PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA KOPERASI WIRA ARTHA PT. BINTAN RESORT CAKRAWALA
SYAHNIZAM SUNARDI NIM 100462201234
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
ABSTRAK
Untuk mendukung setiap kegiatan operasional, perusahaan akan memanfaatkan aktiva tetap yang dimilikinya. Aktiva tetap berperan penting dalam perusahaan, karena itu perlakuan akuntansi dalam hal pengakuan, pengukuran dan pelaporan aktiva tetap harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengakuan, biaya setelah perolehan, penyusutan dan pengungkapan aset tetap pada PT. Bintan Resort Cakrawala sesuai dengan PSAK 16. Objek penelitian skripsi ini adalah PT. Bintan Resort Cakrawala. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa pengakuan, biaya setelah perolehan, penyusutan dan pengungkapan aset tetap pada PT. Bintan Resort Cakrawala secara umum telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 16, kecuali untuk pelaporan aktiva tetap mengenai keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik dan aktiva tetap
yang dijaminkan untuk liabilities, jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aktiva tetap, serta jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehensif lain, tidak dijelaskan dalam pelaporan aktiva tetap. Disarankan untuk perusahaan mengungkapkan hal-hal tersebut, sehingga perusahaan dapat menyajikan informasi kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan.
Kata kunci: pengakuan, pengukuran, pelaporan aset tetap
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti membutuhkan peralatan, sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan tersebut. Dalam ilmu akuntansi peralatan dan sarana seperti mesin, tanah, bangunan, ataupun kendaraan disebut dengan aset tetap.
Aset tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aset lain, salah satunya sifat utama dari aset tetap adalah fisik dan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. Aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan adalah digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam mencapai tujuannya bukan untuk djual atau tidak untuk diperjual belikan
Jenis aset tersebut biasanya, mesin-mesin,tanah, gedung atau bangunan, peralatan, kendaraan, perabot dan alat tulis kantor. Dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perlakuan akuntansi aset tetap harus sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia (IAI) yaitu PSAK No. 16 revisi 2011, sehingga laporan keuangan perusahaan menunjukkan nilai yang wajar, benar, dan terpecaya.
KAJIAN PUSTAKA Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Tentang Aset Tetap adalah salah satu panduan yang digunakan dalam akuntansi keuangan
Aset tetap merupakan aset-aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dan sifatnya permanen atau tidak untuk di jual yang digunakan untuk kegiatan normal perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia PSAK 16 (2011 : 16.2) Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aset tetap memiliki dua kategori yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud. Adapun aset berwujud terdiri dari tanah, gedung, dan peralatan. Sedangkan aset tidak berwujud terdiri dari paten, hak cipta, merek, waralaba, dan goodwill.
Menurut prinsip akuntansi, harga perolehan aset tetap harus di catat sebesar harga perolehan. Harga perolehan aset tetap dihitung berdasarkan harga faktur yang di tambahkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh aset tetap sampai aset tetap tersebut di pergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut
Menurut Charles T. Horngren, Walter T. Horrison Jr., Linda Smith Bamber (2006) harga perolehan aset adalah harga beli ditambah pajak, komisi pembelian dan semua jumlah lain yang dibayarkan untuk mendapatkan aset tersebut dan membuatnya siap dipergunakan. Menurut ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) PSAK 16 (2011) Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
menurut rudianto (2008) penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi beban kedalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aset tetap tersebut.
Metode penyusutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode garis lurus. Dimana metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset. Brikut rumus metode gari lurus penyusutan per periode = Harga perolehan-Nilai sisa Masa Manfaat
Sigit hermawan (2008), harga perolehan akumulasi penyusutan aset tetap akan disajikan dineraca dengan akumulasi penyusutan sebagai fak tor pengurang dari harga perolehan sehingga dapat diketahui nilai bukunya. Sedangkan beban penyusutan aset tetap akan disajikan dilaporan laba rugi setiap periodenya
Tujuan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan suatu perusahaan adalah guna memberi informasi aset tetap yang dimiliki perusahaan secara tepat dan andal, karena di tujukan untuk berbagai pihak, baik intern ataupun ektern perusahaan, maka diperlukan pengungkapan yang jelas agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam membaca laporan keuangan.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilaksanakan pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang Sarana dan Prasarana.
