Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
MODEL PREDIKSI PREVALENSI OBESITAS PADA PENDUDUK UMUR DIATAS 15 TAHUN DI INDONESIA Ekowati Retnaningsih1
Abstrak Saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah utama pada orang dewasa saat ini adalah kelebihan gizi yang dapat menimbulkan kasus obesitas yang selanjutnya dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit degeneratif. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan prevalensi obesitas pada umur diatas 15 tahun di Indonesia dan model prediksinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi ekologi dan rancangan penelitian kros seksional. Populasi penelitian adalah wilayah provinsi se Indonesia yaitu sejumlah 33 provinsi. Jumlah sampel penelitian adalah seluruh populasi yang ada yaitu 33 provinsi dengan unit analisis adalah data rata-rata prevalensi wilayah provinsi. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil RISKESDAS tahun 2007 menggunakan uji regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada umur > 15 tahun di Indonesia adalah 19,10 %. Hanya ada 1 varibel yang berhubungan dengan prevalensi obesitas secara bermakna yaitu variable prevalensi konsumsi lemak dengan p 0,027. Model prediksi prevalensi Obesitas = 15,1 + 0,31(prevalensi konsumsi makanan berlemak). Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi konsumsi makanan berlemak mempunyai hubungan yang bermakna dengan prevalensi obesitas di suatu wilayah dan kenaikan prevalensi konsumsi makanan berlemak 1 % akan meningkatkan prevalensi obesitas 0,31 %. Kata kunci: Obesitas, konsumsi makanan berlemak, model prediksi.
Abstract Indonesia has two malnutrition problems. They are under nutrition and over nutrition. The main malnutrition problem in old people is over nutrition that can lead to obesity problem. It influences the case of degenerative diseases. The aim of this research is to get information about the factor that related with obesity and to get information of obesity predictive model in the over 15 years old population. This research use ecology study and cross sectional design. Population are 33 provinces in Indonesia, sample is total population. It uses Riskesdas data in 2007. Data analysis use multi regression linier test. Result of this research show that obesity prevalence in Indonesia is 19,10 %. Prevalence of fat consumption have significant relation with prevalence of = 15,1 + 0,31(prevalence of fat consumption). The conclusions of this research are prevalence of fat consumption influences obesity prevalence of province population in Indonesia. The increase of fat consumption prevalence 1% cause the increase of obesity prevalence 0,31%. Key word: obesity, fat consumption, predictive model.
Artikel masuk tanggal 12 Maret 2010 *Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Jl Demang Lebar Daun No 4864 Palembang, www.balitbangdasumsel.net Telp. 0711 374456 Fax 350077 email:
[email protected]
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
PENDAHULUAN Di bangsa
era yang
obesitas di Indonesia tercatat 19,1% globalisasi, handal
diperlukan
untuk
pada tahun 2007 (2).
dapat
Masalah gizi dipengaruhi oleh
membangun negeri dan bersaing dengan
banyak faktor yang saling berhubungan
sumber daya manusia bangsa lain.
dan mempengaruhi satu sama lain.
Bangsa yang kuat dan handal adalah
Secara
bangsa yang sehat, menguasai ilmu
kecukupan asupan zat gizi, metabolisme
pengetahuan dan tehnologi, namun juga
dalam tubuh dan adanya penyakit dalam
berimtaq. Untuk menjadi sumber daya
tubuh.
manusia yang sehat dan handal, harus
dipengaruhi oleh jangkauan pelayanan
mempunyai status gizi yang baik. Status
kesehatan, pola hidup dan ketahanan
gizi yang baik mengurangi resiko terkena
pangan di tingkat rumah tangga (3).
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit
degeneratif
sehingga
dapat
langsung
dipengaruhi
Secara
Asupan
tidak
zat
oleh
langsung
gizi
sangat
dipengaruhi oleh pola makan. Penelitian
mencapai umur harapan hidup yang
menunjukkan
optimal.
secara umum terjadi perubahan pola
pada
bahwa
pada
saat
ini
Saat ini Indonesia dihadapkan
konsumsi pangan masyarakat ke arah
masalah
konsumsi
kelebihan
sudah
Masalah
pangan
yang
berlebihan
menghadang,
terutama tinggi kandungan energi dan
sementara masalah gizi kurang belum
lemak. Hal tersebut dapat menyebabkan
bisa
timbulnya obesitas atau kegemukan (1).
kita
gizi
gizi ganda.
eliminasi.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa dua masalah gizi
Ada beberapa faktor penyebab
tersebut mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya
umur
yaitu: 1) keturunan, 2) asupan gizi
harapan
hidup,
karena
dua
masalah tersebut berhubungan dengan
berlebih,
timbulnya penyakit (1).
berlemak,
Masalah
utama
pada
orang
obesitas
3) 4)
mengandung
pada
seseorang
konsumsi
makanan
konsumsi
makanan
karbohidrat
sederhana
dewasa saat ini adalah kelebihan gizi.
(gula), 5) Kurang konsumsi sayur dan
Masalah kelebihan gizi menimbulkan
buah, 6) Metabolisme tubuh, 7) Kurang
kasus obesitas yang selanjutnya dapat
aktifitas
memicu
timbulnya
penyakit-penyakit
fisik,
8)
Obat-obatan,
psikologis, 10) penyakit
9)
(4)
degeneratif antara lain: penyakit jantung
Tujuan penelitian adalah untuk
koroner, tekaan darah tinggi, kanker
mengetahui faktor yang berhubungan
payudara, kanker usus besar, penyakit
dengan prevalensi obesitas pada umur
(1)
diatas 15 tahun, di suatu wilayah provinsi
kencing manis, dll
. Data prevalensi
dan model prediksinya. Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
METODOLOGI Penelitian
adalah data rata-rata prevalensi wilayah ini
provinsi.
menggunakan
paradigma penelitian kuantitatif dengan
Penelitian ini merupakan analisis
pendekatan studi ekologi dan rancangan
lanjut dari data Riset Kesehatan Dasar
penelitian
kros
Dengan
(RISKESDAS) tahun 2007. Data yang
demikian,
segala
yang
digunakan adalah data sekunder hasil
seksional. kelemahan
dimiliki oleh studi ekologi dan rancangan
RISKESDAS, analisa
kros
kelemahan
menggunakan computer sampai tingkat
penelitian ini. Populasi penelitian adalah
analisis multivariate yaitu menggunakan
wilayah
uji
seksional
menjadi
provinsi se
Indonesia
yaitu
regresi
linier variable
data dilakukan
ganda.
sejumlah 33 provinsi. Jumlah sampel
opersional
penelitian adalah seluruh populasi yang
definisi
ada yaitu 33 provinsi dengan unit analisis
dapat dilihat pada tabel berikut.
operasional
Definisi
mengacu
pada
RISKESDAS(2),
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian Nama Variabel Prevalen si Obesitas
Definisi Variabel
Alat Ukur Timba ngan badan & alat ukut TB
Hasil Ukur
Prevalen si konsumsi makanan berlemak
Perilaku wawan penduduk yg cara mengkonsumsi makanan yg berlemak setiap hari
kuesi oner
1.
Prevalen si kurang konsumsi buah dan sayur
Frekuensi dan Wawan porsi asupan cara sayur & buah, dengan menghitung jumlah hari konsumsi dlm seminggu & jumlah porsi rata-rata dalam sehari.
Kuesi oner
Status gizi penduduk yang dinilai dengan Indekss Massa Tubuh (IMT) dengan kategori IMT > 27,0
Cara Ukur Penguk uran antropo metri
Perhitungan IMT, dikelompokkan: 1. Obes: IMT > 27,0 2. Tdk obes: < 27,0.
2.
Skala Ukur Ordinal
Sering: penduduk Ordinal mengkonsumsi makanan berlemak > 1 kali setiap hari. Kurang: penduduk mengkonsumsi lemak kurang/tidak pernah setiap hari
1. Cukup: jika makan Ordinal sayur dan/atau buah minimal 5 porsi perhari selama 7 hari dalam seminggu. 2. Kurang: jika konsumsi sayur & buah kurang dari ketentuan di atas.
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
Prevalen si konsumsi makanan manismanis
Perilaku Wawan penduduk yg cara mengkonsumsi makanan yg manis-manis setiap hari.
Kuesi oner
1. Sering: penduduk Ordinal mengkonsumsi makanan manis satu kali/lebih setiap hari. 2. Kurang: penduduk mengkonsumsi makanan manis kurang/tidak pernah setiap hari.
Prevalen si kurang aktifitas fisik
Frekuensi Wawan aktifitas fisik cara dalam seminggu terakhir
Kuesi oner
1.
2.
Hipotesa penelitian adalah: Ada hubungan
antara
prevalensi
obesias
Cukup: kegiatan tersebut dilakukan terus menerus sekurangnya 10 mnt dlm satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 mnt selama 5 hari dlm seminggu. Kurang: kegiatan tersebut tidak pernah dilakukan selama 5 hari dalam seminggu.
HASIL 1. Prevalensi Obesitas
penduduk umur diatas 15 tahun di suatu
Prevalensi obesitas pada umur >
provinsi dengan prevalensi konsumsi
15 tahun di Indonesia sangat bervariasi.
makanan berlemak, prevalensi kurang
Prevalensi paling kecil (10.2%) adalah
konsumsi sayur dan buah, prevalensi
provinsi
konsumsi
manis-manis,
prevalensi paling besar (33,2%) adalah
prevalensi kurang aktifitas fisik di provinsi
provinsi Sulawesi Utara. Nilai rerata
tersebut.
prevalensi obesitas di Indonesia adalah
makanan
Nusa
Tenggara
Timur
dan
19,10 % seperti tampak pada table berikut.
Tabel 2. Nilai Rerata Prevalensi Obesitas di Indonesia Tahun 2007. Statistik Minimum Maksimum Rerata Standar Deviasi
Nilai (%) 10,2 33,2 19,10 4,85
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
2. Model prediksi
digunakan
Hasil analisis univariat seluruh variabel
independen
yang
dilihat
dalam
pemodelan
pada
table
dapat berikut.
akan
Tabel 3. Nilai Rerata Variabel Independen sebagai variabel prediksi Prevalensi Obesitas
Karakteristik Prevalensi konsumsi makanan berlemak Prevalensi kurang konsumsi sayur dan buah Prevalensi konsumsi makanan manismanis Prevalensi kurang aktifitas fisik
Nilai Minimum (%)
Nila (%)
Maksimum Rerata (%)
Standar Deviasi (%)
4,3
25,8
12,04
5,99
83,5
97,9
93,49
3,35
44,7
83,5
66,84
10,17
27,3
61,7
48,30
6,43
Selanjutnya dilakukan uji regresi
di setiap provinsi dapat dijelskan oleh 4
linier ganda dengan metode enter. Hasil
variabel indepenen 51,1%. Nilai Anova
pemodelan awal menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa p = 0,05 yang
bahwa nilai koefisien korelasi adalah
artinya model yang terbentuk cukup
0,511 artinya korelasi sedang, dan nilai
bermakna.
koefisien determinasi (R Square) adalah
keseluruhan dapat dilihat pada table
0,261 artinya variasi prevalensi obesitas
berikut.
Hasil
pemodelan
Tabel 4. Nilai Kemaknaan dari Hasil Pemodelan Awal
No 1 2 3 4
Variabel Prevalensi konsumsi makanan berlemak Prevalensi kurang konsumsi sayur dan buah Prevalensi konsumsi makanan manismanis Prevalensi kurang aktifitas fisik
P 0,10 0,14 0,71 0,14
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
secara
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
Selanjutnya metode
enter
menggunakan
maka
variable
yang
Keterangan: Y = prevalensi obesitas
mempunyai nilai p terbesar dikeluarkan
X1 = prevalensi konsumsi makanan
dari
berlemak
model
satu
per
satu
sampai
didapatkan model yang fit. Akhirnya hanya
ada
1
varibel
dapat
Prevalensi Obesitas = 15,1 + 0,31
digunakan sebagai prediksi prevalensi
Prevalensi konsumsi makanan berlemak.
obesitas secara bermakna yaitu variable
Arti dari model tersebut adalah kenaikan
prevalensi konsumsi lemak dengan p
prevalensi konsumsi makanan berlemak
0,027. Artinya hanya ada 1 variabel yang
1 % akan meningkatkan prevalensi
mempunyai hubungan bermakna dengan
obesitas 0,31 % di suatu provinsi di
prevalensi
Indonesia.
obesitas
yang
yaitu
variable
prevalensi konsumsi lemak. Hasil menunjukkan
pemodelan bahwa
nilai
akhir
PEMBAHASAN
koefisien
Definisi
obesitas
(kegemukan)
korelasi ( R ) dalah 0,379 artinya korelasi
secara umum adalah kelebihan lemak
sedang, dan nilai koefisien determinasi
tubuh yang dialami seseorang secara
(R Square) adalah 0,143 artinya variasi
kronis. Pada kondisi normal, lemak tubuh
prevalensi obesitas di setiap provinsi
berfungsi
dapat dijelaskan oleh variabel prevalensi
pengatur suhu tubuh, pelindung dari
konsumsi makanan berlemak 14,3%,
trauma dan fungsi fungsi lainnya. Secara
sisanya dijelaskan oleh variable lain
ideal, komposisi lemak pada perempuan
yang tidak diteliti.
adalah 25-30% dan pada laki-laki 18-23
Nilai Anova menunjukkan bahwa p = 0,027 yang artinya model yang terbentuk
sangat
bermakna
secara
statistik. Walaupun model yang terbentuk
%.
sebagai
Apabila
lemak
cadangan
tubuh
energi,
melebihi
komposisi normal, maka orang tersebut dapat dikategorikan kegemukan (1). Cara
paling
mudah
untuk
hanya dapat menjelaskan 14,3 % namun
menghitung kegemukan adalah dengan
variable prevalensi konsumsi makanan
mencari nilai Indeks Massa Tubuh (IMT)
berlemak mempunyai hubungan sangat
atau Body Mas Index (BMI). Rumus BMI
bermakna dengan prevalensi obesitas.
adalah Berat Badan dalam kg dibagi
Hasil pemodelan secara keseluruhan
dengan
adalah:
dikuadratkan.
Tinggi
Badan
dalam
Y = 15,1 + 0,31 (x1) .
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
meter
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
menjaga kadar gula darah ke tingkat yang normal. Pada orang gemuk terjadi penumpukan lemak yang tinggi di dalam tubuhnya, sangat
sementara resisten
lemak
terhadap
sangat insulin.
Intepretasi dari nilai BMI (Dep.Kes.
Sehingga, untuk menghantarkan glukosa
2003).
ke dalam sel lemak dan menjaga kadar gula
25 – 29,9 : Pra obese.
30 – 34,9 : Obese Kelas I.
35 – 39.9 : Obese Kelas II.
Diatas 40 : Obese Kelas III.
sebagai
Bermacam-macam
oleh
penting
Oleh
dalam
meningkatkan panjang umur harapan. Pola berat badan ditentukan pada masa kanak-kanak dan remaja. Oleh karena itu pencegahan
kegemukan
insulin
pankreas
memproduksi
memproduksi insulin dalam jumlah besar
penyakit
kegemukan.
faktor
pabrik
normal,
kelamaan, pankreas tidak sanggup lagi
karena itu pengontrolan berat badan merupakan
tetap
insulin dalam jumlah yang banyak. Lama
dapat ditimbulkan atau dibuat lebih buruk keadaannya
darah
sebaiknya
sehingga kadar gula darah berangsur naik dan terjadilah apa yang disebut Diabetes Melitus Tipe 2. 2) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).
Hipertensi
sangat umum terjadi pada orang gemuk. Para peneliti di Norwegia menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah pada perempuan gemuk lebih mudah terjadi jika
dibandingkan
dengan
laki
laki
gemuk. Peningkatan tekanan darah juga
dilakukan mulai masa-masa tersebut.
mudah terjadi pada orang gemuk tipe Selain kegemukan kesehatan
masalah
kosmetik,
merupakan
masalah
yang
sangat
serius.
Di
Amerika sana, 300.000 kematian per tahun disebabkan oleh karena faktor kegemukan. Kegemukan dapat memicu timbulnya beberapa penyakit khronis yang sangat serius seperti : 1) Resistensi Insulin. Insulin dalam tubuh berguna untuk menghantarkan glukosa sebagai bahan bakar pembentukan energi ke dalam
sel.
Dengan
memindahkan
glukosa ke dalam sel maka insulin akan
apel (central obesity, konsentrasi lemak pada perut) bila dibandingan dengan mereka yang gemuk tipe buah pear (konsentrasi lemak pada pinggul dan paha)., 3) Peningkatan Kadar Kolesterol (hypercholesterolemia), 4) Stroke, 5) Serangan Jantung. Penelitian terakhir menunjukan
bahwa
resiko
terkena
penyakit jantung koroner pada orang gemuk tiga sampai empat kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang normal. Setiap peningkatan 1 kilogram berat badan terjadi peningkatkan kematian
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
akibat
penyakit
jantung
koroner
bahwa
potensi
lemak
dan
minyak
sebanyak 1%, 6) Gagal Jantung, 7)
sebagai sumber energi terhitung lebih
Kanker.
tinggi
Walau
kontroversi,
masih
menuai
beberapa
dibandingkan
karbohidrat
dan
penelitian
protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9
menyebutkan bahwa terjadi peningkatan
Kilo kalori sedangkan karbohidrat dan
resiko terjadinya kanker usus besar,
protein hanya 4 Kilo kalori.
prostat, kandung kemih dan kanker rahim
pada
perempuan
orang yang
gemuk.
telah
Pada
Lemak yang
merupakan
makanan
kalori.
Apabila
padat
menopause
mengkonsumsi lemak berlebih maka
rawan terjadi kanker payudara, 8) Batu
asupan kalori kita menjadi meningkat
Empedu,
pesat. Asupan kalori tinggi bila tidak
Radang
Sendi
(Gout),
Osteoporosis, Gangguan Tidur, dll.
diimbangi dengan pengelaran kalori yang
Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan. Yaitu lemak yang mengandung asam
seimbang maka akan menumpul sebagai lemak tubuh. Gula
dan
lemak
merupakan
lemak tak jenuh ganda yang paling
sumber energi yang terkonsentrasi dan
mudah
yang
hampir tidak mengandung apa-apa lagi.
mengandung asam lemak tak jenuh
Karena umumnya bahan pangan ini
tunggal yang mudah dicerna, dan lemak
digemari,
yang mengandung asam lemak jenuh
menggantikan
yang
sayuran atau serealia dalam menu.
dicerna,
sulit
lemak
dicerna.
Makanan
yang
maka
bahan
peranan
dapat
buah-buahan,
mengandung asam lemak tak jenuh
Sedangkan
ganda dan tak jenuh tunggal umumnya
digantikan tersebut merupakan bahan
berasal dari makanan nabati, kecuali
pangan yang rendah kalorinya tetapi
minyak kelapa. Makanan sumber asam
”bulk”nya tinggi, sehingga peningkatan
lemak jenuh umumnya berasal dari
konsumsi buah-buahan, sayuran dan
hewani.
serealia
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
konsumsi
lemak
mempunyai
bahan
ini
pangan
akan
yang
mempermudah
pengontrolan berat tubuh. Keseimbangan
antara
asupan
hubungan yang sangat kuat terhadap
kalori dengan pengeluaran energi akan
prevalensi
dibandingkan
menjaga keseimbangan berat badan
dengan faktor lain sebagai variabel
seseorang. Jika seseorang memakan
enelitian (kurang konsumsi sayur dan
banyak kalori sementara pembakarannya
buah, konsumsi makanan manis, dan
menjadi energi kurang maka cadangan
aktifitas fisik). Hal tersebut disebabkan
kalori akan disimpan dalam bentuk lemak
kegemukan
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
yang akan membuat berat badan orang
memiliki massa otot yang lebih kecil dari
tersebut
besar
laki laki. Otot membakar kalori lebih
penyebab kegemukan adalah tingginya
banyak dari jaringan tubuh yang lain,
konsumsi kalori tanpa dibarengi oleh
sehingga metabolisme pada perempuan
aktifitas fisik yang memadai. Beberapa
jauh lebih lambat daripada laki laki. Hal
penyebab
kegemukan
adalah
ini
Keturunan
(Genetik).
Seorang
meningkat.
Sebagian
:
1)
akan
menyebabkan
perempuan
anak
mempunyai kecendrungan lebih mudah
menjadi
gemuk jika dibandingkan dengan laki
gemuk jika kedua orang tuanya gemuk.
laki, 6) Kurangnya aktifitas fisik. Orang
Genetik
dalam
yang aktif beraktifitas akan membakar
yang
kalori lebih banyak jika dibandingkan
mengatur perlemakan tubuh, 2) Terlalu
dengan mereka yang bermalas malasan,
banyak makan. Terlalu banyak makan
7) Obat obatan. Beberapa obat yang
akan menyebabkan penambahan berat
berhubungan dengan penambahan berat
badan terutama jika makanan yang
badan antara lain, obat anti depresi, obat
dikonsumsi banyak mengandung lemak
anti
dan gula seperti misalnya makanan siap saji,
mempunyai
kecenderungan
juga
mempengaruhi
makanan
berperanan fungsi
yang
hormon
digoreng
dan
kejang,
obat
obatan
diabetes,
kontrasepsi
oral,
obat
obatan
kortikosteroid
dan
manisan, 3) Konsumsi makanan yang
penurun
mengandung
tekanan
beberapa darah,
8)
obat Faktor
karbohidrat
sederhana.
psikologis. Pada beberapa orang, emosi
berpendapat,
karbohidrat
mempengaruhi kebiasaan makan. Ada
sederhana seperti gula, fruktosa, soft
orang yang tiba tiba ingin makan banyak
drink,
saat
Para
ahli
bir,
dan
anggur
akan
sedang
emosi.
Padahal
bila
menyebabkan penambahan berat badan
nantinya berat badan meningkat akan
karena karbohidrat jenis ini lebih mudah
menimbulkan masalah psikologi lainnya,
diserap oleh tubuh, 4) Frekuensi makan.
9) Penyakit. Beberapa penyakit yang
Hubungan
dan
dapat meningkatkan berat badan antara
masih
lain hipotiroid, resistensi insulin, PCO,
kontroversial. Para ahli menyebutkan
dan sindroma cushing, 10) Ras. Orang
bahwa orang yang makan dalam jumlah
kulit
sedikit dengan frekuensi 4 – 5 kali sehari
mempunyai kecenderungan lebih mudah
memiliki kadar kolesterol dan kadar gula
menjadi
darah
dengan orang kaukasian dan asia, 11)
frekuensi
penambahan
yang
dibandingkan
berat
makan badan
lebih
rendah
jika
dengan
mereka
yang
Berat
hitam
dan
gemuk
badan
orang
jika
saat
hispanik
dibandingkan
anak
anak.
frekuensi makannya kurang dari itu, 5)
Kegemukan pada masa anak anak dan
Metabolisme yang lambat. Perempuan
remaja juga mempengaruhi terjadinya
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
kegemukan pada usia dewasa, 12)
Indonesia
Hormon. Perempuan lebih mudah gemuk
pedoman 4 sehat 5 sempurna pada
terutama saat hamil, menopause dan
tahun
saat mengkonsumsi kontrasepsi oral.
pedoman
Konsumsi
pernah
1950
dan
ini
diperkenalkan
sampai
masih
sekarang
dikenal
oleh
lemak
penduduk
sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4
harus
diwaspadai,
sehat 5 sempurna saat itu sebenarnya
karena cenderung berlebihan. Mereka
adalah merupakan bentuk implementasi
yang sudah berlebihan mengonsumsi
PUGS.
Indonesia
sudah
lemak harus segera menurunkan secara bertahap,
dengan
konsumsi
makanan
termasuk
cara
mengurangi
berlemak
mengurangi
tinggi,
konsumsi
makanan bersantan dan yang digoreng. Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit
jantung
membiasakan
koroner.
makan
Namun
ikan
dapat
mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam
lemak
mencegah
omega
3
terjadinya
berperan
penyumbatan
lemak pada dinding pembuluh darah.
pengetahuan
dan
teknologi
belas) pesan yang perlu diperhatikan yaitu : (1) makanlah aneka ragam makanan, (2) makanlah makanan yang memenuhi kecupan energi, (3) pilihlah makanan berkadar lemak sedang dan rendah lemak jenuh, (4) gunakan garam beryodium,
(5)
makanlah
makanan
sumber zat besi, (6) berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahkan
MP-ASI
sesudahnya,
(7)
biasakan makan pagi (8) minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya, (9) lakukan aktifitas fisik secara teratur, (10) hidari
minumanyang
berakohol,
(11)
makanlah makanan yang aman bagi
Seiring dengan perkembangan ilmu
Dalam PUGS terdapat 12 (dua
di
kesehatan, (12) bacalah label pada makanan
yang
dikemas
berbagai bidang, pada tahun 1992 telah
(Dep.Kes.,1998).
diselenggarakan
dan minyak dalam makanan sehari-hari
konggres
gizi
internasional di Roma yang membahas
sebaiknya
tentang
pentingnya
energi
sebagai
upaya
gizi
untuk
seimbang
Konsumsi
15-25%
dengan
dari
komposisi
lemak
kebutuhan konsumsi
menghasilkan
lemak yang dianjurkan adalah: 2 bagian
kualitas sumber daya manusia yang
makanan yang mengandung sumber
handal. Salah satu rekomendasi penting
lemak nabati, dan 1 bagian dikonsumsi
dari konggres itu adalah anjuran kepada
mengandung sumber lemak hewani (5).
setiap negara agar menyusun pedoman umum
gizi
seimbang
(PUGS).
Di
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
Kelompok ahli FAO/WHO telah mengeluarkan
rekomendasi
berhubungan
dengan
minimum
lemak/minyak
dikonsumsi harus tersedia secara luas,
yang
(3) kandungan energi lemak sebesar 9.0
konsumsi
kkal (37.7 KJ) per gram lemak harus
orang
digunakan untuk perhitungan total energi
dewasa. Rekomendasi yang dikeluarkan
dari lemak dan dalam survai gizi dan
oleh kelompok ahli FAO/WHO untuk
data komposisi bahan pangan, dan (4)
masalah
/minyak
survai secara periodik tentang status
minimal adalah sebagai berikut : (1) bagi
berat badan (body mass index/indeks
sebagian besar orang dewasa, konsumsi
berat berat badan) untuk orang dewasa
lemak/minyak
disarankan dilakukan.
konsumsi
bagi
lemak
harian
harus
dapat
Hal ini untuk
menyumbang paling tidak 15 persen dari
memeriksa
total
terhadap resiko penyakit degeneratif dan
energi/kalori
perhari,
(2)
yang
wanita
dibutuhkan
dalam
kecenderungan
populasi
masa
memonitor pengaruh dari suatu program
mengkonsumsi
intervensi gizi (program perbaikan gizi
lemak paling tidak 20 persen dari total
yang dilakukan terhadap suatu kelompok
kalori perhari, dan (3) usaha-usaha yang
masyarakat) (6).
reproduksi hendaknya
terarah harus dilakukan untuk menjamin konsumsi pada
lemak/minyak
kelompok
konsumsi
yang
cukup
masyarakat
yang
lemaknya
KESIMPULAN
menyumbang
kurang dari 15 persen dari total kalori.
Berdasar
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa: Informasi yang memadai tentang status
gizi,
komposisi untuk
konsumsi
bahan
harian
pangan
diperlukan
dan
memonitor
merancang
program-program untuk peningkatan gizi, termasuk
program
untuk
mempromosikan konsumsi minyak dan lemak
yang
tepat.
Hal-hal
1.
dan
yang
Prevalensi berlemak
konsumsi
makanan
mempunyai
hubungan
yang bermakna dengan prevalensi obesitas di suatu wilayah. 2.
Kenaikan makanan
prevalensi berlemak
konsumsi 1
%
akan
meningkatkan prevalensi obesitas 0,31 %.
dianjurkan oleh kelompok ahli FAO/WHO dalam hal ini adalah
:
(1) dalam
menganalisa kandungan asam lemak
DAFTAR RUJUKAN
bahan pangan dan membuat database gizi
harus
standar, dalam
digunakan
metode
yang
(2) komposisi asam lemak bahan
pangan
yang
1. Muchtadi, Deddy. Konsumsi Pangan dan
Umur
Harapan
Hidup,
biasa
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia
Info
Jurnal Pembangunan Manusia Vol 10 No.1 Tahun 2010
Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor, 2009. 2. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil
Riset
(RISKESDAS)
Kesehatan
Dasar
Indonesia
Tahun
2007. Jakarta, 2008. 3. Retnaningsih, Pengembangan Gizi
Berbasis
Kecamatan
Ekowati. Model
Perbaikan
Masyarakat Gandus
di Kota
Palembang, Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2008. 4. Mahlan, L.K., Escott-Stump,S. Food, Nutrition, and Diet Therapy 11th, Edition. Elsevier’s health Science, USA. 2004. 5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta, 1998. 6. Koswara,
Sutrisno.
http:/www.ebookpangan.com, diakses tgl 11 September 2009)
Ekowati Retnaningsih : Model Prediksi Prevalensi Obesitas Pada Penduduk Umur diatas 15 tahun di Indonesia