Wahyu Hamdani, Solichin, Yoto, Model Pelaksanaan Uji Kompetensi Kelas...
173
MODEL PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KELAS KERJASAMA PROGRAM KEAHLIAH TEKNIK PEMESINAN (Studi Kasus SMK PGRI 1 Gresik-PT. Indospring)
Oleh: Wahyu Hamdani, Solichin, dan Yoto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang Email:
[email protected];
[email protected]; dan
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pelaksanaan uji kompetensi pada sekolah menengah kejuruan, khususnya pada kelas kerjasama antara SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring. Data dikumpulkan dengan analisis triangulasi dari dokumen, pengamatan dan wawancara dengan 4 orang sumber data yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian ini menghasilkan model uji kompetensi dari kelas kerjasama yang disebut kelas Indospring. Seleksi dari kelas kerjasama ini merupakan sebuah serangkaian yang dimulai dari seleksi siswa yang naik ke kelas XI sampai mengerucut ke 24 siswa dan selanjutnya dilakukan proses pembelajaran dan di akhir akan dilakukan uji kompetensi. Uji kompetensi dibagi menjadi 2 sub uji kompetensi, yaitu uji praktik yang diwujudkan dengan praktik kerja industri dan uji teori yang diwujudkan dalam uji tulis kelas Indospring. Setelah itu akan didapatkan nilai yang akan dijadikan dasar penentuan kelulusan dan pemberian sertifikat kompetensi, dan selanjutnya siswa yang lulus akan menjalani proses rekruitmen tenaga kerja oleh PT. Indospring. Kata Kunci: SMK, industri, model uji kompetensi Abstrak. This study aims to determine the competency test execution model vocational schools, especially in class cooperation between SMK PGRI 1 Gresik and PT. Indospring. Data collected by triangulation analysis of documents, observation and interviews with 4 data sources have been determined by researchers. This research resulted in the competency test model of cooperation class called Indospring class. Model test of competence is a series that starts from the selection of students up to class XI to the conical to 24 students and then performed the learning process and in the end will do the competency test. Competency test is divided into two sub-test of competence, namely the practice test are realized with industry working practices and test the theory embodied in the writing test Indospring class. After that we will get the value that will be the basis for determining graduation and awarding certificates of competence, and subsequently graduating students will undergo the process of labor recruitment by PT. Indospring. Keyword: SMK, industry, competency test model
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran, dan/ atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Rivai & Murni (2010:91) menyatakan “Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu”. Menurut Billett (2011) Pendidikan kejuruan mempunyai tujuan yang terfokus pada: (1) persiapan untuk masuk kerja, (2) pemilihan karir, (3)
174
JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016
mengembangkan kompetensi, dan (4) perbekalan dari pengalaman yang mendukung untuk transisi jabatan pekerjaan dari satu posisi ke posisi yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan program yang strategis pada suatu jenjang pendidikan demi mencetak SDMSDM yang memiliki kompe-tensi dalam bersaing di dunia kerja. Pelaksanaan pendidikan di SMK masih memiliki banyak kendala yang mengakibatkan lulusan menjadi kurang dipercaya oleh pihak industri. Hal ini dapat dilihat dari data pengangguran yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik per Agustus 2015 bahwa jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang diban-dingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 7,24 juta orang, dari jumlah tersebut, angka pengangguran terbesar didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65%, disusul Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,32%, Diploma 7,54%, sarjana 6,40%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6,22%, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74% (http/www.bps.go. id). Upaya peningkatan kualitas sekolah menengah kejuruan, selain pihak pemerintah, pihak sekolah juga mengemban tanggung jawab yang besar yaitu mempersiapkan siswa dan siswinya untuk menghadapi kebutuhan dan tantangan yang sangat cepat perubahannya saat sudah terjun di masyarakat dengan memiliki keterampilan dan keahlian yang mumpuni. Uji kompetensi adalah salah satu cara evaluasi yang digunakan untuk mengukur kompetensi dari siswa SMK. Untuk mendapat kepercayaan dari dunia industri, dibutuhkan hasil uji kompetensi yang valid dan obyektif, maka dari itu diperlukan campur
tangan dari dunia industri untuk melaksanakan uji kompetensi ini. Kenyataannya, pelaksanaan uji kompetensi di lapangan masih banyak terdapat kendala, yaitu tidak semua sekolah yang berada di daerah dapat menyediakan peralatan sesuai dengan standar, selain kendala peralatan yang dialami, pihak sekolah juga mengalami kendala mengenai standarisasi penguji baik itu penguji internal maupun ekternal karena idealnya, pengujian kompetensi dilakukan mereka yang berasal dari dunia industri agar didapatkan pelaksanaan ujian yang mewakili kebutuhan dari dunia industri itu sendiri. Berdasarkan pendapat dari Sutrisno yang dimuat pada panduan uji kompetensi dari direktorat pembinaan SMK (2012: 2) tujuan dilaksanakan uji kompetensi adalah sebagai indikator ketercapaian standar kompetensi lulusan, sedangkan bagi stakeholder uji kompetensi dijadikan informasi atas kompetensi yang dimiliki calon tenaga. Saat ini beberapa kendala diatas dapat diminimalisir dengan pelaksanaan uji kompetensi bertempat di industri, institusi yang dinyatakan layak oleh pemerintah daerah ataupun di sekolah itu sendiri jika mampu sesuai dengan direktorat pembinaan SMK. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan uji kompetensi di kelas kerjasama SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring, yang meliputi: (1) gambaran umum dari sistem uji kompetensi, (2) persiapan uji kompetensi, (3) pelaksanaan uji kompetensi, (4) evaluasi dalam pelaksanaan uji kompetensi, dan (5) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan uji kompetensi di kelas kerjasama SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring.
Wahyu Hamdani, Solichin, Yoto, Model Pelaksanaan Uji Kompetensi Kelas...
METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus (Studi Kasus pada SMK PGRI 1 Gresik). Menurut Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain ,secara holistik , dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Subjek penelitian adalah SMK PGRI 1 Gresik dan industri yang menjadi pasangan dalam pembentukan kelas kerjasama ini, yaitu PT. Indospring. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik: wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber datanya adalah: Ketua Tim Pengembang, Wakil Kepala Sekolah urusan Humas, Ketua Program Keahlian Teknik Mesin, dan Ketua BKK. Sedangkan alat pengumpul data adalah dengan menggunakan kamera, audio dan catatan harian/lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan selama peneliti berada di lapangan dan setelah pencarian data di lapangan. Miles & Huberman (1992) mendefenisikan analisis data dalam penelitian kualitatif sebagai proses penelaahan, pengurutan, dan pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun fokus penelitian dan mengangkatnya menjadi teori hasil penelitian. Hal senada dikemukakan juga oleh Bogdan & Biklen (1982) yang mengartikan analisis data sebagai proses penelaahan dan penyusunan secara sistematik semua transkrip wawancara, catatan
175
lapangan, dan materi-materi lainnya yang telah ditulis peneliti selama pengumpulan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan uji kompetensi pada kelas kerjasama ini baru satu kali terlaksana, yaitu saat ini mencapai angkatan ke 4 yang berarti baru meluluskan 1 angkatan. Gambaran Umum Uji Kompetensi Gambaran umum dari pela-ksanaan uji kompetensi pada kelas industri di SMK PGRI 1 Gresik merupakan sebuah serangkaian kegiatan yang tersusun secara sistematis dan bertahap, mulai dari rekruitmen awal sampai dengan ujian tulis terakhir, dan titik berat pengambilan nilai yang menunjukkan siswa berkompeten ada pada saat pelaksanaan prakerin (praktik kerja industri) untuk nilai kompetensi praktik dan juga ujian tulis terakhir untuk nilai kompetensi secara teori. Rekruitmen awal siswa dilakukan pada jenjang awal kelas XI dengan pemilihan awal secara akademik berdasarkan nilai raport dengan ketentuan rangking 1 sampai dengan 10 dari masing masing kelas dan jurusan, lalu dilanjutkan seleksi oleh pihak PT. Indospring melalui tiga tahapan tes, meliputi tes potensi akademi (TPA), tes wawancara dan tes kesehatan sampai dengan jumlah siswa mengerucut menjadi 24 siswa. Persiapan dalam Uji Kompetensi Penyediaan sarana dan prasarana di kelas industri PT. Indo-spring, pihak sekolah memiliki kewajiban memenuhi penyediaan sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan waktu yang akan digunakan, baik dalam proses pembelajran maupun ujian, sedan-gkan pihak PT. Indospring menyediakan instruktur beserta alat-alat dalam
176
JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016
penyelenggaraan uji kompetensi yang terbagi dalam tahap prakerin dan ujian tulis. Fase persiapan ini, pihak sekolah hanya menyediakan tempat dan waktu pelaksanaan dari uji kompetensi. Sedangkan pihak PT. Indospring meliputi penyiapan instruktur beserta materi ajar dalam proses pembelajaran, pembuatan soal-soal seleksi awal beserta penilaiannya, mempersiapkan untuk praktik kerja industri beserta peni-laiannya dan terakhir pada penyiapan soal ujian akhir serta penilaiannya, sebagai penentu standar dari alat yang akan digunakan, sebagai penguji dan verifikator dalam pelaksanaan uji kompetensi. Proses pembelajarannya dila-ksanakan setiap hari sabtu dengan durasi waktu 120 menit. Intruktur di datangkan langsung dari industri yang sesuai dengan kompetensi dan bidangnya. Dalam kelas industri ini tidak ada biaya administrasi tambahan. Pelaksanaan Uji Kompetensi Waktu pelaksanaan uji kompetensi pada kelas kerjasama antara PT. Indospring dengan SMK PGRI 1 Gresik terbagi menjadi 2, yaitu praktik kerja industri dengan durasi + 6 bulan dan ujian tulis di akhir dengan durasi 2x 60 menit atau 2 jam. Penguji dan pengawas dalam pelaksanaan uji kompetensi di kelas industri ini adalah langsung dari tim khusus yang dibentuk oleh PT. Indospring yang independen tanpa ikut campur dari pihak sekolah. Evaluasi Uji Kompetensi Penilaian uji kompetensi pada kelas industri PT. Indospring dengan SMK PGRI 1 Gresik adalah kumulatif dari hasil nilai praktik yang didapatkan saat praktik kerja industri dan nilai kemampuan pengetahuan yang diperoleh dari ujian tulis di akhir.
Pihak yang melakukan penilaian adalah pihak industri, yaitu PT. Indospring. Hasil dari nilai yang di dapatkan akan berbuah menjadi predikat lulus ataupun tidak lulus. Bagi siswa yang lulus akan diberikan sertifikat kompetensi dan yang tidak lulus tidak diberikan kesempatan untuk mengulang, karena hasil dari uji kompetensi itu akan menentukan prioritas dalam perekrutan tenaga kerja PT. Indospring. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung dalam penyelenggaraan kelas industri beserta uji kompetensi ini adalah jalinan komunikasi yang sangat baik dari pihak sekolah dan pihak industri, serta faktor penghambatnya adalah keraguan yang muncul dari sebagian siswa yang telah melalui praktik kerja industri. Pelaksanaan uji kompetensi yang diterapkan pada kelas kerjasama ini secara umum tidaklah bertentangan dengan pedoman yang dikeluarkan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan. Dari pembagian sub uji kompetensi yang dibagi menjadi 2, yaitu uji praktik yang diwujudkan dalam bentuk praktik kerja industri dan uji teori yang diwujudkan dalam bentuk uji teori kelas Indospring, hal ini sejalan dengan pedoman UKK (2016:1) “uji kompetensi keahlian adalah bagian ujian nasional pada sekolah menengah kejuruan terdiri atas ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan”. Selain berdasarkan dengan pedoman UKK, pembagian uji kompetensi menjadi dua sub bagian juga di dasarkan dari kompetensi dasar seorang individu, yaitu “Kompetensi dapat dibagi dua yaitu: (1) Threshold competencies adalah kemampuan pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. (2) Diffe-
Wahyu Hamdani, Solichin, Yoto, Model Pelaksanaan Uji Kompetensi Kelas...
rentiating competencies adalah kompetensi yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan rendah” (Dharma, 2010:47). Rekruitmen awal untuk siswa kelas kerjasama ini berdasarkan patokan akademik yang berupa rangking 1-10 dari setiap kelas yang kemudian diseleksi berdasarkan tes potensi akademi, wawancara dan kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terdapat kendala akademik yang akan di alami siswa, seperti pendapat Hamalik (1990:36) Pendidikan kejuruan harus mengembangkan standar input atau masukan siswa yang meliputi harus mempunyai sikap, bakat dan kemampuan serta motivasi untuk berhasil dalam program” Pendapat yang hampir serupa perihal penentuan dasar rekruitmen dari kelas Indospring ini juga dinyatakan oleh Narsoyo, beliau mengungkapkan bahwa “mengenai penerimaan siswa baru terdapat beberapa data atau aspek yang berpengaruh untuk kedepannya, yaitu: minat dan motivasi siswa, kesanggupan siswa dan kepedulian serta harapan orang tua siswa” (Narsoyo, 2010:142). Demi suksesnya pelaksanaan uji kompetensi, perlu dilakukan persiapan yang benar-benar matang. Dalam kelas industri ini persiapan dibagi menjadi dua, yaitu persiapan oleh sekolah (sebagai penyedia waktu dan tempat), dan oleh industri (sebagai penyedia Instruktur, materi, alatalat dll). Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam persiapan uji kompetensi yang melingkupi ranah kelengkapan sarana dan prasaran pihak PT. Indospring memegang peranan yang besar. Sarana dan prasarana seperti ruang dan peralatan harus memenuhi syarat agar uji kompetensi tidak terkendala, seperti yang tertulis pada pedoman UKK (2016:11) ”Ruang dan peralatan harus me-
177
menuhi syarat teknis sarana dan prasarana UNBK”. Menurut Natsir (2011:5) supaya angka pengangguran tamatan SMK dapat diminimalisir serta dapat mencetak calon lulusan yang profesional dan mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Pihak industri yang mengemban tanggung jawab untuk menyediakan sarana dan prasaran yang memadahi seperti di atas, telah di atur dalam PP Republik Indonesia No.14 Tahun 2015 yang berbunyi “Industri berkewajiban dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan untuk melengkapi unit pendidikan dan balai pendidikan dan pelatihan melalui penyediaan laboratorium, teaching factory, dan workshop” (PP RI No.14 Tahun 2015:52). Dasar proses pembelajaran yang dilakukan yaitu menyesuaikan dengan kebutuhan nyata di dunia industri. Kepmendikbud No.0490/U/ 1992 pasal 22 ayat 3, 4 dan 5 yang menegaskan bahwa “SMK sewaktuwaktu dapat melakukan peninjauan bahan kajian dan mata pelajaran adaptif dan produktif, dalam rangka penyesuaian secara terus menerus terhadap tuntutan kebutuhan lapangan kerja yang senantiasa berkembang”. Menurut Yusuf (1997:7-10) proses pembelajaran harus memperhatikan, pertama tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar harus menjadi perhatian utama. Kedua Kemampuan guru, yaitu apakah kamampuan guru dari segi pengetahuan dan penyampaian. Jadi, dalam pelak-sanaan proses pembelajaran di kelas Indospring ini, selain memper-timbangkan tujuan utamanya yaitu untuk mencetak lulusan yang
178
JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016
kompeten di dunia industri, juga harus mempertimbangkan kemam-puan dari guru yang akan memberikan materi kepada siswa, karena hal ini adalah proses yang saling berkaitan. Peran besar yang dilakukan oleh PT. Indospring bukanlah tanpa alasan, hal ini dikarenakan dalam kelas kerjasama ini, PT. Indospring sangat mengetahui, memahami dan menguasai keadaan dunia kerja di lapangan, sehingga PT. Indospring mendapat kepercayaan untuk memegang kendali dalam penyelenggaraan uji kompetensi ini. Uji kompetensi pada kelas kerjasama ini dilaksanakan dengan durasi 6 bulan untuk uji praktik yang berupa praktik kerja industri dan 120 menit untuk uji teori yang berupa ujian tulis. Hal ini juga sejalan dengan seperti yang tercantum pada pedoman UKK “pelaksanaan ujian teori keahlian dilaksanakan pada 7 April 2016 dimulai pukul 07.30-09.30” (Pedoman UKK, 2016:9). Penentuan kelulusan dan pemberian sertifikat kompetensi bagi siswa yang mengikuti uji kompetensi, didasarkan pada nilai kumulatif yang di dapatkan, yaitu dari nilai uji praktik, uji teori dan presensi kehadiran. Hal ini sedikit dijelaskan pada kriteria kelulusan uji kompetensi dalam pedoman UKK (2016:18) yaitu nilai kumulatif dari uji praktik dan teori minimal 70. Menurut Widayati (2006:88) Penilaian dilakukan oleh dua orang penilai (satu assessor dari Dunia Usaha Dunia Industri dan satu orang dari sekolah). Namun dalam uji kompetensi ini, sejalan dengan pembahasan sebelumnya bahwa PT. Indospring yang dianggap sangat berkompeten dalam penyelenggaraan kelas ini, maka yang melakukan penilaian juga murni dari PT. Indospring. Siswa yang tidak lulus tidak dapat mengulang uji kompetensi yang dilakukan,
hal ini merupakan kebijakan dari industri dan sekolah yang sebenarnya jika berpedoman pada dokumen pedoman UKK terdapat kesempatan kedua yaitu “penguji dapat melakukan ujian praktik ulangan bagi peserta didik untuk komponen yang belum mencapai standar” (Pedoman UKK, 2016:9). Hal terakhir yang menjadi pertimbangan adalah dari segi pembiayaan atau administrasi, banyak dari suatu program yang ada dengan tujuan yang sama namun tidak jarang terdapat kendala yang besar dari segi biaya yang dibebankan kepada orang tua siswa. Masalah ini juga dijabarkan oleh pendapat Arikunto, beliau mengungkapkan “pembiayaan itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kehidupan suatu organisasi, seperti lembaga pendidikan atau yang lainnya” (Arikunto, 1988:89). Menurut Juknis BOS SMK (2015:33) pembiayaan uji kompetensi biasanya meliputi: biaya fotocopy, konsumsi, biaya pendaftaran uji kompetensi, pengadaan sertifikat, transportasi, dan jasa profesi bagi nara sumber/assesor dari luar satuan pendidikan dengan mengikuti standar biaya umum (SBU) daerah. Namun dalam penyelenggaraan kelas kerjasama ini dan khususnya uji kompetensi ini, tidak terdapat biaya administrasi tambahan. Dengan tidak adanya biaya tambahan, hal ini tentu meringankan beban orang tua dari siswa, karena seluruh biaya ditanggung oleh PT. Indospring. Nilai yang di dapatkan dari uji kompetensi akan menghasilkan daftar prioritas dan pemetaan yang akan digunakan dalam perekrutan oleh PT. Indospring. UU No. 20 Tahun 2003 pasal 61 ayat 3 juga memuat pernyataan tentang sertifikat kompetensi yang berbunyi “Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan
Wahyu Hamdani, Solichin, Yoto, Model Pelaksanaan Uji Kompetensi Kelas...
lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendi-dikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.” Mengukur ketercapaian suatu program juga ditelisik dengan kondisi lulusan dari program tersebut, apakah lulusannya berkompeten atau tidak untuk terjun di dunia kerja. Hal senada juga diungkapkan oleh Narsoyo (2010:130) ”keberhasilan pendidikan menengah teknologi dan kejuruan tidak semata mata diukur dari keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi melalu karya dari keberhasilan tersebut, yaitu kinerja lulusan pada saat di dunia kerja.” Hal ini sudah dipersiapkan sebelumnya oleh persetujuan pihak industri dan pihak sekolah bahwa lulusan memang benar-benar terjamin kompetensinya dan bisa bekerja di PT. Indospring. Berjalannya kelas industri ini, tentunya terdapat faktor yang mendukung berjalannya kelas kerjasama ini. Menurut Laras (2013:22) faktor yang dapat mempengaruhi suatu kondisi siswa adalah menyangkut kondisi, kesiapan, dan harapan siswa: (a) relatif belum siap untuk uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga eksternal, (b) motivasi rendah, dan (c) harapannya tinggi untuk memperoleh sertifikat kompetensi dari lembaga sertifikasi profesi. Berdasarkan pendapat di atas dan dikombinasikan dengan data yang di dapat, faktor penghambat yang ditemukan pada kelas Indospring ini berada di poin (a) dan (b), yaitu siswa yang merasa belum siap dan motivasi yang rendah dari diri siswa. Hal ini dapat ditanggulangi dengan adanya sosialisasi dan pembimbingan dari pihak sekolah dan industri dengan baik kepada siswa-
179
siswa yang mengalami masalah. Sedangkan faktor pendukungnya adalah jalinan komunikasi yang kuat antara pihak sekolah dan industri. Selanjutnya untuk model uji kompetensi pada kelas kerjasama SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring dapat dilihat seperti tertera pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Uji kompetensi yang dilaksanakan di kelas Indospring SMK PGRI 1 Gresik merupakan kombinasi dari uji praktik yang berupa praktik kerja industri dan uji teori yang diwujudkan melalui ujian tulis kelas Indospring dengan peserta 24 siswa yang telah melewati proses seleksi dan proses pembelajaran. Persiapan uji kompetensi pada kelas Indospring dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak sekolah yang menyediakan tempat dan waktu sedangkan pihak PT. Indospring mempersiapkan mulai dari instruktur dan materi untuk proses pembelajaran, penguji dan verifikator serta alat-alat yang digunakan dalam uji kompetensi. Pelaksanaan uji kompetensi di kelas Indospring dilakukan dalam waktu + 6 bulan untuk uji praktik (Praktik kerja industri) dan + 120 menit untuk uji teori (Ujian tulis kelas Indospring) dengan penguji dan pengawas independen dari PT. Indospring. Tahap evaluasi dalam kelas Indospring dilakukan oleh PT. Indospring dengan mengkombina-sikan dari nilai uji praktik, teori dan kehadiran saat di kelas maupun saat praktik kerja industri dalam penentuan kelulusan yang berupa daftar prioritas dan pemetaan yang nantinya akan direkrut oleh PT. Indospring serta akan diberikannya sertifikat kompetensi bagi yang lulus.
180
JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016
Gambar 1. Model Uji Kompetensi pada Kelas Kerjasama SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring (Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian, 2016)
Wahyu Hamdani, Solichin, Yoto, Model Pelaksanaan Uji Kompetensi Kelas...
Faktor pendukung dalam pelaksanaan uji kompetensi ini adalah komunikasi yang baik dari pihak SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring, sedangkan faktor penghambatnya adalah munculnya keraguan pada beberapa siswa setelah menjalani praktik kerja industri untuk melanjutkan studinya. Kerjasama kelas industri Program Keahlian Pemesinan antara SMK PGRI 1 Gresik dengan PT. Indospring telah berjalan dengan baik sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan uji kompetensi bagi para peserta didik dilaksanakan oleh PT
181
Indospring, sehingga lulusannya langsung direkrut oleh industri tersebut. Saran Diharapkan model uji kompetensi ini dapat menjadi sebuah rujukan bagi SMK lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi lulusannya. untuk itu maka kerjasama kelas industri seperti yang dilaksanakan oleh SMK PGRI 1 Gresik ini perlu segera dirintis oleh SMK lain di wilayah Gresik maupun Kota/Kabupaten lain.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Kemendikbud. 2012. Pedoman Penyelenggaraan UN Kompetensi Keahlian SMK Tahun Pelajaran 2011/2012. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Badan pusat Statistik. 2015. Tentang Jumlah Pengangguran di Indonesia per Agustus 2015. (Online), (http://www. bps.go.id), diakses pada 20 Agustus 2016.
Kemendikbud. 2016. Pedoman Penyelenggaraan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) dan Sertifikasi Siswa SMK Pada Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016. Jakarta: Kemendikbud.
Billett, Stehen. 2011. Vocational Education (Purposes, Trsditions and Prospects). Griffith University, QLD, Australia: Springer.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0490/U/1992, tentang Sekolah Menengah Kejuruan.
Bogdan, R.C & Biklen, S.C. 1982. Qualitatif Research for Education an Introduction to Theory and Methods. Boston London Sydney Toronto: Allyn and Bacon, Inc.
Laras, Djoko. 2013. Laporan Tahunan Penelitian Hibah Bersaing “Pengembangan Model Uji Kompetensi Keahlian Instalasi Listrik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Miles, M.B., & Hubermen, A.M. 1992. Qualitatif Data Analisis.London: Sage Publication.
Direktorat Pembinaan SMK. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional SMK Tahun 2015. Jakarta: Dirjen Dikmen Kemendikbud. Hamalik, Oemar.1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Narsoyo Reksoatmojo, Tedjo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Bandung: PT. Refika Aditama.
182
JUPEDASMEN, VOLUME 2, NOMOR 3, DESEMBER 2016
Natsir. 2011. Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi, tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Rivai, Veithzal & Murni, Sylviana. 2010. Education Management Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
PP Republik Indonesia No. 14 Tahun 2015tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035.
Undang-undang Republik Indosnesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahar Yusuf & Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.