Validasi Analisis Residu Pestisida Karbaril, Klorpirifos, dan Dimetoat dalam Buah Menggunakan Metode QuEChERS dan LC-MS/MS Risa Arrahmi Ekaputri Program Studi Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
[email protected]
Abstrak Pestisida dipercaya dapat menurunkan populasi hama dengan cepat sehingga meluasnya hama dapat dicegah. Residu pestisida menimbulkan efek yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa gangguan pada sistem syaraf serta metabolisme enzim. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar residu pestisida yang terdapat dalam buah apel, anggur, pir dan stroberi. Sebuah metode Liquid Chromatography-tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS) yang cepat dan sensitif, dalam mode ionisasi elektrospray positif, telah dikembangkan untuk penentuan multi-kelas pestisida. Ekstrak diperoleh dengan menggunakan asetonitril dengan teknik preparasi sampel berbasis QuEChERS (quick, easy, cheap, effective, rugged and safe). Untuk acuan uji digunakan 3 jenis bahan aktif pestisida dari 2 golongan organofosfat dan karbamat. Dari metode validasi yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien korelasi, R2 ≥ 0,996 dengan rentang 0-1000 ppb dan 0-1 ppm. Rentang batas deteksi (LOD) dan batas kuantisasi (LOQ) dari ketiga senyawa berkisar dari konsentrasi 0,01 ppm – 0,215 ppm. Persen perolehan kembali berkisar antara 38%-44% dengan standar deviasi relatif <16%. Berdasarkan hasil analisis, pestisida dimetoat tidak terdapat dalam sampel buah anggur, stroberi, dan pir yang telah diuji. Sedangkan, residu pestisida karbaril dan klorpirifos ditemukan dalam buah-buahan tersebut dengan intensitas yang sangat rendah sehingga tidak terdeteksi oleh alat karena berada dibawah batas deteksi. Sehingga disimpulkan bahwa buah-buahan tersebut masih aman untuk dikonsumsi karena berada dibawah Batas Maksimum Residu yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dalam SNI 7313:2008.
Kata Kunci : residu pestisida, LC-MS/MS, QuEChERS
1. PENDAHULUAN Belakangan ini, buah impor seperti anggur,
yang terdapat dalam buah-buahan impor. Usaha
apel, dan per makin melimpah di pasaran dan
produksi buah-buahan seperti anggur, apel, dan per
makin banyak anggota masyarakat yang cenderung
di luar negeri umumnya dilakukan dengan teknik
memilih buah impor daripada buah lokal. Buah
budidaya
impor tersebut umumnya berpenampilan menarik
penggunaan pestisida (Sobari, 1991).
yang
intensif,
termasuk
dalam
dan buah impor jenis tertentu justru lebih murah
Pakar Keamanan Pangan dan Gizi Fakultas
daripada buah lokal. Salah satu kekhawatiran yang
Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB)
sering muncul di masyarakat adalah bahaya residu
Prof Ahmad Sulaeman mengingatkan masyarakat
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
untuk mewaspadai buah-buahan impor. Ia menilai,
pelarut yang sedikit. Metode ini telah sering
buah-buahan impor berisiko mengandung pestisida
digunakan untuk semua jenis sampel, seperti lemak,
yang dapat memengaruhi kesehatan terutama
minyak, buah, dan sayuran. Kromatografi
perkembangan organ reproduksi. Beliau juga
cair
(LC)
digabungkan
menerangkan, bahwa supaya buah tahan di suhu
dengan spektrometer massa (MS) adalah teknik
dingin, tidak kering dan tidak keriput, maka kulit
yang paling kuat dan lebih disukai. Pendekatan
buah dilapisi lilin. Dalam lilin itu juga ditambahkan
untuk analisis senyawa yang berasal dari volatilitas
fungisida agar buah tidak berjamur (Antara, 2012).
rendah dan polaritas tinggi. LC sangat efektif dalam
Dewasa ini jenis pestisida yang paling
memisahkan analit, sedangkan MS memungkinkan
banyak beredar dan digunakan dalam pengendalian
untuk identifikasi dan konfirmasi. Beberapa tahun
hama penyakit tanaman secara terpadu adalah jenis
terakhir, aplikasi LC-MS telah banyak digunakan
organofosfat dan karbamat. Tiga jenis insektisida
untuk analisis residu pestisida pada buah-buahan,
yang sering digunakan adalah klorpirifos dan
sayuran dan makanan lainnya. LC-MS/MS saat ini
dimetoat yang termasuk golongan organofosfat dan
telah menjadi alat yang kuat untuk analisis residu
juga karbaril yang termasuk dalam golongan
pestisida dalam berbagai matriks kompleks, karena
karbamat. Senyawa organofosfat dan karbamat
selektivitas
bersifat menghambat enzim cholinesterase, yaitu
substansial
enzim yang berperan dalam penerusan rangsangan
dibandingkan dengan lain metodologi seperti GC-
syaraf.
