M
ODEL EVALUASI PROGRAM DAN PASCA DIKLAT Oleh : Kasim A. Usman
ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang model Evaluasi program diklat dan Evaluasi pasva diklat. Model evaluasi program diklat dan pasca diklat banyak jenis ragamnya diantaranya, model CIPP, Model 4 level, dan model ROI (Retum On Investment) Model-model ini memberikan gambaran tentang komponen- komponen diklat yang perlu dipahami, dan dipenuhi dalam kegiatan diklat. Evaluasi yang termasuk di dalamnya adalah evaluasi kontek, infut (masukan) Kedua Faktor ini merupakan indikatorr yang turut menentukan kelancaran proses dan mutu hasil diklat. Masukan yang sangat penting dalam diklat adalah peserta diklat, tujuan diklat, kurikulum, metode, materi diklat, widyaiswara, serta sarana dan prasarana. Sedang yang menyangkut proses dalam diklat : mencakup penyelenggara, implementasi kegiatan belajar mengajar, aktivitas peserta, penggunaan sarana dan media, sedangkan output berupa lulusan yang diharapkan dapat menunjukkan kinerja ditempat tugas masing-masing, disamping itu objek evaluasi yang termasuk dalam komponen proses adalah strategi diklat, media pembelajaran, cara mengajar widyaiswara, partisipasi peserta, biaya, dan evaluasi penguasaan meteri (bahan). Evaluasi program penyelenggaraan diklat dilaksanakan untuk mengetahui peningkatkan kompetensi peserta diklat. Keyword : Model, Program dan Pasca Diklat
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Evaluasi program dan pasca diklat adalah komponen yang sangat penting dilaksanakan dalam sistem diklat.Tanpa ada evaluasi tentu saja tidak diketahui apakah program diklat yang diselenggarakan oleh suatu lembaga diklat berhasil atau sebaliknya. Tingkat pencapaian dan efesiensi suatu program diklat dapat diketahui dari hasil evaluasi penyelenggaraan dan evaluasi pasca diklat Berdasarkan
hasil evaluasi itu akan
ditemukan suatu masukan dan bahan
pertimbangan dalam pengendalian diklat, sekalipun juga untuk bahan penyempurnaan program diklat diwaktu yang akan datang. Perencanaan evalusi program dan evaluasi pasca
1 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
diklat dibuat dengan rincian kegiatan penentuan tujuan, perencanaan instrument dan kegiatan belajar agar diklat yang dilakukan berjalan secara optimal. Selanjutnya evaluasi harus memenuhi standar yang ditetapkan, dan mudah digunakan serta tidak menghadapi kesulitan baik secara sosial politik maupun kebijakan pemerintah maupun keuangan, sehingga evaluasi memberikan gambaran yang jelas bagi pengelola diklat.Namum yang sering terjadi bahwa pengelola diklat melakukan evalusi hanya setelah diklat selesai dilaksanakan itupun tidak ada salahnya, dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas diklat berikutnya. Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan dikaji : Model evalusi program dan Evaluasi pasca diklat.Hal ini akanmemberikan gambaran bagaimana evalusi program dan evaluasi pasca diklat diklat terhadap komponen-komponen diklat
sehingga
dapat
diketahui
keunggulan
dan
kelemahan
diklat
yang
dilaksanakan.Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan pada masa mendatang demi peningkatan mutu dan kualitas diklat itu sendiri.
2. Tujuan Penulisan o Memaparkan model evaluasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi program dan evaluasi pasca diklat. o Memaparkan manfaat dari melakukan evaluasi pasca diklat.
