MILIK KEMENTERIAN AGAMA RI
Modul Pelatihan
TIDAK DIPERJUAL BELIKAN
BIMBINGAN TEKNIS METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI BERBASIS ISLAM RAHMATAN LIL `ALAMIN
4
Bahan Presentasi Pelatihan
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
2 Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Berbasis Islam Rahmatan Lil `Alamin
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
Tahun 2015
BIMBINGAN TEKNIS METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI BERBASIS ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN Modul Bimbingan Teknis Ini Merupakan Pengayaan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
BUKU II MODUL PELATIHAN
DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015
Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E, Lantai 19 Jl. Jend. Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Tel. +62 21 5785 1100, Fax: +62 21 5785 1101 Website: www.acdp-indonesia.org Email Sekretariat:
[email protected]
Pemerintah Republik Indonesia (dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS), Pemerintah Australia melalui Australian Aid, Uni Eropa (UE), dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah membentuk Kemitraan Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (ACDP). ACDP adalah fasilitas untuk mendorong dialog kebijakan dan memfasilitasi reformasi kelembagaan dan organisasi di bidang pendidikan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dan membantu mengurangi kesenjangan dalam kinerja pendidikan. Fasilitas ini merupakan bagian integral dari Program Pendukung Sektor Pendidikan (Education Sector Support Program/ESSP). Dukungan UE terhadap ESSP meliputi anggaran sektor dan program peningkatan kapasitas untuk Standar Pelayanan Minimum. Dukungan Pemerintah Australia adalah melalui Kemitraan Pendidikan antara Australia dengan Indonesia. Laporan ini disiapkan dengan dukungan hibah dari Pemerintah Australia dan Uni Eropa melalui ACDP.
Kementerian PPN/ Bappenas KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN AGAMA
EUROPEAN UNION
Disusun oleh: Tim Penyusun Kementerian Agama RI atas dukungan fasilitasi ACDP Pendapat yang disampaikan dalam publikasi ini merupakan tanggung jawab penuh dari para pengarangnya dan tidak serta merta mewakili pandangan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Australia dan Uni Eropa.
ii
MODUL PELATIHAN
TIM PENYUSUN
TIM PENGARAH Nama
Jabatan
Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA
Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Prof. Dr. Ishom Yusqi, M.Ag
Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Prof. Dr. Phil. H.M.Nur Kholis Setiawan, MA
Direktur Pendidikan Madrasah
Dr. M. Muhsen, M.M
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pesatren
Prof. Dr. H. Amsal Bahtiar
Direktur Pendidikan Tinggi Islam
Dr. H.M. Amin Haedari, M.Pd.
Direktur Pendidikan Agama Islam
Drs. H. Unang Rahmat, M.Pd
Kasubdit PAI pada SMA
Drs. H. Sulaiman, M.Pd.
Kasubdit PAI pada SMK
Dr. H. Nifasri, M.Pd.
Kasubdit PAI pada SMP
Dr. Halfian Lubis, S.H., M.Ag.
Kasubdit PAI pada SD
Email/HP
08129284595
[email protected] 081219361962 08551022233
[email protected] 08121081962
[email protected] 08121845584
Dr. Maskuri, M.Ed.
Kasubdit PAI pada PAUD dan TK
081219490000
Herry Zakaria Anshari, S.E., S.Ag.
Kasi Pembinaan Keagamaan Siswa pada SMA
[email protected] 081219355282
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
iii
TIM PENULIS Nama
Jabatan
Email/HP
Mustahdi, M.Ag.
SMAN 1 Tangerang Selatan, Banten
[email protected] 081288634665
Drs. H. Atik Tapipin, M.M.Pd.
SMAN 11 Bandung, Jawa Barat
[email protected] 082130300132
Toto Warsito, S.Ag., M.Ag.
SMAN 1 Rajagaluh Majalengka, Jawa Barat
[email protected] 08122207810
Drs. Rohmat Chozin, M.Ag.
SMA Tarnus Magelang, Jawa Tengah
[email protected] 085878210880
Hery Nugroho, S.Pd.I., M.S.I., M.Si.
SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah
[email protected] 081325360001
Nurul Yaqin, M.S.I.
SMAN 1 Yogyakarta
[email protected] 081915550393
H. Ijen Zainal Abidin, M.Ag.
Pengawas Kab. Bogor, Jawa Barat
[email protected] 081310674261
Arifmul Akmal, M.Ag.
Pengawas Kota Denpasar
[email protected] 0817359879
Dr. Hj. Nur Dewi Afifah, M.Pd.
SMAN 97 Jakarta
[email protected] 081289213883
Nanik Nurhayati, S.Ag., M.Pd.
SMAN 5 Madiun, Jawa Timur
[email protected] 081359297458
Drs. Abd. Aziz Rofiq, M.Pd.
SMK Al Amanah Tangsel, Banten
[email protected] 08128990103
Ramdan Juniarsyah, M.Ag.
SMKN 10 Bandung, Jawa Barat
[email protected] 081394900949
Maman Suryaman, M.Ag.
SMKN 4 Kota Tangerang, Banten
[email protected] 08111873773
Drs. Untoro, M.Pd.
SMKN 1 Salatiga, Jawa Tengah
[email protected] 08156580996
Siti Nailah Butsiani, M.Ag.
SMKN 2 Cilaku Cianjur, Jawa Barat
[email protected] 081912139262
iv
MODUL PELATIHAN
Nama
Jabatan
Email/HP
Vine Ilyani, M.Pd.I.
SMKN 3 Baleendah Bandung, Jawa Barat
[email protected] 081214678943
Dra. Hj. Tuti Susilawati
TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun,
[email protected] Jakarta 0815889580
Mahnan Marbawi, M.A.
SMPN 280 Jakarta
[email protected] 085215531412
Nur Huda Kurniawan, S.Ag., M.S.I.
SMPN 2 Ngawi, Jawa Timur
[email protected] 081231765874
Bagus Mustakim, S.Ag., M.S.I.
SMPN 2 Karangjati Ngawi, Jawa Timur
[email protected] 085735108806
Ali Afandi, S.Ag., M.Ag.
SMPN 9 Yogyakarta
[email protected] 08122747645
Abdul Mufid, M.Ag.
Pengawas PAI dan BP Kabupaten Bogor, Jawa Barat
[email protected] 08567207210
Ilam Maolani, S.Ag., M.Pd.
SMPN 19 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
[email protected] 082119390836
Hasanuddin, S.Pd.I., M.Pd.I.
SMPN 6 Makassar, Sulawesi Selatan
[email protected] 085242051566
Hj. Tatik Pujiani, S.Ag., M.S.I.
SMPN 1 Purworejo, Jawa Tengah
[email protected] 085868499284
Achmad Hasim, M.Ag.
SDN Cicalengka Bandung, Jawa Barat
[email protected] 08157178839
Mudzakkir, S.Ag., M.Pd.
SDN Menanggal 601 Surabaya, Jawa Timur
[email protected] 081230601976
Akhmad Faozan, S.Th.I., M.S.I.
SDN Kadipiro Sutopadan Bantul, Yogyakarta
[email protected] 083840414916
Achmad Kusaeri, M.Ag.
SDIT Ar-Rahman Kota Cimahi, Jawa Barat
[email protected] 085759118303
Dyah Salsabiel, M.Ag., M.M.Pd.
SDN Pasir Sereh Bandung Barat, Jawa Barat
[email protected] 081322693078
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
v
TIM FASILITATOR Nama
Jabatan
Email/HP
Muljani A. Nurhadi, M.Ed, M.S., Ed.D
ACDP Advisor
[email protected] 0811949948
Revita Wahyudi
OPML
08118822651
Dr. Didin Syafruddin
OPML, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
[email protected] 081218972636
Luluk Farida Muchtar
SSQ
Dr. Titik Harsiati, M.Pd.
UM, Malang
[email protected] 081252670462
Dr. Moh. Thamrin, M.Pd.
Politeknik Negeri Malang
[email protected] 081336039091
Drs. H. Nur Alam
Kepala SMP PB Sudirman Jakarta
[email protected] 08129621959
Dra. Ruliah Lestari
Kepala SMPN 1 Jakarta
[email protected] 08159700521
TIM REVIEWER AHLI Nama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Jabatan
Email/HP
Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta
Dr. Muchlis Muhammad Hanafi, Lc., Kepala Bidang Kajian Al Qur’an MA Kementerian Agama Dr. H.M. Hamdar Arraiya, M.Ag.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama
Muljani A. Nurhadi, M.Ed., MS, Ed.D.
ACDP Advisor
[email protected] 0811949948
Prof. D.H.A. Tib Raya, MA
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta
[email protected] 0811115204
vi
MODUL PELATIHAN
Nama Dr. Khamami Zada
Jabatan Ketua Program Magister Hukum Keluarga Fakultas Syriah dan Hukum UIN Jakarta
Email/HP
[email protected] 08128468546
TIM PENATA LETAK, VISUAL, DAN DESAIN SAMPUL Nama
Jabatan
Email/HP
Irfan Amalee
Koordinator (OPML)
[email protected] 081381723786
Muhamad Isnaini
Ilustrator (OPML)
[email protected]
Agus Rohman
Penata Letak (OPML)
[email protected] 081321607722
Deni A. Muharam
Penata Letak (OPML)
[email protected] 087823392889
Deni Sopian
Penata Letak (OPML)
[email protected]
Dinan Hasbudin AR
Penata Letak (OPML)
[email protected] 08158961560
Tedi Permana
Penata Letak (OPML)
[email protected] 09987997602
Daniella Situmorang
ACDP Secretariat
Tim Komunikasi ACDP
ACDP Secretariat
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
vii
DAFTAR SINGKATAN
ACDP
Program Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan
Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership
ADB
Bank Pembangunan Asia
Asian Development Bank Allah Subhanahu wa Ta’ala
Allah SWT Balitbang
Badan Penelitian dan Pengembangan
Research and Development Agency
BAPPENAS
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
National Development Planning Agency
CTL
Pembelajaran kontekstual
Contextual Teaching and Learning
ESSP
Education Sector Support Program
ISRA
Islam Rahmatan Lil ‘Amin
Kab.
Kabupaten
KBM
kegiatan belajar mengajar
Teaching and learning process
KD
Kompetensi Dasar
Basic Competence
KI
Kompetensi Inti
Core Competence
LK
Lembar Kerja
Worksheet
LKS
Lembar Kerja Siswa
Student Worksheet
MA
Madrasah Aliyah
MTs
Madrasah Tsanawiyah
Muhammad SAW
Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam
Nabi Isa a.s.
Nabi Isa alaihi salam
OPML
Oxford Policy Management Limited
PAI dan BP
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini
PBL
Pembelajaran berbasis proyek
PTIQ
Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an
viii
MODUL PELATIHAN
Project Based Learning
Q. S.
Quran Surat
RPJMN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lesson plan
RTL
Rencana Tindak Lanjut
Follow up plan
SD
Sekolah Dasar
Primary school
SDIT
Sekolah Dasar Islam Terpadu
Integrated Islamic Primary school
SDN
Sekolah Dasar Negeri
Public Primary School
SK
Standar Kompetensi
Competence Standard
SMA
Sekolah Menengah Atas
Senior Secondary School
SMAN
Sekolah Menengah Atas Negeri
Public Senior Secondary School
SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
Senior Secondary Vocational School
SMKN
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Public Senior Secondary Vocational School
SMP
Sekolah Menengah Pertama
Junior Secondary School
SMPN
Sekolah Menengah Pertama Negeri Public Junior Secondary School
TGT
Permainan pertandingan antar kelompok
Teams-Games-Tournament
TPS
Berpikir, berpasangan dan berbagi
Think, Pair, and Share
TK
Taman Kanak-kanak
Kindergarten
UE
Uni Eropa
European Union (EU)
National Long term Development Plan
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Hasil studi persiapan RPJMN 2015-2019 menunjukkan tantangan utama yang dihadapi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah adalah bagaimana agar penyelenggaraannya di satu sisi memperkuat pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan di sisi lain dapat membina akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Dalam kerangka itu, hasil studi ACDP 009 tentang Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah, antara lain merekomendasikan bahwa hal tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi utama, yaitu memperkaya muatan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan nilai-nilai akhlak mulia dan budi luhur dan di sisi lain meningkatkan kompetensi guru-guru agama Islam dengan metode pembelajaran yang lebih menarik dan meningkatkan kemampuan berpikir. Bimbingan Teknis ini merupakan pengayaan Bimbingan Teknis Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Dokumen pelatihan ini diterbitkan untuk menjawab kebutuhan tersebut dan ditujukan untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelatihan bagi guru Agama Islam di sekolah dan peningkatan kompetensi guru agama Islam agar dapat menyadari pentingnya nilai-nilai akhak mulia dan budi luhur yang terkandung dalam ajaran Islam, yaitu Islam rahmatan lil ‘alamin, dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, dan merangsang untuk berpikir tingkat tinggi. Ini merupakan langkah strategis karena: (i) merupakan implementasi tindak lanjut dari arah kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dalam program pembangunan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah, (ii) mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan proses yang ilmiah (scientific approach), dan (iii) berkontribusi dalam mewujudkan visi Rencana Strategis Pendidikan Islam 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Pendidikan Islam yang unggul, moderat, dan menjadi rujukan dunia dalam integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi.” Paket dokumen pelatihan ini terdiri atas empat dokumen yang berupa desain pelatihan, modul pelatihan, modul metodologi pembelajaran, dan bahan presentasi. Untuk menjamin standarisasi mutu hasil pelatihan yang diharapkan, upaya sistematik jaminan mutu dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, penyusunan dokumen pelatihan ini dilakukan melalui tahapan yang sistematis, diawali dengan program pelatihan metodologi pembelajaran bagi pelatih nasional di luar negeri, yaitu di Oxford Center for Islamic Studies yang dilanjutkan dengan penyusunan dokumen pelatihan dengan fasilitator ahli dari perguruan tinggi dan guru senior di bidang metode pembelajaran yang sesuai, dan direview oleh penyunting ahli di bidang agama Islam. Kedua, sebelum difinalkan desain, isi dan muatan materi, serta tingkap aplikasinya,
x
MODUL PELATIHAN
diujicobakan terlebih dahulu di 36 sekolah di empat lokasi, yaitu: Medan, Bogor, Solo, dan Manado. Ketiga, dokumen pelatihan pokok yang terdiri atas desain dan modul pelatihan, dilengkapi dengan bahan pengayaan tentang Islam rahmatan lil ‘alamin, bahan paparan yang dituangkan dalam soft file, dan Modul Metode Pembelajaran sebagai bahan referensi. Keempat, dalam pelaksanaan pelatihan, semua fasilitator (pelatih) diharuskan menggunakan seluruh dokumen pelatihan yang dilengkapi dengan pedoman penggunaannya, disiapkan panduan manajemennya dan disempurnakan dengan instrumen penilainya. Dengan selesainya dokumen pelatihan ini, penghargaan saya sampaikan kepada para penulis, fasilitator, illustrator dan reviewer yang telah berperan aktif dalam penyusunan draft sampai kepada finalisasi dokumen ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Education Sub-sector Analytical and Capacity Development Pertnership (ACDP) yang telah memberikan dukungan yang luar biasa dalam pendanaan kegiatan, keahlian tim konsultan, serta dukungan logistik lainnya. Dokumen pelatihan ini akan digunakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama dalam menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih daerah dan sekitar 200 ribu guru Pendidikan Agama Islam seluruh Indonesia dalam meningkatkan kompetensinya di bidang metodologi pembelajaran Agama Islam rahmatan lil ‘alamin. Akhirnya, dengan diselesaikannya dokumen pelatihan ini, tidak ada kata yang paling pantas untuk disampaikan kecuali puji syukur Alhamdulillah yang dipanjatkan ke hadirat Allah dengan iringan doa semoga buah karya ini dapat menjadi salah satu amal ibadah yang membawa kemaslahatan umat yang diridhoi-Nya. Wasalamu’alaikum Wr. Wb. Direktur Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Dr. H.M. Amin Haedari, M.Pd.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
xi
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Mencetak Generasi Toleran Generasi muda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Di pundak merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Karenanya, apa yang kita berikan hari ini kepada mereka, akan tampak hasilnya 20 atau 30 tahun yang akan datang. Jika hari ini mereka sedang mengenyam pendidikan di sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMK), maka 30 tahun yang akan datang, mereka akan berumur 45 tahun, usia yang menempatkan mereka sebagai pengambil kebijakan, pemimpin. Menyiapkan mereka menjadi pemimpin memang bukan tugas Kementerian Agama, tapi membekali mereka memiliki pandangan keagamaan yang bisa mengayomi seluruh masyarakat saat mereka jadi pemimpin, adalah tugas Kementerian Agama. Ini karena pelajaran agama di sekolah umum tanggung jawabnya dipikul oleh Kementerian Agama. Untuk menyiapkan hal ini, Kementerian Agama pun bergerak cepat dengan membuat modul pembelajaran. Dengan mengambil tema sentral Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, Kementerian Agama ingin memastikan bahwa semua anak-anak usia sekolah yang nanti akan menjadi pemimpin diberi bekal pemahaman agama yang toleran, bahwa Islam adalah rahmat bagi semua. Ini penting karena perkembangan pemahaman keagamaan para siswa sekolah sangat terbuka dengan munculnya paham-paham yang “radikal”. Keterbukaan informasi memungkinkan mereka bebas mengakses pengetahuan dari dunia maya, dunia bebas yang terkadang tidak bisa dipertanggungjawabkan sumbernya. Hal lain karena pengajaran agama saat ini lebih banyak disampaikan secara ekslusif dan dogmatik, hitam putih; halal haram; surga neraka. Akibatnya, timbulnya pemahaman keagamaan yang sempit dan dangkal, mudah menyalahkan dan menyesatkan orang lain. Munculnya modul ini selain menjadi jawaban atas persoalan itu, juga untuk merekonstruksi pemahaman keagamaan. Jika gerakan radikalisme berbasis pada interpretasi ajaran agama, maka jalan yang perlu ditempuh untuk meminimalisir gerakan radikalisme agama (khususnya Islam) harus mulai dengan rekontruksi terhadap pemahaman agama, dari yang bersifat simboliknormatif menuju pemahaman yang etik, substansial dan universal.
xii
MODUL PELATIHAN
Memang, ini bukan pekerjaan mudah karena mengubah pola pikir dan sikap mental adalah perbuatan yang amat sulit dilakukan terlebih-lebih jika pola pikir sebelumnya sudah ditopang dengan akidah (keyakinan) keagamaan yang kuat dan mengakar. Tapi inilah tekad yang sedang dibangun oleh Kementerian Agama. Kementerian Agama ingin memastikan bahwa pelajaran agama harus memberikan kontribusi besar dalam menyiapkan kader yang tidak bersikap apatis terhadap perkembangan zaman, tetapi optimisme terhadap masa depan kehidupan umat manusia. Tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, K.H. Hasyim Asy’ari, atau K.H. Ahmad Dahlan adalah generasi awal negeri ini yang tidak mengalami radikalisasi, tetapi mereka menunjukkan sikap akomodasi dalam setiap perubahan zaman, sehingga memunculkan karakter yang toleran dan damai. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu menyiapkan terbitnya modul ini, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Inilah kontribusi kita dalam menyiapkan pemimpin yang toleran, demi keberlangsungan Indonesia.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb. Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
xiii
PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Pengantar
Dokumen pelatihan ini diberi judul: “Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berbasis Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” dan terdiri atas tiga buah buku dan satu buah CD, yaitu: (i) Buku I: Desain Pelatihan, (ii) Buku II: Modul Pelatihan, (iii) Buku III: Modul Metode Pembelajaran, dan (iv) CD yang berisi Bahan Presentasi Pelatihan. Keempat dokumen tersebut merupakan satu kesatuan paket yang harus digunakan secara bersama-sama dan saling berhubungan satu sama lain.
Pendekatan Dalam Penyusunan
Seluruh dokumen pelatihan tersebut disusun oleh 30 orang pelatih nasional guru PAI & BP terseleksi, didukung oleh fasilitator dari perguruan tinggi, guru senior, dan konsultan ACDP yang ahli di bidang metode pembelajaran dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan kapasitas (capacity building) yang berupa kombinasi antara pendekatan transaksional dan transformasional sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan transaksional dilakukan di mana fasilitator terlibat langsung dalam penyusun modul ini, sementara itu dalam pendekatan transformasional, fasilitator lebih berperan dalam merubah wawasan konsepsional dalam penyusunan modul ini dengan memberikan fasilitasi keahlian yang berupa rambu-rambu, cara kerja, cara pandang, dan panduan agar pelatih nasional dapat menyusun sendiri isi modul ini. Pendekatan transformasional dilakukan pada tahap awal penyusunan modul, kemudian pendekatan transaksional dilakukan pada tahap akhir untuk menjamin kualitas produk.
Buku I: Desain Pelatihan
Desain Pelatihan merupakan rancangan program keseluruhan pelatihan yang memuat tujuan umum, tujuan khusus, sasaran pelatihan, pendekatan pelatihan yang digunakan, alur umum dalam proses pelatihan, struktur program pelatihan, silabus mata pelatihan, agenda pelatihan, manajemen pelatihan, dan monitoring proses dan evaluasi hasil pelatihan.
Buku II: Modul Pelatihan
xiv
Modul Pelatihan merupakan rancangan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang terdiri dari lima sesi pelatihan yang masing-masing berisi agenda pelatihan, urutan kegiatan-materi-dan metode pelatihan yang digunakan, serta tahapan penggunannya di setiap sesi, termasuk jumlah waktu yang diperlukan. Kelima sesi tersebut adalah: Sesi I Spirit Islam Rahmatan Lil ‘Alamin; Sesi II Penerapan Metode Pembelajaran PAI & BP Berbasis ISRA; Sesi III Penyusunan RPP dengan Mengintegrasikan Nilai-Nilai ISRA; Sesi IV Praktek Pembelajaran PAI & BP Berbasis ISRA; dan Sesi V Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut. Urutan kegiatan yang dilakukan pada setiap sesi merujuk kepada alur kegiatan umum yang disampaikan dalam Buku I. Modul ini dilengkapi dengan tiga lampiran yang berupa: (i) Lampiran Sesi I: Dalil-Dalil Naqli yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, (ii) Lampiran Sesi II: yang berisi Model-Model Pembelajaran dan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA dan SMK yang digunakan dalam kegiatan pemetaan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang berkaitan dengan Islam rahmatan lil ‘alamin, (iii) Lampiran Sesi III: yang berisi Materi Pembelajaran yang digunakan sebagai salah satu materi dalam MODUL PELATIHAN
kegiatan analisis Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan (iv) Lampiran Lembar Kerja yang berisi lembar kerja yang dipergunakan dalam masing-masing sesi.
Buku III: Modul Metode Pembelajaran
Modul Metode Pembelajaran merupakan modul rujukan teknis bagi Modul II yang berisi penjelasan metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti berbasis rahmatan lil ‘alamin. Buku ini diawali dengan uraian tentang latar belakang, tujuan, prinsip, penggunaan, dan pendekatan dalam penulisan modul. Kemudian, sajian metode diurutkan sesuai dengan penggunaannya dalam alur umum tahap pembelajaran yang dijelaskan dalam Buku I, dimulai dengan metode pembelajaran yang digunakan dalam Kesiapan Belajar sampai dengan Tindak Lanjut. Dalam setiap metode dijelaskan tentang pengertian, kegunaan, tahapan pelaksanaan, bahan yang disiapkan, pokok bahasan yang sesuai, dan kiat sukses dalam pelaksanaannya. Uraian tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan Inti dilengkapi dengan contoh RPP-nya. Modul ini diakhiri dengan bab Penutup yang berisi rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam pemilihan setiap metode pembelajaran. Ada dua lampiran yang disertakan dalam Modul ini, yaitu lembar kerja dan gambar.
CD: Bahan Presentasi Pelatihan
Bahan Presentasi Pelatihan merupakan kumpulan bahan yang dipresentasikan atau ditayangkan dalam seluruh sesi pelatihan, mulai dari Sesi I sampai dengan V. Bahan ini terdiri atas bentuk sajian PowerPoint, film, lagu, video, gambar, dan bahan penyerta lainnya yang telah dikemas secara kompak sesuai dengan Sesi pelatihan masing-masing, termasuk menggunakan “hyperlink.” Kemasan dilakukan untuk memberikan efek menyenangkan, menggairahkan, merangsang kreativitas, mendorong kerjasama dan berani menyampaikan pendapat dan lainnya, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di masing-masing sesi.
Dokumen Pelatihan Ini
Dokumen Pelatihan ini berupa Buku II: Modul Pelatihan, dirancang agar pelatih sebagai pedoman dalam melaksanaan pelatihan, baik dalam arti isi materi, metode pembelajaran yang digunakan, lembar kerja yang dipakai, serta lampiran yang mendukungnya. Buku II ini perlu dikuasai oleh pelatih sebelum melaksanakan pelatihan. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut: i. pelatih membaca keseluruhan Buku II ini untuk memahami rancangan pelaksanaan pelatihan ini; ii. membuka CD dan mencoba untuk menayangkan dengan mencocokkan dengan Buku II agar diperoleh persepsi tentang apa yang perlu ditayangkan, apa yang dijelaskan, dan apa yang perlu diungkapkan oleh peserta latihan; iii. mengecek di Buku III yang sesuai apabila diperlukan pemahaman yang lebih rinci tentang metode pembelajaran yang perlu diketahui; iv. menyimulasikan di rumah dengan berpedoman kepada Buku II, pemahaman metode pembelajaran yang ada di Buku III, dan pedoman waktu yang diberikan; dan v. setelah itu, baru mempraktekan pelatihan secara taat azas berpedoman kepada Buku II. Untuk menjamin mutu hasil pelatihan, variasi dalam penyampaikan pelatihan diperbolehkan, tetapi tidak boleh menyimpang dari rambu-rambu dasar dan waktu yang ditetapkan dalam buku ini. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
xv
SISTEM VISUAL
KI
KOMPETENSI INTI
PENGERTIAN
KD
KOMPETENSI DASAR
KEGUNAAN
IPK
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MEDIA, ALAT, BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
MP
MATERI PEMBELAJARAN
PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL, DAN PENGAYAAN
TAHAPAN PELAKSANAAN
TUJUAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN KIAT SUKSES DALAM PELAKSANAAN WAKTU
xvi
MODUL PELATIHAN
TAGIHAN PASCA PELATIHAN METODE YANG DIGUNAKAN
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN....................................................................................... iii KATA PENGANTAR.................................................................................... x SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM........................... xii PANDUAN PENGGUNAAN MODUL.......................................................... xii SISTEM VISUAL........................................................................................ xvi DAFTAR ISI ........................................................................................ xv SESI 1
SPIRIT ISLAM RAHMATAN LIL ’ALAMIN............................... 1. Rasional.......................................................................... 2. Alur Kegiatan.................................................................. 3. Materi: Islam Rahmatan Lil ‘Amin (ISRA)....................... a. Multikulturalisme....................................................... b. Humanisme................................................................ c. Demokrasi .................................................................. 4. Materi: Iman, Islam, Ihsan.............................................
SESI 2
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PAI DAN BP BERBASIS ISRA.................................................................... 27 1. Rasional.......................................................................... 28 2. Alur Kegiatan.................................................................. 29
SESI 3
PENYUSUNAN RPP DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI ISRA................................................................. 1. Rasional.......................................................................... 2. Alur Kegiatan.................................................................. 3. Materi: Penyusunan RPP................................................
SESI 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN PAI DAN BP BERBASIS ISRA....... 1. Rasional.......................................................................... 2. Alur Kegiatan.................................................................. 3. Materi: Refleksi RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran yang Mengintegrasikan ISRA..............................................
71 72 73
REFLEKSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT.......................... 1. Rasional.......................................................................... 2. Alur Kegiatan.................................................................. 3. Materi: Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut..................
77 78 79 81
SESI 5
1 2 3 7 10 15 20 24
37 38 39 43
76
LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1.01 Dalil-dalil Naqli yang berkaitan tentang nilai-nilai multikultural, toleransi, humanisme dan demokrasi......... 84
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
xvii
Lampiran 2.01 Metode-metode pembelajaran......................................... 1. Metode Berpikir Reflektif (Reflective Thinking)............. 2. Metode Bermain Peran (Role Play)................................ 3. Metode Berpikir, Berpasangan, dan Berbagi (Think, Pair and Share) ...................................................... 4. Metode Mencari Pasangan (Make A Match)................. 5. Metode Melempar Bola Salju (Snowball Throwing)........................................................................... 6. Metode Pemusatan Perhatian (Center Piece)................ 7. Metode Penemuan (Inquiry).......................................... 8. Metode Permainan Pertandingan Antar Kelompok (Teams-Games-Tournament)............................................. 9. Metode Belanja Materi (Marketplace) .......................... 10. Metode Belajar Berbasis Proyek (Project Based Learning)............................................................................ 11. Metode Berburu Informasi (Information Search)............................................................................... 12. Metode Tongkat Nama (Stickname)............................. 13. Metode Berbasis Pertanyaan (Questions Student Have).................................................................................. 14. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)..................................................................... 15. Metode Berbasis Masalah (Problem Based Learning=PBL) ...................................................................
91 91 93 94 96 97 98 99 101 103 104 106 107 108 110 111
Lampiran 2.02 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK.......................... 112 LEMBAR KERJA LK. 1.01
Komentar Terhadap Tayangan Film.................................... 122
LK. 1.02 A Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA....................................................... 123 LK. 1.01 B Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA....................................................... 124 LK 1.02 C
xviii
MODUL PELATIHAN
Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA....................................................... 125
LK. 2.01
Identifikasi Metodologi Pembelajaran (Testimoni)............ 126
LK. 2.02
Membuat produk untuk Exhibition and Happy Performance........................................................... 127
LK. 2.03
Mind mapping.................................................................... 128
LK. 2.04
Market Place Activities....................................................... 129
LK. 2.05
Pemetaan Materi Ajar/dengan Metode Pembelajaran...... 130
LK. 3.01. A LK. 3.01. B LK. 3.01. C LK. 3.01. D LK. 3.01. E LK. 3.01. F LK. 3.01. G
Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP..................................................... Analisis Komponen RPP.....................................................
132 133 134 135 136 137 138
LK. 3.02. A LK. 3.02. B LK. 3.02. C LK. 3.02. D LK. 3.02. E LK. 3.02. F LK. 3.02. G
Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi................................................. Amati, Tiru dan Modifikasi.................................................
139 140 141 142 143 144 145
LK. 3.03
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................ 146
LK. 3.04
Format Penelaahan/ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................. 150
Daftar Pustaka......................................................................................... 153
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
xix
xx
MODUL PELATIHAN
SESI
SPIRIT ISLAM RAHMATAN LIL ’AL AMIN
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
1
SESI
1. RASIONAL Inti dari Islam rahmatan lil ‘alamin adalah aplikasi ajaran Islam yang bersinergi dengan tradisi masyarakat di mana Islam itu hadir. Kehadiran Islam di Indonesia juga memperkuat kondisi bangsa yang multikultural, toleran, humanis, dan demokratis, dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam, sehingga kehadiran Islam mampu menciptakan suasana kehidupan harmonis baik sesama umat Islam, antara umat beragama, maupun antar masyarakat secara luas. Oleh karena itu, pelatihan perlu diawali dengan memberi motivasi untuk membangun semangat Islam rahmatan lil ‘alamin, yaitu Islam yang berwawasan multikultural, toleran, humanis, dan demokratis menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
TUJUAN
1. Peserta dapat menghargai pentingnya nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. 2. Peserta mampu menganailisis nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, dalam konteks kemajemukan Indonesia. 3. Peserta mampu memetakan Kompetensi dasar (KD) yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
METODE YANG DIGUNAKAN
Metode yang digunakan antara lain: video comment, poster comment, gallery walk, information search, inquiry and discovery learning, problem based learning, dan contextual teaching and learning. Dengan metode-metode tersebut peserta mengamati, menemukan konsep dan prinsip, lalu memetakan Kompetensi Dasar (KD) yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (multikultural, toleran, humanis, dan demokratis). MEDIA, ALAT, DAN SUMBER
TAGIHAN PASCA PELATIHAN
Tagihan pasca pelatihan pada sesi ini adalah hasil analisis dan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (multikultural, toleransi, humanisme, dan demokrasi), serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran di kelas.
2
MODUL PELATIHAN
• Kasus-kasus di masyarakat yang berkaitan dengan materi • Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013 (Permendikbud yang terbaru) yang berhubungan dengan multikulural, toleransi, humanisme, dan demokrasi. • Film yang berhubungan dengan materi • Slide 1. 01: Dalil-dalil tentang pentingnya Islam rahmatan lil ‘alamin • LK 1. 01: Komentar terhadap film • LK 1. 02: Analisis dan Pemetaan KD • Stopwatch • Kertas Plano/Karton • Gambar Bintang • Spidol warna • Lem kertas • Double type (Isolasi) • Gunting • Papan tulis
2. ALUR KEGIATAN
Kesiapan Belajar
Penggalian Pengalaman 10’
Refleksi dan Penguatan
15’
Kegiatan Inti 20’
90’
Tindak Lanjut 15’
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
3
KESIAPAN BELAJAR (10’) • Fasilitator mengemukakan tujuan dan skenario pelatihan sesi 1.
• Fasilitator melakukan ice breaking untuk pemusatan perhatian.
PENGGALIAN PENGALAMAN (15’) • Brainstorming menggunakan slide berisi tentang ISRA dalam konteks kemajemukan Indonesia.
KEGIATAN INTI (90’) Total 150 menit • Film • Slide 1. 01 (Dalil-dalil tentang pentingnya Islam yang rahmatan lil ‘alamin) • LK 1. 01 tentang komentar terhadap film • Stopwatch • Kertas Plano/Karton bergambar • Spidol warna • Lem kertas • Double type • KI-KD K-13 (Permendikbud terbaru) • LK 1. 02 (analisis dan pemetaan KD) • Gunting
4
MODUL PELATIHAN
KEGIATAN 1: VIDEO COMMENT (20’) • Pemutaran film pendek tentang Islam rahmatan lil ‘alamin. • Fasilitator meminta peserta untuk mengomentari film tersebut. • Fasilitator memberi arahan penguatan materi terhadap isi film dan komentar peserta serta menghubungkannya dengan spirit Islam rahmatan lil ‘alamin (multikultural, toleransi, humanisme, dan demokrasi).
• Fasilitator berinteraksi dengan peserta melalui tanya jawab tentang apa, mengapa, dan bagaimana Islam rahmatan lil ‘alamin diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. • Fasilitator mengaitkan jawaban peserta dengan dalil naqli dan ‘aqli tentang pentingnya Islam rahmatan lil ‘alamin.
KEGIATAN 2: POSTER COMMENT (15’) • Fasilitator membagikan gambar yang sudah ditempel pada kertas plano/Karton tentang nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (multikultural, toleransi, humanisme, dan demokrasi). • Fasilitator membagikan spidol warna kepada anggota kelompok. Setiap kelompok memiliki warna yang berbeda dengan kelompok lain. • Setiap anggotadalam kelompok diminta mengamati dan memberi komentar tertulis pada kertas plano atau kertas karton di sekeliling gambar tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam rahmatan lil ‘alamin di kelompok masingmasing.
• Setiap anggota berpindah ke kelompok lain, lalu mengamati dan memberi satu pernyataan tertulis dengan spidol warna ciri kelompoknya pada setiap gambar yang ada di kelompok lain. • Setelah selesai, semua peserta kembali ke kelompoknya dan melakukan seleksi lima pernyataan terbaik yang diberikan oleh kelompok lain dengan cara menandainya. • Setiap kelompok membacakan lima pernyataan terbaik pilihan kelompoknya (bukan hasil pernyataan kelompok sendiri) dan menunjukkan komentar tersebut.
• Fasilitator menandai kelompok yang pernyataannya dianggap baik oleh kelompok lain pada slide. • Setelah tahapan selesai, semua gambar ditempel di dinding di galeri kelompoknya. • Fasilitator memberi arahan penguatan materi dengan cara mengaitkan antara
permasalahan yang muncul di atas dengan rumusan kurikulum PAI dan BP sesuai jenjang.
KEGIATAN 3: ANALISIS DAN PEMETAAN KD (30’) • Fasilitator membagikan KI-KD Kurikulum 2013 dan Lembar Kerja, masing-masing anggota kelompok menganalisis dan memetakan KD Kurikulum 2013 yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (multikultural, toleransi, humanisme, dan demokrasi) pada lembar kerja yang telah dibagikan.
KEGIATAN 4: PRESENTASI KELOMPOK (25’) • Setiap kelompok menjelaskan keterkaitan antara KD dengan nilai-nilai multikultural, toleransi, humanisme, dan demokrasi beserta alasannya di meja kelompok masing-masing. • Setiap kelompok menempelkan Lembar Kerja di dinding/galeri kelompoknya.
• Setiap kelompok berdiskusi untuk memberikan penilaian kepada kelompok lain. • Perwakilan setiap kelompok memberikan penilaian kepada kelompok lain yang dianggap terbaik dengan menempel gambar bintang, maksimal tiga bintang.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
5
REFLEKSI PENGUATAN • Fasilitator memberikan penguatan dan refleksi tentang spirit Islam rahmatan lil ‘alamin diiringi dengan musik.
TINDAK LANJUT
BAHAN BAC A AN 1. Dalil-dalil naqli yang berkaitan tentang nilainilai multikural, toleransi, humanism dan demokrasi (lihat lampiran 1. 01). 2. Materi Pengayaan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, XI dan XII (lihat lampiran 1. 04).
6
MODUL PELATIHAN
• Fasilitator menayangkan slide identifikasi ciri-ciri guru, sekolah, pembelajaran yang mengintegrasikan Islam rahmatan lil ‘alamin.
3. Materi:
ISL AM RAHMATAN LIL ’AL AMIN (ISRA) Pendahuluan Pernahkah kita berpikir untuk kembali mengingat bagaimanakah hingga kita menjadi seorang Muslim seperti saat ini. Apakah kita sampai pada Islam melalui ilmu atau kita sampai pada Islam hanya mengikut pada agama orang tua? Adapun yang dimaksud dengan melalui ilmu ialah dengan mencari tahu atau melakukan penelitian tentang Islam sehingga diperoleh gambaran yang membuat kita yakin tentang Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan mengikut agama orang tua, ialah kita mengenal Islam hanya sugesti atau tradisi dari orang tua untuk ikut masuk ke dalam agamanya. Dari dua cara ini, biasanya seseorang yang menjadi seorang Muslim dengan melalui ilmu memiliki tingkat keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik daripada seseorang yang menjadi Muslim hanya karena ikut-ikutan. Hal ini dikarenakan mereka masuk ke dalam Islam melalui proses belajar mengenal Islam sebelum mereka benar-benar menjadi Islam sehingga mereka mengerti tentang Islam yang sejati. Dengan begitu marilah kita senantiasa belajar untuk selalu memperbanyak ilmu keislaman kita untuk mencapai tingkat keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik. Marilah kita selalu bersyukur kepada Allah karena kita telah diperkenalkan kepada Islam, sehingga kita dapat menjadi penganutnya sampai saat ini. Kita telah berada di jalan yang benar di mana dengan memilih Islam sebagai agama yang kita anut. Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin (ISRA).
Kata Islam berasal dari kata kerja aslama yang artinya berserah diri, tunduk, atau patuh. Dari akar kata yang sama lahirlah kata salam yang berarti kedamaian.
ISRA adalah singkatan dari Islam Rahmatan li al-‘Alamin IS = Islam R = Rahmatan li A = al-’Alamin Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
7
Singkatan ISRA dipilih setelah mengalami beberapa pilihan singkatan seperti IRA, IRLA dan sebagainya, sehingga muncul pilihan ISRA, karena terinspirasi dari kata ASRA yang artinya “memperjalankan” yaitu kisah diperjalankannya Nabi Muhammad SAW dari masjid al-Haram ke masjid al-Aqsa yang merupakan bagian dari rangkaian Isra’ Mi’raj. ISRA sebagai singkatan dan sekaligus menjadi “ikon” pelatihan ini yang diharapkan menjadi motivasi untuk “memperjalankan” agar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Islam memiliki karakteristik yang khas. Agar ajaran Islam bisa dipahami dengan benar dan komprehensif, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam perlu dikaji secara seksama. Islam, sebagai sebuah agama, dalam bahasa Arab disebut Dinul Islam. Dalam pengertian umum, Dinul Islam mengandung pengertian peraturan yang diwahyukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’aala kepada para rasul untuk ditaati dalam rangka menciptakan keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian bagi umat manusia. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diperuntukkan bagi seluruh umat manusia pada umumnya dan melintas batas ruang dan waktu. Oleh sebab itu, Islam dikenal sebagai agama yang bersifat universal. Bahwa Islam ditujukan untuk semua ras manusia, tanpa terkecuali, Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam..” (Al-Anbiya’/21: 107)
Dalam Islam perintah atau larangan tidaklah diberlakukan tanpa maksud. Islam memerintahkan atau melarang untuk melakukan sesuatu demi menjaga atau melindungi lima hal yang dikenal sebagai maqashid asy-syari’ah.
Melalui ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa tujuan utama Allah Subhanahu wa Ta’aala mengutus Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini tidak lain hanyalah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Melalui ajaran agama yang dibawanya (agama Islam) itulah, maka Rasulullah Muhammad SAW kemudian menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam menjadi agama yang senantiasa mengedepankan kasih sayang antar sesama makhluk ciptaan Allah, terutama kepada sesama manusia. Para ulama memberikan pengertian terhadap keuniversalan Islam (rahmatan lil ‘alamin) melalui perspektif definisi Islam yang meliputi; pertama, Islam berarti tunduk dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala serta mentaati-Nya yang lahir dari kesadaran. Ketundukan dengan penuh kesadaran adalah hakikat Islam. Kedua, Islam adalah kumpulan peraturan yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’aala kepada Nabi Muhammad SAW yang di dalamnya terkandung peraturanperaturan tentang akidah, ibadah, muamalat, akhlak dan segala berita yang disebut di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah adalah perintah untuk disampaikan kepada manusia. Dalam Islam perintah atau larangan tidaklah diberlakukan tanpa maksud. Islam memerintahkan atau melarang untuk melakukan sesuatu demi menjaga atau melindungi lima hal yang dikenal sebagai maqashid asy-syari’ah. Kelima prinsip dasar inilah yang juga menjadikan Islam sebagai garda agama rahmatan lil ‘alamin.
8
MODUL PELATIHAN
Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut: • • • • •
Hifzhu al-Din (memelihara agama). Hifzhu al-Nafs (memelihara jiwa). Hifzhu al-Aql (memelihara akal). Hifzhu al-Nasl (memelihara keturunan). Hifzhu al-Mal (memelihara/menjaga harta benda).
HIFZHU AL-DIN
HIFZHU AL-NAFS
MAQASHID ASY-SYARI’AH
HIFZHU AL-NASL
HIFZHU AL-’AQL
HIFZHU AL-MAL
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin juga dapat ditelusuri dari ajaran-ajaran yang berkaitan dengan kemanusian dan keadilan. Dari sisi konsep pengajaran tentang keadilan, Islam adalah satu jalan hidup yang sempurna, meliputi semua dimensi kehidupan. Islam memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan baik perorangan maupun masyarakat, dari sisi material dan moral, dalam aspek ekonomi, politik, hukum dan kebudayaan, serta lingkup nasional dan internasional. Konsep keadilan pada dasarnya berprinsip pada pemberdayaan kaum miskin atau golongan lemah untuk memperbaiki nasib mereka sendiri dalam sejarah manusia yang terus mengalami perubahan sosial. Islam secara umum sangat memperhatikan hal tersebut dengan membangun susunan masyarakat yang adil dan membela nasib mereka yang lemah. Tidak ada sistem klasifikasi tatanan masyarakat yang mendiskriminasi suatu golongan. Sementara itu, universalitas (sifat rahmatan lil ‘alamin) Islam yang tercermin dalam ajaran-ajaran yang memiliki kepedulian terhadap kemanusiaan itu diimbangi pula oleh kearifan yang muncul dari keterbukaan peradaban Islam sendiri. Dari sisi kemanusiaan, Islam memberikan konsep pengajaran bahwa Islam adalah agama yang berisi tuntunan hidup demi kebahagiaan manusia. Paling tidak ada dua hal yang harus terpenuhi agar manusia bahagia.
Semua manusia diciptakan dari satu asal yang sama. Tidak ada kelebihan yang satu dari yang lainnya, kecuali yang paling baik (baca: bertakwa) dalam menunaikan fungsinya sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi sekaligus sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’aala
Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok berikut sumber-sumbernya untuk menjamin kelangsungan hidup. Karena itu Islam mendorong manusia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mewajibkan zakat serta meng anjurkan infak dan sedekah. Kedua, mengetahui dasar-dasar pengetahuan Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
9
tentang tata cara hidup perseorangan dan masyarakat, agar terjamin berlakunya keadilan dan ketenteraman dalam masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, dalam syariat Islam ada dua bentuk hubungan, yaitu ibadah dan muamalah yang bersumber dari al-Qur’an dan sunah Rasulullah. Ibadah ialah seperangkat aktivitas dengan ketentuan-ketentuan syariat yang mengatur pola hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Sedangkan muamalah ialah usaha atau pola hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain sekaligus dengan lingkungan sekitar (baca: alam). Hubungan antar sesama manusia disebut hablum minannas. Semua manusia diciptakan dari satu asal yang sama. Tidak ada kelebihan yang satu dari yang lainnya, kecuali yang paling baik (baca: bertakwa) dalam menunaikan fungsinya sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi sekaligus sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’aala. Atas prinsip persamaan itu, maka setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Islam tidak memberi hak-hak istimewa bagi seseorang atau golongan lainnya, baik dalam bidang kerohanian, maupun dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan masyarakat, dan masyarakat mempunyai kewajiban bersama atas kesejahteraan tiap-tiap anggotanya. Islam menentang setiap bentuk diskriminasi, baik diskriminasi secara keturunan, maupun karena warna kulit, kesukuan, kebangsaan, kekayaan, dan lain sebagainya.
a. Multikulturalisme AMANAH
AL-SALAM
TASAMUH
NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM ISLAM
HUSN AL-ZHAN
TAKAFUL TA’AWUN
AL-’AFWU
KALIMATUN SAWA
Multikulturalisme adalah pengakuan, toleransI dan penghormatan terhadap adanya perbedaan dalam masyarakat. Sikap akomodatif terhadap perbedaan-perbedaan tersebut didasari prasangka baik untuk mencari persamaan dalam memudahkan hubungan sosial dan gotong royong demi mencapai kebaikan bersama.
10
MODUL PELATIHAN
Islam adalah agama yang mengakui keragaman sebagai sunnatullah. Tidak sebatas pada pengakuan, Islam pun menekankan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap keanekaragaman tersebut sebagai sesuatu yang memang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’aala. Dalam Islam, multikultularisme tercermin dalam beberapa konsep nilai antara lain:
Kalimatun Sawa Islam memerintahkan umatnya untuk mencapai Kalimatun sawa, yaitu titik temu dan kesepakatan melalui dialog antara individu atau kelompok masyarakat yang berbeda. Bukan dialog semata-mata untuk percakapan, tetapi bertujuan untuk saling belajar dari satu sama lain sehingga masing-masing dapat berubah dan berkembang ke arah yang lebih baik. Pesan mencari titik temu dan kesepakatan merupakan terjemahan dari konsep kalimatun sawa, sebagaimana ditegaskan dalam Surah Ali Imran/3: 64: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
Amanah Secara bahasa amanah adalah sesuatu yang dijaga dan dipelihara, dan diberikan kepada yang berhak menerima. Kata amanah seakar dengan al-iman yang berarti percaya pada Tuhan. Amanah lebih lanjut berarti sebuah kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk disampaikan kepada orang lain yang berhak menerimanya. Sikap amanah ini erat hubungannya dengan kepercayaan kepada Tuhan. Sikap ini merupakan pilar yang sangat penting dalam melakukan relasi dan interaksi sosial dalam konteks kehidupan yang pluralistik dalam kerangka multikultural. Tanpa ada sikap amanah, maka berbagai janji dan komitmen yang dibangun bersama kelompok lain tidak akan kokoh dan terancam bubar. Sikap amanah atau menepati janji ini merupakan suatu kebutuhan bagi terwujudnya kehidupan yang harmonis. Sikap amanah merupakan pilar bagi tegaknya kemajuan sebuah bangsa. Sebaliknya, kehancuran sebuah bangsa dimulai dari hilangnya sikap amanah. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah saat kehancuran” (HR. Bukhari).
Sikap amanah merupakan pilar yang sangat penting dalam melakukan relasi dan interaksi sosial dalam konteks kehidupan yang pluralistik dalam kerangka multikultural.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
11
Husn al-Zhan Secara harfiah, husn al-zhan berarti berprasangka baik. Sedangkan dalam arti yang umum husn al-zhan berarti sikap percaya pada orang lain sebagai orang yang baik dan terpercaya, tanpa ada kecurigaan. Dengan demikian husn al-zhan ini erat hubungannya dengan sikap saling percaya sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Takaful adalah sikap saling memikul beban, saling menopang, saling memberi, dan menerima. Sementara ta’awun adalah sikap saling tolongmenolong di antara sesama
Secara normatif sikap husn al-zhan ini dapat dipahami dari Surah al-Hujurat/49: 12: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Al-Takaful dan al-Ta’awun Takaful secara harfiah berarti berbagi tanggungan atau berbagi beban. Dalam arti yang umum al-takaful adalah sikap saling memikul beban, saling menopang, saling memberi, dan menerima. Sementara al-ta’awun adalah sikap saling tolongmenolong di antara sesama. Sikap ini didasarkan pada prinsip ajaran Islam sebagai agama yang didasarkan pada prinsip persaudaraan, dan solidaritas. Hal ini digariskan dalam Surah Al-Maidah/5: 2: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.
12
MODUL PELATIHAN
Secara historis sikap saling memikul beban ini diperlihatkan oleh penduduk Madinah terhadap kaum pendatang (Muhajirin) dari Mekkah pada saat melakukan hijrah. Dengan hati yang tulus, tanpa ingin dipuji, dan dalam keadaan hidup serba sederhana, para penduduk Madinah memberikan bantuan apa saja, mulai dari makanan, minuman, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain sebagainya sehingga mereka (Muhajirin) dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Lihat: AlHasyr/59: 9).
Muslim yang sejati akan menjadi fanatik terhadap keyakinannya, tetapi juga sebaliknya ia cinta damai, mengedepankan harmoni dan rasa aman bagi semua manusia.
Al-Salam Secara harfiah, al-Salam seakar dengan kata Islam berarti selamat, sentosa, aman, damai, dan harmoni. al-Salam adalah inti dari ajaran Islam yaitu nirkekerasan atau anti kekerasan, dan cinta perdamaian. Dengan demikian, Islam adalah agama damai dan harmoni. Setiap yang meyakini Islam, meyakini ajaran Islam disebut Muslim. Muslim yang sejati akan senantiasa kuat memegang keyakinannya. Di sisi lain, ia pun tetap cinta damai, mengedepankan harmoni dan rasa aman bagi semua manusia. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda:“Seorang muslim sejati adalah yang orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (H.R al-Bukhari)
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
13
Pengertian Islam yang harmoni terpetakan dalam misi kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagaimana dinyatakan dalam Surah al-Anbiya/21:107, yang pada intinya hadir untuk memberi rahmat bagi seluruh alam; membina akhlak mulia, mengajarkan tentang iman, Islam dan ihsan. Iman terkait dengan kelurusan hati untuk selalu jujur, amanah, terpercaya, menyebarkan rasa aman, serta amal shalih.
Al-’Afwu
Toleransi berarti sebuah sikap yang menunjukkan penghargaan dan penghormatan terhadap pandangan dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan oandangan dan keyakinan diri sendiri
Makna al-’Afwu secara umum adalah keikhlasan untuk memaafkan sebagai mana digariskan dalam Surah Ali Imran/3: 133-134: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang dan pada waktu sempit, dan orangorang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain.”
Tasamuh Toleransi berarti kesabaran, kelapangan dada, memperlihatkan sifat sabar terhadap perbedaan. Toleransi terkait erat dengan sifat humanisme sebagaimana akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Kaitannya adalah pada dimensi kelembutan, kesantunan, keramahan, dan kesabaran dari manusia yang dihasilkan oleh kemampuan mengendalikan hawa nafsu, akal sehat dan hati nurani yang jernih dalam menghadapi aneka perbedaan. Toleransi sebagai sebuah konsep dalam ajaran Islam hadir sebagai bukti adanya pengakuan Islam terhadap hak-hak asasi masing-masing individu manusia. Contohnya adalah: • hak persamaan dan kebebasan. • hak hidup. • hak memperoleh pelindungan. • hak memperoleh pendidikan. • hak kesempatan untuk mengakses berbagai peluang. • hak mendapatkan keadilan, rasa aman dan sebagainya. Selanjutnya dalam konteks kerukunan hidup antara manusia, toleransi adalah sikap tolong-menolong, saling menghargai, saling menyayangi, saling mempercayai, tidak saling mencurigai, saling menghargai hak-hak sebagai manusia, anggota masyarakat dalam suatu negara. Dalam konteks kehidupan beragama, toleransi berarti sebuah sikap yang menunjukkan penghargaan dan penghormatan terhadap pandangan dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan pandangan dan keyakinan diri sendiri. Toleransi kehidupan antar umat beragama telah diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika di Madinah. Beliau memberikan kebebasan kepada kaum Yahudi untuk memeluk agamanya seperti tertuang dalam Piagam Madinah. Sikap toleransi pun pernah diperlihatkan oleh para khalifah setelahnya seperti di Spanyol (Abad ke-7 s.d 13 M) yang membiarkan penduduk Spanyol untuk memeluk agama Kristen Katolik; dan Khalifah Dinasti Mogul di India (Abad ke-13 s.d 18 M) yang membiarkan penduduk untuk memeluk agama Hindu.
14
Uraian tentang prinsip-prinsip multikulturalisme dalam Islam di atas, membuktikan bahwa ajaran Islam mengakui dan mendukung prinsip multikulturalisme, baik secara normatif maupun historis sebagaimana telah diteladankan oleh Rasulullah dan para pemimpin Islam setelahnya. MODUL PELATIHAN
b. Humanisme AL-LUTHF WA RAHMAH
AL-Ukhuwah
AL-TAWAZUN
NILAI-NILAI HUMANISME DALAM ISLAM
‘ADAMU TAKLIFI MAA LAA YUTHAQ
AL-HURIYYAH
AL-TAWASUTH
PERSAMAAN
Humanisme adalah memandang kesatuan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah dan memiliki asal-usul yang sama. Oleh karena itu humanisme mengharuskan manusia memiliki simpati dan empati satu sama lain, saling menyayangi dan saling menghormati. Humanisme juga erat kaitannya dengan peran manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi yang bertanggung jawab untuk membentuk hubungan-hubungan sosial dengan manusia lain untuk mencapai kebaikan bersama. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
15
Islam adalah agama yang memuliakan manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan keistimewaan melebihi makhluk-makhluk lainnya. Dengan kelebihan dan keistimewaan tersebut, manusia diberikan wewenang untuk memakmurkan jagad raya sebagai perwujudan dari fungsinya sebagai khalifah Allah Subhanahu wa Ta’aala di muka bumi. Dalam Islam, Humanisme tercermin dalam konsep nilai antara lain sebagai berikut:
Al-Luthf wa al-Rahmah
Dalam humanisme terdapat perlakuan yang adil, sikap yang santun, dan hubungan yang harmonis antara satu dan lainnya. Al-Luth wa al-Rahmah berarti simpati dan empati. Simpati diartikan sebagai rasa kasih, rasa kesudian, sedangkan kata empati merupakan upaya meletakkan cara pandang dari sudut orang yang sedang mengalami kesusahan. Cara pandang ini diekspresikan dengan kata-kata, gerak tubuh bahkan lebih jauh lagi dengan tindakan dan perbuatan untuk mengatasi penderitaan atau musibah yang menimpa orang lain itu. Contoh sikap empati pada masa Nabi Muhammad SAW adalah sikap kaum Anshar di Madinah terhadap orang-orang Muhajirin yang pindah dari Mekkah ke Madinah yang berada dalam keadaan yang serba kekurangan. Mereka berpindah dari Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan kampung halaman, harta benda, dan lainnya. Berbekal pakaian, makanan, dan perlengkapan seadanya, tercekam oleh rasa takut, serta nasib dan masa depan yang belum jelas di masa depan. Namun berkat simpati dan empati yang diberikan pendudukan Madinah, akhirnya berbagai penderitaan dan kekurangan yang dialami kaum Muhajirin itu dapat di atasi. Sikap simpati dan empati pendudukan Madinah atas kaum Muhajirin dari Mekkah ini diabadikan di dalam Surah al-Hasyr/59: 9: “Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
16
MODUL PELATIHAN
Al-Ukhuwwah Pilar yang kedua untuk menumbuhkan sikap humanisme ini adalah perasaan bersaudara, atau persaudaraan, yaitu perasaan bersahabat dan bersaudara walaupun berbeda agama, kebangsaan, budaya, bahasa, warna kulit, dan sebagainya. Rasa persaudaraan ini didasarkan pada persamaan keturunan, yaitu dari nenek moyang yang sama: Adam dan Hawa; mengambil bahan makanan dan minuman dari bumi yang sama; menghirup udara yang sama; bahan dasar dan proses kejadian yang sama; dan berakhir dengan cara yang sama, berupa kematian. Persaudaraan ini juga erat hubungannya dengan perasaan bermasyarakat yang didasarkan pada realita, bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan daya tahan hidupnya manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Nilainilai persaudaraan sebagaimana tersebut di atas mendapat perhatian sangat besar dalam Islam. Allah Subhanahu wa Ta’aala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat/49: 10). Dalam rangka menjaga persaudaraan itu, Islam juga memberikan cara atau etika dalam pergaulan, yaitu jangan mengolok-olok (saling merendahkan) antara satu dan lainnya, jangan memanggil orang dengan nama, panggilan, julukan dan gelar yang buruk (Lihat: Al-Hujurat/49: 11). Lebih lanjut lagi menjauhi sikap buruk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, serta kewajiban membangun tali persaudaraan walaupun berbeda jenis kelamin, kebangsaan, kesukuan dan sebagainya.
Rasulullah SAW melarang meremehkan kebaikan yang diberikan orang lain, walaupun hanya sedikit; dan hendaknya menebar senyum, jangan menampilkan pakaian yang menggambarkan kesombongan, dan tidak membalas celaan orang lain dengan celaan lainnya, tapi maafkanlah ia.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Hibban dari Abi Jary al-Hujaimy, Rasulullah SAW melarang meremehkan kebaikan yang diberikan orang lain, walaupun hanya sedikit; dan hendaknya menebar senyum, jangan menampilkan pakaian yang menggambarkan kesombongan, dan tidak membalas celaan orang lain dengan celaan lainnya, tapi maafkanlah ia.
‘Adamu Taklifi bimaa laa Yuthaq
Makna yang terkandung dalam nilai ini adalah larangan bagi manusia untuk memberikan beban kepada sesama manusia di luar batas kesanggupannya. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
17
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa di samping memiliki keistimewaan, manusia juga memiliki kekurangan, baik pada panca indera, fisik, akal, maupun hati nurani. Keadaan ini harus menjadi bahan pertimbangan ketika akan memberikan tugas atau beban kepada orang lain. Kalau seseorang hanya sanggup mengangkat beban 30 kg, maka janganlah diminta untuk mengangkat beban 40 kg. Kalau ia hanya memiliki kesanggupan berpikir setingkat sekolah dasar, maka janganlah ia diminta mengerjakan tugas berpikir setingkat perguruan tinggi. Nilai ini merupakan penerapan pemikiran bahwa Allah pun tidak akan memberikan beban kepada manusia melebihi dari kesanggupan manusia itu sendiri untuk menanggungnya. Nilai ini disimpulkan dari firman Allah SWT yang artinya: “... Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesang gupannya...” (Al-An’am/6: 152) pada ayat yang lain Allah berfirman yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni surga; mereka kekal di dalamnya,...” (Al-A’raf/7: 42)
Al-Tawazun berasal dari bahasa Arab yang artinya seimbang, yakni keseimbangan dalam memperlakukan diri sendiri serta orang lain. Seimbang dalam melakukan berbagai kebijakan dan keputusan terhadap seluruh masyarakat yang memiliki latar belakang perbedaan agama, status sosial, budaya
18
Salah satu contoh penerapan nilai ini yang dilakukan oleh Rasulullah adalah ketika Nabi Muhammad SAW mencegah Umar bin Khattab yang akan membunuh orang Badui yang telah berkata bahwa Tuhan berada di sebuah tempat. Nabi berkata: “Hai Umar janganlah kau lakukan itu, karena orang Badui itu baru sampai sebatas itu pemikirannya, dan bukan karena menghina Tuhan atau menyesatkan keyakinan.”
Al-Tawassuth Secara bahasa al-Tawasuth berarti bersikap tengahan atau moderat. Kata moderat berasal dari bahasa Inggris yang berarti lunak, sedang, tidak berlebih-lebihan. Dalam bahasa Arab, moderat, lawan kata ekstrim, disamakan dengan kata tawasuth yang berarti mediasi (menyelesaikan sengketa dengan menengahi). Secara istilah altawasuth berarti sikap pertengahan, tidak terlalu berkurang atau berlebihan, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak, tidak hanya memperhatikan diri sendiri, atau orang lain, melainkan bersikap pertengahan antara keduanya. Di antara para ulama ada yang menggunakan surah Al-Baqarah/2: 143 sebagai rujukan utama dalam membangun sikap moderat. Allah berfirman yang artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan.”
Al-Tawazun Al-Tawazun berasal dari bahasa Arab yang artinya seimbang, yakni keseimbangan dalam memperlakukan diri sendiri serta orang lain. Seimbang dalam melakukan berbagai kebijakan dan keputusan terhadap seluruh masyarakat yang memiliki latar
MODUL PELATIHAN
belakang perbedaan agama, status sosial, budaya, dan lain sebagainya. Sikap ini erat hubungannya dengan perlakuan yang memanusiakan manusia, serta tidak adanya dominasi antara yang satu atas yang lainnya, perlakuan yang adil, sikap yang santun, dan hubungan yang harmonis antara satu dan lainnya. Ayat al-Qur’an yang sering digunakan untuk mendukung gagasan ini, antara lain ayat yang artinya: “dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. (al-Rahman/55:9)
Al-Musawah Humanisme mengharuskan digunakannya kaidah kesetaraan yang memandang semua manusia sejajar kedudukannya di muka Allah. Dalam hubungan sosial, nilai per samaan termasuk persamaan di hadapan hukum, dalam status sosial. Contoh penerapan nilai ini pada masa Rasulullah adalah sebagaimana yang diperlihatkan oleh Nabi yang bersikap tegas dalam menindak setiap pelanggaran sampai pun seandainya putri kesayangannya, Fatimah, mencuri maka akan diterapkan pidana potong tangan. Selain itu juga, dalam Islam aturan untuk zakat, diyat, serta denda berlaku bagi semua orang yang kena wajib bayar, tanpa membedakan status sosial dan warna kulitnya.
Nabi menolak permohanan Abbas dan Abu Dzar yang memohon suatu jabatan, dan Nabi memberikan jabatan tersebut kepada orang lain yang bukan dari kalangan bangsawan.
Al-Hurriyyah Humanisme akan terlaksana dengan baik apabila didasarkan pada asas kemerdekaan, yaitu kemerdekaan beragama, berpendapat, mendapatkan perlindungan, penddidikan. Termasuk hak memperoleh pekerjaan dan kebebasan memiliki hasil kerjanya, dan juga kemerdekaan berpolitik. Namun, kebebasan dan kemerdekaan yang mendatangkan kebahagiaan adalah kemerdekaan yang berpijak pada normanorma agama, bukan hawa nafsu semata. Atau dengan kata lain, kemerdekaan atau kebebasan yang bertanggungjawab, sebab dalam pandangan Islam segala amal perbuatan manusia akan dimintakan pertanggungjawaban di akhirat kelak (Lihat: AlIsra/17: 36).
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
19
c. Demokrasi TAARUF
AL-TAGHYIR SYURA
NILAI-NILAI DEMORATIS DALAM ISLAM
TA’AWUN
AL-ADL
MASHLAHAT
Secara sederhana demokrasi artinya kekuasaan ada di tangan rakyat. Akan tetapi, dalam Islam, kekuasaan tersebut tetap harus mengacu dan berada di bawah kedaulatan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, setiap kebijakan yang berkaitan dengan kekuasaan harus bersandarkan pada nilai-nilai ajaran agama Islam. Nilai-nilai demokrasi dalam Islam tercermin, paling tidak dalam beberapa konsep ajaran sebagai berikut:
20
MODUL PELATIHAN
al-Ta’aruf Nilai ini terdapat pada Surah al-Hujurat/49: 13: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” Ayat ini menjelaskan adanya individu dan kelompok manusia yang memiliki perbedaan jenis kelamin, kelompok dan suku, sekaligus menganjurkan, agar satu dan lainnya saling mendekat, mengenal, dan tolong menolong. Dengan demikian, Islam mengakui adanya perbedaan di antara manusia. Namun tetap menganjurkan kelompok-kelompok yang berbeda tersebut untuk saling berhubungan, berinteraksi, saling tolong-menolong dan menyelesaikan masalah atau perbedaan di antara mereka melalui musyawarah untuk tercapainya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat umum. Inilah salah satu prinsip dasar demokrasi dalam Islam.
al-Syura
Islam mengakui adanya perbedaan di antara manusia. Namun tetap menganjurkan kelompok-kelompok yang berbeda tersebut untuk saling berhubungan, berinteraksi, saling tolong menolong dan menyelesaikan masalah atau perbedaan di antara mereka melalui musyawarah untuk tercapainya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat umum.
Nilai ini terdapat dalam Surah Asy-Syura/42: 38 dan Ali-Imran/3: 159. Surah AsySyura/42: 38 menggariskan ajaran utama tentang demokrasi dalam Islam, yaitu bermusyawarah yang didasarkan pada ajaran Allah: “dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” Kata syura (musyawarah) berarti pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah. Seruan untuk menyelesaikan persoalan dalam interaksi antar manusia melalui musyawarah juga diperkuat oleh surah Ali Imran/3: 159. Ayat ini menceritakan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk bermusyawarah dengan kaum yang menolak ajarannya, dengan kesungguhan, kesopanan, penghormatan, menerima perbedaan pendapat, dan berusaha menerapkan hasil musyawarah: Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
21
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
Kata al-ta‘awun dalam Surat AlMaidah ayat 2 bisa diartikan sebagai kerjasama antar agama, budaya, etnik, bangsa, ras, dan lainlain. Hal ini berlaku bukan hanya antar Muslim saja.
al-Ta ‘awun Islam menganjurkan kerjasama dalam interaksi sosial antar individu dan kelompok manusia, sebagaimana digariskan dalam surah Al-Maidah/5:2: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” Kata ‘al-taawun’ dalam Surah Al-Maidah ayat 2 bisa diartikan sebagai kerjasama antar agama, budaya, etnik, bangsa, ras, dan lain-lain. Hal ini berlaku bukan hanya antar Muslim saja. Dalam hubungannya dengan al-ta’aruf dan al-syura di atas, Islam mengajak umatnya untuk bermusyawarah dengan senang hati dan tulus bersama kelompok lain berasaskan saling menghormati dan memahami.
al-Mashlahat Al-Mashlahat secara harfiah berarti baik, dan berarti pula sesuatu yang membawa keuntungan baik secara sosial, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, budaya dan sebagainya. Kata al-mashlahat juga dekat dengan kata al-shalih yang dihubungkan dengan amal, yakni amal shalih. Yakni amal yang sesuai dengan nilai-nilai agama sebagaimana terdapat di dalam al-Qur’an dan hadis. Prinsip ini digariskan dalam Surah Al-’Ashr/103: 1-3: ““Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Surat ini menyiratkan pentingnya interaksi dan kerjasama antar individu dan kelompok manusia yang membawa keuntungan bagi masyarakat umum. Bisa diartikan secara bebas bahwa al-mashlahat adalah kegiatan yang bertujuan memberikan manfaat bagi semua orang.
22
MODUL PELATIHAN
‘Al-Adl Islam mengajarkan agar dalam berinteraksi sosial, manusia berlaku adil terhadap sesama manusia meski dari kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang. Hal ini ditujukan agar interaksi sosial tersebut membawa manfaat bagi semua pihak dan bagi masyarakat umum, serta mencegah adanya pertikaian atau konflik. Hal ini digariskan dalam Surah Al-Maidah/5: 8, Allah berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” Keadilan memberikan kesempatan yang sama dan sepatutnya kepada semua tanpa kecuali dalam musyawarah untuk menyatakan pendapat. Keputusan musyawarah harus mempunyai rasa keadilan dan menaungi kepentingan umum.
Al-Taghyir Islam juga mengakui pentingnya perubahan individu-individu masyarakat, seperti yang digambarkan dalam surah Al-Ra’d/13: 11, “...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri....” Ayat ini dapat diinterpretasikan bahwa Islam mengakui adanya kebutuhan untuk berubah guna menyesuaikan kepada konteks sosial dan periode sejarah yang berbeda. Islam mengakui adanya perbedaan di antara manusia, namun Islam, sebagaimana ditegaskan di atas, tetap menganjurkan kelompokkelompok yang berbeda tersebut untuk saling berhubungan, berinteraksi, saling tolong-menolong dan menyelesaikan masalah atau perbedaan di antara mereka melalui musyawarah untuk tercapainya perubahan yang lebih baik bagi masyarakat umum.
Islam mengakui adanya kebutuhan untuk berubah guna menyesuaikan kepada konteks sosial dan periode sejarah yang berbeda.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
23
4. Materi: Iman, Islam, Ihsan Iman
Islam
Ihsan
Hal yang perlu disadari ialah bahwa setiap pengikut Nabi Muhammad SAW harus menghayati dan mengamalkan tiga ajaran utama: iman, Islam, dan ihsan. Bagaimanakah implementasinya dalam masyarakat multikultural, humanis, dan demokratis?
Apakah itu Iman? Pengertian iman secara bahasa sangat penting. ”Iman” dalam bahasa Arab berasal dari kata ’amn dan kata amn dalam bahasa Arab berarti adanya ketenangan jiwa dan hilangnya ketakutan pada seseorang, sedangkan “iman” secara bahasa Arab memiliki arti menghadirkan ketenangan jiwa kepada lingkungan sekitar atau menghilangkan ketakutan dalam lingkungan sekitar.
Perlu dipahami terdahulu bahwa iman adalah unsur pertama yang sangat mendasar dalam agama Islam, karena iman ibarat fondasi sebuah bangunan yang apabila kokoh fondasinya, bangunan tersebut akan beridiri tegak dengan kokoh pula dan apabila fondasinya rapuh, bangunan juga pasti mudah hancur. Iman yang dimaksud dalam agama Islam adalah keyakinan dan kepercayaan adanya Tuhan, Malaikat, Rasul-Rasul, Kitab-Kitab suci, Hari Akhir, dan Qada dan Qadar. Dalam ilmu tauhid, seseorang dinilai mu’min apabila memiliki akidah tersebut dan akidah harus dinyatakan secara lisan, dibenarkan oleh hati, dan dilaksanakan oleh anggota badan. Selain itu, pengertian iman secara bahasa juga sangat penting. ”Iman” dalam bahasa Arab berasal dari kata “’amn” yang berarti adanya ketenangan jiwa dan hilangnya ketakutan pada seseorang, sedangkan “iman” secara bahasa Arab memiliki arti menghadirkan ketenangan jiwa kepada lingkungan sekitar atau menghilangkan ketakutan dalam lingkungan sekitar. Dilihat dari sudut istilah dan bahasa, maka seorang mukmin bukan hanya seseorang yang memiliki akidah tentang 6 hal pokok di atas, melainkan juga seseorang yang bahagia, tenang, dan tenteram. Bahkan mukmin bukan hanya seseorang yang memiliki perasaan tenteram dan bahagia secara personal, melainkan juga seseorang yang mampu “menghadirkan rasa tenang dan rasa aman” bagi orang lain atau bagi masyarakat dan bangsa, karena seseorang mukmin (sesuai dengan makna harfiahnya) harus menciptakan suasana aman, menghilangkan ketakutan, dan menghilangkan keresahan serta harus mengatasi sumber atau faktor-faktor yang menyebabkannya. Dalam pelbagai hadis, tanda-tanda seorang mu’min ialah apabila yang bersang kutan menghargai tentangganya, menghormati tamunya, menjalin silaturahmi
24
MODUL PELATIHAN
dan memiliki konsistensi antara ucapan dan perbuatan. Semakin beriman seseorang bukan hanya yang bersangkutan semakin bahagia dan semakin tenang, melainkan juga semakin bermakna bagi lingkungan yang luas, karena pengertian dan konsep iman dan mukmin selain memiliki dimensi vertikal (hubungan manusia dan Tuhan), sebagaimana dijelaskan di atas, juga memiliki dimensi sosial, karena kehadiran mukmin harus membuat masyarakat bangsa menjadi semakin aman dan semakin tenteram. Dan yang merasa tenteram dan aman bukan hanya Muslim melainkan juga non Muslim, semua umat manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan seluruh alam semesta.
Apakah Islam? Dalam sebuah hadis Nabi, Islam dijelaskan dengan mengucapkan syahadat dan melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji. Dengan demikian, ukuran seorang Muslim terletak apakah seorang tersebut mengikrarkan syahadat dan melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji ataukah tidak. Pemahaman bahasa Arab atas kata “Islam dan Muslim” di sini sangat penting ditambahkan. “Islam” dalam bahasa Arab berasal dari salam yang memiliki arti selamat lahir-batin dari kesusahan, kesalahan, kekeliruan, gangguan, bahaya dan penyimpangan. Dalam bahasa Arab, islam juga berarti membuat atau menjadikan seseorang, sesuatu atau keadaan selamat dari segala penderitaan atau membuat atau menjadikan seseorang, sesuatu, atau keadaan menjadi damai sejahtera. Dengan pengertian bahasa di atas, Muslim adalah seseorang yang bukan hanya selamat dari sikap dan tindakan yang salah. Muslim juga adalah seseorang yang aktif mencegah sengketa, konflik, peperangan, dan yang aktif menghadirkan dan menciptakan suasana damai sejahtera. Seorang atau sekelompok Muslim yang menyebabkan suasana tidak tenteram atau tidak damai dalam masyarakat pada dasarnya bukan Muslim yang benar, karena kehadiran Muslim justru harus menghadirkan dan menciptakan rasa nyaman, rasa terteram, dan rasa damai dalam masyarakat. Semakin mendalam Islam seseorang akan semakin membuat masyarakat dan lingkungan sekitar menjadi masyarakat yang damai dan rukun dan semakin rendah keislaman seseorang akan semakin membuat suasana curiga dan pertentangan masyarakat. Karenanya, seorang atau sekelompok Muslim yang hidup dalam masyarakat yang secara agama, suku, bahasa, atau budaya majemuk bukan hanya menghindari atau mencegah pertentangan antar kelompok, melainkan justru harus membangun saling pengertian, harmoni sosial, dan kerjasama.
Muslim adalah seseorang yang bukan hanya selamat dari sikap dan tindakan yang salah. Muslim juga adalah seseorang yang aktif mencegah sengketa, konflik, peperangan, dan yang aktif menghadirkan dan menciptakan suasana damai sejahtera
Apakah Ihsan? Lalu bagaimana ihsan? Ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena seseorang tersebut menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Ta’aala senantiasa mengawasinya walaupun tidak melihat-Nya. “Ihsan” berasal dari bahasa Arab hasan yang berarti kebaikan yang didambakan setiap orang dalam jiwanya, raganya dan situasinya. “Hasan” ialah keadaan bebas dari kesusahan, kesulitan, keburukan dan kesengsaraan. Adapun “ihsan” berarti menghadirkan kebaikan, menciptakan kebaikan, atau mencegah keburukan, mencegah kesusahan, mencegah kesengsaraan. “Muhsin” (pelaku ihsan), Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
25
“Muhsin” (pelaku ihsan), karenanya, bukan hanya seseorang yang baik hidup dan kehidupannya, melainkan juga seseorang yang berbuat positif untuk kehidupan lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, dan bangsa.
26
MODUL PELATIHAN
karenanya, bukan hanya seseorang yang baik hidup dan kehidupannya, melainkan juga seseorang yang berbuat positif untuk kehidupan lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Muhsin bukanlah manusiamanusia egois, karena “muhsin” pada dasarnya memiliki kepedulian sosial dan memiliki karakter senantiasa menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Jadi, siapakah manusia utama dalam agama Islam? Manusia yang utama dalam agama Islam adalah seorang berakidah Islam yang benar, sehingga mampu membuat sesamanya serta lingkungannya (hewan, binatang, tumbuhtumbuhan, dan alam seluruhnya) menjadi aman tenteram atau menjadi selamat dari segala hal yang membahayakan dan menghancurkan. Manusia yang utama dalam Islam ialah seseorang yang mampu menyelamatkan makhluk Tuhan dari hal-hal yang membahayakan dirinya, orang lain dan lingkungannya dan seseorang yang mampu berbuat baik dan melakukan serta melahirkan kebaikan bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungannya.
2 SESI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PAI DAN BP BERBASIS ISRA
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
27
2 SESI
1. RASIONAL Upaya untuk menjadikan pembelajaran PAI dan BP menjadi mata pelajaran yang menarik dan disukai peserta didik merupakan tugas dan tanggung jawab Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Salah satu tuntutan guru untuk dapat mewujudkan hal tersebut selain harus menguasai materi yang diajarkan, juga kemampuannya dalam menggunakan berbagai macam metode pembelajaran. Sehingga suasana kelas tidak memiliki kesan monoton, namun selalu tercipta suasana kondusif untuk belajar. Guru hendaklah tidak hanya menggunakan satu metode, akan tetapi menerapkan metode yang bervariasi. Penggunaan satu metode cenderung menghasilkan pembelajaran yang membosankan, tidak efektif, dan peserta didik kurang bergairah dalam belajar. Penerapan berbagai metode merupakan solusi tepat yang akan memunculkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
TUJUAN
1. Peserta memiliki sikap terbuka (open minded) terhadap beberapa metode pembelajaran PAI dan BP. 2. Peserta mampu mengidentifikasi karakteristik berbagai metode pembelajaran PAI dan BP yang telah diterapkan oleh peserta pelatihan.
