MINATUTAMA
MANAJEMEN RUMAHSAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA
MODUL
1.0
MODEL PERILAKU ORGANISASI Fasilitator :
MINAT UTAMA MANAJEMEN RUMAHSAKIT Gedung IKM Lt. 2 Jln Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Telp. dan Fax. (0274) 581679, 551408 e-mail :
[email protected]
MODEL PERILAKU ORGANISASI Diskripsi Karena tugas para manajer tidak dapat terlepas dari kerja sama dengan dan melalui orang lain, atasan, rekan setingkat, dan bawahan, maka memiliki sumber daya manusia handal merupakan hal yang sangat berharga, bahkan merupakan asset yang sangat penting dalam memecahkan masalah-masalah tersebut.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami konsep dan pengertian kontekstual dari perilaku organisasi.
KHUSUS Mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan konsep dan pengertian kontekstual dari perilaku organisasi, kepemimpinan dan ketrampilan manajerial dalam upaya pengembangan organisasi.
A. Pendahuluan Berikut adalah penggambaran tentang fungsi manajemen, organisasi didirikan untuk mencapai sasaran, seseorang harus menetapkan sasaran tersebut dan upaya untuk mencapai sasaran tersebut. Manajemen adalah orang itu. Fungsi perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, pemantapan strategi keseluruhan untuk mencapai sasaran itu, dan pengembangan hirarki rencana menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Para manajer juga bertanggungjawab untuk merancang struktur organisasi. Kita sebut fungsi itu sebagai pengorganisasian. Fungsi tersebut mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan dimana keputusan harus diambil.
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
2
Setiap organisasi terdiri dari atas orang-orang dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan orang-orang ini. Inilah yang disebut fungsi
kepemimpinan.
Ketika
para
manajer
memotivasi
anak
buah,
mengarahkan kegiatan lainnya, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau menyelesaikan konflik antar anggota, mereka sedang melaksanakan peran kepemimpinan. Fungsi terakhir yang dijalankan manajer adalah pengendalian. Untuk menjamin segalanya berjalan sesuai dengan rencana, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Jika terjadi penyimpangan signifikan, maka sudah menjadi tugas manajemen
untuk
mengembalikan
organisasi
di
jalurnya.
Pemantauan,
pembandingan, dan kemungkinan menkoreksi inilah yang dimaksud dengan fungsi pengendalian. Sehingga, dengan memanfaatkan pendekatan fungsional, jawaban atas pertanyaan,
apa
yang
dilakukan
oleh
para
manajer?
Adalah
mereka
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan.
B. Definisi Perilaku organisasi (Organizational Behavior- OB) adalah studi sistematis tentang tindakan dan sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi (Stephen P. Robinson,2006). Apakah yang dimaksud dengan studi sistematis? Tindakan (atau perilaku) dan sikap namun tidak semua tindakan dan sikap. Tiga jenis perilaku yang terbukti sebagai penentu utama kinerja karyawan adalah produktivitas, ketidakhadiran, turnover. Perilaku organisasi juga terkait dengan kepuasan kerja karyawan, yang merupakan sebuah sikap. Para manajer seharusnya memperhatikan kepuasan karyawan mereka untuk 3 alasan: •
Terdapat kaitan antara kepuasan dan produktivitas
•
Kepuasan berhubungan secara negatif dengan ketidakhadiran dan turnover
•
Tidak dapat disangkal bahwa para manajer memiliki tanggung jawab kemanusiaan, untuk membentuk pekerjaan yang menantang, penghargaan, dan kepuasan terhadap karyawan mereka.
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
3
C. Peran-Peran Manajemen Peran-peran manajemen yang dikemukakan oleh Henry Mintzberg, dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa para manajer menjalankan 10 peran yang berbeda yang saling berkaitan atau serangkaian perilaku yang terkait dengan pekerjaan mereka. Kesepuluh peran ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yakni yang berkaitan dengan hubungan interpersonal, transfer informasi, dan pengambilan keputusan. 1. Peran Interpersonal Semua manajer dituntut untuk menjalankan tugas-tugas yang sifatnya seremonial dan simbolik. Semua manajer mempunyai peran pemimpinan; peran
ini
meliputi
perekruitan,
pelatihan,
pemberian
motivasi,
dan
pendisiplinan karyawan. Peran ketiga dalam pengelompokkan interpersonal adalah peran penghubung. Mintzberg menggambarkan kegiaan ini sebagai penghubung pihak luar yang memberi informasi kepada manajer. Pihak luar ini dapat berupa individu atau kelompok di dalam dan luar organisasi tersebut. 2. Peran Informasi Semua manajer pada tataran tertentu, mengumpulkan informasi dari organisasi-organisasi
dan
institusi-institusi
di
luar
lembaga
mereka.
Umumnya mereka mendapatkan informasi dengan membaca majalah dan berbincang dengan orang lain untuk mempelajari perubahan-perubahan selera publik, apa yang mungkin sedang direncanakan oleh para pesaing dan sebagainya. Mintzberg menyebut ini sebagai peran pemantauan. Para manajer juga berperan sebagai penghubung untuk meneruskan informasi kepada para anggota organisasi. Ini disebut sebagai peran penyebar. Disamping itu, para manajer menjalankan peran juru bicara ketika mewakili organisasinya dihadapan pihal luar. 3. Peran Pengambilan Keputusan Mintzberg mengidentifikasi 4 peran yang terkait dengan pengambilan pilihan. Dalam peran kewirausahaan, para manajer memprakarsai dan mengawasi Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
4
proyek-proyek baru yang akan memperbaiki kinerja organisasi mereka. Sebagai penyelesaian masalah, para manajer menjalankan tindakan korektif untuk menyikapi masalah-masalah yang tidak terduga. Sebagai pengalokasi sumber daya manusia, fisik, dan moneter. Terakhir, para manajer menjalankan peran perunding, yang didalamnya mereka membahas berbagai isu dan melakukan tawar menawar dengan unit-unit lain demi keuntungan unitnya.
D. Ketrampilan Manajemen Cara lain untuk mengetahui apa yang dilakukan manajer adalah dengan melihat ketrampilan-ketrampilan
atau
kemampuan
yang
mereka
perlukan
untuk
mencapai sasaran. Roberts katz telah mengidentifikasi tiga ketrampilan manajemen yang mutlak diperlukan; teknis, personal dan konseptual. 1. Ketrampilan Teknis Ketrampilan ini meliputi kemampuan menerapkan pengetahuan atau keahlian khusus. 2. Ketrampilan personal Yaitu kemampuan bekerja sama, memahami dan memotivasi orang lain, baik perorangan
maupun
dalam
kelompok,
menggambarkan
keterampilan
personal. 3. Ketrampilan Konseptual Para manajer harus mempunyai kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit. Hal ini menuntut ketrampilan konseptual.
I. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior/OB) Yaitu suatu bidang strudi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur
pada
perilaku
dalam
organisasi
dengan
maksud
menerapkan
pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas oerganisasi. Dalam perilaku organisasi mempelajari 3 determinan perilaku dalam organisasi; individu, kelompok, dan struktur.¹
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
5
II. Ilmu-ilmu yang mendukung bidang OB Perilaku organisai merupakan ilmu perilaku terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin perilaku. Bidang-bidang yang menonjol adalah psikologi, sosiologi, psikologi social, antropologi, dan ilmu politik. 1. Psikologi Merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang merubah perilaku manusia dan binatang lain. Para psikolog memfokuskan diri mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan telah menambah pengetahuan tentang OB adalah teoritikus pembelajaran, teoritikus kepribadian, psikolog konseling, dan yang terpenting adalah psikolog industri dan organisasi. Para psikolog industri dan organisasi awal memfokuskan diri mempelajari masalah kelelahan, kebosanan, dan faktor-faktor lain yang relavan dengan kondisi kerja yang dapat menghalangi efisiensi kinerja kerja. Lebih akhir sumbangan mereka telah meluas mencakup pembelajaran, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan,
efektivitas
kepemimpinan,
keluhan
dan
kekuatan-kekuatan
motivator, kepuasan kerja, proses pengambilan keputusan, penilaian kinerja, pengukuran sikap, teknik seleksi karyawan, desain pekerjaan dan stress kerja. 2. Sosiologi Yaitu mempelajari hubungan manusia dan sesamanya, dimana para sosiolog ini mempelajari sistem sosial dimana individu-individu mengisi peran-peran mereka. Sumbangan mereka terhadap OB antara masalah dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teori dan struktur organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, dan konflik. 3. Psikologi social Yaitu suatu bidang dalam psikolog, memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi. Psikolog sosial memfokuskan pada pengaruh seseorang terhadap yang lain. Salah satu bidang utama yang yang banyak diteliti oleh psikolog adalah perubahan, bagaimana mengimplementasikannya dan bagaimana mengurangi hambatan tehadap penerimanya. Selain itu, sumbangan
mereka
terhadap
OB
antara
lain
bidang
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
pengukuran, 6
pemahaman,
dan
perubahan
sikap
(pola
komunikasi,
pembangunan
kepercayaan, cara kegiatan kelompok, memuaskan kebutuhan individu, dan prose-proses pengambilan keputusan kelompok. 4. Antropologi Yaitu studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusia dan kegiatan mereka. Sebagian besar pemahaman kita saat ini tehadap budaya organisasi, lingkungan organisasi, dan perbedaan-perbedaan antara budaya nasional merupakan hasil karya seorang antropolog atau mereka yang menggunakan metode-metode antropologi. 5. Ilmu politik Meski sering diabaikan para ilmuwan politik signifikan dalam memahami perilaku dalam organisasi. Ilmu politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik, antara lain mengenai konflik, alokasi kekuasaan,
dan
bagaimana
orang
memanipulasi
kekuasaan
untuk
kepentingan individu.
III. Tantangan dan Peluang untuk OB Terdapat banyak sekali tantangan dan peluang bagi para manajer untuk menggunakan konsep-konsep OB. 1. Menyikapi globalisasi 2. Mengelola keberagaman tenaga kerja 3. Peningkatan kualitas dan produktivitas 4. Menyikapi kelangkaan tenaga kerja 5. Peningkatan layanan pelanggan 6. Meningkatkan ketrampilan personal 7. Memberdayakan orang 8. Menyikapi “kesementaraan” 9. Merangsang inovasi dan perubahan 10. Membantu karyawan menyeimbangkan konflik pekerjaan/ kehidupan 11. Meningkatkan perilaku etis
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
7
IV.Atraksi Mendatang; Mengembangkan Model OB Kita
menyimpulkan
mendefinisikan
bagian
bidang
ini
OB,
dengan
menyajikan
memantau
model
umum
yang
parameter-parameternya,
dan
mengidentifikasi variabel dependen dan independen utamanya. Model adalah abstraksi realitas, representasi sejumlah fenomena dunia nyata yang disederhanakan. Berikut adalah gambar 1.1 yang mendiskripsikan model OB.
Tingkat/ Sistem Organisasi
Tingkat Kelompok
Tingkat Individu
Gambar 1.1 Model OB dasar tahap 1 Sumber; Stephen P. Robbins, hal 28
Model ini mengusulkan bahwa ada 3 level analisis dalam OB yang ketika kita beralih dari level individual ke level sistem organisasi, kita secara sistematis menambah pemahaman kita tentang perilaku dalam organisasi, ketiga level dasar ini dapat dianggap sebagai dasar pembentuk model. Setiap level dibangun diatas level sebelumnya. Konsep-konsep kelompok tumbuh dari fondasi yang diletakkan dalam bagian individu; kami meletakkan batasan-batasan struktural ke individual dan kelompok untuk mendapatkan perilaku organisasi. 1. Variabel-Variabel Dependen Yaitu faktor-faktor kunci yang ingin anda jelaskan atau perkirakan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain. Apa variabel-variabel dependen utama Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
8
dalam
OB?
Para
ilmuwan
secara
historis
cenderung
menekankan
produktivitas, keabsenan, pengunduran diri karyawan, dan kepuasan kerja. ¾ Produktivitas; organisasi dikatakan produktif jika ia mencapai sasarannya dan melakukannya dengan mentransfer input ke output dengan biaya terendah. Oleh karena itu, produktivitas mencerminkan perhatian pada efektivitas maupun efisiensi. Rumah sakit tersebut efisien ketika ia dapat melakukan hal itu dengan biaya rendah. Jika rumah sakit dikelola untuk mencapai output lebih tinggi dari para staffnya saat ini dengan mengurangi jumlah rata-rata hari seorang pasien dirawat di tempat tidur atau dengan menaikkan jumlah kontak staff pasien per hari, kita menyatakan rumah sakit tersebut meraih efisiesi produktif. ¾ Keabsenan; adalah tidak melapor untuk bekerja. Jelas sulit bagi organisasi untuk beroperasi dengan mulus dan mampu meraih sasarannya jika karyawan tidak melapor untuk pekerjaan mereka. Aliran kerja terganggu dan sering keputusan-keputusan penting harus ditunda. Apakah semua absen buruk, mungkin tidak. Meski sebagian besar
absen
menyebutkan
berdampak situasi
negatif
yang
pada
didalamnya
organisasi, organisasi
kita
dapat
mungkin
mendapatkan manfaat jika karyawan secara sukarela memilih tidak datang ke tempat kerja. Misalnya: sakit, kelelahan, atau stress berlebihan dapat secara signifikan memangkas produktivitas karyawan. ¾ Pengunduran diri; adalah pengunduran diri permanen sukarela atau terpaksa dari organisasi. Tingkat pengunduran diri yang tinggi menghasilkan peningkatan biaya perekruitan, seleksi, dan pelatihan. ¾ Kewargaan Organisasi; adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Organisasi menginginkan dan membutuhkan karyawan yang bersedia melakukan semua hal yang bukan tugasnya. Dan bukti menunjukkan organisasi yang
mempunyai karyawan semacam itu berkinerja melampui
Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
9
organisasi yang tidak memilikinya. Hasilnya, OB memberi perhatian ke perilaku kewargaan organisasi sebagai satu variabel dependen. ¾ Kepuasan Kerja; pada poin ini, sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Dalam kepuasan kerja ini lebih mencerminkan sikap daripada perilaku. Mengapa kemudian variabel itu menjadi variabel dependen utama? Ada 2 alasan: variabel itu menunjukkan hubungan dengan faktor-faktor kinerja dan kelabihsukaan terhadap nilai tertentu yang dipegang banyak peneliti OB.
2. Variabel-Variabel Independen Apakah penentu-penentu utama produktivitas, keabsenan, pengunduran diri, kewargaan organisasi, dan kepuasan kerja? Jawaban kami atas pertanyaan itu membawa kita ke variabel-variabel independen (dugaan penyebab dari sejumlah perubahan variabel dependen). ¾ Variabel-Variabel Level Individu; terdapat 4 variabel level individu lain yang terbukti mempengaruhi perilaku karyawan, yaitu: persepsi, pengambilan keputusan individu, pembelajaran, dan motivasi. ¾ Variabel-Variabel Level Kelompok; perilaku orang dalam kelompok melebihi jumlah total semua orang tersebut yang bertindak sendiri. Kerumitan model kita meningkat ketika kita mengakui bahwa perilaku manusia ketika mereka berada dalam kelompok berbeda dari perilaku mereka ketika sendiri. ¾ Variabel-Variabel Level Sistem Organisasi; perilaku organisasi menjangkau level tertinggi kecanggihan ketika kita menambahkan struktur formal ke dalam pengetahuan kita sebelumnya tentang individu dan kelompok.
REFERENSI Stephen. P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Pearson Educations. Inc, 2006 Gibson, Ivancevich, Donnelly, Organizational 8 Edition, Richard. D. Irwin, Inc, 2001 Minat Utama Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
10