MODUL “IDENTIFY TOPICS AND RESEARCH QUESTIONS” A.
MENGAPA KEAHLIAN INI PENTING? Keahlian/kemampuan untuk mengidentifikasi topik dan merumuskan pertanyaan penelitian (masalah penelitian, kalimat topik) sangat penting karena: 1. Tanpa keahlian ini, sulit bagi seseorang untuk: • memecahkan masalah atau tugas yang dihadapinya • menentukan kebutuhan informasinya (semakin jelas topik dan rumusan pertanyaan penelitian, makin jelas kebutuhan informasi) • menentukan apa yang akan ditulisnya; urutan bab, sub-bab, sub-sub bab, dan paragraf yang akan ditulisnya; apa yang menjadi awal dan akhir tulisannya • menulis proposal penelitian, buram skripsi, tesis, disertasi • menghasilkan karya yang orisinil atau mengandung terobosan atau pengetahuan baru 2. Kekurangan akan keahlian/kemampuan untuk mengidentifikasi topik dan merumuskan pertanyaan penelitian mengindikasikan seseorang belum dapat: • menyadari apa yang sudah dan belum diketahuinya, apa yang perlu atau penting untuk ditulis atau diteliti • menata pikiran • mengajukan pertanyaan dan berpikir kritis • meningkatkan pengetahuan (untuk dirinya maupun orang lain) secara efisien • melakukan terobosan dalam cara pandang dan pengembangan ilmu pengetahuan. 3. Apabila dihubungkan dengan literasi informasi model apa pun juga, maka keahlian identifikasi topik dan perumusan masalah membantu seseorang untuk memecahkan masalah, melakukan tugas, meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang bersangkutan dalam mengidentifikasi informasi yang relevan dan penting, memanfaatkannya (melakukan pencatatan, membuat ringkasan dan pharafrasing, membuat sintesa, dsb.), serta menghasilkan pengetahuan baru (bagi dirinya maupun bidang pengetahuan ybs.)
B.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS PELATIHAN Peserta diharapkan mampu: 1. Berpikir kritis tentang suatu topik 2. Melakukan brainstorming tentang topik yang dipilihnya (mengajukan pertanyaan dan menggambarkan pemikirannya melalui pelbagai bentuk diagram) 3. Merumuskan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik 4. Mengevaluasi rumusan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik. 5. Menjelaskan pelbagai bentuk rumusan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik 6. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan topik dan pertanyaan penelitian, serta keterkaitan antara keduanya 7. Menjelaskan pelbagai sumber topik dan masalah penelitian
C.
PENJABARAN KEAHLIAN 1. Menemukan topik 2. Melakukan brainstorming tentang topik yang dipilihnya (mengajukan pertanyaan dan menggambarkan pemikirannya melalui pelbagai bentuk diagram) 3. Merumuskan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik 4. Mengevaluasi rumusan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik. 5. Menjelaskan pelbagai bentuk rumusan pertanyaan penelitian/ masalah penelitian/ kalimat topik 6. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan topik dan pertanyaan penelitian, serta keterkaitan antara keduanya 7. Menjelaskan pelbagai sumber topik dan masalah penelitian
1. Menemukan Topik Dengan melihat/membaca/mendengar/mencium, kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan dengan menggunakan beberapa kata tanya. Ada dua jenis pertanyaan yang dapat ditanyakan. Yang pertama adalah “apa” yang akan “ditulis” atau ‘’diteliti’’. Pertanyaan “mengapa” akan membantu meningkatkan keaslian topik yang akan “ditulis” atau ‘’diteliti’’, kedalaman pemikiran dan pengertian, serta koherensi (keterkaitan dan urutan) antargagasan atau variabel, baik secara hierarki maupun horizontal, yang logis. Pertanyaan dapat diajukan mulai dari topik yang paling luas sampai cukup sempit untuk ditangani dalam satu karya. Pada tahap ini, kita mencari informasi dan melihat apa yang dikatakan/diketahui oleh orang lain tentang suatu topik. Informasi tersebut bisa diperoleh antara lain melalui membaca buku, ensiklopedia, situs, mendengarkan radio, menonton TV, dan berbagai cara lainnya. Kita juga bisa melakukan diskusi dengan dosen, guru, asisten dosen, atasan atau rekan kita yang lain. Bergabunglah dalam e-forum, milis, atau carilah rujukan untuk mendapatkan kelompok diskusi berbasis internet lainnya yang berhubungan dengan topik. Sebelum, sambil, atau sesudah mengumpulkan informasi, kita sebaiknya melakukan brainstorming. Tahap ini akan membantu kita untuk melihat hubungan antar-kata kunci, variabel, konsep, atau pemikiran yang telah kita dapatkan.
2. Melakukan Brainstorming Brainstorming adalah teknik yang digunakan untuk menggali, mempertajam, dan mengembangkan gagasan, hubungan antargagasan, atau pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual atau pun dalam kelompok. Materi yang digunakan untuk brainstorming adalah pengetahuan yang sudah ada di kepala dan tambahan yang diperoleh melalui pengumpulan informasi (misalnya, membaca, berdiskusi, melakukan pengamatan, dsb.). Ada dua kegiatan utama waktu melakukan brainstorming, yaitu mengajukan pertanyaan, dan memvisualisasikan pemikiran kita. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan dapat diajukan mulai dari topik yang paling luas sampai cukup sempit untuk ditangani dalam satu karya. Pertanyaan yang diajukan bisa berupa pertanyaan sederhana seperti “APAKAH X?”, “DI MANAKAH TERJADINYA X?” atau pun lebih kompleks (APA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN UNTUK MENGATASI X? SEJAUH MANA X DIPERBOLEHKAN?). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya adalah pertanyaan yang belum memiliki jawaban yang telah tersedia langsung. Contoh pertanyaan yang telah memiliki jawaban misalnya “APA WARNA BENDERA INDONESIA?” Dari pertanyaan seperti itu sulit digali ilmu pengetahuan baru sehingga karya tersebut menjadi tidak benarbenar orisinil. Selain itu pertanyaan yang diajukan sebaiknya bukan pertanyaan yang mustahil atau tidak perlu dijawab. “BERAPA TEPATNYA JUMLAH HELAI RAMBUT SAYA SEKARANG?” merupakan contoh pertanyaan yang mustahil dijawab dan juga tidak perlu untuk diteliti. Mengajukan pertanyaan yang kompleks dan mendasar akan mendorong (memotivasi) seseorang untuk berpikir kritis dan analitis serta melakukan penyelidikan. Makin kompleks dan mendasar pertanyaan yang diajukan, makin berkualitas pemikiran dan pengertian tentang topik yang bersangkutan. Hal ini dengan sendirinya akan mendorong pengembangan pengetahuan baru. Beberapa contoh pertanyaan kompleks ialah: • • • • •
Penemuan apakah yang mempunyai dampak paling banyak di abad ke-20 ini? Bagaimana cara mengurangi kemiskinan di wilayah X? Sejauh mana kloning manusia diperbolehkan? Apakah arti hidup yang berkualitas? Mengapa banyak orang pintar yang tidak sukses dalam hidupnya?
Jawaban dari semua pertanyaan tersebut tidak langsung tersedia, tetapi harus ditemukan melalui proses berpikir analitis dan kritis. Literatur menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai essential questions yang ternyata juga merupakan bagian paling atas dari taksonomi Bloom. Essential questions reside at the top of Bloom’s Taxonomy (Bloom, 1954). They require students to EVALUATE (make a thoughtful choice between options, with the choice based upon clearly stated criteria), to SYNTHESIZE (invent a new or different version) or to ANALYZE (develop a thorough and complex understanding through skillful questioning). (From Now On, 6 (1), September 1996). Jenis pertanyaan yang lain adalah (diambil dari “Lesson: Developing Different Types of Questions”) 1. 2. 3. 4.
Yes-No question: Ya atau tidak. Recall question: Biasanya hanya satu kata dan tidak perlu melakukan riset panjang. Comprehension question: Biasanya paling tidak membutuhkan bacaan. Synthesis question: Biasanya memerlukan lebih dari satu sumber informasi, terjadi proses sintesa, dan mencapai kesimpulan.
Memvisualisasikan Pemikiran Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kadangkala diperlukan visualisasi untuk membantu mengorganisasikan pemikiran dan meningkatkan pengertian dengan cara menggambarkan secara visual hubungan antarkonsep (termasuk hubungan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya). Proses untuk memvisualisasikan ide-ide yang ada di pikiran kita ini disebut mind mapping (pemetaan pikiran). Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan pikiran, yaitu: (ada di power point) •
Lineargram Dalam lineargram, ide utama kita tempatkan di bagian atas, sedangkan ide-ide yang lain di bawahnya secara sejajar, dst.
•
Sekuens Sekuens digunakan untuk menggambarkan urutan tahap, proses, atau peristiwa.
•
Spidergram Spidergram digunakan untuk menggambarkan ide utama (di tubuh spider) dan ide-ide yang menjelaskan ide utama (ditulis di kaki-kaki spider).
•
Siklus Teknik ini digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap yang berurutan dari awal dst. sampai kembali ke awal lagi. Misalnya, siklus air menjadi uap kemudian menjadi awan, yang kemudian akan menjadi air kembali sebagai hujan, dst.
•
Tabel Perbandingan Biasa dipakai untuk memvisualisasikan perbandingan di antara beberapa benda, keadaan, sifat, dsb. Hal yang Dibandingkan Atribut A
B
Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4
3. Merumuskan Pertanyaan Penelitian Brainstorming menghasilkan visualisasi tentang topik, sub-topik, sub-sub topik dari beberapa sub-topik; serta gambaran tentang keterkaitan di antara mereka.
Gambaran ini memudahkan kita untuk memutuskan sub-topik apa yang akan kita jadikan pertanyaan penelitian, karena gagasan-gagasan yang akan ditulis atau diteliti (dalam hal ini dijelaskan, dibuktikan, dibandingkan, dsb.) sudah jelas. Kalau masih belum mudah, lanjutkan brainstorming kita. Pemilihan tentang gagasan-gagasan yang akan diteliti, perumusan pertanyaan penelitian dapat dipermudah juga dengan memikirkan alasannya/ latar belakangnya yang bisa jadi ada di mindmap yang kita buat. Alasan/ latar belakang tersebut muncul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan; atau antara yang harus dan yang sudah diketahui. Misalnya, karena ada konsep atau teori yang saling bertentangan, ketidaktuntasan dalam penjelasan suatu hal, sisi lain atau penambahan suatu variabel tertentu dari penelitian sebelumnya, dll. Kesenjangan ini menimbulkan pertanyaan yang pemecahannya memerlukan informasi Gagasan-gagasan tersebut dapat juga disebut sebagai ide pengontrol (controlling ideas; CI), karena membatasi topik dari segi persoalan yang akan dibahas. Dalam penelitian, ide pengontrol disebut sebagai variable. Dengan demikian kegunaan CI adalah untuk:
• • •
• •
membantu kita menentukan gagasan utama serta kerangka berpikir dan kerangka tulisan (urutan bab, sub-bab, dan/atau paragraf ) membantu kita tetap fokus pada tujuan penelitian atau penulisan selama proses penelitian atau pengembangan tulisan. membantu kita menemukan alur penyajian karya, yaitu dengan menentukan subjek dalam sebuah kalimat, urutan kalimat, serta peletakan transisi dalam kalimat/paragraf/karya, sehingga dapat terbentuk sebuah argumen, penjelasan, contoh, atau data pendukung, dll. yang tersaji secara sistematis dan logis. membantu kita untuk melihat apakah paragraf, sub-bab, bab, atau karya tersebut sudah memadai isinya. membantu kita menentukan informasi lebih lanjut yang diperlukan. membantu pembaca untuk menangkap dan mengikuti pokok pembahasan yang kita buat.
Dapat dikatakan CI memegang peranan penting dalam keseluruhan karya yang kita buat. Makin jelas CI, makin jelas pula kebutuhan informasi kita. CI juga dapat menolong kita untuk memperoleh gambaran umum dalam keseluruhan karya dan dapat menjadi panduan bagi kita untuk tetap fokus pada topik yang akan kita tulis. Pengertian CI dalam penelitian adalah variabel penelitian kita. Untuk menentukan seberapa “besar” dan “dalam” rumusan suatu pertanyaan penelitian, kita perlu mengetahui beberapa hal berikut ini: • •
Pembacanya Bentuk tulisan pengantar, kajian literatur, laporan penelitian, atau studi mendalam; deskriptif, eksplorasi, eksplanasi, argumentasi, dsb.
•
Sudut pandang yang diambil sebagai penolak/penerima keadaan atau pendapat yang telah ada, melihat hubungan sebab-akibat, dll.
• •
Waktu yang tersedia Panjang tulisan yang dikehendaki.
4. Mengevaluasi Rumusan Pertanyaan Penelitian Untuk mengetahui apakah rumusan pertanyaan penelitian yang kita buat sudah tepat atau belum, kita dapat mengeceknya sesuai beberapa kriteria berikut: 1. Apakah rumusan masalah yang kita buat mencakup topik yang terlalu luas atau sempit? buku How to Narrow Your Topic dan How to Broaden Your Topic, keduanya dari UCLA College Library, dapat menjadi panduan untuk membuat topik yang tepat. Kedua panduan ini tersedia di http: //www.library.ucla.edu/libraries/college/11605_11640.cfm 2. Apakah ide pengontrol (controlling idea atau CI) yang kita buat sudah benar kategori dan hubungannya? •
Apakah ide pengontrol yang dibuat tumpang-tindih (overlapping) Contoh: - Karakteristik ayah dan laki-laki - Kebiasaan anak-anak dan balita
•
Apakah ide pengontrol yang dibuat urutannya sudah logis? Menggunakan contoh tentang upaya peningkatan kondisi sosial desa tertinggal, maka yang harus dilihat adalah urutan CInya: apakah urutannya harus pertama menerangkan cara meningkatkan penghasilan, kemudian baru menerangkan cara meningkatkan pendidikan; atau justru sebaliknya? Apabila menurut logika yang digunakan untuk menerangkan, pendidikan menentukan potensi penghasilan, maka sebaiknya pendidikan dulu yang diterangkan. Dengan demikian, pada saat menerangkan penghasilan, tidak perlu mengulang tentang faktor pendidikan, tetapi dapat konsentrasi ke faktor-faktor di luar pendidikan yang dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.
5. Pelbagai Bentuk Pertanyaan Penelitian Bentuk pertanyaan penelitian bergantung pada sudut pandang si peneliti tentang hal yang akan diteliti. Pertanyaan penelitian pasti mengandung sudut pandang atau tujuan si penulis, yaitu apakah hanya ingin memberikan gambaran, atau mengajukan bukti, atau mengevaluasi sesuatu, dsb. Berikut adalah beberapa jenis sudut pandang yang dapat dibuat beserta contoh pertanyaan penelitiannya.
1. Mendukung atau menolak suatu kebijakan Contoh: •
Apakah pelaksanaan hukuman mati efektif untuk mengurangi angka kejahatan.
2. Membuktikan sesuatu Contoh: • • • •
Mengapa nikotin tembakau sangat berbahaya? (bersifat adiktif dan karsinogenik) Bagaimana wanita dapat mengurangi risiko osteoporosis? (dengan memenuhi kebutuhan kalsium, olahraga, dan menjaga berat badan). Apa pemicu kebakaran hutan di Kalimantan Selatan? (musim kemarau yang berkepanjangan, dan pembukaan lahan). Seberapa besar dampak isu tentang flu burung di Indonesia bagi pengusaha makanan siap saji berbahan pokok ayam?
3. Menganalisis bagian-bagian dari suatu sistem dan menunjukkan bagaimana keseluruhan bagian itu saling berkaitan Contoh: •
Langkah-langkah apa yang perlu diambil agar pembuatan bahan presentasi dengan powerpoint menjadi mudah? (menentukan materi, mempersiapkan materi, dan mendesain).
4. Mendefinisikan sesuatu Contoh: •
Apa yang dimaksud dengan mendengarkan dengan aktif? (menangkap pesan, mengolah pesan, menyimpannya dalam memori).
5. Menjelaskan tentang perkembangan sesuatu dalam kurun waktu tertentu Contoh: •
Bagaimana perkembangan musik keroncong Indonesia di jaman kemerdekaan?
6. Mengidentifikasi dan menggambarkan suatu kecenderungan/ gejala umum Contoh: • Apa yang menjadi pilihan utama bacaan di kalangan anak usia sekolah dasar? 7. Mengklasifikasikan setiap jenis ke dalam kelompok atau kategori Contoh: •
Ada berapa macam metode penerjemahan?
8. Menghubungkan satu bagian dengan keseluruhan bagian Contoh: •
Apa peranan cacing tanah dalam ekosistem hutan?
9. Membandingkan persamaan dan/atau perbedaan dua hal untuk menentukan tingkat persamaan ataupun tingkat perbedaannya Contoh: •
Mana yang lebih baik bagi pemudik di pulau jawa, menggunakan transportasi udara atau transportasi laut? (biaya, waktu tempuh, dan pilihan yang lebih bervariasi)
10. Meneliti suatu teknik Contoh: •
Apa saja karakteristik teknik pengajaran induktif yang tidak dimiliki oleh teknik pengajarn lainnya?
11. Menjelaskan suatu konsep yang umum melalui contoh-contoh spesifik Contoh: •
Apa saja contoh-contoh sederhana dalam kehidupan masyarakat (sosial, budaya, dan pendidikan) yang bisa digunakan untuk menjelaskan konsep paradigm?
6. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan topik dan pertanyaan penelitian, serta keterkaitan antara keduanya Topik adalah kata atau frasa yang mewakili hal (objek, situasi, sifat, dsb.) yang ingin dan/atau harus kita ketahui, kita minati. Karena masih berupa satu kata atau frasa, maka sifatnya masih terlalu umum untuk ditindaklanjuti. Topik merupakan dasar atau awal mindmapping kita. Setelah topik dibreak-down, maka muncullah sub-sub topik beserta anak-anaknya, yang dapat digunakan untuk membentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian adalah kalimat yang mengandung sub-sub topik yang perlu dijelaskan, dibuktikan, dievaluasi, dibandingkan, digambarkan, dsb.
7. Menjelaskan pelbagai sumber topik dan masalah penelitian Topik bisa bersumber dari: a. b. c. d. D.
diri-sendiri: minat, gap yang terdapat dalam pikiran kita orang lain: guru, dosen, atasan, sponsor Penelitian situasi atau keadaan yang kita temui dabungan antara a, b, dan c.
PRAKTEK KEAHLIAN AKTIVITAS 1: Dari Masalah sampai Mengajukan Pertanyaan AKTIVITAS 2: Pengorganisasian Pertanyaan AKTIVITAS 3: Perumusan Masalah AKTIVITAS 4: Teknik Mindmapping AKTIVITAS 5: Evaluasi Rumusan Masalah
DAFTAR PUSTAKA Diao, A. L.; Gunawan, A. W.; Aruan, D. A.; Kusuma, S. (2010). Literasi informasi: 7 langkah knowledge management. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. Lesson: Developing Different Types of Questions. Ditelusuri pada tanggal 24 Juni 2010 dari http://www.kn.pacbell.com/wired/21stcent/lgener.html