ISSN 0216 - 3128
60
Gede Sutresna W., dkk.
MODEL GENERIK UNTUK PENENTUAN KOEFISIEN DISPERSI LONGITUDINAL, LATERAL DAN VERTIKAL CESIUM DARI EFFLUEN CAIR PTAPB Gede Sutresna Wijaya, Moch. Yazid Pusat Teknologi Aakselerator dan Proses Bahan - BATAN, Yogyakarta Email :
[email protected]
ABSTRAK MODEL GENERIK UNTUK PENENTUAN KOEFISIEN DISPERSI LONGITUDINAL, LATERAL DAN VERTIKAL CESIUM DARI EFFLUEN CAIR PTAPB. Penentuan konsentrasi dan Identifikasi cesium-137 dalam sedimen 3 kolam terpadu PTAPB telah dilakukan dengan gamma spektrometer dengan tiga kali percobaan ulangan. Pengukuran aktivitas sedimen dilakukan dalam wadah berbentuk silinder yang mempunyai tinggi dan diameter 5cm. Effisiensi pencacahan cesium ditentukan dari aktivitas standar tanah IAEA-375 dengan geometri yang sama antara standar dan sampel. Nilai konsentrasi yang diperoleh dipakai untuk menentukan koefisien difusi longitudinal, lateral dan vertikal pada air permukaan sungai. Dari hasil analisis sampel sedimen diperoleh bahwa aktivitas Cs-137 dalam kolam 1 adalah 277,98 ± 15,33 Bq/kg, kolam 2 adalah 121,02 ± 19,33 Bq/kg dan pada kolam 3 adalah 95,74 ± 12,79 Bq/kg. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa koefisien dispersi longitudinal, lateral dan vertikal pada air permukaan sungai berturut-turut adalah 5,09 m2/s, 7,98 × 10-4 m2/s dan 8,91 × 10-5 m2/s. Kata kunci : cesium, koefisien dispersi, gamma spektrometri, radioaktivitas lingkungan.
ABSTRACT GENERIC MODEL FOR DETERMINING DISPERSION LONGITUDINAL, LATERAL AND VERTICAL COEFFICIENT OF CESIUM FROM LIQUID EFFLUENT PTAPB. Determination of the concentration and identification of cesium-137 in sediment of three integrated pools PTAPB have been performed with gamma spectrometer with three replicates. Measurement of sediment activities performed in a cylindrical container which has 5 cm diameter and height. Cesium counting efficiency was determined from the standard activity of IAEA-375 soil with the same geometry between the standard and sample. Concentration values obtained were used to ascertain coefficient dispersion vertical, lateral and longitudinal of cesium on the river surface water. From the analysis of sediment samples shows that the activity of cesium-137 in pool number 1 was 277.98 ± 15.33 Bq/kg, from pool number 2 was 121.02 ± 19.33 Bq/kg and from pool number 3 was 95.74 ± 12.79 Bq/kg. From the calculation results obtained that the longitudinal dispersion coefficient, lateral and vertical on the surface water of the river was 5.09 m2/s, 7.98 × 10-4 m2/s and 8.91 × 10-5 m2/s respectively. Keywords: cesium, dispersion coefficient, gamma spectrometry, environmental radioactivity.
PENDAHULUAN
P
embangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup merupakan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup, serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Ini berarti perencanaan pembangunan harus berorientasi pada kebijakankebijakan dalam pelestarian sumberdaya dan lingkungan hidup, serta peningkatan ekonomi1). Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTAPBBATAN) merupakan instansi pemerintah non kementrian yang mempunyai bidang kegiatan dan pengembangan teknologi nuklir. PTAPB mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang teknologi akselerator dan fisika nuklir, kimia dan teknologi proses bahan industri nuklir, pelayanan pendayagunaan reaktor riset serta melaksanakan pelayanan pengendalian keselamatan kerja dan pelayanan kesehatan. Dalam lingkup kegiatannya terdapat bidang-bidang dan proses yang merupakan sumber dampak yang berpotensi menimbulkan pengaruh atau perubahan pada lingkungan hidup. Fasilitas atau kegiatan yang menggunakan material radioaktif dapat menimbulkan berbagai jenis gas dan effluen cairan radioaktif, yang perlu untuk dikelola dengan aman. Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk melepaskan residu semacam itu ke lingkungan atmosfir maupun akuatik. Pelepasan ke lingkungan yang diijinkan, terkontrol dan terencana diistilahkan dengan discharge. Pelepasan radionuklida ke atmosfir dan lingkungan akuatik sebagai akibat kecelakaan nuklir, radiologis atau
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Gede Sutresna W., dkk.
ISSN 0216 - 3128
sesuatu yang tidak terkontrol diistilahkan dengan release2). PTAPB menerapkan konsep ALARA (as low as reasonable achievable) di dalam kegiatan pengelolaan limbahnya sehingga menjamin tingkat keselamatan radiasi dan radioaktivitas terhadap personil, masyarakat dan lingkungan. Dalam rangka pemenuhan terhadap konsep ALARA, sistem air buangan (effluen cair) dirancang dengan membuat saluran terpadu (terkoneksi) dari laboratoriumlaboratorium di PTAPB dengan proses endap dan tunda, yang pada akhirnya ditampung dalam tiga buah bak kontrol dimana bak pertama merupakan bak tertutup, sedangkan bak kedua dan ketiga adalah bak terbuka yang biasa disebut kolam terpadu. Untuk mengalirkan air buangan terpadu dari bak pertama ke bak kedua digunakan pompa, sedangkan antara bak kedua dan bak ketiga terdapat pipa penghubung yang dapat dilewati air dari kolam dua menuju kolam tiga. Lepasan effluen cair ada pada kolam ketiga yang merupakan titik lepasan menuju ke sebuah saluran air lepas. Pada kolam dua dan tiga terdapat sistem aerasi untuk memperbaiki kadar Bio Oxygen Demand (BOD) sebelum dilepas ke lingkungan. Tingkat radioaktivitas beta total (gross beta radioactivity) dipantau secara rutin dan masih lebih rendah (< 0,4 Bq/l) yang merupakan tingkat yang diijinkan untuk radioaktivitas beta total air di lingkungan.
C w,tot t
61
C w,tot
U
V
x 2
y 2
C w,tot
x
x 2 z
C w,tot
y
2
C w,tot z
C w,tot
(1)
y2
C w,tot i
z2
W
C w,tot
S
dengan: Cw,tot : konsentrasi radionuklida (Bq/m3) U,V,W : kecepatan pada arah x, y dan z (m/s) S : penambahan atau pengurangan radionuklida (Bq/m3.s) t : waktu (s) x,y,z : arah longitudinal, lateral dan vertikal dalam koordinat Cartesian (m) x , y , z : koefisien dispersi ke arah x, y dan z (m2/s). i
: konstanta peluruhan radionuklida (s-1).
Dispersi radionuklida di sungai terjadi secara kontinyu antara air dan sedimen hingga mencapai keadaan seimbang pada saat terlepas. Untuk itu perlu diketahui koefisien distribusi dan dispersi dari beberapa radionuklida yang utama. Gambar 2 merupakan model untuk menghitung konsentrasi radionuklida di dalam air sepanjang sungai dimana radionuklida mulai dilepaskan. Untuk menghitung konsentrasi radionuklida dalam sungai perlu diperhatikan tiga hal yaitu: lebar sungai B (m), jarak searah dari titik pelepasan ke tempat penerimaan/reseptor X (m) dan tetapan peluruhan radionuklida
i
(s
1
).
METODE PENELITIAN Gambar 1. Sistem saluran air buangan terpadu PTAPB. Apabila radionuklida memasuki lingkungan air permukaan (surface water), maka akan mengalami proses fisika dan kimia yang mempengaruhi migrasi suatu radionuklida dari titik lepasannya dan dapat menyebabkan radionuklida akan masuk ke dalam siklus biologi. Proses-proses tersebut diantaranya proses aliran adveksi dan pencampuran (dispersi turbulen), proses sedimentasi seperti adsorpsi dan desorpsi, deposisi dan resuspensi sedimen serta proses lain seperti peluruhan radioaktif dan mekanisme lain yang akan menurunkan konsentrasi dalam air seperti volatilisasi. Persamaan tiga dimensi untuk adveksi dan difusi radionuklida pada air permukaan dapat dinyatakan dengan3) :
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas alat sampling, alat preparasi sampel (cawan porselin, peralatan gelas, kompor listrik, ball mill, ayakan, timbangan analitik, vial polyethilen) dan alat ukur berupa seperangkat alat cacah spektrometer Gamma dengan detector HpGe jenis closed-end coaxial dengan efisiensi relatif 15% dilengkapi perisai dari bahan Pb yang dilapisi dengan Cd dan Cu dengan tebal perisai adalah 10 cm. Alat cacah juga dilengkapi amplifier, sumber tegangan tinggi (HV), MCA jenis Multiport II produksi Canberra dengan perangkat lunak Genie 2000 ver 3,0)
Bahan Bahan untuk penelitian ini berupa kertas saring, sampel air kolam saluran terpadu, sampel sedimen kolam terpadu, aquades dan kertas saring serta sumber standar (point source) Am-241 (59,5
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
ISSN 0216 - 3128
62
keV) dan Co-60 (1173,2 keV dan 1332,5 keV) dan sampel standar IAEA 375 (soil).
Cara kerja Pada penelitian ini sampling dilakukan dengan tiga kali pengulangan. Sampel air sebanyak ± 2 liter dan sampel sedimen sebanyak ±500 gram diambil dari ketiga kolam saluran terpadu dengan alat pencuplik sedimen. Sampel air dituang ke dalam cawan porselin dan diuapkan di atas kompor listrik sampai residu tersisa ±100 ml. Residu yang tersisa dimasukkan ke dalam vial poliethilen berbentuk silinder dengan diameter 5 cm dan tinggi 5 cm serta ditutup rapat. Sampel sedimen dikeringkan di bawah panas matahari, kemudian diayak untuk menghilangkan kotoran akar, dan bebatuan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam ball mill untuk digerus agar homogen. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam vial poliethilen berbentuk silinder dan di tutup rapat. Berat vial dan berat sampel di dalam wadah ditentukan dengan cara ditimbang menggunakan timbangan analitik. Standar material tanah (soil standard) IAEA-375 dimasukkan ke dalam vial poliethilen dan ditimbang beratnya.
Gede Sutresna W., dkk.
Baik sampel cair dan sampel sedimen beserta soil standar kemudian dicacah menggunakan spektrometer gamma yang telah dilakukan kalibrasi energi menggunakan sumber standar yaitu 241Am (59,5 keV) dan 60Co (1173,2 keV dan 1332,5 keV). Pencacahan sampel dilakukan selama 65.000 detik. Aktivitas cesium dalam sampel ditentukan dengan menggunakan rumus:
A (E)
N m P
t
(2)
dengan: ε (E) : efisiensi mutlak pada tenaga E N : net area atau jumlah cacah A : aktivitas radionuklida dalam Bq/kg Pγ : intensitas mutlak sinar gamma (yield) t : waktu cacah, detik m : berat sampel, kg Perhitungan matematis dilakukan untuk menentukan koefisien difusi longitudinal, lateral dan vertikal, dengan memperhitungkan badan air penerima effluen cair ditinjau dari sisi laju alir, lebar saluran air dan ke dalamannya.
Gambar 2. Model migrasi radionuklida pada sungai(4).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kalibrasi energi gamma spektrometer dilakukan dengan mencari hubungan antara energi dan nomor kanal dengan sumber standar Co-60 dan Am-241. Dari kalibrasi energi yang dilakukan di peroleh persamaan Y = -0,40485 + 0,11721 X dengan nilai koefisien korelasi (R = 1) yang menunjukkan korelasi yang positip antara energi dan nomor kanal.
Penentuan aktivitas Cs-137 pada sampel air dan sedimen Dari tiga kali sampling air pada ketiga kolam terpadu tidak terdeteksi adanya cesium di dalam sampel cair yang dianalisis, namun terdeteksi pada sedimen baik di kolam satu, dua maupun tiga. Hal ini mungkin disebabkan karena konsentrasi yang terlalu rendah dalam 2 liter volume air yang disampling.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Gede Sutresna W., dkk.
ISSN 0216 - 3128
Standar tanah IAEA-375 yang dimasukkan ke dalam vial poliethilen berbentuk silinder digunakan untuk menentukan efisiensi detektor pada energi 661,2 keV untuk sampel dengan matrik sedimen. Adapun spektrum hasil pencacahan standar tanah dan sampel sedimen dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4, sedangkan konsentrasi di dalam sedimen pada masing-masing kolam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi cesium dalam sedimen kolam terpadu. Kolam III Kolam Ia) Kolam II b) b) Aktivitas Bq/kg Bq/kg Bq/kg Sampling I 294,26 103,33 85,23 Sampling II 263,82 117,11 109,98 Sampling III 275,87 142,62 92,00 Rerata 277,98 121,02 95,74 Standar deviasi 15,33 19,93 12,79 a) bak air tertutup b) bak air terbuka
63
konsentrasi dalam air dengan menggunakan koefisien distribusi. Apabila diambil koefisien distribusi (Kd) sebagai perbandingan antara konsentrasi radionuklida yang terserap dalam sedimen (Bq/kg) dengan konsentrasi radionuklida terlarut dalam cairan (Bq/L) untuk cesium dalam air4) (freshwater) sebesar 1 x 103 (L/kg) maka dapat diprediksikan bahwa konsentrasi cesium dalam air bak kolam 3 adalah: 0,095 Bq/L. Bak kolam ketiga merupakan titik pelepasan effluen cair ke lingkungan dan awal proses dispersi radionuklida di lingkungan perairan. Konsentrasi yang mungkin terlepas ke lingkungan ini masih jauh di bawah batas yang diijinkan (700 Bq/L) seperti yang tertuang dalam SK. Ka. BAPETEN No. 02/Ka-BAPETEN/V-99 Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas Di Lingkungan5). Nilai-nilai spesifik lokasi yang diperlukan untuk penentuan koefisien dispersi adalah laju aliran sungai (river flow rate) q r (m3/s); kedalaman aliran (flow depth) D (m); kecepatan sungai (flow velocity) U (m/s). Karakteristik sungai biasanya sangat bergantung kepada hal-hal tersebut dan sangat bervariasi alirannya. Menurut Leopold pendekatan matematis komponen di atas dapat ditulis ke dalam persamaan :
D
0,163qr
B 103qr Gambar 3. Spektrum pencacahan standar material tanah IAEA-375 dengan berat 126,5 g dan waktu pencacahan 65000 s.
U
0, 447
(3)
0, 460
(4)
qr DB
(5) Karena lebar sungai dimana titik effluen cair berada adalah 1,8 meter, maka dengan rumus 3 (3), (4) dan (5) diperoleh q r = 0,024 ( m / s ), D = 0,0307 m dan U = 0,433 (m/s). Ketika nilai X memenuhi pesyaratan X >7D maka indeks percampuran parsial dicari sesuai dengan persamaan :
A Gambar 4. Spektrum pencacahan sampel sedimen kolam terpadu dengan waktu pencacahan 65000 s.
Penentuan Koefisien Dispersi Radionuklida dalam air dapat teradsorpsi oleh sedimen sehingga mengurangi konsentrasi radionuklida terlarut. Namun demikian radionuklida yang teradsorpsi pada sedimen masih mampu untuk bermigrasi. Sangat mungkin untuk menghitung konsentrasi dalam sedimen yang berkaitan dengan
A
1.5D X B2
1,5 x 0,0307 x 100 (1,8) 2
(6)
1,4213
dengan nilai A = 1,4213 dapat diperoleh dari tabel IV (SRS 19) nilai koefisien pencampuran parsial Pr secara ekstrapolasi sebesar 2,3. Apabila rerata pelepasan effluen cair dari kolam ketiga adalah 100 liter per hari, maka laju pelepasan radionuklida rata-rata untuk cesium adalah:
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
ISSN 0216 - 3128
64
0,095Bq / L x 100L / d
Qi
24h / d x 3600s / h
1,13 10
4
Bq / s
Bila air yang digunakan berada pada sisi yang berhadapan dengan titik pelepasan maka radionuklida harus melintasi setengah dari lebar sungai dan konsentrasi radionuklida pada sisi yang berhadapan dengan titik pelepasan dapat dihitung dengan persamaan :
Qi exp qr
C w,tot
x U i
Pr
Ct
1,13 10 4 exp 0,024
(7)
7,33x10
10
x 100
0,433
x 2,3
0,01 Bq / m 3 Koefisien dispersi sangat bervariasi antara sungai yang satu dengan sungai lainnya, atau dengan kanal sungai dan kondisi aliran meskipun dalam sungai yang sama. Koefisien disperse vertical pada sungai dinyatakan dengan persamaan: z
0,067u* D
(8)
dengan: 2 z : koefisien dispersi vertikal (m /s) Dispersi longitudinal dan dispersi lateral pada sungai juga sangat bervariasi sesuai besar kecilnya sungai. Koefisien dispersi longitudinal dan lateral aliran air tercampur merata dari saluran saluran kecil hingga mencapai sungai yang besar. x
2
U B 30Du*
(9)
Du*
10)
y
dengan: x
dan
y 2
: koefisien dispersi longitudinal dan
lateral (m /s) α : koefisien kesebandingan
= 0,0067 UD (11) Dan dengan cara yang sama untuk persamaan (9), (10) akan menjadi: x
y
UB 2 3D
(12)
0,06DU
(13) Untuk memperoleh jarak longitudinal untuk mencapai pencampuran yang relatif sempurna, diasumsikan bahwa pencampuran vertikal dan lateral sempurna dicapai pada saat konsentrasi mínimum adalah setengan konsentrasi maksimum sepanjang garis vertikal dan lateral yang sama. Diasumsikan radionuklida yang dilepaskan pada salah satu tepi sungai dengan kedalaman D/2, maka jarak longitudinal yang dibutuhkan untuk mencapai pencampuran lateral dan vertikal sempurna diberikan oleh Ly dan Lz.
Ly
0,18
UB 2 y
Lz
0,045
(14)
UD 2 z
u* : kecepatan memotong (shear velocity), (m/s)
2
Koefisien kesebandingan α pada persamaan (10) variasinya sangat tergantung pada perbandingan lebar dan kedalaman dan bila digunakan untuk menghitung koefisien dispersi pada saluran kecil skala laboratorium berkisar antara 0,10,2 sedangkan pada sungai atau saluran yang besar berkisar antara 0,6-2,0. Jika diasumsikan nilai α adalah 0,6 dan u* = 0,1 U maka hasil substitusi besaran ini ke persamaan (8) menghasilkan: z
dengan : Cw,tot : total konsentrasi radionuklida di dalam air ( Bq/m3), Qi : rata-rata laju pembebasan radionuklida i ( Bq/s), qr : rata-rata laju alir sungai/30 tahun (m3/s), ʎi : konstanta peluruhan radionuklida (s-1) X : jarak antara titik pelepasan dan penerima/reseptor ( m), U : kecepatan air tawar ( m/s). Pr : koefisien pencampuran parsial
Cw
Gede Sutresna W., dkk.
(15) Dengan mensubstitusikan persamaan (13) ke persamaan (14) dan persamaan (11) ke persamaan (15) akan diperoleh :
Lz
7D
Ly
B2 3 D
(16)
(17) Karena hampir kebanyakan sungai mempunyai lebar yang lebih besar dari kedalamannya, maka jarak Ly akan lebih besar dari pada jarak Lz. Pengaruhnya adalah konsentrasi pada daerah hilir (downstream) pada jarak Ly adalah tercampur sempurna baik ke arah vertikal dan lateral, dan terjadi proses pencampuran sempurna sepanjang lebar sungai. Pada daerah x< L z distribusi radionuklida masih ketiga dimensi. Namun ketika L z adalah tujuh kali dari kedalaman air dekat tepi
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011
Gede Sutresna W., dkk.
ISSN 0216 - 3128
sungai, radionuklida dianggap tidak mengalami pengenceran. Koefisien dispersi vertikal, longitudinal dan lateral dengan menggunakan persamaan (11), (12) dan (13) akan diperoleh : Koefisien dispersi vertikal: z
0,0067
0,433
8,91 10
5
m2
4.
0,0307 5.
s
Koefisien dispersi longitudinal:
0,024 x
9
1,8 2
0,0307
2 5,09 m
6.
s
Koefisien dispersi lateral: y
0,06
0,030 0,433 7,98 10
4
m2
s
Jarak pencampuran sempurna kearah vertikal Lz dan arah lateral Ly menurut rumus (16) dan (17) adalah:
Lz
7
0,0307 0,215 m
Ly
1,8 2 3 0,0307
dan
316,61 m
KESIMPULAN Dari hasil analisis sampel sedimen diperoleh bahwa aktivitas Cs-137 dalam kolam 1 adalah 277,98 ± 15,33 Bq/kg, kolam 2 adalah 121,02 ± 19,33 Bq/kg dan pada kolam 3 adalah 95,74 ± 12,79 Bq/kg. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa koefisien dispersi longitudinal, lateral dan vertikal pada air permukaan sungai tempat titik lepasan effluen cair PTAPB berturut-turut adalah 5, 09 m2/s, 7,98 × 10-4 m2/s dan 8,91 × 10-5 m2/s.
DAFTAR PUSTAKA 1.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2009 2. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Regulatory Control of Radioactive Discharges to The Environment, IAEA Safety Standars Series No. WS-G.2.3, IAEA, Vienna (2000). 3. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Handbook of Parameter Values For The Prediction Of Radionuclide Transfer In Terrestrial And Freshwater Environments,
7.
65
Technical Report Series No. 472, IAEA, Vienna (2010). INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Generic Models For Use In Assessing The Impact Of Discharges Of Radioactive Substances To The Environment, Safety Report Series No. 19, IAEA, Vienna (2001). KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR No. 02/KaBAPETEN/V/99 Tentang Baku Tingkat Radioaktivtas di Lingkungan. 1999. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Programmes and systems for Source and Environmental Radiation Monitoring, Safety Reports Series No. 64, IAEA, Vienna (2010). INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Environmental and source Monitoring for Purposes of Radiation Protection, IAEA Safety Standars Series No. RS-G.1.8, IAEA, Vienna (2005).
TANYA JAWAB Endah PH Mengapa perlu menentukan koefisien disperse longitudinal, lateral dan vertikal untuk cesium? Apakah besaran tersebut berlaku untuk unsur lain? Gede Sutresna W. Perlunya menentukan koefisien dispersi longitudinal, lateral, dan vertikal adalah untuk dapat memprediksi sebaran lepasan cesium pada air permukaan. Besaran tersebut tidak berlaku untuk unsur lainnya, karena perbedaan beberapa sifat fisis dan kimia suatu unsur. Cahya Nova Apa yang dimaksud dengan kata “generik” (model generik) pada judul makalah? Gede Sutresna W Lebih menekankan sebagai model matematis umum (general), karena disamping model generik ada juga model kompartmen (compartment model) dan metode montecarlo.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 19 Juli 2011