 4.21 KOPERASI UIN SYARIF HIDA YATULLAB JAKARTA LAPORAN PERHITUNGAN BASIL USABA Setelah Penernpan PSAK 46 Untuk Periode 31 Dcsember 2006 dan 2007
KETERANGAN PENDAPATAN Divisi Bisnis 1'oko Divisi Bisnis Simpan Pinjam Divisi Bisnis Perdagangan Umum (PU) Badan Jnvestasi Total Pendapatan BARGAPOKOK Divisi Bisnis Toko l)ivisi Bisnis Perdagangan Umun1 (PU) Total Barga Pokok Sisa Basil Usaha (SHU) Kotor BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko Divisi Bisnis Simpan Pinjam Divisi Bisnis perdagangan U1nurn (PU) Organisasi Penyusutan Aktiva Tetap Total Behan Usaha SI-IU Sebelum Pendapatan&Biaya lain-lain
PENDAPATAN DAN BIA YA LAIN_LAIN Pendapatan lain~lain Behan Lain~tain Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Pajak Penghasilan badan Pajak kini Pajak Tangguhan SISA HASIL USAHA BERSIH
2006
2007
4.571.457.368 167.377.799 2.517.599.498 132.000.000 20.100.000 7.408.535.165
7.241.661.025 179.585.668 2. 783.442.172 166.500.000 800.000 10.371.988.865
(3.886.191.031) (19.895.000) (3.906.086.031)
(6.146.330.877)
3.502.449.134
4.225.657.988
(399.552.765) (43.900.000) (280.896.156) (118.000.865) (71.203.712) (913.553.498) 2.588.895.636
(745.476.227) (61.550.365) (382.028.229) (168.988.838) (92.179.151) (l.450.222.810) 2.775.435.178
26.294.008 (2.251.016.424) 364.173.220
13.360.757 (2.377.755.232) 411.040.703
(88.518.966) (25,556,577) 275.654.254
(101.279.111) (21,008,435) 309.761.592
(6.146.330.877)
(Sumber : Data diolah) Dampak dari tidak diterapkannya PSAK 27 dan PSAK 46 pada laporan
yang disajikan selama ini belum menggambarkan laporan yang sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku (PSAK 27) dan tidak dapat disajikannya Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh arrggota koperasi selama satu tahun (IA!, 2004:27). Laporan promosi ekonomi anggota merupakan wnjud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini hams dipahami benar oleh pihak-pihak di dalam maupun di luar koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalahtafsirkan dalam mi:ngevaluasi kinerjanya. Tidak disajikannya taporan promosi ekonomi anggota, maka Koperasi UIN Jakarta tidak dapat memperlihatkan seberapa besar manfaat ekonomi yang akan diterima oleh masing-masing anggota koperasi. Sehingga Koperasi UIN Jakarta belum dapat mengetahui sejauh mana efektivitas akan kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi sesuai dengan asas dan tujuan koperasi, yaitu memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Apabila Koperasi UIN tetap menyajikan laporan keuangannya tidak sesuai dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi, maka Koperasi UIN Jakarta tidak dapat mengetahui bagaimana perkembangan kinerja koperasi itu sendiri kembali kepada tujuan dan konsep dasar dibentulmya suatu koperasi. Tujuan dasar koperasi yang ada tidak menitikberatkan kepada keutungan materil,
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Lain halnya dengan perusahaan komersil yang berorientasi pada Keuntungan. Jilrn ha! ini terns berlangsung, operasional Koperasi UIN Jakarta tidak bedanya dengan perusahaanperusahaan komersil lai1mya yang lebih berorientasi pacla keuntungan. Hasil analisa, Koperasi UIN belum menerapkan PSAK 46 dalam menyaj ikan lapo ran keuangannya. Analisa tersebut menghasilkan bahwa apabila Koperasi UIN Jakarta menerapkan PSAK 46, maka akan terjadi kenaikan SHU sebelum pajak yang dibuat oleh penulis clibandingkan dengan SHU scbelum pajak yang dibuat oleh manajemen Koperasi. Hal ini berpengruh terhadap besar kecilnya jumlab pajak terhutang yang menjadi kewajiban koperasi dalam hal perpajakan dalam masing periode akuntansi (tahun 2006 clan 2007). Dan hasil dari analisa, pajak terhutang Koperasi UIN Jakarta
kurang
bayar
pada
tahun
2006
clan
2007
sebesar
