Metodologi Penelitian Biologi Laut
BIOTA LAUT diklasifikasikan menurut ukuran, sifat hidup dan habitatnya menjadi 3 : * plankton * nekton * benthos
1. METODE PENELITIAN PLANKTON A. Pengumpulan sampel : dilakukan dengan alat yang dapat menyaring air laut, sehingga plankton yang tersaring cukup jumlahnya untuk dianalisis dengan menggunakan jaring plankton atau plankton net. Tergantung jenis plankton (fito atau zooplankton), ukuran mata-jaring (mesh-size) dari jaring plankton harus berbeda. B. Pengawetan sampel : plankton yang telah dikumpulkan dituang dari tabung penampung (bucket) ke dalam botol yang bermulut luas dan diberi bahan pengawet formalin 4 % yang telah dinetralkan dengan boraks. Botol diberi label yang ditempelkan di dinding luar atau dimasukkan ke dalam botol. Dalam label dituliskan : nomor stasiun, posisi stasiun, tanggal dan waktu pengambilam, metode pengambilan, kedalaman dan data lain yang dianggap perlu.
Ditarik Menegak
Jaring Plankton Tertutup
Jaring Plankton Ditarik Mendatar
C. Analisis data : pencacahan plankton meliputi penghitungan jumlah sel plankton dalam suatu satuan volume. Untuk keperluan ini pertama-tama perlu dihitung dulu volume air laut yang diambil sampelnya (air tersaring), kemudian dihitung jumlah plankton dalam sampel. (1) Cara menghitung volume air tersaring, dengan rumus : V= Rxaxp V = volume air tersaring (m3) R = jumlah putaran meteran-alir a = luas mulut jaring (m2) p = panjang kolom air (m) yang ditempuh untuk satu putaran (2) Cara menghitung dan mengidentifikasi fitoplankton : untuk pengamatan fitoplankton digunakan mikroskop fasekontras dengan perbesaran 10x10 dan untuk panduan identifikasi fitoplakton dapat menggunakan buku identitikasi fitoplankton.
Pencacahan fitoplankton dilakukan dengan menhitung jumlah sel fitoplankton, karena fitoplankton yang berbentuk rantai akan mudah putus pada saat diambil. Pencacahan sel dilakukan dengan mengikuti rumus : n s l N= x x m a v N = jumlah sel per m3 n = jumlah sel yang dihitung dalam m tetes m = jumlah tetes contoh yang diperiksa s = volume contoh dengan pengawetnya (ml) a = volume tiap tetes contoh (menggunakan pipet otomatik 0,05 ml) v = volume air tersaring (m3) (3) Cara mencacah dan mengidentifikasi zooplankton : untuk pengamatan dan identifikasi zooplankton digunakan mikroskop fasekontras dengan perbesaran 5x10 atau mikroskop stereokospik dengan perbesaran 5x10 dan untuk panduan identifikasi zooplakton dapat menggunakan buku identitikasi zooplankton.
Stempel Pipet
Untuk mencacah zooplankton (termasuk larva), mula-mula sampel plankton dimasukkan ke dalam gelas ukur berkapasitas 100 ml. Kemudian sebanyak 2x2,5ml dituangkan ke dalam cawan cacah Bogorov dengan stempel pipet. Kedua fraksi tersebut dihitung di bawah mikroskop binokuler. Selanjutnya kepadatan zooplankton dihitung dengan menggunakan rumus berikut : n N=
x n V
N = kepadatan larva (jumlah sel/m3) n = jumlah sel dalam subsampel (anak sampel) a = volume sampel dibagi volume anak sampel (100ml/2,5ml) V = volume air tersaring (4) Analisis statistik : sesudah data hasil cacahan diperoleh dan ditabulasi dengan baik lalu dilakukan analisis dengan metode statistik. - dirancang sebelum ke lapangan, dimulai dan diperhatikan asumsi asumsi yang menyertai rumus statistik ini - banyak perangkat program komputer tersedia : SPSS, SAS dll.
Cara-cara menunjukkan kondisi komunitas plankton di suatu perairan dilakukan dengan menggunakan : - indeks keanekaragaman hayati (diversity index) : Shanon & Weaver - indeks kemerataan (evenness index) : Pielou - indeks kekayaan (richness index) : indeks Margalef - indeks kesamaan - uji- t : untuk membandingkan kandungan plankton antara dua contoh digunakan uji- t
D. Penampilan Hasil ; - data mentah (lampiran) - hasil analisis (hasil) - hasil uji-t (hasil)
2. METODE PENELITIAN IKAN (NEKTON) Berbeda dengan plankton, nekton adalah hewan yang dapat berenang cepat dan sangat beragam jenisnya, sehingga alat tangkap yang digunakan juga sangat beragam jenisnya. Untuk metode penelitian nekton digunakan metode-metode penelitian ikan yang sangat dikenal masyarakat umum dan yang merupakan sumberdaya hayati utama di dunia. A. Pengumpulan sampel : dengan menggunakan alat tangkap nelayan
JENIS NEKTON
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)
Mengikuti operasi penangkapan kapal cakalang yang menggunakan pancing huhate (pole and line) dan ditambah data dari tempat pelelangan ikan
Cumi-cumi
Alat tangkap cumi-cumi disebut lambayang (jigs) dioperasikan oleh 2 nelayan dari 2 buah sampan, pada malam hari dengan cahaya lampu
Fauna ikan padang lamun dan ikan pantai lain
Jaring tarik atau jaring pantai (beach seine)
Alat Tangkap Ikan
Jaring Penangkap Ikan
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mendatangi alat tangkap bagan, yakni alat tangkap ikan yang menggunakan lampu untuk menarik ikan yang letak alatnya tetap (bagan tancap) atau dapat dipindah (bagan apung) B. Pengumpulan data dan pengawetan sampel : ikan-ikan yang ditangkap diukur panjang dan berat tubuhnya. Setelah itu gonad dan isi lambungnya diambil dan ditimbang, kemudian diawetkan dengan formalin 10% untuk keperluan perhitungan fekunditas dan analisis makanan yang dilakukan di laboratorium. C. Analisis data : analisis ditujukan untuk mengetahui struktur komunitas nekton, biometri, makanan dan kebiasaan makan dan berbagai informasi yang berkaitan dengan perbiakan. (1) Analisis struktur komunitas : - indeks biologi (IB) - indeks pengaruh terbesar (index of dominance) - indeks keanekaragaman jenis : Shanon & Weaver, Mc.Intosh, Simpson (2) Analisis Biometri - hubungan panjang-berat - hubungan panjang-tinggi (3) Analisis makanan : makanan ikan dianalisis sbb, lambung dibuka, isinya
Ditimbang, kemudian dipisahkan menurut jenisnya. Tiap-tiap jenis makanaan ditimbang beratnya dan dicatat frekuensi kejadiannya. Untuk mengetahui jenis utama yang dimakan, digunakan metode indeks relatif penting (IRP) YESAKI. Untuk penelitian isi lambung dalam satu populasi, digunakan beberapa indeks : - indeks relatif penting - hubungan lambung kosong – jumlah total lambunbg - hubungan jumlah lambung dengan makanan – jumlah total lambung - hubungan jumlah makanan – jumlah total makanan dalam lambung - hubungan berat makanan – berat total makanan dalam lambung - koefisien makanan (4) Tingkat kematangan gonad : analsis tingkat kematangan gonad (TKG) (5) Indeks gonad mengikuti rumus WILSON (6) Hubungan antara fekunditas dengan panjang dan berat (7) Rasio kelamin (Sex ratio)
3. METODE PENELITIAN BENTHOS Yang dimaksud dengan bentos disini adalah semua biota laut yang hidup di dasar perairan pantai dan laut, di semua mintakat yang menjadi habitatnya. Terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang berupa pohon seperti mangrove, padang lamun maupun alga yang tumbuh menempel atau-pun mengakar di dasar pantai dan laut , hewan melata, menetap, menempel, memendam dan meliang di dasar perairan tersebut. Karena sangat beraneka-ragamnya ukuran, bentuk, habitat dan sifat hidupnya, maka metode penelitian disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut. A. Alga Bentik B. Lamun C. Mangrove D. Fauna Bentik
A. ALGA BENTIK adalah tumbuh-tumbuhan laut yang merupakan kelompok terendah tingkatnya diantara 3 kelompok tumbuhan laut : alga, lamun, mangrove. Dalam perdagangan jenis-jenis alga tertentu dinamakan rumput laut. Rumput laut yang sebenarnya dinamakan lamun.
4. METODE PENELITIAN KARANG Metode inventarisasi karang dilakukan dengan transek kuadrat. Sedangkan penelitian yang bersifat pengamatan asosiasi antara biota laut (tumbuhtumbuhan laut atau hewan laut), misalnya antara fauna Echinodermata dengan koloni karang (misalnya karang batu) pada dasarnya tidak berbeda dengan metode inventarisasi biota laut seperti yang telkah diterangkan