Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253 pp. 70- 78
9 Pages
MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH) Juanda Saputra1, Renni Anggraini 2, M. Isya 3 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected]
Abstract: The increasing number of population growth will affect housing, city facilities, and transportation. Increasing number of residents who live in an area will cause new problems. In this case a review of the movement that occurred in Banda Aceh in the three subdistrict which total population of the most that the subdistrict Baiturrahman, Kuta Alam and Syiah Kuala. Activity students in general are in three subdistricts such as course, lectures, social activity, shopping, recreation, etc. that can affect the level of service the main road in Banda Aceh. Primary surveys conducted through questionnaires in 300 families residing in the three that subdistricts. The results of the questionnaire are tabulated into a dependent variable and independent variables, and then analyzed by using SPSS-19. Regression equations used to model the movement of school and university student needs activity based of the three subdistricts. The results obtained from this study three groups of models of movement activity in three subdistricts, namely : mandatory activity in the Baiturrahman subdistrict (Y11) = 0.203 + 0.234 X1 + 0.933 X2 + 0.902 X3 + 0.905 X4 + 0.902 X5; Kuta Alam subdistrict (Y12) = 0.878 + 0.921 X3 + 0.636 X4 + 0.723 X5; and Syiah Kuala subdistrict (Y13) = 1.160 + 0.221 X1 + 0.847 X2 + 0.420 X3 + 0.705 X4 + 0.506 X5, maintenance activities in the Baiturrahman subdistrict (Y21) = 1.301 + 0.568 X1 + 1.068 X3 – 0.247 X9; and Syiah Kuala subdistrict (Y23) = 0.972 - 0.430 X1 + 0.275 X10, discretionary activity in the Baiturrahman subdistrict (Y31) = 0.965 + 2.035 X2 - 2.448 X3 + 0.224 X5; Kuta Alam subdistrict (Y32) = 1.605 + 1.355 X2 - 0.842 X3; and Syiah Kuala subdistrict (Y33) = 0.600 + 0.362 X2 + 0.728 X5 + 0.338 X7. Keywords : rip demand modelling, mandatory activities, maintenance activities, discretionary activities Abstrak: Meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan perumahan, sarana kota, dan transportasi. Semakin banyaknya jumlah penduduk yang bertempat tinggal di suatu wilayah akan menimbulkan masalah baru. Dalam hal ini dilakukan kajian pergerakan yang terjadi di Kota Banda Aceh di 3 (tiga) Kecamatan yang jumlah penduduk paling banyak yaitu Kecamatan Baiturrahman, Kuta Alam, dan Syiah Kuala. Aktivitas pelajar pada umumnya berada di 3 (tiga) Kecamatan ini seperti les, kuliah, kegiatan sosial, berbelanja, rekreasi dan sebagainya yang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan utama di kota Banda Aceh. Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 300 keluarga yang bertempat tinggal di 3 (tiga) Kecamatan tersebut. Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi variabel terikat dan variabel bebas, kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS-19. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan kebutuhan pergerakan pelajar dan mahasiswa berdasarkan aktivitas pada 3 (tiga) Kecamatan tersebut. Hasil dari penelitian ini diperoleh 3 (tiga) kelompok model aktivitas pergerakan di 3 (tiga) Kecamatan yaitu : aktivitas mandatory di Kecamatan Baiturrahman (Y11) = 0,203 + 0,234 X1 + 0,933 X2 + 0,902 X3 + 0,905 X4 + 0,902 X5 ; Kuta Alam (Y12) = 0,878 + 0,921 X3 + 0,636 X4 + 0,723 X5 ; dan Syiah Kuala (Y13) = 1,160 + 0,221 X1 + 0,847 X2 + 0,420 X3 + 0,705 X4 + 0,506 X5, aktivitas maintenance di kecamatan Baiturrahman (Y21) = 1,301 + 0,568 X1 + 1,068 X3 - 0,247 X9 ; dan Syiah Kuala (Y23) = 0,972 - 0,430 X1 + 0,275 X10, aktivitas discretionary di kecamatan Baiturrahman (Y31) = 0,965 + 2,035 X2 - 2,448 X3 + 0,224 X5 ; Kuta Alam (Y32) = 1,605 + 1,355 X2 - 0,842 X3 ; dan Syiah Kuala (Y33) = 0,600 + 0,362 X2 + 0,728 X5 + 0,338 X7. Kata Kunci : model kebutuhan pergerakan, aktivitas mandatory, aktivitas maintenance, aktivitas discretionary
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 70
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona
PENDAHULUAN Pertumbuhan dan perkembangan kota
atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan
atau wilayah berimplikasi pada meningkatnya
yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona
kebutuhan
(Tamin, 1997). Jadi terdapat dua pembangkit
penduduk.
Berkaitan
dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk, yang
pergerakan, yaitu :
bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang
1.
tidak disertai dengan penambahan fasilitas yang memadai akan menimbulkan masalah baru. Banyaknya jumlah pergerakan dan bangkitan di suatu
daerah
dapat
menambah
Trip production adalah jumlah perjalanan yang dihasilkan suatu zona
2.
Trip attraction adalah jumlah perjalanan yang ditarik oleh suatu zona.
jumlah
pergerakan dari aktivitas sehari-hari, baik
Pendekatan Pergerakan Berbasis Aktivitas
kegiatan yang berkaitan dengan bekerja, sosial,
(Activity-Based Approach)
pendidikan, rekreasi dan sebagainya yang dapat
Dalam pemodelan dalam rumah tangga,
mengganggu arus lalu lintas menerus yang
Vovsha, et al. (2004) menerapkan dua model
kemudian akan menurunkan tingkat pelayanan
diskrit. Model pertama yaitu berhubungan
jalan terutama di kota Banda Aceh.
dengan
Dalam
hal
ini
dilakukan
kajian
seluruh
mengembalikan
rumah
total
tangga
frekuensi
dan
perjalanan
pergerakan yang terjadi di kota Banda Aceh di
aktivitas maintenance harian individu. Model
tiga kecamatan yang jumlah penduduk paling
kedua berhubungan dengan tingkat perjalanan,
banyak yaitu Kecamatan Baiturrahman, Kuta
dan mengembalikan alokasi setiap perjalanan
Alam, dan Syiah Kuala dengan menggunakan
yang dihasilkan untuk anggota rumah tangga
data
tertentu. Model ini memungkinkan diperluas ke
rinci
mengenai
tingkat
kebutuhan
pergerakan aktivitas pelajar sehari-hari. Aktivitas pelajar yang berada di tiga kecamatan ini pada umumnya mempunyai
tingkat
pengambilan
mekanisme
rumah
keputusan
tangga
dan
dalam prakiraan
peningkatan permintaan perjalanan.
aktivitas di sekitaran kota Banda Aceh seperti les, kuliah, kegiatan sosial, berbelanja, rekreasi
Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan
dan sebagainya yang dapat mempengaruhi
Menurut Morlok (1995), menyatakan
tingkat pelayanan jalan utama di kota Banda
bahwa semakin mirip suatu model dengan
Aceh.
keadaan aslinya maka model itu semakin baik namun pembuatannya jadi semakin sulit. Hal
KAJIAN KEPUSTAKAAN
ini disebabkan karena membutuhkan waktu
Bangkitan Pergerakan
penelitian yang lebih lama serta data yang lebih
Bangkitan Pergerakan (trip generation)
banyak sehingga membutuhkan biaya yang
adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan
lebih besar pula. Aktivitas meringkas dan
71 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menyederhanakan
kondisi
realistis
(nyata)
Dimana :
tersebut kita kenal sebagai aktivitas pemodelan,
Y = peubah bebas;
Miro (2005).
X = peubah tidak bebas; A = intersep atau konstanta regresi; B = koefesien regresi.
Model Analisis Regresi Linier Menurut Miro (2002), metode analisis ini merupakan salah satu dari model-model yang
Konsep Metode Analisis Regresi Linier
tergabung di dalam model statistik–matematika.
Berganda
Metode ini merupakan alat analisis statistik
Analisis regresi linear berganda (multiple
yang menganalisis faktor–faktor penentu yang
linear regression analysis) yaitu suatu cara
menimbulkan suatu kejadian atau kondisi
yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa
tertentu yang diamati, sekaligus menguji sejauh
proses iterasi. Yang pada akhirnya diperoleh
mana kekuatan faktor–faktor penentu yang
persamaan model regresi linier berganda seperti
dimaksud berhubungan dengan kondisi yang
di bawah ini :
ditimbulkan/diciptakan.
