PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DENGAN METODE PEMBIASAAN PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH DONOREJO KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : UUM KHOIRUL UMAMI NIM : 11410058
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
BAGIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SECANG MI MUHAMMADIYAH DONOREJO SECANG (Terakreditasi C SK. No. Dd. 042879/2011) Alamat : Desa Donorejo, Kec. Secang Kab. Magelang Kode Pos : 56195
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan dibawahini : Nama
: UumKhoirul Umami
NIM
: 11410058
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Waktu
: September 2013
Benar-benar melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dengan Metode Pembiasaan Pada Siswa KelasV MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang 2013/2014”. Penelitian yang dilaksanakan telah berjalan dengan lancar dan baik.
Secang, September 2013 Kepala MI Muhammadiyah Donorejo
Ahmad Mahfud,S.Pd.I NIP. -
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN SALATIGA) Jl. TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
SURAT KETERANGAN
Yang bertandatangandibawahini: Nama
: UumKhoirul Umami
NIM
: 11410058
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Siap menerima konsekuensi apapun memakai jilbab yang tidak terlihat telingannya pada ijasah. Demikian surat keterangan ini saya buat dengan sebenarbenarnya.
Salatiga, Maret 2014 Mahasiswa
Uum Khoirul Umami
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “At-toriqotu ahammu min almaaddah” Artinya: Metode lebih signifikan perannya daripada materi (Ismail, 2008: vii).
PERSEMBAHAN
Almamater tercinta, Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga, Bapak, Ibu, Suami, anak serta keluarga semua yang selalu mendoakan dan mendukung dan memberikan motivasi yang begitu besar bagi penulis dalam menuntut ilmu dari awal sampai penyusunan skripsi, dan teman-teman mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Ekstensi STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
فس م سي آت ع ل م ي د ه فا مض َل ع بهم ش ستغ َ لح د ه ح د ستعي ش د آ ل اَه ش د َ مًَ عبد س ل ل َ َم صل س م ب ك ع ى. ل م يض ل فا ا ل َم بعد, عي مَ ع ى ل صح ب Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawat serta Salam semoga tetap tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir hayat. Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh Karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada 1. Kaprodi Pendidikan Agama Islam Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf pengajarnya yang telah banyak memberi kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Drs. Joko Sutopo sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi 3. Seluruh staff pengajar PAI Ekstensi STAIN Salatiga 4. Keluarga besar dewan guru MI Muhammadiyah Donorejo, Secang, Magelang. 5. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dengan pahala yang sesuai. Amin.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Secang, Maret 2014 Penyusun
Uum Khoirul Umami
ABSTRAK Uum Khoirul Umami : “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dengan Metode Pembiasaan Pada Siswa KelasV MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang 2013/2014”. Kata Kunci : Peningkatan Prestasi Belajar dengan Pembiasaan
Penelitian ini menggunakan penerapan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar materi akidah akhlak serta peningkatan prestasi belajar materi akidah akhlak kelas V melalui metode Pembiasaan, karena setelah menggunakan metode Pembiasaan siswa memperoleh ketuntasan prestasi belajar di MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo yang berjumlah 15 siswa tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: metode observasi dan tes formatif. Adapun analisis datanya dengan rumus: Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I, II dan III dilihat dari rata-rata nilai tes fomatif I, II dan III mengalami peningkatan. Pada siklus I, prosentase kelulusan mencapai 70%, sedangkan pada siklus II Prosentase kelulusan mencapai 81% dan siklus III prosentase kelulusan mencapa 85%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar materi Akidah Akhlak pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Peneliti akhirnya merekomendasikan kepada pihak-pihak yang berkompentensi untuk menjadikan metode Pembiasaan sebagai salah satu alternatif yang dapat dipilih dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran materi Akidah Akhlak.
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul ........................................................................................
i
Lembar Berlogo .........................................................................................
ii
Halaman Judul ............................................................................................
iii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................
iv
Pengesahan Kelulusan ................................................................................
v
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................
vi
Moto dan Persembahan ..............................................................................
vii
Kata Pengantar ...........................................................................................
viii
Abstrak .......................................................................................................
ix
Daftar Isi......................................................................................................
xi
Daftar Tabel ................................................................................................
xiii
Daftar Lampiran ..........................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................
5
D. Kegunaan Penelitian............................................................
6
E. Definisi Operasional ...........................................................
6
F. Metode Penelitian ...............................................................
7
G. Sistematika Penulisan .........................................................
15
KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembiasaan ............................................................
17
B. Prestasi Belajar ...................................................................
20
BAB III
BAB IV
BAB V
C. Pengertian Akidah Akhlak .................................................
26
D. Kerangka Berfikir ...............................................................
30
E. Hipotesis Tindakan .............................................................
31
F. Ketuntasan Belajar ..............................................................
31
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Donorejo ...............
33
B. Deskripsi Siklus 1 ................................................................
38
C. Deskripsi Siklus 2 ................................................................
42
D. Deskripsi Siklus 3 ................................................................
46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus .............................................................
51
B. Pembahasan .........................................................................
64
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................
68
B. Saran .......................................................................... …….
69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Halaman Daftar Ruang MI Muhammadiyah Donorejo ............................ 35
Tabel 2
Daftar Guru dan Karyawan MI Muhammadiyah Donorejo ......
36
Tabel 3
Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Donorejo .................
38
Tabel 4
Hasil nilai kegiatan belajar mengajar siklus 1 ...........................
41
Tabel 5
Hasil nilai kegiatan belajar mengajar siklus 2 ...........................
46
Tabel 6
Hasil nilai kegiatan belajar mengajar siklus 3 ...........................
48
Tabel 7
Rekapitulasi nilai semua siklus..................................................
50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
RPP Siklus1
Lampiran 2
RPP Siklus 2
Lampiran 3
RPP Siklus 3
Lampiran 4
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5
Standar Nilai Ketuntasan Belajar (KKM)
Lampiran 6
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 7
Persetujuan Pembimbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada suatu bangsa atau negara yang terus berkembang tentu menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan bangsa, sebab dengan adanya pendidikan akan terbentuklah manusia-manusia yang berkualitas dan mandiri yang kelak akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa sesuai dengan perkembangan zaman. Meski diakui bahwa pendidikan merupakan salah satu investasi jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana dan prasaranannya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini negara kita Indonesia masih menghadapi problematika klasik, yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahnnya adalah bagaikan mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali. Terkait dengan mutu pendidikan, khususnya pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Penulis masih ingat akan Standarisasi Ujian Akhir Sekolah dengan nilai diatas empat dikeluhkan oleh semua pendidik bahkan oleh orang tua siswa sendiri, karena siswanya tidak lulus. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut, salah satunya adalah pemberian tugas kepada siswa. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, diharapkan dapat meningkatkan
aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan penguatan terhadap materi yang diberikan dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar. Saat ini dunia pendidikan menjadi perhatian khusus. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan negara-negara Asia dimana hasilnya menempatkan Indonesia berada pada peringkat bawah. Merupakan hasil yang mengecewakan yang harus segera disikapi oleh pihak yang terkait terutama pendidik atau guru. Di era globalisasi dunia yang serba maju, dunia pendidikan Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Pendidikan sekolah formal
dituntut
untuk
menghasilkan
lulusan
yang
berkualitas
dan
berkompetensi tinggi, sehingga nantinya mampu menghadapi tantangan atau tuntutan zaman yang semakin kuat dan menerpa seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan agama Islam bukanlah sekedar untuk memenuhi kurikulum, akan tetapi mempunyai arti dan makna yang lebih penting. Sebagaimana diketahui bahwa intelektual yang tidak didasari oleh pendidikan agama Islam, dimungkinkan bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan norma-norma yang ada dalam agama Islam. Oleh karena itu pembelajaran yang intensif dan efektif dalam pendidikan agama Islam harus diutamakan agar mampu menciptakan manusia yang berakhlak mulia serta memiliki wawasan tentang hukum Islam yang lebih baik. Tujuan pendidikan Islam secara umum yang berbentuk insan kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan, perasaan lingkungan dan pengalaman dapat
mempengaruhinya.
Oleh
karena
itu
tujuan
pendidikan
Islam,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah QS. Ali Imran : 102).
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Nur Uhbiyati, 1999 : 42) Dalam pembelajaran agama di masyarakat tidak begitu dipentingkan bahkan cenderung agak dikesampingkan. Sebagai contoh dalam memilih pendidikan, masyarakat cenderung lebih mengutamakan pendidikan umum daripada pendidikan agama. Kecenderungan ini hanya mengedepankan urusan duniawi yaitu pendidikan umum tanpa mementingkan pendidikan agama. Problematika pembelajaran Aqidah Akhlak yang penulis temukan selama proses pembelajaran terutama pada materi yang membutuhkan hafalan misalnya Asmaul Husna,
siswa disuruh menghafal dengan metode
konvensional hasilnya siswa kurang menguasai atau mengalami kesulitan dalam menghafal. Dari problematika pembelajaran tersebut penulis mencoba memberikan solusi menggunakan metode Pembiasaan. Dengan metode tersebut diharapkan dapat memberikan solusi pembelajaran yang baik bagi problem pembelajaran yang terjadi selama ini.
Pelajaran Aqidah Akhlak merupakan pelajaran yang utama dalam pembentukan keyakinan dan tingkah laku siswa. Siswa akan dapat meningkatkan kegiatan sehari-hari yang dilakukan sesuai dengan tingkat pemahamannya dari materi yang dipelajarinya. Oleh karena itu, penulis melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak dengan Metode Pembiasaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014. Dengan metode tersebut siswa mendapat pengetahuan yang diberikan guru secara bertahap dan terperinci, sehingga anak menerima materi yang diberikan sesuai dengan tingkat pemikiran masing-masing.
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah dan judul penelitian maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Apa problem pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 2. Apa kelebihan atau kesesuaian metode Pembiasaan untuk problem pembelajaran Aqidah Akhlak pada MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013-2014 3. Apakah penggunaan metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas V di MI
Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 4. Seberapa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui problem pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 2. Untuk mengetahui kelebihan/kesesuaian metode Pembiasaan kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 3. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi
belajar Aqidah Akhlak kelas V di
MI
Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 4. Untuk mengetahui seberapa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang pada pelajaran Aqidah Akhlak
D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam wacana keilmuan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pendidikan Islam. 2. Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak terkait dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam khususnya guru Akidah Akhlak. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
sekolahan, guru pembimbing dalam pembentukan kepribadian siswa. c. Sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dasar pijakan serta sebagai pembanding dalam penelitian-penelitian lebih lanjut yang sejenis.
E. Definisi Operasional Agar tidak salah pengertian bagi para pembaca dalam memahami judul ini, maka penulis memandang perlu untuk memberi penegasan dalam judul Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak dengan Metode Pembiasaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo
Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013-2014 tersebut. a.
Metode Pembiasaan adalah pengetahuan yang bersifat global bertahap dan terperinci agar anak mampu menerima pelajaran sesuai dengan perkembangan pemikirannya, dan dilakukan
pengulangan agar terjadi
pembiasaan. b. Prestasi belajar adalah suatu hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak didik dalam suatu mata pelajaran tertentu di madrasah/sekolah
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan Pembiasaan pada intinya siswa yang telah mengalami proses balajar, kebiasaan–kebiasaannya akan tampak berubah. Kebiasaan itu akan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak dilakukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku yang relatif menetap dan otomatis. (Muhibbin Syah,2008:117) . Pelajaran Akidah Akhlak merupakan pelajaran yang utama dalam pembentukan keyakinan dan tingkah laku siswa. Siswa akan dapat meningkatkan kegiatan sehari-hari yang dilakukannya dengan materi pelajaran Aqidah Akhlak yang dipelajarinnya. Oleh karena itu, penulis melakukan suatu peneltian tindakan kelas dengan judul Peningkatan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan Metode Pembiasaan Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013-2014. Dengan metode tersebut siswa mendapat pengetahuan yang diberikan guru secara bertahap dan terperinci, sehingga anak menerima materi yang diberikan sesuai dengan tingkat pemikiran masing-masing. 2. Subjek Penelitian Penulis melakukan penelitian dilokasi MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Akan dilaksanakan pada tanggal 2 -15 September 2013. Latar belakang atau pekerjaan orang tua murid yang penulis teliti adalah buruh tani sehingga waktu mereka
banyak
digunakan untuk mengurus sawah, perhatian tentang pembentukan akhlak anak jadi berkurang. Dalam hal ini penulis mencoba memberikan bekal tentang akhlak melalui metode pembiasaan. Populasi yang penulis gunakan siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo daftar siswa sebagai berikut: NO
NAMA SISWA
1
Ade Dwi Lestari
2
Linda Septiawati
3
Dewi Safitri
4
Rofiudin Zakki
5
Ali Achmadi
6
Andrian Dwi Prayoga
7
Arvianti Wulandari
8
Berliana Florensia
9
Erla Verlita
10
Fella Shasmita Hani A.
11
Fifi Lisfiani
12
Kamilia Rahmawati
13
Prissianingsih
14
Rio Wahyu Septiadi
15
Uswatun Khasanah
1.1 tabel daftar siswa 3. Langkah-langkah peneltian a.
Perencanaan Di dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek
yang terkait Penelitian Tindakan Kelas.
Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus tiap kali terdapat perencanaan ulang. Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, tehnik atau strategi
pembelajaran, media dan materi pembelajaran untuk melakukan pembelajaran di kelas. b. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suharsini Arikunto, ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK. Adapun pengertian ini dapat diterangkan sebagai berikut: 1) Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat bagi peneliti. 2) Tindakan menunjuk pada suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan pengertian tiga kata ini, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
c. Observasi Observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo merupakan objek yang diamati penulis. Dalam hal ini penulis akan memberikan materi akidah akhlak siklus I (Materi kalimah Toyyibah Asmaul Husna)Siklus II (Materi Akhlak terpuji), Siklus III (Materi Akhlak Tercela). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Pembiasaan dalam menyampaikan materi pembelajaran. d. Evaluasi Upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti yang terkait dengan suatu
Penelitian
Tindakan
Kelas
yang
dilaksanakan
yaitu
membandingkan nilai yang diperoleh siswa pada tiap siklus. Apakah nilai yang diperoleh ada peningkatan, penurunan atau nilai yang sama pada tiap siklus. Dengan adanya peningkatan nilai diharapkan tingkat pemahaman siswa bertambah, sehingga tidak hanya peningkatan nilai saja tetapi materi akhlak yang telah disampaikan dapat dipraktekkan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun dilingkungan sekitarnya. Sehingga Akhlak anak disertai dengan pemahaman anak. d. Refleksi
mulai terbentuk
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan dan peneliti yang terkait dengan suatu Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudahnya adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan. 4. Instrumen penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari silabus, rencana pembelajaran, tes formatif, dan metode observasi. Keempat instrumen itu akan diuraikan sebagai berikut: a. Silabus Silabus yaitu perangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. Adapun isi dari silabus itu adalah Komponen Dasar (KD), Standar Kompetensi, dan materi pokok. b. Rencana Pelajaran (RP) Rencana pelajaran (RP) yaitu perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. c. Tes Formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam meneladani pelajaran Akidah Akhlak d. Metode Observasi Metode observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. 5. Pengumpulan data Guna memperoleh data penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung terhadap siswa maupun guru mata pelajaran Akidah Akhlak untuk mengetahui permasalahan yang ada di kelas tentang proses pembelajaran. 2. Observasi dan praktek secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Untuk mengaplikasikan metode pembiasaan dalam memecahkan permasalahan di kelas. 3. Studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari catatan-catatan dan literatur yang sudah ada berkaitan dengan masalah yang dibahas. Mencari sumber lain sebagai referensi dalam memecahkan masalah di kelas. 4. Dokumentasi, yaitu merupakan tehnik pengumpulan data dengan menelaah serta mempelajari dokumen yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode pembiasaan dalam memecahkan masalah.
6. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat
menghasilkan
suatu
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif, dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Merekapitulasi hasil tes belajar (data kuantitatif) diklasifikasikan kemudian dicari prosentase tertinggi, untuk selanjutnya ditafsirkan dalam bentuk data atau uraian dan ditarik kesimpulan. Adapun rumus yang dipakai dalam mencari prosentase adalah:
keterangan: f
= Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya
n
= Jumlah frekuensi atau banyak individu
f% = Angka prosentase (Usman Husaini, 2003:74) b. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individual dan secara klasikal. c. Data yang bersifat kualitatif disajikan dalam bentuk uraian, data ditafsirkan dan selanjutnya ditarik kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat di jabarkan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Kajian Teori yang terdiri dari: Metode Pembiasaan, Prestasi Belajar, Aqidah Akhlak
BAB III
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi)
(Materi
Kalimah Toyyibah Asmaul Husna), B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II (Asmaul Husna 2) C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III (Asmaul Husna 3). BAB IV
Deskripsi per Siklus (data hasil Pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan
BAB V
Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan, Saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaan akan tampak berubah. Menurut Brughardt (1973) kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulanulang. Pada bab II ini penulis akan mencoba membahas tentang metode pembiasaan meliputi landasan, syarat, kelebihan dan kelemahan. Prestasi belajar meliputi pengertian dan faktor-faktornya. Aqidah Akhlak meliputi pengertian, obyek dan fungsi Aqidah Akhlak. 1.Landasan teori Metode Pembiasaan Metode Pembiasaan
2.Syarat-syarat metode Pembiasaan 3.Kelebihan
dan
kelemahan
Metode
Pembiasaan 1.Pengertian prestasi balajar Prestasi Belajar 2.Faktor-faktor prestasi belajar
1.Pengertian Aqidah Akhlak Aqidah Akhlak
2.Obyek Aqidah Akhlak 3.Fungsi Aqidah Akhlak
Gambar 1.1 Bagan Metode Pembiasaan, Prestasi Belajar,Aqidah Akhlak.
16
A. Metode Pembiasaan Kata pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metode pembelajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran islam. Pembiasaaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang masih berusia kecil. Karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nila-nilai moral kedalam jiwa anak. Nilainilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupanya semenjak ia mulai melangkah keusia remaja dan dewasa. 1. Landasan Teori Metode Pembiasaan Dalam
teori perkembangan anak didik, dikenal ada teori
konvergensi, dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkunganya dan dengan mengembankan potensi dasar yang ada padanya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik. Al Qur’an
17
sebagai sumber ajaran Islam, memuat prinsip-prinsip umum pemakaian metode pembiasaan dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan sesungguhanya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nulai positif kedalam diri anak didik, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, pendekatan pembiasaan juga dinilai sangat efisien dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif. Namun demikian pendekatan ini akan jauh dari keberhasilan jika tidak diiringi dengan contoh tauladan yang baik dari pendidik. Oleh karena itu berikut ini akan kita lihat syarat-syarat pemakaian kelebihan kekurangan dari pendekatan pembiasaan dalam pencapaian tujuan proses pendidikan (Arief Armai,2002:111). 2. Syarat-syarat Metode Pembiasaan Ditinjau dari ilmu psikologi kebiasaan seseorang erat kaitannya dengan figur yang menjadi panutan dalam perilakunya. Seorang anak terbiasa sholat karena orang tua yang menjadi figurnya selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang sholat yang mereka laksanakan setiap waktu sholat. Demikian pula kebiasaan–kebiasaan lainnya. Oleh karena itu apa syarat-syarat yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan pendekatan pembiasaan dalam pendidikan. Untuk menjawab persoalan tersebut berikut ini akan dijelaskan yaitu anatara lain: a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena
18
setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuk kepribadian seorang anak. Kebiasaan positif maupun negatif
itu
akan
muncul
sesuai
dengan
lingkungan
yang
membentuknya. b. Pembiasaan hendaklah dilakukan secara kontinyu, teratur dan berprogram. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, permanen dan konsisten. Oleh karena itu faktor
pengawasan
sangat
menentukan
dalam
pencapaian
keberhasilan dari proses ini. c. Pembiasaan hendaklah diawasi secara ketat, konsisten dan tegas. Jangan memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan. d. Pembiasaan yang awal mula bersifat mekanistis, hendaknnya secara berangsur-angsur dirubah menjadi kebiasaan yang tidak verbalistik dan menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati anak didik itu sendiri. (Armai Arief,2002:114) 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembiasaan Sebagaimana pendekatan-pendekatan lainnya didalam proses pendidikan, pendekatan pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan; yaitu kelebihan dan kekurangan. Sebab tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan.
19
a. Kelebihan
Kelebihan pendekatan ini antara lain adalah : 1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik. 2) Pembiasaan tidak hanya bekaitan dengan aspek lahiriyah tetapi aspek batiniyah. 3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling
berhasil dalam pembetukan kepribadian anak didik.
b. Kekurangan 1) Metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. 2) Kadang-kadang anak didik tidak mau melakukan metode ini karena malu. 3) Anak yang tidak mendapat giliran menjadi pasif (Armai Arief,2002:115) Peneliti menyimpulkan dengan penggunaan metode pembiasaan terbukti efektif dalam meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak pada siswa kelas 5 MI Muhammadiyah Donorejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. B. Prestasi Belajar
1. Pengertian prestasi belajar Prestasi adalah hasil yang sudah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan. Dalam prestasi ini diperoleh dari kegiatan belajar disekolah
20
atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penelitian. Belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru, hasil
kerja
yang
dicapai
dibebankan
kepadanya.
(Pusat
Deppenas,2007:895) 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. (Slameto,2303:54) 1) Faktor-Faktor internal Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dalam faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmani a) Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.
21
2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. a) Intelegensi yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis aitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru, cepat dan efektif. b) Perhatian menurut Al Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi c) Minat yaitu kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenag beberapa kegiatan. d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. e) Motif, didalam mencapai tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong. f) Kematangan yaitu suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan untuk melaksanakan kecakapan baru. g) Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupu sulit dipisahkan tetpi dapat dibedakan menjadi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
22
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. (Slameto,2003:59) 3) Faktor-Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktir masyarakat (Slameto,2003:60) a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. (1) Cara orang tua mendidik Hal ini dijelaskan oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan
untuk
pendidikan
dalam
ukuran
yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat pernyataan diatas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan keluarga didalm pendidikan anknya.
23
(2) Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua denagan anaknya. Selain itu relasi keluarga yang lain
pun
turut
mempengaruhi
belajar
anak.
(Slameto,2003:63) (3) Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi didlam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor penting tidak termasuk faktor yang disengaja (Slameto,2003:63) (4) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan lainnya, juga membutuhkan fasilitas
belajar
seperti
ruang belajar,
meja, kursi,
penerangan, alat tulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga cukup mempunyai materi atau uang. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan tugas rumah. Berikut
24
ini
dibahas
faktor-faktor
sekolah
yang
meliputi.
(Slameto,2003:64) (1) Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar untuk menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang itu dapat menerimanya. (2) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan
bahan
pelajaran
agar
siswa
menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan peljaran tersebut. (3) Relasi guru dengan siswa Didalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya. Juga akan menyukai mata pelajarannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. (4) Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya akan mengganggu belajarnya.
25
(5) Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah atau belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai, kebersihan gedung sekolah, kelas, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf dan siswanya dan kedisiplinan bimbingan konseling dalam pelayanan kepada siswanya. (6) Alat pembelajan Alat pembelajaran terkait dengan cara belajar siswa, karena alat pembelajaran yang dipakai oleh guru saat mengajar juga siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Dalam faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. (Slameto,2003:69)
C. Pengertian Akidah Akhlak Akidah menurut bahasa adalah “kepercayaan atau keyakinan”, sedangkan akhlak adalah “budi pekerti atau kelakuan”. Jadi pengertian akidah akhlak menurut istilah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan
26
Agama Islam yang digunakan sebagai wahana penberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan, keada siswa agar dapat memahami, myakini dan menghayati kebenaran ajaran Islam, serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. (Rusli Nasrun,1995:6) 1. Obyek Akidah Akhlak Obyek pendidikan akidah akhlak itu meliputi dua unsur pokok yaitu. (Nasrul Rusli,1995:6) a. Akidah Berisi aspek untuk menanamkan pemahaman dan keyakinan terhdap akidah Islam sebagaimana yang ada dalam rukun iman. Dalam hal bertauhid dapat dipahami dan diamalkan secara terpadu dua bentuk tauhid yaitu Rububiyyah dan tauhid uluhiyyah.
Artinya:
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,(Q.S.Al Baqarah:21)
Artinya: Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu dan Hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati, (Q.S.Al Baqarah:139)
b. Akhlak
27
Dalam akhlak ini berisi akhlak terpuji, akhlak tercela, kisah ketauladanan para Rasul Allah, Sahabat Rasul, orang shaleh serta adab dalam hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam lingkungannya. Berdasarkan paparan diatas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas melalui metode Pembiasaan ini untuk meningkatkan prestasi belajar kelas 5 MI Muhammadiyah Donorejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Artinya:
Dan (Kami Telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh Telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung (Q.S.An Nisa:164).
2. Fungsi dari Mata Pelajaran Akidah Akhlak a. Pengembangan Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan di lingkungan keluarga.
Artinya: Sahabat Abi Hurairah berkata, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:wOrang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya. Dan sebaik-baik orang diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya terhadap sanak saudaranya.x(HR.Abu Dawud dan Tirmizi, dan termasuk hadis hasan shahih) b. Perbaikan
28
Yaitu
memperbaiki
kesalahan-kesalahan
dalam
keyakinan,
pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam terhadap kehidupan sehari-hari. c. Pencegahan Yaitu untuk menangkal hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang
dapat
membahayakan
diri
siswa
dan
menghambat
perkembangan menuju manusia Indonesia seluruhnya. d. Pelajaran ini dapat menyampaikan ilmu pengetahuan tentang keimanan dan akhlak. Dalam mata pelajaran Akidah Akhlak ini dapat menggunakan beebrapa pendekatan diantarannya: 1) Pendekatan rasa (kalbu) Yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan siswa dalam memahami dan meyakini akidah Islam serta memberi informasi agar siswa ikhlas mengamalkan ajaran agama Islam. 2) Pendekatan rasional Yaitu usaha untuk memberikan pernan rasio dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran Islam. 3) Pendekatan fungsional Yaitu usaha untuk menyajikan agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sesuai dengan tingkat perkembangannya. 4) Pendekatan keteladanan
29
Yaitu
menampilkan
keteladanan,
baik
yang
langsung
melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji maupun yang tidak langsung melalui ilustrasi berupa kisah keteladanan.
D. Kerangka Berfikir Pendekatan pembiasaan pada intinya siswa yang telah mengalami proses belajar, Kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah.Kebiasaan itu akan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi
pengurangan
perilaku
yang
tidak
dilakukan.Karena
proses
penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. (Muhibbin Syah,2008:117) Pembelajaran monoton Kondisi saat ini
Metode konvesional
Evaluasi belajar
Rendahnya kualitas hasil/proses Pemecahan masalah Penjelasan metode pembiasaan Tindakan
Pelatihan metode pembiasaan
Evaluasi efek
Simulasi metode pembiasaan Penerapan metode pembiasaan Guru yang mampu melaksanakan Metode pembiasaan Tujuan/hasil
Suasana pembelajaran yang menyenangkan Kualitas KBM yang 30 baik
Evaluasi akhir
Gambar1.2.Diagram Kerangka Berfikir E. Hipotesis Tindakan Dalam hal ini, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:wPenggunaan Metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas 5 di MI Muhammadiyah
Donorejo,
Kecamatan
Secang,
Kabupaten
MagelangxTahun Ajaran 2013/2014.
F. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran yang mensyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu (Hamdani, 2011 : 60). Ketuntasan belajar dipengaruhi oleh faktor metode pembelajaran yang digunakan, situasi kelas, peran dari guru yang mengajar, dan juga yang penting adalah peran siswa, kondisi kejiwaan siswa, dan kondisi fisik siswa. Akan tetapi yang juga sebagai pendukung adalah faktor keluarga yang juga bepartisipasi dalam keberhasilan belajar siswa. KKM ditetapkan sebelum awal tahun ajaran, KKM disusun berdasarkan kemampuan anak setiap kelas. Penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan
31
indek peserta didik untuk mencapai ketutasan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
1. Ketutasan belajar individual Ketutasan belajar individual adalah secara individu siswa dalam belajar dikatakan berhasil jika telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, dalam hal ini KKM mata pelajaran Akidah Akhlak dikelas V MI Muhammadiyah Donorejo adalah 65. Jadi apabila siswa kelas V nilai yang didapat dari mata pelajaran Akidah Akhlak lebih atau sama dengan KKM yang telah ditetapkan maka siswa tersebut telah mencapai KKM individu. 2. Ketuntasan belajar ideal Ketuntasan belajar ideal adalah bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya
oleh
siswa
atau
disebut
penguasaan
penuh
(Hamdani,2011:60). Siswa yang telah mencapai ketuntasan ideal apabila siswa telah mencapai nilai 75 yaitu nilai yang telah ditetapkan secara nasional. 3. Ketuntasan belajar kelas Ketuntasan belajar kelas adalah sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran suatu kelas. Suatu pembelajaran dapat dikatakan telah mencapai ketuntasan kelas apabila mata pelajaran yang diajarkan telah berhasil mencapai KKM sebanyak 85% dari jumlah keseluruhan
32
siswa. Siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo berjumlah 15 siswa berarti 13 siswa harus mendapatkan nilai sesuai KKM.
33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam bab ini disajikan deskripsi persiklus dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu : 1). Mengetahui problem pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas V MI Muhammadiyah Donorejo. 2). Mengetahui kelebihan / kesesuaian metode Pembiasaan pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo. 3). Mengetahui apakah penggunaan metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo. 4). Untuk mengetahui seberapa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Keamatan Secang, Kabupaten Magelang dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus ini mulai dilaksanakan siklus I pada tanggal 2 September 2013 kemudian diadakan perbaikan dengan siklus II pada tanggal 9 September 2013 dan siklus III pada tanggal 16 September 2013 Dalam bab ini akan diuraikan tentang (a) gambaran umum MI MI Muhammadiyah Donorejo dan subjek penelitian, (b) pelaksanaan penelitian (deskripsi siklus penelitian). Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut : A. Gambaran Umum MI Muhammadiyah Donorejo 1. Sejarah Singkat MI Muhammadiyah Donorejo didirikan pada tahun 1978 diatas tanah seluas 489m2 dibawah naugan yayasan Muhammadiyah cabang Secang dan Ranting Muhammadiyah Donorejo. MI Muhammadiyah Donorejo jika dilihat dari letak geografisnya berada di daerah pedesaan
33
yang padat penduduk di tengah-tengah Desa Donorejo tepatnya terletak di Dusun Kandongan Desa Donorejo Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. MI Muhammadiyah Donorejo berdiri pada tanah yang berstatus waqaf dari orang yang peduli dengan perkembangan pendidikan di Desa Donorejo
yang
menyerahkan
tanahnya
untuk
didirikan
lembaga
pendidikan pada yayasan Muhammadiyah Donorejo. Dan sekarang disamping MI Muhammadiyah Donorejo telah berdiri SD Muhammadiyah Donorejo yang berstatus sama yaitu sama-sama masih lembaga swasta. Untuk lebih jelasnya tentang profil MI Muhammadiyah Donorejo adalah sebagai berikut : a. Nama
: MI Muhammadiyah Donorejo
b. No Statistik Madrasah
: 111.2.33.08.0233
c. Akreditas Madrasah
:C
d. Alamat Lengkap
: Desa Donorejo Kecamatan Secang Kab. Magelang Provinsi Jawa Tengah
No. Telp. 085 643 293 339 e. NPWP Madrasah
: 00.544.424.5-524.000
f. Nama Kepala Madrasah : AHMAD MAHFUD, S.Pd.I g. No. Telp
: 085 730 166 556
h. Nama Yayasan
: Muhammadiyah
i. Alamat Yayasan
: Komplek Pendidikan Muhammadiyah Payaman Jl. Raya Payaman
j. No. Telp Yayasan
: (0293) 310023
34
k. No. Akte Pendirian Yayasan : No : Lk/8.c/1472/Pem.MI/1978 l. Kepemilikan Tanah
: Yayasan
m. Luas Tanah
: 489 m2
n. Status Bangunan
: Yayasan
o. Luas Bangunan
:
276 m2
2. Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Donorejo mempunyai 15 ruang, secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Daftar Ruang MI Muhammadiyah Donorejo No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14
Nama Ruang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Kantor Ruang Kepala Sekolah Toilet Guru Toilet Siswa Gudang Masjid UKS
35
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru dan Karyawan MI Muhammadiyah Donorejo mempunyai tenaga pengajar berjumlah 9 orang 1 kepala madrasah 6 guru kelas dan 2 guru mapel, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan MI Muhammadiyah Donorejo No
Nama
Jabatan
1
Ahmad Mahfud, S.Pd.I
Kepala Madrasah
2
Andriyanto, SE
Wali Kelas 6
3
Atik Winarti, S.Pd.I
Wali Kelas 5
4
Budi Prasetiyo, S.Pd.I
Wali Kelas 4
5
R. Syarifudin
Wali Kelas 3
6
Evi Riana Kurniawati, SH
Wali Kelas 2
7
Anisiyah
Wali Kelas 1
8
Marmisah, A.Ma
Guru Mapel
9
Citra Destyaningrum, S.Pd.I
Guru Mapel
36
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Donorejo Komite
Kepala Madrasah
Yayasan Muhammadiyah
Ahmad Mahfud, S.Pd.I
Wakil Kepala Madrasah Andriyanto, SE Bendahara
Sekretaris
Evi Riana K. SH
R. Syarifudin
Wali kelas 1
Wali kelas 2
Wali kelas 3
Wali kelas 4
Wali kelas 5
Wali kelas 6
Anisiyah
Evi Riana K. SH
R. Syarifudin
Budi P. S.Pd.I
Atik W. S.Pd.I
Andriyanto, SE
Guru Mapel
Guru Mapel
Marmisah,A.Ma Citra DN, S.Pd.I
SISWA
b. Keadaan Siswa Siswa MI Muhammadiyah Donorejo adalah anak-anak yang mayoritas lokasi rumahnya berada di sekitar Desa Donorejo saja hanya sebagaian kecil saja yang berasal dari luar Desa Donorejo seperti Dusun Pogalan dan Dusun Brangkal. Orang tua siswa mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani,
dilihat
dari
sisi
ekonomi,
para
siswa
MI
Muhammadiyah Donorejo berasal dari keluarga menengah ke bawah.
37
Untuk jumlah siswa MI Muhammadiyah Donorejo tahun ajaran 2013/2014 dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Donorejo No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Siswa
1.
I
4
4
8
2.
II
4
6
10
3.
III
6
6
12
4.
IV
7
5
12
5.
V
7
6
13
6.
VI
4
9
13
Jumlah
32
36
68
A. Deskripsi Siklus I Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada Minggu pertama bulan September tahun 2013, dengan pokok bahasan Asmaul Husna 1 dengan sub bahasan yaitu Al Hadi, Al Hakam, Al Adl dan Al Adzim.Tahapan dan langkahlangkah siklus I yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini terdiri dari beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut : 1). Menentukan
dasar
permasalahan
dengan
mengkaji
proses
pembelajaran sebelum dilaksanakannya penelitian. Bahwa metode yang sering dipergunakan adalah dengan metode ceramah,
38
sehingga banyak siswa yang bersikap pasif sehingga minat, keaktifan dan motivasi belajar siswa kurang. 2). Menentukan materi yang akan diajarkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus yaitu materi Asmaul Husna I dengan sub pembahasan yaitu Al Hadi, Al Hakam, Al Adl dan Al Adzim. 3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar . 4). Menyiapkan bahan ajar/media dan buku-buku lain yang relevan dangan materi yang akan disampaikan. 5). Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengetahui
perubahan
dan
perkembangan
dalam
proses
pembelajaran. 2. Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, peneliti menggunakan Metode Pembiasaan yang strategi pembelajarannya telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pelaksanaannya meliputi: a.
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan presensi.
b.
Apersepsi, guru bertanya seputar tentang pengertian Asmaul Husna.
c.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d.
Guru memberikan penjelasan
39
e.
Guru mengadakan evaluasi secara tertulis untuk seluruh siswa secara individual.
f.
Pembelajaran diakhiri oleh guru dengan mengucapkan salam.
3. Observasi (Pengamatan) Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung secara kerja sama dengan guru lain. Di sini peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV yaitu Bapak Budi Prasetiyo, S.Pd.I dalam melakukan
observasi/pengamatan
terhadap
siswa
dan
proses
berlangsungnya pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan Metode Pembiasaan terhadap kemampuan memahami siswa pada materi yang dipelajari. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa ketika proses belajar berlangsung ada beberapa anak yang pasif, kurang memberikan kontribusi ada beberapa anak yang berbicara kepada temannya sendiri di waktu proses pembelajaran berlangsung. Selain itu juga ada siswa yang masih kebingungan dengan metode baru yang diterapkan Ini menunjukkan kegiatan pembelajaran masih perlu dilakukan perbaikan. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I, apa yang menjadi tujuan pembelajaran belum tercapai sesuai dengan harapan. Dalam penggunaan Metode Pembiasaan ini, siswa belum bisa mengikutinya dengan baik. Terbukti masih banyak
40
anak yang bersikap pasif. Hal ini juga berimbas pada pemahaman terhadap materi pelajaan yang kurang sehingga hasil belajar kurang maksimal. Masih banyak nilai yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan Metode Pembiasaan belum dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Asmaul Husna secara maksimal. Sehingga hasil belajar Akidah Akhlak pada materi Asmaul Husna belum terpenuhi secara klasikal/menyeluruh setelah dilakukan evaluasi tes. Berangkat dari permasalahan yang timbul pada siklus I ini, selanjutnya pada siklus II peneliti akan mencoba menggunakan strategi Metode Pembiasaan kembali yang dibantu dengan metode tanya jawab sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak pada materi Asmaul Husna Dari hasil perencanaan, tindakan , pengamatan dan refleksi pada siklus I maka dapat diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel 3.1 : Hasil nilai siklus 1 NO
NAMA SISWA
Nilai Siklus 1
KKM KKG
KKM Ideal
65
75
1
Ade Dwi Lestari
70
Tuntas
Belum
2
Linda Septiawati
55
Belum
Belum
3
Dewi Safitri
58
Belum
Belum
41
4
Rofiudin Zakki
60
Belum
Belum
5
Ali Achmadi
65
Tuntas
Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
65
Tuntas
Belum
7
Arvianti Wulandari
70
Tuntas
Belum
8
Berliana Florensia
85
Tuntas
Tuntas
9
Erla Verlita
88
Tuntas
Tuntas
10
Fella Shasmita Hani A
90
Tuntas
Tuntas
11
Fifi Lisfiani
80
Tuntas
Tuntas
12
Kamilia Rahmawati
65
Tuntas
Belum
13
Prissianingsih
70
Tuntas
Belum
14
Rio Wahyu Septiadi
70
Tuntas
Belum
15
Uswatun Khasanah
65
Tuntas
Belum
B. Deskripsi Siklus 2 Pada siklus 2 dilaksanakan pada pekan kedua bulan September 2013 penulis mencoba dengan metode yang sama tetapi diaplikasikan pada materi yang berbeda yaitu dengan materi Asmaul Husna 2 (Al Muhyi, Al Mumitu, dan Al Baqi). 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tindakan ini mencakup beberapa kegiatan antara lain :
42
a. Menentukan akar permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus I yaitu kurang focus anak dan cenderung pasif saat pembelajaran sehingga pemahaman siswa masih kurang. b. Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu materi yang membahasa Asmaul Husna (Al Muhyi, Al Mumit, dan Al Ba qi). c. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan materi yang telah ditentukan. d. Menyiapkan bahan ajar dan media yang dibutuhkan yaitu buku pelajaran akidah akhlak dan lembar evaluasi. 2. Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti menggunakan metode yang sama yaitu metode Pembiasaan namun peneliti mencoba menambah dengan metode diskusi/tanya jawab sebagai upaya agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran serta membantu mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Metode pembelajaran pada siklus II ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan presensi. b. Apersepsi, guru menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada siklus I yaitu Asmaul Husna I dengan sub pembahasan Al Hadi, Al Hakam, Al Adl dan Al Adzim.
43
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses pembelajaran yaitu menumbuhkan pemahaman tentang materi yang akan disampaikan. d. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. e. Setiap kelompok bekerja sama untuk mencari materi pelajaran Asmaul Husna dengan sub pembahasan yaitu Al Muhyi, Al Mumit, dan Al Baqi dari sumber yang relevan dari buku pelajaran, buku bacaan Akidah Akhlak, dan sebagainya. f. Guru membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan menggingat materi pelajaran. g. Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa, setiap siswa harus menjawab pertanyaan secara pribadi. h. Guru mengevaluasi hasil skor individual kemudian nyatakan kepada kelompok untuk mendapatkan skor kelompok . i. Guru mengadakan evaluasi secara tertulis untuk seluruh siswa secara individual. j. Pembelajaran diakhiri oleh guru dengan mengucapkan salam. 3. Observasi (Pengamatan) Kegiatan observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung secara kolaborasi atau bekerja sama dengan guru lain. Di sini peneliti bekerja sama dengan guru kelas V yang sama dengan siklus I yaitu Bapak Budi, S.Pd.I untuk melakukan pengamatan terhadap siswa dan proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas. Hasil pengamatan dapat
44
digunakan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan metode pembiasaan dibantu dengan metode tanya jawab/diskusi terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Dari hasil observasi siklus II ini dapat diketahui bahwa dengan bantuan metode tanya jawab dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga pada pembelajaran berlangsung siswa dapat memberikan konstribusi pada kelompok. Namun dari pengamatan masih ada beberapa siswa yang masih pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. 4. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi dari siklus II dalam pembelajaran Akhlak terpuji dengan metode pembiasaan dan dibantu dengan metode tanya jawab, bahwa pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan pada siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Hal ini karena siswa termotivasi untuk berkompetisi dengan teman sekelompok dan juga kelompok lain. Dan pada hasil evaluasi (tes) secara klasikal nilai hasil belajar masih banyak siswa yang belum tuntas dari KKM, untuk itu masih perlu diadakan siklus yang ketiga. Dengan melihat peningkatan pada proses pembelajaran siklus II ini, maka penting dilakukan perbaikan/pembenahan untuk menguji keberhasilan yang diraih dalam siklus/tindakan. Dan diharapkan memperoleh hasil yang lebih memuaskan dengan menimbang dan memperbaiki permasalahan yang muncul dalam siklus II tersebut.
45
Tabel 3.2 : Hasil nilai siklus 2 NO
NAMA SISWA
Nilai Siklus 2
KKM KKG
KKM Ideal
65
75
1
Ade Dwi Lestari
60
Belum
Belum
2
Linda Septiawati
58
Belum
Belum
3
Dewi Safitri
55
Belum
Belum
4
Rofiudin Zakki
60
Belum
Belum
5
Ali Achmadi
60
Belum
Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
65
Tuntas
Belum
7
Arvianti Wulandari
70
Tuntas
Belum
8
Berliana Florensia
80
Tuntas
Tuntas
9
Erla Verlita
85
Tuntas
Tuntas
10
Fella Shasmita Hani A.
80
Tuntas
Tuntas
11
Fifi Lisfiani
75
Tuntas
Tuntas
12
Kamilia Rahmawati
65
Tuntas
Belum
13
Prissianingsih
75
Tuntas
Tuntas
14
Rio Wahyu Septiadi
70
Tuntas
Belum
15
Uswatun Khasanah
65
Tuntas
Belum
C. Deskripsi Siklus 3 Siklus ketiga penelitian dilaksanakan pada Minggu ketiga bulan September 2013, dengan pokok bahasan Asmaul Husna 3 ( Al Mughni, Asy
46
Syakur dan Al Qowiy ). Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus ketiga ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan antara lain: a. Menentukan akar permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus II masih ada beberapa siswa yang belum tuntas KKM. b. Menentukan materi yang akan diajarkan yaitu menghindari Akhlak Tercela. c. Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. d. Menyiapkan bahan ajar dan media yang dibutuhkan buku materi Akidah Akhlak dan lembar evaluasi. 2. Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III ini, peneliti menggunakan metode yang sama yaitu metode pembiasaan dan disertai metode tanya jawab. Metode pembelajaran siklus III ini disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan presensi b. Apersepsi, guru menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada siklus II yaitu Asmaul Husna 2 (Al Muhyi, Al Mumitu, dan Al Baqi). c.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
47
d. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. e. Setiap kelompok bekerja sama untuk mencari materi Asmaul Husna dengan sub pembahasan yaitu Asmaul Husna 3 dari sumber yang releven dari buku pelajaran, buku bacaan Akidah Akhlak, dan sebagainya. f. Guru membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan menggingat materi pelajaran. g. Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa, dan setiap siswa harus ikut aktif. h. Guru mengevaluasi hasil skor individual. i. Guru mengadakan evaluasi secara tertulis untuk seluruh siswa secara individual. j. Pembelajaran diakhiri oleh guru dengan mengucapkan salam. Pada siklus 3 materi yang diajarkan dengan metode Pembiasaan adalah tentang Asmaul Husna 3. Akhir dari Penelitian Tindakan Kelas pada kelas IV MI Muhammadiyah Donorejo diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel 3.3 : Hasil nilai siklus 3 Nilai NO
KKM KKG
KKM Ideal
65
75
NAMA SISWA Siklus 3
1
Ade Dwi Lestari
65
Tuntas
Belum
2
Linda Septiawati
55
Belum
Belum
48
3
Dewi Safitri
60
Belum
Belum
4
Rofiudin Zakki
65
Tuntas
Belum
5
Ali Achmadi
65
Tuntas
Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
67
Tuntas
Belum
7
Arvianti Wulandari
75
Tuntas
Tuntas
8
Berliana Florensia
89
Tuntas
Tuntas
9
Erla Verlita
90
Tuntas
Tuntas
10
Fella Shasmita Hani A.
88
Tuntas
Tuntas
11
Fifi Lisfiani
70
Tuntas
Belum
12
Kamilia Rahmawati
70
Tuntas
Belum
13
Prissianingsih
75
Tuntas
Tuntas
14
Rio Wahyu Septiadi
75
Tuntas
Tuntas
15
Uswatun Khasanah
70
Tuntas
Belum
49
Tabel 3.4 Rekapitulasi nilai semua siklus NO
NAMA SISWA
NILAI Siklus 2 60
Siklus 3 65
1
Ade Dwi Lestari
Siklus 1 70
2
Linda Septiawati
55
58
55
3
Dewi Safitri
58
55
60
4
Rofiudin Zakki
60
60
65
5
Ali Achmadi
65
60
65
6
Andrian Dwi Prayoga
65
65
67
7
Arvianti Wulandari
70
70
75
8
Berliana Florensia
85
80
89
9
Erla Verlita
88
85
90
10
Fella Shasmita Hani A.
90
80
88
11
Fifi Lisfiani
80
75
70
12
Kamilia Rahmawati
65
65
70
13
Prissianingsih
70
75
75
14
Rio Wahyu Septiadi
70
70
75
15
Uswatun Khasanah
65
65
70
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan deskripsi persiklus dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu : 1). Mengetahui problem pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas V MI Muhammadiyah Donorejo. 2). Mengetahui kelebihan / kesesuaian metode metode Pembiasaan pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo. 3). Mengetahui apakah penggunaan metode Pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak kelas V di MI Muhammadiyah Donorejo. 4). Untuk mengetahui seberapa tingkat ketuntasan belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
A. Deskripsi Persiklus 1. Siklus 1 a.
Deskripsi hasil belajar Berdasar dari hasil pra siklus seperti yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti mencoba mengubah metode pembelajaran yang digunakan dengan metode Pembiasaan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
51
Tabel 4.1 : Hasil nilai siklus 1 NO
Nilai
KKM
KKM
KKM
Siklus 1
KKG
Ideal
Kelas
65
75
85%
NAMA SISWA
1
Ade Dwi Lestari
70
Tuntas
Belum
2
Linda Septiawati
55
Belum
Belum
3
Dewi Safitri
58
Belum
Belum
4
Rofiudin Zakki
60
Belum
Belum
5
Ali Achmadi
65
Tuntas
Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
65
Tuntas
Belum
7
Arvianti Wulandari
70
Tuntas
Belum
8
Berliana Florensia
85
Tuntas
Tuntas
9
Erla Verlita
88
Tuntas
Tuntas
10
Fella Shasmita Hani A.
90
Tuntas
Tuntas
11
Fifi Lisfiani
80
Tuntas
Tuntas
12
Kamilia Rahmawati
65
Tuntas
Belum
13
Prissianingsih
70
Tuntas
Belum
14
Rio Wahyu Septiadi
70
Tuntas
Belum
15
Uswatun Khasanah
65
Tuntas
Belum
Perbandingan
hasil
tes
antara
pra
siklus
yang
belum
menggunakan metode Pembiasaan, dengan hasil tes pada siklus 1 yang telah di terapkan metode dengan hasil sebagai berikut : dari 15 siswa yang belum mencapai KKM terdapat 3 siswa, jadi yang telah tuntas KKM pada
52
siklus 1 sebanyak 12 siswa. Bahkan terdapat 4 siswa yang dapat mencapai KKM ideal yaitu Berliana Florensia, Erla Verlita, Fella Shasmita H.A, dan Fifi Lisfiani. b. Minat dan keaktifan 1) Minat Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap siswa yang berlangsung pada siklus 1, minat siswa yang besar pada pra siklus yang sudah bagus pada siklus 1 bertambah. Terbukti dengan nilai yang didapat oleh para siswa, dan itu merupakan modal utama untuk menuju kesuksesan suatu pembelajaran. Minat merupakan poin penting yang harus ada dalam sebuah pembelajaran. Apabila minat siswa rendah maka bisa berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu untuk mencapai minat baik perlu indikator keberhasilan yang meliputi : a) Minat akan berhasil bila siswa sudah tertarik terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu diperlukan perancangan desain pembelajaran yang inovatif dan tidak monoton. b) Minat akan berhasil bila sewaktu pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan pembelajaran dengan seksama dan tidak membuat
gaduh di kelas karena kegaduhan kelas akan
berpengaruh besar pada minat siswa mengikuti pembelajaran.
53
c) Minat akan berhasil bila siswa mampu menerima dan menjelaskan pembelajaran yang dipelajari di kelas dengan baik dan bila ada kesulitan siswa mau bertanya pada guru. 2) Keaktifan Dalam pembelajaran untuk terjadi sebuah peningkatan prestasi belajar antara minat dan keaktifan saling berhubungan, rasionalnya pembelajaran berhasil bila ditinjau dari minat siswa mengikuti pembelajaran dan keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang akan dijelaskan sebagai berikut: a) Keaktifan akan berhasil bila dalam pembelajaran siswa mau bertanya tentang pembelajaran yang disampaikan dikelas. b) Keaktifan akan berhasil bila dalam pembelajaran dikelas siswa tidak ada yang tidak fokus ketika pembelajaran berlangsung tentang pembahasan lain yang tidak sesuai dengan materi yang akan dibahas, sebab akan mengganggu konsentrasi siswa lain menerima pembelajaran. c) Keaktifan akan berhasil bila siswa mencermati pelajaran yang disampaikan dan bila ada kesulitan mereka bertanya pada gurunya. d) Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi akan mempermudah siswa dalam menerima materi yang di ajarkan
sehingga
dapat
54
menunjang
kesuksesan
dan
keberhasilan suatu pembelajaran dengan kata lain ketuntasan belajar akan mudah dicapai. Hal lain sebagai penujang keberhasilan pembelajaran adalah keaktifan dan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. e) Keaktifan dan minat siswa merupakan indikator adanya motivasi dari faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal tersebut adalah pemilihan serta penggunaan metode yang dipilih sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Hal ini akan berpengaruh pada minat dan keaktifan siswa sebagai usaha agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. c. Refleksi 1) Refleksi Keberhasilan Berangkat dari 15 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka ditemukan kriteria-kriteria keberhasilan sebagai berikut : a) Keberanian siswa untuk maju di depan kelas untuk menyetorkan hafalan yang diberikan kepada guru b) Mendapat dukungan yang penuh dari pihak keluarga c) Suasana kelas yang kondusif bagi siswa-siswi tersebut sehingga menjadi faktor keberhasilan yang menentukan
55
2) Refleksi kegagalan a) Penggunaan waktu yang kurang efektif b) Kurangnya
kesungguhan
siswa-siswi
dalam
menghafal
asma’ul husna sesuai dengan materi c) Kurangnya konsentrasi siswa dalam menghafal asma’ul husna d) Suasana kelas yang kurang kondusif 2. Siklus 2 Pada siklus 2 penulis mencoba dengan metode yang sama tetapi diaplikasikan pada materi yang berbeda yaitu dengan materi Akhlak Terpuji (Hormat dan patuh, Tabah dan sabar menghadapi cobaan melalui kisah Masyitoh), maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 : Hasil nilai siklus 2 NO
Nilai
KKM
KKM
KKM
Siklus 2
KKG
Ideal
Kelas
65
75
85%
NAMA SISWA
1
Ade Dwi Lestari
60
Belum Belum
2
Linda Septiawati
58
Belum
Belum
3
Dewi Safitri
55
Belum
Belum
4
Rofiudin Zakki
60
Belum
Belum
5
Ali Achmadi
60
Belum
Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
65
Tuntas Belum
7
Arvianti Wulandari
70
Tuntas Belum
8
Berliana Florensia
80
Tuntas Tuntas
9
Erla Verlita
85
Tuntas Tuntas
56
10
Fella Shasmita Hani A.
80
Tuntas Tuntas
11
Fifi Lisfiani
75
Tuntas Tuntas
12
Kamilia Rahmawati
65
Tuntas
Belum
13
Prissianingsih
75
Tuntas
Tuntas
14
Rio Wahyu Septiadi
70
Tuntas Belum
15
Uswatun Khasanah
65
Tuntas Belum
Siklus 2 dengan metode yang sama tetapi dengan mata pelajaran yang berbeda yaitu tentang akhlak terpuji, dengan hasil terdapat 8 siswa yang mampu mencapai KKM, dan 5 siswa yang belum bisa mencapai KKM, tetapi pada siklus 2 ini siswa yang telah mencapai KKM ideal terdapat 5 siswa bertambah satu jika di banding dengan siklus 1. A. Minat dan Keaktifan Siswa 1) Minat Perubahan perolehan nilai merupakan dampak dari besar kecilnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Terbukti bahwa pada siklus 2 tersebut siswa yang mampu mencapai KKM ideal adalah 5 siswa artinya bahwa meningkat satu siswa di banding pada siklus pertama. Akan tetapi nilai yang mencapai KKM KKG menurun yaitu 10 siswa jika pada siklus 1 sebanyak 12 siswa yang dapat mencapai nilai KKM KKG. Siswa yang pada
pra siklus mempunyai semangat yang tinggi, pada
siklus pertama siswa masih mempunyai semangat yang tinggi, cuma ada 3 siswa yang kurang sempurna. Sedangkan pada siklus
57
dua ini siswa masih mempunyai minat yang tinggi walaupun pada siklus 2 ini materi yang diajarkan berbeda dengan siklus 1, pada pra siklus dan siklus 1 materinya adalah tentang asma’ul husna akan tetapi pada siklus 2 materinya adalah mengenai akhlak tercela. 2) Keaktifan Dari 15 siswa nampak 5 siswa yang dapat mencapai secara bagus, dapat mencapai nilai KKM ideal, yaitu Berliana Florensia mendapat 85, Erla Verlita mendapat 85, Fella Shasmita H.A mendapat nilai 80,
Fifi
Lisfianingsih mendapat 75, dan
Prissianingsih mendapat nlai 75. Dari perolehan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Terdapat 2 siswa yang masih belum terlihat keaktifannya nilai yang didapat masih di bawah KKM yaitu Linda Septiawati mendapat nilai 58 dan Dewi Safitri mendapat nilai 55. B. Refleksi 1. Refleksi keberhasilan Keberhasilan yang dapat dilihat dari 8 siswa yang telah memperoleh nilai sesuai KKM, maka dapat diketahui beberapa faktor antara lain : a) Materi pada siklus 2 sudah berbeda dengan materi pra siklus atau siklus 1 b) Materi siklus 2 tidak memerlukan hafalan
58
c) Siswa tidak lagi merasa takut untuk maju kedepan karena pada siklus 2 tidak memerlukan untuk siswa maju ke depan kelas d) Siswa bisa lebih fokus untuk memahami materi karena seluruh siswa dapat melakukannya 2. Refleksi kegagalan Dari 15 siswa terdapat 5 siswa yang nilainya belum bisa mencapai KKM, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a) Beralihnya materi antara siklus 1 dan siklus 2 sehingga konsentrasi siswa terpecah untuk memikirkan materi lain. b) Terdapat siswa yang memang dalam hafalan dia adalah siswa yang mampu akan tetapi dalam masalah pemahaman kurang. c) Kurang terbiasanya penggunaan metode pembelajaran, karena selama ini metode yang dipakai dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode yang monoton 3. Siklus 3 Pada siklus 3 materi yang diajarkan dengan metode Pembiasaan adalah tentang Akhlak Tercela dalam kisah Sa’labah. Akhir dari Penelitian Tindakan Kelas pada kelas V MI Muhammadiyah Donorejo diperoleh nilai sebagai berikut :
59
Tabel 4.3 : Hasil nilai siklus 3 NO
Nilai
KKM
KKM
KKM
Siklus 2
KKG
Ideal
Kelas
65
75
NAMA SISWA
1
Ade Dwi Lestari
65
Tuntas Belum
2
Linda Septiawati
55
Belum Belum
3
Dewi Safitri
60
Belum Belum
4
Rofiudin Zakki
65
Tuntas Belum
5
Ali Achmadi
65
Tuntas Belum
6
Andrian Dwi Prayoga
67
Tuntas Belum
7
Arvianti Wulandari
75
Tuntas
Tuntas
8
Berliana Florensia
89
Tuntas
Tuntas
9
Erla Verlita
90
Tuntas
Tuntas
10
Fella Shasmita Hani A.
88
Tuntas
Tuntas
11
Fifi Lisfiani
70
Tuntas Belum
12
Kamilia Rahmawati
70
Tuntas Belum
13
Prissianingsih
75
Tuntas
Tuntas
14
Rio Wahyu Septiadi
75
Tuntas
Tuntas
15
Uswatun Khasanah
70
Tuntas
Belum
Pada siklus 3 dapat dideskripsikan sebagai berikut, dari 15 siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo sudah dapat dikatakan tuntas kelas karena nilai yang mencapai KKM sekitar sudah 85% jadinya sudah tuntas kelas. Terdapat 13 siswa yang telah mencapai nilai KKM, terdapat 2
60
siswa yang memperoleh nilai belum mencapai KKM, akan tetapi terdapat 6 siswa yang mampu mencapai nilai sesuai dengan KKM ideal, yaitu Arvianti Wulandari : 75, Berliana Florensia : 89, Erla Verlita : 90, Fella Shasmita H : 88, Prissianingsih : 75, Rio Wahyu Septiadi : 75. A. Minat dan Keaktifan Siswa 1) Minat Minat siswa pada siklus 3 minat siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya aqidah akhlak semakin baik terbukti dengan meningkatnya jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM dan meningkatnya jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM ideal. Minat
siswa
yang
semakin
besar
tentunya
akan
mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran, dengan minat yang besar materi yang disampaikan akan mudah diserap oleh siswa sehingga dari minat tersebut akan berpengaruh pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Keaktifan Dari semakin meningkatnya siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM ideal artinya terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Terbukti terdapat 6 siswa yang mampu mencapai KKM ideal, 2 siswa yang memang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran yang akhirnya memperoleh nilai yang kurang dari KKM, selain dari itu siswa
61
yang sudah dapat mencapai KKM KKG tapi belum mencapai KKM ideal termasuk siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. B. Refleksi 1. Refleksi keberhasilan Siklus 3 merupakan siklus penentu keberhasilan dan tidaknya suatu metode yang dipakai dalam proses pembelajaran. Dari 15 siswa terdapat 13 siswa yang mendapat nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Adapun refleksi keberhasilan antara lain : a) Pada siklus 3 materi yang diajarkan sudah beradaptasi terhadap materi pada siklus 2 karena materi pada siklus 2 sejenis dengan siklus 3 b) Adanya situasi yang kondusif dalam kelas yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran c) Semangat dan minat siswa yang telah terbangun setelah melalui beberapa siklus 2. Refleksi kegagalan Dari 15 siswa terdapat 2 siswa yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dengan kriteria sebagai berikut : a) Terjadi kebosanan pada siswa karena proses pembelajaran menggunakan metode yang sama padahal materinya berbeda
62
b) Faktor diri siswa yang menyebabkan kegagalan 2 siswa yang tidak mencapai KKM 4. Rekapitulasi nilai semua siklus
NO
NAMA SISWA
NILAI Siklus Siklus 1 2 70 60
1
Ade Dwi Lestari
Pra Siklus 70
Siklus 3 65
2
Linda Septiawati
50
55
58
55
3
Dewi Safitri
55
58
55
60
4
Rofiudin Zakki
57
60
60
65
5
Ali Achmadi
57
65
60
65
6
Andrian Dwi Prayoga
60
65
65
67
7
Arvianti Wulandari
65
70
70
75
8
Berliana Florensia
80
85
80
89
9
Erla Verlita
85
88
85
90
10
Fella Shasmita Hani A.
85
90
80
88
11
Fifi Lisfiani
70
80
75
70
12
Kamilia Rahmawati
58
65
65
70
13
Prissianingsih
70
70
75
75
14
Rio Wahyu Septiadi
65
70
70
75
15
Uswatun Khasanah
60
65
65
70
Jika diamati dari rekapitulasi nilai secara keseluruhan dan akhir dari siklus dapat di simpulkan bahwa metode Pembiasaan dapat di katakan sesuai untuk pembelajaran Akidah Akhlak pada materi Asmaul Husna 1
63
dan hasil dari semua nilai tersebut dapat dikatakan tuntas kelas karena sudah mencapai 85% dari 15 siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
B.Pembahasan 1. Siklus 1 Berdasarkan tabel 4.1 di atas terdapat 3 siswa yang pada pra siklus belum tuntas KKM, ternyata pada siklus 1 juga belum bisa tuntas KKM dengan materi yang sama tapi dengan metode yang berbeda 3 siswa tersebut belum mampu untuk mencapai nilai KKM. Seperti yang telah diterangkan diatas bahwa Linda Septiawati adalah siswa yang pernah tidak naik kelas di kelas III. Memang pemikiran siswi tersebut berada di urutan bawah di kelas V. Dewi Safitri dengan keluarga yang menengah ke bawah dan pekerjaan orang tua hanya buruh mungkin menjadi faktor penyebab dari ketertinggalannya. Dari hasil survey kakaknya Dewi Safitri juga pernah menjadi siswi MI Muhammadiyah Donorejo pada tahun pelajaran 2010/2011, dan keberhasilan belajar kakaknya tersebut berada pada urutan bawah dibanding dengan teman-teman sekelasnya. Dengan kata lain apakah keadaan Dewi Safitri yang demikian itu adalah faktor bawaan, ataukah hanya faktor lingkungan keluarga yang kurang mendukung ataukah faktor ekonomi yang menjadi penyebab dari semua itu. Rofiudin Zakki walaupun nilainya tidak serendah Linda dan Dewi Tapi belum mampu mencapai KKM. Rofiudin Zakki di kelas V dapat di kategorikan lemah dalam menghafal, walaupun metode hafalan dengan Pembiasaan
64
sedikit demi sedikit dan di ulang-ulang. Dari pengamatan penulis ketidakberhasilan siswa tersebut adalah kurang terbiasanya siswa dengan metode yang digunakan oleh penulis dalam pembelajaran, sehingga siswa perlu adanya adaptasi dengan metode tersebut. Dari 15 siswa kelas V MI Muhammadiyah Donorejo, terdapat 12 siswa yang telah mencapai KKM, bahkan terdapat 4 siswa yang telah mencapai KKM Ideal. Dari 4 siswa tersebut ternyata memang dapat di kategorikan siswa yang mampu di kelas dibanding dengan siswa lainnya. Dari setiap hasil nilai semester, 4 siswa tersebut selalu menduduki ranking atas. Dari semua keterangan di atas menunjukkan bahwa pada siklus 1 tersebut belum di kategorkan tuntas kelas karena masih 80% yang tuntas. 2. Siklus 2 Berdasarkan tabel 4.2 hasil nilai siklus 2 ditemukan bah wa siswa yang tidak mencapai
KKM sebanyak 5 siswa lebih banyak di
banding pada siklus 1. Menurut perkiraan sementara peneliti penyebab utama bertambahnya siswa yang tidak mencapai KKM adalah makin sulitnya materi pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1. Misalnya Ade Dwi Lestari pada siklus 1 mendapat nilai 70, ternyata pada siklus 2 setelah ganti materi walaupun menggunakan metode yang sama nilai yang didapat turun menjadi 60. Demikian juga dengan Ali Ahmadi pada siklus 1 mendapat nilai 65 ternyata pada siklus 2 hanya mendapat nilai 60. Fifi Lisfiani pada siklus 1 mendapat nilai 80 ternyata pada siklus 2 turun enjadi nilai 75 walaupun masih berada di KKM ideal.
65
Pada siklus 2 siswa yang sudah menapai KKM lebih sedikit dibanding dengan siklus 1 yaitu sebanyak 10 siswa. Akan tetapi nilai yang telah mencapai KKM ideal naik menjadi 5 siswa di tambah Prissianingsih yang pada siklus 1 mendapat nilai 70 ternyata pada siklus 2 mencapai nilai 75. Jika dilihat secara keseharian dalam pembelajaran di kelas Prissianingsih adalah siswi yang mempunyai semangat yang tinggi untuk bisa, siswi tersebut mempunyai keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Terbukti ketika guru memberikan tugas menghafal pada semua siswa Prissianingsih adalah termasuk siswi yang semangat untuk maju di depan kelas untuk di tes oleh guru tentang hafalannya. Jadi pada siklus 2 hanya sekitar 60% dari target dalam pencapaian KKM kelas yaitu 85% artinya bahwa siklus 2 belum bisa dikatakan tuntas kelas. 3. Siklus 3 Hasil dari tabel 4.3 di atas dapat di deskripsikan bahwa siswa yang telah mencapai KKM KKG meningkat sebanyak 13 siswa, itu artinya bahwa sudah mencapai 85% dari total siswa kelas V untuk mencapai KKM kelas. Pada siklus 3 ini materi pelajaran yang di bahas memang lebih ringan dibandingkan dengan materi yang ada pada siklus 2. Materi pada siklus 3 yaitu menceritakan tentang kisah Sa’labah dan akhlak tercela yang dimiliki Sa’labah, jadi siswa mudah menangkap pesan-pesan atau kandungan yang ada dalam cerita tersebut. Dengan metode Pembiasaan
66
tersebut guru dalam menyajikan materi yang disampaikan secara bertahap sedikit demi sedikit dan selalu diulang-ulang sehingga siswa benar-benar hafal dan mengerti tentang kandungan kisah Sa’labah. Dari tabel 4.3 pada siklus 3 tersebut dapat di ketahui siswa yang telah mencapai KKM ideal sebanyak 6 siswa bertambah 1 siswa dibanding dengan siklus 2 yang hanya 5 siswa. Siswa tersebut adalah Rio Wahyu Septiadi yang mendapat nilai 75. Jika dilihat dari prestasi siswa tersebut mulai dari siklus 1 sampai pada siklus 3 memang cukup baik yang akhirnya pada siklus 3 ini dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM ideal. Terdapat 3 siswa yang mulai dari awal siklus 1 sampai siklus 3 ini dapat mencapai nilai yang sesuai dengan KKM ideal secara terus menerus, siswa tersebut adalah Berliana Florensia, Erla Verlita dan Fella Shasmita Hani A. Rofiudin Zakki pada siklus 1 mendapat nilai 60, siklus 2 nilai 60 tapi akhirnya pada siklus 3 telah mencapai KKM KKG dengan nilai 65. Jika diamati dalam pelaksanaan pembelajaran praktek tindakan kelas yang di lakukan oleh peneliti pada siklus 3, memang siswa tersebut mempunyai minat dan semangat yang tinggi untuk mencapai KKM terbukti dengan grafik nilai yang semakin baik. Siklus 3 siswa yang mencapai KKM mata pelajaran Akidah akhlak yaitu telah mencapai 85% jadi siklus 3 dapat di katakan telah mencapai KKM kelas, yang berarti sudah dapat di katakan tuntas kelas.
67
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan selama penelitian, maka hasil pembahasan penelitian serta analisis yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Problematika yang terjadi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas V MI Muhammadiyah Donorejo adalah pada masalah hafalan sehingga untuk memecahkan problematika tersebut peneliti mencoba menerapkan metode pembiasaan, dan hasil yang di peroleh dari praktek metode tersebut adalah dapat mencapai ketuntasan kelas.
2.
Penggunaan metode pembiasaan dapat dilaksanakan secara efektif pada mata pelajaran Akidah Akhlak Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Donorejo, karena siswa di ajak untuk secara bertahap dalam menerima materi sesuai dengan kemampuan siswa.
3.
Perbandingan prestasi persiklus dengan menggunakan metode pembiasaan
mengalami
peningkatan
yang signifikan.
Pada
pengajaran materi Asma’ul Husna pada siklus 1, hasilnya sangat memuaskan yaitu siswa yang nilainya belum mencapai KKM hanya terdapat 3 siswa.
68
4.
Melalui penggunaan metode pembiasaan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VMI Muhammadiyah
Donorejo,
Kecamatan
Secang,
Kabupaten
Magelang. Hal ini dapat dilihat dari hasil per siklusnya yaitu siklus 1 : 81%, siklus II : 70% dan siklus III : 85%, dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan yaitu 11%, dan dari siklus 2 ke siklus 3 mengalami peningkatan sekitar 15%.
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam khususnya Akidah Akhlak lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1.
Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran aktif, sehingga siswa ikut terlibat (subjek), tidak hanya sebagai objek.
2.
Hendaknya guru meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran agar mencapai prestasi belajar.
3.
Agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
69