MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA KARS BERKELANJUTAN WEDIOMBO KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
WIDODO ISMANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul:
MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA KARS BERKELANJUTAN WEDIOMBO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) Merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri dengan bimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Maret 2009 Widodo Ismanto NRP. P062050674
ABSTRACT WIDODO ISMANTO. Wediombo Sustainability Karst Ecotourism Development Model in Gunungkidul District at Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (ARIS MUNANDAR as Chairman. ANDRY INDRAWAN and SYAIFUL ANWAR as members of the Advisory Committee).
Wediombo Karst is part of Gunung Sewu Mountain Karst Area which had been decided as the world heritage since 1994 by the International Speleology Mac Donald British Cave Research Association. Due to its beautiful land- and seascape panorama, beautiful caves, and unique flora and fauna, this area is potential to be developed as ecotourism area. The objective of this research is to provide a model to develop Wediombo as Karst Ecotourism Area. The research was conducted in 3 steps, i.e. (1) identification of biophysics, socio-economics, socio-culture, legal review, and tourist typology; (2) analysis of demand-supply, cost-benefit priority, and area-zoning; and (3) model development. In identifications step, data was analyzed descriptively. Area-zoning was analyzed using micro-ROS method. Model was developed using AHP and SWOT (AWOT) analysis. The results showed that Wediombo Karst Area has many potential places to be developed as ecotourism area, including beaches, caves, forests, traditional agriculture, and mountain areas. In addition socio-cultural, socio-economics, and legal aspects as well as analysis of tourist typology; demand-supply, cost-benefit priority support the development of karst ecotourism. Micro-ROS analysis shows that Wediombo area spreads over zoning scale 1 to 6, suggesting the natural condition still dominant. Zone development priority analyses suggests that zone A (Wediombo Beach) is the first priority, followed consecutively by zone B (cave and beach), zone E (local culture), zone C (Lowo Cave), zone D (forest area) and zone F (roadside area, stretching from rural boundary to Wediombo Beach). The AWOT analysis shows that Strengths and Threats (S-T) are the main factor for development of strategy. These results suggest that ecotourism development strategy concern in diversification based on local community. The first priority for the development of ecotourism is education tourism, which is expected will derive community awareness on sustainability of the environment including local culture.
Key words: Model, Gunungsewu karst, Wediombo, micro-ROS, AWOT, S-T Strategy, karst ecotourism
RINGKASAN Kawasan Wediombo memiliki potensi kekayaan alam yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata dan mempunyai daya jual yang tinggi. Salah satunya adalah potensi kars-nya yang merupakan kawasan yang unik dan potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata yang berbasis ekologi. Untuk menjaga kawasan kars ini agar tidak mengalami kerusakan akibat pengembangan wisata, diperlukan pengembangan ekowisata. Permasalahan yang muncul bahwa sampai saat ini belum ada konsep yang jelas mengenai pengembangan ekowisata kars sehingga terancam keestariannya. Penelitian bertujuan untuk membangun model pengembangan kawasan ekowisata kars yang berkelanjutan Wediombo.Untuk membangun model tersebut, beberapak kegiatan yang perlu dilakukan sebagai tujuan khusus adalah : 1. Mengidentifikasi potensi kawasan dengan mengidentifikasi karakteristik biofisik, sosial-budaya dan ekonomi kawasan kars Wediombo, legal aspek dan tipologi wisatawan untuk pengembangan ekowisata kars. 2. Menganalisis besarnya demand dan supply, serta prioritas manfaat dan biaya pengembangan ekowisata kars di kawasan Wediombo dan sekitarnya. 3. Mendelineasi zona kawasan kars Wediombo berdasarkan potensinya untuk pengembangan ekowisata yang berkelanjutan 4. Menyusun model pengembangan ekowisata kars di Wediombo dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan di kawasan kars Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama delapan (8) bulan yaitu sejak bulan Oktober 2007 hingga Juni 2008. Analisis data meliputi : analisis deskriptif, analisis statistika, analisis supply dan demand, eckenrode, Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), micro Recreational Opportunity Spectrum (micro-ROS), dan analisis AWOT yang merupakan gabungan antara metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Kars Wediombo mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata yang meliputi pantai, goa, hutan alam, perladangan tradisional, kawasan pegunungan, flora dan fauna. Komponen-komponen yang mendukung meliputi, kondisi biofisik, sosial-budaya, sosial-ekonomi masyarakat lokal, dan tipologi wisatawan yang diperkuat oleh aspek hukum. Hasil identifikasi demand menunjukkan bahwa semua wisatawan yang datang ke kawasan kars Wediombo pada umunya bersama keluarga. Wisatawan tersebut berasal dari luar Kota Yogyakarta dan tingkat pendapatan berkisar 1,6-2 juta/bulan. Umumnya wisatawan sanggup membayar biaya masuk kawasan lebih besar dari biaya yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dilihat dari hubungan antara pendapatan, kesanggupan membayar, dan umur menunjukkan adanya korelasi sedang antar ketiganya. Ini berarti bahwa semua pengunjung yang memiliki kesanggupan membayar lebih dari yang ditentukan karena faktor pendapatan dan umur. Dari sisi supply, terlihat bahwa banyak objek wisata yang dapat menarik wisatawan di kawasan ekowisata kars Wediombo seperti pantai, suasana alam, goa-goa, pegunungan, dan berbagai jenis flora dan fauna. Namun demikian,
wisata pantai yang paling banyak dikunjungi, namun kondisi sarana dan prasarana masih kurang terutama atraksi budaya dan kebersihan, serta tempat-tempat ibadah. Dalam rangka menuju pembangunan ekowisata kars yang berkelanjutan, maka prioritas manfaaf (benefit) yang diharapkan dalam pengembangannya lebih diprioritaskan pada manfaat ekonomi dan selanjutnya manfaat lingkungan dan sosial. Ini berarti bahwa pengembangan ekowisata kars Wediombo setidaknya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tetap memperhatikan kelestarian linfgkungan dan kondisi sosial masyarakat. Adapun pilihan keputusan prioritas manfaat adalah perubahan pola hidup. Sementara dilihat dari prioritas biaya (cost) yang dikeluarkan dari pengembangan ekowisata kars, maka biaya perbaikan lingkungan menempati posisi pertama, kemudian diikuti faktor ekonomi dan sosial mempunyai. Adapun pilihan keputusan prioritas adalah biaya perencanaan kawasan dan konservasi sedimen. Kawasan Wediombo secara kealamiahan masuk dalam skala 1 sampai 6 (micro-ROS), yang artinya didominasi oleh kawasan alami. Pantai Jungwok, Dadapan, Hutan Alam, Goa dan pegunungan pada skala 1 sampai 4, untuk Pantai Wediombo pada skala 3 sampai 6. Pengembangan kawasan wisata kars Wediombo dibagi enam zone dengan peringkat pertama Zone A (Pantai Wediombo), kemudian berturut-turut Zone B (Pantai dan Goa), Zone E (Pusat Budaya), Zone C (Goa Lowo), Zone D dan Zone F masing-masing kawasan Hutan alam dan Kawasan sepanjang jalan menuju Pantai Wediombo. Setiap zone memiliki kantong-kantong rekreasi yang menarik untuk dikembangkan sebagai objek wisata Strategi pengembangan wisata di kawasan kars Wediombo adalah “Pengembangan Wisata Pendidikan” pada setiap jenis atraksi wisata yang dikembangkan pada kantong-kantong rekreasi di semua zone pemanfaatan dan selanjutnya wisata penelitian, wisata petualang, wisata spiritual dan wisata massa. Melalui wisata pendidikan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungannya dengan menempatkan alam dan budaya lokal sebagai nilai utama, sehingga masyarakat bisa tetap memperoleh keuntungan melalui wisata tersebut dan kawasan kars serta keanekaragaman hayati yang unik dapat terpelihara dan terlindungi dengan baik. Komponen yang paling berperan adalah diversifikasi kekuatan (Strengths) dan ancaman (threats), artinya strategi pengembangan ekowisata kars bertumpu kepada diversifikasi dan melibatkan masyarakat lokal. Tujuan yang paling diharapkan dalam pengembangan wisata pendidikan adalah adanya keberlanjutan baik keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial sebagaimana tiga pilar dalam pembangunan berkelanjutan hasil KTT Bumi tahun 1992 yang dikuatkan dengan keluarnya UU No. 23 tahun 1999 tentang Lingkungan Hidup. Melalui keberlanjutan ini, dalam jangka panjang dapat membantu mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan melalui kegiatan konservasi yang berjalan terus selaras dengan pembangunan ekonomi dan kondisi sosial masyarakat. Dalam pengembangan wisata ini perlu dilakukan secara terpadu dengan melibatkan stakeholder pada beberapa institusi kelembagaan terkait sehingga kawasan dapat dikelola secara optimal dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada tata ruang wilayah yang ada sebagaimana diatur dalam UU No. 27 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan peraturan daerah yang ada.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009. Hak Cipta dilindungi Undang-undang. 1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber : a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA KARS BERKELANJUTAN WEDIOMBO KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)
WIDODO ISMANTO
Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Institut Pertanian Bogor
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Disertasi
: Model Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars Berkelanjutan Wediombo Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Nama Mahasiswa
: Widodo Ismanto
Nomor Pokok
: P062050674
Program Studi
: Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menyetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Aris Munandar, M.S. Ketua
Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, M.S. Anggota
Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc. Anggota
Mengetahui
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB
Prof. Dr. Ir. Surjono H Sutjahjo, M.S. Tanggal Ujian :……………………
Dekan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Lulus : ……………………
PRAKATA
Disertasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi S3 di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (PS PSL-IPB). Tema dari penelitian ini adalah ekowisata kars, sedangkan judul yang dipilih adalah Model Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars Berkelanjutan Wediombo Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Alasan pokok yang mendasari judul yaitu masih sedikitnya pengembangan kawasan kars sebagai kawasan ekowisata, sehingga kawasan kars masih dianggap sebagai kawasan yang tandus, kering, kekurangan pangan dan kawasan miskin. Kawasan kars Wediombo merupakan bagian dari kawasan kars Gunungsewu yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia sejak tahun 1994 oleh International Speleology Mac Donnald British Cave Research Assosiation dan Keputusan menteri ESDM tahun 1993 sebagai kawasan kars yang dilindungi dan tahun 1994 ditetapkan sebagai kawasan eko-kars. Untuk mengoptimalkan Kawasan Wediombo sebagai kawasan ekowisata, maka dilakukan identifikasi biofisik untuk mengetahui potensi dan penyebaran kawasan wisata, sedangkan untuk mendukung
pengembangan ekowisata
dilakukan identifikasi sosial-budaya, sosial-ekonomi masyarakat setempat, aspek legal dan tipologi wisatawan. Dengan selesainya penulisan disertasi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Ir. Aris Munandar, MS, Bapak Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS dan Bapak Dr. Ir. Syaiful Anwar, MSc selaku pembimbing dengan sabar memberikan berbagai masukan dan saran yang sangat berharga. Juga kepada Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, Dr. Ir. Siti Nurisyah, MSLA sebagai penguji luar komisi ujian tertutup. Penghargaan juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng dan Ibu Dr. Ir. S. Sekartjakrarini, MSc. Sebagai penguji luar komisi ujian terbuka, yang banyak memberikan masukan. Selain itu penulis menyampaikan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Surjono H Sutjahjo, MS yang telah mengarahkan dan memotivasi penulis untuk melakukan penelitian
mengenai ekowisata kars. Ungkapan terimakasih juga penulis berikan kepada Ibu Dr. Ir. Etty Riyani, MS yang membantu memberikan masukan. Penulis juga merasa berhutang budi kepada Dr. Ir. Hikmad Ramdan, MS dan Dr. Ir. Thamrin Rasyid, MS yang membuka pikiran penulis sebelum dan sesudah melakukan penelitian mengenai ekowisata kars. Juga kepada Dr. Ir. Suaedi, MS maupun Sdr. Rahman Kurniawan mahasiswa S3 PSL yang telah meluangkan waktu untuk berkenan berdiskusi dengan penulis dan memberikan masukan
yang sangat
berarti. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih terhadap kawan-kawan program S3 PSL dan rekan mahasiswa yang lain yang telah memberikan saran dari saat kolokium maupun seminar yang merupakan tambahan yang berarti. Tidak lupa kepada Sdri. Ririn, Sdri Suli dan staf sekretariat program S3 PSL yang lain yang sejak awal menjadi “perantara” antara penulis dan pembimbing karena keterbatasan waktu. Terakhir kepada kedua orangtua yang setiap saat mendoakan untuk kemudahan anaknya dalam menjalankan proses pembelajaran, dan tak lupa kepada mertua yang mendorong dan memotivasi untuk menyelesaikan S3; istriku tercinta Tresni Prayetni Dewi, teman setia yang dengan sabar memotivasi dan mendorong untuk menyelesaikan disertasi ini; serta anak-anakku tersayang, Arif Eko Putranto dan Haris Jati Kuncoro, yang sabar telah menunggu ayahnya mengurangi waktu untuk menemani mereka.