METODE YANG DIGUNAKAN
Modul ini digunakan dengan metode reflective thinking, picture and picture, gallery walk, happy performance, celebration and exhibition, inquiry and discovery learning, mind mapping, dan market place activities. Metode tersebut dapat dilihat dalam alur kegiatan.
ALAT/BAHAN/SUMBER TAGIHAN PASCA PELATIHAN
Setelah mengikuti sesi ini, seluruh peserta pelatihan dapat: 1. Mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan permasalahan dalam penggunaan metode pembelajaran PAI dan BP serta mampu memberikan solusinya. 2. Mampu menggunakan metode-metode dalam proses pembelajaran PAI dan BP.
28
MODUL PELATIHAN
• Lembar Kerja Identifikasi (LK 2. 01) • Lembar Kerja Picture and Picture2. 02 (LK 2. 02) • Lembar Kerja 2. 03 Exhibition (LK 2. 03) • Lembar Kerja 2. 04 Mind Mapping (LK 2. 04) • Lembar kerja 2. 05 Market Place Activity (LK 2. 05) • Presentasi Tahap 1 (Slide 2. 01) • Presentasi Tahap 2 (Slide 2. 02) • Presentasi Tahap 3 (Slide 2. 03) • Kertas Plano A1 • Tape/Double Tape kertas • Spidol warna • Gunting • Post-It warna-warni • Stopwatch • Bahan Bacaan model pembelajaran (Lampiran 2. 01)
2. ALUR KEGIATAN
Kesiapan Belajar
Penggalian Pengalaman 15’
Refleksi dan Penguatan
45’
Kegiatan Inti 15’
180’
Tindak Lanjut 15’
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
29
KESIAPAN BELAJAR (15’) • Fasilitator mengemukakan tujuan dan skenario pelatihan Sesi 1.
• Fasilitator melakukan ice breaking untuk pemusatan perhatian.
PENGGALIAN PENGALAMAN (45’) Total 270 menit
• • • • • • • • •
Slide 2. 01 Kertas warna, Kertas warna, Stopwatch LK 2. 01 Stopwatch LK 2. 01 Foto-foto tahapan proses Kertas plano A1 Doubel tape Isolasi kertas
KEGIATAN 1: REFLECTIVE THINKING 1. Fasilitator mengajukan tiga pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta pelatihan: a. Bagaimana guru Anda dahulu mengajar PAI dan BP? b. Bagaimana kesan perasaan Anda belajar dengan cara seperti itu?
KEGIATAN 2: LIMA JARI 1. Fasilitator meminta peserta pelatihan untuk menggambar telapak tangan! 2. Peserta pelatihan diminta untuk menuliskan pada bagian gambar telapak tangan apa yang ingin Anda lakukan dalam pembelajaran PAI dan BP di masa mendatang.
30
MODUL PELATIHAN
c. Apakah Anda ingin sama mengajarkan PAI dan BP dengan cara yang sama seperti itu? 2. Peserta pelatihan menuliskan jawaban pertanyaan di buku masing-masing. 3. Perwakilan peserta dalam kelompok membacakan jawaban.
3. Motivasi
Fasilitator memberikan motivasi pentingnya menerapkan metode pembelajaran.
KEGIATAN 3: BRAINSTORMING • Fasilitator membagikan satu lembar Post-It kepada masingmasing peserta. • Setiap peserta menuliskan satu metode pembelajaran yang pernah diterapkan di Post-It tersebut (di luar ceramah, tanya jawab, dan diskusi). • Setiap peserta menuliskan deskripsi metode dan kelebihan metode serta masalah yang dihadapi dalam menerapkan metode tersebut (setiap anggota dalam kelompok tidak boleh menuliskan metode yang sama).
• Perwakilan peserta pelatihan diminta untuk memberikan kesaksian ketika menerapkan metode pembelajaran yang paling menarik. • Fasilitator membagikan kertas plano. • Peserta menempelkan Post-It yang telah di isi di kertas plano dengan posisi memanjang ke bawah dan memberikan ruang di sebelah kanan untuk diberikan solusi oleh kelompok lain. LK 2. 01.
KEGIATAN 4: KUNJUNG KARYA • Kertas plano yang telah ditempeli Post-It, kemudian di tukar ke kelompok lain.
• Plano kelompok lain yang diterima, kemudian di telaah dan diberikan solusi terhadap masalah yang di hadapi. LK 2. 01.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
31
KEGIATAN 5: PRESENTASI • Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil telaahnya dalam waktu tiga menit dengan menyebutkan metode yang ditemukan, masalah yang di hadapi dan solusi yang diberikan. • Fasilitator menghimpun metode yang telah disebutkan dan menuliskannya dalam sebuah bagan. • Fasilitator memberikan penguatan atas hasil presentasi dan masukan peserta.
32
MODUL PELATIHAN
• Fasilitator menyampaikan bahwa sesungguhnya masih ada puluhan metode lain yang harus dipelajari peserta agar menjadi guru PAI dan BP yang bermutu. • Fasilitator menyampaikan bahwa pada proses ini peserta telah mempraktikkan beberapa metode pembelajaran yaitu: Reflective Thinking Brainstorming
KEGIATAN INTI
KEGIATAN 1: PICTURE AND PICTURE Mengenalkan macam-macam metode pembelajaran dengan metode picture and picture dan kunjung karya (gallery walk). Picture and Picture • Fasilitator membagikan sembilan paket gambar tentang tahapan proses pembelajaran, masing-masing kelompok menerima satu paket gambar yang berisi: 1. Role playing 2. Think pair and share 3. Make a match 4. Problem based learning 5. Project based learning 6. Group inverstigation 7. TGT 8. Market place activity 9. Discovery • Peserta secara berkelompok mencermati dan mengurutkan gambar sehingga menjadi urutan yang logis. Urutan gambar tersebut ditempel dikertas plano. • Perwakilan kelompok mempresentasikan alasan atau
•
•
•
• •
•
•
dasar pemikiran urutan gambar yang telah disusun tersebut. Fasilitator menyediakan kartu kata berisi nama metode pembelajaran. Peserta memilih kartu kata tersebut yang sesuai dengan urutan gambar yang dimiliki dan menempelkannya di atas urutan gambar tersebut. Fasilitator menayangkan kunci jawaban yang berisi urutan gambar yang benar dan nama metodenya. Masing-masing kelompok mengecek urutan gambar. Kelompok yang mengurutkan dengan benar akanmendapatkan reward. Kelompok yang urutan gambarnya kurang tepat di urut ulang sehingga menjadi urutan yang benar. Fasilitator memberikan penguatan kembali proses metode picture and picture dengan menyebutkan nama metodenya.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
33
KEGIATAN 2: PENYUSUNAN KARYA • Setiap kelompok di minta untuk membuat produk terkait gambar (puisi, pantun, lagu, sosiodrama) sesuai dengan materi pembelajaran PAI dan BP yang diberikan, kemudian ditempelkan di depan. LK 2. 03. • Fasilitator meminta perwakilan peserta untuk tampil ke depan dengan membawa gambar yang tersedia di mejanya.
• Perwakilan kelompok menampilkan produk (puisi, pantun, lagu, sosiodrama) yang telah diselesaikan. • Masing-masing kelompok memberikan apresiasi kepada peserta kelompok lain yang tampil ke depan berupa skor di kertas produk.
KEGIATAN 3: Mind mapping
34
MODUL PELATIHAN
• Instuktur membagikan bahan bacaan tentang metode pembelajaran. Masing-masing kelompok mendapatkan satu metode pembelajaran. 1. Expert group 2. Snowball throwing 3. Center piece 4. Inquiry 5. Information search 6. Question student have 7. Evaluasi pembelajaran kelompok
8. Testimoni • Setiap kelompok diberikan waktu 10 menit untuk melakukan reading text. • Fasilitator membagikan kertas plano. • Setiap kelompok menuangkan isi bacaan tentang metode dalam bentuk mind mapping (pemetaan pikiran); deskripsi, langkah-langkah dan pokok bahasan yang sesuai. LK 2. 04.
KEGIATAN 4: MARKET PLACE ACTIVITIES • Setiap kelompok memilih satu orang untuk menjual dan menjelaskan produk kelompoknya (mind mapping) kepada pengunjung, sementara anggota kelompoknya yang lain belanja informasi ke semua stand. • “Penjual” bertugas melayani pembeli dari kelompok lain yang berkunjung. • “Pembeli” dari kelompok lain
yang berkunjung berusaha untuk merekam penjelasan dalam bentuk catatan, simbol, ataupun gambar. • Setelah berkunjung, semua kelompok “pembeli” kembali ke kelompoknya, kemudian menyampaikan hasil belanja yang didapatnya kepada temannya yang tinggal.
REFLEKSI DAN PENGUATAN Fasilitator memberikan penguatan pentingnya menerapkan metode pembelajaran, sebagaimana mahfudzot (kata mutiara) di samping ini:
TINDAK LANJUT Fasilitator meminta peserta memilih beberapa metode yang akan diterapkan dalam satu kali pertemuan untuk materi terpilih. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
35
36
MODUL PELATIHAN
3 SESI
PENYUSUNAN RPP DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI ISRA
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
37
3 SESI
1. RASIONAL Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, proses ini harus diawali dengan perencanaan yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pengembangan RPP, ada empat hal yang harus diperhatikan, antara lain Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), materi, dan langkah-langkah pembelajaran, termasuk di dalamnya pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Keempat hal tersebut saling berkaitan. Materi pelajaran merupakan penjabaran dari KI dan KD, sedangkan langkah-langkah pembelajaran (termasuk metode) merupakan cara menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik. Pemilihan metode yang tepat akan membuat proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, kolaboratif, dan bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
METODE YANG DIGUNAKAN
TUJUAN
1. Peserta memiliki kepekaan terhadap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran PAI dan BP. 2. Peserta mampu menyusun RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
Metode-metode yang digunakan antara lain kunjung karya (gallery-walk) dan resitasi. Digunakan pula teknik kuis silih tanya.
ALAT/BAHAN/SUMBER
TAGIHAN PASCA PELATIHAN
Tagihan pasca pelatihan pada sesi ini adalah peserta mengisi dan mempresentasikan LK 3. 01, LK 3. 02, LK 3. 03, dan LK 3. 04 serta mampu mengaplikasikan hasil-hasil pelatihan di tempat tugas masing-masing.
• • • • • • • • • • • • • •
38
MODUL PELATIHAN
Permendikbud no. 59 tahun 2014 Permendikbud no. 103/2014 Lembar Kerja 3. 01 (LK 3. 01) Lembar Kerja 3. 02 (LK 3. 02) Lembar Kerja 3. 03 (LK 3. 03) Lembar Kerja 3. 04 (LK 3. 04) Presentasi Tahap 1 (Slide 3. 01) Presentasi Tahap 2 (Slide 3. 02) Presentasi Tahap 3 (Slide 3. 03) Buku Guru dan Buku Siswa PAI dan BP SMA/SMK Modul Metode Pembelajaran Kertas plano Tape/doubletape kertas Spidol
2. ALUR KEGIATAN
Kesiapan Belajar
Penggalian Pengalaman 15’
Refleksi dan Penguatan
15’
Kegiatan Inti 30’
135’
Tindak Lanjut 15’
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
39
KESIAPAN BELAJAR • Fasiltator bertanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai. • Fasilitator menyiapkan kesiapan peserta dengan menggambar telapak tangan dan menuliskan apa yang bisa diperbuat untuk menumbuhkan generasi Islam yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia kreatif, mandiri, menghargai perbedaan, hidup harmonis dalam wadah NKRI. • Peserta menuliskan GAGAL MERENCANAKAN= MERENCANAKAN KEGAGALAN
Total 210 menit
• • • • • • • • •
• • • • • •
Slide 3. 01. Kertas post it warna-warni, Alat tulis. Peralatan permainan bowling LK 3. 01 Kertas Post-It, Kertas plano, LK 3. 02 Permendikbud no. 59 tahun 2014 tentang KI-KD Slide 3. 02. Kertas kosong Alat tulis Kertas plano Alat tulis LK 3. 03
GAGAL MERENCANAKAN= MERENCANAKAN KEGAGALAN
PENGGALIAN PENGALAMAN
40
MODUL PELATIHAN
• Quiz SEKILAS RPP (apa RPP, langkah menyusun RPP, langkah membuat indikator, langkah membuat materi, langkah
menyusun kegiatan belajar). • Puzzle RPP.
KEGIATAN INTI
KEGIATAN INTI 1: PEMODELAN SALAH BENAR ATG (AMATI, TANYAKAN, GALI INFORMASI) 1) Peserta dikelompokkan menjadi 7) Untuk melatih kemampuan lima kelompok (QH, A, A, Fikih, mendengar orang yang sudah SKI). ditunjuk tidak boleh ditunjuk 2) Peserta diminta membaca lagi. Pertanyaan yang sudah paparan 3.1 (Cara menyusun ditanyakan tidak boleh Komponen RPP dengan ditanyakan lagi. mengintegrasikan ISRA). 8) Fasilitator dan juri dari 3) Anggota kelompok berhitung kelompok lain akan memveto (1 sampai 7). Tiap anggota benar atau salah dengan dalam kelompok membaca memberi skor pada papan skor per bagian dan membuat dua (lima kelompok). pertanyaan yang berbeda 9) Fasilitator menayangkan slide tentang (a) indikator, (b) materi, penguatan mana salah dan (c) media/ alat/ sumber, (d) mana yang benar berkaitan langkah pembelajaran pada dengan (a) indikator, (b) materi, pendahuluan, (e) langkah (c) media/ alat/ sumber, (d) kegiatan inti, (f) kegiatan langkah pembelajaran pada penutup, (g) teknik dan pendahuluan, (e) langkah instrumen penilaian. Jawaban kegiatan inti, (f) kegiatan ditulis pada belakang kertas. penutup, (g) teknik dan 4) Pertanyaan yang telah dibuat instrumen penilaian. didiskusikan dalam kelompok (pertanyaan menggunakan pertanyaan bagaimana, apa contohnya, salah atau benar, bagaimana memperbaikinya) 5) Kuis silih tanya. Tim kelompok menunjuk secara demokratis wakil kelompok untuk menjadi juri. 6) Secara bergilir fasilitator menunjuk kelompok untuk saling bertanya. Misalnya, kelompok QH untuk memilih anggota kelompok Akidah untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang akan dipilih didiskusikan secara demokratis dalam kelompok. Kelompok yang menjawab benar menjadi penanya dan menunjuk anggota kelompok lain untuk menjawab pertanyaan yang dipilih (sampai dua pertanyaan). Kelompok yang menjawab salah hak untuk menjadi penanya digugurkan. Pertanyaan bergilir untuk kelompok berikutnya. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
41
KEGIATAN INTI 2: ATM (AMATI, TIRUKAN, MODIFIKASI) 1) Peserta masih dalam lima kelompok (QH, A, A, Fikih, SKI). 2) Peserta diminta membaca contoh RPP pada Buku III tentang pernikahan halaman .... 3) Peserta berhitung sampai tujuh mengerjakan LK 3.2 sesuai bagian masing-masing. Ketika kelompok memilih serangkaian KD (lihat lampiran .... buku 2) sesuai aspek PAI dan BP. Tiap anggota dalam kelompok membuat sesuai bagian dengan cara meniru dan memodifikasi contoh RPP. Anggota 1 membuat indikator. Anggota 2 membuat materi. Anggota 3 menentukan media/alat/ sumber yang sesuai. Anggota 4 membuat langkah pembelajaran pada pendahuluan. Anggota 5 membuat langkah kegiatan inti. Anggota 6 membuat kegiatan penutup, dan Anggota 7 membuat teknik dan instrumen penilaian. Jawaban ditulis LK 3.2. 4) Hasil yang telah diperoleh diurutkan sesuai format RPP dan dipajang pada tempat yang disediakan.
REFLEKSI DAN PENGUATAN Penemuan Prinsip Integrasi ISRA dalam Komponen Pembelajaran (ujaran guru dalam kelas, dan lainlain.) Analisis Video Pembelajaran PAI dan BP.
42
MODUL PELATIHAN
5) Secara bergilir kelompok saling berkunjung dan menilai RPP dengan rubrik pada LK 3.3. Tiap anggota akan menilai sesuai spesialisasinya. Yang menulis indikator akan menilai indikator. Begitu seterusnya, sehingga tiap anggota bekerja sesuai komponen RPP yang menjadi bagiannya. Fasilitator juga menilai dengan rubrik RPP dengan mengintegrasikan ISRA. 6) Kelompok merevisi RPP yang dibuat berdasarkan komentar. 7) Kelompok memajang hasil revisian di samping RPP awal sebelum direvisi. 8) Hasil penilaian berupa tujuh bintang jika komponen RPP hasil revisian dinilai benar. Jika belum benar diberi saran perbaikan lagi. 9) Fasilitator menayangkan slide penguatan mana salah dan mana yang benar berkaitan dengan (a) indikator, (b) materi, (c) media/alat/sumber, (d) langkah pembelajaran pada pendahuluan, (e) langkah kegiatan inti, (f) kegiatan penutup, (g) teknik dan instrumen penilaian.
TINDAK LANJUT Peserta dipandu dengan rubrik RPP merevisi RPP yang sudah dibuat berdasarkan komentar fasilitator dan kelompok lain.
3. Materi:
PENYUSUNAN RPP HAKIKAT RPP Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN RPP Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP diuraikan berikut. a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
43
c. d.
e.
f. g. h. i.
j. k.
l. m.
awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. Dalam kaitannya dengan pengintegrasiaan ISRA, RPP dirancang dengan menggunakan metode yang melatih siswa untuk belajar menghargai pendapat yang berbeda, belajar bekerja sama dengan kelompok yang heterogen, belajar saling menilai dengan cara damai dan objektif, belajar menerima tanggung jawab, belajar berempati, belajar mengkritisi dengan santun, dan belajar merespons pendapat yang berbeda dengan santun. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan kete rampilan, dan keragaman budaya. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi in formasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
KOMPONEN DAN SISTEMATIKA RPP Komponen dan sistematika RPP paling sedikit memuat: (i) indentitas sekolah, (ii) identitas mata pelajaran. (iii) kelas/semester, (iv) materi pokok, (v) alokasi waktu, (vi) tujuan pembelajaran, (vii) kompetensi dasar dan indikator pencapainnya, (viii) materi pembelajaran, (ix) metode pembelajaran, (x) media pembelajaran, (xi) sumber belajar, (xii) langkahlangkah pembelajaran, dan (xi) penilaian hasil belajar. Dalam contoh format penulisan RPP disini, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan langkah-langkah pembelajaran sudah diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran, sehingga komponenkomponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
44
MODUL PELATIHAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
:
Mata pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Alokasi Waktu
:
A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran regular, pengayaan, dan remedial) E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti • Mengamati • Menanya • Mengumpulkan informasi/mencoba • Menalar/mengasosiasi • Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
45
b. Kegiatan Inti**) • Mengamati • Menanya • Mengumpulkan informasi/mencoba • Menalar/mengasosiasi • Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup F. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan
46
MODUL PELATIHAN
PENYUSUNAN INDIKATOR Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Juga merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Adapun penempatan komponen kompetensi dasar dalam silabus sangat penting, hal ini berguna untuk mengingatkan para guru seberapa jauh tuntutan target kompetensi yang harus dicapainya. Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tandatanda perbuatan dan respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respons yang dilakukan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Dari beberapa pengertian menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa indikator adalah kompetensi dasar secara spesifik yang merupakan jabaran dari KD. Indikator harus mewakili karakteristik KD. Indikator dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolok ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Hal yang perlu di pertimbangkan dalam mengembangkan indikator Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: • Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam kompetensi dasar. • Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan • Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: • Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua atau tiga indikator. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. Rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. • Indikator harus dapat mengakomodasikan karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
47
• Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik. Fungsi Indikator 1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan. 2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery inquiry. 3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal. 4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
48
MODUL PELATIHAN
Contoh indikator yang benar dengan kata kerja yang operasional sesuai kata kerja dalam KD dan mengintegrasi kan ISRA KD 3.6. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam.
Indikator 3.6.1. Mengidentifikasi unsur penting dalam pengertian pernikahan (menurut kamus dan menurut syari). 3.6.2. Mengaitkan antara tujuan dan rukun dalam pernikahan. 3.6.3. Menilai praktik pernikahan yang sesuai dan tidak sesuai dengan syariat Islam secara santun dan argumen akurat. 3.6.4. Membuat contoh kalimat penilaian untuk merespon kasus pernikahan secara santun, objektif, dan menghargai pandangan yang berbeda.
4.6. Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam.
4.6.1. Memperagakan praktik pernikahan yang memenuhi syarat dan rukun dengan santun dan alasan yang akurat. 4.6.2. Memerankan tentang pernikahan yang tidak sah dalam Islam (pernikahan beda agama, tanpa wali, shigor, muhalil) dengan skenario yang anti kekerasan. 4.6.3. Mempraktikkan khutbah nikah secara santun, objektif, menghargai pandangan yang berbeda tentang pernikahan, tetapi dengan tetap berpegang teguh pada pernikahan sesuai syariat Islam.
Indikator di atas benar karena kata kerja pada KD menganalisis (C4) dirumuskan menjadi ranah yang setara, yaitu mengidentifikasi unsur penting dari dua konsep yang disajikan (pengertian pernikahan dalam kamus dan pernikahan dalam syariat Islam). Dengan demikian, keterampilan berpikir menganalisis terwakili oleh indikator. Demikian juga, “KD mengevaluasi” dijabarkan menjadi kemampuan menilai praktik pernikahan dan membuat kalimat penilaian dalam merespons kasus pernikahan.
Contoh indikator yang salah dan belum mengintegrasikan ISRA KD 3.6. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam.
Indikator 3.6.1. Memahami pengertian pernikahan. 3.6.2. Menjelaskan tujuan dan rukun dalam pernikahan.
Indikator pengetahuan di atas salah karena kata kerja pada KD menganalisis (C4) dirumuskan menjadi ranah yang lebih rendah C2 pada indikator (memahami dan menjelaskan). Dengan demikian, keterampilan berpikir pada KD belum terwakili pada indikator yang dirumuskan.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
49
Contoh perumusan indikator yang salah KD
Indikator
3.2. Menganalisis Surah Al-Isra’/17: 32, dan Surah An-Nur/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3.2.1. Memahami hukum bacaan tajwid Surah Al-Isra’/17: 32 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.2.2. Memahami hukum bacaan tajwid Surah An-Nur/24: 2 serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
4.2.1. membaca Surah Al-Isra’/17: 32, dan Surah An-Nur/24: 2, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
4.2.1.1. menjelaskan kata/lafal ayat pada Surah AlIsra’/17: 32, dan Surah An-Nur/24: 2, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf serta hadis terkait.
4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Al-Isra’/17: 32, dan An-Nur/24: 2,
Indikator di atas salah karena kata kerja pada KD menganalisis (C4) dirumuskan menjadi ranah yang lebih rendah C2 pada indikator. Dengan demikian, keterampilan berpikir pada KD belum terwakili pada indikator yang dirumuskan.
MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai. Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekat nya merupakan bagian tidak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD) yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya KI-KD yang diawali dengan tercapainya indikator pencapaian kompetensi.
50
MODUL PELATIHAN
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan materi pembelajaran; 1. Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan instruksional. 2. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan siswa pada umumnya. 3. Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan secara berkesinambungan.
4. Materi pelajaran disusun dari hal yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, agar siswa mudah memahaminya. 5. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual
Aspek–Aspek Materi Pembelajaran 1. Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum. 2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu yang meliputi dalil, rumus, postulat, dan juga teorema. 3. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan atau dialami. Mungkin berupa hal, objek, atau keadaan. Jadi, bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat atau teori. 4. Proses prosedur adalah serangkaian perubahan atau gerakan-gerakan perkembangan. 5. Nilai adalah suatu pola, ukuran, atau merupakan suatu tipe, atau model. Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk. 6. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Ber buat dapat berarti secara jasmaniah (menulis, berbicara, dan seba gainya). Biasanya aspek-aspek tersebut tidak terlepas satu sama lain.
Prinsip-Prinsip Penentuan Materi Relevansi atau kesesuaian Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka ma teri pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam,” maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan adalah pengertian, tujuan, hukum, rukun, dan syarat, orang yang dilarang dinikahi, pernikahan yang tidak sah, serta hikmah pernikahan. Konsistensi atau keajegan Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi dasar menganalisis makna Asma Al-Husna: Al-Karim, Al-Mukmin, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-’Adl, Al-Akhir, de ngan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal, dan perilaku adil. Maka materi yang diajarkan harus meliputi: Al-Karim, Al-Mukmin, Al-Wakil, Al-Matin, Al-Jamil, Al-’Adil, dan Al-Akhir. Adequacy atau kecukupan Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit, maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak, maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
51
Dalam pengembangan materi pembelajaran, guru harus mampu meng identifikasi materi pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini. • Potensi peserta didik. • Relevansi dengan karakteristik daerah. • Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik. • Kebermanfaatan bagi peserta didik. • Struktur keilmuan. • Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran. • Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. • Alokasi waktu.
Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran 1. Kriteria tujuan instruksional/indikator. Suatu materi pelajaran yang terpilih, bertujuan untuk mencapai tujuan instruksional khusus dan indikator yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, materi tersebut akan dikembangkan sedemikian rupa supaya sejalan dengan indikator yang telah dirumuskan. 2. Materi pelajaran supaya terjabar Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan yang setiap butir indikatornya telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran. 3. Relevan dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa yang pokok adalah berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh, dari mulai aspek pengetahuan, sikap, nilai, hingga keterampilan. 4. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat. Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Maksudnya, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna agar mampu menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri. 5. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik. Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral. Pengetahuan dan keterampilan yang akan mereka peroleh dari materi pembelajaran yang telah mereka terima, di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
52
MODUL PELATIHAN
6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis. Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan cara ini, diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa-siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat dan sumber belajar lainnya.
Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran 1. Identifikasi KI-KD. Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan karena setiap KI-KD memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Jadi di sini, harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor, atau afektif. 2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran dari indikator. Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajar an dengan tingkatan ranah berpikir yang terdapat pada indikator pencapaian kompetensi. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif di tentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Materi yang akan dibelajarkan juga perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, guru akan tepat memilih metode pembelajarannya. Setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. 3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan mengetahui tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kom petensi dasar akan diketahui apakah materi yang harus diajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik. Contoh: Kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan, atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi. Berarti materi yang diajarkan adalah “konsep.” 4. Memilih sumber bahan ajar. Setelah jenis materi ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat ditemukan dari berbagai sumber, seperti buku pelajaran, internet, alam sekitar, dan sebagainya.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
53
Contoh materi yang belum sesuai dengan indikator. KOMPETENSI DASAR:
3.6. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam. Indikator
Materi
Mengidentifikasi perbedaan unsur penting pengertian Pengertian pernikahan. pernikahan menurut kamus dan menurut syariat Islam. Mengaitkan tujuan dan rukun nikah dalam syariat Islam. Tujuan, syarat, dan rukun nikah dalam syariat Islam. Dalil tentang pernikahan dalam Islam. Menilai kasus pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Membuat komentar terhadap kasus pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam secara santun dan data objektif.
Contoh materi yang sesuai dengan indikator: KOMPETENSI DASAR:
3.6. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam. Indikator Mengidentifikasi perbedaan unsur penting pengertian pernikahan menurut kamus dan menurut syariat Islam. Mengaitkan tujuan dan rukun nikah dalam syariat Islam. Menilai kasus pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Materi Pengertian pernikahan (menurut kamus dan menurut syariat Islam). Perbedaan unsur penting pengertian pernikahan menurut kamus dan menurut syariat Islam. Tujuan, syarat, dan rukun nikah dalam syariat Islam. Kaitan tujuan dan rukun nikah. Dalil tentang pernikahan dalam Islam. Contoh kasus pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Contoh komentar yang santun dan argumentatif pada kasus pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Membuat komentar terhadap kasus pernikahan Contoh komentar yang santun dan argumentatif pada kasus yang tidak sesuai dengan syariat Islam secara pernikahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. santun dan data objektif.
54
MODUL PELATIHAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan metode pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam prosesnya, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Metode pembelajaran adalah metode yang digunakan guru dalam meng adakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya, metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Prinsip dan Fungsi Metode • Memiliki rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran. • Dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni. • Belajar melalui pemecahan masalah. • Selalu ingin menguji kebenaran sesuatu. • Melakukan penemuan terhadap suatu topik permasalahan. • Mampu menyimak. • Belajar secara mandiri. • Belajar secara berkerja sama. • Lebih termotivasi dalam belajarnya.
Fungsi Metode Pembelajaran • Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. • Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. • Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pem belajaran. • Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran
Standar proses mengamanatkan penggunaan pendekatan saintifik dengan menggali informasi melalui mengamati, menanya, mengeksplorasi/ menggali informasi, menalar, dan mengomunikasikan.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
55
Mengamati Tahap mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati
Menanya
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan saintifik seperti telah dikemukan di atas juga diterapkan di dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui penguasaan berbagai jenis teks seperti yang terdapat di dalam kurikulum 2013, keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis) akan memperkuat pencapaian kompetensi peserta didik. Pada tahap mengamati, kegiatan pembelajaran PAI dan BP dapat dilakukan dengan mengamati teks yang dimodelkan, mengamati tayangan TV/ rekaman video, mengamati gambar atau mengamati lingkungan sekitar.
Mengeksplorasi Menggali Data
Menalar
Mengomunikasikan
Menanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari ‘bertanya’. Ber tanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai ke mampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pelaksanaaan pembelajaran. Siswa dalam mengajukan pertanyaan didorong rasa ingin tahu. Setiap pertanyaan merupakan saat yang berguna, karena saat ini akan memusatkan seluruh perhatian untuk memahami sesuatu yang baru. Setiap pertanyaan yang diutarakan menunjukan bahwa siswa menyadari adanya suatu masalah. Siswa merasa kekurangan pengetahuan seputar materi yang diajarkan oleh guru. Guru harus mampu merangsang minat siswa bertanya serta mampu merespons setiap pertanyaan dengan baik. Adapun keterampilan bertanya yang harus dimiliki siswa ketika bertanya, yaitu frekuensi pertanyaan selama proses pembelajaran, substansi pertanyaan, bahasa, suara, dan kesopanan. Seorang siswa yang dibiasakan untuk bertanya maka siswa tersebut akan aktif dalam pembelajaran. Mengeksplorasi/Menggali Data Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tecipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan pengunaan panca indra dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi, guru: (1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip belajar dari aneka sumber; (2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antar peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
56
MODUL PELATIHAN
lainnya; (4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan (5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Menalar Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Mengomunikasikan Pada tahap ini peserta didik memaparkan hasil pemahamannya terhadap suatu konsep/bahasan secara lisan atau tertulis. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah melakukan presentasi laporan hasil percobaan, mempresentasikan peta konsep, dan lain-lain. Contoh langkah kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan ISRA Kegiatan pendahuluan Kegiatan Berdoa, presensi, mendoakan juga guru, teman/warga sekolah yang sedang ditimpa musibah/sakit. Mengemukan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan serta memberi kesempatan siswa untuk memberi usulan. Siswa diminta membentuk kelompok yang heterogen dengan menunjukkan tangannya ke arah teman yang dipilih secara bersama-sama.
Nilai ISRA
Demokratis
Kerjasama
PENGEMBANGAN MEDIA/ALAT/SUMBER Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa agar terjadi proses belajar. Media pembelajaran berfungsi sebagai: -
Penarik atensi: untuk menarik perhatian peserta didik untuk fokus pada pelaksanaan pembelajaran.
-
Penggugah afektif: secara emosional menggugah semangat belajar peserta didik agar terlibat secara emosional. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
57
-
Meningkatan kemampuan kognitif: mempermudah penangkapan pesan-pesan yang disajikan.
-
Kompensatoris: membantu peserta didik yang memiliki kelemahan dalam memahami teks. Melalui visualisasi mereka dapat mengorganisir informasi yang didapat sehingga mudah ditangkap oleh otak.
Merancang media pengajaran Media merupakan alat bantu pengajaran yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Tujuan menggunakan media pembelajaran, di antaranya: • mempermudah proses belajar-mengajar. • meningkatkan efisiensi belajar-mengajar. • menjaga relevansi dengan tujuan belajar. • membantu konsentrasi siswa. Media pembelajaran yang menumbuhkan ISRA mencakup semua benda fisik/gambar/video yang mempromosikan nilai menghargai perbedaan, berpikir positif, nilai humanisme, anti kekerasan, mengutamakan persatuan, memiliki empati, menghargai musyawarah dalam suasana damai. Media pembelajaran yang ISRA bersifat demokratis tidak membedakan peserta didik dengan beragam latar belakang dan kondisi fisik. Sumber belajar bisa berupa buku, kamus, internet, latar belakang/lingkungan yaitu situasi/ suasana sekitar di mana pesan disampaikan (lingkungan sosial, alam, budaya). Contoh: gedung sekolah, pasar, bengkel, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain. Sebagai media/alat yang mempromosikan nilai-nilai ISRA berarti media pembelajaran dapat berupa gambar, video, bacaan, LKS berisi nilai toleransi, anti kekerasan, tidak mengandung erotisme/pornografi, menghargai kema jemukan, kejujuran, empati/menyayangi sesama, tanggung jawab, kerja kelompok/gotong royong.
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP DENGAN INTEGRASI NILAI ISRA Dalam kurikulum 2013 penilaian harus mampu menggambarkan proses perkembangan sikap siswa. Pengembangan karakter seharusnya membawa siswa pada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut Conatio, dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif.
58
MODUL PELATIHAN
Pendidikan karakter mestinya mengikuti langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara konatif. Dengan proses seperti yang telah diuraikan tersebut penilaian sikap proses dalam konteks pendidikan karakter mencakup perkembangan tumbuhnya nilai pada diri siswa. Oleh karena itu, penilaian sikap dilakukan dalam proses pembelajaran. Penilaian sikap bukan dilakukan secara teori, tetapi dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap munculnya perilaku yang diharapkan pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual dan Kompetensi Inti Sikap Sosial. Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual. Perencanaan penilaian dilakukan terpadu dengan perencanaan pem belajaran. Perencanaan terpadu dengan keseluruhan pembelajaran perlu dilakukan karena penilaian otentik memadukan antara penilaian dan pembelajaran. Penilaian otentik menekankan pada proses. Perencanaan penilaian dalam kurikulum 2013 dilakukan dengan langkah berikut: 1) Membuat pemetaan unit-unit KD sikap, keterampilan, dan penge tahuan yang relevan. 2) Menelaah cakupan kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan. 3) Menjabarkan cakupan kompetensi menjadi indikator esensial. 4) Mengembangkan instrumen yang sesuai. 5) Merancang jumlah jabaran pengamatan sikap, keterampilan, pe ngetahuan. 6) Merancang waktu pengambilan data penilaian dan frekuensi peng ambilan data. 7) Mengembangkan rambu-rambu pengolahan.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
59
Pada Contoh Rancangan Instrumen Sikap Menghargai Perbedaan Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok Nama : ------------------------------Nama-nama anggota kelompok : ------------------------------Kegiatan kelompok : ------------------------------Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5, tulislah huruf A, B, C atau D di depan tiap pernyataan: A: selalu C: kadang-kadang B: sering D: tidak pernah 1.---Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan. 2.---Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu. 3.---Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan. 4.---Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya. 5. Selama kerja kelompok, saya …. ----mendengarkan orang lain ----mengajukan pertanyaan ----mengorganisasi ide-ide saya ----mengorganisasi kelompok ----mengacaukan kegiatan ----melamun Rekapitulasi sikap ISRA dalam Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
60
MODUL PELATIHAN
Mau bermusyawarah keputusan. Berlaku demokratis setelah menyelesaikan
Nama
Santun dalam mengkritik perbedaan.
No.
Merespons mengomentari dengan data argumen yang logis objektif.
Menghargai pendapat yang berbeda.
Sikap Sosial
Jurnal perilaku siswa diamati pada proses pembelajaran Nama Peserta Didik: ……………….. Aspek yang Diamati: ……………….. No.
Hari/ Tanggal
Kejadian
Keterangan
Teknik Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Teknik Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinam bungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Contoh Instrumen Penilaian Sikap Aspek Sikap
Deskriptor
Tanggung jawab
Menyelesaikan tugas membaca dengan sungguhsungguh dan tepat waktu.
Santun
Menanggapi simpulan perbedaan yang disampaikan teman dengan menggunakan pilihan kata yang tidak menyinggung orang lain.
Jujur
Mendeskripsikan perbedaan dengan usaha sendiri (tidak mencontek).
Ya
Tanda Cek Tidak
Mau menerima kritik dan mengritik sesuai fakta. Terbuka terhadap kritik.
Menanggapi kritik atau komentar dengan santun dan beradu argumen dengan logis/ objektif.
Menghargai pendapat yang berbeda.
Bersikap santun dalam merespons pendapat yang berbeda. Memberi argumen yang logis dan objektif serta santun.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
61
Skala Penilaian (Rating Scale) Sikap bisa juga dinyatakan dengan menggunakan skala penilaian lebih dari dua kategori, misalnya 1, 2, dan 3. Tetapi, setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3. Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik. Di lapangan sering dirumuskan rubrik universal, misalnya 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik. Deskriptor semacam ini belum akurat karena kriteria kurang bagi seorang penilai belum tentu sama dengan penilai lain, karena itu deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur. Berikut contoh penilaian sikap dengan rating scale beserta rubriknya.
Aspek Sikap
Lembar Pengamatan Penilaian KD 2.1 Dalam Konteks KD 3.2 dan KD 4.2 Skor Deskriptor 3 2
1
Tanggung jawab
Menyelesaikan tugas membaca dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu.
Menyelesaikan semua tugas.
Menyelesaikan lebih 50% tugas.
Kurang dari 50%.
Santun
Menanggapi simpulan perbedaan yang disampaikan teman dengan menggunakan pilihan kata yang tidak menyinggung orang lain.
Selalu memberikan tanggapan disampaikan dengan kata dan ekspresi santun.
Kadang menanggapi dengan ekspresi dan kata yang kurang santun.
Setiap memberi tanggapan menyakiti/ menjatuhkan.
Jujur
Mengerjakan tugas dengan usaha sendiri (tidak mencontek).
Selalu berusaha mengerjakan sendiri (tidak mencontek).
Ada sebagian yang mencontek teman.
Sering mencontek/ duplikasi milik teman/ orang lain.
62
MODUL PELATIHAN
Penilaian Antar Peserta Didik Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik penilaian untuk sikap dicontohkan berikut:
No. 1
Sikap yang Diamati Tanggung jawab
Tanda Cek Ya
Tidak
a) Melakukan observasi dengan penuh konsentrasi. b) Melakukan observasi dengan tahapan yang disepakati. c) Menyelesaikan tugas menulis hasil observasi sampai selesai. 2
Jujur a) Mendapatkan data observasi tanpa menyontek data teman. b) Menyusun laporan sesuai data hasil observasi tanpa mengurangi dan melebihi. c) Membuat laporan dengan pilihan kata dan kalimat yang saya susun sendiri.
3
Santun a) Sebelum menanggapi laporan teman, terlebih dahulu mengacungkan tangan untuk meminta kesempatan menanggapi. b) Menanggapi laporan teman dengan intonasi datar dan ekpresi wajah ramah. c) Saya menanggapi laporan teman dengan kata-kata yang tidak menyinggung teman. d) Terbuka terhadap kritik. e) Merespons dengan santun.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
63
Penilaian Dengan Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian pengetahuan pada pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan. Dengan kata lain, penilaian pengetahuan tidak teoritis, tetapi dalam konteks membaca atau menulis. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Instrumen tes lisan/tulis. Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran PAI dan BP perlu diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoritis. Penilaian pengetahuan terintegrasi dengan keterampilan dicontohkan berikut: KD/ INDIKATOR 3.6. 3.6.1. 3.6.2. 3.6.3. 3.6.4.
INSTRUMEN
Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam. Mengidentifikasi unsur penting dalam pengertian pernikahan (menurut kamus dan menurut syari). Mengaitkan antara tujuan dan rukun dalam pernikahan. Menilai praktik pernikahan yang sesuai dan tidak sesuai dengan syariat. Membuat contoh perilaku respons/ komentar yang menghargai pandangan yang berbeda tentang pernikahan.
1) Baca kedua pengertian pernikahan. Identifikasi unsur penting dalam pengertian pernikahan (menurut kamus dan menurut syari). 2) Tulislah kaitan antara tujuan dan rukun dalam pernikahan yang ditetapkan dalam pernikahan secara Islam. 3) Dhenok menikah yang terlanjur hamil dengan kekasihnya yang meninggal terpaksa harus menikah dengan Adi pilihan ibunya. Perjanjiannya setelah melahirkan mereka bercerai. Buatlah komentar terhadap praktik pernikahan tersebut! Ungkapkan dengan bahasa yang santun, logis, dengan bukti dan argumen yang akurat. 4) Buatlah contoh beberapa perilaku respons/ komentar yang menghargai pandangan yang berbeda tentang pernikahan, tetapi dengan tetap mempertahankan prinsip pernikahan dalam syariat Islam.
Pengembangan Instrumen Penilaian Pengetahuan Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilaian potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001). Penilaian pengetahuan dilakukan dengan instrumen berupa tes baik tertulis/lisan. Meskipun menggunakan tes, penilaian pengetahuan dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan dan penumbuhan sikap. Dengan demikian, penilaian pengetahuan PAI dan BP tidak mengukur pengetahuan hafalan semata, tetapi menilai pengetahuan dalam konteks keterampilan beragama (membaca, menyimak, menulis, atau berbicara). Pada Standar Penilaian disebutkan bahwa instrumen penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
64
MODUL PELATIHAN
Contoh penilaian yang sesuai dengan indikator. Indikator Menjelaskan keterkaiatan rukun nikah dan tujuan pernikahan.
Soal Jelaskan apa hubungan rukun nikah dengan tujuan pernikahan!
Mengaitkan tujuan dan rukun nikah. Menilai kasus pernikahan sesuai syariat Islam.
Jelaskan hubungan antara tujuan dan rukun nikah! Komentarilah kasus pernikahan tersebut berdasarkan syariat Islam!
Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen. Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian. Teknik Penilaian Tes tulis
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan
Daftar pertanyaan.
Penugasan
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Kompetensi Keterampilan. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes Praktik Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompe tensi. Dalam pembelajaran PAI dan BP tes praktik dapat berupa praktik menulis, mempresentasikan hasil, membacakan hasil ringkasan, dan se terusnya. Penilaian Proyek Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu ter tentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan, untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta didik meng aplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu, dan ke mampuan peserta didik dalam menginformasikan subjek tertentu secara jelas.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
65
Dalam penilaian proyek tiga hal berikut perlu dipertimbangkan. • Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan lapor an. • Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembe lajaran. • Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik dalam hal ini petunjuk atau dukungan. Penilaian proyek ini dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, kemudian me nyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist) ataupun skala rentang (rating scale). Contoh penilaian keterampilan dalam bentuk praktik ceramah atau produk membuat skenario tentang prinsip pernikahan dalam Islam. KD/INDIKATOR INSTRUMEN PENILAIAN 4.6. Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan Buatlah skenario prinsip pernikahan dalam Islam dalam Islam. dengan kasus pernikahan beda agama, tetapi orang tua 4.6.1. Memperagakan praktik pernikahan yang bersikap santun dan demokratis ketika melarang anaknya memenuhi syarat dan rukun. menikah dengan calonnya yang beda agama. Tokoh tidak 4.6.2. Memerankan tentang pernikahan yang memaksa orang lain untuk memeluk Islam. Tetapi, tetap tidak sah dalam Islam (pernikahan beda melarang karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Tokoh agama, tanpa wali, shigor, muhalil) mengemukakan argumen dengan dalil yang relevan! 4.6.3. Mempraktikkan khutbah nikah dengan santun, hikmah, dan ajakan tanpa Buatlah ceramah dengan topik pernikahan yang tidak sah kekerasan terhadap masyarakat yang dalam Islam dengan hikmah, logis, argumen yang akurat, melakukan pernikahan tidak sesuai dan santun dalam mengkritik pernikahan yang tidak sesuai syariat tetapi tetap mempertahankan syariat prinsip pernikahan sesuai Islam.
Penilaian Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi tiga persyaratan: (a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan (c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
66
MODUL PELATIHAN
Tugas-tugas (task) portofolio harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur. b. Kinerja dan atau hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. c. Tugas (task) portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian. d. Uraian tugas sesuai dengan isi KD, indikator kunci dan tujuan pem belajaran. e. Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengem bangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, kete rampilan). f. Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. g. Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. h. Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. i. Sebelum dilaksanakan oleh peserta didik, tugas (task), ditelaah oleh minimal seorang teman sejawat di sekolah dan diperbaiki berdasar hasil telaah.
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP DENGAN INTEGRASI NILAI ISRA Dalam kaitannya dengan pengintegrasiaan ISRA, RPP dirancang dengan menggunakan metode yang melatih siswa untuk belajar menghargai pendapat yang berbeda, belajar bekerja sama dengan kelompok yang heterogen, belajar saling menilai dengan cara damai dan objektif, belajar menerima tanggung jawab, belajar berempati, belajar mengkritisi dengan santun, dan belajar merespons pendapat yang berbeda dengan santun. a. Mengkaji silabus. Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah, dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya. b. Menentukan serangkaian KD yang akan dibuat RPP. Rangkaian KD ini harus memuat KD dari KI 1, KD dari KI 2, KD dari KI 3, dan KD dari KI 4. c.
Merumuskan indikator dengan mengintegrasikan ISRA.
d. Mengidentifikasi materi dan memperkaya materi pembelajaran dengan menambahkan nilai ISRA. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
67
e. Menyusun kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan nilai-nilai ISRA. f.
Menyusun penilaian yang berfokus pada pengamatan munculnya nilai-nilai ISRA.
Materi pembelajaran yang mengintegrasikan ISRA berarti menambahkan jabaran materi dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, dalam pem bahasan definisi aurat materi diperkaya dengan batasan aurat dari berbagai pandangan dengan pemantapan nilai menghargai perbedaan pandangan tentang aurat dan dapat merespons dengan positif perbedaan pandangan tentang definisi aurat. Materi ISRA diintegrasikan pada materi dengan menyajikan materi fakta tentang kasus-kasus perbedaan di masyarakat untuk dipahamkan dengan sasaran agar siswa belajar memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dari suatu topik. Contoh pengintegrasian ISRA pada materi. Materi Utama Toleransi
Materi ISRA Pengayaan Contoh masyarakat yang majemuk, tetapi saling berhargai. Cerita sahabat bagaimana Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap toleransi. Testimoni tokoh tentang toleransi, yaitu penghargaan KH. Hasyim Ashari kepada K.H. Achmad Dahlan.
Busana
Contoh komentar santun dalam menghadapi pandangan yang berbeda tentang busana. Contoh aktual dampak merugikan jika berbusana yang menyimpang. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pem belajaran adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. 2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus. 3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan; pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan meng komunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai
68
MODUL PELATIHAN
prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
STRATEGI INTEGRASI NILAI-NILAI ISRA DALAM PAI DAN BUDI PEKERTI Integrasi nilai ISRA dalam RPP dapat dilakukan melalui (1) perumusan indikator, (2) perluasan materi pembelajaran, (3) kegiatan pembelajaran, (4) pengembangan media/alat dan sumber belajar, (5) instrumen penilaian. Selain pada perencanaan pembelajaran, integrasi nilai ISRA juga bisa pada pelaksanaan pembelajaran. PENGINTEGRASIAN ISRA PADA KEGIATAN PENDAHULUAN Pengintegrasian ISRA pada kegiatan pendahuluan dapat berupa permainan, slogan, poster, tausiah yang mempromosikan nilai toleransi, gotong royong, demokrasi, humanisme, dan lain-lain. PENGINTEGRASIAN PADA KEGIATAN INTI Pengintegrasian ISRA pada kegiatan inti dapat berupa kegiatan pada tabel berikut. No.
Nilai Isra
Cara Mengintegrasikan Pada Kegiatan Pembelajaran
Pada Penilaian
1.
Tasamuh
- - -
berdiskusi dengan tertib menghargai pendapat yang berbeda damai dalam menyimpulkan perbedaan pendapat
Observasi sikap menghormati perbedaan
2.
Al-Luthf wa al-Rahma
-
penugasan untuk mengunjungi orang sakit/ kurang beruntung mengamati video orang kurang beruntung menyimak ketika teman mengemukakan pendapat tidak mem-bully pendapat/perilaku teman mendoakan teman/guru/sesama yang sedang mengalami musibah
Observasi kepedulian
- - - - 3.
Al-ukhuwah/Persatuan
- - -
kerja kelompok membagi kelompok secara heterogen tidak saling menyalahkan
Observasi kerja kelompok dalam kelompok yang heterogen
4.
Al-Tawasuth/Moderat
- - -
diskusi kelompok dengan santun terbuka terhadap kritik mengkritik dengan santun dengan mengungkapkan fakta objektif
Observasi kesantunan dalam berdiskusi dan argumen yang moderat
5.
Al-tawazun/Seimbang
- -
berbagi peran distribusi tugas dengan merata
6.
Ta’awun/Kerja sama
- - -
kerja kelompok saling membantu membagi tugas sesuai kemampuannya
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
69
No.
Nilai Isra
7.
Maslahat/ Menguntungkan Masyarakat
8.
Al-Taghyir/Perubahan
9.
Al-Adl/Adil
10.
Al-Amanah
Cara Mengintegrasikan Pada Kegiatan Pembelajaran - - - - - - - - - - - - - -
11.
Demokratis
- - - - - - -
Pada Penilaian
kerja sosial kerja bakti menjaga ketertiban umum berpartisipasi menjadi warga negara menjaga lingkungan setting kelas, seting kelompok refleksi setiap kegiatan menuliskan hikmah menilai secara transparan dan adil. saling menilai secara objektif kerja teman. mencatat data secara objektif. refleksi diri mengakui kesalahan dan memperbaiki. belanja informasi sesuai dengan yang ditugaskan kelompok. melaksanakan tugas pengamatan dengan objektif. mengerjakan tugas sampai selesai. mau menampilkan tugas yang diberikan. membentuk kelompok dengan mengacungkan jari ke teman yang ditunjuk. memberi kesempatan siswa menambahkan kegiatan. memberi kesempatan bertanya. membentuk kelompok heterogen. menghargai perbedaan pedapat/ pandangan.
PENGINTEGRASIAN ISRA PADA KEGIATAN PENUTUP Pengintegrasian ISRA pada kegiatan penutup dapat berupa pesan moral, tugas lanjutan, pembuatan slogan, poster untuk memperkuat dan mempromosikan nilai toleransi, gotong royong, demokrasi, humanisme, kasih sayang kepada sesama, santun/anti kekerasan.
70
MODUL PELATIHAN
4 SESI
PRAKTIK PEMBEL AJARAN PAI DAN BP BERBA SIS ISRA
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
71
4 SESI
1. RASIONAL Melaksanakan pembelajaran yang efektif tidak cukup dengan memahami metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Diperlukan kiat khusus dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. Selain hal-hal itu, guru juga harus memahami, menerapkan, dan membudayakan kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah, terutama di dalam kelas yang bersumber pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ’alamin.
TUJUAN
1. Peserta mampu mensimulasikan RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dengan tepat. 2. Peserta mampu mempraktikkan RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dengan tepat. 3. Peserta mampu melakukan refleksi atas praktik pembelajaran yang dilakukan.
METODE YANG DIGUNAKAN
Sesi ini dilakukan dengan pendekatan pemodelan dan inquiry.
ALAT/BAHAN/SUMBER TAGIHAN PASCA PELATIHAN
Tagihan pasca pelatihan di sesi ini adalah peserta terampil menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran di kelas.
72
MODUL PELATIHAN
• • • • • •
Lembar Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Format Perencanaan dan Penggunaan metode/skenario pembelajaran/RPP Lembar Kerja … (LK 4. 01) Lembar Kerja … (LK 4. 02) Lembar Kerja … (LK 4. 03) Lembar Kerja … (LK 4. 04)
2. ALUR KEGIATAN
Penggalian Pengalaman
Kesiapan Belajar 15’
Refleksi dan Penguatan
Kegiatan Inti 15’
Tindak Lanjut Penguatan
15’
150’
15’
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
73
KESIAPAN BELAJAR
PENGGALIAN PENGALAMAN
• Pada tahap ini, fasilitator memberi penjelasan latar belakang, tujuan, dan hasil belajar.
• Fasilisator memutarkan video atau film pendek tentang praktik mengajar. • Seluruh peserta diminta untuk menganalisis video atau film tersebut dengan menggunakan kata kunci. (LK 4.01)
KEGIATAN INTI Total 21900 menit • •
•
•
74
S lide 4. 01 Rubrik Pelaksanaan Pembelajaran Dalam LK 4. 01 Instrumen Pengamatan Pembelajaran
Slide 4. 02
MODUL PELATIHAN
• Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk menentukan guru model masing-masing 1 orang. (LK 4.02) • Setiap kelompok menyiapkan alat/bahan/sumber dan seluruh properti untuk tampil pada micro teaching dan real teaching. • Fasilitator menjelaskan tentang cara mengisi instrumen observasi dan refleksi pembelajaran. • Fasilitator mengecek kesiapan peserta untuk penerapan metode pembelajaran dengan peer teaching menggunakan cheklist. Fasilitator berkeliling ke seluruh kelompok untuk mengecek kesiapan melaksanakan peer teaching dengan mengamati lembar persiapan peer teaching yang telah disiapkan pada sesi 3. • Atau fasilitator meminta perwakilan kelompok untuk menjelaskan kesiapan masingmasing meliputi guru model, KD, metode, serta alat dan sumber pembelajaran. • Fasilitator membuat lucky draw
untuk menentukan urutan kelompok yang melakukan peer teaching. • Fasilitator menjelaskan ketentuan-ketentuan dalam melakukan peer teaching (lihat PPT). • Fasilitator meminta kelompok yang tidak bertugas peer teaching untuk mengisi cheklist lembar pengamatan dengan memberikan catatancatatan perbaikan. Sedangkan kelompok yang sedang bertugas harus mencatat saran/masukan dari kelompok lain dalam LK 4.04. • Fasilitator menjelaskan pola komunikasi guru peserta didik yang menggambarkan pembelajaran efektif dengan cara meminta peserta membandingkan dua situasi pembelajaran kelas dengan instruksi, manakah pola komunikasi yang efektif dari dua situasi pembelajaan pada LK 4.03.
REFLEKSI DAN PENGUATAN Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan berikut: 1. Pengetahuan apa yang diperoleh dari praktik mengajar yang dilakukan? 2. Sikap apa yang diperoleh dari praktik mengajar yang dilakukan? 3. Keterampilan apa yang diperoleh dari praktik mengajar yang dilakukan? 4. Bagaimana yang dirasakan paling sulit dalam praktik mengajar? 5. Bagian mana yang paling disukai dalam praktik mengajar? 6. Kendala apa yang dialami dalam menerapkan metode pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai ISRA? 7. Bagian mana yang dapat ditiru oleh guru lain berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan?
8. Peserta menyajikan hasil refleksi yang telah ditulis, peserta dari kelompok lain memberikan tanggapan. 9. Fasilitator memberikan penguatan tentang kriteria mengajar yang baik.
TINDAK LANJUT Merevisi RPP yang sudah dipraktikkan berdasarkan hasil refleksi dan komentar fasilitator.
Peserta diminta untuk melakukan merencanakan langkah follow up: 1. Apakah ibu/bapak memiliki keyakinan/prinsip baru setelah mengikuti real teaching? 2. Apa yang akan ibu/bapak lakukan setelah mengikuti real teaching ini? 3. Bagaimana ibu/bapak dapat mengenalkan metode yang telah dikuasai kepada guru sejawat?
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
75
3. Materi:
Refleksi RPP dan Pelaksanaan Pembelajaran yang mengintegrasikan ISRA KRITERIA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas. Kriteria pembelajaran yang baik dipaparkan berikut: Kegiatan Pendahuluan yang baik meliputi hal-hal berikut: • Orientasi (berdoa, presensi). • Mendoakan guru/teman/sesama yang sedang tertimpa musibah. • Apersepsi, mengaitkan materi dengan konteks multikultural toleransi (ISRA) atau isu aktual. • Mengemukakan garis besar kegiatan dan memberi kesempatan siswa memberi usul (demokratis). • Motivasi (puisi/nyanyian/yel yel berisi pesan moral ISRA). Kegiatan Inti yang baik meliputi hal-hal berikut: • Mengamati gambar/video/masalh/lingkungan/bacaan/orang-orang yang kurang beruntung dengan tertib baik secara kelompok atau individu. • Mendorong siswa bertanya/mempertanyakan yang diamati. • Menggali informasi (berwawancara, membaca, mencoba, sesuai indikator). • Mendiskusikan, membandingkan, menelaah secara kelompok dengan saling menghargai perbedaan pendapat mengomunikasikan/mempresentasikan/memajang/saling melihat yang telah dibuat kelompok lain. • Mencantumkan kegiatan yang bisa menumbuhkan saling menghargai perbedaan, gotong royong, terbuka terhadap kritik, memberi kesempatan berpendapat, saling menilai dan memotivasi (puisi/nyanyian/yelyel berisi pesan moral ISRA). Kegiatan Penutup yang baik meliputi: • Melakukan refleksi tentang materi dan sikap moral dalam pembelajaran. • Pesan moral sesuai ISRA dan tugas lanjutan. Kegiatan Penilaian yang baik meliputi: • Kesesuaian teknik dengan indikator pesan moral sesuai ISRA dan tugas lanjutan. • Memberi kesemptan penilaian sejawat dengan objektif dan santun. Kegiatan komunikasi lisan guru yang baik meliputi: Ucapan/tindakan guru yang mencerminkan sikap ISRA (demokratis, santun, antikekerasan, tidak porno, tidak streotype SARA • Penampilan penuh percaya diri • Bahasa komunikatif • Ramah/ merespon dengan santun/ tanpa kekerasan
76
MODUL PELATIHAN
5 SESI
REFLEKSI DAN RENCANA TINDAK L ANJUT
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
77
SESI
5
1. RASIONAL Hasil dan manfaat sebuah program pelatihan perlu diketahui oleh semua pihak terkait. Untuk itu, perlu dilakukan refleksi dan rencana tindak lanjut. Refleksi dan rencana tindak lanjut dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik dari peserta pelatihan dan memberikan perbaikan dari kesalahan/ kesulitan yang dihadapi.
TUJUAN
1. Mengetahui hasil pelatihan yang diperoleh peserta. 2. Mengetahui rencana pembelajaran yang akan dilakukan peserta di masa yang akan datang. 3. Memberikan masukan/evaluasi perbaikan pelatihan
METODE YANG DIGUNAKAN
• Brainstorming • Testimoni • Diskusi
TAGIHAN PASCA PELATIHAN ALAT/BAHAN/SUMBER
Tagihan pasca pelatihan di sesi ini adalah peserta terampil menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran di kelas.
78
MODUL PELATIHAN
• LK 5.01 • LK 5.02 • LK 5.03 • LK 5.04
2. ALUR KEGIATAN
Penggalian Pengalaman
Kesiapan Belajar 15’
Refleksi dan Penguatan
Kegiatan Inti 15’
Tindak Lanjut Penguatan
15’
150’
15’
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
79
KESIAPAN BELAJAR • Pada tahap ini, fasilitator memberi penjelasan latar belakang, tujuan, dan hasil belajar.
PENGGALIAN PENGALAMAN • Fasilisator mereview pengalaman mengajar yang baru dilakukan. • Seluruh peserta diminta menulis pengalaman berharga yang didapat selama praktik pembelajaran.
KEGIATAN INTI • Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan berikut: 1. Pengetahuan apa yang diperoleh selama pelatihan? 2. Sikap apa yang diperoleh selama pelatihan? 3. Keterampilan apa yang diperoleh selama pelatihan? 4. Bagaimana yang dirasakan selama pelatihan?
REFLEKSI DAN PENGUATAN Fasilitator memberikan penguatan tentang kegiatan yang bisa dilakukan sebagai tindak lanjut pelatihan.
80
MODUL PELATIHAN
5. Bagian mana yang paling disukai selama pelatihan? 6. Kendala apa yang dialami dalam menerapkan metode pembelajaran selama pelatihan? 7. Bagian mana yang akan diterapkan di sekolah?
TINDAK LANJUT Peserta diminta membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilakukan.
3. Materi:
Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat kem bali apakah rencana tindakan yang dilaksanakan dapat menghasilkan per baikan pelatihan sesuai dengan yang kita inginkan. Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan. Data atau informasi yang terkumpul perlu dianalisis, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya atau dengan standar tertentu, untuk mengevaluasi keberhasilan perbaikan pelatihan yang dilakukan. Jika perbaikan pelatihan belum berhasil sebagai mana yang diharapkan, kita perlu menindaklanjuti dengan melakukan analisis untuk mencari penyebab ketidakberhasilan dan membuat opsi perbaikan. Kegiatan ini diperlukan untuk memperoleh gambaran tingkat keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Hasil refleksi akan menentukan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Untuk dapat melakukan refleksi peserta harus memiliki data yang telah dianalisis dan diinterpretasikan. Selain itu peserta harus memahami betul tentang keterkaitan antara permasalahan, tujuan yang ingin dicapai, rencana tindakan yang telah disusun dan dilaksanakan, serta situasi dan kondisi saat tindakan dalam pembelajaran dilaksanakan Pada tahap ini diperlukan kemampuan untuk berpikir analitik secara kri tis, terhadap semua data, fakta dan fenomena yang terjadi, kemudian menghubungkannya dengan rumusan, tujuan, serta rencana tindakan se bagai alternatif solusinya. Artinya, diperlukan upaya merenung dan berpikir secara serius dan mendalam, dengan mengingat tentang berbagai konsep, prinsip, pengalaman praktis yang terkait dengan pembelajaran yang telah dipertimbangkan dalam menyusun rencana tindakan. Hasil refleksi diung kapkan dalam bentuk narasi ilmiah. PENGERTIAN Refleksi merupakan kegiatan telaah terhadap pelatihan yang baru saja dilakukan, hasil analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pelak sanaan pelatihan, untuk menetapkan atau mengevaluasi ketercapaian tu juan perbaikan pelatihan. Hasil refleksi dituangkan ke dalam narasi ilmiah, yang akan menjadi bagian dari sisi laporan pelatihan. Tindak lanjut merupakan kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan peserta setelah memperoleh simpulan dari interpretasi data dan refleksi.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
81
• Apabila hasil refleksi menunjukkan bahwa tujuan perbaikan pelatihan belum berhasil seperti yang diharapkan, kegiatan perbaikan tindakan dilanjutkan pada pelatihan berikutnya. Untuk menentukan tindak lanjut yang tepat, peserta perlu mencari faktor-faktor yang diduga kuat sebagai penyebab kekurangberhasilan perbaikan pembelajaran. Penyebab inilah yang harus digunakan sebagai dasar untuk merumuskan rencana tindakan pada pelatihan berikutnya. •
Apabila hasil interpretasi dan refleksi diperoleh simpulan bahwa tin dakan yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas pelatihan, peserta dapat mereplikasi pada proses pembelajaran di sekolah untuk lebih mengoptimalkan hasil pelatihan.
KEDUDUKAN DAN PENTINGNYA TOPIK REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT Kegiatan refleksi dan tindak lanjut merupakan kegiatan terakhir dari suatu pelatihan. Pada kegiatan inilah peserta pelatihan akan dapat mengetahui berhasil tidaknya rencana tindakan yang dilaksanakan. Pada kegiatan refleksi ini pula peserta dapat menentukan tindak lanjut apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, para peserta harus mempunyai pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam merefleksi serta memilih tindak lanjut yang tepat. Kegiatan refleksi dapat dilaksanakan sebagai bagian dari siklus penelitian tindakan (action research) dalam mengembangkan program pelatihan.
82
MODUL PELATIHAN
Lampiran-lampiran
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
83
DALIL-DALIL NAQLI YANG BERKAITAN DENGAN NILAI-NILAI MULTIKUTURALISME, HUMANISME DAN DEMOKRASI
Lampiran
1.01
Nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok nilai yaitu multikultural, dan humanisme demokrasi. Rincian masing-masing kelompok sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Demokrasi dalam Islam No. 1.
Nilai-Nilai ISRA
Isi Nilai-nilai Dalam Ayat
Terjemahan
ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ
Ta’aruf (Saling Mengenal)
2
Adanya individu dan kelompok manusia yang memiliki perbedaan jenis kelamin, kelompok, dan suku-suku, agar satu dan lainnya saling mendekat, mengenal, dan tolongmenolong.
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Al-Hujurat /49: 13)
ﮙﮚﮛ ﮜﮝ ﮞﮟﮠﮡﮢﮣﮤ ﭙ ﭚ ﭛ ﭜ ﭝ ﭞﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧﭨ ﭩ
ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵﭶ ﭷ ﭸ ﭹ
ﭺﭻ
Syura (Musyawarah)
84
Ajaran utama tentang demokrasi dalam Islam, yaitu bermusyawarah yang didasarkan pada ajaran Allah.
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Seruan untuk menyelesaikan persoalan dalam interaksi antar manusia melalui musyawarah.
(Asy-Syura/42:38)
MODUL PELATIHAN
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. ) Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (Ali Imran/3:159)
3
ﯭ ﯮ ﯯ ﯰﯱ ﯲ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶﯷ ﯸ ﯹﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ Ta’awun (Kerja sama)
Perintah kerjasama dan tolong-menolong dalam melakukan kebaikan dan larangan kerjasama dan tolong menolong dalam melakukan kejahatan. Perintah kerjasama dan tolong-menolong tidak membatasi hanya antar Muslim saja.
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Al-Maidah/5: 2)
4
ﭑﭒﭓﭔﭕﭖﭗﭘﭙﭚ ﭛﭜﭝﭞﭟﭠ ﭡ Mashlahat Menyiratkan pentingnya (Menguntungkan interaksi dan kerjasama Masyarakat) antar individu dan kelompok manusia dalam kebenaran yang membawa keuntungan bagi masyarakat umum. 5
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (Al-‘Ashr/103: 1-3)
ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ
ﯗ ﯘﯙ ﯚ ﯛ ﯜ ﯝﯞ ﯟ ﯠﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ
‘Al-Adl (Adil)
6
Islam memerintahkan untuk mempercayakan sesuatu kepada seseorang yang bisa dipercaya dan memerintahkan untuk berperilaku adil terhadap sesama manusia termasuk kepada kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang.
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al-Maidah/5:8)
ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖﯗ Al-Taghyir (Perubahan)
Perubahan masyarakat tergantung kepada perubahan individu-individu dalam masyarakat.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Al-Ra’d/13: 11)
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
85
2. Nilai-Nilai Multikulturalisme No.
Nilai-Nilai ISRA
Isi Nilai-nilai Dalam Ayat
Terjemahan
1
ﭪﭫﭬﭭﭮ ﭯﭰﭱﭲ ﭳﭴﭵﭶﭷﭸﭹ ﭺ ﭻ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ ﮁ ﮂﮃ ﮄ ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ
Kalimatun Sawa (Pegangan yang Sama)
Anjuran kepada kelompok yang berbeda keyakinan untuk mencari titik temu, kesepakatan, dan kebersamaan dalam mengatasi persoalanpersoalan bersama.
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.” (Ali Imran/3: 4)
2
ﯙ ﯚ ﯛ ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧﯨ Al-Amanah
Perintah untuk amanah dan bersikap adil. Setiap amanat (kepercayaan), baik jabatan, pangkat dan kedudukan, harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan siap dipertanggunggugatkan kepada masyarakat.
(Kepercayaan)
3
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. (an-Nisaa’ /4: 58)
ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖ ﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛﭜ
ﭝ ﭞ ﭟ ﭠ ﭡ ﭢﭣ
Husn al-Zhan (Prasangka Baik)
86
MODUL PELATIHAN
Perintah berprasangka baik yang berarti memiliki sikap percaya pada orang lain sebagai orang yang baik dan terpercaya, tanpa ada kecurigaan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (al-Hujurat/49: 12)
4
ﯭ ﯮ ﯯ ﯰﯱ ﯲ ﯳ ﯴ ﯵ ﯶﯷ ﯸ ﯹﯺ ﯻ ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ Al-Takaful dan Al Ta’awun
5
Takaful adalah sikap saling memikul beban, saling menopang, saling memberi dan menerima. Sikap ini didasarkan pada prinsip ajaran Islam sebagai agama yang didasarkan pada prinsip persaudaraan dan solidaritas.
ﯼ ﯽ ﯾ ﯿ ﰀ ﰁ ﰂ ﰃﰄ ﰅ ﰆ ﰇ ﰈ ﰉ Al-Salam (Selamat, Sentosa, Aman, Damai, dan, Harmoni)
6
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Al-Maidah/5: 2)
Muslim yang sejati tidak akan fanatik secara berlebihan, bahkan sebaliknya ia cinta damai, mengedepankan harmoni dan rasa aman bagi semua manusia.
Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfal/8: 61)
ﭒﭓﭔﭕﭖﭗﭘ ﭙﭚﭛﭜﭝﭞ
ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ
Al-‘Afwu (Keikhlasan untuk Memaafkan)
Perintah untuk segera memohon ampunan kepada Allah dengan cara berinfaq, menahan diri dari amarah, dan mau memaafkan kepada sesama.
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orangorang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, (Ali Imran/3:133-134)
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
87
3. Nilai-nilai Humanisme No. Nilai-Nilai ISRA 1
Abstaksi Ayat
Terjemahan
ﯦﯧﯨﯩﯪﯫ ﯬﯭﯮﯯﯰ ﯱﯲﯳﯴ ﯵﯶ
ﯷ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻ ﯼ ﯽﯾ ﯿ ﰀ ﰁ ﰂ ﰃ ﰄ ﰅ ﰆ
Al-Luthf wa Al Rahmah (Simpati dan Empati)
2
Penegasan persaudaraan sesama kaum beriman.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (al-Hujurat/49: 10)
ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯜ ﯝﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ‘Adamu Taklifi maa laa Yutaq (Tidak Memberi Beban di Luar Kesanggupan Manusia)
88
Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr/59: 9)
ﯜ ﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡﯢ ﯣ ﯤ ﯥ ﯦ ﯧ Al-Ukhuwah (Persaudaraan)
3
Perintah untuk bersimpati dan berempati. Simpati adalah rasa kasih dan rasa sudi, sedangkan empati adalah cara pandang dari sudut orang yang sedang mengalami kesusahan.
MODUL PELATIHAN
Allah tidak akan memberikan beban kepada manusia yang melebihi dari kesanggupan manusia untuk menanggungnya
“Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf/7: 42)
4
ﭑﭒﭓﭔﭕﭖﭗﭘﭙ ﭚﭛ ﭜﭝﭞﭟﭠ
ﭡﭢﭣﭤﭥ ﭦ ﭧ ﭨﭩﭪﭫﭬﭭﭮﭯﭰ
Al-Tasamuh (Toleransi)
5
Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (Al-Kaafirun/109: 1-6)
ﭪﭫﭬﭭﭮ ﭯﭰﭱ Al-Tawasuth (Moderat)
6
Penegasan tentang kebebasan dan toleransi beragama. Toleransi berarti kesabaran, kelapangan dada,sikap membiarkan berbeda dan tidak memaksa.
Perintah bersikap pertengahan (moderat), tidak berlebihan, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak, tidak terlalu memperhatikan diri sendiri atau terlalu memperhatikan orang lain.
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia (Al-Baqarah/2: 143 )
ﮊﮋﮌﮍ ﮎﮏﮐﮑﮒﮓﮔﮕ ﮖ ﮗﮘﮙﮚ Al-Tawazun (Seimbang)
7
Seimbang dalam melakukan berbagai kebijakan dan keputusan terhadap seluruh masyarakat yang memiliki latar belakang perbedaan agama, status sosial, budaya dan lain sebagainya
Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. (Al-Rahman/ 55: 7-9)
ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ
Persamaan
Perbedaan hakiki adalah pada derajat ketakwaannya, bukan pada jenis kelamin, bangsa dan suku . Semua itu merupakan ciptaan Allah. Allah memerintahkan kepada laki-laki dan perempuan, pelbagai suku, dan pelbagai bangsa untuk berinteraksi, membangun saling pengertian dan kerjasama.
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.“ (Al-Hujuraat /49: 13)
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
89
8
ﯿ ﰀ ﰁ ﰂﰃ ﰄ ﰅ ﰆ ﰇ ﰈﰉ ﰊ ﰋ ﰌ ﰍ ﰎ ﰏ ﰐ
ﰑ ﰒ ﰓ ﰔ ﰕﰖ ﰗ ﰘ ﰙ ﰚ
Al-Hurriyah (Kemerdekaan)
Kemerdekaan dalam beragama, berumah tangga, melindungi diri, berpikir dan berbicara, hak memperoleh pekerjaan dan kebebasan memilki hasil kerjanya, dan kemerdekaan berpolitik.
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut ) dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah/2: 256)
Sumber: Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kementerian Agama., Edisi Revisi, 2004
90
MODUL PELATIHAN
METODE-METODE PEMBELAJARAN
Lampiran
2.01
Proses belajar mengajar sangat menentukan peningkatan kualitas hasil belajar. Perolehan hasil belajar berupa nilai-nilai dan keterampilan tertentu terukur melalui proses dan hasil belajar. Guna menopang tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh, perlu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan metode yang tepat. Pada Kurikulum 2013 inovasi itu dapat dilihat melalui kegiatan mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat mengakomodasi tuntutan perkembangan seluruh aspek dalam diri peserta didik, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Active learning selama ini dianggap kurang dapat mengemas pembelajaran yang bermakna dan berguna. Guru yang profesional ditantang untuk dapat mengelola kelas dengan baik dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Terwujudnya active learning dalam kelas diawali dari cara guru menata pembelajaran. Keterlaksanaan pembelajaran yang baik dimulai dari kepiawaian guru membangkitkan motivasi peserta didik; guru memotivasi dan membangun serta menyelaraskan atau memper luas skema atau pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan intelektualitas, personal, sosial, emosional dan kultural. Berikut beberapa alternatif metode yang dimaksud dalam pembelajaran PAI dan BP.
1. METODE BERPIKIR REFLEKTIF (REFLECTIVE THINKING)
Deskripsi Metode eksplorasi pengalaman dari orang lain ataupun diri sendiri tentang suatu nilai melalui berpikir reflektif. Siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Berpikir reflektif mengandung tiga aktivitas, yaitu: 1. menyelami sesuatu; 2. memikirkan apa yang tegas; dan 3. belajar dari pengalaman. Melalui berpikir reflektif akan meningkatkan tiga jenis keterampilan, yaitu: 1. keterampilan penyadaran diri; 2. keterampilan pengembangan diri; dan 3. keterampilan penguatan diri. (mycourse.solent.ac.uk)
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
91
Ada dua model dalam berpikir reflektif, yaitu: Model “Siklus Belajar dari Kolb” (1984) dan “Modul Schön” (1991). Modul “Siklus Belajar Kolb” mencakup empat elemen:
Pengalaman
Uji ide dalam praktek
Observasi & Refleksi
Pengembangan ide
perencanaan dan piloting
1. pengalaman dalam mengerjakan sesuatu 2. observasi refleksi dengan mereview pengalaman 3. pengembangan ide dengan mengambail pelajaran dari pengalaman 4. uji ide dalam praktik melalui
Modul Schön membedakan refleksi dalam dua tahap (1991) Refleksi dalam tindakan 1. Berpengalaman 2. Berpikir dengan bertumpu pada kaki 3. Berpikir apa yang akan dikerjakan 4. Melakukan tindakan yang baru
Refleksi adalah tindakan • Berpikir tentang pengalaman yang terjadi • Berpikir apa yang akan dikerjakan berikutnya yang berbeda/lebih baik • Berpikir dalam-dalam
Langkah-langkah 1. Siswa mengamati/mendengar pengalaman orang yang inspiratif sesuai dengan topik. 2. Siswa berkelompok menganalisis nilai yang bisa dicontoh dari testimoni orang lain. 3. Siswa mendiskusikan cara melakukan nilai yang diperoleh. 4. Siswa merancang melakukan nilai seperti yang ditestimonikan. 5. Siswa merefleksi kendala dalam menjalankan suatu nilai. 6. Guru memberikan penguatan untuk meningkatkan karakter sisiwa.
92
MODUL PELATIHAN
2. METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAY)
Deskripsi Metode bermain peran adalah metode bermain dengan cara memberikan peran-peran tertentu atau serangkaian situasi belajar kepada murid dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas. Metode ini efektif untuk mengatasi problem hubungan antar pribadi dan meningkatkan suatu lingkungan keterampilan hubungan antar manusia. (Chester & Fox, 1966)
Langkah-langkah a. Persiapan kelompok: 1) Mengidentifikasi dan memaparkan masalah. 2) Menjelaskan masalah. 3) Menafsirkan masalah. 4) Menjelaskan bermain peran. b. Memilih partisipan: 1) Menganalisis peran. 2) Memilih pemain yang akan melakukan peran. c. Mengatur setting: 1) Mengatur sesi-sesi dan suasana lingkungan suatu tindakan. 2) Kembali menegaskan peran. 3) Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah. d. Mempersiapkan peneliti: 1) Memutuskan apa yang akan dicari. 2) Memberikan tugas pengamatan. e. Pemeranan: 1) Memulai bermain peran. 2) Mengukuhkan bermain peran. 3) Menyudahi bermain peran. f. Berdiskusi dan mengevaluasi: 1) Mereview pemeranan. 2) Kejadian, posisi, dan kenyataan. 3) Mendiskusikan fokus-fokus utama. 4) Mengembangkan pemeranan selanjutnya. g. Memerankan kembali: 1) Memainkan peran yang diubah. 2) Memberi masukan atau alternatif. 3) Perilaku dalam langkah selanjutnya. h. Diskusi dan evaluasi: sebagaimana dalam tahap enam i. Berbagi dan menggeneralisasikan pengalaman. Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah yang baru muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam tingkah laku.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
93
3. METODE BERPIKIR, BERPASANGAN, DAN BERBAGI (THINK, PAIR, AND SHARE)
Deskripsi Metode Berpikir, Berpasangan dan Berbagi merupakan strategi belajar kooperatif yang mendorong siswa untuk berbartisipasi aktif melalui tiga tahap: 1. berpikir independen tentang suatu pertanyaan dan mengembangkan ide 2. berpasangan dengan siswa lain untuk mengembangkan idenya 3. berbagi ide ke dalam kelas Dengan cara ini ide yang diperoleh menjadi lebih lengkap, jelas dan akurat (melalui berpikir tingkat tinggi) Metode pembelajaran Think, Pair and Share melatih siswa bagaimana mengutarakan sebuah pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi, siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran Think, Pair and Share TPS dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena semua siswa diberi kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kelas.
Langkah-langkah Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Think, Pair, and Share (TPS) adalah sebagai berikut: 1. Berpikir (Thinking) • Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang di kaitkan dengan materi.
94
MODUL PELATIHAN
• Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atas pertanyaan atau masalah yang di berikan (5’). • Siswa menuliskan jawabannya di kertas yang telah disediakan (2’). 2. Berpasangan (Pairing) • Guru meminta siswa untuk berpasangan, maksimal 6 siswa per kelompok. • Siswa secara bergantian menyampaikan ide atau gagasannya atas pertanyaan atau masalah (10’). • Kelompok tersebut menyimpulkan gagasan baru dari hasil diskusi (10’) dan dituliskan di kertas plano berupa kata kunci yang dibatasi dan dengan gambar atau simbol. 3. Berbagi (Sharing) • Kelompok siswa mempresentasikan hasil kesimpulan gagasan atau idenya di depan kelas, (tiap kelompok 5’). • Kelompok lain memberikan tanggapan. • Guru memberikan penguatan dan motivasi sesuai dengan muatan pembelajaran.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
95
4. METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH)
Deskripsi: Make a match (mencari pasangan) adalah model pembelajaran dengan cara menemukan pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh peserta didik. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994) dalam bukunya Language Arts and Cooperative Learning Lessons for The Little One. Inti dari model tersebut bagaimana peserta didik dapat mencocokkan kartunya dalam waktu yang telah ditentukan.
Tahapan: 1. 2. 3. 4.
Guru menyampaikan kompetensi siswa yang diharapkan. Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran. Guru menjelaskan tahapan make a match. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 5. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban. 6. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 7. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama Asmaul Husna akan berpasangan dengan deskripsinya. 8. Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada pasangan. 9. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 10. Guru menunjuk pasangan untuk presentasi. 11. Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka, sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan koreksi. 12. Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan. 13. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 14. Penguatan oleh guru. 15. Tugas.
96
MODUL PELATIHAN
5. METODE MELEMPAR BOLA SALJU (SNOWBALL THROWING)
Deskripsi Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk memberikan konsep pe mahaman materi yang sulit kepada siswa dan mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut. Dalam metode ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Pada setiap kelompok dipilih ketua kelompok yang akan mewakili untuk menerima tugas dari guru. Masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan), lalu dilempar ke siswa lain, kemudian siswa menjawab pertanyaan dari bola yang didapatkan. Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas, kemudian dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang menerima bola kertas, lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
Langkah-langkah 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masingmasing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4. Kemudian, masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ±15 menit. 6. Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7. Evaluasi. 8. Penutup.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
97
6. METODE PEMUSATAN PERHATIAN (CENTER PIECE) Center piece yaitu pusat perhatian. Dalam istilah metode pembelajaran, center piece yaitu metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk mengeluarkan ide/gagasannya yang berbeda atau melengkapi ide dari siswa lain dan sebagai wahana untuk mengenal perbedaan pendapat yang berkembang di lingkungannya.
Langkah-langkah 1. Siswa berkelompok 4 sampai 5 kelompok. Masing-masing siswa men dapatkan satu lembar kartu/kertas. 2. Guru menyiapkan pertanyaan yang merangsang berpikir kritis baik melalui kuis atau tertulis. 3. Setiap siswa menuliskan jawaban di kartu tersebut. Siswa yang selesai menuliskan jawaban meletakkan kartu tersebut di tengah meja. 4. Setiap siswa menukarkan kartu miliknya dengan kartu di meja, ke mudian membacanya lalu memberikan tanggapan sehingga setiap siswa membaca semua jawaban teman-temannya. 5. Guru meminta konfirmasi siswa dengan ungkapan kunci “andaikata” (what if)…… apa yang terjadi?
98
MODUL PELATIHAN
7. METODE PENEMUAN (INQUIRY) Metode inquiry adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berpikir ilmiah di mana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam metode inquiry siswa terlibat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Metode inquiry ditujukan untuk memberikan cara membangun kecakapankecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif pada siswa.
Langkah-langkah 1. Kegiatan Awal (Pendahuluan): 15 menit • Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdo’a. • Guru mengelola kelas (mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya). • Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari dan metode pembelajaran yang akan digunakan. • Guru melakukan apersepsi (sejauh mana peserta didik memahami hubungan pelajaran yang lalu dan atau konsep yang dimiliki dengan materi yang akan diajarkan). • Guru memberi motivasi peserta didik. 2. Kegiatan Inti (110 menit) • Pembagian kelompok (Peserta didik membagi diri menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan duduk sesuai dengan kelompoknya). Pembagian kelompok dilakukan se cara acak. (5 menit). • Guru membagi materi atau isu (masalah) yang akan dipecahkan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik (5 menit).
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
99
• Setiap kelompok menetapkan jawaban sementara (hipotesis) terhadap isu atau masalah yang ditugaskan (10 menit). • Setiap kelompok harus mencari dan menemukan konsep atau prinsip melalui proses penyelidikan untuk mengumpulkan data. (45 menit) • Setiap kelompok membuat kesimpulan jawaban secara tertulis (15 menit). • Kelompok mempresentasikan hasil temuannya (30 menit). • Proses tanya jawab. • Menarik kesimpulan dan generalisasi dari konsep atau data yang ditemukan. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) • Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi di akhir pembelajaran. • Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik/materi dan tugas yang diberikan guru terkait pembelajaran selanjutnya. • Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. • Pembelajaran dengan penguatan dari guru.
100
MODUL PELATIHAN
8. METODE PERMAINAN PERTANDINGAN ANTAR KELOMPOK (TEAMS-GAMES-TOURNAMENT)
Teams-Games-Tournament (TGT) adalah model pembelajaran yang menitik beratkan pada pertandingan permainan kelompok. Metode ini merupakan salah satu strategi belajar kelompok yang dikembangkan oleh Robert Slavin (2006) untuk mereview dan menguasai bahan pembelajaran. TGT dapat meningkatkan keterampilan dasar, capaian pembelajaran, interaksi positif antar siswa, penerimaan anggota yang berbeda dalam kelompok dan kepercayaan diri.
Langkah-langkah 1. Penyajian kelas Pengelolaan kelas meliputi: pengkondisian tempat duduk dan penyam paian tujuan. 2. Kelompok (Team) Pembentukan kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang ang gotanya heterogen. 3 Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan se derhana bernomor. • Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. • Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. • Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen ming guan.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
101
4. Turnamen Turnamen biasanya dilakukan di akhir pertemuan. Atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas. Dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. • Pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. • Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dalam satu meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II, dan seterusnya. 5. Team Recognize (Penghargaan Kelompok) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
102
MODUL PELATIHAN
9. METODE BELANJA MATERI (MARKET PLACE ACTIVITY) Market Place Activity merupakan metode pembelajaran berupa kegiatan pasar, di mana siswa dapat melakukan aktivitas jual beli informasi. Terdapat kelompok siswa pemilik informasi untuk dijual kepada kelompok lain dan kelompok siswa yang membeli informasi. Informasi yang diperjualbelikan adalah materi yang dipelajari pada hari itu. Melalui metode ini siswa diberi tanggung jawab untuk membuat perencanaan dan pengembangan pembelajaran mereka tentang suatu pokok bahasan. Metode ini sangat baik untuk mengembangkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri, membangun kerjasama, keterampilan kelompok, dan umpan balik. (thinkinghistory.co.uk)
Langkah-langkah 1. Setiap kelompok mempersiapkan barang yang akan dijual (pokok/ sub pokok bahasan yang ditugaskan guru, masing-masing kelompok berbeda kontennya). Pada tahap ini siswa mengamati, menanya dan mengeksplorasi pokok/sub pokok bahasan melalui referensi yang akurat di antara sesama kelompok. Satu konten lebih dari satu referensi. 2. Barang yang dijual harus menarik (bisa menggunakan mind mapping, peta konsep, desain gambar, dan lain-lain). Siswa mengasosiasikan dan mengomunikasikan hasil eksplorasinya melalui produk seperti mind mapping, peta konsep, desain gambar, dan lain-lain. 3. Kelompok dibagi menjadi dua bagian (kelompok penjual dan kelompok pembeli). Kelompok penjual menjelaskan kehebatan produknya secara detail. Kelompok pembeli menilai atau mendengarkan penjelasan dan mencatatnya. 4. Pembeli akan berkunjung ke stand penjual (diberi kesempatan 5-6 menit). Pembeli mengunjungi penjual dan mencatat apa yang dijelaskan penjual, ini harus dicatat karena pembeli ini harus menjelaskan kepada penjual di kelompoknya. 5. Pembeli menyampaikan laporan hasil kunjungannya kepada kelompoknya. Pembeli menjelaskan hasil kunjungan kepada penjual dikelompoknya. Pembeli dan penjual menilai mana kelompok terbaik pada saat kunjungan dan dikunjungi. 6. Refleksi.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
103
10. METODE BELAJAR BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) adalah pem belajaran yang diorganisasikan menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. PBL mengandung lima unsur (Thomas Johnson, W., 2000), yaitu: 1. Project adalah pusat pembelajaran yaitu isi kurikulum 2. Fokus pada pertanyaan yang merangsang siswa untuk mengkritisi konsep yang dibahas 3. merangsang terjadinya penyelidikan yang konstruktif di kalangan siswa 4. Project dikreasikan oleh siswa 5. Project bersifat realistik dan asli kreasi dari siswa Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Langkah-langkah 1. Pendahuluan. 2. Penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question). Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. 3. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project). Perencanaan proyek dan monitoring dilakukan secara kolaboratif an tara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi ten tang aturan main; pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial; pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin; serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
104
MODUL PELATIHAN
4. Menyusun jadwal (create a schedule). Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. • Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek. • Membuat deadline penyelesaian proyek. • Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru. • Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek. • Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 5. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (monitor the students and the progress of the project). Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dila kukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 6. Menguji hasil (assess the outcome). Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ke tercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pe mahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 7. Mengevaluasi pengalaman (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik kemudian mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran. Dengan begitu, pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab perma salahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
105
11. METODE BERBURU INFORMASI (INFORMATION SEARCH) Information Search adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik oleh guru maupun peserta didik. Tahap selanjutnya, mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat. Kegunaan dari metode ini adalah membiasakan peserta didik untuk membaca secara cermat, berpikir kritis, dan membantu menghidupkan materi yang membosankan menjadi lebih menarik.
Langkah-langkah 1. Pembagian kelompok (4-5 orang per kelompok). 2. Guru membagikan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok untuk dicari jawabannya. 3. Peserta didik dalam kelompok mencari informasi di buku teks dan sum ber belajar lain, seperti handout, dokumen, informasi dari internet, pe rangkat keras (CD/DVD) dan alat-alat lain. 4. Tiap kelompok menyusun jawaban yang sudah didapatkan dari refe rensi. 5. Jawaban tiap kelompok didiskusikan. 6. Setiap peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi semua kelom pok.
106
MODUL PELATIHAN
12. METODE TONGKAT NAMA (STICKNAME)
Deskripsi Stickname adalah metode yang menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik untuk terlibat secara merata, baik melalui lisan maupun tulisan. Kegiatan ini berpatokan pada stick yang bertuliskan nama masing-masing peserta didik.
Langkah-langkah 1. Pembukaan pelajaran dengan berdoa. • Menyiapkan doa yang akan dibaca dalam bentuk lembar kertas atau tayangan. • Salah satu peserta didik memimpin doa yang diikuti semua. 2. Absen kesiapan peserta didik. • Menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran dengan menggunakan stickname sebagai alat penunjukannya. • Menjawab sesuai yang dipahami atau yang dibaca. 3. Pengantar materi pelajaran. • Telah menyiapkan bahan materi dengan media atau tidak menyam paikan materi. • Memperhatikan materi yang disampaikan guru. 4. Tanggapan peserta didik secara lisan. • Memperhatikan tanggapan peserta didik. • Mencatat poin-poin penting di papan tulis. • Mengontrol jalannya tanggapan agar tidak terfokus pada satu dua anak saja dengan menggunakan stickname. • Menanggapi apa yang dipahami dari pengantar guru. 5. Catatan poin-poin penting guru atas tanggapan peserta didik. • Menguraikan lebih lanjut berkaitan dengan catatan poin-poin pen ting dari peserta didik. • Memperhatikan uraian atau tanggapan guru. 6. Tanggapan balik dari guru. • Memfokuskan kembali diskusi yang telah dilakukan pada topik pembahasan. • Mengasosiasikan apa yang dipahami dengan uraian guru. 7. Peserta didik menulis berdasarkan instruksi guru. • Menyiapkan instruksi-instruksi yang akan dikerjakan peserta didik secara tertulis. • Melaksanakan instruksi guru secara tertulis. 8. Guru memberi penguatan materi. • Menyiapkan alat atau media yang dibutuhkan untuk penguatan materi. • Menyampaikan penguatan materi. • Mencermati penguatan yang diberikan oleh guru. • Menyimpulkan dari apa yang dipahami dari proses KBM dari awal sampai akhir
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
107
13. METODE BERBASIS PERTANYAAN (QUESTIONS STUDENT HAVE)
Deskripsi Strategi Questions Student Have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Strategi ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapannya melalui percakapan. Selain itu, peserta didik juga dapat belajar membuat pertanyaan yang produktif dan berbagai jenis pertanyaan, yang semuanya memberikan kontribusi terhadap hasil belajar (Kysilka, 1975)
Langkah-langkah 1. Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu dilakukan setting kelas dengan membagi kelompok (4-5 orang anggota). 2. Mengadakan pretes sebelum pembelajaran dimulai, terkait dengan KD yang akan diajarkan. 3. Memberi penjelasan secara singkat tentang strategi dan tata cara Questions Student Have yang akan diterapkan. 4. Peserta didik diberi waktu 20’ untuk membaca materi pembelajaran pada buku panduan atau sumber belajar yang telah disiapkan. 5. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang belum dipahami dengan diberi waktu 5’ pada blanko lembar pertanyaan yang telah disiapkan. 6. Melalui aba-aba guru, masing-masing diminta untuk memberikan per tanyaan yang telah ditulis kepada teman dalam kelompoknya searah jarum jam. Selanjutnya, si teman membaca dan memberi tanda centang () jika pertanyaan tersebut juga ingin ditanyakan, dan tanda strip (-) jika tidak. Kertas ini diputar hingga blangko tersebut kembali kepada pemiliknya.
108
MODUL PELATIHAN
7. Pemilik lembar pertanyaan diminta menghitung tanda centang yang ada pada blangkonya. Kemudian, dia diminta untuk menghitung jumlah tanda centang yang diperoleh di samping kanan pertanyaan. 8. Pertanyaan yang paling banyak mendapat tanda centang mendapat prioritas utama untuk dijawab. Cara yang dilakukan adalah peserta didik diminta mengacungkan tangan apabila guru menyebutkan jumlah-jumlah tertentu, kemudian membacakan pertanyaannya. 9. Peserta didik lain diminta mengidentifikasi kemungkinan ada pertanya an yang sama dari yang dibacakan. 10. Setelah pertanyaan dibacakan, maka kesempatan menjawab pertama diberikan kepada peserta didik yang tidak memberi tanda centang pada pertanyaan. 11. Semua kertas pertanyaan dikumpulkan, karena kemungkinan ada pertanyaan yang perlu dijawab pada pertemuan berikutnya, sekaligus untuk direkapitulasi dan diidentifikasi serta dihitung kuantitas dan kualitas pertanyaan masing-masing. 12. Setelah selesai semua proses penerapan strategi pembelajaran dengan Questions Student Have, peserta didik diberi penilaian posttest untuk dua aspek, yaitu kognitif dan afektif. 13. Untuk aspek kognitif, peserta diberi tugas untuk mengerjakan soalsoal post-test yang telah disiapkan. 14. Sedangkan untuk penilaian afektif, peserta didik diminta menilai teman satu bangku tentang perilaku pelaksanaan shalat sunnah berjamaah dan munfarid selama satu minggu ke belakang. Adapun caranya adalah dengan memberi tanda centang pada kolom yang tersedia.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
109
14. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Dalam investigasi kelompok, siswa membentuk kelompok seminat yang merencanakan dan melaksanakan suatu investigasi serta mengintegrasikan hasilnya untuk dilaporkan di kelas. Tugas guru adalah membuat siswa menyadari bahwa banyak informasi yang berguna dari hasil investigasi tersebut. (Daniel Zingaro, 2008)
Langkah-langkah 1. Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki, rencana dan cara pelaksanaan menyelidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas. 2. Merencanakan tugas. Kelompok akan membagi subtopik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti dan bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. 3. Membuat penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis, mengevaluasi informasi, mem buat kesimpulan, dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam penge tahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. 4. Mempersiapkan tugas akhir. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas. 5. Mempresentasikan tugas akhir. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti. 6. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipre sentasikan.
110
MODUL PELATIHAN
15. METODE BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING=PBL) PBL menggunakan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator dan diseminator, serta menggunakan masalah yang terbuka sebagai stimulus awal dan kerangka pembelajaran (Wilkerson dan Gijselaers, 1996) Pembelajaran ini menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehi dupan sehari-hari sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Masalah diberikan kepada peserta didik sebelum mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah tersebut. Masalah bisa disajikan dalam bentuk gambar, tulisan, film pendek, atau power point.
Langkah-langkah 1. Pembagian kelompok (4-5 orang per kelompok). 2. Instruksi guru sangat jelas apa yang harus dilakukan siswa dan apa yang harus dilakukan guru. 3. Membagikan materi dan melakukan penelaahan terhadap masalahmasalah yang akan dipecahkan. 4. Mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dari masalah. 5. Peserta didik diajak menjawab pertanyaan tentang “apa yang perlu kita ketahui mengenai masalah yang kita hadapi setelah melakukan diskusi dan konsultasi.” 6. Menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil temuan mereka. 7. Belanja informasi. 8. Peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah (tulisan, gambar, dan lain-lain). 9. Penguatan oleh guru.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
111
Lampiran
2.02
Kelas X
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK
KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR 1.1
Terbiasa membaca al-Quran dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama. 1.2 Meyakini bahwa pergaulan bebas dan zina adalah dilarang agama. 1.3 Meyakini bahwa Allah Maha Mulia, Maha Mengamankan, Maha Memelihara, Maha Sempurna Kekuatan-Nya, Maha Penghimpun, Maha Adil dan Maha Akhir. 1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah Subhanahu wa Ta’aala 1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat Islam. 1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama 1.7 Meyakini bahwa menuntut ilmu adalah perintah Allah dan RasulNya. 1.8 Meyakini Al-Qur’an, hadis dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat. 1.10 Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah. 1.11 Meyakini kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan 2.2 proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam 2.3 berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
112
MODUL PELATIHAN
Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari perintah Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis terkait. Menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai pengamalan Al-Isra’/17: 32, dan An-Nur /24: 2, serta hadis terkait. Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan adil sebagai implementasi dari pemahaman surah Asmaul Husna al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR 2.4
Menunjukkan sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab, sebagai implementasi dari beriman kepada malaikat-malaikat Allah Subhanahu wa Ta’aala. 2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai dengan syariat Islam. 2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. 2.7 Memiliki sikap semangat keilmuan sebagai implementasi dari pemahaman At-Taubah/9: 122 dan hadis terkait. 2.8 Menunjukkan perilaku ikhlas dan taat beribadah sebagai implemantasi pemahaman terhadap kedudukan Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 2.9 Menunjukkan kepedulian social sebagai hikmah dari perintah haji, zakat, dan wakaf. 2.10 Bersikap tangguh dan rela berkorban menegakkan kebenaran sebagai ’ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Mekah. 2.11 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah strategi dakwah Nabi di Madinah. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.1
Menganalisis Al-Hujurat/49: 10 dan 12; serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah). 3.2 Menganalisis Al-Isra’/17: 32, dan An-Nur/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. 3.3 Menganalisis makna Asmaul Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al- Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir. 3.4 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Subhanahu wa Ta’aala. 3.5 Menganalisis ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam. 3.6 Menganalisis manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. 3.7 Menganalisis semangat keilmuan. 3.8 Menganalisis kedudukan Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam. 3.9 Menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat. 3.10 Menganalisis substansi, strategi, dan penyebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah. 3.11 Menganalisis substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
113
KOMPETENSI INTI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 4.1.1 4.1.2 4.1.3
4.2.1 4.2.2 4.2.3
4.3
4.4
4.5 4.6 4.7
4.8 4.9 4.10 4.11
114
MODUL PELATIHAN
Membaca Al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Mendemonstrasikan hafalan Al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar. Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait. Membaca Al-Isra’/17: 32, dan An-Nur/24:2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Mendemonstrasikan hafalan Al-Isra’/17: 32, dan An- Nur/24:2 dengan fasihdan lancar. Menyajikan keterkaitan antara larangan berzina dengan berbagai kekejian (fahisyah) yang ditimbulkannya dan perangai yang buruk (saa-a sabila) sesuai pesan Al-Isra’/17: 32, dan AnNur/24:2 Menyajikan hubungan makna-makna Asmaul Husna al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil. Menyajikan hubungan antara beriman kepada malaikat-malaikat Allah Subhanahu wa Ta’aala dengan perilaku teliti, disiplin, dan waspada. Menyajikan keutamaan tatacara berpakaian sesuai syariat Islam. Menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dengan keimanan Menyajikan kaitan antara kewajiban menuntut ilmu, dengan kewajiban membela agama sesuai perintah At-Taubah/9: 122 dan hadis terkait. Mendeskripsikan macam-macam sumber hukum Islam. Menyimulasikan ibadah haji, zakat, dan wakaf. Menyajikan keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah. Menyajikan keterkaitan antara substansi dan strategi dengan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Kelas XI KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Meyakini bahwa taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan ajaran agama yang dianutnya. etos kerja sebagai perintah agama. 1.2 Meyakini bahwa agama mengajarkan toleransi, kerukunan, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. 1.3 Meyakini adanya kitab-kitab suci Allah Subhanahu wa Ta’aala 1.4 Meyakini adanya rasul-rasul Allah Subhanahu wa Ta’aala 1.5 Meyakini bahwa Islam mengharuskan umatnya untuk memiliki sifat syaja’ah (berani membela kebenaran). 1.6 Meyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai kewajiban agama. 1.7 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. 1.8 Menerapkan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah di masyarakat sesuai dengan syariat Islam. 1.9 Menerapkan prinsip ekonomi dan muamalah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. 1.10 Mengakui bahwa nilai-nilai Islam dapat mendorong kemajuan perkembangan Islam pada masa kejayaan. 1.11 Mempertahankan keyakinan yang benar sesuai ajaran Islam dalam sejarah peradaban Islam pada masa modern. 2. Menghayati dan mengamalkan 2.1. Menaati aturan, tanggung jawab, berkompetisi dalam kebaikan perilaku jujur, disiplin, dan kerja keras sebagai implementasi dari pemahaman terhadap tanggung jawab, peduli Surah Al Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59; dan At Taubah/9: 105 serta (santun, ramah lingkungan, Hadis yang terkait. gotong royong, kerjasama, 2.2. Bersikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan toleran, damai) santun, sebagai implementasi dari pemahaman terhadap Surah Yunus/10: 40responsif dan pro-aktif dan 41 dan Al-Maidah/5: 32, serta hadis terkait. menunjukkan sikap sebagai 2.3. Peduli kepada orang lain dengan saling menasihati sebagai bagian dari solusi atas cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah Subhanahu wa Ta’aala berbagai permasalahan dalam 2.4. Menunjukkan perilaku saling menolong sebagai cerminan beriman berinteraksi secara efektif kepada rasul-rasul Allah Subhanahu wa Ta’aala dengan lingkungan sosial dan 2.5. Menunjukkan sikap syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam alam semesta, serta dalam kehidupan sehari-hari. menempatkan diri sebagai 2.6. Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan cerminan bangsa dalam guru sebagai implementasi dari pemahaman Surah Al-Isra’/17: 23 pergaulan dunia. dan hadis terkait. 2.7. Bertanggung jawab dan bekerja sama dalam penyelenggaraan jenazah di masyarakat. 2.8. Peduli dan menjaga kebersamaan dengan orang lain dengan saling menasihati melalui khutbah, tablig dan dakwah. 2.9. Bekerjasama dalam menegakkan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi sesuai syariat Islam. 2.10. Menjaga kerukunan dan berkompetisi dalam kebaikan sebagai implementasi dari nilai-nilai perkembangan Islam pada masa kejayaan. 2.11. Menjaga kerukunan dan berkompetisi dalam kebaikan sebagai implementasi dari nilai-nilai sejarah peradaban Islam pada masa modern. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
115
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1. Menganalisis makna Surah Al-Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59, dan At-Taubah/9: 105, serta hadis tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja. 3.2. Menganalisis makna Surah Yunus/10: 40-41 dan Al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan. 3.3. Menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah Subhanahu wa Ta’aala 3.4. Menganalisis makna iman kepada rasul-rasul Allah Subhanahu wa Ta’aala 3.5. Menganalisis makna syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-hari. 3.6. Menganalisis perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. 3.7. Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah. 3.8. Menganalisis pelaksanaan khutbah, tablig, dan dakwah. 3.9. Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam. 3.10. Menelaah perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan. 3.11. Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang). 4.1.1. Membaca Surah Al-Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59, dan At-Taubah/9: 105 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.1.2. Mendemonstrasikan hafalan Surah Al-Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59, dan At-Taubah/9: 105 dengan fasih dan lancar. 4.1.3. Menyajikan keterkaitan antara perintah berkompetisi dalam kebaikan dengan kepatuhan terhadap ketentuan Allah sesuai dengan pesan Surah Al-Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59, dan AtTaubah/9: 105 4.2.1. Membaca Surah Yunus/10: 40-41 dan Al-Maidah/5: 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. 4.2.2. Mendemonstrasikan hafalan Surah Yunus/10: 40-41 dan AlMaidah/5: 32 dengan fasih dan lancar. 4.2.3. Menyajikan keterkaitan antara kerukunan dan toleransi sesuai pesan dari Surah Yunus/10: 40-41 dengan menghindari tindak kekerasan sesuai pesan Al-Maidah/5: 32. 4.3. Menyajikan keterkaitan antara beriman kepada kitab-kitab suci Allah Subhanahu wa Ta’aala, dengan perilaku sehari-hari. 4.4. Menyajikan kaitan antara iman kepada rasul-rasul Allah Subhanahu wa Ta’aala dengan keteguhan dalam bertauhid, toleransi, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah. 4. 5 Menyajikan kaitan antara syaja’ah (berani membela kebenaran) dalam kehidupan sehari-hari dengan keimanan seseorang 4. 6 Menyajikan kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sesuai dengan Surah Al-Isra’/17: 23 dan hadis terkait. 4.7. Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah. 4.8. Menyajikan ketentuan khutbah, tablig, dan dakwah. 4.9. Mempresentasikan prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
116
MODUL PELATIHAN
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR 4.10. Menyajikan kaitan antara perkembangan Islam pada masa kejayaan dengan prinsip-prinsip yang mempengaruhinya. 4.11.1. Menyajikan prinsip-prinsip perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang) 4.11.2. Menyajikan prinsip-prinsip pembaharuan yang sesuai dengan perkembangan Islam pada masa modern.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
117
Kelas XII KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasa-ma, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1
118
MODUL PELATIHAN
Terbiasa membaca al-Quran sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis dan bersikap demokratis. 1.2 Meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya untuk beribadah dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia. 1.3 Meyakini terjadinya hari akhir. 1.4 Meyakini adanya qada dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’aala 1.5 Meyakini bahwa agama mewajibkan umatnya untuk bekerja keras dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. 1.6 Meyakini kebenaran ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam. 1.7 Meyakini kebenaran ketentuan waris berdasarkan syariat Islam. 1.8 Meyakini kebenaran ketentuan dakwah berdasarkan syariat Islam dalam memajukan perkembangan Islam di Indonesia. 1.9 Meyakini kebenaran bahwa dakwah dengan cara damai, Islam diterima oleh masyarakat di Indonesia. 1.10 Meyakini bahwa islam adalah rahmatan lil-‘alamin yang dapat memajukan peradaban dunia 1.11 Meyakini bahwa kemunduran umat Islam di dunia, sebagai bukti penyimpangan dari ajaran Islam yang benar. Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Ali Imran/3: 190-191 dan159, serta hadis terkait. 2.2 Berbuat baik kepada sesama manusia sesuai dengan perintah Luqman/31: 13-14 dan Al-Baqarah/2: 83, serta hadis terkait. 2.3 Berperilaku jujur, tanggung jawab, dan adil sesuai dengan keimanan kepada hari akhir. 2.4 Bersikap optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai implementasi dari beriman kepada qada dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’aala 2.5 Berperilaku kerja keras, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. 2.6 Menunjukkan sikap bersatu dan kebersamaan dalam lingkungan masyarakat sebagai implementasi dari ketentuan pernikahan dalam Islam. 2.7 Peduli kepada orang lain sebagai cerminan pelaksanaan ketentuan waris dalam Islam. 2.8 Bersikap moderat dan santun dalam berdakwah dan mengembangkan ajaran Islam. 2.9 Menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. 2.10 Menjunjung tinggi nilai-nilai islam rahmatan lil ’alamin sebagai pemicu kemajuan peradaban Islam di masa mendatang. 2.11 Mewaspadai secara bijaksana terhadap penyimpangan ajaran Islam yang berkembang di masyarakat.
KOMPETENSI INTI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KOMPETENSI DASAR 3.3
3.4
3.5 3.6 3.7
3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.2.1 4.2.2 4.2.3
4.3 4.4
4.5
Menganalisis dan mengevaluasi makna Ali Imran/3: 190-191, dan Ali Imran/3: 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis. Menganalisis dan mengevaluasi makna Luqman/31: 13-14 dan al-Baqarah/2: 83, serta hadis tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah sertaberbuat baik kepada sesama manusia. Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir. Menganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada qada dan qadar. Menganalisis dan mengevaluasi perilaku bekerja keras dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari yang berkembang di masyarakat Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan pernikahan dalam Islam. Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan waris dalam Islam. Menganalisis dan mengevaluasi strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia. Menganalisis dan mengevaluasi sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor kemajuan peradaban Islam di dunia. Menganalisis dan mengevaluasi faktor-faktor kemunduran peradaban Islam di dunia. Membaca Ali Imran/3: 190-191 dan Ali Imran/3: 159; sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul-huruf. Mendemonstrasikan hafalan Ali Imran/3: 190-191 dan Ali Imran/3: 159 dengan lancar. Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orangorang berakal (ulil albab) sesuai pesan Ali Imran/3: 190-191. Menyajikan keterkaitan antara demokrasi dengan sikap tidak memaksakan kehendak sesuai pesan Ali Imran/3: 159. Membaca Luqman/31: 13-14 dan Al-Baqarah/2: 83 sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Mendemonstrasikan hafalan Luqman/31: 13-14 dan AlBaqarah/2: 83 dengan lancar. Menyajikan keterkaitan antara kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah dengan berbuat baik terhadap sesama manusia sesuai pesan Luqman/31: 13-14 dan Al-Baqarah/2: 83. Menyajikan kaitan antara beriman kepada hari akhir dengan perilaku jujur, tanggung jawab, dan berbuat adil. Menyajikan kaitan antara beriman kepada qada dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’aala dengan sikap optimis, berikhtiar, dan bertawakal. Mengaitkan perilaku bekerja keras, jujur, tanggung jawab, adil, dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari yang berkembang di masyarakat dengan keimanan.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
119
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11
120
MODUL PELATIHAN
Menyajikan prinsip-prinsip pernikahan dalam Islam. Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris dalam Islam. Menyajikan prinsip-prinsip strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia. Menyajikan nilai-nilai keteladanan tokoh-tokoh dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Menyajikan faktor-faktor penentu kemajuan peradaban Islam di dunia. Menyajikan faktor-faktor penyebab kemunduran peradaban Islam di dunia.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
121
LK. 1.01
KOMENTAR TERHADAP TAYANGAN FILM
Kelompok ______________________________________ TEMA …..
122
MODUL PELATIHAN
Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA
LK. 1.02A
Isilah kolom yang kosong dengan memilih beberapa nilai dari nilai-nilai ISRA yang relevan.
No
KD
Deskripsi KD
1
3.1
Memahami Surah Al-Anfal/8: 72; al-Hujurat/49: 12; dan al-Hujurat/49: 10; serta hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnu alzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).
2
3.2
Memahami Surah Al-Isra’/17: 32, dan An-Nur/24: 2, serta hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3
3.3
Memahami makna Asmaul Husna: al-Karim, alMu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.
4
3.4
Memahami makna beriman kepada malaikatmalaikat Allah Subhanahu wa Ta’aala
5
3.5
Memahami perilaku jujur dalam kehidupan seharihari sebagai implementasi dari pemahaman terhadap Surah At-Taubah/9: 119 dan hadis terkait.
3.6
Memahami perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman terhadap Surah Al-Isra’/17: 23 dan hadis terkait.
7
3.7
Memahami semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi pemahaman terhadap Surah AtTaubah/9: 122 dan hadis terkait.
8
3.8
Memahami kedudukan al-Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam
9
3.9
Memahami ketentuan wakaf.
10
3.10
Memahami ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam.
11
3.11
Memahami substansi dan strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah.
12
3.12
Memahami substansi dan strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah.
6
Nilai-nilai ISRA yang sesuai
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
123
LK. 1.01B
Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA Isilah kolom yang kosong dengan memilih satu nilai dari nilainilai ISRA yang relevan.
No
KD
1
3., 1
Memahami Surah Al-Maidah/5: 48; an-Nisa/4: 59, dan At-Taubah/9: 105, serta hadis tentang taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
2
3.2
Memahami Surah Yunus/10: 40-41 dan Al-Maidah/5: 32, serta hadis tentang toleransi, rukun, dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan.
3
3.3
Memahami makna iman kepada kitab-kitab Allah Subhanahu wa Ta’aala
4
3.4
Memahami makna iman kepada rasul-rasul Allah Subhanahu wa Ta’aala
5
3.5
Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan seharihari sebagai implementasi dari pemahaman terhadap Surah At-Taubah/9: 119 dan hadis terkait.
6
3.6
Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari pemahaman dari Surah Al-Isra’/17: 23-24 dan hadis terkait.
7
3.7
Memahami pelaksanaan penyelenggaraan jenazah.
8
3.8
Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan dakwah.
9
3.9
10
3.10
11
3.11
124
Deskripsi KD
Menelaah prinsip-prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam. Menelaah perkembangan peradaban Islam pada masa kejayaan. Menelaah perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang).
MODUL PELATIHAN
Nilai ISRA yang sesuai
Peta Identifikasi Keterkaitan KD KELAS XI dengan nilai-nilai ISRA Isilah kolom yang kosong dengan memilih satu nilai dari nilainilai ISRA yang relevan.
No
KD
Deskripsi KD
1
3.1
Memahami Surah Ali Imran/3: 190-191, dan Ali Imran/3: 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.
2
3.2
Memahami Surah Luqman/31: 13-14 dan Al-Baqarah/2: 83, serta hadis tentang saling nasihat-menasihati dan berbuat baik (ihsan).
3
3.3
Memahami makna iman kepada hari akhir.
4
3.4
Memahami makna iman kepada Qada dan Qadar.
3.5
Memahami perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman Surah At-Taubah/9: 119 dan Lukman/31: 14 serta hadis terkait.
6
3.6
Memahami perilaku hormat dan berbakti kepada orang tua dan guru sebagai implemantasi dari pemahaman terhadap Surah Al-Isra’/17: 23 dan hadis terkait.
7
3.7
Memahami ketentuan pernikahan dalam Islam.
8
3.8
Memahami hak dan kewajiban suami istri dalam keluarga berdasarkan hukum Islam.
9
3.9
Memahami ketentuan waris dalam Islam.
10
3.10
Memahami strategi dakwah dan perkembangan Islam di Indonesia.
11
3.11
Memahamai manfaat dan hikmah melakukan penelitian di bidang dakwah Islam sebagai implementasi dari pemahaman perkembangan Islam di Indonesia.
12
3.12
Memahami faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban Islam di dunia.
13
3.13
Memahami semangat melakukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan sebagai implementasi dari pemahaman perkembangan Islam di dunia.
5
LK. 1.02C
Nilai ISRA yang Sesuai
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
125
LK. 2.01
IDENTIFIKASI METODOLOGI PEMBELAJARAN (TESTIMONI) • • • •
Masing-masing peserta pelatihan menuliskan satu metode pembelajaran de ngan deskripsi, kelebihan, dan masalah yang dihadapi dalam menerapkannya pada Post-It (kecuali ceramah, diskusi, dan tanya jawab). Post-It yang sudah di isi ditempel di plano dengan posisi memanjang. Plano yang sudah ditempeli Post-It ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok mencermati plano yang berisi metode pembelajaran milik kelompok lain, kemudian diberikan solusi atas masalah-masalah yang ada.
TEMA …..
MAKE A MATCH
SOLUSI
Deskripsi: … Kelebihan: … Masalah: …
ROLE PLAY Deskripsi: … Kelebihan: … Masalah: …
126
MODUL PELATIHAN
SOLUSI
MEMBUAT PRODUK UNTUK EXHIBITION DAN HAPPY PERFORMANCE
LK. 2.02
Buatlah produk dalam bentuk puisi, lagu, naskah sosiodrama, atau pantun sesuai dengan tema yang diberikan fasilitator!
TEMA …..
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
127
LK. 2.03
Mind mapping • •
Setiap kelompok membaca teks bacaan tentang metode yang diberikan oleh fasilitator. Setiap kelompok menuangkan teks bacaan dalam bentuk mind mapping.
METODE
LANGKAH-LANGKAH
DESKRIPSI
1. Guru menyiapkan kartu pasangan (soal dan jawaban) 2. ….
Mencari pasangan …
MAKE A MATCH BAHASAN YANG SESUAI
1. Asmaul Husna 2. …
128
MODUL PELATIHAN
MARKETPLACE ACTIVITIES • •
Carilah informasi tentang metode pembelajaran yang ada di kelompok lain! Informasi yang didapat ditulis dalam bagan di bawah ini!
KELOMPOK YANG DIKUNJUNG
RESUME HASIL KUNJUNGAN
LK. 2.04
KETERANGAN
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
129
LK. 2.05
PEMETAAN MATERI AJAR/ DENGAN METODE PEMBELAJARAN Kelompok
: ______________________________________
Satuan Pendidikan
: ______________________________________
Kelas
: ______________________________________
Kompetensi Dasar: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Tema: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
ALTERNATIF METODE
ALASAN PEMILIHAN METODE
Penilai: 1. ……………………………
130
MODUL PELATIHAN
2. ……………………………….
LK. 3.01.A
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 1 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut buatlah masing-masing 4 contoh indikator yang benar dan contoh indikator yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………….......…………………… INDIKATOR BENAR
Mengapa salah?
Mengapa benar?
132
MODUL PELATIHAN
INDIKATOR SALAH
LK. 3.01.B
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 2 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh materi yang benar dan contoh materi yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….....……………………………… MATERI BENAR
MATERI SALAH
Mengapa salah?
Mengapa benar?
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
133
LK. 3.01.C
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 3 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh media yang benar dan contoh media yang salah.
KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………….......………… MEDIA BENAR
Mengapa salah?
Mengapa benar?
134
MODUL PELATIHAN
MEDIA SALAH
LK. 3.01.D
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 4 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh kegiatan pendahuluan yang benar dan contoh kegiatan pendahuluan yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………….......…………………… KEGIATAN PENDAHULUAN YANG BENAR
KEGIATAN PENDAHULUAN YANG SALAH
Mengapa salah?
Mengapa benar?
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
135
LK. 3.01.E
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 5 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh kegiatan inti yang benar dan contoh kegiatan inti yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………….......…………………… KEGIATAN INTI BENAR
Mengapa salah?
Mengapa benar?
136
MODUL PELATIHAN
KEGIATAN INTI SALAH
LK. 3.01.F
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 6 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh kegiatan penutup yang benar dan contoh kegiatan penutup yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….......……………………………… KEGIATAN PENUTUP BENAR
KEGIATAN PENUTUP SALAH
Mengapa salah?
Mengapa benar?
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
137
LK. 3.01.G
Analisis Komponen RPP Tugas Anggota Nomor : 7 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah komponen RPP materi sesi 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan contoh instrument penilaian yang benar dan contoh instrumen penilaian yang salah. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………….......…… INSTRUMEN PENILAIAN BENAR
Mengapa salah?
Mengapa benar?
138
MODUL PELATIHAN
INSTRUMEN PENILAIAN SALAH
LK. 3.02.A
Amati, Tiru dan Modifikasi Tugas Anggota Nomor : 1 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut buatlah contoh indikator. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......……… KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
139
LK. 3.02.B
Amati, Tiru dan Modifikasi Tugas Anggota Nomor : 2 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut buatlah contoh materi pembelajaran.
KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Materi:
140
MODUL PELATIHAN
Amati, Tiru dan Modifikasi
LK. 3.02.C
Tugas Anggota Nomor : 3 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan media pembelajaran.
KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Media:
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
141
LK. 3.02.D
Amati, Tiru dan Modifikasi Tugas Anggota Nomor : 4 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan kegiatan pendahuluan. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Kegiatan Pendahuluan:
142
MODUL PELATIHAN
Amati, Tiru dan Modifikasi
LK. 3.02.E
Tugas Anggota Nomor : 5 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan kegiatan inti. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Kegiatan Inti:
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
143
LK. 3.02.F
Amati, Tiru dan Modifikasi Tugas Anggota Nomor : 6 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan kegiatan penutup. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Kegiatan Penutup:
144
MODUL PELATIHAN
Amati, Tiru dan Modifikasi
LK. 3.02.G
Tugas Anggota Nomor : 7 Kelompok
: …………………….........
Petunjuk: 1. Bacalah contoh RPP pada buku 3. 2. Pilihlah salah satu KD pada KI-3 atau KI-4 sesuai aspek. 3. Berdasarkan KD tersebut tentukan instrument penilaian. KD: …………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………….......………
Instrument Penilaian:
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja ini: 1. Diskusikan dan revisi hasil pekerjaan anda di kelompok, 2. Tempelkan di kertas plano dan pajanglah di galeri kelompok, 3. Undanglah kelompok lain untuk menilai. Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
145
LK. 3.03
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: ……………………………
Mata pelajaran
: Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester
: ……... /……..
Alokasi Waktu
: …………………
A. Kompetensi Inti (KI) KI 1:
KI 2:
KI 3:
KI 4:
B. Kompetensi Dasar
146
1.
KD pada KI 1
2.
KD pada KI-2
MODUL PELATIHAN
LK. 3.03 3.
KD pada KI-3
4.
KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
Indikator KD pada KI-1
2.
Indikator KD pada KI-2
3.
Indikator KD pada KI-3
4.
Indikator KD pada KI-4
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
147
D. Materi Pembelajaran
LK. 3.03
E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama: a. Kegiatan pendahuluan (…… menit) 1. ……… 2. ……… b. Kegiatan Inti (80 menit) • Mengamati:
1. ……… 2. ……… • Menanya
1. ……… 2. ……… • Mengumpulkan informasi/mencoba
1. ……… 2. ……… • Menalar/mengasosiasi
1. ……… 2. ……… • Mengomunikasikan
1. ……… 2. ……… c. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. ……… 2. ………
148
MODUL PELATIHAN
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian
LK. 3.03
2. Instrumen Penilaian
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
G. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/Alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
………………………, ………………. 20…….. Mengetahui: Kepala Sekolah,
Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
…………………………
……………………………………………
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
149
LK. 3.04
FORMAT PENELAAHAN/ RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Pembuat Nama Penelaah
: ………………... : …………………………..
Berilah tanda cek (V ) pada kolom skor (4, 3, 2, 1 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda No
Komponen RPP
Ada
A
Identitas Mata Pelajaran
1.
Terdapat: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
Skor Nilai
Bukti Fisik Tidak
4
3
2
Keterangan 1
4= SANGAT BAIK 3=BAIK 2=CUKUP 1=KURANG
B.
KI, KD, Indikator
1.
Kelengkapan KI/KD yang sesuai
2.
Kesesuaian dengan KI, KD, dan indikator
3.
Semua KD dijabarkan menjadi indikator (minimal dua indikator)
4.
Menyisipkan indikator Islam rahmatalil ‘alamin pada indikator
C.
Pemilihan Materi Ajar
1.
Kesesuaian materi dengan indikator pembelajaran
2.
Terdapat pengayaan materi ditinjau dari berbagai sudut pandang yang biasa menjadi sumber perbedaan Bahan ajar diperkaya dengan contoh penerapan nilai ISRA yang relevan dengan KD
3.
Kesesuaian dengan alokasi waktu
D.
Pemilihan media/sumber belajar
1.
Kesesuaian dengan KI dan KD
2.
Gambar, video, bacaan, LKS berisi nilai toleransi, anti kekerasan, tidak mengandung erotisme/pornografi, menghargai kemajemukan, kejujuran, empati/menyayangi sesama, tanggung jawab, kerja kelompok/gotong royong
150
MODUL PELATIHAN
LK. 3.04
No
Komponen RPP
Ada
3.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
4.
Keterbacaaan media
E.
Kegiatan pembelajaran
1.
Pendahuluan
Skor Nilai
Bukti Fisik Tidak
4
3
2
Keterangan 1
1) Mengemukakan tujuan 2) Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pembentukan anak sholeh dan berahlak mulia yang bermanfaat bagi sesama, bangsa, lingkungan. 3) Mengemukakan garis besar kegiatan dan memberi kesempatan siswa memberi usul (demokratis). 2.
Kegiatan Inti 1) Mengamati gambar/video/masalah/ lingkungan/bacaan dengan tertib/ bergotong-royong. 2) Mendorong siswa bertanya/memper tanyakan. 3) Menggali informasi (berwawan cara, membaca, mencoba, sesuai indikator). 4) Mendiskusikan, membandingkan, menelaah secara kelompok de ngan saling menghargai perbedaan pendapat. 5) Mengomunikasikan/mempresen tasikan/saling melihat yang telah dibuat kelompok lain. 6) Mencantumkan kegiatan yang bisa menumbuhkan saling menghargai perbedaan, gotong royong, ter buka terhadap kritik, memberi kesempatan berpendapat, saling menilai dengan damai dan argumen yang jujur, saling mengomentari dengan jujur dan santun.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
151
LK. 3.04
Komponen RPP
No
Ada
3.
Skor Nilai
Bukti Fisik Tidak
4
3
2
Keterangan 1
Penutup Melakukan refleksi tentang materi dan sikap moral dalam pembelajaran. Pesan moral sesuai ISRA dan tugas lanjutan.
F.
Penilaian
1.
Kesesuaian teknik dengan indikator
2.
Memberi kesemptan penilaian sejawat dengan objektif dan santun
3.
Mencantumkan instrumen penilaian sikap ISRA
4.
Memberikan penghargaan untuk siswa yang menampilkan sikap ISRA
Jumlah
Komentar terhadap RPP secara umum: ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... .....................................................................................................................................................................................
152
MODUL PELATIHAN
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Anitah, W, Sri, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Ar-Raghib al-Asfahani (tanpa tahun). Mu’jamu Mufradat Alfadz Al-Quran. Beirut: Dar al-Fikr Capel, Susan, Marilyn Leask, and Tony Turner (2013). Learning to Teach in the Secondary School: A Companion to School Experience. 6th. Edition. London: Routledge. Cardno Emerging Markets (Australia) Pty Ltd. (Cardno), Australia and in association with Oxford Policy Management Limited (OPM), United Kingdom (2015). Pengayaan Muatan Nilai-nilai Budaya Damai Dalam Materi Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jakarta: ACDP, 2015 ________. (2015). Pendidikan Nilai-nilai Budaya Damai Pada Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah. Jakarta: ACDP, 2015 Chester, M and R. Fox (1966). Role Playing Methods in the Classroom. Science Research Association Inc. www.teachervision.com/group-work/ cooperative-learning/48547.html. Cornbleth, Catherine (1975). “Research in Review: Student Questioning as A Learning Strategy”. Fundamental Leadership. Association for Supervision and Curriculum Development. Departemen Agama Republik Indonesia (2010). Al Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: PT Lentera Abadi Departemen Agama Republik Indonesia (tanpa tahun). Al Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Gema Risalah Press Departemen Agama RI (2004). Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI (2015). Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2015-2019 (Draft I). Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI (2015). Draft I Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2015-2019. Djumingin, Sulastriningsih (2011). Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM. Ginnis, Paul (2002). The Teacher’s Toolkit: Raise Classroom Achievement with Strategies for Every Learner. Bethel CT, Crown House Publishing., Ltd.
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
153
Hamdani, (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Indra Jati Sidi. (2004). Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas. Knowles, Malcolm (1980). Modern Practice of Adult Education: From Pedagogy to Andragogy. Wilton, Connecticut: Association Press. Kolb, D.A (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-all. Lampiran Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019. Buku II: Agenda Pembangunan Bidang. Lorna Currant (1994). Language Arts and Cooperative Learning: Lesson for the Little One. MCPM-AIBEP (2008). MCPM Policy: Transactional vs Transformational, disampaikan pada Lokakarya MCPM-AIBEP tanggal 28 April 2009. Meg, O’Mahary (2006). Teams-Games-Tournament (TGT): Cooperative Learning and Review. NABT Conference, October 14, 2006. www. thinkinghistory.co.uk/ActivitdyModel/ActModMarketPlace.html#what. Mihtahul Huda (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad Fuad Abd al-Baqi (1992). Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz AlQuran al-Karim. Birut: Dar al-Fikr Nana Sudjana (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. (2004). Didaktik Azas-azas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Paul Ginnis, terj. Wasi Dewanto(2008). Trik dan Taktik Mengajar, Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indeks. Schön, D.A. (1991). The Reflective Turn: Case Studies In and On Education Practice. New York: Teachers Press, Columbia University. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (tt). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SD. Jakarta: Kementarian Agama RI (draft final). ________. (tt). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP. Jakarta: Kementarian Agama RI (draft final).
154
________. (tt). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK. Jakarta: Kementarian Agama RI (draft final). MODUL PELATIHAN
Thomas, John D (2000). A Review of Research on Project-Based Learning. San Rafael, California: The Autodesk Foundation. Uno, Hamzah B (2007). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Weston, Deborah et. all. (2013). Islam in Today’s World: Religion In Focus. Revised Edition. London: Hodder Education. Wikerson, L and Gijselaers, W.H. (1996). “Concluding Comments” in Wikerson, L and Gijselaers, W.H. (Eds). Bringing problem-based learning to higher education: Theory and Practice. San Francisco: Jossey–Bass. Yasyin, Sulchan (1995). Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah. Young, Johnnie (2007). 100 + Ideas for Managing Behaviour. London: Bloomsbury Publishing Ltd. Zingaro, Daniel (2008). Group Investigation: Theory and Practice. www. danielzingaro.com/gi.pdf
Bimbingan Teknis Metode Pembelajaran PAI dan BP Berbasis Islam Rahmatan Lil ’Alamin
155