B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Evaluasi Program Diklat Evaluasi adalah
upaya yang seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan
mengolah fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja dan lain-lain mengenai sesuatu (barang, program, kegiatan, organisasi, pekerjaan dan lainlain) serta menggunakan kesimpulan itu dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan (Sarbini, 1995). Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Safrudin, 2009). Evaluasi program diklat adalah proses kegiatan atas tindakan atau tindakan yang dilakukan oleh Lembaga Diklat Instansi Pemerintah yang dilakukan secara teratur dan 2 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
sistematis, dengan menerapkan prosedur ilmiah, dimulai dengan penentuan tujuan, perencanaan pengembangan instrumen, mengumpulkan data.informasi yang valid dan reliabel, penganalisisan data/informasi, dan menafsirkan dengan tujuan untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan standar penilaian yang sudah disepakati untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan diklat (LAN, 2006). Secara normatif program diklat (training) sebagai bagian integral dari proses pengembangan sumberdaya manusia (SDM) menjadi penting dan strategis dalam mendukung visi dan misi organisasi. Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan program diklat, maka diperlukan suatu fungsi kontrol yang dikenal dengan evaluasi. Evaluasi diklat memiliki fungsi sebagai pengendali proses dan hasil program diklat sehingga akan dapat dijamin suatu program diklat yang sistematis, efektif dan efisien. Evaluasi diklat merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam program diklat. Evaluasi diklat lebih difokuskan pada peninjauan kembali proses diklat dan menilai hasil diklat serta dampak diklat yang dikaitkan dengan kinerja SDM. 2. Model Yang Digunakan Dalam Evaluasi Program Diklat Banyak model yang dapat digunakan dalam evaluasi program diklat, diantaranya adalah : a. Model CIPP Model CIPP dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam's merupakan model untuk menyediakan informasi bagi pembuat keputusan, jadi tujuan evaluasi ini adalah untuk membuat keputusan. Komponen model evaluasi ini adalah konteks, input, proses dan produk. Komponen dalam model evaluasi ini sebagai berikut : o Context (konteks) berfokus pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang yang melayani pembuatan keputusan dari perencanaan program yang sedang berjalan, berupa diagnostik yakni menemukan kesenjangan antara tujuan dengan dampak yang tercapai. o Input (masukkan) berfokus pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi disain dan cost-benefit dari rancangan yang melayani pembuatan keputusan tentang perumusan tujuan-tujuan operasional.
3 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
o Process (proses) memiliki fokus lain, yaitu menyediakan informasi untuk membuat keputusan day to day decision making untuk melaksanakan program, mambuat catatan atau “record”, atau merekam pelaksanaan program dan mendeteksi atau pun meramalkan pelaksanaan program. o Product (produk) berfokus pada mengukur pencapain tujuan selama proses dan pada akhir program.
b. Model Empat Level
Model Empat Level merupakan model evaluasi diklat yang dikembangkan pertama kali oleh Donald L. Kirkpatrick dengan menggunakan empat level dalam membuat kategori hasil diklat. Empat level tersebut adalah level reaksi (reactions), pembelajaran (learning), perilaku (behavior) dan hasil (results). Keempat level dapat dirinci sebagai berikut : o Level 1 : Reactions Tahap evaluasi pertama yang dilakukan segera setelah diklat selesai diberikan. Umumnya ditujukan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta terhadap pelaksanaan diklat. Paling sederhana dan mudah dilakukan dengan menggunakan check list. Beberapa hal yang penting untuk dievaluasi adalah :
(1) Isi diklat,
seberapa jauh isi diklat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik dari segi keragaman maupun kedalaman topik yang dibahas.(2) Kualitas materi, seberapa baik kualitas materi yang dibagikan, presentasi audio dan visual yang disajikan, dan peralatan lain yang digunakan selama diklat. Kualitas materi yang baik menimbulkan kesan bahwa peserta mengikuti diklat yang bergengsi dan bukan diklat “asal-asalan” saja. (3) Metode diklat, seberapa sesuai metode diklat yang digunakan dengan topik yang dibahas. Contoh, diklat security untuk para satpam harusnya lebih banyak dilakukan dalam metode simulasi, role play, outbound dan games dibanding ceramah/kuliah. (4) Logistik, seberapa layak akomodasi dan konsumsi yang diberikan serta fasilitas diklat lainnya. Walaupun kelihatan sepele, akomodasi
dan
konsumsi
dapat
mempengaruhi
konsentrasi.
(5) 4
Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
Instruktur/fasilitator, seberapa fasih mereka memberikan diklat. Hal ini bergantung dari kedalaman pemahamannya terhadap materi diklat, kemampuan melakukan presentasi materi dan kemampuan mengelola situasi selama diklat. o Level 2 : Learning Tahap evaluasi inipun relatif mudah dilakukan. Biasanya pada jam terakhir diklat. Tujuannya mengukur tingkat pemahaman peserta atas materi diklat. Jika seorang peserta diklat tidak dapat memahami materi diklat, bagaimana mungkin ia dapat mengaplikasikan perubahan dalam kinerjanya? Beberapa metode di antaranya memberikan tes tertulis atau studi kasus pada peserta diklat. Simulasi pun dapat dilakukan, misalnya role play, in-basket atau teknik lainnya. Paling sederhana adalah meminta peserta melakukan refleksi atau presentasi berupa rangkuman atas apa yang telah dipelajarinya. o Level 3 : Behavior / Application Tahap evaluasi ini ditujukan untuk mengukur implementasi peserta diklat di pekerjaan sehari-hari. Informasi yang dibutuhkan adalah : (1) Tugas yang dikerjakan, proyek atau kegiatan rutin yang dilakukan sebagai bukti konkrit dari implementasi
peningkatan
kemampuan
peserta
setelah
mengikuti
diklat.
Contohnya, peserta yang telah mengikuti diklat negosiasi dapat menyebutkan proyek tender yang berhasil dimenangkannya. (2) Tim yang terlibat, pihak-pihak yang mendukung kesuksesan dari tugas tersebut. Informasi ini perlu diketahui untuk menilai seberapa besar peran peserta dalam kesuksesan tersebut. (3) Waktu penerapan, kapan dan berapa lama implementasi tersebut dilakukan. Jika peserta terlibat dalam proyek, maka ada batasan waktu tertentu. Berbeda dengan pengerjaan tugas rutin.Jika implementasi tidak sesuai dengan harapan, analisis lebih lanjut perlu dilakukan. Misalnya, adakah kesempatan bagi peserta untuk melakukan implementasi ? Faktor apa saja yang mendukung implementasi terjadi ? Lalu faktor apa yang menghambat dan perlu diatasi ? Faktor yang mendukung di antaranya adalah infrastruktur yang memadai, atasan yang terbuka, tim kerja yang solid, dan lain-lain. Sementara faktor yang menghambat adalah waktu yang sempit, dana yang 5 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
terbatas, resistensi terhadap perubahan, dll. Jangan sampai ditemukan kemalasan peserta sendiri sebagai faktor penghambat. o Level 4 : Results / Impact Tahap ini ditujukan untuk mengukur dampak diklat terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan. Data historis (awal) harus tersedia untuk melakukan evaluasi tahap ini. Beberapa aspek yang diukur antara lain : Tangible, mencakup : (1) hasil kerja, seperti produktivitas, frekuensi, kecepatan, keuntungan, % penyelesaian, (2) kualitas seperti deviasi, kecelakaan, komplain, produk gagal, (3) biaya, seperti biaya operasional, pengeluaran mendadak, (4) waktu, seperti efisiensi, lembur. Intangible, mencakup : (1) kebiasaan kerja, seperti absensi, kelalaian, tepat waktu, (2) iklim kerja, seperti komitmen, pengunduran diri, kerja sama, (3) keterampilan, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, (4) kepuasan, seperti kepuasan kerja, kepuasan pelanggan, (5) inisiatif, seperti saran, penetapan tujuan, rencana strategis.
3. Pengertian Evaluasi Pasca Diklat Keberhasilan suatu program diklat tidak hanya berdasarkan dan berhenti pada aktivitas perencanaan yang telah menetapkan target dan capaian serta tujuan tertentu, dan sudah dilaksanakannya program diklat tersebut. Namun, perlu upaya-upaya lanjutan berupa kajian dan evaluasi agar pada masa yang akan datang kualitas penyelenggaraan suatu pendidikan dan diklat akan dapat dilaksanakan dengan baik. Produk suatu proses pendidikan dan diklat adalah berupa output atau alumni peserta diklat, sedangkan manfaat produk lebih lanjut adalah berupa outcome, yaitu bagaimana pengaruh diklat terhadap kinerja nyata seorang peserta diklat. Sebagai upaya mengetahui hasil atau manfaat nyata suatu program pendidikan dan diklat maka perlu dilakukan evaluasi
pascadiklat,
yaitu
suatu
upaya
untuk
mengungkap
bagaimana
kualitas outcome suatu pendidikan dan diklat. Dalam suatu proses manajemen, siklus perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta kontrol terhadap suatu program/kegiatan haruslah dilakukan secara komprehensif.
6 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
Evaluasi pasca diklat adalah salah satu fungsi dalam tahapan kontrol dalam suatu proses manajemen penyelenggaraan diklat.
4. Model Yang Digunakan Dalam Evaluasi Pasca Diklat Salah satu model yang dapat digunakan dalam evaluasi pasca diklat adalah : o Model ROI (Return On Investment) Model ROI yang dikembangkan oleh Jack Phillips merupakan level evaluasi terakhir untuk melihat cost-benefit setelah diklat dilaksanakan. Kegunaan model ini agar pihak manajemen melihat diklat bukan sesuatu yang mahal dan hanya merugikan pihak keuangan, akan tetapi diklat merupakan suatu investasi. Sehingga dapat dilihat dengan menggunakan hitungan yang akurat keuntungan yang dapat diperoleh setelah melaksanakan diklat. Hal ini tentunya dapat memberikan gambaran lebih luas, apabila ternyata dari hasil yang diperoleh ditemukan bahwa diklat tersebut tidak memberikan keuntungan baik bagi peserta maupun bagi lembaga. Model evaluasi ini merupakan tambahan dari model evaluasi Kirkpatrick yaitu adanya level ROI (level 5), pada level ini ingin melihat keberhasilan dari suatu program diklat dengan melihat dari Cost-Benefit-nya, sehingga memerlukan data yang tidak sedikit dan harus akurat untuk menunjang hasil dari evaluasi diklat yang valid. Tahap ROI paling sulit dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi nilai balik modal dari pelaksanaan diklat. Dibutuhkan waktu, biaya dan analisis data yang akurat untuk keberhasilan evaluasi ini. Salah satu cara adalah mengisolasi pengaruh diklat, ada tiga strategi yang dengan mudah diperhitungkan yaitu : 1) Perbandingan antara kelompok peserta dan kelompok bukan peserta. Kinerja antara kelompok peserta diklat dapat diperbandingkan dengan kelompok lain yang setara dan belum mendapatkan diklat. Contohnya, cara menjawab telepon yang masuk dari kelompok resepsionis peserta diklat Sopan Santun Bertelepon dibandingkan dengan kelompok yang belum mendapatkan diklat. Secara kualitatif, cara menjawab yang lebih baik dapat disimpulkan disebabkan oleh diklat tersebut. 2) Perbandingan antara sebelum dan sesudah diklat. Kinerja antara sebelum dan sesudah diklat dari kelompok yang sama diperbandingkan. Contohnya, penjualan retail sebelum diklat direct selling dibandingkan dengan penjualan setelah diklat. 7 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
Tentu saja analisis yang dilakukan juga perlu memperhatikan tren kenaikan atau penurunan tanpa adanya diklat. 3) Estimasi peserta terhadap presentase pengaruh diklat. Inilah perhitungan yang paling mudah dilakukan. Peserta diklat diminta untuk mengungkapkan berapa persentase pengaruh diklat terhadap perbaikan kinerjanya. Contohnya, peserta diklatKepemimpinan
Tingkat
IV
melaporkan
bahwa
70%
keberhasilan
mengerjakan proyek perubahan disebabkan oleh aplikasi diklat. Sisanya, 30% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti proses belajar sendiri, umpan balik atasan, dan lain- lain. o Tahapan Evaluasi Langkah 1 : Persiapan Evaluasi Pada langkah ini terdapat tiga kegiatan pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi yaitu : menentukan tujuan atau maksud evaluasi, merumuskan informasi yang akan dicari atau memfokuskan evaluasi dan menentukan cara pengumpulan data.Beberapa kriteria yang digunakan dalam merumuskan tujuan evaluasi adalah : (1) kejelasan, (2) keterukuran, (3) kegunaan dan kemanfaatan, (4) relevansi dan kesesuaian atau compatibility. Jadi tujuan evaluasi harus jelas, terukur, berguna, relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan program diklat.Dalam merumuskan informasi atau memfokuskan evaluasi harus berdasarkan kepada tujuan evaluasi. Terdapat beberapa metode dalam merumuskan pertanyaan evaluasi yaitu : (1) menganalisis objek, (2) menggunakan kerangka teoritis, (3) memanfaatkan keahlian dan
pengalaman dari
luar,
(4)
berinteraksi dengan audien
kunci.Menentukan cara pengumpulan data, misalnya survei atau yang lain, ditentukan pula pendekatan dalam pengumpulan data. Terdapat beberapa prosedur pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif, misalnya observasi, tes, survei atau lainnya. Langkah 2 : Mengembangkan Instrumen Setelah metode pengumpulan data ditentukan, selanjutnya ditentukan pula bentuk instrumen yang akan digunakan serta kepada siapa instrumen tersebut ditujukan (respondennya). Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh 8 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
instrumen evaluasi sebagai berikut : (1) validitas adalah keabsahan instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur, (2) reliabilitas adalah ketetapan hasil yang diperoleh, misalnya bila melakukan pengukuran dengan orang yang sama dalam waktu yang berlainan atau orang yang lain dalam waktu yang sama, (3) objektivitas adalah upaya penerjemahan hasil pengukuran dalam bilangan atau pemberian skor tidak terpengaruh oleh siapa yang melakukan, (4) standarisasi untuk memastikan evaluator mempunyai persepsi yang sama dalam mengukur karena adanya petunjuk khusus pengisian data, (5) relevansi adalah kepatuhan untuk mengembangkan berbagai pertanyaan agar sesuai dengan maksud instrumen, (6) mudah digunakan. Langkah 3 : Mengumpulkan Data Dalam melakukan pengumpulan data ini dilakukan dengan berbeda-beda pada masing-masing level. Pada level reaksi data yangg dikumpulkan berupa data kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Kemudian pada level pembelajaran data
yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dengan
menggunakan tes. Selanjutnya pada level perilaku, data yang dikumpulkan melalui observasi atau dapat juga dengan rencana aksi (action plan), yaitu rencana tahapan tindakan yang akan dilakukan oleh peserta diklat dalam mengimplementasikan hasil diklat yang telah diikuti. Dalam hal ini para peserta harus
mempunyai
suatu
sasaran
peningkatan
kinerja/kompetensi
yang
bersangkutan dalam unit kerja masing-masing yang kemudian diukur dengan mengunakan patokan kinerja/kompetensi yang bersangkutan. Kemudian yang terakhir, yaitu pada level hasil atau dampak, pada data yang dikumpulkan dapat melalui atasan, peserta diklat, bawahan atau rekan kerja (client). Langkah 4 : Mengolah dan Menganalisis Data Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Dalam menganalisis data dan menafsirkannya (menginterpretasikan) harus berdasarkan hasil data yang telah berhasil didapatkan. Kemudian menyajikannya dalam bentuk yang mudah dipahami dan komunikatif. Langkah 5 : Menyusun Laporan 9 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
Melaporkan merupakan langkah terakhir kegiatan evaluasi diklat. Laporan disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim. Langkah terakhir evaluasi ini erat kaitannya dengan tujuan diadakannya evaluasi. Langkah-langkah tersebut dapat dengan digunakan untuk menjawab sejauh mana evaluasi diklat yang akan dilakukan dan bagaimana pelaksanaan proses diklat dari awal hingga akhir sehingga memberikan hasil untuk improvisasi pada diklat-diklat selanjutnya. 5. Manfaat Evaluasi Pasca Diklat Maksud diadakannya evaluasi pasca diklat adalah untuk mencari data agar diklat dapat dilaksanakan secara efektif dan aplikatif. Dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan evaluasi pasca diklat ini maka telah tercapai tujuannya, yaitu sebagai berikut: a. Mengetahui relevansi materi diklat. Relevansi materi adalah tingkat kesesuaian materi yang diberikan selama diklat dengan kebutuhan pengetahuan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi tingkat relevansinya maka akan semakin tinggi peluang untuk menyelesaikan pekerjaannya secara cepat, akurat dan bertanggungjawab. b. Mengetahui tingkat pendayagunaan alumni. Pendayagunaan alumni diklat adalah tingkat pelimpahan tugas atau pemanfaatan alumni diklat berkait dengan bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Mengetahui tingkat kompetensi alumni. Kompetensi adalah penambahan pengetahuan peserta tentang materi-materi yang diberikan dalam diklat dan kemampuan untuk mengaplikasikannya di lingkungan kerja alumni masing-masing. d. Mengetahui kualitas pengajar dan panitia. Dalam evaluasi pasca diklat seluruh aspek akan dievaluai termasuk pengajar dan panitia penyelenggaranya, dengan demikian yang baik dapat dipertahankan dan yang kurang akan disempurnakan. e. Mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana yang representatif dalam pelaksanaan suatu diklat sehingga dapat berjalan dengan nyaman, efektif dan efisien. Dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan evaluasi pasca diklat maka akan diperoleh manfaat sebagai berikut: 1) Menjadi umpan balik dalam rangka perbaikan program kediklatan.
10 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
2) Terwujudnya penyusunan kebijakan diklat yang lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran. 3) Memperoleh masukan dari para konsultan, penceramah maupun praktisi yang terkait dengan evaluasi pasca diklat yang telah ditentukan. 4) Selanjutnya hasil yang telah diperoleh dalam proses kegiatan pengembangan evaluasi pasca diklat dituangkan dalam bentuk buku cetakan dan digandakan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sebagai perwujudan publikasi untuk instansi Balai Diklat Keagamaan. C. PENUTUP 1. Kesimpulan Diklat sudah memang seharusnya tidak terlepas dari program peningkatan kinerja. Bahkan, organisasi berkelas nasional seperti perusahaan
mampu
mengkaitkan program diklat dengan banyak hal seperti diversifikasi produk, inovasi produk, perbaikan kualitas hingga supervisi. Maka dari itu untuk melihat sejauh mana program Diklat itu mencapai tujuannya perlu diperhatikan dalam evaluasi program dan evaluasi pasca diklat. Pertama, melakukan tinjauan pada pra diklat dengan melihat hasil analisis kebutuhan diklat dan evaluasi pasca diklat. Semua organisasi dan kementerian serta lembaga
sebagai perpanjangan
tangan pemerintah tentu sudah meramalkan
kebutuhan diklat untuk masa yang akan datang. Perlu digarisbawahi pada aktivitas ini adalah pemutakhiran data baik internal maupun eksternal. Data internal seperti urgensi kebutuhan peningkatan keahlian tertentu dari masing-masing kementrian dan wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan mutlak dibutuhkan, karena pada intinya Kementerian terkaitlah yang tahu kebutuhan ini. Data eksternal seperti keadaan persaingan, kemajuan iptek, tuntutan konsumen menuntut pelaku usaha (lembaga) untuk senantiasa meningkatkan keterampilan karyawannya juga menjadi penentu, apakah memang dibutuhkan Diklat atau tidak. Kombinasi dari dua data ini diharapkan dapat memberikan gambaran prioritas diklat seperti apa dan untuk apa sebenarnya program itu dibutuhkan.
11 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
Kedua, pada proses Diklat itu sendiri. Pada kegiatan diklat ini baik pihak pengirim dan penyelenggara diklat harus mampu mensinergikan tujuan diklat dari masing-masing pihak. Hal ini bertujuan untuk mensinkronkan kebutuhan diklat dengan proses learning yang nantinya akan menjadi bekal peserta diklat kelak jika kembali ke organisasinya. Dengan hal ini diharapkan tidak ada materi yang under dan over delivery. Artinya, demi menekan efesiensi biaya. Pihak pengirim peserta diklat harus mendapatkan keyakinan dari training provider akan cakupan materi diklat serta relevansinya di dunia kerja. Form feedback yang diberikan oleh penyedia jasa diklat di akhir sesi diklat bukan satu-satunya tolok ukur akan tepat sasaranya program diklat tersebut, tapi justru pada mental dan willingness dari peserta dalam mengikuti program diklat itu sendiri. Baik itu targeting lesson learned dari training provider maupun learning requirement dari pengirim diklat harus bertemu pada satu titik. Lebih lanjut apakah diklat tersebut diberikan dalam konteks on the job training atau off the job training tidak menjadi masalah. Pada kegiatan pra-diklatlah sebenarnya keputusan ini diambil. Tidak ada salah satu dari dua metode tersebut yang paling baik maupun yang jelek, kembali kepada analisis kebutuhan dan evaluasi pasca diklat serta ketepatan dari program diklat tersebut. Ketiga, pada pasca diklat. Seusai diklat, tentunya organisasi berharap individu dapat meningkatkan kinerjanya sehingga akan mendongkrak kinerja organisasi. Jika kita mengharapkan hal ini tentunya tidak tepat jika faktor lingkungan organisasi tidak terpenuhi. Lingkungan organisasi internal juga menjadi penentu apakah nantinya individu dapat mengaktualisasikan hasil learning yang mereka terima di site diklat. Apakah kondisi supervisi serta sejawat kerja sepadan dengan fresh learning yang didapatkan oleh individu? Apakah memang tuntutan organisasi saat ini mengharuskan individu untuk segera mengaktualisasikan hasil learning-nya? Jika semua ini memang sudah diproyeksikan di awal pra diklat tentunya akan berimbas pada ROI yang dianggarkan sebelum mengikuti diklat. Jika tidak, tentu akan menjadi bumerang bagi Kepartemen yang bersangkutan, karena diperolehnya under atau over learning yang tidak sesuai dengan kebutuhan departemen. Efek buruk seperti ”usang”-nya hasil 12 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016
belajar yang tidak digunakan akan menjadi senjata makan tuan bagi organisasi (efek psikososial). 2. Rekomendasi a. Penyelenggara diklat dalam menentukan jenis diklat seharusnya berdasarkan analisis kebutuhan diklat dan analisis hasil evaluasi pasca diklat. b. Evaluasi pasca diklat harus dilakukan supaya instansi penyelenggara diklat paling tidak mendapatkan umpan balik dalam rangka perbaikan program kediklatan dan dapat menyusun kebijakan diklat yang lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, A., Safrudin A.J., C. 2010. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Bumi Aksara. Edisi 2. Jakarta. Anonimous, (2009).Modul bagi Pengelola Diklat, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta. Deliveri Organization. 2006. Modul 15 Evaluasi Program Diklat. www.deliveri.org/guidelines/training/tm15/tm15_modul15i.htm. 27-6-2006. Hasibuan, M.S.P., 2000, Manajemen sumber daya manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Moh. Entang, dkk., 2009. Analisis Kebutuhan Diklat, Bahan Ajar MOT), Pusdiklat Administrasi Kementerian Agama RI, Jakarta. Moekijat, Drs. 1981 Diklatan dan pengembangan Pegawai, cetakan kedua, Alumni, Bandung ------- ( 1993) Evaluasi DiklatPenerbit Mandar Maju, Bandung , Marpaung, Dr, MSc., 1999.
13 Model evaluasi program dan Pasca Diklat…..K. Usman …..2016