1
MODEL KETERAMPILAN MANAJERIAL PENINGKATAN PENGELOLAAN SEKOLAH UNGGUL Oleh: Karwanto Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Korespondensi: Kampus Lidah Wetan Surabaya 60213. Email:
[email protected]
A. Pendahuluan Sumber daya manusia yang penting di dalam penyelenggaraan kegiatan persekolahan adalah kepala sekolah. Keberhasilan suatu sekolah sangat ditentukan oleh kepala sekolah dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan. Kepemimpinannya sebagai faktor pendorong untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, termasuk sasaran. Karena itu, ia dituntut memiliki keterampilan manajerial dan kepemimpinan yang tangguh. Artinya, kepala sekolah harus mampu mengelola dan mengembangkan kurikulum, meningkatkan pembelajaran, memberikan pelayanan yang baik kepada siswa, mengelola keuangan dan fasilitas dan membina hubungan kepada masyarakat (Ubben & Hughes, 1992:10). Keterampilan manajerial kepala sekolah, yaitu keterampilan kepala sekolah dalam menjabarkan dan menterjemahkan konsep-konsep manajemen dalam tugas dan pekerjaannya di sekolah, dan mengaplikasikannya ke dalam tugas nyata sehari-hari dengan cara yang tepat. Keterampilan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala sekolah meliputi: (1) keterampilan konseptual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan hubungan manusiawi yang sangat bermanfaat bagi kemajuan sekolah dan lembaga yang dipimpinnya (Katz, 1974). Ketidakmampuan kepala sekolah melaksanakan keterampilan hubungan manusiawi menurut Pidarta (1995:104) dapat menjadi penyebab konflik birokrasi dengan profesional. Misalnya, ketidakmampuan kepala sekolah dalam mengadakan pendekatan-pendekatan kepada guru di sekolah berkaitan dengan proses pembelajaran. Bila kepala sekolah mempunyai keterampilan hubungan manusiawi, tentu ia akan mengadakan pendekatan secara manusiawi terlebih dahulu sebelum menegur guru itu. Ia akan bertanya mengapa guru itu mengajar dengan metode UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
2
tersebut, dimana ia belajar tentang metode itu, apa rasionalnya dan sebagainya. Ia akan memberi kesempatan pula kepada guru itu untuk memberi penjelasan, mengemukakan pendapat dan membela tindakannya. Dengan demikian kepala sekolah sudah menghormati guru tersebut sebagai seorang profesional yang punya hak untuk menentukan perlakuan tertentu terhadap siswa-siswanya. Bila hal ini dilakukan tentu konflik birokrasi dengan profesional bisa dihindarkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keterampilan manajerial kepala sekolah dalam mengelola (me-manage) sekolah benar-benar dituntut dan membutuhkan seni dalam proses pengelolaannya. Banyaknya SMA swasta yang gulung tikar dan tidak mendapatkan murid, semua ini tidak terlepas dari peran manajerial kepala sekolah sebagai pengelola sekolah. Hal ini dapat dilihat di media massa yang menyatakan. Puluhan sekolah menengah atas (SMA) swasta terpaksa gulung tikar dan tidak mampu lagi menggelar proses kegiatan belajar mengajar. SMA itu terpaksa ditutup karena tidak mendapatkan murid. Para penyelenggara pendidikan tersebut mengganti kegiatan pendidikannya menjadi sekolah menengah kejuruan (SMK) sesuai kebutuhan masyarakat” (Suara Pembaruan Daily, 29 Januari 2008). Disamping itu penelitian yang dilakukan Camp, dkk, hasil temuannya menyatakan bahwa kegagalan para manajer dalam mengelola suatu lembaga disebabkan karena: (a) tidak efektifnya keterampilan komunikasi; (b) keterampilan manusiawi/interpersonal lemah; (c) kegagalan dalam menjelaskan harapan-harapan; (d) pendelegasian wewenang lemah; (e) ketidakmampuan untuk mengembangkan kerjasama kelompok/tim kerja; (f) ketidakmampuan memotivasi orang lain; (g) kurangnya memberi kepercayaan (Latif, 2002: 379). Hasil temuan dan observasi di lapangan ditemukan bahwa karir kepala sekolah yang sangat cemerlang dan membuat sekolahnya menjadi sekolah yang baik (Frymeir, 1984), karena kepala sekolah mempunyai kemampuan keilmuan dan manajerial yang bagus dalam meningkatkan dan mengembangkan sekolah. Rendahnya kualitas keterampilan manajerial kepala sekolah tentu akan berimbas terhadap rendahnya kompetensi profesional guru. Pertanyaan pokok yang muncul adalah: mengapa kepala sekolah yang memiliki keterampilan manajerial yang menonjol dalam hal pengelolaan sekolah UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
3
selalu berhasil dalam mengelola sekolah? Dalam makalah ini diuraikan hal-hal pokok sebagai berikut: (1) Konsep Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah; (2) Unsur-unsur Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah; (3) Peningkatan Pengelolaan Sekolah Unggul; dan (4) Model Keterampilan Manajerial Peningkatan Pengelolaan Sekolah Unggul.
B. Pembahasan Konsep Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Untuk memahami konsep dasar keterampilan manajerial kepala sekolah, berdasarkan kajian dan pendapat para ahli dapat dijelaskan berikut ini. Menurut Katz (1974), dalam bukunya yang berjudul:” Skills of an Effective Administrator”, mengidentifikasi tiga keterampilan manajerial (managerial skills) yang penting untuk kesuksesan seoarang manajer yaitu: technical, human, dan conceptual. Mengenai tiga keterampilan manajerial tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Technical skill involves process or technique knowledge and proficiency. Managers use the processes, techniques and tools of a specific area. Human skill involves the ability to interact effectively with people. Managers interact and cooperate with employees. Conceptual skill involves the formulation of ideas. Managers understand abstract relationships, develop ideas, and solve problems creatively. Thus, technical skill deals with things, human skill concerns people, and conceptual skill has to do with ideas (Katz, 1974:90-101 dalam http://telecollege.dcccd.edu/ mgmt1374 /book_contents/1overview/management_skills/mgmt_skills.htm) diakses 29 Januari 2007.
Analisis dari masing-masing keterampilan tersebut mengungkapkan bahwa pada tingkatan apapun pemimpin harus lebih banyak menekankan perhatiannya pada keterampilan manusiawi (emphasis on human skills). Mengapa demikian? Karena pekerjaan seorang pemimpin selalu dihadapkan pada unsur manusia dalam organisasi yang punya dinamika tertentu dan sekaligus menjadi faktor penentu bagi keberhasilan misi organisasi (Hersey & Blanchard, 1972:7; Ekosusilo, 2000:6; Pidarta, 1995:103). Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan, keterampilan manajerial kepala sekolah adalah keterampilan yang dimiliki kepala sekolah dalam merumuskan gagasan, menggunakan pengetahuan atau teknik dalam merespon setiap perUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
4
soalan, berhubungan dengan orang lain secara efektif dalam melaksanakan fungsifungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki kepala sekolah tersebut sangat mewarnai tindakan/perilaku, pemikiran/wawasan kelimuan kepala sekolah dalam menata, merespon dan memecahkan masalah terkait tugas dan tanggung jawabnya di sekolah. Peningkatan Pengelolaan Sekolah Unggul Sekolah unggul adalah sekolah yang memiliki standar akademik yang tinggi untuk semua mata pelajaran yang diukur dari kemampuan para siswanya untuk mencapai standar yang ditentukan dan dibuktikan dari hasil tes dengan melalui prosedur yang benar atau tes lainnya yang sesuai (Sergiovanni (1987:45). Menurut Mastuhu (2004:66-123) mengatakan bahwa setidaknya ada enam belas syarat yang harus dipenuhi oleh para penyelenggara pendidikan jika mereka menginginkan pendidikan bermutu, yaitu: (1) paradigma akademik; (2) tata pamong (governance); (3) demokrasi pendidikan; (4) otonom; (5) akuntabilitas; (6) evaluasi diri; (7) akreditasi; (8) kompetensi; (9) kecerdasan; (10) kurikulum; (11) metodologi pembelajaran; (12) sumber daya manusia (SDM); (13) dana; (14) perpustakaan, laboratorium, dan alat pembelajaran; (15) lingkungan akademik (academic atmosphere); dan (16) kerja jaringan (network). Untuk menghadapi masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan di lapangan, misalnya masyarakat sudah bisa menilai mana yang kira-kira menjanjikan masa depan dan mana yang tidak, mana yang rasional dan mana yang tidak rasional, mana yang wajar dan mana yang tidak wajar. Hal semacam ini, mau tidak mau akan berpengaruh pada proses pemilihan lembaga pendidikan sebagai tempat menempa dirinya dalam menyongsong kehidupan masa depannya. Ini berarti mereka harus mencari lembaga pendidikan yang setidaknya bisa menjanjikan dan menjamin masa depannya (Suprayogo, 1999:42). Oleh karena itu, agar sekolah unggul tetap eksis dengan keunggulankeunggulannya, dan dapat menjaga mutu secara berkelanjutan, diperlukan kiatkiat, dan strategi-strategi pengembangan sekolah unggul yaitu sebagai berikut: peningkatan kemampuan tenaga kependidikan; pengembangan sistem pembelajaran unggul, pengendalian tingkat keunggulan siswa; peningkatan kuantitas dan UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
5
kualitas sarana dan prasarana; pengembangan sistem manajemen sekolah unggul dan peningkatan partisipasi masyarakat dan industri. Hal ini sebagaimana diungkapkan Sonhadji (2004) yang menyatakan bahwa: untuk mengembangkan sekolah unggul diperlukan beberapa strategi yaitu: (1) peningkatan kemampuan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi unggul, melalui pendidikan, pelatihan, konsultasi, pendampingan, studi banding, lokakarya, dan kegiatan-kegiatan lain; (2) pengembangan sistem pembelajaran unggul, dengan berbagai inovasi baik dalam pengelolaan kelas, model pembelajaran, dan keunggulan serta kekhasan isi pembelajaran; (3) pengendalian tingkat keunggulan siswa yang mencakup seleksi siswa, kehadiran dan keaktifan siswa di sekolah, evaluasi hasil belajar yang ketat, kelulusan, serta kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (4) peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana, sesuai dengan kebutuhan dan kriteria pendidikan unggul; (5) pengembangan sistem manajemen sekolah unggul, yang meliputi antara lain manajemen perkantoran, manajemen laboratorium dan perpustakaan, manajemen sarana dan prasarana sekolah, manajemen SDM, dan manajemen keuangan; dan (6) peningkatan partisipasi masyarakat dan industri untuk pengembangan sekolah unggul. Hal senada diungkapan Bafadal (2006) yaitu untuk mengembangkan sekolah ada 6 (enam) pilar pengembangan yang harus dilakukan yaitu: (a) pengembangan kurikulum dan pembelajaran; (b) pengembangan SDM; (c) pengembangan fasilitas pendukung dan tampilan fisik; (d) pengembangan peran serta masyarakat dan pemasaran; (e) pengembangan manajemen dan tertib administrasi; dan (f) pengembangan fondasi menuju terwujudnya satuan pendidikan berkualitas internasional. Baidhowi (2010), dalam peningkatan pengelolaan sekolah unggul ada beberapa prinsip yang perlu dilaksanakan yaitu: komitmen yang tinggi, pemikiran yang serius dan cermat, koordinasi dan sinergi, networking baik internal maupun eksternal, dan support dari semua komponen terkait. Selanjutnya menurut Indra Djati Sidi (2003:45-46) mengatakan bahwa strategi yang perlu dikembangkan pada sekolah unggul yaitu, pertama, melaksanakan inovasi manajemen kelembagaan (institusi) pendidikan secara sistemik. Kedua, meningkatkan kualitas akademik yang mencakup kualitas proses UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
6
pembelajaran, kualitas penelitian (research), dan kualitas pengabdian kepada masyarakat. Ketiga, meningkatkan kesesuaian dan kesepadanan (relevansi) pendidikan dan latihan dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berkembang. Keempat, meningkatkan peran internasional, baik dengan lembaga pendidikan di negara lain maupun dengan lembaga-lembaga, badan-badan, atau organisasi internasional yang termasuk governmental, dan non-governmental agencies. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengelolaan sekolah unggul dilakukan dengan cara: peningkatan kemampuan tenaga kependidikan; pengembangan sistem pembelajaran unggul, pengendalian tingkat keunggulan siswa; peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana; pengembangan sistem manajemen sekolah unggul dan tertib administrasi dan peningkatan partisipasi masyarakat dan industri serta pemasaran; dan pengembangan fondasi menuju terwujudnya satuan pendidikan berkualitas internasional. Model Keterampilan Manajerial Peningkatan Pengelolaan Sekolah Unggul Berdasarkan Permendiknas No 13 Tahun 2007 mengenai standar kompetensi bagi kepala sekolah, ada lima aspek kompetensi yang harus ada dalam diri seorang kepala sekolah yaitu, (1) kompetensi kepribadian, yang menyangkut integritas dan kejujuran; (2) kompetensi sosial, yang mencakup hubungan antarmanusia dan hubungan baik dengan sesama; (3) kompetensi manajerial, yang terkait kemampuan kepala sekolah mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di sekolah; (4) kompetensi supervisi, yang menuntut kepala sekolah harus dapat membimbing guru-guru serta anak didiknya dan menggunakan sumber-sumber daya yang ada di sekolah; dan (5) kompetensi kewirausahaan, dimana seorang kepala sekolah harus mampu berwirausaha namun bukan untuk mencari keuntungan, memiliki jiwa kreatif, inisiatif dan berani mengambil resiko demi pengembangan sekolahnya (Pelita, 12 Agustus 2008). Departemen Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten. Berdasarkan ketentuan Depdiknas, setiap kepala sekolah harus memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu kepribadian, sosial, manajerial, supervisi dan kewirausahaan. Namun berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
7
Kependidikan Depdiknas setelah melakukan uji kompetensi pada lebih dari 400 kepala sekolah dari lima provinsi dan juga dilakukan terhadap 50 kepala sekolah sebuah yayasan pendidikan, hasilnya hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik (Tempo, 12 Agustus 2008). Menurut Surya Dharma, Direktur Tenaga Kependidikan Depdiknas, lemahnya kedua kompetensi itu adalah akibat, (a) sistem rekrutmen kepala sekolah yang tidak sesuai dengan standar Permendiknas No 13/2007; (b) pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pengangkatan kepala sekolah menjadi kewenangan penuh bupati atau walikota. Selain itu disebabkan pula oleh keterampilan manajerial (managerial skills) kepala sekolah pada umumnya mereka sangat bergantung pada juklak dan juknis (Wasliman dalam Sugiyatno, 2007:8); dan sangat sedikit kepala sekolah yang melaksanakan tugas supervisi, dengan alasan tidak ada waktu, atau merasa sudah hafal dengan kemampuan guru sehingga tidak perlu melakukan supervisi. Kelemahan lain adalah bahwa sampai saat ini belum ada koordinasi pelaksanaan pengawasan antara pengawas dengan kepala sekolah (Arikunto, dkk, 2006:6). Selanjutnya, berdasarkan hasil pemetaan dan piloting tentang pemetaan kompetensi kepala sekolah yang dilakukan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kemendiknas pada tahun 2010-2011 menunjukkan kompetensi yang relatif paling rendah adalah kompetensi sosial dan supervisi (Siswandari, 2011). Selain itu, dalam upaya pengembangan keterampilan manajerial kepala sekolah dalam upaya peningkatan pengelolaan sekolah unggul, menurut Dharma (2009), disusun road map kepala sekolah profesional antara lain: (1) terpenuhinya standar kompetensi kepala sekolah; (2) pengembangan silabus dan kurikulum pelatihan kepala sekolah; (3) pengembangan bahan ajar peningkatan kompetensi; (4) pelaksanaan TOT Master Trainer untuk memperkuat pelatihan kepala sekolah; (5) pengembangan tes kompetensi dan mapping kompetensi kepala sekolah; (6) kemitraan kepala sekolah; (7) pengembangan sistem penilaian kinerja kepala sekolah; (8) pengembangan pedoman seleksi dan rekrutmen calon kepala sekolah; (9) mapping kinerja kepala sekolah; (10) pengembangan kebijakan lisensi kepala UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
8
sekolah; (11) pengembangan kebijakan CPD kepala sekolah; (12) pengembangan sistem karier kepala sekolah; (13) pengembangan training reguler untuk kepala sekolah; (14) kerjasama internasional dalam peningkatan kompetensi kepala sekolah; (15) pemberdayaan organisasi MKKS (SMA)/KKKS (SD/SMP); (16) pemberdayaan organisasi profesi kepala sekolah; (17) forum best practice kepala sekolah; dan (18) penghargaan kepala sekolah berprestasi dan berdedikasi. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah perlu banyak belajar dari pengalaman dan pengamatan, mengefektifkan keterampilan komunikasi; meningkatkan keterampilan manusiawi/interpersonal; menjelaskan harapan-harapan; peningkatan pendelegasian; mengembangkan teamwork/kerjasama kelompok; meningkatkan motivasi kepada orang lain; dan meningkatkan pemberian kepercayaan (trust) kepada orang lain (Camp, dkk, dalam Latif, 2002). Hal senada dikemukakan White, dalam (http://EzineArticles.com/?expert=Barbara
-White, diakses 8 September 2008), ada enam keterampilan manajerial yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan yaitu: (1) observasi; (2) monitoring unjuk kerja (performance) staf; (3) implementasi program pengembangan staf; (4) pengetahuan dan keahlian; (5) membuat keputusan yang baik; (6) kemampuan menghasilkan dan mengevaluasi penelitian. Keterampilan manajerial kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam peningkatan pengelolaan sekolah unggul. Kepala sekolah yang memiliki keterampilan manajerial yang menonjol dan mampu merancang keunggulan sekolah mampu menjadikan sekolah menjadi sekolah yang unggul; memiliki prestasi sekolah dan budaya belajar yang baik; unjuk kerja akademik tinggi; hubungan manusia yang positif; adanya rasa memiliki; reputasi tinggi di masyarakat; dan menerapkan inovasi dan perubahan sebagai kunci keunggulan. Menurut Carver, Fullan, dan Hargreaves (Ghaleei, 2006:59), kepala sekolah menggunakan keterampilan manajerial (managerial skills) adalah untuk: menghasilkan agenda dengan membuat perencanaan; membangun visi dan strategi untuk mengimplementasikan perencanaan yang dibuat; mengimplementasikan perubahan dengan managerial control; dan penggunaan inspirasi dan inovasi. Strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan manajerialnya, disamping kepala sekolah terus melakukan peningkatan sumber UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
9
daya manusia, evaluasi diri, meningkatkan kompetensi profesional dan studi lanjut, kepala sekolah juga perlu mengembangkan keterampilan dan tanggung jawab manajerialnya untuk: mengkoordinasi aktivitas secara profesional, membuat keputusan sesuai sumber daya manusia (SDM) dan prioritas sekolah; membuat time schedule yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai skala prioritas; memberikan kesempatan kepada guru untuk bekerja dan belajar bersama; mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran secara profesional; melakukan evaluasi; dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif (Ghaleei, 2006). Hal lain yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah melakukan pengembangan-pengembangan terkait dengan potensi, pengetahuan dan kemampuannya yaitu meliputi: pengembangan manajemen sumber daya, meliputi: pengembangan keterampilan kepemimpinan dan manajerial, keterampilan memotivasi, keterampilan komunikasi, dan keterampilan membuat keputusan; selanjutnya adalah pengembangan manajemen pembelajaran, meliputi: pengembangan kurikulum dan pembelajaran dan menciptakan inovasi dan perubahan, dan terakhir adalah pengembangan manajemen hubungan, meliputi: pengembangan keterampilan interpersonal dan keterampilan intra-personal (Pushpanadham, 2006). Keterampilan manajerial peningkatan pengelolaan sekolah unggul diwujudkan melalui keterampilan yang dimiliki kepala sekolah antara lain, keterampilan dalam perencanaan, keterampilan dalam pelaksanaan dan keterampilan dalam evaluasi. Hal ini tentunya membutuhkan keterampilan konseptual, keterampilan manusiawi dan keterampilan teknis. Ketiga keterampilan ini sama pentingnya, namun kepentingan itu sangat tergantung pada kedudukan kepala sekolah dalam tingkat atau tangga organisasi, sehingga dapat mewarnai tindakan/perilaku, pemikiran/wawasan kelimuan kepala sekolah dalam menata aspek manusia (guru, siswa, staf tata usaha, dan karyawan) dan aspek non manusia (kebijakan, peraturan, pedoman, kurikulum, dana, dan fasilitas fisik) dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran secara profesional pada sekolah unggul, sehingga dapat meningkatkan keunggulan sekolah. Dengan kualitas keterampilan manajerial kepala sekolah dan didukung oleh keunggulan sekolah diharapkan dapat menjadikan sekolah unggul, sehingga menjadikan sekolah tetap eksis sampai sekarang. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
10
Dalam implementasinya ada beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah yaitu: (a) untuk keterampilan dalam perencanaan, kepala sekolah perlu membentuk tim untuk menyusun draf, melibatkan semua pihak dalam perencanaan, mengakomodasi ide-ide dan merumuskan perencanaan (rekonstruksi) sehingga menjadi hasil perencanaan dan diwujudkan dalam program kerja; (b) untuk keterampilan dalam pelaksanaan, kepala sekolah perlu mengembangkan perencanaan menjadi operational planning ke program kerja sekolah, membentuk tim pelaksana program, menyesuaikan job design dengan program dan pelaksanaan program, sehingga program tahunan (program semester/bulanan) dapat dilaksanakan dengan baik; (c) untuk keterampilan dalam evaluasi, kepala sekolah perlu membentuk tim evaluasi, memonitor kegiatan, dan mengevaluasi kegiatan berbasis waktu/semester/tahunan; (d) untuk strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan manajerialnya, disamping kepala sekolah terus melakukan peningkatan sumber daya manusia, evaluasi diri, meningkatkan kompetensi profesional dan studi lanjut, kepala sekolah juga perlu mengembangkan keterampilan dan tanggung jawab manajerialnya untuk: mengkoordinasi aktivitas secara profesional, membuat keputusan sesuai sumber daya manusia (SDM) dan prioritas sekolah; membuat time schedule yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai skala prioritas; memberikan kesempatan kepada guru untuk bekerja dan belajar bersama; mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran secara profesional; melakukan evaluasi; dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Hal lain yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah melakukan pengembangan-pengembangan terkait dengan potensi, pengetahuan dan kemampuannya yaitu meliputi: pengembangan manajemen sumber daya, meliputi: pengembangan keterampilan kepemimpinan dan manajerial, keterampilan memotivasi, keterampilan komunikasi, dan keterampilan membuat keputusan; selanjutnya adalah pengembangan manajemen pembelajaran, meliputi: pengembangan kurikulum dan pembelajaran dan menciptakan inovasi dan perubahan, dan terakhir adalah pengembangan manajemen hubungan, meliputi: pengembangan keterampilan interpersonal dan keterampilan intra-personal.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
11
Berdasarkan uraian di atas, dapat diilustrasikan model keterampilan manajerial peningkatan pengelolaan sekolah unggul sebagaimana pada gambar.1.
C. Penutup Kesimpulan Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan: 1. Eksistensi sekolah pada sekolah unggul ditentukan oleh sejumlah keunggulan sekolah yang dimiliki dan adanya keterlibatan kepala sekolah dalam meningkatkan dan memelihara kemajuan dengan melakukan inovasi-inovasi dan perubahan sehingga sekolah tetap eksis. 2.
Kepala sekolah yang memiliki keterampilan manajerial yang menonjol dalam mengelola sekolah mampu menjadikan sekolah menjadi sekolah yang unggul; memiliki prestasi sekolah dan budaya belajar yang baik; unjuk kerja akademik tinggi; hubungan manusia yang positif; adanya rasa memiliki; reputasi tinggi di masyarakat; dan menerapkan inovasi dan perubahan sebagai kunci keunggulan.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
12
Strategi yang dilakukan kepala sekolah: Peningkatan SDM. Evaluasi diri Peningkatan kompetensi professional Pengembangan keterampilan dan tanggung jawab manajerial
Pengembangan yang dilakukan kepala sekolah: - Pengembangan manajemen sumber daya: Pengembangan keterampilan kepemimpinan & manajerial Keterampilan memotivasi Keterampilan komunikasi. Keterampilan membuat keputusan - Pengembangan manajemen pembelajaran: Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Menciptakan inovasi dan perubahan. - Pengembangan manajemen hubungan: Pengembangan keterampilan inter personal Pengembangan keterampilan intra personal
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
Keterampilan dalam Perencanaan
U M P A N B A L I K
Membentuk tim untuk menyusun draf. Melibatkan semua pihak dalam perencanaan. Mengakomodasi ide-ide. Merumuskan perencanaan menjadi hasil perencanaan. Diwujdkan dalam program kerja
Pelibatan keterampilan manajerial kepala sekolah untuk meningkatkan dan memeliahara kemajuan.
Keterampilan dalam Pelaksanaan
Mengembangkan perencanaan menjadi perencanaan operasional ke program kerja sekolah. Membentuk tim sukses pelaksana program. Menyesuaikan job design dengan program dan pelaksanaan program
Membangun visi dan strategi Pelaksanaan perubahan dengan Managerial control. Penggunaan inspirasi dan inovasi Pengembangan sistem manajemen dan tertib adminsistrasi Komitmen Pemikiran yang serius dan cermat Networking baik internal maupun eksternal Support dari semua pihak.
Keterampilan dalam Evaluasi
Membentuk tim evaluasi. Memonitor kegiatan Mengevaluasi kegiatan berbasis waktu/semester/ tahunanan. Mengevaluasi kegiatan berbasis kinerja
Dukungan SDM Pengembangan professional Pelibatan orang tua dan masyarakat. Dukungan sarana prasarana dan pendanaan memadai.
Sekolah Unggul Output Pendidikan
Gambar 1. Model Keterampilan Manajerial Peningkatan Pengelolaan Sekolah Unggul
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
U M P A N B A L I K
13
Rekomendasi 1. Bagi Kepala Sekolah, hendaknya terus dibangun dan ditingkatkan dengan menambah wawasan keilmuan, memilih konsep, teori dan prinsip manajerial yang relevan dengan situasi di sekolah dan dapat mengaplikasikannya dengan baik. 2. Kepada Para Pendidik yaitu hendaknya berkolaborasi dengan kepala sekolah secara maksimal dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran dan pengelolaan aktivitas pembelajaran secara profesional. 3. Kepada Dinas Pendidikan/Departemen Pendidikan Nasional, hendaknya menyusun road map pengembangan kepala sekolah profesional yaitu meliputi: pengembangan silabus dan kurikulum pelatihan kepala sekolah, pengembangan bahan ajar peningkatan kompetensi, pengembangan tes kompetensi dan mapping kompetensi kepala sekolah, pengembangan sistem penilaian kinerja kepala sekolah, pengembangan pedoman seleksi dan rekrutmen calon kepala sekolah, pengembangan kebijakan lisensi kepala sekolah, pengembangan kebijakan CPD kepala sekolah, pengembangan sistem karier kepala sekolah dan pengembangan training reguler untuk kepala sekolah. 4.
Kepada pengambil kebijakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu, (a) pola rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini perlu perubahan manajemen dan regulasi untuk memperbaikinya; (b) dalam proses pengangkatan kepala sekolah, seseorang harus menjalani pelatihan (training) dengan minimal waktu yang ditentukan; (c) perlu pembinaa terhadap kepala sekolah secara profesional dan berkesinambungan; (d) penunjukan kepala sekolah perlu memperhatikan lima kompetensi sesuai Permendiknas No 13 Tahun 2007 dan Permendiknas No. 28 Tahun 2010.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
14
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., dkk. (2006). Pengembangan Kapasitas Kepengawasan Pendidikan Di Wilayah Kota Yogakarta. Jurnal Penelitian Bappeda Kota Yogyakarta, Vol.1, No.1, Desember, ISSN 1978-0052. Bafadal, I. (2006). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Cet. II. Jakarta: Bumi Aksara. Baidhowi, (2010). Manajemen Sertifikasi, Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Makalah disamapaikan dalam seminar nasional Sertifikasi Kepala Sekolah, Pengawas dan Pengembangan Kompetensi Guru, yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang. 14 November. Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Cet. I. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas. (2007). Program Pembinaan Profesionalisme Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dharma, S. (2009). Roadmap menuju Kepala Sekolah Profesional, (online), (www.google.com), diakses 16 Mei 2009.
Effective Schools Research and The Role of Professional Learning Communities, diperoleh dari http://www.schoolparents.canberra.net.au/effective_schools. diakses pada tanggal 14 Februari 2008.
Ekosusilo, M. (2000). Kepemimpinan Pendidikan Yang Efektif Dalam Rangka Otonomi Daerah. Makalah Disajikan dalam Forum ”Seminar Memaknai Otonomi Daerah Melalui Kebijakan Pendidikan” Yang Diselenggarakan Oleh Mahasiswa S-3 Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kabupaten Garut, 11 Mei 2000. Frymier, J., Cornbleth, C., Donmoyer, R., Gansneder, B.M., Jeter, J.T., Klein, M.F., Schwab, M., & Alexander, W.M. (1984). One Hundred Good Schools. West Lafayette, Indiana: Kappa Delta Pi. Ghaleei, A. (2006). The Principal’s Role in Teacher Professional Learning. Disertasi. Faculty of Education University of Wollongong. (Online), (http://www.google.com, diakses 16 Mei 2007).
Hersey, P & Blanchard, K.H. (1982). Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources. (2nd Edition). New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc. Katz, R. 1974. Skills of an effective administrator, dalam Harvard Business Review (online), (http://telecollege.dcccd.edu/mgmt1374/book
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
15
_contents/1overview/management_skills/mgmt_skills.htm, diakses tanggal 7 Januari 2006).
Kompas, 28 Agustus 2003. Kemajuan Sekolah Bergantung Visi Lembaga, Kepala Sekolah dan Guru, (Online), (http://www.kompas.com/kompascetak/0403/01/humaniora/884569.htm, diakses 28 Agustus 2003)
Latif, D.A. (2002). Model for Teaching the Management Skills Component of Managerial Effectiveness to Pharmacy Student. American Journal of Pharmaceutical Education Vol. 66 Winter. Bernard J.Dunn School of Pharmacy, Shenandoah University, 1460 University Drive, Winchester VA 22601-5195. Moore, L.L. & Rudd, R.D. (2004). Leadership Skills and Competencies for Extension Directors and Administrators. Journal of Agricultural Education. Volume 45, Number 3. University of Florida.. Moore, L.L. & Rudd, R.D. (2005). Extension Leaders’ Self-Evaluation of Leadership Skill Areas. Journal of Agricultural Education. Volume 46, Number 1. University of Florida. Pelita, 12 Agustus 2008., Banyak Kepala Sekolah Lemah dalam Kompetensi Manajerial dan Supervisi, (Online), (http://www.hupelita.com/ baca.php?id=54357, diakses 13 Agustus 2008)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Pidarta, M. (1995). Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar: Sebagai Manajer, Pemimpin Pengajaran dan Supervisor, Pencipta Iklim yang Kondusif, Administrator, Koordinator Kerjasama dengan Masyarakat. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Pushpanadham, K. (2006). Educational Leadership For School Based Management. ABAC Journal Vol, 26, No.1 (January-April, pp.41-48), (Online), (http://www.google.com, diakses 16 Mei 2007).
Sergiovanni, T.J. (1987). The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Sidi, I.D. (2003). Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Logos. Suara Pembaruan Daily, 29 Januari 2008. Puluhan SMA Swasta Gulung Tikar.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu
16
Sugiyatno. (2007). Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) SMK Negeri 1 Boyolali, (Online), (http://www.google.com, diakses 12 Agustus 2008).
Ubben, G.C. & Hughes, L.W. (1992). The Principal: Creative Leadership for Effective Schools. Boston: Allyn and Bacon. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. White, B. (t.t.). Six Important Managerial Skill For Successful Leadership, (Online), (http://EzineAticles.com/?expert=Barbara_White, diakses 8 September 2008).
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Visit Our website at: perpustakaan.upi.edu | repository.upi.edu | upi.edu