Dalam menyusun penelitian ini digunakan dua macam data, yaitu data primer dan data skunder
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti (lokasi penelitian). Untuk memperoleh data tersebut dilakukan dengan melalui wawancara tidak terstruktur kepada Bagian Acounting.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau bersumber dari sumber lain diluar lokasi penelitian. Dalam hal ini diperoleh data tersebut dari berbagai literatur-literatur, diktatdiktat kuliah, dan sumber lainnya.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi 2, yaitu :
Studi Lapangan = Studi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data langsung dari lokasi penelitian yaitu pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala.
Studi Kepustakaan = Maksud dari studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data teoritis yang menjadi landasan teori untuk melaksanakan penelitian ini dengan cara mempelajari berbagai buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan penyusunan penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah metode analisis data deskriptif, yaitu:
Menganalisis kebijakan akuntansi aset tetap yang diterapkan Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala
Mengumpulkan data-data pendukung yang diperlukan untuk memastikan keakuratan dan kebenaran pencatatan aset tersebut. Mengklasifikasikan data yang diperlukan untuk dianalisis kesesuaian perlakuannya sesuai dengan PSAK 16 Tahun 2011.
Model yang digunakan dalam analisis data adalah sebagai berikut : Data yang diambil adalah laporan keuangan Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala Dokumen yang diperlukan adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, serta daftar rincian penyusutan aset tetap. Kebijakan-kebijakan akuntansi perusahaan mengenai perlakuan akuntansi atas aset tetap.
HASIL PENELITIAN Sejarah Singkat Perusahaan Kawasan Bintan Beach Internasional Resort (BBIR) merupakan kawasan wisata yang dikelola dan dikembangkan oleh PT. Bintan Resort Cakrawala (PT. BRC). PT. BRC ini terletak di kawasan lagoi (Telok sebung) dan kawasan ini merupakan kawasan yang cukup strategis sehingga ramai dikunjungi.
Berdasarkan faktor strategis, letak Pulau Bintan dengan Singapura cukup dekat. Jarak yang ditempuh hanya memakan waktu lebih kurang 45 menit dari Ferry Terminal Bandar Bentan Telani (BBT) menuju Ferry Terminal Tanah Merah (Singapore).
Pulau Bintan ini memiliki luas sebesar 23.000 hektar. Luas kawasan yang baru dikembangkan hanya sekitar 1/3 luas wilayah Bintan, dan saat ini sedang dilakukan pengembangan terhadap Pulau Bintan di berbagai bidang seperti pembangunan Lagoi Bay yang diperkirakan akan selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2013. Dengan adanya pembangunan Lagoi Bay ini juga diperkirakan akan menambah tingkat ketertarikan pengunjung untuk berwisata ke Lagoi dan membuka peluang besar untuk membuka lapangan perkerjaan.
Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala Pada bagian ini akan diuraikan kebijakan-kebijakan perusahaan di dalam perlakuan akuntansi aset tetap.
Penentuan harga perolehan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala memperoleh aset tetap dengan cara pembelian secara tunai. Di dalam PSAK dijelaskan bahwa untuk tranasaksi perolehan aset tetap ditetapkan sebesar harga pembelian tunai ditambah dengan seluruh pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan aset tetap tersebut dan siap untuk digunakan, dengan contoh :
Pada tanggal 25 april 2013 Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala membeli sebuah sepeda motor Honda revofit dengan harga Rp.12.692.000,00. Perusahaan mencatat transaksi tersebut ke dalam buku besar dengan nominal pembelian seharga RP. 12.692.000,00.
Pada awal tahun 2012 Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala membangun sebuah pasar tradisional dengan harga perolehan sebesar Rp. 1.031.787.525,00 sudah termasuk dengan biaya pembangunan pasar tersebut. Perusahaan mencatat harga perolehan sebagai transaksi kedalam buku besar Rp.1.031.787.525,00.
Dalam hal ini kebijakan perusahaan dalam menentukan harga perolehan aset tetap yang dilakukan dengan pembelian tunai telah sesuai dengan standar akuntansi PSAK No. 16 ( revisi 2011) tentang aset tetap.
Penyusutan Aset Tetap Setelah aset tetap diperoleh maka perusahaan akan menyusutkan nilai dari aset tersebut setiap periode akuntansinya. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala memiliki bermacam-macam aset tetap yang mengharuskan perusahaan melakukan penyusutan kecuali tanah. Perusahaan menggunakan metode garis lurus dalam menetapkan beban penyusutan.
Pada pertengahan tahun 2012 Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala membangun sebuah pasar dengan harga perolehan Rp 1.031.787.525,00. Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala menetapkan umur ekonomis selama 10 tahun dengan beban penyusutan tiap tahunnya 10%, tanpa nilai residu. Berikut table penyusutannya. Beban penyusutan dihitung mulai pertengahan tahun 2012.
Daftar Beban Penyusutan Tahun
Tahun Ke-
Beban penyusutan
Akumulasi penyusutan
Nilai buku
1.031.787.525,00 Jun-12
1 60.187.605,66
60.187.605,66
971.599.919,34
103.178.752,56
163.366.358,22
868.421.166,78
103.178.752,56
266.545.110,78
765.242.414,22
34.392.917,52 300.938.028,30 Sumber: Koperasi Wira Arta PT. Bintan Resort Cakrawala
730.849.496,70
2013 2014 April-2015
2 3 4
Pengungkapan Aset Tetap Pada Laporan Keuangan Pengungkapan aset tetap dalam neraca atau laporan posisi keuangan Menurut standar akuntansi keuangan dalam penyajian aset tetap dineraca harus mencantumkan nilai buku masing-masing aset.dalam penyajian aset tetap harus diungkap dengan sejelas-jelasnya agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam membaca laporan keuangan mengenai aset tetap, mengingat tidak hanya pihak intern perusahaan saja yang membaca laporan keuangan melainkan pihak ekternpun memiliki kepentingan dengan lapran perusahaan.
Berikut penyajian laporan keuangan Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala dalam neraca : NERACA KOPERASI PT. BINTAN RESORT CAKRAWALA 31 DESEMBER ASET TETAP Tanah
Rp.
66.016.000,00
Sepeda motor Suzuki shogun
Rp
.4.500.000,00
Pick up
Rp.
214.558.288,00
Inventaris
Rp.
64.496.100,00
Pasar tradisional
Rp. 1.031.787.525,00
Mesin AMDK
Rp.
31.000.000,00
Sepeda motor revo-fit
Rp.
12.692.000,00
Perlengkapan kuliner
Rp.
19.217.950,00
Meja counter wira
Rp
.12.000.000,00
Akumulasi penyusutan sepeda motor shogun
(Rp.
4.500.000,00)
Akumulasi penyusutan pick up
(Rp. 143.038.858,67)
Akumulasi penyusutan Inventaris
(Rp.
Akumulasi penyusutan Pasar tradisional
58.775.377,78)
(Rp. 300.938.028,13)
Akumulasi penyusutan mesin AMDK
(Rp.
16.016.666,67)
Akumulasi penyusutan Motor revo-fit
(RP.
5.076.800,00)
Akumulasi penyusutan Perlengkapan kiliner
(Rp.
19.217.950)
Akumulasi penyusutan Meja counter wira
(Rp.
333.333,33)
Nilai tercatat aset tetat bersih
Rp.
908.370.848,5
Sumber: Koperasi Wira Arta PT. Bintan Resort Cakrawala
Pengungkapan Aset Tetap Dalam Laporan Laba Rugi Pada laporan laba rugi, komponen atau bagian dari aset tetap yang disajikan adalah biaya-biaya yang keluarkan untuk aset tetap tetapi bukan yang termasuk biaya perolehan aset tetap sampai bisa digunakan. Misalnya biaya service kendaraan, biaya service peralatan kantor, dan biaya pemeliharaan aset lainnya.
PEMBAHASAN Harga Perolehan Aset Tetap Harga Perolehan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC) adalah harga perolehan yang dicatat sebesar harga perolehan yang dihitung berdasarkan harga faktur dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh aset tetap tersebut. Dalam PSAK No. 16 menyatakn bahwa harga perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biayabiaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membwa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Harga perolehan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Biaya setelah perolehan Aset tetap Biaya-biaya setelah perolehan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala adalah seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset dapat digunakan sebagai operasioanal perusahaan. Menurut PSAK NO. 16 biaya-biaya setelah perolehan aset tetap meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aset tetap tetapi bukan merupakan biaya perolehan, meliputi: biaya pembukaan fasilitas baru, biaya pengenalan produk baru dan lain sebagainya. Pengeluaran setelah perolehan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala dicatat berdasarkan metode garis lurus yang penyusutan tiap periodenya sama besar, hal ini dapat dilihat pada laporan penyusutan. Menurut PSAK No. 16 penyusutan aset tetap meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit.
Penyusutan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Pengungkapan Pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala harga perolehan dan akumulasi penyusutan disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca), sedangkan biaya perawatan atau biaya setelah perolehan aset tetap dan biaya penyusutan aset tetap disajikan dalam laporan laba rugi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Harga Perolehan Aset Tetap Harga Perolehan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC) adalah harga perolehan yang dicatat sebesar harga perolehan yang dihitung berdasarkan harga faktur dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh aset tetap tersebut. Dalam PSAK No. 16 menyatakn bahwa harga perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membwa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan. Harga perolehan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Biaya setelah perolehan Aset tetap Biaya-biaya setelah perolehan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala adalah seluruh biaya yang dikeluarkan sampai aset dapat digunakan sebagai operasioanal perusahaan. Menurut PSAK NO. 16 biaya-biaya setelah perolehan aset tetap meliputi biayabiaya yang dikeluarkan untuk aset tetap tetapi bukan merupakan biaya perolehan, meliputi: biaya pembukaan fasilitas baru, biaya pengenalan produk baru dan lain sebagainya. Pengeluaran setelah perolehan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala dicatat berdasarkan metode garis lurus yang penyusutan tiap periodenya sama besar, hal ini dapat dilihat pada laporan penyusutan. Menurut PSAK No. 16 penyusutan aset tetap meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode jumlah unit. Penyusutan aset tetap Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 revisi 2011 tentang aset tetap.
Pengungkapan Pada Koperasi Wira Artha PT. Bintan Resort Cakrawala harga perolehan dan akumulasi penyusutan disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca), sedangkan biaya perawatan atau biaya setelah perolehan aset tetap dan biaya penyusutan aset tetap disajikan dalam laporan laba rugi.
Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :.
Perusahaan harusnya menerapkan Standar Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum dengan sebaik-baiknya tanpa ada kekeliruan. Perusahaan hendaknya membuat catatan atas laporan keuangan untuk memperjelas maksud dari laporan tersebut, sehingga memberikan kemudahan kepada para pengguna laporan keuangan, serta mencantumkan kebijakan-kebijakan yang di anut oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Erwin. Pangemanan, Sifrid. Tangkuman, Steven. (2013). Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Hasjrat Multifinance Manado 2012. ISSN 2303-1174. Jurnal EMBA Vol.2 No.1 Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. fess. (2008). Pengantar Akuntansi edisi 21. Jakarta. Salemba Empat. Charles T. Horngren, Walter T. Horrison Jr., Linda Smith Bamber. (2006). Akuntansi edisi ke-6. Jakarta. Indeks. Charles T. Hongren dan Walter T. Harrison Jr. (2007). Akuntansi edisi ke-7 jilid 1. Jakarta. Erlangga Gede, Muhammad Dan wasif, Said Khaerul. (2005). Akuntansi Keuangan menengah 1 edisi Kedua. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hermawan, Sigit.(2008).Akuntansi Perusahaan Manufaktur Cetakan Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu Ikatan Akuntansi Indonesia. (2011). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat Kirana, Putra. (2013). Perlakuan Akuntansi Berdasarkan PSAK No.16 Pada PT. Graphika Beton. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Mustamin, Fitrah. (2013). Analisis Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No.16. ISSN 2303-1174. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Nasution, Muammar. (2009). Perlakuan Akuntansi Aktiva tetap pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatra Utara Aceh dan Riau Medan. Skripsi Universitas Sumatra Utara.
Putra, Wan irnal eka. (2011). Perlakuan Akuntansi Asset Tetap pada PT. Sinar Lestari Pekanbaru. Universitas Riau. Pekanbaru. Rudianto, (2001). Pengantar Akuntansi. Jakarta. Erlangga. Saputra, Hartono. (2011). Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud pada CV. Widatama Mandiri, Journal. Politeknik PalComTech. Palembang. Syakur, Ahmad syafi’i. (2009). Intermediate Accounting,cetakan pertama. Jakarta. AV Publiser. Yahya, Umar. Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva tetap pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ Surabaya Utara.