MODUL PELATIHAN DEWAN SUGHLI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN SE - JAWA TENGAH
KWARTIR WILAYAH GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN
JAWA TENGAH
www.hizbulwathan.com
www.hizbulwathan.com :
SUSUNAN PIMPINAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KWARTIR WILAYAH JAWA TENGAH PERIODE MUKTAMAR KE-2 TAHUN 2010-2015 www.kwarwilhwjateng.org –
[email protected] Penasehat
Ketua Ketua I Ketua II Ketua III Ketua IV Ketua V Sekretaris Sekretaris I Sekretaris II Sekretaris III Bendahara Bendahara I Bendahara II Biro Pendidikan dan Latihan
Biro Kegiatan
: : : : : : : : : : : : : : : : : :
:
Biro Pembinaan Pandu Putri
:
Biro Pengembangan dan Penelitian
:
KD Eks. Kars. Pati
:
KD Eks. Kars. Semarang
:
KD Eks. Kars. Surakarta
:
KD Eks. Kars. Kedu
:
KD Eks. Kars. Banyumas
:
KD Eks. Kars. Pekalongan
:
PW. Muhammadiyah Jawa Tengah PW. Aisyiyah Jawa Tengah Majlis Dikdasmen PWM Jawa Tengah Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Abdul Rasyid Wasyim M. Chisnun (alm) M. Suharto Sukasno Senen Budiarto Qomariyah Budiono Jumadi Hadi Purwanto Parimin Tejo Pramono Rodliyah Mustamian Harminto Muchsinun Slamet Riyadi Moh. Ma‘ruf Noor Alfiyah Sutan Sahrir Bambang Aprilianto Suparlan Bambang Sigit Pramono Noor Khodiq Winarni Effendi Muhammad Dzikron Amik Masrifah Siti Amronah Nuraini Purwati Juminten Sofyan Anif Sety Edy Sri Widodo Tri Widodo Suparno Nooryani Sugeng M. Choeron Yunus Noorfan Soenaryo Sudiyat Rif‘an Isyfofi A. Dimyati Soemedi Abu Ubaidah R. Kunto Aji Wagiran Mashuri Narsim Wahyu Heru Triyono
2
081326199144 081575636226 085743420064 08112714856 0294-5705030 081918797819 081325613761 085869501906 08121528966 081326199144 08156510889 081329232425 081329028201 085642546767 085728975758 085642988555 081567951974 081329492680 085866969536 085867854000 081325561491 085743573281 081326055876 081228744684 08172631463
0246-722153 08586565041 0291-436071 085225658142 085226369990 085640920433 0811285506 0293-367370 081328780582 085227392338 085226997925
www.hizbulwathan.com TATA TERTIB KEGIATAN PANDU HW 1. Hubungan Pergaulan Hubungan pergaulan antara sesama pandu (peserta, panitia, instruktur) dijiwai oleh kode kehormatan, yaitu Janji dan Undang-undang Pandu HW. 2. Penggunaan Waktu Alangkah bahagianya orang yang dapat menggunakan waktu. Mari kita gunakan waktu untuk : a. Melakukan tugas kwajiban agama b. Meningkatkan kesehatan jasmani c. Meningkatkan pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan pengalaman kita baik dengan bertukar pikiran maupun mempelajari berkas yang ada. 3. Penggunaan Fasilitas Tempat kegiatan ini bukan milik kita, tetapi kita diberi kesempatan menggunakannya. Yang perlu kita perhatikan : a. Hemat air bersih b. Jaga kebersihan alat, ruang tidur, ruang belajar, halaman dan sebagainya yang harus menjadi kebiasaan kita. c. Penempatan sesuatu dengan teratur adalah kebiasaan kita. d. Penggunaan fasilitas lainnya harus seijin dan sesuai peraturan. 4. Keamanan Sampai saat ini keamanan ditempat ini cukup terjamin. Walaupun demikian, seorang pandu harus tetap selalu memperhatikan kewaspadaan. 5. Pakaian Berpakaian sopan dan pantas serta rapi sudah kita biasakan sejak dini. Pemakaian kaos dan sandal ke ruang belajar lebih baik kita singkiri. ―Aji ning diri ono ing lathi‖ ―Aji ning raga ana ing busana‖ 6. Makan dan Minum Makan dilaksanakan pada jam-jam tertentu. Makan dilaksanakan bersama-sama dan didahului & diakhiri dengan do‘a. 7. Kesehatan Bila ada keluhan yang dirasakan pada tubuh anda, segeralah lapor. Hindari merokok saat kegiatan karena mengganggu diri sendiri dan orang lain, ―Setiap kebebasan dibatasi kebebasan orang lain‖. 8. Peminjaman Apa yang kita pinjam dan dipinjamkan pada kita sangat mulia bila segera kita kembalikan seperti sediakala. 9. Bermalam Fasilitas yang sederhana, merupakan hikmah dari Allah SWT. Kesempatan bersama, sesama pandu serta mengikuti secara penuh merupakan penghayatan sebagai seorang pandu sejati.
3
www.hizbulwathan.com BAB I SEJARAH GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN A. DETIK-DETIK PERISTIWA LAHIRNYA HIZBUL WATHAN Pada suatu hari dipanggilnya oleh K.H.Ahmad Dahlan beberapa guru Muhammadiyah : Bapak Somodirjo (mantri guru Standard School Suronatan, sekarang menjadi SD Suronatan), bersama seorang pembantunya : Bapak Syarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari sekolah Muhammadiyah Kotagede. Hari tersebut bertepatan pada hari Ahad siang. Pertemuan diadakan bukannya merupakan suatu rapat yang akan memperbincangkan sesuatu masalah, melainkan merupakan suatu pertemuan anak dengan bapak atau antara murid dengan guru atau bagaikan antara Santri dengan Kyai. Dengan secara kekeluargaan K.H.Ahmad Dahlan sedikit mempersoalkan perjalanannya bertabligh ke Solo, ialah kedatanganya tiap hari Sabtu malam (malam minggu) di pengajian S.A.T.V (Sidik Amanat Tabligh Vatonah) di pendopo rumah Kyai Imam Muchtar Buchori di Kauman Solo. Selanjutnya Kyai berkata kepada para guru tersebut : "Saya tadi pagi di Solo pulang dari Tabligh, sampai di muka Pura Mangkunegaran di alun-alun, melihat anak banyak berbaris, setengahnya sedang bermainmain, semuanya berpakaian seragam. Baik sekali! Itu apa?". Rupanya bapak mantri guru Somodirjo telah memahami apa yang dimaksud oleh Kyai. Diuraikannya, bahwa yang dilihat oleh Kyai itu ialah anak-anak Padvinder Mangkunegaran yang namanya J.P.O (Javaansche Padvinderij Organisatie). Diterangkan selanjutnya, bahwa Padvinderij itu suatu gerakan pendidikan anak-anak di luar sekolah dan di luar rumah. Mendengar keterangan tersebut Kyai menyambut : "Alangkah baiknya, kalau anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik semacam itu untuk melayani (Jawa : leladi) menghamba kepada Allah". Selanjutnya kepada guru-guru tersebut diharapkan oleh Kiyai supaya dapat mencontoh gerakan pendidikan itu. Sejak setelah diadakan pertemuan itu, guru-guru Muhammadiyah dengan dipelopori terutama oleh Bp. Somodirjo, Bp. Syarbini mengadakan persiapan-persiapan akan mengadakan gerakan untuk anak-anak di luar sekolah dan rumah. Mula-mula yang akan digerakkan para guru sendiri terlebih dahulu. Pendaftaran dimulai. Latihan diadakan tiap Ahad sore di halaman sekolah Muhammadiyah Suronatan. Terutama yang dilatih ialah berbaris dan olahraga. Kian hari kian bertambah yang mengikutinya. Tiada lagi terbatas pada para guru saja, juga banyak para pemuda dari Kauman yang ikut berlatih. Yang sangat menarik kepada masyarakat ialah adanya barisan yang dipimpin oleh Bapak Syarbini seorang pemuda yang telah cukup mendapat latihan-latihan kemiliteran (Militer Belanda), seorang pemuda bekas "onder officer". Tentu sajalah segala gerak dan sikapnya sangat menarik dalam lingkungan pemuda yang memang sama haus kepada pimpinan keprajuritan. Segala aba-aba dan cara-cara berbaris diberikan secara militer dan masih dengan bahasa Belanda. Tiap Ahad sore sekitar Kauman menjadi ramai. Anak-anak kecil yang semula hanya melihat, kemudian menggabung, turut juga berbaris. Maka oleh karena itu lalu diadakan dua golongan, ialah golongan dewasa dan golongan anak-anak. Selain latihan berbaris dan olah raga diadakan latihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P.P.P.K). Tiada ketinggalan pula latihan kerohanian. Bagi golongan yang dewasa diadakan pengajian tiap hari Selasa malam (malam Rabu). Kapan dan tanggal berapa gerakan tersebut dimulai? Hal itu perlu dapat kita ketahui berhubung akan mengetahui detik peristiwa lahirnya "HW". Akan tetapi sayang tiada seorang pun yang sekarang masih ada dan pernah mengalami peristiwa-peristiwa tersebut yang ingat kapan saat-saat itu terjadi; maka untuk mengetahui saat-saat kapan, perlu dicari peristiwa-peristiwa yang dapat sebagai pegangan. Dalam hal ini kiranya peristiwa yang dialami oleh Bapak Syarbini sendiri, dapat kita gunakan sebagai titik pegangan. Pada tahun 1915 pemuda Syarbini keluar dari dinas militer. Sebagai bekas militer merasa dirinya sebagai pemuda yang tak layak lagi kembali begitu saja di tengah masyarakat. Dalam telinga, kata "Bekas Sedadui" mendapat kesan yang tiada baik. Maka untuk seakan-akan menebus sejarah yang sudah, bertekadlah pemuda Syarbini akan "nyantri" di pondok Kyai Dahlan. Terus ia betempat tinggal di langgar, di muka rumah Kyai Dahlan. Tahun 1916 pemuda Syarbini diangkat menjadi guru Muhammadiyah di sekolah Muhammadiyah Bausasran. Hal ini terjadi karena ternyata, bahwa pemuda Syarbini sebelum masuk dinas militer telah lulus ujiannya masuk Kweekschool di Ungaran, jadi memang ada bakatnya menjadi pendidik. Lama kelamaan rupanya pemuda Syarbini menarik perhatian para pemimpin Muhammadiyah, terutama K.H. Fachruddin. Oleh beliau akan diusahakan supaya menjadi warga Kauman. Dalam hari-hari akan adanya peralatan itu dirundingkan, pemuda Syarbini ini tengah aktip-aktipnya dalam memimpin barisan-barisan sebagai perintis Hizbul Wathan. Saat yang bersejarah bagi pemuda Syarbini telah sampai ialah pada tanggal 16 Januari 1919 atau bertepatan dengan 13 Rabi'ullawal 1337 H, pernikahannya telah dilangsungkan. Mengingat peristiwa tersebut nyatalah bahwa dalam tahun 1918-lah gerakan Hizbul Wathan melangkahkan langkah yang pertama, meskipun nama Hizbul Wathan baru kemudian diberikan kepada gerakan itu. Gerakan berbaris semakin ramai. Oleh umum dinamakan "Padvinder Muhammadiyah". Nama Padvinder Muhammadiyah menjadi populer, juga dalam lingkungan Muhammadiyah. Oleh karena itu oleh hoofbestuur
4
www.hizbulwathan.com Muhammadiyah pengawasan terhadap Padvinderij itu diserahkan kepada Muhammadiyah bg. Sekolahan. Oleh Bg. Sekolahan dibentuklah pengurusnya : Ketua : H. Muchtar Wakil Ketua : H. Hadjid Sekretaris : Somodirdjo Keuangan : Abd. Hamid Organisasi : Siradj Dahlan Komando : Sjarbini, Damiri Untuk memajukan gerakan Padvinderij itu direncanakan akan mengambil pelajaran dari Solo kepada J.P.O. Persiapan dikerjakan. Untuk meriahkan keberangkatan ke Solo, maka telah diputuskan oleh Bg. Sekolahan, akan memberikan uniform dengan diangsur pembayarannya. H. Nawawi diutus berbelanja ke Semarang. Dibelinya kain drill kuning, kain biru dan setangan leher. Untuk setangan leher karena yang mudah didapat ialah kacu merah berbintik-bintik hitam (kacu "kedele kecer"), maka kacu itulah yang dibelinya. Uniform disiapkan. Hari keberangkatan ke Solo, berjamu kepada J.P.O telah ditetapkan. Yang boleh ikut hanyalah mereka yang telah beruniform. Pada suatu sore uniform dibagikan. Paginya hari Ahad barisan "Padvinder Muhammadiyah" dengan uniformnya yang baru itu pergi ke Solo, dengan diantarkan oleh Kiyai H.Hisjam sebagai ketua bg. Sekolahan. Sampai di stasiun Tugu diantar sendiri oleh KH.A.Dahlan. Di Solo mendapat sambutan hangat dari J.P.O dijemput dengan barisan sehingga menggemparkan kota Solo. Di lapangan Mangkunegaran diadakan demonstrasi-demonstrasi dan macam-macam permainan sebagai perkenalan. "Padvinder Muhammadiyah" mendapat banyak pelajaran dan pengalaman. Pada hari itu juga sebagai tamu "Padvinder Muhammadiyah" dijamu pertunjukan-pertunjukan dalam pendopo Mangkunegaran. Pulang dari Solo terbukalah pikiran dari para pemimpin "Padvinder Muhammadiyah". Beberapa hal menjadi persoalan. Di antaranya yang hangat nama. Dalam suatu sidang pengurus dibentangkan mengenai nama, di rumah Bp. H. Hilal Kauman. Oleh R.H. Hadjid diajukan nama yang sekiranya dapat sesuai dengan keadaan masa dan mengingat pula pergolakan-pergolakan di luar negeri sehabis perang dunia I, ialah nama Hizbul Wathan yang berarti "Golongan yang cinta tanah air". Dengan kata sepakat nama itulah yang dipakai untuk mengganti nama "Padvinder Muhammadiyah". Kejadian ini waktuya bertepatan dengan peristiwa akan turunnya dari tahta Paduka Sri Sultan VII di Jogjakarta. Untuk turut menghormat dan akan ikut mengiringkan pindahnya Sri Sultan VII dari Keraton ke Ambarukmo, diadakan persiapan-persiapan dan latihan-latihan. Pada tanggal 29 Jumadilawal 1851 bertepatan dengan 30 Januari 1921, barisan HW keluar turut mengiringkan Sri Sultan pindah dari keraton ke Ambarukmo ("Jengkar Dalem dateng Ambarukmo"). Keluarga HW mendapat penuh perhatian dari khalayak ramai. Dari saat itulah HW mulai terkenal pada umum. Hal ini ditambah lagi sesudah beberapa hari kemudian HW berbaris dalam perayaan penobatan Sri Sultan VIII. Perayaan diadakan di alun-alun Lor. HW turut pula dengan mengadakan demonstrasi di muka panggung dimana Sri Sultan VIII dengan para tamu menyaksikan-nya. HW telah menjadi buah bibir masyarakat. Demikianlah uniform HW mulai dikenal masyarakat. Maka tidak heranlah, kadang-kadang kalau ada anak Belanda atau Tionghoa berpakaian Padvinder (N.I.P.V) dikatakannya: "Lo, itu ada HW Landa atau ada HW Cina", yang sebetulnya yang dimaksud adalah Padvinder N.I.P.V. Pesatnya kemajuan HW rupanya mendapat perhatian dari pihak N.I.P.V ialah perkumpulan padvinderij Hindia Belanda sebagai cabang dari padvinderij di Negeri Belanda (N.P.V). Pada waktu itu gerakan padvinderij yang dapat pengakuan dari Internasional hanyalah yang bergabung dalam N.I.P.V tersebut. M. Raneff seorang pemimpin dari N.I.P.V dan yang memegang perwakilan N.P.V telah datang di Jogja menemui HW, mengajak supaya HW masuk dalam organisasi N.I.P.V. Usaha-usaha Komisaris N.I.P.V (Raneff) tiada hentinya untuk menarik HW menjadi anggota N.I.P.V sehingga ketika Kongres Muhammadiyah tahun 1926 di Surabaya, ia mengambil inisiatip mengikuti HW dalam Kongres Muhammadiyah dari semula sampai akhirnya. Selanjutnya diadakan pertemuan lagi di Jogjakarta oleh Wakil N.I.P.V. mengajak HW masuk ke dalam organisasi N.I.P.V. Tetapi, HW tetap ingin mempertahankan kedaulatannya, tiada dapat menerima tawaran dari M. Raneff tersebut, karena HW adalah HW bukannya seperti biasanya disebut padvinder. HW mempunyai prinsip-prinsip yang sukar diterima oleh "padvinder". Karena akan menyalahi prinsip-prinsip sebagai padvinder. Adapun HW jika akan dikatakan "itu bukannya padvinder", bagi HW tiada akan keberatan suatu apa, bagi HW adalah Hizbul Wathan, mau dikatakan itu padvinder terserah yang mau mengatakannya. B. DOKUMEN PENTING No 1
Tahun 1918
2
1920
3
1961
Acara Atas perintah KH. Ahmad Dahlan agar Muhammadiyah mendirikan organisasi kepanduan. Dipelopori oleh Bp. Syarbini dan Bp. Somodirjo (Yogya) didirikanlah organisasi kepanduan dalam Muhammadiyah dengan nama Padvinder Muhammadiyah Nama Padvinder Muhammadiyah diganti dengan Hizbul Wathan (Golongan yang cinta tanah air). Ir. Sukarno (Presiden RI Pertama) menginstruksikan ± 60 organisasi kepanduan di Indonesia untuk menjadi atu organisasi kepanduan yang dinamakan dengan Pramuka, tepatnya tanggal 9 Maret 1961.
5
www.hizbulwathan.com
4
1980
5
1985
6 7
1990 1995
8
1996
9
1996 1998
10
1998
11
1999
12
1999
13
1999
Tanggal 15 Maret 1961 : Maklumat Keputusan PP Muhammadiyah : - Memenuhi dan mematuhi perintah Presiden - Meniadakan organisasi Hizbul Wathan Tanggal 11 April 1961 : Dibentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka Tanggal 25 Mei 1961 : Kepres No. 238 – 1961 : - Penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan Pramuka - Gerakan Pramuka adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan Badan-badan yang sejenis (sama) sidfatnya atau menyerupai Gerakan Pramuka dilarang. Tanggal 8 Juni 1961 : Majelis HW Yogyakarta menyatakan bersedia meleburkan diri dalam perkumpulan Gerakan Pramuka Tanggal 14 Agustus 1961 : Hari Pramuka Pada Muktamar Muhammadiyah di Surabaya sudah terdengar pembicaraan-pembicaraan mengenai kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Pada Muktamar Muhammadiyah di Solo juga terdengar kembali pembicaraan-pembicaraan mengenai kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Pada Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta juga disertakan pawai alegoris pandu HW Pada Muktamar Muhammadiyah di Aceh gencar lagi pembicaraan-pembicaraan mengenai kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Yaitu tanggal 21 sd 23 Maret 1996 sebagai tindak lanjut dari pembicaraan pada Muktamar Muhammadiyah di Aceh terealisasi dengan diadakannya Reuni Nasional Pandu Hizbul Wathan Wreda dan ada perwakilan dari Pandu NA. Pertemuan-pertemuan rutin pandu HW Wreda dan Pandu NA yang membahas perlunya dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan mempertimbangkan konsep baru yang selaras dengan kondisi generasi muda pada saat ini. Sebagai hasil rumusan pertemuan rutin tersebut maka dibuatlah proposal Kebangkitan Kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan disampaikan dan di bicarakan dalam siding Tanwir Muhammadiyah di Semarang pada bulan Juli 1998 dilanjutkan pada bulan September 1998 pada sidang pleno PP Muhammadiyah yang membahas perlunya Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan. Pertemuan Pengurus Pandu HW dan NA dengan PP Muhammadiyah pada bulan Mei 1999 sebagai persiapan segala sesuatunya untuk kebangkitan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Sarasehan dan lokakarya Nasional pada tanggal 24-25 Juli 1999 bertepatan tanggal 11-12 Rabiutssani 1420 H mebicarakan kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Sebagai puncaknya pada tanggal 18 November 1999 bertepatan dengan 10 Sya‘ban 1420 H Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dideklarasikan Persyarikatan Muhammadiyah di Yogyakarta
C. PANGLIMA BESAR JENDRAL SUDIRMAN
Nama Tempat/Tgl Lahir Agama Pendidikan Formal Pendidikan Tentara Pengalaman Organisasi Jabatan Militer
: : : : : : :
Jenderal Sudirman Bodas Karangjaji, Prubalingga, 24 Januari 1916 Islam Sekolah Taman Siswa HIK Muh Solo (tidak tamat) Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor Kepanduan Hizbul Wathan Panglima Besar TKR/TNI (Pangkat Jenderal Panglima Divisi V /Banyumas, dengan pangkat Kolonel Komandan Batalyon di Kroya)
Tanda Kehormatan Meninggal Dimakamkan
: Pahlawan Pembela Kemerdekaan : Magelang, 29 Januari 1950 : Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta
Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paruparu yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan. Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI).
6
www.hizbulwathan.com Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini. Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Kepanduan Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang. Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/ Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/ Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya. Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang. Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi. Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara. Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan. Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun. Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan sekaligus tokoh besar HW. Pustaka : Ensiklopedi Tokoh Indonesia D. DASAR PEMIKIRAN KEBANGKITAN KEMBALI GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN 1. LATAR BELAKANG SEMANGAT KEBANGKITAN Dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dinyatakan dalam deklarasinya pada tanggal 18 Nopember 1999 atau tanggal 10 Sya‘ban 1420 H di Yogyakarta bukan tanpa alasan. Semangat kebangkitan kembali ini telah lama terpèndam, bahkan gaungnya sudah muncul sejak Muktamar Muhammadiyah di Surabaya (1980), di Solo (1985), di Yogyakarta dengan visualisasi pawai alegoris Pandu HW (1990), hingga bergaung pula ketika Muktamar di Aceh (1995). Kemudian secara nyata semangat kebangkitan ini tercurah pada saat diadakannya reuni nasional Pandu Hizbul Wathan di pada tanggal 21. sd 23 Maret 1996 dihadiri oleh para Pandu HW Wreda dan ada pula perwakilan dari mantan Pandu NA. Sernangat ini ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan rutin para Pandu Wreda HW dan NA yang membahas perlunya dibangkitkannya kembali Kepanduan HW dengan mempertimbangkan konsep baru yang selaras dengan kondisi generasi muda masa kini.
7
www.hizbulwathan.com Akhirnya semangat kebangkitan kembali Pandu HW ini melahirkan persiapan secara formal yang secara kronologis prosesnya sebagai berikut: a. Proposal Kebangkitan Kembali Kepanduan HW disampaikan dan dibicarakan dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah di Semarang pada bulan Juli 1998. b. Sidang Pleno PP Muhammadiyah bulan September 1998 membahas tentang perlunya Kepanduan HW diaktifkan lagi. c. Pengurus Pandu Wreda HW dan NA memenuhi undangan temu muka dengan Pengurus PP Muhammadiyah bulan Mei 1999. d. Sarasehan dan Lokakarya Nasional yang diselenggarakan di Kampus Universitas Achmad Dahlan Yogyakarta pada tanggal 24 — 25 Juli 1999 atau tanggal 11 — 12 Rabiu‘tsani 1420 H membicarakan kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan HW. e. Pertimbangan Kebangkitan Semangat kebangkitan membuahkan pemikiran-pemikiran para anggota Pandu Wreda HW dan NA yang direalisasikan dalam pertemuan-pertemuan memperbincangkan tentang kemanfaatan, kendala, untungrugi, sumber daya manusia, struktur organisasi, semangat juang insan HW dan NA, respon warga Muhammadiyah dan masyarakat, serta pemikran tentang apa yang harus dilakukan setelah bangkit kembali. Acuan pemikiran bersumber pada bukti sejarah perjalanan. Kepaduan HW, rekaman pengalaman para pemeran Pandu HW dan NA tempo dulu, fakta keberhasilan para tokoh mantan Pandu HW dan NA dalam pemerintahan/ lembaga negara/ masyarakat/ bidang pendidikan pada saat ini serta tantangan kehidupan kaum muda dewasa ini. Selain itu juga evaluasi terhadap eksistensi Pramuka masa kini, khususnya di lingkungan pendidikan sekolah Muhammadiyah, melalui basis pengamatan para pemerhati selama ini 2. KEBANGKITAN KEMBALI KEPANDUAN HW Pertimbangan pemikiran tentang perlunya Gerakan Kepanduan HW dibangkitkan (diaktifkan) kembali telah melalui proses yang cukup lama. Di situ perlu dikemukakan beberapa hal sebagal hasil kajian pemikiran untuk menjawab beberapa permasalahan : a. Tantangan zaman bagi generasi penerus/kader Muhammadiyah pada masa kini. b. Eksistensi Gerakan Pramuka di sekolah Muhammadiyah. c. Bukti sejarah tentang keberhasilan pendidikan kader Muhammadiyah melalui Kepanduan HW/ NA. d. Gerakan Kepanduan HW sebagai wahana pcndidikan untuk melengkapi khasanah model dan bentuk pembinaan kader Muhammadiyah dan kader pemimpin bangsa untuk masa depan. e. Era Reformasi adalah era demokrasi dan era pembenahan moral bangsa. Penjelasan : a. Tantangan Zaman bagi Generasi Penerus Lajunya perkembangan IPTEK dan budaya globalisasi di samping memberikan pengaruh pada kemajuan dunia secara positif, ternyata juga memberikan dampak negatif pada kehidupan umat yang berimbas terhadap kehidupari kaum muda sebagai generasi penerus bangsa. Kemajuan teknologi di satu sisi untuk menunjang kesejahteraan hidup umat manusia ternyata dari sisi lain bahkan dapat membuat terpuruknya sebagian dari masyarakat yang lain. Majunya dunia pendidikan untuk memberdayakan bangsa dalam mengejar kemajuan zaman ternyata semakin mahal dan semakin sulit untuk dapat diraih oleh golongan masyarakat bawah. Lapangan kerja yang tersedia ternyata tak mampu menampung kaum muda yang telah menyelesaikan studinya di suatu jenjang pendidikan. Corak kehidupan yang mengharuskan umat selalu dalam keadaan persaingan, perebutan, dan perpacuan ternyata belum dapat memberikan keseimbangannya, dalam memenuhi kebutuhan antara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, cita-cita dan kenyataan, sehingga mengakibatkan kaum muda memiliki rasa kecemasan dan kebimbangan untuk menghadapi masa depannya. Bagi kaum muda yang kurang memiliki kepercayaan diri dan tidak memiliki sikap kemandirian (karena kurang banyak diperkenalkan kepada latihan dan pengalaman hidup yang demikian) akan cenderung menempuh jalan pintas untuk memperoleh kepuasan diri dengan tindakan melarikan diri dari alam nyata ke alam maya, atau melakukan tindakantindakan penyelewengan yang tidak etis dan bahkan dapat melakukan perilaku yang tidak bermoral. Kaum muda dari kalangan keluarga Muhammadiyah khususnya, dan kalangan kaum muslimin pada umumnya akhirnya pun dapat terimbas oleh karakter kehidupan masyarakat yang demikian apabila tidak memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Kesibukan kehidupan modern dewasa ini membuat orang tua kurang dapat mengawasi dan membimbing anggota keluarganya secara rnaksimal. Pergaulan di luar rumah/ keluarga baik itu di sekolah maupun di masyarakat kaum muda sudah demikian ragamnya sehingga banyak memberikan pengaruh pada perilakunya. Hal ini apabila mereka tidak cermat dalam mempertimbangkannya, dan tidak dengan kesadaran yang mapan niscaya akan dapat mengakibatkan kesalahan dalam memilihnya Akibatnya mereka akan memperoleh pengaruh yang tidak menguntungkan bagi kehidupannya kelak. Dengan keadaan yang demikian maka terhadap kondisi generasi penurus tersebut dapat diajukan beberapa pertanyaan untuk direnungkan bersama: 1) Masihkah mereka dapat diharapkan untuk menjadi generasi penerus kita?
8
www.hizbulwathan.com 2) Masihkah mereka memiliki kebanggaan untuk menjadi kader Muhammadiyah dan kader pemimpin umat? 3) Masih adakah peluang untuk memberikan kesempatan bagi mereka belajar mencintai Muhammadiyah, mengenal amal usaha Muhammadiyah, dan menyiapkan diri menjadi kader Muhammadiyah? 4) Bagaimana usaha membawa mereka kepada kesadaran dan kesiapan sebagai generasi penerus kita? Jawabnya: ―Apa salahnya bila Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yang mampu melibatkan hampir semua kelompok usia, jeujang pendidikan, dan tingkat golongan masyarakat, serta mampu memberikan pelatihan kemandirian bagi kaum muda, dijadikan alternatif dalam melengkapi wahana pendidikan kader tersebut‖. b. Eksistensi Gerakan Pramuka di Sekolah/ Perguruan TinggiMuhammadiyah Sebenarnya keberadaan gerakan kepanduan seperti halnya Pramuka di pangkalan Sekolah/ Perguruan Tinggi tidaklah perlu dipersoalkan asalkan tidak meninggalkan karakter kepanduannya (scouting). Apabila sekolah dipandang sebagai fasilitas arena/ tempat, dengan pertimbangan sebagai sarana lahan yang dapat menampung kegiatan sejumlah anggotanya untuk bergerak bermain, berlomba, berlatih keterampilan kepanduan (mengingat sarana medan latihan di banyak daerah saat ini tidak selalu mudah didapat karena padatnya pemukiman), serta menjadi fasilitas praktis untuk menghimpun dan menarik minat anggotanya yang didasari oleh kesukarelaan, maka hal itu masih dinilai tidak merusak citra kepanduan. Barulah kita menganggap hal itu menyeleweng dari asas kepanduan apabila gerakan tersebut di sekolah telah terlibat dalam bidang akademiknya, administrasinya serta birokrasinya, sehingga karakter kesukarelaanya menjadi luntur. Melihat kenyataan yang ada pada saat ini kita semua dapat mencermatinya. Seandainya Gerakan Pramuka pada saat ini masih kita anggap tepat diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan sekolah (terutama di lingkungan Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah), marilah kita renungkan pertanyaan-pertanyaan ini : I) Apa bedanya kegiatan Pramuka di Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan di sekolah Islam sekolah umum lainnya? 2) Mampukah secara efektif kegiatan Pramuka di Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah menyiapkan kader penerus Muhammadiyah? 3) Seberapa besar kemungkinan mendapatkan legalitas Gerakan Pramuka di lingkungan Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah digunakan sebagai media pendidikan ke-Muhammadiyahan seperti halnya Kepanduan HW? 4) Seberapa besar partisipasi dan kepedulian tokoh Muhammadiyah dalam memikirkan muatan visi dan misi Muhammadiyah dalam gerakan Pramuka di lingkungan Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah? 5) Berapa banyak pembina Pramuka di Sekolah/ Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang memiliki dedikasi terhadap Muhammadiyah dan mampu memanfaatkan gerakan Pramuka sebagai wahana pendidikan ke-Muhammadiyahan? Apabila jawabannya cenderung menggambarkan : 1). Sama saja, tidak jelas bedanya. 2). Ragu-ragu. Kemungkinannya kecil mengingat Gerakan Pramuka bersifat nasional dan merupakan satu-satunya gerakan bersifat kepanduan di Indonesia RI No. 238 Th 1961 tanggal 20 Mei 1961). 3). Boleh dikata tidak ada secara organisatoris yang ada adalah kepedulian oknum Muhammadiyah yang jumlahnya tidak banyak. 4). Secara individu boleh dikata lumayan ada, tetapi belum mampu ataupun tidak berkesempatan memanfaatkan gerakan Pramuka ini sebagai wahana pendidikan keMuhammadiyahan melalui pengalaman kehidupan seperti halnya Gerakan Kepanduan HW maupun NA, karena kebanyakan mereka para pembina belum pernah mengalami dan menghayati aktifitas Kepanduan HW/NA secara nyata. Jika yang terjadi kenyataannya seperti tersebut dalam jawaban hasil renungan itu, maka dengan demikian dari segi pembinaan umat dan kader-kadernya Muhammadiyah sangat merugi. Jika kita tetap berfikir bahwa pembinaan kader penerus amal usaha Muhammadiyah adalah juga pembinaan kader pemimpin bangsa, maka dengan hilangnya pendidikan melalui sistem Kepanduan HW, berarti Muhammadiyah telah kehilangan wahana pendidikan yang efektif. Dengan respon terhadap kenyataan itu maka sangat ariflah apabila kita berfikir akan pentingnya diaktifkannya kembali Gerakan Kepanduan HW, meskipun masih bermakna kepentingan bagi keluarga Muhammadiyah sendiri, yang sebenarnya pada hakikatnya adalah juga untuk kepentingan negara dan bangsa. c. Bukti Sejarah tentang Keberhasilan Pendidikan melalui Kepanduan HW/ NA Kenyataan membuktikan bahwa Gerakan Kepanduan HW masa lalu telah berhasil mencetak puteraputeri terbaiknya tampil menjadi pemimpin bangsa dan pemimpin masyarakat, bahkan yang hingga kini
9
www.hizbulwathan.com masih nyata berperan baik di lembaga pemerintahan/ negara maupun di masyarakat. Tanpa mengurangi penghargaan kepada yang lain jika di sini kita sebutkan sosok almarhum Sudirman yang hingga memperoleh penghargaañ negara sebagai Panglima Besar TNI. Sampai detik inipun para beliau yang masib memegang tampuk pernerintahan, maupun sebagai tokoh masyarakat, rnasih memiliki rasa kebanggaan tersendiri bila menyebutkan dirinya adalah mantan Pandu HW. Jika kita bergaul lebih dekat dengan para pemeran dalam kegiatan Kepanduan HW masa lalu yang pada saat ini masib dikaruniai usia panjang, meskipun mereka sudah renta dari segi fisik tetapi masih memiliki semangat hidup yang tinggi untuk selalu berusaha melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan amalan Muhammadiyah yang bersifat keikhlasan sesuai dengan kondisi dan kemampuan bidangnya masing-masing. Walaupun ini berupa kebanggaan nostalgia, tetapi ini adalah merupakan salah satu bukti keberhasilan pendidikan dalam Kepanduan HW. Masih banyak di antara mereka yang saat ini masih mampu menjabat salah satu bagian dari kepengurusan Muhammadiyah baik di tingkat yang paling bawah, maupun di tingkat yang lebih tinggi. Beberapa peristiwa yang dapat kita hayati dan ungkapan yang memberikan rasa haru serta bangga yang pernah dilontarkan oleh beberapa orang anggota Pandu Wreda HW sebagai bukti semangat juang hasil pendidikan Pandu HW antara lain: ―Meski kita telah wreda, tetapi harus tetap berdaya‖ Ungkapan terlontar ketika menjelang reuni oleh salah seorang anggota pada saat rembug panitia. Yang akhirnya diabadikan dalam Hymne HW Wreda. ―Aku arep terus melu baris aku isih kuwat‖ ―Aku akan terus ikut berbaris, akau rnasih kuat.‖ Ungkapan ini tercetus ketika menjawab himbauan saya, mengingat usia beliau sudah lebih dari 75 tahun, untuk ikut naik kendaraan ketika diadekan pawai rnenyemarakkan reuni nasional HW dari Stadion Mandala Krida ke Gedung PP Muhammadiyah, dan beliau berhasil sampai finish. Beliau pada saat ini telah almarhum. ―Mumpung aku isih urip, aku cak tetep melu main genderang terompet‖ (Senyampang aku masih hidup, aku tetap ikutbermian genderang terompet) Ungkapan tercetus ketika minta diijinkan ikut dalam pawai alegoris dalam karnaval peringatan HUT Kemerdekaan RI sebagai salah satu anggota Pasukan Genderang Terompet HW Wreda. Beliau sudah berusia 80 tahun, dan saat makalah ini ditulis beliau masih hidup. Siapa yang tidak kenal dengan sesepuh Pandu HW Bp. Donowardoyo (alm) yang dikenal dengan narna populernya Pak Don dari Klaten, Jawa Tengah. Meski ketika HW telah berusia sekitar 90 tahun tetapi justru rmasih bersemangat dan aktif membina kaum jompo dengan memberikan ketrampilan untuk hidup. Sudah barang tentu kami percaya masih akan banyak lagi dapat diungkapkan bukti keberhasilan Muhammadiyah dalam mendidik kader-kadernya melalui Gerakari Kepanduan HW seperti yang dapat kita lihat di Kudus, Ajibarang, Garut, Jakarta, Jawa Timur, Ujung Pandang (Makasar), di wilayah Sumatera dan wilayah-wilayah lainnya. Yang kita rindukan bukan sekedar kenangan Pandu HW dan NA tempo dulu, tetapi bangkitnya kembali Gerakan Kepanduan HW masa kini dan masa depan. d. Gerakan Kepanduan HW sebagai Bentuk Pendidikan Kader Muhammadiyah Dengan mencermati apa yang telah dikemukakan di depan, maka dalam mengatitisipasi situasi dan kondisi umat pada saat ini sesuai dengan tugas amalan dan usaha Muhamrnadiyah, maka dipandang perlu untuk menyelamatkannya kita lakukan upaya. memperluas khasanah model pendidikan yang dipandang efektif. Apa yang pernah kita miliki dan nampak jelas hasilnya, apa salahnya kita manfaatkan lagi dengan segala modifikasinya sesuai dengan zaman sekarang. Modal yang kita miliki masih adanya generasi tua (NW dan NA wreda) yang masih peduli dalam gerakan ini. Selain itu secara fisik dan kemampuan kita memiliki angkatan muda (keluarga Muhammadiyah maupun simpatisan) yang berketerampilan memandu, yang juga memiliki keikhlasan (kesukarelaan) berbakti demi gcncrasi penerus kita. Karenanya maka dengan dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan HW, Muhammadiyah akan lebih lengkap lagi memiliki wahana pcndidikannya. Meski Kepanduan merupakan arena pendidikan di luar sekolab/ keluarga, tetapi dengan modifikasi bentuk kerja sama tanpa meninggalkan karakter "secouting"-nya. Maka Gerakan Kepanduan HW inasa kini dapat dijadikan media kelengkapan pendidikan Muhammadiyah yang menghidupkan hubungan yang harmonis antara pendidikan informal (keluarga) dan pendidikan formal (sekolah). Hal ini dapat menjadi acuan pertimbangan dibangkitkannya kembali Gerakan Kepanduan HW bagi Muhammadiyah.
