HUBUNGAN KETAATAN MELAKSANAKAN IBADAH SALAT DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV MI TAWANG O1 KECAMATAN SUSUKAN TAHUN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : MASLIHATUL UMAMI NIM 11410048
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
i
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar No. 02 Telp. (0298) Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
[email protected]
Drs. Bahroni, M.Pd Dosen STAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hal
: Naskah Skripsi Sdri. Maslihatul Umami NIM. 11410048 Kepada Yth.Ketua STAIN Salatiga di – Salatiga
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama NIM Jurusan Program Studi Judul
: : : : :
MASLIHATUL UMAMI 11410048 Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Hubungan Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV MI Tawang 01 Kecamatan Susukan Tahun 2011/2012.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,......................... 2012 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar No. 02 Telp. (0298) Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
[email protected]
PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI SKRIPSI HUBUNGAN KETAATAN MELAKSANAKAN IBADAH SALAT DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV MI TAWANG 01 KECAMATAN SUSUKAN TAHUN 2011/2012 DISUSUN OLEH MASLIHATUL UMAMI NIM 11410048
Telahdipertahankandi depanPanitiaDewanPengujiSkripsiJurusanTarbiyahSekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, padatanggal……………… dantelahdinyatakanmemenuhisyaratgunamemperolehgelar saraja SI Kependidikan Islam
SusunanPanitiaPenguji Ketua
:
__________________
Seketaris
:
__________________
Penguji I
:
__________________
Penguji II
:
__________________
Penguji III
:
__________________
Salatiga, ……………………… Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MASLIHATUL UMAMI
NIM
: 11410048
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 Agustus 2012 Yang menyatakan,
MASLIHATUL UMAMI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
!$t Bu r(#ÿ râÉ Dé&ž wÎ )( #r߉ ç 6÷ èu ‹Ï 9©! $ #tûüÅ Á Î=øƒèCã&s!tûïÏe$!$#uä!$xÿuZãm (#qßJ ‹É)ãƒurno4qn=¢Á 9$#(#qè?÷sãƒurno4qx.¨“9$#4y7 Ï9ºsŒurß` ƒÏ ŠÏ pyJ ÍhŠs)ø9$#ÇÎÈ Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan : v
Ibunda tersayang yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materiil serta doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi.
v
Suami tercinta dan anakku tersayang yang telah banyak membantu baik dalam keadaan suka maupun duka sampai skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
v
Almamaterku STAIN Salatiga.
v
ABSTRAK
Maslihatul Umami.2012. HubunganKetaatanMelaksanakanIbadahSalatdenganPrestasiBelajarPendidi kan Agama Islam SiswaKelas IV MI Tawang01 KecamatanSusukanTahun2011/2012.Skripsi.JurusanTarbiyah. Program StudiPendidikan Agama Islam.SekolahTinggi Agama Islam NegeriSalatiga, PembimbingDrs. Bahroni, M.Pd Kata Kunci :IbadahSalat,PrestasiPendidikan Agama Islam Penelitianinibertujuanuntukmengetahui: 1). Ketaatan melaksanakan ibadah salat siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2011/2012. 2). Prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2011/2012. 3).Hubunganketaatan melaksanakan ibadah salat dengan prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2011/2012. PenelitianinimerupakanpenelitiankuantitatifuntukmengetahuiHubunganKeta atanMelaksanakanIbadahSalatdenganPrestasiBelajarPendidikan Agama Islam SiswaKelas IV MI Tawang01 KecamatanSusukanTahun 2011/2012.Sampeldalampenelitianiniadalah 26 siswakelas IV.Metodepengumpulan data melaluiobservasi, penyebaranangketdandokumentasi. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa1) Variasiketaatanmelaksanakanibadahshalatsiswakelas IV MI Tawang 01 adalah 1 siswa (3,86%) rendah, 18 siswa (69,25%) sedangdan 7 siswa (26,92%) tinggi. 2) Variasiprestasipendidikan agama Islam siswakelas IV MI Tawang 01 adalah 13 siswa (50%) rendah, 11 siswa (42,31%) sedangdan 2 siswa (7,69%) tinggi. 3) Ada hubungan yang signifikanketaatanmelaksanakanibadahshalatdenganprestasibelajarpendidikan agama Islam. Hal initerbuktidarihasilpenelitian yang diselesaikandenganmenggunakanrumusproduck moment nilai rXY : 0,569. jikadikonsultasikandaritarafsignifikan 5%: 0,388 sedangkan di lihatdaritarafsignifikan 1% : 0,496. Jadinilair XY : 0,569baik di lihatdaritarafsignifikan 5% dan 1% nilainyalebihtinggi. Dengandemikianhipotesis yang menyatakanadahubungan yang signifikanketaatanmelaksanakanibadahshalatdenganprestasipendidikan agama Islam siwa MI Tawang 01 KecamatanSusukantahunpelajaran 2011/2012 terujiatauditerimakebenarannya.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal yang telah ditentukan.Penulisan skripsi ini dilakukan secara maksimal, karena keterbatasan disiplin ilmu yang dimiliki tidak tertutup kemungkinan kesalahan-kesalahan baik dalam penulisan maupun penyajian data akan dijumpai, oleh karena itu dengan rendah hati kritik dan saran diharapkan dari pada pembaca yang budiman. Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada yang terhormat : 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin penelitian.
2.
Drs. Bahroni, M.Pd. selaku pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan secara ikhlas dan sabar sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
3.
Bapak dan Ibu dosen, yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di STAIN Salatiga.
4.
Pimpinan dan staf perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatigayang telah banyak membantu di dalam memperoleh sumber data yang berkaitan dengan kajian pustaka.
5.
Kepala, Guru dan Siswa MI
Tawang 01 Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang yang telah mengijinkan dan memberikan data penelitian, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 6.
Anak-anakku tercinta dan tersayang, yang telah banyak memberikan dorongan positif, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya..
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, khususnya yang telah memberikan bimbingan dan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini.
vii
Akhirnya penulis mengharap mudah-mudahan skripsi ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 29 Agustus 2012 Penulis,
Maslihatul Umami NIM. 11410048
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN....................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
ix
BAB
PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. AlasanPemilihanJudul............................................................
1
B. PenegasanIstilah ....................................................................
4
C. RumusanMasalah...................................................................
5
D. TujuanPenelitian ....................................................................
5
E. HipotesisPenelitian ................................................................
5
F. MetodePenelitian ...................................................................
6
KAJIAN PUSTAKA ...................................................................
11
A. KetaatanMelaksanakanIbadahSalat ........................................
11
I
BAB II
1.
Pengertian Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat .............
11
2.
Pelaksanaan Ibadah Salat .................................................
12
3.
Syarat dan Rukun Salat ...................................................
16
4.
Macam-macam Salat .......................................................
21
5.
Kedudukan dan Hikmah Salat .........................................
23
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ...............................
26
1.
Pengertian Prestasi Belajar ..............................................
26
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .........
33
C. Pendidikan Agama Islam ........................................................
39
1.
Pengertian Pendidikan Agama Islam................................
39
2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .........................
42
ix
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................
46
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ....................
51
A.
Paparan Data........................................................................
51
1.
Kondisi Fisik MI Tawang 01 Kecamatan Susukan ........
51
2.
Sejarah Berdirinya MI Tawang 01 Kecamatan Susukan
52
3.
Sarana dan Prasarana.....................................................
53
4.
Keadaan Siswa dan Tenaga Kependidikan ....................
55
5.
Kurikulum MI Tawang 01 .............................................
56
6.
Struktur Organisasi MI Tawang 01................................
57
Temuan Penelitian ...............................................................
59
1.
Kurikulum Pelajaran Ibadah Shalat ...............................
59
2.
Guru Pelajaran Ibadah Shalat ........................................
60
3.
Materi Pelajaran Ibadah Shalat ......................................
60
4.
Metode Pelajaran Ibadah Shalat ....................................
62
5.
Evaluasi Pelajaran Ibadah Shalat ...................................
62
Deskripsi Data .....................................................................
64
PEMBAHASAN .........................................................................
66
A. Analisis Deskriptif .................................................................
66
B. Analisis Data .........................................................................
70
C. Interpretasi Data danPembahasan ...........................................
75
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
77
A. Kesimpulan............................................................................
77
B. Saran-saran ...........................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
79
B.
C. BAB IV
BAB V
LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
Alasan Pemilihan Judul Belajar merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dilakukan dalam kurun waktu tertentu, sehingga dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupan. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, sebagai hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar, dengan kata lain, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa berfikir rasional menjadi bisa berfikir rasional, dan sebagainya (Chusnah, 2009: 2). Belajar dilakukan untuk mengetahui dari belum tahu menjadi tahu. Ada juga kegiatan belajar itu merupakan kebiasaan guru memberikan pengetahuan kepada anak atau siswa, sehingga anak membaca seperti gurunya membaca. Berkaitan dengan kegiatan belajar, maka kedua orang tua yang menjadi perantara manusia itu lahir ke permukaan bumi ini tidak menurunkan beban dosa kepada keturunannya, tetapi harus mampu membimbing secara baik dan benar. Salah satu ayat yang berkenaan dengan belajar dapat dilihat pada firman Allah dalam QS. al-Alaq ayat 1 -5:
1
7š y /u ‘u rù &t ø %$ # ÇËÈ @ ,n =t ã ô ` ÏB z` »|¡ SM} $# t, n=y{ ÇÊÈ t, n=y{ “ Ï%©!$# y7 În/u‘ ÉO ó™ $Î/ ù&t ø%$# ÇÎÈ ÷ Ls >÷ èt ƒó Os 9 $tB z` »|¡ SM} $#zO ¯=tæ ÇÍÈ ÉO n=s)ø9$Î/ zO ¯=tæ “ Ï%©!$#ÇÌÈ ãPtø.F { $# Artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Departemen Agama RI, 2011: 904). Sesuai hadis dan ayat tersebut di atas, bahwa membaca merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan oleh seseorang melakukan kegiatan belajar. Membaca merupakan modal awal untuk mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan. Salah satu pelajaran kegiatan belajar misalnya pelajaran Pendidikan agama Islam¸ siswa diharapkan setelah dapat membaca, memahami dan selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan ajaran agama Islam baik suruhan untuk dikerjakan maupun larangan untuk ditinggalkan sesuai kemampuan. Lembaga
pendidikan
formal
yang
bercirikan
Islami
selain
pengetahuan umum diberikan kepada siswa, juga ilmu keagamaan seperti Pendidikan agama Islam diberikan kepada siswa sesuai tingkat dan kemampuan siswa. Pelajaran Pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan formal diberikan kepada siswa salah satunya memberikan pelajaran tentang ketaatan ibadah salat mulai dari tata cara salat, rukun dan syarat salat dan kewajiban melaksanakan ibadah salat. Ibadah salat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan bagi umat muslim yang bertaqwa mulai dari baligh sampai akan kembali menghadap Allah SWT., karena pentingnya 2
pelajaran ibadah salat, guru yang memiliki peranan penting memberikan pelajaran di kelas secara maksimal harus memberikan pelajaran baik secara teori maupun praktek ibadah salat yang mudah diterima, dipahami dan dilaksanakan siswa. Supaya pelajaran pendidikan agama Islam mudah diterima, dipahami dan dilaksanakan siswa, terlebih dahulu guru yang mengajar harus memiliki kemampuan untuk memberikan pelajaran secara maksimal.
Karena guru
pelajaran Pendidikan agama Islam memiliki andil cukup besar dalam mempengaruhi siswa taat dalam melaksanakan perintah agama Islam terutama ibadah salat, guru sebelum mengajarkan kepada siswa terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan penguasaan materi baik secara teori maupun praktik. Ibadah salat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan bagi seorang muslim yang sudah baligh.
Kewajiban melaksanakan salat
merupakan salah satu kewajiban secara individual dan tidak boleh diwakilkan oleh orang lain, sehingga bagi yang melaksanakan imbalan pahala dan yang meninggalkan dengan sengaja mendapat imbalan dosa.
Siswa setelah
mendapatkan pelajaran Pendidikan agama Islam di bangku sekolah, diharapkan mampu melaksanakan ajaran agama Islam khususnya ibadah salat wajib sehari semalam lima waktu.
Supaya siswa dapat menerima,
memahami dan melaksanakan ibadah salat, guru dalam memberikan pelajaran menggunakan berbagai macam metode-metode mengajar yang disesuaikan dengan pelajaran yang disampaikan. Misalnya guru menggunakan metode
3
ceramah ketika memberikan pelajaran secara teori, dan metode demonstrasi dilakukan untuk memperagakan gerakan-gerakan salat secara baik dan benar. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik dan akan meneliti secara lebih dekat yang dituangkan dalam penulisan proposal skripsi dengan judul: ”Hubungan Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat dengan Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam Bagi Siswa Kelas IV MI Tawang 01 Tahun 2012/213.”
Penegasan Istilah Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat Ketaatan melaksanakan ibadah salat merupakan kesungguhan dalam beribadah yang dilakukan secara maksimal dan ikhlas tidak karena sesuatu. Selain dapat dibuktikan dengan ketaatan beribadah juga dalam kehidupan sehari-hari berusaha secara maksimal untuk melaksanakan isi kandungan dalam ibadah salat. Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam Prestasi belajar Pendidikan agama Islam merupakan hasil akhir pembelajaran Pendidikan agama Islam yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu yang dapat dibuktikan baik berupa nilai atau peningkatan dalam beribadah. Siswa Kelas IV MI Tawang 01 Siswa Kelas IV MI Tawang 01 merupakan siswa yang mengikuti pembelajaran di MI Tawang 01 dalam kurun waktu tertentu. Tahun 2012/213 4
Tahun 2012/213 merupakan tahun pembelajaran dilaksanakan oleh siswa MI Tawang 01. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah variasi ketaatan melaksanakan ibadah salat siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2012/213 ? Bagaimanakah variasi prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2012/213 ? Apakah ada hubungan yang signifikan ketaatan melaksanakan ibadah salat dengan prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2012/213 ?
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian bertujuan : Untuk mengetahui variasi ketaatan melaksanakan ibadah salat siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2012/213. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun pelajaran 2012/213. Untuk mengetahui hubungan ketaatan melaksanakan ibadah salat dengan prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 pelajaran 2012/213.
5
tahun
Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang hal yang akan diteliti, sehingga dugaan sementara bisa mendekati kebenaran atau sebaliknya. Sebagai rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: ”Ada hubungan yang signifikan ketaatan melaksanakan ibadah salat dengan prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa Kelas IV MI Tawang 01 tahun 2012/213”
Metode Penelitian Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah: “pengambilan data secara keseluruhan dan lengkap” (Suhalis, 1995: 4). Pengambilan data secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau tempat, lembaga pendidikan dan lain sebagainya dinamakan sebagai populasi.
Oleh karena itu populasi adalah: “keseluruhan subjek
penelitian” (Arikunto, 1996: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV MI Tawang 01 sebanyak 26 siswa, dengan perincian laki-laki 12 dan perempuan 14. Sampel Sampel adalah: “merupakan pengambilan data sebagian dari populasi tapi dapat mewakili data tersebut untuk dapat diambil suatu kesimpulan (Suhalis, 1995: 4).
Sampel juga dapat diartikan : “sebagian
atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 1996: 117). Untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya 6
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15%, atu 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3) Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1996: 121). Karena populasi siswa kelas IV MI Tawang 01 relatif sedikit, yaitu kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian populasi (sensus)
Variabel dan Indikator Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 variabel, yaitu variabel X (Ketaatan melaksanakan ibadah salat) dan variabel Y (Prestasi Belajar Pendidikan agama Islam). Sedangkan dari dua variabel tersebut dapat disampaikan indikatorindikator sebagai berikut: a. Ketaatan melaksanakan ibadah salat
1) Setiap hari berapa kali mengerjakan salat 2) Pelaksanaan salat tepat pada waktunya 3) Mengerjakan salat dilaksanakan di: a) Masjid/Mushola b) Rumah
7
4) Pada waktu Adzan dan Iqomah sudah berada di tempat ibadah 5) Pakaian yang dipergunakan dalam melaksanakan salat b. Prestasi belajar pendidikan agama Islam Prestasi belajar Pendidikan agama Islam diambil dari mid semester gasal tahun pelajaran 2012/213 melalui dokumentasi.
8
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik sebagai berikut: Angket Pengumpulan data melalui angket ditujukan kepada siswa yang sebelumnya telah dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Daftar
pertanyaan angket/questioner, cara ini merupakan: “cara pengumpulan data berupa pertanyaan yang telah disusun kemudian dikirim melalui pos atau diserahkan langsung pada responden untuk di isi” (Arikunto, 1996: 112). Angket diberikan kepada
siswa Kelas IV MI Tawang 01.
Pengumpulan data melalui angket dilakukan secara langsung, yaitu peneliti datang secara langsung ke kelas IV MI Tawang 01 kemudian angket diberikan untuk di isi sekaligus setelah selesai dikembalikan kepada responden. Observasi Observasi merupakan pengamatan secara langsung di lapangan yang dijadikan sebagai tempat penelitian yang dilaksanakan secara berulang-ulang sampai menemukan data yang dibutuhkan. Observasi merupakan suatu metode penelitian yang dijalankan secara sistematis dan dengan sengaja (jadi tidak asal atau sembarangan dan secara kebetulan) diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) sebagai alat untuk menangkap secara langsung kejadian-kejadian pada waktu kejadian itu terjadi (Walgito, 2003: 31).
9
Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan secara umum kondisi siswa Kelas IV MI Tawang 01 baik dalam mengikuti kegiatan belajar pendidikan agama Islam maupun kegiatan melaksanakan ibadah salat. Data yang diperoleh melalui observasi ini merupakan salah satu data yang kongkret dan dapat teruji kebenarannya. Wawancara Wawancara: “merupakan cara pengumpulan data secara langsung kepada responden dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang telah disusun sebelumnya/direncanakan guna memperoleh jawaban yang relevan bagi tujuan si penyelidik” (Suhalis, 1995: 11). Pengumpulan data melalui wawancara di MI Tawang 01 ditujukan kepada kepala sekolah dan guru pelajaran pendidikan agama Islam. Dokumentasi Dokumentasi ialah: “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain” (Arikunto, 1996: 236). Pengumpulan data berkenaan dengan dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data di MI Tawang 01 Boyolali berkaitan dengan jumlah siswa, guru, sarana dan prasarana dan lain sebagainya yang kesemuanya memiliki referensi dengan tujuan penelitian.
10
Teknik Analisis Data Untuk menguji kebenaran dari dua variabel digunakan rumus korelasi produk moment angka kasar untuk mengetahui hubungan yang signifikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rXT =
NSCU - (SC )(SU )
{NSC
2
2
}{
2
- (SC ) NSU 2 - (SU )
}
N
: Jumlah sampel
S
: Jumlah
X
: Variabel bebas yaitu ketaatan melaksanakan salat
Y
: Variabel terikat yaitu prestasi belajar pendidikan agama Islam (Arikunto, 1996: 236).
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat 1.
Pengertian Ketaatan Melaksanakan Ibadah Salat Ketaatan berasal dari kata dasar taat mendapat awalan me dan akhiran an.
Taat mempunyai arti patuh dalam melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan sesuai dengan tingkat kemampuan. Ketaatan melaksanakan ibadah salat merupakan keaktifan hamba Allah SWT untuk melaksanakan ibadah salat tanpa ada yang menyuruh atau dilaksanakan dengan iman dan takwa. Ibadah merupakan segala sesuatu apabila dikerjakan mendapatkan imbalan pahala. Salat ialah: “suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah SWT. Takbir ialah membaca Allahu Akbar” (Amir, 1992: 44). Ibadah salat merupakan rukun Islam yang ke 2. Salat adalah: “kewajiban dari Allah Ta’ala kepada setiap orang mukmin, sebab Allah Ta’ala memerintahkannya dalam banyak sekali firman-firmannya” (AlJazairi, 2003: 398). Pelaksanaan ibadah salat menjadi wajib bagi seorang muslim yang sudah balik. Kewajban melaksanakan ibadah salat yang wajib sehari semalam adalah 5 waktu mulai dari salat dhuhur, salat ashar, salat maghrib, salat isyak dan salat subuh. Pelaksanaan ibadah itu ada yang mengandung pengertian murni dan ada juga yang mengartikan sebagai kesejahteraan. Ibadah murni, seperti salat, 12
puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah yang mengandung kesejahteraan seperti zakat fitrah” (Wahhab 1993: 352). Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Nisa’ ayat 103 :
’n 4 ?t ãu r #Y Šqã èè %u r $V J »u ŠÏ % © !$ # ( #rã à 2 ø Œ$s ù n o4 qn =¢ Á 9$ # Þ Oç Fø ŠŸ Ò s % #s ŒÎ*sù Mt ô R%x .n o4 qn =¢ Á 9$ #¨ bÎ ) 4n o4 qn =¢ Á 9$ #( #qß J ŠÏ %r 's ùö Nç GYt Rù 'y Jô Û$ # #s ŒÎ *s ù 4ö Nà 6 Î /qãZã_ ÇÊÉÌÈ $Y ?qè %ö q¨ B $Y 7»t FÏ .š ú
üÏ ZÏ B÷ sß Jø 9$ #’n?tã
Artinya : Maka apabila kamu Telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Departmen Agama RI, 2011: 95). Pengertian ibadah salat selain tersebut di atas, juga dapat disampaikan bahwa ibadah salat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Berupa perbuatan/perkataan dan berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu yang di mulai dengan “takbir“ dan diahiri dengan “salam” (Samsuri, t.th: 8). 2. Pelaksanaan Ibadah Salat Pelaksanaan ibadah salat ada beberapa hal yang berkaitan dengan sunnat apabila dilaksanakan dalam salat. Di antara yang termasuk sunnat jika dilaksanakan dalam salat ialah: a. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika ruku’,dan ketika berdiri dari ruku’ b. Meletakkan telapak tangan yang kanan di atas pergelangan tangan kiri ketika bersedekap. c. Membaca do’a iftitah sehabis takbiratul ihram. 13
d. Membaca ta’awudz. e. Membaca “amin“ sesudah membaca fatihah. f. Membaca surat Al Qur’an pada dua rekaat permulaan (raka’at pertama dan kedua) sehabis membaca fatihah. g. Mengeraskan bacaan fatihah dan surat al qur’an pada raka’at pertama dan kedua pada salat maghrib, isyak dan shubuh, kecuali ma’mum. h. Membaca takbir ketika gerakan naik turun. i. Membaca tasbih pada ruku’ dan sujud. j. Membaca “sami’ allahulimanhamidah “. Ketika bangkit dari ruku’ dan membaca “rabbana lakal hamdu…” ketika i’tidal. k. Meletakkan telapak tangan di atas paha pada waktu duduk bertasyahud akhir, dengan membentangkan yang kiri dan menggenggam yang kanan, kecuali jari telunjuk. l. Duduk iftirosy dalam duduk dalam salat. m. Duduk tawarruk ( simpuh ) pada wktu duduk tasyahud akhir. n. Membaca salam yang kedua. o. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri masing-masing ketika membaca salam yang pertama dan kedua (Samsuri, t.th: 30). Jika tidak disadari dan kurang dalam menuntut ilmu, tidak tertutup kemungkinan seseorang dalam melaksanakan ibadah salat masih banyak yang keliru. Artinya tidak menguasai masalah yang wajib, sunah maupun makruh menjadikan seseorang dalam mengerjakan salat dianggap seluruh gerakan dan ucapan itu wajib dilaksanakan, padahal ada beberapa kriteria-kriteria yang menjadikan wajib baginya. Selain ada bacaan sunah dalam salat, juga ada hal-hal yang dikerjakan tetapi memiliki hukum makruh, di antaranya: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
menaruh telapak tangan didalam lengan baju, ketika takbiratul ikhram, ruku, dan sujud. memejamkan mata. menutup mulutnya rapat-rapat. memalingkan muka ke kiri dan ke kanan. menengadah ke langit. kepalanya terbuka. bertolak pinggang. menahan hadats. meludah. mengerjakan salat di atas kuburan. 14
k.
melakukan hal-hal yang dapat mengurangi kekhusukan salat (Samsuri, t.th: 31). Salat ialah suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara
yang tertentu, yang dimulai dengan takbir dan dihabisi dengan salam dengan niat untuk bersujud kehadirat Allah SWT. Takbir ialah membaca : ”allahu akbar”. Dan salam ialah membaca: assalamu’alaikum warohmatullah” (Amir) Shalat yang difardhukan itu sehari semalam lima kali. a. Shubuh: (2 rekaat), waktunya mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. b. Dhuhur: (4 rekaat), wktunya mulai matahari condong ke arah barat hingga bayangan suatu benda panjangnya sama dengan benda tersebut. c. Ashar: (4 rekaat), waktunya dari sehabis dhuhur, hingga matahari terbenam. d. Maghrib: (3 rekaat), waktunya muali dari tenggelamnya matahari, hingga hilangnya cahaya mega yang kemerah-merahan di malam hari. e. Isya’: (4 rekaat), waktu dari hilangnya cahaya mega yang kemerahmerahan itu hingga sesaat sebelum fajar terbit (Amir). Shalat menjadi rukun Islam yang kedua, sesudah syahadat. Shalat menjadi tiang agama, siapa yang mendirikan shalat berarti ia menegakkan agamanya, sebaliknya bila ia meninggalkan shalat berarti ia telah merobohkan agamanya.
Perintah menjalankan shalat itu tercantum dalam Al Qur’an
diantaranya ialah tersebut dalam Q.S Al Baqoroh: 110
‰ YÏ y ã ç nr߉ Å gr B9 Žö y z ô `Ï B /ä3 Å¡ àÿRL{ (#qãBÏd‰ s)è? $tBur 4no4qŸ2 ¨“9$# (#qè?#uäur no4qn=¢Á 9$# (#qßJ ŠÏ%r i &u r ÇÊÊÉÈ ×ŽÅÁ t/ šc
qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ ©! $#¨b Î)3« !$ #
Artinya : Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apaapa yang kamu kerjakan (Departemen RI, 2011: 17).
15
Kedudukan shalat dalam agama adalah bahwa shalat itu maha penting bagi kehidupan manusia. Salat yang dijalankan dengan sungguh- sungguh dapat mencegah manusia dari kemungkaran. Disebutkan dalam Al Qur’an Q.S Al Ankabut : 45
o4 n qn =¢ Á 9$ #ž c
) (n Î o4 qn =¢Á 9$# ÉO Ï%r&ur É= »tGÅ3 ø9$# šÆ
ÏB y7 ø‹s9Î) zÓÇr ré& !$tB ã @ ø?$#
$t BÞ On =÷ èt ƒª !$ #u r 3ç Žt 9ò 2 r& «! $# ãø.Ï%s!ur 3Ìs3 ZßJ ø9$#ur Ïä!$t± ós xÿø9$# ÇÆ
tã 4‘ sS ÷Zs?
ÇÍÎÈ t b qãèoYóÁ s?
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 2011: 401). Perbedaan laki-laki dan wanita dalam mengerjakan salat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan. Misalnya bagi laki-laki dalam melaksanakan ibadah salat harus dikerjakan dengan : a. Auratnya: barang antar pusat dan lutut. b. Merenggangkan dua siku tangannya dari kedua lambungnya, waktu ruku dan sujud. c. Waktu ruku’ dan sujud, mengangkat perutnya dari kedua pahanya. d. Menyaringkan suaranya/bacaannya. e. Bila menderita sesuatu, membaca tasbih, yaitu “Subhaanallah” (Samsuri, t.th: 31). Sedangkan bagi seorang wanita dalam mengerjakan ibadah salat harus dilaksanakan dengan: a. Auratnya: seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. b. Merapatkan satu anggota kepada anggota yang lain. c. Meletakkan perutnya pada kedua paha, ketika ruku’ dan sujud. 16
d. Merendahkan suaranya/bacaannya di hadapan laki-laki lain (bukan muhrimya). e. Bila menerima sesuatu tertepuk tangan, yaitu telapak tangan kanan dipukulkan ke punggung tangan kiri (Samsuri, t.th: 31). Jadi ketaatan ibadah salat merupakan hubungan antara manusia dengan Allah secara langsung dan secara individu, tidak dapat diwakili orang lain walaupun keadaan sakit. Tata cara salat bagi orang sehat maupun orang yang sakit disesuaikan kondisi fisik yang dialami oleh masing-nasing individu. Artinya Islam itu membuat peraturan untuk dilaksanakan umat tidak memberatkan, bahkan memberikan kesempatan secara maksimal sesuai dengan situasi dan kondisi. 3.
Syarat dan Rukun Salat Adapun yang termasuk syarat-syarat salat ialah: a. b. c. d. e.
Beragama islam Sudah baligh dan berakal. Suci dari hadats atau najis Suci seluruh anggota badan , pakaian dan tempat Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusat sampai lutut, sedang wanita auratnya seluruh anggota badan, kecuali muka dan kedua telapak tangan. f. Telah masuk waktu yang di tentukan untuk masing-masing salat g. Menghadap kiblat h. Mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunat (Samsuri: 29). Selain syarat-syarat salat harus dipenuhi, juga dalam pelaksana-annya harus mengetahui rukun salat. Adapun rukun salat itu adalah: a. Niat b. Takbiratul ihram c. Berdiri tegak bagi yang puasa ketika salat fardlu boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit. d. Membaca surat Al Fatikah pada tiap –tiap rekaat e. Ruku’ dengan tumakninah f. I’tidal dengan tumak ninah g. Sujud dua kali dengan tumakninah h. Duduk antara dua sujud dengan tumak ninah i. Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah 17
j. Membaca tasahud akhir k. Membaca salawat Nabi pada tasyahud akhir l. Membaca salam yang pertama m. Tertib, berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun tersebut (Samsuri: 29). Pelaksanaan ibadah salat dapat dikatakan tidak syah atau batal apabila tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan baik rukun maupun syarat salat. Diantara yang membatalkan ibadah salat yaitu: a. Bila salah satu syarat rukunnya tidak di kerjakan, atau sengaja di tinggalkan. b. Terkena najis yang tidak dimaafkan c. Berhadats d. Terbuka auratnya e. Berkata-kata dengan sengaja, walau hanya satu huruf, tapi yang memberi pengertian. f. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat. g. Makan atau minum walau hanya sedikit h. Tertawa berbahak-gbahak i. Membelakangi kiblat j. Mendahului imamnya dua rukun. k. Murtad l. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud m. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan dengan sengaja (Samsuri: 29-30). Seseorang yang sedang mengerjakan ibadah salat kemudian melalui salah satu misalnya mengubah niat salat, maka salatnya dapat dikatakan tidak syah atau batal. Salat yang tidak syah atau batal jika dilaksanakan terus menjadikah salatnya sia-sia. Orang yang shalat disyaratkan harus: a. b. c. d. e.
Suci badannya dari hadats kecil dan besar. Suci badannya, pakaian dan tempatnya dari najis. Menutup aurot. Menghadap kiblat. Telah masuk waktunya shalat, dan mengerti waktu (khulasatul kalm) (Amir: 46). Bersuci dalam ibadah salat melalui wudhu.
Wudhu
adalah:
“membersihkan beberapa bagian dari beberapa anggota badan, yang dilakukan 18
sebelum melakukan ibadah tertentu, khususnya ibadah salat” (Majelis Ulama Indonesia, 1995: 77). Salat merupakan bentuk pengabdian kepada Allah SWT, yang digolongkan sebagai bentuk ibadah apabila dilaksanakannya.
Orang yang
melakukan salat harus suci badannya, pakaian dan tempatnya dari najis, kecuali najis yang ma’fu (dimaaf) seperti: Darah yang sedikit dari jerawat (pelenting-pelenting di muka). Kotoran yang terlewat pada kaki lalat dan lain sebagainya. Sebab dalam Qaidah Fiqih di sebutkan bahwa” kesukaran itu bisa menarik keringanan” (Al Masyaqqatu tajibut taisir). Oleh karena itu (najis) yang di maaf itu tidak membatalkan salat. Dalam mengerjakan salat diharuskan menghadap kiblat karena ada Q.S Al Baqarah: 149
¼ç m¯ RÎ )u r (Ï Q #t y sø 9$ #Ï ‰ Éf ó¡ yJ ø9$# tôÜ x© y7 ygô_ ur ÉeA uqsù |M ô_ tyz ß] ø‹ym ô` ÏBur ÇÊÍÒÈ t b qè=yJ ÷ès? $£J tã @ Ïÿ»tóÎ/ ª! $#$tBur 3y7 Îi/¢‘ ` ÏB ‘, y s ù=s9 Artinya : Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 2011: 23) Menghadap ke kiblat dalam melaksanakan salat merupakan keharusan bagi setiap muslim. Hal ini berlaku bagi insan yang berteduh atau bertempat tinggal, tetapi bagi yang melaksanakan perjalanan jauh mengendarai kendaraan diberi kesempatan untuk melaksanakan dalam kendaraan walaupun jalannya tidak tentu, yang penting dalam hati memiliki niat untuk mengerjakan salat menghadap ke kiblat. 19
Diperbolehkan tidak menghadap kiblat bila ada sebab syar’i (yang sebenarnya oleh syara’) ialah: a. Dalam keadaan sangat takut, misalnya dalam keadaan sangat genting yakni di waktu pertempuran sedang berkecamuk, atau lari karena menjauhkan diri dari harmau atau api, atau menghindari banjir yang akan mengancamnya. b. Dalam bepergian, sedangkan ia salat sunnat dalam kendaraan maka hanya ketika takbiratul ihram saja yang harus menghadap kiblat. c. Dalam keadaan lemah, misalnya di waktu malam yang sangat gelap, tidak mengetahui di manakah kiblat yang sebenarnya (Amir: 50). Orang yang sedang sakit ia pun diwajibkan salat juga, sekedar menurut kemampuan yang ada padanya. Kalau tidak dapat dengan berdiri, diperbolehkan salat dengan duduk. Kalau tidak dapat dengan duduk, cukup dengan tiduran miring, sedangkan ruku’ dan sujudnya cukup dengan memberi isyarat saja. Kalau dengan tidur miring tidak dapat, cukup dengan berbaring. Pelaksanaan ibadah salat itu lebih utama berjamaah dari pada sendirian. Hal ini mengandung pengertian, bahwa salat berjamaah pahalanya lebih berlipat ganda jika dibandingkan dengan sendirian. Jumlah minimal peserta salat jama’ah adalah dua orang. Satu orang menjadi imamnya, dan orang satunya menjadi makmum. Semakin banyak jumlah peserta salat jama’ah, maka itu lebih dicintai Allah Ta’ala. Pelaksanaan salat jama’ah di masjid itu lebih utama dan masjid yang jauh itu lebih utama dari pada masjid yang dekat (AlJazairi: 324). Shalat berjamaah merupakan salah satu
bentuk ibadah yang
menanamkan kedisiplinan dengan satu pimpinan yaitu imam. Imam dalam menjalankan ibadah salat tidak memandang berpangkat ataupun yang tua, tetapi diutamakan yang fasih dan mengerti tentang agama Islam dan jika ada yang lebih tua atau dewasa. Shalat jama’ah (bersama-sama) itu lebih besar pahalanya jika dibandingkan dengan shalat sendirian. Sedikit-dikitnya shalat 20
berjama’ah itu terdiri dari dua orang ialah imam dan makmum.
Shalat
berjama’ah itu hukumnya sunnat muakad tetapi ada sebagian ulama’ yang berpendapat hukumnya ialah “fardhu a’in“ ada pula yang mengatakan “fadhu kifayah“. Sebenarnya menurut pendapat yang lebih sesuai ialah bahwa selain shalat jum’at maka berjama’ah itu hukumnya sunnat muakad. Shalat fardhu berjama’ah di masjid lebih utama daripada shalat di rumah. Sedangkan shalat sunnat di rumah lebih utama. Dan bagi wanita shalat di rumah lebih utama. Sebagian ulama’ mengatakan bahwa shalat jama’ah itu hukumnya fardhu ‘ain, dan ada pula yang mengatakan fardhu kifayah. Selain salat diutamakan berjamaah, juga ada hal-hal yang diperbolehkan dalam salat, diantaranya : a. Bergerak sederhana seperti membetulkan pakaian, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melakukannya. b. Berdehem ketika dibutuhkan. c. Membetulkan orang yang berada di shaf dengan menariknya ke shaf depan, atau mendorongnya ke shaf belakang, atau memutarkan makmum dari sebelah kiri ke sebelah kanan, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memutar Ibnu Abbas dari sebelah kirinya ke sebelah kanannya ketika Ibnu Abbas ikut qiyamul lail di samping beliau. d. Menguap, dan meletakkan tangan di mulut. e. Membaca tasbih untuk imam jika ia lupa, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah melakukannya. f. Menghalangi orang-orang yang berjalan di depannya. g. Membunuh ular dan kelajengking yang menyerangnya ketika salat. Menggaruk badan dengan tangan, karena termasuk gerakan sederhana yang ditolerir. h. Memberi isyarat dengan telapak tangan terhadap orang yang memberi ucapan salam, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukannya (Al-Jazairi: 318-319). Beberapa hal tersebut di atas merupakan hal-hal yang diperbolehkan melakukan dalam posisi salat, sebab kesemuanya itu termasuk hal-hal yang dianggap ringan dan boleh untuk dikerjakan. Salat merupakan ibadah yang 21
wajib dilaksanakan secara individu, maka untuk mencapai penghayatan yang penuh di dalam menjalankan ibadah salat diperintahkan: a. Salat harus dilakukan dengan ikhlas. b. Salat harus dilakukan dengan khusyu’ c. Salat harus dilakukan dengan sempurna. Yaitu sempurna wudhu’nya, ruku’nya, sujudnya, khusyu’nya dan sebagainya (Zaini, t.th.: 26). Pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa syarat dan rukun salat merupakan rangkaian satu sama lain saling melengkapi, jika salah satu ketinggalan salatnya belum dikatakan sempurna. Kesempurnaan salat dilakukan salah satunya telah melakukan rukun dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Begitu juga pelaksanaan salat yang dilakukan dengan berjamaah merupakan ibadah salat yang berpahala berlipat ganda, jika dibandingkan dengan salat sendirian. Setiap seorang muslim memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk menjalankan ibadah salat fardu, yang mana setiap orang dalam memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya tujuannya sama yaitu mengabdi kepada Allah SWT.
4. Macam-macam Salat Macam-macam salat dalam hal ini yang dimaksudkan adalah salat wajib. Shalat yang difardhukan sehari semalam ada lima waktu. a. b.
c. d.
Shubuh : (2 rekaat), waktunya mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dhuhur : (4 rekaat), waktunya mulai matahari condong ke arah, barat hingga bayangan suatu benda panjangnya sama dengan benda tersebut. Ashar : (4 rekaat), waktunya dari sehabis dhuhur, hingga matahari terbenam. Maghrib : (3 rekaat), waktunya mulai dari tenggelamnya mahari, hingga hilangnya cahaya mega yang kemerah-merahan di malam hari.
22
e.
Isya’ : (4 rekaat), waktu dari hilangnya cahaya mega yang kemerahmerahan itu hingga sesaat sebelum fajar terbit (Zaini, t.th.: 26). Salat menjadi rukun Islam yang kedua, sesudah syahadat. Shalat
menjadi tiyang agama, siapa yang mendirikan shalat berarti ia menegakkan agamanya, sebaliknya bila ia meninggalkan shalat berarti ia telah merobohkan agamanya.
Perintah menjalankan shalat itu tercantum dalam Al Qur’an
diantaranya ialah tersebut dalam Q.S Al Baqoroh: 110
‰ YÏ y ã ç nr߉ Å gr B9 Žö y z ô `Ï B /ä3 Å¡ àÿRL{ (#qãBÏd‰ s)è? $tBur 4no4qŸ2 ¨“9$# (#qè?#uäur no4qn=¢Á 9$# (#qßJ ŠÏ%r i &u r ÇÊÊÉÈ ×ŽÅÁ t/ šc
qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ ©! $#¨b Î)3« !$ #
Artinya : Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apaapa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 2011: 17). Selain ada ibadah salat fardhu juga ada salat-salat yang lain yang tidak menjadi kewajiban atau cukup dilakukan oleh beberapa orang saja atau dikerjakan dengan hukum sunah, di antaranya: a.
b.
c.
d.
Salat jenazah merupakan salat fardhu kifayah, yakni cukup dijalankan oleh sebagian orang-orang Islam saja, tidak harus seluruhnya. Tetapi jika tidak ada yang menjalankan fardhu kifayah ini, maka semuanya berdosa. Salat hari raya dua yaitu Idul Fitri dan Idul Adha, hukumnya sunnat muakat, artinya sunnat yang dikuatkan atas kesunatannya, karena mengandung hikmah yang benar, serta dijalankan pada hari besar pula. Salat Jum’at ialah salat dua rekaat, yang dilakukan dengan berjamaah, dijalankan pada waktu dhuhur pada tiap hari Jum’at sesudah khutbah Jum’at. Salat Tarwih (Taraweh) adalah salat yang dijalankan pada tiap malam bulan Ramadhan, hukumnya sunnat muakad. Amat besar pahalanya, karena salat tarawih dijalankan pada bulan yang mulia, di saat manusia sedang melatih dirinya dengan berpuasa (Amir: 54- 62).
23