MINAT BERKARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK PASCA IMPLEMENTASI UU NO 5 TAHUN 2011 KAJIAN BERDASAR EXTENDED THEORY OF REASONED ACTION (TRA) BAKRI IAIN Sultan Amai Gorontalo Jl.Gelatik No. 11 Kota Gorontalo
ABSTRAK Dengan disyahkan UU No.5 Tahun 2011 maka landasan hukum akuntan publik di Indonesia menjadi jelas. Penelitian ini merupakan pengembangan dari model Extended Theory of Reasoned Action (TRA), yang akan melihat perilaku mahasiswa terhadap karir akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan Publik. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi di Kota Makassar dengan sampel sebanyak 110 yang dipilih berdasarkan stratified random sampling. Dalam penelitian ini digunakan metode gabungan/mixed method yaitu penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu regresi linier berganda dan analisis jalur yang merupakan metode utama yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif sebagai pengkayaannya. Hasil penelitian berhasil membuktikan hipotesis penelitian yang berarti bahwa: (1) sikap, norma subyektif dan kontrol individu berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan Publik. Selanjutnya minat tersebut akan mendorong seseorang untuk merencanakan karir sehingga kedepan dapat mewujudkan minatnya tersebut. (2) Keberadaan UU Akuntan Publik menjadikan kedudukan, hak dan kewajiban Akuntan Publik menjadi semakin jelas dan terhormat sehingga implementasi UU tersebut telah mendorong minat mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik. With the approved Act No. 5/2011 the legal basis of public accountants in Indonesia became clear. This research is the development of a model of Extended Theory of Reasoned Action(TRA), which will look at the behavior of students towards careers in accountant after implementation Certified Public Accountants Law. This research was conducted at the Department of Accounting students in the city of Makassar with a total of 110 samples were selected by stratified random sampling. This study used a combined method / mixed method both quantitative and qualitative methods. Quantitative approaches as the main method used multiple linear regression and path analysis. On the other hand, qualitative approach is used as the compliment. The results proved the hypothesis of the study which means that: (1) attitudes,
59
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
subjective norms and perceived behavioral control effect on intention became public accountant after the implementation of the Law on Public Accountants. Further intention will encourage someone to plan ahead to realize the career that interests them. (2) The existence of the Public Accounting Act makes the position, rights and obligations of public accounting is becoming increasingly apparent and valued so that the implementation of the Act has led to a career interest of students into public accounting. Keywords: Intentions; Public Accountant, UU No.5 Tahun 2011, Extended Theory of Reasoned Action (TRA).
PENDAHULUAN Pada dekade ini minat masyarakat terhadap profesi akuntansi cukup tinggi. Hal ini terbukti dari seakin banyaknya jumlah lembaga pendidikan akuntansi dari tahun ke tahun baik pada jenjang diploma, strata satu (S1), maupun profesi akuntansi (PPAK). Setelah menyelesaikan studi, mahasiswa akuntansi tersebut dapat memilih beberapa karir yang dapat dijalaninya, misalnya sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Akuntan publik atau auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya (Arens et al. 1996). Lebih jauh Arens et al. (1996) memaparkan bahwa profesi akuntan publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa audit dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan bahwa profesi akuntan publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan. Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia usaha, dalam era globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa akuntan publik akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntan publik dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik. Berdasarkan data IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia), jumlah akuntan publik di Indonesia hingga 31 Maret 2011 mencapai 926 yang tergabung di 501 Kantor Akuntan Publik. Bila dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan ASEAN, maka jumlah
60
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
tersebut merupakan yang paling sedikit. Data jumlah akuntan pada negaranegara dikawasan ASEAN tersebut nampak dalam Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Akuntan Publik di ASEAN Negara
Jumlah Penduduk
Indonesia Vietnam Malaysia Thailand Filipina Singapura
237.000.000 25.000.000 85.000.000 66.000.000 88.000.000 5.000.000
Jumlah Akuntan Publik 926 1.500 2.460 6.000 15.000 15.120
Sumber: IAPI, 31 Maret 2011 Kondisi tersebut semakin buruk karena sejak 1997 hingga kini, pertumbuhan jumlah akuntan publik tidak signifikan dan cenderung stagnan. Hal ini tampak dari data umur akuntan publik pada Tabel 2. Dari tabel tersebut nampak bahwa regenerasi akuntan sangat lambat dimana akuntan didominasi oleh akuntan dengan usia lanjut. Tabel 2 Umur Akuntan Publik di Indonesia Umur 26 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 51 tahun Sumber: IAPI, 31 Maret 2011
Jumlah Akuntan publik 926 (% berdasarkan umur) 11 % 25 % 64 %
Setiap tahun dihasilkan tenaga terdidik bidang akuntansi yang mendapatkan gelar akuntan sebanyak 1.200.000.000-an orang dari jumlah penyelenggara Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) yang ada di Indonesia yaitu 41 Perguruan Tinggi. Sedangkan hanya 300 –400an dari jumlah tersebut yang berkenan mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan yang lulus USAP kurang lebih 150 orang. Ironisnya lagi sekitar 26% dari 150 atau hanya 39 orang yang berkenan untuk berpraktik sebagai akuntan publik, sedangkan lainnya lebih memilih berkarir pada profesi lainnya. Sementara itu, dengan disyahkannya UU Akuntan Publik maka sangat besar kemungkinan jumlah Akuntan Publik di Indonesia akan meningkat tajam.
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
61
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
Optimisme tersebut juga diungkapkan oleh menteri keuangan Agus Martowardoyo (Republika, 5 April 2011), pasalnya dalam UU tersebut tidak membatasi setiap orang yang ingin mengikuti PPAk dengan memperbolehkan lulusan dari nonakuntansi mengikuti pendidikan tersebut. Disamping itu, UU tersebut juga memperbolehkan akuntan publik asing masuk ke Indonesia dengan menggandeng 4 Akuntan Publik Indonesia. Dengan disahkan UU No.5 Tahun 2011 tersebut maka landasan hukum akuntan publik di Indonesia menjadi jelas. UU Akuntan Publik tersebut juga mempertegas pembagian kewenangan antara Mentri Keuangan, Asosiasi Profesi Akuntan Publik, dan Komite Profesi Akuntan Publik. Selain itu, disepakati Mentri Keuangan berwenang melaksanakan fungsi perizinan, pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Bahkan Menteri Keuangan menegaskan bahwa pengesahan UU tersebut untuk melindungi kepentingan publik dan menghindari kriminalisasi terhadap profesi akuntan publik (Republika, 5 April 2011). Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa merupakan tahap awal dari pembentukan karir tersebut. Mahasiswa pada umumnya dikenalkan kepada pengetahuan akan karir melalui perkuliahan dan pengalaman hidup, kemudian mereka akan mempertimbangkan kemungkinan pilihan karir tersebut, mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dan mempelajari lebih lanjut tentang profesi tersebut. Menurut Lent et al (1996) ada tiga aspek pengembangan karir yang berperan dalam pemilihan karir, pertama adalah self efficacy, kedua outcome expectations, dan yang ketiga adalah personal goals. Lent dan Hackett (1996) menjelaskan bahwa self efficacy karir merupakan kepercayaan dan penghargaan individu dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan pemilihan dan penyesuaian kepada suatu pilihan. Penelitian mengenai minat memilih karir sebagai akuntan publik sudah banyak dilakukan. Diantaranya dilakukan oleh Merdekawati dan Sulistyawati (2011), Rahayu dkk (2003), Kunartinah (2003), Wijayanti (2001), dan Astami (2001). Penelitian tersebut masih sebatas menghubungkan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik. Sedangkan penelitian serupa yang mengarah pada diberlakukanya UU Akuntan Publik masih terbatas, yaitu dilakukan oleh Susilowati (2012). Dengan pendekatan kualitatif fenomenologi, penelitian tersebut menemukan bahwa sikap mahasiswa atas UU Akuntan Publik memunculkan optimisme mampu bersaing dengan lulusan lain. Selanjutnya, optimisme mereka menentukan perencanaan pilihan karir yang akan mereka tekuni kelak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berupaya menemukan bukti empiris pengaruh sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dipersepsikan terhadap intensi/minat berkarir mejadi Akuntan Publik dan perilakunya pasca implementasi UU No.5 Tahun 2011. Berlandaskan Extended Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai dasar pengembangan model, dalam
62
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
penelitian ini digunakan metode gabungan/mixed method yaitu penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan metode yang utama yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif sebagai pengkayaannya sehingga hasilnya dapat digeneralisasi terhadap seluruh populasi. RERANGKA TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Implementasi dan Dampak Kebijakan Menurut Jones (1994 dalam Rafli, 2008:55) implementasi diartikan sebagai getting the job done and doing it, yakni suatu pekerjaan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan. Sedangkan menurut Van Matter dan Carl (1974 dalam Rafli, 2008:56), mengatakan bahwa penekanan pada suatu tindakan yang dilakukan secara individu, berkelompok, pemerintah maupun swasta guna mencapai tujuan didasarkan secara individu, keputusan sebelumnya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dari sudut pandang suatu proses dapat dipahami bahwa konsep implementasi terkait pada sejauhmana suatu kebijakan telah tercapai atau terwujud di dalam pelaksanaan atau pengimplementasiannya. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada implementasi UU No 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Keberadaan UU tersebut telah memberikan dampak signifikan dalam dunia profesi akuntansi. Sehingga landasan hukum atas profesi akuntan menjadi jelas. UU tersebut tidak hanya mengatur mengenai akuntan saja, tetapi juga Kantor Akuntan Publik serta pemerintah dan asosiasi profesi selaku pembuat regulasi. Kemudian beberapa pasal yang sempat menimbulkan kontroversi diantaranya adalah pasal 6 huruf a yang berbunyi:c“…Yang dapat mengikuti pendidikan profesi akuntan publik adalah seseorang yang memiliki pendidikan minimal sarjana strata 1 (S-1), diploma IV (DIV), atau yang setara”. Pasal tersebut mengandung arti bahwa lulusan dari jurusan/program studi apapun syah berprofesi menjadi akuntan publik. Disamping itu, ijin bagi Akuntan Publik Asing untuk mendirikan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) juga sempat menjadi perdebatan dan tarik ulur dalam pengesahan UU tersebut.
Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action/TRA) Teori tindakan beralasan (Theory of Reasoned Action/TRA) adalah sebuah teori keperilakuan yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980), untuk selanjutnya disingkat TRA. Teori ini dikembangkan menggunakan pendekatan kognitif, dengan ide dasar bahwa: “humans are reasonable animals who diciding what actions to take, systematically process and utilized the informations available to them” (Ajzen dan Fishbein dalam Smet 1994, h.164). Spesifikasi TRA (Ajzen dan Fishbein, 1980) dibanding dengan teori keperilakuan lainnya adalah menghubungkan kepercayaan/keyakinan (beliefs),
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
63
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
sikap (attitude), minat/kehendak/keinginan (intention) dan perilaku (behavior). Minat dipandang sebagai prediktor terbaik dari perilaku, jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik memprediksinya adalah mengetahui minat orang tersebut. Oleh karenananya TRA (Ajzen dan Fishbein, 1980) juga disebut sebagai behavioral intention theory (Smet, 1994), yaitu teori yang menjelaskan bahwa minat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku atau tindakan merupakan penentu langsung dari perilaku atau tindakannya (Jogiyanto 2007, h. 31). Keuntungan menggunakan TRA (Ajzen dan Fishbein, 1980) dibanding dengan teori keperilakuan lainnya adalah teori ini dapat menganalisis komponen perilaku dalam item yang operasional (Smet, 1994, h. 166). Dalam hal ini perilaku individu (behavior) didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh seorang individu dan sangat erat hubungannya dengan minat individu berperilaku (behavioral intention). Sedangkan ninat (intention) didefinisikan sebagai keinginan melakukan perilaku. Gambar 1 Theory of Reasoned Action/TRA Sikap terhadap Perilaku (Attitude Towards Behavior) Minat Perilaku (Intension Behavior)
Perilaku ( Behavior)
Norma Suyektif (Subjectives Norm)
Sumber: (Ajzen dan Fishbein, 1980) TRA (Ajzen dan Fishbein, 1980) dikembangkan dengan asumsi bahwa manusia umumnya melakukan sesuatu tindakan atau perilaku dengan cara-cara sadar (rasional), mempertimbangkan semua informasi yang ada dan implikasiimplikasi dari tindakan mereka. Dengan asumsi yang demikian itu, Ajzen dan Fishbein (1980) dalam TRA menyatakan bahwa minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, penentu pertama berhubungan dengan faktor pribadi dan penentu kedua berhubungan dengan faktor sosial. Penentu pertama yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah sikap terhadap perilaku (attitude
64
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
towards behavior), sedangkan penentu kedua yang berhubungan dengan faktor sosial adalah norma subyektif (subjectives norm) seperti disajikan pada gambar 1. Extended Theory of Reasoned Action Pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action sering disebut juga dengan Theory of Planned Behavior. Ajzen (1988:132) menambahkan konstruk yang belum ada dalam Theory of Reasoned Action, yaitu perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control), yaitu keyakinan bahwa individu akan melaksanakan atau tidak melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia memiliki kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Sehingga secara skematiknya dilukiskan sebagaimana pada gambar berikut: Gambar 2 Theory of Planned Behavior ATTITUDE (Behavioural belief weighted by outcome evaluations) SUBJECTIVE NORM (Normative belief weighted bymotivation to comply) PERCEIVED BEHAVIOURAL CONTROL (Control belief weighted by influence of control beliefs)
BEHAVIOURAL INTENTION
BEHAVIOUR
Sumber: Ajzen (2005) Konsep Karir Karir adalah suatu rangkaian kegiatan kerja yang terpisahkan tetapi berkaitan, yang memberikan kesinambungan, ketentraman, dan arti dalam hidup seseorang. Sedangkan menurut Handoko (2000 : 123), karir adalah semua pekerjaan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Dengan demikian karir menunjukkan perkembangan para pegawai secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi.
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
65
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
Tujuan karir adalah posisi di masa mendatang yang ingin dicapai oleh individu dalam pekerjaannya. Jadi keberhasilan karir tidak lagi diartikan sebagai penghargaan institusional dengan meningkatnya kedudukan dalam suatu hierarki formal. Apalagi pada saat ini karir telah mengalami pergeseran menuju karir tanpa batas (the boundaryless career). Kunci keberhasilan karir pada masa yang akan datang lebih dicerminkan dari pengalaman hidup seseorang daripada posisi yang dimilikinya. Pengembangan hipotesis Sikap sebagai tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh seorang individu dan sangat erat hubungannya dengan minat individu berperilaku (behavioral intention). Penentu pertama yang berhubungan dengan faktor pribadi adalah sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior). Sedangkan penentu kedua yang berhubungan dengan faktor sosial adalah norma subyektif (subjectives norm). Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh faktorfaktor pribadi dalam diri individu yaitu kepercayaan-kepercayaan perilaku (behavioral beliefs) atau perasaan (affect) positif/negatif mengenai konsekuensikonsekuensi untuk melakukan atau tidak melalukan tindakan atau perilaku tertentu. Sedangkan Norma-norma Subjektif ditentukan oleh faktor-faktor sosial diluar diri individu yaitu pandangan atau persepsi individu mengenai kepercayaan-kepercayaan nornatif (normatief beliefs) bahwa orang-orang tertentu yang dipandang mempengaruhi perilakunya, menginginkan/tidak menginginkan perilaku itu dilakukan. Norma subyektif akan memepengaruhi minat perilaku melalui suatu proses refleksi sosial berdasar kepercayaan individu terhadap pandangan atau persepsinya bahwa orangorang atau kelompok-kelompok tertentu yang dipandang akan mempengaruhi perilakunya, menginginkan/tidak menginginkan perilaku itu dilakukan. Seorang individu akan melakukan suatu tindakan atau perilaku, apabila Ia percaya bahwa tindakan atau perilaku itu positif untuk dilakukan, dan orang-orang tertentu yang dipandang pantas sebagai referensi tindakannya menginginkan agar perilaku itu dilakukan. Dengan demikian variabel-variabel Sikap Terhadap Perilaku dan Norma-norma Subyektif dapat digunakan untuk memprediksi Minat Perilaku yang akan menentukan Perilaku individu. Minat (intention) didefinisikan sebagai keinginan melakukan perilaku. Ajzen dan Fishbein (1980) dalam TRA menjelaskan bahwa perilaku individu dilakukan karena individu mempunyai minat atau keinginan untuk melakukan perilaku. Minat perilaku (behavioral intention) akan menentukan perilaku (behavior) individu. Dalam kaitan untuk melihat perilaku mahasiswa pasca implementasi UU Akuntan Publik, penelitian ini berpijak pada pendekatan akuntansi keperilakuan Extended TRA. Penelitian pengembangan dari model TRA ini
66
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
selanjutnya melihat perilaku mahasiswa terhadap karir akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan Publik karena adanya minat untuk menjadi akuntan publik. Kemudian minat tersebut akan tumbuh karena adanya sikap positif yang timbul dari dalam diri mahasiswa serta adanya norma subyektif berupa dorongan yang timbul dari faktor-faktor sosial diluar diri individu. Sehingga hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: H.1 : Sikap positif mahasiswa terhadap UU Akuntan Publik akan berpengaruh positif terhadap minat menjadi akuntan publik H.2 : Norma Subyektif berupa pandangan dan dorongan dari luar akan mempengaruhi minat mahasiswa menjadi akuntan publik H.3 : Kontrol perilaku yang dirasakan berupa keyakinan akan kemampuan dirinya berpengaruh positif terhadap minat menjadi akuntan publik H4 : Minat mahasiswa menjadi akuntan publik akan berpengaruh terhadap perilakunya yang mengarah kepada pencapaian karir menjadi akuntan publik Ha5 : Sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan akan berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik Secara diagram, hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3 Kerangka Pemikiran Teoritis Sikap Mahasiswa terhadap UU Akuntan Norma Subyektif faktor-faktor sosial dari luar individu
Minat berkarir menjadi Akuntan Publik
Perilaku berkarir menjadi Akuntan Publik
Kontrol perilaku yang dirasakan METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Akuntansi di Kota Makassar.Sedangkan sampel dipilih dengan metode stratified random sampling berdasarkan jumlah mahasiswa pada semester 5 keatas pada masing-masing universitas. Hal tersebut didasarkan karena mahasiswa pada semester tersebut sudah menerima mata kuliah auditing1 dan auditing 2 sehingga diyakini sudah memiliki pengetahuan keakuntansian yang cukup terutama pemahaman
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
67
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
terhadap UU Akuntan Publik. Adapun jumlah sampel mininimal ditentukan dengan rumus Slavin. Dengan tingkat kelonggaran 10% ditemukan jumlah sampel minimal 90 responden. Selanjutnya disebarkan 150 kuesionair, dan kuesionair yang kembali serta memenuhi syarat berjumlah 110 atau dapat dikatakan bahwa respons rate sebanyak 73%. Definisi dan Pembatasan Variabel Keseluruhan variable penelitian yaitu sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan (X), minat mahasiswa terhadap karir akuntan publik (Z) dan perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan publik (Y) merupakan variabel unobserved. Oleh karena itu variabel dikembangkan dengan indikator dari Ajzen (2005). Setiap pernyataan dari variabel yang diteliti menggunakan skala Likert dan masingmasing butir pernyataan diberi skor 1 sampai 5. Alternatif jawaban pada setiap pernyataan meliputi Sangat setuju (5), Setuju (4), Netral/ragu-ragu (3), Tidak Setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1). Analisis data Setelah mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui demografi sampel serta gambaran kondisi masing-masing variable; (2) Analisis Statistik Inferensial diguanakan alat analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). sedangkan untuk melihat pengaruh tidak langsung variabel X terhadap variabel Y melalui Z digunakaan analisis jalur (path analysis). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Jurusan Akuntansi yang minimal telah berada pada semester 5 di Sekolah Tinggi,Universitas negeri dan swasta di kota Makassar yaitu UNM,UMI Makassar, Universitas 45, STIE YPUP Makassar, dan STIEM. Adapun demografi sampel nampak dalam tabel berikut: Tabel 3 Demografi Sampel Berdasarkan Gender Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki 45 41% Perempuan 65 59% jumlah 110 100% Sumber: Data diolah 2012 Sampel yang diteliti diketahui 59% berjenis kelamin perempuan. Karena memang
68
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
disadari bahwa mahasiswa jurusan akuntansi sebagian besar adalah perempuan. Rata-rata usia responden adalah kurang dari 21 tahun. Dan sebagain besar responden masih duduk pada semester 5. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa pada semester 7 sedang tidak berada dikampus karena menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Sedangkan dilihat dari sebaran usia nampak sebagai berikut: Tabel 4 Demografi Sampel Berdasarkan Usia USIA < 21 tahun > 21 tahun Tidak diketahui Jumlah
JUMLAH 56 32 22 110
PROSENTASE 51% 29% 20% 100%
Sumber: Data diolah 2012 Uji Kualitas Instrumen & Kualitas Data Sebelum digunakan sebagai alat untuk mengambil data, terlebih dahulu instrumen diujicobakan (pilot project) agar memenuhi validitas dan reliabilitas. Untuk menguji validitas tiap butir soal digunakan perhitungan korelasi bivariate antara item pertanyaan dengan total skor konstruk. Berdasarkan hasil korelasi pearson pada tabel diatas diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan variabel adalah valid pada signifikansi 5%. Sedangkan pengujian reliabilitas kuisioner digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai Cronbach Alpha 0,864. Angka tersebut memberikan arti bahwa jawaban responden reliabel. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi: Uji Normalitas, Uji Heteroskesdastisitas dan Uji Multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa model terbebas dari masalah asumsi klasik. Hasil Penelitian Hasil pengujian statitistik deskriptif atas masing-masing variabel menunjukkan hasil sebagaimana nampak dalam tabel 5. Dari tabel tersebut nampak bahwa sebagian besar responden bersikap netral terhadap implementasi UU Akuntan Publik. Artinya sebagian besar mahasiswa menyikapi hal tersebut dengan sikap acuh tak acuh. Mereka menganggap keberadaan UU tersebut tidak begitu berpengaruh dalam menaikkan pamor maupun elektabilitas profesi akuntan publik. Hal tersebut dikarenakan responden belum begitu memahami terhadap isi UU tersebut. Hasil interview peneliti pada sebagian mahasiswa, mereka mengaku belum mendalami isi UU secara komprehensif. Sebagian dari
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
69
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
mereka hanya mengetahui pasal-pasal yang bersifat kontroversial seperti diperbolehkannya lulusan dari jurusan lain untuk berkarir menjadi akuntan publik. Responden merasa hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan terhadap sikap mereka dalam merencanakan karir menjadi akuntan publik. Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel
Rata-rata jawaban Responden
Attitude
Sub Norm
Control
Intention
Behavioral
3,1
3,7
3,9
3,2
3,6
Norma subyektif berupa faktor-faktor dari luar individu seperti pengaruh dari orangorang dekat, pengaruh asosiasi profesi, maupun kepercayaan seseorang terhadap suatu profesi telah mendorong seseorang untuk memilih berprofesi pada akuntan publik. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab ragu-ragu dan setuju. Hal tersebut berarti bahwa responden meyakini ada manfaat yang dapat diperoleh jika memilih karir menjadi akuntan publik dan sebagian lainnya masih ragu-ragu. Sedangkan kontrol individu yang dipersepsikan merupakan keyakinan individu akan kemampuan akademik dan profesionalnya untuk menjalani karir sebagai akuntan publik. Rata-rata responden menjawab bahwa mereka memiliki bekal akademis dan profesional yang cukup untuk dapat bekerja sebagai akuntan publik. Minat untuk melakukan perilaku (intention) yaitu kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Sedangkan intentions atau minat responden untuk memilih karir sebagai akuntan publik pasca implementasi UU No.5/2011 tersebut relatif kecil. Apabila dikaitkan dengan pemahaman mereka terhadap UU tersebut memang sebagian besar responden yang notabene merupakan mahasiswa jurusan akuntansi ternyata belum paham terhadap isi UU Akuntan Publik. Variable yang terakhir yaitu perilaku mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik pasca pengesahan UU akuntan publik rupanya cukup tinggi. Perilaku ini merupakan tindakan nyata untuk merencanakan karir sebagai akuntan publik dengan adanya UU baru tersebut. Sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa UU tersebut telah memandu mereka dalam merencanakan karir sebagai akuntan publik. Sementara itu, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan akan berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk berprofesi
70
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
menjadi akuntan publik. Bahkan keseluruhan variabel tersebut signifikan pada alfa 1% sebagaimana ditampilkan dalam tabel 6. Sedangkan koefisien determinasi diketahui sebesar 64.3%, hal ini menunjukkan bahwa model I ini cukup bagus. Tabel 6 Hasil Pengujian Model Tahap I Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constand) Attitude Norm Control a.
Std. Error 1.212 .730 -.189 .445
.507 .101 .054 .072
Standardized Coefficients Beta .708 -.324 .439
t
Sig
2.388 7.242 -3.492 6.200
.019 .000 .001 .000
Dependent Variable: Intention
Pada pengujian model tahap kedua juga dapat dibuktikan secara empiris bahwa minat pada profesi akuntan publik dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik. Dari pengujian dengan regresi sederhana maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 5.683 + 0.808 Minat + € Tabel 7 Hasil Pengujian Model Tahap II Unstandardized Coefficients Standardized Model Coefficients Beta t B Std. Error 1 (Constand) 5.683 .732 7.762 Intention .808 .113 .568 7.170 a. Dependent Variable: Behavioral
Sig .000 .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh angka R2 adjusted sebesar 31.6%. Hal tersebut berarti bahwa variabilitas variabel perilaku merencanakan karir menjadi akuntan publik yang mampu dijelaskan oleh variabilitas varibel minat hanya sebesar 31.6%, sedangkan sisanya sebesar 68.4% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Nilai koefisien determinasi tersebut relatif kecil, hal tersebut sangat dimungkinkan disebabkan oleh pemahaman dan pengetahuan responden yang sangat minim terhadap isu UU Akuntan Publik. Selanjutnya untuk membuktikan bahwa intention atau minat
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
71
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
merupakan variabel intervening dalam hungan antara sikap, norma subyektif dan kontrol individu terhadap perilaku dapat ditunjukkan dalam tabel 8. Tabel 8 Hasil Pengujian Model Tahap III Unstandardized Coefficients Model B Std. Error .872 2.408 1 (Constand) .173 .295 Attitude .093 .358 Norm .123 .226 Control a. Dependent Variable: Behavioral
Standardi zed Coefficie nts Beta .201 .432 .157
t 2.762 1.704 3.853 1.832
Sig .007 .091 .000 .070
