MODEL DINAMIK PERENCANAAN CADANGAN STRATEGIS BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BENSIN (RON 88, RON 92, DAN RON 95) DI INDONESIA Ario Wicaksono Santosa, Andy Noorsaman Sommeng, Anondho Wijanarko Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Depok 16424 E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Indonesia saat ini kurang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan konsumsi BBM yang pesat namun kapasitas produksi BBM di Indonesia rendah, sehingga Indonesia mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM. Ketergantungan Indonesia akan impor ini berbahaya karena berpotensi menimbulkan kelangkaan BBM apabila pasokan impor terhambat akibat krisis energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besar Cadangan Strategis BBM untuk mengantisipasi terjadinya krisis energi dengan cara memproyeksikan keadaan cadangan BBM Nasional hingga tahun 2025 menggunakan program berbasis sistem dinamik. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebutuhan konsumsi RON 88 terlalu besar sehingga menyebabkan Indonesia sulit mencapai besar cadangan strategis yang diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang dapat mengurangi konsumsi RON 88 seperti pengurangan subsidi maupun konversi ke arah energi alternatif.
Abstract Indonesia is currently less able to meet the needs of domestic consumption. This is due to rapid increase of fuel consumption but low of fuel production capacity, so Indonesia relies on import to fulfiill needs of fuel consumption. Indonesia’s dependency on import is potentially dangerous because fuel scarcity can happen if import supply was hampered due to energy crisis. This research aim to estimate strategic fuel reserves to anticipate energy crisis by means of projecting national fuel reserves until 2025 using system dynamics based. Simulation results indicate that consumption needs of RON 88 too large causing Indonesia having difficulty to achieve the desired strategic reserves. Therefore, we need policies which can reduce the consumption of RON 88 such as reduction in subsidies and conversion towards alternative energy. Keywords: Strategic Fuel Reserves, Fuel Production in Indonesia, Fuel Consumption in Indonesia, Indonesia’s Fuel Import, System Dynamics, RON 88
1. Pendahuluan Indonesia saat ini kurang mampu memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak di dalam negeri. Hal ini tentunya dapat dilihat dari kelangkaan BBM yang saat ini sedang terjadi di empat provinsi di Kalimantan. Empat provinsi itu adalah Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur [1]. Di keempat provinsi tersebut terjadi antrian panjang di Stasiun-stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akibat kelangkaan BBM. Hal-hal yang menyebabkan Indonesia kurang mampu memenuhi kebutuhan BBM nasional salah satunya adalah karena kecilnya kapasitas produksi BBM
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
dari kilang-kilang minyak yang ada di Indonesia sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Pada tahun 2010, total BBM yang diproduksi oleh kilang-kilang minyak Indonesia adalah sebesar 37,8 juta kilo liter. Dengan kapasitas produksi sebesar ini, tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia yang sudah mencapai 66,8 juta kilo liter, sehingga menyebabkan diperlukannya impor BBM dalam jumlah yang besar. Selain itu, terdapat masalah lain yakni produksi minyak mentah dalam negeri tidak dapat seluruhnya diserap oleh kilang minyak di Indonesia dikarenakan jenis atau spesifikasi minyak mentah yang diproduksi di dalam negeri tidak sesuai dengan spesifikasi kilang minyak di Indonesia. Hal ini menyebabkan sebagian produksi minyak mentah di Indonesia harus diekspor keluar negeri, dan sebagai gantinya harus ada aliran impor minyak mentah dengan spesifikasi yang sesuai kilang minyak di Indonesia [2]. Permasalahan infrastruktur kilang-kilang minyak di Indonesia ini menyebabkan Indonesia harus memenuhi kebutuhan konsumsi BBM masyarakat melalui impor, baik minyak mentah maupun BBM jadi. Ketergantungan Indonesia akan impor berbahaya karena berpotensi menimbulkan kelangkaan BBM apabila pasokan impor tersendat akibat adanya krisis energi. Oleh karena itu diperlukan adanya cadangan strategis yang dapat mengantisipasi krisis energi di masa depan. Saat ini Indonesia belum memiliki cadangan strategis BBM. Cadangan yang ada sekarang ini merupakan cadangan operasional BBM milik PT. Pertamina yang diperkirakan dapat bertahan untuk 23 hari konsumsi. Jumlah cadangan ini tentunya rendah apabila dibandingkan dengan negara lain seperti Jepang yang memiliki cadangan strategis minyak nasional untuk 164 hari (dipegang oleh pemerintah) dan 94 hari (dipegang oleh swasta) serta Korea Selatan yang memiliki cadangan strategis minyak nasional untuk 174 hari (dipegang oleh pemerintah) dan 84 hari (dipegang oleh swasta) [3]. Bahkan, bila dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga sudah tertinggal. Negara di kawasan Asia Tenggara seperti Myanmar dan Singapura saat ini sudah memiliki cadangan strategis minyak nasional untuk 90 hari. Tentunya hal yang dapat dilakukan untuk menangani masalah ini adalah dengan membuat model proyeksi cadangan strategis BBM Nasional. Pada penelitian ini akan dibentuk permodelan proyeksi untuk mengestimasi besar cadangan strategis BBM Nasional yang dibutuhkan hingga tahun 2025 dengan menimbang aspek-aspek seperti produksi minyak mentah di Indonesia, impor dan ekspor minyak mentah, impor BBM, produksi BBM, dan kebutuhan BBM di Indonesia. Permodelan ini akan dikembangkan berdasarkan konsep sistem dinamik supply chain dengan mengkombinasikan program Microsoft Excel dengan Powersim Studio 7. Microsoft Excel digunakan untuk mengolah data menggunakan metode regresi linier, dan kemudian data yang telah diolah tersebut
akan dipergunakan di dalam permodelan yang dibangun di program Powersim Studio 7. Pada penelitian ini, proyeksi cadangan strategis BBM yang dibuat difokuskan ke BBM jenis bensin (RON 88, RON 92, dan RON 95) yang merupakan jenis BBM dengan konsumsi terbesar di Indonesia. Pada penelitian ini akan diperoleh besar cadangan strategis BBM Nasional yang ideal untuk memenuhi cakupan kebutuhan konsumsi BBM hingga tahun 2025, dimana dari hasil tersebut peneliti akan dapat menyarankan sistem penyediaan BBM yang lebih optimal agar kedepannya pemerintah dapat memenuhi kebutuhan konsumi BBM di dalam negeri dengan baik.
2. Metode Penelitian Tahapan Penelitian dapat dilihat pada Diagram Alir Penelitian di Gambar 1. Melakukan pengumpulan data
Melakukan studi literatur dan peraturan perundangan terkait
Membuat diagram mekanisme dasar sistem
Membuat proyeksi cadangan strategis BBM Nasional
Melakukan validasi model proyeksi
Melakukan simulasi dengan scenario tertentu
Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh untuk memperbaharui sistem penyediaan dan pendistribusian BBM Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi penyediaan dan kebutuhan konsumsi BBM jenis bensin di Indonesia. Data-data yang dibutuhkan ini diambil dari Handbook of Energy and Economic Statistics Indonesia tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan dari Badan Pusat Statistik (BPS) [4]. Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut.
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
1. Konsumsi BBM jenis bensin (RON 88, RON 92, dan RON 95) pada sektor transportasi mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 2. Produk Domestik Bruto (PDB) dan laju pertumbuhannya. 3. Cadangan minyak (Oil Reserves) di Indonesia mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 4. Produksi minyak mentah di Indonesia mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 5. Ekspor minyak mentah produksi Indonesia ke luar negeri mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 6. Input minyak mentah ke kilang minyak mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 7. Produksi BBM jenis bensin (RON 88, RON 92, dan RON 95) mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 8. Impor BBM jenis bensin (RON 88, RON 92, dan RON 95) mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. 2.2 Studi literatur dan Peraturan Perundangan Terkait Studi Literatur dan peraturan perundangan dilakukan agar mendapat gambaran dasar dari sistem yang nantinya akan dibuat model proyeksinya. 2.3 Diagram Mekanisme Dasar Sistem
Inventory Causal Loop Diagram Inventory
S
MAPE = ∑
X 100%
(3.1)
Keterangan: Xm = data hasil simulasi Xd = data aktual n = periode/banyaknya data
Permodelan proyeksi cadangan strategis BBM jenis bensin untuk RON 88, RON 92, dan RON 95 disimulasikan berdasarkan tiga scenario. Skenario awal adalah skenario penghapusan subsidi BBM, kemudian scenario penurunan PDB akibat inflasi, dan yang terakhir adalah skenario ke arah energi alternatif. 2.7 Rekomendasi Berdasarkan Hasil Simulasi
O
Shipment
B1 R1
Orders
Rekomendasi merupakan tindakan yang sebaiknya diambil berdasarkan amalisa hasil simulasi yang ada sehingga dapat diperoleh sistem penyediaan dan pendistribusian BBM yang lebih baik.
S
Desired Inventory
O S S
Validasi pada permodelan ini dilakukan dengan membandingkan tingkah laku model dengan sistem nyata (quantitative behavior pattern comparison) yaitu dengan uji MAPE (Mean Absolute Percentage Error). MAPE atau nilai tengah kesalahan persentase absolut adalah salah satu ukuran relatif yang menyangkut kesalahan persentase. Uji ini dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian data hasil perkiraan dengan data aktual [5].
B2
Orders Received
S
2.5 Validasi Model Proyeksi
2.6 Simulasi dengan Skenario Tertentu
Diagram mekanisme dasar dari sistem yang digunakan berbentuk causal loop diagram yang berdasarkan pada konsep supply dan demand pada model inventory di Gambar 2.
S
sedangkan Powersim Studio 7 digunakan untuk membuat permodelan berdasarkan causal loop diagram dan melakukan simulasi proyeksi cadangan BBM jenis bensin (RON 88, RON 92, dan RON 95) berdasarkan data yang telah diolah sebelumnya.
Inventory Adjustemt
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
S
R2 Average Shipment
S
Gambar 2. Causal Loop Diagram
2.4 Membuat Proyeksi Cadangan Strategis BBM Nasional Proyeksi cadangan BBM jenis bensin dibuat dengan menggunakan dua program yaitu Microsoft Excel dan Powersim Studio 7. Mictosoft Excel digunakan untuk mengolah data yang diperoleh,
Pada bagian ini akan dijelaskan terlebih dahulu hasil simulasi proyeksi berdasarkan skenario awal penghapusan subsidi BBM. Kemudian pembahasan validasi model proyeksi. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan simulasi proyeksi dengan scenario penurunan PDB akibat inflasi, dan skenario ke arah energi alternatif. Terakhir, akan dibahas mengenai rekomendasi yang diberikan berdasarkan analisa dan pembahasan simulasi proyeksi cadangan strategis BBM dengan skenario tersebut. 3.1 Hasil Proyeksi Cadangan Strategis RON 88, RON 92, RON 95 dengan Skenario Penghapusan Subsidi
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
bertahap. Dimana harga jual RON 88 yang semula Rp. 4.500/liter akan ditingkatkan menjadi Rp. 6000/liter pada tahun 2015, kemudian meningkat menjadi Rp. 7500/liter pada tahun 2018, dan kemudian mencapai harga jual non subsidi sebesar Rp. 8000/liter pada 2021. Pada skenario awal ini akan dilihat dampak yang ditimbulkan dari pengurangan subsidi secara bertahap pada besarnya nilai kebutuhan konsumsi dan cadangan strategis dari BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95. Hasil proyeksi kebutuhan konsumsi dan cadangan strategis RON 88 RON 92, dan RON 95 dapat dilihat pada Gambar 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7.
Pada proyeksi ini, nilai awal cakupan (coverage) cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 adalah sebesar nol hari. Hal ini dikarenakan Indonesia sampai saat ini belum memiliki cadangan strategis nasional. Peningkatan coverage dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2018 sebesar 5 hari per tahunnya hingga mencapai coverage 30 hari. Skenario penambahan coverage menjadi 30 hari dimaksudkan untuk berjagajaga terhadap kemungkinan adanya krisis energi di masa depan. Pada skenario awal ini disimulasikan proyeksi cadangan dan kebutuhan konsumsi BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 dengan adanya faktor pengurangan subsidi RON 88 (premium) secara KiloLiter/yr
50,000,000
40,000,000
RON 88 Demand (KiloLiter/yr)
30,000,000
20,000,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 3. RON 88 Demand
Dapat dilihat pada grafik RON 88 demand di Gambar 3, secara umum terjadi peningkatan demand yang signifikan setiap tahunnya. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan demand sebesar 680 ribu kilo liter. Hal ini diakibatkan adanya inflasi pada tahun 2005 akibat melambungnya harga minyak dunia. Inflasi pada tahun 2005 tercatat mencapai nilai 17,11%. Dampak inflasi ini menyebabkan penurunan konsumsi RON 88 pada tahun 2006. Inflasi tahun 2005 juga menyebabkan penurunan demand RON 92 dan RON 95 yang tajam masing-masing sebesar 238 ribu kilo liter dan 22 ribu kilo liter (Gambar 4 dan 5). Turunnya demand secara drastis ini disebabkan oleh dilepasnya harga RON 92 dan RON 95 mengikuti harga jual internasional yang sangat terpengaruh harga minyak dunia. Dimana pada tahun yang sama harga minyak dunia sedang melambung tinggi. Hal ini tentunya menyebabkan
demand RON 92 dan RON 95 mengalami penurunan yang tajam. Pada tahun 2008, demand RON 92 dan RON 95 kembali mengalami penurunan yang tajam masingmasing sebesar 174 ribu kilo liter dan 43 ribu kilo liter. Hal ini juga disebabkan adanya inflasi pada tahun 2008 sebesar 11,06% yang diakibatkan melambungnya harga minyak dunia dan harga pangan. Pada tahun 2008 ini, harga jual RON 92 dan RON 95 di Indonesia sempat mencapai kisaran diatas Rp. 10.000/liter. Harga jual yang tinggi ini tentunya menyebabkan demand RON 92 dan RON 95 mengalami penurunan yang tajam. Meski demikian, inflasi di tahun 2008 tidak mempengaruhi besar demand RON 88 pada tahun tersebut. Hal ini disebabkan adanya subsidi harga pada BBM bensin jenis RON 88 (premium) sehingga harga jualnya tetap sebesar Rp. 4.500/liter dan tidak terpengaruhi oleh melambungnya harga minyak dunia.
