A. Alasan Pemilihan Judul Kemajuan teknologi di berbagai bidang saat ini telah mempengaruhi kehidupan di seluruh dunia, termasuk mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia, karena dengan teknologi yang ada saat ini telah memudahkan manusia untuk memenuhi baik yang terkait dengan kebutuhan primer maupun kebutuhan sekundernya. Salah satu kemajuan di bidang teknologi yang sangat dirasakan begitu besar dampaknya dalam kehidupan manusia adalah kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi, dimana kemajuan di bidang ini seolah-olah kehidupan manusia ini tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, karena apabila setiap saat orang membutuhkan komunikasi satu dengan yang lainnya tinggal mempergunakan perangkat yang mereka miliki, yang dinamakan sarana telekomunikasi. Sarana telekomunikasi saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan pola berpikir umat manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai naluri ingin tahu, ingin mengenal, ataupun berkomunikasi. Inovasi dibidang telekomunikasi telah berhasil menemukan dan menciptakan antara lain telepon yang dulunya harus menggunakan kabel, tetapi saat ini perangkat telepon yang ada sudah tidak menggunakan kabel atau nirkabel yang dikenal dengan nama Hand Phone atau disingkat HP. Perangkat telekomunikasi HP dapat memudahkan manusia berkomunikasi dan mengenal orang dari segala penjuru dunia tanpa harus berjalan jauh dan dapat bertatap muka secara langsung. 1
Perkembangan sarana telekomunikasi ini banyak memberikan manfaat positif dalam memudahkan umat manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam berkomunikasi, tetapi dilain sisi juga sering dimanfaatkan secara negatif oleh mereka yang mempunyai niat jahat. Kejahatan yang dilakukan menggunakan sarana telekomunikasi pada umumnya korbannya adalah sesame pengguna sarana telekomunikasi tersebut, baik dilakukan secara lisan maupun secara tertulis yaitu dengan cara mengirimkan Short Message Service atau yang dikenal dengan SMS. Dampak negative yang nyata dan banyak terjadi atas penggunaan HP/telepon seluler adalah bahwa ternyata komunikasi HP dapat dimanfaatkan pula untuk sarana bisnis illegal dan ironisnya HP juga dijadikan alat untuk melakukan penipuan melalui SMS untuk mengeruk keuntungan dengan dalih atau beralasan
menang dalam
suatu undian. Banyak kasus penipuan mengenai undian berhadiah yang dikirimkan melalui SMS serta praktik bisnis illegal yang tujuannya mengeruk keuntungan dari si korban dengan cara mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku. Berkaitan dengan HP yang digunakan sebagai alat untuk melakukan penipuan, hal ini telah terjadi dimana-mana, diantaranya di Wonogiri, dimana perkara tersebut telah diadili di Perngadilan Negeri Wonogiri
dengan
Putusan
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.82/Pid.
No.85/Pid.
B/2011/PN.WNG,
B/2011/PN.WNG,
dan
2
Putusan
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG.
Modus
operandi
dalam
putusan tersebut yaitu memanfaatkan HP untuk melakukan tindak pidana penipuan kepada seseorang. Modus operandi tersebut merupakan modus operandi baru dalam tindak pidana penipuan, dimana sebelum adanya HP untuk menyampaikan maksud biasanya pelaku harus bertemu langsung atau bertatap muka langsung dengan calon korbannya, tetapi setelah adanya HP pelaku tindak pidana penipuan tidak perlu bertemu langsung dengan calon melainkan cukup dengan cara mengirimkan
korbannya
SMS kepada calon
korbannya, sehingga calon korban menjadi terpengaruh dengan SMS tersebut dan kemudian korban menuruti apa yang menjadi kehendak dari si pelaku yang kemudian calon korban baru menyadari bahwa dirinya menjadi korban penipuan. Berbekal HP milik korban yang di dalamnya berisi SMS dari pelaku dan kemudian mengakibatkan korban menyerahkan barang sesuatu kepada pelaku pada saat itu juga, setelah terjadi peristiwa tersebut kemudian korban melaporkan peristiwa itu kepada pihak Kepolisian, yang selanjutnya oleh Kepolisian dilakukan penyidikan, setelah penyidik selesai Kepolisian melimpahkan berkas perkara, tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu penuntutan. Penuntut Umum menindak lanjuti penyidikan dengan membuat surat dakwaan dan oleh Penuntut Umum kemudian dilimpahkan ke
3
Pengadilan Negeri Wonogiri, oleh Pengadilan Negeri Wonogiri perkara tersebut di proses lebih lanjut dan telah diputus dimana terdakwa dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana penipuan dan dijatuhi pidana. Ketertarikan penulis untuk menulis topik ini, bahwa di fakultas hukum UKSW khususnya belum ada mahasiswa yang mengambil topik ini dijadikan karya tulis ilmiah dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memenuhi gelar sarjana hukum. Memang ada beberapa
topik
yang
sejenis
diantaranya
berkaitan
dengan
pertimbangan hakim dalam perkara pidana, perbedaannya adalah dalam skripsi seperti :
Made Wedayana Ambara
Vilda Mandayaningrum
(312009022)
Harahap (312007029)
Rumusan Bagaimana hakim
Bagaimana hakim
Masalah
mempertimbangkan SMS
mempertimbangkan
dikaitkan dengan barang bukti
barang bukti pengganti
dan alat-alat bukti menurut
dalam putusan
KUHAP dalam putusan
Pengadilan Negeri
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
Umgaran No
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
82/Pid/B/2009/PN.Ung
No.85/Pid. B/2011/PN.WNG,
tanggal 4 Juni 2009,
4
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, putusan Pengadilan serta perkara
Negeru No
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS
83/Pid/B/2009/PN.Ung
?
tanggal 4 Juni 2009, dan putusan Pengadilan Negeri Semarang No 818/Pid/B/2009/PN.SMG tanggal 10 Agustus 2009 ?
Berdasarkan
uraian di atas penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul : “Pertimbangan Hakim Terkait Barang Bukti Dalam Tindak Pidana Dengan Menggunakan SMS (Studi Kasus Putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG, No.84/Pid.B/2011/PN.WNG, No.85/Pid. B/2011/PN.WNG , No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, dan putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS)”.
B. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi dewasa ini cukup memudahkan setiap orang melakukan berbagai komunikasi satu dengan yang lain. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat, orangorang tertentu dapat juga menyalahgunakan sarana komunikasi itu
5
dengan memanfaatkan teknologi seluler untuk melakukan suatu kejahatan. Dan salah satu dampak negative dari teknologi seluler ini adalah munculnya kasus-kasus penipuan melalui seluler yang sering terjadi di masyarakat. Perkembangan teknologi informasi yang pada awalnya hanya terbatas pada alat penghitung kemudian berevolusi dari waktu ke waktu dengan adanya penemuan dan penciptaan telepon oleh Alexander Graham Bell yang menjadi sarana telekomunikasi pertama yang tidak memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya. Namun dengan kabel-kabel dan satelit-satelit telepon menjadi sarana telekomunikasi yang murah dan berhasil digunakan di seluruh dunia sehingga diyakini akan menjadi alternatif utama bagi penyelenggaraan seluruh aspek kehidupan manusia, dan cara baru ini dipilih karena teknologi informatika yang berkarakteristik lintasbatas di tingkat nasional maupun global akan dapat meningkatkan efesiensi dan kecepatan penyelenggaraan kehidupan manusia. Semua kemajuan teknologi adalah pedang bermata dua, ia dapat digunakan untuk tujuan baik dan jahat sekaligus. 1 Tetapi teknologi mutakhir menimbulkan manfaat yang banyak, dan aspek kerusakan yang jauh lebih banyak juga. Kemajuan teknologi yang merupakan hasil dari budaya manusia di samping membawa dampak positif, dalam arti dapat didayagunakan untuk kepentingan umat manusia juga membawa dampak negatif terhadap perkembangan dan 1
Abdul Wahid , Mohammad Labib, Kejahatan Mayantara ( Cyber Crime). Refika Aditama, Bandung, 2010. Hal 16. 6
peradaban manusia. Dampak negatif yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan dunia kejahatan Penipuan dengan menggunakan layanan SMS telah banyak memakan korban, pada umumnya yaitu masyarakat pengguna telepon seluler itu sendiri. Sebagai contoh: Menurut data PT.Excelmindo Pratama yang disampaikan pada pelaksanaan dialog tanggal 20 Agustus 2002 tentang penipuan melalui telepon selular di Jakarta, Dyah Tari dari yayasan lembaga Konsumen (YLKI) mengungkapkan bahwa pada periode Januari sampai dengan Juli 2002 saja, atau dalam kurun waktu 6 bulan, telah terdapat 3.000 pengguna telepon seluler yang mengadukan aksi penipuan, dengan grafik kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu.2 Dalam hal melakukan penipuan, jarak sudahlah tidak menjadi masalah untuk dapat saling berkomunikasi. Teknologi sudah maju pesat, tercipta sebuah alat canggih untuk membuat jarak yang jauh menjadi dekat. Telepon genggam atau lebih dikenal HP membuat jarak menjadi tidak masalah. Di jaman modern ini, HP sudah bisa dinikmati dari kalangan bawah sampai kalangan atas, hanya dengan membeli pulsa kita dapat berhubungan langsung dengan orang yang posisinya jauh dari kita. Terlebih lagi HP memiliki fasilitas SMS yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menyampaikan pesan dengan tarif yang relatif murah. Kehadiran teknologi ini telah membantu semua orang tanpa terkecuali. Dengan kehebatannya yang membuat kita bisa berkomunikasi jarak jauh tanpa tatap muka,
2
Theodorus JB . Rumampuk, “Pembuktian dalam Tindak Pidana Penipuan Seluler” www.hukumonline.com. 7
teknologi HP ini juga membuka peluang bagi terjadinya kejahatan, di mana para pelaku melakukan berbagai modus kejahatan untuk menjebak korbannya, tanpa menatap batang hidung si korban. Dan salah satu cara yang digunakan dalam tindakan kejahatan itu adalah penipuan melalui SMS. HP milik korban yang berisi SMS dari pelaku tersebut kemudian oleh penyidik disita untuk dijadikan barang bukti dalam proses peradilan pidana. Dalam pembuktian perkara pidana, Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana atau yang disebut KUHAP mengenal apa yang disebut dengan barang bukti dan alat bukti. Terkait alat bukti secara limitatif KUHAP
sudah ditentukan di dalam Pasal 184 yang
menegaskan : (1) Alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi b. keterangan ahli c. surat d. petunjuk e. keterangan terdakwa (2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan. Apa yang dimaksud dengan alat bukti dalam pasal 184 ayat (1) KUHAP tersebut, masing-masing telah diuraikan dalam Pasal 185 s/d Pasal 189 KUHAP dan berdasarkan rumusan tersebut berarti, tidak ada alat bukti lain yang dapat dipergunakan untuk membuktikan perkara pidana yang diajukan ke sidang pengadilan.
8
Disamping KUHAP sudah mengatur alat bukti, KUHAP secara emplisit mengenal apa yang disebut barang bukti, sebagaimana dalam Pasal 40 yang menegaskan: Dalam hal tertangkap tangan penyidik dapat menyita benda dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti.
Tetapi tentang barang bukti tersebut tidak secara spesifik diatur didalam KUHAP hanya saja Pasal 39 telah mengatur tentang barangbarang yang dapat disita dimana didalam Pasal tersebut menegaskan sebagai berikut : (1) Yang dapat dikenakan penyitaan adalah:
a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dan tindak pidana atau sebagai hasil dan tindak pidana b. benda yang telah dipergunakan secara Iangsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya c. benda yang dipergunakan untuk menghalanghalangi penyidikan tindak pidana d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. (2) Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana, sepanjang memenuhi ketentuan ayat (1).
Jika apa yang dirumuskan Pasal 39 Ayat (1) tersebut dikaitkan dengan pasal lain dalam hal ini adalah Pasal 40 dan Pasal 181 Ayat (1) maka barang-barang yang disita tersebut dalam proses peradilan
9
pidana disebut sebagai barang bukti, termasuk HP yang berisi SMS yang
disita
dalam
putusan
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.85/Pid.
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG,
B/2011/PN.WNG,
dan
Putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS. Secara eksplisit Pasal 39 memang tidak pernah menyebutkan bahwa SMS yang tercantum dalam alat telekomunikasi tersebut termasuk didalam ketentuan Pasal 39 Ayat (1) KUHAP, namun didalam
putusan
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG, No.85/Pid.
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG,
B/2011/PN.WNG dan
,
putusan
No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS telah di sita barang bukti HP yang berisi SMS (Short Message Service) dalam pembuktian perkara penipuan. Berikut merupakan dakwaan, tuntutan, dan putusan mengenai beberapa perkara yang penulis ambil :
Dalam Putusan No. 82/Pid.B/2011/PN.WNG Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam perkara ini terdakwa di tuntut sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa DEWA SATRIA NUR PRATAMA Bin NUR ALAMSYAH bersalah telah melakukan tindak pidana “ BERSAMA-SAMA MELAKUKAN PENIPUAN”
10
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Tunggal Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DEWA SATRIA NUR PRATAMA Bin NUR ALAMSYAH dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangkan seluruhnya selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetap ditahan 3. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam kombinasi silver dan nomor HP 08562508933 dirampas untuk dimusnahkan
4. Meyatakan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2000,- (dua ribu rupiah). Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa DEWA SATRIA NUR PRATAMA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ bersama-sama melakukan penipuan” 2. Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari
11
3. Menetapkan masa penahanan yang telah di jalani oleh terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang di jatuhkan 4. Mmerintahkan supaya terdakwa tetap di tahan 5. Menetapkan barang bukti berupa -
1 buah HP Blackberry Jefelin 8900 warna casing hitam kombinasi silver beserta nomor SIM card di rampas untuk dimusnahkan
6. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.2000,- (dua ribu rupiah)
Dalam Putusan No.84/Pid.B/2011/PN.WNG Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO Bin FAHYANTO terbukti bersalah melakukan tindak pidana “telah membantu atau / turut serta melakukan penipuan”. 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO Bin FAHYANTO dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan, dengan perintah tetap ditahan
12
3. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing Merah dirampas untuk dimusnahkan
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO Bin FAHYANTO terbukti bersalah melakukan tindak pidana “turut serta melakukan penipuan”. 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRAMUDYA RENDY HERMANTO Bin FAHYANTO dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan 4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan 5. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia seri 5130 warna Casing Merah dirampas untuk dimusnahkan
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
13
Dalam Putusan No.85/Pid.B/2011/PN.WNG Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut sebagai berikut : 1. Menyatakan
terdakwa
CHANDRA
GUNAWAN
CHARIESMA AJI als. SIDUL Bin SUPRAYITNO terbukti bersalah melakukan tindak pidana “sebagai orang yang menyuruh melakukan penipuan atau turut serta melakukan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan menggerakkan maupun menghapus piutang” 2. Menjatuhkan GUNAWAN
pidana
terhadap
CHARIESMA
AJI
terdakwa als.
CHANDRA SIDUL
Bin
SUPRAYITNO dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama ditahan dengan perintah tetap ditahan 3. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 unit sepeda motor vario warna pink Nopol AD2547-ER dan STNK, 1 unit sepeda motor Supra X Nopol AD-6745-NB warna hitam silver dan STNK kembali kepada terdakwa
14
-
1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900 warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu : 087836463110 dan simcard/nomor kartu : 087836448993, 1 sobekan kertas yang tertulis 19 tulisan inisial nama-nama berikut nomor HP di rampas untuk di musnahkan
-
Uang tunai sejumlah Rp.75.000 di rampas untuk negara
-
1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 085227992727 dirampas untuk dimusnahkan
-
Uang sejumlah Rp.925.000 di rampas untuk negara
-
1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan simcard/nomor kartu : 082134432605 dirampas untuk dimusnahkan
-
1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 082136753606 di rampas untuk dimusnahkan
4.
Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500.- (dua ribu lima ratus rupiah).
15
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut: 1. Menyatakan
terdakwa
CHANDRA
GUNAWAN
CHARIESMA AJI telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “sebagai orang yang menyuruh melakukan penipuan” 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan 7 hari 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan 4. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan 5. Menetapkan barang bukti berupa : -
1 unit sepeda motor vario warna pink Nopol AD2547-ER dan STNK, 1 unit sepeda motor Supra X Nopol AD-6745-NB warna hitam silver dan STNK kembali kepada terdakwa
-
1 buah HP Nokia 6070 warna abu-abu silver dengan nomor 085725313338, 1 buah HP Nexian NX G 900 warna hitam, 2 buah kartu HP XL, simcard/nomor kartu : 087836463110 dan simcard/nomor kartu : 087836448993, 1 sobekan kertas yang tertulis 19
16
tulisan inisial nama-nama berikut nomor HP di rampas untuk di musnahkan -
Uang tunai sejumlah Rp.75.000 di rampas untuk negara
-
1 buah HP Nokia N 73 warna hitam dan simcard/nomor kartu : 087736060556 dan 1 buah HP Nokia 1202 warna biru kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 085227992727 dirampas untuk dimusnahkan
-
Uang sejumlah Rp.925.000 di rampas untuk negara
-
1 buah HP Nokia 5310 XM warna hitam dan simcard/nomor kartu : 082134432605 dirampas untuk dimusnahkan
-
1 buah HP Nokia 1650 warna hitam kombinasi putih dan simcard/nomor kartu : 082136753606 di rampas untuk dimusnahkan
6.
Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam Putusan No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 378 KUHP jo
17
Pasal 56 KUHP. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut sebagai berikut : 1. Menyatakan FAHYANTO
terdakwa bersalah
“BERSAMA-SAMA
ADITYA telah
KURNIAWAN
melakukan
tindak
MELAKUKAN
Bin pidana
PENIPUAN”
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Kesatu Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP 2. Menjatuhkan
pidana
terhadap
terdakwa
ADITYA
KURNIAWAN Bin FAHYANTO dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan 15 (lima belas) hari dikurangkan seluruhnya selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan 3. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 warna hitam nomor 085647010110 dirampas untuk dimusnahkan
4. Menyatakan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim dan terbukti secara sah melanggar Pasal 378 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagai berikut:
18
1. Menyatakan terdakwa ADITYA KURNIAWAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut serta melakukan penipuan”. 2. Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 bulan 3 hari 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan 4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan 5. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia 1661 waena hitam dirampas untuk dimusnahkan dan 1 unit sepeda motor Honda Vario warna pink Nopol AD-2547-ER di kembalikan kepada penuntut umum untuk barang bukti di perkara lain
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam Putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS Terdakwa telah didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian atau Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Dan dalam perkara ini terdakwa telah di tuntut sebagai berikut :
19
1. Menyatakan terdakwa I WAYAN SUATARNA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PERJUDIAN” sebagaimana diatur dalam Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo UU RI No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian sebagaimana dalam dakwaan Kedua 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa I WAYAN SUATARNA oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan 3. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah bolpoin, 1 buah kalkulator, 1 buah buku catatan bon togel dirampas untuk dimusnahkan
-
Uang tunai sebesar Rp.149.000,- dirampas untuk negara
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
Dalam perkara ini terdakwa telah di putus oleh Majelis Hakim dan terbukti secara sah melanggar Pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP jo Pasal 2 UU No.7 Tahun 1974 sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa I WAYAN SUATARNA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “tanpa
20
ijin dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi”. 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 bulan 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa di kurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan 4. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan 5. Menyatakan barang bukti berupa : -
1 (satu) unit HP merk Nokia berisi SMS, 2 buah bolpoin, 1 buah kalkulator, 1 buah buku catatan bom togel dirampas untuk dimusnahkan
-
Uang tunai sebesar Rp.149.000,- dirampas untuk negara
6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000.- (dua ribu rupiah).
C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dalam penelitian ini secara khusus, pokok
permasalahan yang ingin dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana hakim mempertimbangkan SMS dikaitkan dengan barang bukti dan alat-alat bukti menurut KUHAP dalam putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pi
21
d.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS ?.
D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui atau menggambarkan pertimbangan hakim tentang SMS dikaitkan barang bukti dan alat-alat bukti yang dikaitkan KUHAP
dalam
putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,
No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pid.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid. Sus/2011/PN.WNG, serta putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS.
E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, analisis dan mengintreprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. 2. Jenis pendekatan Jenis
pendekatan
penelitian
yang
digunakan
adalah
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus (case approach).3 Pendekatan tersebut melakukan pengkajian
3
Johny Ibrahim, Teori & metodologi penelitian Hukum Normatif, 22
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apa yang akan penulis teliti. Menurut Peter Mahmud marzuki : Pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan yang menggunakan legislasi dan regulasi, dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.4 Sedangkan pendekatan kasus bertujuan untuk mempelajari penerapan norma-norma atau kaidah-kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum. 3. Metode pengumpulan bahan hukum Metode pengumpulan bahan hukum yang digunakan penulis adalah : a. Bahan hukum primer, yaitu : Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), PP No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Undang-undang No 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. b. Bahan hukum sekunder yang berupa : Putusan perkara No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85 /Pid.B/2011/PN.WNG,
4
No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG,
serta
Bayumedia, Malang, 2007. Hal 295. Peter Mahmud marzuki, penelitian hukum, Prenada media, Jakarta,2005. Hal 97. 23
perkara No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS, literatur hukum acara pidana, pendapat para ahli, doktrin-doktrin, ajaran-ajaran / asasasas hukum yang sesuai dengan topik kajian. c. Bahan hukum tersier yang berupa : kamus hukum, ensiklopedia. 4. Metode penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah penulisan secara deskriptif yaitu penggambaran lebih mengutamakan uraian-uraian yang bersifat menjelaskan dan dengan mengacu pada ketentuanketentuan yang ada di dalam peraturan perundang-undangan dan di dalam KUHAP dan undang-undang lain yang bersangkutan yang diperhadapkan dengan kenyataan dalam penerapannya. 5. Unit amatan ini adalah : - Putusan No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/ Pid.B/2011/PN.WNG, No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta peutusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS - Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (KUHAP) - Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) - PP No 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana - Undang-undang No 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
24
- dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 6. Unit analisis ini adalah : Unit
analisis
penelitian
ini
adalah
bagaimana
hakim
mempertimbangkan SMS dikaitkan dengan barang bukti dan alatalat
bukti
menurut
KUHAP
dalam
putusan
No.82/Pid.B/2011/PN.WNG,No.84/Pid.B/2011/PN.WNG,No.85/Pi d.B/2011/PN.WNG,No.62/Pid.Sus/2011/PN.WNG, serta putusan No.1036/Pid.B/2012/PN.DPS.
25