Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis………149
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH THE IMPACT OF PLAY THERAPY ON HOSPITALIZED CHILDREN PSYCHOLOGICAL CONDITION AT SEURUNE WARD ZAINOEL ABIDIN HOSPITAL BANDA ACEH INDONESIA Meutia Yusuf* dan Asniah Syamsuddin** dan Nurhayati*** Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Aceh Jln. Tgk. Mohd. Daud Beureueh No. 110 Banda Aceh Email:
[email protected] ABSTRACT Preschool age (3-5 years old) reactions to illness include anxiety, feeling of loss, body injury, and pain. Amongst of these children responds to hospitalization are refusing to eat, giving or sending frequent questions, crying, and uncooperative behaviors toward health workers. Hospitalization is often perceived as restriction to their activities which causing the feeling of shame, fear, aggressive attitudes, and angriness. This study was to determine the effect of play therapy on psychological conditions of the hospitalized pre-school children (3-5 years) at dr. Zainoel Abidin General Hospital Banda Aceh. This research with quasi experiment approach through pre-test post- test design without controlling. Results were analyzed by applying statistical parametric paired t tests. The results showed the relationships of preschool children psychological conditions (3-5 years old) who are hospitalized before and after play therapy showed as positive correlation, with the value of 0.811 and p value = 0.000 <0.05. In addition, there are differences in the psychological conditions of the hospitalized pre-school children (3-5 years) before and after play therapy, with a value of t count> t table of values ??(21.728> 1.69) or p Value < (0.000 <0, 05).
d i .
c
a . h
e
c a s
ke a Keywords: Preschool age, play therapy, w psychological conditions, hospitalization u s ABSTRAK na
Pada umumnya reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Pada masa prasekolah (usia 3-5 th) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Sehingga perawatan di rumah sakit menjadi kehilangan kontrol dan pembatasan aktivitas. Sering kali hospitalisasi dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada perasaan malu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak, tidak mau bekerja sama dengan perawat Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi bermain terhadap psikologis anak usia pra sekolah (3 – 5 tahun) yang mengalami hospitalisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment melalui pendekatan pre-post test design without controlling. Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistik parametrik yaitu paired sampel t test yang diolah menggunakan komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kondisi psikologis anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang dihospitalisasi sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain sangat erat dan positif, dengan nilai korelasi adalah 0,811 dan nilai p = 0,000 < 0,05. Terdapat perbedaan kondisi psikologis anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang dihospitalisasi antara sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain, dengan nilai t hitung > dari nilai t tabel (21,728 > 1,69) atau p Value < (0,000 < 0,05). Kata kunci
: Anak Pra Sekolah, Terapi Bermain, Kondisi Psikologis, Hospitalisasi. 149
150
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 149 - 157
putih petugas rumah sakit maupun
PENDAHULUAN Masalah kesehatan pada anak-
lingkungan sosial seperti sesama pasien
anak di negara berkembang perlu
anak
mendapat perhatian, mengingat kondisi
petugas kesehatan itu sendiri sehingga
perekonomian yang belum stabil. Hal
perasaan takut, cemas, tegang, nyeri
ini
dan
semakin
memperburuk
tingkat
ataupun
interaksi
perasaan
tidak
dan
sikap
menyenangkan
kesehatan penduduk terutama populasi
lainnya sering dialami oleh anak.
anak. Implikasi ketika seorang anak
Umumnya anak yang dirawat di rumah
menderita sakit adalah mereka akan
sakit takut pada dokter, perawat dan
mengalami gangguan dalam tumbuh
petugas kesehatan lainnya serta anak
kembangnya.
takut berpisah dengan orang tua dan
Prevalensi
disfungsi
saudaranya4.
perkembangan pada saat anak sakit berkisar antara 1–3%. Persentase anak-
Permasalahan
c
ini mengalami masalah yang serius dan Hospitalisasi
adalah
terganggunya . kebutuhan bermain pada
anak yang dirawat di rumah sakit saat kompleks3.
lainnya
id
a mengalami hospitalisasi. Hal anak.yang h
e acini
merupakan
disebabkan karena dunia anak
suatu proses karena alasan berencanaes
adalah dunia bermain, khususnya bagi
atau darurat yang mengharuskanwanak
anak yang berusia 3 - 5 tahun.
untuk tinggal di rumah sakit a untuk
Pertumbuhan
menjalani
perawatan.
tersebut harus dijaga kelangsungannya
Meskipun demikian dirawat di rumah
dengan upaya stimulasi yang dapat
sakit tetap merupakan masalah besar
dilakukan,
serta
perawatan di rumah sakit. Bermain
terapi
menimbulkan
dan
n
su
ketakutan
ak
dan
cemas bagi anak6. Perawatan anak di rumah sakit
merupakan
dan
perkembangan
sekalipun
aktivitas
anak
yang
dalam
dapat
dilakukan anak sebagai upaya stimulasi
merupakan pengalaman yang penuh
pertumbuhan
dengan stres, baik bagi anak maupun
dan bermain pada anak di rumah sakit
orang tua. Lingkungan rumah sakit
sebagai
merupakan penyebab stres bagi anak
mengekspresikan perasaan, relaksasi
dan orang tua baik lingkungan fisik
dan distraksi perasaan yang tidak
rumah sakit seperti bangunan/ruang
nyaman6.
rawat, alat-alat, bau yang khas, pakaian
dan
media
perkembangannya
bagi
anak
untuk
Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis………151
Perasaan
cemas
merupakan
perawatan di rumah sakit melalui terapi bermain6.
dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh anak usia 3 – 5 tahun karena menghadapi
stresor
yang
lingkungan
rumah
sakit.
ada
di
Terapi bermain diyakini mampu
Dalam
menghilangkan dalam
diri,
batasan, stres,
hambatan
frustasi
serta
penelitiannya Halstroom & Elander
mempunyai masalah emosi dengan
(1997), Dampak psikologis yang umum
tujuan mengubah tingkah laku anak
terjadi pada anak usia 3 – 5 tahun akibat
yang tidak sesuai menjadi tingkah laku
dari hospitalisasi adalah menangis,
yang diharapkan dan anak sering diajak
menjerit, menolak perhatian orang lain,
bermain akan lebih kooperatif dan
anak tidak aktif, kurang menunjukkan
mudah diajak kerjasama selama masa
minat bermain, sedih dan apatis. Oleh
perawatan3. Bermain juga menjadi
karena adanya pembatasan terhadap
media terapi yang baik bagi anak-anak
pergerakannya, anak akan kehilangan
bermasalah
kemampuannya untuk mengontrol diri
mengembangkan potensi anak2. c
dan anak menjadi tergantung pada
d i .
kembali
mundur
pada
ce
a s e
lingkungannya. Akhirnya, anak akan
a . Hasil h
selain
berguna
untuk
penelitian yang dilakukan
oleh Widyasari, dkk (2005) diketahui
kemampuan k
bahwa berdasarkan hasil Wilcoxon
sebelumnya atau regresi. Terhadap u
Signed Rank Test diperoleh hasil p-
wa
s perlukaan yang dialami atau nanyeri yang
value adalah 0,005 < 0,05 sehingga
dirasakan karena mendapatkan tindakan
dapat
invasif,
pengaruh
seperti
pengambilan meringis,
injeksi,
darah,
menggigit
infus,
disimpulkan antara
bahwa
terdapat
terapi
bermain
anak
akan
terhadap penerimaan tindakan invasif
bibirnya,
dan
pada anak usia pra sekolah di Ruang
memukul.
Rawat Anak RSUD Ngudi Waluyo
Intervensi penting yang harus
Blitar7.
dilakukan oleh perawat pada anak yang
Berdasarkan dan
meminimalkan
beranggapan bahwa terapi bermain
perasaan kehilangan,
mencegah
meminimalkan
sangat
di
atas,
penting
maka
fenomena
di hospitalisasi pada prinsipnya untuk stressor,
data
uraian,
dalam
peneliti
proses
perasaan takut dan nyeri terhadap
penyembuhan anak yang di rawat di
perlukaan
rumah sakit sehingga peneliti tertarik
serta
memaksimalkan
152
untuk
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 149 - 157
mengetahui
pengaruh
terapi
Zainoel
Abidin
Banda
Aceh
dari
bermain terhadap kondisi psikologis
tanggal 24 September sampai dengan
anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang
23
mengalami hospitalisasi di Rumah Sakit
pengumpulan data untuk kedua variabel
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
adalah 1.Terapi bermain, dilaksanakan
Banda Aceh.
dengan
Oktober
terlebih
skenario METODE PENELITIAN
menyusun
untuk
masing-
menggunakan
Pediatric
Symptom Checklist (PSC), yaitu suatu
without controlling. Rancangan tersebut
instrument yang dikembangkan oleh
digambarkan sebagai berikut:
X
permainan
dengan
melalui pendekatan pre-post test design
Kelompok Eksperimen
dahulu
Alat
psikologis anak usia pra sekolah diukur
didesain dalam bentuk quasi experiment
Perlakuan
Adapun
masing kelompok umur. 2. Kondisi
Penelitian berjenis kuantitatif ini
Pre Test (01)
2012.
Jellinek, Murphy dan Little pada tahun Post test (02)
1999 untuk dmendeteksi secara dini
i
penyimpangan c.
ke a anak sebelum dilakukan terapi bermain. w u s X : Terapi bermain. na (01) : Pengukuran kondisi psikologis
prilaku
anak
akibat
perubahan situasi atau krisis. Instrumen h
cinie a s
Keterangan:
.a
terdiri dari 35 item pertanyaan
tertutup
dengan
alternatif
jawaban
“Tidak Pernah” (bobot = 0), Kadangkadang” (bobot = 1) dan “Sering”
(02) : Pengukuran kondisi psikologis
(bobot = 2). Kriteria hasil pengkuran,
anak sesudah dilakukan terapi bermain.
yaitu apabila skor total
24, maka
kondisi
baik
Populasi yang diteliti adalah anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang
psikologis
anak
dan
apabila skor total ? 24, maka anak mengalami gangguan psikologis.
dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil pengolahan data selanjutnya
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah
dianalisa dengan menggunakan statistik
sampel dalam penelitian ini adalah
parametrik yaitu paired sampel t test
berdasarkan rata-rata pasien anak per
dengan = 0,05 dan degree of freedom
bulannya, yaitu 36 orang.
adalah
N
–
1.
Interpretasi
hasil
Pengumpulan data dilaksanakan
dilakukan dengan membandingkan nilai
pada Ruang Seurune I RSUD dr.
t hitung dengan t table. Apabila nilai t
Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis………153
hitung ? t table atau pValue 0,05, maka
berjenis kelamin perempuan 20 orang
Ho
ditolak
berarti
terdapat
(55,6 %) .
terapi
bermain
psikologis anak usia pra sekolah (3–5
terhadap kondisi psikologis anak usia
Tahun) di Rumah Sakit Umum dr.
pra sekolah. Jika nilai t hitung t table
Zainoel Abidin Banda Aceh sebelum
atau pValue ? 0,05, maka Ho diterima
dan setelah terapi bermain yang diukur
yang berarti tidak terdapat pengaruh
dengan
antara terapi bermain terhadap kondisi
Symptom Checklist (PSC), ditampilkan
psikologis anak usia pra sekolah.
pada tabel 2 di bawah ini :
pengaruh
yang antara
penelitian
tentang
menggunakan
data
demografi menyangkut umur dan jenis
d i .
kelamin anak usia pra sekolah di rumah
. h e
Aceh seperti ditampilkan pada tabel 1.
ac
Tabel 1. Distribusi Responden anakes k usia pra sekolah berdasarkan Umur,adan w jenis kelamin di RSUD dr. u Zainoel s (n = Abidin Banda Aceh Tahuna2012 n 36) F 8 13 15 36 F 16 20 36
% 22.2 36.1 41.7 100.0 % 44.4 55.6 100.0
Kondisi Frekwensi Psikologis (f) Sebelum terapi bermain Baik 5 Kurang Baik 31 Setelah terapi bermain Baik 33 Kurang Baik 3 JUMLAH 36
ac
sakit umum dr. Zainoel Abidin Banda
Umur 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Pediatric
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Psikologis Anak Usia Pra Sekolah Sebelum Terapi Bermain dan setelah terapi bermain di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil kajian kondisi
Persentase (%) 13.9 86.1 91.7 8.3 100.0
Kondisi psikologis anak usia pra sekolah yang dihospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermain diperlihatkan pada tabel diatas berada pada katagori kurang baik, yaitu sebanyak 31 orang (86,1 %). Dan kondisi psikologis anak yang dihospitalisasi setelah dilakukan terapi bermain berada pada katagori
Umur responden dikelompokkan menjadi 3, yaitu 3 tahun, 4 tahun dan 5
baik yaitu sebanyak 33 orang (91,7%). Hasil ini memberikan gambaran
tahun, responden terbanyak berusia 5
bahwa
ada
peningkatan
kondisi
tahun yaitu 15 orang (41,7 %) dan
psikologis anak usia pra sekolah (3-5
154
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 149 - 157
tahun) yang dihospitalisasi sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain.
Berdasarkan tabel 3 di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
Manfaat bermain adalah sebagai
(mean) kondisi psikologis anak usia pra
terapi bagi anak. Pada saat anak dirawat
sekolah (3-5 tahun) yang dihospitalisasi
di rumah sakit, anak akan mengalami
sebelum
berbagai perasaan yang sangat tidak
adalah 27,08 diatas batas nilai normal
menyenangkan seperti : marah, takut,
yang
cemas, sedih dan nyeri. Perasaan
Symptom Checklist (PSC)1 yaitu 24.
tersebut
merupakan
dampak
dari
diberikan
ditetapkan
terapi
oleh
bermain
Pediatric
Hasil ini menunjukkan bahwa
hospitalisasi yang dialami anak karena
sebelum
menghadapi beberapa stresor yang ada
kondisi psikologis anak usia pra sekolah
di lingkungan rumah sakit.
(3-5 tahun) yang dihospitalisasi rata-
Untuk itu, dengan melakukan
i
maka dapat c.kita simpulkan bahwa terapi
a
karena dengan melakukan permainan, sakitnya pada permainannya (distraksi). ke bermain terhadap anak
usia
pra
pengaruh u terapi
s kondisi napsikologis sekolah
yang
bermain h. pada anak usia pra sekolah (3-
c5e tahun) a s
anak akan dapat mengalihkan rasa
kajian
bermain,
Melihat dhasil penelitian di atas,
ketegangan dan stres yang dialaminya
Hasil
terapi
rata kurang baik.
permainan anak akan terlepas dari
wa
diberikan
yang dihospitalisasi dapat
menurunkan stress akibat hospitalisasi tersebut dan akhirnya menjaga kondisi psikologis anak tetap baik. Bermain juga digunakan sebagai terapi dalam
dihospitalisasi di RSUD dr. Zainoel
proses
penyembuhan
Abidin Banda Aceh ditampilkan pada
karena
tabel 3.
menghilangkan
Tabel 3. Distribusi nilai rata-rata kondisi psikologis anak usia pra sekolah yang di hospitalisasi di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 (n = 36)
hambatan dalam diri, stres dan frustasi,
diyakini
pasien
mampu berbagai
anak untuk
batasan,
karena bermain memiliki efek healing (penyembuhan)8. Terapi bermain merupakan suatu
Mean
SD
F
proses penyembuhan dengan metode
Sebelum
27.08
2.842
36
bermain yang digunakan pada anak
Sesudah
21.06
2.329
36
yang
mempunyai
masalah
emosi,
khususnya pada anak usia 3 – 12 tahun,
Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis………155
dengan tujuan mengubah tingkah laku
yaitu sebelum dan sesudah pemberian
anak yang tidak sesuai menjadi tingkah
terapi
laku yang diharapkan.
pada tabel 4 berikut ini:
Kemudian,
untuk
bermain
dapat
diperlihatkan
melihat
hubungan antara kedua pengukuran, Tabel 4. Perbedaan kondisi psikologis anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang dihospitalisasi antara sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain.
Sebelum dan sesudah
Berdasarkan
tabel
Mean
SD
6.028
1.665
di
atas
T
CI 95% Lower Upper 5.465 6.591
Df
21.728
35
Α .000
perbedaan kondisi psikologis anak usia
diketahui bahwa nilai t hitung adalah
pra
21,728 dan nilai p adalah 0.000. Nilai t
dihospitalisasi sebelum dan sesudah
table untuk df = 35 adalah 1,67,
pemberian
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
bermain cdapat memperbaiki kondisi
es
(3-5
d terapi i .
a . psikologis eh c a menurun
t hitung > dari nilai t tabel (21,728 > 1,69) atau p Value < (0,000 < 0,05)
sekolah
tahun)
bermain.
yang
Terapi
anak pra sekolah yang akibat
dampak
dari
yang berarti terdapat perbedaan kondisi k
hospitalisasi.
psikologis anak usia pra sekolah u (3-5
Setelah melewati usia balita, anak yang
tahun)
yang
as
wa
dihospitalisasi n
antara
sering
diajak
bermain
kooperatif
bermain. yang pengaruhnya sangat erat
bekerjasama. Sebaliknya kalau anak
dan positif antara kondisi psikologis
kurang diajak bermain, anak akan
anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang
kurang memiliki stimulasi, menjadi
dihospitalisasi sebelum dan sesudah
seperti
pemberian terapi bermain dengan nilai
terhadap sekitarnya, sulit percaya pada
korelasi adalah 0,811. Dan terdapat
orang lain, dan suka curiga kalau
perbedaan kondisi psikologis anak usia
memasuki lingkungan baru3.
sekolah
tahun)
ditelantarkan,
kurang
diajak
peka
yang
Pendapat di atas juga didukung
dan
oleh hasil penelitian yang dilakukan
sesudah pemberian terapi bermain. Hal
oleh Rahma dan Puspasari (2008), yaitu
ini
ada perubahan tingkat kooperatif pada
dihospitalisasi
(3-5
mudah
lebih
sebelum dan sesudah pemberian terapi
pra
dan
akan
antara
menunjukkan
sebelum
bahwa
terdapat
156
Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.6 No.2, November 2013, 149 - 157
anak
usia
prasekolah
(3-5
tahun)
dan
menjadikannya
bagian
dari
sebelum dan sesudah diberi terapi
intervensi dalam asuhan keperawatan
bermain di Ruang CB2 Anak Rumah
anak. Dan kepada pihak keluarga pasien
Sakit Panti Rapih Yogyakarta9.
anak yang dirawat di
RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh, agar dapat memberikan
KESIMPULAN Dari
penelitian
ini
dapat
dukungan
penuh
dan
bekerjasama yang baik dengan perawat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
dalam
pengaruhnya sangat erat dan positif
dengan cara ikut terlibat dalam kegiatan
antara kondisi psikologis anak usia pra
tersebut secara aktif.
sekolah (3-5 tahun) yang dihospitalisasi
UCAPAN TERIMA KASIH
sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain.
menjalankan
terapi
bermain
Ucapan terima kasih disampaikan
dengan nilai korelasi adalah
kepada Direktur Poltekkes Kemenkes
0,811. Dan terdapat perbedaan kondisi
Aceh yang telah d menyediakan dana
i
untuk penelitian ini, Rumah Sakit c.
psikologis anak usia pra sekolah (3-5 tahun)
yang
dihospitalisasi
a
antara
Umum h. dr. Zainaoel Abidin Banda Aceh
e cyang telah a s
sebelum dan sesudah pemberian terapi
menyediakan tempat untuk
bermain. Hal ini menunjukkan bahwa ke
penelitian, dan teman-teman dosen pada
terdapat perbedaan kondisi psikologis u
Jurusan
wa
as yang anak usia pra sekolah (3-5ntahun) dihospitalisasi sebelum dan sesudah pemberian
terapi
bermain.
Keperawatan
Kemenkes Aceh yang telah memberi support.
Terapi
bermain dapat memperbaiki kondisi
DAFTAR PUSTAKA
psikologis anak pra sekolah yang
¹
menurun
akibat
dampak
Poltekkes
dari
hospitalisasi.
Brightfures
(2000).
Symtyomp
Pediatric Checklist.
www.brightfutures.org. ² Martin. (2008). Bermain Sebagai
SARAN Perlu adanya pemberian terapi
Media Terapi, Februari
printout 2012
20 :
bermain pada anak yang dihospitalisasi
http://www.tabloid-nakita.com
dengan membuat jadwal rutin secara
³ Mulyaman. I. (2006). Terapi Bermain
berkala untuk kegiatan bermain tersebut
untuk
Mengurangi
Tingkat
Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis………157
Kecemasan
Akibat
Ruang Anak RSUD Ngudi
hospitalissai pada Anak Usia
Waluyo
Sekolah.
Depkes Malang.
Dikutip
dari 8
http://blognurse.blogspot.
4
com.com/2008/12/terapi-
Bermain
bermain-untukmengurangi-
Prilaku Kooperatif Anak yang
tingkat.html.
Mengalami Hospitalisasi di RS
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak
dr.
Soetjiningsih.
(1995).
7
Simbolik
Sardjito
terhadap
Yokyakarta.
Yokyakarta : Jurnal Kesehatan
Tumbuh
Surya Medika. 9
Kembang Anak. Jakarta: EGC. 6
Poltekkes
Yuniarti (2005). Pengaruh Terapi
Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC. 5
Blitar.
Harsono. Y. (2005). Pengaruh Terapi
Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar:
Bermain
terhadap
Perilaku
Anak
selama
Konsep Dasar Keperawatan
Kooperatif
Anak. Jakarta : EGC.
Menjalani d Perawatan di RS.
i
cDr..
Widyasari, C., dkk (2005). Pengaruh Terapi
Bermain
Penerimaan
Terhadap
h ce
Terapi
a s e
Invasif
Pada Anak Pra Sekolah k Di
na
s
a w u
.a
Sardjito.
Yogyakarta:
Proposal penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan UGM.