Mobile TV: Standar dan Implementasi Arief Hamdani Gunawan Abstrak Tulisan ini akan menguraikan tentang standar dan implementasi pada mobile TV di dunia dan di Indonesia. Pada bagian awal tulisan ini akan membahas latar belakang
munculnya mobile
W
dan diikuti dengan pembahasan standard broadcasting pada
Mobile TV. Pembahasan secara khusus mengenai DVB-H, DMB, ISDB-T dan MediaFlo
akan dibahas pada bagian selanjutnya. Sebagai penutup dari tulisan ini adalah implementasi layanan pada Mobile
W
Mobile TV: Standard and Implementation Abstract
This paper will describe the st;rndards and implementation of mobile TV in the world and Indonesia. At the beginning of this paper will begin with the background of mobile W emergence and then will be followed by a discussion of MobileW broadcasting standard. Discussion specifically about the DVB-H, DMB, ISDB-T and MediaFlo will be discussed in the next section. In closing of this paper is the implementation of the MobileTV service.
Latar Belakang Munculnya mobile telecommunication melahirkan banyak fenomena baru, bahkan telah melahirkan suatu life style baru. Sekitar 10 tahun yang lalu sudah sewajarnya jika 1 keluarga memiliki 1 telepon rumah, namun sekarang berbeda, karena saat ini di kota besar khususnya, sudah sewajarnya jika setiap orang dewasa memiliki 1 handphone bahkan banyak orang memiliki lebih dari satu, Dengan demikian handphone yang menjadi media mobile tetecommunication saat ini sudah menjadi hfe style dalam berkomunikasi. Sekitar 10 tahun yang lalu, layanan telekomunikasi adalah suara. Saat ini, banyak anak muda yang lebrh banyak menggunakan SMS daripada melakukan voice call. Dengan demikian layanan SMS juga telah menjadi life style dalam berkomunikasi.
Dahsyatnya penggunaan handset ini pada akhirnya membuktikan bahwa layanan telekomunikasijuga menuntut layanan yang personal dan bisa bergerak sesuai pemiliknya. Hal ini juga pada akhirnya diprediksi akan menjadi tuntutan pada layanan video, sehingga layanan video juga harus bisa memberikan layanan yang personal dan bisa bergerak sesuai pemiliknya. Hal ini diprediksi dengan kemunculan Mobile W yang bisa melebihi IP TV di tahun 2010. Pada tahun 2010, Mobile TV akan mencapai 250 ;uta pelanggan sedangkan IP TV diprediksi akan mencapai 50 juta pelanggan, adapun Internet TV yang dapat dinikmati melalui DSL dapat mencapai 300 juta pelanggan. Distribusi perbandingan tersebut dapat digambarkan seperti Gambar
42
1
di bawah ini.
Mobile TV: Standar dan Implementasi
di;f Mobile TV 2010 - 250 Million sUtl$crirrers lP TV 2010 - 50 lri iliion subscrit)ers DSL 2010 - 300 Million subscrrber
H
Gambar 1 Distribusi
Layanan
W dlTahun
2010
Dengan prediksi tersebut maka Mobile TV merupakan suatu keniscayaan yang pasti teriadi di dunia, maka tidak mengherankan sampai saat ini di du nia sudah mencapai 170 perusahaan yang meluncurkan Mobile TV di mana lebih dari 150 perusah aan mobile telecommunication yang terlibat di dalamnya, dengan Ericsson sebagai pemain utamanya. Hal tersebut dapat digambarkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2 di bawah ini. la:Iljlrs
a =m9nE
Hr=
vodofone
**@*
unches of "i"
'4
over cellular
-effiF: ..
I
{t
tr*.r' -ottu5
Gambar 2 Keberadaan Mobile W Saat Ini Salah satu ciri khas manusia modern, adalah memiliki mobilitas yang tinggi. Hal
itu terkait dengan semakin multitasking-nya pola kehidupan manusia. Dalam waktu hampir bersamaan, manusia modern dituntut untuk dapat melaksanakan aktivitas beragam, aktivitas yang menuntut kecepatan, ketepatan, kreatifitas, kualitas dan performa sangat tinggi. Untuk itulah sousi-solusi teknologi modern diperlukan, tidak lain adalah solusi yang berbasis teknologi digital.
Mobile TV sangat diperlukan oleh manusia modern, untuk mendobrak batas ruang dan waktu dalam keterbatasan pola menonton W yang sudah terjadi selama puluhan tahun. Konten multimedianya sangat dibutuhkan untuk mengupdate informasi terkini. Jamak diketahui bahwa sudah tidak jamannya lagi hanya memiliki satu televisi di
43
.lLrrnal fclKa, Volunrc 4 Nonror 1.
JMf0,1!_____
rumah, karena tentu sudah tidak dapat memenuhi keinginan kita untuk mengisi kehidupan yang lebih berwarna, new digital lifestyle sebagai penawar dahaga dalam kehausan menikmati layanan m u lti med i a e nte rtai n me nt. Merujuk kepada lnforma Telecoms & Media, Layanan mobile multrmedia ini akan
terus mengalami pertumbuhan pesat sejalan dengan pertumbuhan pengguna mobile phone yang meningkat tajam dari2.6 milyar pada tahun 2006, diperkirakan pada tahun 2012 akan meningkat menjadi 4.9 milyar pengguna. Hal ini akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi penyedia layanan mobile TVini. Dengan mobile TV, pengguna tidak hanya bisa menonton siaran TV saja, lebih jauh pengguna dapat berinteraksi dua arah untuk menikmati layanan multimedia, sesuai dengan apa yang menjadi keinginan pengguna. Hal ini dimungkinkan karena ada saluran return channelyang disediakan dalam mobileTV network ini,
Standard Broadcasting pada Mobile TV Ada beberapa cara untuk dapat menikmati layanan mobile multimedia, pertama melalui layanan berbasis cellular networkyang merupakan layanan pengiriman data dua arah. Cara kedua adalah melaluijaringan mobile broadcasting yang menggunakan one
way dedicated broadcast network. Cara lainnya adalah kombinasi
keduanya
menggunakan jaringan yang sudah convergent. Layanan berbasis cellular network saat ini sudah dapat dinikmati oleh para
pelanggan telepon seluler
di
Indonesia, khususnya yang memiliki handset
berkemampuan video call -aG, Layanan ini berbasis jaringan High Speed Packet Access (HSPA), Jaringan mobile telephony protocols ini dikenal mampu meningkatkan performance laju kecepatan pengiriman data pada jaringan UMTS (Universal Mobile Tellecommunication System). Dikenal ada beberapa release teknologi yang bertujuan untuk melakukan enhancements kecepatan transfer datanya, yang sudah digunakan dalam standard air interface WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access), yaitu HSDPA, HSUPA, HSPA+ dan DC-HSPA.
Ada beberapa operator seluler di Indonesia yang telah mampu memberikan layanan multimedia berbasis 3G ini, antara lain i-TV dari Indosat (LiveTV) yang saat ini dapat memberikan layanan saluran multichannel SCry, TransTV, Indosiar, JakTV dan OChannel, Disamping itu Dunia 3G Telkomseljuga dapat memberikan layanan mobile TV berbasis 3G dengan berbagaichannelTV antara lain MetroTV, SCW, Indosiar, O-Channel, SpaceToon, BaliTV, Makasarry CNBC dan Video Portal. Layanan akses siaran ini dapat dinikmatidengan tarif berbayar antara Rp, 1.000 sampai Rp. 1.650 per 30 detik. i-ambahan layanan YAS (Value added Services) berupa multimedia confenf inilah yang dapat menjadi nilai tambah bisnis Telekomunikasi dan IT untuk berkompetisi lebih
jauh untuk memperoleh tambahan income bisnisnya. Diyakini, semakin besar "pipa" saluran data dapat disediakan, semakin besar pula peluang memberikan layanan multimedia yang semakin murah, variatif dan interaktif kepada pelanggannya.
Disamping layanan berbasis cellular network di atas, terdapat layanan multimedia berbasis Mobile Broadcasting. Layanan berbasis teknologi digital ini menggunakan one way dedicated broadcast network. Ciri utama layanan ini antara lain menggunakan layar relatif lebih kecil (sma// screen), perangkat penerima bersifat mobile (mobile device), sangat concern terhadap penghematan power daya listrik (power eff icie nt), personal dan interaktif.
Ada beberapa standar yang dikenal yaitu DVB-H (Digital Video BroadcastingHandhe'C), yang merupakan standar berbasis teknologi dari Eropa, DYIB (Digital
44
Mobile TV: Standar dan Implementast
Multime,Jia Broadcasting), yang dikenrbangkan di Korea, Media FLO dari USA dan One seg-ISDB (lntegrated Servlces Digital Broadcasting,), merupakan standar yang telah dikembangkan di Jepang. Keberadaan Mobile
W tersebut tidak bisa lepas dari standard yang ada. Saat ini ada beberapa standard yang digunakan pada Mobile W yang dilatarbelakangi oleh negara-negara yang mempunyai dukungan industri yang kuat, Standard broadcasting Mobile W yang paling banyak digunakan di dunia DVB-H, sedangkan standar-standar lainnya yang juga telah banyak diimplementasikan adalah ISDB-I MediaFLO, T-DMB, CMMB, dan TDtv yang distribusi penggunaannya dapat digambarkan sepefti yang ditunjukkan oleh Gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3 Distribusi Penggunaan Standard Mobile TV Secara komersial beberapa negara yang sudah mengimplementasikan Mobile TV. Daftar negara-negara dan standar, dan jumlah pengguna dapat dilihat diTabel 1 di bawah ini.
Tabel
I
Negara pengguna Mobile W, standar dan ;umlah pengguna
Staft
Jumlah Pengguna
Negara
Standard
Jepang
ISDB-T
Korea
T-DMB
t2l200s
> 15.000.000
Korea
S-DMB
os/2006
> 2.000.000
Italia
DVB-H
0s12006
850.000
Belanda
DVB-H
06/2008
10.000
>25.000.000
DVB.H
DVB-H adalah spesifikasi teknis untuk menyalurkan siaran layanan pada handhetd receivers atau penerima yang portable. DVB-H secara resmi dijadikan sebagai standar ETSI EN 302 304 pada bulan November 2004. Standard Ini merupakan
pengembangan terbaru dari serangkaian standar transmisi DVB. Standard DVB-H
45
.lurnal
'lclKa. Volurnc -1 Nontor i.
.lLrni -10 I
I
merupakan standar DVB-T (Dtgrtal Video Broadcasting-Terrestrial) pada sistem digital terrestrial yang diadaptasi untuk kondisi-kondisi yang sangat terbatas pada terminal handhelrl jika dibandingkan dengan terminal televisi di rumah. Sehingga tidaklah mengherankan jika DVB-H memiliki kompatibilitas terhadap DVB-T. Adapun standard DVB-T initelah dicanangkan sebagai standar masa depan sistem televisi digital terrestrial di Indonesia. Dengan adanya DVB-T yang sudah digelar akan dapat memberikan sinergi
untuk efisiensidi dalam penggelaran DVB-H.
aa# 1 -
6
!!i-r QC|F 25
f1>s
IF I
tP
swnch
OVB.H IP Enc.r[)sulatDr I
I
ASI Hrqh PnoIrn/
I
cctR
DvB-r 60'1
720X.t 80
DVB.H lvlodula to
I
r
Gambar 4 Sinergi DVB-H dan DVB-T DVB-T dan DVB-H dapat menggunakan encoder yang terpisah, namun sinergi dapat dilakukan dari jaringan IP (lnternet Protocol)yang ada yaitu mulai dari lP Swrfch sampai dengan Transmitteryang diperlukan untuk memancarkan sinyal televisi. Dengan efisiensi yang mungkin dilakukan ma[:a diharapkan biaya penggelaran maupun biaya operasional akan menjadi lebih murah dengan kualitas tetap dapat dijaga. Dari sisi kanal, jumlah kanal siaran TV pada DVB-H ini tergantung pada btt rate yang digunakan. Satu kanal pada DVB-H dapat menyalurkan 20-40 kanal siaran TV pada 11 Mbps dengan menggunakan mode broadcasting. Di samping bit rate, ada juga opsiopsiyang penting pada sistem DVB-H, yaitu:
. ' .
Bandwidth modes yaitu lebar pita frekuensi yang digunakan, yang dalam hal ini dapat menggunakan 5 MHz, 6 MHz, 7 MHz, dan BMHz; COFDM carrier modes yaitu kecepatan pembawa yang digunakan, yang dalam hal ini dapat menggunakan 2K, 4K, dan BK; Modulation formats, yaitu format modulasi yang digunakan, yang dalam hal ini dapat menggunakan 4QAM, 16QAM, dan 64QAM.
DVB-H disLandarisasikan oleh DVB dan ETSI di dalam EN 302 304 pada bulan November 2004. Standard tersebut terus diperkaya melalui berbagai uji coba di berbagai tempat, seperti yang dilakukan di Helsinki, Pittsburgh, Oxford, Barcelona, dan Berlin. Sehingga DVB-H dapat menjadi standar yang matang saat ini. Keunggulan lain dari DVB-H adalah merupakan open standards yang dapat digunakan oleh industri untuk membuat perangkat maupun bagi operator di dalam mengimplementasikan DVB-H.
46
Mobile TV: Standar dan Implementasi
DMB DMB (Digital Multimedia Broadcastingl merupakan teknologi Korea Selatan yang berdasarkan transmisi radio digital yang dikembangkan untuk mengirimkan multimedia (radio, W dan data) ke perangkat-perangkat yang portable seperti handphone. Varian dari DMB yang cukup populer adalah S-DMB (untuk yang berbasiskan satelit) dan T-DMB (untuk yang berbasiskan terestrial). Pada 1 Mei 2005 terjadi peristiwa penting di industri broadcasting di Korea Selatan, yaitu mulai mengudaranya mobile TV yang berbasiskan S-DMB. S-DMB merupakan standar Digital Multimedia Broadcasting yang memanfaatkan pancaran dari satelit S-band. Konfigurasi S-DMB tersebut ditunjukkan oleh Gambar 5 di bawah
ini.
w ,l iEih
-al
Brm(kast Satellite MBSAT .-
ft* EE=-S-Band
Ku.Band Transmlssron For Gap Fillcrs
Iranimlsilon
25GHz
\-
Y hEH
__--ftl
1,1,,,,.'i+t-l.] t"n,' iE
rll
Gambar 5 Konfigurasi S-DMB Pada April 2002 S-DMB di Korea Selatan berkembang menjadi 15 kanal TV, 9 kanal radio dan 3 kanalTV. Melaluicara berlangganan kepada TU Media, semua layanan tersebut dapat dinikmati. TU Media yang dimulai sejak 2005 mengeluarkan risetnya bahwa Mobile W ini diakses sekitar 63 menit per harinya dengan pengakses terbanyak adalah umur 25-30 tahun. Hal yang cukup menarik lainnya adalah 35olo Mobile TV diakses di outdoor dan 650/o di indoor. Penelitian lebih lengkap mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
@ ESq
r
F
@
""lt:i:,I:lu
''''".,:i,,,"
t'iI*"'''' ,"
@
E@ til E E @ M
i I
Gambar 6 Penelitian Mobile W (2008)
47
Jurnal I'elKa. Volurne .l Nonror
l. .lulri 20_
S-DMB tidak hanya digunakan di Korea Selatan, tetapi Jepang dan Eropa juga mendukung S-DMB. Hal ini menjadi penting dengan adanya satelit-satelit yang
mendukung sistem S-DMB, ,':-:':, EtrroPc'rn
'f'Jj'' Satctllte
(Planncd)
-,r-:iln
Japan and Korea
t',-1;-
-i,-L " (.f
_ai
Gambar 7 Satelit-satelit S-DMB
Standar T-DMB juga dikembangkan di Korea Selatan merupakan modifikasi aplikasi sistem radio DAB (Digital Audro Broadcasting)pada band VHF (7 MHz) dan LBand. Standar ini menggunakan MPEG-4 part 10 (H,264) untuk pemrosesan Video dan MPEG-4 part 3 BSAC atau HE-AAC V2 untuk pemrosesan audionya. Audio dan video kemudian di-encapsulate pada MPEG-2 Transport Stream (TS). TS ini merupakan RS (Reed Solomon)encoding dan menggunakan parity wordsepanjang 16 bytes. Pada TS ini dilakukan pemrosesan convolitional interleaving yang kemudian dilakukan proses transmisi pada mode DAB. DMB yang mengantongi ETSI standard (TS 102 427 dan TS 102 428) ini menggunakan modulasi OFDM-DQPSK untuk meminimalisasi gangguan fading dan shadowrng (gambar berbayang). Berdasarkan ujicoba di Korea Selatan, teknologi ini mampu diaplikasikan di kendaraan dan masih mampu mengirimkan signal TV dan radio tanpa gangguan meskipun disiarkan dalam kecepatan sekitar 120kmijam.
ISDB-T ISDB-T telah diakui oleh ITU dan dipromosikan oleh Digital Broadcasting Expert (DiBEG) keseluruh dunia melalui kerjasama internasionaldan promosi pertukaran Group informasiteknis agar bisa memfasilitasi pertukaran program dan kerjasama internasional secara lebih mudah. ISDB-T telah berhasil diimplementasikan di kota-kota besar di Jepang sejak tahun 1999. Salah satu kelebihan dari teknologi ISDB-T adalah kebutuhan akan energi daya yang rendah dengan terminal yang harganya relatif murah.
ISDB-T menyediakan fitur-fitur transmisi secara hirarki dengan skema modulasi
yang berbeda-beda seperti DQPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM dan internal encoding rate (U2, 213, 314, 516, 7/B). Fitur ini merupakan bagian dari band segmented yang dialokasikan ke sinyal-sinyal penerima bergerak, aftinya: audio dan data yang dikirim secara broadcast untuk mobile W dan portable W, bisa secara bersamaan diterima oleh sinyal televisi yang ada di rumah-rumah. Setiap level hirarki bisa diatur untuk setiap segmennya dengan bandwidth 432kHz.Informasi dapat dikirim ke penerima-penerima
48
Mobile TV: Standar dan Implementasi
dengan TMCC (Transmission and Multiplexing Configuration Control) yang dialokasikan pada bagian darigelombang pembawa OFDM.
MediaFLO
Standar lainnya yang cukup berperan dalam perjalanan Mobile TV adalah MediaFLO (FLO berasal dari singkatan Foryvard Link Only) yang berkembang di Amerika. MediaFLO berasaldariQualcomm yang didesain untuk memberikan kualitas layanan yang
tinggi untuk multimedia streaming (video dan audio) bagi pengguna wreless.
Di
Amerika, MediaFLO menggunakan band dari Qualcomm yaitu 700 MHz (kanal 55 UHF). Salah satu keunggulan dari MediaFLO ini adalah penggunaan sumber daya bersama dari operator CDMA2000 dan WCDMA sepertiyang ditunjukkan oleh Gambar B di bawah. Jaringan MediaFLO didesain dengan antarmuka (FLO inteiace) yang memiliki kemampuan untuk melakukan multiple-level error correcfion (perbaikan kesalahan pada berbagai tingkat) dan menggunakan coding yang efisien sehingga memungkinkan mencapaiefisiensi 2 bps per Hz (atau 2 Mbps per MHz). Hal ini menyebabkan 1 slot dari 6 Mhz dapat membawa 12 Mbps data. Seringga dapat memungkinkan untuk menyediakan 30 kanal W (menggunakan QVGA dengan 30 fps), 10 kanal audio yang menggunakan HE AAC.
"LinearTV"
"On-domand
TV"
"PodcastTV"
ffiffi
'TraditionalscheduledTV'Slreaming/dovfiload,Off-ltneconsumplion
. Selection by brandictrannet 'Sel€cilon by conlenusearch . Slbscriplion based Fast Channel Swilching 'Rewind. fast forward i ' Allomatic updates
'
. Elmtronic Seruice,rPogram Guirje (ESG/EPG)
,
Personalized & lnleractrve
. Advertising
. tsroadcasl
&
Unicasl
. l-.lnicasl
.
Eroadcast & Unrcasl
Gambar 8 Jaringan MediaFLO
Implementasi Layanan pada Mobile TV Standar-standar DVB-H, ISDB-I MediaFLO, T-DMB, CMMB, dan TDtv di atas merupakan standard layanan video untuk kategori broadcast. Kategori broadcast tersebut bersifat'bne to all"dan layanan utamanya adalah "LinearTV". Di samping kategori broadcast masih ada kategori lainnya, yaitu kategori unicast dan kategori podcast. Kategori unicast bersifat 'bne to one" dan layanan utamanya adalah "On-demand W". Layanan unicast ini sudah dapat dinikmati melalui jaringan 25G,2.75G, 3G, dan 3G+. Sedangkan kategori podcast memiliki sifat "downloading" dari Internet maupun "side-loading" dari perangkat memory camcoder, dan perangkat lainnya. Perbandingarr antara LinearW, On-demand TV, dan PodcastW ditunjukkan oleh Gambar9.
49
]4ell9l[L!9llte
4,Nornor
l..lqqr_2q!_
__
Walaupun broadcast standard (yang menggunakan DVB-H, ISDB-I MediaFLO, T-DMB, CMMB, atau TDW) relatif lebih baru diperkenalkan dibandingkan dengan unicast
standard (yang menggunakan WiMAX, 2.5G, 2.75G, 3G, atau J$+), namun diprediksi revenue yang dapat dihasilkan dari broadcasting ini akan melebihi revenue yang dapat dihasilka_n dari unicasting. Bahkan Eropa yang menelorkan standar DVB-H memprediksi di tahun 2009 akan sudah terjadi revenue broadcasting (yang berbasiskan DVB-H) yang melebihi revenue unicasting (yang berbasiskan 3G). Pertumbuhan revenue di Eropa tersebut diprediksi seperti grafik yang ditunjukkan oleh Gambar 10. Sdlcllltc
R,rdro llut!'Jorlr
Otslnbutl on
no Enco.ier'.
-
Vrdeo
-.&-
H.264
Ra(irc,
I
Enll.rtlcerlrrllt
B,rsrc L.rve
xEVOO
Golcl ,Vl l;qrs i
' '
-
E
i
REAL
l{eir U<er JU
r
B
t
. Lvf,rvg ' -L,:r rl I \'r-'
i.lYCr 30 FPS
fllr(lt.|FLO r lrcnts
Fl)s
IrlPEGl
FJ .J(-;
Ltscr 15 Fp5
Ri,trutt Clratrttcl
Gambar 9 Casting Pada Mobile W
European mobile TV revenues (€bn) 2-5 tr
-o t+l
;
Z
i
t.t
d,
Broadcast
!
Unlcast
o, L
51 E
3
E o
o.s 0
2W
2005
2005
2:W7
2008
2009
2010
2011
Gambar 1O Pertumbuhan Revenue Broadcast dan Unicast di Eropa
Batk Broadcasf maupun tJnicast memiliki keunggulan tersendiri, maka tidak menghe.ankan jika Nokia memberikar solusi konvergensi antara DVB-H dengan 3G. Sehingga dengan solusi ini pelanggan dapat menerima layanan unicast dan broadcast untuk dapat menikmati layanan video yang mungkin disertai dengan transaksi secara transparan, handal dan cepat. Mode konvergensi DVB-H dengan 3G dapat dilihat di Gambar 11.
50
Mobile TV: Standar dan Implementasi
-ermc;
At'-ilpt,aae
: I
:
Eh {#-,
.1_. \l
i= ;
:
[:rl:
i
t
u,i,,Jni#..'
-a
-,-,""*--', l
iC 126
PLr.l;s:
3rcaEit Aasrrl l-tcgEr
Gllular
iletwork
:
)|jnt.
Gambar 11 Konvergensi
i
12
DVB-H dengan 3G
Untuk dapat menikmati layanan video yang mungkin disertai dengan transaksi secara transparan, handal dan cepat maka terminal DVB-H di atas harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi tidak hanya dengan broadcast network (yang berbasiskan DVB-H) tetapijuga dengan celluler network (yang berbasiskan 3G) seperti dapatdiilustrasikan oleh Gambar 12 berikut ini. inierari!ol
l,ry Eiracder
ii eiasi S€n,ei
5en,er
tsrcadcas:
Aii..jirni f,larager
l
src'aJl;i:
i l
Senrte t'anzge:
r;1
-
SRTPll5f'1H(ryp scrambier
>,. fi
;
s: l) i'irlti(aS:
c
o
idrls!ra
":
+. ., f
e
i_-
6rradiasl Enc;ps.tir:cl
lt I
Gambar 12 Kemampuan Terminal
DVB-H untuk Mendukung Konvergensi Broadcast Network dan Celluler Network
Mengikutijejak negara lain seperti Australia, Finlandia, Perancis, Jerman, Italia, UK, USA, dan lain-lain yang telah menggelar infrastruktur mobile W sejak tahun 2006 lalu, dan beberapa negara diAsia seperti Singapore dan Malaysia yang telah menggelar jaringan ujicoba DVB-H sejak beberapa tahun lalu, di Indonesia ujicoba siaran mobile TV ini secara resmi telah dimulai sejak akhir tahun 2008 lalu. Bahkan melalui peraturan Menkominfo No. 2TlPlM.K}MINFo/B/2008 pemerintah telah memutuskan bahwa penyelenggara ujicoba siaran TV digital untuk W bergerak (Mobile W) dilakukan oleh penyelenggara yang masing-masing berbentuk konsorsium. Telah diputuskan bahwa
51
Jurnal
.l'ell(a.
VolLrrrc 4 Nontor
l. .luni l0
I
I
Konsorsium PT. Tren Mobile dan Konsorsium lainnya yaitu PT. Telkom, PT. Telkomsel dan PT. Indonusa Telemedia (Telkomvision) dapat menyelenggarakan ujicoba siaran mobile TV berbasis standar DVB-H. Ujicoba ini menggunakan kanal 24 dan 26 UHF, dengan
durasi siaran sekurang-kurangnya 1,2 (dua belas) jam sehari, dalam kurun waktu
9
(sembilan) bulan.
jelama 9 bulan diharapkan dapat dilakukan ujicoba model penyelenggaraan, karakteristik propagasi dan jangkauan layanan siaran, Kemampuan pengoperasian secara Single Frequency Network (SFN), Program siaran (contenf) termasuk layanan data dan dilakukan pengamatan terhadap kesiapan dan minat masyarakat terhadap siaran W digital ini. l(eberhasilan ujicoba ini akan dijadikan referensi dalam penyusunan
regulasi implementasi sistem penyiaran digital dan sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penyelenggara penyiaran TV digital oleh pemerintah.
Referensi Kumar, A.,2007, Mobile
TV DVB-H, DMB, 3G Systems and Rtch Media Applications,
Focal Press.
_,
lmplementing Mobile TV, Second Edition: AISC Mobrle DTV, MediaFLO, DVB-H/SH, DMB, W|MAX, 3G Sysfems, and Rich Media
2olo,
.'rpplication s, Focal Press.
Marcus, A., Roib6s, A. C., dan Sala, R., 2009, Mobile TV Customtzing Content and Expe rie n ce (H u m a n -C om p ute r I nteraction Se ries), Springer. Roebuck, K., 207!, Mobite TV. High-impact strategres - what You Need to Know D efi n itio n s, Adopti o n s, m p act, Be n ef its, M a tu rity, Ve n d o rs, Tebbo' I
52