Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Antara Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Fisika Dengan Kimia Di Kelas XI SMAN 1 Cigugur Kabupaten Kuningan Mumun Munawaroh, Aas Astuti Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia, Telepon: +62 231 481264 Pelajaran fisika dan kimia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan mata pelajaran matematika. Salah satu uapaya sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika di SMAN I Cigugur diselenggarakan kegiatan di luar jam pelajaran yaitu kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia. Namun, sebagian besar siswa belum menyadari akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler fiska dan kimia, terlihat dari banyaknya siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini sangat sedikit. Selain itu, prestasi belajar matematika siswa yang tidak mengikuti kegiatan ini lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Ini terlihat bahwa siswa belum menyadari akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia terhadap prestasi belajar matematika, dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia di kelas XI SMAN I Cigugur Kab. Kuningan. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, pemerintah membuat kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia terdapat di kelas XI, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN I Cigugur Kab. Kuningan tahun ajaran 2007/2008. besar populasi sebanyak 241 siswa terbagi kedalam 6 kelas. Penentuan sample dilakukan dengan cara purposif sampling. Variabel dalam penelitian ini ada 3 variabel yaitu variabel bebas pertama (X1) adalah kegiatan ekstrakurikuler fisika dan variabel bebas kedua (X 2) adalah kegiatan ekstrakurikuler kimia, sedangkan variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar matematika. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan metode dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data yang bersumber dari tulisan-tulisan, arsip-arsip yang tersimpan yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini adalah nilai ekstrakurikuler fisika dan kimia, serta nilai prestasi belajar matematika. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan uji prasyarat, yaitu dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas. Untuk uji hipotesis penulis menggunakan uji regresi linier, yaitu untuk melihat seberapa besar pengaruh kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia terhadap prestasi belajar matematika, dan uji T dengan menggunakan Independent Sampel T Test untuk melihat ada tidaknya perbedaan prestasi belajar kedua kelompok tersebut. Setelah dilakukan uji prasyarat dan uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar matematika sebesar 90.4 % dan 85.6 %, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kimia, karena nilai sig (2-tailed)= 0.809 > (0.05). ini artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Kata Kunci : prestasi belajar, ekstrakurikuler fisika, ekstrakurikuler kimia.
Proses terwujudnya suatu lembaga pendidikan sekolah tidak bisa terlepas dari keterlibatan atau peranan penting yang dimainkan oleh para tokoh PLS (Pendidikan Luar Sekolah). Sehingga tidak heran jika pada perkembangan selanjutnya, lembaga-lembaga pendidikan sekolah dalam penyusunan atau perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan kependidikannya slalu melibatkan tokoh dan atau program PLS. Karena itu penyelenggaraan pendidikan di daerah manapun slalu berkaitan antara Perbandingan Prestasi Belajar Matematika … (Mumun Munawaroh dan Aas Astuti)|
55
kegiatan kependidikan sekolah dengan program PLS. Menghadapi kehidupan yang lebih maju dan dinamis, setiap manusia perlu mempersiapkan diri untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu kehidupan manusia itu adalah pendidikan. Pada perkembangan peradaban modern, apalagi dalam era globalisasi dan menuju pasar bebas, matematika memegang peran penting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan mendapat kemajuan berarti. Keberhasilan siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika itu belum memperoleh hasil yang memuaskan. Hal tesebut bukan hanya disebabkan karena materi-materi dalam matematika yang dianggap sulit, melainkan adanya anggapan siswa bahwa guru matematika itu galak dan menakutkan sehingga siswa malas untuk belajar matematika di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu aktifitas siswa di luar kelas terkadang menyita waktu untuk belajar, misalnya siswa terlalu sibuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Secara garis besar pentingnya penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Matematika adalah mata pelajar yang relatif lebih sukar dibandingkan dengan bidang studi lainnya dan untuk memahaminya diperlukan keuletan, ketelitian, kedisiplinan, ketekunan dan kemandirian siswa dalam belajar. Lingkungan sekolah mempunyai peran besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, baik yang besifat akademis maupun non akademis. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa, pemerintah membuat suatu kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Ketiga pola di atas sangat berpengaruh bagi prestasi belajar siswa termasuk dalam mata pelajaran matematika. Di sekolah, siswa dididik berdasarkan kurikulum yang merupakan materi pelajaran kurikuler dan diberikan juga ekstrakurikuler berdasarkan acuannya yang telah ditetapkan. Dengan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat meningkatkan SDM dan dapat meningkatkan prestasi, minat, dan kemampuan siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler ini juga diharapkan dapat memperluas wawasan siswa baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam berorganisasi. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian di SMAN 1 Cigugur Kab. Kuningan, karena di SMA ini pada dasarnya diberikan pelajaran yang sama dengan sekolah-sekolah lain, siswa juga memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler di SMAN 1 Cigugur ada beberapa jenis kegiatan yaitu; kegiatan yang bertsifat akademis (pengembangan diri) seperti ekstrakurikuler Matematika, Fisika, kimia, biologi, kesenian, dan sebagainya yang diikuti oleh siswa kelas XI. Dan ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat umum yang diikuti oleh siswa kelas X, seperti kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Pencinta Alam, Olah Raga, dan masih ada lagi yang lainnya. Siswa SMAN 1 Cigugur masing-masing mengikuti paling sedikit satu ekstrakurikuler dan banyak juga yang mengikuti ekstrakurikuler lebih dari satu. Dengan demikian para siswa dihadapkan pada dua atau tiga kegiatan yaitu kegiatan kurikuler yang 56 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 55 - 64
mencakup pelajaran-pelajaran yang harus ditempuh dengan kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan penulis kelapangan, di SMAN I Cigugur kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa kelas XI adalah kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat akademis (pengembangan diri), diantaranya adalah ekstrakurikuler fisika dan ekstrakurikuler kimia. Nilai prestasi belajar matematika anta siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia itu lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai presatsi belajar matematika antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Fisika dengan Kimia. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Fisika terhadap prestasi belajar matematika siswa di kelas XI SMAN I Cigugur Kab. Kuningan? b. Apakah terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Kimia terhadap prestasi belajar matematika siswa di kelas XI SMAN I Cigugur Kab.Kuningan? c. Sejauhmana perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Fisika dengan Kimia di kelas XI SMAN I Cigugur Kab.Kuningan? MATERI DAN METODE Sampel. Menurut Sudjana (2005:161) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif, daripada karakteristik sesuatu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMAN I Cigugur Kabupaten Kuningan tahun pelajaran 2007/2008 berjumlah 241 siswa. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. ( Sudjana, 2005:161 ). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampling total. Peneliti mengambil kelas XI IPA sebagai sampel adalah karena ekstrakurikuler fisika dan kimia sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran yang dipelajari di kelas XI IPA, yaitu dengan mata pelajaran fisika dan kimia, sedangkan ekstrakurikuler yang ada di kelas X adalah ekstrakurikuler yang bersifat umum. Berdasarkan pemaparan tersebut diambil sampel 10 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dan 16 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kimia. Teknik Eksperimen. Penelititian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian studi dokumentasi yaitu untuk meneliti perbandingan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia di kelas XI SMAN I Cigugur Kab. Kuningan. Peneliti memperoleh nilai ekstrakurikuler fisika dan kimia dari pembina ekstrakurikuler fisika dan kimia dan nilai hasil UAS matematika dari guru bidang studi matematika. Adapun analisis datanya yakni : uji validitas, uji reliabilitas, Uji Normalitas menggunakan uji chikuadrat,Uji homogenitas menggunakan uji F, analisis korelasi dan regresi. Perbandingan Prestasi Belajar Matematika … (Mumun Munawaroh dan Aas Astuti)|
57
Deskripsi Data
HASIL
Nilai Hasil Kegiatan Ekstrakurikuler Fisika Deskripsi statistik nilai kegiatan ekstrakurikuler fisika dapat digambarkan bahwa banyaknya kasus yang terjadi adalan 10. pada nilai ekstrakurikuler fisika didapat nilai rata-rata (mean) 67.60, nilai tengah (median) 65.50, yang menunjukan sebagian dari sample mendapat nilai di atas 65.50 dan sebagian lagi di bawah 65.50, simpangan baku (standar deviasi) 7.834, yang mrnunjukan selisih atau simpangan dari masing-masingnilai data, dan nilai variansi 61.378. Nilai Hasil Kegiatan Ekstrakurikuler Kimia Deskripsi statistik nilai kegiatan ekstrakurikuler kimia dapat digambarkan bahwa banyaknya kasus yang terjadi adalan 16. pada nilai ekstrakurikuler kimia didapat nilai rata-rata (mean) 74.38, nilai tengah (median) 75.50, yang menunjukan sebagian dari sample mendapat nilai di atas 74.50 dan sebagian lagi di bawah 74.50, simpangan baku (standar deviasi) 5.032, yang mrnunjukan selisih atau simpangan dari masing-masingnilai data, dan nilai variansi 25.317. Prestasi Belajar Matematika Kelompok Ekstrakurikuler Fisika Pengambilan data prestasi belajar matematika siswa menggunakan metode studi dokumentasi, dari nilai rata-rata 3 kali ujian harian dan ditambah dengan 1 kali ujian semester II dari 10 siswa kelas XI IPA SMAN I Cigugur tahun ajaran 2007/2008 yang menjadi sample penelitian. Deskripsi nilai prestasi belajar matematika kelompok ekstrakurikuler fisika dapat digambarkan bahwa banyaknya kasus yang terjadi adalan 10. pada nilai matematika kelompok ekstrakurikuler fisika didapat nilai rata-rata (mean) 68.80, nilai tengah (median) 68.00, yang menunjukan sebagian dari sample mendapat nilai di atas 68.00 dan sebagian lagi di bawah 68.00, simpangan baku (standar deviasi) 6.015, yang mrnunjukan selisih atau simpangan dari masing-masingnilai data, dan nilai variansi 36.178. Prestasi Belajar Matematika Kelompok Ekstrakurikuler Kimia Deskripsi nilai prestasi belajar matematika kelompok ekstrakurikuler kimia dapat digambarkan bahwa banyaknya kasus yang terjadi adalan 16. pada nilai matematika kelompok ekstrakurikuler kimia didapat nilai rata-rata (mean) 68.31, nilai tengah (median) 67.50, yang menunjukan sebagian dari sample mendapat nilai di atas 67.50 dan sebagian lagi di bawah 67.50, simpangan baku (standar deviasi) 4.175, yang mrnunjukan selisih atau simpangan dari masing-masing nilai data, dan nilai variansi 17.429. Uji Normalitas 58 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 55 - 64
Uji normalitas di sini dilakukan dengan menggunakan SPSS 12,0 for windows. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh data: Tabel 1. Tes Normalitas Nilai Matematika Kelompok Ekstrakurikuler Fisika dan Kimia kelompok 1 dan 2
Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic
nilai prestasi belajar
Matematika kelompok 1 Matematika kelompok 2
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
.179
10
.200(*)
.923
10
.161
16
.200(*)
.918
16
Sig. . 384 . 158
Berdasarkan tabel untuk pengujian normalitas dengan uji liliefors (kolomogorov–smornov) diperoleh nilai signifikan masing-masing (0.384 dan 0.158) yang semuanya berada di atas 0.05, hal ini berarti bahwa data nilai prestasi belajar matematika berdistribusi normal. Setelah data diketahui berdistribusi normal, maka akan ditentukan apakah data hasil tersebut berasal dari populasi yang sama atau bukan. Untuk itu dilakukan uji persyaratan homogenitas dengan menggunakan SPSS for windows dengan uji levenue Tabel 2. Tes Homogenitas Varians Nilai Matematika Kelompok Ekstrakurikuler Fisika dan Kimia
Nilai Matematika
Levene Statistic Based on Mean 1.585 Based on Median 1.486 Based on Median and with 1.486 adjusted df Based on 1.595 trimmed mean
df1 1 1
df2 24 24
Sig. .220 .235
1
21.211
.236
1
4824
.219
Untuk uji homogeniti dengan uji leveneu diperoleh nilai signifikansi yang semuanya berada di atas 0.05, jadi data tersebut berasal dari populasi yang bervariansi sama atau bersifat homogen. Uji Kelinieran Regresi Uji Regresi Ekstrakurikuler Fisika dengan Matematika Table 3
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika … (Mumun Munawaroh dan Aas Astuti)|
59
Model Summaryb Model 1
R R Square .951a .904
Adjusted R Square .892
Std. Error of the Estimate 2.946
a. Predictors: (Constant), Nilai Matematika Kelompok 1 b. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Fisika
Pada tabel Model Summary, R squer (koefisien determinan sebesar 0.904 atau 90.4 %. Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent (ekstrakurikuler fisika) terhadap peubah variabel dependent (prestasi belajar matematika). Dari hasil olahan tersebut diperoleh koefisien determinasi 0.904 artinya pengaruh variabel independent (ekstrakurikuler fisika) terhadap variable dependent (presasi belajar matematika) adalah 90.4 %, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Tabel 4 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 654.973 69.427 724.400
df 1 8 9
Mean Square 654.973 8.678
F 75.472
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Nilai Matematika Kelompok 1 b. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Fisika
Pada tabel ini terlihat bahwa nilai probabilitasnya atau sig. = 0.000 (< 0.05) hal ini menunjukan bahwa model regresi linier dapat digunakan. Hal ini juga menunjukan bahwa ada pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan prestasi belajar matematika. Tabel 5 Coefficientsa
Model 1 (Constant) Nilai Matematika Kelompok 1
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -32.179 11.271 1.418
.163
.951
t -2.855
Sig. .021
8.687
.000
a. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Fisika
Dari tabel Coefficien di atas diperoleh harga beta nol (a) 32,179 dan harga beta satu (b) adalah 1.418, maka persaman garis antara ekstrakurikuler fisika dengan prestasi belajar matematika dapat disusun sebagai berikut: Y = -32.179 + 1.418X 60 | EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 55 - 64
Uji Regresi Ekstrakurikuler Kimia dan Matematika Tabel 6 b Model Summary
Model 1
R .925a
R Square .856
Adjusted R Square .845
Std. Error of the Estimate 2.283
a. Predictors: (Constant), Nilai Matematika KElompok 2 b. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Kimia
Pada tabel Model Summary, R squer (koefisien determinan sebesar 0.856 atau 85.6 %. Koefisien determinan didigunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent (ekstrakurikuler kimia) terhadap peubah variabel dependent (prestasi belajar matematika). Dari hasil olahan tersebut diperoleh koefisien determinasi 0.856 artinya pengaruh variabel independent (ekstrakurikuler kimia) terhadap variable dependent (presasi belajar matematika) adalah 85.6 %, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Tabel 7 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 432.792 72.958 505.750
df 1 14 15
Mean Square 432.792 5.211
F 83.049
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Nilai Matematika KElompok 2 b. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Kimia
Pada tabel ini terlihat bahwa nilai probabilitasnya atau sig. = 0.000 (< 0.05) hal ini menunjukan bahwa model regresi linier dapat digunakan. Hal ini juga menunjukan bahwa ada pengaruh antara kegiatan ekstrakurikuler kimia dengan prestasi belajar matematika. Tabel 8 Coefficientsa
Model 1
(Constant) Nilai Matematika KElompok 2
Unstandardized Coefficients B Std. Error -13.768 9.662 1.287
Standardized Coefficients Beta
.141
.925
t -1.425
Sig. .176
9.113
.000
a. Dependent Variable: Nilai Ekstrakurikuler Kimia
Dari tabel Coefficien di atas diperoleh harga beta nol (a) 13.768 dan harga beta satu (b) adalah 1.287, maka persaman garis antara ekstrakurikuler kimia dengan prestasi belajar matematika dapat disusun sebagai berikut: Y =-13.768 + 1.287X Uji Hipotesis Pengujian hipotesis selanjutnya adalah dengan menggunakan uji tT menggunakan independent sample t test. Menurut toheri dkk (2005:92) independent sample t test digunakan untuk menguji ada tidaknya Perbandingan Prestasi Belajar Matematika … (Mumun Munawaroh dan Aas Astuti)|
61
perbedaan mean dari sebuah variable dalam suatu kumpulan sample yang tidak saling bergantung (independent). Secara statistik, variable yang dapat dilakukan dengan uji ini adalah variable dari data interval atau rasio. Table 9. Tes Independent Sampel T Nilai Matematika Kelompok Ekstrakurikuler Fisika dengan Kimia Independent Sampel T Test
Lavene’s Test for F Equality of Variances Sig t-test for Equality of t Means df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Convidence Interval Lower of the Differences Upper
Nilai matematika Equal variances Equal variances not assumed assumed 1.585 .220 .245 .225 24 14.450 .809 .825 .487 .487 1.994 2.170 -3.627 -4.152 4.602 5.127
Output pada levene's pada Tes for Equality of variances diperoleh nilai sig=0.22 (>0.05), hal ini bahwa nilai matematika dari populasi yang sama. Ini berarti dalam menentukan uji-t nya harus kita lihat pada kolom Equal variances assumed. Pada bagian tersebut diperoleh nilai sig (2tailed)=0.809 (>0.05), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia. PEMBAHASAN Menurut Moh. Uzer Usman ( 1993:22) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolahdengan maksud untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga diharapkan dapat menunjang terhadap kegiatan kuriuler dan kokurikuler. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang dimaksudka untuk lebih memperluas dan memperkaya wawasan pengetahuan tentang fisika dan kimia. Karena fisika dan kimia mempunyai hubungan yang sangat erat diharapkan dapat menunjang juga terhadap mata pelajaran matematika. Berdasarhan hasil analisis hipotesis terhadap data hasil penelitian dilihat bahwa terdapat korelasi yang signifkan antara kegiatan ekstrakurikuler fisika dan matematika dengan prestasi belajar matematika siswa. Hal ini ditunjunkan dengan didapatkan pada koefisien Pearson (0.951 dan 0.925) yang menunjukan tingkat hubungan yang kuat antara variable ndependent (ekstrakurikuler fiska dan kimia) dengan variable dependen (prestasi belajar matematika). Hasil data analisis telah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia dengan prestasi belajar matematika siswa, ini dilihat dari 62 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 55 - 64
signifikansi 0.000<α (0.05),dengan persamaan regresi Y=-32.179 + 1.418X (ektrakurikuler fisika dengan matematika) dan Y=-13.768+1.287X (ekstrakurikuler kimia dengan matematika). Persamaan tersebut mengandung arti koefisien arah regresi linier (b) = 1.418 dan (b)=1.287 bertanda positif, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa (Y) meningkat atau bertambah dengan 1.418 dari kegiatan ekstrakurikuler fisika dan 1.287 kali dari kegiatan ekstrakurikuler kimia. Kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia berkontribusi terhadap prestasi belajar matematika siswa di kelas XI IPA SMAN I Cigugur kabupaten kuningan sebesar 90.4 % (ekstrakurikuler fisika) dan 85.6 % (ekstrakurikuler kimia). Hal ini berarti 90.4 % peningkatan hasil prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekastrakurikuler fisika dipengaruhi oleh kegiatan ekstrakurikuler fisika, dan 85.6 % peningkatan prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kimia dipengaruhi oleh kegiatan ekstrakuriuler kimia sedangkan sisanya dipengaruhi oleh factor lain. Dapat dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler fisika dan kimia ini dijadikan sebagai upaya sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Adapun kaitannya dengan judul skripsi yang mengemukakan masalah perbandingan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia, maka untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam table 4.13. Berdasarkan table independent sample T tes diperoleh nilai sig=0.22 (>0.05), hal ini bahwa nilai matematika dari populasi yang sama. Ini berarti dalam menentukan uji-t nya harus kita lihat pada kolom Equal variances assumed. Pada bagian tersebut diperoleh nilai sig (2-tailed)=0.809 (>0.05), hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler fisika dengan kimia. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dilaksanakan dan sesuai dengan hasil pembahasan serta pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakuriuler fisika yang dilaksanakan di SMAN I Cigugur ini memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa di kelas XI IPA yaitu sebesar 90.4 %. 2. Kegiatan ekstrakurikuler kimia yang dilaksanakan di SMAN I Cigugur ini memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa di kelas XI IPA yaitu sebesar 85.6 % 3. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti kegiatan esktrakurikuler fisika dengan kelompok siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kimia. DAFTAR PUSTAKA
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika … (Mumun Munawaroh dan Aas Astuti)|
63
Ahmadi, Abu. Dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ali, Muhammad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Zaenal. 1988. Evaluasi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Effendi, Usman dan Juhana S Praja. 1989. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Karso. 1995. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Dikbud Kurdie, Syuaeb dan Taqiyuddin Masyhuri. 2002. Dasar Falsafah dan Sistem Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Purwanto, Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Poerwadarminta. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito Sardiman. 2002. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Slameto. 1995. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI Subana. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Sujana, Nana. 1989. Psokologi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surya, Moh. 1992. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Proses Belajar Mengajar di SMU. Jakarta: Rineka Cipta Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya Syaodih, Nana dan Sukmadinata. 1980. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. TIM. 1997. Kamus besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka TIM. 2003. Undang-undang R I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta: Mini Jaya Abadi Toheri, dkk. 2005. Modul Pendidikan dan Pelatihan Komputer Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon. Cirebon: STAIN Cirebon Press Usman, Moh. Uzer. 1993. Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya
64 |
EduMa, Vol. 1, No. 1, Juni 2009: 55 - 64