Berdasarkan hasil pengujian diatas ternyata hanya variabel norma subyektif yang terbukti berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam merencanakan karir sebagai akuntan publik pasca implementasi UU akuntan publik. Temuan empiris ini memperkuat pendapat. Ajzen (2005) mengenai TRA. Bahwa minat merupakan suatu fungsi dari penentu dasar seseorang berperilaku sesuatu. Penentu pertama berhubungan dengan faktor pribadi dan penentu kedua berhubungan dengan faktor sosial, sedangkan penentu ketiga berhubungan dengan estimasi atas kemampuan dirinya. Pembahasan Dengan dapat dibuktikannya hipotesis penelitian berarti bahwa sikap, norma subyektif dan kontrol individu berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik pasca implementasi UU Akuntan Publik. Selanjutnya minat tersebut akan mendorong seseorang untuk merencanakan karir sehingga kedepan dapat mewujudkan minatnya tersebut. Implementasi UU Akuntan Publik menentukan optimisme mahasiswa menjadi akuntan publik. Dengan implementasi UU tersebut yaitu sejak bulan Desember 2011, mahasiswa mempunyai ekspektansi akan hal-hal baik terjadi di masa yang akan datang. Namun demikian, koefisien regresi serta koefisien determinasi menunjukkan angka yang kecil. Hal ini berarti bahwa sikap mahasiswa atas implementasi UU Akuntan Publik memberikan pengaruh yang kecil terhadap minat menjadi akuntan publik. Kondisi tersebut ditengarahi oleh minimnya pemahaman yang komprehensif terhadap UU tersebut. Penjelasan pasal 6 huruf a Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik tidak membatasi setiap orang yang ingin mengikuti
72
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
Pendidikan Profesi Akuntan dengan memperbolehkan lulusan dari nonakuntansi. Meskipun pasal tersebut sempat menjadi sorotan dan perdebatan, mahasiswa akuntansi merespon pasal tersebut dengan netral, karena mereka optimis bisa mendapatkan profesi tersebut. Selain itu, mahasiswa juga memiliki tujuan karir yang jelas. Mereka yakin dengan kemampuannya bisa berkarir menjadi akuntan publik. Banyak pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki menjadi bekal menekuni karir tersebut. Mahasiswa menerima penjelasan pasal tersebut yang menyatakan bahwa mereka yakin bisa bersaing dengan lulusan nonakuntansi, walaupun kelak akan bersaingan dengan banyak lulusan yang berminat menjadi akuntan publik. Norma subyektif berupa faktor sosial rupanya juga mampu mempengaruhi minat seseorang untuk berkarir menjadi akuntan publik. Dengan disyahkannya UU Akuntan Publik akhir tahun 2011 yang lalu telah membawa profesi ini menjadi lebih tenar dimata awam. Memang profesi akuntan publik menjadi penting semenjak era reformasi yang terus mengedepankan akuntabilitas publik. Itulah salah satu alasan yang selanjutnya pemerintah bersama DPR membuat legalitas hukum yang jelasa atas profesi akuntan. Meningkatnya jumlah permintaan atas akuntan publik dewasa ini juga telah merangsang berbagai pihak untuk berkarir disana. Dalam kaitannya dengan Theory of Planned Behavior Ajzen (1988) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action, manusia berperilaku dengan cara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Mahasiswa telah memperhatikan implementasi UU Akuntan Publik sebelum mereka memilih berkarir menjadi akuntan publik. Ajzen (1988) juga menambahkan konstruk yang belum ada dalam Theory of Reasoned Action, yaitu perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan), yaitu estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia memiliki kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Mahasiswa merasa mampu menjadi akuntan publik mengingat selama kuliah mereka telah mendapat bekal pengetahuan yang cukup tentang audit misalnya melalui mata kuliah auditing 1, auditing 2 maupun praktik mengaudit. SIMPULAN , KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : (1) Sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan terbukti berpengaruh terhadap minat mahasiswa yang selanjutnya dapat mempengaruhi perilakunya untuk berkarir menjadi akuntan publik; (2) Keberadaan UU Akuntan Publik menjadikan kedudukan, hak dan kewajiban Akuntan Publik menjadi semakin jelas dan terhormat sehingga implementasi UU tersebut telah mendorong minat mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik. Keterbatasan dalam
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
73
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
