Pengembangan Bahan Ajar Kewirausahaan Dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning di Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang Tahun 2014
Muhammad Toyib, Trisno Martono, Hery Sawiji Magister Pendidikan Ekonomi Program Pasca Sarjana UNS
[email protected] ABSTRACT The objectives of research and development were: (1) to formulate the need for entrepreneurship teaching material in Accounting Education Study Program of Teacher Training and Education Faculty (FKIP) of Palembang PGRI University; (2) to develop the entrepreneurship teaching material prototype using contextual teaching and learning; and (3) to obtain a feasible entrepreneurship teaching material with contextual teaching and learning approach to be applied to Accounting Education Study Program of FKIP of Palembang PGRI University. The research method employed research and development model simplified into three steps: preliminary study, model development, and model testing. The preliminary study applied a descriptive qualitative research by means of interview, observation and documentation as the methods of collecting data. The data validation was conducted using method triangulation. The model development step applied quantitative research in both restricted and broad trial. The model testing step applied an experimental research that compared the test result of experiment and control groups. The sample of research included the students of Mathematics Education and Accounting Education Study Programs of FKIP of Palembang PGRI University. The results of research showed: (1) the entrepreneurship learning conducted at college that should be improved through a module with contextual teaching and learning approach; (2) design of module with contextual teaching and learning approach; and (3) the effectiveness of module with contextual teaching and learning approach in improving the students’ learning outcome. Implication and recommendation: the use of module with contextual teaching and learning approach could help the students understood the entrepreneurship material because it was equipped with examples, figures, summary, exercise and case study. Keywords: Model Development, CTL, Entrepreneurship Learning, research and development design.
I. PENDAHULUAN
yang mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional. Berbagai upaya
A. Latar Belakang Pendidikan perguruan dimaksudkan
dilakukan oleh perguruan tinggi untuk kewirausahaa
tinggi
secara
untuk
wirausahawan-wirausahawan
di
umum
melahirkan muda
melahirkan
wirausahawan-
wirausahawan muda melalui pendidikan kewirausahaan.
Sampai
saat
ini,
pendidikan kewirausahaan di perguruan
tinggi
belum
yang
memberikan
kontribusi
dalam
melahirkan
besar
wirausahawan-wirausahawan
dapat
dari
dosen
tentang
kewirausahaan.
muda
Dalam
kegiatan
pembelajaran,
yang sukses di bidangnya. Banyak
pengajar
wirausahawan sukses lahir bukan dari
pembelajaran
jalur
tanya jawab, serta menggunakan bahan
pendidikan,
kebanyakan
dari
menggunakan
otodidak dan berinovasi secara liar.
kewirausahaan yang ada, akan tetapi
Melihat kenyataan seperti ini, perlu dikaji
penerapannya belum secara maksimal
secara
bagaimana
sehingga kegiatan pembelajaran masih
pendidikan kewirausahaan di perguruan
bersifat monoton dan didominasi oleh
tinggi itu berjalan. Perlu melakukan
pengajar.
analisis mendalam untuk mengetahui
kurang apresiatif karena pengajar hanya
sebab-sebab
kegagalan
menjelaskan mengenai hal-hal yang
pendidikan kewirausahaan di perguruan
umum saja dan sifatnya hanya teori,
tinggi.
tanpa disertai contoh-contoh konkret. Fenomena
Pembelajaran
kurang
berhasilnya
Kewirausahaan
Cara
teks
dan
ajar
adanya
buku
diskusi
mereka lahir dari proses meniru secara
mendalam
berupa
ceramah,
metode
perkuliahan
tersebut
dirasakan
Hal tersebut menjadikan mahasiswa
pada
sama
sekali
kurang
mengetahui
mahasiswa
FKIP
Universitas
PGRI
mengenai hakikat dari kewirausahaan
Palembang
dapat
dikatakan
paling
yang
bersumber
dominan saat ini adalah rendahnya
masyarakat
tingkat
motivasi
penguasaan
materi.
Hal
ini
dari
aktivitas
sehari-hari. belajar
Akibatnya
mahasiswa
disebabkan antara lain keterbatasan
ditumbuhkan
bahan ajar, sarana dan prasarana,
mahasiswa cenderung menghafal bahan
kurangnya motivasi belajar dan minat
ajar. Hal ini tentunya akan memberikan
untuk menjadi entreprenership. Bahan
dampak
ajar yang harus dipelajari dalam mata
untuk menjadi entrepreneurship.
kuliah
kewirausahaan
memadainya yang
ada
buku-buku yang
keberhasilan
terjun
menunjang
pembelajaran.
disamping
dan
mengembangkan
materi itu
mengubah
pembelajaran
pola
minat
belajar
mahasiswa
pendidikan
modern
beberapa
prinsip
Semula bersifat
arah
behavioristis,
juga
yaitu pembelajaran yang menekankan
secara
langsung
pentingnya latihan berulang-ulang (drill)
untuk
melihat,
untuk menumbuhkan kebiasaan (hebit),
untuk
kini berkembang dan berubah menjadi
kelapangan
memahami
Paradigma telah
dapat
belum
terhadap
perkuliahan
penguasaan
kewirausahaan, mahasiswa
kurang
dan
sulit
mencoba ilmu
yang
mereka
pembelajaran
yang
bersifat
konstruktivistis, yaitu pembelajaran yang
peranan
dengan pendekatan contextual teaching
kognitif untuk mengkonstruksi informasi.
and learning (CTL). Atas dasar uraian di
Orientasi pembelajaran yang bersifat
atas,
teacher oriented kini ditinggalkan orang
Pengembangan
dengan
Pembelajaran
menekankan
pentingnya
menggantinya
pembelajaran
menjadi
penelitian
tentang
Bahan
Ajar
Kewirausahaan
di
pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi
mahasiswa (student oriented), salah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
satunya dengan penerapan paradigma
Universitas PGRI Palembang dengan
baru,
Pendekatan Contextual Teaching and
yaitu
berorientasi
maka
pembelajaran
contextual
teaching and learning (CTL) atau yang biasa
dikenal
dengan
istilah B. Perumusan Masalah
pembelajaran kontekstual. Contextual
Learning perlu dilakukan.
Teaching
Learning
Berdasarkan
identifikasi
dan
merupakan suatu proses pembelajaran
pembatasan
holistik
untuk
dikemukakan di atas, masalah pokok
dalam
yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
yang
membelajarkan
bertujuan peserta
didik
masalah
yang
memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan
1.
Bagaimana kebutuhan bahan ajar
konteks kehidupan nyata, baik berkaitan
kewirausahaan di Program Studi
dengan
lingkungan
pribadi,
agama,
Pendidikan
sosial,
ekonomi,
maupun
kultur.
Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan
dan
Akuntansi
FKIP
Universitas PGRI Palembang? 2.
Bagaimana prototype
keterampilan
mengembangkan menjadi
bahan
ajar
yang dapat diaplikasikan dan ditransfer
kewirausahaan dengan pendekatan
dari satu konteks permasalahan yang
pembelajaran contextual teaching
satu
and learning di Program Studi
ke
permasalahan
Pembelajaran
CTL
lainnya.
Pendidikan
berusaha
konsep
materi
sehingga
pengalaman
tersebut,
FKIP
Universitas PGRI Palembang?
menyajikan suatu konsep yang dikaitkan dengan
Akuntansi
3.
Bagaimana kelayakan bahan ajar
yang
kewirausahaan dengan pendekatan
diperoleh mahasiswa menjadi sebuah
pembelajaran contextual teaching
pengalaman belajar yang lebih realistis
and learning di Program Studi
dan biasanya akan bertahan lama.
Pendidikan
belajar
Kenyataan-kenyataan
seperti
demikian itulah mendorong upaya untuk mengembangkan
bahan
ajar
pembelajaran kewirausahaan yang ada
Akuntansi
Universitas PGRI Palembang?
FKIP
contextual teaching and learning di
C. Tujuan Penelitian
Program Sejalan
dengan
permasalahan
1.
Palembang. 3.
Memperoleh
bahan
ajar
Merumuskan kebutuhan bahan ajar
kewirausahaan dengan pendekatan
kewirausaan
Studi
pembelajaran contextual teaching
FKIP
and learning yang layak untuk
di
Pendidikan
2.
Pendidikan
Akuntansi FKIP Universitas PGRI
penelitian yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
Studi
Program
Akuntansi
Universitas PGRI Palembang.
diterapkan
Mengembangkan
Pendidikan
prototype
menjadi bahan ajar kewirausahaan
di
Program
Studi
Akuntansi
FKIP
Universitas PGRI Palembang
dengan pendekatan pembelajaran II. LANDASAN TEORI
Inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
A. Kajian Teori
rangka
1. Pendidikan Kewirausahaan di
memecahkan
persoalan
dan
meningkatkan
Perguruan Tinggi
persoalan-
peluang dan
untuk
memperkaya
kehidupan (is the ability to apply creative Menurut Kewirausahaan kreativitas
Suryana adalah
dan
(2003:10) penerapan
inovasi
untuk
memecahkan masalah dan upaya untuk
solutions
to
those
problems
and
opportunities to enhance or to enrich people’s live). Kompetensi dasar mata kuliah
memanfaatkan peluang yang dihadapi
kewirausahaan
setiap hari. Kewirausahaan merupakan
mahasiswa
gabungan dari kreativitas, inovasi dan
tentang perspektif kewirausahaan; 2)
keberanian menghadapi resiko yang
mahasiswa
dilakukan dengan cara kerja keras untuk
tentang
membentuk dan memelihara usaha baru
mahasiswa
. Kreativitas, oleh Zimmerer (dalam
transpormasi
Suryana,
mahasiswa
2003)
kemampuan
diartikan
untuk
sebagai
ini mampu
mampu
lanskap
meliputi:
menjelaskan
menguraikan
kewirausahaan;
mampu
3)
menjelaskan
kewirausahaan; mampu
1)
4)
menjelaskan
mengembangkan
tentang pengertian, manfaat, fungsi dan
ide-ide baru dan untuk menentukan
prinsip kewirausahaan; 5) mahasiswa
cara-cara
mampu
baru
dalam
memecahkan
menjelaskan
tentang
teori
persoalan dan menghadapi peluang
inovasi dan kreativitas;
6) mahasiswa
(creativity is the ability to develop new
mampu
tentang
ideas and to discover new ways of
inspirasi;
looking at problems and opportunities).
menjelaskan
menjelaskan 7)
mahasiswa cara
teori
mampu
membuat
dan
mempersiapkan, dan memulai bisnis
penggalan RPP untuk setiap pertemuan
baru;
yang disesuaikan dengan penjadwalan
8)
mahasiswa
mampu
menjelaskan tentang manajemen resiko 9)
di satuan pendidikan.
mahasiswa mampu menjelaskan
tentang
etika
mahasiswa
berwirausaha;
mampu
10)
4. Pengertian Bahan Ajar
menjelaskan
Menurut
National
Centre
For
tentang cara mengelola bisnis di rumah
Competency Based Training
sendiri;
Andi Prastowo, 2012:16; Pannen, 2001;
dan 11) mahasiswa mampu
menjelaskan tentang usaha waralaba.
(dalam
Abidin, 2009) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
2. Pengertian Silabus
membantu guru atau instruktur dalam Silabus
adalah
rencana
melaksanakan proses pembelajaran di
pembelajaran pada suatu atau kelompok
kelas.
mata
berupa bahan tertulis maupun tidak
pelajaran/tema
tertentu
yang
didalammnya berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar,
materi
Bahan
yang
dimaksud
bisa
tertulis.
pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. (Hanafiah, 2009:114;
5. Contextual Teaching And Learning (CTL) Menurut
Johnson
(2002:25)
Tim Pekerti-AA PPSP LPP UNS, 2007;
pembelajaran contextual teaching and
Depdiknas, 2006)
learning (CTL) adalah sebagai:
3. Rencana Pelaksanaan
“An educational process that aims to
Pembelajaran (RPP)
help students see meaining in the
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:120)
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam
standar
isi
dijabarkan
dalam
silabus.
Lingkup
rencana
pembelajaran
paling
dan
luas
mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri dari 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Guru merancang
academic material they are studying by connecting academic subyects with the context of their daily live, that is, with context of their personal, social, and culture circumstance. To achieve this aims, the system encompasses the following
components:
meaningful significant
connections, work,
colaborating, thinking,
making doing
self-related
critical
nurturing
and the
learing, creative
individual,
reaching high standards, using authentic asessment”
“Sebuah
proses
pendidikan
6. Pengertian Belajar
yang bertujuan menolang para siswa melihat
makna
di
dalam
akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan
akademik
dengan
subyek-subyek konteks
dalam
kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen
berikut:
Menurut
materi
membuat
menjelaskan “tingkah
pekerjaan
yang
berarti,
melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
melakukan
kerja
sama,
membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, menggunakan penilaian autentik”.
bahwa
laku
(2003:85)
belajar
yang
adalah
mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaaan, ataupun sikap”. Menurut
keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan
Purwanto
(dalam “belajar
teori
Budingsih,
Geslat-Field
2006:6)
bahwa
suatu
proses
merupakan
perolehan atau perubahan terhadap pengertian-pengertian yang mendalam (insights),
pandangan-pandangan
(outlooks), harapan-harapan, atau polapola berfikir”. Menurut Slameto (2003:2) pengertian belajar dapat didefinisikan
Menurut Nanang dan Suhana (
sebagai berikut: “belajar adalah suatu
2009: 67) Contextual Teaching Learning
proses usaha yang dilakukan seseorang
merupakan suatu proses pembelajaran
untuk memperoleh suatu perubahan
holistik
untuk
tingkah
dalam
keseluruhan,
yang
membelajarkan
bertujuan peserta
didik
laku
yang
baru
sebagai
secara hasil
memahami bahan ajar secara bermakna
pengalamannya sendiri dalam interaksi
(meaningfull) yang dikaitkan dengan
dengan lingkungannya”.
konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan
lingkungan
sosial,
ekonomi,
pribadi, maupun
agama, kultural.
B. Penelitian yang Relevan 1.
Patricia Murdock Miler
(2006)
Sehingga peserta didik memperoleh
melalui
ilmu pengetahuan
keterampilan
learning may be a better teaching
yang dapat diaplikasikan dan ditransfer
model: a case for higher order
dari satu konteks permasalahan yang
learning
satu ke permasalahan lainnya.
(Pembelajaran kontektual mungkin
dan
penelitian
and
Contextual
transfer
adalah sebuah model mengajar yang lebih baik : sebuah kasus
untuk pembelajaran dan transper
penting
tingkat tinggi). Kondisi contextual
munculnya
learning (pembelajaran kontekstual)
dalam diri individu adalah dengan
menuntut para siswa agar belajar
adanya motivasi, pengetahuan dan
dilingkungan yang dinamis yang
keterampilan.
menstimulasi realita tempat kerja.
Kewirausahaan
Mereka belajar dengan bekerja. Hal
Education/EE)
ini
memainkan sebuah peran penting
memfasilitasi
retensi
pemahaman,
(penahanan),
menentukan
jiwa
kewirausahaan
Pendidikan (Entrepreneurship tampaknya
ingatan
dalam
mengembangkan
(recall) serta dua jenis transfer
atribut
ini.
pembelajaran
penting
bahwa Pendidikan Kewirausahaan
(aplikasi dan pengetahuan dalam
(EE) masa depan seharusnya tidak
situasi-situasi baru).
hanya mengajarkan pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang
tentang terciptanya bisnis, tetapi
dilakukan bahwa: 1) pembelajaran
lebih
kontekstual yang aktif
mengalami kewirausahaan.
yang
lebih baik
dari pada pembelajaran tradisional
3.
Peneliti
fokus
atribut-
menyatakan
pada
peristiwa
Penyusunan dan Pengembangan
dalam pembelajaran pengetahuan,
Bahan Ajar untuk Meningkatkan
aplikasi, dan transper pembelajaran
Kualitas
kesituasi-situasi
lebih
Perguruan Tinggi. Menurut penulis
konsep,
(Saddhono, 2011:99) bahwa: Buku
independen
sebagai salah satu bahan ajar
(mandiri), pembelajaran yang lebih
dapat digunakan untuk membantu
bertanggung jawab, kemampuan
dosen
yang lebih besar untuk menghadapi
perkuliahan. Buku ajar mempunyai
ambiguitas, keterampilan perilaku
struktur yang khas dan disesuaikan
pemecahan
masalah
dan
dengan
pengambilan
keputusan
yang
dalamnya
baru;
2)
pemahaman
pembelajaran
Pembelajaran
dan
beberapa
menulis
pengemasan
resiko,
penataan
pengambilan yang
inisiatif, ditunjukkan
mahasiswa
pembelajaran.
ditunjukkan, perilaku pengambilan
kepemimpinan
2.
yang
dalam
Ada sendiri,
informasi,
informasi.
di
dan
Merancang
buku ajar didasarkan pada asumsi
dan perilaku pembentukan tim.
bahwa
Heiko
Arndt
tingkat heterogenitas yang tinggi
melalui
antara satu sama lainnya. Oleh
‘Teachability
karena itu, buku ajar yang ditulis
Haase,
Lautenschläger. The
penelitian: Dilemma’ Menjelaskan
(2011)
of
Entrepreneurship. bahwa
faktor-faktor
harus
mahasiswa
luwes
mengakomodasi
mempunyai
(fleksibel)
untuk
keberagaman
karakteristik
mahasiswa,
merupakan
4.
titik
awal
serta
dan
sablon. Selain itu, diperoleh data
alur
melalui
yang
sangat
belajar berdasarkan perilaku awal
menggembirakan yaitu tumbuhnya
mahasiswa.
minat wirausaha peserta dengan
Mulyani (2009) melalui penelitian
muncul
strategi menumbuhkaan sikap dan
kewirausahaan
perilaku
diri, berorientasi tugas dan hasil,
wirausaha
pembelajaran
melalui
kooperatif
berwawasan
yang
120
kewirausahaan,
responden
yang
menjadi
ciri-ciri
mental
seperti:
percaya
pengambilan
resiko,
kepemimpinan,
menunjukkan hasilnya bahwa dari
dan
berorientasi
masa depan. 6.
Sinarasri, Hanun (2012) melalui
sampel penelitian sebagian besar
penelitian pengaruh latar belakang
sikap dan prilaku wirausahanya
pendidikan
termasuk
kewirausahaan
rendah
kategori (101
sedang
siswa
dan
termasuk
terhadap
motivasi mahasiswa,
menunjukkan bahwa faktor mata
kategori sedang dan 19 orang
kuliah
siswa termasuk kategori rendah).
pengetahuan dan pelatihan serta
Dilihat dari hasil observasi tentang
pengalaman bekerja berpengaruh
metode
positif
pembelajaran
digunakan
guru
yang
menunjukkan
Sedangkan
pelajaran
pendidikan
ekonomi
dan masih
kewirausahaan,
terhadap
kerwirausahaan
bahwa sebagian besar guru mata
kewirausahaan
5.
angket
kewirausahaan
motivasi mahasiswa.
latar
belakang
dan
pendidikan
keluarga
menggunakan model pembelajaran
berpengaruh
ceramah sedikit divariasi dengan
kewirausahaan
tanya jawab dan sedikit praktik
Akhirnya, disarankan agar institusi
untuk
pendidikan
mata
pelajaran
terhadap
tidak motivasi
mahasiswa.
lebih
banyak
materi
mengenai
kewirausahaan.
memberikan
Sobandi (2006) melalui pengabdian
kewirausahaan
masyarakat
meningkatkan motivasi mahasiswa
tentang
pembelajaran
model
kewirausahaan
sablon dalam menumbuhkan minat wirausaha
santri
di
Kecamatan
Cisalak
Kabupaten
hasilnya
menunjukkan
Subang, bahwa
peserta memiliki kemampuan teknis dan wawasan kiat berwirausaha
dalam berwirausaha.
untuk
bahan
ajar
kewirausahaan
dengan
pendekatan CTL, dan apa bila ada bahan
III. METODE PENELITIAN
ajar
yang
digunakan
hanya
sebatas buku teks yang tidak dilengkapi dengan petunjuk belajar, SK dan KD
A. Jenis Penelitian
yang ingin dicapai, latihan-latihan dan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan atau sering disebut dengan
Research and
evaluasi
pengembangan harus memenuhi kriteria produk pengembangan, yaitu produk yang baru atau produk yang berbeda dari yang pernah ada, siap diaplikasikan dan dikembangakan di lapangan, oleh sebab itu salah satu kegiatan penting penelitian yang harus ditempuh adalah uji coba di lapangan secara sistematis. Produk tersebut harus dievaluasi dan disempurnakan untuk memenuhi kriteria pengembangan yang ditentukan.
ini adalah bahan ajar kewirausahaan pendekatan
Contextual
Teaching and Learning yang berupa modul.
Hal
ini
dilakukan
serta
terbatas. Sesuai
dengan
tahapan
R&D
yang disebutkan oleh Gall, Gall, & Brog (2003:
570-571)
dilaksanakan
penelitian
dengan
desain
ini yang
meliputi tiga tahapan, yaitu: (1) tahap eksplorasi, (2) tahap pengembangan draft model, (3) tahap pengujian model, dan berhenti pada tahap pengujian saja tidak sampai pada desiminasi. Berhenti pada tahap pengujian saja tidak sampai pada
desiminasi
keterbatasan
baik
dikarenakan
dari
segi
waktu,
tenaga, pikiran dan biaya. Masing-
Produk yang dihasilkan dari tesis
dengan
lengkap
ketersediaan bahan ajar masih sangat
Development (R&D). Hasil akhir atau produk yang diharapkan dari penelitian
yang
karena
masing tahapan akan dijelaskan tentang pendekatan penelitian yang digunakan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis
data,
dan
waktu
penelitian.
dilapangan sampai saat ini belum ada B. Prosedur Penelitian
terhadap bahan ajar kewirausahaan yang
Prosedur pengembangan dengan
penelitian atau
sering
disebut
Research and Development
(R&D) yang dilakukan meliputi:
Eksprlorasi
mempunyai
tujuan: (1) untuk memperoleh informasi
ada,
(2)
menganalisis
kebutuhan (need analysis) terhadap model bahan ajar kewirausahaan yang tepat untuk dikembangkan. Informasi pokok yang perlu dicari adalah sejauh manakah
1. Tahap Eksplorasi Tahap
sudah
pentingnya
model tersebut.
pengembangan
2. Tahap Pengembangan Draf Model Pada
langkah-
Kalau pada tahap uji coba fokusnya
langkahnya adalah sebagai berikut: a)
adalah pada proses penyusunan bahan
menguji cobakan prototype bahan ajar,
ajar, maka pada pengujian ini fokusnya
b) mengkaji kelayakan prototype bahan
adalah hasil belajar siswa yang dicapai
ajar dari sisi: isi, penyajian bahan ajar,
setelah
dan keberterimaan oleh mahasiswa.
kewirausahaan
dengan
Revisi terhadap komponen-komponen
kewirausahaan
dengan
yang kurang sempurna dalam prototype
CTL.
sesuai
tahap
dengan
ini
yang telah dihasilkan pada tahap kedua.
kebutuhan.
Dalam
diberi
pembelajaran bahan
ajar
pendekatan
Jenis penelitian yang digunakan
menguji cobakan prototype dengan uji
dalam
terbatas
diperluas,
Experimental (eksperimen yang betul-
sedangkan dalam mengkaji kelayakan
betul) ciri-ciri utama dari penelitian ini
prototype bahan ajar dilakukan dengan
adalah bahwa, sampel yang digunakan
expert
dengan
secara random dari populasi tertentu.
melibatkan pakar bahan ajar dan pakar
Jadi cirinya adalah ada kelompok kontrol
materi kewirausahaan, dan teknik Focus
dan
Group Discussin (FGD) yang melibatkan
(Sugiyono, 2010:112)
dan
uji
yang
judgement
yaitu
penelitian
sampel
ini
dipilih
adalah
secara
True
random
kewirausahaan.
Penelitian True Experimental ini
Mekanisme ini dilakukan berulang-ulang
dengan tipe Pretest-Posttest Control
sehingga stakeholders merasa puas.
Group Design dimana terdapat dua
dosen
mata
kuliah
kelompok yang dipilh secara random, 3. Tahap Pengujian Model.
kemudian
Metode penelitian tahap ketiga adalah
eksperimen.
Eksperimen
dilakukan untuk pengujian bahan ajar
di
mengetahui
beri
pretest
keadaan
awal
untuk adakah
perbedaan antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
kewirausahan dengan pendekatan CTL Tahap studi pendahuluan (Eksplorasi), IV. HASIL PENELITIAN DAN
(2) Tahap pengembangan draft model,
PEMBAHASAN
(3) Tahap pengujian model, dan tahap Tahap
A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam pengembangan
penelitian (Research
diseminasi.
Adapun
dalam
penelitian ini tahap diseminasi tidak dan and
Development) seperti yang disebutkan oleh Gall. Gall & Borg, terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)
dilakukan dengan pertimbangan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Penelitian ini dilakukan
mulai
dari
tahap
studi
pendahuluan hingga tahap pengujian model.
Tahapan-tahapan
dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
yang lengkap, tetapi dosen-dosen telah
berikut.
menyusun dalam perlu
RPP
sebagai
pembelajaran, perbaikan
pedoman
namun
seperti
masih
belum
ada
evaluasi, kunci jawaban, skor penilaian
1. Hasil Studi Pendahuluan
serta sumber-sumber bahan ajar yang Studi
pendahuluan
yang
masih
sedikit.
Begitu
juga
dengan
digunakan
dalam
dilakukan untuk mengetahui kondisi,
peralatan
potensi dan kekuatan yang ada di
pembelajaran seperti LCD lembar kerja
Program Studi Pendidikan Matematika
dan perangkat lainnya.
FKIP
Universitas
PGRI
Palembang, Bahan ajar yang digunakan oleh
serta proses pembelajaran yang bisa dilakukan
sebagai
yang
landasan
empiris
dosen-dosen
untuk
mata
kuliah
dalam pengembangan bahan ajar yang
kewirausahaan masih sangat terbatas
memadai
hasil
dan lebih mengutamakan buku cetak
belajar mahasiswa dalam mata kuliah
yang diperjual belikan di toko buku,
kewirausahaan.
sehingga belum memiliki bahan ajar
untuk
meningkatkan
yang khusus dibuat oleh dosen atau tim Tempat Penelitian dalam studi
dosen
pengampu
mata
kuliah
pendahuluan ini adalah Program Studi
kewirausahaan
Pendidikan
dengan kurikulum dan silabus yang
Matematika
FKIP
yang
disesuaikan
Universitas PGRI Palembang. Sumber
berlaku. Dalam pembelajaran
data dalam penelitian ini adalah: (a)
didominasi oleh dosen sebagai sumber
Informan yaitu dosen yang mengajar
informasi dengan menggunakan metode
mata
dan
ceramah dan sedikit diskusi, begitu juga
mahasiswa yang diajar mata kuliah
soal-soal latihan masih bersifat teori
kewirausahaan,
yang
bukan berupa analisis kasus yang dapat
diperlukan adalah Silabus, Rencana
meningkatkan pemahaman mahasiswa
Pelaksanaan Pembelajaran dan Media
tentang kewirausahaan.
kuliah
Pembelajaran,
kewirausahaan,
(b)
(c)
dokumen
peristiwa
masih
yaitu
kegiatan belajar mengajar mata kuliah
Hal berberbeda
kewirausahaan.
ini
tentunya dengan
sangat
pendekatan
contextual taeching and learning (CTL) Kurikulum
yang
digunakan
di
dimana
mahasiswa
dituntut
untuk
Program Studi Pendidikan Matematika
mencari informasi tetang materi yang
adalah kurikulum berbasis kompetensi,
dipelajari,
di dalam pelaksanaannya dosen-dosen
pemahaman
belum memiliki perangkat pembelajaran
yang dipelajari, mendiskusikan dengan
mengkonstruksi mereka
tentang
sendiri materi
teman-teman kesimpulan, sebagai
dan
mampu
sehingga fasilitator
mengarahkan
menarik
Laksmi Riani, M.S) dan dua orang pakar
dosen
hanya
bahan ajar (Dr. Kundaru Saddono, M.
yang
akan
Hum dan Dr. Mohammad Rohmadi,
dan
meluruskan
pemahaman mahasiswa tentang materi
M.Hum). a. Hasil Uji Terbatas
yang dipelajari, sehingga dosen bukan Berdasarkan
merupakan sumber informasi utama
hasil
perhitungan
dengan uji t (pengolahan lebih lanjut
dalam proses pembelajaran.
menggunakan SPSS versi 22) diperoleh Dari hasil analisis kebutuhan di
data untuk kelompok eksperimen t hitung
lapangan, tersusunlah draft bahan ajar
-6,012 dan t
kewirausahaan
=
dengan
pendekatan
= 2,0231 artinya t hitung
tabel
-6,012 > t
=
= 2,0231. Menurut
tabel
contextual teaching and learning berupa
Sugiyono, (2013 : 97)
modul (Prototype) untuk dipergunakan
adalah mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau
dosen-dosen
(-) nya”. Hasil perhitungan
dalam
kewirausahaan. dihasilkan dengan
pembelajaran
Prototype
kemudian berbagai
yang
didiskusikan pakar
penyempurnaan-penyempurnaan
“harga t
hitung
di atas
menunjukkan perbedaan yang signifikan prestasi
hasil
belajar
sebelum
dan
untuk
sesudah pembelajaran menggunakan
yang
modul
kewirausahaan
dengan
akhirnya perlu untuk diujicobakan di
pendekatan CTL. Berdasarkan hasil
lapangan untuk mengetahui seberapa
perhitungan
besar manfaat dan keefektifan dari
diperoleh t
bahan
2,021 artinya t
ajar
dalam
pembelajaran
untuk hitung
kelompok
kontrol
= -1,66,3 dan t
hitung
=
-1,663 < t
tabel tabel
= =
kewirausahaan terutama pengaruhnya
2,021 maka dapat dijelaskan bahwa
terhadap hasil belajar melalui instrumen
tidak ada perbedaan yang signifikan
tes tertulis.
prestasi belajar pada kelas kontrol.
2. Hasil Tahap Pengembangan Model Pada tahap ini langkah yang pertama
adalah
mengujicobakan
Perbanding eksperimen dimana
antara
dengan
pada
kelas
kelas
kelas
kontrol
eksperimen
prototype yang telah dihasilkan pada
diperoleh t
analisis kebutuhan di lapangan yang
signifikan 0,000 dan pada kelas kontrol
berupa
diperoleh t
draft
bahan
ajar
berbentuk
hitung
hitung
=
=
-6,012 dengan taraf
-1,663 dengan taraf
modul, sebelum diujicobakan draft yang
signifikan 0,106, berarti
telah tersusun dikonsultasikan kepada
6,012 pada kelompok eksperimen lebih
empat orang pakar yang terdiri dari dua
besar dari pada t
orang pakar materi kewirausahaan (Dr.
kelompok
Weidy Murtini, M.Pd. dan Dr. Asri
artinya
hitung
t
=
hitung =
-
-1,663 pada
kontrol, (6,012 > 1,663) terdapat
perbedaan
yang
signifikan antara hasil belajar kelompok
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hal
besar dari hasil rata-rata (mean) post tes
ini diperkuat dengan hasil nilai rata-rata
kelompok kontrol (61,00) artinya 68,88 >
(mean) post tes yang diperoleh oleh
61,00.
b. Hasil Uji Luas Langkah kedua
Pendidikan
(68,88)
kewirausahaan
dengan
perbaikan
pendekatan
uji
coba
lapangan,
kelompok kelompok kontrol diperoleh t
di
Program
Matematika
Studi
sebanyak
kelas dimana Semester VI.E
2
hitung = hitung
CTL.
lebih
ini adalah
tahap
dilaksanakan
eksperimen
Sedangkan
pada
-1,182 dan t tabel = 2,0231 artinya t =
-1,663 < t
= 2,0231 maka
tabel
sebagai
dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
kelompok eksperimen dengan jumlah
yang signifikan prestasi belajar pada
mahasiswa 34 orang dan semester VI.F
kelas kontrol.
sebagai
kelompok
kontrol
dengan Jika dibandingkan antara kelas
jumlah mahasiswa 40 orang dilaksankan selama 3 minggu. Sebelum dilakukan uji coba,
kelompok
eksperimen
dan
kelompok kontrol diberikan pre tes. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk penyempurnaan bahan ajar
(produk
eksperimen dimana
dengan
pada
diperoleh t
kelas
kelas
hitung
=
eksperimen
-8,428 dengan taraf
signifikan 0,000 dan pada kelas kontrol diperoleh t
hitung
=
-1,182 dengan taraf
signifikan 0,244 berarti
yang telah dikembangkan).
kontrol
t
hitung =
-8,428
pada kelompok eksperimen lebih besar Berdasarkan
hasil
perhitungan
dari pada t hitung
=
-1,182 pada kelompok
dengan uji t (pengolahan lebih lanjut
kontrol,
(-8,428
menggunakan SPSS versi 22) diperoleh
terdapat
perbedaan
data untuk kelompok eksperimen t hitung
antara
hasil
-8,426 dan t =
-6,012 > t
tabel tabel
=
= 2,0357 artinya t hitung = 2,0357
Sugiyono, 2013:97 “harga t
>
-1,182) yang
belajar
artinya signifikan
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hal
menurut
ini diperkuat dengan hasil nilai rata-rata
adalah
(mean) post tes yang diperoleh oleh
hitung
mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya”.
kelompok
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
besar dari hasil rata-rata (mean) post tes
perbedaan yang signifikan prestasi hasil
kelompok kontrol (62,13) artinya 80,44 >
belajar
62,13.
sebelum
dan
sesudah
eksperimen
(80,44)
lebih
pembelajaran menggunakan modul 3. Hasil Tahap Pengujian Model
modul yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya. Fokus
Pada tahap ketiga ini adalah pelaksanaan
eksperimen
untuk
mengetahui keefektifan produk berupa
adalah
pada
kewirausahaan
pada tahap ini
hasil setelah
pembelajaran diberikan
pembelajaran
kewirausahaan
menggunakan
bahan
ajar
dengan
setelah
mengikuti
kewirausahaan berbasis
pendekatan CTL berupa modul.
mata
dengan
CTL
kuliah
bahan
berupa
ajar
modul.
Selanjutnya sebelum dilakukan analisis Pada tahapan ini penelitian ini dilakukan
pada
program
studi
pendidikan akuntansi hal ini dilakukan karena menurut peneliti antara program studi
pendidikan
program dapat
studi
matematika
pendidikan
diasumsikan
dan
akuntansi
bahwa:
(1)
data
untuk
perbedaan
melihat hasil
apakah
belajar
ada
mahasiswa
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t, perlu dilakukan uji normalitas dengan
uji
Chi
Kuadrat
dan
Uji
Homogenitas dengan uji Bartlet
mahasiswa yang diberikan perlakuan sama-sama semester VI, (2) jumlah sks
Berdasarkan
hasil
perhitungan
yang sudah mereka tempuh rata-rata
dengan uji t (pengolahan lebih lanjut
hampir sama yaitu antara 100-120 sks,
menggunakan SPSS versi 22) diperoleh
(3)
data untuk kelompok eksperimen t hitung
masing-masing
belum
pernah
=
menempuh mata kuliah kewirausahaan,
-10,094 dan t tabel = 2,0399 artinya t hitung
(4) tergabung dalam satu fakultas yaitu
=
FKIP, (5) jumlah mahasiswa yang diteliti
interpolasi, perhitungan selengkapnya
berkisar antara 32-40 orang (6) masing-
dapat dilihat pada lampiran 7). Menurut
masing
Sugiyono, 2013:97 “harga t
kelompok
baik
kelompok
-10,094 > t
= 2,0399 (hasil
tabel
adalah
hitung
eksperimen maupun kelompok kontrol
mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya”.
diberikan pre tes dan post tes, (7)
Berarti
produk
signifikan prestasi hasil belajar sebelum
dari
hasil
diharapkan dapat bersama-sama
penelitian
ini
digunakan secara
di
FKIP
Universitas
terdapat
dan
perbedaan
sesudah
menggunakan
yang
pembelajaran
modul
kewirausahaan
PGRI Palembang. Berdasarkan asumsi
dengan pendekatan CTL. Sedangkan
yang dibangun oleh peneliti maka untuk
pada
uji coba efektifitas dilaksanakan pada
diperoleh t
program studi pendidikan akuntansi.
