MINDSET Sumber buku : “Mindset” karangan Carol S. Dweck, PhD
Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi
Suatu hari, Anda memasuki kelas yang benar-benar penting. Anda sangat menyukai pelajaran ini. Sang guru mengembalikan nilai ujian kepada para siswa. Anda mendapat nilai 5. Anda sangat kecewa. Sore harinya dalam perjalanan pulang ke rumah, Anda terserempet motor hingga badan lecet-lecet. Lantaran benar-benar frustrasi, Anda menelepon teman terbaik Anda untuk membagi pengalaman ini, tetapi ia menolak.
Apa yang Anda pikirkan? Apa yang Anda rasakan? Apa yang akan Anda lakukan?
Reaksi Fixed Mindset
Aku gagal total. Aku seorang idiot dan pecundang. Aku merasa tidak berguna dan bodoh, setiap orang lebih baik daripada aku. Hidupku menyedihkan. Guruku sentimen padaku. Tidak ada yang mencintaiku, setiap orang membenciku. Hidup ini tidak adil dan seluruh usahaku sia-sia. Tidak ada hal baik yang pernah terjadi padaku.
Reaksi Growth Mindset
Aku akan mencari kesalahan pada ujianku. Aku memutuskan untuk melakukan yang lebih baik, lebih berhati-hati dalam perjalanan dan menelepon temanku untuk mengatakan kepadanya bahwa kemarin itu pikiranku kacau. Aku akan mulai berpikir tentang belajar lebih keras, atau belajar dengan cara yang berbeda untuk tes berikutnya di kelas, aku akan lebih berhati-hati dalam perjalanan, dan aku akan mengerjakan segala hal bersama teman terbaikku saat kami bicara lagi nanti.
Fixed Mindset vs Growth Mindset
Membuat Anda prihatin dengan bagaimana Anda akan dinilai. Kesuksesan berarti membuktikan bahwa Anda cerdas atau berbakat.
Membuat Anda fokus dengan upaya peningkatan diri. Kesuksesan berarti mengembangkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu yang baru.
Fixed Mindset vs Growth Mindset
Kegagalan berarti kemunduran. Mendapatkan nilai jelek, kalah dalam pertandingan, dipecat, atau ditolak. Artinya, Anda tidak cerdas atau berbakat.
Kegagalan berarti belum berkembang. Mendapatkan nilai jelek, kalah dalam pertandingan, dipecat, atau ditolak. Artinya, Anda belum memenuhi potensi Anda.
Fixed Mindset vs Growth Mindset
Usaha merupakan hal buruk, berarti Anda tidak cerdas atau berbakat. Jika Anda memang cerdas dan berbakat, Anda tidak membutuhkan usaha.
Usaha adalah sesuatu yang membuat Anda cerdas atau berbakat.
Pendapat Para Ahli Tentang Kecerdasan
Alfred Binet, pencipta tes IQ : Percaya bahwa pendidikan dan latihan dapat menciptakan perubahan-perubahan fundamental dalam inteligensi manusia. “Dengan praktik, pelatihan, dan yang terpenting, metode yang tepat, kita dapat meningkatkan perhatian kita, memori kita, penilaian kita,dan tentu saja menjadi lebih cerdas daripada sebelumnya” (Binet, 1975).
Pendapat Para Ahli Tentang Kecerdasan
Gilbert Gottlieb, ilmuwan ahli saraf terkemuka : “Sebenarnya gen dan lingkungan tidak sekadar bekerja sama seiring dengan perkembangan kita, tetapi gen juga membutuhkan masukan dari lingkungan untuk dapat bekerja secara tepat” (Gottlieb, 1995).
Pendapat Para Ahli Tentang Kecerdasan
Carol S. Dweck, Ph.D, profesor psikologi Stanford University : “Sebagian besar pakar sepakat bahwa kecerdasan bukanlah sifat bawaan (nature) atau hasil binaan (nurture), gen atau lingkungan. Ada proses memberi dan menerima yang terus berlangsung di antara keduanya” (Dweck, 2007).
Penelitian pada Remaja Awal
Pertama-tama setiap pelajar diberi sepuluh soal yang cukup sulit berupa tes IQ nonverbal. Kemudian dibagi dua kelompok; kelompok F dan G. Hampir semuanya dapat mengerjakan soal-soal ini dengan sangat baik, dan begitu mereka selesai, mereka dipuji.
Penelitian pada Remaja Awal
Kelompok F dipuji karena KEMAMPUAN mereka. Di katakan: "Wow, kamu mendapat nilai delapan tepat. Itu nilai yang benarbenar bagus. Kamu pasti cerdas dalam hal ini.“ Kelompok G dipuji karena USAHA mereka: "Wow, kamu mendapat nilai delapan tepat. Itu nilai yang benar-benar bagus. Kamu pasti sudah benar-benar berusaha keras."
Penelitian pada Remaja Awal
Pada awalnya, kedua kelompok tersebut benar-benar sama. Tetapi, setelah mendapat pujian tersebut, mereka mulai berbeda.
Penelitian pada Remaja Awal
Pujian terhadap KEMAMPUAN pada kelompok F telah mendorong para pelajar masuk ke Fixed Mindset. Ketika diberi pilihan tertentu, mereka menolak tugas baru yang menantang, di mana sebenarnya mereka bisa mendapatkan pelajaran darinya. Mereka tidak ingin melakukan apa pun yang dapat membeberkan kekurangan-kekurangan mereka serta meragukan bakat mereka.
Penelitian pada Remaja Awal
Pujian terhadap USAHA pada kelompok G telah mendorong para pelajar masuk ke Growth Mindset . Ketika para pelajar tersebut dipuji karena USAHA-nya, 90% dari mereka menginginkan tugas baru yang menantang sehingga mereka dapat mengambil pelajaran darinya.
Penelitian pada Remaja Awal
Kemudian, kelompok F maupun G diberi beberapa soal baru yang sulit, yang tidak dapat mereka kerjakan dengan baik.
Penelitian pada Remaja Awal
Setelah mengalami kesulitan, penampilan kelompok F merosot tajam, bahkan ketika diberi beberapa soal yang lebih mudah. Karena kehilangan kepercayaan pada kemampuan sendiri, mereka bekerja lebih buruk daripada saat mereka mulai.
Penelitian pada Remaja Awal
Sedangkan, kelompok G yang berusaha keras menunjukkan penampilan yang semakin baik dan semakin baik. Mereka menggunakan soal-soal yang sulit untuk mengasah keterampilan mereka sedemikian rupa sehingga ketika mereka kembali ke soal-soal yang lebih mudah, mereka sudah selangkah lebih maju.
Fakta
Ben Hogan, salah seorang pemain golf terbesar sepanjang sejarah, sama sekali tidak bisa bermain golf ketika masih kanak-kanak.
Fotografer Cindy Sherman, yang selama ini dimasukkan dalam daftar seniman terpenting abad kedua puluh, gagal menjalani kursus fotografi pertamanya.
Geraldine Page, salah seorang aktris terbesar, pernah dinasihati untuk berhenti karena dianggap tidak berbakat.