Penerapan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran matematika SMP/MTs (oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si)
Jika kita mencermati Standar Isi Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 mata pelajaran matematika SMP/MTs dari kelas VII sampai dengan kelas IX terdiri dari 59 kompetensi dasar (KD) yang akan diberikan kepada siswa SMP/MTs, dimana dari kompetensi dasar tersebut masih dijabarkan lagi dalam indikator-indikator pencapaian kompetensi dasar. Dalam membelajarkan 59 kompetensi dasar tersebut kepada siswa pastilah guru tidak lepas menggunakan model yang sudah tidak asing lagi
yaitu model pembelajaran
langsung. Model Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi metode ceramah merupakan bagian dari model pembelajaran langsung. Metode ceramah merupakan cara penyampaian keterangan atau informasi secara lisan dari guru kepada siswa. Model pembelajaran langsung sangat diperlukan dalam membelajarkan materi mata pelajaran matematika terutama yang terkait dengan membelajarkan operasi (aturan pengerjaan hitung, aljabar, matematika, dll.). Operasi sering disebut dengan skill (keterampilan) yaitu keterampilan dalam matematika berupa kemampuan pengerjaan (operasi) dan melakukan suatu prosedur atau aturan yang harus dikuasai oleh siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi untuk memperoleh suatu hasil tertentu. Beberapa keterampilan ditentukan oleh seperangkat aturan atau instruksi atau prosedur yang berurutan, yang disebut algoritma. Menurut Gagne dalam Ismail, 2003, pengetahuan dibagi menjadi dua macam yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai bagaimana orang melakukan sesuatu sedangkan pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu. Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan siswa. 1
Menurut Ismail, fase dalam pembelajaran langsung adalah 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan 3. Membimbing pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. Memberikan latihan dan penerapan
Dari fase di atas dengan mengacu standar proses yaitu Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 dapat dirinci sebagai berikut: Langkah-langkah dalam model pembelajaran langsung adalah 1. Langkah awal guru menyiapkan siswa baik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Langkah awal ini dilakukan untuk memberikan motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran 2. Langkah berikutnya adalah guru mempresentasikan materi ajar atau mendemonstrasikan mengenai keterampilan tertentu. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberikan umpan balik. guru memfasilitasi siswa untuk
Dalam langkah ini dikaitkan
mengeksplorasi, mengelaborasi dan mengonfirmasi
proses pembelajaran. 3. Langkah akhir guru memberikan latihan untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari, membuat rangkuman bersama-sama siswa, melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung, merencanakan kegiatan tindak lanjutnya, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya Berikut ini aalah contoh penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hasil kerja salah satu kelompok peserta pada diklat yang diselenggarakan di PPPPTK Matematika dengan menggunakan model pembelajaran langsung untuk kompetensi dasar 5.4 yaitu membagi sudut pada siswa kelas VII, semester dua. 2
3
4
5
6
Lampiran 1
7
8
Selanjutnya harapan kami, bapak/ibu guru dapat memilih dan mengembangkan sendiri diantara 59 kompetensi dasar yang ada pada standar isi yang sekiranya sesuai apabila digunakan model pembelajaran langsung. Karena pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal diantaranya tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik, alokasi waktu yang tersedia
serta kemampuan
guru. Sumber 1. Adiwijaya. 2011 Model-model Pembelajaran. Yogyakarata: PPPPTK Matematika 2. Depdiknas. 2006 Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas 3. Ismail. 2003. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Direktorat PLP 4. Kumpulan hasil kerja kelompok Silabus dan RPP peserta diklat kerjasama Kalimantan Timur. 2011.
Makalah tidak dipublikasikan/untuk kalangan sendiri pada Diklat
Kompetensi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jenjang SMP Kerjasama Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur dengan PPPPTK Matematika, tanggal
16
Oktober s.d. 27 Oktober 2011 di PPPPTK Matematika. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
9