Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
5
MODEL FLIPPED CLASSROOM DAN DISCOVERY LEARNING PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR Fradila Yulietri1, Mulyoto2, Leo Agung S3 Teknologi Pendidikan Program PASCASARJANA UNS
[email protected] Abstract This research aimed to find out: (1) the differences influence between flipped classroom model and discovery learning model for Mathematic learning achievement at seventh grade students of State Junior High School in Sragen, (2) the difference influence between student’s with high learning independence and student’s with low learning independence for Mathematic learning achievement at seventh grade students of State Junior High School in Sragen, and (3) the interactions effect between two models of teaching and two level of independent learning for Mathematic learning achievement at seventh grade students of State Junior High School in Sragen.. This research used quasi experimental approach. This research was conducted at Junior High School number 2 Sragen and Junior High School number 1 Sidoharjo. Based on the result of this research can be concluded that: (1) there was difference influence between flipped classroom model and discovery learning model for Mathematic learning Achievement. It indicated by Fobs: 13,92 > Ftabel: 4,00 (2) There was difference influence between student’s with high learning independence and student’s with low learning independence for Mathematic learning achievement. It indicated by Fobs: 5,65 > Ftabel: 4,00 (3) There was interaction effect between two models of teaching and two level of independent learning for Mathematic learning achievement. It indicated by Fobs: 7,09 > Ftabel: 4,00. Keywords: flipped classroom model, discovery learning model, independent learning, student’s mathematic achievement
PENDAHULUAN
guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan
proses pembelajaran di kelas. Memenuhi
dan Teknologi, telah membawa dampak
tuntutan perkembangan zaman tersebut,
besar pada berbagai bidang dalam kehidupan
hakekat pendidikan pada dasarnya adalah
manusia dewasa ini, begitupun dalam bidang
untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan
pendidikan. Kualitas pendidikan secara umum
bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan
merupakan faktor penting yang berpengaruh
agar menjadi lebih aktif dan kreatif. Menurut
terhadap kualitas pembelajaran, hal ini
Hamalik (2011: 29) Belajar bukan suatu tujuan,
menuntut para pelaku pendidikan terutama
tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai
6
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
tujuan. Oleh sebab, itu dibutuhkan model
Amerika adalah model
pembelajaran yang tepat agar dapat tujuan
discovery learning.
pembelajaran dapat dicapai.
dan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
Matematika merupakan salah satu ilmu
mengetahui: 1) perbedaan pengaruh antara
dasar. Matematika tidak hanya diperlukan
pembelajaran menggunakan model Flipped
untuk mempelajari matematika lebih lanjut
Classroom dan model Discovery Learning
dalam jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga
terhadap prestasi belajar Matematika kelas
diperlukan untuk mempelajari ilmu-ilmu
VII SMP Negeri di Kabupaten Sragen, 2)
lain. Menurut anggapan masyarakat umum,
perbedaan pengaruh antara kemandirian
bahwa salah satu pelajaran yang sulit pada
belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah
jenjang pendidikan dasar dan menengah
terhadap prestasi belajar Matematika kelas VII
adalah matematika. Hal ini karena matematika
SMP Negeri di Kabupaten Sragen, 3) interaksi
itu berhubungan dengan ide-ide dan konsep-
pengaruh penggunaan model pembelajaran
konsep yang abstrak yang diwujudkan
dan kemandirian belajar terhadap prestasi
dalam simbol-simbol. Hal ini sesuai dengan
belajar Matematika kelas VII SMP Negeri di
pernyataan Johnson dan Myklebust (dalam
Kabupaten Sragen.
Abdurrahman, 2003: 252), bahwa matematika
Model
adalah model
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
dimana dalam proses belajar mengajar tidak
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
seperti pada umumnya, yaitu dalam proses
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
belajarnya siswa mempelajari materi pelajaran
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
dirumah sebelum kelas dimulai dan kegiatan
Salah satu alternatif yang dapat digunakan
belajar mengajar dikelas berupa mengerjakan
untuk merubah pandangan tersebut adalah
tugas, berdiskusi tentang materi atau masalah
dengan penggunaan model pembelajaran yang
yang belum dipahami siswa. Dengan
dapat memberikan ruang gerak yang cukup
mengerjakan tugas disekolah diharapkan
bagi siswa dalam mengembangkan segala
ketika siswa mengalami kesulitan dapat
potensi serta keterampilan yang dimilikinya.
langsung dikonsultasikan dengan temannya
Salah satu model pembelajaran yang mampu
atau dengan guru sehingga permasalahannya
meningkatkan prestasi belajar dan kemandirian
dapat langsung dipecahkan.
belajar yang sudah diterapkan di negara-negara
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
7
Model discovery learning lebih menekan-
di sekolah (Bergmann and Sams, 2012:
kan pada ditemukannya konsep atau prinsip
13). Menurut Johnson (2013: 14) Flipped
yang sebelumnya tidak diketahui. Model ini
classroom merupakan suatu cara yang dapat
menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
diberikan oleh pendidik dengan meminimalkan
pikiran untuk belajar. Dalam mengaplikasikan
jumlah instruksi langsung dalam praktek
model ini guru berperan sebagai pembimbing
mengajar mereka sambil memaksimalkan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa
interaksi satu sama lain. Hal ini memanfaatkan
untuk belajar secara aktif, kondisi seperti ini
teknologi yang menyediakan tambahan yang
diharapkan dapat merubah kegiatan belajar
mendukung materi pembelajaran bagi siswa
mengajar yang teacher oriented menjadi
yang dapat diakses secara online. Hal ini
student oriented.
membebaskan waktu kelas yang sebelumnya
Pendidikan dapat berlangsung secara
telah digunakan untuk pembelajaran. Model
mandiri dan dapat berlangsung secara efektif
bukan hanya sekedar belajar
dengan dilakukannya pengawasan dan
menggunakan video pembelajaran, namun lebih
penilikan berkala (Miarso, 2011: 10). Hal
menekankan tentang memanfaatkan waktu di
ini dapat diartikan bahwa pendidikan dan
kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa
pembelajaran tidak harus berlangsung dalam
meningkatkan pengetahuan siswa
kelompok dengan pengawasan terus menerus
Adapun kelebihan dari model Flipped
dari seseorang ditempat tertentu, misalnya
Classroom menurut Berrett, D (2012) sebagai
dalam ruangan kelas. Kemandirian belajar
berikut: (1) Siswa memiliki waktu untuk
merupakan salah satu unsur yang penting
mempelajari materi pelajaran dirumah sebelum guru menyampaikannya di dalam kelas
belajarnya yang penuh tanggung jawab atas
sehingga siswa lebih mandiri, (2) Siswa
keberhasilan dalam belajar Dalam perilaku
dapat mempelajari materi pelajaran dalam
mandiri antara tiap individu tidak sama,
kondisi dan suasana yang nyaman dengan
kondisi ini dipengaruhi oleh banyak hal.
kemampuannya menerima materi, (3) Siswa
Pada dasarnya, konsep model pembelajaran
mendapatkan perhatian penuh dari guru
Flipped Classroom adalah ketika pembelajaran
ketika mengalami kesulitan dalam memahami
yang seperti biasa dilakukan di kelas dilakukan
tugas atau latihan, (4) Siswa dapat belajar
oleh siswa di rumah, dan pekerjaan rumah
dari berbagai jenis konten pembelajaran baik
yang biasa di kerjakan di rumah diselesaikan
melalui video/buku/website.
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
8
Model Discovery Learning menurut
telah dimiliki. Pendapat Rousseau (dalam
Kosasih (2014: 83) adalah model yang
Sukmadinata, 2003: 168) bahwa anak memiliki
mengarahkan siswa untuk dapat menemukan
potensi yang terpendam untuk itu harus
sesuatu melului proses pembelajaran yang
diberi kesempatan mengembangkan potensi
dilakoninya. Sukmadinata (2003: 184)
tersebut, karena anak memiliki kekuatan
menyebutkan bahwa dalam pembelajaran
sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan
discovery bahan ajar tidak disajikan dalam
dan mengembangkan dirinya sendiri. Untuk
bentuk jadi, tetapi setengah atau bahkan
itu kemandirian dalam belajar perlu diberikan
seperempat jadi. Bahan ajar disajikan dalam
agar siswa memiliki rasa tanggung jawab dan
bentuk pertanyaan-pertanyaan yang harus
disiplin atas kemauannya sendiri
dijawab atau masalah-masalah yang harus
Menurut Thoha (2000: 124) ciri-ciri
dipecahkan. Beberapa keunggulan model discovery
secara kritis, kreatif, dan inovatif, 2) Tidak
learning diungkapkan oleh Suherman, dkk
mudah terpengaruh oleh pendapat orang
(2001: 179) sebagai berikut: 1) Siswa aktif
lain, 3) Tidak lari atau menghindari masalah,
dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan
mendalam, 5) Apabila menjumpai masalah
hasil akhir, 2) Siswa memahami benar bahan
dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan
pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
orang lain, 6) Tidak merasa rendah diri apabila
menemukannya, 3) Menemukan sendiri
berbeda dengan orang lain, 7) Berusaha bekerja
menimbulkan rasa puas, 4) Siswa yang
dengan penuh ketekunan, 8) Bertanggung
memperoleh pengetahuan dengan metode
jawab atas tindakannya sendiri.
penemuan akan lebih mampu mentransfer
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
pengetahuannya ke berbagai konteks, dan 5)
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
Model ini melatih siswa untuk lebih banyak
berikut: 1) Terdapat perbedaan pengaruh antara
belajar sendiri
model
classroom dan model discovery
Mudjiman (2011: 1) menyatakan bahwa
learning terhadap prestasi belajar matematika
belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif,
siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten
yang didorong oleh motif untuk menguasai
Sragen, 2) Terdapat perbedaan pengaruh
sesuatu kompetensi dan dibangun dengan
antara kemandirian tinggi dan rendah terhadap
bekal pengetahuan atau kompetensi yang
prestasi belajar matematika siswa kelas VII
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
9
SMP Negeri di Kabupaten Sragen, 3) Terdapat
Matematika dan metode angket digunakan
interaksi pengaruh model pembelajaran
untuk mengumpulkan data Kemandirian
dan kemandirian terhadap prestasi belajar
Uji coba instrumen tes meliputi: 1) validitas
matematika siswa kelas VII SMP Negeri di
dengan menggunakan rumus pont biserial
Kabupaten Sragen.
(rpbis), 2) reliabilitas dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR.20).
METODE
Uji coba instrumen angket meliputi: 1)
Tempat penelitian dilakukan di Sekolah
validitas dengan menggunakan rumus product
Menengah Pertama Negeri di Kabupaten
momen, 2) reliabilitas dengan menggunakan
Sragen. Waktu penelitian dilaksanakan
rumus alpha cronbach.
semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
Uji pendahuluan atau uji keseimbangan
Metode yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan uji t, dengan melakukan uji
adalah metode quasi eksperimental. Penelitian
keseimbangan maka diketahui bahwa antara
ini menggunakan rancangan faktorial 2x2 (Two
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Ways Analysis Of Variance) untuk mengetahui
memiliki kemampuan yang sama.
pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari: 1) uji prasyarat yang meliputi: uji
Populasi dalam penelitian ini adalah
normalitas dengan menggunakan uji Liliefors,
semua siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama
uji homogenitas dengan menggunakan uji
Negeri di Kabupaten Sragen kelas VII semester
Bartlett. 2) uji hipotesis dalam penelitian ini
II. Teknik pengambilan sampel dilakukan
menggunakan ANAVA Dua Jalan. 3) selanjutnya
dengan Multi stage cluster random sampling.
jika terdapat interaksi maka akan dilakukan uji
Teknik random sampling digunakan untuk
pasca ANAVA dengan uji Scheffe.
memilih secara acak sekolah yang akan dijadikan subyek penelitian. Tek ni k p en ga m b i l an da t a d a l a m
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
penelitian ini menggunakan metode tes dan
Sebelum data diolah dengan menggunakan
metode angket. Metode tes digunakan untuk
Anava Dua Jalan, data hasil penelitian disajikan
mengumpulkan data tentang prestasi belajar
pada tabel seperti di bawah ini:
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
10
Tabel 1. Rangkuman Data Prestasi Belajar Matematika Sum- Kemandirian Belajar ber Jumlah Statis- Tinggi (b1) Rendah (b ) tik 2 N 17 15 32 Flipped 1350 940 2290 2 Classroom 110587,5 61137,5 171725 (a1) 79,41 62,67 71,56 X 14,54 12,62 15,91 SD N 5 17 32 Discovery 872,5 1005 1877,5 2 Learning 52106,25 63000 115106,25 (a2) 58,17 59,12 58,67 X 9,84 14,97 12,64 SD N 34 30 64 2222,5 1945 4167,5 2 JUMLAH 162693,75 124137,5 286831,25 65,37 64,83 65,12 X 16,40 13,82 15,66 SD Model Pembelajaran
Uji Kesimbangan
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Lilliefors dengan
Tabel 3.Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Variabel Prestasi Model FC Prestasi Model DL Kemandirian Model FC Kemandirian Model DL
Lhitung 0,110
Ltabel 0,157
Kesimpulan Normal
0,110
0,157
Normal
0,072
0,157
Normal
0,152
0,157
Normal
Sebelum eksperimen dilaksanakan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Dari tabel tersebut dapat diambil kesim-
diuji keseimbangan rata-ratanya. Dengan
pulan bahwa L hitung < Ltabel sehingga dapat
demikian diharapkan hasil eksperimen berasal
disimpulkan bahwa sebaran dalam distribusi
dari perlakuan yang diberikan pada masing-
normal.
masing kelompok bukan karena pengaruh lainnya. Teknik yang digunakan adalah
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji
0,05.
kesamaan varians antara dua kelompok
Tabel 2. Rangkuman Hasil uji Keseimbangan
yang dibandingkan. Dalam penelitian ini
Variabel thitung ttabel Kelas 0,525 1,960 Eksperimen Kelas 0,525 Kontrol
menggunakan uji Bartlett dengan taraf
Kesimpulan Seimbang
Tabel 4. Rangkuman Hasil uji Homogenitas Variabel
2
hitung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa thitung 0,525 < ttabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
Prestasi Model Prestasi Kemandirian
2
Kesimpulan
1,631
tabel 3,841
Homogen
0,398
3,841
Homogen
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
Berdasarkan analisis uji Bartlett diperoleh 2
2
11
veriansi dua jalan ini adalah untuk menguji
tabel maka dapat disimpulkan
bahwa variansi data penelitian homogen.
terhadap veriabel terikat yaitu dengan melihat perbedaan efek baris, efek kolom, dan efek interaksi baris dan kolom terhadap variabel
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis mengunakan analisis
terikat.
variansi dua jalan sel tak sama. Tujuan analisis Tabel 5. Hasil Uji Analisis Variansi Dua Jalan
Sumber A B Interaksi AB
JK 2449,39 993,92 1247,71
dk 1 1 1
RK 2449,39 993,92 1247,71
Galat Total
10555,05 15246,07
6 63
175,92
Berdasarkan t abel di atas dapat
Fobs 13,92 5,65 7,09
Ftabel 4,00 4,00 4,00
Kep. Uji H0 di tolak H0 di tolak H0 di tolak
pengaruh antara kemandirian belajar
diinterpretasikan sebagai berikut:
terhadap prestasi belajar matematika
1. Dapat dilihat efek utama A menghasilkan
siswa. Dengan kata lain dapat dinyatakan
Fobs sebesar 13,92 yang lebih besar dari
bahwa siswa yang memiliki kemandirian
Ftabel
tinggi cenderung memiliki prestasi belajar
4,00. Dengan demikian H0A ditolak dan H1A
yang lebih baik.
diterima yang artinya terdapat perbedaan
3. Dapat dilihat bahwa interaksi AB
pengaruh antara model
menghasilkan Fobs sebesar 7,09 yang lebih
dan discovery learning terhadap prestasi
besar dari Ftabel
belajar matematika siswa. 2. Dapat dilihat bahwa efek utama B
0AB
ditolak dan H1AB diterima yang artinya
menghasilkan Fobs sebesar 5,65 yang lebih
terdapat interaksi
pengaruh
antara
besar dari Ftabel
model pembelajaran dan kemandirian
yaitu 4,00. Dengan demikian H0B ditolak
belajar terhadap prestasi belajar, sehingga
dan H1B diterima yang terdapat perbedaan
perlu dilakukan uji lanjut pasca anava.
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
12
Bentuk interaksinya disajikan dalam tabel
d. Tidak terdapat perbedaan rerata yang
berikut ini: matematika pada siswa yang memiliki
Tabel 6. Rangkuman hasil Uji Lanjut Pasca ANAVA
H0 µi.= µj. µ .i= µ.j H0 µ11 = µ12 µ21 = µ22 µ11 = µ21 µ12 = µ22
Fhitung F0,05;1;60 6,30 4,00 24,06 4,00 Fhitung (3) F0,05;3;60 20,44 8,28 0,57 8,28 12,69 8,28 0,04 8,28
kemandirian belajar rendah dengan model Kep. Uji Ditolak Ditolak Kep. Uji
dan prestasi belajar matematika pada siswa yang menggunakan model discovery learning.
Ditolak Diterima Ditolak Diterima
antara prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah pada
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
kelas yang menggunakan model
diinterpretasikan sebagai berikut: a.
classroom
Ter dapat per bedaan r erata yang
f.
Tidak terdapat perbedaan rerata yang
signifikan antara prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model flipped classroom
dan kelas yang
menggunakan model discovery learning
siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah pada kelas yang menggunakan model discovery learning
antara prestasi belajar siswa pada kelas yang memiliki kemandirian belajar tinggi
Pembahasan
dan kelas yang memiliki kemandirian Pembahasan hasil analisis dan pengujian
belajar rendah.
hipotesis alternatif tersebut dapat diuraikan antara prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi dengan model
dan
prestasi belajar matematika pada siswa yang menggunakan model discovery learning.
sebagai berikut: a. Pengaruh antara model dan discovery learning terhadap prestasi belajar matematika. Hipotesis pertama yaitu terdapat pengaruh antara model dan discovery learning terhadap prestasi
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
13
belajar matematika siswa. Apabila dilihat
sebanyak 2,5. Berdasarkan uraian diatas
dari rata-rata prestasi belajar siswa maka
jelaslah bahwa hipotesis yang menyatakan:
dapat disimpulkan bahwa siswa yang
terdapat perbedaan pengaruh antara
proses pembelajarannya menerapkan
model Flipped Classroom dan model
model
prestasi
discovery learning terhadap prestasi
belajarnya lebih baik daripada siswa
belajar matematika siswa kelas VII SMP
yang proses pembelajaranya menerapkan
Negeri di Kabupaten Sragen terbukti
model discovery learning. nilai rata-rata
kebenarannya
prestasi belajar yang menggunakan model
sebesar 71,56
sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model discovery learning adalah 58,67. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deslauriers et al. (2011) yang menyatakan bahwa metode Flipped Classroom dapat meningkatkan
b. Pengaruh antara kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah terhadap prestasi belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fobs sebesar 5,65 yang lebih besar dari Ftabel Dengan demikian H 0B ditolak dan H 1B diterima yang artinya terdapat pengaruh antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa. Dengan
didukung dengan penelitian dilakukan
kata lain dapat dinyatakan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi
yaitu kelas kontrol pembelajaran dengan metode ceramah dan kelas eksperimen pembelajaran dengan metode Flipped Classroom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas yang diterapkan classroom
cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Data penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi adalah 65,37 sedangkan nilai ratarata siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah adalah 64,83. Hasil tersebut memperkuat penelitian Setyaningsih (2014) yang menyebutkan bahwa siswa
classroom prestasi belajar menunjukkan
memiliki kemandirian belajar tinggi
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
14
cenderung memiliki prestasi belajar yang
belajar tinggi dan kelas yang memiliki
lebih baik daripada siswa yang memiliki
kemandirian belajar rendah.
kemandirian belajar rendah (F sebesar 8,20
3) Terdapat perbedaan rerata yang
dan p < 0,05). Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa hipotesis yang menyatakan:
matematika siswa yang memiliki
terdapat perbedaan pengaruh antara
kemandirian belajar tinggi dengan
kemandirian tinggi dan rendah terhadap
dan prestasi
prestasi belajar matematika siswa kelas VII
belajar matematika pada siswa yang
SMP Negeri di Kabupaten Sragen terbukti
menggunakan model discovery
kebenarannya.
learning.
c. Interaksi
pengaruh
antara
model
4) Tidak terdapat perbedaan rerata yang
pembelajaran dan kemandirian belajar matematika pada siswa yang memiliki
terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan Fobs sebesar 7,09 yang lebih besar dari Ftabel
kemandirian belajar rendah dengan model
dan prestasi
belajar matematika pada siswa yang Dengan demikian H0AB ditolak dan H1AB
menggunakan model discovery
diterima sehingga perlu dilakukan uji
learning.
lanjut pasca anava. Berdasarkan hasil
5) Terdapat perbedaan rerata yang
uji lanjut pasca anava dapat disimpulkan bahwa:
matematika siswa yang memiliki
1) Terdapat perbedaan rerata yang
kemandirian belajar tinggi dan kemandirian belajar rendah pada kelas
siswa pada kelas yang menggunakan model
dan kelas
yang menggunakan model discovery
yang menggunakan model classroom 6) Tidak terdapat perbedaan rerata yang
learning. 2) Terdapat perbedaan rerata yang matematika siswa yang memiliki pada kelas yang memiliki kemandirian
kemandirian belajar tinggi dan
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
kemandirian belajar rendah pada kelas
PENUTUP
yang menggunakan model discovery
Simpulan
learning
15
Berdasarkan hasil analisis data dan
Sesuai dengan hasil penelitian diatas,
pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan
model pembelajaran dan kemandirian
bahwa:
saling mempengaruhi. Siswa yang memiliki
1. H0A ditolak dan H1A diterima artinya terdapat
kemandirian belajar tinggi dan rendah dengan model discovery learning memiliki
pembelajaran menggunakan model
nilai rata-rata prestasi belajar dengan
classroom dengan menggunakan model discovery learning terhadap prestasi
berarti baik siswa dengan kemandirian
belajar siswa. Jika dilihat dari nilai rata-
belajar tinggi maupun rendah sama-
rata prestasi belajar siswa maka dapat
sama dapat belajar menggunakan model
disimpulkan bahwa siswa dengan model
pembelajaran ini. Pada siswa yang memiki kemandirian belajar rendah dengan model dan yang menggunakan model discovery learning memiliki nilai rata-rata prestasi belajar yang tidak
pembelajaran dan kemandirian belajar saling mempengaruhi. Untuk siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah cenderung pasif dan hanya mengandalkan perintah guru tanpa berinisiatif mencari referensi pendukung yang lain. Hal ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan Setyaningsih (2014), bahwa
dengan nilai rata-rata 71,56 prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang menggunakan model discovery learning dengan nilai rerata 58,67. 2. H 0B ditolak dan H 1B diterima artinya terdapat perbedaan pengaruh antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.
siswa yang memiliki kemandirian belajar
3. H0AB ditolak H1AB diterima artinya terdapat
tinggi memiliki prestasi belajar yang
interaksi antara model pembelajaran
lebih baik daripada siswa yang memiliki
dengan kemandirian belajar.
kemandirian belajar rendah
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 2, September 2015
16 Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berdasar kan hasil penel it i an dan pembahasan hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: Saran kepada guru 1. Guru hendaknya memperhatikan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. 2. Penerapan model
saat
pembelajaran hendaknya memperhatikan waktu pelaksanaan sehingga siswa dapat lebih beradaptasi dengan langkah pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh maksimal. 3. Model
dapat digunakan
sebagai satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk membangkitkan kemandirian dan menarik perhatian siswa.
Saran kepada Sekolah Pihak sekolah khususnya kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi kepada guru agar dapat menerapkan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan minat, motivasi, kemandirian serta prestasi belajar siswa.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Bergmann, J. & Sams, A. 2012. Flip Your Classroom: Reach Every Student in Every Class Every Day. Washington, DC: International Society for Technology in Education Berrett, Dan. 2012. How ‘Flipping’ the Classroom Can Improve the Traditional Lecture. 19 Februari 2012. http:// chronicle.com/article/How-Flipping-theClassroom/130857/ (diakses tanggal 11 Februari 2015 Chatib Thoha,. 2000. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Deslaurier, L., Schelew,E., and Wieman,C. 2011. Improved learning in a large enrollment physics class. Science 332: 862-864 Haris Mudjiman,. 2011. Belajar Mandiri: Pembekalan dan Penerapan. Surakarta: UNS Press Johnson, Graham Brent. 2013. Student Perceptions Of The Flipped Classroom. Columbia: The University Of British Columbia
Model Flipped Classroom Dan Discovery Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar ... Fradila Yulietri, Mulyoto, Dan Leo Agung S
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya Nana Syaodih Sukmadinata,. 2003. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
17
Prestasi Belajar IPA Kelas V SD Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa SeKecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Tesis Teknologi Pendidikan Pasca Sarjana UNS. Surakarta (Unpublished)
Oemar Hamalik, 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.
Setyaningsih, Niken D. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Rksperimen (SEQIP-KIT) dan Metode Drill Terhadap
Yusufhadi Miarso. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana