MPERMAINAN MATEMATIKA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR Abu Syafik Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
Abstrak Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan antara tuntutan mempelajari matematika yang abstrak dengan kesiapan intelektual anak didik adalah mengajak siswa mempelajari matematika melalui permainan matematika. Untuk itu guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan permainan matematika disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari dan sesuai dengan tingkat intelektual anak John Peaget (dalam Fremon, 1969) menyatakan bahwa anak usia SD dan SMP masih berada dalam tahap operasi konkret, maka pendekatan disesuaikan dalam pembelajaran matematika. Diusahakan konsep yang abstrak dalam matematika dapat dimanipulasi menjadi objek yang konkret sehingga mudah dimengerti oleh si anak. Sesuai dengan kodratnya anak senang bermain, jika pelajaran dengan disajikan dalam bentuk permainan yang menyenangkan, maka dalam diri anak akan tumbuh rasa senang belajar matematika. Kata Kunci: metode pembelajaran, permainan Pendahuluan Masyarakat menyadari betapa
kan perhatian dan diberi nilai lebih
pentingnya matematika baik dalam
oleh
masyarakat.
Orang
akan
kehidupan sehari-hari maupun da-
mengacungkan
“jempol”
dan
lam pengembangan sains dan tek-
mengatakan “hebat” kepada orang
nologi. Karena itulah matematika
yang masuk Jurusan Matematika
dipandang perlu diajarkan mulai
(MIPA).
dari Jenjang Pendidikan Dasar.
merupakan suatu kebanggaan dan
Tampaknya matematika mendapat-
perlu dibanggakan!.
Matematika
nampaknya
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
21
Ironisnya, masyarakat dihan-
dikan yang lebih tinggi. Atas dasar
tui oleh rasa takut terhadap mate-
pemikiran itu dan dengan menurut
matika. Kenyataannya, sampai saat
John Peaget (dalam Fremont, 1969)
ini
yang
menyatakan bahwa anak usia SD
“menyenangi” matematika. Bisa jadi
bahkan SMP masih berada dalam
orang
sebutan
tahap operasi konkret, maka dipi-
“hebat” tadi, sehingga rasa takut itu
kirkan pendekatan mana yang harus
begitu mencekam dan akibatnya
dilakukan dalam pengajaran mate-
orang “mundur” sebelum melang-
matika bagi anak SD maupun SMP.
kah. Sampai saat ini masih banyak
Bagaimana
yang beranggapan dan mengatakan
abstrak dalam matematika itu dapat
bahwa matematika merupakan mata
dimanipulasi menjadi objek-objek
pelajaran yang dianggap sulit dan
yang
menjemukan bagi sebagian siswa.
dimengerti dan dipahami oleh anak-
Akibatnya para siswa kurang bermi-
anak.
masih takut
jarang
orang
mendapat
konsep-konsep
konkret
sehingga
yang
mudah
nat untuk mempelajari matematika
Thorndike (Bower & Hilgard,
dengan lebih baik, sehingga hasilnya
1981: 26) mengemukakan keman-
pun jauh dari memuaskan.
dirian siswa dalam belajar deng-
Barangkali salah satu penyebab
an hukum “Low of Exercise”-nya,
yang perlu diperhitungkan mengapa
bahwa belajar memerlukan adanya
siswa kurang berinat mempelajari
latihan-latihan. Hukum ini dalam
matematika adalah karena matema-
pembelajaran
tika bersifat abstrak. Kurangnya pe-
berarti, maka semakin sering suatu
mahaman dan penguasaan konsep
konsep matematika diulangi, diku-
abstrak sejak di bangku sekolah
asailah
dasar, mempengaruhi tingkat kese-
Pengulangan dalam belajar mate-
nangannya
matematika
matika, bukan sembarang pengu-
setelah mereka pada jenjang pendi-
langan yang menjadikan kebersama-
terhadap
matematika
konsep
sangat
matematika
22 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
itu.
an belajar, tetapi pengaturan waktu,
lagi kaitannya dengan objek.
distribusi frekuensi latihan akan menentukan keberhasilan belajar. Pembelajaran
matematika
Upaya untuk mengurangi kesenjangan antara tuntunan mempelajari
matematika
yang
abstrak
yang efektif diharapkan dapat men-
dengan tingkat kesiapan intelektual
capai tujuan kognitif, afektif dan
anak didik perlu diusahakan. Salah
psikomotor
sendirinya
satu upaya yang dapat dikerjakan
mencakup nilai). Untuk memenuhi
ialah mengajak siswa mempelajari
hal ini, Brunner (Gage & Berliner,
matematika melalui permainan yang
1984: 146 – 147) menawarkan
brhubungan dengan pelajaran mate-
rancangan pembelajaran matematika
matika yang sedang dipelajari, supa-
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
ya matematika menjadi pelajaran
a. Tahap enactive
yang menarik. Untuk itulah maka
(dengan
Pada tahap ini siswa dalam
diharapkan guru mampu mencip-
belajarnya
atau
takan kegiatan-kegiatan per-mainan
secara
matematika dalam pengajaran mate-
menggunakan
memanipulasi
obyek
langsung dan mengalami sen-diri.
matika, disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari dan
b. Tahap iconic Pada tahap ini menyatakan bah-
disesuaikan dengan tingkat intelek-
wa kegiatan siswa mulai me-
tual anak. Dengan demikian anak
nyangkut mental yang meru-
diharapkan dapat lebih mudah me-
pakan objek. Pada tahap ini siswa
mahami konsep yang abstrak tersebut
sudah bisa memanipulasi dengan
dan akhirnya menyenangi matema-
menggunakan
tika itu.
gambaran
dari
objek. c. Tahap symbolic
Dalam proses mengajar belajar, permainan matematika sering
Tahap ini memanipulasi simbul
dipandang remeh, kurang diperha-
secara langsung dan tidak ada
tikan dan bahkan sebagai pengisi
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
23
waktu luang saja. Tetapi jika dikaji
puklah minat untuk mempelajari
dengan seksama, permainan mate-
matematika.
matika yang baik dapat membantu anak dalam meningkatkan ketram-
Apakah Permainan Matematika?
pilan penyelesaian soal, mengalih-
Permainan matematika adalah
kan (transfer) pelajaran, mengem-
suatu jenis permainan yang berka-
bangkan intelektual dan memperoleh
itan dengan matematika. Obyek atau
pengalaman dan pengetahuan bagai-
sesuatu
mana mempelajari matematika.
permainan itu tentunya adalah objek
Menurut kodratnya anak-anak senang
bermain.
Jika
yang
digunakan
dalam
atau unsur atau konsep-konsep yang
pelajaran
terkandung dalam kajian matema-
matematika dapat disajikan dalam
tika, misalnya konsep-konsep dalam
bentuk permaianan yang menye-
aritmatika, geomeri, aljabar, trigo-
nangkan bagi anak, maka dalam
nometri dan sebagainya. Obyek
diri anak akan tumbuh pula rasa
yang digunakan dapat berupa bilang-
senang belajar matematika. Dengan
an, titik dan garis, bangun datar atau
permainan matematika anak akan
bangun ruang, besar sudut, rumus-
lebih mudah memahami konsep
rumus, dan sejenisnya.
abstrak dalam matematika yang
Dengan melakukan perma-
disajikan dalam bentuk konkret,
inan itu diharapkan agar pemain
sehingga dalam diri anak timbul rasa
(peserta didik) dapat memperoleh
senang matematika. Hal demikian
pemahaman terhdap suatu konsep
dapat memperkecil peluang tumbuh
matematika melalui jenis permainan
berkembangnya anggapan bahwa
yang dimainkan, melatih diri supaya
pelajaran
terampil
matematika
sulit
dan
menggunakan dan
operasi-
merupakan momok yang mena-
operasi
aturan-aturan
yang
kutkan. Sebagai gantinya terpu-
berlaku. Selain itu diharapkan pula agar pemain memiliki rasa senang
24 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
dan dengan suka rela memainkan
konsep/pokok bahasan/sub pokok
permainan itu. Dengan perkataan
bahasan dan perkembangan berpi-
lain, permainan matematika diha-
kir siswa. Dengan demikian diha-
rapkan dapat menumbuhkan rasa
rapkan, akan terdapat keserasian
senang di dalam diri peserta didik
antara pengajaran yang menekan-
untuk mempelajari matematika.
kan pada pemahaman konsep dan
Permainan matematika dapat
pengajaran yang menekankan kete-
dibuat berdasarkan pokok bahasan
rampilan menyelesaikan soal dan
dalam matematika, sesuai dengan
pemecahan
arus intelektual peserta didik dari
dimulai dari hal yang mudah ke hal
jenjang pendidikan dasar (SD dan
yang sulit, dan dari hal yang
SLTP). Misalnya permainan untuk
sederhana ke hal yang kompleks.
melatih anak terampil mengguna-
Hal
masalah.
tersebut
Pengajaran
menyatakan
kan operasi penjumlahan, pengu-
bahwa pengajaran matematika juga
rangan, perkalian dan pembagian
harus disesuaikan dengan tingkat
bilangan,
bi-
perkembangan anak. Dalam diri
langan, ukuran panjang, luas, isi,
anak pada umumnya terdapat kele-
dan sebagainya
bihan tenaga, oleh sebab itu wajar
perbandingan
dua
jika mereka menggunakan keleMengapa
Permainan
Matema-
tika ? Dalam rambu-rambu pelaksanaan GBPP mata pelajaran matematika yang ditulis dalam Buku Kurikulum Pendidikan Dasar Kurikulum
1994
dinyatakan
bahwa
pengajaran matmatika hendaknya disesuaikan
dengan
kekhasan
bihan tenaga itu melalui kegiatan bermain. Dengan bermain mereka sibuk dan asyik, pikiran mereka tenang dan berlatih menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar dan lingkungan kehidupan. Jadi bermain dapat dianggap sebagai suatu latihan jiwa dan raga untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
25
Permainan matematika adalah
lan dengan kemampuan fisik dan
sesuatu kegiatan yang menarik dan
intelektualnya.
menggembirakan serta mengan-
Kegiatan
bermain
membe-
dung unsur matematika. Pelak-
rikan kepuasan tersendiri pada diri
sanaan
matematika
anak karena mereka dapat menyalur-
sendiri tidak harus selalu dalam
kan atau mengembangkan kemam-
konteks
juga
puan dan fantasinya. Dengan per-
dipakai kapan saja dan siapa saja
kataan lain, dunia anak tidak dapat
yang menginginkan.
dilepaskan
permainan pengajaran,
tetapi
Bagi anak yang normal, kegi-
dari
bermain
dan
permainan.
erat
Atas dasar pemikiran di atas,
dengan perkembangan fisik mau-
maka permainan matematika dalam
pun psikisnya. Kita dapat meng-
pengajaran matematika bukanlah hal
amati
yang
atan
bermain
berhubungan
bahwa
mula-mula
bayi
harus
dihindari
bahkan
bermain dengan anggota badannya
sebaliknya perlu dilakukan oleh
sendiri, lalu satu atau dua tahun
guru-guru di sekolah khususnya
kemudian ketika mengetahui ling-
pada jenjang pendidikan dasar dan
kungannya, ia berasosiasi dengan
menengah.
benda atau orang yang ada di
penggunaan permainan matematika
sekitarnya yang diperlukan untuk
bagi anak antara lain:
dan
a. Menumbuhkan
diajak
bermain.
Kemudian
setelah dapat mengenal pengaruh
Beberapa
minat
faedah
anak
belajar matematika
dari luar, mereka mampu bermain
Pada saat bermain, anak
dengan aturan-aturan tertentu atau
akan berinteraksi dengan ob-
bermain secara terpimpin. Sema-kin
yek-obyek di sekitarnya atau
dewasa
ia
menumbuhkan
jenis
permainan yang sepadan dan seja-
dengan lingkungannya termasuk di dalamnya permainan mate-matika itu sendiri. Jika
26 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
sejak dini anak dikenalkan permainan secara
matematika, tidak
langsung
maka anak
b. Melatih
dan
mengenal
ke-
mampuan sendiri Dengan permainan akan me-
sudah diajak belajar matema-
nimbulkan
tika. Kepada anak dapat diper-
sehat
kenalkan misalnya permainan
Mereka anak memiliki sema-
yang bertujuan mengenal bi-
ngat bertanding dan berusaha
langan bulat atau pecahan dan
untuk menjadi pemenang da-
lambangnya, mengenal kenda-
lam suatu permainan. Hal ini
raan (operasi) hitung dan melatih
mendorong anak memusatkan
keterampilan
perhatian
mengenal
menghitung, bangun-bangun
geometri,
dan
di
persaingan antara
pada
yang
anak-anak.
permainan
yang dihadapi, anak dapat
sebagainya.
mengetahui sampai sejauhma-
Melalui permainan itu akan
na kemampuannya. Selain itu
tumbuh rasa senang menger-
mungkin akan mengembang-
jakan bahan pelajaran mate-
kan pemikirannya dalam upaya
matika.
dan
mendapatkan rumusan strategi
mate-
untuk memenangkan permai-
Ia
berminat
termotivasi
mempelajari
matika secara suka rela. Jika hal ini dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, maka tidaklah berlebihan jika pada
nan. c. Kesempatan menyalurkan kemampuan bawaan Kepada anak-anak diberikan
waktunya nan-ti tidak ada lagi
kesempatan
anggapan bah-wa matematika
fantasi dan menyalurkan ke-
itu terlalu sulit atau begitu
mampuan bawaannya. Anak-
menakutkan untuk dipelajari.
anak
dapat
mengembangkan
melibatkan
diri
secara aktif dalam permaina itu, Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan 27 Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
ia berusaha mengerjakan sendiri,
dila-kukan.
mencari
sendiri
melatih anak untuk selalu patuh
sehingga pada akhirnya benr-
pada aturan-aturan dan norma-
benar memahami
nor-ma yang berlaku.
sedang
pemecahan
apa
dipelajri.
yang
Dengan
f. Siswa
dapat
Hal
ini
dapat
memanfaatkan
demikian anak yang berbakat
waktu senggan
dapat mengembangkan fanta-
Dengan permainan matematika
sinya dan menyalurkan keingi-
yang menarik, anak-anak akan
nannya melalui permainan itu.
cenderung memainkannya pada
d. Memperoleh
kegembiraan,
miliki. Daripada kejar-kejaran
kesenangan dan kepuasan Telah disebutkan bahwa bermain
adalah
menjadi
kege-
maran bagi anak. Khusus untuk permainan matematika, selain anak-anak gembira dan senang dan
memperoleh
setiap kesempatan yang mereka
kepuasan,
anak dapat mempelajari konsep-konsep matematika dengan tidak dibayangi oleh rasa takut
yang hanya membuat mereka capek, anak-anak akan lebih senang memainkan permainan matematika itu berarti memberi peluang yang lebih besar kepada anak untuk mempelajari matematika di luar kelas. Bagaimana
Setelah membicarakan apa
e. Melatih disiplin dalam mentaati peraturan yang berlaku
terda-pat
setiap
Mate-
matika
yang menegangkan.
Dalam
Permainan
permainan
peraturan-peraturan
dan mengapa permainan matematika,
berikut
mengenai
ini
akan
bagaimana
matematika
yang
bagaimana
dibahas
permainan dimaksudkan
(tertulis atau lisan) yang harus
adalah
permainan
ditatai agar permainan itu dapat
matematika itu dibuat, apa sya-
28 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
rat yang harus diperhatikan da-lam
dengan
merencanakan
memper-
lektualnya, anak mudah mengenal
siapkannya, apa saja konsep mate-
dan memahami obyek-obyek mate-
matika yang dapat disajikan dalam
matika dengan pendekatan deduktif
bentuk permainan, bagaimana atu-
atau mungkin intuitif melalui benda-
ran permainan dan cara memainkan
benda nyata.
dan
perkembangan
inte-
Melalui pendekatan deduktif,
permainan itu. S.R. Golden (dalam S.E.
anak mengklasifikasikan kejadian-
Smitg and C.A. Backamn, 1975)
kejadian atau contoh-contoh nyata
memberikan 4 syarat yang harus
kemudian
diperhatikan dalam menyusun suatu
secara
permainan yaitu:
diberi beberapa gambar bangun
a. Permainan itu harus menarik dan
geometri berwarna-warni kemudian
lucu untuk dimainkan. b. Permainan itu harus mempunyai aturan. c. Permainan itu seharusnya me-
membuat
umum.
kesimpulan
Misalnya
anak
disuruh mengelompokkan bangunbangun yang mempunyai sifat sama. Anak
dapat
bangun-bangun
mengelompokkan tersebut
menurut
mungkinkan anak untuk bermain
warnanya. Banyaknya sisi, atau
bersama dan menjadi kawan.
bangun-bangun yang sewarna dan
d. Melalui permainan itu anak-anak harus dapat belajar.
banyaknya sisi sama. Jika hal ini dilakukan maka siswa tidak hanya
Anak mengenal matematika
belajar tentang bangun geometri
mungkin saja pada waktu anak itu
namun anak terlatih berfikir secara
bermain, ia membilang barang mi-
divergen.
liknya, membandingkan cacah kele-
Penggunaan permainan ma-
rengnya dengan kelereng teman-nya,
tematika dalam pengajaran sangat
dan sebagainya. Jelaslah bah-wa
perlu untuk menumbuhkembangkan
pada usia pendidikan dasar, sesuai
rasa senang terhadap matematika,
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
29
karena anak dapat mengenal langsung
c. Sesuai dengan keadaan anak
obyek-obyek matematika
melalui
Rancanglah permainan yang se-
permainan
dengan
suai
itu.
Supaya
dengan
keadaan
anak,
permainan matematika anak dapat
misalnya jangan menggunakan
mempelajari dan kemudian mema-
alat yang besar dan berat agar
hami matematika, maka beberapa syarat
yang
perlu
diperhatikan
dalam menyusun permainan matematika adalah sebagai berikut. a. Menarik Permainan yang menarik pada umumnya disenangi oleh anakanak, sehingga harus direncanakan suatu permainan yang benar-benar menarik apa pada usianya.
d. Sesuai dengan tingkat kesiapan intelektual anak Ingatlah yang
bahwa
tidak
permainan
sesuai
dengan
kemampuan pikir anak, akan dijauhi dan tidak disenangi oleh anak-anak. e. Bersifat konstruktif Hendaklah dipilih permainan yang bersifat konstruktif, mem-
b. Aman Dalam permainan matematika janganlah menggunakan barang atau alat yang dapat membahayakan anak, seperti pisau, jarum dan sebagainya. Demikian dalam permainan hindari kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dianggap membahayakan, seperti memukul, menendang dan sejenisnya.
anak mudah melakukannya.
bangun pola pikir dan menumbuhkan sikap positif pada anak. f. Mudah dilakukan Dalam merencanakan permainan hendaklah aturan permainan dibuat sesederhana mungkin sehingga anak tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. g. Mudah dibuat Usahakan agar permainan itu
30 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
mudah dibuat, dan jika mungkin
penting.
anak-anak dapat membuatnya
ditekankan pada pembelajaran
sendiri dan memainkan di luar
konsep atau keterampilan dari-
kelas.
pada kesenangan bermain itu
Selanjutnya
Donovan
A.
Johnson (dalam S.E. Smith and C.A.
Permainan
haruslah
sendiri. b. Laksanakan
permainan
pada
Backman, 1975) mengatakan bah-
waktu yang tepat.
wa dalam penggunaan permainandi
Jika permainan digunakan untuk
kelas sebaiknya dilaksanakan pada
membantu mempelajari matema-
waktu yang tepat, dengan cara yang
tika, permainan itu harus dilaku-
benar dan tujuan yang benar pula.
kan pada saat ketika ide atau
Dalam
permainan
keterampilan diajarkan. Tetapi
Johson
guru-guru sering lebih senang
menyebutkan 5 hal yang perlu
menggunakan permainan setelah
diperhatikan.
selesai membicarakan suatu topik,
a. Pilih permainan sesuai dengan
pada hari sebelum liburan, atau
penggunaan
aritmatika
khususnya,
kebutuhan kelas.
pada sore hari pada saat anak di
Ciri utama adalah bahwa perma-
luar kelas, atau anak di suruh
inan harus memberikan konstri-
memainkannya di rumah ma-
busi yang khas dalam mempe-
sing-masing, atau pada kesem-
lajari matematika, yang tidak
patan-kesempatan
dapat diperoleh dengan bahan
Biasanya permainan matematika
atau teknik yang lain. Bahan
memerlukan waktu yang tidak
yang digunakan harus berhu-
terlalu lama sehingga anak tidak
bungan
mudah bosan.
dengan
apa
yang
luang
lain.
dipelajari di kelas, dan permainan
c. Permainan harus disusun sede-
apapun yang dipilih harus memu-
mikian sehingga semua anak
at keterampilan dan konsep yang
dapat turut serta bermain.
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
31
Walaupun mungkin hanya seo-
penggunaan permainan matema-
rang yang memainkannya namun
tika adalah untuk merangsang rasa
setiap anggota kelompok harus
tertarik dan mengembangkan sikap
bertanggung
menyukai
jawab
terhadap
atau
gemar
terhadap
penyelesaiannya. Permainan ja-
matematika. Permainan matematika
ngan sampai membuat seseorang
dapat diarahkan pada salah satu
yang
tidak
dapat
tujuan pembelajaran berikut.
persoalan
yang
a. Mengembangkan konsep
sebenarnya
menyelesaikan
dihadapi merasa kesulitan. d. Permainan harus direncanakan dan disusun dengan hati-hati dan seksama, jangan sampai tujuan permainan tidak tercapai karena
b. Menyediakan latihan dan pengalaman penguatan (reinforcement experiences) c. Mengembangkan
kemampuan
perseptual
aturan yang dibuat tidak jelas.
d. Memberikan kesempatan ber-
Jelaskan aturan permainannya
pikir logis dan penyelesaian
kepada anak, agar mereka dapat
masalah
memainkannya dan memahami
Yang paling penting dan
konsep yang dipelajari melalui
harus diperhatikan dalam peng-
permainan itu.
gunaan permainan pengajaran mate-
e. Tekankan tanggung jawab mem-
matika adalah menyiapkan siswa
pelajari sesuatu dari permainan itu.
untuk memainkan permainan itu
Penekanan tanggung jawab itu
dengan benar. Petunjuk penggu-
dapat dinyatakan dalam tindak
naan permainan harus diberikan dan
lanjut kegiatan permainan, seperti
dirumuskan dengan sebaik-baiknya.
misalnya dengan diskusi, membaca, atau tes.
Teknik dan aturan permainan matematika
harus
dibuat
jelas,
Seperti telah dikatakan di atas
khususnya permainan matematika
bahwa salah satu tujuan umum
yang bersifat kompetisi atau per-
32 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
tandingan. Hal ini sangat penting
oleh anak sendiri dan dapat digu-
terutama untuk menghindari terja-
nakan secara optimal dan masal.
dinya ketidakpuasan di antara pe-
Cara membuat permainan ma-
main. Dalam dunia anak (kadang-
tematika, perlu disusun dalam suatu
kadang juga di dunia orang dewasa)
penjelasan atau urutan yang siste-
pemain
matis, bahan dan alat apa yang
yang
kalah
cenderung
digunakan, urutan pembuatan dan
emosinya meningkat. Oleh karena itu aturan perma-
sebagainya, sehingga orang lain
inan harus dirumuskan dengan jelas
yang tertarik dapat membuat ser-
agar dapat digunakan untuk me-
ta mengembangkan permainan ter-
ngendalikan permainan supaya ti-
sebut.
dak timbul hal-hal yang tidak diinginkan mengingat sesuai kodratya,
Permainan
manusia itu selalu ingin menang.
(MT. Budiyono, 1995)
Dalam petunjuk dan aturan per-
1) Nama alat permainan: CATUR
mainan harus dinyatakan dengan jelas bagaimana
cara
bermain,
kapan
pemain dikatakan menang, kapan dinyatakan kalah, dan aturan-aturan lain
yang
sesuai
dengan
ciri
permainan itu. Dalam merancang permainan harus jelas alat apa saja yang digu-
CATUR
ANGKA
ANGKA 2) Untuk siswa kelas
: 1 SD
3) Tujuan: a. Mengenal dan memahami konsep urutan bilangan b. Mengenal dan memahami konsep dua bilangan sama c. Mengenal dan memahami
nakan dalam permainan itu. Alat
konsep
tersebut harus aman bagi anak dan
“kurang dari”
“lebih
dari”
dan
dibuat dari bahan yang mudah
d. Melatih siswa berpikir kritis,
dicari, mudah dibuat dan relatif
logis, sistematis dan ulet/
ridak mahal sehingga dapat dibuat
tekun
Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
33
berwarna putih
4) Konsep/unsur matematika: a. Bilangan
asli,
bilangan
genap dan bilangan gasal
tapi
dari
nomor 1 sampai dengan 16, demikian juga untuk 16 biji
b. Kesamaan
catur yang warnanya tidak
c. Ketaksamaan
putih, biji-biji catur itu dapat dibuat dari kayu, mika, tutup
5) Alat/bahan permainan: a. Papan permainan catur (lihat
botol, atau bahan lain yang dapat dibuat biji catur angka.
gambar)
7) Banyaknya pemain: 2 orang
b. Biji permainan catur
siswa.
6) Cara membuat a. Papan permainan catur dapat dibuat dari kayu, mika, ker-
8) Teknik/Aturan permainan a. Susunlah biji catur pada
tas atau bahan lain.
papan catur berurutan dari 1
Papan berbentuk persegi,
sampai 16 dengan biji 1
ukuran papan disesuaikan
berada pada baris 2 dan
dengan kebutuhan atau biji
kolom paling kiri dan posisi
catur. Bagilah papan terse-
pemain. Biji 9 tepat berada
but dengan cara membuat
di belakang biji 8 dan biji 16
garis-garis
berada di belakang biji 1
sejajar
pinggir
papan menjadi 16 x 16 persegi
keci-kecil
(lihat
(lihat gambar). b. Biji genap boleh melangkah secara horizontal (lurus ke
gambar) b. Biji catur terdiri atas 32
kiri atau ke kanan) maupun
buah, 16 buah diantaranya
vertical (lurus ke depan atau
dicat warna putih misalnya,
ke belakang), sedangkan biji
dan 16 buah lainnya dicat
gasal
dengan warna lain. Berilah
menyerong (diagonal).
nomor urut pada 16 biji yang
c. Sebuah biji boleh “mema-
melangkah
34 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
secara
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
kan” biji lawan yang berada di depannya (vertikal untuk
1
genap dan diagonal untuk ga-
2
3
4
5
6
7
8
16 15 14 13 12 11 10 9
sal) asalkan biji yang dimakan mempunyai nomor kurang dari atau sama dengan
Penutup Dalam pengajaran matemati-
nomor biji yang memakan. d. Jika sebuah biji sampai di
ka khususnya, tidak ada pende-
baris terakhr (dari pihak pe-
katan/metode
yang
paling
tepat
main) maka biji dapat dipro-
untuk mengajarkan suatu konsep
mosikan menjadi biji lain
dalam suatu pokok bahasan. Salah satu alternatif pende-
yang telah dimakan lawan. e. Pemain dikatakan menang
katan/metode yang disarankan un-tuk
jika pemain tersebut dapat
digunakan
memakan biji lawan dengan
matematika adalah permainan ma-
angka berurutan sebanyak
tematika, sesuai dengan
enam buah.
kemampuan berpikir dan perkem-
f. Permainan
dianggap
seri
dalam
pengajaran tingkat
bangan pribadi anak, maka per-
(remis) jika kedua pemain
mainan
tidak ada yang mendapatkan
cocok terutama untuk anak usia di
enam biji secara berurutan.
sekolah di jenjang pendidikan dasar.
9
10 11 12 13 14 15 16
8
7
6
5
4
3
2
1
matematika
tampaknya
Memang tidak semua tujuan pengajaran matematika dapat dicapai melalui penggunaan permainan matematika, akan tetapi beberapa konsep akan lebih mudah dipahami oleh
anak
melalui
permainan
matematika itu. Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar
35
Penggunaan permainan ma-
Daftar Pustaka
tematika dalam pengajaran di kelas perlu direncanakan dengan seksama. Perencanaan itu meliputi penentuan konsep/materi yang akan dipelajari melalui permainan matematika, tujuan pembelajaran, pemilihan bahan
Biggs, E. Eand M.I. Hartung. 1971. In The Mathematics Laboratory Reading from The Aritmatic Teacher, Edited by W.G. Cathcart. 1977. The National Councill of Teachers of Mathematics. Wirgina. USA.
yang sederhana, mudah diperoleh, dan mudah dibuat, serta perumusan petunjuk atau aturan permainannya. Selain itu perlu diingat bahwa permainan
matematika
bukanlah
ditekankan
pada
memberi
kesenangan
kepada
memainkannya,
segi
anak
untuk
melainkan
lebih
ditumpukan pada tujuan pembelajaran konsep matematika. Jadi penggunaan permainan matematika hendaknya benar-benar dapat membantu anak didik memahami konsep matematika yang sedang dipelajari, sehingga dalam
dapat diri
anak
menumbuhkan rasa
senang
terhadap matematika.
Bowerr, MT. 1995. Permainan Matematika Dalam Proses Mengajar Belajar Matematika. FMIPA IKIP Surabaya (tidak diterbitkan) Fremont, H. 1969. How to Teach Mathematics in Secondary Schools. Philadelpia. W.B. Sounders Company. Gage, N.L. dan David Berliner. 1984. Educational Psychologu. Chicago: Randa Mc. Nally College Publishing Company. Smith, S.E. and C.A. Bacman (Editor). 1975. Games and Puzzles of Elementary and Middle School Mathematics. The National Council of Teachers of Mathematics. Virgina. USA.
Atas dasar pemikiran di atas, adalah ideal jika setiap sekolah mempunyai
laboratorium
mate-
matika. 36 Abu Syafik: Permainan Matematika Sebagai Metode Alternatif dalan
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar