ISSN : 0853 - 2516
Model Pola Keanggotaan Pada Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Oleh : Koko Denik Wahyudi (
[email protected])
Abstract
This study aims to determine how the pattern of membership in the credit union. The research was conducted on credit unions in the District Ambulu Jember which had stood for over 4 years and have done RAT in March 2012. Then taken 2 cooperatives as the research object, namely a cooperative which has the greatest capital and the capital among small cooperatives that meet these criterias. The informant who was the source of the data in this study consisted of (a) Key informant, namely cooperative management in the capture 1 person who has the most dominant role in the management of the cooperative. (b) Other informants, namely (1) the regulatory body, in this case will be taken coordinator supervisor, (2) members of the cooperative, in this case had been selected as 3 members of the group member with the greatest savings, and most had small. Data collection was performed by several techniques, namely (1) in-depth interviews, (2) observation, (3) documentation. The data that had been collected was analyzed using analysis interpretative, the existing qualitative data using an interactive model which consists of 3 main steps: (1) data reduction; (2) the presentation of data, (3) drawing conclusions or verification. The results of this study indicate (1) pattern cooperative membership is not only related to the entry and exit of members but it is also associated with the level of participation of members, (2) Participation of members in capital accumulation and utilization of loan services on the pattern membership open higher as compared with the pattern enclosed membership, (3) Prospective members only used as a condition for the loan application, not as a requirement for acceptance into the member. Keywords: Credit Unions, Membership Pattern
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
29
ISSN : 0853 - 2516
bertambah sebanyak 26 Koperasi
PENDAHULUAN
dari sebelumnya hanya 16 koperasi Koperasi simpan pinjam atau
simpan pinjam menjadi 42 koperasi
unit simpan pinjam sebagai salah
simpan pinjam atau koperasi lain
satu lembaga keuangan mikro / LKM
dengan
(Hendayana dan Bustaman, 2010)
pinjam (Dinas Koperasi dan UMKM,
mempunyai peran strategis dalam
2008). Diantara 26 Koperasi Simpan
penyediaan modal kerja bagi para
Pinjam baru tersebut sebanyak
anggotanya. Selain pengelolaanya
Koperasi di dirikan di Kecamatan
didasarkan pada asas kekeluargaan,
Ambulu.
proses pemberian pinjaman kepada
usaha
dibidang
simpan
5
Perkembangan koperasi simpan
anggota juga tidak rumit seperti
pinjam
halnya perbankan, ditambah lagi
sejahteranya
sebagian keuntungan yang diperoleh
terbukti dari prilaku
oleh
untuk menyimpan uangnya sebagai
koperasi
juga
akan
dapat
dimaknai
semakin
masyarakat
masyarakat
dikembalikan kepada anggota dalam
modal
bentuk sisa hasil usaha (Sudarsono
dasarnya koperasi bukan merupakan
dan Edillius, 2002:81). Tidak heran
bentuk kerjasama modal (Sudarsono
jika
dan Edillius, 2002:6). Selain itu
jumlah
koperasi
khususnya
koperasi
yang
koperasi simpan pinjam tetap eksis
perkembangan
dan
mempunyai
bahkan
bertambah
jumlahnya meskipun
terus
meskipun
koperasi potensi
pada
juga untuk
jumlah
mendorong kesejahteraan anggota
perbankan di Kabupaten Jember
yang lain melalui pinjaman yang
khususnya di Kecamatan Ambulu
diberikannya. Hal ini juga dikuatkan
jumlahnya semakin banyak.
oleh hasil penelitian Hall (2004)
Menurut data yang dikeluarkan
bahwa masyarakat yang menjadi
oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro
anggota di koperasi tersebut sangat
Kecil dan Menengah Kabupaten
senang
Jember sejak tahun
2000 sampai
pelayanannya dan bisa dikatakan
tahun 2008 koperasi simpan pinjam
bahwa kehidupan sesudah menjadi
di
Kabupaten
Jember
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
dan
puas
dengan
telah
Vol.14 No.1
Oktober 2014
30
ISSN : 0853 - 2516
anggota jauh lebih baik dibandingkan
koperasi,
sebab dengan
dengan sebelumnya.
anggota
maka
Dalam adalah
koperasi,
pemilik
anggota
sekaligus
juga
menjadi
mereka
berhak
menerima sebagaian dari keuntungan yang diperoleh koperasi. Hal ini
pelanggan (Mahri, 2005), sehingga
didasari
dari sisi pelayanan usaha koperasi
bahwa tujuan pendirian koperasi
seharusnya hanya melayani para
simpan
anggota, namun dalam praktiknya
melayani
untuk
usaha
wadah bagi anggota yang lebih
juga
mampu untuk membantu anggota
lebih
koperasi
memperbesar
maka
melayani
koperasi
masyarakat
disekitar
lain
pada
sebuah
pinjam
adalah
anggota
yang
pemikiran
untuk
dan
menjadi
membutuhkan
koperasi yang bukan anggota. Jika
sehingga
usaha
dalam
anggota terlibat dalam jeratan kaum
bidang perdagangan mungkin tidak
lintah darat pada waktu mereka
ada persoalan, tetapi jika usaha
membutuhkan sejumlah uang (Hall,
koperasi
2004).
koperasi
dalam
bergerak
bidang
simpan
pinjam maka koperasi yang juga
dapat
kredit,
mencegah
Berkembangnya
para
koperasi
melayani selain anggota memiliki
seharusnya dapat selaras dengan
kemiripan usaha dengan lembaga
perkembangan
keuangan lain termasuk perbankan.
karena semakin besar koperasi dan
Hal ini dapat menyimpang dari
semakin
fungsi
untuk
pinjaman koperasi maka diharapkan
mensejahterakan anggota koperasi
akan semakin banyak masyarakat
dan
yang
utama
masyarakat
koperasi
pada
umumnya
simpan
sekedar
dasarnya
memperoleh
keuntungan yang sebesar – besarnya. Di sisi yang lain, masyarakat
besar
menjadi
(Hadhikusuma, 2005:46-47) bukan untuk
jumlah
anggota,
pengguna
anggota
pinjam
koperasi
tersebut.
keanggotaan
jasa
Pada
koperasi
bersifat terbuka sehingga siapapun yang
mempunyai
kepentingan
yang memanfaatkan jasa pinjaman
ekonomi sama dapat masuk menjadi
dari
anggota
koperasi
simpan
pinjam
seharusnya dapat menjadi anggota
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
koperasi
(Hadhikusuma,
2005:75). Sehingga semakin banyak
Vol.14 No.1
Oktober 2014
31
ISSN : 0853 - 2516
anggotanya
yang
mampu
Kondisi
ini
melaksanakan hak dan memikul
dengan
prinsip
tanggung
keanggotaan
jawabnya,
maka
sangat
koperasi dimana
koperasi
kesempatan bagi lembaga kerjasama
bersifat
mereka untuk berkembang adalah
(Hutasuhut, 2001).
semakin
besar
(Sudarsono
dan
bertentangan
sukarela
Ketidak
seharusnya
dan
terbuka
seimbangan
antara
Edillius, 2002:6), namun fakta yang
jumlah anggota dengan jumlah calon
ada
menunjukan
bahwa
jumlah
anggota
masih
sangat
pembatasan keanggotaan yang di
sedikit dan tidak sebanding dengan
terapkan koperasi. Salah satu bentuk
jumlah calon anggota dalam koperasi
pembatasan
simpan pinjam yang jauh lebih
pembatasan yang bersifat ekonomis
banyak.
(Widiyanti
anggota
koperasi
Menurut
data
adanya
tersebut
dan
adalah
Sunindhia,
Dinas
2003:107). Pembatasan semacam ini
Koperasi dan UMKM Kabupaten
membuat koperasi tidak lagi bersifat
Jember pada tahun 2008, koperasi
terbuka
simpan pinjam dan koperasi lain
tertutup. Jika hal ini di berlakukan
dengan usaha pokok dibidang simpan
maka hanya masyarakat yang mampu
pinjam
Jember
saja yang dapat menjadi anggota
mempunyai anggota 2.519 orang
koperasi tetapi masyarakat dengan
sedangkan jumlah calon anggota
ekonomi lemah tidak dapat menjadi
mencapai 20.085 orang. Hal ini
anggota
menunjukan
membayar simpanan pokok yang
di
dari
menunjukan
Kabupaten
ketidak
seimbangan
antara jumlah anggota koperasi dan jumlah
menjadi
karena
tidak
bersifat
mampu
jumlahnya besar.
anggota
koperasi
calon
anggota
khususnya pada koperasi simpan
mencapai hampir 8 kali lipat dari
pinjam ini merupakan fenomena
jumlah anggota koperasi dan adanya
yang
permasalahan
pola
kajian, terutama jika melihat fakta
keanggotaan koperasi yang meliputi
yang ada dimana jumlah calon
masuk
anggota yang jumlahnya mencapai
dimana
calon
tetapi
jumlah
dan
dalam
keluarnya
hal
anggota.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Persoalan
menarik
Vol.14 No.1
pola
untuk
keanggotaan
dilakukan
Oktober 2014
32
ISSN : 0853 - 2516
delapan kali lipat di bandingkan
dan aspirasi ekonomi, sosial dan
dengan jumlah anggota koperasi.
budaya mereka yang sama melalui
Selain
pemisahan yang dimiliki dan diawasi
itu
persoalan
pola
keanggotaan juga terkait erat dengan partisipasi anggota. Sehingga sangat
secara demokratis. Dari sisi pengelolaan koperasi
menarik untuk melakukan kajian
merupakan
tentang
pola
yang mengelola usahanya dengan
keanggotaan pada koperasi simpan
prinsip swadaya dan manjemen yang
pinjam kususnya untuk mengetahui
demokratis (Anaroga & Sudantoko,
bagaimana
pola
2002:7). Sedangkan menurut Lubis
keanggotaan koperasi pada koperasi
(2011) bahwa koperasi merupakan
simpan
wadah bagi sekelompok orang dalam
implementasi
implementasi
pinjam
di
Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember.
organisasi
independen
melakukan kerjasama ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama yang dijalankan sesuai ketentuan
TINJAUAN PUSTAKA
yang ditetapkan. Bentuk kerjasama
1. Pengertian Koperasi
ekonomi tersebut harus terkonsentrasi
Koperasi adalah badan usaha
pada sejumlah orang yang menjadi
yang beranggotakan orang – seorang
anggotanya bukan konsentrasi modal
atau badan hukum koperasi dengan
(Sudarsono dan Edillius, 2004:6).
melandaskan berdasarkan
kegiatannya prinsip
koperasi
2. Koperasi Simpan Pinjam
sekaligus sebagai gerakan ekonomi
Koperasi simpan pinjam adalah
rakyat yang berdasarkan atas asas
koperasi yang anggota – anggotanya
kekeluargaan
terdiri dari orang – orang yang
1996:1; Sedangkan
(Kenangsari
Hadhikusuma, menurut
et
al,
2005:4). Hendrojogi
mempunyai
kepentingan
langsung
dalam soal – soal perkreditan atau
(dalam Hall, 2004) bahwa koperasi
simpan
adalah perkumpulan otonom dari
2005:65).
orang-orang yang bergabung secara
disampaikan oleh Sudarsono dan
sukarela untuk menemuhi kebutuhan
Edillius (2002:180) bahwa koperasi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
pinjam Hal
(Hadhikusuma, yang
Oktober 2014
sama
33
ISSN : 0853 - 2516
simpan
pinjam
dibentuk
oleh
(Widiyanti dan Sunindhia, 2003:53).
yang
ingin
Hal ini dilakukan sesuai dengan
memakai uang untuk tujuan tertentu
tujuan koperasi simpan pinjam, yaitu
dengan jalan mengumpulkan uang
memberdayakan para anggota dengan
terlebih
cara
sekelompok
orang
dahulu
kemudian
pada
dapat
koperasi
dipinjam
untuk
memberikan
untuk
modal
pinjaman dana
usahanya
sehingga
keperluan tertentu. Sehingga koperasi
anggota tersebut dapat lebih berdaya
simpan pinjam dan koperasi kredit
dan terlepas dari jeratan hutang
melakukan kegiatan usaha dengan
dengan bunga yang besar (Hall,
cara menghimpun dan menyalurkan
2004).
dana kepada anggota (Ardiana, 2010). Koperasi didirikan
simpan
untuk
kesempatan anggotanya
Agar pinjaman yang di berikan
pinjam
tidak memberatkan bagi anggotanya
memberikan
maka pengurus koperasi harus cermat
kepada
anggota-
menetapkan
tingkat
suku
bunga
memperoleh pinjaman
pinjaman yang sesuai dengan daya
dengan mudah dan dengan ongkos
jangkau para anggota pada umumnya
(bunga) yang ringan (Widiyanti dan
(Anaroga dan Sudantoko, 2002:22).
Sunindhia, 2003:53; Anaroga dan
Sedangkan menurut Widiyanti dan
Sudantoko,
Sunindhia (2003:53) ada beberapa hal
2002:21).
Sedangkan
menurut Kartasaputra et al (dalam
yang
Hall, 2004) bahwa koperasi simpan
pengurus koperasi dalam mengelola
pinjam berusaha untuk mencegah
koperasi simpan pinjam yaitu: (1)
para anggotanya terlibat dalam jeratan
menetapkan bunga yang serendah
kaum lintah darat pada waktu mereka
mungkin agar dirasakan ringan oleh
memerlukan sejumlah uang, sehingga
para anggotanya, (2) mengupayakan
koperasi dapat menjadi alternatif bagi
agar pinjaman tersebut betul-betul
anggota
digunakan
atau
masyarakat
untuk
harus
diperhatikan
untuk
memperolah pinjaman dengan syarat
bermanfaat.
yang mudah. Selain itu pinjaman
3. Pola Keanggotaan
yang
berikan
harus
hal-hal
oleh
yang
dapat
Keanggotaan dalam koperasi
memperbaiki kehidupan anggotanya
didasarkan kepada adanya persamaan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
34
ISSN : 0853 - 2516
kepentingan dalam usaha/operasinya
Keanggotaan
(Sudarsono dan Edillius, 2002:86),
didasarkan
sehingga siapapun yang mempunyai
kehendak secara bebas dari para calon
kepentingan ekonomi yang sama
anggota tanpa ada paksaan dari pihak
boleh
manapun,
masuk
koperasi
menjadi
yang
anggota
pada
koperasi kesadaran
sehingga
dan
keanggotaan
bersangkutan
dalam koperasi bersifat sukarela dan
(Hadhikusuma, 2005:75). Kesamaan
terbuka (Hutasuhut, 2001; Widiyanti
kepentingan
dan
dalam
keanggotaan
Sunindhia,
koperasi ini dapat menjamin koperasi
Hadhikusuma,
mampu
lain disampaikan oleh
melayani
kebutuhan-
2003:15;
2005:74).
Pendapat
Hall (2004)
kebutuhan anggota (Widianti dan
bahwa keanggotaan koperasi berdasar
Sunindhia, 2003:100).
sukarela, mempunyai kepentingan,
Masalah keanggotaan koperasi
kewajiban dan hak yang sama, dapat
sebenarnya dapat ditinjau dari dua
diperoleh dan akhiri setiap waktu dan
titik
menurut
pangkal
yang
sifatnya
kehendak
yang
komplementer yaitu dari segi individu
berkepentingan, setelah syarat-syarat
(yang menjadi anggota) dan koperasi
dalam
itu sendiri (Widianti dan Sunindhia,
Artinya setiap orang atau anggota
2003:101). Dari segi individu pada
masyarakat berhak untuk menjadi
saat mereka memilih untuk bergabung
anggota koperasi selama mempunyai
menjadi
kepentingan ekonomi yang sama
anggota
koperasi
maka
mereka harus memiliki keyakinan
anggaran
dasar
terpenuhi.
dalam lingkup usaha koperasi.
bahwa dengan berkoperasi mereka
Sebagai suatu badan usaha yang
dapat mengangkat derajad mereka
beranggotakan banyak orang dan
sebagai
dan
merupakan suatu perkumpulan maka
Sehingga
eksistensi koperasi sangat ditentukan
kesadaran anggota masyarakat untuk
oleh peran dan partisipasi anggotanya
menjadi anggota koperasi harus di
(Aini
dorong
Hadhikusuma,
Edillius,
manusia (Sudarsono 2002:173).
dari
dalam
diri
mereka
sendiri.
dan
Setiawan, 2005:74),
2006; sehingga
anggota merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam aktivitas
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
35
ISSN : 0853 - 2516
usaha
koperasi.
Hadhikusuma semakin
Menurut
(2005:74)
banyak
bahwa
anggota
maka
tantangan keadaan yang semakin berat
(Anaraga
2002:76).
dan
Sudantoko,
Pembatasan
dilakukan
semakin kokoh kedudukan koperasi
dengan maksud agar koperasi benar –
sebagai suatu badan usaha, ditinjau
benar dapat melaksanakan fungsinya
dari segi organisasi maupun dari
untuk
sudut ekonomis. Selain itu jumlah
memberdayakan
anggota juga berpengaruh terhadap
memberikan
rentabilitas koperasi simpan pinjam
anggota dimana kesejahteraan para
(Ardiana, 2010). Hal ini disebabkan
anggota koperasi dapat dicapai kalau
karena semakin besar jumlah anggota
pendapatan mereka meningkat untuk
koperasi maka diharapkan semakin
memenuhi berbagai keperluan hidup
besar pula jumlah simpanan yang
(Widiyanti dan Sunindhia, 2003:151).
berasal
dari
anggota
dan
akan
memperoleh
keuntungan,
anggota
dan
kesejahteraan
Koperasi
dapat
kepada
menetapkan
semakin banyak anggota yang dapat
persyaratan-persayaratan
dilayani untuk memperoleh pinjaman
kepada seseorang yang ingin menjadi
mengingat anggota koperasi adalah
anggota koperasi. Koperasi perlu
pemilik sekaligus menjadi konsumen
memperhatikan
kualifikasi
/ pengguna (Mahri, 2005; Hasnawati,
yang
menjadi
2004;
koperasi terutama berkaitan dengan
Sudantoko
dan
Anaroga,
2002:7).
apa
Untuk
motivasinya
orang anggota
masuk
menjadi
agar
anggota (Anoraga dan Sudantoko,
koperasi
2002:76), sehingga koperasi dapat
terlindungi maka beberapa koperasi
seletif dalam penerimaan anggota.
melakukan
Keanggotaan koperasi pada dasarnya
kepentingan
jumlah
menjaga
diterima
tertentu
anggota
pembatasan
anggota.
terhadap
Pembatasan
ini
tidak
dapat
dipindah
tangankan
masih diperkenankan jika dilakukan
(Hadhikusuma,
untuk
kepentingan
persayaratan untuk menjadi anggota
anggota koperasi (Widiyanti dan
koperasi adalah kepentingan yang
Sunindhia,
melekat
melindungi
2003:104)
serta
agar
pada
2005:77)
anggota
karena
yang
koperasi tetap eksis ditengah-tengah
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
36
ISSN : 0853 - 2516
bersangkutan
(Anoraga
dan
Sudantoko, 2002:76).
sumber-sumber
dayanya,
(2)
partisipasi anggota dalam mengambil
Partisipasi anggota merupakan
keputusan
(perencanaan,
salah satu wujud peran serta anggota
mplementasi/pelaksanaan, evaluasi),
dalam koperasi (Setiawan, 2004),
dan (3) partisipasi anggota dalam
sehingga partisipasi
menikmati manfaat.
sebagai suatu yang
juga dimaknai
proses
yang
mengandung
seorang
atau
Salah satu
aktif
bentuk partisipasi anggota dalam
arti bahwa
pengambilan keputusan adalah pada
kelompok
terkait
saat Rapat Anggota Tahunan (RAT).
inisiatif
dan
Keikutsertaan dan partisipasi anggota
kebebasan
untuk
dalam rapat anggota tahunan (RAT)
melakukan suatu hal (Martini dan
tidak lepas dari kesadaran anggota
Indiyastuti, 2010). Partisipasi anggota
untuk
tidak lepas dari status anggota sebagai
terhadap maju dan mundurnya usaha
pemilik / owner dan sebagai pemakai
koperasi
/ user (Aini dan Setiawan,2006).
Sunindhia,
Keberhasilan
dalam
keputusan-keputusan yang dihasilkan
mencapai tujuannya akan banyak
dalam rapat anggota akan mengikat
ditentukan
pengetahuan,
seluruh anggota, termasuk anggota
mengambil menggunakan
koperasi
dari
ikut
bertanggung
mereka
jawab
(Widiyanti
2003:108),
dan
karena
penghayatan
dan
kesadaran
yang menjadi pengurus atau badan
berkoperasi
para
anggotaya
pemeriksa (Kartasapoetra, 2003:88).
(Widiyanti,
2007:74),
sehingga
menjadi sebuah keharusan bagi setiap
METODE PENELITIAN
anggota koperasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan koperasi agar koperasi
Penelitian ini dilakukan pada
mampu untuk mewujutkan tujuanya
koperasi simpan pinjam yang ada di
yaitu mensejahterakan anggota.
Kecamatan
Bentuk partisipasi ini menurut
Jember.
Ambulu Pemilihan
Kabupaten Kecamatan
Ropke (dalam Mahri, 2005) meliputi :
Ambulu sebagai sasaran penelitian
(1)
dalam
didasari oleh suatu pemikiran dan
mengkontribusikan atau menggerakan
fenomena yang terjadi di Kecamatan
partisipasi
anggota
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
37
ISSN : 0853 - 2516
Ambulu yang merupakan kecamatan
penelitian ini. koperasi yang memiliki
dengan
simpan
modal paling besar dan modal paling
pinjam paling banyak untuk wilayah
kecil diantara koperasi simpan pinjam
kecamatan diluar Kota Jember. Selain
yang memenuhi kriteria tersebut.
jumlah
koperasi
itu kecamatan ini juga memiliki
Informan yang menjadi sumber
pertumbuhan koperasi simpan pinjam
data dalam penelitian ini adalah (a)
selama tahun 2000 sampai tahun 2008
informan
Kunci,
menempati
koperasi
yang
urutan
pertama
yaitu
yaitu
pengurus
meliputi
Ketua,
sebanyak 5 Koperasi dari 26 koperasi
Sekretaris dan Bendahara koperasi
baru di Kabupaten Jember. Bahkan di
dan hanya di ambil 1 orang yang
beberapa tempat koperasi simpan
mempunyai peran paling dominan
pinjam
dalam
ini
sangat
berdekatan,
pengelolaan
Informan
lakukan
pengawas, dalam hal ini akan di
terhadap
pola
yaitu
koordinator
(1)
(b)
sehingga sangat menarik untuk di kajian
lain,
koperasi.
badan
keanggotaan koperasi simpan pinjam
ambil
pengawas,
(2)
yang ada di Kecamatan Ambulu
anggota koperasi, dalam hal ini akan
Kabupaten Jember.
dipilih 3 anggota yang mewakilil
Koperasi simpan pinjam yang
kelompok anggota dengan simpanan
menjadi sasaran dari penelitian ini
paling besar, sedang dan paling kecil.
adalah koperasi simpan pinjam yang
Pengumpulan data dilakukan
mempunyai usaha pokok dan satu –
dengan beberapa teknik, yaitu (1)
satunya dalam bidang simpan pinjam
wawancara
dan berdiri selama lebih dari 4 tahun
interwiews) kepada para informan,
dan sudah melakukan RAT pada
(2) observasi (pengamatan) terhadap
bulan
kegiatan
maret
menyerahkan
2012
dan
laporan
sudah
mendalam
koperasi
(indepth
dan
(3)
keuangan
dokumentasi terhadap berbagai data
selama 4 tahun berturut – turut
skunder yang ada di koperasi. Data
sampai dengan tahun buku 2011.
yang sudah terkumpul selanjunya
Selanjutnya dari koperasi – koperasi
akan dianalisis menggunakan analisis
yang memenuhi persyaratan tersebut
interpretative terhadap data kualitatif
akan diambil 2 koperasi sebagai objek
yang ada. Analisis data kualitatif
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
38
ISSN : 0853 - 2516
dilakukan
menggunakan
model
dilakukan dengan persetujuan dari
interaktif (Idrus, 2009:147). Model
anggota. Hal ini menunjukan bahwa
interaktif terdiri dari 3 hal utama yaitu
penerimaan
(1) reduksi data; (2) penyajian data,
dilakukan jika ada anggota yang
(3)
mengundurkan diri. Anggota yang
penarikan
kesimpulan
atau
verifikasi.
anggota
baru
hanya
diterimapun berasal dari kalangan keluarga sendiri dan bukan dari masyarakat umum yang tidak ada
HASIL PENELITIAN
hubungan
1. Kondisi KSP Margo Mulyo
dari
keluarga
dengan
Jumlah anggota KSP Margo
anggota. Hal ini dilakukan agar
Mulyo saat ini sebanyak 38 orang
jalinan silaturrohmi yang selama ini
yang terdiri dari Laki-laki 32 orang
sudah terjalin tidak terputus karena
dan Perempuan 6 Orang. Jumlah ini
anggota yang baru juga masih punya
tidak berubah sejak koperasi ini
hubungan keluarga. Dengan pola
berbadan hukum pada tanggal 23 mei
seperti ini maka setiap ada anggota
2002. Dari sisi kuantitias jumlah
yang keluar akan digantikan dengan
anggota ini memang tidak pernah
anggota
berubah, tetapi dari sisi personil
penambahan anggota baru hanya
keanggotaan ada beberapa anggota
dilakukan
yang keluar dan ada yang masuk.
anggota yang keluar.
Ditahun 2011 jumlah anggota yang
yang
baru,
untuk
menggantikan
Pola penambahan
anggota
keluar 1 orang dan jumlah anggota
tersebut
yang masuk juga 1 orang sehingga
anggota koperasi secara kuantitas
jumlah keseluruhan anggota tidak
tidak
berubah.
hubungan silaturohmi antar anggota
Pada saat ada anggota yang
dilakukan
sehingga
bertambah
agar
dan
jumlah
menjaga
dan keluarganya. Selain itu hal ini
keluar baik karena mengundurkan diri
juga
ataupun meninggal dunia dan
ada
koperasi mengenai motivasi anggota
keluarga misalnya istri atau anaknya
baru tersebut menjadi anggota yaitu
yang ingin menggantikan untuk jadi
untuk meneruskan keinginan orang
anggota koperasi, maka hal ini dapat
tua
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
memberikan
atau
Vol.14 No.1
kepastian
keluarga
Oktober 2014
bagi
dalam
39
ISSN : 0853 - 2516
mengembangkan
koperasi
dan
Aturan mengenai pengajuan
memperoleh kesejahteraan. Sehingga
menjadi anggota baru dalam koperasi
anggota yang masuk adalah keluarga
sesungguhnya
dari anggota yang meninggal atau
secara sungguh – sungguh oleh
pindah
pengurus koperasi. Hal ini tampak
dan menggantikan anggota
yang keluar tersebut. Ada
tidak
dilaksanakan
pada penerimaan anggota baru yang
beberapa
persyaratan
dilakukan jika ada anggota lama yang
yang harus dipenuhi untuk menjadi
berhenti dari keanggotaan koperasi.
anggota koperasi yaitu (a) harus
Anggota baru yang diterima inipun
menjadi calon anggota terlebih dahulu
adalah kerabat atau keluarga dari
dengan membayar simpanan sebesar
anggota
Rp.
bersedia
Sehingga mekanisme penggantiannya
menjadi calon anggota selama 3 bulan
tidak perlu melalui tahapan seperti
berturut-turut.
yang sudah ditentukan.
10.000,
(b)
harus
Selanjutnya
pihak
yang
berhenti
tersebut.
koperasi akan melakukan penilaian
Status calon anggota koperasi
selama tiga bulan tersebut, yaitu
sebenarnya hanya sebagai sebuah
untuk
calon
persyaratan agar bisa mengajukan
anggota tersebut punya itikat baik
pinjaman kepada koperasi dan bukan
untuk menjadi anggota koperasi atau
untuk
tidak. Jika calon anggota tersebut
koperasi.
selama 3 bulan berturut-turut memang
mengajukan pinjaman tidak perlu
dipandang mempunyai itikat baik
mengajukan
untuk
anggota
mengetahui
menjadi
apakah
anggota
koperasi
diterima
selanjutnya calon anggota tersebut
masyarakat
dapat mengajukan diri untuk menjadi
pinjaman,
anggota
memenuhi
koperasi.
Selanjutnya
pengajuan anggota tersebut
akan
menjadi
Masyarakat
diri
terlebih
yang
sebagai dahulu.
ingin maka
anggota ingin
calon Jika
mengajukan mereka
cukup
persyaratan-persyaratan
yang harus dipenuhi dalam pengajuan
dibahas dulu dalam rapat anggota
pinjaman.
untuk mengetahui apakan anggota
menjadi calon anggota sudah otomatis
menyetujui pengajuan tersebut atau
dipenuhi oleh anggota pada saat
tidak.
pencairan pinjaman dengan dipotong
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Sedangkan
persyaratan
Oktober 2014
40
ISSN : 0853 - 2516
sebesar Rp.10.000 sebagi simpanan
anggota yang dilaksanakan dua kali
pokok calon anggota. Bagi calon
setiap bulan.
anggota
yang
pinjamannya
sudah dan
melunasi
Penolakan pengajuan anggota
ingin
dengan melalui mekanisme rapat
maka
anggota ini bisa dikatakan sebagai
sebesar
sebuah pembatasan yang bersifat
tidak
mengajukan
pinjaman
simpanan
pokoknya
lagi
Rp.10.000 akan dikembalikan. Masyarakat
yang
demokratis. Hal ini di sebabkan sudah
penolakan tersebut seolah – olah
menjadi calon anggota sebenarnya
berdasarkan
punya peluang untuk menjadi anggota
anggota,
koperasi sesuai dengan persyaratan
merupakan suatu sekenario untuk
yang sudah ditentukan oleh koperasi.
menolak pengajuan masyarakat yang
Dalam kenyataanya koperasi tidak
ingin
pernah
anggota
Pembatasan yang dilakukan dengan
menjadi anggota koperasi. Calon
cara seperti ini bisa di sebut sebagai
anggota bukan menjadi syarat untuk
pembatasan
mengajukan diri menjadi anggota
demokaratis.
koperasi, tetapi hanya menjadi syarat
pembatasan ini di lakukan dengan
untuk
cara yang seolah – olah demokratis
menerima
calon
mengajukan
Persyaratan
yang
pinjaman. mengharuskan
calon anggota disetujui oleh semua
menjadi
anggota
koperasi,
padahal
menjadi
dan
hal
itu
anggota
yang Hal
semua sudah
koperasi.
bersifat ini
berdasarkan
karena
musyawarah
mufakat.
anggota melalui rapat anggota untuk bisa
kesepakatan
Kebijakan
untuk
tidak
menambah jumlah anggota dilakukan
merupakan persyaratan yang di ada-
agar
adakan untuk menolak pengajuan
memberdayakan
menjadi koperasi. Hal itu terjadi
kesejahteraan kepada anggota yang
karena dalam rapat anggota semua
sudah ada. Dengan banyaknya jumlah
anggota
anggota,
akan
bersepakat
untuk
koperasi
tetap dan
koperasi
dapat
memberikan
akan
semakin
menolak penambahan anggota baru,
kesulitan untuk membagikan sumber
sesuai arahan dari pengurus koperasi
daya
yang dilakukan dalam acara arisan
mensejahterakan anggota.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
yang
dimiliki
Oktober 2014
untuk
41
ISSN : 0853 - 2516
Dengan jumlah anggota yang
Partisipasi
anggota
dalam
terbatas maka partisipasi anggota
pengambilan keputusan juga relatif
dalam
meliputi partisipasi dalam
masih rendah, meskipun antusiasme
penyertaan modal sangat rendah. Hal
anggota dalam pertemuan kelompok
ini disebabkan karena hanya sedikit
seperti arisan anggota terbilang sangat
anggota yang menyetorkan simpanan
besar. Meskipun sebenarnya sudah
pokok dan simpanan wajib kepada
terdapat forum bagi anggota untuk
koperasi.
rendahnya
memberikan saran, usulan, kritik dan
partisipasi anggota dalam penyertaan
sebagainya kepada pengurus yaitu
modal juga disebabkan oleh adanya
acara
arisan
pembatasan jumlah simpanan pokok,
dalam
pelaksanaanya
simpanan
anggota memberikan usulan-usulan
sukarela
Selain
itu
wajib
dan
yang
simpanan
dilakukan
oleh
koperasi.
terkait
dengan
koperasi
Dalam
hal
anjangsana,
yang
namun
jarang
ada
program-program dilaksanakan oleh
pemanfaatan
pengurus
dalam
pinjaman, tampak bahwa sebagian
tersebut.
Rata-rata
besar yang melakukan peminjaman
begitu terlalu ikut campur dalam hal
adalah calon anggota. “Disini ini yang
pengambilan
pinjem uang kan yang banyak bukan
koperasi dan cenderung menyerahkan
anggota, kalau anggota ya ada yang
urusan
pinjam tapi jumlahnya tidak sebanyak
Meskipun
calon anggota” (Pak Tejo, Ketua
pengambilan
Pengurus).
partisipasi
dilakukan pengurus dapat melibatkan
anggota dalam pemanfaatan pinjaman
semua anggota melalui pertemuan di
membuat
luar RAT.
Rendahnya
sebagian
besar
jumlah
pinjaman koperasi di manfaatkan oleh
kegitan
arisan
anggota
keputusan
kepada
tidak
dalam
ketua
koperasi.
demikian
proses
keputusan
yang
Rapat anggota tahunan yang
calon anggota. Kondisi ini membuat
seharusnya
koperasi mempunyai ketergantungan
membahas perkembangan koperasi,
yang besar dalam usaha pada jumlah
namu dalam prakteknya RAT hanya
calon
menjadi
anggota
dan
bukan
partisipasi anggota.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
pada
menjadi media untuk
sarana
untuk
memenuhi
syarat di katakan koperasinya sehat.
Vol.14 No.1
Oktober 2014
42
ISSN : 0853 - 2516
Dari sisi kehadiran dalam RAT semua
dan penambahan. Pada tahun 2012
anggota koperasi selalu menghadiri
jumlah anggota KSP Dian Pancasila
Rapat Anggota Tahunan ini. Dari
mengalami pengurangan 5 anggota
dokumen – dokumen seperti notulen
yang terdiri dari 4 laki – laki dan 1
maupun dari foto – foto
perempuan. Selain itu koperasi juga
RAT
kegiatan
RAT
juga
menunjukan
melakukan
penambahan anggota
bahwa semua anggota menghadiri
sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2
kegiatan ini. Meskipun hadir dalam
laki – laki dan 3 perempuan.
RAT tetapi para anggota ini jarang
Anggota yang keluar pada
memberikan usulan – usulan dalam
tahun 2012 ini disebabkan oleh
RAT.
berbagai
Hal
ini
akibat
adanya
faktor.
Ada
yang
di
pertemuan-pertemuan rutin dua kali
sebabkan karena meninggal dunia,
setiap bulan, dimana salah satu
dan ada yang mengundurkan diri dari
agendanya
keanggotaan
karena
bekerja
lingkungan
laporan
adalah
bulanan
menyampaikan tentang
kondisi
di
sudah
tidak
yayasan.
keuangan dan kinerja koperasi selama
Meskipun sudah tidak bekerja di
satu bulan, sehingga rapat anggota
lingkungan
tahunan tidak lebih hanya sebuah
seorang anggota tidak secara otomatis
formalitas saja.
keluar dari keanggotaanya di koperasi selama
2. Kondisi KSP Dian Pancasila KSP
Dian
Pancasila
yayasan
yang
sebenarnya
bersangkutan
tidak
mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi, kecuali yang bersangkutan
mempunyai Anggota sebanyak 93
meninggal
orang pada tahun 2012. Jumlah ini
otomatis keluar dari keanggotaan
terdiri dari pengurus yayasan 8 orang,
koperasi.
guru dan karyawan sebanyak 85
dunia
Anggota
maka
yang
secara
meninggal
orang yang berasal dari SMK 1
dunia atau mengudurkan diri tidak
Pancasila 32 orang, SMA Pancasila
boleh
29 orang dan SMK 3 Pancasila
Anggota baru yang diterima tahun
sebanyak 24 orang. Jumlah anggota
2012 merupakan karyawan dan guru
setiap tahun mengalami pengurangan
baru di lingkungan yayasan, yang
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
digantikan
Vol.14 No.1
oleh
siapapun.
Oktober 2014
43
ISSN : 0853 - 2516
terdiri dari Guru SMK 3 Pancasila 2
pendidikan panca prasetya. Penolakan
orang, karyawan SMK 1 Pancasila 1
ini merupakan wujud dari komitmen
orang dan karyawan SMA Pancasila 2
terhadap tujuan pendirian koperasi
orang.
yaitu untuk membantu guru atau
Untuk
menjadi
anggota
koperasi seorang calon anggota harus
karyawan
dilingkungan
menjadi guru atau karyawan di
pendidikan
panca
lingkungan yayasan pendidikan panca
koperasi menerima anggota yang
prasetya.
atau
diluar guru atau karyawan yayasan
membayar
maka justru akan menyimpang dari
karyawan
Selanjutnya
guru
tersebut
simpanan pembayarannya
pokok
yang
dapat
dilakukan
melalui bendahara sekolah. Kemudahan syarat
tujuan
pendirian
Jika
koperasi.
Pembatasan yang dilakukan oleh
ini hanya
sebuah pembatasan otomatis, sesuai dengan tujuan pendirian koperasi.
lingkungan yayasan pendidikan panca Dengan
prasetya.
koperasi ini dapat dikatakan sebagai
berlaku bagi guru atau karyawan di
prasetya.
yayasan
demikian
Dengan jumlah anggota yang banyak membuat partisipasi anggota
kemudahan untuk menjadi anggota
dalam
koperasi tidak dapat dirasakan oleh
tinggi. Hal ini terjadi karena dengan
masyarakat di sekitar koperasi, karena
jumlah anggota yang banyak, maka
mereka tidak mungkin akan dapat
jumlah
memenuhi syarat yang kelihatannya
simpanan wajib yang dibayar oleh
mudah ini. Sehingga jika ada anggota
anggota jumlahnya besar. Tingginya
masyarakat yang bukan guru atau
partisipasi
karyawan yayasan ingin menjadi
pemanfaatan pinjaman juga tampak
anggota koperasi maka pasti ditolak.
pada sikap setiap anggota yang selalu
Penolakan terhadap pengajuan
tepat
penyertaan
modal
simpanan
pokok
anggota
waktu
dalam
sangat
dan
dalam
membayar
anggota baru dari masyarakat umum
simpanan
wajib
di lakukan koperasi dengan alasan
Ketepatan
pembayaran
sudah sesuai dengan tujuan pendirian
wajib setiap bulan ini disebabkan
koperasi
atau
karena simpanan wajib dibayarkan
karyawan di lingkungan yayasan
kekoperasi dengan cara potong gaji
yaitu
untuk
guru
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
setiap
bulan. simpanan
Oktober 2014
44
ISSN : 0853 - 2516
setiap bulan. Selain itu besarnya
usahanya
simpanan wajib yang hanya sebesar
melibatkan masyarakat atau calon
Rp. 10.000 juga tidak memberatkan
anggota untuk tetap eksis.
anggota.
koperasi
tidak
perlu
Pola keanggotaan yang terbuka
Selain
membayar
simpanan
dengan jumlah anggota yang banyak
pokok dan simpanan wajib, setiap
membaut
anggota juga berpartisipasi melalui
kemandirian dalam
pembayaran simpanan sukarela yang
modal dan pemanfaatan pinjaman
besarnya tergantung dari kehendak
koperasi. Hal inilah yang membuat
masing – masing anggota. Simpanan
koperasi memutuskan untuk tidak
sukarela yang sudah dibayarkan oleh
melayani masyarakat maupun calon
anggota ini tidak di tarik oleh anggota
anggota,
tetapi akan diberikan oleh koperasi
anggota koperasi saja.
pada saat hari raya. Dalam
koperasi
tetapi
Dalam
hal pemupukan
hanya
hal
melayani
pengambilan
jasa
keputusan yang berkaitan dengan
oleh
kebijakan
yang
koperasi, partisipasi anggota dalam
koperasi,
pengurus
pemanfaatan pinjaman sangat tinggi.
peranan yang sangat penting, dimana
Hal
seluruh
pinjaman
ini
pemanfaatan
mempunyai
yang
diberikan
karena
koperasi
hanya
dilakukan
keputusan
oleh
memegang
yang
melayani jasa pemberian pinjaman
operasional
kepada anggota dan tidak melayani
hanya
yang
Banyaknya jumlah anggota membuat
bukan
anggota.
Terkait
maupun
bersifat
dilakukan
perencanaan
oleh
pangurus.
pemanfaatan jasa pinjaman koperasi,
pengurus
sebagian besar anggota mengakui
melibatkan
bahwa mereka sering meminjam dari
anggota dalam proses pengambilan
koperasi.
keputusan.
anggota
Besarnya dalam
partisipasi
secara
aktif
seluruh
jasa
Dalam Rapat Anggota Tahunan
membuat
tidak semua anggota di undang untuk
kemajuan usaha koperasi cukup di
hadir melainkan hanya perwakilan
topang
saja di tiap – tiap lembaga. Sehingga
pinjaman
Sehingga
pemanfaatan
merasa kesulitan untuk
tersebut,
oleh
partisipasi dalam
anggota.
pengelolaan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
tidak
setiap
Vol.14 No.1
anggota
mempunyai
Oktober 2014
45
ISSN : 0853 - 2516
kesempatan untuk selalu hadir dalam
dalam pengambilan keputusan juga
RAT
pembatasan
disebabkan tidak adanya pembinaan
jumlah anggota yang hadir dalam
maupun inisiatif dari pengurus untuk
RAT tersebut. Meskipun kewenangan
melibatkan
untuk menentukan siapa – siapa yang
pengambilan
dapat hadir dalam rapat anggota
jumlah anggota yang banyak dengan
tahunan
tempat
tidak di imbangi kemampuan koperasi
anggota bekerja, hal itu tidak bisa
untuk melibatkan seluruh anggota
menjamin
dalam
karena
adanya
adalah
lembaga
bahwa
aspirasi
setiap
anggota
dalam
keputusan.
Besarnya
pengambilan
anggota koperasi dapat tersalurkan
membuat
dalam
koperasi dapat
pertemuan
anggota
yang
tidak
keputusan
semua
anggota
mengakses secara
dilakukan satu tahun sekali tersebut.
langsung informasi tentang kondisi
Selain itu anggota yang memiliki
koperasi baik dalam rapat anggota
kesempatan untuk hadir dalam rapat
tahunan maupun diluar RAT.
anggota tahuanan tersebut juga belum tentu
memahami
kodisi
koperasi
3. Model Pola Keanggotaan
secara keseluruhan termasuk program
Koperasi Simpan Pinjam
– program dan usulan anggota pada rapat
anggota
tahunan
Perbedaan pola keanggotaan
tahun
yang diterapkan oleh KSP Margo
sebelumnya karena bisa saja yang
Mulyo dan KSP Dian Pancasila,
bersangkutan tidak mengikuti RAT
menunjukan bahwa pola keanggotaan
pada tahun lalu.
yang diterapkan tidak hanya berkaitan
Diluar rapat anggota tahunan
dengan
pola
keluar
masuknya
hampir semua anggota jarang mau
anggota, tetapi juga berkaitan dengan
menyampaikan
maupun
tingkat partisipasi anggota dalam
saran secara langsung pada pengurus
semua kegiatan koperasi. Dengan
koperasi. Bahkan untuk mengetahui
pola
kondisi
keuangan
jumlah anggota akan terus meningkat
sebagian
anggota
Selain anggota
karena
pendapat
koperasi masih
terbatasnya
rendahnya
saja
enggan. minat
berpartisipasi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
dan
keanggotaan
memperbesar
koperasi
serta
yang
terbuka,
permodalan meningkatkan
keuntungan koperasi (Lubis, 2011)
Vol.14 No.1
Oktober 2014
46
ISSN : 0853 - 2516
akibat tingginya partisipasi anggota
partisipasi
dalam pemanfaatan jasa koperasi.
pengambilan keputusan menjadi lebih
Dilain pihak besarnya jumlah anggota
besar.
berimplikasi pada kesulitan koperasi dalam
melakukan
pembinaan
pola keanggotaan yang dipilih dan diterapkan
pengambilan
menentukan
menjadi
rendah.
dalam
Hal tersebut menunjukan bahwa
sehingga partisipasi anggota dalam keputusan
anggota
akan
oleh
koperasi
bagaimana
diterima
menjadi
akan
seseorang anggota
Pada pola keanggotaan yang
koperasi, juga bagaimana seseorang
tertutup, jumlah anggotanya hanya
yang sudah menjadi anggota dapat
sedikit dan tidak pernah berubah,
berhenti dari keanggotaan jika merasa
sehingga
hampir
bahwa kepentinganya sudah tidak
semuanya dimanfaatkan bukan oleh
dapat dipenuhi oleh koperasi. Pola
anggota tetapi justru oleh calon
masuk dan keluarnya anggota yang
anggota, sehingga tidak sesuai dengan
diterapkan
tujuan pendirian koperasi simpan
berhubungan
pinjam yaitu memberikan kesempatan
anggota dalam berbagai kegiatan
kepada
koperasi. Secara lebih ringkas model
jasa
koperasi
anggota-anggotanya
oleh
koperasi
dengan
keanggotaan
pada
juga
partisipasi
memperoleh pinjaman dengan mudah
pola
koperasi
dan dengan ongkos (bunga) yang
simpan pinjam tampak pada gambar1.
ringan (Widiyanti dan Sunindhia, 2003:53; Anaroga dan Sudantoko, 2002:21).
Tetapi
dengan
jumlah
anggota yang sedikit koperasi akan mampu mengkomunikasikan kondisi koperasi
melalui
pembinaan
dan
pertemuan dengan anggota sehingga
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
47
ISSN : 0853 - 2516
Gambar 1. Model pola keanggotaan pada koperasi simpan pinjam
Gambar diatas menunjukan bahwa
pada
koperasi
Pada
koperasi
yang
yang
menerapkan pola keanggotaan yang
menerapkan pola keanggotaan yang
tertutup tampak bahwa masyarakat
terbuka maka masyarakat dapat saja
harus menjadi calon anggota dan
langsung diterima menjadi anggota
tidak pernah
koperasi
Setelah
jika
menjadi anggota.
memang
sudah
persyaratan
yang
seharusnya dapat diterima menjadi
sesuai
anggota koperasi tetapi kenyataanya
dengan anggaran dasar dan anggaran
calon anggota tersebut tidak pernah
rumah tangga koperasi. Hal tersebut
dapat
menyebabkan
jumlah
Penerimaan
besar
selanjutnya
memenuhi ditetapkan
oleh
yang
menyebabkan
koperasi
anggotanya
partisipasi
dapat anggota
tinggi kususnya dalam pemupukan modal dan pemanfaatan pinjaman.
menjadi
calon
anggota
diterima menjadi anggota.
calon
masyarakat
anggota
hanya
menjadi sebagai
persyaratan untuk dapat mengajukan pinjaman kepada koperasi. Kondisi
ini
akan
menyebabkan pemanfaatan pinjaman Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
48
ISSN : 0853 - 2516
koperasi sebagian besar diberikan
dalam
hal
kepada calon anggota dan hanya
pemanfaatan
sedikit saja yang dimanfaatkan oleh
terwujud.
permodalan jasa
dan
pinjama
sulit
anggota koperasi. Besarnya jumlah
Jumlah anggota akibat pola
pinjaman yang diberikan kepada
keanggotaan yang di terapkan oleh
calon
calon
koprasi juga berhubungan dengan
sebenarnya
partisipasi anggota dalam proses
anggota
anggota
membuat
tersebut
mempunyai peran yang besar untuk
pengambilan
memperbesar
akan
koperasi yang jumlah anggotanya
simpan
sedikit, partisipasi anggotanya dalam
diterima
SHU
oleh
yang
koperasi
keputusan.
pinjam. Sehingga maju mundurnya
proses
koperasi
dari
cenderung lebih tinggi di bandingkan
banyaknya jumlah calon anggota dan
dengan koperasi yang mempunyai
bukan
jumlah
jumlah anggota lebih banyak. Hal ini
anggota. Selain itu koperasi juga
disebabkan karena dengan jumlah
sangat
calon
anggota yang sedikit pengurus lebih
dalam
mudah untuk melibatkan anggota
memanfaatkan jasa pinjaman dan
dalam proses pengambilan keputusan
bukan bergantung pada anggota.
baik dalam rapat anggota tahunan
sangat
dari
banyaknya
bergantung
anggota
yang
tergantung
peran
tersebut
pengambilan
Pada
Selain itu pola keanggotaan
maupun
tertutup
tahuanan.
ini
menyebabkan
di
luar
rapat
keputusan
anggota
jumlah anggota koperasi menjadi
Pada koperasi yang jumlah
sangat sedikit dan bahkan tidak
anggotanya banyak, pengurus akan
pernah
mengalami
mengalami
pertumbuhan.
kesulitan
untuk
Jumlah anggota yang sedikit ini
melibatkan anggota dalam proses
secara
tidak
pengambilan keputusan. Selain itu
menyebabkan
untuk mengumpulkan anggota diluar
langsung
langsung rendahnya
akan
maupun
partisipasi
anggota
rapat anggota tahunan dibutuhkan
kususnya dalam pemupukan modal
biaya yang cukup besar terkait
dan pemanfaatan jasa pinjaman.
dengan penyediaan tempat maupun
Sehingga
konsumsi untuk anggota. Hal inilah
kemandirian
koperasi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.14 No.1
Oktober 2014
49
ISSN : 0853 - 2516
yang
menyebabkan
rendahnya
DAFTAR PUSTAKA
partisipasi anggota dalam proses pengambilan
keputusan
pada
koperasi
menerapkan
pola
yang
keanggotaan
yang
cenderung
terbuka.
KESIMPULAN Dari
berbagai
penelitian
pada
uraian bab
hasil
-
bab
sebelumnya,
maka
peneliti
memberikan
kesimpulan
sebagai
berikut: 1. Pola keanggotaan koperasi tidak hanya
terkait
dengan
keluar
masuknya anggota tetapi juga terkait dengan tingkat partisipasi anggota. 2. Partisipasi
anggota
pemupukan
dalam
modal
dan
pemanfaatan jasa pinjaman pada pola keanggotaan yang terbuka lebih tinggi dibandingkan dengan pola keanggotaan yang tertutup. 3. Calon anggota hanya dijadikan syarat untuk pengajuan pinjaman, bukan
sebagai
syarat
untuk
diterima menjadi calon anggota.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Aini dan Setiawan. 2006. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Unit Simpan Pinjam (USP) Karyawan Pemerintah Daerah Kota Semarang. Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 3 (2): 184 - 195 Anas. 530 Koperasi di Jember Tinggal Papan Nama. Pusat Inovasi UKM, 17 Oktober 2010. http://portal.piumkm.net/id/berita-umkm [5 Januari 2012] Anonim, 2008. Laporan Analisa Komparatif Antara Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Kredit (KOPDIT). Jakarta: Deputi Bidang Pengkajian dan Sumber Daya UKMK. Anoraga, P. & Sudantoko, H. D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta: PT. Rineka Cipta Antara, M. dan Komenauang, A.G. 2007. Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali: Pendekatan Strukturan Equation Model. SocioEconomic of Agriculturre and Agribusiness. Vol. 1 : 1- 29 Ardiana. 2010. Pengaruh Variabel Aset Lancar, Debt to Total Assets, Umur, dan Jumlah Anggota Terhadap Rentabilitas Ekonomi Di Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Kredit di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng: Sebuah Permodelan Ekonometrika.
Vol.14 No.1
Oktober 2014
50
ISSN : 0853 - 2516
Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2 : 1 – 29. Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan dan Kebijakan Pengembangannya. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 4 (2) : 146 – 164. Bachri, B. S. 2010. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 10 (1) : 46-62 Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM RI.2010. Partisipasi Anggota Koperasi. Jakarta : Kementrian Koperasi dan UKM RI. Deptan. 2004. Kelembagaan dan Pola Pelayanan Keuangan Mikro untuk Sektor Pertanian (Pedoman dan Kebijakan). Jakarta: Direktorat Pembiayaan, Departemen Pertanian RI. Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Jember. 2008. Profil Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Jember. Jember: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur. 2009. Kebijakan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Surabaya: Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Efferin, S. Darmaji, S. H. Tan, Y. 2004. Metode Penelitian untuk Akuntansi Sebuah Pendekatan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Praktis. Malang: Banyumedia Publishing Fachrudin, K. A. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 13 (1) : 37 – 46. Faisal, S. 2005. Format – Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. French, W. D. 2005. Capital Structure and The Ex-Dividend Day Return. The Financial Review. Vol. 40 : 361 – 379. Hadhikusuma, R.T. S. R. 2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hall, N. 2004. Koperasi Simpan Pinjam di Kota dan Kabupaten Malang. http://www.acicis.murdoch.edu .auhifield_topicsnhall.pdf. [30 Nopember 2011) Hartono. 2007. Analisis Deskriptif Struktur Modal Optimal dan Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis, 5 (2): 220 – 228 Hasnawati. 2004. Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Samudra Sejahtera Samarinda Tahun Buku 1999 – 2003. http://guruvalah.20m.com/scri pt1.pdf [2 Maret 2012] Hendayana dan Bustaman.2010.Fenomena Lembaga Keuangan Mikro Dalam Perspektif Ekonomi Pedesaan. http://pse.litbang.deptan.go.id/
Vol.14 No.1
Oktober 2014
51
ISSN : 0853 - 2516
pdffiles/Semnas4Des07_MP_A _Rachmat [24 Pebruari 2012] Husnan, S. 1985. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar – Dasar Manajemem Keuangan). Yogyakarta: Liberty. Hutasuhut, A. D. 2001. Manajemen Koperasi Menuju Kewirausahaan Koperasi. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 1 (1): 1-11. Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (pendekatan kualitatif dan kuantitatif). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Paradigma Kartasapoetra, G. 2003. Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta: PT. Bina Adiaksara. Kenangsari, A., Wirasasmita, R.A. R., Hadiwidjaja, Herlinawati, E. 1996. Sekilas Tentang: Modal dan Kemandirian Koperasi. Bandung: Pionir Jaya Kesuma, A. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal seta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 11 (1) : 38 - 45 Krisnamurti, B. 2005. Pengembangan Keuangan Mikro bagi pembangunan Indonesia. Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat. Edisi IV Maret 2005. Lubis, I. 2011. Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Koperasi Terhadap Eksistensi Koperasi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
di Kota Medan. Jurnal Ekonomi. Vo. 14 (2):74-86 Mahri, J. W. 2005. Pelayanan dan Manfaat Koperasi, Serta Pengaruhnya terhadap Partisipasi Anggota. http:// jurnal.upi.edu/file/Jajang.pdf [24 Pebruari 2012] Mantra, I. B. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Margaretha, F. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesi. Martini, S. dan Indiyastuti, N. 2010. Analisis Partisipasi Terhadap Kesejahteraan Anggota Koperasi di KPRI Serba Usaha Karyawan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Performance. Vol. 12 (1) : 127-139. Miles, H. B. dan Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metodemetode Baru. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ciawai: Penerbit Galia Indonesia. Palapa, M. K. P. 2006. Evaluasi Kinerja Koperasi Pada Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tanggerang. Tesis. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Ramadyanto, W. 2004. Praktek Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Akuntansi: Studi Kasus Pada Koperasi Karyawan Kesehatan Kabupaten Jepara. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 8 (4): 1- 25
Vol.14 No.1
Oktober 2014
52
ISSN : 0853 - 2516
Rantau, K. 2002. Pengaruh Partisipasi Anggota, Kualitas Pengelola, Kualitas Pengurus, dan Peranan Pemerintah TerhadapKeberhasilan Usaha Koperasi (Kasus KUD di Kabupaten Buleleng Bali). Socio-Economic of Agriculturre and Agribusiness. Vol. 2 : 1 – 10. Riyanto, B. 1999. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Salim, A. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Buku Sumber Untuk Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Tiara Wacana Setiawan, N. 2005. Performa Kelembagaan, Struktur Permodalan, Dan Usaha Koperasi Peternakan Di Jawa Barat. Tidak Diterbitkan. Laporan Penelitian. Bandung: Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Setiawan, A. H. 2004. Peningkatan Partisipasi Anggota Dalam Rangka Menunjang Pengembangan Usaha Koperasi. Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1 (1) : 39 – 44. Siwijatmo, 1982. Koperasi Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia. Sjahrial, D. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media Soetriono & Hanafie, S. R. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Subiantoro, E. B. & Triyuwono, I. 2004. Laba Humanis (Tafsir Sosial atas Konsep Laba dengan Pendekatan Hermeneutika). Banyumedia Publising Sudarsono & Edillius. 2002. Koperasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudarsono & Edilius. 2004. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sulaeman, S. 2005. Klasifikasi Koperasi. Infokop. Vol. XX (26) : 69-80. Susilo, M. I. Tanpa Tahun. Pengertian Koperasi. http://www.smecda.com/Files/i nfosmecda/misc/Koperasi_Iska ndar.pdf [8 Januari 2012] Syamsuddin, L. 1994. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Taman, A. 2009. Model Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode SMART System (Studi Kasus Pada UKM CV. Batara Electrindo). http://www.gunadarma.ac.id/li brary/articles/graduate/econom y/2009/artikel_10205056.pdf [12 Maret 2012] Tambunan, T. 2008. Prospek Perkembangan Koperasi Di Indonesia Ke Depan: Masih Relevankah Koperasi Di Dalam Era Modernisasi Ekonomi?. Jakarta: Pusat Study Industri dan UKM University of Trisakti
Vol.14 No.1
Oktober 2014
53
ISSN : 0853 - 2516
Toha, A. 2000. Struktur Modal Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi Anggota Forum Komunikasi Antar KSP/USP-Koperasi Di Kabupaten Tulungagung. Tidak Diterbitkan. Laporan Penelitaian. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember Usman, H. & Akbar, P. S. 2003. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Widiyanti, N. & Sunindhia, Y.W. 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Bina Adiaksara. Widiyanti, N. 2007. Manajemen Koperasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Weston, J. F. & Brigham, E. F. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan Jilid 2. Terjemahan oleh Alfonsus Sirait. 1994. Jakarta: Penerbit Erlangga Yin, R. K. 2000. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Yuhertiana, I. dan Donny, A. S. 2007. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Pada Koperasi Mandiri di Kabupaten Banyuwangi Atas Jasa Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Ekonomi dan Binis. Vol. 7 (1): 27 – 36.
Vol.14 No.1
Oktober 2014
54