MS, dengan kuantifikasi yang dapat diandalkan dan Metode QuEChERS “Quick Easy Cheap
dan dari
sensitivitas, langkah
pengurangan
perawatan
sampel
penetapan pada tingkat konsentrasi rendah.
Effective Rugged and Safe” adalah persiapan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
metodologi sampel sederhana untuk pestisida multi
kandungan senyawa pestisida yang terdapat dalam
residu analisis yang pertama kali dilaporkan pada
buah anggur, apel, dan per impor, kemudian
tahun 2003 (Anastassiades, Lehotay, Stajnbaher, &
dibandingkan dengan BMR pestisida yang berlaku
Schenck, 2003). Meskipun metode ini relatif baru,
di Indonesia (SNI 7313:2008). Kadar residu yang
saat ini banyak digunakan dan sudah diterima oleh
melebihi batas maksimum residu (BMR/MRL =
komunitas analisis residu pestisida internasional.
maximum residu limit) yang ditetapkan akan
Prosedur QuEChERS melibatkan ekstraksi awal
membahayakan
dengan asetonitril diikuti oleh ekstraksi atau
penelitian
langkah partisi setelah penambahan campuran
informasi mengenai kadar residu pestisida yang
garam. Sebuah alikuot dari ekstrak mentah ini
terdapat dalam buah anggur, apel, stroberi, dan per
kemudian dibersihkan oleh dispersif padat-fase
impor bagi masyarakat yang banyak mengkonsumsi
ekstraksi (d-SPE). Ekstrak terakhir dalam asetonitril
buah-buahan tersebut dan bagi instansi terkait
langsung dianalisis dengan kromatografi cair (LC)
seperti
dan/atau
Pertanian, dan Departemen Perdagangan.
kromatografi
gas
(GC).
Metode
ini
kesehatan diharapkan
Departemen
konsumen. dapat
Kesehatan,
Hasil
memberikan
Departemen
QuEChERS sangat efektif dan mencakup berbagai analit, termasuk yang sangat polar dan pestisida nonpolar serta zat yang sangat asam. Selain itu,
2. METODE PENELITIAN
keuntungan dari metode ini termasuk jumlah sampel yang banyak dan hanya dibutuhkan jumlah
Proses preparasi sampel dilakukan di laboratorium penelitian Departemen Kimia FMIPA
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
UI, sedangkan untuk analisis residu pestisida dalam
eluen B. Volume injeksi sampel yaitu 10 µL,
buah menggunakan LC-MS/MS di laboratorium
dengan laju alir 0.5 mL/min dan waktu analisis
instrumentasi
selama 15 menit.
Departemen
Kimia
FMIPA
Universitas Indonesia. Buah contoh yang digunakan dalam
2.4. Optimasi Kondisi Spektrometer Massa
penelitian ini adalah buah ape1 ”washington”, buah anggur “red globe”, stroberi, dan pir yang diambil
Kondisi
spektrometer
massa
diatur
dari dua lokasi yang sama, yaitu salah satu toko
sedemikian rupa dengan cara memvariasikan
swalayan di Depok dan pedagang kaki lima di
beberapa parameter guna mendapatkan kondisi
Depok.
optimum pada quadrupole 1 (Q1) dan quadrupole 3 (Q3) sehingga mampu memilih prekursor ion serta produk ion yang tepat untuk senyawa-senyawa
2.1. Alat dan Bahan
pestisida yang akan dianalisis. Adapun parameterAlat yang digunakan yaitu seperangkat instrumen
LC-MS/MS
SHIMADZU
parameter tersebut antara lain adalah declustering
lengkap
(UFLC
potential (DP), enterance potential (EP), collision
3200
QTRAP
energy (CE), dan collision cell exit potential (CXP).
CORP-MS/MS
ABSCIEX) dengan bahan-bahan senyawa pestisida karbaril, klorpirifos, dan dimetoat, asetonitril
2.5. Optimasi Kondisi Sumber Ion (Ion Source)
(Baker analyzed HPLC Ultra gradient solvent), Kondisi sumber ion (ion source) diatur
aseton, toluen, akuabides, MgSO4, PSA sorbent, amonium format, natrium klorida, dam metanol.
sedemikian rupa dengan cara memvariasikan beberapa parameter guna mendapatkan kondisi optimum kelima senyawa mampu mengion dan
2.2. Preparasi Larutan Induk Baku
mampu memisahkan ion molekul analit dari Larutan standar pestisida karbaril dan
pelarutnya. Adapun parameter - parameter tersebut
hingga
antara lain adalah curtain gas (CUR), collision gas
mencapai konsentrasi 10 mg/L. Untuk larutan
(CAD), ion spray voltage (IS), suhu (TEM),
standar klorpirifos dilarutkan dalam metanol hingga
nebulizer gas 1 (GS1) dan nebulizer gas 2 (GS2).
dimetoat
dilarutkan
dalam
akuabides
mencapai konsentrasi 10 mg/L dan kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada 2-8oC
2.6. Optimasi Kondisi Kromatografi
Kondisi kromatografi diatur sedemikian
2.3. Kondisi LC-MS/MS rupa
dengan
cara
memvariasikan
beberapa
LC-
parameter guna mendapatkan kondisi optimum
massa
pemisahan senyawa-senyawa pestisida dalam buah
3200 Qtrap, kolom Phenomenex C18 (50 mm x 2.0
yang akan dianalisis. Adapun parameter- parameter
mm) pada temperatur 30 ˚C. Dua jenis fasa gerak
tersebut antara lain adalah komposisi serta laju alir
yang digunakan, yaitu eluen A: akuabides dan
fasa gerak yang digunakan. Kondisi optimum
amonium format, eluen B: metanol dan amonium
kromatografi yang terpilih merupakan kondisi yang
Sampel
dianalisis
menggunakan
MS/MS dengan detektor spektrometer
format. Aliran digunakan elusi gradien 30%-90%
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
akan menghasilkan pemisahan ketiga analit dengan
diukur kemudian ditentukan konsentrasi terkecil
baik pada waktu retensi yang relatif singkat.
dimana
senyawa
Karbaril,
Klorpirifos,
dan
Dimetoat masih dapat terdeteksi dengan baik oleh instrumen dan masih dapat memberikan respon
2.7. Metode Validasi
seksama. 2.7.1. Linearitas Linearitas dilakukan dengan membuat
2.8. Analisis Sampel
deret standar dari masing masing larutan standar Proses ekstraksi sampel dilakukan menurut
berbagai konsentrasi. Masing-masing konsentrasi larutan
standar
ditentukan
sebanyak
5
kali
metode QuEChERS:
pengulangan sehingga diperoleh persamaan garis lurus dengan R2 > 0,996.
Sampel dihomogenkan dengan blender
Pindahkan 15 g sampel ke tabung 50 ml + 15 ml
2.7.2. Akurasi
asetonitril Akurasi terhadap kelima analit dilakukan Sonikasi 2 menit lalu vortex 5 menit
dengan menggunakan metode penambahan baku atau
spiking.
Karbaril,
Masing-masing
Klorpirifos,
dan
larutan
standar
Dimetoat
dengan
Tambahkan 6 g MgSO4 anhidrat + 1,5 g sodium klorida
konsentrasi 10 ppm ditambahkan ke dalam sampel terpilih lalu dianalisa kembali kadarnya. Akurasi ditentukan dengan menghitung persen perolehan
Kocok kuat-kuat selama 1 menit lalu sentifuge (3000) rpm selama 5 menit
kembali (% recovery).
Pindahkan 5 ml fasa atas ke dalam tabung 15 ml
2.7.3. Presisi
dan tambahkan 1,8 g MgSO4 anhidrat + 0,3 g PSA Uji presisi dilakukan terhadap masingKocok selama 20 detik
masing larutan standar ketiga analit. Nilai presisi akan diwakilkan oleh nilai simpangan deviasi (SD)
Sentrifuge (1500 rpm) selama 1 menit
dan persen simpangan deviasi relatif (%RSD) dari keterulangan atau repeatability masing- masing
Analisis LC-MS/MS
deret standar yang diukur pada suatu konsentrasi dengan multi replikasi (5 kali pengulangan).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.7.4. Batas Deteksi dan Batas Kuantisasi
Penentuan
batas
deteksi
dan
Pada penelitian ini telah dilakukan analisis
batas
kuantisasi dilakukan terhadap larutan standar
residu
pestisida
dalam
dengan batasan konsentrasi yang lebih luas yaitu
melakukan prosedur validasi dan optimasi kondisi
dari 0,2 ppm hingga 1 ppm. Dari deret standar yang
LC-MS/MS terlebih dahulu untuk penentuan
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
buah-buahan
dengan
Sebelum dilakukan analisis untuk senyawa
senyawa pestisida karbaril, klropirifos dan dimetoat
pestisida karbaril, klorpirifos, dan dimetoat dengan
dalam buah apel, anggur, stroberi, dan pir. Sebelumnya pengujian residu pestisida
LC-MS/MS, perlu dilakukan optimasi kondisi pada
makanan
dengan
bagian instrumen dari LC-MS/MS tersebut, seperti
menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa
optimasi pada spektrometer massa, sumber ion (ion
(GC-MS) dan metode HPLC (High-performance
source), dan kromatografi cair. Pencarian kondisi
liquid chromatography) yang membutuhkan waktu
optimum dari setiap parameter yang berlaku pada
lama untuk menyelesaikan analisis, tetapi situasi
instrumen LC-MS/MS sangat penting agar ketiga
saat ini menuntut waktu yang cepat dimana analisis
senyawa tersebut dapat dideteksi dengan baik dan
harus diselesaikan dalam waktu 24-48 jam setelah
berguna untuk pengukuran selanjutnya, yaitu pada
sampel
pengujian
dalam
(buah)
diserahkan
ke
dilakukan
laboratorium.
Dengan
sampel
untuk
demikian, perlu untuk memiliki metode analisis
kandungan residu pestisida.
yang secara bersamaan dapat menentukan target
Optimasi
mengetahui
kondisi
adanya
spektrometer
masa
pestisida dalam sampel apapun oleh upaya tunggal
dilakukan untuk memperoleh ion prekursor dan ion
dengan setara atau efisiensi yang unggul secara
produk atau fragmentasi (m/z) yang maksimum dari
keseluruhan.
masing-masing larutan standar. Proses optimasi ini
Metode QuEChERS (quick, easy, cheap,
dilakukan dengan memasukkan masing-masing
karena
larutan standar, karbaril, klorpirifos dan dimetoat
penerapannya secara simultan analisis sejumlah
kedalam vial dengan konsentrasi yang sama yaitu
besar pestisida dalam berbagai matriks makanan.
10 ppm kemudian masing-masing larutan standar
Metode ini telah diterima di seluruh dunia karena
disaring terlebih dahulu dengan filter nylon 0,20 µL
kesederhanaan dan waktu pengerjaan yang singkat,
agar senyawa lebih murni dari gangguan pengotor-
memungkinkan laboratorium untuk memproses
pengotor. Setelah difilter, larutan standar kemudian
jumlah signifikan lebih besar dari sampel dalam
dimasukkan dalam syringe dan dilakukan injeksi
waktu
dengan mode polarisasi positif.
effective,
rugged
tertentu
and
safe)
dibandingkan
terkenal
dengan
metode
Dalam
sebelumnya. Baru-baru ini, metode QuEChERS
spektrometer
masa
terdapat
telah menerima perbedaan dari metode AOAC
beberapa parameter yang harus dipenuhi untuk
resmi untuk pestisida beberapa buah-buahan dan
mendapatkan keadaan optimum, dimana alat dapat
sayuran. Penerapan HPLC dihubungkan pada
mendeteksi analit dengan baik dan memberikan
tandem spektrometri massa (LC-MS/MS) dalam
fragmentasi (m/z) untuk masing-masing senyawa.
multi-kelas analisis residu pestisida telah membuat
Parameternya
analisis lebih cepat dan mudah dengan menawarkan
potential), EP (entrance potential), CE (collision
kemungkinan simultan penentuan sejumlah besar
energy), dan CXP (collision cell exit potential).
lain
DP
(declustering
Declustering potential (DP) merupakan
pestisida dengan bervariasi fisiko-kimia tanpa perlu pemisahan dasar kromatografi.
antara
beda
potensial
antara
dasar
dengan
pelat.
Digunakan untuk meminimalkan ion klaster pelarut, 3.1. Optimasi Kondisi LC-MS/MS
yang mungkin menempel pada sampel. Semakin tinggi tegangan semakin besar jumlah fragmentasi. Rentang kerja declustering potential biasanya 0
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
Tabel 1. Kondisi optimum spektrometer massa Nama
Q1
Q3
DP
EP
CE
CXP
202,1
145,1
31
10
16
3
202,1
127,1
31
10
39
3
230,0
198,9
21
9,5
13
0
230,0
124,9
21
9,5
29
0
350,0
198,0
36
5
25
0
350,0
97,0
36
5
47
0
Senyawa Karbaril
Dimethoat
Klorpirifos
sampai 100 V, meskipun dapat ditetapkan lebih
indentifikasi dan konfirmasi dari ketiga senyawa
tinggi, namun jika ditetapkan terlalu tinggi akan
analit di atas untuk mengetahui keberadaannya
berakibat
dalam sampel buah yang akan diuji.
buruk
bagi
LC-MS/MS.
Entrance
potential (EP) merupakan tegangan yang berfungsi
Kondisi sumber ion (ion source) diatur
untuk mengontrol potensi masuk dan memfokuskan
sedemikian rupa dengan cara memvariasikan
ion ketika melalui daerah Q0 yang bertekanan
beberapa parameter guna mendapatkan kondisi
tinggi. Collision energy (CE) adalah energi yang di
terbaik bagi kelima senyawa sehingga mampu
terima ion prekursor untuk dipercepat masuk ke
mengion dan mampu memisahkan ion molekul
dalam
analit
sel
tabrakan.
Semakin
tinggi
energi
dari
pelarutnya.
Adapun
parameter-
umumnya menghasilkan fragmentasi yang lebih
parameter tersebut antara lain adalah curtain gas
besar. Collision energy yang besar menghasilkan
(CUR), collision gas (CAD), ion spray votage (IS),
fragmentasi
suhu (TEM), nebulizer gas 1 (GS1) dan nebulizer
yang
lebih
besar
intensitasnya
dibandingkan molekul induk. Collision cell exit
gas 2 (GS2).
potential (CXP) merupakan tegangan yang berguna untuk mengeluarkan ion dari Q3 untuk masuk ke detektor ion.
Tabel 2. Kondisi optimum sumber ion (ion source) Parameter
Nilai Optimum
Parameter-parameter tersebut didapatkan
CUR
20
untuk pemilihan ion konfirmasi dan kuantifikasi
CAD
5
IS
5000
TEM
300
GS1
40
GS2
60
dari masing-masing analit tergantung pada sifat fisik dan kimianya. Sensitifitas maksimum untuk kuantifikasi ion dicapai pada tingkat energi yang berbeda. Parameter MS yang dioptimalkan dengan tujuan: (i) memperoleh molekul terprotonasi dan (ii) memilih transisi dengan massa molekul yang lebih tinggi untuk menghindari matriks efek yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan, dengan menggunakan kondisi sumber
mengganggu, sejauh mungkin. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
ion seperti Tabel 2 seluruh analit mampu mengion
dapat disimpulkan bahwa setiap senyawa telah
dan mampu memisahkan ion molekul analit dari
memiliki
pelarut. Hal ini teruji dengan terdeteksinya setiap
dua
ion
produk
dengan
tertinggi. Hasil ini dapat digunakan untuk
intensitas
senyawa pada analis masa Q1 dan Q3.
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
Pemisahan yang baik dihasilkan dengan penggunaan sistem gradien pada elusi fase gerak. Sistem gradien diberlakukan pada volume eluen B dengan perincian sesuai dengan Tabel :
Tabel 3. Gradien eluen B 30%-90% Waktu (menit)
B (%)
0,01
Start
3
30
7
90
11
90
13
30
15
Stop
Elusi
bergradien
untuk
Gambar 2. Spektrum waktu retensi senyawa Klorpirifos
meningkatkan
resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas. Sistem gradien mampu menghasilkan peak pada
Gambar 3. Spektrum waktu retensi senyawa
waktu elusi masing-masing dari larutan standar dan
Dimetoat
dengan intensitas yang cukup baik, dapat dilihat pada hasil spektrum waktu retensi ketiga standar
3.2. Metode Validasi
pestisida berikut: Setelah memperoleh kondisi optimum pada
setiap
bagian
instrumen
LC-MS/MS,
selanjutnya dilakukan validasi metode LC-MS/MS kepada senyawa standar pestisida karbaril dan klorpirifos.
Validasi
dilakukan
untuk
mengkonfirmasi bahwa alat yang digunakan untuk analisis cocok untuk digunakan. Hasil dari validasi metode dapat digunakan untuk menilai kualitas, Gambar 1. Spektrum waktu retensi senyawa
kehandalan dan konsistensi hasil analisis, yang
Karbaril
mana merupakan bagian integral dari suatu praktek analitis yang baik. Berdasarkan pengukuran terhadap luas area dari larutan standar pestisida pada rentang konsentrasi 0,2 ppm – 1 ppm dengan pengulangan sebanyak 5 kali untuk setiap standar, maka diperoleh persamaan garis lurus dengan R2 ≥ 0,997.
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
Uji linearitas diperlukan untuk mengetahui
dengan akurasi dan presisi yang baik. Berdasarkan
kemampuan standar, sehingga dapat membuktikan
perhitungan, nilai LOQ untuk standar karbaril yaitu
adanya hubungan linier antara konsentrasi analit
0,145 ppm dan 0,188 ppm untuk standar klorpirifos.
dengan respon detektor. Dari perhitungan untuk
Untuk standar dimetoat dilakukan pengukuran
standar karbaril diperoleh persamaan linier y =
dengan deret konsentrasi 0 ppb sampai 1000 ppb
2E+06x + 15620 dengan regresi linier (R² = 0,999).
tanpa pengulangan menghasilkan LOD 0,026 ppm
Sedangkan untuk standar klorpirifos diperoleh
dan LOQ 0,086 ppm.
persamaan linier y = 17280x - 274,8 dengan regresi linier (R² = 0,998). Untuk standar dimetoat
Tabel 4. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi
diperoleh persamaan linier y = 378,42x – 2581,2
(LOQ) standar
dengan regresi linier 0,999 tanpa pengulangan.
Senyawa
LOD (ppm)
LOQ (ppm)
Karbaril
0.044
0.145
Klorpirifos
0.056
0.188
Dimetoat
0.026
0,086
Kurva linearitas dimetoat dapat dilihat pada lampiran. Nilai koefisien korelasi dari kedua senyawa standar diperoleh R2 ≥ 0,997, untuk suatu metode analisis yang baik. Nilai presisi yang dinyatakan dengan relatif
Persen perolehan kembali sangat penting
(%RSD) dimana kriteria seksama diperoleh jika
dilakukan untuk menunjukkan derajat kedekatan
metode memberikan simpangan baku relatif kurang
hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya
≤ 16 %. Uji presisi yang dilakukan merupakan
sebagai salah satu parameter keandalan metode.
repeatability
dengan
Persen perolehan kembali dilakukan dengan metode
melakukan pengukuran terhadap luas area secara
penambahan baku atau spiking yaitu dengan
berulang sebanyak 5 kali pengulangan pada kondisi
menambahkan masing-masing 0,9 ml larutan
yang sama untuk masing-masing larutan karbaril,
standar karbaril, klorpirifos, dan dimetoat dengan
klorpirifos, dan dimetoat. Dari hasil tersebut dapat
konsentrasi 10 ppm ke dalam sampel. Selanjutnya
disimpulkan
sampel
persentase
parameter
atau
standar
uji
bahwa
deviasi
keterulangan
pengukuran
presisi
yang
mengalami yang
proses
sama
ekstraksi
dilakukan memenuhi kriteria seksama atau dengan
perlakuan
kata lain presisi pengukurannya sangat baik karena
penambahan
masing-masing standar diperoleh % RSD ≤ 16%.
penambahan larutan baku pestisida dilakukan pada
larutan
dengan
dengan
standar.
sampel
tanpa
Spiking
atau
Dari pengulangan 5 kali pengukuran
sampel. Hasil uji perolehan kembali klorpirifos
standar juga didapatkan batas deteksi (LOD) dari
dalam sampel pir yaitu 38,17, dimetoat dalam
standar karbaril yaitu 0,044 ppm sedangkan untuk
sampel pir 44,02, dan karbaril dalam sampel
klorpirifos
deteksi
stroberi yaitu 38,20. Persen recovery yang rendah
diperlukan untuk mengetahui konsentrasi analit
memberikan kesimpulan bahwa efisiensi proses
terendah yang masih dapat terdeteksi oleh alat.
preparasi dan pengujian sampel adalah kurang baik.
Batas kuantisasi (LOQ) juga diperoleh dari hasil
Hal ini dikarenakan nilai LOD yang rendah,
pengukuran standar dengan 5 kali pengulangan.
kelarutan senyawa dalam pelarut yang digunakan,
Batas kuantisasi merupakan konsentrasi terkecil
dan juga komponen matriks yang terdapat dalam
analit dalam sampel yang masih memenuhi kriteria
sampel.
yaitu
0,056
ppm.
Batas
cermat dan seksama dan dapat dikuantifikasi
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
memfasilitasi partisi analit polar ke fase organik
3.3. Analisis Sampel
dan menghasilkan persen recovery terbesar dari untuk
pestisida, terutama yang sangat polar. MgSO4
menganalisa adanya kandungan senyawa pestisida
tampaknya menjadi pilihan terbaik sebagai garam
karbaril, klorpirifos dan dimetoat dalam buah yaitu
yang digunakan dalam metode, tetapi selektivitas
pertama dengan menghomogenkan sampel buah
dari proses ekstraksi juga harus dipertimbangkan.
dengan diblender, setelah itu memindahkan dalam
Dengan
tabung dan ditambahkan 15 ml asetonitril. Sonikasi
ditambahkan ke sampel selama partisi dengan
selama 2 menit lalu vorteks selama 5 menit.
MgSO4, memungkinkan untuk mengendalikan
Kemudian menambahkan 6 g MgSO4 anhidrat dan
polaritas dari metode dan begitu juga dengan
1,5 g sodium klorida kepada campuran larutan.
jumlah interferens dalam ekstrak.
Prosedur
yang
dilakukan
rpm
selama
5
menit.
Setelah
itu
jumlah
NaCl
yang
Air dipisahkan dari asetonitril dengan
Kocok kuat-kuat selama 1 menit lalu sentifuge (3000)
memvariasikan
penambahan
magnesium
klorida.
sulfat
Ekstrak
anhidrat
memindahkan 5 ml fasa atas ke dalam tabung 15 ml
natrium
dan tambahkan 1,8 g MgSO4 anhidrat serta 0,3 g
dibersihkan
PSA. Kemudian kocok selama 20 detik, dan
menghilangkan banyak zat pengganggu polar yang
sentrifuge kembali (3000 rpm) selama 1 menit.
terdapat
Pindahkan hasil ke vial lalu injek dengan LC-
menunjukkan bahwa campuran 6g MgSO4 dan 1,5
MS/MS.
g NaCl menghindari co-ekstraksi dari beberapa
dengan
dalam
tersebut
dan
PSA,
matriks.
kemudian
yang
efisien
Percobaan
juga
Untuk menentukan residu pestisida dalam
interferens (seperti fruktosa). Selain itu, magnesium
matriks makanan, pelarut yang biasa digunakan
sulfat juga untuk memisahkan air dari pelarut
seperti aseton, etil asetat, dan asetonitril, karena
organik, sedangkan primary secondary amine
semua dari mereka memastikan hasil pemulihan
(PSA) yaitu untuk menghapus berbagai asam-asam
analit yang besar. Ekstrak asetonitril dari makanan
organik polar, pigmen polar, dan sebagian gula dan
(buah
asam lemak dan asetonitril sebagai pelarut.
dan
sayur)
mengandung
sedikit
zat
pengganggu dibandingkan dengan etil asetat dan
Pada penelitian ini digunakan sampel buah
ekstrak aseton, dan juga asetonitril dapat dipisahkan
apel, pir, anggur dan stroberi untuk menganalisa
cukup mudah dari air, sehingga asetonitril adalah
adanya kandungan pestisida dalam buah tersebut.
pelarut
ekstraksi
pilihan
dalam
metodologi Tabel 5. Hasil analisis sampel
QuEChERS. Untuk menghindari penggunaan pelarut
Sampel
Karbaril
Kloririfos
Dimetoat
(ng/ml)
(ng/ml)
(ng/ml)
Apel
ND
ND
ND
Pir
ND
ND
ND
Angggur
ND
ND
ND
Stroberi
ND
ND
ND
Pir
ND
ND
ND
yang memiliki sifat toksik dan mahal, serangkaian percobaan
dilakukan
metodologi
QuEChERS
berbagai
garam
mendorong
selama
yang
pemisahan
memungkinkan
pestisida
pengembangan
dengan
penambahan
dimaksudkan fasa. dari
untuk
Garam-garam polaritas
yang
berbeda untuk dianalisis. Di antara berbagai garam yang diuji, magnesium sulfat dengan efektif memisahkan
fase
cair
dari
fase
organik,
Keterangan : Not Detected (ND) karena berada di bawah nilai batas deteksi (LOD).
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
Berikut contoh hasil kromatogram ion dari sampel
disimpulkan
bahwa
pengukuran
presisi
yang
di atas:
dilakukan memenuhi kriteria seksama atau dengan kata lain presisi pengukurannya sangat baik c)
Rentang batas deteksi (LOD) dan batas
kuantisasi (LOQ) dari ketiga senyawa yaitu dari konsentrasi 0,01 ppm – 0,215 ppm. Dimana alat hanya dapat mendeteksi suatu analit sampai pada batas terkecil 0,1 ppm. d) Berdasarkan hasil analisis sampel, pestisida Gambar 4. Kromatogram ion untuk senyawa
dimetoat tidak terdapat dalam buah anggur,
dimetoat pada apel
stroberi, dan pir yang telah diuji. Sedangkan, residu pestisida karbaril dan klorpirifos ditemukan dalam
Berdasarkan
pestisida
buah-buahan tersebut dengan intensitas yang sangat
dimetoat tidak terdapat dalam sampel buah anggur,
rendah sehingga tidak terdeteksi oleh alat karena
stroberi, dan pir yang telah diuji. Sedangkan, residu
berada
pestisida karbaril dan klorpirifos ditemukan dalam
disimpulkan bahwa buah-buahan tersebut masih
buah-buahan tersebut dengan intensitas yang sangat
aman untuk dikonsumsi karena berada dibawah
rendah sehingga tidak terdeteksi oleh alat karena
Batas Maksimum Residu yang ditetapkan oleh
berada
Badan
dibawah
hasil
batas
analisis,
deteksi.
Sehingga
dibawah
batas
Standardisasi
deteksi.
Nasional
Sehingga
dalam
SNI
disimpulkan bahwa buah-buahan tersebut masih
7313:2008.
aman untuk dikonsumsi karena berada dibawah
e) Metode QuEChERS mampu beradaptasi dan
Batas Maksimum Residu yang ditetapkan oleh
dapat dengan mudah disesuaikan untuk mengatasi
Badan
matriks baru melalui pemilihan alternatif pelarut.
Standardisasi
Nasional
dalam
SNI
7313:2008.
DAFTAR ACUAN 4. KESIMPULAN Agilent Technologies, (2001), Agilent LC-MS Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh antara
Primer. U.S.A 5988-2045EN. Agilent Technologies, (2010), Agilent SampliQ
lain :
QuEChERS Kits. U.S.A 5990-3562EN.
a) Ion prekursor dari senyawa karbaril yaitu m/z
Badan
Standardisasi
Nasional.
2008.
Batas
202,1 dengan ion produknya yaitu m/z 145,1 dan
maksimum residu pestisida pada hasil
m/z 127,1
pertanian. SNI 7313:2008,
Ion prekursor dari senyawa klorpirifos yaitu m/z
100.01.
350 dengan ion produk yaitu m/z 198 dan m/z 97 Ion prekursor senyawa dimetoat yaitu m/z 230 dengan ion produk yaitu m/z 199 dan m/z 125
ICS 65.
Extension Toxicology Network (1996) Pesticide Information Profiles. Gustini, S., Hendra, P., & Djoko, P. (2001). Residu
b) Uji presisi dari senyawa karbaril dan klorpirifos
Pestisida Pada Tiga Jenis Buah Impor.
dengan metode pengulangan memberikan hasil
Buletin Kimia,1, 113-118.
%RSD < 16 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013
Kmellár, B., et al. Validation and uncertainty study of a comprehensive list of 160 pesticide residues in multi-class vegetables by liquid chromatography–tandem
mass
spectrometry, Journal of Chromatography A, 1215 (2008) 37–50. Lehotay, Steven J. (2004). Quick, Easy, Cheap, Effective, Rugged and Safe (QuEChERS) Approach
for
Determining
Pesticide
Residues. In Press Pesticide Analysis in Methods in Biotechnology, Eds. J.L. Vidal Martinez and A. Garrido Frenich, Humana Press, USA. Michael J. Taylor, Kenneth Hunter, Kirsty B. Hunter, David Lindsay, and Soazig Le Bouhellec, Multi-residue method for rapid screening and confirmation of pesticides in crude extracts of fruits and vegetables using isocratic liquid chromatography with electrospray tandem mass spectrometry, Journal of Chromatography A, 982 (2002) 225–236. QuEChERS Procedure for Multi-Residue Pesticide Analysis,
(2011),
DisQuE
Dispersive
Sample Preparation. U.S.A 720003643EN. Sukesh Narayan Sinha, K. Vasudev, & M. Vishnu Vardhana
Rao,
organophosphate
Quantification insecticides
of and
herbicides in vegetable samples using the „„Quick Easy Cheap Effective Rugged and Safe‟‟ (QuEChERS) method and a highperformance
liquid
chromatography–
electrospray ionisation–mass spectrometry (LC–MS/MS) technique. Food Chemistry 132 (2012) 1574–1584.
Validasi Analisis Residu..., Risa Arrahmi Ekaputri, FMIPA UI, 2013