P
Tagus Vadari
*
PENGGUNAAN BAHASA PROGRAM BASIC UNTUK PENENTUAN KOEFISIEN INFILTRASI TANAH
Bahasa Program Basic. Setiap orang yang menggunakan komputer tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah bahasa program BASIC yang dulu dikenal juga dengan nama BASICA atau MBASIC. Bagi seorang pemula, di saat era DOS masih berjaya, BASIC adalah bahasa program yang dikenal sederhana dan mudah digunakan, sesuai dengan akronimnya "6.eginner's .811-purposeSymbolic Intruction .code", Setelah BASIC dipegang oleh Bill Gates dan Paul Allen kemampuan program ini bertambah dan namanya berubah menjadi GW-BASIC dan menjadi bahasa standar di komputer IBM PC atau IBM Compatible. Ditangan pendiri Microsoft program GW-BASIC dirombak total sehingga kemampuan dan kecepatan komputasinya bertambah cepat. Program ini diberi nama QUICK BASIC dan bekerja pada sistem operasi (0/5) DOS, yang kemampuan teknologi rahasanya sejajar dengan bahasa program yang lain, artinya program sudah berubah dari interpreter menjadi compiler. Sesuai dengan zamannya program QUICK BASIC sudah dapat memanfaatkan Mathco-Processor, Mouse, dan VGA-card yang beresolusi tinggi. Seperti produk-produk Microsoft yang lain QUICK BASIC sudah dilengkapi dengan sistem MENUyang mudah digunakan. Saat sekarang, dengan makin populernya WINDOWS program QUICK BASIC pun berubah menjadi VISUAL BASIC. Sejak awal bahasa program diciptakan, seperti BASIC, PASCAL, FORTRAN, ditujukan untuk memecahkan masalah matematika yang komplek dan perhitungan yang berulang. Dalam tulisan ini program BASIC yang digunakan untuk menghitung koefisien infiltrasi tanah
*
Stat Penetiti Ketti. Kesuburan Tanah, Sub Ketti PengetotaanAir dan Lahan, Pusat Penetitian Tanah dan Agroktimat, Bogor.
InformatikaPertanianVolume9 (Desember2000)
547
Informatika Pertanian
adalah program QUICK BASIC, penggunaan BASIC yang lain tidak berbedajauh dan sangat kompatibelkecualibila menggunakanVISUAL "BASIC. Intiltrasi Tanah. Sebelum menghitung nilai koefisien infiltrasi tanah sudah seyogyanyadibahasterlebih dulu istilah infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah atau sering juga disebut dengan laju infiltrasi adalah laju air yang meresapke dalam tanah. Besarnyadinyatakandalam satuan tebal air per satuan waktu, yaitu cmjjam atau mmjjam. Laju infiltrasi berhubungan sangat erat dengan perencanaan disain irigasi dan drainasi, perencanaantata letak wilayah resapanair (konservasitanah dan air), dan yang paling populer adalah perencanaanpengendalian bahayabanjir. Mengingatpentingnyadata ini maka sudah lazim dalam setiap survey pemairantanah, survey irigasi dan drainasi, laju infiltrasi diukur untuk diketahui besarnya pada setiap jenis tanah di setiap bentanglahan. Ada beberapacara yang digunakanuntuk mengukurbesarnyalaju infiltrasi di lapang. Cara yang paling umum digunakan adalah: a). Metoda infiltrometer tabung (cylinder infiltrometer method), dan b). Metoda saluran (furrow stream method). Pada metoda pertama laju infiltrasi ditentukan dengan mengukur penurunan air dalam tabung silinder infiltrometer,sedangkancara kedua laju infiltrasi diukur dengan menggunakanaliran masuk dan keluar dari saluran. Umumnya di Puslittanak, khususnya bagian Pengelolaan Air dan Lahan, menggunakanmetodainfiltrometertabung. Laju infiltrasi dipengaruhioleh kemampuanmasing-masingtanah untuk menyerapair, Padaawalnya kecepatanpenyerapanair biasanya tinggi selanjutnyaakan berkurangdan pada waktu tertentu kecepatan penyerapanini akan mendekatikonstan. Hubunganantara waktu dan kecepatan penyerapan air dalam tanah dapat dituangkan dalam persamaan:
1= kT n
""".,.",.",.""...".,.,.,.,,(1).
keterangan: I = laju infiltrasi(cmjjam; mmjjam)
= kecepatan penyerapan air k = konstanta
penggunaan BahasaProgramBASIC
548
T = waktu (menit ; jam) n = konstanta. Nilai-nilai konstanta k dan n sangat bervariasi untuk setiap jenis tanah tergantung pada kondisi antara lain a). Permukaan tanah (seperti slope, tingkat erosi, bekas pengolahan tanah, jenis tanaman penutup), b). Profil tanah (seperti struktur, tekstur, lapisan tapak bajak, kondisi fauna dalam tanah), c). Kandungan lengas tanah, d). Suhu tanah, dan e). Kandungan garam sodium (Na) dalam tanah dan air serta jenis bahan yang tersuspensi dalam air. Cara yang paling umum digunakan untuk menghitung nilai konstanta k dan n adalah dengan menggunakan metoda statistik, yaitu Analisa Regresi dan Korelasi. Persamaan (1) perlu ditransformasikan ke dalam bentuk linear, yaitu dengan cara mengambil harga logarithmanya sehingga menjadi persamaan (2),
log I =logk+ nlogT
(2).
bila dimisalkan, log I = Y log k = a n= b log T = X maka persamaan (2) dapat ditulis menjadi persamaan (3)
Y = a+ bX
(3).
Dari persamaan regresi linear di atas maka nilai a dan b dapat dihitung dengan analisa regresi yaitu dari dua persamaan berikut (Iihat penjabarannya dalam buku acuan),
LY=a.N
+b.LX
LXY=a.LX+
(4). b.LX2
(5).
(N = jumlah pengamatan) Dari persamaan (4) dan (5) maka dapat diperoleh nilai-nilai a dan b, yaitu
Penggunaan Bahasa Program BASIC
550
PRINT "Oleh: Tagus Vadari Padmoprawiro" PRINT "###########################################" DIM X(50), Y(50), V(50), W(50) INPUT "JUMLAH DATA:"; N FOR I = 1 TO N PRINT "DATA (X,Y) KE:"; I INPUT "X(I):"; XCI) INPUT "Y(I):"; Y(I) V(I) = LOG(X(I)) / LOG(10) W(I) = LOG(Y(I)) / LOG(lO) SV = SV + V(I) SW = SW + W(I)
= V2 + V(I) " 2 vw = VW+ V(I) * W(I) V2
NEXT I VM
=
SV
/
N
WM=SW/N B = (N * VW - SV * SW) / (N * V2 - SV " 2) A = WM - B * VM P = 10 " A
Q=B CLS PRINT"PERSAMMN~Y INFILTRASIDALAMBENTUK:l=k*T"n" PRINT"DENGAN:" PRINT"k="., P PRINT"n="; Q PRINT 'MENGHITUNG KORELASI FOR I = 1 TO N ST = ST + (W(I) - WM) " 2 SR = SR + (W(I) - A - B * V(I))
NEXT I R2
"
2
= (ST - SR) / ST
R = SQR(ABS(R2))
PRINT PRINT "HASIL PERHITUNGANKORELASI:" PRINT "KOEFISIENDETERMINASI(R2)="; R2 PRINT "KOEFISIENKORELASI(r)="; R .. PRINT 'MENCETAKDATA PRINT "DATA PENGAMATANPENGUKURANLAJUINFILTRASI"
penggunaanBahasaProgramBASIC
,
DATA DATA DATA DATA
f
DATA KE:4 YAITU .4,63 DATA KE:5 YAITU .5, 56
552
PENGAMATAN PENGUKURAN LAJU INFILTRASI KE:1 YAITU .1,90 KE:2 YAITU .2, 80 KE:3 YAITU .3, 71
DATAKE:6YAITU.6, 50
,
DATA DATA DATA DATA DATA DATA
I
KE:7 YAITU .7, 45 KE:8 YAITU .8,41 KE:9 YAITU .9, 38 KE:10 YAITU 1.0, 36 KE:11 YAITU 1.1, 35 KE:12 YAITU 1.2, 34.5
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persamaan laju infiltrasi dari data Tabel 1 adalah, I = 38,259*T - 0,4357dengan nilai koefisien determinasi (R2)=0,9519 dan koefisien korelasi (r)=0,9756. Penyajian akan lebih menarik jika dibuat grafiknya dengan menggunakan program lain seperti Lotus 123 atau QuattroPro.
Penutup penggunaan bahasa program BASIC sangat membantu dalam menghitung persamaan yang komplek dengan hasil yang cukup teliti dan akurat. Membangun sendiri program yang diperlukan akan mempercepat perhitungan jika jumlah datanya banyak. Terakhir, selamat mencoba dan bagi yang berminat berkas (file) INFIL TRO.EXE atau INFILTRO.BASdapat dikopi lewat redaksi majalah ini.
Daftar
Bacaan
Darmadi, 1983. Petunjuk PratikumIrigasi l Lab. pengawetan Tanah dan Tata Air. Bagian Mekanisasi Pertanian, FTP UGM, Yogyakarta. Nelson, R.P., 1995. Menguasai Visual Basic for Windows (Terjemahan). Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Prajitno, D., 1985. Analisa Regresi dan Korelasi untuk Penelitian Pertanian. PenerbitLiberty,Yogyakarta.
.
553
.
Informatika Pertanian
Santoso,1993. Ap/ikasiProgramBasic untuk Ana/isisData Pene/itian. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Sugiarto, 1992. Tahap Awa/ + Ap/ikasi Ana/isis Regresi. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Yap Wie, 1990. Mengena/ Microsoft Quick Basic. penerbit Andi Offset, Yogyakarta.