Bogor, 2009 Widodo Ismanto
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 09 Juli 1963 di Nganjuk Jawa Timur, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, pasangan Markijo dan Wardjinah (Alm). Pendidikan Akademi ditempuh di Jurusan Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika, lulus tahun 1986. Sarjana ditempuh di Jurusan Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UT, lulus tahun 1998. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan S2 Kajian Energi Program Studi Pembangunan, Fakultas Teknologi Industri ITB, lulus tahun 2003. Pada tahun 2005 penulis diterima di Program S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB. Sebelumnya penulis pernah bekerja di Badan Meteorologi dan Geofisika setelah menyelesaikan dari Akademi Meteorologi dan Geofisika sampai tahun 1990. Kemudian penulis mengundurkan diri atas permintaan sendiri dan bekerja di Petromer Trend Companies in Indonesia hinga PetroChina International Companies in Indonesia Ltd. sampai sekarang. Penulis menikah dengan Tresni Prayetni Dewi, putri ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Sumardjo dan Srimulyani pada tahun 1994 dan dikarunia dua putra Arif Eko Putranto dan Haris Jati Kuncoro. Pada tahun 1986-1989 aktif
di Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
(HAGI) selain sebagai anggota juga menulis mengenai kegempaan di Indonesia di Jurnal HAGI. Pernah menulis di Suara Karya dan Kompas mengenai Gempa bumi yang dihubungkan dengan penataan lingkungan. Bagian disertasi yang telah dimuat dalam Jurnal Ilmiah Kepariwisataan Indonesia terakreditasi B (ISSN 1907-9419) pada bulan Maret 2008 volume 3, nomor 1, halaman 101-113, dengan judul Identifikasi Potensi Wediombo Sebagai Kawasan Ekowisata Kars di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk bagian disertasi yang lain dalam proses pemuatan.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvii
GLOSARIUM............................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2. Kerangka Pemikiran.......................................................................
6
1.3. Perumusan Masalah ......................................................................
9
1.4. Tujuan Penelitian ..........................................................................
11
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................
12
1.6. Novelty (Kebaruan)........................................................................
13
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
14
2.1. Potensi Biofosik, Sosial ekonomi, dan sosial Budaya ..................
15
2.2. Perbandingan Cara Pengelolaan Ekowisata ..................................
20
2.3. Tipologi Pengunjung .....................................................................
23
2.4. Aspek Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply) Wisata .....
25
2.5. Analisis Micro-ROS ......................................................................
27
2.6. Analisis Prioritas Manfaat dan Prioritas Biaya ..............................
27
2.7. Strategi Pengembangan Ekowisata ...............................................
28
BAB III. METODE PENELITIAN .........................................................
31
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
31
3.2. Tahapan Penelitian .........................................................................
32
3.3. Metode Penelitian .........................................................................
33
3.3.1. Identifikasi Potensi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars ..................................................................
33
3.3.2. Studi Supply dan Demand, serta Prioritas Manfaat dan Prioritas Biaya Ekowisata Kars Wediombo .......................
38
3.3.3. Pembagian Zonasi Kawasan Pengembangan ......................
43
3.3.4. Model Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo Berkelanjutan .....................................................................
44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
52
4.1. Potensi Pengembangan Ekowisata Kars .......................................
52
4.1.1. Kondisi Biofisik, Sosial Ekonomi, dan Sosial Budaya ......
52
4.1.2. Aspek Legal .......................................................................
79
4.1.3. Tipologi Wisatawan ...........................................................
83
4.2. Besarnya Demand dan Supply, serta Manfaat dan Biaya Pengembangan Ekowisata Kars di Kawasan Wediombo ..............
92
4.2.1. Hasil Demand dan Supply ..................................................
93
4.2.2. Prioritas Manfaat (Benefit) dan Biaya (Cost) .....................
106
4.3. Pembagian Zone Kawasan Kars Wediombo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta .............................................................
112
4.4. Model Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo Gunungkidul Yogyakarta ....................................................................................
139
4.4.1. Penentuan dan Peringkat Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo .........................................................................
139
4.4.2. Model Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo............
144
4.5. Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars Wediombo ............................................................................
167
4.5.1. Kebijakan Umum ..............................................................
167
4.5.2. Kebijakan Operasional .......................................................
168
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
171
5.1. Kesimpulan ....................................................................................
171
5.2. Saran-Saran .....................................................................................
173
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
175
LAMPIRAN.................................................................................................
182
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Perbandingan cara pengelolaan ekowisata ..........................................
21
2.
Tipologi wisatawan dalam Micro-ROS ..............................................
25
3.
Penentuan bobot faktor manfaat (Benefit) ...........................................
41
4.
Penentuan bobot faktor biaya (Cost) ...................................................
41
5.
Nilian penataan kawasan rekreasi alam ...............................................
44
6.
Faktor-faktor dalam analisis SWOT ...................................................
47
7.
Kategori wisata dalam skala Micro-ROS ............................................
48
8.
Matrik perbandingan berpasangan berdasarkan skala Saaty................
50
9.
Nilai indeks random untuk penentuan consistency ratio (CR) ............
51
10.
Karakteristik fauna di kawasan Wediombo ........................................
56
11.
Keberadaan fauna di Kawasan Wediombo (catatan desa dan Wawancara ..........................................................................................
58
12.
Tanaman endemik yang dikembangkan ..............................................
60
13.
Tanaman produksi yang dikembangkan .............................................
60
14.
Kegiatan pendukung wisata di kawasan kars Wediombo ...................
62
15.
Status kawasan di Desa Jepitu ............................................................
71
16.
Kondisi profesi masyarakat Jepitu ......................................................
71
17.
Karakteristik masyarakat lokal ............................................................
72
18.
Jenis budaya tradisional kawasan Wediombo .....................................
74
19.
Persepsi masyarakat lokal kawasan kars Wediombo ..........................
76
20.
Partisipasi masyarakat local di sekitar kawasan kars Wediombo .......
79
21.
Motivasi dan kegiatan wisatawan di kawasan Wediombo ..................
86
22.
Persepsi wisatawan ..............................................................................
89
23.
Kemauan membayar wisatawan di kawasan kars Wediombo ............
91
24.
Analisis Pearson hubungan antar variable ..........................................
102
25.
Matrik manfaat dari pendapat pakar sisi ekonomi, lingkungan dan sosial..............................................................................................
107
26.
Matrik biaya dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial ......................
108
27.
Manfaat pengembangan ekowisata kars Wediombo............................
110
28.
Biaya (Cost) pengembangan ekowisata kars Kawasan Wediombo .....
111
29.
Hasil evaluasi setting potensi kawasan wisata Wediombo secara Biofisik.................................................................................................
115
30.
Hasil evaluasi setting kawasan wisata Wediombo secara sosial..........
115
31.
Hasil evaluasi setting potensi kawasan wisata Wediombo secara administratif .........................................................................................
116
32.
Daftar fauna yang berada di kawasan Wediombo................................
119
33.
Matrik kategori zone kawasan dan objek pengelolaan menurut IUCN ...................................................................................................
126
34.
Zone kawasan kegiatan wisata di kawasan kars Wediombo ...............
128
35.
Matrik penentuan nilai jumlah wisatawan berkunjung .......................
129
36.
Matrik penentuan nilai banyaknya kesempatan berekreasi .................
130
37.
Matrik penentuan nilai persaingan kawasan wisata .............................
130
38.
Nilai kelayakan kawasan Wediombo ..................................................
131
39.
Matrik analisa viabilitas zone-zone kawasan Wediombo ...................
132
40.
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone A).............................................................................
133
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone B) .............................................................................
134
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone C) .............................................................................
135
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone D).............................................................................
136
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone E) .............................................................................
137
Deskripsi zone produk ekowisata di kawasan ekowisata kars Wediombo (zone F)..............................................................................
138
46. Hasil identifikasi faktor-faktor kekuatan (Strength) ...........................
139
47. Hasil identifikasi faktor-faktor kelemahan (Weaknesses)....................
140
48.
Hasil identifikasi faktor-faktor peluang (opportunities) ......................
141
49.
Hasil identifikasi faktor-faktor ancaman (Threats)..............................
141
50.
Formulasi rancangan pengembangan ekowisata kars Wediombo Matrik SWOT ......................................................................................
143
51.
Matrik strategi pengembangan dengan pewilayahan (zone)................
150
52.
Daya tarik alternatif kegiatan ekowisata di kawasan kars Wediombo ............................................................................................
153
Matrik andalan (flagship) dan penyangga (buffer) wisata ...................
161
41. 42. 43. 44. 45.
53.
DAFTAR GAMBAR Halaman 1.
Kluster pengembangan wisata di Pantai Selatan Yogyakarta, Kawasan Wediombo termasuk dalam kluster Pantai Rongkop ..........
3
2.
Tiga pilar sistem manajemen lingkungan (SML) ................................
8
3.
Kerangka pemikiran penelitian ...........................................................
9
4.
Skema perumusan masalah model pengembangan kawasan Ekowisata kars yang berkelanjutan di wediombo................................
12
5.
Skema deomorfologi kars ....................................................................
16
6.
Proses pengikisan batuan karbonat membentuk struktur goa .............
17
7.
Lokasi penelitian kawasan Wediombo ................................................
31
8.
Tahapan penelitian pengembangan kawasan ekowisata Wediombo . ..........................................................................................
32
9.
Hierarkhi mekanisme pemilihan pengembangan wisata .....................
49
10.
Peta kelerengan kawasan Wediombo ..................................................
53
11.
Letak goa berdasarkan proses pembentukan .......................................
55
12.
Potensi penyebaran kawasan wisata Wediombo .................................
67
13.
Potensi pergerakan wisatawan di kawasan Wediombo .......................
68
14.
Lingkaran optimalisasi ekowisata dan kelembagaan ...........................
69
15.
Stakeholder yang berperan dalam bisnis ekowisata ............................
70
16.
Pendapatan masyarakat lokal per bulan ..............................................
73
17.
Beberapa rangkaian upacara Ngalangi ................................................
75
18.
Diagram hari puncak kunjungan wisatawan .......................................
84
19.
Diagram motivasi dan aktivitas wisatawan di kawasan kars Wediombo ............................................................................................
87
20.
Diagram jenis kelompok wisatawan ...................................................
94
21.
Diagram kelompok umur wisatawan yang berkunjung ke Wediombo ............................................................................................
95
22.
Diagram pendpatan wisatawan di kawasan kars Wediombo ..............
95
23.
Diagram kemauan membayar wisatawan ............................................
96
24.
Diagram lamanya jarak tempuh wisatawan ........................................
97
25.
Peta waktu perjalanan ke kawasan Wediombo Gunungkidul ..............
98
26.
Diagram jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Wediombo ..........
99
27.
Diagram lamanya wisatawan berkunjung ke kawasan Wediombo......
100
28.
Jenis transportasi wisatawan ke kawasan Wediombo..........................
100
29.
Tempat yang paling menarik menurut wisatawan ...............................
103
30.
Kondisi sarana dan prasarana di kawasan Wediombo .........................
103
31.
Kekurangan kondisi infrastruktur .......................................................
104
32.
Kantong-kantong potensi kawasan wisata berdasar Micro-ROS.........
112
33.
Pembagian zoning kawasan kars Wediombo.......................................
125
34.
Hierarkhi model pengembangan kawasan ekowisata kars Berkelanjutan di Wediombo ................................................................
146
Prioritas komponen SWOT dalam pengembangan kawasan Ekowisata kars Wediombo...................................................................
148
Prioritas faktor SWOT (Kekuatan) dalam pengembangan kawasan Ekowisata kars Wediombo...................................................................
156
Prioritas faktor SWOT (Ancamann) dalam pengembangan kawasan Ekowisata kars Wediombo...................................................................
157
Prioritas faktor SWOT (Peluang) dalam pengembangan kawasan Ekowisata kars Wediombo...................................................................
158
Prioritas faktor SWOT (Kelemahan) dalam pengembangan kawasan Ekowisata kars Wediombo...................................................................
159
Prioritas masing-masing aktor yang berperan dalam pengembangan Kawasan ekowisata kars Wediombo ...................................................
160
Optimalisasi pengembangan ekowisata ...............................................
162
35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
42. Prioritas masing-masing tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan ekowisata kars Wediombo..................................................... 164 43. 44. 45.
Prioritas masing-masing strategi pengembangan kawasan ekowisata Kars Wediombo ..................................................................................
165
Lingkaran optimalisasi ekowisata kars Wediombo dan Kelembagaan (Pengembangan dari Weaver, 2001) .............................
167
Model Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars Wediombo yang Berkelanjutan .......................................................................................
170
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Kuesioner pengembangan ekowisata kars di Wediombo .....................
182
2.
Pembobotan kriteria prioritas manfaat dan biaya ................................
207
3.
Kuesioner penilaian variabel pengembangan kawasan ekowisata kars.
208
4.
Peta tematik curah hujan ....................................................................
209
5.
Peta tematik tingkat erosi ....................................................................
210
6.
Peta tematik kepadatan penduduk ........................................................
211
xvii
Glosarium Istilah-istilah Ampyang: Makanan yang terbuat dari kacang tanah dengan gula merah, sehingga membentuk seperti rempeyek Asum Dahar: Prosesi ziarah ke tempat Gusti Ibu Kanjeng Nganglang Jagad Noto Kusumo, dilaksanakan setiap tahun sehabis panen di dusun Manukan pada sebuah watu dukun dilaksanakan pada Jumat wage atau Jumat legi Conical: pegunungan di kawasan kars yang berbentuk kerucut Critically Endangered (CR): Kategori ditujukan kepada spesies yang menghadapai resiko tinggi menuju kepunahan dalam waktu dekat. Dolin: merupakan cekungan-cekungan tertutup berbentuk bulat atau lonjong dengan diameter beberapa meter hingga lebih kurang satu kilometer. Endangered (EN): Tidak masuk dalam spesies CR tetapi menghadapi resiko kepunahan di alam liar dalam waktu yang agak dekat (rentang waktunya lebih lama dari CR) Extinct (EX): Kategori untuk spesies yang dapat dipastikan tidak ada lagi individunya yang masih hidup. Extinct in the wild (EW): Berlaku untuk spesies yang tidak dapat diketemukan lagi di habitat/lingkungan aslinya. Keberadaan hidupnya berada di wilayah aslinya, dengan tujuan pengembangbiakkan. Gawar Kentheng/Sriatan: adalah pasang batas dusun dengan menggunakan tali dari bambu yang diberi ijuk. Dilaksanakan bulan Shuro (Muharom) hari Jum’at legi. Gumbreg: dilaksanakan setiap tahun 2 kali, fungsinya untuk sesaji hewan ternak dan alat pertanian, dengan makanan khas ketupat dan jadah. Jadah: Ketan yang sudah matang, selama proses pematangan ketan dicampur dengan santan kelapa kemudian ketan yang matang digiling sampai halus. Kars: kawasan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Kawasan kars: kawasan batuan karbonat (batuan gamping dan atau dolomit) yang memperlihatkan morfologi kars yang ditandai oleh bukit berbangun kerucut dan menara, lembah dolina, gua, dan stalagtit serta sungai bawah tanah. Kirim ndowo: fungsi memanjatkan kepada Tuhan (memperingati arwah leluhur),
xviii
pelaksanaan pada saat mulai cocok tanam dan setelah panen. Hari acara senin kliwon atau senin wage Least Concern (LC): Tidak termasuk spesies dalam CR, EN, VU dan LC. Keberadaannya masih tersebar dalam wilayah tertentu. Memule: doa yang dilakukan setiap keluarga yang akan menikahkan anak atau untuk awal mulai pertanian atau pembangunan rumah. Pelaksanaan setiap hujan turun atau akan menikahkan anak atau membangun rumah. Near Treathened (NT): Tidak masuk dalam spesies VU tetapi menghadapi resiko punah dalam jangka waktu panjang. Ngalangi: Ucapan rasa sukur setelah selesai panen dilakukan dengan cara melakukan ritual laut dengan cara melabuh tumpeng, ayam, kain, benang, gunting, jarum di Pantai Wediombo, sedangkan waktu ritual menagkap ikan di Pantai Jungwok Nyadran: Nadar yang dipenuhi dan mengunjungi peristirahatan Gusti Worawari dalam satu tahun sekali setelah panen bersama waktu Rosulan. Ngirim Pari: mengirim padi dengan kunyit, asem, dan bedak dari padi (rujak asem) ketika padi mau berisi. Polje: merupakan kawasan yang berlantai datar, dapat berupa batuan dasar atau batuan lepas seperti alluvium, cekungan tertutup dengan lereng terjal paling tidak pada salah satu sisinya, dan mempunyai drainase kars. Pit Cave: goa yang mempunyai kedalaman tegak lurus Red list data book: Buku merah yang berisi tentang fauna yang berpotensi akan punah menurut IUCN Resan: tempat yang masih banyak ditumbuhi pohon dan menurut kepercayaan ada “penghuninya” tidak boleh dirusak, ketika acara rosul dibersihkan daun yang berada di bawah pohon tersebut Satelit Ketela: Makanan terbuat dari ketela yang diparut kemudian di kukus dan mempunyai bentuk tipis seperti lempeng. Speleology: ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan ekosistem yang tejadi di dalam goa Srimping: Jadah dicetak tipis bulat dikeringkan, setelah itu di goreng Uvala: merupakan gabungan dari dolin-dolin dengan diameter 500-1000 m dan kedalaman 100-200 m.
xix
Vulnerable (VU): Tidak masuk dalam spesies EN tetapi menghadapi resiko punah dalam jangka waktu menengah. Worang: makanan terbuat dari ketan yang di kukus samapai matang dan cara makan dengan menggunakan parutan kelapa
Operasional Daya dukung adalah: kondisi maksimum suatu ekosistem untuk menampung komponen biotic (mahluk hidup) yang terkandung di dalamnya, dengan juga memperhitungkan factor lingkungan dan factor lainnya yang berperan di alam. Ekosistem adalah: sebuah entitas yang terdiri dari tumbuhan, hewan serta lingkungan disekitarnya, serta pertukaran energi dan materi pada lingkungan tersebut (Barbour dalam UU N0.67/2004 tentang pedoman umum pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil). Ekowisata adalah: kegiatan wisata berdasarkan lingkungan yang menitikberatkan aspek konservasi dan aspek pemberdayaan masyarakat lokal dari unsure social, ekonomi dan budaya serta mengandung aspek pendidikan. Kebijakan adalah: serangkaian keputusan yang diambil oleh seorang aktor atau kelompok aktor yang berkaitan dengan seleksi tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dalam situasi tertentu, dimana keputusan tersebut berada dalam cakupan wewenang para pembuatnya (William Jenkins, 1978). Kawasan adalah: wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya (UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang) Klasifikasi kawasan kars adalah: kegiatan menentukan atau membagi suatu kawasan kars menjadi satu atau beberapa kelas sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan potensi yang dimilikinya Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah: pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan saat ini dengan tetap menjaga dan meningkatkan kesempatan pemenuhan di masa yang akan datang. Pengembangan kawasan adalah: upaya adaptif mengembangkan kawasan yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan untuk mencapai keserasian antarsektor dan antarwilayah, serta antarnegara yang bertetangga sehingga dapat mensejajarkan diri dengan negara yang lebih maju. Konservasi sumber daya alam: pengelolaan sumber alam terbaharui dan tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.
xx
Daya dukung lingkungan adalah: kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain. Pengelolaan berkelanjutan adalah: pengelolaan yang dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia saat ini, tanpa mengorbankan potensi pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia di masa mendatang
xxi