10
www.hizbulwathan.com BAB II AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN A. AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN SEBAGAI JIWA GERAKAN Keseluruhan aktivitas gerakan Muhammadiyah yang dikembangkan dan dioperasionalisasikan melalui berbagai penggarapan amal usaha dan program persyarikatan maupun dalam membangun pola tingkah laku segenap anggota Muhammadiyah senantiasa disemangati dan dilandasi oleh ruh atau jiwa Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang menjadi faktor pengikat ideologis baik dalam jama'ah, jam'iyah maupun imamah di tubuh Persyarikatan. Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai jiwa, alam pikiran dan pengetahuan kolektif yang menjadi ciri khas atau identitas Muhammadiyahh yang melahirkan cara beragama yang berlandaskan tauhid murni berperilaku dengan meneladani uswah hasanah Muhammad Rasulullah, mengembangkan ijtihad dan alam pikiran tajdid, beramal ilmiah dan berilmu amaliah serta senantiasa melahirkan amal usaha yang bermanfaat dan rahmatan lil‘alamin bagi umat dan masyarakat luas dimana Muhammadiyah berada. B. KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH DALAM KEHIDUPAN HIZBUL WATHAN 1. Muhammadiyah Yaitu : a. Gerakan Islam b. Asas Islam c. Bersandarkan pada keyakinan Tauhid yang murni d. Berpedoman kepada Al Quran dan Sunah Nabi yang shoheh e. Berwatak tajdid atau pembaharuan f. Melaksanakan Da‘wah Islam dalam seluruh bidang kehidupan g. Mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya di muka bumi. Menurut Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil dari Muktamar ke-45 Tahun 2005 di Malang yang telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2. Maksud dan Tujuan Serta Usaha Pasal dan Maksud dan Tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 3. Gerakan Muhammadiyah Digerakkan oleh 3 pilar pranata : a. Jama'ah (Umat, Warga) b. Jam'iyah (Organisasi) c. Imamah( Kepemimpinan) C. ORGANISASI OTONOM (ORTOM) Organisasi otonom Muhammadiyah ialah organisasi yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah, dengan bimbingan dan pengawasannya diberi kewajiban dan hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, memberi warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah. 1. Struktur dan Kedudukan Organisasi Otonom Muhamadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingkat Pimpinan terbawah (ranting) sampai dengan tingkat Pimpinan Pusat (Nasional). Organisasi Otonom Muhammadiyah dibentuk di Iingkungan Persyarikatan Muhammadiyah apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah. b. Mempunyai potensi dan ruang lingkup nasional. c. Merupakan kepentingan persyarikatan Muhammadiyah. Pembentukan Organisasi otonom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar Muharmmadiyah) dan dilaksanakan dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2. Tujuan pembentukan Organisasi Otonom Muhammadiyah a. Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah b. Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah c. Dinarnika Persyarikatan Muhammadivah d. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah Kewajiban dan hak Ortom. Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengatur rumah tangga sendiri, organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai kewajiban dan hak dalam persyarikatan Muhammadiyah.
11
www.hizbulwathan.com 3. Kewajiban Ortom a. Melaksanakan keputusan Persyarikatan Muhammadiyah b. Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah. c. Membina anggotnya menjadi warga dan anggota Persyarikatan Muhammadiyah. d. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom e. Melaporkan kegiatan kepada Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah f. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha persyarikatan Muhammadiyah sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya. 4. Hak Ortom a. Mengelola urusan kepentingan aktivitas dan amal usaha yang dilakukan organisasi otonominya b. Berhubungan dengan organisasi/ badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiah. c. Memberi saran kepada persyarikatan Muhammadiyah baik diminta atau kemauan sendiri. d. Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri. 5. Organisasi Otononi dalam Persyarikatan Muhammadiyah Organisasi Otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu adapun (Organisasi Otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah) sebagai berikut : a. ‗Aisyiyah bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu (usia sudah berkeluarga sampai dengan 80 tahun) b. Pemuda Muhammadiyah (PM) bergerak dalam bidang pemuda (usia 18 sampai dengan 40 tahun). c. Nasyiatul ‗Aisyiyah (NA) bergerak di kalangan perempuan-perempuan muda (usia 18 sampal dengan 40 tahun). d. Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) bergerak di kalangan pelajar dan remaja (usia 10 sampai dengan 18 tahun). e. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bergerak di kalangan Mahasiswa (usia 18 sampai dengan 25 tahun). f. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TS) bergerak dalam aktivitas olahraga dan seni bela diri, usia remaja, pemuda, orang tua (usia 10 sampai dengan 80 tahun). g. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) bergerak dalam aktivitas kepanduan untuk usia remaja, pemuda, dewasa, orang tua (usia 6 sampai tak terbatas). Organisai Otonom tersebut selain Nasyiatul Aisyiyah dikelompokkan menjadi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), yang mempunyai fungsi P3M yaitu : Pelopor, Pelangsung dan Penyempurna amal Usaha Muhamrnadiyah. D. KEMUHAMMADIYAHAN 1. Latar Belakang Beridirinya Muhammadiyah a. Banyak penyimpangan dalam pelaksanaan ajaran agama Islam Tahayul, Bid‘ah Churofat (T.B.C), hal ini harus diluruskan. b. Kemunduran umat Islam dibidang pendidikan, disatu pihak banyaknya pondok pesantren yang hanya menitikberatkan pendidikan agama dipihak lain berdirinya sekolah umum yang didirikan pemerintah kolonial Belanda yang hanya ilmu umum yang diajarkan. c. Kristenisasi yang didorong dan dibantu oleh kolonial Belanda. d. Usaha mempertahankan ajaran Islam dari pengaruh kebudayaan asing/ barat. e. Untuk bersama organisasi lain, memperjuangkan kemerdekaan tanah air dari penjajah belanda (+ 300 tahun). f. Pengaruh dan dorongan dari gerakan-gerakan Islam dari luar yang bertujuan merubah umat islam dari keterbelakangan. 2. Berdirinya Muhammadiyah Pada tanggal 18 November 1912 bertepatan dengan 8 Djulhijjah 1330 H di Yogyakarta oleh K.H Ahmad Dahlan. a. Dasar 1. QS. Ali Imron : 104 Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu, segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron : 104) 2. QS. An-Nahl : 125
12
www.hizbulwathan.com Artinya : Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. b. Pengertian Muhammadiyah adalah gerakan Islam da‘wah amar ma‘ruf nahi munkar, berdasarkan Al-Quran dan As-sunah untuk membentuk manusia utama masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. c. Tujuan Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam melaksanakan da‘wah amar ma‘ruf nahi munkar Muhammadiyah melaksanakan da‘wah bil lisan (dengan pengajian-pengajian/majlis taklim) dan dakwah bil hal (dengan perbuatan/amal usaha): panti-panti asuhan, rumah sakit, sekolahan, bank syari‘ah, dsb. 3. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid Dari segi bahasa tajdid adalah : pembaharuan. Muhammadiyah menempatkan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Mujadid/ Pembaharu/ Reformis. Sabda Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat manusia pada setiap kurun waktu seratus tahun orang yang memperbaharui ajaran agamanya”. (HR. Abu Dawud, Abu Hurairah) Tajdid yang dilakukan : a. Pemurnian (purifikasi) di bidang aqidah dan mahdhoh (Thoharoh, Shalat, Zakat, Haji, Puasa, merawat jenazah, penyembelihan kurban). b. Dinamisasi dibidang maumalah duniawiyah. Revitalisali gerakan dalam seluruh lapangan kehidupan, sehingga di era kehidupan modern ini/ abad 21 dapat tampil sebagai pilar kekuatan gerakan pencerahan peradaban. 4. Amal Usaha Muhammadiyah Muhammadiyah adalah gerakan sosial kemasyarakatan, keagamaan, maka untuk mencapai tujuan, diusahakan berbagai amal usaha yang diperlukan oleh masyarakat antara lain : a. Di bidang Pendidikan : Amal usaha dibidang ini paling menonjol dan mempunyai kedudukan strategis di bidang da‘wah sebab obyek da‘wah/ anak didik merupakan generasi mendatang yang akan meneruskan perjuangan kita/ sebagai kader bangsa, Islam, Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan organisasi swasta yang mempunyai sekolah terbesar di luar sekolah negeri. Visi dan Misi di bidang pendidikan ini adalah : 1. Misi keagamaan 2. Misi keunggulan 3. Misi kebersamaan 4. Misi kebangsaan b. Dibidang kemasyarakatan Panti-panti asuhan yatim/jompo, rumah sakit bersalin, poliklinik, percetakan, bank muamalah, swalayan dan sebagainya. 5. Organisasi a. Secara vertikal o Pusat Wilayah Daerah Cabang Ranting o Pimpinan pusat Pimpinan Wilayah Pimpinan Daerah Pimpinan Cabang Pimpinan Ranting o Ibu Kota Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa/ Kelurahan b. Secara horizontal Badan Pembantu Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang mempunyai garapan (ajakan) amal usaha di bidang praktisnya yang dibentuk mulai tingkat pusat-wilayah-daerah-serta cabang dan ranting. 1. Ortom : mempunyai AD/ART sendiri dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri asal maksud dan tujuan serta asa tidak bertentangan dengan organisasi induk (AMN, IMM, IRM, NA, Pemuda Muhammadiyah, HW, Tapak Suci, dan Aisyiyah) 2. Majlis-majlis : (Dik Das Men, Tarjih, Tabligh, Pembina kesejahteraan Ummat, Ekonomi, Hikmai Wakaf).
13
www.hizbulwathan.com 6. Ibadah Praktis a. Thaharah Pengertian Najis Benda-benda najis: 1) Air kencing manusia (B,Dq) 2) Tinja manusia (B,M,A) 3) Darah haid/nifas manusia (B, M, Ia) 4) Madziy manusia (M) 5) Wadiy manusia (Imu) 6) Liur anjing (M, A) Benda-benda yang najis ini disebut najis „aini (dapat dilihat secara kasat mata). Benda-benda selain yang tersebut pada nomor a-f, tidak ditemukan dalil yang menunjukkan najisnya, walaupun akal kita mengatakan kotor Pengertian Hadats Hadats disebut sebagai najis ma‟nawi (berdasarkan pengertian) 1) Hadats kecil Seseorang dikatakan berhadats kecil, bila: a) Keluar sesuatu dari salah satu atau dua jalan yaitu Qubul dan Dubur. b) Menyentuh kemaluan (D, N, T, Im, A, Ih, Hk) c) Tidur nyenyak dengan miring (As) 2) Hadats besar Seseorang dikatakan berhadats besar, bila: a) Bersetubuh (QS. Al-Maidah [5]:6; B, M) b) Keluar air mani (B, M, A, T, Im) c) Keluar darah haid/nifas (QS. Al-Baqarah [2]:222; B) Cara membersihkan 1) Dibersihkan sehingga hilang bau, rasa, dan warnanya (B, M, A, Im, Bh). Bila setelah diupayakan, tetapi masih ada sedikit bekas, tidak mengapa (A, Ad, T) 2) Untuk liur anjing: dibasuh tujuh kali, salah satunya dengan tanah (M, A, T) Macam – Macam Thaharah 1) Istinja‟ Bersuci dari najis setelah membuang hajat kecil atau hajat besar Pelaksanaan: a) Dilakukan dengan tangan kiri (M) b) Tidak dengan menghadap/membelakangi kiblat bila di tempat terbuka (M) c) Menggunakan air (B, M) d) Boleh dan mencukupi, dengan menggunakan tiga buah batu, atau sesuatu yang lain (A, N). Pengertian tiga buah batu adalah tiga usapan. Ini sudah mencukupi meskipun tidak menggunakan tiga batu, sebab maksud intinja‘ ini adalah membersihkan kotoran/najis (B) Tidak boleh menggunakan tulang/ kotoran (M) Bersuci dari hadats kecil dengan cara berwudlu` 2) Wudlu Cara berwudlu`: a) Niat dalam hati (tidak dilafalkan), dan membaca basmalah (B, N) b) Membasuh tangan sampai pergelangan tiga kali (B, M) c) Membersihkan gigi (A, N) d) Berkumur, istinsyaaq (menghirup air ke hidung), dan istintsaar (menghembuskan air dari hidung) dengan sungguh-sungguh, kalau tidak sedang berpuasa (B, M, Ad, N, Im) e) Membasuh muka tiga kali, termasuk sudut mata, dengan digosok, serta melebihkan jangkauan dalam membasuh (B, M, Ad, A) f) Menyela-nyelai janggut (kalau ada) (T) g) Membasuh tangan sampai siku, tiga kali, dengan digosok dan menyela-nyelai jari, dimulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri (B, M, Ad, N, T, Im) h) Melebihkan (jangkauan) dalam membasuh tangan (B, M) i) Mengusap kepala, atau ubun-ubun dan serban/tutup kepala, dengan cara: (1) Mulai dari arah depan kepala, ke belakang sampai tengkuk, lalu dikembalikan ke depan lagi (B, M, Ad, T) (2) Bagi yang memakai tutup kepala, boleh dengan cara mengusap ubun-ubun, lalu mengusap tutup kepala itu dari arah depan ke belakang (B, M, T, Ad) j) Mengusap kepala seperti ini dilakukan sekali saja. Lalu, diteruskan dengan mengusap telinga sebelah luar dengan ibu jari, dan sebelah dalam dengan telunjuk, dilakukan sekali saja (Ad, N)
14
www.hizbulwathan.com k)
l)
Membasuh kaki sampai dengan mata kaki, dengan menyela-nyelai jari kaki, dengan melebihkan (jangkauan) dalam membasuhnya, mulai yang kanan, kemudian kiri, dilakukan dengan sempurna (B, M, Ad, N, T, Im) Setelah itu membaca: ُُٔس ْ٘ ى ُ عـبْـذُ ٓ َٗ َس َ أ َ ْشـ َٖـذُ أ َُْ الَ إِىـَٔ إِالَّهللا ُ ‘ َٗحْ ذَ ُٓ الَشَش ِ ٌْلَ ىَٔ َٗ أ َ ْشـ َٖـذُ أ ََُّ ٍُ َح ََّـذًا Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya (M, A, Ad)
3) Mandi Janabat Bersuci dari hadats besar, dengan cara mandi janabat Cara mandi janabat: a) Berniat dalam hati (tidak dilafalkan) (N, B) b) Membasuh kedua tangan (B, M). Mencuci kemaluan dengan sesuatu yang membersihkan (B c) Berwudlu` seperti wudlu` untuk shalat, lalu membasahi pangkal rambut dengan jari-jari, dimulai dari bagian kanan, kemudian bagian kiri dengan memakai wewangian. Setelah rata, menuang air ke kepala tiga kali, kemudian meratakan ke seluruh tubuh dengan menggosok, lalu membasuh kaki dengan mendahulukan yang kanan (B, M, A, Ad, Dq, Im) d) Bagi perempuan yang bersanggul, boleh tidak membuka sanggulnya, tapi cukup menuangkan air ke atas kepala 3 kali, lalu meratakannya ke seluruh tubuh (M) Jangan berlebihan dalam menggunakan air (B, M) Bersuci dengan menggunakan debu, sebagai pengganti wudlu‘ atau mandi janabat (Q.S. al-Maidah [5]: 6) 4) Tayamum Cara tayammum: a) Niat yang ikhlas karena Allah dalam hati (tidak dilafalkan) (B, M) b) Menepuk debu suci dengan dua tapak tangan sekali (B, M) c) Meniup kedua tapak tangan, atau mengusapkan tapak tangan kiri pada tapak tangan kanan d) Mengusap muka dengan kedua tapak tangan (B) e) Mengusap punggung tangan kanan dengan tangan kiri, kemudian punggung tangan kiri dengan tangan kanan (B). Cara nomor d) dan e) boleh dibalik (B, M) Catatan: a) Dalam pesawat banyak debu b) Sekali tayammum boleh digunakan untuk beberapa shalat, selagi belum batal (QS. Al Maidah [5]: 6) c) Hadits yang menyatakan bahwa sekali tayammum hanya boleh digunakan untuk sekali shalat, adalah dhaif/lemah (Dq) d) Tayammum karena tidak ada air, tidak harus mengulangi dengan wudlu‘ tatkala mendapatkan air (Ad) e) Hadits yang menyatakan bahwa tayammum itu menepuk debu 2 kali, mengusap tangan sampai siku (Dq), adalah mauquuf pada Ibnu Umar (ucapan Ibnu Umar, bukan sabda Nabi f) Tidak ada bacaan apapun setelah tayammum Hal-hal yang membolehkan tayammum: a) Karena sakit (QS. al-Maidah [5]: 6) b) Karena bepergian (QS. al-Maidah [5]: 6) c) Karena tidak mendapatkan air (QS. al-Maidah [5]: 6) d) Khawatir mendapatkan madlarat, bila menggunakan air (Ad) b. Shalat 1) Kaifiyah (Cara) Shalat a) Menurut bahasa Shalat berarti do‘a b) Menurut syara‘ shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan (bacaan-bacaan) dan perbuatan-perbuatan yang sudah ditentukan, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Sayid Sabiq, Fiqhus Sunnah I/78) c) Shalat itu harus dilakukan menurut cara-cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW 2) Ketentuan : a) Dilaksanakan dalam keadaan suci dari hadats dan najis : b) Menghadap qiblat c) Dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam. Takbir pertama tersebut dinamakan Takbiratul Ihram d) Tiap dua raka‘at duduk dan membaca tasyahud e) Shalat wajib yang tiga raka‘at dan empat raka‘at, duduk tasyahud dua kali. Yang pertama disebut tasyahud awal dan yang kedua disebut tasyahud akhir
15
www.hizbulwathan.com 3) Tata Cara Shalat a) Niat (di dalam hati). b) Bacalah ALLAAHU AKBAR (Allah Maha Besar), dengan mengikhlaskan niat karena Allah sambil mengangkat kedua tangan sepadan / sejurus bahu, ibu jari sejajar daun telinga (tapak tangan menghadap qiblat). Pandangan mata ke arah tempat sujud. Takbir pertama ketika shalat itu namanya Takbiratul Ihram c) Lalu diteruskan tangan bersedekap. Tangan kanan di atas punggung tapak tangan kiri di dada d) Lalu diteruskan membaca (salah satu) do‟a iftitah sebagai berikut : َ اَىيّ ُٖ ٌَّ ّــ َ ِقّـِْى ٍَِِ ْاىـخَــ َ اَىيّـ ُٖ ٌَّ بــَا ِعذْبـَـٍْـِْى َٗ بـَـٍَِْ خَـ طاٌــَا َم ََاٌـُــَْـقَّى ب طاٌــَاي ِ ق َٗ ْاىـ ََ ْغ ِش َ َم ََابـَا ِ ع ْذتَ بـَـٍَِْ ْاىـ ََ ْش ِش ْ َّ ـاء َٗ اىــث ْ ّ َ ْ َ ْ ـج َٗ ْاىــبَ َش ِد ـي َـ اى ب اي اٌــ ط ـ خـ ِو س غ ا ٌ ٖ ىي ا ض ٍَِِ اىذَّ ّــ َ ِس ِ َ ِ َ َ ُ ٘اىـث َّ ْـ ُ ٍَب اْألَبـ ْـ َّ ُ َ ِ Artinya : Ya Allah, jauhkanlah antara hamba dan kesalahan hamba, sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, bersihkanlah hamba dari segala kesalahan, sebagaimana dibersihkannya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah bersihkanlah dosa-dosa hamba dengan air, air es, dan embun. e) Setelah do‘a iftitah selesai, lalu membaca ta‟awwudz, terus basmalah: َ شـٍْـ َّ أ َعـ ُ ْ٘رُ بِاهللِ ٍَِِ اى ٌِْ ٍاىش ِج َّ ُا ِ ط Artinya : Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk ٌِْ ٍاىش ِح َّ َِ َّ هللا ِ ٌِْ ِبس ِ ْاىش ح Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang f) Terus membaca surat Fatihah, lalu do‘a Aamiin g) Kemudian membaca surat/ayat Al-Qur‘an , misalnya surat al-Ikhlash h) Lalu ruku‘lah dengan bertakbir sambil mengangkat kedua belah tangan seperti ketika takbir yang pertama kali (takbiratul ihram) : (1) Punggung dibungkukkan, rata dengan tengkuk/leher . (2) Kedua tangan memegang kedua lutut, jari-jari tangan direnggangkan (3) Lalu membaca: ىى ُ ِ سـ ْب َحا َّلَ اىيّـ ُٖ ٌَّ َس بـَّــْ ََاٗبـِ َح َْذِكَ اىيّ ُٖ ٌَّ ا ْغ ِف ْش Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, Ya Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah ampunilah saya Atau membaca: ٌِْ ٍـظـ ِ ًَ ْاىــع ُ َ ِّسـ ْب َحاَُ َس بـ Artinya : Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung i) Lalu i‘tidal yakni berdiri lurus, setelah bangkit dari ruku‘ Caranya: Bangkit dengan mengangkat dua tangan (seperti takbiratul ihram) sambil membaca tasmii‟: ْ ََ س ِـَــ َع هللا ُ ِىـ ُٓ َـِ َح َِذ َ Artinya: Semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya (Muttafaq „Alaih) Setelah berdiri lurus, lalu membaca : َُس بـَّــْ ََاٗ ىَلَ ْاىـ َح ْـَذ Artinya: Ya Tuhan kami, segala puji hanya milik-Mu (Muttafaq „Alaih) Atau bacaan lain: َ َس بـَّــْ ََاٗ ىَلَ ْاىـ َح ْـَذُ َح ْـَذً امَـثِـٍ ًْش ا ِٔ ٍْ اس ًمااِـ َ َاـ ٍِّــبًا ٍُـب Artinya: Ya Tuhan kami, hanya bagi-Mu lah segala puji, yang baik, dan penuh berkah j) Lalu Sujud Baca takbir sambil menundukkan badan untuk bersujud : (1) Letakkan lebih dahulu kedua lutut, lalu kedua tangan, lalu dahi dan hidung pada tempat sujud (2) Bersujud dengan tujuh anggota : Dua lutut menekan lantai, paha tidak menempel perut Dua tangan menekan lantai, kedua siku diangkat dan diregangkan dari badan, jari-jari tangan dirapatkan Dua tapak kaki mencacat (ujung jari menghadap kiblat/jawa: mancat), kedua tumit dirapatkan Dahi (termasuk hidung) menempel/menekan di tempat sujud Di dalam sujud membaca : ىى ُ ِ سـ ْب َحا َّلَ اىيّـ ُٖ ٌَّ َس بـَّــْ ََاٗبـِ َح َْذِكَ اىيّ ُٖ ٌَّ ا ْغ ِف ْش
16
www.hizbulwathan.com Artinya: Maha Suci Engkau ya Allah, Ya Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu Ya Allah ampunilah saya (Muttafaq „Alaih) Atau membaca : ْيى ُ َ ً اْأل َ ع َ ِّسـ ْب َحاَُ َس بـ Artinya : Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi k) Lalu bangkit dari sujud sambil membaca:
l)
m)
n)
o)
p)
q)
Artinya : Allah Maha Besar Terus duduk di antara dua sujud, sambil membaca:
اَهلل ُ أ َ ْمـبَ ُش
اس ُص ْق ِْى ْ َٗ ى٘ ا ْٕ ِذ ِّى ْ َٗ ىى َ ِّ اس َح ْـَِْى َٗ اجْ ـب ُْش ِ اَىيّـ ُٖ ٌَّ ا ْغ ِف ْش
Artinya: Ya Allah, ampunilah saya, belas kasihanilah saya, dan cukupilah saya, berilah saya petunjuk, dan berilah saya rizqi Lalu sujud lagi (yang kedua) sambil membaca takbir , Lalu bangkit dari sujud, duduk sebentar, terus berdiri menuju ke raka‘at yang kedua sambil bertakbir. Duduk sebentar tersebut dinamakan ―Jalsatul istiraahah‖ (duduk istirahat) sebelum pindah ke raka‘at berikutnya. Duduk antara dua sujud, duduk istirahat dan juga duduk tasyahud awal adalah dengan cara ―iftiraasy‖, yaitu pantat bertumpu pada kaki kiri dan tapak kaki kanan mencacak, tangan kanan di atas paha/lutut kanan dan tangan kiri di atas paha/lutut kiri Cara berdiri ke raka‘at kedua/ berikutnya, setelah duduk istirahat : Tekanlah dua tangan ke atas lantai, lalu angkat dan tumpukanlah pada dua lutut, terus berdiri dan bersedekap tanpa mengangkat dua tangan, sambil bertakbir Setelah berdiri tegak dan bersedekap, lalu membaca ta‟awudz - basmalah dan seterusnya seperti halnya pada raka‘at pertama, hanya saja tidak dengan do‘a iftitah. Dan sesudah sujud kedua tidak berdiri tetapi ―duduk tawarruk‖ atau duduk tahiyat/tasyahud akhir, bila shalat yang kita lakukan hanyalah dua raka‘at (shubuh / dan lain-lain) Kemudian membaca bacaan Tasyahud : َّ صـيَ َـ٘ اتُ َٗ اىـ ِ ًُُٔ َٗ َس حْ ََـةُ هللا َٗ بَ َش مَاج َّ طــ ٍِّــبَاتُ اَى َّ اَىـح َّ ِحـٍَّـاتُ ِهللِ َٗ اى َ ًُ َسال ُّ عـيَـٍْلَ أ ٌَــُّـ َٖااىـَّْـبِـ ُُٔس ْـ٘ىـ َّ اَى ُ عـ ْبذُٓ َُٗ َس َّ يى ِعبَا ِدهللاِ اى َ صـا ِى ِحـٍَِْ أ َ ْشـ َٖـذُ أ َُْ الَ إِىــَٔ إِالَّ هللا َٗ أ َ ْشـ َٖـذُ أ ََُّ ٍُـ َح ََّـذً ا َ ٗعـيَـ ٍْْ ََا َ ًُ َسال َ ع
Artinya: Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagimu wahai Nabi Muhammad dan juga rahmat dan barakah-Nya. Mudahmudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang shalih-shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya. (Muttafaq „Alaih) r) Setelah tasyahud, terus membaca shalawat Nabi : أه ا ٍُ َح ََّ ٍذ َ اس ْك َ َصيَّـٍْث َ َٗ يى ٍُ َحـ ََّ ٍذ َ ص ِّو ِ َٗ يى ٍُ َحـ ََّ ٍذ ِ يى َ أه ٍُ َحـ ََّ ٍذ َم ََا َ ٌَّ ُٖ ّاَىي ِ َ يى ِإ ب ْـ َش ا ٍِٕ ٌَْ َٗ أ ِه ِإ ب ْـ َش ا ٍِٕ ٌَْ َٗبــ َ ع َ ع َ ع َ ع ٌأه إِ بـْ َش ا ٍِٕ ٌَْ إِّــَّلَ َح َِـ ٍْذٌ ٍَ ِجـ ٍْذ َ ََم ََابا َ َس ْمث ِ َٗ ٌٍِْٕ يى إِب َْش ا َ ع Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. (B, M, N, dll) s) Do‘a tasyahud akhir : َّاه ِ اٗ ْاىـ ََ ََا ُ َ اَىيّ ُٖ ٌَّ إِّــِّى أ ِ عـزَا َ ِْ ٍِ َٗ ٌَ َّْب َجـ َٖـ ِ عزَا َ ِْ ٍِ َع ْـ٘رُبِل ِ ت َٗ ٍِ ِْ ش ِ َّش اِـحْـَْ ِة ْاىـ ََ ِسٍْحِ اىذَّج َ ٍَب ْاىـقَـب ِْش َٗ ٍِ ِْ اِـحْـَْـ ِة ْاىـ ََحْ ـ
t)
Artinya: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam dan dari siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya dajjal pendusta. (M) Diakhiri dengan memalingkan muka ke kanan sambil membaca salam, dan/lalu ke kiri demikian juga: ُُٔعـيَـ ٍْ ُن ٌْ َٗ َس حْ ـ ََـةُ هللا َٗ بـ َ َش مَاجــ َ ًُ َاَىسَّـال ِ Artinya: (Semoga) kesejahteraan tetap atas kamu sekalian demikian pula rahmat dan berkah Allah (Sy, dll)
17
www.hizbulwathan.com BAB III PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEWAN SUGHLI PANDU HIZBUL WATHAN PENGHELA DAN PENUNTUN BAB I PENDAHULUAN 1.
2.
3.
4.
Umum a. Gerakan Kepanduan HW memberi kesempatan kepada para Pandu HW Penghela dan Penuntun untuk membina dirinya menjadi kader pemimpin, baik untuk lingkungan Gerakan Kepanduan HW maupun lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dan masyarakat pada umumnya. b. Salah satu usaha untuk melaksanakan gagasan tersebut dibentuklah Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Penuntun di setiap kwartir. c. Untuk pengaturan dan pelaksanaan tugas Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Penuntun disusun suatu petunjuk penyelenggaraan. d. Petunjuk penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman pengelolaan Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Penuntun. Dasar Pedoman penyelenggaraan ini didasarkan pada: a. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999, tentang kebangkitan kembali Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah. b. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 10/KEP/I.o/B/2003 penyempumaan Keputusan PP Muhammadiyah. Ruang lingkup dan tata unit Pedoman Penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW HW Penuntun dengan tata unit sebagai berikut: a. Pendahuluan b. Maksud dan Tujuan c. Tugas pokok, fungsi, dan tanggungjawab d. Pengorganisasian e. Wilayah kerja, masa bakti, dan hubungan kerja f. Pimpinan g. Pembagian tugas, fungsi dan mekanisme kerja h. Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri dan Putera i. Formatur j. Penutup Pengertian dan kedudukan Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun yang selanjutnya disingkat Dewan Sughli adalah suatu wadah pembinaan dan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Penuntun di tingkat kwartir, yang beranggotakan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera dan bersifat kolegial. Dewan Sughli berkedudukan sebagai sebagai badan kelengkapan kwartir yang bertugas membantu kwartir dalam pengelolaan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
5.
6.
Maksud Dewan Sughli dibentuk dengan maksud memberikan kesempatan kepada Pandu HW Penghela dan Pandu Penuntun untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, dan pengamalan pada Persyarikatan Muhammadiyah, masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan Dewan Sughli dibentuk dengan tujuan sebagai wadah untuk pembinaan dan pengembangan kepémimpinan dan kemampuan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun dalam mengelola Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sehingga menjadi kader pemimpin dan kader pembaharu/pembangunan untuk masa mendatang. BAB III TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
7.
Tugas Pokok Tugas pokok Sewan Sughli adalah : a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera untuk mengelola Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun, sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh kwartirnya.
18
www.hizbulwathan.com
8.
9.
b. Menyusun, melaksanakan dan mengelola kegiatan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai dengan kebijakan yang diganskan oleh Kwartirnya. c. Membina Dewan Sughli yang berada di dalam wilayah kerjanya secara koordinatif dan konsultatif. d. Memberi saran kepada Kwartir mengenai pembinaan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. e. Membantu Kwartir dalam melaksanakan tugas-tugas Kwartir. f. Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera di tingkat Kwartirnya. Fungsi Dalam melakanakan tugas pokok tersebut di atas Dewan Sughli berfungsi sebagai: a. Pelaksana kebijakan Kwartir tentang Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. b. Perencana dan penyelenggaraan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai dengan keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera. c. Pemberi sumbangan pemikiran dan laporan kepada Kwartir tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian dan pengembangan kegiatan pada umumnya. d. Penghubung antara Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya dengan Kwartir yang bersangkutan. e. Penggerak Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya dalam melaksanakan kegiatan kwartir. Tanggungjawab a. Dewan Sughli sebagai badan yang bersifat kolegial bertanggungjawab atas segala kebijakannya kepada Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera sesuai dengan tingkat dan wilayah kerjanya. b. Dewan Sughli sebagai Badan Kelengkapan Kwartir bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokoknya kepada Kwartirnya. BAB IV PENGORGANISASIAN
10. Struktur Organisasi a. Di tingkat Pusat dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Pusat yang disebut Dewan Sughli Pusat disingkat DSP. b. Di tingkat Wilayah dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Wilayah yang disebut Dewan Sughli Wilayah disingkat DSW. c. Di tingkat Daerah dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Daerah yang disebut Dewan Sughli Daerah disingkat DSD. d. Di tingkat Cabang dibentuk Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Cabang yang disebut Dewan Sughli disingkat DSC. 11. Wewenang a. Wewenang adalah kewajiban dan hak yang dimiliki oleh Dewan Sughli dalam melaksanakan tugas pokoknya. b. Wewenang yang dimiliki tersebut adalah : 1) Membuat penjabaran keputusan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun, dan melaksanakannya. 2) Mengatur penyusunan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan oleh Kwartirnya. 3) Memberi saran kepada Kwartir dalam mengelola Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya. 4) Membantu Kwartir dalam penelitian dan pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. 5) Melakukan pembinaan kepemimpinan terhadap Dewan Sughli di wilayah kerjanya secara koordinatif dan kumulatif dengan memberi bimbingan teknis. 6) Menyelenggarakan Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera. 7) Menyelesaikan tugas pokok selama masa baktinya. BAB V W1LAYAH KERJA, MASA BAKTI, DAN HUBUNGAN KERJA 12. Wilayah kerja a. Wilayah kerja adalah wilayah berlakunya kewenangan Dewan Sughli. b. Wilayah kerja Dewan Sughli sama dengan wilayah kerja Kwartir. 13. Masa bakti a. Masa Bakti adalah kurun waktu berlangsungnya suatu Kepemimpinan Dewan Sughli. b. Masa Bakti Dewan Sughli adatah sebagai berikut: 1) Pusat adalah 5 tahun 2) Wilayah adalah 4 tahun
19
www.hizbulwathan.com 3) Daerah adalah 3 tahun 4) Cabang adalah 2 tahun 14. Hubungan kerja a. Hubungan kerja adalah interaksi yang dilakukan oleh Dewan Sughli dalam melaksanakan tugas pokoknya. b. Hubungan dengan Kwatir Bentuk hubungan kerja Dewan Sughli dengan Kwartir dalam kedudukannya sebagai badan Kelengkapan Kwartir adalah garis hubungan koordinasi, konsultasi dan informasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan menilai pelaksanaan tugas pokoknya. c. Hubungan antara Dewan Sughli Bentuk hubungan antar Dewan Sughli adalah: 1) Hubungan antar Dewan Sughli yang berbeda jajaran yang lebih tinggi ke bawah, berupa garis bimbingan, koordinasi, konsultasi, dan informasi. Sedangkan dari jajaran lebih bawah ke atas adalah koordinasi, konsultasi dan pelaporan. 2) Hubungan antara Dewan Sughli yang setingkat adalah garis hubungan koordinasi, informasi dan kerjasama. 3) Hubungan Dewan Sughli seperti yang dimaksud dalam Pedoman 14.c.2) apabila melibatkan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun antara wilayah kerja yang bersangkutan dilakukan dengan sepengetahuan Kwartir yang berkaitan dengan wilayah kerja tersebut. d. Hubungan dengan organisasi di luar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. 1) Dewan Sughli dapat menyelengarakan hubungan kerjasama dengan organisasi di luar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dengan sepengetahuan Kwartir. 2) Bentuk kerjasama dan hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kerja sama tersebut dilakukan dengan sepengatahuan Kwartir. BAB VI KEANGGOTAAN 15. Anggota Dewan Sughli Anggota Dewan Sughli adalah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera yang mempunyai kewajiban dan hak untuk melaksanakan tugas pokok. 16. Persyaratan a. Umum 1) Persyaratan Umum merupakan ketentuan pokok yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi anggota Dewan Sughli 2) Persyaratan Umum terdiri dari: a) Belum menikah b) Sedikitnya telah menjadi Pandu HW Penghela tingkat Taruna Melati Satu c) Pada saat memulai masa bakti berusia 17 tahun sampai 23 tahun 3) Usia 17 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota genap 17 tahun 4) Usia 23 tahun berarti pada saat dilantik menjadi anggota belum genap 23 tahun b. Khusus Persyaratan khusus merupakan persyaratan tambahan berdasarkan kebutuhan yang ditentukan dalam Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. 17. Pemilih dan Pengangkatan Anggota a. Pemilihan Anggota 1) Pemilihan anggota adalah tata cara memilih anggota pimpinan Dewan Sughli. 2) Pemilihan anggota pada dasarnya dilakukan oleh Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya. 3) Pemilihan calon anggota ditakukan peserta Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera melalui formatur. 4) Kesempatan, pembagian tugas, fungsi dan kedudukan setiap anggota ditentukan oleh peserta Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera melalui formatur. b. Pengangkatan Anggota 1) Pengangkatan anggota adalah suatu pelimpahan wewenang yang diberikan kepada anggota Dewan Sughli untuk melaksanakan tugas pokoknya. 2) Pengangkatan anggota dilakukan dengan surat Keputusan Kwartir 3) Tata cara pengangkatan anggota diatur oleh Kwartir. 18. Mutasi Anggota a. Mutasi anggota adalah perpindahan fungsi dan kedudukan anggota dalam pelaksanaan tugasnya di Dewan Sughli. b. Mutasi anggota dapat dilakukan pada seluruh jenis, fungsi dan kedudukan anggota c. Tata cara mutasi disusun oleh Dewan Sughli dengan persetujuan Kwartir. d. Pelaksanaan mutasi dilakukan dengan Surat Keputusan Kwartir.
