MONITORING LINGKUNGAN Monitoring dalam kegiatan pengelolaan hutan sangat diperlukan guna mengetahui trend/kecenderungan perkembangan vegetasi (flora), fauna maupun kondisi alam dengan adanya kegiatan pengelolaan hutan. Dari hasil monitoring tersebut dapat dipakai sebagai instrument guna mengetahui apakah pengelolaan hutan yang dijalankan PT BUMWI perlu ada koreksi atau tidak. Berdasar hasil monitoring lingkungan yang dilakukan pada tahun 2015 dihasilkan temuan sebagai berikut:
1. Struktur dan Potensi Tegakan Hasil pemantauan terhadap struktur dan potensi tegakan menunjukkan bahwa kondisi ekosistem mangrove bekas tebangan memperlihatkan perkembangan yang cukup baik setelah masa pemulihan selama rentang waktu 12 tahun (2003), 11 tahun (2004), 10 tahun (2005), 9 tahun (2006), dan 8 tahun (2007). Indikator yang menunjukan pemulihan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Strata tegekan pada lokasi LOA ditemukan lengkap mulai dari tingkat strata semai sampai dengan pohon dengan kelimpahan yang cukup tinggi dan melebihi persyaratan yang ditetapkan oleh sistem silvikultur hutan payau. 2. Pada strata semai, dengan asumsi menghilangkan semai jenis Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata yang memiliki kelimpahan di atas rata – rata, kondisi kerapatan areal LOA melebihi lokasi virgin forest (lihat grafik 10). Rata – rata kerapatan semai pada lokasi LOA adalah 2.210 batang/ha sedangkan pada virgin forest adalah 1.400 batang/ha. Bahkan di LOA blok 2003 kerapatan jenis komersil selain Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata berada jauh di atas virgin forest. 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 10. Perbandingan Jumlah strata semai jenis komersil selain Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata (N/ha) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). 3. Pada tingkat setrata pohon rerata kerapatan pada areal LOA sebesar 111 batang/ha mendekati potensi kerapatan rerata di areal virgin forest yaitu sebesar 223 batang/ha. Namun dalam hal potensi volume, lokasi virgin forest jauh berada di bawah lokasi LOA yaitu 4.10 m3/ha untuk virgin forest dan 840.95 m3/ha untuk LOA. Perbandingan potensi volume antar blok sampel dapat dilihat pada (grafik 11) 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 .000 2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 11. Perbandingan Potensi volume jenis komersil (M3/ha) tingkat strata pohon pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). 4. Pada tingkat strata tiang rerata kerapatan di lokasi LOA berada diatas lokasi virgin forest yaitu 146 batang/ha berbanding 163 batang/ha. Potensi volume per hektar pada areal LOA jauh lebih besar dari pada areal virgin forest 8.08 m3/ha berbanding 0.31 m3/ha (lihat grafik 12). Temuin ini adalah bukti bahwa ekosistem mangrove setelah mulai proses pemulihan selama rentang waktu 13 tahun telah mampu mengembalikan strutur tegakan menjadi primary forest.
Potensi Strata Tiang 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 .000 2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 12. Perbandingan Potensi volume jenis komersil (m3/ha) tingkat strata tiang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Dominasi Jenis Vegetasi Dominasi jenis dari suatu vegetasi dapat diketahui dengan melakukan perbandingan Indeks Nilai Penting (INP) pada seluruh komunitas vegetasi yang ditemukan. Berdasarkan INP adalah nilai yang menunjukkan persentase dominasi atau spesies laiannya pada suatau bentang lahan tertentu. Berdasar INP tersusun dari beberapa variabel peyusun yaitu Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR), dan Dominasi Relatif (DR). semakin tinggi besaran INP dari suatu spesies menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki dominasi yang tinggi pada areal tempat tumbuhnya. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada strata pohon, jenis dominan baik di areal virgin forest maupaun LOA adalah Rhizophora apiculata, sedangkan jenis kodominan pada areal virgin forest dan LOA diisi oleh spesies Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora (Lihat grafik 13). Tiga jenis ini merupakan jenis yang mendominasi tegakan mangrove di seluruh areal sampel dikondisikan virgin forest maupun LOA tiga spesies tersebut tetap berada pada posisi tiga teratas.
250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 .000 2003
2004
Bruguiera gymnorrhiza
2005
2006
hizophora apiculata
2007
2016
Bruguiera parviflora
Grafik 13. Perbandingan INP (%) tiga spesies dominan tingkat strata pohon pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata tiang, jenis dominan INP tertinggi di seluruh blok sampel adalah jenis Rhizophora apiculata dengan rata – rata INP sebesar 155.41 %. Sedangkan jenis kodominan adalah jenis Bruguiera parviflora dengan rata – rata INP sebesar 95.12 % (lihat grafik 14) 200.000 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 .000 2003
2004
Bruguiera gymnorrhiza
2005
2006
Rhizophora apiculata
2007
2016
Bruguiera parviflora
Grafik 14. Perbandingan INP (%) tiga spesies dominan tingkat strata tiang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata pancang peringkat 1 sampai 4 nilai INP diisi oleh empat spesies yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra, dan Rhizophora apiculata. untuk perangkat 1 dan 2 nilai INP didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata dan Bruguiera
parviflora, sedangkan posisi 3 dan 4 nilai INP didominasi oleh Bruguiera gymnorrhiza dan Ceriops decandra (lihat grafik 15).
140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 .000 2003
Rihizophora apiculata 2004 2005 Bruguiera parviflora
Ceriops decandra 2006 2007 Bruguiera gymnorrhiza
2016
Grafik 15. Perbandingan INP (%) tingkat strata pancang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata semai, jenis Bruguiera parviflora dan Rhizophora apiculata jenis ini selalu bergantian menjadi dominan pada tiap blok areal sampel. (lihat grafik 16) 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 .000 2003
2004
2005
2006
Bruguiera gymnorrhiza
Bruguiera perviflora
Rhizophora apiculata
Rhizophora mucronata
2007
2016
Ceriops decandra
Grafik 16. Perbandingan INP (%) tingkat strata semai pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Kemantapan Tegakan Kemantapan tegakan adalah suatu kawasan yang dapat diketahui dengan melihat besaran indeks keanekaragaman jenis shanon wiener (H’) dari komunitas vegetasi yang terdapat pada kawasan tersebut. Semakin tinggi besaran indeks shanon wiener menunjukkan bahwa komunitas vegetasi yang terdapat pada kawasan tersebut memiliki ragam jenis yang tinggi atau dengan kata lain kawasan tersebut tergolang sebagai kawasan dengan kemantapan tegakan yang solid kareana terisi oleh jenis spesies yang bervariatif. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada tingkat strata pohon, blok sampel dengan nilai indeks H’ tertinggi adalah LOA blok 2003 yaitu sebesar 1.36 sedangkan blok sampel dengan indeks H’ terendah adalah LOA blok 2005 yaitu sebesar 0.96 (lihat grafik 17)
Pohon 1.600 1.400 1.200 1.000 .800 .600 .400 .200 .000 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
1.362
1.148
.957
.975
1.279
1.124
Grafik 17. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pohon pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007) Pada tingkat strata tiang, blok sampel dengan nilai indeks H’ tertinggi adalah LOA blok 2004 dengan nilai H’ sebesar 1.24. sedangkan blok sampel dengan indeks H’ terendah adalah LOA blok 2005 dengan nilai H’ sebesar 0.87 (lihat grafik 18)
Tiang 1.400 1.200 1.000 .800 .600 .400 .200 .000 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
.998
1.245
.868
.954
1.229
1.116
Grafik 18. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata tiang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata pancang blok sampel dengan nilai H’ tertinggi adalah pada blok sampel virgin forest blok URKT 2016 yaitu sebesar 1.30. sedangkan blok sampel dengan nilai H’ terendah ada pada blok sampel LOA 2004 yaitu sebear 0.96 (lihat grafik 19.)
Pancang 1.400 1.200 1.000 .800 .600 .400 .200 .000 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
1.125
.963
1.160
1.029
1.046
1.300
Grafik 19. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pancang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
Pada tingkat strata semai blok sampel dengan nilai indeks H’ tertinggi adalah LOA blok 2003 dengan nilai H’ sebesar 1.44. sedangkan nilai indeks H’ terendah adalah virgin forest blok URKT 2016 dengan nilai H’ sebesar 0.98 (lihat grafik 20)
Semai 1.600 1.400 1.200 1.000 .800 .600 .400 .200 .000 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
1.443
1.321
1.159
1.305
1.380
.977
Grafik 20. Perbandingan Indeks Shanon Wiener (H’) strata pancang pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
Jenis Flora Dilindungi Berdasarkan identifikasi NKT PT BUMWI,tidak terdapat jenis flora yang dilindungi oleh pemerintah. Namun demikian, terdapat satu jenis flora mangrove di areal PT. BUMWI yang masuk katagori Hampir Terancam (Near thretened) di dalam Red List IUCN v 3.1 2012 yaitu Ceriops decandra. Pada laporan IFF tahun 2014 tejah menjelaskan tentang jenis ini pada laporannya (lihat laporan IFF tahun 2014). Hasil pemantauan menunjukkan bahwa spesies Ceriops decandra di temukan merata pada seluruh sampel tingkat strata pancang dan semai namun pada strata pohon dan tiang spesies Ceriops decandra ini hanya di temukan di blok sampel LOA blok 2004, 2005 dan virgin forest blok URKT 2016 untuk strata pohon dan strata tiang spesies ini hanya ditemukan pada blok sampel LOA blok 2004, 2005, 2007 dan virgin forest blok URKT 2016. Pada tingkat strata pohon jenis Ceriops decandra ditemukan dengan kerapatan tertinggi di virgin forest blok URKT 2016 sebanyak 6 batang/ha, sedangkan kerapatan terendah terdapat pada LOA blok 2005 yaitu sebanyak 1 batang/ha pada strata pohon jenis ini hanya ditemukan pada tiga blok sampel yaitu LOA blok 2004, 2005 dan URKT 2016. Jika ditinjau dari sisi potensi volume, lokasi blok URKT 2016 memiliki potensi volume kayu sebesar 0.09 m3/ha, blok LOA
2004 memiliki potensi volume yang besar yaitu 2.27 m3/ha, sedangkan blok LOA 2005 memiliki potensi sebesar 0.24 m3/ha. (lihat grafik 21)
pohon
6
2
4
1.5
2 0 Series1
pohon
2.5
m3/ha
N/ha
8
1 0.5
2003 2004 2005 2006 2007 2016 0
4
1
0
0
0
6
Series1
2003 2004 2005 2006 2007 2016 0
2.269 .244
0
0
.090
Grafik 21. Perbandingan kerapatan dan potensi Ceriops decandra (N/ha) dan (m3/ha) tingkat strata pohon pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata tiang jenis Ceriops decandra dengan kerapan tertinggi di LOA blok 2004 sebanyak 12 batang/ha dengan potensi kayu sebesar 0.4 m3/ha, sedangkan kerapatan terendah terdapat di areal LOA blok 2005 di tinjau dari sisi potensi kayu blok LOA 2005 sebesar 0.25 m3/ha sedangkan potensi kayu pada blok URKT 2016 hanya 0.4 m3/ha jadi di tinjau dari sisi potensi volumme blok sampel terendah adalah virgin forest blok URKT 2016 (lihat grafik 22 dan 23)
Tiang
N/ha
15 10 5 0 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
0
12
3
0
6
9
Grafik 22. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata tiang pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007).
Tiang m3/ha
0.6 0.4 0.2 0
2003
2004
2005
2006
2007
2016
0
.485
.251
0
.234
.035
Series1
Grafik 23. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (m3/ha) tingkat strata tiang pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata pancang jenis ceriops decandra ditemukan dengan kerapatan tertinggi di blok LOA 2007 sebanyak 528 batang/ha sedangkan kerapatan terendah terdapat di lokasi LOA blok 2005 yaitu sebanyak 144 batang/ha (lihat grafik 24)
Pancang 600
N/ha
500 400 300 200 100 0 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
472
392
144
256
528
464
Grafik 24. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata pancang pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007). Pada tingkat strata semai blok sampel dengan kerapatan jenis tertinggi adalah LOA blok 2003 yaitu sebanyak 1.100 batang/ha sedangkan kerapatan terendah adalah pada virgin forest blok URKT 2016 yaitu sebanyak 300 batang/ha (lihat grafik 25)
Semai
1200 1000 N/ha
800 600 400 200 0 Series1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
1100
450
1000
400
300
300
Grafik 25. Perbandingan kerapatan Ceriops decandra (N/ha) tingkat strata semai pada virgin forest blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2005, 2006, 2007). Hasil pemantauan menunjukkan bahwa jenis Ceriops decandra yang berstatus Hampir Terancam (Near Threatened) pada IUCN Red List, teryata memiliki persebaran yang cukup merata karena di temukan di seluruh areal sampel. Hal ini selaras dengan diskripsi yang ditemukan oleh Rusila Norr, dkk. (1999) yang meyatakan bahwa Ceriops decandra berstatus langka secara global namun relatif umum dijumpai dengan lingkup lokal di Indonesia (umum setempat) Komposisi Jenis Fauna Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pada seluruh areal sampel terdapat total 15 jenis burung dari 10 famili, dan 2 jenis reptilia dari 2 famili. Total individu fauna yang ditemukan adalah sebanyak 209 ekor meliputi 204 ekor jenis burung dan 5 ekor jenis reptilia. Kerapatan fauna tertinggi terdapat pada virgin forest blok 2016 yaitu sebesar 552 ekor/ha, diikuti oleh LOA blok 2005 (381 ekor/ha), LOA blok 2006 (365 ekor/ha), LOA blok 2003 (280 ekor/ha), LOA blok 2004 (241 ekor/ha), dan LOA blok 2007 (171 ekor/ha) dengan kerapatan terendah yaitu sebesar 171 ekor/ha (lihat grafik 26).
Fauna (N/ha) 600
552
400
280
381 241
365
200
171
0 2003 2004 2005 2006
2007
2016
Grafik 26. Perbandingan kerapatan jenis fauna (N/ha) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Berdasar klasifikasi jenis fauna, jenis aves adalah fauna dengan kelimpahan tertinggi dibanding jenis reptilia. Disini hanya akan ditampilkan grafik jenis aves, karena jenis reptilia tidak ditemukan secara merata dan jenis mamalia tidak ditemukan pada semua kawasan sampel. Dari hasil pemantauan dapat dilihat bahwa kerapatan jenis aves tertinggi diduduki oleh virgin forest blok URKT 2015. Hal ini menunjukan bahwa lamanya pemulihan kawasan setelah penebangan tidak berbanding lurus dengan peningkatan kerapatan jenis fauna yanga ada. (lihat grafik 27)
Fauna Aves (N/ha) 600 400 200
280
381 241
513 365 171
0 2003 2004 2005 2006 2007 2016
Grafik 27. Perbandingan kerapatan jenis (N/ha) fauna aves pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007) Blok sampel dengan keanekaragaman jenis tertinggi adalah virgin forest blok URKT 2016 dengan nilai indeks Shannon Wiener (H’) sebesar 2,24 diikuti oleh LOA blok 2002 (2,10), LOA blok 2005 (2,03), LOA blok 2007 (1,82), LOA blok 2003 (1,66), sedangkan blok dengan ragam jenis terendah adalah LOA blok 2006 dengan indeks Shannon Wiener sebesar 1,63.
Semua blok sampel memiliki nilai H’ ≥ 1 yang menandakan bahwa semua kawasan sampel memiliki tingkat keragaman jenis yang tinggi (lihat grafik 28).
H' 4.000 2.000
1.6602.1002.030 1.630 1.820 2.240
.000 20032004
2005 2006 2007 2016
Grafik 28. Perbandingan keanekaragaman jenis Shannon Wiener (H’) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). Jenis fauna yang mendominasi seluruh areal sampel adalah jenis-jenis fauna aves dengan INP tertinggi diisi oleh tiga jenis fauna aves yaitu cekakak rimba, nuri pipi merah, dan sikatan kilap. Cekakak rimba (Halcyon macleayii) menjadi jenis dominan pada LOA blok 2004, nuri pipi merah (Geoffroyus geoffroyi) menjadi jenis dominan pada virgin forest blok URKT 2016. Sedangkan sikatan kilap (Myiagra alecto) menjadi jenis dominan pada blok sampel LOA blok 2003, 2005, 2006, dan 2007. Cekakak rimba termasuk jenis fauna dilindungi PP 7 tahun 1999 dan masuk ke dalam Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least Concern), sedangkan jenis nuri pipi merah termasuk jenis fauna yang masuk Apendix CITES dan masuk ke dalam Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least Concern), sedangkan jenis sikatan kilap jenis fauna yang Red List IUCN dengan status Kurang Diperhatikan (Least Concern), (lihat grafik 29)
INP cekakak rimba
nuri pipi merah
sikatan kilap
56.480
52.083
41.558 34.345
2003
2004
34.214
2005
2006
2007
34.658
2016
Grafik 29. Perbandingan Nilai Indek Penting (INP) pada virgin forest Blok URKT 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa berdasar kategori guild pakan, jenis fauna aves yang ditemukan didominasi oleh jenis burung yang memiliki guild pakan Carnivoraus, Frugivoros, Granivorous, Insectivorous, Nectarivorous, dan Omnivorous (lihat grafik 30)
Axis Title
180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
2003
2004
2005
2006
2007
2016
62
70
39
140
23
163
Frugivorous
39
62
54
62
47
Granivorous
8
23
16
54
124
101
Carnivorous
Insectivorous
109
Nectarivorous
16
8
78
16
Omnivorous
93
62
54
39
39 62
86 132
23
86
Grafik 30. Perbandingan kerapatan jenis fauna aves (N/ha) berdasar kriteria guild pakan pada virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
Jenis Fauna Dilindungi Jenis fauna dilindungi oleh PP No. 7 tahun 1999 yang ditemukan di lapangan adalah 8 jenis burung dari 5 famili. Lokasi sampel dengan jumlah jenis terbesar untuk fauna dilindungi adalah LOA blok 2004 dan 2005 yaitu ditemukan sebanyak 5 jenis, sedangkan blok sampel dengan jumlah jenis terkecil untuk fauna dilindungi adalah LOA blok 2003, 2006, dan 2007 yaitu ditemukan sebanyak 3 jenis (lihat grafik 31). Jika ditinjau dari sisi kelimpahan individu jenis fauna dilindungi, LOA blok 2006 dan virgin forest blok URKT 2016 adalah lokasi sampel dengan kelimpahan individu tertinggi yaitu mencapai 25 ekor. Sedangkan kelimpahan terendah terdapat pada LOA blok 2007 yaitu sebanyak 9 ekor (lihat grafik 32)
5 4 3 2 1 0 2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 31. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007). 25 20 15 10 5 0 2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 32. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
Berdasar Laporan Identifikasi NKT PT. BUMWI, terdapat 5 jenis spesies yang masuk ke dalam daftar Appendix CITES yaitu 4 jenis burung yang terdiri dari famili Psittacidae (Nuri pipi merah dan kakatua koki), famili Accipitridae (Elang bondol), dan Famili Bucerotidae (julang papua) serta 1 jenis reptilia biawak (famili Varanidae). Keempat dari lima jenis tersebut ditemukan seluruhnya pada virgin forest blok 2016, sedangkan pada blok lainnya ditemukan dengan jumlah yang bervariasi (lihat grafik 33). Jika ditinjau dari kelimpahan individu, blok sampel dengan jumlah individu tertinggi terdapat pada virgin forest blok 2016 yaitu sebanyak 29
ekor, sedangkan jumlah individu terendah terdapat pada LOA blok 2004 yaitu sebesar 2 ekor (lihat grafik 34). 4 3 2
2
2 1
2003
2004
2005
2006
2007
2016
Grafik 33. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
29
14
3
2003
4
2 2004
2005
2006
4
2007
2016
Grafik 34. Perbandingan Jumlah jenis (N) fauna dilindungi pada virgin forest Blok 2016 dan LOA (Blok 2003, 2004, 2005, 2006, 2007).
2. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) 1. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa areal KPPN berada dalam kondisi baik. Penutupan kawasan dan kondisi vegetasi pada areal KPPN terjaga dengan baik berada dalam kondisi utuh serta tidak mendapatkan gangguan dari pihak luar. Ragam jenis flora yang ada merupakan representasi hutan mangrove di areal PT. BUMWI dan keanekaragaman jenis fauna yang ditemukan tergolong tinggi dengan besaran indeks Shannon Wiener (H’) sebesar 2.09. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan terhadap areal KPPN terindikasikan BAIK. 2. Hasil pemantauan untuk jenis flora menunjukkan bahwa pada areal KPPN terdapat 9 jenis flora mangrove mayor dari 4 famili. a. Tidak terdapat jenis flora yang dilindungi oleh PP No. 7 tahun 1999 dan tidak terdapat jenis yang masuk dalam Appendix CITES.
b. Terdapat 1 jenis flora yang telah masuk kriteria Near Thereatened (Hampir Terancam) pada IUCN Red List ver 3.1 2012 yaitu eriops decandra. 3. Hasil pemantauan untuk jenis fauna menunjukkan bahwa pada areal KPPN terdapat 11 jenis burung dari 6 famili. Jumlah individu fauna yang ditemukan adalah sebayak 41 individu satwa burung. a. Terdapat 7 jenis fauna yang dilindungi oleh Pemerintah RI berdasar PP No 7 tahun 1999. Seluruhnya merupakan jenis fauna burung yang berasal dari 3 famili dengan jumlah total 30 ekor. b. Terdapat 2 jenis fauna yang masuk kedalam Appendix CITES. Jumlah total individu fauna yang masuk dalam Appendix CITES adalah sebayak 5 ekor. c. Tidak terdapat jenis fauna yang tergolong kategori terancam pada IUCN Red List v 3.1 tahun 2012. 11 dari 11 jenis spesies yang ditemukan hanya bersetatus kurang diperhatikan (Least Concern).
3. Kantong Satwa 1. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa tutupan lahan serta keutuhan kawasan Kantong Satwa berada dalam kondisi baik dan tidak megalami gagguan dari pihak luar. Keanekaragaman jenis fauan yang ditemukan pada kawasan Kantong Satwa tinggi (indeks H’ sebesar 3.05). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan terhadap kawasan Kantong Satwa terindikasikan BAIK. 2. Hasil pemantauan untuk jenis fauan menunjukkan bahwa pada kawasan Kantong Satwa terdapat 26 burung dari 21 famili dan 2 jenis reptilia dari 2 famili dan 1 jenis mamalia. Jumlah individu satwa yang ditemukan adalah sebanyak 169 individu meliputi 162 ekor burung 2 ekor reptilia 5 ekor mamalia. a. Terdapat 8 jenis fauna yang dilindungi oleh pemerintah RI berdasar PP No. 7 tahun 1999 yang terdiri dari 8 jenis burung dari 4 famili. Jumlah total individu fauna yang dilindungi adalah sebanyak 43 ekor. b. Terdapat 5 jenis fauan yang masuk ke dalam Appendix CITES yaitu 4 jenis burung dari 3 famili dan 1 jenis reptilia. Jumlah total individu fauan yang masuk ke dalam Appendix CITES adalah sebanyak 32 ekor burung dan 1 jenis reptilia. c. Tidak terdapat jenis fauna yang tergolong kategori terancam pada IUCN red list 2012. Semua spesies yang ditemukan hanya bersetatus Kurang Diperhatiakan (Least concern).
3. Hasil pemantauan untuk jenis flora menunjukkan bahwa pada kawasan Kantong Satwa
terdapat 8 jenis flora mangrove dari 4 famili. Tidak terdapat jenis yang dilindungi baik oleh PP No. 7 tahun 1999, Appendix CITES, maupun red list IUCN. 4. Fauna maskot Kus-kus pohon (Phalanger orientalis) pada pemantaun tahun ini tidak terlihat oleh tim kelola lingkungan.
4. Pemantauan Tanah dan Air 1. Kecenderungan kadar pH pada ketiga blok areal bekas tebangan cenderung mendekati kadar pH netral (pH 7). Rerata nilai pH dari seluruh titik sampel pada areal bekas tebangan adalah sebesar 6.64 sedangkan rerata nilai pH dari seluruh titik sampel pada virgin forest adalah sebesar 6.56.
2. Pada sub komponen tanah, tidak terdapat pola kecenderungan penurunan permukaan tanah yang konsisten pada areal bekas tebangan. Pada beberapa titik sampel di areal bekas tebangan justru ketebalan tanahnya lebih besar dibanding virgin forest di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penebangan dan penyaradan kayu yang dilakukan pada hutan mangrove tidak memberikan dampak besar pada sub komponen tanah mengingat kegiatan eksploitasi yang dilakukan hanya menggunakan tenaga manusia tanpa mobilisasi alat berat.
3. Hasil perhitungan pemunduran garis pantai di Blok RKT 2010 pada pemantauan tahun 2015 adalah 1.42 cm pertahun, sedangkan pada data pemunduran garis pantai di Blok RKT 2009 perhitungan pemunduran garis pantai pada pemantauan tahun 2015 adalah 12.87 m pertahun