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter/yr
2,000,000
1,500,000
RON 92 Demand (KiloLiter/yr)
1,000,000
500,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 4. RON 92 Demand KiloLiter/yr
400,000
300,000
RON 95 Demand (KiloLiter/yr)
200,000
100,000 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 5. RON 95 Demand
Dalam simulasi ini, pada tahun 2015 dan 2018, demand RON 88 tidak mengalami peningkatan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 dan 2018 terjadi pengurangan subsidi RON 88 yang cukup besar sehingga meningkatkan harga jual RON 88. Peningkatan harga jual ini tentunya menyebabkan masyarakat, terutama kalangan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang biasa menggunakan RON 88, melakukan penghematan konsumsi RON 88. Sedangkan kalangan tingkat
ekonomi atas akan cenderung berpindah untuk mengkonsumsi RON 92 dan RON 95 akibat disparitas harga jual yang semakin mengecil. Dampak peningkatan harga jual RON 88 di tahun 2015 dan 2018 juga mempengaruhi demand RON 92. Dimana demand RON 92 pada tahun 2015 dan 2018 hanya mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kalangan tingkat ekonomi menengah yang biasanya menggunakan RON 92, akan cenderung berhemat dalam
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
pada demand RON 88, 92, dan 95 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa fleksibilitas daya beli masyarakat yang tinggi membuat peningkatan harga jual yang kecil hampir tidak berdampak pada kebutuhan konsumsi yang ada. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa kebutuhan konsumsi RON 88 pada tahun 2025 akan mencapai 56,2 juta kilo liter. Sedangkan kebutuhan konsumsi RON 92 dan RON 95 pada tahun 2025 berturut-turut akan mencapai 2,4 juta kilo liter dan 467 ribu kilo liter. Hal ini tentunya menunjukkan betapa masih bergantungnya masyarakat Indonesia pada BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 meskipun subsidi BBM telah dihapuskan. Dapat dilihat pula pada grafik di Gambar 6, 7, dan 8, bahwa desired storage baik untuk RON 88, RON 92, dan RON 95 bernilai nol hari dari tahun 2003 hingga tahun 2012 dikarenakan Indonesia belum memiliki cadangan strategis sama sekali. Pada tahun 2013 hingga tahun 2018 terjadi peningkatan desired storage RON 88, RON 92, dan RON 95 yang pesat. Hal ini tentunya dikarenakan skenario awal permodelan ini yang menginginkan pada tahun 2018 Indonesia sudah harus memiliki cadangan strategis yang dapat memenuhi 30 hari konsumsi BBM. Sehingga pada tahun 2013 Indonesia harus mulai menstok BBM untuk cadangan strategis dengan jumlah peningkatan coverage 5 hari konsumsi BBM setiap tahunnya. Kemudian peningkatan cadangan strategis dari tahun 2019 hingga tahun 2025 akan menyesuaikan dengan peningkatan demand setiap tahunnya dengan cakupan yang dapat memenuhi 30 hari konsumsi.
mengkonsumsi BBM atau bahkan beralih menggunakan RON 88. Sedangkan kalangan tingkat ekonomi atas yang biasa menggunakan RON 92 akan cenderung mempertahankan tingkat konsumsi BBM mereka karena pengaruh gaya hidup sehari-hari. Meski demikian, dampak peningkatan harga jual RON 88 di tahun 2015 dan 2018 hampir tidak mempengaruhi demand RON 95. Hal ini menunjukkan bahwa memang pengguna RON 95 didominasi oleh kalangan tingkat ekonomi atas. Dimana kalangan tersebut tidak terpengaruh oleh peningkatan harga jual BBM bersubsidi dan cenderung mempertahankan tingkat konsumsi BBM mereka karena pengaruh gaya hidup sehari-hari. Meski pada tahun 2005, 2008, 2015, dan 2018 secara umum terjadi penurunan demand RON 88, 92, dan 95 yang signifikan, masyarakat secara umum hanya melakukan penghematan konsumsi dalam jangka waktu pendek dan kemudian pada tahun berikutnya tingkat konsumsi BBM masyarakat akan kembali normal. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki adaptabilitas yang tinggi terhadap perubahan harga BBM bersubsidi. Adaptabilitas yang tinggi ini dipicu oleh karena volume ekonomi Indonesia yang cukup besar sehingga terdapat fleksibilitas daya beli masyarakat yang tinggi sehingga dapat segera menyesuaikan terhadap perubahan harga yang signifikan. Fleksibilitas ini terlihat pula pada tahun 2021, dimana pada tahun tersebut, harga jual RON 88 sudah mencapai Rp. 8000/liter atau dengan kata lain subsidi BBM sudah dihapuskan. Peningkatan harga jual yang hanya sebesar Rp. 500/liter hampir tidak berdampak KiloLiter
4,000,000
3,000,000
RON 88 Desired Storage RON 88 Storage 2,000,000
1,000,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 6. RON 88 Storage & Desired Storage
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter
4,000,000
3,000,000
RON 88 Desired Storage RON 88 Storage 2,000,000
1,000,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 7. RON 92 Storage & Desired Storage KiloLiter 40,000
30,000
20,000 RON 95 Desired Storage RON 95 Storage
10,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 8. RON 95 Storage & Desired Storage
Peningkatan desired storage setiap awal tahunnya berbentuk seperti anak tangga sama seperti demand RON 88, RON 92, dan RON 95. Hal ini memang dikarenakan desired storage dipengaruhi langsung oleh besar demand. Peningkatan demand berbentuk seperti anak tangga dikarenakan nilai demand merupakan nilai yang berdasar pada peramalan yang dilakukan oleh badan usaha seperti PT. Pertamina. Badan usaha meramalkan besarnya konsumsi yang kemungkinan akan terjadi pada tahun tertentu berdasarkan data yang diperoleh, dan menetapkan nilai kebutuhan konsumsi di
awal tahun. Dengan menetapkannya di awal tahun, badan usaha dapat segera mempersiapkan suplai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM tersebut, dimana suplai ini bisa dalam bentuk impor BBM jadi maupun impor minyak mentah untuk produksi BBM di dalam negeri. Pada grafik di Gambar 6, 7, dan 8, dari tahun 2003 hingga 2012, besar cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 masih nol atau belum ada cadangan strategis sama sekali. Namun mulai tahun 2013 hingga tahun 2018, peningkatan rata-rata
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 pertahunnya meningkat pesat berturut-turut menjadi sebesar 500 ribu kilo liter, 18,2 ribu kilo liter, dan 4,3 ribu kilo liter per tahun. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 hingga tahun 2018 coverage cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 ditingkatkan dari yang awalnya nol menjadi 30 hari konsumsi BBM dengan peningkatan pertahunnya sebesar 5 hari konsumsi. Peningkatan coverage per tahun ini tentunya menyebabkan perlunya pasokan suplai RON 88, RON 92, dan RON 95 ke tempat penampungan cadangan RON 88, RON 92, dan RON 95 secara besar-besaran agar dapat tercapai coverage 30 hari konsumsi RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2018. Selanjutnya, dari tahun 2018 hingga tahun 2025 peningkatan ratarata cadangan RON 88, RON 92, dan RON 95 pertahunnya menurun berturut-turut menjadi sebesar 206,8 ribu kilo liter, 11 ribu kilo liter, dan 1,65 ribu kilo liter. Berdasarkan hasil simulasi, pada tahun 2025, Indonesia harus memiliki cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 berturut-turut sebesar 4,6 juta kilo liter, 197 ribu kilo liter, dan 39 ribu kilo liter.
Tabel 1. Validasi Model Proyeksi Cadangan RON 88 RON 88 Tahun
Proyeksi
% error
2003
Real 13.746.726
14.069.149
2,345
2004
15.337.655
15.015.232
2,102
2005
16.621.765
15.452.037
7,037
2006
15.941.837
16.600.334
4,131
2007
16.962.198
17.997.700
6,105
2009
20.802.405
20.542.172
1,251
2010
22.391.362
22.127.324
1,179
Rata-Rata
3,450
Tabel 2. Validasi Model Proyeksi Cadangan RON 92 RON 92 Tahun
Real
Proyeksi
% error
2003
371.238
403.579
8,712
3.2 Validasi Model Proyeksi Cadangan Strategis RON 88, RON 92, dan RON 95.
2004
487.562
455.221
6,633
2005
248.875
332.727
33,693
Validasi merupakan cara menguji apakah permodelan yang dibuat sudah akurat dan dapat merepresentasikan sistem yang sebenarnya atau tidak. Permodelan yang valid akan dapat merepresentasikan keadaan sistem baik di masa lalu, saat ini, maupun keadaan sistem di masa depan dengan akurat. Sebaliknya, permodelan yang tidak valid akan cenderung melenceng dari keadaan sistem yang sebenarnya. Validasi pada permodelan ini dilakukan dengan membandingkan tingkah laku model dengan sistem nyata melalui uji MAPE. Uji MAPE akan menunjukkan kevalidan permodelan dengan membandingkan kesesuaian data hasil proyeksi model dengan data riil atau aktual. Model yang valid akan memiliki nilai error atau kesalahan relatif yang rendah. Sebaliknya model yang tidak valid akan memiliki nilai error atau kesalahan relatif yang tinggi. Untuk validasi model proyeksi cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95, data yang akan diuji untuk memastikan kevalidan model adalah data demand hasil proyeksi dari masing-masing model cadangan BBM jenis bensin tersebut. Data demand digunakan untuk uji kevalidan permodelan karena demand merupakan variabel sentral atau utama di dalam permodelan yang dibuat. Data demand aktual tahun 2008 tidak dipergunakan untuk uji validasi model karena nilainya melenceng (offset) akibat terpengaruh adanya faktor inflasi. Perhitungan uji validasi permodelan proyeksi cadangan RON 88, RON 92, dan RON 95 menggunakan uji MAPE dapat dilihat pada tabel 1, 2, dan 3.
2006
505.730
395.408
21,814
2007
472.284
471.685
0,127
2009
596.768
610.577
2,314
2010
683.843
697.104
1,939
Rata-Rata
10,747
Tabel 3. Validasi Model Proyeksi Cadangan RON 95 RON 95 Tahun
Real
Proyeksi
% error
2003
107.441
110.895
3,215
2004
121.866
118.412
2,834
2005
99.326
114.367
15,143
2006
128.289
123.490
3,741
2007
158.070
134.592
14,853
2009
142.312
154.808
8,781
2010
166.662
167.402
0,444
Rata-Rata
7,001
Dapat dilihat dari Tabel 1, persentase error dari model proyeksi cadangan RON 88 adalah sebesar 3,45%. Hal ini menunjukkan bahwa model proyeksi ini valid dan dapat menggambarkan keadaan sistem yang sebenarnya dengan baik. Begitu pula dengan persentase error dari model proyeksi cadangan strategis RON 92 dan RON 95 berturut-turut adalah sebesar 10,75% dan
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
3.3 Hasil Proyeksi Cadangan Strategis RON 88, RON 92, RON 95 dengan Skenario Penurunan PDB Akibat Inflasi
7% yang menunjukkan bahwa model proyeksi cadangan strategis RON 92 dan RON 95 yang dibuat ini masih bisa menggambarkan keadaaan sistem yang sebenarnya dengan cukup baik. Hal ini tentunya juga menunjukkan bahwa memang terdapat korelasi yang besar antara kebutuhan konsumsi RON 88, RON 92, dan RON 95 dengan tingkat ekonomi atau daya beli masyarakat di Indonesia yang diwakili oleh PDB dan harga BBM bersubsidi. Meski demikian, hasil uji MAPE untuk model proyeksi cadangan strategis RON 92 dan RON 95 masih menunjukkan error yang cukup besar pada tahun 2005. Dimana error uji MAPE untuk model proyeksi cadangan strategis RON 92 dan RON 95 pada tahun 2005 masing-masing mencapai 33,7 % dan 15,1%. Hal ini tentunya menunjukkan masih ada faktor lain yang mempengaruhi naik turunnya demand RON 92 dan RON 95 salah satunya adalah faktor pola pengambilan keputusan oleh masyarakat. Faktor pola pengambilan keputusan ini adalah faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat cenderung lebih memilih RON 88 ketimbang RON 92, dan RON 95, maupun sebaliknya. Saat ini, peneliti masih belum dapat memasukkan faktor pola pengambilan keputusan oleh masyarakat ini ke dalam model proyeksi cadangan BBM. Oleh karena itu, diperlukan adanya studi/ penelitian lebih lanjut mengenai pola pengambilan keputusan oleh masyarakat mengenai penggunaan RON 88, RON 92, dan RON 95.
Skenario penurunan PDB ini berbasis pada data historis inflasi yang terjadi di Indonesia. Inflasi yang terjadi di Indonesia terjadi secara periodik dalam jangka waktu 10 tahun sekali. Dimana inflasi di Indonesia pernah terjadi pada tahun 1998 dan inflasi ini kembali terjadi 10 tahun berikutnya yaitu pada tahun 2008. Pada skenario ini disimulasikan apabila inflasi terjadi kembali pada tahun 2018 yang menyebabkan tingkat ekonomi masyarakat yang diwakili nilai PDB menurun sebesar 2%. Hasil proyeksi kebutuhan konsumsi dan cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 dapat dilihat pada Gambar 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. Berdasarkan hasil simulasi seperti terlihat pada grafik di Gambar 9, pada tahun 2018, demand RON 88 mengalami penurunan yang sangat tajam. Penurunan yang tajam terjadi pula pada demand RON 92 dan RON 95 seperti terlihat pada grafik di Gambar 10 dan 11. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa terjadinya inflasi menyebabkan masyarakat cenderung untuk berhemat dalam mengkonsumsi BBM. Penghematan ini dilakukan akibat adanya peningkatan harga jual berbagai jenis barang, termasuk di dalamnya harga jual BBM, akibat tingkat inflasi yang tinggi. Penghematan yang dilakukan oleh masyarakat tentunya menyebabkan demand BBM pada tahun 2018 mengalami penurunan yang drastis.
KiloLiter/yr 50,000,000
40,000,000
RON 88 Demand (KiloLiter/yr) 30,000,000
20,000,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 23
24
25
Time
Gambar 9. RON 88 Demand Dengan Skenario Penurunan PDB
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter/yr
2,000,000
1,500,000
RON 92 Demand (KiloLiter/yr) 1,000,000
500,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 10. RON 92 Demand Dengan Skenario Penurunan PDB KiloLiter/yr
400,000
300,000
RON 95 Demand (KiloLiter/yr)
200,000
100,000 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 11. RON 95 Demand Dengan Skenario Penurunan PDB
Meski demikian, pada tahun 2019, hasil simulasi menunjukkan bahwa demand RON 88, RON 92, dan RON 95 kembali kepada tingkatan yang normal. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa memang volume ekonomi yang dimiliki Indonesia cukup besar sehingga masyarakat memiliki fleksibilitas daya beli yang tinggi. Fleksibilitas daya beli yang tinggi ini menyebabkan ketika harga jual berbagai jenis barang kembali normal di tahun 2019, termasuk di dalamnya harga jual BBM, maka masyarakat cenderung akan kembali ke tingkat konsumsinya yang semula. Sehingga demand RON 88,
RON 92, dan RON 95 kembali meningkat mencapai tingkatan yang normal. Berdasarkan hasil simulasi, dapat dilihat pada grafik di Gambar 10, 11, dan 12, nilai cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2003 hingga tahun 2012 bernilai nol dikarenakan belum ada cadangan strategis yang dimiliki Indonesia. Namun, pada tahun 2013 hingga tahun 2018 terjadi peningkatan cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 yang pesat. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 Indonesia mulai menstok BBM untuk cadangan strategis dengan
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
berdampak pada peningkatan besar cadangan strategis di tahun yang sama. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa memang besar cadangan strategis baik jenis RON 88, RON 92, ataupun RON 95 dipengaruhi langsung oleh besarnya demand konsumsi RON 88, RON 92, dan RON 95 setiap tahunnya.
peningkatan jumlah coverage 5 hari konsumsi setiap tahunnya hingga mencapai coverage 30 hari konsumsi pada tahun 2018. Namun dapat dilihat pada grafik bahwa peningkatan cadangan strategis pada tahun 2018 tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa penurunan konsumsi BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2018 KiloLiter
4,000,000
3,000,000
RON 88 Desired Storage
2,000,000
RON 88 Storage
1,000,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 12. RON 88 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Penurunan PDB KiloLiter
4,000,000
3,000,000
RON 88 Desired Storage
2,000,000
RON 88 Storage
1,000,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 13. RON92 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Penurunan PDB
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter
30,000
20,000 RON 95 Desired Storage RON 95 Storage
10,000
0 03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 14. RON95 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Penurunan PDB
3.4 Hasil Proyeksi Cadangan Strategis RON 88, RON 92, RON 95 dengan Skenario Konversi ke Arah Energi Alternatif Skenario konversi demand BBM ke arah energi alternatif berbasis kepada blueprint pengelolaan energi nasional 2006-2025 sesuai Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006. Dimana menurut blueprint ini, konsumsi BBM di Indonesia saat ini mencapai 63% konsumsi energi total, sedangkan diharapkan pada tahun 2025 konsumsi BBM di Indonesia akan menurun hingga hanya sebesar 20% konsumsi energi total. Untuk mencapai kondisi yang diharapkan tersebut, maka pada simulasi proyeksi kebutuhan konsumsi dan cadangan strategis BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 akan dilakukan konversi demand ke arah energi alternatif dimulai pada tahun 2013 dengan peningkatan konversi setiap tahunnya sebesar 5%. Sehingga pada tahun 2025 akan dicapai besar konversi demand ke arah energi alternatif mencapai nilai 68%. Energi alternatif ini dapat berupa Bahan Bakar Gas (BBG), biofuel, batubara, panas bumi, dan energi terbarukan lainnya. Hasil proyeksi kebutuhan konsumsi dan cadangan strategis BBM bensin jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 dapat dilihat pada gambar 15, 16, 17, 18, 19, 20. Berdasarkan hasil simulasi seperti terlihat pada grafik di Gambar 4.14, demand RON 88 mencapai nilai
maksimum di tahun 2016 yaitu sebesar 26 juta kilo liter sebelum kemudian nilai demand tersebut akan menurun setiap tahunnya hingga hanya sebesar 18 juta kilo liter pada tahun 2025. Fenomena yang sama terjadi pula pada demand RON 92 dan RON 95. Dimana demand RON 92 mencapai nilai maksimum di tahun 2016 yaitu sebesar 972 ribu kilo liter, sedangkan demand RON 95 mencapai nilai maksimum pada tahun 2015 yaitu sebesar 220 ribu kilo liter sebelum kemudian nilai demand RON 92 dan RON 95 akan mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2025 demand RON 92 dan RON 95 berturut-turut adalah sebesar 758 ribu kilo liter dan 150 ribu kilo liter. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa konversi ke arah energi alternatif merupakan cara yang efektif untuk mengurangi ketergantungan masyarakat akan kebutuhan BBM. Dengan berkurangnya kebutuhan konsumsi masyarakat akan RON 88, RON 92, dan RON 95, tentunya ini menguntungkan pemerintah Indonesia. Selain besar BBM yang perlu dicadangkan untuk cadangan strategis berkurang, tentunya ketergantungan Indonesia akan impor BBM juga berkurang sehingga mengurangi resiko terjadinya kelangkaan BBM apabila di masa depan pasokan impor BBM tersendat akibat adanya krisis energi.
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter/yr
25,000,000
20,000,000 RON 88 Demand (KiloLiter/yr)
15,000,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 15. RON 88 Demand Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif KiloLiter/yr
800,000
600,000
RON 92 Demand (KiloLiter/yr)
400,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 16. RON92 Demand Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter/yr
200,000
RON 95 Demand (KiloLiter/yr)
150,000
100,000
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 17. RON95 Demand Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif
Berdasarkan hasil simulasi, dapat dilihat pada grafik di Gambar 18, 19, dan 20, nilai cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2003 hingga tahun 2012 bernilai nol dikarenakan belum ada cadangan strategis yang dimiliki Indonesia. Namun, pada tahun 2013 hingga tahun 2018 terjadi peningkatan cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 yang pesat. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 Indonesia mulai menstok BBM untuk cadangan strategis dengan peningkatan jumlah coverage 5 hari konsumsi setiap tahunnya hingga mencapai coverage 30 hari konsumsi pada tahun 2018. Nilai cadangan strategis RON 88, dan RON 95 akan mencapai nilai maksimum pada tahun
2018, sedangkan cadangan strategis RON 92 akan mencapai nilai maksimum pada tahun 2020 sebelum akhirnya nilai cadangan strategis mulai menurun setiap tahunnya. Penurunan besar cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 tentunya menunjukkan bahwa sebagian besar demand RON 88, RON 92, dan RON 95 sudah terkonversi ke arah energi alternatif, sehingga besar nilai BBM yang perlu dicadangkan pun ikut menurun. Hal ini tentunya mempermudah badan usaha seperti PT. Pertamina karena jumlah BBM yang perlu dicadangkan jauh lebih kecil daripada skenario awal tanpa adanya konversi energi alternatif.
KiloLiter
2,000,000
1,500,000
RON 88 Desired Storage
1,000,000
RON 88 Storage
500,000
0
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 18. RON88 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
KiloLiter 80,000
60,000
40,000 RON 92 Desired Storage RON 92 Storage
20,000
0
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 19. RON92 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif KiloLiter 20,000
15,000
10,000 RON 95 Desired Storage RON 95 Storage
5,000
0
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Time
Gambar 20. RON95 Storage & Desired Storage Dengan Skenario Konversi Energi Alternatif
3.5 Rekomendasi Kebijakan Berdasarkan Simulasi Skenario Berdasarkan hasil simulasi skenario, kebijakan pengurangan subsidi BBM belum cukup untuk mengurangi kebutuhan konsumsi BBM oleh masyarakat, terutama jenis RON 88. Oleh karena itu perlu diambil kebijakan-kebijakan lain yang dapat mengurangi konsumsi BBM sehingga jumlah BBM
yang perlu dicadangkan tidak terlalu besar. Kebijakankebijakan yang dapat dilakukan antara lain adalah: a. Masyarakat pemilik mobil pribadi dilarang untuk membeli BBM RON 88. Kebijakan ini mengasumsikan bahwa masyarakat yang memiliki mobil pribadi memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas dan mampu untuk membeli BBM non subsidi. b. BBM RON 88 tidak diperjual belikan lagi di kotakota besar di Indonesia. Kebijakan ini mengasumsikan bahwa masyarakat yang tinggal di
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013
c.
kota-kota besar di Indonesia berada di tingkat ekonomi menengah ke atas dan mampu untuk membeli BBM non subsidi. Beralih dari BBM ke energi Alternatif. Merupakan kebijakan yang paling baik untuk mengurangi ketergantungan masyarakat akan BBM. Energi alternatif ini dapat berupa Bahan Bakar Gas (BBG), biofuel, batubara, panas bumi, dan energi terbarukan lainnya. Batubara dan panas bumi dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan BBM di sektor Industri, sedangkan BBG dan biofuel dapat digunakan untuk mensubstitusi kebutuhan BBM di sektor transportasi. BBG merupakan jenis energi alternatif yang paling mungkin diterapkan untuk mensubstitusi kebutuhan BBM terutama di sektor transportasi. Selain karena melimpahnya stok gas alam di Indonesia, BBG juga memiliki harga jual yang terjangkau Dimana harga jual BBG saat ini adalah sebesar Rp. 3100/liter dan lebih murah bila dibandingkan dengan harga jual BBM RON 88 yang disubsidi pemerintah. Meski demikian, perlu adanya gerakan untuk membangkitkan kembali penggunaan BBM di Indonesia. Gerakan ini berupa meningkatkan eksplorasi sumur-sumur potensial gas alam dan menemukan sumur-sumur alternatif, pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di sejumlah kota di Indonesia, sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai konversi BBM ke BBG, subsidi kepada masyarakat dalam hal pembelian dan pemasangan converter kit di kendaraan mereka, hingga mencanangkan gerakan konsumsi BBG nasional sebesar lebih dari 50% total konsumsi energi Indonesia.
4.
5.
6.
juta kilo liter, 2,4 juta kilo liter, dan 467 ribu kilo liter. Cadangan strategis RON 88, RON 92, dan RON 95 yang perlu dipersiapkan oleh Indonesia pada tahun 2025 berturut-turut mencapai 4,6 juta kilo liter, 197 ribu kilo liter, dan 39 ribu kilo liter. Konversi ke arah energi alternatif merupakan cara yang efektif untuk mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia akan BBM. Perlu diambil kebijakan untuk mengurangi kebutuhan konsumsi BBM bensin, terutama jenis RON 88.
Daftar Acuan [1] Pratama, A. F. (2012). Kelangkaan BBM di Kalimantan karena Pertumbuhan Ekonomi. http://www.tribunnews.com/2012/05/30/kelangkaa n-bbm-di-kalimantan-karena-pertumbuhanekonomi [Diakses 4 Juni 2012] [2] ESDM. (2012). Statistik Minyak Bumi. http://www.esdm.go.id/publikasi/statistik/cat_view /58-publikasi/240-statistik/341-statistik-minyakbumi.html [Diakses 30 Desember 2012] [3] Astria, R. (2012). Stok BBM: Cadangan Minyak 23 Hari, Pertamina Nilai Itu Masih Rendah. http://www.bisnis.com/articles/stok-bbmcadangan-minyak-233-hari-pertamina-nilai-itumasih-rendah [Diakses 30 Desember 2012] [4] Syahrial, et al. (2011). Handbook of Energy & EconomicStatistics of Indonesia. Jakarta: Ministry of Energy and Mineral Resources [5] Somantri, A. S., & Thahir, R. (2007). Analisis Sistem Dinamik Ketersediaan Beras di Merauke Dalam Rangka Menuju Lumbung Padi Bagi Kawasan Timur Indonesia.
4. Kesimpulan 1.
2.
3.
Nilai cadangan strategis BBM bensin Jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2003 hingga tahun 2012 bernilai nol karena sampai saat ini Indonesia belum memiliki cadangan strategis BBM nasional. Selanjutnya mulai tahun 2013 hingga tahun 2025, nilai cadangan strategis BBM bensin Jenis RON 88, RON 92, dan RON 95 akan mengikuti besar kebutuhan konsumsi setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan nilai cadangan strategis BBM dipengaruhi langsung oleh kebutuhan konsumsi BBM yang meningkat setiap tahunnya. Fleksibilitas daya beli masyarakat yang tinggi menyebabkan masyarakat mudah beradaptasi pada perubahan harga jual BBM yang signifikan. Masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap BBM. Hal ini terlihat dengan besarnya demand RON 88, RON 92, dan RON 95 pada tahun 2025 yang berturut-turut mencapai 56,2
Model dinamik ..., Ario Wicaksono Santosa, FT UI, 2013