KONTRIBUSI KEMANDIRIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN JARAK TEMPAT TINGGAL SISWA SMK
Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
Disusun Oleh: SIWI AULIA HAPSARI A410 090 088
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
KONTRIBUSI KEMANDIRIAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN JARAK TEMPAT TINGGAL SISWA SMK Siwi Aulia Hapsari, email :
[email protected] Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP UMS ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menguji kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal, dan (2) menguji perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian, siswa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo. Sampel penelitian sebanyak 107 diambil dengan teknik proposional random sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi dengan variabel dummy. Hasil penelitian, (1) ada kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal dengan α=0,05, dan (2) ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal dengan α=0,05. Hasil penelitian (2) dapat dirinci menjadi empat yaitu: (a) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas belajar lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (b) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas belajar lengkap dan jarak tempat tinggal jauh, (c) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas belajar tidak lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (d) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas belajar tidak lengkap dan jarak tempat tinggal jauh. Kata kunci : kemandirian, fasilitas belajar, jarak tempat tinggal, hasil belajar PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Menurut Cockroft dalam Abdurrahman (2003: 253)
berpendapat bahwa
matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai, sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Menguasai matematika akan lebih
mudah mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Oleh karena itu, matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Dengan demikian hasil belajar matematika harus baik. Hasil belajar matematika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih sangat bervariasi. Dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa 27,5% sudah memenuhi Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 72,5% peserta didik belum memenuhi atau nilai dibawah KKM. Bervariasinya hasil belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bersumber dari siswa, guru, fasilitas dan lingkungan. Kemandirian belajar menurut Irzan Tahar dan Enceng (2006: 92) merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar dan evaluasi hasil belajar.Belajar mandiri siswa dapat bertindak dengan rasa percaya diri dan tidak selalu mengandalkan orang lain. Ketekunan, ketelitian dan kesabaran akan membentuk sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri untuk melakukan usaha belajar. Adanya sikap mandiri dalam diri siswa maka tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, kemandirian salah satu unsur penting yang dimiliki siswa karena jelas akan memperbaiki mutu dan inisiatif siswa. Sopiatin ( 2010: 73 ) menyatakan bahwa fasilitas adalah sarana dan prasarana yang harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah.Kelengkapan fasilitas belajar mempengaruhi prestasi belajar matematika. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan, semakin besar tingkat keberhasilan siswa. Kelengkapan fasilitas dapat memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah melalui pendengaran. Berbeda pula dengan siswa tipe visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan. Fasilitas yang lengkap juga dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru dalam mengajar. Ketersediaan sarana yang lengkap memungkinkan guru
memiliki berbagai pilihan strategi yang digunakan. Kelengkapan fasilitas sekolah meliputi gedung, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, area hotspot dan lainlain. Sedangkan fasilitas dari orang tua merupakan sebagai fasilitas penunjang untuk mempermudah pembelajaran. Faktor lingkungan adalah jarak tempat tinggal. Faisal Akbar (2008) tempat tinggal adalah keberadaan siswa bernaung atau tinggal di sebuah rumah seperti endekost, rumah orang tua, atau menumpang pada rumah orang lain. Hal – hal yang mempengaruhi jarak tempuh siswa ke sekolah salah satunya adalah sarana yang digunakan. Jika sarana merupakan kendala bagi daya tempuh jarak, berarti jarak tempat tinggal dapat menggangu proses belajar siswa. Dengan demikian jauh dekatnya jarak dapat berpengaruh terhadap kondisi siswa terutama dalam meraih prestasi belajar. Semakin jauh jarak yang ditempuh siswa dari tempat tinggal ke sekolah maka semakin banyak waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Sehinggawaktu yang digunakan untuk belajar semakin berkurang. Hipotesis dalam penelitian ini : (1) ada kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal, (2) ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal. Hipotesis (2) dapat dirinci menjadi empat yaitu : (a) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (b) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan jarak tempat tinggal jauh, (c) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (d) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menguji kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal, (2) menguji perbedaan hasil belajar ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal. Tujuan penelitian nomor dua dapat dirinci menjadi empat, yaitu : (a) menguji perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan
jarak tempat tinggal dekat, (b) menguji perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan jarak tempat tinggal jauh, (c) menguji perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (d) menguji perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal jauh.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatif. Sutama (2012: 40) penelitian eksplanatif adalah penelitian yang ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antarfenomena atau variabel. Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan atau kontribusi satu variabel terhadap variabel lainnya ataupun hubungan sebab akibat. Tempat penelitian di SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo beralamatkan di Jalan Anggrek No.2 Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan November 2012 sampai dengan bulan Februari 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo. Sampel penelitian sebanyak 107 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proposional random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket/ kuesioner dan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi dengan variabel dummy. Yamin (2011:159) menerangkan bahwa regresi dengan variabel dummy adalah regresi yang memodelkan hubungan yang terjadi, dimana variabel independen berskala nominal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data kemandirian belajar matematika dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 21 pernyataan. Skor teoritik terendah 21 dan skor tertinggi 84. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor empirik terendah 31, skor tertinggi 69, mean 51,32, median 51,00 dan standar deviasi 7,831. Jika skor responden dikelompokkan kedalam kategori distribusi frekuensi diperoleh 30
siswa (28%) dalam kategori kemandirian tinggi, 61 siswa (57%) dalam kategori kemandirian sedang dan 16 siswa (15%) dalam kategori kemandirian rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang bersumber dari siswa yang mempengaruhi hasil belajar matematika. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih percaya diri dalam mencapai hasil belajar matematika. Kemandirian juga menuntut siswa mempunyai sikap tanggung jawab dalam belajar matematika. Siswa yang mempunyai tanggung jawab akan berusaha melakukan berbagai kegiatan belajar matematika. Siswa SMK cenderung mempunyai kemandirian sedang dalam belajar matematika. Kemandirian belajar matematika siswa SMK ditunjukkan dengan sering mengerjakan PR matematika, latihan mengerjakan soal matematika, keberanian dalam bertanya apabila mengalami kesulitan matematika, mempersiapkan diri sebelum pelajaran matematika, dan sebagainya. Kemandirian berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Hal ini didukung penelitian Anik Wijayanti (2004) yang menyatakan bahwa kemandirian siswa dalam belajar mempunyai pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Selain itu, penelitian Irzan Tahar (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar
dengan hasil belajar. Penelitian
Pujiningsih dan Indah (2004) menyatakan bahwa meningkatkan prestasi mahasiswa dengan melalui kemandirian belajar. Berarti semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka kemungkinan untuk mencapai hasil belajar matematika juga tinggi. Data kelengkapan fasilitas belajar dikumpulkan menggunakan angket yang terdiri dari 17 pernyataan. Skor teoritik terendah 0 dan skor tertinggi 17. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor empirik terendah 3, skor tertinggi 15, mean 8,84, median 9,00, dan standar deviasi 2,959. Jika skor responden dikelompokkan kedalam kategori distribusi frekuensi diperoleh 59 siswa (55%) dalam kategori fasilitas belajar lengkap, dan 48 siswa (45%) dalam kategori fasilitas belajar tidak lengkap.
Kelengkapan fasilitas belajar mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan kepada siswa maka kemungkinan untuk mencapai hasil belajar matematika akan maksimal. Fasilitas belajar matematika lengkap apabila terdapat sumber belajar yang memadai seperti buku-buku matematika, alat peraga, ruang belajar yang nyaman dan pemanfaatan media belajar yang maksimal. Fasilitas belajar matematika siswa SMK cenderung lengkap karena sumber belajar cukup memadai, pemanfaatan media belajar cukup maksimal, ruang belajar yang nyaman dan fasilitas sekolah yang mendukung seperti area hotspot. Namun koleksi buku-buku matematika di perpustakaan kurang lengkap dan alat peraga kurang banyak. Kelengkapan fasilitas belajar matematika memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar matematika. Siswa yang memiliki gaya belajar tipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran sedangkan siswa yang bertipe visual melalui penglihatan. Selain itu, kelengkapan belajar juga akan meningkatkan gairah mengajar guru matematika. Karena guru memiliki berbagai pilihan strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Hal ini didukung penelitian Ndirangu dan Udoto (2011) menyatakan bahwa fasilitas pendidikan memiliki dampak positif pada motivasi dan prestasi serta kinerja staf akademik. Anita Wijayanti (2011) menyatakan bahwa kelengkapan fasilitas berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Olatunji Sabitu Alimi (2012) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam fasilitas yang tersedia di sekolah umum dan swasta di Negara Ondo, Nigeria. Sekolah swasta fasilitas yang diberikan lebih lengkap daripada fasilitas di sekolah umum. Joseph dan Philias (2011) menyatakan bahwa fasilitas adalah penentu paling ampuh prestasi akademik. Adeyemi Muyiwa (2012) menyatakan bahwa fasilitas memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, yang meliputi grafis, fotografi elektronik seperti kaset atau alat mekanis yang menangkap, memproses dan membangun kembali informasi visual dan verbal. Data jarak tempat tinggal dikumpulkan menggunakan angket. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor empirik terendah 1, skor tertinggi
35, mean 16,27, median 15,00, dan standar deviasi 7,799. Jika skor responden dikelompokkan kedalam kategori distribusi frekuensi diperoleh 62 siswa (58%) dalam kategori jarak tempat tinggal dekat, dan 45 siswa (42%) dalam kategori jarak tempat tinggal jauh. Jarak tempat tinggal siswa kelas X TSM SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo tahun 2012/2013 tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Sebagian besar siswa menggunakan kendaraan sepeda motor untuk menempuh jarak dari tempat tinggal ke sekolah. Namun, masih ada yang menggunakan transportasi umum seperti bus kota. Karena sekolah terletak di tengah kawasan kota Sukoharjo yang strategis tepatnya di sebelah selatan alun-alun kota Sukoharjo, sehingga mudah dijangkau alat transportasi dari segala penjuru arah. Sarana tidak menjadi kendala bagi daya tempuh jarak. Berarti jarak tempat tinggal tidak menggangu proses belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini didukung penelitian D.Vuri (2008) yang menyatakan bahwa ketersediaan sekolah di Ghana memberikan pengaruh lebih besar pada penggunaan waktu daripada jarak perjalanan ke sekolah, sedangkan di Guatemala ketersediaan sekolah dan perjalanan jarak dari sekolah menengah tidak berpengaruh pada penggunaan waktu tetapi aktivitas pekerjaan dipengaruhi oleh adanya sekunder sekolah. Namun, Di Guatemala jarak ke sekolah dan ketersediaan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehadiran sekolah anak-anak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebijakan harus ditargetkan untuk meningkatkan akses ke sekolah dengan menyediakan sekolahsekolah di masing-masing masyarakat, misalnya, sistem transportasi yang lebih efisien untuk mencapai sekolah (bus, jalan, kereta api, dll). Data hasil belajar matematika dikumpulkan menggunakan metode dokumentasi dengan melihat catatan nilai ujian akhir semester. Skor teoritik terendah 0 dan skor tertinggi 100. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor empirik terendah 63, skor tertinggi 93, mean 77,45, median 76,00 dan standar deviasi 7,004. Jika skor responden dikelompokkan kedalam kategori distribusi frekuensi diperoleh 100 siswa (93,46%) dalam kategori hasil belajar matematika tinggi, 7 siswa (6,54%) dalam kategori hasil belajar
matematika sedang dan 0 siswa (0%) dalam kategori hasil belajar matematika rendah. Berdasarkan perhitungan melalui uji regresi dengan variabel dummy secara simultan diperoleh data sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Regresi dengan Variabel Dummy Secara Simultan Variabel
Koefisien Regresi
thitung
Sig.
Konstanta Kemandirian Kelengkapan fasilitas belajar Jarak tempat tinggal Variabel interaksi ( )
60,425 0,232 5,234 1,011 3,299
20,493 3,876 2,668 0,602 1,300
0,000 0, 000 0, 000 0,549 0,197
Fhitung
39,548
R2
0,608
0,000
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut adalah signifikan, yang berarti terdapat kontribusi kemandirian, fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal terhadap hasil belajar matematika. Kemandirian belajar pada siswa akan menumbuhkan sikap tanggung jawab, percaya pada kemampuan diri dan inisiatif untuk belajar. Kemandirian jelas akan meningkatkan mutu dan hasil belajar didukung dengan fasilitas belajar yang lengkap dan faktor lingkungan yang mendukung seperti jarak tempat tinggal siswa. Hal ini didukung penelitian Reni Endang Sulastri (2002) menyatakan bahwa dosen mempunyai peranan yang sangat besar terhadap prestasi sedangkan variabel fasilitas, dukungan orang tua dan kemandirian mempunyai peranan dan pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Berarti hasil belajar akan meningkat apabila variabel – variabel independen secara simultan juga meningkat. Sehingga diperoleh bentuk persamaan regresi : Y
=
60
.
Model
tersebut mengidentifikasi bahwa variabel dummy kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Koefisien variabel dummy kelengkapan fasilitas belajar sebesar 5,234 dapat diartikan hasil
belajar matematika yang mempunyai fasilitas belajar lengkap lebih besar 5,234 dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang mempunyai fasilitas belajar tidak lengkap dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien variabel dummy jarak tempat tinggal sebesar 1,011 dapat diartikan hasil belajar matematika yang mempunyai jarak tempat tinggal dekat lebih besar 1,011 dibandingkan dengan hasil belajar matematika yang mempunyai jarak tempat tinggal jauh dengan asumsi variabel lain tetap. Namun, perbedaan skor ini tidak signifikan pada alfa 5%. Hal ini ditunjukkan oleh p-value variabel dummy jarak tempat tinggal 0,549 > 0,05. Model persamaan tersebut dapat diinterprestasikan menjadi empat model sebagai berikut.Model regresi berdasarkan fasilitas lengkap dengan jarak tempat tinggal dekat adalah (
=1,
=1)
Y= Y = 60,425 + 0,232X + 5,234+1,011+3,229 Y = 69,899 + 0,232X Model regresi berdasarkan fasilitas lengkap dengan jarak tempat tinggal jauh adalah (
=1,
= 0)
Y= Y= Y= Model regresi berdasarkan fasilitas tidak lengkap dengan jarak tempat tinggal dekat adalah (
=0,
= 1)
Y= Y = 60,425 + 0,232X + 1,011 Y = 61,436 + 0,0,232X
Model regresi berdasarkan fasilitas tidak lengkap dengan jarak tempat tinggal jauh adalah (
=0,
= 0)
Y= Y = 60,425 + 0,232X Variabel dummy kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Berikut hasil analisis regresinya. Tabel 2 Rangkuman hasil uji regresi variabel dummy fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal Variabel
Koefisien Regresi
thitung
Sig.
Konstanta
71,246
97,068
0,000
Kelengkapan fasilitas belajar
7,489
5,629
0, 000
Jarak tempat tinggal
3,578
2,669
0,009
Fhitung
61,914
R2
0,544
0,000
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal. Siswa yang mempunyai fasilitas belajar matematika lengkap dan jarak tempat tinggal dekat yaitu ≤ 16 Km, dapat membantu memperlancar proses belajar matematika sehingga keberhasilan anak dalam prestasi belajar semakin besar dibandingkan dengan siswa yang fasilitas belajar matematika tidak lengkap dan jarak tempat tinggal jauh. Selain fasilitas sekolah, fasilitas yang diberikan orang tua seperti kendaran motor sebagai fasilitas penunjang untuk mempermudah siswa menempuh jarak dari tempat tinggal ke sekolah.
SIMPULAN Ada kontribusi kemandirian terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal siswa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo dengan taraf signifikan 5%. Sumbangan efektif variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 60,8%. Ada perbedaan hasil belajar matematika ditinjau dari fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal siswa kelas X Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan simpulan tersebut dapat dirinci menjadi empat sebagai berikut : (1) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (2) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas lengkap dan jarak tempat tinggal jauh, (3) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal dekat, (4) ada perbedaan hasil belajar matematika berdasarkan fasilitas tidak lengkap dan jarak tempat tinggal jauh. Berdasarkan simpulan tersebut, dapat disarankan bagi siswa, guru dan peneliti yang akan datang. Bagi siswa sebaiknya memiliki motivasi belajar yang tinggi dan meningkatkan kemandirian belajar. Bagi guru sebaiknya menumbuhkan sikap kemandirian siswa serta membantu kelancaran dalam memberikan fasilitas belajar yang lengkap supaya hasil belajar siswa maksimal. Bagi peneliti yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan menambahkan variabel-variabel yang lain. Karena keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya tergantung pada variabel kemandirian, kelengkapan fasilitas belajar dan jarak tempat tinggal tetapi variabel-variabel yang lain seperti kerja keras, kedisiplinan, profesionalisme guru dan lain sebagainya. Sehingga hasil penelitian dapat lebih lengkap. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah Subkhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat Prof. Dr. Sutama, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis. Selain itu, doa dan dukungan dari keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Alimi, Olatunji Sabitu. 2012. School Types, Facilities and Academic Performance of Students inSenior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria.International Education Studies. Vol.5. No.3. Page 44-48. June 2012. Akbar, Faisal . 2008. Pengaruh Jarak Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar. (Artikel online). Didapat dari http://blog-proposal.blogspot.com/2008/11/pengaruh-jarak-tempat-tinggalterhadap_16.html. Internet : Diakses pada 15 Februari 2013.
Muyiwa, Adeyemi. 2012. Influence of Universal Basic Education (UBE) Facilities on School Learning Environment in Lagos State, Nigeria. Journal of Education and Practice. Vol. 3. No.2. Page 30-39. 2012. Ndirangu, Mwangi dan Udoto, Maurice O. 2011. Quality of learning facilities and learning environment. Quality Assurance in Education Vol.19. 3.Page 111.(2011). Owoeye, Joseph Sunday and Philias Olatunde Yara. 2011. School Facilities and Academic Achievement of Secondary School Agricultural Science in Ekiti State, Nigeria.Asian Social Science. Vol. 7. No.7.Page 64-74. July 2011. Pujiningsih, Sri dan Rr. Indah Mustikawati. 2004. Kemandirian Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol.III No.1. Hal.12-18 Tahun 2004. Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sulastri, Reni Endang. 2002. Pengaruh Dosen, Fasilitas, Orang tua dan Kemandirian terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa Politeknik Negeri Padang. Jurnal R&B, 2 (2). Oktober 2002. Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta : Fairuz Media. Tahar, Irzan. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan dan Jarak Jauh , 7 (2). September 2006.
Vuri, D. 2008. The effect of availability and distance to school on children’s time allocation in Ghana and Guatemala.Understanding Children’s Work (UCW) Project. Working Paper. January 2008.
Wijayanti, Anita. 2011.Pengaruh status sosial ekonomi keluarga dan kelengkapan fasilitas belajar terhadap hasil belajar matematika. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yamin, Sofyan, dkk. 2010. Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda.Jakarta: Salemba Empat.