PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN/MINERAL IKUTAN DI WILAYAH PERTAMBANGAN DAERAH KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh : Edie Kurnia Djunaedi, Wawan H, Suharsono K, Niko Y, Yunizar, Pokja Konservasi
SARI Bahan galian merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kesejahteraan rakyat. Pengelolaan sumberdaya mineral harus memperhatikan kaidah konservasi sebagai upaya optimalisasi manfaat bahan galian secara bujaksana, untuk kesejahteraan masyarakat dan wawasan lingkungan. Kegiatan usaha pertambangan bahan galian mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan. Pada beberapa wilayah usaha pertambangan kegiatan penambangan umumnya hanya memanfaatkan komoditas mineral utama dan seringkali tidak memperhatikan atau tidak mengolah bahan galian lain dan mineral ikutan pada suatu wilayah usaha pertambangan. Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan bahan galian lain dan mineral ikutan, tim dari Pokja Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan Penelitian bahan galian /mineral ikutan di wilayah pertambangan daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Daerah Kutai Kartanegara terletak beberapa usaha pertambangan, secara umum bahan galian utama yang diusahakan adalah batubara. Secara geologi bahan galian batubara di daerah ini termasuk dalam Formasi Bailkpapan, F. Pulau Balang dan F.Kampungbaru. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahan galian lain dan mineral ikutan adalah batulempung dan batupasir. Batulempung terletak dibagian atas dan bawah lapisan batubara yang tebalnya 2-6 meter, batupasir terletak diatas batulempung bagian atas, yang tebalnya 2 meter. Sebarannya
luas dan terdiri dari beberap lapis mempunyai jurus lapisan N 10 – 270 E dan sudut kemiringan 5º - 64º. Pemercontoan bahan galian dan mineral ikutan terletak di wilayah PT.Multi Harapan Utama, PT.Tanito Harum, PT. Lanna Harita Indonesia, PT.Jembayan Muara Bara,PT.Mahakam Sumber Jaya, PT.Anugrah Bara Kalti dan PT.Lembu Swana Perkasa.
Metodologi yang akan dilakukan untuk optimalisasi bahan galian lain dan mineral ikutan dari pemercontoan, diantaranya analisis laboratorium XRD, major elements, uji bakar dan retort. Sumberdaya hipotetik batulempung di daerah penelitian yang dihitung sampai kedalaman 50 meter di bawah permukaan dan menyebar kearah lateral sejauh satu killo meter, menghasilkan 87.365.000 m
Pada beberapa wilayah usaha pertambangan kegiatan penambangan umumnya hanya memanfaatkan komoditas mineral utama dan seringkali tidak memperhatikan atau tidak mengolah bahan galian lain dan mineral ikutan pada suatu wilayah usaha pertambangan. Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan bahan galian lain dan mineral ikutan, tim dari Pokja Konservasi Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan Penelitian bahan galian /mineral ikutan di wilayah pertambangan daerah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Secara geografis daerah ini terletak antara 115° 26’28” sampai 117° 36’43” Bujur Timur dan 01° 28’ 21” sampai 01° 08’06” Lintang Selatan. (Gambar1).
PENDAHULUAN Bahan galian merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kesejahteraan rakyat. Pengelolaan sumberdaya mineral harus memperhatikan kaidah konservasi sebagai upaya optimalisasi manfaat bahan galian secara bujaksana, untuk kesejahteraan masyarakat dan wawasan lingkungan. Kegiatan usaha pertambangan bahan galian mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan.
0 15'
Menamang
0 15'
115 45'
117 45'
KAB. KUTAI TIMUR
Kembang Janggut Sideman
PETA DAERAH PENELITIAN DAERAH KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA
Sedulang
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
KAB. KUTAI BARAT
Lamin Pulut
0 00'
Kahala
Santang
B. KA
Muhuran
0
Muara Kaman
20
40
kilometers
I TA KU
Sembara
Kota Bangun
Selerong
-0 15'
Keterangan :
Ambalut Mara Badak
Muara Muntai
Kota Kabupaten
TENGGARONG Kota Kecamatan
Jongkang
SAMARINDA
Jonggon Sanga Sanga
KAB. KUTAI BARAT
-0 30'
Sungai
SELAT
Loahkulu
Jalan
-0 45'
Batas Desa
Sungaitiram
R TA
A
Sigagu
-1 0'
Sungai Seluang
117 30'
117 15'
117 ' 0
AM AJ EN
U
116 45'
116 30'
116 15'
116 0'
115 45'
P B. KA
P
ER AS
PETA INDEK
117 45'
-1 15'
A AR UT
MAKASAR
B KA
.B
O IT AR
Batas Kabupaten
-1 15'
Daerah Penelitian
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
METODOLOGI Metodologi yang akan dilakukan untuk optimalisasi bahan galian lain dan mineral ikutan dari hasil pemercontoan,
diantaranya analisis laboratorium XRD, major elements, uji bakar dan retort.
antiklin berkembang dengan terbentuknya patahan-patahan dengan sedimentasi. Struktur yang terdapat di daerah ini berupa lipatan antiklinarium dan sesar, dimana lipatan umumnya searah dengan sabuk lipatan Samarinda yaitu timurlaut-baratdaya dengan sayap lebih curam dibagian tenggara. Formasi Pamaluan, F.Bebuluh dan F.Balikpapan sebagian terlipat kuat dengan kemiringan antara 40-75, sedangkan batuan yang lebih muda seperti F.Kampung Baru pada umumnya terlipat lemah. Selain struktur lipatan antiklinorium di daerah ini juga terdapat tiga jenis sesar yaitu sesar normal, sesar naik dan sesar mendatar. Sesar naik diduga terjadi pada Miosen Akhir, yang kemudian terpotong oleh sesar mendatar yang potong oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian, sesar mendatar terjadi pada kala Pliosen
GEOLOGI Daerah penelitian termasuk kedalaman Cekungan Kutai Tersier Kalimantan Timur, dimana daerah ini merupakan kraton dan cekungan busur belakang yang berasosiasi dengan arah zona subdaksi Tersier baratlaut-tenggara Kalimantan dan berkembang dibagian sebelah timur Kalimantan dan selat Makasar ini memberikan pengaruh penting pada pembentukan cekungan. Sedimentasi terus menerus selama Tersier menembus sampai ke lepas pantai hingga saat ini. Struktur regional secara umum mengikuti sabuk lipatan Samarinda yang berarah timurlaut-baratdaya, dibuktikan dari berkembangnya patahan-patahan, menipis perlapisan pada antiklin, yangmana mengindikasikan bahwa
0 15'
Menamang
0 15'
115 45'
117 45'
KAB. KUTAI TIMUR
Kembang Janggut Sideman
PETA GEOLOGI DAERAH KABUPATEN KUTAIKARTANEGARA
Sedulang
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
KAB. KUTAI BARAT
Lamin Pulut
0 00'
Kahala
Santang
B. KA
Muhuran
0
Muara Kaman
20
kilometers
I TA KU
Sembara
Kota Bangun
Selerong
-0 15'
Ambalut
Keterangan :
Mara Badak
Muara Muntai
T ENGGARONG Kota Kabupaten Jongkang
SAMARINDA
Kota Kecamatan
Loahkulu
-0 30'
Sungai
SELAT
Jonggon Sanga Sanga
Sungaitiram
MAKASA R
P B. KA
AM AJ EN
P
ER AS
U
R TA
Sigagu
-1 0'
Sungai Seluang
117 30'
A AR
117 15'
116 15'
Formasi Pulau Balang 116 0'
115 45' -1 15'
UT
PETA INDEK
117 45'
Formasi Pamaluan
O
117 ' 0
B KA
Formasi Kampung Baru
.B
IT AR
116 45'
Formasi Meragoh/Meliat
116 30'
Formasi Balikpapan
A
Struktur
-0 45'
Keterangan : Aluvium
Jalan
-1 15'
Daerah Penelitian
Gambar.2 Peta geologi daerah Kutai Kartanegara Kalimantan Timur
40
POTENSI BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN
ketebalan antara 0,2 sampai dengan 2,5 meter.
Berdasarkan pengamatan dilapangan bahan galian lain dan mineral ikutan di wilayah pertambangan batubara daerah kabupaten Kutai Kartanegara adalah batulempung dan batupasir. Batulempung berwarna abu-abu mudatua, menyerpih, keras, berlapis baik, ketebalannya 2-6 meter, sebarannya cukup luas dan terdiri dari beberap lapis mempunyai jurus lapisan N 10 – 270 E dan sudut kemiringan 5º - 64º. Lensa-lensa tipis batupasirhalus berwarna abu-abu, mengandung beberapa lapisan batubara dengan
Metodologi yang akan dilakukan untuk optimalisasi bahan galian lain dan mineral ikutan dari pemercontoan, diantaranya analisis laboratorium XRD, major elements, uji bakar dan retort. Sumberdaya hipotetik batulempung di daerah penelitian yang dihitung sampai kedalaman 50 meter di bawah permukaan dan menyebar kearah lateral sejauh satu killo meter, menghasilkan 87.365.000 m
Tabel 1. Pemercontoan batuan di daerah Kutai Kartanegara No Kode
Lokasi
Koordinat LS
Bt
Jurus
Sudut
N .. E
( º )
Litologi
1
TGR.1
PT.MHU 00º28’16,2”
116º51’18,8”
190
5
Batulempung
2
TGR.2
PT.MHU 00º27’54,5”
116º51’23,3”
190
5
Batulempung
3
TGR.3
PT.MHU 00º31’04,5”
116º50’01,6”
250
8
Batulempung
4
TGR.4
PT.MHU 00º31’09,1”
116º50’10,4”
250
8
Batulempung
5
TGR.5
PT.MHU 00º32’05,5”
116º49’34,1”
270
10
Batulempung
6
TGR.6
PT.TH
00º25’43,7”
116º53’18,3”
85
6
Batulempung
7
TGR.7
PT.TH
00º25’46,5’’
116º53’17,8’’
85
6
Batulempung
8
TGR.8
PT.TH
00º24’42,3’’
116º52’27,6’’
55
17
Batulempung
9
TGR.9
PT.TH
00º24’41,7’’
116º52’27,8’’
55
17
Batulempung
10
TGR.10 PT.TH
00º24’39,6’’
116º52’30,3’’
55
17
Batulempung
11
TGR.11 PT.TH
00º25’52,4’’
116º53’21,1’’
80
6
Batulempung
12
TGR.12 PT.LHI
00º20’51,4’’
117º17’46,6’’
22
42
Batulempung
13
TGR.13 PT.LHI
00º20’58,1’’
117º17’46,6’’
10
35
Batulempung
14
TGR.14 PT.LHI
00º39’46,6’’
117º02’51,9’’
30
25
Batupasir
15
TGR.15 PT.LHI
00º22’32,8’’
117º17’01,0’’
15
44
Batulempung
16
TGR.16 PT.LHI
00º23’32,3’’
117º16’53,7’’
30
60
Batulempung
17
TGR.17 PT.LHI
00º24’51,0’’
117º15’45,3’’
20
50
Batulempung
18
TGR.18 PT.JMB
00º12’57,9’’
117º07’10,9’’
10
15
Batulempung
19
TGR.19 PT.JMB
00º12’58,0’’
117º07’09,4’’
10
15
Batulempung
20
TGR.20 PT.JMB
00º13’22,3’’
117º08’37,9’’
170
12
Batulempung
21
TGR.21 PT.JMB
00º13’22,0’’
117º08’39,3’’
170
12
Batulempung
22
TGR.22 PT.JMB
00º10’21,8’’
117º10’38,0’’
180
11
Batulempung
23
TGR.23 PT.JMB
00º10’22,5’’
117º10’39,0’’
181
12
Batulempung
24
TGR.24 PT.JMB
00º10’31,7’’
117º08’49,8’’
180
15
Batulempung
25
TGR.25 PT.MSJ
00º14’33,3’’
117º13’22,7’’
190
5
Batulempung
26
TGR.26 PT.MSJ
00º14’32,3’’
117º13’18,7’’
190
5
Batulempung
27
TGR.27 PT.MSJ
00º13’44,5’’
117º13’32,4’’
200
8
Batulempung
28
TGR.28 PT.MSJ
00º13’38,3’’
117º13’17,3’’
200
10
Batulempung
29
TGR.29 PT.ABK
00º40’00,2’’
117º03’12,0’’
45
53
Batulempung
30
TGR.30 PT.ABK
00º40’15,3’’
117º03’01,7’’
58
40
Batulempung
31
TGR.31 PT.ABK
00º39’46,6’’
117º02’51,1’’
45
30
Batulempung
32
TGR.32 PT.ABK
00º39’46,6’’
117º02’51,1’’
45
30
Batupasir
33
TGR.33 PT.LSP
00º56’53,4’’
117º02’59,1’’
220
64
Batulempung
34
TGR.34 PT.LSP
00º57’02,4’’
117º02’49,7’’
200
44
Batulempung
35
TGR.35 PT.LSP
00º56’43,9’’
117º02’42,0’’
185
44
Batulempung
Lokasi : PT. Multi Harapan Utama (MHU) PT. TanitoHarum (TH) PT. Lanna Harita Indonesia (LHI) PT. Jembayan Muara Bara (JMB) PT. Mahakam Sumber Jaya (MSJ) PT. Anugrah Bara Kaltim (ABK) PT. Lembu Swana Perkasa (LSP)
Foto 1. Singkapan batulempung terletak di atas dan di bawah singkapan batubara
Foto 2. Pengukuran koordinat pada titik pengambilan conto
Foto 3. Pengukuran jurus dan kemiringan lapisan batulempung
Foto 4. Penyebaran lapisan batulempung di daerah pertambangan
KESIMPULAN 1. Bahan galian lain dan mineral ikutan di daerah penelitian batulempung yang terdiri dari beberapa lapisan yang dengan ketebalan 2 meter sampai dengan 6 meter dengan sisipan batu pasir mempunyai jurus lapisan N 10 – 270 E dan sudut kemiringan 5º 64º. 2. Batulempung terdapat pada Formasi Pulau Balang dan Formasi Balikpapan, terletak pada bagian
SARAN Kegiatan usaha pertambangan sebaiknya tidak hanya memanfaatkan komoditas mineral utama tetapi memperhatikan/inventarisasi bahan galian
atas dan bawah lapisan batubara menyebar luas 3. Sumberdaya batulemung di daerah penelitian yang dihitung sampai kedalaman 50 meter di bawah permukaan dan menyebar kearah lateral sejauh satu killo meter, menghasilkan 87.365.000 m
4. Optimalisasi bahan galian lain dan mineral ikutan dari hasil pemercontoan, menunggu hasil analisis laboratorium XRD, major elements, uji bakar dan retort.
lain dan mineral ikutan pada suatu wilayah usaha pertambangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyana, 2002, Laporan Inventarisasi Bitumen Padat Daerah Loa Janan dan sekitarnya Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 2. Supriatna, S.dkk 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan sekala 1: 250.000, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Bandung. 3. Sugeng P, dkk 2003, Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Non Logam di Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur