1
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MEDIA INTERNET DI SMP NEGERI 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI
Doni Fatwayanto Suparlan Al Hakim Siti Awaliyah
Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang ABSTRAK Kunci: Internet, Model Pembelajaran, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainya. Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
2
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dan para peserta didik di SMP Negeri 2 Gurah. Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Gurah di Jln. Raya Turus No 108 Gurah Kabupaten Kediri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah teknik (1) wawancara, (2) observasi, (3) peristiwa, (4) dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan mengacu pada pendapat Moleong (2006:103) dengan prosedur: (1) reduksi data, (2) display data, dan (3) verifikasi data. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan peneliti. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Penerapan model pembelajaran PKn berbasis internet oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah: (a) Dalam perencanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet seorang guru memaksimalkan metode yang menggunakan internet dilakukan ketika hal-hal yang berkaitan dengan materi belum dipahami oleh siswa, maka siswa akan menggunakan pembelajaran berbasis internet agar membantu pembelajaran PKn tersebut.(b) Kemudian di dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis internet guru memberikan model pembelajaran, ketetapan materi kepada siswa dan pemberian tugas kepada siswa dengan menggunakan internet.(c) Bahwa hambatan yang dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang memudahkan para siswa agar aktif di setiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 1.
Latar Belakang Sebagai seorang calon pengajar harus dapat meningkatkan cara mengajar yang
baik demi mencapai tujuan yang ditentukan. Dan penulis pun menyadari sebagai mahasiswa sesuai dengan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu berdiri sendiri dan sanggup memecahkan masalah yang merupakan sasaran demi pendidikan diperguruan tinggi. Dalam proses pembelajaran, guru harus bisa menciptakan kondisi belajar dan mengajar yang tidak membosankan dan dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa. Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar melibatkan perasaan dan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Pemilihan berbagai model pembelajaran yang
3
sesuai dengan tujuan pembelajaran, kondisi dan kemampuan siswa juga dapat dilakukan oleh guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dialami guru, dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, termasuk guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Beberapa realitas pembelajaran yang dilaksanakan guru PKn selama ini adalah (1) penggunaan metode pembelajaran hanya terbatas pada motode ceramah, tanya jawab dan penugasan; (2) gaya pembelajaran masih tampak cenderung bersifat indoktrinity; (3) proses pembelajaran nilai dan moral melalui PKn masih terbatas sebagai nasehat moral dan belum mengarah pada analisis moral; (4) pembelajaran belum mampu melibatkan siswa untuk melakukan dialog secara mendalam sehingga keaktifan mental dan emosional siswa belum nampak maksimal; (5) pembelajaran belum mengarah pada upaya optimalisasi berbagai intelegensi untuk berpikir kritis dalam melakukan analisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat (Untari, 2003:152). Suasana belajar yang tidak menyenangkan akan menjadikan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa akan gelisah dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Gurah Kabupaten Kediri ditemukan permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu kurang optimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini ditunjukan dengan nilai ulangan harian siswa pada lampiran. Untuk mengatasi kurang optimalnya hasil belajar siswa tersebut sangat ditentukan oleh kiat masing-masing guru di kelas. Dalam pandangan psikologi belajar, keberhasilan belajar itu lebih banyak ditentukan oleh tenaga pengajarnya ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini terjadi karena tenaga pengajar selain sebagai orang yang berperan dalam proses belajar-mengajar, juga memandu segenap proses pembelajaran. Ditangan guru sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung dan pembelajaran diarahkan dengan baik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada umumnya kurang bervariasi. Selama proses pembelajaran siswa hanya disuguhi dengan isi Sila-Sila dari Pancasila dan Pasal- Pasal dari UUD 1945 yang harus diselesaikan. Penjelasan guru untuk materi pelajaran diberikan secara menoton dan kurang melibatkan partisipasi siswa dalam kelas sehingga menciptakan suasana yang membosankan dalam pembelajaran. Penggunanan buku pelajaran
4
dan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dapat membuat siswa bosan dan kurang termotivasi dalam pembelajaran tersebut. Sebagai pekerja profesional, guru yang baik akan berusaha maksimal dalam berinovasi meningkatkan pola kinerjanya dalam proses pembelajaran, baik perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian ( Salam, 2008). Selain itu guru harus memfasilitasi dirinya dengan seperankat pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Selain harus menguasai subtansi keilmuan, guru juga harus menguasai metode-metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif ( Sardiyo dan Pannen, 2005). Hal ini diperkuat oleh Salam (2008) yang mengemukakan bahwa sebagus apapun kurikulum (official), hasilnya sangat berpengaruh pada bagaimana aksi dan reaksi guru dan siswa yang ada di dalam kelas ( actual). Salah satu upaya guru untuk menciptakan strategi atau pendekatan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa adalah dengan menginovasikan pembelajaran melalui metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangungnya kegiatan pembelajaran (Sudjana,2004:76). Dengan adanya metode, diharapkan dapat tercipta interaksi yang baik antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa. Menurut Sagala (2009:201-221) metode pembelajaran terdiri dari metode yang tepat yaitu ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demontrasi, metode kerja kelompok, metode latihan, metode eksperimen dan metode penugasan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan terknologi informasi di SMP 2 Gurah sebenarnya sudah diterapkan, salah satunya adalah Internet melalui fasilitas WIFI. Tidak dapat diupungkiri bahwa tujuan utama adalah pembelajaran yang disukai oleh siswa yaitu dengan mencari berita atau jawaban dari tugas siswa itu sendiri melalui media internet, di SMP Negeri 2 Gurah telah di sediakan area Hot Spot untuk mempermudah para siswa dalam kegiatan pembelajaran. Rustantingsih(2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis internet mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa untuk berpikir otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siwa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan. Dengan kelebihan internet yaitu dapat menyajikan informasi keilmuan, artikel dan buku virtual ( e-book), siswa mampu meninjau pelajaran baru, menghafal,
5
melakukan latihan-latihan serta memecahkan suatu masalah melalui internet. Selain itu, siswa harus mempertanggung jawabkan tugas yang telah dikerjakan dengan mempresentasikan tugasnya di kelas sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab siswa terhadap apa yang telah dikerjakan, hal ini menjadi kelebihan metode penugasan berbasis internet. Metode pembelajaran berbasis internet ini, siswa diajak dan dituntut untuk menyelesaikan tugas yang bahanya berasal dari internet kemudian didiskusikan dan dipresentasikan di kelas. Sering juga ditemukan pertemuan antara guru dengan siswa tidak dimanfaatkan secara baik. Guru lebih suka memaksakan kehendaknya memperlakukan siswa sesuai keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah seorang murid untuk mencatat di papan tulis kemudian siswa lainnya mencatat apa yang dicatat di papan tulis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang kurang perlu dilakukan dalam proses belajarmengajar (Sagala, 2009:174). 2.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ? 3. Apakah hambatan dari pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ? 4. Apakah solusi dari hambatan pembelajaran PKn dengan menggunakan media internet di SMP Negeri 2 Gurah ?
Pengertian Model Pembelajaran : Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat diartikan sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang diperlukan dalam membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung; (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan inferensiinferensi yang dipakai untuk menggambarkan suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) gambaran dari peristiwa yang sebenarnya ataupun khayalan dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat dan bentuk seperti aslinya (Sagala, 2009: 175).
6
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan : Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum sekolah mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami berbagai perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Karakteristik mata pelajaran PKn mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge), nilai-nilai kewarganegaraan (civics values) dan keterampilan kewarganegaraan (civics skills)
7
Pendidikan Kewarganegaraan dalam paradigma baru mengusung tujuan utama mengembangkan “civic competences” yakni civic knowledge (pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan), dan civic skills (perangkat keterampilan intelektual, sosial, dan personal kewarganegaraan) yang seyogyanya dikuasai oleh setiap individu warga negara. Ketiga komponen tersebut secara konseptual dan teoritik sejak tahun 1994 telah diajukan oleh Center and Government. Akan tetapi baru lebih banyak terakomodasi dalam kurikulum 2006 yang berbasis kompetensi. Hal ini bisa dilihat dari pengertian, tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran PKn dalam perangkat kurikulum 2006 (Komalasari, 2010:265). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa: mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak masuk dalam kurikulum sekolah mulai tahun 1962 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan mengalami berbagai perubahan baik nama, orientasi, substansi, maupun pendekatan pembelajarannya.Pendidikan Kewarganegaraan untuk memposisikan dirinya sebagai penghela pembangunan karakter bangsa agar dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki karakter ke-Indonesiaan. Pembangunan Budaya Dan Karakter Bangsa Fenomena sejarah politik dan ketatanegaraan, telah tercatat bahwa pembangunan budaya dan karakter bangsa merupakan salah satu kehendak para pendiri negara (founding fathers) yang perlu dilaksanakan secara berkesinambungan, tujuan yaitu merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Pengertian Internet : Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan computer dengan berbagai tipe yang membentuk system jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainya. Pekerjaan ini bisa di ibaratkan seperti kita berjalan-jalan di tempat hiburan sembari melihat-lihat ke toko-toko namun tidak membeli jualan tersebut. Internet merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah, dari lokal ke lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah
8
kode area yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. 3.
Rumusan Tujuan Penelitian a) Bagi Peneliti 1. Memperoleh pengalaman membuat skripsi 2. Memperoleh pengalaman melakukan penelitian secara ilmiah 3. Memperoleh pengalaman pemecahan masalah secara ilmiah 4. Memperoleh pangalaman praktek dalam sekolah b) Bagi Sekolah 1. Memperoleh manfaat teori yang disajikan dalam skripsi 2. Memperoleh manfaat tata cara penelitian secara ilmiah 3. Memperoleh manfaat tata cara pemecahan masalah secara ilmiah 4. Memperoleh manfaat laporan keadaan sekolah dari pihak luar. c) Bagi Fakultas/Jurusan 1. Menambah khasanah bacaan ilmiah yang disajikan oleh mahasiswa. 2. Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penulis dalam mengerjakan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini berusaha menggambarkan model pembelajaran berbasis internet yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah Kabupaten Kediri secara apa adanya (holistik). Menurut Moleong (2006:4) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara utuh (holistik). Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan mengenai gejala yang ada sesuai dengan keadaan saat penelitian dilakukan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu dan perilaku yang diamati secara sistematis, faktual dan akurat. Pendekatan kualitatif memungkinkan pada peneliti untuk lebih mendekati data sebenarnya secara lengkap. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah dari masyarakat dan dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk dalam hubungan,
9
perbuatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Peneliti dalam hal ini berusaha mengumpulkan informasi secara mendalam dan mendetail terkait dengan model pembelajaran berbasis internet yang di gunakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah serta untuk mengetahui upaya-upaya sekolah dalam pembelajaran melalui internet. Kehadiran Peneliti Mengingat pentingnya kehadiran peneliti di lokasi penelitian, maka dalam pengumpulan data di lapangan peneliti mendatangi secara langsung sumber-sumber informasi seperti Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, guru PKn, dan siswa SMP Negeri 2 Gurah. Kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk mengumpulkan data secara tepat dan lengkap dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi tentang penerapan model pembelajaran di sekolah, kesulitan belajar di kelas, kesulitan-kesulitan guru saat penerapan model pembelajaran serta upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Gurah. Dipilihnya SMP ini sebagai lokasi penelitian karena: (1) SMP tersebut telah bersifat SMP SSN; (2) terdapat beberapa media yang mendukung berbasis internet; (3) kurangnya siswa dalam memanfaatkan media internet untuk mencari tugas atau mencari bahan pembelajaran; dan (4) tersedianya FREE HOST POT di dalam kawasan SMP Negeri 2 Gurah. Sumber Data 1.
Jenis Data Data primer digali dan diperoleh dari hasil wawancara dan observasi peneliti yang
ditunjukan kepada murid kelas 7 F di SMP Negeri 2 Gurah. Data skunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dilaporkan oleh instansi di luar dari penelitian itu sendiri. Data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai buku pustaka. 2.
Sumber Data
a.
Orang Dalam hal ini seorang informan bersedia membantu peneliti mencari dan memberikan
data-data yang diperlukan tanpa adanya paksaan. Kegunaan informan bagi peneliti adalah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring karena informan
10
dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subyek lainnya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PKn, siswa kelas 7 F , Wakasek Kurikulum dan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Gurah. b.
Peristiwa Peristiwa adalah kejadian yang ada kaitannya dengan pemanfaatan media
pembelajaran Pkn berbasis internet. Peristiwa yang dimaksud adalah kegiatan belajarmengajar di kelas, peran dan keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini peristiwa tersebut adalah kondisi kegiatan pembelajaran PKn di kelas dan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah Kabupaten Kediri. c.
Dokumentasi Dokumentasi yang berupa laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas
penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa atau meneruskan peristiwa tersebut. Variabel berupa arsip-arsip, dokumen-dokumen maupun rekaman kegiatan/aktivitas suatu kegiatan yang diteliti. Data berupa dokumentasi yang berhasil dihimpun adalah data tentang gambaran umum SMP Negeri 2 Gurah (RPP, Perangkat Pembelajaran, kondisi siswa dan guru). Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah (1) selalu tersedia dan murah, (2) merupakan informasi stabil dan kaya, (3) sebagai bukti yang telah terjadi suatu peristiwa, (4) dapat dianalisis. 1.
Perencanaan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
menggunakan Media Internet di SMP Negeri 2 Gurah. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa dalam proses pembelajaran materi Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi yaitu dari metode ceramah, diskusi kelompok (kerja kelompok), serta menggunakan pembelajaran yang berbasis internet. Dan peneliti mengambil pembelajaran yang berbasis internet dalam penelitian skripsinya. Pertama-tama guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu berupa RPP yang berkaitan dengan materi yang akan di sampaikan pada pembelajaran hari ini, setelah itu guru menyiapkan alat-alat atau sumber belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media internet maka siswa akan diberi kebebasan oleh guru dalam
11
membawa laptop atau ke laboraturiom yang telah disiapkan oleh guru tersebut, siswa akan diberi kebebasan mencari data mengenai pelajaran yang akan di terangkan pada hari ini. Mengenai bagaimana bentuk materi pembelajaran berbasis internet yang digunakan oleh guru PKn di SMPN 2 Gurah. disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan internet guru PKn mendapat kemudahan tersendiri karena guru dapat membuat sendiri materi yang akan mereka ajarkan seseuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar dari pemerintah. Dan membuat materi yang mudah dipahami oleh siswa itu sendiri guru diberi kebebasan melakukan pengembangan sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa yang berkaitan. Pengembangan materi tersebut juga harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan tidak keluar dari materi pokok. Di SMP Negeri 2 Gurah terdapat laboraturiom komputer yang didalamnya terdapat 30 buah komputer yang sudah terpasang internet dan di dalam sekolah tersebut sudah ada free hot spot area jadi ini memudahkan siswa untuk menggunakan komputer maupun laptop mereka dalam pembelajaranya, ini juga dapat memudahkan guru dalam situasi pembelajaran di dalam kelas karena guru bisa mencari keperluan tentang materi yang diajarkan kepada peserta didiknya. Tujuan menggunakan media internet dalam pelajaran PKn yang dijelaskan oleh bu Siti Kalimah di dalam RPPnya ialah untuk memudahkan peserta didik dalam mencari kasuskasus HAM yang terjadi di Indonesia, ini agar siswa dapat mencari dan mengkaji peristiwaperistiwa kasus HAM yang terjadi pada masa orde lama sampai masa reformasi. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Media Internet di SMP Negeri 2 Gurah. a) Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan untuk membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan awal yang harus dilakukan oleh guru agar memberikan kesan awal yang harmonis sebelum memulai pelajaran. Ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa sebelum memulai pelajaran. Disimpulkan bahwa sebelum memulai pelajaran guru – guru harus menunjukkan sikap ramah kepada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Selanjutnya kegiatan pendahuluan untuk membuka pelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMPN 2 Gurah. b) Kegiatan Inti
12
Setelah melakukan doa dan presensi guru menerangkan materi di depan kelas tentang Hak Asasi Manusia. Guru menjelaskan apa yang di maksud Hak Asasi Manusia atau HAM, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa saja yang perlu di catat dari apa yang telah diterangkan oleh guru setelah itu siswa disuruh untuk mengemukakan pendapatnya yang baik tentang masalah HAM dan kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang apa yang telah mereka pelajari. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan siswa yang dilakukan peneliti mengenai perencanaan pembelajaran yang berbasis internet oleh guru. Guru memberikan tugas-tugas kepada siswa, ketika siswa kesulitan mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan guru pada waktu kegiatan pembelajaran, pada saat itulah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban melalui internet agar bisa membandingkan jawaban yang ada di buku pelajaran, LKS atau dari internet pada waktu sesi tanya jawab dan ketika ada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari siswa lain. Tercangkup mengenai metode – metode, materi pelajaran dan kegiatan apa saja yang akan diterapkan oleh guru dalam kegiatan mengajar di kelas: 1) Metode Pembelajaran Salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang memuaskan siswa sehingga terjadi perubahan belajar dalam dirinya ialah dengan penggunaan berbagai metode pembelajaran yang seirama dengan kondisi pembelajaran yang dilangsungkan. Metode apapun sangat baik untuk pembelajaran asalkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, misalnya metode dikte, kooperatif, kontekstual, kolaboratif, partisipatori, komunikatif, akselerasi, maupun metode menggunakan internet. Begitu pula, semua metode akan menjadi buruk dan tidak berguna apabila tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran bagi siswa yang belajar meskipun metode tersebut mempunyai kategori yang baru ditemukan oleh pakarnya. 2) Metode Ketepatan Materi Berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran tidak terlepas dari materi yang akan disampaikan oleh guru pengajar. Pemberian materi yang efektif akan menghapus kejenuhan siswa saat pelajaran berlangsung. Keberhasilan pembelajaran akan tercapai mana kala siswa mampu menyerap materi – materi yamg telah disampaikan oleh guru pengajar. Pembelajaran yang menggunakan media internet sebagai media pembelajaran juga mengharuskan kepada guru untuk bisa lebih bervariasi dalam menyampaikan materi kepada siswa – siswanya. Dalam hal ini, penyampaian materi bisa dalam bentuk mencarikan
13
data-data lewat media internet atau memberi kebebasan kepada murid-murid untuk mebuka situs-situs yang berhubungan dengan pelajaran PKn jadi guru hanya sebagai fasilitator. Tetapi dalam kenyataannya pengguna internet di dalam kelas masih belum bisa terlaksana karena masih banyak siswa yang tidak membawa laptop hal ini bisa diganti dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dengan masuk ke Laboraturium Komputer agar siswa dapat mencari apa yang akan di butuhkan oleh siswa dalam suatu pembelajaran. 3) Metode penugasan dengan media internet Didalam suatu pembelajaran yang berbasis internet seorang guru harus bisa memilih dan memilah materi mana yang sesuai dengan penerapan media pembelajaran internet tidak semua materi pelajaran PKn sesuai dengan penerapan pembelajaran internet sesuai yang diharapkan guru akan menerangkan bab apa yang sesuai dan memberi tugas kepada siswanya. Hal ini bisa tercermin dalam kemampuan seorang guru untuk menguasai materi yang akan diajarakan kepada siswa – siswanya. Guru harus memilih materi yang akan diterangkan kepada siswa guru sudah hafal dan memahami materi yang akan mereka ajarkan dan ketika di depan kelas tidak terlihat sedang membaca buku panduan. Guru juga harus dapat memberikan contoh – contoh yang nyata dalam kehidupan yang berhubungan dengan meteri dengan adanya pembelajaran yang berbasis internet maka akan memudahkan guru untuk memberikan contoh tersebut. Dapat di tarik kesimpulan bahwa guru hanya memberikan sedikit materi didalam kelas, kemudian siswa akan mencari materi sendiri melalui buku, LKS maupun internet. Hal ini agar siswa tidak hanya terfokus dalam buku-buku yang diberikan oleh guru tetapi bisa mengembangkan melalui media internet agar dapat menguasai materi yang diajarkan oleh guru tersebut. Dengan pemberian tugas dan materi siswa dapat mengembangkan materi HAM, tetapi kadang kala guru memberikan pertanyaan yang guru sendiri tidak mampu langsung menjawab maka guru akan mencarinya jawabanya melalui media internet juga dan kemudian dibahas bersama-sama dengan siswa untuk mencapai jawaban yang benar. Setelah dari laboratorium komputer siswa kembali ke kelas kemudian melakukan kegiatan presentasi, dimana guru bertindak sebagai moderator dalam kegiatan diskusi kelas ini, didalam presentasi guru yang bertindak sebagai moderator memberi kesempatan kepada kelompok penyaji untuk mempresentasikan hasil temuannya selama 15 menit, kemudian disambung dengan tanya jawab dengan kelompok yang belum maju kedepan kelas. Setelah diskusi berakhir guru sebagai moderator memberikan kesimpulan tentang hasil dari diskusi
14
tersebut dan kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. c) Kegiatan Penutup Menjelang akhir pelajaran guru harus melakukan penutupan pelajaran ini berguna agar siswa bisa memperoleh gambaran utuh dari pembelajaran yang dilakukan hari ini. Dalam kegiatan penutup ini guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja diajarkan dan memberikan umpan balik untuk mengetahui bagian mana yang siswa belum dapat pahami, mengenai kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah, maka guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah di terangkan, setelah itu guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menanyakan lagi kesulitan dalam pembelajaran tersebut mengenai materi yang telah diberikan oleh guru dalam penguasaan dengan model pembelajaran internet guru PKn di SMP Negeri 2 Gurah sudah berupaya untuk selalu memberi materi dan tugas yang dapat dicari melalui internet, tetapi kadang guru juga masih menggunakan buku pelajaran PKn maupun LKS saat memberi tugas kepada siswa. Hambatan dari Model Pembelajaran PKn dengan menggunakan Media Internet di SMP Negeri 2 Gurah Pelaksanaan suatu pembelajaran terkadang pasti tedapat kendala – kendala yang mengganjal sehingga suatu pembelajaran tersebut masih belum bisa diterapkan secara maksimal. Hambatan-hambatan tersebut tanpa terkecuali dalam penerapan pembelajaran berbasis internet pada mata palajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah yang dihadapi oleh guru pengajar disana. Pada rumusan masalah ini akan dipaparkan mengenai hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam penerapan pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn yaitu: a)
Kurangnya Interaksi Guru dengan Murid Hambatan-hambatan yang di hadapi oleh guru dalam penerpan model pembelajaran
berbasis internet adalah kurang perhatin dari siswa kepada guru yang menerangkan di depan
15
kelas atau biasanya guru hanya sedikit dalam menyampaikan materi dan seringnya guru meninggalkan kelas. b)
Kurangnya alat penunjang untuk media pembelajaran Hambatan lainya adalah masih kurangnya alat penunjang, siswa harus membawa
laptop ke sekolah, dari 35 siswa mungkin hanya 5 sampai 7 anak yang membawa laptop, jelas ini akan mempersulit siswa dalam mencari tugas dalam pembelajaran untuk itu guru membebaskan siswa dalam mencari jawaban melalui handphone atau ke lab komputer sekolah. Dari pernyataan diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hambatan yang dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang memudahkan para siswa agar aktif disetiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Solusi dari hambatan-hambatan Model Pembelajaran PKn dengan menggunakan Media internet di SMPN 2 Gurah. Hambatan-hambatan yang dialami guru PKn dalam menerapkan pembelajaran PKn berbasis internet di SMP Negeri 2 Gurah tentu saja ada di setiap waktu pembelajaran. Guru tetap berupaya agar pelaksanaan pembelajaran PKn dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapakan, disini ada beberapa solusi yang di ambil oleh Bu Siti Kalimah untuk meyelesaikan hambatan-hambatan tersebut antara lain: a)
Menyuruh siswa untuk mencari tugas di Lab Komputer Dalam mengatasi upaya dari hambatan guru tidak membatasi siswa dalam mencari
jawaban, agar siswa lebih aktif guru membebaskan siswa dalam mencari data siswa yang tidak membawa laptop di pesilahkan oleh guru mencaru data di lab komputer sekolah yang sudah di siapkan oleh sekolah untuk mengatasi kendala tersebut. b)
Memberi kata kunci jawaban Guru memberi kata kunci untuk mencari jawaban yang akan mempermudah siswa
dalam mencari jawaban yang diberikan oleh guru. Setelah selesai menerangkan guru dan memberikan soal tanya jawab untuk siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
16
mencari jawaban dari buku pelajaran PKn, LKS ataupun dari media internet untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa mengebai materi yang baru saja di terangkan. Disetiap proses pembelajaran tentu tidak akan berhasil secara maksimal tanpa ada beberapa faktor kata kunci dalam melakukan kegiatan mengajar belajar di kelas. Pada rumusan masalah ini akan dibahas mengenai beberapa faktor penunjang guru dalam penerapan pembelajaran berbasis internet pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 Gurah yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2) pengaturan waktu, (3) media yang digunakan. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gurah tentang model pembelajaran yang berbasis internet dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perencanaan model pembelajaran berbasis internet dalam proses pembelajaran materi Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Gurah guru harus membuat perangakat pembelajaran terlebih dahulu yaitu membuat RPP dan Silabus kemudian dari metode ceramah, diskusi kelompok (kerja kelompok), serta menggunakan pembelajaran yang berbasis internet. Dalam perencanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet seorang guru memaksimalkan metode yang menggunakan internet dilakukan ketika hal-hal yang berkaitan dengan materi belum dipahami oleh siswa, maka siswa akan menggunakan pembelajaran berbasis internet agar membantu pembelajaran Pkn tersebut.
2.
Pelaksanaan model pembelajaran PKn yang menggunakan internet guru membagi menjadi 3 bagian kegiatan pembelajaran yaitu : a.
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan disini guru mencoba untuk membuka perhatian didepan kelas sebelum memulai suatu pelajaran, Kegiatan pendahuluan untuk membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan awal yang harus dilakukan oleh guru agar memberikan kesan awal yang harmonis sebelum memulai pelajaran. Ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa sebelum memulai pelajaran.
b.
Kegiatan Inti
17
Berlangsungnya proses pembelajaran yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran tidak terlepas dari materi yang akan disampaikan oleh guru pengajar. Pemberian materi yang efektif akan menghapus kejenuhan siswa saat pelajaran berlangsung. Keberhasilan pembelajaran akan tercapai mana kala siswa mampu menyerap materi – materi yamg telah disampaiakan oleh guru pengajar. Setelah melakukan doa dan absensi guru memulai pelajaran dengan membuka pertanyaan kepada siswa tentang pelajaran yang dianggap sulit, kemudian guru menjawab, setelah itu guru memberi materi yang akan diajarkan kepada siswa. c.
Kegiatan Penutup Dikegiatan penutup ini guru akan memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan dan Menjelang akhir pelajaran guru harus melakukan penutupan pelajaran ini berguna agar siswa bisa memperoleh gambaran utuh dari pembelajaran yang dilakukan hari ini. Dalam kegiatan penutup ini guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja diajarkan dan memberikan umpan balik untuk mengetahui bagian mana yang siswa belum dapat paham. Setelah itu guru biasanya melakukan tanya-jawab atau postets tentang materi yang diajarkan tadi, dapat di tarik kesimpulan bahwa guru hanya memberikan sedikit materi didalam kelas, kemudian siswa akan mencari materi sendiri melalui buku, LKS maupun internet.
3.
Hambatan dari pembelajaran dengan menggunakan media internet pasti ada, ini juga yang di temui oleh guru di SMP Negeri 2 Gurah. bahwa hambatan yang dihadapi guru PKn dalam penerapan model pembelajaran internet hampir sama yaitu masih dibutuhkannya alat untuk browsing internet yaitu berupa laptop dan itu yang kurang dalam pembelajaran berbasis internet untuk membuat suatu metode pembelajaran yang memudahkan para siswa agar aktif disetiap pelajaran dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
4.
Solusi untuk mengatasi adanya hambatan dari pembelajaran menggunakan media internet sudah dirancankang oleh guru akan tetapi sebagai seorang pengajar yang profesional guru-guru di SMP Negeri 2 Gurah telah menemukan solusi-solusi dari hambatan diatas, yaitu dengan mengatasi hambatan-hambatan dalam penerapan model pembelajaran berbasis interrnet pada mata pelajaran PKn yaitu: (1) memberi kesempatan siswa untuk memehami materi yang diberikan oleh guru. (2) guru memberi kata kunci untuk mencari jawaban yang akan mempermudah siswa dalam mencari
18
jawaban yang diberikan oleh guru. (3) setelah selesai menerangkan guru dan memberikan soal tanya jawab untuk siswa, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dari buku pelajaran PKn, LKS ataupun dari media internet untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan siswa mengebai materi yang baru saja di terangkan. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan dengan di dukung oleh kajian teoritis, penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1.
Bagi mahasiswa Penelitian tentang model pembelajaran Pkn berbasis internet di SMP Negeri 2 Gurah sebaiknya menjadikan suatu pijakan untuk mahasiswa jika kelak ingin menjadi guru. Karena dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan metode berbasis internet bisa membantu siswa untuk memudahkan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang biasa diberikan oleh seorang guru dan lebih aktif dalam mengasah kemampuanya. Model pembelajaran yang menggunakan metode berbasis internet biasanya hanya dilakukan di sekolah-sekolah kota, dan jarang dilakukan di sekolah di kabupaten, maka dengan tersedianya media pembelajaran dan tersedianya sarana free hot spot dapat memudahkan para siswa dan guru di sekolah, dan memberi kemudahan bagi mahasiswa untuk menjadi guru kelak.
2.
Bagi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Bagi jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, pada waktu mahasiswa akan melaksanakan PPL, mahasiswa sendiri akan termudahkan bila ditempatkan di sekolah yang telah menggunakan internet sebagai media pembelajaran karena mahasiswa akan termudahkan untuk mengajar disekolah tersebut dan menerapkan model-model pembelajaran lain yang digunakan pada waktu PPL dan mahasiswa dapat memberikan hal yang positif kepada murid-murid PPL, kemudian dengan adanya penggunaan media pembelajaran yang berbasis internet akan digunakan di jurusan Hukum dan Kewarganegaraan itu sendiri, seperti yang sudah digunakan oleh mahasiswa di Laboraturioum jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang.
3.
Bagi SMP Negeri 2 Gurah
19
Model pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya masih menggunakan model yang membosankan dan harus lebih dikembangkan lagi, dengan menggunakan model pembelajaran berbasis internet guru lebih bisa membangkitkan potensi belajar para siswa agar siswa menjadi bergairah dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Guru sebaiknya tidak lupa dalam memberikan pembelajaran yang membuat siswa aktif atau apresiasi terhadap hasil kerja siswa. Agar tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik.
4.
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sebaiknya para ahli pendidikan dapat mendambah sarana pendidikan seperti pemasangan hot spot di sekolah yang berlabel SSN dan sarana yang lainnya agar sekolah tersebut dapat menjadikan siswanya menjadi siswa yang berkompetensi serta dapat bersaing dengan masuknya teknologi global yang berkembang pesat. Guru diharapkan membantu siswa dalam bagaimana cara pemberian pembelajaran yang menarik bagi para siswanya sesuai dengan prinsip, cara dan komponen lain dalam pemberian penguatan agar siswa lebih produktif dan aktif dalam menyampaikan hasil gagasanya. Siswa juga lebih percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya.
20
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Carapedia, 2010. Model Pembelajaran media online, (Online), (http://carapedia.com/model_pembelajaran_jigsaw_info587.html), diakses 1 November 2011.
Departemen Agama RI. 2008. Materi Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sardiyo dan Pannen. 2005. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
21
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman 2004. Model Pembelajaran Berbasis Internet, (Online), (http://www.sriudin.com/2011/07/model-pembelajaran-dengan-internet.html), diakses 2 November 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Universitas Negeri Malang. 2010. PPKI Skripsi, Tesis, Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Malang: UM.
Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Action Riset). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Untari, Sri. 2003. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang Inovatif dengan Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thinking (DD/CT). Jurusan PPKn. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.