TUGAS AKHIR
PENGENDALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIUMKAN BIAYA PRODUKSI PAD PRODUK PAKAIAN JADI (GARMENT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC PRODUCION QUANTITY (EPQ) MULTI ITEM DI PT. CITRA ABADI SEJATI (CAS) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana
DISUSUN OLEH : NAMA
: DADANG DARSONO
NIM
: 01602-011
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
Tugas Akhir
LEMBAR PERNYATAAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : NAMA
: DADANG DARSONO
NIM
: 01602-011
JURUSAN
: TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
: TEKNOLOGI INDUSTRI
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan salinan atau duplikat dari orang lain, kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya dalam daftar referensi.
Jakarta, Agustus 2008
DADANG DARSONO
Universitas Mercu Buana
i
Tugas Akhir
LEMBAR PENGESAHAN
PENGENDALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIUMKAN BIAYA PRODUKSI PAD PRODUK PAKAIAN JADI (GARMENT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC PRODUCION QUANTITY (EPQ) MULTI ITEM DI PT. CITRA ABADI SEJATI (CAS)
Telah Diteliti & Di setujui Oleh :
Dosen Pembimbing
( Ir. M. Kholil, MT )
Universitas Mercu Buana
ii
Tugas Akhir
LEMBAR PENGESAHAN
PENGENDALAN PRODUKSI UNTUK MEMINIUMKAN BIAYA PRODUKSI PAD PRODUK PAKAIAN JADI (GARMENT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC PRODUCION QUANTITY (EPQ) MULTI ITEM DI PT. CITRA ABADI SEJATI (CAS)
Telah Diteliti & Di setujui Oleh : Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir
( Ir. M. Kholil, MT )
Universitas Mercu Buana
iii
Tugas Akhir
ABSTRAK PT. Citra Abadi Sejati (CAS) merupakan salah satu perusahaan industri manufaktur yang memproduksi pakaian jadi (garment) dan mempunyai pagsa pasar yang sangat besar, dalam menghadapi persaingan yang ketat pada saat ini perusahaan perlu melakukan pengendalian produksi agar dapat memproduksi secara ekonomis. Hasil perhitungan pengendalian produksi dengan meggunakan metode EPQ, perusahaan akan mengetahui berapa banyak jumlah produk yamg diproduksi dengan siklus yang optimal dengan tingkat volume produki yang ekonomis sehingga dapat mengetahui jumlah waktu yang harus diproduksi kembali. Dari hasil perhitungan EPQ, didapat bahwa jumlah siklus yang ekonomis sebanyak 16 kali dalam setahun dengan volume produksi 188.563 Pcs pada kemeja dan 222.500 Pcs pada celana panjang dalam jangka waktu 17 hari perusahaan harus memproduksi kembali. Dengan biaya persiapan (set-up) Rp 9.600.000 dijumlahkan dengan hasil permintaan Rp 256.715.802.000 hingga stahun mencapai Rp 256.725.402.000 dibandingkan dengan total cost perusahaan sebesar Rp 268.803.254.000 sehingga dengan metode EPQ mendapatkan perselisihan atau perbandingan sebesar Rp 12.077.852.000 atau 5%.
Universitas Mercu Buana
iv
Tugas Akhir
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul Pengaruh Penggunaan Busi Standar dan Busi Bermassa Tiga Jika Menggunakan Bahan Bakar Alkohol Terhadap Kinerja Mesin dengan sebaik-baiknya. Tugas Akhir ini disusun untuk dapat memenuhi salah satu persyaratan kurikulum sarjana strata satu ( S
1 ) di Fakultas Teknologi Industri Jurusan
Teknik Mesin Universitas Mercu Buana. Tugas Akhir ini tidak akan dapat terwujud tanpa adanya petunjuk, pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik itu secara moril maupun secara materil. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaikbaiknya.
Universitas Mercu Buana
v
Tugas Akhir
2. Kedua
Orang
Tua
penulis
yang
telah
banyak
memberikan
dukungannya baik secara moril maupun materil dan semangat serta do anya kepada penulis selama pembuatan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya. 3. Bapak Ir. Muhamad Kholil, selaku pembimbing dan koordinator Tugas Akhir. 4. Ibu Rosita selaku Manajer Personalia Di PT. Citra Abadi Sejati 5. Kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dorongan semangat dan doanya. 6. Paman syukur yang selalu memberikan saran serta kritiknya. 7. Alifia sartika yang telah memberikan motivasinya dan pengertiaannya selama ini. 8. Buat sahabat-sahabatku Ape, Bani (Lay), Eko (Papay) dan Feri (Ustazd) yang telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya selama ini. 9. Nanik dan Puri terimakasih banyak. 10. Anak-anak 2002 yang tidak sempat disebutkan satu persatu, terimakasih. 11. Dan kepada semua pihak lain yang turut serta membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Universitas Mercu Buana
vi
Tugas Akhir
Di dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang mungkin terjadi baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, diharapkan kepada rekan-rekan dari berbagai pihak agar dapat memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun. Penulis pun berharap semoga setidak-tidaknya Tugas Akhir ini dapat membantu dan berguna bagi kita semua pada umumnya.
Akhir kata dari penulis Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
Universitas Mercu Buana
vii
Tugas Akhir
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... . vi DAFTAR TABEL................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ . xi
BAB I
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 I.2. Perumusan Masalah .................................................................... 2 I.3. Pembatasan Masalah.................................................................... 2 I.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 I.5. Sistematika Penulisan ................................................................. 3
BAB II
LANDASAN TEORI II.1. Pengendalian Produksi ............................................................... 5 II.2. Fungsi Pengedalian Produksi ...................................................... 7 II.3. Manajemen Material ................................................................... 8 II.4.Pengendalian Persediaan .............................................................. 8 II.4.1 Persediaan Produ Jadi.................................................... 9 II.4.2 Fungsi Persediaan .........................................................10
Universitas Mercu Buana
viii
Tugas Akhir
II.4.3 Jenis-jenis persediaan ....................................................12 II.4.4Fakator-faktor yang mempengaruhi persediaan jadi ......15 II.5. Metode Pengendalian Persediaan ...............................................20 II.5.1 Sistem pesanan dengan ukuran tetap ............................20 II.5.2 Economic Production Quantity (EPQ) Single item ......23 II.5.3 Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item ........27
BAB III
METODE PENELITIAN III.1. Lokasi Penelitian ........................................................................33 III.2. Identifikasi Masalah ..................................................................33 3.2.1 Studi Pustaka ................................................................. 33 III.3. Perumusan dan Pembatasan Masalah ........................................34 III.4. Tujuan Penelitian .......................................................................34 III.5. Pengumpulan Data ....................................................................34 III.5.1 Metode EPQ .................................................................36 III.6. Pengolahan Data ........................................................................37 III.6.1KondisiRealPerusahaa...................................................39 III.7. PerbandinganTC*< TC> ............................................................39 III.8. Analisa ........................................................................................40 III.9. Kesimpulan .................................................................................40
Universitas Mercu Buana
ix
Tugas Akhir
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV.1. Pengumpulan Data ..................................................................42 IV.1.1. Hasil Proses Produksi .................................................43 IV.1.2. Sistem pengadaan bahan baku ...................................46 IV.2. Pengumpulan data Produksi ....................................................46 IV.2.1 Data permintaan ...........................................................47 IV.2.2 Data biaya produksi ....................................................47 IV.2.3 Biaya produksi .............................................................51 IV.2.4 Biaya set-up ................................................................. 51 IV.2.5 Biaya penyimpanan ..................................................... 52 IV.2.6 Laju permintaan .......................................................... 52 IV.2.7 Perhitungan metode perusahaan ................................. 53 IV.3. Pengolahan Data .....................................................................54 IV.3.1 Perhitungan Total Cost Perusahaan .............................54 IV.3.2 Perhitungan dengan Metode EPQ ............................... 56 IV.3.3 Perbandingan TC Perusahaan dengan EPQ .................58
BAB V
ANALISA V.1. Analisa Kondisi Perusahaan........................................................61 V.2. Analisa Usulan Perbaikan ..........................................................62 V.3. Analisa Sistem Produksi ............................................................. 62 V.4. Analisa Grafik Produksi dengan Metode EPQ .......................... 63
Universitas Mercu Buana
x
Tugas Akhir
V.5. Metode EPQ .............................................................................. 66 V.6. Analisa Perhitungan EPQ .......................................................... 67
KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan ............................................................................... 68 VI.2. Saran ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Mercu Buana
xi
Tugas Akhir
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Formulasi perhitungan TC Perusahaan tahun 2007 .....................30
Tabel 2.2.
Formulasi perhitungan TC Perusahaan metode EPQ ...................31
Tabel 3.1.
Formulasi perhitungan TC Perusahaan .........................................38
Tabel 4.1.
Data produksi permintaan tahun 2007 ..........................................47
Tabel 4.2.
Hasil perhitungan TC perusahaan tahun2007 .............................. 53
Tabel 4.3.
Perhitungan TC rael perusahaan tahun 2007 ............................... 54
Tabel 4.4.
Hasil perhitungan TC real perusahaan 2007 ................................ 55
Tabel 4.5.
Perhitungan TC rael perusahaan tahun 2007 ............................... 56
Tabel 4.6.
Hasil perhitungan TC dengan metode EPQ ................................ 56
Tabel 4.7.
Hasil perhitungan TC minimum dengan EPQ tahun 2007 ......... 57
Tabel 4.8.
Perbandingan Total Biaya menggunakan metode EPQ dengan tanpa EPQ ................................................................................... 58
Tabel 5.1.
Hasil Grafik Tingkat Volume Produksi ekonomomis ................. 66
Universitas Mercu Buana
xii
Tugas Akhir
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Grafik EOQ .................................................................................. 22
Gambar 2.2.
Grafik EPQ .................................................................................. 24
Gambar 3.1.
Diagram Alir ................................................................................ 41
Gambar 5.1.
Grafik Produksi pada kemeja ....................................................... 63
Gambar 5.2.
Grafik ekonomis pada kemeja....................................................... 64
Gambar 5.3.
Grafik produksi pada celana panjang ........................................... 64
Gambar 5.4.
Grafik ekonomis pada celana panjang ......................................... 65
Gambar 5.5.
Grafik ekonomis pada kemeja dan celana panjang ....................... 65
Universitas Mercu Buana
xiii
Laporan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah persaingan antar perusahaan saat ini semakin pesat terutama yang bergerak di bidang industri. Hal ini menuntut PT. Citra Abadi Sejati (CAS) yang memproduksi pakaian jadi (garment) sedang bersaing dengan industri garment yang lainnya baik didalam maupun diluar negri. Sekarang ini persaingan industri garment memang cukup tajam apalagi dengan persaingan dari luar negri yang mampu menekan biaya produksi mereka namun dengan kualitas yang dtandar. Produksi merupakan bagian yang sangat penting dari suatu perusahaan yang apabila mengalami gangguan atau kurang lancar maka akan sangat berpengaruh bagi keseimbangan perusahaan. Didalam menjalankan suatu proses produksi, PT Citra Abadi Sejati (CAS) sering dihadapkan pada masalah pengendalian produksi. Perencanaan produksi suatu produk memang sangat perlu untuk perusahaan karena dengan perencanaan yang matang suatu produk yang dihasilkan akan menyebabkan perusahaan itu makin mengetahui akan kualitas produksinya sehingga makin berusaha untuk memperoleh laba yang besar dimasa yang akan datang. Untuk memenuhi kondisi
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
1
Laporan Tugas Akhir
2
tersebut maka proses produksi harus dilaksanakan dengan cara yang efisien dan ekonomis agar jumlah produk yang dihasilkan tidak terlalu besar atau terlalu kecil, sehingga laba yang diperoleh dapat optimal dan biaya produksi yang dikeluarkan relatif rendah. I.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang ada di PT.Citra Abadi Sejati (CAS) dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana perusahaan dapat melakukan penjadwalan atau lintasan yang sama dari beberapa jenis produk sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi tersebut seminimal mungkin. I.3. Pembatasan Masalah Didalam pembatasan masalah ini penulis membatasi hanya pada : 1. Produk yang diteliti adalah : - Kemeja - Celana Panjang 2. Rata-rata produksi. 3. Siklus produksi. 4. Volume produksi. 5. Data-data yang diambil untuk diteliti tahun 2007.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
3
I.4. Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan suatu pengendalian produksi dengan harapan agar pengendalian produksi ini lebih baik dari metode perusahaan saat ini. 2. Meminimumkan biaya produksi.
I.5. Sistematika Penulisan Agar penyusunan laporan tugas akhir ini lebih terarah, penulis akan menguraikan bab per bab dalam suatu sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Berisikan tentang studi literatur yang digunakan sebagai acuan teori yang
releven dengan penyusunan tugas akhir yang dilakukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menggambarkan tahapan penelitian agar dicapai suatu pemecahan yang terarah dan sisitematis yang akan diuraikan pada penjelasan untuk setiap tahap penelitian. Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
BAB IV
4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisikan data-data yang diperoleh dan hasil dari pengolahan data dengan metode-metode yang telah dijelaskan.
BAB V
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Menjelaskan tentang hasil pengolahan data serta analisis pembahasan terhadap hasil pengolahan data serta analisis pembahasan hasil pengolahan data berdasarkan teori dan sumber-sumber tertulis lainnya, yang sesuai dengan tujuan penelitiaan sehingga dapat memberi arti yang lebih nyata.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan-kesimpulan kriteria dari hasil perhitungan dan saransaran yang mungkin dapat diberikan agar lebih baik lagi.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
5
Laporan Tugas Akhir
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengendalian Produksi Secara
umum
pengendalian
produksi
adalah
merencanakan
dan
mengendalikan arus bahan-bahan ke dalam melewati (dalam proses atau operasi) dan keluar dari pabrik sedemikian rupa, sehingga keuntungan optimal yang menjadi sasaran perusahaan dapat dicapai. Jadi pengendalian produksi harus dapat membuat penilaian secara terus menerus terhadap permintaan konsumen, keadaan permodalan, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain-lain. Pertimbangan ini bukan hanya mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam keadaan sekarang, tetapi juga mempertimbangkannya untuk produksi dimasa yang akan datang. (Jonh E. Biegel, Hal 1-2). Pelaksanaan sistem pengendalian produk jadi didalam masing-masing perusahaan pada umumnya berbeda-beda, namun secara garis besar mempunyai beberapa persamaan. Jika secara umum pelaksanaan pengendalian produk jadi dalam perusahaan dapat dipisahkan menjadi tiga (3) bagian, (Agus A 1986, hal 157-161), yaitu :
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
5
Laporan Tugas Akhir
6
Perencanaan Jangka Panjang Meliputi kebijaksanaan perusahaan dalam hal pengendalian dana untuk kepentingan persediaan produk jadi serta fasilitas-fasilitas produksi yang diperlukan dalam perusahaan. apabila manajemen perusahan dapat menyusun perkiraan penjualan jangka panjang, maka dapat dipergunakan sebagai pedoman menyusun strategi untuk bidang produksi, perluasan kapasitas produksi dan lain-lain. Perencanaa Jangka Pendek Umumnya perencanaan jangka pendek disusun dalam jangka waktu satu tahun, dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan operasi perusahaan, untuk itu harus disusun dengan pertimbangan yang realitis sehingga tidak akan menjadi gangguan dalam pelaksanaan produksi. Penyusunan sckedul Produksi Cara penyususnan sckedul produksi banyak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perusahaan, dengan adanya jadwal produksi maka manajemen perusahaan terutama bagian produk jadi akan dapat memperkirakan jumlah unit produk yang dibutuhkan serta kapan produk tersebut dipesan oleh konsumen.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
7
Laporan Tugas Akhir
2.2.
Fungsi Pengendalian Produksi Fungsi Pengendalian Produksi adalah :
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu fungsi dari waktu. 2. Memantau
permintaan
nyata,
dan
membandingkan
dengan
ramalan
permintaan serta memperbaiki ramalan tersebut. 3. Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk yang dihasilkan. 4. Membuat sistem pengendalian secara ekonomis. 5. Membuat keperluan produksi dan tingkat pengendalian pada batas waktu tertentu. 6. Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan rencana pengendalian serta memperbaiki rencana produksi. 7. Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan kerja, beban mesin. 8. Melakukan perencanaan proyek. Dari fungsi pengendalian produksi telah terbukti banyak sekali dalam struktur perusahaan dengan kegiatan bermacam-macam yang tampaknya belum diketahui.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
8
2.3. Manajemen Material Manajemen material dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan mutu material, jumlah material dan penempatan peralatan yang tepat waktu, harga yang baik dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Manajemen material dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengkoordinasi aktivitas-aktivitas untuk merencanakan dan mengawasi volume dan waktu terhadap pengadaan material melalui penerimaan perolehan, perubahan bentuk dan perpindahaan dari bahan mentah sampai bahan yang sedang dalam peroses hingga bahan jadi. Ruang Lingkup Manajemen Material Menurut Ahuja ada tiga faktor penting dalam manajemen material, yaitu : 1. Pembelian material 2. Pengguanaan material 3. Pengendalian Pemborosan dan material
2.4. Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai bahan yang disimpan dalam gudang kemudian digunakan atau dijual. Persediaan dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses, barang-barang yang masih dalam pengolahan dan barang jadi yang disimpan untuk penjualan. Persediaan adalah hal yang pokok sebagai fungsi yang tepat dari suatu usaha pengolahan atau pemmbuatan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
9
Persediaan yang terdiri dari berbagai bentuk, penanganan persediaannya menimbulkan banyak masalah. Tujuan pengendalian dan perencanaan persediaan dalam produksi adalah untuk mencari penyelesaian terhadap masalah-masalah tersebut. Dalam hal ini pengendalian produksi berkaitan dengan perencanaan operasi produksi. Perencanaan tersebut akan dilakukan dalam suatu cara yang akan menjamin suatu pengembalian yang maksimum dari penanaman modal dalam bahan, tenaga kerja, dan lain-lain.
2.4.1. Persedian Produk Jadi setiap perusahan apakah itu perdagangan ataupun perusahaan pabrik selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan langganan yang memerlukan atau memesan produk yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi karena tidak selamanya barang-barang tersedia pada saat yang seharusnya didapatkan. Jadi persediaan sangat penting bagi setiap perusahaan. Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjadinya kelancaran usaha hendaknya lebih besar dari pada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Persediaan dapat didefinisikan sebagai bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian digunakan atau dijual persediaan dapat berupa bahan baku untuk keperluan proses, barang yang masih dalam pengelolah dan barang jadi yang disimpan untuk memenuhi permintaan konsumen atau langganan setiap waktu.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
10
Persediaan adalah hal yang pokok sebagai fungsi yang tepat dari suatu usaha pengolahan atau pembuatan (John E, Biegel, hal 112). Atau pengertian persediaan dapat dikatakan : Suatu aktiva yang meliputi barang milik perusahan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu atau persediaan baranng-barang yang masih dalam pengerjaan untuk proses produksi atau persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses proses produksi untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu (Sofyan A, hal 219) Persediaan produk jadi didalam perusahaan merupakan hal yang sangat menghasilkan produk (perusahaan yang menyelenggarakan proses produksi) akan memerlukan persediaan produk jadi. Tanpa adanya persediaan pada perusahaan akan dihadapi pada resiko bahwa perusahaannya suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan langganan yang memerlukan atau meminta barang yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi karena tidak selamanya barang-barang tersedia pada setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.
2.4.2. Fungsi Persediaan Timbulnya persediaan dalam suatu sistem merupakan akibat mekanisme pemenuhan atas permintaan (transaction motive). Permintaan suatu barang yang datang pada suatu sistem tidak dapat dipenuhi dengan segera pada saat permintaan itu tiba, bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk mengadakan barang dibutuhkan waktu baik untuk proses pembuatan barang tersebut maupun Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
11
untuk mendatangkannya. Hal ini berarti bahwa adanya persediaan dalam suatu sistem merupakan suatu hal yang sulit untuk dihindarkan. Yang menjadi pokok masalah dalam persediaan adalah menentukan kebijakan terbaik tentang kapan dan berapa banyak yang akan dipesan.pada dasarnya persediaan mempermudah dan memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik untuk memproduksi barang-barang. Enam fungsi penting yang terdapat oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan sebagai berikut (Eddy H, hal 220) : 1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. 3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi. 4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran. 5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas. 6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang diperlukan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
12
Laporan Tugas Akhir
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah
menyimpan
untuk
melayani kebutuhan perusahaan dalam bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi ini ditentukan oleh berbagai kondisi, antara lain : a. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan membutuhkan persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama jangka waktu pengiriman. b. Seringkali jumlah yang dibeli atau yang diproduksi lebih besar dari pada yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam jumlah yang besaar pada umumnya lebih ekoomis, karena sebagian barang atau bahan yang belum digunakan disimpan sbagai persediaan. c. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan apabila biaaya untuk mencari barang atau pengganti atau juga biaya kehabisan barang (stock out) relatif besar. d. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang atau bahan pengganti atau biaya kelebihan barang (stock out).
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
13
Laporan Tugas Akhir
2.4.3. Jenis-Jenis Persediaan Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa cara (Sofyan, A, hal 221-222) yaitu : a. Persediaan dilihat dari fungsinya. Persediaan ini dapat dibedakan atas : 1.
Batch Stock atau Lot Size Iventory Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang
atau bahan-bahan dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Persediaan ini timbul di mana bahan atau barang yang dibutuhkan dibeli dalam jumlah besar sehingga barang-barang diperoleh lebih banyak dan lebih cepat dari pada waktu penggunaannya dan untuk sementara tercipta suatu persediaan adalah relatif lebih menguntungkan kita apabila kita melakukan
pembelian
dalam
jumlah
besar
maka
kemungkinan
untuk
mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pembelian yang lebih murah perunitnya, namun perlu dibandingkan antara penghematan- penghematan yang dilakukan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan akibat pembelian secara besarbesaran. Biaya yang timbul ini seperti biaya sewa gedung, biaya investasi, resiko penyimpanan, dan sebagainya. 2.
Fluctuation Stock. Fluctuation Stock adalah persediaan yang disediakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
14
apabila tingkat permintaan menunjukan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap. 3.
Anticipation Stock Merupakan persdiaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Anticipation stock dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan terjadi kesukaran atau kesulitan dalam memperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produksi. b. Jenis persediaan dilihat dari jenis dan posisi barang tersebut didalam urutan pengerjaan produk di bedakan atas : 1. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan dari barangbarang yang digunakan dalam proses produksi, barang dimana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier yang menghasilkan bahan baku perusahaan pabrik yang menggunakannya. 2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (component stock), yaitu persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain yang didapat secara langsung di assembling dari parts lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts ini tidak mengalami perubahan dalam operasi. 3. Persediaan barang-baarang pembantu atau barang- barang pelengkap (suppleir stock), yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi, tetapi tidak Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
15
merupakan bagian atau komponen dari barang jadi (misalnya : minyak, solar, adalah hanya merupakan bahan pembantu). 4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (progress stock), yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi perlu diproses kembali untuk menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada konsumen. Jadi barang jadi ini adalah merupakan produk selesai dan siap untuk dijual. Biaya-biaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah buruh langsung, serta biaya overvead yang berhubungan dengan produk tersebut.
2.4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Produk Jadi Dalam penyelenggaraan persediaan bahan jadi terdapat faktor yang memiliki pengaruh terhadap persediaan jadi dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan mempengaruhi jumlah persediaan produk jadi yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun berbagai faktor tersebut, menurut rumus persediaan produk jadi adalah sebagai berikut (Agus Ahyarri 1986, hal 163-169) : a. Perkiraan permintaan b. Biaya-biaya produksi per unit c. Biaya-biaya persediaan Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
16
d. Kebijaksanaan produksi e. Tingkat produksi produk jadi f. Waktu tunggu g. Model produksi produk jadi h. Persediaan pengaman (safety stock) i. Produksi kembali (reproduktion point) Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Perkiraan Permintaan Sebelum perusahaan yang bersangkutan mengadakan produksi kembali terhadap hasil produksi, maka selayaknya manajemen perusahan pengadakan penyusunan dengan berdasarkan pada perencanaan produksi ataupun jadwal produksi yang telah disusun dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian maka manajemen perusahaan tersebut akan dapat mempunyai gambaran tentang permintaan hasil produksi untuk pelaksanaan proses produksi pada periode yang akan datang baik dalam jenis hasil produksi dari masing-masing jenis tersebut. b. Biaya Produksi Per Unit Biaya per unit yang telah dipergunakan dalam proses produk suatu perusahaan akan merupakan salah satu faktor penentu terhadap persediaan hasil poduksi yang akan diselenggarakan oleh perusahaan. hal ini dikarenakan biaya produksi didalam perusahaan akan menjadi faktor penentu seberapa besar dana yang harus disediakan oleh perusahaan tersebut akan menyelenggarakan persediaan hasil produksi dalam jumlah tertentu.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
17
Laporan Tugas Akhir
c. Biaya Persediaan Didalam penyelenggaraan persediaan hasil produksi didalam perusahaan, maka perusahaan tidak dapat melepaskan dari dari adanya biaya persediaan. Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan, biayabiaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan, pertimbangan biaya-biaya tersebut antara lain : Biaya Pembelian (Purchasing Cost) Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang besarnya biaya pembelian barang tersebut tergantung dari jumlah barang yang akan dibeli dan harga satuan barang. Biaya Pengadaan (Procuremant Cost) Biaya pengadaan berdasarkan 4 jenis sesuai dengan asal usul barang, yaitu : Biaya Pemesanan (Ordering Cost) Biaya pemesanan adalah pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan pemasok, pengetikan
pesanan,
pengiriman
pesanan,
biaya
pengangkutan,
penerimaan dan lain-lain. Biaya Pembuatan (Ordering Cost) Biaya pembuatan adalah biaya yang timbul dalam mempersiapkan produksi
barang.
Biaya
ini
meliputi
biaya
penyusun
produksi,menyetel mesin, mempersiapkan kerja dan lain-lain.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
peralatan
Laporan Tugas Akhir
18
Biaya Penyimpanan (Holding Cost) Biaya ini meliputi biaya gedung, biaya kerusakan dan penyusutan biaya kadarluasa, biaya asuransi, biaya administrasi dan pemindahan. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost) Biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang dikeluarkan akibat kehabisan barang pada saat permintaan, maka akan terjadi kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugiaan karena pada proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan dan untuk mendapatkan keuntungan atau kelebihan konsumen.
d. Kebijaksanaan Produksi Penyelenggaraan persediaan hasil produksi didalam perusahaan yang bersangkutan akan berpengaruh pada kebijakan produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan. Seberapa besar dana yang akan dipergunakan untuk investasi didalam hasil produksi ini akan dipengaruhi oleh kebijaksanaan penjualan yang dilaksanakan dalam perusahaan tersebut. Di samping itu perlunya kemampuan finansial perusahaan yang bersangkutan secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membiayai seluruh kebutuhan perusahan dalam menyelenggarakan kebutuhan hasil produksi.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
19
e. Tingkat Produksi Produk Jadi Tingkat produksi produk jadi dari periode ke periode untuk keperluan proses produksi akan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam hal penyelenggaraan hasil produksi. Dengan mengadakan analisis secara teratur makan akan didapat pola penyerapan hasil produksi tersebut. f. Waktu Tunggu Waktu yang diperlukan antara siklus produksi, hasil produksi tersebut dilaksanakan dengan datangnya hasil produksi yang akan dijual. Apabila penjualan hasil produksi tidak memperhitungkan waktu tunggu, maka hasil produksi di perusahaan tersebut akan terjadi kekurangan hasil produksi, karena hasil produksi tersebut siap dipakai atau dijual. Namun apabila perusahaan memperhitungkan waktu tunggu lebih dari semestinya, maka akan terjadi penumpukan hasil produksi yang berakibat penumpukan modal dalam persediaan. Hal ini juga akan berakibatkan kerugian pada perusahaan. g. Model Produk Jadi Modal produksi yang akan diterapkan oleh perusahaan ditentukan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari hasil produksi. Dapat juga terjadi dalam satu perusahaan, dipergunakan model produksi yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan. karakteristik masing-masing hasil produksi dijadikan dasar pemilihan model produksi produk yang sesuai dengan masing-masing hasil produksi dalam perusahaan yang bersangkutan. Sampai saat ini model produksi yang optimal adalah EPQ (Economic Production Quantity).
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
20
h. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Pada umumnya untuk menanggulangi hasil produksi dalam perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mengadakan persediaan pengaman. Persediaan pengaman ini akan dipergunakan apabila terjadi kekurangan hasil produksi, hasil produksi yang sedang diproses terlambat untuk mengisi gudang kembali persediaan pengaman ini dibuat dalam jumlah tertentu, yang akan merupakan jumlah tetap dalam suatu periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila perusahaan tersebut sudah kehabisan barang karena keterlambatan hasil produksi yang diproses barulah persediaan ini dipergunakan untuk dijual. i. Produksi Kembali (Reproduction Point) Didalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka hasil produksi yang diperlukan tidak akan cukup apabila produksi dilaksanakan satu kali. Maka secara berkala perusahaan tersebut akan mengadakan produksi kembali terhadap hasil produksi yang dijual dalam perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut akan mempertimbangkan waktu tunggu yang diperlukan dalam siklus produksi sehingga hasil produksi akan diterima tepat pada waktunya. Namun sebaliknya apabila hasil produksi diterima terlalu awal akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan, karena ongkos simpan yang terlalu tinggi.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
21
2.5. Metode Pengendalian Persediaan 2.5.1. Sistem Pemesanan Dengan Ukuran Tetap (Fixed Order Size System) Model ini dilaksanakan bila kebutuhan permintaan dimasa yang akan datang memiliki jumlah yang konstan dan relatif memiliki fluktuasi perubahan yang sangat kecil. Pada kondisi ini kita dapat menentukan permeternya, yaitu untuk pemesnan kembali (reorder point) dan jumlah material yang harus dipesan (order quantity). Sistem ini juga sering disebut sistem Q sebab jumlah material yang harus dipesan selalu tetap. Jumlah pemesanan yang dapat meminimalkan biaya persediaan disebut Economic Order Quantity (EOQ). EOQ merupakan suatu teknik pemesanan yang diadakan dengan maksud untuk menghasilkan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam sistem persediaan bahan baku adalah minimal. Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsi- asumsi sebagai berikut : Hanya satu item barang atau produkyang diperhitungkan. Kebutuhan permintaan setiap periode. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan sampai tak terhingga. Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage). Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
22
Laporan Tugas Akhir
Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount).
Secara grafik, model dasar persediaan dapat digambarkan sebagai berikut :
Tingkat Persediaan
Q
B
L
L
L
Waktu Gambar 2.1 Model EOQ Model gambar tesebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Pesanan datang sebesar Q sehingga tingkat iventory yang ada digudang sebesar Q, kemudian iventory ini digunakan sesuai dengan kebutuhan hingga mencapai titik B (reorder point) maka dilakukan pemesanan sebesar Q unit. Setelah menunggu lama L maka pesanan sebesar Q unit baru tiba dan kemudian disimpan digudang sebesar Q unit. Demikian siklus ini terus berulang hingga tingkat iventory rata-rata yang ada digudang adalah sebesar : Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
Q
+
0 atau
23
Q
2 2 untuk memenuhi kebutuhan bahan baku sebesar R unit/thn, organisasi membeli dari penyalur sebesar Q unit/periode.
2.5.2. Economic Production Quanttiy (EPQ) Single Item Apabila suatu perusahaan memproduksi suatu produk dengan permintaan konstan dan produk masuk dalam persediaan, maka jumlah produksi dapat ditentukan dengan model EOQ. Dimana kasus seperti ini, biaya pembeliaan akan diganti dengan biaya produksi dan biaya pemesanaan akan diganti dengan biaya persiaapan (Set up Cost). Model EPQ mengansumsikan bahwa penembahan persediaan secara bertahap dan terus menerus dalam periode produksi. Dengan demikian tingkat persediaan tidak akan pernah menjadi besar sejak produksi akan dikonsumsi seara bersama terjadi selama periode produksi. Unit yang akan diambil dari gudang atau diterima dari supplier. Namun jika item dibeli dari supplier, penentuan harga adalah tanggung jawab dari departemen pembelian. Jika item diproduksi dalam pabrik maka biaya produksi ditanggung pabrik. Biaya pabrik adalah tenaga kerja tidak langsung, bahan baku tidak langsung, penyusutan, pajak, asuransi, pemeliharaan, supervisi, dan lain sebagainya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
24
Laporan Tugas Akhir
Keputusan utama yang harus diambil adalah menentukan jumlah produksi atau pesanan. Jumlah produksi yang meminimumkan total biaya persediaan adalah Economic Production Quantity (EPQ). (Zulian Yamit 1999, hal 84-91).
Q
P
p
r
r
B
0
tp Produksi
L
Keterangan Gambar : Q = Volume produksi B = Titik berproduksi kembali (Set up)
P = Laju produksi Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Waktu
Tidak Produksi
Siklus I
L = Waktu tunggu
t1
Siklus II
25
Laporan Tugas Akhir
r = Laju permintaan tp = Waktu yang diperlukan dalam tahap produksi
Gambar diatas menunjukan tipe dari cycle pengisian inventory selama periode waktu tp. Siklus produksi dimulai dari nol dan berakhir pada waktu t p. Untuk periode waktu tp sampai dengan t1 tidak ada produksi yang terjadi dan stock persediaan habis. Pada waktu t produksi baru dimulai dilakukan. Jika tidak ada permintaan waktu t nol hingga ke tp. Rata
rata persediaan adalah P. Sejak
rata rata permintaan r, persediaan turun menjadi p-r, dimana P lebih besar dari r. Tingkat persediaan maksimum akan terjadi pada titik dimana produksi berakhir. Maksimum tingkat persediaan adalah (p-r)t p dan tp = Q/p. Tingkat persediaan antara minimum nol dan maksimum Q/(p-r)/P, rata
rata persediaan adalah
setengah dari maksimum persediaan. Faktor (p-r)/P menunjukan sisa dalam persediaan pada akhir produksi sedangkan faktor r/P menunjukan bagian yang diambil dari persediaan selama periode produksi. Jika kekurngan persediaan tidak dapat terjadi, maka total biaya persediaan adalah sebagai berikut : Total biaya persediaan = biaya produksi + biaya persiapan + biaya simpan Secara annual dapat dinyatakan : TC ( Q ) = PR +
CR Q
HQ( p r ) 2p
Dimana : R = Total unit permintaan P = Biaya produksi per unit Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
26
Laporan Tugas Akhir
Q = Jumlah produksi P = Rata
rata produksi
r = Rata rata permintaan
C = Biaya persiapan setiap kali produksi H = Biaya simpan per unit per tahun Untuk mendapatkan biaya minimum EPQ adalah dengan mengambil turunan pertama dan total biaya dan dibuat sama dengan nol. dTC (Q ) dQ
CR Q2
H ( p r) 2p
0
EPQ dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut : Q*
2CRp ( H )( p r )
Jarak waktu optimal antara siklus produksi =
Mulai kembali produksi = B
RL N
Q* P
rL
Dimana : N = Hari kerja dalam 1 tahun L = Waktu persiapan dalam hari r = Permintaan rata
rata per hari
Dengan mengganti Q dalam formula total biaya dengan Q *, maka minimum total biaya dapat ditentukan berdasarkan formula sebagai berikut :
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
TC ( Q* ) = PR
27
HQ * ( p r ) 2p
2.5.3. Economic Production Quantity (EPQ) Multi Item Proses produksi multi item pada umumnya digunakan untuk memproduksi beberapa jenis produk dengan menggunakan peralatan yang sama berdasarkan atas perputaran atau secara bergantian. Oleh karena itu penjadwalan (skedul) produksi untuk multi item harus diatur dengan baik agar siklus produksi berjalan lancar dan semua produk dapat diproses dengan permintaan. Penentuan jumlah siklus produksi (m) untuk meminimumkan total biaya atas semua item yang diproduksi. Metodelogi multi item pada dasarnya sama dengan metodelogi single item, dengan catatan bahwa banyaknya jenis produk tersebut dibuat pada satu siklus dan peralatan yang sama. Maksimum tingkat persediaan untuk item i adalah (p i r1)tp dan rata
rata persediaan adalah setengah dari maksimum. Jika m adalah
jumlah siklus per tahun, maka Q1 = pi tpi, = Ri / m jika terdapat n item. Rata persediaan untuk item i adalah sebagai berikut : ( pi
ri )t pi 2
( p i ri ) Ri 2mpi
Dimana : (Zulian Yamit 1999, hal 84-91) Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
rata
28
Laporan Tugas Akhir
i
= tipe atau jenis produk
R
= kebutuhan per tahun dalam unit
m
= jumlah siklus produksi per tahun
m*
= jumlah siklus produksi optimal per tahun
P
= biaya produksi per tahun
Q
= volume produksi
Qi
= volume produksi optimal
P
= laju produksi
R
= laju permintaan
C
= biaya set-up per produksi
H
= biaya simpan tiap unit per tahun
n
= banyaknya tipe atau jenis tiap produk
jika stock out dianggap tidak ada, maka total biaya sebagai berikut : Total biaya = biaya produksi + biaya set-up + biaya simpan n
TC (m)
n
i 1
n
Ci 1 / 2m
PiRi m i 1
i 1
HiRi ( pi ri ) pi
dimana n = banyaknya jenis produk untuk memperoleh cost yang minimum diambil turunan pertama dari TC terhadap m disama dengankan nol dan diperoleh : dTC (m * ) dm
n
n
Ci
1
/ 2m2
i 1
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
i 1
HiRi ( pi ri ) pi
0
29
Laporan Tugas Akhir
n
Ci i 1
1 m2 2
n i 1
HiRI ( pi ri ) pi
m2 =
n i 1
HiRi( pi ri) pi n
2
Ci i 1
m* =
n i 1
HiRi( pi ri ) pi n
2
Ci i 1
Dengan demikian jumlah produk ke-1 yang diproduksi dapat dihitung dengan
Qi* =
Formulasi :
Ri m*
Sedangkan total cost minimum adalah : TC(m*) =
n
PiRi I 1
1 m* 2 I
n
n
n
PiRi 2m*
=
1
HiRi ( pi ri ) pi
i 1
Ci i 1
Jika jumlah hari operasi = total waktu permintaan : n
N i 1
Ri Pi
Apabila dalam waktu persiapan produksi dapat diabaikan atau cukup diakomodasikan dalam waktu slack setiap siklus waktu produksi untuk setiap siklus = kombinasi waktu produksi setiap item : Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
30
Laporan Tugas Akhir
N m*
n i 1
Ri Pi
Untuk memecahkan problem EPQ multi item dengan formulasi
formulasi diatas
dapat digunakan metode, misalkan dengan problem sebagai berikut : Tentukan siklus produksi yang paling baik dalam tabel dibawah ini, apabila hari kerja dalam setahun dan berapakah total cost biaya minimumnya ?
Tabel 2.1. Formulasi perhitungan Total Cost Perusahaan Tahun 2007 Produk
Jumlah
Biaya
Produksi
Biaya
Biaya Persiapan
(i)
Permintaan
Produksi
perhari
Simpan
/Set-Up
( Ri )
( Pi )
( pi )
( Hi )
( Ci)
1
R1
P1
P1
H1
C1
2
R2
P2
P2
H2
C2
3
R3
P3
P3
H3
C3
4
R4
P4
P4
H4
C4
5
R5
P5
P5
H5
C5
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
31
Laporan Tugas Akhir
Dengan mengacu formulasi m * dapat dibuat tabel baru sebagai berikut : Tabel 2.2. Formulasi Perhitungan Total Cost Metode EPQ Tahun 2007
Product
Production Demand Rate (pi) P1 P2 P3 P4 P5
1 2 3 4 5
Rate (ri) r1 r2 r3 r4 r5
Ri ( pi ri ) pi
T1 T2 T3 T4 T5
Annual Holding Cost (Hi) H1 H2 H3 H4 H5
HiRi ( pi ri ) pi
Set-Up Cost
T1 x H 1 T2 x H 2 T3 x H 3 T4 x H 4 T5 x H 5
PerRun (Ci) C1 C2 C3 C4 C5
n
TC TOTAL
i 1
HiRi ( pi ri ) pi
Untuk memperoleh TC m terlebih dahulu harus diketahui siklus produksi m* (siklus prduksi optimal) dengan formulasi : n
m* i 1
H i Ri ( pi Pi
ri )
n
Ci i 1
n
sedang i 1
Ri H i ( pi Pi
ri )
n
Ci juga
telah dapat diperoleh dari tabel diatas dan i 1
telah diketahui sehingga m* dapat diketahui pula. Dengan demikian m*, maka volume produksi ekonomis Q* dapat dihitung dengan formulasi : Q *
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Ri . m*
32
Laporan Tugas Akhir
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian atau kerangka masalah merupakan tahap
tahap yang
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang dibahas, sehingga penelitian dapat dilakukan lebih terarah dan memudahkan dalam menganalisa permasalahan yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan harus terarah dan saling mendukung satu dengan lainnya, agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang memadai dan memberikan suatu kesimpulan yang tidak meragukan. Penelitian dilakukan dengan melakukan studi lapangan yaitu pengamatan langsung terhadap jalannya produksi pakaian jadi dan wawancara langsung dengan nara sumber yang berkaitan dan melakukan studi pustaka yang berasal dari buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meminimumkan biaya produksi dari suatu produk, dalam penulisan ini produk yang digunakan adalah pakaian jadi dengan menggunakan metode EPQ.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
32
Laporan Tugas Akhir
33
3.1. Lokasi Penelitian Penulis mengadakan penelitian langsung di PT.Citra Abadi Sejati (CAS) yang beralamatkan di jalan Kampung Sawah, Cilingsi Bogor.
3.2. Identifikasi Masalah Adalah langkah untuk mengidentivikasi masalah yang ada dalam perusahaan tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah pada bagian produksi. Sejauh ini produksi yang dilakukan terhadap suatu produk tidak dapat diatasi hingga pemakaian biaya tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga penulis merasa perlu menganalisa permasaahan tersebut dengan menggunakan metode EPQ. 3.2.1. Studi Pustaka Untuk memperkuat dan memperluas wawasan sebelum penelitian terjun langsung kelapangan dan melaksanakan suatu penelitian, maka penulis membekali diri denagan pengetahuan yang cukup dan relevan dengan permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dari suatu penelitian. Pengetahuan yang memadai tersebut didapat melalui studi kepustakaan yang diwujudkan dalam tujuan pustaka. Pada tahap ini teori-teori dan hasil penelitian yang telah ada dan ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi dimanfaatkan sebagai pijakan dalam pengembangan tahap selanjutunya. Dalam hal ini landasan teori yang berkaitan dengan penelitian adalah teori tentang pengendalian produksi, perencanaan produksi serta teori mengenai teknik-teknik yang berkaitan dengan pengumpulan Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
34
data dan metode EPQ yang berkaitan dengan pengolahan data serta penulisan hasil pengolahan data.
3.3. Perumusan dan Pembatasan Masalah Langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan dan pembatasan masalah. Dimana penulis ingin mengetahui sejauh mana perusahaan melakukan perencanaan produksi dari beberapa jenis produk. Perumusan masalah ini juga untuk dijadikan objek penelitian agar permasalahan tersebut tidak terlalu meluas.
3.4. Tujuan Penelitian Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan penelitian, hal ini penting karena setiap penelitian pasti mempunyai tujuan agar arah dari penelitian ini tidak menyimpang. Setelah semua masalah teridentifikasi serta dirumuskan maka terbentuklah tujuan penelitian yang berguna untuk mengarahkan alur penelitian agar lebih fokus terhadap masalah yang terjadi.
3.5. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini dilakukan 2 metode data yang terdiri dari : 1. Data Primer Yang dimaksud data primer adalah melakukan studi lapangan dengan maksud memperoleh data
data yang diperlukan dalam penelitian, guna memecahkan
produk pakaian jadi (garment) yang dilakukan dengan pengambilan data langsung dilapangan, dimana metode pengumpulan data yang digunakan adalah : Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
35
a. Observasi langsung Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan. b. Interview Pengumpulan data dengan melakukan interview atau tanya jawab langsung dengan responden atau pihak yang memiliki kaitannya langsung dengan permasalahan yang diteliti antara lain : Volume Permintaan Volume permintaan dalam hal ini adalah volume permintaan untuk produk tiap bulan pada tahun 2007. Kecepatan Produksi Kecepatan produksi dapat diartikan sebagai banyaknya jenis produk yang dihasilkan tiap satuan waktu. Biaya Produksi tiap unit Biaya produksi tiap unit adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk pakaian jadi (garment), Biaya ini meliputi : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead yang meliputi biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalahbiaya yang dikeluarkan untuk fasilitas penyimpanan dan resiko kerusakan pada tiap unit per tahun untuk masingmasing jenis produk. Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
36
Biaya Set Up Biaya set up adalah biaya yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi, seperti penyiapan mesin, tenaga kerja dan biaya penjadwalan untuk masing-masing jenis produk. 2. Data Sekunder Yang dimasud data sekunder adalah libelari studi atau penelitian kepustakaan. Dengan mempelajari buku-buku atau litelatur-literatur yang menyangkut tentang teori yang berhubungan dengan penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi. Aktifitas yang dilakukan yaitu mencatat : Data produksi dan prsediaan produk Data permintaan hasil produksi. Data set up cost atau biaya simpan hasil produksi. Data atas hasil produksi dari berbagai jenis ukuran produk.
3.5.1. Metode EPQ Yang dimaksud dengan penggunaan metode EPQ disini adalah sebagai perameter dalam menentukan optimasi biaya produksi sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk meminimasikan biaya produksi menjadi seminimal mungkin. Jadi parameter optimasi yang digunakan adalah biaya-biaya yang digunakan dalam perhitungan adalah biaya produksi,biaya simpan,biaya set up,data permintaan dan laju produksi. Kelima data tersebut menggunakan data sample 12 periode tahun anggaran 2007.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
37
Laporan Tugas Akhir
3.6. Pengolahan Data Data yang sudah diperoleh dari perusahaan kemudian diolah dengan tujuan untuk memperoleh : 1. Total production cost real yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan
data
perusahaan
itu
sendiri,
perhitungannya
menggunakan formulasi : n
TC (m)
n
PiRi m i 1
Ci i 1
1 m 2 i
n 1
HiRI ( pi ri ) pi
Dimana : TC(m) = Total Cost perusahaan Ri
= Jumlah permintaan selama tahun 2007 untuk jenis produk ke I
Pi
= Biaya produksi per unit untuk jenis produk ke i
m
= Siklus produksi selama 1 tahun
Ci
= Biaya set-up setiap kali run untuk jenis produk ke i
Pi
= Laju produksi per tahun waktu (bulan) untuk jenis produk
ri
= Laju permintaan per satuan waktu (bulan) untuk jenis produk ke I
Hi
= Biaya simpan per unit tahun untuk jenis produk ke I
2. Total production cost berdasarkan perhitungan dengan formulasi : n
TC (m * )
n
PiRi 2m* i 1
Ci i 1
Dimana : TC*
= Total biaya minimum
Ri
= Kebutuhan per tahun untuk jenis produk ke i
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
dengan
38
Laporan Tugas Akhir
Pi
= Biaya produksi unruk jenis produk ke i
m*
= Jumlah sisklus produksi
Ci
= Biaya set-up produksi untuk jenis produksi ke i
n
= Banyaknya jenis produk
i
= 1,2,3,.........n Dari hasil perhitungan diatas dibandingkan antara TC dan TC * apabila
TC< TC* dengan catatan bahwa semua perhitungan yang dilakukan benar, maka dimungkinkan bahwa perusahaan telah menggunakan model EPQ yang diusulkan. Tatapi apabila TC>TC* berarti model yang diusulkan dalam hal ini adalah model EPQ dapat digunakan oleh perusahaan. 3. Agar penggunaan formulasi EPQ lebih jelas maka dapat dibuat suatu ilustrasi kedalam sebuah tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Folmulasi Perhitungan Total Cost Perusahaan
Product
Anual
1 2 3 4 5
Demand (Ri) R1 R2 R3 R4 R5
Unit Production Cost (Pi) P1 P2 P3 P4 P5
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Daily Production Rate (pi) P1 P2 P3 P4 P5
Anual Holding Cost (Hi) H1 H2 H3 H4 H5
Set_Up Cost Per Run (Ci) C1 C2 C3 C4 C5
39
Laporan Tugas Akhir
3.6.1. Kondisi Real Perusahaan . Perhitungan total cost real perusahaan adalah perhitungan yang sesuai dengan kondisi perusahaan, sedengkan biaya-biaya yang digunakan sama dengan biaya pada kondisi usulan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode yang diusulkan lebih baik ataukah metode real yang digunakan oleh perusahaan. biaya-biaya tersebut adalah biaya produksi, biaya set up, data permintaan dan laju produksi. Kelima data tersebut menggunakan data sample 12 periode tahun anggaran 2007.
3.7. TC* < TC > ? Langkah ini merupakan langkah untuk mengambil keputusan, apakah metode yang digunakan oleh perusahaan lebih baik ataukah metode usulan lebih baik. Dari pertanyaan ini maka muncul dua jawaban ya atau tidak. Jika ya, maka metode usulan tersebut dapat diterapkan dengan melakukan langkah-langkah selanjutnya, jika tidak maka langsung pada interprestasi hasil
yang berarti
mungkin : TC* = TC, artinya perusahaan dapat digunakan setelah melakukan metode Ini sehingga hasil yang didapat dari perhitungan dengan metode EPQ (TC *) hasilnya sama dengan perhitungan dari perusahaan tersebut. TC* > TC, artinya model yang diterapkan perusahaan lebih baik, namun harus ada penelitian yang lebih lanjut tentang metode apa yang diterapkan tersebut.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
40
3.8. Analisa Setelah perhitungan berdasarkan EPQ dilakukan maka untuk memeriksa apakah hasil yang didapat sesuai dengan keinginan, maka hasil tersebut dibandingkan dengan keadaan sebelum dilakukan analisa. Analisa merupakan tahapan penggalian informasi terhadap data dengan segala kegiatan yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Analisa akan dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan guna penyimpulan pemecahan masalah yang dihitung. Analisa perencanaan produksi pada pakain jadi dilakukan sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan berdasarkan asumsi asumsi penulis.
3.9. Kesimpulan Sebagai langkah terakhir dari penelitian adalah menarik kesimpulan secara umum dan menyeluruh yang dilakukan setelah seluruh langkah analisa dilakuakn. Kesimpulan merupakan tahap akhir yang dilaksanakan sebagai upaya untuk menjawab tujuan penelitian. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil studi pustaka yang telah dilakukan sebelumnya agar kesimpulan tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Selain itu juga akan berguna dalam memberikan saran saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan pihak perusahaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem produksinya dalam meminimumkan biaya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
41
Laporan Tugas Akhir
Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan & Pembahasan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data Tahun 2007 Data permintaan Data kapasitas produksi Biaya set up Biaya simpan Laju produksi
Metode Perusahaan
Usulan metode EPQ
Menghitung total cost perusahaan 2007 (TC)
Menentukan Rata-rata produksi Siklus produksi Volume produksi TC* < TC >?
Pengolahan Data Analisa
Kesimpulan
Selesai Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
42
Laporan Tugas Akhir
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data Setelah melakukan beberapa observasi dan wawancara langsung dengan pihak perusahan yang berkaitan selama berada diperusahaan, didapatkan beberapa data yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian proses produksi. Datadata yang didapat antara lain : Data Volume Penjualan, Data Biaya Produksi, Data Biaya Bahan Baku, Data Biaya Tenaga Kerja dan Data Overhead. Data yang gunakan untuik pengukuran penelitian proses produksi ini adalah data periode 2007 yang diambil dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember yaitu 12 bulan. Data-data yang didapatkan untuk pengukuran proses produksi ini adalah benar adanya data yang penulis peroleh dari perusahaan yang membantu dalam penelitiaan ini. Dan data-data yang diperoleh akan diolah untuk meminumkan biaya produksi. Untuk lebih jelas mengenai data apa saja yang diperoleh akan dijabarkan pada bab selanjutnya.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
42
Laporan Tugas Akhir
43
4.1.1. Hasil dan Proses Produksi Pakain Jadi Proses produksi sangat penting sekali didalam industri manufaktur terutama pada proses pembuatan pakaian jadi di PT. Citra Abadi Sejati (CAS) untuk menghasilkan produk pakaian yang diharapkan. Dalam pembuatan pakaian PT Citra Abadi Sejati telah mempunyai standar tertentu dengan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut : a. Bahan yang digunakan : Katun dolby Zee top (blue jeans) Batam tex (twill cotton) b. Asesoris yang digunakan : Jarum Benang Kancing Sleting Setelah mengetahui bahan baku yang digunakan dalam produksi pakaian, maka perlu kita amati dan ketahui bagaimana proses produksi dalam pembuatan pakaian jadi di PT. Citra Abadi Sejati (CAS) adalah sebagai berikut : a. Ware House Material Merupakan awal dari kegiatan proses produksi yang menyimpan bahan-bahan yang akan digunakan perusahaan dalam membuat barang jadi.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
44
b. Buffer Cutting Yaitu proses pemilihan bahan yang dipotong sebelum masuk kemesin pemotongan. c. Cutting Yaitu proses pemotongan bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan mesin potong, proses tersebut terdiri dari : Menggelar bahan yang akan dipotong Meletakan pola Potong kasar Potong halus Bundel seluruh bahan yang telah dipotong sesuai size d. Sewing Komponen Merupakan proses penjagitan bahan-bahan yang telah dipotong sesuai dengan bagian pada suatu pakaian atau penjahitan komponen pakaian, proses tersebut terdiri dari : Front Yaitu penjahitan bahan-bahan untuk bagian pakaian depan. Back Yaitu penjahitan bahan-bahan bagian belakang. Collar Yaitu penjahitan bagian kerah pakaian.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
45
Cuff Yaitu penjahitan komponan pakaian bagian pergelangan tangan. Pocket Yaitu penjahitan pada bagian kantong. Button down Yaitu proses penjahitan ujung kerah yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen atau pasar. e. Sewing Assembling Adalah proses penjahitan komponen atau penyatuan komponen trsebut menjadi barang jadi. f. Finishing Adalah bagian yang menerima barang jadi lalu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : Kebut Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan benang bekas jahitan yang menempel pada pakaian. Gosok dan Lipat Yaitu kegiatan melipat pakain yang sudah jadi kemudian dibungkus dalam kantong plastik. Hang Tag Yaitu pencantuman label harga pada bagian kerah.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
46
Poly Bag Yaitu bagian yang bertugas memasukan pakaian tersebut kedalam kantong plastik sesuai dengan intsruksi packing.
4.1.2. Sistem Pengadaan Bahan Baku Sistem pengadaan bahan baku pada PT. Citra Abadi Sejati (CAS) biasanya diawali dengan kegiatan melihat persediaan yang ada dibagian material, setelah jenis dan jumlah bahan baku diketagui oleh bagian keuangan akan menghitung besarnya alokasi dana yang diperlukan untuk pengadaan bahan baku tersebut dan kemudian membuat produktion schedule planning sebagai petunjuk dalam melaksanakan proses produksi. Bagian material hanya menerima bahan baku yang selanjutnya dikelola oleh bagian material tersebut. Pengadaan bahan baku yang dipakai oleh perusahaan khususnya dibagian material yaitu menerima dan mengelola bahan baku sesuai dengan pesanan. Bahan baku yang dipakai didatangkan dari negara luar, yaitu dalam tiap minggu untuk setiap kali datang sesuai dengan pesanan. Bahan baku ini langsung masuk ke bagian purchasing order (PO), kemudian dikirim kebagian material yaitu sebagai pengelola untuk di chek berapa banyak bahan baku yang datang setiap kali pesan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
47
Laporan Tugas Akhir
4.2. Pengumpulan Data produksi Dalam memproduksi pakaian kemeja dan celana PT. Citra Abadi Sejati (CAS) Tidak memproduksi secara terus menerus melainkan terputus-putus dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan permintaan dan berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan dalam jadwal produksi kemeja dan calana. Data produksi penjualan kemeja dan celana pada tahun 2007 adalah dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1. Data Produksi Permintaan tahun 2007 NO
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
VOLUME DALAM SATUAN PCS KEMEJA CELANA PANJANG 240.000 261.000 242.000 263.000 245.000 268.000 243.000 265.000 249.000 266.000 247.000 275.000 252.000 280.000 255.000 295.000 258.000 320.000 260.000 332.000 262.000 356.000 264.000 379.000 3.017.000 3.560.000
4.2.1. Data Permintaan Data permintaan yang dipakai adalah data tahun 2007, data tersebut masih dalam satuan Pcs : a. Kemeja
= 3.017.000 Pcs
b. Celana Panjang
= 3.560.000 Pcs
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
48
Laporan Tugas Akhir
4.2.2. Data Biaya Produksi Data biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi kemeja dan celana yang terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
1. Biaya Bahan Langsung Bahan baku yang digunakan untuk kemeja adalah kain, benang dan kancing. Adapun daftar bahan baku selengkapnya dan harganya adalah sebagai berikut: Untuk Kemeja - Kain
Rp 20.000 / meter
- Benang
Rp 7.000 / yard
- Kancing
Rp 20.000 / pack, isi 1500 Rp 13
Biaya Bahan Baku per pcs adalah : - Kain
115 cm x 20.000 / m
= Rp 23.000
- Benang
0.5 yard x 7.000 / yard
= Rp
3.500
- Kancing
6 pcs x 13 / pcs
= Rp
78
Total Biaya Bahan Baku Kemeja
= Rp 26.578 / pcs
Jadi biaya untuk bahan baku kemeja adalah Rp 26.578 / pcs Untuk Celana Panjang - Kain
Rp 30.000 / meter
- Benang - Retsleting
Rp 7.000 / yard Rp 12.000 / pack, isi 20 Rp 600 pcs
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
49
Laporan Tugas Akhir
Biaya Bahan Baku per pcs adalah : - Kain
150 cm x 30.000 / m
- Benang - Resleting
= Rp 45.000
0.5 yard x 7.000 / yard 1 pcs x 600 pcs
Total Biaya Bahan Baku Celana Panjang
= Rp
= Rp
3.500
600
= Rp 49.100 / pcs
Jadi biaya untuk bahan baku celana panjang adalah Rp 49.100 / pcs
2. Biaya Tenaga Kerja Dibawah ini adalah upah yang diperoleh operator mesin dalam melakukan pembuatan kemeja dan celana. Mesin Jahit Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Mesin Obras Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Mesin camp Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Mesin Lubang Kancing Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Mesin Pasang Kancing Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Mesin Potong Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
= Rp 34.000 / hari
50
Laporan Tugas Akhir
Packing Tenaga Kerja : 1 orang x 8 x Rp 4.250
= Rp 34.000 / hari
Jadi upah tenaga kerja adalah : 8 x 16 x Rp 4.250 = Rp 544.000 Karena terdapat 156 siklus produksi maka total upah tenaga kerja selama 1 tahun adalah : Rp 544.000 x 156 x 7 = Rp 594.048.000 1 siklus
= 7 hari
1 hari
= 8 jam kerja
Upah per jam kerja
= Rp 4.250 / jam
Untuk mendapatkan biaya tenaga kerja per unitnya dari masing-masing item adalah dengan rata
rata produksi per hari untuk tiap item.
Kemeja
= Rp 594.048.000 : ( 11.000 x 275 ) = Rp 196 / pcs
Jadi dalam 1 tahun biaya tenaga kerja adalah Rp 196 / pcs Celana Panjang
= Rp 594.048.000 : ( 13.000 x 275 ) = Rp 166 / pcs
Jadi dalam 1 tahun biaya tenaga kerja adalah Rp 166 / pcs
3. Biaya Overhead Biaya
biaya overhead untuk seluruh pakaian jadi :
Biaya tidak langsung 1.Air = Rp 50.000.000 2. PLN
= Rp 84.500.000
3. Solar
= Rp 55.000.000 = Rp 189.500.000
Biaya Penyusutan
= Rp 35.000.000
Biaya Pemeliharaan = Rp 50.000.000 Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
51
Laporan Tugas Akhir
Total
= Rp 274.500.000
Selanjutnya dapat dihitung biaya overhead pabrik/lusin dengan cara membagi total biaya overhead perusahaan selama 1 tahun dengan total produksi masing
masing produk. Biaya
biaya overhead untuk produksi Kemeja
Biaya tidak langsung
Rp 189.500.000 : 3.017.000 = Rp 63
Biaya Penyusutan
Rp 35.000.000 : 3.017.000 = Rp 12
Biaya Pemeliharaan
Rp 50.000.000 : 3.017.000 = Rp 17 Total
Biaya
= Rp 92
biaya overhead untuk produksi Celana Panjang
Biaya tidak langsung
Rp 189.500.000 : 3.560.000 = Rp 53
Biaya Penyusutan
Rp 35.000.000 : 3.560.000 = Rp 10
Biaya Pemeliharaan
Rp 50.000.000 : 3.560.000 = RP 14 Total
= Rp 77
4.2.3. Biaya Produksi ( Pi ) Jadi biaya tiap produksi tiap unit masing
masing produk adalah :
Kemeja
= Rp 26.578 + Rp 196 + Rp 92
= Rp 26.866
Celana Panjang
= Rp 49.100 + Rp 166 + Rp 77
= Rp 49.343
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
52
Laporan Tugas Akhir
4.2.4. Biaya Set
Up
Biaya set-p adalah biaya yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi seperti biaya untuk penyiapan mesin. Biaya set-p untuk tiap ukuran dari tiap produk adalah sebesar = Rp 150.000 tiap kali run.
4.2.5. Biaya Penyimpanan ( Hi ) Biaya penyimpanan pada PT. Citra Abadi Sejati (CAS) memiliki persediaan yang berarti menumpukan modal dan biaya kerusakan produk (penyusutan). Jadi biaya simpan per tahun yang telah ditetapkan adalah 16 % dari biaya produksi per unit untuk masing-masing Rumus Kemeja
= 16 % x Biaya Produksi = 16 % x 26.866
= Rp 4.300
Cealana Panjang = 16 % x 49.343
= Rp 7.900
4.2.6. Laju Permintaan Untuk menghitung laju permintaan maka data volume penjualan per tahun dibagi (Ri) dengan banyaknya hari dalam 1 tahun. Kemeja
= 3.017.000 / 275
= 10.970 Pcs / hari
Celana Panjang
= 3.560.000 / 275
= 12.945 Pcs / hari
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
53
Laporan Tugas Akhir
4.2.7. Perhitungan Dengan Metode Perusahaan Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Total Cost Perusahaan Tahun 2007 Produk
Pi x Ri
M
Biaya
m x Ci
(pi ri )
H i x Ri
Laju
Set-Up
Produksi
( Ci )
perhari
HiRi ( pi
ri )
pi
( pi ) 1
P i x Ri
M1
C1
m x C1
(p1 r1 )
H 1 x R1
P1
H 1 R1 ( p1
r1 )
p1
2
P i x Ri
M2
C2
m x C2
(p2 r2 )
H 2 x R2
P2
H 2 R2 ( p 2
r2 )
p2
3
P i x Ri
M3
C3
m x C3
(p3 r3 )
H 3 x R3
P3
H 3 R3 ( p3
r3 )
p3
4
P i x Ri
M4
C4
m x C4
(p4 r4 )
H 4 x R4
P4
H 4 R4 ( p 4
r4 )
p4
5
P i x Ri
M5
C5
m x C5
(p5 r5 )
H 5 x R5
P5
H 5 R5 ( p5 p5
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
r5 )
54
Laporan Tugas Akhir
4.3. Pengolahan Data Dari data-data telah disebutkan diatas, maka langkah langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan untuk mencari jawaban atau tahunnya dengan volume produksi masing masing jenis dan ukuran adalah : 4.3.1. Perhitungan Total Cost Perusahaan Tahun 2007 Selama ini perusahaan berproduksi dengan 156 siklus dalam satu tahun, dengan volume produksi masing masing jenis dan ukurannya adalah : Tabel 4.3. perhitungan total cost dengan metode perusahaan th 2007 Permintaan Biaya Produk
Pcs / tahun ( Ri ) Kemeja 3.017.000 Celana.P 3.560.000
Produksi / Pcs ( Pi ) 26.866 49.343
Laju
Biaya
Produk / Hari ( pi ) 11.000 13.000
Simpan / tahun ( Hi ) 4.300 7.900
Biaya Rata - rata Set Up Permintaan/ ( Ci ) hari ( ri ) 150.000 10.970 150.000 12.945
Unuk menghitung volume produksi tiap item (Q) digunakan formulasi : Q = Ri / m* Q Kemeja
= 3.017.000 / 156
= 19.339 Pcs
Q Celana Panjang
= 3.560.000 / 156
= 22.820 Pcs
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
55
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Total Cost Dengan Metode Perusahaan Produk
Pi x Ri
M
Biaya Set -Up
m x Ci
( pi -ri)
Hi x Ri
Laju Produksi
( Ci )
/ hari (pi)
HiRi(pi ri) pi
Kemeja
81.054.722.000
156
150.000
23.400.000
30
12.973.100.000
11.000
35.381.181
Celana Pjng
175.661.080.000
156
150.000
23.400.000
55
28.124.000.000
13.000
118.986.153
Total
256.715.802.000
300.000
46.800.000
41.097.100.000
24.000
154.367.334
n
TC
= i 1
TC
n
PiRi m
Ci i 1
1 n HiRi ( pi ri ) m 2 i1 pi
=
Rp 256.715.802.000 + Rp 46.800.000 +
=
Rp 268.803.254.000
154.367.334 TC
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
1 156 Rp 2
56
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.5. perhitungan total cost dengan metode perusahaan th 2007 Permintaan Biaya Produk
Pcs / tahun ( Ri ) Kemeja 3.017.000 Celana.P 3.560.000
Produksi / Pcs ( Pi ) 26.866 49.343
Laju
Biaya
Produk / Hari ( pi ) 11.000 13.000
Simpan / tahun ( Hi ) 4.300 7.900
Biaya Rata - rata Set Up Permintaan/ ( Ci ) hari ( ri ) 150.000 10.970 150.000 12.945
4.3.2. Perhitungan Total Cost Dengan Metode EPQ tahun 2007 Setelah data biaya, laju produksi dan data permintaan tahun 2007 diketahui, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut : Tabel 4.6. Hasil Perhitungan TC dengan Metode EPQ tahun 2007 Laju Produk
Rata
rata
Biaya
Produksi
Permintaan
( pi )
( ri )
Kemeja
11.000
10.970
8.228
Celana.P
13.000
12.945
15.061
( pi ri ) Ri pi
Total
n
m*
i 1
HiRi ( pi ri ) pi
154.362.300 2 x300.000
n
2
Ci i 1
=
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
154.362.300 600.000
Simpan/
Biaya HiRi ( pi ri ) pi
Set-Up
4.300
35.380.400
150.000
7.900
118.981.900
150.000
154.362.300
300.000
Tahun (Hi)
( Ci )
57
Laporan Tugas Akhir
=
= 16 kali
257
Untuk menghitung volume produksi yang ekonomis tiap item (Q) dengan formula : Q=
Ri m*
Jadi : Q Kemeja Q Celana Panjang
= 3.017.000 / 16
= 188.563 Pcs
= 3.560.000 / 16
= 222.500 Pcs
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan TC Minimum dengan EPQ tahun 2007 Permintaan
Biaya
Pcs /
Produksi /
Tahun (Ri)
Pcs ( Pi )
Kemeja
3.017.000
26.866
32
Celana.P
3.560.000
49.343
32
Produk
Biaya 2m*
Set
Up
2m x Ci
Pi x Ri
150.000
4.800.000
81.054.722.000
150.000
4.800.000
175.661.080.000
9.600.000
256.715.802.000
( Ci )
Total
TC(m*)
n
n
PiRi 2m*
= i 1
TC(m*)
Ci i 1
= Rp 256.715.802.000 + Rp 9.600.000 = Rp 256.725.402.000
Waktu produksi yang tersedia tiap siklusnya : N / m* = 275 / 16
= 17 hari
Sedangkan waktu optimal antara siklus produksi adalah : Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
58
Laporan Tugas Akhir
188.563 11.000
222.500 13.000
17 + 17 = 34 hari
4.3.3. Perbandingan TC Perusahaan Dengan TC (EPQ) Setelah diketahui Total Cosh dengan menggunakan metode EPQ maka kita bandingkan perhitungan total biaya produksi tanpa adanya pengendalian persediaan hasil produksi (TC) dengan perhitungan total biaya produksi dan memakai pengendalian hasil produksi (TC*).
Tabel 4.8. Perbandingan total biaya menggunakan metode EPQ dengan tanpa EPQ Tanpa EPQ
Metode EPQ
Selisih
Persen
Rp 268.803.254.000
Rp 256.725.402.000
12.077.852.000
5%
Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan melakukan pengendalian persediaan hasil produk dalam hal ini penentuan tingkat produksi yang ekonomis (EPQ) akan dapat melakukan penghematan atau selisih dan mengurangi pemborosan biaya yang terjadi selama ini.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
59
Laporan Tugas Akhir
KETERANGAN DARI HASIL DATA
Data Volume Penjualan tahun 2007 - Kemeja
= 3.017.000 Pcs
- Celana Panjang = 3.560.000 Pcs Data Bahan Baku - Kemeja
= Rp 26.578
- Celana Panjang = Rp 49.100 Biaya Tenaga Kerja Ketentuan dari pabrik adalah ( 1 hari kerja = 8 jam kerja ), 6 ( hari kerja ) x 4 (jumlah minggu dalam 1 bulan) x 12 ( jumlah bulan dalam 1 tahun ) = 288 hari dikurangi hari minggu dan hari besar atau hari libur = 13 hari, sehingga hari kerja menjadi 275 hari kerja. - Kemeja
= Rp 196 / Pcs
- Celana Panjang = Rp 166 / Pcs Biaya Overhead -Kemeja
= Rp 92 / Pcs
-Celana Panjang = Rp 77 / Pcs Biaya Produksi ( Pi ) / lusin terdiri dari : Biaya produksi diperoleh dengan rumus : Pi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Jadi biaya tiap Lusin untuk masing
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
masing item adalah sebagai berikut :
60
Laporan Tugas Akhir
- Kemeja
= Rp 26.866
- Celana Panjang = Rp 49.343 Biaya Set Biaya set
Up up adalah biaya yang diperlukan untuk kelancaran proses produksi
seperti biaya untuk penyiapan mesin. Biaya set
up untuk tiap ukuran dari
tiap produk adalah sebesar = Rp 150.000 tiap kali run. Biaya Penyimpanan ( Hi ) Biaya penyimpanan adalah biaya yang memiliki persediaan yang berarti penumpukan modal dan biaya / penyusutan produk, jadi biaya simpan / tahun yang telah ditetapkan adalah 16 % dari biaya produksi per unit untuk masing masing produk. Jadi biaya penyimpanan ( Hi ) untuk masing per lusin adalah sebagai berikut : - Kemeja
= Rp 4.300
- Celana Panjang = Rp 7.900 Laju Permintaan ( ri ) -emeja
= 10.970 Pcs / hari
- Celana Panjang = 12.945 Pcs / hari
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
masing item
61
Laporan Tugas Akhir
BAB V ANALISA
Setelah melakukan perhitungan pada Bab IV maka hasil dari perngolahan data dapat dianalisa dengan membandingkan antara perhitungan perusahaan dengan metode EPQ (Economic Production Quantity). Perbandingan ini akan memperlihatkan perubahan waktu siklus yang didapat untuk meminimumkan biaya produksi.
5.1.
Analisa Kondisi Awal Perusahaan Setelah melakukan perhitungan pada Bab IV maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain : 1. Berdasarkan hasil pada tahun 2007 dilakukan siklus produksi sebanyak 156 kali untuk masing
masing produk dalam setahun dengan volume produksi
tiap item (Q) sebesar : Q Kemeja
= 19.339 Pcs
Q Celana Panjang = 22.820 Pcs 2. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2007 sebesar Rp 268.803.254.000 Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
61
Laporan Tugas Akhir
5.2.
62
Analisa Usulan Perbaikan Metode EPQ (Economic Production Quantity) yang penulis usulkan
berupa pengendalian multi produk dengan menentukan tingkat produksi economis yang dapat menghemat biaya dengan mengasumsikan pemborosan biaya yang selama ini terjadi. Hasil yang diperoleh yaitu : 1. Dengan menggunakan metode EPQ (Economic Prodaction Quantity) total biaya produksi dapat ditekan dengan melakukan siklus produksi sebanyak 16 kali dalam setahun dengan volume produksi tiap item (Q) sebesar : Q Kemeja
= 188.563 Pcs
Q Celana Panjang = 222.500 Pcs 2. Total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar Rp 256.725.402.000. ini berarti penghematan yang dapat dicapai dengan metode EPQ adalah sebesar Rp 12.077.852.000 atau sebesar 5%. 3. Metode EPQ dapat diterapkan untuk mengendalikan persediaan multi produk (multi item) pada PT. Citra Abadi Sejati (CAS).
5.3.
Analisa Sistem Produksi Sistem produksi dalam perusahaan biasanya berbeda dengan perusahaan
lainnya. Hal ini dikarenakan oleh berbagai macam situasi, kondisi dan kebijaksanaan yang diambil dan dihadapi oleh setiap perusahaan berbeda
beda.
Pada PT. Citra Abadi Sejati (CAS), sistem produksinya masih kurang baik, hal ini disebabkan pihak perusahaan sangat minim tenaga kerjanya, sehingga proses Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
63
Laporan Tugas Akhir
produksi yang dilakukan oleh perusahaan sebanyak 156 siklus dan pengadaan bahan bakunya harus dilakuakn melalui jasa agen, dari mulai urusan pengiriman dari supplier, urusan urusan dipelabuhan, sampai bahan baku tiba di PT. Citra Abadi Sejati (CAS). Pihak perusahaan hanya mengurus biaya biaya Set Up (persiapan) dan mengecek harga barang dan ketetapan waktu tiba bahan baku.
5.4.
Analisa Grafik Perhitungan Produksi dengan Menggunakan Metode EPQ Grafik Produksi pada Kemeja
3.017.000 188.563 P 26.866 11.000-10.970
p ( p-r )
r
4.300
0
16
16
17
Gambar 5.1. Grafik Produksi pada Kemeja
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
34
64
Laporan Tugas Akhir
Grafik Yang Ekonomis Pada Kemeja
188.563
4.300
slack 0
17
16
34
51
68
Gambar 5.2. Grafik Ekonomis pada Kemeja
Grafik Produksi Pada Celana Panjang
3.560.000 222.500 P 49.343 13.000-12.945
p( p-r )
r
7.900
0
16
28
17
Gambar 5.3. Grafik Produksi pada Celana Panjang Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
34
65
Laporan Tugas Akhir
Grafik Yang Ekonomis Pada Celana Panjang
222.500
7.900
slack 0
17
28
34
51
68
Gambar 5.4. Grafik Ekonomis pada Celana Panjang Grafik Produksi Yang Ekonomis Pada Kemeja dan Celana Panjang
222.500 s l 188.563
a c k
0
17
34
51
68
85
Gambar 5.5. Grafik Ekonomis pada Kemeja dan Celana Panjang Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
66
Laporan Tugas Akhir
5.5.
Metode EPQ Berdasarkan hasil grafik yang didapat bahwa tingkat volume produksi
yang paling ekonomis terlihat pada tabel : Tabel 5.1. Hasil Grafik Tingkat Volume Produksi Ekonomis No
Nama Produk
Jumlah Produksi
Waktu
Slack
1
Kemeja
188.563 Pcs
17 hari
18 hari
2
Celana Panjang
222.500 Pcs
17 hari
6 hari
Karena produk yang diproduksi sebagian besar merupakan produk import maka sebelum jatuh tempo produksi produk dikerjakan hingga selesai. Perusahaan harus memproduksi selama 16 siklus dengan 1 siklusnya 17 hari dan perusahaan harus dapat memproduksi sebesar 222.500 pcs untuk celana panjang dan 188.563 pcs untuk kemeja, yang diperoleh dari hasil volume produksi (Q *) yang ekonomis dengan membagi total permintaan dengan siklus produksi. Dari perhitungan EPQ jumlah siklus (m) dan total biaya minimum TC (Q*) maka perusahaan dapat menanggulangi masalah masalah kelebihan dan kekurangan jumlah permintaan dalam produksi. Karena dengan dilakukannya perhitungan dengan metode EPQ perusahaan dapat memproduksi dari beberapa jenis produk dengan menggunakan peralatan yang sama berdasarkan atas perputaran yang secara bergantiaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengatur jadwal produksi untuk multi item dengan sedemikian rupa, agar siklus produksi berjalan lancar dan semua produk dapat diproses sesuai dengan permintaan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
67
Laporan Tugas Akhir
5.6.
Analisa Perhitungan Economic Production Quantity (EPQ) Jumlah volume produksi yang ekonomis dapat ditentukan dengan
mengunakan rumus yakni dengan cara menentukan jumlah permintaan dan jumlah siklus produksi. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan pendekatan EPQ sebaiknya produksi pada produk kemeja dan celana panjang di PT. Citra Abadi Sejati (CAS) dilakukan sebanyak 16 kali siklus produksi dalam setahun dengan jumlah volume produksi sebesar 188.563 Pcs dan 222.500 Pcs dan dalam jangka waktu selama 17 hari perusahaan harus melakukan produksi kembali. Dengan total biaya persiapan (Set-Up) Rp 9.600.000. merupakan biaya yang paling ekonomis karena biaya persiapan (Set-Up) pada perusahaan sebesar Rp 46.800.000. dan total cost dengan menggunakan metode EPQ untuk memproduksi produk kemeja dan celana panjang sebesar Rp 256.725.402.000.per tahun lebih minim dibandingkan dengan metode yang dipakai oleh perusahaan sebesar Rp 268.803.254.000. per tahun. Dengan
mengikuti
aturan
tersebut
diharapkan
perusahaan
dapat
melakukan penghematan biaya sebasar Rp 12.077.852.000. per tahun atau sebesar 5%. Biaya sebesar Rp 12.077.852.000 didapat dari selisih antara total biaya produksi perusahaan dengan total biaya yang menggunakan metode EPQ (Rp 268.803.254.000- Rp 256.725.402.000). Dengan melihat total biaya tersebut tentu akan menghemat keuangan perusahaan yang digunakan untuk biaya produksi , untuk itu metode EPQ dapat diterapkan oleh perusahaan.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
68
Laporan Tugas Akhir
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada pengolahan data dan analisa, maka penulis mencoba membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di PT. Citra Abadi Sejati (CAS) yang menyangkut tentang rata-rata produksi, siklus produksi, dan volume produksi yang ekonomis, dengan membandingkan metode EPQ dengan metode perusahaan yang selanjutnya akan diberikan usulan perbaikan terhadap sistem yang telah dijalankan perusahaan.
6.1.
Kesimpulan Setelah mengolah dan menganalisa data data yang ada serta hal hal yang
berhubungan dengan pengadaan proses produksi di PT. Citra Abadi Sejati (CAS) maka dapat disimpulkan dari perhitungan kedua metode tersebut, yaitu metode perusahaan dan metode EPQ adalah sebagai berikut :
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
68
Laporan Tugas Akhir
69
1. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode EPQ, dapat diketahui bahwa untuk dapat memperoleh jumlah biaya produksi yang minimum maka perusahaan sebaiknya melaksanakan siklus produksi sebanyak 16 kali dalam setahun. 2. Dengan jumlah volume produksi sebesar 188.563 Pcs dan 222.500 Pcs untuk produk kemeja dan celana panjang dalam jangka waktu selama 17 hari perusahaan harus melakukan produksi kembali. 3. Dengan biaya persiapan (Set-Up) Rp 9.600.000 serta dijumlahkan dengan total biaya produksi salama setahun Rp 256.715.802.000 dan hasilnya Rp 256.825.402.000. 4. Dengan metode yang digunakan perusahaan, total biaya produksinya adalah sebesar Rp268.803.254.000 setahun. Jadi dengan menggunakan metode EPQ diharapkan perusahaan dapat menghemat biaya produksi yaitu sebesar Rp 12.077.852.000 atau sebasar 5% setahun. 5. Dari hasil perhitungan pada bab pengolahan data, jelas bahwa menggunakan metode EPQ akan menghasilkan jumlah biaya produksi yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan metode perusahaan yang lebih tinggi.
6.2.
Saran Setelah memperoleh hasil dari penelitian, pengolahan data, analisa, dan
kesimpulan, maka penulis mencoba memberikan usulan usulan kepada pihak perusahaan mengenai permasalahaan pada sistem produksinya untuk menunjang kelancaran serta kemajuan PT. Citra Abadi Sejati (CAS), adalah sebagai berikut : Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Laporan Tugas Akhir
70
1. Berdasarkan analisa pemecahan masalah dapat dilihat dari segi siklus produksi
sehinggga biayanya tidak dapat terkontrol, maka penulis
menyarankan agar perusahaan menggunakan metode EPQ sehingga dapat menghemat biaya produksi. 2. Pengaturan jadwal produksi harus serring dilakukan atau dikontrol. 3. Sebaiknya perusahaan memperhatikan sistem yang lagi jalan selama ini dengan melihat prosedur yang ada diperusahaan, karena sistem dan prosedur yang perusahaan pakai selama ini belum optimal.
Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana