S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 97
Situs Masjid Agung Sewulan (Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah SMP/MTsN) *Riska Wayu Ariyani *Khoirul Huda Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk pembelajaran sejarah dalam konteks Situs Masjid Agung Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan induktif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber datar primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu di Masjid Agung Sewulan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun termasuk dalam situs sejarah . Situs adalah tinggalan purbakala yang dapat ditemukan pada lokasi tertentu, atau tempat manusia bekerja dan meninggalkan sebagai ungkapan kebudayaan yang berlaku sesuai jamannya. Situs Masjid Agung Sewulan ini merupakan peninggalan yang berasal dari Kyai Ageng Basyariah atau yang dikenal dengan nama Bagus Harun. Meskipun di sekitar Masjid Sewulan masih banyak Masjid lain yang memiliki keunikan namun keunikan tersebut berbeda dengan Masjid Agung Sewulan, tidak menutup kemungkinan Masjid tersebut dapat digunakan sebagai potensi sumber belajar. Situs Masjid Agung Sewulan ini juga digunakan untuk beberapa kegiatan sosial, pendidikan dan kebudayaan. Masjid Agung Sewulan ini dapat digunakan sebagai sumber belajar khususnya mata pelajaran IPS, dalam materi peninggalan sejarah bercorak Islam. Masjid Agung Sewulan ini merupakan salah satu peninggalan yang bercorak Islam, sehingga dapat menjadikan siswa lebih memahami pentingnya belajar peninggalan sejarah. Kata Kunci : Situs, Masjid, Sumber Belajar Pendahuluan
memiliki dampak positif maupun dampak
Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia, yang memiliki banyak
keanekaragaman
budaya
dan
agama. Keanekaragaman agama yang ada di Indonesia diantaranya adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu_Chu. Salah satu agama terbesar di Indonesia adalah agama Islam. Agama Islam datang di Indonesia pada saat pusat-pusat kekuasaan Hindu mengalami kemunduran. Selain itu masuknya agama Islam di Jawa
negatif. Berbagai
macam
peninggalan
bersejarah yang ada di pulau Jawa dijadikan sebagai situs. Situs merupakan kekayaan budaya
yang
sangat
penting
bagi
pemahaman dan pengembangan sejarah. Pentingnya situs ini di tunjukan agar terhindar dari kerusakan dan kepunahan. Harapan yang ada agar situs sejarah dapat terawat dan dikembangkan menjadi objek belajar, serta diwariskan pada generasi
* Riska Wahyu Ariyani adalah Alumni Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN * Khoirul Huda adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
98 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
muda dalam keadaan utuh dan baik.Salah
bercorak Islam di Indonesia. Kelas VII SMP
satu bangunan bersejarah tersebut yaitu,
atau MTs semester ganjil.
Masjid Agung Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
Namun
buku-buku
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang digunakan
Masjid Agung Sewulan ini banyak di
guru atau siswa, Sepengetahuan penulis,
kunjungi oleh masyarakat karena pada hari
belum ada yang menulis atau memuat
tertentu masjid Agung Sewulan ini di
materi-materi
jadikan sebagai tempat bermunajat. Selain
memahami
itu
sejarah
masjid
Agung
Sewulan
ini
juga
yang
menunjang
perkembangan
masa
(SK)
masyarakat
Hindu-Buddha
sampai
merupakan situs sejarah. Sehingga masjid
kolonial Eropa, dan lebih tepatnya pada
Agung Sewulan ini mendapat perhatian
kompetensi dasar (KD) peninggalan sejarah
masyarakat,
bercorak Islam di Indonesia.
misalnya
Ramadhan, banyak
pada
Bulan
masyarakat
yang
Oleh karena itu, timbul pertanyaan
berdatangan untuk menjalankan shalat
apakah sejarah masjid Agung Sewulan di
taraweh, shalat malam, shalat lailatul Q’odar
Desa
dan tadarus.
Kabupaten Madiun memiliki potensi yang
Selain itu pada hari kamis dan jum’at
Masjid
Agung
dapat
Sewulan
Kecamatan
digunakan
Dagangan
sebagai
sumber
Sewulan juga
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
digunakan sebagai tempat beziarah. Banyak
SMP atau MTs. Oleh sebab, itu maka
masyarakat luar desa yang berdatangan,
penelitian ini menarik untuk dilaksanakan.
rata-rata masyarakat yang datang memiliki tujuan tertentu. Namun banyak
anggota
TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis
sejarah
masjid
agung
masyarakat yang belum mengetahui secara
Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan
jelas
Dagangan Kabupaten Madiun.
sejarah
masjid
Agung
Sewulan
Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Disisih
lain
apabila
menelaah
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Mendiskripsikan potensi masjid agung Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
di satuan pendidikan SMP atau MTs dijumpai dengan materi yang lebih khusus yakni, dalam standar kompetensi (SK) memahami sejarah
perkembangan
masa
KAJIAN PUSTAKA A. Situs 1. Pengertian Situs
masyarakat
Hindu-Buddha
sampai
Situs
adalah
lokasi
yang
mengandung atau diduga mengandung
kolonial Eropa, dan lebih tepatnya pada
benda
cagar
budaya
termasuk
kompetensi dasar (KD) peninggalan sejarah
lingkungan yang di perlukan bagi pengamananya (Brian, 1993: 67). Situs
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 99
adalah tinggalan purbakala yang dapat
situs bangunan adalah tempat atau
ditemukan pada lokasi tertentu, atau
lokasi yang dijadikan situs sejarah. situs
tempat dimana manusia bekerja dan
bangunan berupa masjid kuno, candi.
meninggalkan sisa pekerjaan melalui
Bangunan jaman purba, yang kini masih
benda bangunan, atau struktur yang
tinggal
ditinggalkan
kebudayaan purba, hanyalah terbuat
kebudayaan
sebagai yang
ungkapan
berlaku
sesuai
jamannya.
sebagai
peninggalan
dari batu dan bata. Bangunan ini sangat erat dengan keagamaan, jadi bersifat
Situs cagar budaya yaitu lokasi
suci (Soekmono, 1973: 81).
yang berada di darat, dan atau di air
Berdasarkan pendapat di atas
yang mengandung benda cagar budaya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis
bangunan cagar budaya dan atau
situs Cagar Budaya yang ada dapat di
struktur cagar budaya sebagai hasil
bedakan menjadi dua yaitu: situs purba
kegiatan manusia atau bukti kejadian
dan situs bangunan. Situs tersebut
pada masa lalu. (Undang-undang Cagar
merupakan peninggalan yang ada pada
Budaya
kehidupan manusia jaman dulu.
nomer
11
Undang-undang
tahun
cagar
2010). budaya
3. Fungsi Situs
(http:///www.djpr.depkumham.go.Id 20/03/2015: 20.42).
Fungsi situs adalah sebagai sumberdaya
yang
terbatas
(finite),
Berdasarkan pendapat di atas
takterbarui (non moveble) , tak dapat
dapat ditarik kesimpulan bahwa situs
dipindah (non moveble) dan rapuh
cagar
(vulnerable/fragile),
budaya
adalah
peninggalan
sehingga
sejarah, tempat, sisa-sisa kebudayan
diperlukan penanganan situs secara
yang ditinggalkan manusia pada masa
tepat dan benar (M.Brian, 1993: 87).
lampau. Yang dilindungi oleh undang-
Situs yang ada di Pulau Jawa ini berupa
undang Cagar Budaya.
benda sehingga di butuhkan untuk
2. Jenis-Jenis Situs
merawat situs guna melestarikan situs
Jenis situs yang berada di Pulau
tersebut.
Jawa, situs dapat di bedakan menjadi
Dari pendapat di atas
yaitu Menurut Abdullah T. dan Lipan A.
ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari
B (2010: 110) mengatakan bahwa,
situs sejarah adalah sesuatu yang dapat
terdapat jenis situs purba dengan di
digunakan. Misalnya situs masjid, yaitu
temukan keberadaan situs tersebut dari
untuk
tanggal yang berbeda-beda di Jawa
untuk masyarakat, kegiatan sosial dan
mengidentifikasin manusia purba. Jenis
juga dapat digunakan untuk dunia
kehidupan
sehari-hari.
dapat
Baik
100 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
pendidikan sebagai
sumber belajar.
c. Tempat pendidikan
Fungsi lain situs selain untuk tempat
d. Tempat santunan sosial
belajar juga sebagai tempat hiburan
e. Tempat
atau kesenangan.
militer
dan
persiapan alat-alatnya
B. Masjid
f.
1. Pengertian Masjid Suherman berpendapat
latihan
Tempat pengobatan para korban perang
(2012:
61)
istilah
Masjid
bahwa
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa
berasal dari bahasa Arab, dari kata
h. Aula untuk menerima tamu
“sajada, yasjudu, sajdan”. Sajada artinya
i.
Tempat menawan tahanan
bersujud, patut, taat, serta tunduk
j.
Pusat penerangan dan pembelaan
dengan penuh hormat dan ta’dzim.
agama
Untuk menunjukan suatu tempat, kata sajada
diubah
‘’masjidun”
bentuknya
(Isim
Makan)
Dari berbagai pendapat di atas
menjadi
ada kesamaan pendapat Juliadi ( 2007:
artinya
11) fungsi masjid sebagai pusat segala
tempat sujud menyembah Allah SWT. Berdasarkan pendapat di atas
aktivitas umat Islam menyatukan diri dalam
persaudaraan
cinta
yang
bahwa masjid adalah tempat untuk
universal. Selain itu fungsi masjid tempat
menjalankan ibadah umat Islam, serta
beribadah (shalat, zikir), konsultasi dan
tempat untuk mendekatkan diri kepada
komunikasi berbagai masalah termasuk
maha pencipta, selain itu masjid juga
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
dapat digunakan untuk melakukan
santunan sosial.
kegiatan berdakwah pada masyarakat. 2. Fungsi Masjid Quraish
AECT, Merril dan Drop dalam Sitepu (2014: 19) sumber belajar adalah
dalam
Suherman
alat yang dimaksud sebagai sumber
(2013: 62) mengatakan bahwa dalam
belajar itu termasuk audio, televisi,
sepanjang
bahan-bahan
sejarah
perjalanannya,
grafis
papan
kelompok,
bahan
masjid yang pertama kali didirikan nabi
individual
(Masjid Nabawi) tidak kurang dari
pembelajaran
sepuluh fungsi yang diembannya yaitu
termasuk orang-orang yang membantu
sebagai berikut:
guru dalam mempersiapkannya.
a. Tempat ibadah (shalat dan dzikir) b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah budaya)
ekonomi,
sosial
dan
dan
untuk
yang
direkam
dan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa
yang
dimaksud
potensi sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 101
belajar, refrensi dalam sumber belajar
nyata
tidak hanya buku paket yang dapat
mengajar.
digunakan untuk sumber belajar. Jadi
dan
bahan
ini
berisi
bahasa yang direncanakan
media pengajaran, yang meliputi :
jenisnya.
bahan cetakan, film stip, fotografi,
Setiap sumber memiliki peran yang
audiotape, videotape, peta, globe,
berbeda atau sama dalam kegiatan
chart (table bagan) dan sebagainya
belajar mengajar bergantung kepada
yang
bagaimana
kombinasi dari sumber yang ada.
ia
beragam
belajar-
sebagai sumber belajar dinamakan
Sumber belajar itu terdapat di mana-mana
Biasanya pesan
3. Jenis- Jenis Sumber Belajar
proses
b. Bahan pengajaran
sumber belajar dapat berupa tempat, alat yang ada di sekitar lingkungan.
dalam
diprogramkan
dan
dimanfaatkan. Jenis-jenis sumber belajar
biasanya
merupakan
Bahan pengajaran atau media
dapat diuraikan sebagai berikut ini :
pengajaran ada yang sepenuhnya
a. Manusia
disediakan untuk pengajaran dan
Sumber
(Orang,
Masyarakat)
proses belajar mengajar, tetapi juga
Merupakan
sumber belajar
dapat
dimanfaatkan
adalah orang atau masyarakat yang
keperluan
direncanakan
kegiatan
program-program
konseler,
untuk anak” atau film yang diputar
administrator pendidikan, tutor dan
untuk umum. Tetapi bahan-bahan
sebagainya. Untuk kepentingan yang
tersebut
lain, dapat juga diambil dari luar
penilaian,
sekolah, seperti misalnya kelompok
menimbulkan
masyarakat tertentu, tenaga ahli,
perluan pengajaran.
dalam
belajar-mengajar,
seniman
guru,
bahkan
pedagang,
dan
sebagainnya yang biasanya tidak mempunyai
dasar
sebagai
pengajaran/guru. Kelompok tertentu
dapat
C. Ilmu
hiburan.
untuk Misalkan
televisi
harus
mendapatkan
sehingga ekses-ekses
Pengetahuan
“cerita
Sosial
tidak ke (IPS)
SMP/MTs 1. Pengertian
Ilmu
Pengetahuan
Sosial (IPS) SMP/MTs masyarakat
Kata
IPS
adalah
Ilmu
merupakan
Pengetahuan Sosial yang memiliki
masyarakat pedesaan, masyarakat
arti penyederhanaan atau disiplin
terasing, masyarakat pedagang kaki
ilmu sosial dan kegiatan dasar
lima, masyarakat perantauan dan
manusia yang ada dalam kehidupan.
sebagainya dapat dijadikan contoh
Somantri dalam Sapriya (2009: 11)
102 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
mengatakan bahwa pendidikan IPS
pendidikan IPS berorientasi pada
adalah seleksi dari disiplin ilmu
tingkah laku para siswa, yaitu (1)
sosial dan humaniora, serta kegiatan
pengetahuan dan pemahaman, (2)
dasar manusia yang diorganisasikan
sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai
dan disajikan secara ilmiah dan
sosial dan sikap, (4) ketrampilan
psikologis untuk tujuan pendidikan.
Comar dalam Gunawan (2006: 18).
Alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pendidikan IPS sebagai program pendidikan ilmu
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
sosial adalah ilmu yang mengajarkan
Penelitian ini dilaksanakan di
secara terpisah memberatkan siswa
Masjid Agung Sewulan terletak di Desa
sekolah. Pendidikan IPS merupakan
Sewulan,
kemasan pengetahuan sosial yang
Kabupaten Madiun. Hal ini dikarenakan
telah
secara
Masjid Agung Sewulan merupakan salah
kepentingan
satu tempat ziarah dan sumber belajar di
dipertimbangkan
psikologis
untuk
pendidikan.
Kecamatan
Dagangan,
Kabupaten Madiun. Tempat tersebut
2. Tujuan IPS SMP/MTs Standar
berisi situs bangunan cagar budaya. Situs
kompetensi
memahami masyarakat sejarah
(SK)
masjid agung Sewulan berjarak ± 6 km
perkembangan
dari Kota Madiun ke Desa Sewulan, Jl.
masa
Hidu-
Kyai Ageng Basyariyah nomor 10
Buddha sampai kolonial Eropa, dan
07/RW 02
lebih tepatnya pada kompetensi
Dagangan Kabupaten Madiun.
RT
Desa Sewulan Kecamatan
dasar (KD) peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia. Berdasarkan
beberapa
B. Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
tujuan di atas dapat menjelaskan
selama 6 bulan yaitu mulai bulan
tujuan
Februari sampai Juli
pendidikan
IPS
menurut
Nursid dalam Gunawan (2006: 18) tujuannya
C. Pendekatan dan Jenis Penelitian
adalah membina anak
Penelitian
ini
menggunakan
didik menjadi warga negara yang
pendekatan
kualitatif.
Pendekatan
baik, yang memiliki pengetahuan,
kualitatif merupakan metode penelitian
dan kepedulian sosial yang berguna
yang digunakan untuk meneliti pada
bagi dirinya serta bagi masyarakat
kondisi obyek yang alamiah, dimana
dan Negara. Sedangkan secara rinci
peneliti
adalah
sebagai
Oemar Hamalik merumuskan tujuan
utama,
teknik
pengumpulan
instrumen data
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 103
dilakukan secara trianggulasi, analisis
Dagangan Kabupaten Madiun. Potensi
data
bersifat
penelitian
induktif,
kualitatif
dan
hasil
yang dimiliki oleh masjid agung Sewulan
menekan
pada
sebagai sumber belajar sejarah atau IPS.
makna (Sugiyono, 2008: 205). Pada
Penelitian
dasarnya penelitian kualitatif digunakan
menganalisis data yang diperoleh dari
dalam penelitian yang merujuk pada
wawancara, dokumentasi, dan observasi
objek dan fenomena yang terjadi secara
langsung di lapangan.
alami. Adapun data yang akan diperoleh akan
bersifat
deskriptif
Dalam
penelitian
dilaksanakan
dengan
D. Sumber Data
karena
menggunakan pendekatan induktif.
ini
Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2012: 157), Sumber utama
ini
dalam penelitian kualitatif ialah kata,
induktif
dan tindakan, selebihnya adalah data
dimana peneliti melakukan pengamatan
tambahan seperti dokumen dan lain-
atas permasalahan yang ada di Masjid
lainnya. Menurut Sugiono (2013: 137),
Agung Sewulan Kecamatan Dagangan
sumber data dapat dilakukan dalam
Kabupaten Madiun. Kemudian menarik
berbagai setting, berbagai sumber dan
kesimpulan
dengan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-
beberapa informasi,
nya, data dapat dikumpulkan pada
menggunakan
pendekatan
secara
dukungan dari
umum
sehingga data yang akan diperoleh akan
setting
bersifat deskriptif.
Sumber data penelitian ini merupakan
Jenis penelitian yang dilakukan
alamiah
sekunder
yang
deskriptif
informasi
yang
catatan
data
ini
setting),
sumber data primer dan sumber data
yaitu jenis penelitian deskriptif. Bagian dalam
(natural
dapat
menjelaskan
diperlukan
dalam
meliputi potret subjek, rekonstruksi
penelitian. Sumber data pada penulisan
dialog, deskripsi keadaan fisik, struktur
ini diperoleh dari:
tentang tempat, dan barang-barang lain
1. Sumber Data Primer
yang ada di sekitarnya. Demikian juga, catatan
tentang
berbagai
peristiwa
Sumber merupakan
data sumber data
primer yang
khusus (termasuk siapa yang terlibat
langsung memberikan data kepada
dengan cara bagaimana, gerak-geriknya,
pengumpul data (Sugiono, 2001:
dan juga tingkah laku atau sikap
129). Hal senada juga disampaikan
penelitiannya) (Sutopo, 2002: 74).
oleh Umar (2011: 42) bahwa data
Pendekatan ini cocok untuk
primer
merupakan
data
yang
meneliti tentang sejarah Masjid Agung
diperoleh dari sumber pertama baik
Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan
dari
individu
atau
perseorangan
104 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
seperti hasil dari wawancara atau
penelitian, karena tujuan utama dari
hasil pengisian kuisioner yang biasa
penelitian adalah mendapatkan data.
dilakukan oleh peneliti.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
yaitu
Informan dari penelitian ini
data,
juru
mendapatkan data
Sewulan
kunci
Masjid
Kecamatan
Agung
Dagangan
maka
standar
peneliti
data
tidak
akan
yang memenuhi
yang
ditetapkan.
Kabupaten Madiun, Kepala Desa
Pengumpulan data dilakukan dengan
Sewulan dan Kecamatan Dagangan
wawancara, observasi, dan dokumentasi
Kabupaten Madiun, beberapa guru
tertulis atau arsip.
mata pelajaran IPS (sejarah), para
1. Wawancara
ziarah, sesepuh, serta masyarakat sekitar Masjid Agung Sewulan
Sukmadinata
(2012:
216)
di
berpendapat bahwa wawancara atau
Desa Sewulan Kecamatan Dagangan
interviu (interview) merupakan salah
Kabupaten
satu bentuk teknik pengumpulan data
Madiun
yang
dipilih
secara selektif.
yang
2. Sumber Data Sekunder Sumber
data
banyak
dalam
penelitian deskriptif kualitatif dan sekunder
deskriptif
kuantitatif.
menurut Sugiono (2013: 137) adalah
dilaksanakan
sumber
langsung
pertemuan
memberikan data kepada pengumpul
yang
digunakan
tidak
secara
Wawancara lisan
muka
secara
individual.
Adakalanya
juga
data. Sumber data sekunder yang
wawancara
dilakukan
digunakan
kelompok, kalau memang tujuanya
dalam
adalah
sejarah
penelitian masjid
ini
Agung
untuk
tatap
dalam
menghimpun
secara
data
dari
Sewulan, data yang diperoleh dari
kelompok seperti wawancara dengan
Kecamatan
satu keluarga, pengurus yayasan, atau
Dagangan
Kabupaten
Madiun, berupa sumber data tertulis
Pembina
berasal dari arsip, dokumen, serta
metode tersebut karena peneliti akan
buku-buku
melakukan
yang
diperoleh
dari
pramuka.
Penggunaan
wawancara
kepada
sejarah masjid Agung Sewulan Desa
informan yang dianggap sebagai salah
Sewulan
satu sumber yang bisa menjawab
,
Kecamatan
Dagangan,
Kabupaten Madiun . E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2008: 224)
masalah penelitian. Peneliti menjelaskan
pun kepada
perlu responden
teknik pengumpulan data merupakan
tentang maksud dan tujuan penelitian
langkah yang paling strategis dalam
ini. Sebelum mengadakan wawancara
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 105
terlebih dahulu peneliti menyusun
merupakan catatan peristiwa yang
pedoman
sudah berlalu. Dokumen biasanya bisa
wawancara.
tersebut akan
Metode
mampu menjawab
berbentuk
tulisan,
sejarah masjid Agung Sewulan dan
karya-karya
potensinya sebagai sumber belajar
seseorang.
Ilmu Pengetahuan Sosial.
tulisan
2. Observasi Langsung
gambar,
atau
monumental Dokumen
misalnya,
dari
berbentuk
catatan
harian,
sejarah kehidupan, ceritera, biografi,
Hal senada juga disampaikan
peraturan,
kebijakan.
Dokumen
oleh Nazir (2009: 175) observasi
berbentuk gambar, misalnya, foto,
langsung atau dengan pengamatan
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.
langsung adalah cara pengambilan
Dokumen
data
mata
misalnya, karya seni, yang dapat
tanpa ada pertolongan alat standar
berupa gambar, patung, film, dan lain-
lain untuk keperluan tersebut. Teknik
lain.
observasi digunakan untuk menggali
pelengkap dari penggunaan metode
data dari sumber data yang berupa
observasi
peristiwa, tempat atau lokasi dan
penelitian kualitatif.
benda serta tekanan gambar yang
F. Instrumen Penelitian
dengan
menggunakan
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
yang
Studi
berbentuk
dokumen
dan
wawancara
yang
dilakukan
adalah
peneliti
itu
sendiri
penelitian
kualitatif
(Sugiono,2012 : 305).
mengamati keberadaan masjid agung
Dalam
guna mengetahui sejarah
potensinya
belajar
Ilmu
Dalam
dalam
Dalam penelitian kualitatif, yang
dalam penelitian ini adalah peneliti
dan
merupakan
menjadi instrumen atau alat penelitian
Observasi
Sewulan
karya
sebagai
sumber
Pengetahuan
observasi
ini
Sosial. peneliti
instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri,
namun
selanjutnya
setelah
fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan
akan
dikembangkan
mendatangi lokasi dan mengamati
instrumen penelitian sederhana, yang
secara langsung kondisi aktual yang
diharapkan dapat melengkapi data, dan
ada di masjid agung Sewulan Desa
membandingkan dengan data yang telah
Sewulan
ditemukan
Kecamatan
Dagangan
Kabupaten Madiun.
observasi
dan
wawancara (Sugiono, 2012: 307).
3. Dokumentasi Tertulis/Arsip Menurut
melalui
Sugiyono
G. Prosedur Penelitian (2006:
329) menyatakan bahwa dokumen
Penelitian ini tentang
sejarah
masjid agung Sewulan, potensi sumber
106 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
belajar yang dimiliki oleh masjid agung
data memperdalam hasil temuan
Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan
data yang diperoleh dan mampu
Dagangan Kabupaten Madiun dilakukan
mengetahui
selama 6 bulan. Penelitian dilaksanakan
dengan tujuannya. Jika diketemukan
mulai
hasil yang kurang sesuai maka akan
dari
bulan Februari sampai
hasil
awal
sesuai
dengan bulan Juli tahun 2015. Tahapan
dilakukan
dalam penelitian ini tersusun sebagai
berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar
berikut:
hasil
1. Tahap Persiapan
maksimal dan sesuai kenyataan.
Tahap awal dari penelitian ini
analisis
penelitian
yang
benar-benar
3. Tahap Laporan
merupakan bagian dari menetapkan
Pada tahap akhir merupakan
fokus penelitian. Kegiatan ini dimulai
tahap penyelesaian laporan atau
dengan menetapkan tema dan judul
penyajian data. Penyusunan laporan
yang akan menjadi obyek penelitian.
didasarkan pada hasil analisis data
2. Tahap Penelitian
yang sudah didapatkan pada tahap
Tahapan yang selanjutnya
sebelumnya. Laporan atau sajian
merupakan tahapan penelitian. Pada
dilakukan secara benar dan tersusun
tahapan ini dilakukan pengumpulan
sistematis. Selain itu data yang
data, pengolahan data, dan analisis
disajikan
data. Dalam tahapan pengumpulan
sesuai
data peneliti mendapatkan data dari
dipertanggung
berbagai
sumber.
yang
kebenarannya.
didapat
merupakan
dari
H. Teknik Keabsahan Data
Sumber hasil
merupakan
dengan
fakta
data
yang
dan
dapat
jawabkan
wawancara, sumber dokumen, dan
Untuk mendapatkan data yang
pengamatan atau observasi secara
valid dalam penelitian ini, peneliti
langsung.
menggunakan
Dengan begitu data yang terkumpul
akan
mampu
diolah
teknik
validitas
data
sebagai berikut: 1. Triangulasi
metode data
adalah
secara baik dan benar oleh peneliti.
pengumpulan
yang
Pengolahan data digunakan untuk
dengan
mendapatkan deskripsi awal obyek
pengumpulan data yang berbeda,
penelitian. Setelah itu dilakukan
serta diusahakan mengarah pada
analisis data untuk mempermudah
sumber data yang sama untuk
dan mendapatkan validitas dari hasil
menguji
data yang diperoleh. Tujuan analisis
Penggunaan metode pengumpulan
menggunakan
kemantapan
sama metode
informasi.
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 107
data yang berbeda, dan bahkan lebih
dipandang sebagai informan utama
jelas untuk diusahakan mengarah
(Sutopo, 2002: 83).
pada sumber data yang sama untuk
Adapun secara singkat teknik
menguji kemantapan informasinya.
trianggulasi sumber dapat dilihat dari
Misalnya,
bagan di bawah ini:
validitas
untuk data
keterampilan
memantapkan
mengenai
suatu
seseorang
2. Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan data dari berbagai data
menguji
digunakan
kebenaran
informan
content analysis
dokumen/arsip
observasi
aktifitas/perilaku
dalam
bidang tertentu (Sutopo, 2002: 80).
sumber
wawancara
untuk
Bagan 3. 1. Trianggulasi Sumber (H. B.
tentang
pelaksanaan pembelajaran bahasa
Sutopo, 2002: 80) I.
Teknik Analisis Data
Indonesia. Cara ini mengarahkan peneliti
agar
dalam
Lexy J.Moleong (2011: 247) adalah
wajib
proses analisis data dimulai dengan
menggunakan beragam sumber data
menelaah seluruh data yang tersedia
yang tersedia. Triangulasi sumber
dari berbagai sumber yaitu wawancara,
data
pengamatan
mengumpulkan
yang
di
Analisis data seperti pendapat
data,
ia
memanfaatkan
jenis
yang
dituliskan
lapangan,
dokumen
sumber data yang berbeda-beda
dalam
untuk menggali data yang sejenis (
pribadi, dokumen resmi, gamba, foto,
Sutopo, 2002: 79).
dan sebagainya.
3. Reviu informan merupakan usaha
catatan
sudah
1. Tahap Reduksi Data
pengembangan validitas penelitian.
Dalam tahap reduksi data,
Digunakan untuk mereviu informan,
peneliti melakukan proses seleksi,
apakah data hasil wawancara sudah
pemfokusan,
valid
dengan
abstraksi data dari sumber penelitian.
Pada
Reduksi data merupakan bagian dari
waktu peneliti sudah mendapatkan
proses analisis yang mempertegas,
data yang cukup lengkap dan belum
memperpendek,
utuh dan menyeluruh, maka unit-
membuang hal-hal yang tidak penting
unit laporan yang telah disusunnya
dan mengatur data sedemikian rupa
perlu
dengan
sehingga simpulan penelitian dapat
yang
dilakukan. Peneliti melakukan tahap
dan
kesepakatan
sesuai atau
belum.
dikomunikasikan
informannya,
khususnya
penyederhanaan
membuat
dan
fokus,
reduksi data dengan membaca secara
108 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
cermat
objek
penelitian
dan
kemudian dibagi ke dalam kategori
keterkaitan komponen antara tahap tersebut sebagai berikut:
sesuai kajian yang peneliti amati.
Koleksi Data
2. Tahap Penyajian Data
Display Data
Sajian data merupakan suatu rakitan
organisasi
Reduksi Data
informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat
dilakukan.
Sajian
Pemaparan Kesimpulan
ini
merupakan rangkaian kalimat yang
Bagan 3.2. Analisis Data Model
disusun secara logis dan sistematis.
Interaktif, Miles dan Huberman
Tujuannya
(Sumber: Miles dan Huberman,
agar
peneliti
bisa
memahami objek yang diteliti dan
1992:20)
memberikan jawaban sesuai rumusan masalah penelitiannya. Hubungannya dengan tahap penyajian data, peneliti melakukan ringkasan yang relevan
Pembahasan A. Sejarah Masjid Agung Sewulan di Desa Sewulan Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun.
dengan bidang kajian yang diteliti. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengelompokkan dan menentukan simpulan.
tahap akhir dalam analisis data ini. Berbagai data yang dibutuhkan untuk simpulan
mulai
dianalisis secara lebih mendalam. Hal ini
dilakukan
kualitatif
agar
penelitian
ini
bisa
dipertanggungjawabkan karena
rangkaian
memiliki
Sewulan
Ageng
Basyariyah
atau
yang
Agung Sewulan ini terletak di Desa Sewulan jalan Masjid Al-Basyariyah RT 07/RW
02
Kabupaten
Kecamatan Madiun.
Dagangan
Masjid
Agung
Sewulan ini didirikan pada tahun 1714 pada saat Kyai Basyariah atau yang disebut Raden Mas Bagus Harun ini hadiah
babad
tanah
Sewulan dan Kyai Ageng Basyariah ini itu
dalam
tahapan yang dilakukan merupakan suatu
situs
merupakan salah satu peninggalan dari
mendapatkan
kebenarannya. Oleh
dengan
disebut Raden Mas Bagus Harun. Masjid
Tahap simpulan merupakan
suatu
disebut Kyai
3. Tahap Penarikan Kesimpulan
penarikan
Masjid Agung Sewulan atau yang
tahapan
keterkaitan.
yang Adapun
membuang payungnya. Pada Basyariah
akhirnya ini
Kyai
Ageng
membangun
Masjid
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 109
dengan mencari tempat dimana payung
tertentu, atau tempat di mana manusia
itu berada akan di bangun sebuah
bekerja
Masjid. Setelah Kyai Ageng Basyariah
pekerjaan melalui benda bangunan atau
mencari-cari maka bertemulah dengan
struktur
kerangka dari payung tersebut akhirnya
ungkapan kebudayaan yang berlaku
Kyai
sesuai jamanya. Berdasarkan pendapat
Ageng
Basyariah
mendirikan
dan yang
ditinggalkan
sebagai
di
Masjid
merupakan cagar budaya yang ada di
Sewulan
karena
ditarik
sisa
masjid dan yang sekarang disebut Agung
atas
meninggalkan
kesimpulan
sekitar,
situs
pembuatanya yang memerlukan waktu
lingkungan
sehingga
selama Seribu Bulan, untuk menjadikan
peninggalan situs dapat dirawat serta di
sebuah Masjid tersebut.
lindungi.
Saat ini Masjid Agung Sewulan
Salah satu situs yang ada di
merupakan situs yang dilindungi dan
Kabupaten Madiun adalah situs Masjid
mayoritas masyarakat Madiun sering
Agung Sewulan yang saat ini masih
menyebut
Sewulan
terawat dengan baik, selain itu Masjid
dengan sebutan Situs Sewulan. Masjid
Agung Sewulan merupakan peninggalan
Agung Sewulan ini dibangun di tempat
bersejarah dan termasuk peninggalan
yang sangat strategis.
bercorak Islam.
Masjid
Agung
Masjid Agung Sewulan dibangun dengan tujuan untuk, 1) mengenalkan agama Islam pada masyarakat Jawa
C. Nilai-nilai yang Bisa Diwariskan dari Situs Masjid Agung Sewulan
khususnya masyarakat yang berada di
Setiap
wisatawan
yang
Desa Sewulan. 2) Menyebarkan agama
berkunjung ke Masjid Agung Sewulan
Islam atau mensiarkan agama Islam
memiliki tujuan yang berbeda-beda
agar
akan
diantaranya tujuan edukasi maupun
pentingnya ibadah kepada Allah. Pada
tujuan rekreasi untuk melepas penat
saat Kyai Ageng Basyariah mendirikan
dalam diri masing-masing
Masjid juga datang seorang penyiar
dan
agama
wisata
masyarakat
Islam
yang
mengerti
berasal
dari
wisatawan
untuk mengetahui suatu objek yang
belum
Yogyakarta dan pada saat itu juga agama
dikunjunginya.
Islam berkembang di Desa Sewulan.
wisatawan yang berdatangan pada Hari
B. Situs Masjid Agung Sewulan Sebagai
Kamis Malam Jumat dan Tanggal Ganjil
Cagar Budaya
Namun
pernah banyak
untuk berziarah ke Makam Kyai Ageng
Situs adalah tinggalan purbakala
Basyariah. Namun setiap objek wisata
yang dapat ditemukan pada lokasi
tentunya memiliki nilai-nilai yang bisa
110 | JURNAL AGASTYA VOL 6 NO 2 JULI 2016
kita pakai dalam kehidupan sehari-hari,
berkembangnya zaman saat ini jarang
karena nilai tersebut mengandung nilai
sekali di temukan adanya makam di
yang luhur
belakang
dan
nilai
kebersamaan,
gotong -royong dapat dikenalkan pada
masjid
dan
ini
dapat
digunakan sebagai materi pembelajaran.
siswa sehingga siswa dapat memahami akan
pentingnya
Keberadaan
kebersamaan
Masjid
Agung
.
Sewulan
Daftar Pustaka Abdulah.
T
dan
Lapian.A.B.
secara umum sangat penting. Situs
Indonesia
Masjid Agung Sewulan mempunyai nilai
Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve.
– nilai luhur yang harus diwariskan Masjid
Agung
Sewulan
Caknur. (2013). Keislaman Yang Hanif. Depok. Paramadina
yang dapat dipelajari
Darmadi.
(2013).Metode
oleh siswa dari asitektur masjid yang
Pendidikan
merupakan bangunan kuno tersebut
Bandung.Alfabeta
serta dengan lingkungan yang ada di
dan
berada di depan masjid tersebut dapat
Jakarta.
contoh
pembelajaran
bahwa
dahulunya
masyarakat yang akan ibadah
dalam
tersucikan
Sosial.
Pertumbuhan
Pendidikan.
Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep
dahulu
sebelum menjalankan ibadah. Ciri khas
dan
Dinas Museum dan Pembugaran Provinsi.
menjalankan
terlebih
Penelitian
Daulay, H. (2009). Sejarah Pembaharuan
sekitar. Dengan adanya kolam yang memberikan
Sejarah.
Bandung. Alfabeta
Sebagai Sumber Belajar Potensi
Arus
Alma, B. (2010). Pembelajaran Studi Sosial.
kepada generasi muda. D. Potensi
Dalam
(2010).
dan
Aplikasi.
Bandung.
Alfabeta. Hamid,
ABD
dan
Masjid,
M.
(2011).
dari masjid ini akan keunikan bangunan,
Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta.
adanya pintu gapura di setiap gang
Ombak
masuk
masjid,
diseklilingnya,
adanya serta
makam
kolam
Juliadi.
yang
berada di belakang masjid.
(2007).
Masjid
Agung
Banten.Yogyakarta. Ombak Kencana Prenada Media Grup
Potensi yang dapat di pelajari bawa dahulunya makam berada di belakang masjid karena, orang yang
M.
Fagan,B.
(1993).
Berkala
Arkelogi
Yogyakarta. Arkeologi Yogyakarta Mas’ud, Z dan Mahmud, M. (2012). Warisan
sudah meninggal akan merasakan doa
Sumberdaya
Arkeologi
yang
Pembangunan.
Yogyakarta.
telah
keluarganya.
di
panjatkan Tetapi
oleh dengan
Ombak
dan PT
S I T U S M A S J I D A G U N G S E W U L A N ………| 111
Miles, m dan Huberman, A. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta. UI-Perss Moleng,
L.
(2012).
Metode
Penelitian
Kualitatif. Bandung. PT Rosdakarya Nzir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia Standart
Pendidikan.
(2013).
Kuantitatif,
Metode Kualitatif
Penelitian dan
R&D.
Bandung. Alfabeta Suherman, E. (2012). Menejemen Masjid Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat
Sanjaya, W. (2009). Seterategi Pembelajaran Berorientasi
Sugiyono.
Proses
Jakarta.
Kencana
Prenada Media Grup
Berbasis
Pendidikan
Berkualitas
Unggul. Bandung. Alfabeta Sukmadinata, N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Remaja
Sapria. (2009). Pendidikan IPS. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Rosdakarya Sutopo.
Silalahi. (2000). Bangunan Cagar Budaya di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta.
(2002).
Metodologi
Penelitian
Kualitatif. Surakarta. Sebelas Maret University Perss
Sitepu, BP. (2014). Pengembangan Sumber
Undang-undang Republik Indonesia No. 11
Belajar. Jakarta. PT Raja Grafindo
Th. 2010 Tentang Cagar Budaya.
Persada
(http:///.
Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam
Sistem
Kredit
Semester.
Jakarta. Bumi Aksara Soekmono, R. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan
Indonesia.
Penerbit
Yayasan Kansius Soeyono. (2009). Kyai Agung Basyariah (Bagus Harun) Sewulan Dagangan Madiun. Sudono. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo Sugiono. (2001). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta Sugiono.
(2008).
Kuantitatif,
Metode Kualitatif
Bandung. Alfabeta
Penelitian dan
R&D.
www.djpt.
Dep
kumham.go.id, diunduh 20 Maret 2015