20
www.hizbulwathan.com 19. Pemberhentian Anggota a. Pemberhentian anggota adalah tindakan yang menghilangkan kewajiban dan hak seorang anggota untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan Sughli. b. Pemberhentian anggota dilakukan apabila anggota: 1) Menikah 2) Berhalangan secara tetap sehingga tidak memungkinkan untuk dapat melaksanakan kewajiban dan haknya sebagai anggota Dewan Sughli. Jenis hubungan yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh Dewan Sughli yang bersangkutan dengan persetujuan Kwartir. 3) Mengajukan permintaan sendiri 4) Melakukan kegiatan yang melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Kehormatan Kepanduan Hizbul Wathan. c. Jenis pemberhentian anggota terdiri dari : 1) Pemberhentian dengan hormat 2) Pemberhentian dengan tidak hormat d. Pemberhentian dengan hormat dilakukan apabila sesuai dengan Pedoman 19.b.1) dan Pedoman 19.b.2) dan Pedoman 19.b.3) e. Pemberhentian dengan tidak hormat dilakukan apabila sesuai dengan Pedoman 19.b.4) f. Tata cara pemberhentian anggota diatur oleh Dewan Sughli dengan persetujuan Kwartir. g. Pemberhentian anggota dilakukan dengan Surat Keputusan Kwartir. 20. Penggantian Anggota a. Penggantian anggota adalah penggantian Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun, dilakukan apabila ada anggota yang diberhentikan dan keanggotaan. b. Penggantian anggota dilakukan untuk memberi kesempatan yang lebih banyak bagi Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun untuk mengembangkan kepemimpinan dan mengembangkan diri di Dewan Sughli. c. Tata cara pengggantian anggota diatur oleh Dewan Sughli yang bersangkutan dengan persetujuan Kwartir. d. Penggantian anggota dilakukan dengan Surat Keputusan Kwartir. 21. Kewajiban dan Hak Anggota a. Pada prinsipnya sebagai badan yang bersifat kolegial setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama dalam pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli. b. Dalam pelaksanaan tugasnya anggota dibagi dalam suatu susunan pimpinan. BAB VII PIMPINAN 22. Pimpinan a. Susunan Pimpinan Dewan Sughli adalah sebagai berikut: 1) Seorang ketua merangkap anggota 2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota 3) Dua orang Sekretaris merangkap anggota 4) Seorang Bendahara merangkap anggota 5) Beberapa orang anggota dengan catatan: Apabila Ketua dijabat oleh Pandu HW Penghela/ Pandu HW Penuntun Putera, maka Wakil Ketua dijabat oleh Pandu HW Penghela/Pandu Penuntun Puteri, dan sebaliknya. b. Jumlah anggota Dewan Sughli disesuaikann dengan kebutuhan dan secara keseluruhan berjumlah ganjil (gasal). c. Pimpinan Dewan Sughli terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris I, Sekretaris II, Bendahara, dan beberapa orang anggota. 23. Pimpinan Harian a. Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan kesekretariatan Dewan Sughli dapat membentuk Pimpinan Harian yang terdiri dari beberap anggota Dewan Sughli. b. Keanggotaan Pimpinan Harian ditentukan dalam Rapat Pleno Dewan Sughli dan disesuaikan dengan program kegiatan serta kesempatan yang dimiliki anggota Dewan Sughli. c. Jumlah dan susunan Pimpinan Harian diatur berdasarkan kebutuhan. 24. Pembidangan a. Pembidangan adalah pembagian tugas yang dilakukan sebagai upaya memperlancar pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli. b. Pembidangan diatur sebagal berikut: 1) Bidang Kehidupan Islami 2) Bidang Teknik Kepanduan 3) Bidang Kegiatan 4) Bidang Pembinaan dan Kepemimpinan 5) Bidang Pengembangan, Penelitian dan Evaluasi
21
www.hizbulwathan.com BAB VIII PEMBAGIAN TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME BIDANG 25. Pembagian Tugas a. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan anggota dalam kepengurusan Dewan Sughli. b. Pembagian tugas diatur sebagai berikut: 1) Ketua a) Memimpin dan mengelola Dewan Sughli b) Bersama dengan seluruh anggota Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli. c) Mewakili Dewan Sughli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartirnya. 2) Wakil Ketua a) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya b) Mewakili Ketua apabila berhalangan c) Mewakili Dewan Sughli sebagai Pemuka yang diandalkan di Kwartirnya 3) Sekretaris I a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat konsepsional. b) Mewakili Dewan Sughli apabila Ketua, Wakil Ketua berhalangan. 4) Sekretaris II a) Melaksanakan mekanisme administrasi khususnya yang berkenaan dengan kesekretariatan b) Mewakili Dewan Sughli apabila Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I berhalangan. 5) Bendahara a) Mengelola Keuangan dan harta benda Dewan Sughli b) Mewakili Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris I apabila yang bersangkutan berhalangan. 6) Ketua Bidang Membantu Ketua dan Wakil Ketua Dewan Sughli dalam memimpin anggota bidangnya untuk pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan bidang masing-masing. 7) Anggota Bidang a) Melaksanakan tugas bidang b) Bersama-sama dengan Ketua Bidang merumuskan kebijaksanaan bidang. 26. Dalam rangka pembinaan Bina Karya Mandiri, anggota Dewan Sughli menjadi anggota Pimpinan Bina Karya Mandiri Hizbul Wathan di Kwartirnya. 27. Fungsi Bidang Fungsi Bidang diatur sebagal berikut: a. Bidang Kehidupan Islami: 1) Penguatan Ideologi 2) Pengamalan Kehidupan Islami b. Bidang Teknik Kepanduan 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kebijaksanaan pembinaan Kepemimpinan dan pengembangan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun secara konsepsional 2) Memberikan pertimbangan dalam pengembangan pelaksanaan suatu peraturan c. Bidang Kegiatan 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan kegiatan opersional dalam upaya meningkatkan mutu kegiatan operasional Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. 2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan operasional d. Bidang Pembinaan dan Pengembangan 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan kegiatan berbentuk pembinaan dan pengembangan kepemimpinan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. 2) Bertanggungjawab atas pendidikan dan latihan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. e. Bidang Penelitian dan Evaluasi 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan peneitian dan evaluasi dalam rangka mendukung pembinaan dan pengembangan kualitas Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun. 2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan penelitian dan evaluasi. 28. Mekanisme Bidang a. Mekanisme bidang merupakan pola interaksi antar bidang dalam melaksanakan fungsinya. b. Mekanisme bidang diatur lebih lanjut oleh Dewan Sughli yang bersangkutan. BAB IX MUSYAWARAH PANDU HW PENGHELA DAN PANDU HW PENUNTUN PUTERI PUTERA 29. Pengertian a. Musyawarah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puteri Putera yang disebut Musyawarah Dewan Sughli Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun Puten Putera sebagai wahana
22
www.hizbulwathan.com
30.
31. 32.
33.
34.
permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di tingkat Kwartirnya. b. Hasil musyawarah Dewan Sughli merupakan bahan pelengkap Rencana Kerja Kwartir yang akan diajukan dalam Musyawarah Kwartir. c. Musyawarah Dewan Sughli pada hakekatnya merupakan wahana pembinaan guna memberi kesempatan kepada Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli. Jenis Musyawarah Dewan Sughli a. Musyawarah Dewan Sughli Biasa Musyawarah Dewan Sughli Biasa adalah musyawarah yang diselenggarakan dalam keadaan terpenuhinya korum dan tepat waktu. b. Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa adalah musyawarah yang diselenggarakan dalam keadaan tidak terpenuhinya korum dan tidak tepat waktunya. c. Musyawarah Dewan Sughli Istimewa Musyawarah Dewan Sughli Istimewa adalah musyawarah yang diselenggarakan karena ada hal-hal khusus dan istimewa. d. 1) Tepat Waktu Tepat Waktu adalah apabila musyawarah diselenggarakan sesuai dengan waktunya, yaitu pada saat masa bakti Dewan Sughli akan berakhir. 2) Korum a) Korum adalah jumlah peserta yang sebenamya hadir dalam musyawarah sehingga memiliki keabsahan. b) Korum terpenuhi apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah yang harus hadir. c) Lebih dari setengah jumlah yang harus hadir dihitung dengan cara: (1) Membagi dua jumlah yang harus hadir ditambah satu (2) Apabila hasil perhitungan tersebut berupa bilangan pecahan maka diambil bilangan bulat berikutnya. 3) Hal khusus dan Istimewa a) Hal khusus yang dimaksud adalah musyawarah di antara waktu pelaksanaan 2 (dua) musyawarah yang berurutan. b) Hal istimewa yang dimaksud adalah musyawarah dilaksanakan karena adanya hal-hal yang di luar ketentuan yang berlaku yang tidak memungkinkan diselenggarakannya Musyawarah Dewan Sughli Biasa maupun Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa. 4) Musyawarah Dewan Sughli Istimewa dilaksanakan atas usul sedikitnya dua pertiga jumlah Utusan yang seharusnya hadir. Pelaksanaan Musyawarah Dewan Sughli berdasarkan Keputusan Kwartir Tingkat dan Waktu Pelaksanaan a. Di tingkat Pusat diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Pusat selanjutnya disebut Musyawarah Dewan Sughli Pusat yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali. b. Di tingkat Wilayah diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Wilayah selanjutnya disebut Musyawarah Dewan Sughli Wilayah yang diselengarakan setiap 4 (empat) tahun sekali. c. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Daerah selanjutnya disebut Musyawarah Dewan Sughli Daerah disetenggarkan setiap 3 (tiga) tahun sekali. d. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musyawarah Dewan Sughli Tingkat Cabang selanjutnya disebut Musyawarah Dewan Sughli Cabang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali. e. Musyawarah Dewan Sughli dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum dilangsungkan Musyawarah Kwartir. Penyelanggara a. Penyelenggara adalah badan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk menyelenggarakan Musyawarah Dewan Sughli. b. Penyelenggara adalah Dewan Sughli yang bersangkutan c. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan persetujuan Kwartir. Peserta a. Peserta adalah Utusan yang mempunyai kewajiban dan hak untuk mengikuti Musyawarah Dewan Sughli b. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Pusat adalah: 1) Anggota Dewan Sughli Pusat 2) Utusan Dewan Sughli Wilayah c. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Wilayah adalah: 1) Anggota Dewan Sughli Wilayah 2) Utusan Dewan Sughli Daerah d. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Daerah adalah: 1) Anggota Dewan Sughli Daerah 2) Utusan Dewan Sughli Cabang e. Peserta Musyawarah Dewan Sughli Cabang 1) Angota Dewan Sughli Cabang
23
www.hizbulwathan.com 2) Utusan Dewan Kerabat dan Dewan Kafilah 35. Utusan dan Mandat a. Utusan 1) Utusan adalah Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun yang mendapat mandat untuk menyampaikan aspirasi Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun yang berada di wilayah kerjanya. 2) Jumlah dan persyaratan lain yang berkenaan dengan Utusan diatur lebih lanjut oleh Penyelenggara. b. Mandat 1) Mandat adalah pelimpahan wewenang yang dimiliki oleh peserta agar utusannya dapat melaksanakan kewajiban dan haknya. 2) Mandat bagi Utusan Dewan Sughli Penyelenggara diperoleh dari Dewan Sughli Penyelenggara 3) Mandat bagi utusan Dewan Sughli bukan Penyelenggara diperoleh dan Dewan Sughli yang bersangkutan dengan persetujuan Kwartirnya. 4) Mandat bagi utusan Dewan Kerabat diperoleh dan Dewan Kerabat dengan persetujaun Pemimpin Pandu HW / Qabilah. 36. Hak Suara, Hak Bicara, dan Hak Pilih a. Hak suara adalah hak yang dimiliki peserta/Utusan untuk diperhitungakn dalam perhitungan suara bila dilaksanakan pengambilan keputusan. b. Hak bicara adalah hak yang dimiliki peserta/Utusan untuk menyampaikan usul, saran, dan pendapat. c. Hak pilih adalah hak yang dimiliki peserta/Utusan untuk dipilih dan memilih. d. Setiap Utusan mempunyai satu suara. e. Penyelenggara dapat membuat aturan tambahan berkenaan dengan peserta/Utusan bila dipandang perlu. 37. Pimpinan Musyawarah Dewan Sughli a. Pimpinan Musyawarah Dewan Sughli adalah peserta yang mendapatkan fungsi khusus berupa kewajiban dan hak untuk memimpin jalannya Musyawarah Dewan Sughli sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan secara berhasil guna dan berdaya guna. b. Pimpinan Musyawarah Dewan Sughli selanjutnya disebut presidum, yang personahinya dipilih oleh musyawarah. c. Unsur presidium terdiri atas : 1) Satu orang dari unsur Dewan Sughli Penyelenggara yang mendapat mandat dari Ketua Dewan Sughli Penyelenggara. 2) Dua orang dari dua unsur Utusan yang berlainan yang dipilih oleh peserta musyawarah. d. Presidium terdiri atas: 1) Satu orang Ketua Presidium 2) Satu orang Wakil Ketua Presidium 3) Satu orang Sekretaris Presidium e. Pemilihan Presidium dipimpin oleh Dewan Sughli Penyelenggara f. Tata cara pemilihan Presidium diatur lebih lanjut dalam Musyawarah Dewan Sughli. g. Kewajiban dan Hak Presidium 1) Kewajiban Presidum adalah memimpin dan mengatur jalannya Musyawarah Dewan Sughli sehingga dapat tercapai tujuan musyawarah. 2) Hak Presidium adalah hak yang memberikan kewenangan dan tanggungjawab bagi presidium untuk memimpin dan megatur jalannya musyawarah. h. Tanggungjawab Presidium Presidium bertanggungjawab untuk melaksanakan kewajibannya dan menyerahkan hasil musyawarah kepada Kwartir melalui Dewan Sughli. i. Musyawarah Dewan Sughli dapat membuat tambahan ketentuan mengenai hat-hal yang berkenaan dengan presidium. 38. Pendamping Musyawarah Dewan Sughli a. Pendamping Musyawarah Dewan Sughli adalah hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai materi pembahasan dalam suatu Musyawarah Dewan Sughli. b. Pendamping Musyawarah Dewan Sughli terdiri atas unsur ahli Kwartir yang mendapat mandat Kwartir. c. Jumlah dan ketentuan berkenaan dengan Pendamping Musyawarah Dewan Sughli dibuat oleh Dewan Sughli Penyelenggara. 39. Acara Musyawarah a. Acara Musyawarah Dewan Sughli adalah hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai materi pembahasan dalam suatu musyawarah. b. Pada acara Musyawarah Dewan Sughli Biasa atau Musyawarah Dewan Sughli Luar Biasa sekurang kurangnya harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut: 1) Laporan Pertanggungjawaban a) Pertanggungjawaban atas kebijakan yang dibuat oleh Dewan Sughli dalam melaksanakan: (1) Tugas Pokok (2) Rencana Kerja
24
www.hizbulwathan.com b) Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah pertanggungjawaban pengambilan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dilakukan Dewan Sughli berkenaan dengan pencapaian tugas pokok dan rencana kerja. 2) Evaluasi Evaluasi kegiatan Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya selama masa bakti dengan membandingkan antara pengambilan kebijaksanaan dan pelaksanaan yang dibuat Dewan Sughli selama masa bakti dengan pencapaian tugas pokok dan rencana kerja. 3) Menyusun Rencana Kerja untuk Pandu HW Penghela dan Pandu HW Penuntun di wilayah kerjanya berupa arah, sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam satu masa bakti. 4) Memilih calon anggota Dewan Sughli masa bakti berikutnya. 40. Pengambilan Keputusan a. Pengambilan Keputusan adalah proses pemilihan altematif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Musyawarah Dewan Sughli sehingga didapat suatu pilihan sebagai putusan akhir. b. Setiap pengambilan keputusan sedapat-dapatnya di peroleh dengan musyawarah untuk mufakat. c. Apabila keputusan tidak dapat tercapai melalui musyawarah, maka keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak. d. Keputusan Musyawarah Dewan Sughli Istimewa baru memiliki kekuatan mengikat apabila telah mendapat persetujuan melalui referendum. 1) Referendum adalah pengambilan keputusan yang dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak langsung dari seluruh jajaran Dewan Sughli. 2) Tata cara pelaksanaan referendium diatur dalam Musyawarah Dewan Sughli Istimewa tersebut dengan persetujuan Kwartir. 3) Presidium Musyawarah Dewan Sughli Istimewa bertanggungjawab atas pelaksanaan referendum. BAB X FORMATUR 41. Pengertian a. Formatur adatah peserta yang diberi kewajiban dan hak untuk memilih calon Anggota Dewan Sughli. b. Formatur dipilih dalam Musyawarah Dewan Sughli. 42. Tugas dan Masa Tugas a. Formatur bertugas untuk: 1) Memilih calon anggota Dewan Sughli 2) Menyusun penempatan calon anggota tersebut dalam pembagian tugas dan fungsinya di Dewan Sughli. b. Formatur bermasa tugas selama satu bulan sejak Musyawarah Dewan Sughli berakhir. c. Formatur bertanggungajwab kepada Musyawarah Dewan Sughli melalui Kwartir. 43. Keanggotaan Formatur a. Anggota Formatur terdiri atas: 1) Unsur anggota Dewan Sughli Penyelenggara 2) Unsur Peserta Musyawarah Dewan Sughli b. Jumlah anggota formatur secara keseluruhan gasal dan tidak lebih dan 9 orang c. Hal-hal yang berkenaan dengan tata cara pemilihan diatur dalam Musyawarah Dewan Sughli d. Formatur dapat menyusun hal-hal yang berkenaan dengan cara pelaksanaan tugasnya dengan persetujuan Kwartir. 44. Pendamping Formatur a. Penasehat Formatur adalah Ahli Kwartir (yang dapat diandalkan) Kwartir yang diminta oleh Musyawarah Dewan Sughli dengan mendapat mandat dan Kwartir. b. Tugas Penasehat Formatur adalah membenkan saran, usul, dan pendapat kepada formatur. c. Penasehat Formatur tidak memiliki hak suara. d. Penasehat Fromatur bertanggungjawab kepada Kwartir 45. Sidang Paripurna a. Pengertian Sidang Paripurna adalah pertemuan yang dilaksanakan untuk membahas kebijaksanaan yang akan dilakukan oleh Dewan Sughli dalam satu tahun kerja. b. Sidang Paripurna dilaksanakan di seluruh jajaran Dewan Sughli. c. Peserta Sidang Paripuma 1) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas: a) Anggota DewanSughli Penyelenggara b) Utusan Dewan Sughli yang berada di wilayah kerja Penyelenggara yang mendapat mandat dari Kwartirnya. c) Khusus untuk Sidang Paripurna Cabang: (1) Peserta (a) Anggota Dewan Sughli Cabang (b) Utusan Dewan Kerabat, dan atau
25
www.hizbulwathan.com (c) Utusan Dewan Kaum (2) Mandat Mandat peserta diperoleh dari Kwartir Cabang dan Pemimpin Pandu HW yang ada di Qabilah yang berpangkalan di Sekolah. 2) Pendamping SidangParipurna a) Pendamping Sidang Paripurna adalah orang yang memiliki fungsi sebagai pemberi saran, usul dan pendapat dalam pelaksanaan Sidang Paripurna. b) Pendamping Sidang Paripurna terdiri atas Ahli Kwartir (orang yang dapat diandalkan Kwartir) dan atau Staf Kwartir yang mendapat mandat dan Kwartir. c) Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan Sidang Paripurna diatur oleh Dewan Sughli Penyelenggara. 46. Rapat-rapat a. Pengertian Rapat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Sughli untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Sughli. b. Jenis Rapat 1) Rapat Pleno a) Rapat Pleno adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Sughli untuk merumuskan kebikaksanaan yang akan diambil oleh Dewan Sughli. b) Rapat Pleno merupakan forum tertinggi di dalam Dewan Sughli untuk mengambil keputusan. 2) Rapat Pimpinan Rapat Pimpinan adalah rapat yang dihadiri oleh pimpinan Dewan Sughli, untuk mengejawantahkan kebijaksanaan umum yang digariskan dalam rapat pleno. 3) Rapat Bidang Rapat Bidang adalah rapat yang diselenggararakan oleh anggota bidang untuk menjabarkan kebijaksanaan umum sesuai dengan bidangnya. 4) Rapat Pimpinan Harian Rapat Pimpinan Harian adalah rapat yang diselenggarakan oleh Pimpinan Harian untuk membahas pelaksanaan tugasnya. 5) Rapat Konsultasi Rapat konsultasi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Sughli dalam melaksanakan tugas pokoknya yang berhubungan dengan Kwartir. 6) Rapat Koordinasi Rapat koordinasi adalah rapat yang diselenggarakan Dewan Sughli untuk membahas suatu permasalahan yang melibatkan pihak lain. c. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan rapat dapat diatur oleh Dewan Sughli. BAB XI PENUTUP 47. Lain – lain Hal – hal lain yang belum diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan setelah mendengar saran Dewan Sughli Pusat.
26
www.hizbulwathan.com BAB IV KETRAMPILAN KEPANDUAN Lord Boden Powell (LBP) adalah Pencetus Gerakan Kepanduan Sedunia. Nama aslinya adalah Robert Stepenshon Smyth lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. LBP adalah seorang anak Profesor Geometri di Universitas Oxford bernama Boden Powell yang meninggal ketika LBP masih kecil dan pembentukan watak dari ibunya. Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain lainnya didapat dari kakak-kakaknya. Boden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik, bersandiwara, mengarang dan menggambar. Awal tahun 1908 Bodden Powell menulis pengalamannya dalam sebuah buku yang berjudul ‗Scouting For Boys‘, Tahun 1922 Boden Powell menerbitkan buku ‗Rovering to Success‘ (Mengembara menuju bahagia), yang berisi ketrampilan bagi setiap pandu dalam menghadapi hidupnya. Ketrampilan kepanduan itu bukan saja berguna bagi dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Ketrampilan kepanduan terdiri dari 8 materi utama, yaitu : 1. Tali temali Yaitu : Untuk keperluan membuat pioneering. Terdiri dari : Simpul, ikatan dan anyaman. 2. Bahasa Isyarat (Semboyan) Yaitu : Sebagai media komunikasi/koordinasi. Terdiri dari : Semaphore, morse dan sandi-sandi. 3. Baris Berbaris Yaitu : Sebagai penanaman watak kedisiplinan. Terdiri dari : Aba-aba dengan kata-kata dan dengan peluit. 4. Pemetaan Yaitu : Untuk laporan perjalanan/wisata. Terdiri dari : Peta wilayah, lapangan, perjalanan, pita dan panorama. 5. Menaksir Yaitu : Sebagai ketrampilan tehnis praktis. Terdiri dari : Menaksir tinggi, lebar, dalam, berat, cuaca, arus sungai 6. PP (Pertolongan Pertama) Yaitu : Untuk memberikan pertolongan sementara. Terdiri dari : Pertolongan kecelakaan dan evakuasi, pembalutan, dll 7. Kompas Yaitu : Untuk mengetahui arah jalan/tujuan. Terdiri dari : macam-macam kompas, penggunaan kompas dan ilmu kompas. 8. Kesehatan Yaitu : Untuk kesehatan jasmani dan rohani. Terdiri dari : Kesehatan badan, makanan gizi. "Kerapkali orangtua menyesali pemuda. Menuduhnya bekerja terburu-buru dan kurang pikir. Kerapkali orang muda menuduh orang tua lamban, lambat bertindak dan terlalu banyak berpikir. Alangkah sibuknya dunia kalau pimpinan hanya di tangan yang muda-muda, dan dunia akan membosankan karena lamban geraknya kalau yang memimpin hanya yang tua-tua. Gabungan di antara gelora semangat yang muda dengan renung pikiran yang tua itulah yang menimbulkan keseimbangan di dalam perjalanan hidup." (Buya Hamka)
27
www.hizbulwathan.com A. TALI TEMALI 1. Macam Tali Temali dan Kegunaannya Dalam tehnik tali temali, kita sering mencampur adukkan antara tali, simpul dan ikatan. Padahal ketiga unsur itu sama sekali berbeda. Tali adalah bendanya Simpul adalah pertemuan tali dengan tali Ikatan adalah pertemuan tali dengan benda lain (seperti kayu, batu dan lain-lain). Uraian : a. Simpul-Simpul 1. Simpul Turki Kegunaan : Sebagai cincin kacu (hasduk/setangan leher). Sebagai penghias sapu.
2. Simpul Militer Kegunaan : Sebagai pengait peluit (penyimpan peluit).
3. Simpul Mati Kegunaan
: Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar.
4. Simpul Hidup Kegunaan : Untuk mengikat tiang dan mudah dibuka lagi.
5. Simpul Jangkar Kegunaan : Untuk membuat dlagbar, menalikan pada pasak, menarik balok, dan lain-lain.
6. Simpul Pangkal Kegunaan : Untuk mengikatkan tali pada tiang
28
www.hizbulwathan.com 7. Simpul Tiang Kegunaan
: Untuk mengikat leher binatang supaya tidak terjerat.
8. Simpul Anyam Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang tidak sama besar.
9. Simpul Anyam Berganda Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah atau licin.
10. Simpul Kembar/Inggris Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tali yang sama besar dalam keadaan basah.
11. Simpul Tiang Berganda Kegunaan : Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.
12. Simpul Erat Kegunaan
: Untuk memendekkan tali.
13. Simpul Kursi Kegunaan
: Untuk mengangkat orang dari bawah ke atas atau sebaliknya.
29
www.hizbulwathan.com 14. Simpul Laso Kegunaan
: Untuk menjerat binatang buas.
15. Simpul Tarik Kegunaan : a. Untuk mengikatkan tali pengikat binatang pada tiang dan mudah dilepaskan lagi. b. Untuk turun ke jurang atau dari atas pohon.
16. Simpul Tambat Kegunaan : Untuk menarik benda (misal : balok kayu, dll).
17. Simpul Prusik Kegunaan : Untuk panjat tebing.
18. Simpul Delapan Kegunaan : Untuk membuat penitian tali /tali untuk merayap.
b. Ikatan-Ikatan 1. Ikatan Penegang Kegunaan : Untuk menegangkan kembali tali pengekang yang kendur.
30
www.hizbulwathan.com 2. Ikatan Palang Kegunaan
: Untuk mengikat 2 buah ujung-ujung tiang.
3. Ikatan Silang Kegunaan
: Untuk mengikat 2 buah tiang yang bersilang. Simpul tambat
Simpul pangkal
4. Ikatan Canggah Kegunaan : Untuk menyambung 2 buah tiang (membuat canggah).
5. Ikatan Kaki Tiga Kegunaan : Untuk menyambung tongkat (biasanya untuk variasi tiang bendera).
c. Anyaman-Anyaman 1. Anyaman Rantai Kegunaan : untuk menghias tongkat, untuk memendekkan tali, dan lain-lain.
2. Anyaman Pendek Kegunaan : Untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya.
3. Anyaman Ujung Kegunaan : Supaya pacung-pacung tali tidak terlepas sementara belum ada tali rami untuk menutup ujung tali itu.
31
www.hizbulwathan.com 4. Anyaman Mata
5. Mengkebat Tali
d. Penggunaan Tali Temali 1. Cara Mengangkat Tiang
2. Cara Memindahkan Balok 3.
4.
Membuat Tali Pikulan
Membuat Tangga Catatan : Dalam penerapan tali dalam membuat tangga, jangan sampai terbalik. Karena jika hal itu terjadi maka stik tangga tersebut akan merosot. Jadi posisi (a) harus berada di bawah.
5. Mencabut Tonggak 6.
Sepeda Usungan
32
www.hizbulwathan.com 2. Pioneering Pioneering dalam bahasa inggris berarti kecakapan merintis jalan, membuka jalan baru yang tidak dikenal sebelumnya. Atau secara mudah dapat diartikan ―bangunan darurat‖ yaitu suatu model yang dapat dibuat secara cepat dan mudah untuk dibongkar kembali. Bangunan yang dibuat itu sifatnya sementara (setelah selesai dibongkar kembali), maka dinamakan bangunan darurat. Dalam kegiatan kepanduan yang sering diadakan di alam bebas, sangat membutuhkan bangunan darurat ini, misalnya : mendirikan tenda, membuat tiang bendera, dan lain-lain. Meskipun bangunan tersebut bersifat darurat bukan berarti dibuat dengan seenaknya sendiri. Bangunan itu harus diperhitungkan kekuatannya dan menyesuaikan keadaan lingkungannya. Kesalahan dalam membuat bangunan dapat berakibat fatal. Misalnya dalam keadaan hujan tenda roboh, sehingga dalam pembuatan pioneering itu hendaknya dengan baik dan benar. Disamping kekuatan yang diutamakan, dalam pembuatan pioneering juga memerlukan kreatifitas sehingga suatu bangunan yang dibuat nampak indah dan berdaya guna. Beberapa model pioneering :
3. Perkemahan dan Pertendaan Menjadi seorang pandu tapi tidak pernah berkemah rasanya tidaklah lengkap, karena penerapan metode pendidikan kepanduan salah satunya melalui kegiatan berkemah. Tujuan perkemahan adalah : a. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Membina mental dan percaya diri b. Membina persaudanaan, kerjasama dan gotong royong c. Melatih hidup sederhana dan kemandirian d. Melatih kepemimpinan, ketrampilan dan daya kreasi e. Menambah pengalaman dan menumbuhkan kesadaran berbakti f. Meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh g. Menanamkan cinta tanah air Beberapa tahapan yang harus ditempuh dalam berkemah adalah : a. Persiapan 1. Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya. 2. Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi. 3. Pemberitahuan dan perijinan. (Ijin Ortu dan Keamanan setempat) 4. Pembentukan Panitia. 5. Membuat jadwal kegiatan/ acara dan mempersiapkan acara pengganti bila situasi dan kondisi cuaca berubah-ubah. 6. Memantapkan kesiapan mental, fisik dan ketrampilan. b. Pelaksanaan Kegiatan hendaknya sesuai rencana, dilaksanakan menurut perkembangan keadaan dan diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan, serta faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan. c. Penyelesaian Penyelesaian ini menyangkut masalah pertendaan. Pertendaan yang baik : 1. Tempat mendirikan tenda tanah rata sedikit miring dan berhimpit serta tidak lembab. 2. Lokasi pertendaan sebaiknya dekat dengan sumber mata air untuk keperluan dapur, mandi dan minum. 3. Lokasi pertendaan dibersihkan terlebih dahulu. 4. Ada pohon pelindung tetapi tenda jangan didirikan dibawah pohon yang besar dan teralu tua usianya. 5. Kebersihan tenda selalu dijaga setiap hari.
33
www.hizbulwathan.com 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Dibuat pagar yang rapi, indah dan kreatif Pagi hari tenda dibuka supaya sinar matahari masuk Bila memasak asap dan bau tidak masuk tenda tidur Jemuran, sepatu, topi, piring dan alat perkayuan yang lain setiap saat teratur rapi Selau dijaga dari bahaya kebakaran. Gunakan tali dan ikatan dengan benar, ikatan pangkal, simpul mati untuk menarik tiang tenda dan pasaknya supaya tidak cepat mengendor. 12. Rapikan sisa-sisa tali yang dipergunakan dalam pertendaan. 13. Buat selokan (parit kecil) di sekitar tenda tempat jatuhnya air dan tenda 14. Bila musim penghujan lapisi plastik dibawah tikar supaya tetap hangat dan tidak lembab bila untuk tidur, serta lapisi plastik diatas tenda supaya tidak bocor 15. Setelah selesai berkemah tinggalkan lapangan pertendaan jauh lebih bersih dan pada ketika baru datang. d. Perlengkapan 1. Perlengkapan Umum a. Tenda dan pasak ; sebaiknya setiap kali akan digunakan di cek terlebih dahulu apakah masih layak digunakan atau tidak. b. Tali dan tongkat. c. Peralatan masak : misting, kompor spiritus, kompor paraffin. d. Tempat air dan gayung. e. Pisau, cangkul dan sabit. f. Sapu ijuk. g. Tikar/alas (bawa juga plastik sebagai dasaran untuk melapisi tikar agar tidak lembab). h. Tempat sampah (disamping dibuat tempat khusus untuk sampah sebaiknya bawa untuk penampung sementara). 2. Perlengkapan pribadi a. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air (sebaiknya dalam ransel dilapisi plastik dan matras untuk membentuk body ransel dan agar jika hujan barang yang ada dalam tas tidak basah. b. Pakaian-pakaian : 1. Pakaian dinas/resmi dan pakaian olahraga. 2. Perjalanan : bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong. 3. Pakaian tidur : Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras), training pack atau sarung untuk penahan dingin. 4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco. 5. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic 6. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin 7. Topi c. Perlengkapan ibadah. d. Sandal dan sepatu, gunakan sepatu yang menutupi mata kaki serta kaos kaki (bawalah cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic). e. Peralatan mandi : gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk. f. Peluit ; berguna untuk berkomunikasi g. Peralatan makan : piring, sendok, garpu, gelas/mug. h. Senter ; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat. i. Korek api : baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman. j. Ponco berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic tebal selebar taplak meja k. Obat-obatan pribadi Contoh Tenda Hizbul Wathan (Warna Hijau Kuning) :
34
www.hizbulwathan.com B. BAHASA ISYARAT (SEMBOYAN) 1. Semaphore Yaitu : pengiriman berita dengan dua bendera yang dipegangi kedua tangan. Semaphore diciptakan oleh Tuan Semaphore. Bentuk dan ukuran alat : Bendera : Ukurannya 40 x 40 cm, 45 x 45 cm Warna bendera terbagi menjadi dua dibatasai dengan garis diagonal yaitu yang separuh warna tua dan yang separuh warna muda. Warna tua berada pada posisi dekat stik. Contoh warna : Merah-kuning, biru-kuning, hijau-putih, dan lain-lain sesuai dengan latar belakang tempat. Stik : 50 cm / 55 cm Contoh gambar pemasangan bendera semaphore : Gambar 1 Model Kelompok Putaran
60 CM
Gambar 2 Model Urutan Huruf
Gambar 3 Model Jarum Jam
Banyak macam cara untuk menghafalkan semaphore. Diantaranya dengan model urutan huruf (gambar 1), metode jarum jam (gambar 2), dan metode kelompok putaran (gambar 3). Selain ketiga metode tersebut dapat juga dengan metode menghafal yaitu : a. Huruf U seperti huruf U dan huruf N seperti huruf N b. Tanda semaphore dengan posisi lurus yaitu huruf : D, L, R, dan Salah. c. Tanda semaphore dengan posisi 90o yaitu huruf : B, P, J, F, I, U, dan X. Perhatikan bentuk huruf yang berbalik bentuk, misal : A – G, H – Z, O – W, P – J, B – F, L – Salah, dll.
35
www.hizbulwathan.com 2. Morse Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional. Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : a. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit b. Sinar yaitu dengan menggunakan senter c. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-) d. Bendera yaitu dengan bendera morse. Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.
1. Terdiri dari titk dan strip
2. Tak ada lawan
3. Berlawanan
4. Sandwiches (Ganti Bentuk)
6. Semboyan 5. Angka
Contoh : Misal penggunaan morse dalam sandi rumput :
36
www.hizbulwathan.com Meskipun sudah terperinci dengan jelas seperti di atas, namun terkadang kita masih mengalami kesulitan untuk menghafal atau mengingat kembali isyarat morse tersebut. Berikut ini tips menghafal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan : a. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri. b. Cara membacanya dari atas ke bawah. c. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ) d. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E. Contoh : Putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. ) berarti huruf H. Hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G e. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ). 3. Sandi Sandi berarti rahasia, jadi sandi-sandi ini sukar dimengerti oleh orang yang belum pernah mempelajarinya. Sandi-dandi ada berbagai macam diantaranya sebagai contoh : a. Sandi Arab Kunci : Sandi ini dibaca seperti membaca huruf arab (dari belakang). Contoh : TAMREC NAD TAMEH NAHTAW LUBZIH UDNAP Jawab : PANDU HIZBUL WATHAN HEMAT DAN CERMAT b. Sandi Ular Kunci : Sandi ini dibaca dengan menirukan gaya ular berjalan. Contoh : PH I WAMEANP EAHANA SE RMAS AUZ LT N L SANRT DGI L DBMANS NDBU HAA KKAI NENK HANU K I S Jawab : PANDU HIZBUL WATHAN MELAKSANAKAN PERINTAH DENGAN IKHLAS DAN BERMUKA MANIS c. Sandi Koordinat Sandi ini seperti koordinat; Contoh ; Kunci : SANDI PANDU Soal : AN – DA – IU – AP – SU – AN – NU – SP – ID – NA – SP – CP Jawaban : HIZBUL WATHAN Pembuatan Kunci :
P A N D U
S a f k p u
A b g l q v
N c h m r w
D d i n s x
I e j o t yz
d. Sandi Angka Sandi ini hanya mengganti huruf abjad dengan angka, yaitu A – Z = 0 – 25 Contoh : 15 + 0 – 13 x 3 + 20 : 7 : 22 x 10 + 20 Kunci :A=0
37
www.hizbulwathan.com Jawaban
:P
A
N
D
U H W
K
U
e. Sandi Katak Cara : Sandi ini dibaca melompat seperti katak yang meloncat. Contoh : PHASNIDFUGKHULPHALNIDIULHTICZYBJUKLJWFARTIHZARNG Jawaban : PHASNIDFUGKHULPHALNIDIULHTICZYBJUKLJWFARTIHZARNG PANDUKU PANDU HIZBUL WATHAN Catatan : ▫ Setiap loncatan huruf tersebut harus konstant yaitu jika hanya melompati 1 huruf maka semua harus 1 huruf, jika 2 maka semua harus disisipi 2 huruf dst. ▫ Penyisipan huruf bebas yang penting penyisipan huruf jumlahnya tetap. f.
Sandi Tak Terlihat Setiap orang yang tidak berkepentingan denga surat/pesan yang dibuat ini tidak bisa membacanya karena kertas surat/pesan tersebut nampak seperti tidak ada tulisannya. Cara membuat : 1. Alat dan bahan Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas. 2. Langkah membuat : ▫ Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata. ▫ Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya. ▫ Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan ―tintanya‖ air jeruk ipis dan ―pulpennya‖ adalah pit ▫ Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar. ▫ Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.
g. Sandi AZ Kunci A = Z A B C D E F Z Y X W V U Contoh : KZMWF SRAYFO DZGSZM Jawab : PANDU HIZBUL WATHAN
G T
H S
I R
J Q
K P
L O
M N
J W
K X
L Y
M Z
h. Sandi AN Kunci A = N A N
B O
Contoh Jawab i.
C P
D Q
E R
F S
G T
H U
I V
: UJXH : HWKU
Sandi Obat Nyamuk Sandi ini berputar searah jarum jam (seperti lingkaran obat nyamuk bakar) H T A W
A I H L
N Z B U
J A Y A
Kunci : obat nyamuk bakar Jawab : HIZBUL WATHAN JAYA
C. BARIS BERBARIS 1. Pengertian Baris berbaris adalah suatu bentuk latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. 2. Maksud dan tujuan a. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. b. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
38
www.hizbulwathan.com c. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. d. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. e. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan. 3. Penjelasan Selengkapnya bisa download di www.gkhwklaten.org D. PEMETAAN Perpetaan adalah kegiatan kepanduan yang sangat menarik dan menyenangkan, karena peserta didik dibawa langsung untuk mengenal alam terbuka. Banyak manfaat yang dapat diambil dan kegiatan ini antara lain: 1. Melatih jiwa kepemimpinan dan kedisiplinan 2. Meningkatkan rasa persatuan, persaudaraan, kerjasama, gotong royong dan setia kawan. 3. Melatih ketrampilan, ketekunan dan ketelitian serta kesabaran. 4. Mengagumi alam ciptaan Tuhan dan cinta tanah air. 1. PETA PITA Peta pita merupakan laporan waktu mengadakan perjalanan. Peta pita berisi laporan keadaan di sepanjang perjalanan dengan bukti-bukti yang nyata, misal sungai sawah, dan jembatan. Bukti-bukti ini merupakan petunjuk bagi mereka yang membacanya. Seperti yang telah di sebutkan bahwa seorang HW senang mengembara atau mengadakan perjalanan jauh di alam bebas. Sebagai bukti dari kegiatan itu dibuatlah peta pita. Disamping itu peta pita juga merupakan dokumen atau kenangan kegiatan. Untuk membuat peta pita yang baik dan benar membutuhkan alat dan bahan, disamping penguasaan langkah kerja atau cara membuat peta pita yang baik dan benar. Alat dan bahan: a. Kertas pita dan meja sandang (papan landasan) b. Pensil dan karet penghapus c. Jam tangan d. Penggaris e. Kompas f. Busur derajat, bila diperlukan g. Tanda-tanda topografi, bila belum hafal
Pengukuran Jarak Misalnya 1 langkah = 40 cm
Papan landasan
Langkah kerja/cara membuat : a. Kertas pita dibagi menjadi enam kolom. Lihat gambar dibawah ini! Kolom Data Peta Pita
No
Waktu
Arah
Jarak
Keterangan: Kolom pertama untuk mencatat nomor urut. Kolom kedua untuk mencatat waktu.
39
Kiri Kanan Jalan Jalan Laporan Perjalanan
Ket.
www.hizbulwathan.com Kolom ketiga untuk mencatat arah perjalanan, dinyatakan dengan satuan derajat atau singkatan arah mata angin. Kkolom keempat untuk mencatat jarak dinyatakan dengan meter atau kilo meter. Kolom kelima untuk menggambar benda-benda yang ditemui diperjalanan, artinya memindahkan benda yang dilihat dengan tanda-tanda topografi. b. Membuat peta pita dari bawah keatas. c. Pindahkan ke dalam pita setiap benda yang kamu anggap penting yang kamu temukan disepanjang perjalanan dengan tanda-tanda topografi. Perlu diperhatikan apabila kamu menemukan dua benda/tanda penting yang berurutan dalam jarak yang sangat dekat, maka yang kamu pindah kan kedalam kertas pita hanya satu saja d. Pada setiap pengganti arah dibuat garis pemisah atau garis batas sebagai tanda bahwa arah perjalanan kita berubah. e. Apabila menjumpai sesuatu yang perlu mendapat perhatian khusus buatlah laporan terpisah beserta gambargambarnya dengan lengkap. f. Sebagai kegiatan terakhir adalah memberi keterangan umum peta pita, meliputi : ¤ Hari dan tanggal perjalanan ¤ Dalam rangka apa perjalanan itu? ¤ Ditujukan kepada siapa? ¤ Nama dan tanda tangan pembuat. ¤ Dan lain-lain yang kamu anggap perlu 2. PETA PANORAMA Panorama, artinya pemandangan alam, seiring dengan artinya disini yang dimaksud adalah menggambar gambar pemandangan alam. Peta panorama adalah peta yang dibuat untuk mengetahui, membedakan dan menggambarkan keadaan daerah dan sudut pandang tertentu. Peta ini dapat dijadikan dokumen atau kenangan suatu kegiatan misal: perkemahan, wisata, pengembaraan dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat saling melengkapi dari peta pita atau peta perjalanan yang telah di buat Peralatan yang harus disiapkan dalam pembuatan peta panorama adalah: a. Pensil b. Penggaris c. Kompas d. Kertas BC e. Alat bantu pandang f. Merja kerja/alas untuk menggambar Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama: a. Arah Pandangan Atau Sudut Pandang Dalam pembuatan peta panoramanya arah pandangan dapat berupa sama titik pandang atau batas antara dua titik pandang, tergantung perintah yang diberikan. Bila menghendaki pembuatan peta panorama dan dua titik pandang dengan arah pandangan antara 220° sampai dengan 260° tinggal membidikkan sudut yang telah ditentukan. Bila menghendaki sam titik pandang atau satu arah pusat pandangan misalnya 240°, tinggal membidik tepat 240° selanjutnya sudut pandang yang akan digunakan untuk menggambar panorama kita hams menambahkan sudut 30° ke kanan dan mengurangi sudut 300 ke kin, sehingga arah pandangan menjadi antara 210° sampai dengan 270°. b. Penggambaran Batas Daerah Batas daerah adalah batas antara jauh dekatnya pegunungan, perbukitan, perkampungan, persawahan sehingga ada pengelompokkan yang jelas antara daerah yang satu dengan yang Iain. Untuk penggambaran batas daerah mi dibuat dengan sketsa tipis untuk semua kelompok jauh dan dekat yang merupakan penafsiran pembatas daerah. c. Pembuatan Arsiran Pembuatan arsiran merupakan tahapan yang sangat penting dalam membuat peta panorama. Daerah yang dekat dengan pandangan kita, arsiran dibuat berdekatan, demikian seterusnya sampai daerah terjauh atau lapis jauh atau atas arsiran dibuat renggang. Arsiran mendatar (horisontal) digunakan untuk daerah datar seperti lautan, persawahan dan tambak daerah rendah.Arsiran tegak (vertikal) untuk daenah tinggi atau gunung. Untuk daerah lantai (perumahan, gerumbul, perpohonan, perkampungan) arsiran dibuat agak miring mendekati horisontal. Untuk daerah yang curam (perbukitan, jurang terjal) arsiran dibuat miring mendekati tegak. Pembuatan arsiran lurus yang hrus dibantu penggaris dan arsiran mengikuti bentuk batas daerah.Baik buruknya gambar peta panorama tergantung basil pembuatan arsiran yang dapat membedakan dengan jelas batas daerah. d. Pembuatan Arah Utara (Kompas) Pemberian / pencantuman gambar kompas / arah utara mi diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan sebagai koreksi apakah arah yang digambar sudah benar. Biasanya posisi arah utara digambar dibuat pada posisi pojok kiri atau kanan atas yang arahnya disesuaikan anak panah (jarum kompas).
40
www.hizbulwathan.com e. Sudut Batas Dan Keterangan Batas sudut pandang (arab pandang) kiri dan kanan harus dicantumkan untuk kontrok gambar. Pemberian tanda huruf atau penomoeran diberikan pada gambar masing-masing daerah sesuai keadaan untuk mempermudah pemberian keterangan gambar peta panorama.
o o o o o
Keterangan umum yaitu : Nama daerah, Hari dan tanggal, Waktu, Arah pembuatan,
Dalam rangka apa penbuatan panorama itu?, Di tujukan kepada siapa?, Nama dan tanda tangan si pembuat , Keadaan cuaca
3. PETA LAPANGAN Peta lapangan adalah suatu peta yang menggambarkan situasi lapangan pada waktu tertentu. Peta ini di buat sebagai dokumen atau kenangan mengenal situasi lapangan yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan misal : perkemahan. Beberapa alat dan bahan yang digunanakan untuk pembuatan peta lapangan antara lain : kertas gambar, pensil dan penghapusnya, penggaris dan busur derajat, kompas, tongkat sebagai alat ukur lapanngan, jangka (bila diperlukan), dan pewarna (bila diinginkan). E. MENAKSIR Menaksir berarti mengkira-kira, sehingga hasil yang didapatkan tidak tepat benar, maka dalam setiap penulisan hasil taksiran selalu disertai tanda ± (kurang lebih). Misal tinggi pohon ± 10 meter. Bentuk-bentuk menaksir antara lain : menaksir tinggi benda, luas benda, jarak suatu tempat, lebar sungai, arus sungai, dan lain sebagainya. Ketrampilan menaksir tidak diperoleh begitu saja tetapi harus diawali dengan berlatih secara berulang-ulang. Alat yang digunakan untuk menaksir tidak sulit mendapatkannya. Karena alat ini bisa berupa anggota badan kita dan beberapa alat yang sering dibawa. Misalnya : 1. Anggota badan a. Panjang jengkal ibu jari ke jari tengah b. Panjang dari siku ke jari tengah c. Panjang depa dan setengah depa d. Panjang kaki dari tumit sampai ke ibu jari kaki e. Panjang langkah biasa f. Tinggi badan dari tumit sampai ke kepala g. Dan lain sebagainya 2. Alat yang sering dibawa a. Panjang tongkat b. Panjang tali c. Panjang ikat pinggang d. Panjang bolpoin e. Panjang dan lebar buku, dsb. Tidak semua ketrampilan menaksir akan kita pelajari disini yang akan kita pelajari dan kita latih adalah : 1. Menaksir Lebar Sungai 2. Menaksir Tinggi 3. Menaksir Arus Sungai 4. Menaksir Kedalaman Sungai 5. Menaksir Ramalan Cuaca
41
www.hizbulwathan.com 1. Menaksir Lebar Sungai : a. Carilah tanda di seberang sungai contoh : pohon, bata dan lain sebagainya. Carilah benda yang letaknya paling tepi, benda itu kamu anggap sebagai titik X. b. Berdirilah segari dengan titik X, kamu anggap itu sebagai titik A. c. Melangkah lah kekanan/ kiri, misal 5 langkah (kurang lebih selebar sungai yang kamu taksir atau menyesuai kan medannya) kamu anggap itu titik B. d. Melangkah lagi kearah manapun panjang sama dengan titik A ke B. Kamu anggap titik C. e. Hidup kanan dan berjalanlah seecara perlahan sambil melirik ke titik B dan X. Berhentilah apabila titik B sudah segaris dengan titik X. f. Akhirnya terbentuklah bentuk segitiga sebangun, maka ditemukan lebar sungai alah CD, karena XA = CD. Catatan : Jika lebar sungai tidak terlalu lebar, maka bisa diukur dengan melemparkan tali ke seberang sungai. Kemudian tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya. 2. Menaksir Tinggi Cara I Metode Segitiga a. Ambilah tongkat dan tanamkan ditanah pada jarak tertentu misalnya tinggi tongkat (BY) 2 meter. Tongkat tersebut di tanam misalnya sejauh 8 meter dari pohon. Pohon dianggap sebagai titik A dan tongkat sebagi titik B, dan puncak titik pohon titik X, b. Lihatlah puncak pohon melalui tongkat yang kamu tanam dengan cara sedemikian rupa. Sehingga puncak pohon itu segaris dengan puncak tongkat. Maka ditemukanlah titik C. Mencari tinggi pohon (AX) : Misalnya AC = 12 meter, Maka BC = 12 mater – 8 meter = 4 meter Kemudian rumusnya = AC : AX = BC : tinggi tongkat (BY) 12 : AX = 4 : 2, maka AX = 6 meter Jadi tinggi pohon tersebut = ± 6 meter Cara II Metode Bayangan a. Ukurlah panjang bayangan tinggi benda yang mau di taksir (misal A = 4 meter) b. Ambillah sebuah tongkat yang sudah diketahui panjangnya (misal Y = 2 meter) c. Dirikanlah tongkat tersebut, dan ukurlah panjang bayangannya (misal B = 1 meter) d. Maka tinggi benda tersebut X = 8 meter
3. Menaksir Arus Sungai a. Siapkan benda yang dapat terapung di air, misalnya gabus b. Berdirilah di titik A c. Hanyutkan gabus ke sungai itu dalam waktu tertentu, misalnya 30 detik d. sampai dimana gabus itu dibawa arus dalam waktu 30 detik tersebut, dan berilah tanda titik B e. Ukurlah panjang AB, misalnya 60 meter. f. Maka kuat arus sungai tersebut adalah : 60 meter = 2 meter 30 detik 1 detik Kuat arus air sungai ± 2 meter/detik
42
www.hizbulwathan.com 4. Menaksir Kedalaman Sungai Siapkan tali, satu ujungnya diberi beban (misalnya batu), satu ujung tali lainnya diikatkan pada tongkat a. Masukkan ujung tali yang diberi beban ke dalam sungai. Peganglah tongkat itu sedemikian rupa, sehingga tali dalam keadaan kencang b. Apabila batu sudah betul-betul menyentuh tanah atau dasar sungai cepat angkat kembali tali tersebut. c. Kedalaman air sungai adalah panjang tali yang basah (AB). 5. Menaksir Berat Benda a. Siapkan benda yang sudah kita ketahui beratnya, misalnya botol (misal X kg) b. Buatlah sebuah timbangan seperti pada gambar disamping. c. Ukur jarak titik pusat timbangan dengan benda yang sudah diketahui beratnya misal a cm. d. Pasang benda yang akan ditaksir beratnya (misal Y) dan posisikan sehingga X dan Y seimbang. Ukurlahlah jarak titik pusat timbangan dengan Y misalnya b cm. e. Maka berat benda tersebut (Y) adalah : Y = (X. a cm)/b cm 6. Menaksir Cuaca (sesuai keadaan alam) a. Kabut Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan bertanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan. Langit yang ditutupi awan kemudian memulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik. Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan. b. Awan 1. Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras. 2. Awan hitam dan tipis mudah ditiup angin : tidak hujan. 3. Awan hitam bagian bawah merah muda : akan hujan angin 4. Banyak awan hitam, biru/biru muda : akan hujan lama 5. Pagi awan hitam tampak kemerahan : akan hujan 6. Pagi ada awan hitam, puncaknya kelihatan merah : akan hujan/angin lebat sore hari 7. Awan hitam letak di barat laut dn barat daya : hari berikutnya tidak hujan 8. Awan hitam, tampak keputihan susu : akan ada angin dan hujan bertubi-tubi 9. Siang ada awan hitam kemerah-merahan : akan ada angin besar c. Matahari 1. Matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan. 2. Matahari berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerahmerahan yang terang bertanda cuaca baik 3. Matahari berwarna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat. 4. Matahari pada siang hari tertutup awan hitam seperti uap akan hujan lebat waktu sorenya 5. Matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang. 6. Sore matahari terbenam, awan hitam kelihatan merah kekuningan : besok pagi tidak hujan dan panas sekali d. Bintang Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk. e. Bulan Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun. Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu. f. Asap Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk. g. Binatang Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain : 1. Laba-laba
43
www.hizbulwathan.com Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik. 2. Semut Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan rapi bertanda cuaca akan tetap baik. Dan bila semut-semut berjalan berserakan pertanda cuaca akan buruk. 3. Lebah Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan. 4. Lalat Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari. 5. Nyamuk Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan. Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik. Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan. a. Cacing Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan. 6. Lintah Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya. 7. Siput Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat. 8. Ikan Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk. 9. Katak Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam. Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang. 10. Ayam Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti hujan akan datang. 11. Bebek / Angsa Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk. 12. Burung Kepinis Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya. Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan. Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya. b. Kambing Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik. 13. Kelelawar Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu. Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk. 14. Burung Gagak Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya. Tanda-tanda lain apabila cuaca akan buruk : a. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya. b. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya. c. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya. d. Bila bau bunga tercium semerbak sekali. e. Burung-burung laut terbang menuju daratan. f. Dengan mengenali tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman sekaligus menikmati alam ciptaan Tuhan . Semoga bermanfaat di suatu hari nanti. F. PP (PERTOLONGAN PERTAMA) Yaitu : Pemberian pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota
44
www.hizbulwathan.com badan, mata, kaki atau tangan. Infeksi adalah kemasukan hama dalam badan yang terluka sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada pertolongan pertama ini bukan memusnahkan hama yang masuk dalam luka melainkan agar infeksi tersebut tidak ditambah dengan perbuatan yang salah. Sehingga yang harus dilakukan adalah membersihkan luka, ditutup dengan kasa steril kemudian dibalut dengan kain pembalut. Sebaiknya segera bawa ke rumah sakit untuk penangan lebih lanjut. 1. PINGSAN Gejala/Tanda : Umumnya orang pingsan mengalami : Pusing Mual, perasaan limbung Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging Cemas Keringat dingin Tidak ada respon untuk beberapa menit Denyut nadi melambat Tindakan Pertolongan Pertama : Baringkan penderita (tanpa bantal) dengan tungkai di tinggikan Beri ruang udara cukup agar penderita dapat menghirup udara segar Periksa adanya kemungkinan cidera lain Bila penderita telah pulih, usahakan penderita beristirahat beberapa menit Bila tidak cepat pulih, segera bawa penderita ke puskesmas/rumas sakit terdekat. Catatan : Jangan diberi minuman sebelum siuman, berilah minum ketika sudah sadar. Yaitu minuman hangat (panas) : teh atau kopi. 2. DIARE Diare adalah keadaan buang air besar yang encer/cair lebih dari 3 kali sehari. Biasanya diare paling sering menyerang anak-anak, terutama dibawah usia 6 bulan sampai 2 tahun. Diare sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), sehingga sering menyebabkan kekurangan gizi bahkan kematian. Gejala/Tanda : Mata terlihat cekung Mulut dan lidah terasa kering Sering merasa haus Kencing sedikit bahkan tidak kencing Bila kulit dicubit tidak segera kembali alam keadaan semula Denyut nadi sangat cepat Tindakan Pertolongan Pertama : Berilah cairan (oralit, sup, tajin, air putih matang, ASI) lebih banyak dari biasanya Apabila usia kurang dari 6 bulan dan hanya dapat ASI berikan larutan oralit atau air putih sebagai tambahan ASI. Apabila usia 6 bulan atau lebih dan sudah mendapatkan makanan padat, berikan juga : bubur atau makanan dari tepung yang dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran daging atau ikan, dan lain-lain, sari buah segar atau pisang yang dihaluskan. Makanan diberikan sedikit demi sedikit tetapi sering (paling kurang 6 kali sehari) Beri makanan ekstra setiap hari selama dua minggu setelah diare berhenti Apabila dalam tiga hari tidak kunjung membaik, bawa segera ke puskesmas/rumah sakit. 3. KEJANG PADA ANAK Serangan kejang lebih sering diderita pada anak berusia 1 – 5 tahun. Biasanya didahului dengan demam tinggi dan berlangsung beberapa menit. Meski begitu, serangan kejang pada anak tidak bisa di anggap remeh, karena mungkin merupakan tanda penyakit yang lebih serius apabila ada kaku leher. Cara Memeriksa kemungkinan kaku leher akibat kejang : Angkat kepala anak Apabila ada kaku leher, maka badan anak akan ikut terangkat, hal ini berarti menandakan adanya penyakit di selaput otak. Apabila menemukan kasus ini, segera bawa penderita ke puskesmas/rumah sakit Tindakan Pertolongan Pertama : Lindungi lidah penderita dengan meletakkan kayu/sendok yang dibungkus sapu tangan di mulutnya.
45
www.hizbulwathan.com
Kompres kepala dan badannya dengan air suam-suam kuku untuk membantu menurunkan panasnya. Buka semua pakaiannya Letakkan kepala agak miring untuk menjaga agar jalan nafas tidak kemasukan lendir atau muntahan Berikan Stesolid Rectal (Diazepam) melalui dubur (dengan resep dokter) Bila BB < 10 berikan stesolid rectal 5 mg, BB > 10 kg : 10 mg Ulangi setiap 15 menit bila kejang belum berhenti.
4. KESELAK/KESEDAK Keselak/kesedak terjadi disebabkan adanya benda asing (makanan, mainan, darah dan lain sebagainya) di tenggorokan. Akibatnya jalan pernafasan dapat tersumbat dengan gejala : Tidak dapat bicara Sulit bernafas Penderita terkesan mencekik leher sendiri Bunyi nafas mengorok Tindakan Pertolongan Pertama : a. Bila Penderita Dewasa dan Masih Sadar : ▫ Penolong berdiri dibelakang penderita ▫ Lingkarkan tangan pada penggang penderita, kedua tangan penolong saling menggenggam di atsa perut penderita tepat pada pertengahan antara pusar dan batas pertemuan iga kiri dan kanan. ▫ Hentakkan tangan penolong ke arah belakang dan atas (45°) posisi kedua siku penolong ke arah luar, lakukan hentakan sambil minta penderita bantu memuntahkannya. b. Bila Penderita Dewasa dan Tidak Sadar : ▫ Baringkan penderita dalam posisi terlentang ▫ Penolong berlutut diantara dua paha ▫ Tempatkan kedua tumit tangan saling bertumpu pada garis tengah antara pusat dan pertemuan rusuk kiri dan kanan, dengan mengarah ke dada. ▫ Lakukan lima kali hentakan perut ke arah atas. ▫ Periksa mulut penderita dan lakukan sapuan jari. Bila perlu dapat dilakukan penarikan rahang bawah. ▫ Catatan : Tindakan ini dapat dilakukan pada anak kecil dan bayi, jika benda dalam keadaan terlihat. ▫ Bila belum barhasil ulangi langkah-langkah di atas sampai jalan nafas terbuka. c. Bila Penderita Dewasa dan Tidak Sadar : Cara I ▫ Letakkan badan bayi di atas lengan penolong ▫ Wajah mengarah ke bawah, kepala lebih rendah dari tubuh ▫ Topang bagian kepala dengan jari penolong pada daerah rahang dan tulang pipi (hati-hati, jangan sampai menciderai mata dan hidung) ▫ Lakukan lima kali pukulan punggung, gunakan tumit tangan di antara kedua tulang belikat ▫ Bila belum keluar, balikkan penderita, kepala lebih rendah. Cara II ▫ Lakukan lima kali hentakan dada ▫ Gunakan jari tengah dan jari manis pada pertengahan garis tengah tulang dada tepat di bawah garis khayal penghubung puting kiri dan kanan ▫ Lakukan tindakan berulang-ulang hingga sumbatan teratasi atau penderita tidak ada respon 5. KERACUNAN a. Melalui Mulut/Pencernaan Disebabkan oleh obat-obatan, makanan yang mengandung racun, baygon, minyak tanah, alkohol, dan lain-lain. Tindakan Pertolongan Pertama : Untuk menurunkan kadar racun, beri minum penderita dengan susu atau air sebanyak-banyaknya atau beri anti racun seperti norit, putih telur. Catatan : Mengeluarkan racun dengan rangsanagn muntah hanya efektif dilakukan dalam 4 jam pertama. Tindakan ini dilakukan pada kasus menelan asam/basa kuat, minyak, korban kejang atau bakat kejang, serta korban tidak ada respon. b. Akibat Gigitan Binatang Berbisa ▫ Tenangkan korban ▫ Jangan gerakkan bagian yang terkena gigitan ▫ Lepaskan semua perhiasan, jam tangan yang melekat pada tubuh korban. ▫ Balut tekan di atas dan di bawah dari gigitan untuk memperlambat aliran darah. ▫ Segera bawa ke rumah sakit.
46
www.hizbulwathan.com 6. KEMASUKAN BENDA ASING Benda asing dapa masuk ke mata, hidung, telinga dan kulit. Jangan berusaha mengeluarkan benda asing bila tidak yakin dapat melakukannya. Hal ini dapt merusak jaringan disekitarnya. Tindakan yang dianjurkan segera bawa penderita ke dokter. Tindakan Pertolongan Pertama : a. Benda Asing di Mata ▫ Buka mata ▫ Pisahkan kelopak mata atas dan bawah dengan ibu jari dan jari telunjuk ▫ Periksa semua bagian dari mata ▫ Jika benda asing terlihat, cuci guyur mata yang terkena dengan boorwater atau air bersih. Tindakan lain juga dapat dilakukan dengan menghapus bagian mata yang kemasukan benda asing dengan kapas yang dipilin/ujung kain bersih yang dibasahi air bersih. Catatan : Jangan menyentuh sesuatu yang melekat/terbenam di dalam bola mata (bagian mata yang berwarna hitam). Segera tutup kedua mata yang sakit dengan pembalut, kemudian bawa ke rumah sakit. b. Benda Asing di Hidung ▫ Tutup lubang hidung yang tidak tersumbat ▫ Usahakan bersin untuk hidung yang tersumbat ▫ Dapat juga dicoba dengan kawat berujung tumpul yang dibengkokkan seperti kail ▫ Masukkan kawat lewat samping benda ▫ Setelah melewatinya tariklah benda tersebut perlahan-lahan ▫ Apabila gagal bawa ke puskesmas/rumah sakit ▫ Untuk kasus pada anak kecil sebaiknya langsung dibawa ke puskesmas/rumah sakit c. Benda Asing di Telinga 1. Bila kemasukan biji-bijian Miringkan kepala penderita ke arah telinga yang kemasukan biji-bijian tersebut Tepuk kepala disekitar tilinga satunya beberapa kali Bila tidak berhasil segera ke dokter 2. Bila kemasukan serangga Tetesi telinga dengan minyak kelapa/air bersih yang hangat Bila tidak berhasil bawa ke dokter Catatan : Jangan berusaha mengeluarkan benda asing bila tidak yakin dapat melakukannya, yang memungkinkan cidera berat atau tertekan lebih ke dalam. 7. LUKA BAKAR Luka bakar sering terjadi karena : panas (suhu > 60°C), uap panas, bahan panas, bahan kimia (asam kuat, basa kuat, soda api), listrik (listrik rumah, kilat), radiasi (sinar matahari, bahan radioaktif) Tindakan Pertolongan Pertama : Alirkan air dingin pada bagian yang terkena luka bakar Jika luka bakar akibat bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih Lepaskan pakaian yang melekat pada tubuh korban jika luka terjadi dianggota badan yang tertutup Tutup luka dengan penutup luka steril sekali pakai. Jika luka bakar mengenai mata pastikan kedua mata tertutup Jika jari-jari yang terbakar, maka balutlah masing-masing jari terpisah Segera bawa ke rumah sakit Catatan : Jangan mengolesi luka dengan lotion, kecap, mentega atau minyak Jangan pecahkan gelembung akibat luka bakar Jangan gunakan salep atau cairan antiseptik atau juga es 8. LUKA LECET Biasanya terjadi akibat gesekan sehingga permukaan kulit terkelupas dan tampak titik-titk pendarahan. Tindakan Pertolongan Pertama : Bersihkan kulit sekitar luka mulai dari tengah luka sampai kulit sekitar luka Tutup dengan kain penutup luka steril dan plester. 9. LUKA TUSUK Luka ini biasanya akibat benda tajam seperti pisau, pecahan kaca, paku dan lain-lain.
47
www.hizbulwathan.com Tindakan Pertolongan Pertama : Jangan mencabut bila ada benda yang menempel pada luka Tutup luka dengan kasa steril Bila masih ada benda yang menusuk, balut disekitar benda tersebut dan tinggikan anggota badan yang berdarah Segera bawa korban ke rumah sakit 10. LUKA SAYAT/IRIS Biasanya terjadi akibat kontak dengan benda tajam, akibatnya kulit dan lapisan dibawahnya terputus dengan kedalaman bervariasi. Tindakan Pertolongan Pertama : Bersihkan luka dengan cairan antiseptik. Tutup luka dan di plester. 11. HIDUNG BERDARAH (MIMISEN) Darah keluar dari kelenjar hidung dengan sendirirnya sebab timbulnya mendadak penyakit yang sudah ada pada penderita. Tindakan pertolongan Pertama : Penderita disuruh duduk, kepala menengadah ke atas, dipijit pada pangkal tulang hidung. Jika darah masih keluar, kompres air dingin atau es dengan kain pada pangkal hidung atau pada tengkuknya. 12. TERSENGAT LISTRIK Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang 13. PATAH TULANG a. Tanda-tanda patah tulang 1. Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka 2. Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal 3. Ada rasa nyeri kalau digerakkan 4. Kulit tidak terasa kalau disentuh 5. Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka b. Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang 1. Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang. 2. Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan 3. Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya : Hentikan pendarahan serius yang terjadi Usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan Upayakan lalu lintas udara tetap lancer Jika diperlukan buatlah nafas buatan Jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak 4. Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang. Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita. c. Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya 1. Patah lengan bawah Pergelangan Tangan Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
48
www.hizbulwathan.com 2. Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu) Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
3. Patah Tulang Lengan Bawah Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari. 4. Patah Tulang di paha Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut. d. Pembalut dan Pembalutan 1. Pembalut Macam-macam pembalut : Pembalut kasa gulung Pembalut kasa perekat Pembalut penekan Kasa penekan steril (beraneka ukuran) Gulungan kapas Pembalut segi tiga (mitella) 2. Pembalutan Pembalutan segitiga pada kepala, kening Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
Pembalutan spiral pada tangan
Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
49
www.hizbulwathan.com G. KOMPAS Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Kompas adalah suatu alat yang sudah tua sekali umumya, yang dipergunakan bangsa Tionghoa dalam perjalanan melalui gurun - gurun pasir Tiongkok. Yang memperkenalkan kompas ke Eropa adalah perantau terkenal dalam sejarah dunia bernama Marco Polo. Kompas sangat penting sekali bagi kapal - kapal/perjalanan lautan yang begitu luas yang menghubungkan benua satu dengan yang lain. Para pengemudi pesawat udara yang mengarungi angkasa yang maha luas bila tidak memakai kompas tidak mungkin sampai ke pangkalan yang dituju. Ternyata sampai sekarang kompas sangat banyak sekali faedahnya. Kompas adalah suatu alat bantu yang dapat menentukan arah mata angin. Jarum hitam yang ada pada kompas selalu menunjuk ke kutub utara atau arah utara. Jarum putih pada kompas yang kebalikan / berlawanan jarum hitam menunjuk arah selatan. Kanan jarum hitam adalah arah barat dan kirinya adalah timur. Empat arah inilah yang terpenting dalam arab menentukan arab ataujursan. Diantara utara dan timur adalah timur laut. Diantara timur dan selatan ialah Tenggara. Diantara selatan dan barat ialah barat daya. Diantara barat dan utana ialah barat laut. Diantara mata angin itu terdapat pula arab yang lain. Demikian seterusnya dan arah 4 jadi 8, arah 8 jadi 16, dan 16 jadi 32 kemudian menjadi 64. Tetapi untuk seorang anggota pandu menguasai arah 16 sudah cukup bagus. Untuk mempelajari arah kompas (mata angin) jangan menghafal, sebab cara itu tidak tepat yang baik lebih dahulu mana arah utara, kemudian menghadap arah utara. Sebelah kanan arah apa, kiri arah apa, sebaiknya arah apa dan diantara 4 arab mata angin itu arah apa. Untuk menggunakan kompas harus diletakkan di tempat yang tidak bergerak harus tenang, sehingga jarum kompas ada kepastian tidak bergerak. Bila kompas bidik harus dipegang, pandangan kita luruskan sejalan dengan jarum hitam (arah utara) atau 360 derajat / nol derajat untuk mencari arah utara. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain : 1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam. 2. Visir, yaitu pembidik sasaran 3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka 4. Jarum penunjuk 5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45 6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik. Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya North = Utara =0 North East = Timur Laut = 45 East = Timur = 90 South East = Tenggara = 135 South = Selatan = 180 South West = Barat Daya = 225 West = Barat = 270 North West = Barat Laut = 325
Cara menggunakan kompas adalah sebagai berikut : 1. Letakkan kompas diatas permukaan yang datar setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjut arah utara magnet. 2. Bila menggunakan kompas bidik, bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar, miringkan sedikit, letak kaca pembesar kira-kira 50 derajat dimana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial. 3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dan kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar. H. KESEHATAN Kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan ini. Pekerjaan apapun yang dilakukan kalau kondisi badan tidak sehat maka hasil yang dicapai tidak akan bisa maksimal bahkan tidak berhasil sama sekali. Oleh karena itu dalam ilmu kepanduan, kesehatan pun dipelajari, sehingga setiap anggota pandu dapat menerapkan ilmu dasar kehidupan, sehingga ilmu tersebut disamping berguna bagi dirinya sendiri juga berguna untuk orang lain. Tubuh manusia terdiri dari berjuta-juta sel yang untuk kelangsungan hidupnya memerlukan makanan, demikian pula ampas-ampas metabolisme (bersifat racun) harus segera dikeluarkan dari dalam sel. Sel sel dari beberapa jaringan tubuh setelah jangka waktu tertentu mati dan ini harus diganti dengan sel baru untuk melanjutkan tugas sel yang telah mati. Bila jaringan tubuh melakukan kerja maka ia perlu energi, dan energi ini
50
www.hizbulwathan.com asalnya harus dari makanan. Makanan tadi haruslah sesuai mengenai jenis dan banyaknya dengan apa yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai sehat : 1. Mengkonsumsi air minum yang steril dan cukup. Air yang diangap cukup kira-kira 3 sampai 4 liter perhari. Dengan cukupnya air maka pembuangan ampas-ampas metabolisme melalui keringat dan urine lancar sehingga badan terasa segar dan resiko terbentuknya batu dalam saluran urine menjadi kecil. Kekurangan yang berlangsung lama mengenai zat-zat tertentu atau ampas-ampas metabolisme yang bertumpuk lama dalam tubuh, misalnya di dalam usus, bisa menimbulkan kanker. Penyakit-penyakit karena kekurangan tadi tidak dapat diatasi dengan menambah tenaga dalam kepada penderita. Dalam hal ini bahan yang dibutuhkan tadilah yang dapat membantu jika zat yang kurang tadi telah diberikan. Perlu dikemukakan disini bahwa jumlah air dalam tubuh harus cukup agar pengangkutan makanan dan O2 kejaringan dan pengangkutan sisa-sisa metabolisme dari jaringan terlaksana dengan mudah. Dalam pengembaraan mungkin perbekalan menipis bahkan habis. Untuk menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang berlebihan caranya adalah sbb : a. Bernafas melalui hidung secara teratur. b. Mengurangi berbicara. c. Mengurangi gerak yang berlebihan d. Banyak istirahat e. Tidak merokok dan minum minuman berakohol f. Berteduh di tempat yang rindang g. Tidak makan makanan kering ataupun berlendirSebagai seorang pandu, Air yang langsung dapat diminum : a. Tampungan air hujan. b. Air dari dalam tanaman. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : a. Air yang tergenang b. Air dari sungai c. Air dari menggali tanah atau pasir Beberapa cara untuk mendapatkan air : a. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu muda, kantung semar, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa. b. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan saputangan bersih. Caranya, resapkan pada tumbuhan yang berembun lalu peras ke dalam tempat minum. c. Tanah batu 1. Tanah kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air. 2. Sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori. 3. Pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah. d. Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah. e. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air. Kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastic dan tali pengikat. f. Cara Penyulingan : Carilah pohon yang sehat dan bersih, lalu carilah dahan ranting yang mudah dicapai dan masukkan plastic (jangan bocor) kemudian ikat dengan tali atau benda apa saja. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses penguapan air minum. Carilah pohon yang bersih dan timbuhnya di atas tanah yang tidak berbau. Galilah tanah sehingga membentuk cekungan, tapi jangan terlalu dalam dari tempat pohon tumbuh. Masukkan plastic dan atur sedemikian rupa agar air terapung dengan baik. Lalu ikat ujungnya (hingga menutupi seluruh tanaman) dan gantung pada batang kayu yang disangga dengan baik. Cara ini akan menyebabkan terjadinya penguapan yang menghasilkan air. 2. Mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna Yaitu karbohidrat (nasi,ubi,jagung), protein (daging, ikan kedelai), sayur dan buah-buahan yang menjadi sumber vitamin dan mineral bila ditambah dengan satu gelas susu maka menu tadi menjadi sempurna. Seperti yang dijelaskan tadi bahwa bagian-bagian makanan tadi haruslah sesuai dengan kebutuhan. Bila salah satu kurang atau jumlahnya lebih ini akan mengakibatkan sakit. Bila jumlahnya lebih untuk bagian makanan tertentu, hal ini juga akan menimbulkan sakit. 3. Istirahat yang cukup Perimbangan antara kerja dan istirahat haruslah sesuai. Secara umum telah diterapkan lamanya jam kerja adalah 8 jam per hari. 7 – 8 jam untuk tidur dan jam sisanya untuk santai. Bila sel-sel tubuh melakukan kegiatan untuk jangka-jangka waktu tertentu, maka sel-sel tadi membutuhkan istirahat untuk menjalani perbaikan-perbaikan seperlunya. Bila sel-sel tadi dipacu terus menerus tanpa memberikan kesempatan untuk istirahat maka bisa terjadi bahwa ampas metabolisme (racun) tertimbun sehingga orang tadi merasa tidak nyaman lagi, pusing, mual, dan sebagainya.
51
www.hizbulwathan.com
4.
5. 6. 7. 8.
Dalam mengikuti sebuah kegiatan, seorang pandu harus dapat mengatur waktu dengan sedemikian rupa agar kondisi tubuh selalu fit/sehat. Sehingga kegiatan dapat dicapai dengan baik dan maksimal. Selalu berfikir yang positif Emosi dan pikiran harus benar yaitu seseorang harus selalu berfikir mengenai kebaikan dan kebahagian, hal ini akan memberikan kesempatan pada pabrik-pabrik dalam tubuh untuk menghasilkan zat-zat yang diperlukan misalnya antibody, enzim, hormon dan sebagainya. Sebaliknya bila berada dalam keadaan stress yang disebabkan karena selalu takut atau hal lain semacamnya, maka pabrik-pabrik dalam tubuh kita kerjanya menjadi kacau, jantung akan dipacu terus tekanan darah menjadi tinggi, sistem pencernaan dan saluran urine kacau. Selelah apapun kondisi badan emosi dan pikiran harus selalu berfikir yang positif. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dan lain sebagainya. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, dan lain sebaginya Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya (kebersihan perkemahan pada saat berkemah) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya
“PELOPOR, PELANGSUNG, PENYEMPURNA AMAL USAHA MUHAMMADIYAH” "Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani & menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan di mana saja. Menjadilah dokter, sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah meester, insinyur, lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu." (KH. Ahmad Dahlan). "Janganlah takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah mencoba melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita mendapat pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah kedua." (Buya Hamka) Muhammadiyah itu: yen dijiwit dadi kulit, dicethot dadi otot... setan ora doyan, dhemit ora ndulit... (dicubit malah menjadi kulit, dibetot malah menjadi otot... setan tidak bakal doyan, jin tidak akan menyentuh...) artinya, insan Muhammadiyah adalah pribadipribadi yang selalu bekerja dengan ikhlas, tahan banting, dan InsyaAllah tahan kritik dan cemooh manusia, serta tahan godaan setan. (HM. Amien Rais).
52
www.hizbulwathan.com BAB V LAGU – LAGU HIZBUL WATHAN A. Mars Hizbul Wathan Hizbul Wathan Muhammadiyah tetap pesat berkembang Diseluruh Indonesia bukan disini saja Memegang amanahnya menjunjung agama Teguh hati sebagai baja menjalankan kewajiban Dengan sopan serta perwira, sama-sama fakir dan kaya Punya haluan sedikit bicara banyak bekerja Hizbul Wathan Muhammadiyah slalu siap sedia Berbuat amal serta jasa dengan ikhlas dan gembira Pandu perwira Islam putra Indonesia Setia dan dapat dipercaya dalam semua janji dan bakti untuk agama dan bangsa Cepat tangkas tingkah terjangnya Dengan semboyan sedikit bicara banyak bekerja Hizbul Wathan Muhammadiyah Pandu putra harapan Pendukung cita gerak Islam slalu siap bekerja Pandu berakhlaq mulya taqwa beribadah Teguh patuh setia agama Hemat cermat cakap dan jujur Ikhlas dari sanjung puja Taqwa giat dan bersemangat Gemar beramal sedikit bicara banyak bekerja B. Hymne HW Panduku Hizbul Wathan bangkit dan melangkah Putra puti Muhammadiyah Pandu Pembela Tanah Air tercinta Kader Pemipin Bangsa Bersemboyan fastabiqul khairat Dengan semangat pantang surut Membina insan yang berakhlak mulia Teguh iman dan bertaqwa Hizbul wathan itulah panduku Disanalah kita bersatu Berbakti demi nusa dan bangsa Masyarakat sejahtera Hizbul wathan mengemban tugasnya Memenuhi janji pandunya Dengan ikhlas beramal usaha Qur‘an Hadits pedomannya C. Kepadang lomba Kepadang lomba berlomba berlomba giat kepadang lomba kerja sama Anak yang lambat terlambat menghambat ayo kita bantu sampai tujuan tujuannya Hai Hizbul wathan mari berjalan bersama Menuju padang lomba kita D. Berjabat Tangan Dimana mana kita saling jumpa dimana mana berjabat tangan Dimana mana saling jabat tangan hilanglah sgala buruk sangka Wahai saudara saudara semua kita ini semua bersaudara Selamatlah kita semuanya selamatlah semua. E. Selamat Berpisah Telah tiba saat berpisah pisah hanya dilahirnya Dihati kita tetaplah satu karena janji pandu satu Dalam hati kita tetap ingat akan janji panduku Pun takkan lupa ku bersyukur pada-Mu Tuhanku yang luhur
53
www.hizbulwathan.com
Perancang : Muhammad Dzikron Afik Yuliarifin Tri Yuliyanto Website : www.hizbulwathan.com Email :
[email protected] Phone : 0272 31 44 000 085867854000 087834854000 Bina Karya Mandiri Hizbul Wathan Klaten 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Outbound Training Jasa Laundry Produksi Makanan Ringan Cuci dan Salon Mobil Latihan Stir Mobil Klaten Rental Mobil Klaten Tour & Travel Birama Production (Produksi Alat Drumband) 9. Drumband Training 10. Web Design & Marketing Online
54