Peramalan
jumlah
perjalanan di kawasan perkotaan pada tahap bangkitan
perjalanan,
akan
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn … (2)
menggunakan
metode ini untuk seluruh perjalanan berbasis
Dimana :
zona dan berbasis rumah serta perjalanan antar
Y
= variabel terikat (jumlah
kota.
produksi perjalanan); a
= konstanta (angka yang akan dicari);
Analisis Regresi Linier Sederhana (Simple
b1, b2, …,bn = koefesien regresi (angka yang
Linier Regression Analysis) Menurut Tamin (2008), Analisis regresi linier adalah metode statistik yang dapat
akan dicari); X1, X2,…,Xn = variabel bebas (faktor faktor
digunakan untuk mempelajari hubungan antar
berpengaharui).
sifat permasalahan yang sedang diselidiki. Model analisis regresi linier dapat memodelkan
Populasi dan Sampel
hubungan antara dua peubah atau lebih. Pada
Pengambilan sampel dilakukan untuk
model ini terdapat peubah tidak bebas (Y) yang
mendapatkan sampel dengan jumlah relatif
mempunyai hubungan fungsional dengan satu
kecil dibandingkan dengan jumlah populasi
atau lebih peubah bebas (X). secara umum
tetapi
dapat dinyatakan dalam persamaan dibawah
tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan
ini :
cara yang tepat dalam menarik sampel yang Y = A + BX
……… (1)
mampu
mewakili
seluruh populasi
dimaksud agar benar-benar mampu mewaikili Volume 3, No.3, Agustus 2014
- 72
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kondisi seluruh populasi. Menurut
Sugiono
sekunder. Data primer adalah data yang (2010:91)
sampel
diperoleh lansung dari responden atau obyek
adalah kelompok kecil yang kita amati dan
yang diteliti, atau ada hubungannya dengan
merupakan bagian dari populasi sehingga
yang diteliti.
karateristik populasi juga oleh sampel. Untuk menentukan
jumlah
sampel
yang
Sedangkan data sekunder adalah data
dipilih
yang lebih dulu dikumpulkan dan dilaporkan
digunakan rumus slovin dalam Consuelo G.
oleh orang atau instansi diluar diri peneliti
Sevilla, et al, (1993:161), yaitu sebagai berikut:
sendiri,
walaupun
yang
dikumpulkan
itu
sesungguhnya data yang asli. Data sekunder
n
N N.e 2 1
......... (3)
diperoleh dari instansi-instansi terkait dan perpustakaan. Di samping itu melalui survey
Dimana :
pendahuluan juga dapat diperoleh data-data
N
= Jumlah Populasi;
sekunder
n
= Jumlah Sampel;
memperoleh informasi daerah penelitian dan
e
= Nilai kritis yang diinginkan (persen
populasinya.
yang
akan
digunakan
untuk
kelonggaran ketidak telitian karena Metode Pengambilan Sampel
kesalahan pengambilan sampel).
Pengambilan sampel adalah mendapatkan METODE PENELITIAN
sampel
dengan
jumlah
relatif
kecil
Metode Pengambilan Data
dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi studi
mampu mempresentasikan seluruh populasi
transportasi pada dasarnya bukan merupakan
tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan
prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan
cara yang tepat dalam menarik sampel yang
sekumpulan
dimaksud
Pengambilan
data
bagi
langkah-langkah
suatu
yang
saling
terkait satu sama lain dengan hasil final untuk
agar
benar-benar
mampu
mempresentasikan kondisi seluruh populasi.
memperoleh data yang diinginkan (LPM-ITB, Tabel 1 :
1997).
Jumlah Sampel KK di 3 kecamatan di Kota Banda Aceh
Pengambilan data pada suatu penelitian No.
dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu : 1.
Metode Survei
2.
Metode Sampel
Jenis dan Sumber Data Jenis
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer dan data 73 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Kecamatan
Jumlah KK
Jumlah Sampel KK
1
Baiturrahman
10.743
98,61
2
Kuta Alam
14.978
97,61
3
Syiah Kuala
10.652
98,58
TOTAL 36.373 (Sumber : Data Primer)
294,81
(tiga)
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dalam
penelitian
ini,
kriteria
pengambilan sampel dengan pembagian strata berdasarkan
beberapa
kecamatan
Baiturrahman,
kecamatan
output
yang dikehendaki
para pengambil
keputusan.
yaitu
kecamatan
Kuta
Alam, dan kecamatan Syiah Kuala dengan
HASIL PEMBAHASAN Geografis
keseluruhan sampel minimal sebanyak 294,81
Kota Banda Aceh secara geografis pada
garis
–
terletak
yang terbagi untuk ketiga kecamatan tersebut.
05 36’16" Lintang Utara, dan 95 16’55" – 0
antara
05030’45"
sampel yang dibulatkan menjadi 300 sampel
0
95022’35" Bujur Timur. Jumlah populasi di Kota Banda Aceh adalah sekitar 228.562 jiwa
Analisa Data Uji
korelasi
dan
proses
kalibrasi
dengan keseluruhan total luas wilayah adalah
dilakukan
dengan
menggunakan
bantuan
61,36 km2 yang terdiri dari 9 Kecamatan, 3
software SPSS (Statistical Product and Service
(tiga) diantaranya di ambil sebagai tinjauan dari
Solution) yaitu suatu program statistik yang
penelitian ini. Peta administrasi Kota Banda
mampu memproses data statistik secara tepat
Aceh dan Lokasi Penelitian dapat dilihat pada
dan tepat serta menyajikannya dalam berbagai
gambar 1 dibawah ini :
Gambar 1:
Peta Lokasi Penelitian
penelitian merupakan bagian dari penggunaan
Lokasi Penelitian Kecamatan
yang
menjadi
obyek
lahan pada wilayah kota Banda Aceh. Ada 3 Volume 3, No.3, Agustus 2014
- 74
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (tiga)
kecamatan
obyek
Jumlah pelajar SD (X2) mempunyai hubungan
Baiturrahman,
yang signifikan dengan produksi perjalanan
kecamatan Kuta Alam, dan kecamatan Syiah
(Y11) dengan nilai R (koefesien korelasi) yaitu
Kuala.
sebesar
penelitian
yaitu
yang
dijadikan
kecamatan
0,474
atau
varibel
bebas
dapat
mempengaruhi variabel terikat dengan kuat Lokasi Aktivitas Berdasarkan Tujuan Lokasi Aktivitas pada penelitian ini di
hubungan sebesar 47,4% dan pada variabel jumlah
pelajar
SMA
(X4)
mempunyai
masing-masing kecamatan dibagi menjadi 3
hubungan yang signifikan dengan produksi
(tiga)
aktivitas
perjalanan (Y11) dengan nilai R (koefesien
bersekolah,
korelasi) yaitu sebesar 0,470 atau variabel
aktivitas maintenance meliputi les, mengaji,
bebas dapat mempengaruhi variabel terikat
dan
discretionary
dengan kuat hubungan sebesar 47%. Sama
meliputi kegiatan sosial, rekreasi, dan duduk di
halnya pada variabel jumlah pelajar SMP (X3)
warkop.
dan jumlah mahasiswa (X5) yang mempunyai
ketegori
mandatory
aktivitas
meliputi
olahraga,
dan
yaitu
aktivitas
aktivitas
hubungan yang signifikan dengan produksi Analisis
Model
Perhitungan
Kebutuhan
perjalanan (Y11) dengan nilai R (koefesien regresi) masing-masing yaitu sebesar 0,455, dan
Pergerakan Matriks hasil uji korelasi bivariat antara
0,247 atau variabel bebas dapat mempengaruhi
variabel untuk kategori aktivitas mandatory
variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar
yaitu
kecamatan
45,5% dan 24,7%. Sedangkan untuk variabel
Baiturrahman pada Tabel 2 di bawah dapat
jumlah anak di bawah 6 tahun (X1) dengan
dilihat bahwa variabel-variabel yang ditinjau di
nilai R (koefesien regresi) yaitu sebesar -0,251
atas memberikan hubungan yang signifikan
yang artinya makin sedikit jumlah anak di
atau
bawah 6 tahun makin besar produksi perjalanan
aktivitas
pengaruh
bersekolah
besar
di
terhadap
produksi
perjalanan (Y11), variabel-variabel yang di
(Y11) sebesar -25,1%.
tinjau ada yang memberikan korelasi yang besar
Tabel 3 dapat dilihat bahwa persamaan
dan terhadap produksi perjalanan. Faktor
(model) regresi linier berganda yang terbentuk
tersebut antara lain adalah jumlah pelajar SD
di kecamatan Baiturrahman yaitu : Y11 = 0,203
(X2), jumlah pelajar SMA (X4), jumlah pelajar
+ 0,234 X1 + 0,933 X2 + 0,902 X3 + 0,905 X4 +
SMP (X3), jumlah anak di bawah 6 tahun (X1),
0,902 X5 adalah merupakan model regresi yang
dan jumlah mahasiswa (X5).
sesuai menggambarkan pengaruh lima variabel
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bebas, yaitu jumlah pelajar SD (X2), jumlah
bahwa hanya lima variabel bebas yang memiliki
pelajar SMA (X4), jumlah pelajar SMP (X3),
korelasi yang tinggi dibandingkan dengan
jumlah anak di bawah 6 tahun (X1), dan jumlah
variabel-varibel lainnya.
mahasiswa
75 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
(X5)
yang
secara
bersamaan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mempengaruhi produksi perjalanan (Y11), hal
sebesar 0,933 perjalanan/orang/hari. Nilai pada
ini dapat dilihat dari nilai analisis Anova
variabel jumlah anak pelajar SMP (X3) yaitu
Regresi (F) yang signifikan sebesar 208,631.
sebesar 0,902 X3, dapat diartikan bahwa
Kuat hubungan yang ditunjukkan oleh
apabila terjadi peningkatan sebanyak 1 orang
variabel bebas terhadap variabel terikat dalam
akan mempengaruhi produksi perjalanan yaitu
model yang terbentuk dapat dilihat koefesien
sebesar 0,902 perjalanan/orang/hari. Nilai pada
determinan (R square), yaitu sebesar 0,879 atau
variabel jumlah pelajar SMA (X4) yaitu sebesar
87,9%.
0,905 X4, dapat diartikan bahwa apabila terjadi
Nilai pada variabel jumlah anak di bawah
peningkatan
sebanyak
1
akan
perjalanan
yang
6 tahun (X1) yaitu sebesar 0,234 X1, dapat
mempengaruhi
diartikan bahwa apabila terjadi peningkatan
dihasilkan
sebanyak 1 orang akan mempengaruhi produksi
perjalanan/orang/hari.
perjalanan
jumlah mahasiswa (X5) yaitu sebesar 0,902 X4,
yaitu
perjalanan/orang/hari.
sebesar Nilai
pada
0,234 variabel
dapat
peningkatan
dapat
mempengaruhi
peningkatan mempengaruhi
bahwa
sebanyak produksi
apabila 1
terjadi
yaitu
diartikan
jumlah pelajar SD (X2) yaitu sebesar 0,933 X2, diartikan
produksi
orang
sebesar Nilai
pada
bahwa
sebanyak produksi
orang
akan
dihasilkan
yaitu
perjalanan
yaitu
perjalanan/orang/hari.
0,905 variabel
apabila 1
terjadi
orang
akan
perjalanan
yang
sebesar
0,902
Tabel 3. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Jumlah Produksi Perjalanan Aktivitas Mandatory di Kecamatan Baiturrahman Varibel Terikat : Produksi Perjalan Dari Aktivitas Mandatory (Y11) di Kecamatan Baiturrahman Koefesien Model Regresi t sig. Regresi Konstanta
0,203
2,243
0,026
Jumlah Anak di bawah 6 Tahun (X1) Jumlah Pelajar SD (X2)
0,234
3,963
0,000
0,933
22,006
0,000
Jumlah Pelajar SMP (X3)
0,902
11,792
0,000
Jumlah Pelajar SMA (X4)
0,905
15,212
0,000
Jumlah Mahasiswa (X5)
0,902
19,752
0,000
Kesesuaian Model Regresi Yang Terbentuk (Anova Regresi)
F = 208,631 0,000
sig. =
Koefesien Determinan Koefesien Korelasi (R) = 0,937
(R Square)
= 0,879
Persamaan Regresi Terbentuk : Y11 = 0,203 + 0,234 X1 + 0,933 X2 + 0,902 X3 + 0,905 X4 + 0,902 X5
Volume 3, No.3, Agustus 2014
- 76
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KESIMPULAN DAN SARAN
koefesien korelasi (R) sebesar 88,5%
Kesimpulan
dan koefesien determinan (R2) sebesar
Berdasarkan dari hasil analisis data
78,4%. Sedangkan aktivitas mandatory
responden dari ketiga kecamatan, maka dapat
(Y13) di
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
memiliki nilai koefesien korelasi (R)
1.
sebesar
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari aktivitas
mandatory
di
kecamatan
Baiturrahman, Kuta Alam, dan Syiah
2.
3.
77,3%
Syiah
dan
Kuala
koefesien
2
determinan (R ) sebesar 59,8%. b. Aktivitas
maintenance
(Y21)
di
Kuala yaitu : jumlah anak di bawah 6
kecamatan Baiturrahman memiliki nilai
tahun (X1), jumlah pelajar SD (X2),
koefesien korelasi (R) sebesar 91,5%
jumlah pelajar SMP (X3), jumlah pelajar
dan koefesien determinan (R2) sebesar
SMA (X4), dan jumlah mahasiswa (X5).
83,7%. Aktivitas maintenance (Y22) di
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari
kecamatan Kuta Alam tidak memiliki
aktivitas
nilai
maintenanace
di
kecamatan
koefesien
korelasi
(R)
dan
2
Baiturrahman, Kuta Alam, dan Syiah
koefesien determinan (R ) karena hasil
Kuala yaitu : jumlah anak di bawah 6
kuesioner tidak mencukupi. Sedangkan
tahun (X1), jumlah pelajar SMP (X3),
aktivitas
waktu tempuh (X9), dan status kendaraan
kecamatan Syiah Kuala memiliki nilai
(X10).
koefesien korelasi (R) sebesar 86,3%
Faktor-faktor yang mempengaruhi dari
dan koefesien determinan (R2) sebesar
aktivitas
74,5%.
discretionary
di
kecamatan
Baiturrahman, Kuta Alam, dan Syiah
4.
kecamatan
c. Aktivitas
maintenance
discretionary
(Y23)
(Y31)
di
di
Kuala yaitu : jumlah pelajar SD (X2),
kecamatan Baiturrahman memiliki nilai
jumlah
koefesien korelasi (R) sebesar 89,5%
pelajar
SMP
(X3),
jumlah
mahasiswa (X5), dan jarak tempuh (X7).
dan koefesien determinan (R2) sebesar
Nilai koefesien korelasi (R) dan nilai
80,2%. Aktivitas discretionary (Y32) di
2
koefesien determinan (R ) dari masing-
kecamatan Kuta Alam memiliki nilai
masing kategori aktivitas adalah sebagai
koefesien korelasi (R) sebesar 90,2%
berikut :
dan koefesien determinan (R2) sebesar
a. Aktivitas
mandatory
(Y11)
di
Sedangkan
aktivitas
kecamatan Baiturrahman memiliki nilai
discretionary (Y33) di kecamatan Syiah
koefesien korelasi (R) sebesar 93,7%
Kuala memiliki nilai koefesien korelasi
dan koefesien determinan (R2) sebesar
(R) sebesar 85,0% dan koefesien
87,9%. Aktivitas mandatory (Y12) di
determinan (R2) sebesar 72,2%.
kecamatan Kuta Alam memiliki nilai 77 -
81,4%.
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saran Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Perlu adanya penelitian selanjutnya dengan menambahkan
faktor-faktor
lain
yang
berpengaruh sehingga menghasilkan model yang lebih baik lagi dan memiliki korelasi yang tinggi terhadap kebutuhan pergerakan sebagai variabel yang ditinjau dari ketiga kecamatan. 2.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi kalangan akademisi dalam hal kebutuhan pergerakan (trip generation)
untuk
melihat
dan
memprediksi tingkat kebutuhan pergerakan pada suatu kawasan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LPM ITB. 1997. Modul Pelatihan Manajemen Lalu Lintas Perkotaan,ITB, Bandung. Miro. F. 2002. Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Miro. F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Morlok, E. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Morlok, E. K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga Jakarta. Sugiono. (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung. Tamin. O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Tamin. O.Z. 2008. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Vovsha. P, Petersen. E, and Donnely. R. 2004. A Model for Allocation of Maintenance Activities to the Household Members, Papers Presented at the 83th Annual Meeting of the TRB, Washington D.C.
Volume 3, No.3, Agustus 2014
- 78