penelitian ini adalah bahwa responden yang merupakan mahasiswa jurusan akuntansi di Kota Makassar ternyata sebagian besar belum memahami isi UU Akuntan Publik. Sehingga dikhawatirkan penelitian mengenai perilaku mahasiswa pasca implementasi UU tersebut akan bias. Sehingga dari hasil temuan ini direkomendasikan kepada perguruan tinggi utamanya di Kota Makassar untuk dapat mensosialisasikan kepada mahasiswa baik secara khusus maupun melalui mata kuliah terkait seperti auditing. Agenda riset mendatang dapat melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada responden untuk memastikan bahwa responden telah memahami isi UU Akuntan Publik. Disamping itu, dengan terbuktinya model Extended Theory of Rasion Action (TRA) dalam melihat perilaku seseorang, maka penelitian selanjutnya dapat menggunakan model Theory of Planned Behavior yang merupakan pengembangan TRA dengan memasukkan background faktors internal, social dan informations. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. & Fishbein, M. 1980. Understanding attitudes and predicting social behavior. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Ajzen, Icek. 1988. Attitudes, Personality, and Behavior. Open University Press Milton Keynes __________. 2005. Attitudes, Personality, and Behavior, (2nd edition). Berkshire, UK: Open University Press-McGraw Hill Education Astami, Emita Wahyu, 2001, “Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi Akuntansi Publik dan Non Akuntansi Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi”, KOMPAK No. 1, Halaman 57-84. Azwar. 2010. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar Albrecht, W. S. and Sack, R. J. 2001. The Perilous Future of Accounting Education. CPA Journal, 71, 3: pp. 17-24. Arens, Alvin A, Randal J Elder and Mark S Beasley. 2003. diterjemahkan oleh tim Dejacarta, Auditing danPelayanan Verifikasi. Edisi 9. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia Bierstaker et al. 2005. The Effects of The 150-Credit-Hour Requirement for The Certified Publik Accountant(CPA) Exam on The Career Intentions of Woman and Minorities. Journal of Education for Business.From Infotrac
74
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
Bakri
Buchholz, Alexander K and Kass, Frimette. 2011. A Study of Accounting Students' Perception of Changes in Requirements for Certified Publik Accountant (CPA) Licensure in New York State. Proceedings of ASBBS. Volume 18 Number 1 Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Indonesia. Jakarta: Pnerbit Prenhallindo. Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Penerbit UNNES Press. Handoko, Hani T. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE Hasibuan, Malayu SP. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Hassall, Trevor. Dunlop, Alex and Lewis, Sarah. 1996. Internal Audit Education: Exploring Professional Competence. Managerial Auditing Journal. 11/5 [1996] 28–36 Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi: Yogyakarta. Kunartinah, 2003, “Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE STIKUBANK Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 10, No. 2, Halaman 182-197. Lent, R.W., Brown, S. D., & Hackett, G. 1996. Career Development From A Social Cognitive Perspective. In D.Brown, L. Brooks, & Associates. Career Choice and Development (3rd ed., pp. 373-422). San Francisco: Jossey-Bass. Merdekawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Vol. 13 No.1, 2011 Moedzakir, Djauzi M. 2010. Desain dan Model Penelitian Kualitatif: Biografi, Fenomenologi, Teori Grounded, Etnografi dan Studi Kasus. Malang: FIP Universitas Negeri Malang Moleong, L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rafli, M. 2008. Implementasi Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Jurnal Al-Buhuts, Volume. 10 Nomor 1, Juni 2014
75
Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Pasca Implementasi Uu No 5 Tahun 2011 …
Rahayu, Sri, dkk, 2003, “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir”, SNA VI, Halaman 821837 Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN Sugahara, Satoshi and Boland, Gregory. 2009. The Accounting Profession as a Career Choice for Tertiary Business Students in Japan- a Factor Analysis. Accounting Education. 18: 3, 255 — 272 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Susilowati, Nur, Dian. 2012. Sikap Mahasiswa Terhadap Undang-Undang Akuntan Publik pada Optimisme dan Perencanaan Karir. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5215 Tentang Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan publik Tsai, Chih Yung. 2010. Applying The Theory of Planned Behavior to Explore The Independent Travelers’Behavior. African Journal of Business Management. Vol. 4 (2), pp. 221-234, February 2010.Available online at http://www.academicjournals.org/AJBM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik Walker, J.W. 1990. Managing Human Resources in a Flat, Lean, and Flexible Organization: Trends for The 1990’s”. Human Resource Planning. Vol. 11: 125-132. Wijayanti, Lilies Endang. 2001. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi”. KOMPAK, No. 3, halaman 359-383.
76
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab