MODIFIKASI FASILITAS SPORT COURT MULTI FUNGSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI UNTUK SEKOLAH DASAR DI KOTA SURAKARTA Oleh : Pungki Indarto SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Email:
[email protected] Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengindetifikasi permasalahan keterbatasan fasilitas yang berupa lahan sebagai akses belajar penjas di beberapa Sekolah Dasar di kota Surakarta dan melakukan pengembangan produk awal model modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani. 2) Melakukan pelaksanaan uji coba produk modifikasi fasilitas sport court multi fungsi untuk keberhasilan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Se Kota Surakarta baik pada uji coba ahli maupun uji coba kelompok kecil dan kelompok besar. 3) Menganalisis efektivitas produk modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam pembelajaran penjas untuk Sekolah Dasar Se Kota Surakarta, dengan melakukan revisi akhir uji coba utama dan melakukan pelaporan pengembangan keberhasilan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan, prosedur penelitian pengembangan meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian Teori, Pembuatan Produk Awal, Evaluasi Ahli, Revisi Produk I, Uji Coba Tahap I (kelompok kecil), Revisi Produk II, Uji coba Tahap II (kelompok besar), Revisi Produk III dan Laporan Hasil Produk Pengembangan.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. a) Hasil analisis kebutuhan yaitu kurang tersedianya fasilitas sarana olahraga untuk kegiatan atletik, kegiatan senam dan pembelajaran permainan. b) Pengembangan produk awal model modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam mendukung keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar di Kota Surakarta yaitu pembuatan sarana olahraga yang meliputi modifikasi lapangan futsal, modifikasi sarana bola basket mini, modifikasi sarana bola voley mini, modifikasi sarana badminton, modifikasi sarana permainan bola tangan, modifikasi sarana ateltik yaitu modifikasi sarana pembelajaran jalan dan lari, dan modifikasi sarana untuk lompat tinggi. 2. a) Pelaksanaan uji coba ahli yaitu masukkan dari ahli perlu memperhatikan tingkat keamanan (safety) pada saat penggunaan sport court ini perlu diperhatikan dengan seksama serta perlu adanya penambahan sarana dan prasarana yang mendukung untuk fasilitas sport court. Sarana prasarana pendukung yang ditambahkan adalah penambahan tribun penonton. b) Pelaksanaan uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar terhadap produk pengembangan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam pembelajaran penjas untuk Sekolah Dasar Se kota Surakarta dapat terlaksana dengan baik untuk semua sarana cabang olahraga yang dimodifikasi. Dengan demikian pelaksanaan uji coba sarana fasilitas sport court multi fungsi untuk uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar dapat berjalan dengan baik dan dapat dilaksanakan guna menunjang pembelajaran penjas, khususnya di sekolah dasar. 3. a) Hasil revisi akhir uji coba utama sebagai perbaikan keberhasilan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam pembelajaran penjas untuk Sekolah Dasar Se kota surakarta yang telah
diuji cobakan yaitu berupa : Membuat garis lapangan dengan warna yang berbeda-beda, sehingga tidak membingungkan siswa. Memperhatikan tingkat keamanan, di samping itu di lokasi sport court multi fungsi juga disediakan obat-obatan P3K. Penambahan fasilitas penunjang dalam sport court multi fungsi setelah dilakukan uji coba adalah berupa penambahan tempat duduk penonton/ pemain. Tempat duduk penonton ini diletakkan di luar lapangan, sehingga tidak mengganggu kegiatan. Tempat duduk penonton ini digunakan bagi siswa yang menunggu giliran saat pelaksanaan pembelajaran penjas dilaksanakan, selain itu tempat duduk ini dapat digunakan sebagai balok titian keseimbangan, dan alat bantu Sit Up. b) Hasil laporan pengembangan keberhasilan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam pembelajaran penjas untuk Sekolah Dasar Se kota Surakarta yaitu: rerpenuhinya kebutuhan gerak dasar pada anak sekolah dasar dan pengembangan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi sebagai fasilitas pendidikan jasmani. Kata Kunci: Sport Court Multi Fungsi, Pendidikan Jasmani
yang sama dan anak mudah sekali bosan
PENDAHULUAN Modifikasi merupakan salah satu
dengan hal yang itu-itu saja, namun
upaya yang dapat dilakukan oleh para
kembali lagi kepada kreatifitas guru
guru penjas
Penjas
agar proses pembelajaran
dalam
melakukan
modifikasi
dapat mengakomodir setiap perubahan
pembelajaran.
dan perbedaan karakteristik individu
pendidikan tidak hanya mencakup dalam
mendorong kearah yang lebih baik.
jenis permainan dan peraturan, tetapi juga
Esensi modifikasi adalah menganalisis
di dalamnya sarana, prasarana, dan
sekaligus
materi
fasilitas. Beberapa aspek modifikasi ini
pelajaran dengan cara menuntunkanya
tidak terlepas dari pengetahuan guru
dalam bentuk aktifitas belajar yang
tentang
potensial sehingga dapat memperlancar
kondisi lingkungan, dan evaluasinya.
siswa
ini
Disamping pengetahuan dan pemahaman
,
yang baik tentang hal tersebut keadaan
mengembangkan
dalam
dimaksudkan
belajarnya. untuk
Cara
menuntun
Modifikasi
tujuan,
dalam
karakteristik
materi,
mengarahkan, dan membelajarkan siswa
sarana,
prasarana, fasilitas dan media
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,
pengajaran penjas yang dimiliki oleh
yang tadinya tidak terampil menjadi
sekolah
terampil. Terkadang anak mudah sekali
pembelajaran
jenuh dengan kegiatan yang ada di sekitar
sarana dan prasarana penjas yang dimiliki
lingkungannya, tetapi guru Penjas masih
sekolah-sekolah, menuntut guru penjas
meneruskan dengan model pembelajaran
untuk
akan
mewarnai itu
lebih
sendiri.
kreatif
kegiatan Minimnya
dalam
memberdayakan
mengoptimalkan
Sekolah Dasar di kota Surakarta yang
prasarana
dan
hanya memiliki halaman bermain yang
fasilitas yang ada sesuai dengan kondisi
relative terbatas dan tidak dipersiapkan
siswa dan sekolahnya.
semenarik mungkin, sehingga kebutuhan
penggunaan
dan
sarana,
Guru yang kreatif akan mampu
gerak pada anak menjadi terbatasi.
menciptakan sesuatu yang baru, atau
Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
memodifikasi yang sudah ada untuk
Mengindetifikasi
disajikan
lebih
keterbatasan fasilitas yang berupa lahan
menarik, sehingga anak merasa senang
sebagai akses belajar penjas di beberapa
mengikuti
diberikan.
Sekolah Dasar di kota Surakarta dan
Halaman sekolah yang ada dilingkungan
melakukan pengembangan produk awal
sekolah
model modifikasi fasilitas sport court
dengan
cara
pelajaran
dapat
dimanfaatkan
yang
yang
direkayasa
untuk
dan
mengoptimalkan
multi
permasalahan
fungsi
dalam
mendukung
pembelajaran penjas. Lapangan olahraga
keberhasilan pembelajaran pendidikan
adalah fasilitas sekolah yang disediakan
jasmani. 2) Melakukan pelaksanaan uji
untuk
Dengan
coba produk modifikasi fasilitas sport
pembuatan
court multi fungsi untuk keberhasilan
lapangan, maka siswa akan difasilitasi
pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Se
untuk
dengan
Kota Surakarta baik pada uji coba ahli
pendekatan bermain dalam suasana riang
maupun uji coba kelompok kecil dan
gembira.
kelompok
pembelajaran
melakukan
modifikasi
bergerak
Sumberdaya kebijakan
penjas.
instansi
tentunya
pengajar sekolah,
besar.
3)
Menganalisis
penjas,
efektivitas produk modifikasi fasilitas
sarana,
sport
court
multi
fungsi
dalam
prasarana dan fasilitas adalah komponen
pembelajaran penjas untuk Sekolah Dasar
penting
Se Kota Surakarta, dengan melakukan
terselenggaranya
proses
pendidikan. Dari beberapa komponen
revisi
yang
melakukan
ada
untuk
menyelenggarakan
akhir
uji
coba
pelaporan
utama
dan
pengembangan
pendidikan jasmani di beberapa Sekolah
keberhasilan modifikasi fasilitas sport
Dasar di kota Surakarta memiliki sedikit
court multi fungsi.
kendala, terutama dalam hal fasilitas atau lahan sekolah sebagai akses gerak siswa. Hal ini dapat dilihat pada beberapa
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan metode
penelitian
prosedur
ditunjang oleh sarana dan prasarana
pengembangan,
yang
pengembangan
proses dan hasil pendidikan jasmani
penelitian
memadai
sulit
diharapkan
meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian
yang bermutu tinggi.
Teori, Pembuatan Produk Awal, Evaluasi
kualitas proses dan hasil pendidikan
Ahli, Revisi Produk I, Uji Coba Tahap I
jasmani
(kelompok kecil), Revisi Produk II, Uji
sebagian diduga disebabkan oleh
coba Tahap II (kelompok besar), Revisi
minimnya
Produk III dan Laporan Hasil Produk
disediakan oleh pemerintah maupun
Pengembangan.Teknik pengumpulan data
yang
menggunakan
masyarakat. Sementara itu, minimnya
metode
observasi,
di
Indonesia
sarana
mampu
Rendahnya
saat
olahraga
yang
disediakan
ketersediaan
analisis
analisis
olahraga juga terjadi pada sekolah
interaktif yang meliputi reduksi data,
dasar SD Muhammadiyah Program
penyajian
Khusus Surakarta masih terbatas.
menggunakan
data,
dan
penarikan
kesimpulan.
untuk
oleh
wawancara dan catatan lapangan. Teknik data
lahan
ini,
sarana
Berikut merupakan keadaan tempat sarana olahraga yang ada di
HASIL
PENGEMBANGAN
DAN
Surakarta.
PEMBAHASAN A. Hasil
SD Muhammadiyah Program Khusus
Pelaksanaan
Tahap
Pendahuluan
1
Untuk
Mengindetifikasi Keterbatasan
Permasalahan Fasilitas
Berupa
Lahan
Belajar
Penjas
Yang
Sebagai di
Akses
Beberapa
Sekolah Dasar di Kota Surakarta Sarana
dan
prasarana
olahraga merupakan salah satu unsur masukan pendidikan yang penting dan merupakan kebutuhan vital bagi terselenggaranya proses pendidikan jasmani
yang
berkualitas.
Tanpa Gambar 4.1.
Kondisi Sarana Olahraga di SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta Sebelum dilakukan Modifikasi Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Sedangkan hasil observasi pada kelompok besar yang dilakukan di SDN 83, SDN Tegalayu dan SDN 16 Surakarta menunjukkan bahwa sarana
ketersediaan
lahan
juga
terbatas. Berikut merupakan hasil observasi
mengenai
sarana
ketersediaan lahan yang ada pada SDN 83, SDN Tegalayu dan SDN 16 Surakarta.
Gambar 4.2. Kondisi Sarana Olahraga di SDN 83, SDN Tegalayu dan SDN 16 Surakarta Berdasarkan hasil observasi awal pada kelompok sampel kecil dan kelompok sampel besar menunjukkan bahwa sarana olahraga yang dimiliki masih untuk
kurang
memenuhi
menunjang
standar
pelaksanaan
pendidikan jasmani pada anak usia sekolah
dasar.
menyebabkan termotivasi
Kondisi siswa
tersebut kurang
dalam
mengikuti
pendidikan jasmani. Oleh karena itu keterbatasan fasilitas berupa lahan sebagai akses belajar Penjas di SD Muhammadiyah
Program
Khusus
Surakarta, maka dalam penelitian ini peneliti
berusaha
memberikan
pemecahan
masalah
dengan
melakukan modifikasi fasilitas sport
Jasmani Di Sekolah Dasar Se Kota Surakarta
court multi fungsi. 1. Hasil
Berdasarkan
Analisis
Untuk
Kebutuhan
Mengidentifikasi
Permasalahan
Keterbatasan
hasil
analisis kebutuhan, selanjutnya peneliti
melakukan
pengembangan
produk
berupa
Fasilitas Yang Berupa Lahan
modifikasi fasilitas sport court
Sebagai Akses Belajar Penjas Di
multi fungsi. Berikut merupakan
Beberapa Sekolah Dasar Dikota
desain modifikasi fasilitas sport
Surakarta
court multi fungsi.
Dalam
melakukan
modifikasi fasilitas sport court fungsi
terlebih
tersebut
dahulu
identifikasi
peneliti
melakukan
kebutuhan
SPORT COURT
yang
SPORT COURT
multi
diperlukan oleh siswa sekolah dasar. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang peneliti lakukan, maka
selanjutnya
pengembangan
dilakukan
produk
model
modifikasi fasilitas sport court
Gambar 4.3. Desain Awal Modifikasi Fasilitas Sport Court Multi Fungsi
multi fungsi dalam mendukung keberhasilan
pembelajaran
Berdasarkan
desain
pendidikan Jasmani di Sekolah
modifikasi fasilitas sport court
Dasar.
multi fungsi di atas dapat peneliti
2. Pengembangan Produk Awal
jelaskan bahwa garis berwarna
Fasilitas
kuning digunakan untuk lapangan
Sport Court Multi Fungsi Dalam
olahraga bola basket mini, yang
Mendukung
Keberhasilan
berukuran 9,10 X 5,80 meter.
Pendidikan
Sedangkan garis berwarna merah
Model
Modifikasi
Pembelajaran
digunakan
sebagai
pembatas
lapangan futsal dengan ukuran
panjang 15 meter dan lebar lapangan
9 meter. Lapangan
futsal dibagi menjadi dua oleh garis tengah yang sejajar dengan garis gawang dan tegak lurus dengan garus samping sebagai garis tengah. Untuk garis yang berwarna ungu digunakan untuk lapangan badminton dan bola voley dengan ukuran panjang 11 meter, lebar 6 meter.
a. Modifikasi Lapangan Futsal
tersebut dilakukan dengan memodifikasi lapangan berbentuk persegi panjang, dengan garis samping harus lebih panjang dari garis gawang. Ukuran yang digunakan yaitu panjang 15 meter dan lebar lapangan 9 meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam modifikasi lapangan futsal adalah permukaan lapangan harus mulus dan rata serta tidak licin. Lapangan ditandai dengan garis warna merah sebagai batas lapangan. Lapangan dibagi menjadi dua oleh garis tengah yang sejajar dengan garis gawang dan tegak lurus dengan garus samping sebagai garis tengah. Pada tiap-tiap sudut lapangan dibuat garis seperempat lingkaran di dalam lapangan dengan jari-jari 25 centimeter sebagai daerah penjuru (corner area). Gawang harus
Gambar 4.4. Desain Modifikasi Lapangan Futsal pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Dalam melakukan modifikasi lapangan futsal
ditempatkan pada bagian tengah dari masing-masing garis gawang. Ukuran untuk gawang adalah tinggi 1,5 meter dan lebar 2 meter. Di depan masing-masing gawang terdapat daerah pinalti ditandai titik yang berjarak 5 meter dari masing-masing garis gawang. Gawang yang
digunakan dalam olahraga futsal juga memiliki fungsi ganda yaitu sebagai alat olahraga kebugaran atau restok. b. Modifikasi Sarana Bola
cm. Ring dan papan pantul basket
mini
juga
berbeda
dengan ring dan papan pantul bola
basket
sesungguhnya.
yang Ring
dan
papan pantul basket mini telah
Basket Mini
dimodifikasi
ukurannya,
disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan siswa kelas I s/d kelas VI. Tinggi papan pantul basket mini 1,99 meter dan tinggi ring 2,09 meter (1,99 meter + 0,10 meter). Panjang papan pantul basket mini 0,73 meter, dan lebar 0,60 meter. Persegi panjang di belakang ring berukuran panjang 0,45 meter, dan lebar 0,30 meter. Gambar 4.5. Desain Modifikasi Ring dan Lapangan Bola Basket Mini pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Lapangan permainan basket
mini
berbeda
ukurannya dengan lapangan permainan bola basket yang sesungguhnya.
Lapangan
permainan basket mini dapat menggunakan dengan berwarna
lapangan
pembatas
garis
kuning
yang
berukuran 9,10 X 5,80 meter. Lingkarannya berdiameter 60
Diameter ring basket mini berukuran
40,85
cm,
disesuaikan
dengan
bola
basket
yang
digunakan,
berukuran 5 dengan lingkar bola 68 cm. c. Modifikasi Sarana Bola Voley Mini
tali peregang, yaitu pipa besi di cat berwarna hijau. Tiang
net
yang
digunakan dalam permainan badminton
juga
dapat
digunakan sebagai tiang net dalam olahraga bola voley maupun
untuk
olahraga
lompat tinggi. d. Modifikasi Sarana Badminton
Gambar 4.5. Desain Modifikasi Sarana Bola Voley Mini pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Berdasarkan analisis kebutuhan,
maka
peneliti
melakukan modifikasi sarana lapangan
bola
modifikasi dalam
yang
voli.
Hasil
dilakukan
pemenuhan
sarana
olahraga bola voli mini adalah dengan panjang lapangan 12 meter dengan
dan lebar : 6 meter, pembatas
Gambar 4.6. Desain Modifikasi Sarana Badminton pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi
garis
Modifikasi
sarana
berwarna ungu. Ukuran tinggi
dan
Net, putra dan putri sama
Badminton
yaitu 1,5 meter. Panjang net 6
modifikasi
meter dan lebar 90 cm. Berat
bulutangkis
bola 230- 250 gram. Tiang
mengubah ukuran lapangan
Net Terbuat dari bahan yang
maupun
cukup kuat menahan tarikan
bermainnya. Seperti halnya
prasarana
olahraga merupakan
dari yaitu
permainan dengan
peralatan
bulutangkis, dalam modifikasi ini
jenis
permainan
Dalam
Kurikulum
yang
Tingkat
satuan
Pendidikan
menggunakan lapangan untuk
terdapat
dalam
kompetensi
bermain, raket sebagai alat
dasar, mempraktikkan variasi
pukul,
gerak
shuttlecock
sebagai
dasar
kedalam
objek pukul dan net sebagai
modifikasi
pembatas
besar, serta nilai kerjasama,
antar
permainan.
daerah Perbedaan
permainan badminton
permainan
sportivitas
dan
bola
kejujuran.
mini
Sesuai kompetensi dasar pada
dengan permainan badminton
KTSP tersebut diatas Sekolah
sesungguhnya
Dasar
adalah
pada
Muhammadiyah
ukuran lapangan yang lebih
Program
kecil, yaitu panjang 11 meter,
mengajarkan mata pelajaran
lebar
dengan
penjasorkes, salah satu materi
berwarna
pembelajaran terebut adalah
ungu, serta tinggi net yang
permainan bola tangan, akan
lebih rendah.
tetapi proses pembelajarannya
6
pembatas
meter, garis
e. Modifikasi Sarana Permainan Bola Tangan
Khusus
Surakarta
belum dapat terlaksana secara optimal
karena
permasalahan
terbentur
sarana
dan
prasarana yang dimiliki. Oleh karena itu dalam melakukan modifikasi sarana dan prasarana permainan bola tangan
melalui
modifikasi
fasilitas sport court multi fungsi
peneliti
lapangan
membuat
permainan
bola
tangan memberi cat berwarna Gambar 4.7. Desain Modifikasi Lapangan Bola Tangan pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi
kuning, pada garis lapangan yang terbagi 2 bagian yang sama.
Lapangan
berbentuk
empat persegi panjang dengan
sangat dibutuhkan oleh guru
Panjang 9,10 meter, Lebar
Penjasorkes
5,80
memodifkasi. Oleh karena itu
meter.
membatasi
Garis
lebar
yang
lapangan
pemberian
dalam
materi
penjas,
disebut sebagai garis tepi/
khususnya materi atletik lebih
samping,
banyak
yang
selanjutnya
membatasi
garis
panjang
menekankan
pemberian
berbagai
pada pola
lapangan
disebut
garis
gerak dasar umum dan pola
gawang.
Lapangan
bola
gerak dasar dominan : jalan,
tangan dibatasi oleh garis
lari, lompat dan lempar.
tengah yang melintang di
1) Modifikasi
tengah lapangan dan diberi tanda
berupa
sarana
pembelajaran jalan dan lari.
lingkaran
Gerak dasar jalan
berdiameter 60 cm sebagai
dan lari dapat dilakukan
pusat lapangan sebagai tempat
tanpa alat bantu. Pada
memulainya. Sedangkan bola
kelas
yang digunakan adalah bola
menggunakan garis lurus
dengan bahan luar yang tidak
yang
licin dan terbuat dari kulit/
untuk belajar gerak dasar
bahan sintetis lainnya dengan
jalan dan lari.
I
dan
II
berwarna-
ukuran bola nomor 3 atau ukuran lingkar bola 54-56 cm,berat 325 400 gram. f. Modifikasi Sarana Ateltik Hakikat
pendidikan
jasmani adalah anak dapat melakukan kegiatan menuju olahraga
baik
itu
dalam
bentuk permainan asli atau permaian dalam
yang
model
di yang
bentuk telah
dimodifikasi. Kreatifitas guru
Gambar 4.8.
dapat
warni
Desain Modifikasi Sarana Pembelajaran Jalan Dan Lari pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Beberapa
macam
atletik
dapat
sarana
digunakan, Namun
akan lebih menarik apabila dilakukan
penggunaan
tali
karet
dimaksudkan agar anak tidak
takut
melompat,
pada
saat
karena
sifat
seperti
pada
gambar
berikut.
dengan
menggunakan
bekas,
berasal dari tali karet,
bahan karet yang elastis,
disederhanakan.
bantu
sedangkan untuk mistar
alat-alat
seperti:
kardus
gawang-gawang
kecil, seutas tali/ tambang, bilah
dan
lain-
lain.
Karena gerak dasar lari bisa
dilakukan
dengan
melewati, memutari, atau menggunakan
sesuatu.
Alat-alat bantu itu jarak maupun formasinya ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa berjalan atau berlari melewatinya. 2) Modifikasi sarana untuk lompat tinggi. Dalam modifikasi keperluan sarana lompat tinggi, menggunakan
peneliti tiang
lompat tinggi dari besi yang sudah dimodifikasi,
Gambar 4.9. Desain Modifikasi Sarana Lompat Tinggi pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Berdasarkan modifikasi fasilitas sport court multi fungsi di atas, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gerak anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun, yang mencakup tiga kebutuhan, yaitu lokomotor, psikomotor, dan manipulatif. Di
samping itu karena modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dilaksanakan di dalam ruangan yang sudah dikeramik, maka untuk penanaman tiang penyangga alat permainan bola voli, badminton dan lompat tinggi, peneliti membuat lubang untuk penanaman tiang penyangga yang bisa dibuka dan ditutup, sehingga aman bagi siswa, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.10. Desain Modifikasi Lubang Penanaman Tiang Untuk Olahraga Badminton, Bola Voli dan Lompat Tinggi pada Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Sedangkan untuk menanam tiang penyangga digunakan baut dengan tata cara sebagai berukut:
Gambar 4.11. Teknik Pemasangan Tiang Untuk Olahraga Badminton, Bola Voli dan Lompat Tinggi pada
Fasilitas Sport Court Multi Fungsi Berdasarkan desain penanaman tiang penyangga alat permainan bola voli, badminton dan lompat tinggi tersebut di atas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan aman dan tidak membahayakan bagi siswa yang sedang bermain, hal tersebut karena lubang tiang penyangga ketika tidak digunakan lagi akan ditutup sehingga tidak mengganggu apabila akan digunakan untuk cabang olahraga lainnya. B. Hasil pelaksanaan tahap 2 uji coba produk modifikasi fasilitas sport court
multi
fungsi
untuk
keberhasilan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Se Kota Surakarta 1. Pelaksanaan
uji
coba
terhadap
ahli
produk
pengembangan
modifikasi
fasilitas sport court multi fungsi dalam
pembelajaran
penjas
untuk Sekolah Dasar Se kota Surakarta
dilakukan,
maka
selanjutnya peneliti melakukan uji coba
produk
pengembangan
modifikasi fasilitas sport court multi fungsi dalam pembelajaran penjas
dengan
ahli
yaitu
Bapak Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.
Dari
hasil
konsultasi
dengan ahli tersebut konsultan ahli menyatakan bahwa model modifikasi fasilitas sport court multi fungsi sudah sesuai dengan kebutuhan siswa sekolah dasar, di mana kebutuhan gerak anak usia sekolah dasar yang berumur 6-12 tahun,
pada
dasarnya gerakan
mencakup tiga kebutuhan, yaitu lokomotor,
psikomotor,
dan
manipulatif. Bapak Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd juga menyatakan bahwa
kejelasan
penggunaan
model
petunjuk modifikasi
fasilitas sport court multi fungsi tersebut sudah cukup baik, yang perlu diperhatikan sport court menjadi open space bagi anak artinya anak memiliki fasilitas berupa
ruang
terbuka
untuk
mengungkapkan rasa ingin tahu yang tinggi/ coba-coba dengan
Setelah tahap modifikasi selesai
konsultasi
dengan
melakukan
memberikan instruksi yang jelas dan mudah dipahami oleh anak. Hal-hal dilakukan
yang
perlu
perbaikan
dalam
pengembangan
modifikasi
fasilitas sport court multi fungsi
dalam
pembelajaran
penjas
Penyediaan
sarana
berdasarkan masukan dari ahli
tempat
adalah sebagai berikut:
tersebut juga memiliki fungsi
a. Tingkat
keamanan
duduk
penonton
(safety)
ganda yaitu sebagai sarana
pada saat penggunaan sport
kegiatan olahraga senam yaitu
court ini perlu diperhatikan
sebagai balok titian untun
dengan seksama.
keseimbangan
b. Perlu penambahan sarana dan prasarana yang mendukung untuk fasilitas sport court Berdasarkan
untuk
olahraga kebugaran berupa set-up. b. Lebih memperhatikan tingkat
dari
keamanan
ahli tersebut, selanjutnya peneliti
Dalam
melakukan
masukan
dan
penggunaan
perbaikan-perbaikan
modifikasi fasilitas sport court
modifikasi fasilitas sport court
multi fungsi sebagai sarana
multi
olahraga,
fungsi,
menambahkan
dengan
beberapa
hal
faktor
merupakan unsur utama yang
sebagai berikut:
diperhatikan
a. Penambahan sarana tempat
Oleh
duduk penonton
oleh
karena
sangat
perlu
permainan, memberikan
peneliti.
itu
melakukan
Sarana tempat duduk penonton
keamanan
dalam kegiatan
peneliti
selalu
petunjuk
dan
ditambahkan, sehingga ketika
arahan kepada para siswa
dilakukan kegiatan siswa atau
yang
kelompok
yang
fasilitas sport court multi
giliran
bermain
menunggu
mengganggu
tidak
akan
menggunakan
fungsi ini.
jalannya
2. Pelaksanaan uji coba kelompok
kegiatan. Berikut merupakan
kecil dan uji coba kelompok
modifikasi
besar
tempat
duduk
terhadap
produk
penonton yang dilakukan oleh
pengembangan
peneliti setelah mendapatkan
fasilitas sport court multi fungsi
masukan dari ahli.
dalam
modifikasi
pembelajaran
penjas
untuk Sekolah Dasar Se Kota
semua aspek uji coba yang
Surakarta
ada, sebagian besar siswa
a. Uji
Coba
Penggunaan
mampu
Permainan
dengan
Sarana
mempraktekkan baik,
dari
pemahaman
Badminton Guna
segi
peraturan
mengetahui
permainan, penerapan sikap
pengembangan
dalam permainan dan aktivitas
modifikasi fasilitas sport court
gerak yang sesuai dengan
multi
tingkat
efektivitas
fungsi,
peneliti
pertumbuhan
dan
melakukan uji coba permainan
perkembangan. Sehingga dari
badminton pada anak kelas I
hasil uji coba kelompok kecil
sampai
dan
dengan
kelas
VI.
kelompok
besar
Berdasarkan pelaksanaan uji
penggunaan sarana permainan
coba permainan badminton
badminton
yang
digunakan bagi siswa usia
dimodifikasi
dengan
ukuran lapangan yang lebih
Selanjutnya
setelah
tinggi
dilakukan uji coba skala kecil,
merasa
maka dilakukan uji coba pada
senang dan antusias ketika
skala besar. Berdasarkan hasil
melakukan
permainan
uji coba skala besar yang
badminton pada fasilitas sport
dilaksanakan pada SDN 83,
court multi fungsi.
SDN Tegalayu dan SDN 16
anak,
dengan
dapat
sekolah dasar di SD.
kecil dan tinggi net yang disesuaikan
ini
anak-anak
Berdasarkan
hasil
Surakarta
menunjukkan
analisis uji coba permainan
bahwa
badminton pada anak usia
menggunakan fasilitas sport
sekolah dasar menunjukkan
court
bahwa
permainan badminton, dapat
modifikasi
permainan dapat
sarana
badminton
diterima
Muhammadiyah
siswa
saat
multi
para
siswa
fungsi
untuk
ini
terlaksana dengan baik, di
SD
mana
Program
Khusus Surakarta, karena dari
para
siswa
mempraktekkan
mampu
permainan
badminton dengan baik.
b. Uji
Coba
Sarana
Penggunaan
Permainan
Bola
sekolah dasar pada kelompok kecil dan kelompok besar menunjukkan
Basket Guna
bahwa
mengetahui
modifikasi sarana permainan
pengembangan
bola basket ini dapat diterima
modifikasi fasilitas sport court
oleh siswa sekolah dasar,
multi
peneliti
karena dari semua aspek uji
melakukan uji coba permainan
coba yang ada, sebagian besar
bola basket pada anak kelas I
siswa mampu mempraktekkan
sampai
dengan
efektivitas
fungsi,
dengan
kelas
VI.
baik,
dari
segi
Berdasarkan pelaksanaan uji
pemahaman
coba permainan bola basket
permainan, penerapan sikap
yang
dengan
dalam permainan dan aktivitas
tinggi papan pantul basket
gerak yang sesuai dengan
mini 1,99 meter dan tinggi
tingkat
ring 2,09 meter (1,99 meter +
perkembangan. Sehingga dari
0,10 meter). Panjang papan
hasil uji coba penggunaan
pantul basket taki 0,73 meter,
sarana permainan bola basket
dan lebar 0,60 meter.
ini
dimodifikasi
Uji
coba
pengembangan
dalam modifikasi
peraturan
pertumbuhan
dapat
digunakan
dan
bagi
siswa usia sekolah dasar. c. Uji
Coba
Penggunaan
fasilitas sport court multi
Sarana Permainan Futsal
fungsi lebih difokuskan pada
(Sepakbola Mini)
kemampuan memasukkan
siswa bola
ke
Guna efektivitas
mengetahui pengembangan
keranjang. Berikut merupakan
modifikasi fasilitas sport court
aktivitas
multi
siswa
dalam
fungsi,
peneliti
melakukan uji coba permainan
melakukan uji coba permainan
bola basket.
futsal pada anak kelas I
Berdasarkan
hasil
sampai
dengan
kelas
VI.
analisis uji coba permainan
Berdasarkan pelaksanaan uji
bola basket pada anak usia
coba permainan futsal dengan
ukuran lapangan yang sudah
futsal ini dapat digunakan
dimodifikasi,
bagi siswa usia sekolah dasar.
menunjukan
bahwa fasilitas sport court
d. Uji
Coba
multi fungsi dapat digunakan
Sarana
untuk menunjang permainan
Tangan
futsal.
Penggunaan
Permainan
Bola
Berdasarkan Dalam
penggunaan
pelaksanaan
uji
coba
fasilitas sport court multi
permainan bola tangan dengan
fungsi untuk permainan futsal
ukuran lapangan yang sudah
dapat digunakan untuk skala
dimodifikasi,
kelompok kecil maupun skala
bahwa fasilitas sport court
kelompok
yang
multi fungsi dapat digunakan
fasilitas
untuk menunjang permainan
besar,
didukung
dengan
tempat
duduk
penonton/
bola
menunjukan
tangan.
Dalam
pemain. Berikut merupakan
pelaksanaan
aktivitas
penggunaan sarana fasilitas
siswa
dalam
uji
coba
melakukan
sport
court
penggunaan sarana permainan
menunjukkan
futsal/ sepakbola mini.
modifikasi
Berdasarkan
uji
coba
multi
fungsi
bahwa
hasil
lapangan
yang
hasil
telah diberi garis dengan dicat
analisis uji coba permainan
warna kuning dapat digunakan
futsal pada anak usia sekolah
sebagai
dasar untuk kelompok kecil
dalam permainan bola tangan.
dan
besar
Dengan dapat terlaksananya
bahwa
permainan bola tangan ini
kelompok
menunjukkan
sarana
modifikasi penggunaan sarana
diharapkan
permainan
dapat
keterampilan dalam hal berlari
dilaksanakan
dan melompat, keterampilan
oleh siswa sekolah dasar,
menangkap bola, keterampilan
sehingga dari hasil uji coba
mengumpan
penggunaan sarana permainan
keterampilan menggiring bola
diterima
futsal dan
siswa
penunjang
memiliki
bola,
dan ketrampilan menembak
Surakarta, SD N 16 Surakarta,
bola ke gawang.
SD N Tegalayu Surakarta dan
Berdasarkan
hasil
SD N Purwotomo Surakarta.
analisis uji coba permainan
Dari modifikasi lapangan dan
bola tangan pada anak usia
peralatan
sekolah dasar untuk kelompok
sudah berjalan dengan baik,
kecil dan kelompok besar
namun kendala yang terjadi
menunjukkan
dalam pelaksanaan uji coba
bahwa
yang
modifikasi penggunaan sarana
ini
permainan bola tangan ini
modifikasi lapangan berada di
dapat
dalam
diterima
dan
adalah
digunakan
karena
ruangan,
desain
sehingga
dilaksanakan oleh siswa SD
apabila bola memantul ke atas
Muhammadiyah
Program
sering mengenai langit-langit
Khusus Surakarta,
maupun
gedung,
sehingga
dapat
sekolah dasar yang ada di
mengganggu
Gugus I Kecamatan Laweyan
permainan. Namun demikian
sehingga dari hasil uji coba
uji coba sarana permainan
penggunaan sarana permainan
bola voli pada fasilitas sport
bola
court
tangan
ini
dapat
multi
digunakan bagi siswa usia
berjalan
sekolah dasar.
dapat
jalannya
fungsi
dengan
Coba
Penggunaan
Sarana Permainan Bola Voli Pelaksanaan uji coba sarana permainan bola voli pada fasilitas sport court multi
penjas,
voli
oleh
siswa
Muhammadiyah
di
dan guna
pembelajaran
khususnya
Muhammadiyah
di
SD
Program
Khusus Surakarta. f. Uji
Coba
Penggunaan
Sarana Permainan Kasti
fungsi dilaksanakan dengan melakukan permainan
baik
dilaksanakan
menunjang e. Uji
dapat
Dalam
uji
coba
bola
penggunaan sarana permainan
SD
kasti ini dilaksanakan dengan
Program
Khusus Surakarta, SD N 83
secara
beregu,
di
mana
permainan kasti merupakan
permainan
anak-anak
yang
fungsi.
Dengan
demikian
mudah, murah, masal, dan
pelaksanaan uji coba sarana
menyenangkan.
Dalam
permainan kasti pada fasilitas
melakukan uji coba sarana
sport court multi fungsi dapat
permainan
berjalan
kasti
tidak
dengan
diperlukan keterampilan yang
dapat
komplek,
menunjang
hanya
keterampilan
beberapa
yang alamiah
dilaksanakan
penjas,
khususnya
Muhammadiyah
setiap
Khusus
mudah
akan
beradaptasi
dengan
dan guna
pembelajaran
dan umum dilakukan sehingga anak
baik
di
SD
Program
Surakarta.
Berikut
dan
merupakan pelaksanaan uji
melakukannya.
coba sarana permainan kasti
Beberapa keterampilan yang
pada fasilitas sport court multi
dapat
fungsi.
mampu
diajarkan
permainan
kasti
keterampilan
dalam adalah berlari,
g. Uji
Coba
Penggunaan
Sarana
Permainan
keterampilan melempar bola,
Olahraga Kebugaran
keterampilan melambungkan
Dalam
uji
coba
bola, keterampilan menangkap
penggunaan sarana olahraga
bola
kebugaran
dan
keterampilan
memukul bola.
dengan
membuat alat senam untuk
Berdasarkan hasil uji coba
yaitu
penggunaan
pembelajaran senam
gerak alat
dasar
sarana
untuk
berupa
dalam
gawang bermain futsal yang
permainan
kasti
penggunaan
fasilitas
sport
bisa dijadikan restok dari besi
fungsi
untuk
yang
court
multi
kelompok kecil dan kelompok
dilas
dan
dibuat
permanen.
besar dapat berjalan dengan
Berdasarkan hasil uji
baik, di mana para siswa dapat
coba untuk kelompok kecil
bermain kasti dengan baik
dan kelompok besar terhadap
ketika menggunakan sarana
peralatan senam kebugaran
fasilitas sport court multi
tersebut menunjukkan bahwa
peralatan yang digunakan kuat
mengalami
dan aman bagi siswa, serta
sekali,
dapat
dilaksanakan dengan baik oleh
memenuhi
kebutuhan
unsur
dalam
kegiatan
pembelajaran
sama
karena
dapat
para siswa.
penjas,
khususnya
kendala
Balok
titian
adalah
pembelajaran
sebuah alat senam yang kecil
gerak dasar untuk senam alat.
selebar 10 cm tempat pesenam
Dengan demikian pelaksanaan
melakukan
uji coba sarana fasilitas sport
loncatan,
court
dapat
yang seimbang, dan luwes.
dan
Tata cara menggunakan balok
guna
titian/ kesimbangan dilakukan
pembelajaran
dengan cara siswa berdiri di
multi
berjalan
fungsi
dengan
dapat
baik
dilaksanakan
menunjang penjas,
khususnya
Muhammadiyah
di
SD
Program
Khusus Surakarta. h. Uji
Coba
Sarana
gerakan-gerakan
balok besi, kemudian tangan direntangkan
lurus
ke
samping, selanjutnya siswa
Penggunaan
berjalan lurus ke depan di atas
Permainan
balok besi. Berikut merupakan
Olahraga Keseimbangan Untuk
serangkaian
meningkatkan
pelaksanaan uji coba sarana permainan
keseimbangan
keseimbangan siswa pada usia
pada fasilitas sport court multi
sekolah dasar, maka dalam
fungsi.
penelitian khususnya untuk kelas
I
dan
peneliti
coba untuk kelompok kecil
menggunakan garis lurus yang
dan kelompok besar terhadap
berwarna- warni sebagai titian
peralatan
keseimbangan, selain itu juga
keseimbangan
membuat
titian/
menunjukkan bahwa peralatan
keseimbangan yang terbuat
yang digunakan aman bagi
dari batang besi. Pelaksanaan
siswa, serta dapat memenuhi
uji
unsur
coba
keseimbangan
II
Berdasarkan hasil uji
balok
balok
titian/
ini
tidak
senam
kebutuhan
tersebut
dalam
kegiatan pembelajaran penjas,
khususnya
pembelajaran
unsur
kebutuhan
dalam
gerak dasar untuk senam.
kegiatan pembelajaran penjas,
Dengan demikian pelaksanaan
khususnya
uji coba sarana fasilitas sport
lompat
court
dapat
demikian pelaksanaan uji coba
dan
sarana fasilitas sport court
guna
multi fungsi dapat berjalan
multi
berjalan dapat
fungsi
dengan
baik
dilaksanakan
menunjang penjas,
pembelajaran
khususnya
di
Muhammadiyah
SD
Program
Khusus Surakarta. i. Uji
Coba
pembelajaran tinggi.
dengan
baik
dan
pembelajaran
penjas, di
SD
Muhammadiyah
Program
Khusus Surakarta.
Sarana Lompat Tinggi Dalam
dapat
dilaksanakan guna menunjang
khususnya
Penggunaan
Dengan
fasilitas
j. Uji
Coba
sport court multi fungsi juga
Sarana
tersedia sarana kompat tinggi
Tradisional
yang didesain dari tiang dari
Penggunaan Permainan
Permainan
tradisional
besi dan menggunakan tali
yang dapat dimainkan dalam
karet sebagai mistar. Guna
sarana fasilitas sport court
menjaga
keamanan
multi fungsi banyak sekali,
melakukan
tetapi dalam penelitian ini
siswa
tingkat ketika
lompat tinggi, maka tempat
hanya
jatuhnya
permainan gobag sodor dan
lompatan
ditaruh
diujicobakan
kasus busa/ matras, sehingga
bentengan.
ketika siswa jatuh akan aman.
1) Uji
Berdasarkan hasil uji
Coba
Lapangan
dan kelompok besar terhadap
permainan
peralatan
gobag
tinggi
permainan
tradisional gobag sodor
coba untuk kelompok kecil
lompat
pada
tradisional sodor
yang
menunjukkan bahwa peralatan
dimodifikasi oleh peneliti
yang digunakan aman bagi
yaitu berbentuk persegi
siswa, serta dapat memenuhi
empat dengan luas yang
disesuaikan
dengan
Berdasarkan hasil
jumlah pemain. Panjang
uji coba untuk kelompok
persegi sekitar 10 meter
kecil dan kelompok besar
dan lebarnya sekitar 5
terhadap
meter. Setiap jarak 2,5
tradisional gobag sodor
meter ditarik garis lurus
pada fasilitas sport court
vertikal
horizontal
multi fungsi, menunjukkan
dengan warna garis yang
bahwa permainan dapat
berbeda, sehingga akan
berjalan
terbentuk 8 bujur sangkar
Berdasarkan
sama besar yang saling
pengamatan peneliti nilai-
berhimpitan,
nilai
dan
dengan
4
permainan
dengan
yang
baik. hasil
terkandung
bujur sangkar di atas dan 4
dalam
bujur
tradisional gobag sodor
sangkar
di
bawahnya.
permainan
adalah; yang pertama yaitu
Manfaat permainan
aspek
jasmani
yang
tradisional gobag sodor
meliputi nilai kesehatan
adalah
dan kelincahan. Kedua,
meningkatkan
kekompakkan, menghibur
aspek
diri,
meliputi nilai kejujuran
menumbuhkan
psikologis
kretivitas, dan membentuk
dan
kepribadian. Permainan ini
kepemimpinan,
merupakan
pengaturan
permainan
berkelompok, terjalin
sehingga
interaksi
yang
sportivitas,
strategi,
kegembiraan,
dan
sosial
perjuangan. Aspek ketiga
antar individu. Manfaat
yaitu sosial yang meliputi
permainan
yang
nilai sosial skill, kerjasama
dimainkan
secara
berkelompok
adalah
dan kekompakan. Dengan demikian
mengembangkan
pelaksanaan
uji
hubungan sosial dengan
sarana fasilitas sport court
teman bermainnya.
multi
fungsi
coba
untuk
permainan
tradisonal
kelompok
gobag sodor dapat berjalan
Kemudian
dengan baik dan dapat
anggota kelompok kedua
dilaksanakan
(B1)
guna
kedua. salah
harus
satu
menyentuh
menunjang pembelajaran
anggota
penjas, khususnya di SD
pertama yang tadi berlari
Muhammadiyah Program
mendekat.
Khusus Surakarta. 2) Uji
Coba
kelompok
Agar
permainan
tradisional bentengan
tidak
tersentuh, maka A1 akan berlari menghindar. Pada
Permainan
saat itu A2 sudah bersiap-
tradisional
yang
siap untuk membantu A1.
yang kedua yang
diuji
Untuk mengusir B1, maka
cobakan
pada
fasilitas
A2
segera
berlari
sport court multi fungsi
mengejar
adalah betengan. Dalam
bergantian
B2
yang
permainan
mengejar
A2
dan
ini
jumlah
B1. Saat itu
siswa dibagi menjadi dua
seterusnya. Lawan akan
kelompok.
Kelompok
takut jika musuhnya baru
kelompok
saja keluar dari beteng
pertama
dan
kedua. Setiap kelompok
atau
berkumpul di sebuah tiang
Permainan
atau pohon yang berjarak
jika salah satu kelompok
sekitar 15 meter. Tiang ini
berhasil
disebut
menyentuh beteng lawan.
Tugas
dengan beteng. utama
menyentuh ini
tiang. berakhir
adalah
Berdasarkan hasil
atau
uji coba untuk kelompok
menyentuh beteng musuh.
kecil dan kelompok besar
Permainan dimulai ketika
terhadap
salah
anggota
tradisional betengan pada
berlari
fasilitas sport court multi
merebut
kelompok
satu (A1)
mendekat ke arah tiang
fungsi,
permainan
menunjukkan
bahwa permainan dapat
penjas,
berjalan
sekolah dasar.
dengan
baik.
Berdasarkan
yang
C. Hasil tahap 3 uji efektivitas produk
terkandung
modifikasi fasilitas sport court multi
permainan
fungsi dalam pembelajaran penjas
betengan
untuk Sekolah Dasar Se Kota
dalam tradisional adalah
di
hasil
pengamatan peneliti nilainilai
khususnya
sama
dengan
permainan gobag sodor
Surakarta 1. Hasil revisi akhir uji coba
yaitu pertama yaitu aspek
utama
jasmani
keberhasilan modifikasi fasilitas
nilai
yang
meliputi
kesehatan
dan
sebagai
sport court multi fungsi dalam
kelincahan. Kedua, aspek
pembelajaran
psikologis yang meliputi
Sekolah
nilai
surakarta
kejujuran
dan
sportivitas,
perbaikan
penjas
untuk
Dasar
Se
kota
yang
telah
diuji
cobakan
kepemimpinan,
Berdasarkan hasil uji coba
pengaturan
strategi,
terhadap fasilitas sport court multi
dan
fungsi dalam pembelajaran penjas
perjuangan. Aspek ketiga
untuk Sekolah Dasar dan masukan
yaitu sosial yang meliputi
dari praktisi yaitu Bapak Joko
nilai sosial skill, kerjasama
Purnomo S.Pd selaku guru Penjas
dan kekompakan.
SD Negeri 83 Surakarta, Bapak
kegembiraan,
Dengan demikian pelaksanaan
uji
coba
Nur Salam, S.Fil.I selaku Kepala Sekolah
SD
Muhammadiyah
sarana fasilitas sport court
Program Khusus Surakarta dan
multi
untuk
Bapak Dr. Sapta Kunta Purnama,
tradisonal
M.Pd selaku ahli menyatakan
fungsi
permainan
betengan dapat berjalan
bahwa
dengan baik dan dapat
dilakukan
dilaksanakan
dengan modifikasi fasilitas sport
guna
menunjang pembelajaran
hal-hal
yang
perbaikan
perlu
kaitannya
court multi fungsi adalah sebagai
samping itu di lokasi sport
berikut:
court
a. Garis lapangan yang tumpang
disediakan obat-obatan P3K.
tindih,
sehingga
membingungkan siswa
multi
fungsi
c. Penambahan
juga
Fasilitas
Penunjang
Guna mengatasi permasalahan
Penambahan
fasilitas
tersebut, maka untuk fasilitas
penunjang dalam sport court
sport court multi fungsi setiap
multi fungsi setelah dilakukan
garis
uji
dibuat
warna
yang
coba
adalah
berbeda, misalnya untuk garis
penambahan
berwarna ungu untuk olahraga
penonton/
badminton,
duduk
garis
berwana
berupa
tempat
pemain.
duduk Tempat
penonton/pemain
kuning untuk olahraga bola
memiliki panjang 6 meter,
basket, dan garis berwarna
diameter 10 cm, dan tinggi 50
merah untuk olahraga futsal
cm yang terbuat dari besi
(sepakbola mini).
Tempat duduk penonton ini
b. Tingkat Keamanan Tingkat
diletakkan di luar lapangan, keamanan
sehingga tidak mengganggu
merupakan faktor utama yang
kegiatan.
perlu
dalam
penonton ini digunakan bagi
menggunakan fasilitas sport
siswa yang menunggu giliran
court
saat
diperhatikan
multi
fungsi.
Guna
Tempat
pelaksanaan
menghindari risiko cidera saat
pembelajaran
melakukan
dilaksanakan,
aktivitas
permainan,
maka
peneliti
tempat
duduk
penjas selain
duduk
ini
itu dapat
dalam melakukan pembuatan
digunakan sebagai balok titian
fasilitas dan sarana prasarana
keseimbangan, dan alat bantu
menggunakan
Sit Up.
aman,
bahan
serta
yang peneliti
2. Hasil laporan pengembangan
memberikan pengarahan dan
keberhasilan modifikasi fasilitas
petunjuk
sport court multi fungsi dalam
aturan
permainan
yang akan dilaksanakan, Di
pembelajaran
penjas
untuk
Sekolah
Dasar
Se
kota
multi fungsi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
Surakarta Hasil
laporan
pengembangan
keberhasilan
siswa sekolah dasar terhadap gerak
dasar.
Hal
tersebut
modifikasi fasilitas sport court
diperkuat oleh Bapak Dr.
multi fungsi dalam pembelajaran
Sapta Kunta Purnama, M.Pd
penjas untuk Sekolah Dasar Se
selaku konsultan ahli yang
kota Surakarta adalah sebagai
menyatakan bahwa: “Model
berikut:
modifikasi fasilitas sport court
a. Terpenuhinya Gerak
Kebutuhan
Dasar
pada
Anak
Sekolah Dasar
multi fungsi sudah sesuai dengan
kebutuhan
siswa
sekolah dasar, di mana siswa
Ciri siswa usia sekolah
sekolah dasar yang berusia 6-
dasar adalah bergerak. Setiap
12 tahun memiliki kebutuhan
anak menggunakan seluruh
gerak,
waktunya
mencakup
yaitu
untuk
gerakan
bergerak,
kasar
yang
menggunakan sebagian besar tubuhnya,
seperti
yaitu
gerakan
tiga
kebutuhan,
yaitu lokomotor, psikomotor, dan manipulatif”.
berlari,
Oleh
karena
itu,
melompat, dan melempar. Ia
keberadaan
juga melakukan gerakan tubuh
fasilitas sport court multi
yang
fungsi ini diharapkan mampu
bersifat
keterampilan
modifikasi
terbatas, seperti menggunting,
membantu
menempel, dan mendorong.
gerak
Seiring dengan pertambahan
penyempurnaannya pada anak
usia dan dipengaruhi oleh
usia sekolah dasar.. Gerakan-
faktor
gerakan
latihan,
gerakan-
perkembangan dasar
dasar
dan
merupakan
gerakan tersebut akan menjadi
gerak
semakin sempurna.
dilakukan terus-menerus dari
Oleh karena itu dengan adanya
pengembangan
modifikasi fasilitas sport court
pengulangan
kebiasaan
yang
serta
menjadikannya sebagai dasar dari
pengalaman
dan
lingkungan
mereka.
dapat
dimanfaatkan
untuk
Pengembangan gerak dasar
kegiatan penjas. Begitu juga
adalah
dengan
merupakan
suatu
proses
untuk
memperoleh
gerak
yang
senantiasa
modifikasi
fasilitas
sport court multi fungsi yang dilaksanakan
di
SD
berkembang dan pola gerak
Muhammadiyah
dasar adalah bentuk gerakan-
Khusus
Surakarta
juga
gerakan sederhana yang bisa
memanfaatkan ruang
yang
dibagi ke dalam tiga bentuk
biasa
yang
gerak, yaitu: Gerak lokomotor
dimiliki oleh sekolah.
(gerakan berpindah tempat),
Seperti
Gerak
non-lokomotor
(gerakan
tidak
Program
disebut
hall
diketahui
bahwa kegiatan penjas banyak
berpindah
sekali ragamnya, dari mulai
tempat), Manipulatif, di mana
yang sederhana sampai yang
ada sesuatu yang digerakkan.
paling sulit. Dari yang sesuai
Modifikasi
dengan kecabangan olahraga
Fasilitas Sport Court Multi
atau sesuai dengan kurikulum,
Fungsi
sampai
b. Pengembangan
Sebagai
Fasilitas
jasmani
yang
pendidikan tersedia
lingkungan
berbagai
bentuk kegiatan fisik yang
Pendidikan Jasmani.
Fasilitas
dengan
di
sekolah,
berorientasi
bermain
tradisional sekalipun, karena yang
penting
dari
setiap
semestinya bisa dimanfaatkan
kegiatan yang dilakukan tidak
untuk aktivitas siswa dalam
terlepas dari tujuan, asas dan
melaksanakan
falsafah penjas.
jasmani.
pendidikan
Sebagai
contoh:
Dengan
adanya
halaman sekolah, lapangan
modifikasi fasilitas sport court
upacara, lapangan olahraga
multi
yang
kebutuhan
ada
(lapang
basket,
fungsi
sepak bola, voli, bulutangkis,
pembelajaran
tennis
Sekolah
dan
sebagainya),
maupun ruangan serba guna
ini
maka dalam
penjas
untuk
Dasar
terpenuhi, yang meliputi:
dapat
1) Fasilitas untuk kegiatan atletik
untuk
kegiatan
lompat
dapat dilakukan dimana Kegiatan
atletik
saja dengan menyajikan
yang meliputi jalan, lari,
berbagai
lompat dan lempar tidak
dasar lompat. Ke depan,
selalu harus menggunakan
ke belakang, ke samping,
lapangan
perorangan,
atletik
standar.
yang
Modifikasi
fasilitas sport court multi
bentuk
melewati
gerak
berpasangan sesuatu
dan
sebagainya.
fungsi dapat dimanfaatkan
2) Fasilitas untuk kegiatan
oleh setiap sekolah untuk
senam.
kegiatan
pembelajaran
atletik
dengan
tetap
Materi senam pada anak sekolah dasar berupa
mengutamakan
senam dasar, senam irama,
keselamatan siswa. Bentuk
senam lantai dan senam
kegiatan jalan atau lari
alat. Pada pembelajaran
tidak
senampun,
harus
selalu
di
lintasan
dasar jalan, lari, lompat,
teknik
berayun, berjalan dengan
dilakukan atletik
dengan
gerak-gerak
standard. Namun bisa saja
tangan,
diberikan berbagai macam
tangan dan kaki, berguling
gerak
umum
ke depan, ke belakang, ke
dasar
kiri atau kenanan dan
dasar
maupun
gerak
dominan jalan dan lari ke
sebagainya
berbagai
oleh
dilakukan
atau
ruangan
arah,
seseorang berpasangan
berdua,
keseimbangan
menggunakan
dapat di
dalam atau fasilitas
bertiga atau beregu. Bisa
sport court multi fungsi.
dilakukan tanpa alat atau
Sehingga dengan adanya
dengan
menggunakan,
fasilitas sport court multi
melalui atau melewati alat
fungsi ini pembelajaran
bantu.
Demikian
pula
senam di sekolah dasar dapat terpenuhi.
1. Hasil
pelaksanaan
tahap
1
pendahuluan untuk mengindetifikasi permasalahan keterbatasan fasilitas yang berupa lahan sebagai akses
3) Fasilitas untuk
belajar penjas di beberapa Sekolah
pembelajaran permainan.
Dasar dikota Surakarta
Banyak
a. Hasil analisis kebutuhan untuk
ragamnya jenis permainan
mengidentifikasi
yang bisa disajikan di
keterbatasan fasilitas yang berupa
sekolah dasar. Mulai jenis-
lahan sebagai akses belajar penjas
jenis permainan baku yang
di beberapa Sekolah Dasar dikota
sudah
Surakarta
yaitu
kurang
tersedianya
fasilitas
sarana
terorganisir
tercantum
dan dalam
permasalahan
kurikulum seperti: sepak
olahraga untuk kegiatan atletik,
bola,
kegiatan senam dan pembelajaran
bola
tangan,
voli,
bulu
bola
tangkis,
tennis meja, basket dan sebagainya.
Juga
senam. b. Pengembangan
produk
awal
model modifikasi fasilitas sport
permainan kecil seperti
court
kasti sampai ke berbagai
mendukung
bentuk
pembelajaran pendidikan jasmani
permainan
multi
fungsi
dalam
keberhasilan
tradisional. Oleh karena
di
itu
fasilitas
Surakarta yaitu pembuatan sarana
sport court multi fungsi
olahraga yang meliputi modifikasi
dapat dimanfaatkan untuk
lapangan futsal, modifikasi sarana
segala
kegiatan
bola
termasuk
sarana
modifikasi
jenis
permainan
permainan tradisional.
Sekolah
Dasar
basket
modifikasi
mini,
bola
Se
modifikasi
voley
sarana
Kota
mini,
badminton,
modifikasi sarana permainan bola PENUTUP
tangan, modifikasi sarana ateltik
Kesimpulan
yaitu
modifikasi
sarana
pembelajaran jalan dan lari, dan
modifikasi sarana untuk lompat
cabang
tinggi.
dimodifikasi. Dengan demikian
2. Hasil pelaksanaan tahap 2 uji coba produk
modifikasi
pelaksanaan
uji
yang
coba
sarana
sport
fasilitas sport court multi fungsi
court multi fungsi untuk keberhasilan
untuk uji coba kelompok kecil
pendidikan jasmani di Sekolah Dasar
dan uji coba kelompok besar
Se Kota Surakarta
dapat berjalan dengan baik dan
a. Pelaksanaan
uji
fasilitas
olahraga
coba
ahli
dapat
dilaksanakan
guna
terhadap produk pengembangan
menunjang pembelajaran penjas,
modifikasi fasilitas sport court
khususnya di sekolah dasar.
multi fungsi dalam pembelajaran
3. Hasil tahap 3 uji efektivitas produk
penjas untuk Sekolah Dasar Se
modifikasi fasilitas sport court multi
kota Surakarta yaitu masukkan
fungsi dalam pembelajaran penjas
dari ahli perlu memperhatikan
untuk
tingkat keamanan (safety) pada
Surakarta.
saat penggunaan sport court ini
a. Hasil revisi akhir uji coba utama
perlu
diperhatikan
Sekolah
Dasar
Se
kota
dengan
sebagai perbaikan keberhasilan
adanya
modifikasi fasilitas sport court
penambahan sarana dan prasarana
multi fungsi dalam pembelajaran
yang mendukung untuk fasilitas
penjas untuk Sekolah Dasar Se
sport court. Sarana prasarana
kota surakarta yang telah diuji
pendukung
cobakan yaitu berupa :
seksama
adalah
serta
yang
perlu
ditambahkan
penambahan
tribun
penonton. b. Pelaksanaan uji coba kelompok
1) Membuat
garis
lapangan
dengan warna yang berbedabeda,
sehingga
tidak
kecil dan uji coba kelompok besar
membingungkan
terhadap produk pengembangan
Misalnya
modifikasi fasilitas sport court
berwarna ungu untuk olahraga
multi fungsi dalam pembelajaran
badminton,
penjas untuk Sekolah Dasar Se
kuning untuk olahraga bola
kota Surakarta dapat terlaksana
basket, dan garis berwarna
dengan baik untuk semua sarana
untuk
garis
siswa. garis
berwana
merah untuk olahraga futsal
digunakan sebagai balok titian
(sepakbola mini).
keseimbangan, dan alat bantu
2) Memperhatikan
tingkat
keamanan. Guna menghindari
Sit Up. b. Hasil
laporan
pengembangan
risiko cidera saat melakukan
keberhasilan modifikasi fasilitas
aktivitas
permainan,
sport court multi fungsi dalam
peneliti
dalam
maka
melakukan
pembelajaran
penjas
untuk
pembuatan fasilitas dan sarana
Sekolah Dasar Se kota Surakarta
prasarana
menggunakan
yaitu :
bahan
aman,
1) Terpenuhinya
yang
peneliti
serta
memberikan
pengarahan
dan
petunjuk
Gerak
Dasar
Kebutuhan pada
Anak
Sekolah Dasar
aturan permainan yang akan
Dengan
dilaksanakan, Di samping itu
pengembangan
di lokasi sport court multi
fasilitas sport court multi
fungsi juga disediakan obat-
fungsi ini dapat memenuhi
obatan P3K.
kebutuhan siswa sekolah dasar
3) Penambahan
adanya modifikasi
fasilitas
terhadap gerak dasar. Model
penunjang dalam sport court
modifikasi fasilitas sport court
multi fungsi setelah dilakukan
multi fungsi sudah sesuai
uji
berupa
dengan
duduk
sekolah dasar, di mana siswa
Tempat
sekolah dasar yang berusia 6-
duduk penonton ini diletakkan
12 tahun memiliki kebutuhan
di luar lapangan, sehingga
gerak,
tidak mengganggu kegiatan.
mencakup
Tempat duduk penonton ini
yaitu lokomotor, psikomotor,
digunakan bagi siswa yang
dan manipulatif.
coba
adalah
penambahan penonton/
tempat
pemain.
menunggu
giliran
pelaksanaan
saat
pembelajaran
kebutuhan
yaitu
gerakan
tiga
kebutuhan,
2) Pengembangan
fungsi
tempat
pendidikan jasmani
ini
dapat
modifikasi
fasilitas sport court multi
penjas dilaksanakan, selain itu duduk
siswa
sebagai
fasilitas
Pengembangan
modifikasi
olahraga
di
lingkungan
sekolah
fasilitas sport court multi
masing-masing,
sehingga
fungsi sangat sangat efektivif
pembelajaran penjas dapat menarik
dalam pembelajaran penjas
dan bervariatif.
untuk Sekolah Dasar yaitu dapat
meenuhi
penunjang
fasilitas
pembelajaran
Saran 1. Produk modifikasi fasilitas sport
penjas, yang meliputi fasilitas
court
kegiatan
pembelajaran
atletik,
fasilitas
multi
kegiatan senam dan fasilitas
yang
untuk
digunakan
pembelajaran
permainan.
telah
fungsi
dalam
pendidikan
jasmani
dihasilkan sebagai
ini
dapat
acuan
proses
pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya, sekaligus untuk menjawab bahwa
Implikasi 1. Produk modifikasi fasilitas court
multi
fungsi
minimnya
sarana
dan
sport
prasarana olahraga tidak menghalangi
dalam
terlaksananya proses pembelajaran
pembelajaran penjas ini dapat sebagai percontohan pada Sekolah Dasar
pendidikan jasmani di sekolah dasar. 2. Penggunaan modifikasi fasilitas sport
yang ada di kota Surakarta dalam
court
upaya
dilaksanakan sesuai seperti apa yang
mengatasi
permasalahan
multi
fungsi
telah
pendidikan
dengan
menutup kemungkinan bahwa produk
memanfaatkan halaman sekolah atau
ini masih dapat disempurnakan atau
ruang serba guna, sehingga aspek
dikembangkan sesuai dengan sarana
kebutuhan gerak dasar siswa sekolah
dan prasarana yang ada di sekolah
dasar
masing-masing.
yang
meliputi
lokomotor,
psikomotor, dan manipulatif dapat terpenuhi.
3. Bagi sekolah
2. Produk modifikasi fasilitas
guru dasar
namun
dapat
keterbatasan fasilitas lahan untuk penjas,
dilaksankan,
ini
pendidikan diharapkan
tidak
jasmani dapat
sport
mempunyai
keberanian
dapat
mempunyai
kreatifitas
digunakan oleh guru penjas dalam
memanfaatkan
media
melakukan
sekolah sebagai media dalam proses
court
multi
fungsi
modifikasi
ini
sarana
dan untuk
lingkungan
pembelajaran sehari-hari, sehingga anak tidak bosan, siswa lebih tertarik, termotivasi pembelajaran
selama
proses
pendidikan
jasmani
berlangsung. 4. Dalam
memanfaatkan
fasilitas
modifikasi fasilitas sport court multi fungsi sebagai sarana pembelajaran penjas,
faktor
keselamatan
dan
kenyamanan siswa hendaknya lebih diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA
1998. Jakarta:
Aussie, 1992. Modified Sport, A Quality Yunior Sport Approach, Belconen, ACT, Australian Sport Commission. Belka,
David E., 1994, Teaching Children Games: Becoming a Master Teacher, Human Kinetics, Champaign, Illinois.
Bompa, Tudor O. 1990. Theory dan Methodology of Training. Kendall/Hant: IOWA of University. Borg,
New
York:
Budiwanto. S. 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Malang: Jurusan Ilmu Keolahragaan FIP UM Universitas Negeri Malang. Degeng, S. 2002.Metodologi Penelitian Pengembangan. Malang: Depdiknas Pusat Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Malang. Drowatzky, John N. 1981. Motor Learning Principles and Practices. Minnesota: Burgess Publishing Company. Fox, Edward L. 1983. Sports Physiology. Ohio: The Ohio State University.
Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Arikunto, Suharsimi. ProsedurPenelitian. RinekaCipta.
Introduction. Longman.
Walter &Gall, MD.1983. Educational Research An
Fox, Edward L., Bowers, Richard W., Foss, Merle L. 1981. The Physiological Basis For Exercises and Sport.Iowa:Madison Winconsin Dubuque. Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan. Graham, G., 1992, Teaching Children Physical Education; Becoming a Master Teacher, Human Kinetics Books, Champaign, Illinois. Gustafson, B. 2002. Survey of Instructional Devvelopment Models. New York: Eric Clearinghouse on Informations & Tecknology.
Harsono. 1988. Coaching dan AspekAspek dalam Coaching. Jakarta : P2LPTK.
Aplication to Physical Education Skills. New York: Macmillan Publishing.
Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya..
Soekarman.1985. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Bandung: Tarsito..
Moleong, J. L. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nossek, J. 1982. General Teori Of Training, (Terjemahan M. Furqon H). Surakarta: Sebelas Maret University Press. Plomp, Tj. (1993). Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational &Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch). Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science andTechnology, University of Twente. Richey, Rita C. Klein. 2007. Design and Development Research. London: Lawrence Erlbaum Associates. Inc. Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana.1990. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja Resdakarya. Sugiyanto dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Motor. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjaskes.SD Setra D-II. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, S. N. 2005. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Jakarta dan PT Remaja Rosdakarya. Tessmer, M. 1998. Planning and Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
Samsudin.2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Perdana Media Group
Wehmeier, Sally. 2005. Oxford Anvanced Learner’s Dictionary. New York. Oxford University.
Singer, Robert N. 1975. Motor Learning and Human Performance An
Winarno, M. E. 2007. Penelitian dalam
Metodologi Pendidikan
Jasmani. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 114). Dortrech: Kluwer Academic Publishers. Verducci, Frank M. 1980. Measurements Concepts in Physical Education. St. Louis: The C.V. Mosby Company. Walter Dick, Lou Carey and James O. Carey. (2005). The Systematic Design of Instruction. Boston: Pearson.