Rp 88.096.800(90.613.766-2.096.800) clan Rp 105.090.889 (101.279.1113.811.788). Dengan demikian, Koperasi UIN Jakarta tidak mernatuhi
kebijakan fiskal yang ditetapkan pernerintab clan rnelakukan tindakan yang rnerugikan Negara dengan tidak melaporkan hutang pajaknya sesuai dengan fakta yang harus diungkapkan. Narnun, apabila Koperasi UIN telah rnenyajikan laporan keuangannya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku urnurn di Indonesia yaitu PSAK 27 dan PSAK 46, banyak keuntungan yang akan dipero.leh, antara lain:
a. Pada saat laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, akan mernpermudah proses audit khususnya aktrn-akun perpajakan. Karena
laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PSAK 27 dan PSAK 46 yang didukw1g dengan data-data yang memadai. b. Pada saat pelaporan SPT Tahunan ke kantor pajak, Koperasi UIN Jakarta dapat memberikan data-data yang diperlukan secara lengkap. Apabila akan dilakukan pemeriksaan pajak, Koperasi UIN Jakarta sudah mempersiapkan dengan baik. c. Koperasi UIN Jakarta dapat mengetahui efektivitas kinerja dalam mengelola koperasi sesuai dengan asas dan tujuan koperasi yang sesungguhnya.
BABV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan pada bah IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama ini Koperasi UIN Jakarta belum menerapktm PSAK 27 mengenai
akuntansi koperasi dalam menyajikan laporan keuangam1ya. 2. Pada tahun 2006 dan 2007 Koperasi UIN Jakarta tidak menyajikan
Laporan Promosi Ekonomi anggota, di mana Laporan Promosi Ekonomi anggota merupakan wujud dari pencapaian tujuan koperasi dan indikator dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukannya selama ini. 3. Selama ini Koperasi UIN Jakarta juga belum menerapkan PSAK 46 mengenai akuntansi pajak penghasilan khususnya untuk pajak tangguhan. 4. Dengan penerapan PSAK 46, untuk tahun 2006 dihasilkan beban pajak
kini sebesar Rp 88.518.966, dan beban pajak tangguhan (deferred tax expense) sebesar Rp 25.556.577 karena ada penambahan pajak di masa mendatang yang belum dicatat oleh Koperasi UJN Jakarta. Sedangkan untuk tahun 2007, dihasilkan beban pajak kini sebesar Rp 101.279.111 dan beban pajak tangguhan (deferred tax expense) sebesar Rp 21.008.435 karena adanya penambahan pajak di masa mendatang yang akan datang. Pada neraca Koperasi UIN Jakarta muncul pas barn, yaitu aktiva pajak tangguhan. Hal ini berarti ada manfaat ekonomi sebesar Rp 37 .932.059 untuk tahun 2006 dan Rp 17.320.232 untuk tahun 2007 di masa
Perhitungan Hasil Usaha muncul beban pajak tangguhan sebesar Rp 25.556.577 sehingga te1jadi penurunan
~HU
setelah pajak dari
Rp 364.173.220 menjadi Rp 275.654.254 untuk tahun 2006 dan beban pajak tangguhan sebesar Rp 21.008.435 sehingga terjadi penurunan SHU setelah pajak dari Rp 411.040.703 menjadi Rp 309.761.592 untuk tahun 2007.
B. Implikasi I. Koperasi UIN Jakarta seharusnya menerapkan pemisahan transaksi dari
anggota dan non-anggota, sehingga Laporan Perhitungan Hasil Usaha lebih relevan terhadap sumber pendapatan yang diterima oleh koperasi tersebut. 2. Koperasi UIN Jakarta seharusnya menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota, sehingga Koperasi UIN Jakarta dapat mengetahui efektivitas kinerjanya sesuai dengan asas dan tujuan koperasi sesungguhnya. 3. Dengan menerapkan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta, koperasi dapat menjalankan usaha sepe1ii layaknya perusahaan lain bukan koperasi, namun tetap sesuai dengan tujuan dasarnya sebagai gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional yang berpihak kepada rakyat kecil. 4. Koperasi UIN Jakaiia seharusnya mengakui adanya penghasilan (beban) pajak tangguhan berdasai·kan beda temporer yang te1jadi pada Laporan Perhitungan Hasil Usaha, sehingga mencerminkan beban pajak yang sebenarnya.
5. Beda temporer yang te1jadi akibat adanya konsekuensi pajak dimasa mendatang dan kompensasi rugi sejak tahun 2006-2007 seharusnya ditampakkan pada laporan keuangan Koperasi Ull\ Jakarta dalam bentuk aktiva (kewajiban) pajak tangguhan. 6. Dengan menerapkan PSAK 46 tentang akuntansi pajak penghasilan pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta, koperasi dapat mengakui manfaat pajak dimasa yang akan datang yang dapat diberlakukan sebagai pengurang dari beban pajak kini yang harus dikeluarkan Koperasi UIN Jakarta pada tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya.
Daftar Pustaka ~
Dinas Koperasi."Undang-undang Koperasi no 25. tahun 1992", artikel ini diakses tanggal 16 juni 2008 pada http://www.papua.go.id/ddpkoperasi/uu251992a.html Djarot,
Sutrisno,"Menggugal Keadi/an Pajak", Perkoperasian Edisi Ke.278, Jaka1ta: 2006
Majalah
Pusat
Informasi
Hamid, Abdul. " Buku Panduan Penu/isan Sla-ipsi " FEIS UIN Jakarta: Jakarta, 2005
Hardi."Perhitungan Pqjak Tangguhan atas Penyusutan Aktiva Tetap",artikel ini diakses tanggal 16 juni 2008 pada http://hardijma.wordpress.com/2008/04/28/perhitungan-pajak-tangguhanatas-penyusutan-aktiva-tetap/ . Hidayat, Nur. " Mengungkap Kemba/i Aspek Pe1pajakan Koperasi " Jumal Perpajakan Indonesia, Volume 4: Jakarta, 2005 Ikatan Akuntan lndonesia, " Standar Akuntansi Keuangan", Salemba Empat: Jakarta, 2004
Ikopin."Pedoman Umum Akuntansi Koperasi", KMN KUKM: Jakarta, 2001 Indriartoro, nur dan bambang supomo. " Metodologi Penelitian Bisnis untuk Alcuntansi dan Manajemen ", BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2002 Ismanidar, Nur. "Rancangan Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 dengan Kepatuhan Perpajakan pada Yayasan Bina Antar Budaya" , Slaipsi: Jakarta, 2006 Kieso.D. E., Weygand & Warfield. "lntermediete Accounting (tenth edition)". John Wiley ans Sons, Inc, New York, 2001 Koperasi UIN Syarif Hidayatullah "Profi/ Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta",UIN Jakarta Press: Jakarta, 2006
-Kopkari."Definisi Koperasi", artikel ini dikases pada timggal 16 juni 2008 pada.http ://kopkarisejahtera.wordpress .com/2007/12/3 01d efinisi-koperasi/ Mardiasmo. "Pe1pajakan Edisi Revisi ",Andi Yogyakarta: Yogyakarta, 2003 Mulyono, Djoko, "Akuntansi Paja/(', Andi Yogyakarta: Yogyakarta, 2006
Nuno, Hanafi. "Buku Saku Perpajakan Indonesia", Karisma: Jakarta, 2002 Priantara, Diaz." Pemeriksaan dan penyidikan Pajak", Dja:mbatan: Jakarta, 2000 Resmi, Siti."Perpajakan", Salemba Empat: Jakarta, 2007 Riyanto, Wahid."Analisis Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan(Studi Kasus Pada PT"X")", skripsi: Jakarta, 2008 Rudianto. "Akuntansi Koperasi Konsep dan Tehnik Penyusunan Laporan Keuangan", Grasindo: Jakarta, 2006 Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian.Rajawali:Jakarta, 1990 Undang-undang Republik Indonesia. " Undang-undang Pajak dan PTKP 2000 ", Mitrawacana media: Jakarta, 2006 Waluyo, Wirawan, Ilyas. "Pe1pajakan Indonesia", Salemba Empat: Jakaiia, 2000 Widjayatunggal, Amien, "Akuntansi Untuk Koperasi", Rineka Cipta: Jakarta, 2002
Lampiran 1 Almntansi
Penambahan dan Pcnurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007 menurut
Aktiva Tetap Menu rut Akuntansi l'h 2006 di Nernca Saldo Awai
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
llarga Perolchan 258,600,000
-
-
258,600,000
40,486,777
16,798,600
-
57,285,377
Inventaris Toko
141,870,340
13,280, 180
155, 150,520
Jumlah
440,957,117
30,078,780
-
471,035,897
Ban gun an
87,622,313
25,860,000
-
113,482,313
Invebtaris l(antor
10,679,087
23,303, 145
-
33,982,232
Inventads Toko
77,154,014
32,993,253
175,465,414
88,156,398
-
116,157,267
Bangunan
Inventaris Kantor
Akuntulasi Penyusutan
Ju1nlah
263,621,812
(Sumber : Dato Diolah)
Aktiva 1'etap Menurut Akuntansi Th 2007 di Neraca
Saldo
A\val
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
llarga Pcrolehan Bangunan
Inventaris Kantor
258,600,000
-
258,600,000
70,552,407
-
57,285,377
270,250,800
127,837,784
Inventaris Toko
155,150,520
115, 100,280
-
Jumlah
471,035,897
185,652,687
-
656,688,584
113,482,313
25,860,000
139,342,313
33,982,232
31,704,358
Inventaris Toko
116, 157,267
35,275,805
Jumlah
263,621,812
92,840,163
-
Akumulasi Penyusutan Bangunan
Invebtaris Kantor
(Sumber : Data d10lah)
65,686,590 151,433,073 356,461,976
Lampiran 2 : Pcnambahan dan Pcnurunan Aktiva Tctap tahun 2006 dan 2007 mcnurut Fiskal Aktiva 1'etap l\1cnurut Fiskal Th 2006 di Neraca
SaldoAwal
Pcna1nbahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Harga Perolehnn
258,600,000
-
258,600,000
16,798,600
-
40,483,777
Inventaris Toko
141,870,340
13,280,180
-
155,150,520
Jumlah
440,954, 117
30,078,780
-
471,032,897
Bangunan
87,622,313
25,860,000
113,482,313
Invcbtaris Kantor
20,978,977
14,426,240
Inventaris Toko
73,312,014
30,917,472
-
181,913,304
71,203,712
-
253,117,016
Bangunan
Inventaris Kantor
57,282,377
Akumulasi Penyusutan
Jurnlah
35,405,217 104,229,486
(Sumber: Data Diolah)
Aktiva Tctap I\tlenurut Fiskal Th 2007 di Neraca
Saldo Awai
Penambahan
Pcngurangan
Saldo Akhir
llarga Perolehan 258,600,000
-
-
258,600,000
57,282,377
70,552,407
-
127,834,784
Inventaris Toko
155, 150,520
115,100,280
-
270,250,800
Ju1nlah
4 71,032,897
185,652,687
-
656,685,584
113,482,313
25,860,000
-
139,342,313
35,405,217
31,935,569
-
67,340,786 138,613,068 345,296,167
Bangunan Inventaris Kantor
Akumulasi Pcnyusutan
Bangunan
Invebtaris Kantor Inventaris Toko
I 04,229,486
34,383,582
-
Jun1lah
253,117,016
92,179,151
-
(Sumber : Data D1olah)
Lampiran 3 : Rekapitulasi pajak Tangguhan Koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007 Rekapitulasi Pajak Tangguhan
2006 Uraian Penyusutan Aktiva tetap Cadangan Piutang Tak Tertagih Jumlah ,Sumber: Data Diolah)
Saldo Awai 1,935,267 20,470,771 22,406,038
2007
Penambaha11 SaldoAkhir (Penurunan) (5,085,806) (3, 150,539)
(3, 150,539)
Penambahan SaldoAkhir (Penurunan) (198,304) (3,348,843)
(20,470,771) (25,556,577)
20,470, 771 17,320,232
(20,810,131) (21,008,435)
20,470,771 17,320,232
Saldo Awai
41,280,902 37,932,059
99
Lampiran 4-a : Rincian Bcban Usaha Kopcrasi UIN Jakarta tahun 2006 mcnurut almntansi dan fiskal KOPERASI VIN SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA RINCIAN BEBAN USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31Desentber2006 l(oreksi Fiskal Komersil
Beda Tetap
Beda Temporer
Fiskal
Behan Divisi Bisnis Toko
Gaji Pega\vai THRPegawai Kesekretariatan dan ATK
Lembur Listrik
201,451,858
201,451,858
17,256,000 4,869,079 21,659,000 19,304,685
17,256,000 4,869,079 21,659,000 19,304,685 7,026,609
Telepon Perlengkapan
7,026,609 2,770,568
Pemeliharaan Gedung Keperluan Sehari-hari Pemeliharaan Inventaris Transportasi
4,865,300
2,770,568 4,865,300
15,307,860
15,307,860 4,628,000
4,628,000 3,736,200
Pajak PPh 21
Keamanan dan Kebersihan Pemeliharaan kesehatan karya\van Fee toko pada badan Sc\Va lokasi usaha Pron1osi Bonus Penjualan Pera\vatan kendaraan Pajak rcklarne Pajak keluaran atas tagihan rcktorat Operasional
415,800 4,728,582
3,736,200 (415,800)
6,914,624 54,000,000 26,250,000 13,959,373 2,850,000
54,000,000 26,250,000 (13,959,373)
0
0 2,850,000 0 0 0 1,934,400
0 0 1,934,400 413,927,938
0 4, 728,582 6,914,624
(14,375,173)
399,552,765
Beban Divisi Bisnis Simpan Pinjam Gaji Pegawai SP
7,075,000
7,075,000
THR Pegawai SP
0 760,000 830,000 22,000,000 13,235,000
0 760,000 830,000 22,000,000
Transportasi Kesekretariatan dan ATK Fee SP kepada badan
Discount Penjualan PKS Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih Lain-lain PKS
13,235,000
0 100,000
(100,000)
0 0
44,000,000
(100,000)
43,900,000
Behan Divisi Bisnis Perdagangan Un1un1 (PU) Gaji pegawai PU THR Pegawai PU
44,113,900 3,126,500
Kesekretariatan dan ATK
Transportasi Konsurnsi rapat PU Bonus Penjualan -· -·.
1,381,500
1,381,500
15,632,600
15,632,600 70,000 224,000
70,000 224,000 .,
0
44,113,900 3,126,500
• t / ' ,,..,,.."" ,., . . .
1 1,.;.
.,.,&: '> 1 n
Promosi Se\va Lokasi Usaha Denda Pembayaran hutang bank Mega Biaya LS ATK UIN
Pajak K.endaraan lain-lain PU
6,871,604 1,705,275 642,062 6,460,000 0 8,889,000
(6,871,604)
296,656,760
(15,760,604)
(8,889,000) .
0 1,705,275 642,062 6,460,000 0 0 280,896,156
Beban Divisi Um um dan Administrasi
1.-Jonor pengurus THRAnggota
Kesekrttariatan dan ATK Rapan Mingguan&Tahunan Transportasi Insentif Potong Gaji Pcga\vai Pe111eliharaan Inventaris Kantor Pron1osi Lain-lain Umu1n
33,050,000 50,286,500 13,386,065 13,756,100 2,719,000 3,342,700 1,460,500 2,400,000 3,805,000
(2,046,786)
842,349,786
(2,400,000) (3,805,000) (6,205,000)
Behan Penyusutan
124,205,865 73,250,498
TOTAL BEBAN USAHA
952,041,061
(36,440, 777)
(Sumber : Data D10lah)
(2,046, 786)
33,050,000 50,286,500 13,386,065 13,756,100 2,719,000 3,342,700 1,460,500 0 0 !18,000,865 71,203,712
Lampiran 4-b : Rincian Beban Usaha Kopernsi UIN Jakarta talnm 2007 menurut akuntansi dan fiskal
KOPERASI VIN SYARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA RINCIAN BEBAN USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2007 J(oreksi Fisk.al
Beda Tetap
J(on1ersil
Beda Temporer
Fiskal
Behan Divisi Bisnis Tako 388,988,862
388,988,862
30,632,416 10,617,890
30,632,416 10,617,890
6,353,300
6,353,300
41,308,880 7,631,545
41,308,880
Telepon Perlengkapan
19,421,441
Pemeliharaan Gedung
22,937,700
19,421,441 22,937,700
Keperluan Sehari-hari
9,112,603 5,482,600
9,112,603 5,482,600
Transportasi
14,239,915
14,239,915
Pajak PPh 21
0 5,2!0,550 5,967,985
Se\va lokasi usaha
0 5,210,550 5,967,985 77,500,000 72,533,996
Promosi
21,500,400
Bonus Penjualan
19,491,048
Gaji Pega\vai THR Pega\vai
Kesekretariatan dan ATK Lembur Listrik
Pen1eliharaan Inventaris
Keamanan dan Kebersihan Pcmeliharaan keschatan karya\van Fee toko pada badan
7,631,545
77,500,000 72,533,996 (2 I ,500,400 I
0 19,491,048
Perawatan kendaraan Pajak reklame
5,541,000 927,000
5,541,000 927,000
Pajak keluaran atas tagihan rektorat
1,532,496
1,532,496
Operasional
45,000
45,000 766,976,627
(21,500,400 I
745,476,227
Behan Divisi Bisnis Sin1pan Pinjam Gaji Pcgawai SP THR Pcgawai SP
Transportasi Kesekretariatan dan ATK Fee SP kcpada badan
Discount Penjualan PKS Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih
3,300,000 500,000
3,300,000
145,000 29,000,000 27,275,365
500,000 480,000 145,000 29,000,000 27,275,365
850,000
850,000
480,000
0
0
61,550,365
61,550,365
Lain-lain PKS
Behan Divisi Bisnis Perdagangan Un1um (PU) Gaji pegawai PU
89,594,894
89,594,894
THR Pegawai PU
4,428,000
4,428,000
Kesekretariatan dan ATK Transpo1tasi Konsumsi rapat PU
4,311,700
4,311,700
I0,232,400
10,232,400
Or>nHC o~
... ;,,<>l<>n
1.:;n
0
0
nnn
1 "(\ (\(\(\
Bagi Basil Usaha Investasi anggota Promosi Sewa Lokasi Usaha Denda Pen1bayaran hutang bank Mega Biaya LS ATK UIN
Pajak Kendaraan lain-lain PU
57,400, 100
57,400,100
0
0
0 415,873 204,000
0 415,873 204,000
483,500
483,500
8,647,219
(8,647,219)
0
390,675,448
(8,647,219)
382,028,229
Behan Divisi Um um dan Administrasi
I-Ionor pengurus THRAnggota
Kesekretariatan dan ATK Rapan Mingguan&Tahunan Transportasi Insentif Potong Gaji Pega\vai Pemeliharaan Inventaris Kantor Pron1osi Lain-lain Umum
40,950,000 102, 115,000
40,950,000 102, 115,000
2,383,900 14,225,100
2,383,900 14,225,100
5,958,338 2,860,500 496,000
5,958,338 2,860,500 496,000
0 0
0 0 168,988,838
168,988,838
Beban Penyusutan TOTAL BEBAN USAHA
(Sumber : Data D1olah)
92,839,805 1,481,031,083
(30,147,619)
(660,654)
92,179,151
(660,654)
1,358,043,659
Lampiran 5-a : Rincian Pendapatan Lain-lain dan Behan Lain-lain Koperasi UIN Jakarta tahun 2006
KOPERASI UIN SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA RINCIAN PENDAPA TAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA Untuk Periode yang Berakhir 31 Dese1nber 2006 J(oreksi Fiskal URAIAN
l(on1ersil
Beda
~retap
Reda Ten1porer
Fiskal
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko Pcndapatan Biaya Materai
2,905,665
2,905,665
1,819,200
1,819,200
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis SP Pendapatan Piutang tak tertagih
Pendapatan Lain-lain Div.Bisnis PU Bagi hasil Tabungan BM! Bagi Hasil Mudhorobah
321,023 1,738,569 50,362
Jasa Giro Bank Mega Jasa Tabungan Bank BNI Komisi Asuransi Takaful
0 2,271,150
pendapatan Lain-lain
1,777,993 6,159,097
(321 ,023)
(l, 738,569)
0 0
(50,362)
0 0 2,271,150 1,777,993
(2, 109,954)
4,049,143
Pcndapatan Lain-lain Div. Badan
Pendapatan Tanah Lain-lain
15,010,000
15,010,000
2,510,000
2,510,000
17,520,000
17,520,000
Total Pendapatan Lain-lain
28,403,962
26,294,008
BEBAN LAIN_LAIN Behan Lain-lain Div. Bisnis Toko Administrasi Bank Bagi Hasil ke Div. Bisnis PU Pcnghapusan Piutang Toko Risiko Kehilangan Barang toko
2,852,462 32,129,608 0 17,573,330
2,852,462 32,129,608 0 17,573,330
52,555,400
52,555,400
Behan lain-lain Div. Bisnis SP Bagi I-lasil kc Div. Bisnis PU Bunga Pinjaman Bank Yudha Penghapusan Piutang Minus Assalam Notaris, Provisi, Administrasi Bank Behan Lain-lain Div. BisnisPU Notaris, Provisi, dan Administrasi Bank Bunga Pinjaman Bank Mega Bunga Pinjaman Bank BHS Bunga Pinjaman Bank Yudha Bagi Hasil bank Muamalat Pe:nvi~ihan
PintflnP' tak tertaP'ih
1,724,561
1,724,561
25,513,044
25,513,044
1,700,000 264,000
1,700,000
29,201,605
29,201,605
77,413,679
77,413,679 49,745,220
49,745,220 1,348,125,119 269,372,285 329,715,357 0
264,000
1,348,125,119 269,372,285 329,715,357 0
Behan Lain-lain Div. Badan
Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap Kerugian atas penjualan aktiva tetap Kerugian atas penghentian operasional moko Perbaikan gedung Behan Kecelakaan Kerugian Piutang selisih pengurus lama Total Behan Lain-Lain
Sumber : data Diolah)
920,732 0 0 25,225,000
920,732 0 0 25,225,000
0
0
11,815,557
11,815,557
37,961,289
37,961,289
2,251,016,424
(2,109,954)
2,248,906,470
Lampiran 5-b : Rincian Pendapatan Lain-lain dan Beban Lain-lain Koperasi UIN Jakarta tahun 2007
KOPERASI UIN SYARIF HIDA YA TULLAI-1 JAKARTA RINCIAN PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2007
l{oreksi Fiskal Bed a
I<.omersil
URAIAN
Bed a Temporcr
Tctari
Fiskal
PENDAPA TAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Pendapatan Biaya Materai Pcndapatan Lain-lain Div. Bisnis SP Pendapatan Piutang tak tertagih Pendapatan Lain-lain Div.Bisnis PU Bagi hasil Tabungan BM! Bagi 1-!asil Mudhorobah Jasa Giro Bank Mega Jasa Tabungan Bank BNl
Komisi Asuransi Takaful pendapatan Lain-lain
6,231,377
6,231,377
3,278,230
3,278,230
866,874 l 90,840 22,046 6,000,000
(866,874) (l 90,840) (22,046) (6,000,(100)
0
Pendapatan Lain-lain Div. Badan Pendapatan Tanah Lain-lain
3,851,150 0 0
0 20,440,517
Total Pendapatan Lain-lain
(7,079,760)
0 0
0 0 0 3,851,150
3,851, 150 lu,930,910
0 0
--
0 13,360,757
BEBAN LAIN_LAIN Behan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Administrasi Bank
2,353,483
2,353,483
Bagi 1-!asil kc Div. Bisnis PU
9,180,604 9,772,315
9,180,604 9,772,315
Penghapusan Piutang Toko Risiko I(ehilangan Barang toko Behan lain-lain Div. Bisnis SP Bagi I-Iasil ke Div. Bisnis PU Bunga Pinjarnan Bank Yudha
23,143,323
23,143,323
44,449,725
44,449,725
0 17,008,710 0 176,438
0 17,008,710 0 176,438
17,185,148
17,185,148
105,506,137
105,506,137
Penghapusan Piutang Minus Assalam Notaris, Provisi, Administrasi Bank
Behan Lain-lain Div. BisnisPU Notaris, Provisi, dan Administrasi Bank Bunga Pinjaman Bank Mega Bunga Pinjaman Bank Bl-IS Bunga Pinjaman Bank Yudha Bagi Hasil bank Muarnalat
-·
..
15,116,219 1,542, 153,544
15,116,219 1,542,153,544
452,863,030
452,863,030
127,587,695
127,587,695
1
'l., 1 ')"{\
1 '''
?nn
Beban
Lain~lain
Div. Badan
Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap Kerugian atas penjualan aktiva tetap Kerugian atas penghentian operasional moko Perbaikan gedung Beban Kecelakaan Kerugian Piutang selisih pengurus lama
Total Beban Lain-Lain
Sumber : Data Diolah)
11, 752,831 7,300,000
11,752,831 7,300,000
16,500,000 0 l,475,823 10,000,000
16,500,000 0 1,475,823
47,028,654
47,028,654
2,377,755,232
10,000,000 (7,079,760)
2,370,675,472
UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 25 TAHUN 1992 (25/1992)
Tanggal: 21OKTOBER1992 (JAKARTA)
Tentang: PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a.
Bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan sei1a untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi; b.
Bahwa Koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian
nasional; c. d.
Bahwa pembangunan Koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan seluruh rakyat; Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan menyelaraskan dengan perkembangan keadaan, perlu mengatur kembali ketentuan tentang perkoperasian dalam suatu Undangundang sebagai pengganti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian; Mengingat: Pasal 5 ayat (!), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; Dengan persetujuan DEWAN PERW AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PERKOPERASIAN. BAIH KETENTUAN UMUl\II Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1.
2. 3.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
5.
Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi clan kegiatan perkoperasian tercapainya yang bersifatterpadu menuju cita-cita bersan1a Koperasi. BAB II LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN Bagian Pertama Landasan dan Asas
Pasal 2 Koperasi berlandaskan Paneasila dan Undang-Undang Dasar 1945 se11a berdasar atas asas kekeluargaan. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khusus.nya dan masyarakat pada
umun1nya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional clalan1 rangka me\vujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila clan Undang-Undang Dasar 1945.
BABIII FUN GS!, PERAN, DAN PRINSIP KOPERASI Bagian Pertama Fungsi dan Peran Pasal 4 Fungsi dan peran Koperasi adalah: a.
b.
membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya; berperan serta secara a1'1if dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
1nasyarakat; c. d.
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya; berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan pernkonomian nasional yang n1erupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan de1nokrasi ekono1ni.
Bagian Kedua Prinsip Koperasi Pasal 5 (I) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. b.
c. d. e.
keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; pengelolaan dilakukan secara demokratis; pembagian sisa basil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; kemandirian.
(2) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut: a. b.
Pendidikan perkoperasian; Ke1ja Sama antarkoperasi.
BAB IV PEMBENTUKAN Bagian Pertama Syarat Pembentukan Pasal 6 (1) Koperasi Primer dibentuk oleh selrnrang-kurangnya 20 (duapuluh) orang. (2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Pasal 7 (I) Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar. (2) Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Pasal 8 Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) memuat sekurang-kurangnya: a. b. c. d. e. f. g. h.
daftar nama pendiri; nama dan tempat kedudukan; maksud dan tujuan serta bidang usaha; ketentuan mengenai keanggotaan; ketentuan mengenai Rapa! Anggota; ketentuan mengenai pengelolaan; ketentuan mengenai permodalan; ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya; k-P.tP.ntnnn mP.nP-f':n:::ii
nP-tnhnP-inn sisa hasi1 nsaha:
Bagian Kedua Status Badan Hukum Pasal 9 Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah. Pasal 10 (I) Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian Koperasi. (2) Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan. (3) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Serita Negara Republik Indonesia. Pasal ll
(I) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam. waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan. (2) Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukar: permintaan ulang dalam wak'tu paling lama I (satu) bulan sejak diterimanya penolakan. (3) Ke]Oc!usan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama I (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang. Pasal 12
(I) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapa! Anggpta. (2) Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi dimintakan pengesahan kepada Pemerintah. Pasal 13 Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau penolakan pengesahan akta pendirian, dan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal I 0, Pasal 11, dan Pasal 12 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(I) Untuk keperluan pengembangan dan/atau efisiensi usaha, satu Kop,;rasi atau lebih dapat: a. b.
menggabungkan diri me1tjadi satu dengan Koperasi lain, atau bersama Koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk Koperasi baru.
(2) Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan persetujuan Rapat Anggota masing-masing Koperasi.
Bagian Ketiga Bentuk clan Jenis Pasal 15
Koperasi clapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekuncler. Pasal 16
Jenis Koperasi didasarkan pacla kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
BABY KEANGGOTAAN Pasal 17 (I) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Pasal 18 (I) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau Kope'"1si yang 1nemenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam Anggaran Dasar. (2) Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
ha~,
dan kewajiban
Pasal 19
(!) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi. (3) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipinclahtangankan. (4) Setiap anggota mempunyai kewajiban clan hak yang sama terhadap Koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Pasal 20
(I) Setiap anggota mempunyai kewajiban: a. b. c.
mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapa! Anggota; berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi; mengembangkan dan memelihara kebersamaan berclasar atas asas kekeluargaan.
(2) Setiap anggota mempunyai hak: a. b. c. d. e. f.
menghadiri, menyatakan r endapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota; memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas; meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalarn Anggaran Dasar; mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta; memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota; tnendapatkan keterangan inengenai perke1nbangan I