2,0273 artinya t
kelompok hitung
kelompok
= -1,441 hitung =
kontrol
dan t
-1,441 < t
tabel tabel
= =
2,073 maka dapat disimpulkan tidak ada Sebelum dilakukan eksperimen kedua
kelompok
eksperimen
dan
baik
kelompok
kelompok
perbedaan
yang
belajar pada kelas kontrol. Jika dibandingkan antara kelas
ekperimen dan diakhiri dengan post tes
eksperimen
untuk
dimana
apakah
prestasi
kontrol
diberikan pre tes, kemudian dilakukan
mengetahui
signifikan
ada
peningkatan hasil belajar mahasiswa
diperoleh t
dengan
pada hitung
kelas =
kelas
kontrol
eksperimen
-10,094 dengan taraf
signifikan 0,000 dan pada kelas kontrol diperoleh t
hitung
=
-1,441 dengan taraf
signifikan 0,158 berarti
dosen
menggunakan
buku cetak yang dibeli dari toko
-10,094
buku. Dimana materi dalam buku-
pada kelompok eksperimen lebih besar
buku tersebut belum begitu relevan
dari pada t hitung
dengan
kontrol,
=
t hitung
1) Rata-rata
=
-1,441 pada kelompok
(-10,094
>
terdapat
perbedaan
antara
hasil
-1,441) yang
belajar
artinya
silabus
mata
kewirausahaan
kuliah sehingga
signifikan
memerlukan banyak referensi dan
kelompok
penyesuaian dengan silabus mata
eksperimen dan kelompok kontrol. Hal
kuliah kewirausahaan.
ini diperkuat dengan hasil nilai rata-rata
2) Sebagian dosen belum terbiasa
(mean) post tes yang diperoleh oleh
menulis buku untuk menunjang
kelompok
materi
eksperimen
(81,25)
lebih
yang
diajarkan
besar dari hasil rata-rata (mean) post tes
terkecuali
kelompok kontrol (61,45) artinya 81,25 >
kewirausahaan,
dosen
61,45.
mengandalkan
buku-buku
penerbit, B. Pembahasan Hasil Penelitian
sudah
untuk
bahan-bahan
1. Pembahasan Studi Pendahuluan
mata
dosen-dosen
mencoba
tidak kuliah hanya dari
saat
ini
mengumpulkan
untuk
digunakan
sebagai bahan ajar namun belum Produk yang dihasilkan dalam penelitian
ini
adalah
bahan
ajar
kewirausahaan dengan pendekatan CTL yang telah dikembangkan berdasarkan
dalam bentuk bahan ajar yang utuh seperti modul atau buku teks yang relevan dengan silabus. 3) Dari sisi pelaksanaan pembelajaran
analisis kebutuhan. Informasi-informasi
kewirausahaan,
yang
memaksimalkan fasilitas yang ada
didapat
dari
dosen
maupun
dosen
kurang
mahasiswa pada kondisi pembelajaran
seperti
kewirausahaan. Pengumpulan informasi
kurang
dilakukan
penggunaan bahan ajar karena
pada
studi
pendahuluan,
penggunaan
alat
LCD,
memaksimalkan
fokus utama dalam studi pendahuluan
jumlah
ini adalah mencari informasi tentang
mahasiswa masih sangat terbatas,
bahan
sehingga sebagian bahan harus
ajar
kewirausahaan
yang
digunakan selama ini. Pada saat peneliti mengadakan
wawancara
dan
di
buku
yang
dimiliki
dicatat dari penjelasan dosen. 4) Perangkat
pembelajaran
yang
triangulasikan dengan hasil observasi
disusun oleh dosen berupa RPP
bahan ajar yang digunakan
belum dilengkapi dengan latihan
data sebagai berikut:
diperoleh
soal-soal, tugas individu maupun kelompok dan format penilaian.
Penggunaan
metode
kewirausahaan.
Begitu juga menurut
dengan sedikit diskusi dan tanya jawab
Heiko
(2011)
membuat
penelitiannya
suasana
ceramah
kelas
menjadi
Haase
bahwa
monoton dan terkesan didominasi oleh
menentukan
dosen
kewirausahaan
sebagai
pengetahuan
sumber
yang
utama
membuat
para
adalah
berdasarkan faktor
penting
munculnya dalam
dengan
diri
adanya
individu motivasi,
mahasiswa kurang termotivasi untuk
pengetahuan,
mengikuti mata kuliah kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan tampaknya
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
memainkan
yang dilakukan oleh Mulyani (2009)
dalam mengembangkan atribut-atribut
berdasarkan hasil penelitiannya tentang
ini. Ia menyatakan bahwa pendidikan
metode pembelajaran yang dilakukan
kewirausahaan masa depan seharusnya
oleh guru menunjukkan bahwa sebagian
tidak hanya mengajarkan pengetahuan
besar guru mata pelajaran ekonomi dan
tentang terciptanya bisnis, tetapi lebih
kewirausahaan
fokus
masih
menggunakan
model pembelajaran ceramah sedikit
dan
jiwa
sebuah
pada
keterampilan.
peran
peristiwa
penting
mengalami
kewirausahaan.
divariasi dengan tanya jawab dan sedikit praktik
untuk
mata
pelajaran
2. Pembahasan Hasil Pengembangan Model
Uji coba kedua (uji coba lebih luas)
kelompok eksperimen lebih baik dari
secara
pada kelompok kontrol.
kualitatif
masukan
dosen
mendapat kuliah
Hal ini berarti naskah bahan ajar
kewirausahaan agar contoh kegiatan
kewirausahaan dengan pendekatan CTL
wirausaha yang dapat dilakukan oleh
yang telah dikembangkan dan mendapat
mahasiswa
gambar
masukan dari stakeholders dan tim ahli
dapat
serta telah diuji cobakan pertama dan
sehingga
dari
produk
dapat lebih
mata
disertai mahasiswa
dengan jelas memahaminya. Setelah
kedua
dilakukan revisi sesuai masukan dan
keefektifan
saran
memperoleh beberapa masukan dari
dari
kewirausahaan
dosen telah
bahan siap
ajar untuk
tempat
cukup
mampu
meningkatkan
pembelajaran.
pengujian
lebih
luas,
diujicobakan kembali pada uji lebih luas.
disempurnakan
Dari uji analisis statistik yang dilakukan
dieksperimenkan
diperoleh hasil adanya perbedaan yang
keefektifan
signifikan
dikembangkan berupa modul.
hasil
belajar
mahasiswa
dan untuk
produk
Setelah
layak
yang
3. Pembahasan Hasil Pengujian Model
untuk
mengetahui
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dimana hasil belajar
draft
telah
Pada tahap pengujian model ini
bahan
ajar
kewirausahaan
dengan
merupakan uji dari model bahan ajar
pendekatan CTL juga dilakukan uji
yang telah diuji cobakan sebelumnya.
validasi produk, dengan mengacu pada
Tujuan dari uji keefektifan ini adalah
permasalahan yang telah dirumuskan
untuk
besar
pada bab pendahuluan, maka hasil
keefektifan produk yang telah dihasilkan
penelitian dapat disimpulkan sebagai
setelah melalui proses yang cukup
berikut:
mengetahui
seberapa
panjang dengan melakukan treatment pada
mahasiswa
program
pendidikan matematika dan pendidikan
Dari uji analisis statistik yang dilakukan
diperoleh
hasil
adanya
perbedaan yang signifikan hasil belajar mahasiswa
antara
kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. hasil
eksperimen
belajar
lebih
baik
kelompok dari
pada
kelompok kontrol. Hal ini berarti naskah bahan
ajar
kewirausahaan
pendekatan
CTL
yang
dengan telah
dikembangkan dan mendapat masukan dari stakeholders uji
menggunakan dengan
akuntansi.
Dimana
Pada kelompok mahasiswa yang
studi
keefektifan
pendekatan
CTL
hasil
mahasiswa yang menggunakan bahan ajar berupa buku teks. Sehingga dapat disimpulkan dengan
bahwa
pembelajaran
menggunakan
modul
kewirausahaan dengan pendekatan CTL lebih
efektif
dibanding
pembelajaran
yang
dengan
menggunakan
bahan ajar berupa buku teks yang sudah ada. B. Saran Temuan-temuan
dalam
dalam
penelitian ini dapat menjadi masukan
meningkatkan hasil belajar. Sehingga
bagi berbagai pihak yang berperan
bahan
dalam
ajar
efektif
kewirausahaan
belajarnya lebih baik daripada kelompok
serta telah dilakukan cukup
modul
kewirausahaan
dengan
pengembangan
bahan
ajar
pendekatan CTL dapat digunakan untuk
kewirausahaan
pembelajaran
CTL. Rekomendasi ditujukan kepada:
mata
kuliah
dengan
pendekatan
kewirausahaan. 1. Dosen V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh melalui tahapan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas, dan uji keefektifan model
hendaknya
menggunakan
dapat modul
kewirausahaan dengan pendekatan CTL yang telah dikembangkan dan terbukti
keefektifannya
sebagai
salah satu referensi bahan ajar. 2. Mahasiswa
hendaknya
memiliki
dan menggunakan bahan ajar yang
mudah dipahami khususnya bahan ajar
yang
dilengkapi
dengan
yang
dapat
contoh-contoh
4. Bagi Program Studi Pendidikan Matematika dan Program
Studi
Pendidikan Akuntansi agar dapat
diaplikasikan. Modul yang telah
memotivasi
dikembangkan dapat menjadi salah
menjadi binaannya untuk dapat
satu
membuat
referensi,
karena
dapat
dosen-dosen
bahan
yang
ajar
sesuai
dipergunakan untuk belajar mandiri
dengan mata kuliah yang diasuh,
tanpa harus tatap muka dikelas.
dan meningkatkan fasilitas belajar
3. Bagi
Program
Studi
Magister
Pendidikan Ekonomi UNS agar
yang sudah ada. 5. Peneliti lain: Hasil penelitian ini
dapat
memberikan
kesempatan
telah membuktikan bahwa bahan
yang
lebih
bagi
ajar
luas
mahasiswanya
untuk
melakukan
para dapat
kewirausahaan
pendekatan
penelitian
CTL
dengan
cukup
efektif
untuk meningkatkan hasil belajar
pengembangan (R&D), karena hal
mahasiswa, para
ini sangat bermanfaat bagi individu
melanjutkan penelitian ini dari sisi
peneliti dan produk yang dihasilkan
lain yang relevan.
dapat
dipergunakan
peneliti dapat
secara
langsung oleh stakeholder.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo.2012. Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta. Diva Press. Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. PT. Refika Aditama Heiko
Haase,
Arndt
Lautenschläger.
2011.
The
‘Teachability
Dilemma’
of
entrepreneurship. International Entrepreneurship and Management Journal, Volume 7, Issue 2, pp 145-162 Johnson, Elaine. 2002. Contextual Teaching and Learning. California:Corwin Press. Inc. Kundaru Saddhono. (2011). Penyusunan dan Pengembangan Buku Ajar untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Akademika. Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Volume III No. 2 Juli 2011. Miller, P.M. 2006. Contextual Learning May be a Better Teaching Model: A Case for Higher Order Learning and Transfer. Proceedings of the Academy of Educational Leadership, Volume 11, Number 2.
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama. Purwanto. 2011. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Sinarasri, Ayu Noviani Hanum. (2012). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Motivasi Kewirausahaan (Studi Kasus pada Mahasiswa UNIMUS di Semarang). Seminar Hasil-Hasil Penelitian-LPPM UNIMUS 2012 ISBN: 978-602-18809-0-9. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta. Sobandi. (2006) Model Pembelajaran Kewirausahaan Sablon dalam Menumbuhkan Minat Wirausaha Santri di Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Jurnal Penelitian Pendidikan Tahun 6 Nomor 6 Oktober 2006. Sugiyono,. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung. Alfabeta. Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta. Salemba Empat.