METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG-UTARA Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Najwa Balqies NIM: 107052002008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Juni 2011
Najwa Balqies
ABSTRAK Fenomena yang terjadi dimasyarakat luas salah satunya adalah kasus penyalahgunaan NAPZA yang tiap tahunnya meningkat. Mereka yang telah menyalahgunakan NAPZA merupakan seorang korban atau pasien yang membutuhkan terapi di suatu rehabilitasi, bukannya hukum. Adapun penanganan yang diberikan suatu tempat rehabilitasi untuk para korban NAPZA yaitu dengan menggunakan pendekatan Psikoreligius, karena hal tersebut bukan hanya dapat mencegah tetapi juga dapat menyembuhkan para korban penyalahgunaan NAPZA. Dengan pernyataan tersebut penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di suatu Yayasan yang khusus diperuntukan untuk korban NAPZA yaitu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang-Utara yang penanganannya dengan cara metode tobat. Dari asumsi dan penjelasan di atsa, kemudian timbul pertanyaan. Bagaimana cara pelaksanaan metode tobat bagi korban NAPZA sehingga dapat membentuk kesalehan individu?. Dan apa yang menjadi factor penghambat dan penunjang dalam penerapan metode tobat?. Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan datanya dengan 3 cara yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga dengan begitu penulis dapat mendeskripsikannya. Penelitian ini menemukan, bahwa metode tobat yang diberikan kepada korban penyalahgunaan NAPZA itu terdiri dari 4 tahapan, diantaranya: tahap detoxifikasi (pen, pengukupan, dan obat herbal), pembinaan total mental spiritual, peningkatan materi katauhidan Allah SWT, dan bimbingan lanjut dengan cara uji coba pulang. Adapun faktor penghambatnya terletak pada residen (korban) yang sudah lupa ingatan, dan latar belakang residen yang tidak berpendidikan agama. Sedangkan faktor penunjangnya adalah diikut sertakannya seluruh residen dalam semua kegiatan yang ada dalam Yayasan, dan melakukan pembinaan ulang bagi residen yang yang kembali kambuh.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehinggga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA DALAM MEMBENTUK KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANGUTARA” sebagai bagian dari tugas penulis sebagai akademisi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya di program studi Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat dan salam yang tidak henti-hentinya dan selalu tercurah limpahkan kehadirat baginda besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman yang intelektualitas dan modern seperti sekarang ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang selama ini telah banyak sekali membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam merampungkan skripsi ini, maka izinkanlah penulis mengungkapkan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada: 1. Orang tua tercinta, yaitu Bapak H. Mukhtar Ghozaly Syah dan Ibunda Hj. Siti Romdhon yang selama ini telah memberikan do’a dan
ii
semangat, baik secara moril maupun materil. Berkat dorongan dan do’a kalianlah, Ananda dapat meyelesaikan skripsi ini. 2. Untuk Kakanda Zeid Maftuh, Adinda Faqieh Adyan dan Wilad Azkiyah serta my lovely H. M. Salafudin Istikhori yang telah memberikan do’a dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepada Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik. Drs. Mahmud Djalal MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan. Dan Drs. Study Rizal, LK. MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 4. Kepada Dra. Rini Laili Prihatini M. Si, sebagai Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, dan Drs. Sugiharto MA, sebagai Sekretaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), yang telah membantu memberikan informasi akademik dan penyusunan transkip nilai penulis. 5. Kapada dosen pembimbing, yaitu DR. Suparto, M. Ed. MA, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu, mengarahkan, membimbing, memberi masukan, saran dan kritikan yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Pimpinan dan seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
iii
Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Iman Jama, yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi. 7. Keluarga besar Yayasan Pesantren Nurul Jannah kepada K. H. Adang Miarsa beserta istri, dan seluruh pengurus Yayasan terima kasih atas bantuan kalian yang telah mengizinkan penulis untuk merampungkan skripsi di Yayasan. 8. Untuk teman-teman penulis yaitu BPI angkatan 2007 dan Al-Atsya 2007, khususnya Gonnah, Imung, Chien-me, tante Nurul, Votek dan yang lainnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian semua yang sudah banyak membantu dan men-support penulis. Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan kalian semua. Amin ya Robbal Alamin.
Ciputat, Juni 2011
Najwa Balqies
iv
DAFTAR ISI ABSTRAKSI……………………………………………………………… i KATA PENGANTAR………………………………………………………ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………...8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………….9 D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………10 E. Metodologi Penelitian……………………………………………12 1. Metode Penelitian………………………………………...12 2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian……………….13 3. Subyek dan Obyek………………………………………..14 4. Teknik Pengumpulan Data……………………………….14 5. Teknik Analisis Data……………………………………..16 6. Teknik Penulisan…………………………………………16 F. Sistematika Penulisan…………………………………………….17 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Tobat……………………………………………………………...19 1. Pengertian Metode……………………………………………19 2. Pengertian Tobat……………………………………………...21 3. Macam-macam Tobat………………………………………...28 4. Syarat dan Etika Tobat……………………………………….31 5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima…………………………...35 6. Perintah Tobat………………………………………………..36 B. NAPZA 1. Pengertian dan Jenis NAPZA………………………………...40 a. Narkotika…………………………………………………40 b. Psikotropika……………………………………………....42 c. Zat Adiktif………………………………………………..45 2. Korban Penyalahgunaan NAPZA……………………………45 a. Faktor Predisposisi……………………………………….46 b. Faktor Kontribusi………………………………………...46 c. Faktor Pencetus…………………………………………..47 3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA…………………………………..48 a. Tahap Awal………………………………………………49 b. Tahap Kedua……………………………………………...50 c. Tahap Ketiga……………………………………………..51 d. Tahap Keempat…………………………………………...52 4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia……………..53 C. Kesalehan Individu………………………………………………55 1. Pengertian Kesalehan Individu………………………………55 v
2. Ciri-ciri Kesalehan Individu………………………………….57 3. Tujuan Kesalehan Individu…………………………………..59 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH A. Sejarah Berdirinya Yayasan……………………………………...61 B. Visi dan Misi……………………………………………………..62 C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan………………………..62 D. Sarana dan Prasarana……………………………………………..64 E. Persyaratan……………………………………………………….65 F. Proses Pertobatan………………………………………………...67 BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL JANNAH A. Pelaksanaan Metode Tobat……………………………………….69 1. Waktu Pelaksanaan…………………………………………...69 2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi………………………70 a. Pelaksanaan Metode Tobat………………………………70 b. Materi Metode Tobat……………………………………..71 3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat……………………………72 a. Tajap Detoxifikasi………………………………………..72 b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual………………...73 c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan kepada Allah……………………………………………...............74 d. Tarapi Air Laut…………………………………………...75 e. Tahap Bimbingan Lanjut…………………………………75 B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Membentuk Kesalehan Individu………………...76 1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu…………...76 2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan Metode Tobat…………………………………………………………78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..81 B. Saran………………………………………………………………82 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….84 LAMPIRAN A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen…………………………88 B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr……………………………………...92 C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat………………………....................97 D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi………………………………..104 E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan…………………………………...105 F. Lampiran 6 : Data Residen………………………………………106 G. Lampiran 7 : Gambar-gambar……………………………………110 vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik ciptaan. Akan tetapi dibalik kesempurnaan itu manusia juga merupakan makhluk yang lemah, yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Karena manusia merupakan anak dan cucu Nabi Adam a.s. yang dalam sejarahnya telah melakukan dosa sehingga dia diturunkan oleh Allah ke bumi. Dan dari sinilah permulaan perjalanan manusia dimulai. Apabila manusia tergelincir dalam perbuatan dosa, maka itu merupakan turunan dari perbuatan Nabi Adam. Namun sesungguhnya Nabi Adam
telah
menambal
setelah
memecahkan,
membangun
setelah
menghancurkan, dan bertobat setelah berbuat dosa. Maka orang yang bertobat sesungguhnya
telah
menegakkan
argumentasi
atas
keabsahan
garis
keturunannya Nabi Adam dengan cara tetap berpegang pada batas sebagai manusia. Sementara itu orang yang terus menerus berkubang dalam dosa dan kezhaliman berarti mencatatkan dirinya pada garis keturunan setan.1
1
Imam Abū Hāmid, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h.14.
1
2
Oleh karena itu Allah selalu memerintahkan kepada kita semua untuk bertobat memohon ampunan kepada-Nya. Sesuai dengan firman-Nya dalam surat Ali-Imran ayat 133 yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari Ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. 2 Dalam Al-Qur`an dan Sunnah terdapat begitu banyak istilah dan perintah untuk bertobat. Dan Rasulullah pun bersabda:
Yang artinya: “Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat niscaya Allah akan mengampuninya”.3 Pengertian tobat itu sendiri menurut Sudirman Tebba dalam bukunya yang berjudul “Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar” adalah kembalinya seseorang ke jalan yang benar, sehingga kesuburan akan berlipat dan kekuatan akan bertambah lebih dari yang sebelumnya, sedangkan dosa-dosa yang lama dengan sendirinya akan diampuni oleh Allah dan mereka akan dapat menempuh jalan yang benar dan terang menderang dari 2
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h.67 3 HR. Muslim, Kitab ad-Dzikr Wa ad-Du’a, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 24.
3
hidayah Allah.4 Karena mengingat tak seorang pun yang dapat terhindar dari perbuatan dosa, maka tobat merupakan jalan yang wajib ditempuh oleh setiap manusia. Di Era Globalisasi ini banyak orang terpukau di dalamnya, karena mereka menyangka bahwa dengan modernisasi itu serta merta akan membawa mereka kepada kesejahteraan. Akan tetapi mereka lupa bahwa dibalik modernisasi yang serba gemerlap yang memukau itu ada gejala yang dinamakan the agony of modernization, yaitu dampak sengsara karena modernisasi.5 Hal ini dikemukakan oleh Prof. Nugroho Notosusanto pada pidato Dies Natalis Universitas Indonesia 1982 yang berjudul “Mengenali Medan Pengabdian”. Gejala the agony of modernization merupakan ketegangan psikososial
itu
dapat
disaksikan
oleh
masyarakat,
yaitu
semakin
meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindak kejahatan. Dikemukakan oleh para ahli bahwa gejala psikososial di atas, disebabkan karena semakin modern suatu masyarakat semakin bertambah intensitas dan eksistensi dari berbagai disorganisasi dan disintegrasi sosial di masyarakat.6
4
Sudirman Tebba, Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar, (Banten: Penerbit Pustaka Irvan, 2008), h. 193. 5 Dadang Hawari, Al-Qur`an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, edisi ke-3, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 2. 6 Ibid., h. 3.
4
Terjadinya fenomena di atas dalam kehidupan sehari-hari, maka masyarakat luas menjadi mudah terprovokasi melakukan kegiatan-kegiatan negatif, seperti halnya sekarang banyak orang yang mudah terjerumus kepada gaya hidup hedonis, yaitu kehidupan yang semata-mata memuja kenikmatan dunia, sehingga mereka mengenal bahkan akrab dengan salah satu barang terlarang yakni NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa, pada tahun 2008 terdapat 3,6 juta orang Indonesia yang mengkonsumsi narkoba. Sekitar 1,355 juta adalah pelajar dan mahasiswa. Di DKI Jakarta terdapat 6.980.700 butir narkoba yang telah dikonsumsi oleh para pemakai, di Yogyakarta yang jumlahnya mencapai 2.537.000, dan di Maluku 968.900 butir.7 Dan untuk daerah Jawa Timur kasus penyalahgunaan narkoba pada tahun 2008, di mana tersangka kasus narkoba menyangkut PNS/TNI/Polri sebanyak 216 kasus, swasta sebanyak 2.517 kasus, mahasiswa 44 kasus dan pelajar 31 kasus.8 Berdasarkan jenjang pendidikan, pengguna narkoba yang terbanyak adalah remaja dengan jenjang pendidikan SMA sebanyak 2.586 kasus, SLTP 555 kasus, SD 85 kasus dan Perguruan Tinggi 61 kasus. Sedangkan di tahun 2009 terdapat 2.048 kasus dengan 2.650
7
Koran Jakarta, “Angka Penyalahgunaan Narkoba di Jakarta”, Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=38603. 8 Ibid., “Data Kasus Narkoba”, Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=328:data-ungkapkasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasil-operasi&Itemid=182.
5
tersangka. Dan untuk daerah Jawa Barat kasus narkoba pada tahun 2009 mencapai 5.254 kasus.9 Pada tahun 2009 Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang, atau sekitar 1,5 persen dari jumlah penduduk Negeri ini. Dari jumlah tersebut sebanyak 8.000 orang menggunakan narkotika dengan alat bantu berupa jarum suntik, dan 60% terjangkit HIV/AIDS, serta sekitar 15.000 orang meninggal setiap tahunnya karena menggunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).10 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hawari pada tahun 1990 telah dapat dibuktikan bahwa sebenarnya seorang pecandu NAPZA adalah seorang yang mengalami gangguan kejiwaan, orang yang sakit, atau seorang pasien yang memerlukan pertolongan terapi serta rehabilitasi, bukannya hukum. Adapun perbuatan penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA dengan segala dampaknya itu (kriminalitas dan perilaku anti sosial lainnya) adalah merupakan perkembangan lanjut dari gangguan kejiwaan. Oleh karena itu seharusnya penanganan terhadap mereka yang mengidap ketergantungan NAPZA adalah rehabilitasi.11
9
BPS, “Data Kasus Narkoba”, Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=328:data-ungkapkasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasil-operasi&Itemid=182. 10 Vera Farah Bararah, “Banyak Orang yang Memakai Narkoba.” Artikel ini diakses pada 12 Februari 2011 dari http://health.detik.com/read/2009/07/13/103136/1163810/763/36-jutaorang-indonesia-pakai-narkoba-di- 2008?ld991107763. 11 Dadang Hawari, Psikiater, Al-Qur`an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, edisi ke-3, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,2004), h. 15.
6
Untuk dapat menanggulangi permasalahan ini, maka kita harus peka untuk berupaya menyembuhkan dan menanggulangi para korban pecandu NAPZA. Salah satu caranya yaitu dengan mendirikan tempat rehabilitasi, yang di dalamnya terdapat terapi psikoreligius untuk memulihkan kesehatan baik fisik maupun mental bagi mereka yang menyalahgunakan NAPZA. Salah satu jalannya adalah adanya konsep pertobatan dalam menangani pecandu NAPZA, untuk memperbaiki akidah dan meningkatkan keimanan serta tauhid kepada Allah, sehingga seseorang dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Dalam buku Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa, Dadang Hawari menyatakan bahwa pendekatan psikoreligius sangat penting bagi upaya pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Karena ada kaitannya antara peran agama dengan penangulangan NAZA, Hawari telah menemukan sistem terpadu yaitu integrasi antara terapi medik, psikologik, dan agama, dengan filosofi berobat dan bertobat. Dengan metode ini angka rawat inap dapat ditekan dari 43,9% menjadi 12,21%. Kaitannya dengan ketaatan beribadah maka penderita NAZA yang telah menjalani terapi dengan metode berobat dan bertobat, bila penderita rajin menjalankan ibadah maka resiko kekambuhan hanya 6,83%. Sedangkan yang bersangkutan tidak menjalankan ibadah sama sekali resiko kambuh 71,67%.12
12
Dadang Hawari, Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa, edisi ke-3, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 290.
7
Dari pernyataan di atas, menggambarkan bahwa pentingnya psikoreligius untuk penanganan korban penyalahgunaan NAPZA. Adapun salah satu tempat rehabilitasi yang menggunakan psikoreligius adalah Yayasan Pesantren Nurul Jannah. Yayasan ini merupakan salah satu tempat rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA yang terletak di Kawasan Kebon Kopi, No.65 RT. 03/06, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. Yayasan ini menggunakan
metode
tobat
dalam
upaya
penyembuhan
korban
penyalahgunaan NAPZA, baik secara jasmani maupun rohani,13 dan menyembuhkan akhlak pribadi. Sesuai dengan Visi Yayasan yang menyatakan bahwa melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari pengaruh penyalahgunaan NAPZA (narkoba) dan mengupayakan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu masyarakat yang beriman dan bertaqwa.14 Dari pernyataan di atas, penulis melihat bahwa yang menjadi tujuan utama dari Yayasan ini adalah membentuk keimanan dan ketaqwaan (kesalehan individu) para pengguna NAPZA. Sehingga mereka dapat menata kembali kehidupannya. Penulis meneliti di Yayasan Pesantren Nurul Jannah adalah karena upaya penanganan korban penyalahgunaan NAPZA, yaitu dengan suatu metode tobat. Hingga kaitannya antara tobat dengan korban NAPZA 13
Sehat jasmani adalah sehat jiwa, sehat rohani adalah orang yang tidak sakit karena selalu berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan Hadits. 14 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2.
8
adalah memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertantang untuk meneliti metode tobat bagi para penyalahguna NAPZA dengan memberi judul: “METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA
DALAM
PEMBENTUKAN
KESALEHAN
INDIVIDU
DI
YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG UTARA” Adapun penting dan menariknya dari penelitian ini adalah metode yang digunakan dalam penanganan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu dengan metode tobat, sehingga membuat kita yang mengetahuinya menjadi penasaran. Bagaimana metode tersebut dapat diterapkan pada korban penyalahgunaan NAPZA. Karena yang kita ketahui bahwa melaksanakan tobat itu sendiri harus berdasarkan atas keinginan atau kemauan hati kita, dan tanpa adanya hidayah Allah seseorang tidak akan tobat. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas dan berdasarkan hasil survei awal. Pimpinan Yayasan Pesantren Nurul Jannah menjelaskan bahwa terapi atau metode yang digunakan bagi penanganan korban NAPZA adalah metode tobat.15 Dengan demikian penulis memfokuskan pembahasan ini dengan membatasi masalah pada pelaksanaan metode tobat bagi para korban/pasien 15
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa. Cikarang, 27 November 2010.
9
penyalahgunaan NAPZA dalam membentuk kesholehan individu. Dan apa yang menjadi faktor hambatan serta apa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan metode tobat. Dengan adanya batasan dalam masalah ini untuk dapat mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana cara pelaksanaan metode tobat bagi korban penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan oleh Yayasan Nurul Jannah sehingga membentuk kesholehan individu? 2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan metode tobat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui, memaparkan, dan menganalisis pelaksanaan metode tobat bagi korban penyalahgunaan NAPZA. 2. Menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam proses penerapan metode tobat. Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:
10
1. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan baru pada mata kuliah Ilmu Dakwah, Psikologi Konseling, dan Bimbingan Punyuluhan/Konseling Islam. 2. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dapat dijadikan bahan acuan dalam menangani korban/pasien penyalahgunaan NAPZA yang semakin meningkat dari tahun ke tahun bagi Universitas dan Jurusan khususnya jurusan BPI (Bimbingan dan Penyuluhan Islam). 3. Lembaga, diharapkan
penelitian ini
dapat
memberikan masukan
konstruktif dalam menangani para korban NAPZA. Seperti: membangun tempat-tempat rehabilitasi yang di dalamnya terdapat psikoreligius. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan suatu bagian dari penelitian yang memuat tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.16 Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah : 1. Pengaruh Pelaksanaan Dzikir Syifa’ Terhadap Kesehatan Mental Korban Pecandu Narkotika, Psikotrapika dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Yayasan
16
Hamid Nasuhi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: CeQDA, 2007), cet.ke-2, h. 20.
11
Nurus Syifa’ Kelapa Dua Jakarta Barat. Oleh Tini Aulawiyah Komba, 104052002000, tahun 1429 H / 2008. Adapun kelebihan di dalam penelitian tersebut adalah mengetahui bagaimana pengaruh terapi dzikir terhadap kesehatan mental korban pecandu NAPZA. Sedangkan kekurangan di dalam penelitian ini adalah tidak terlalu jelas bagaimana pengaruh dzikir tersebut terhadap kesehatan pecandu NAPZA, karena penelitian ini lebih memaparkan bagaimana pelaksanaannya. 2. Pelaksanaan Terapi Seni Dalam Pengembangan Kreatifitas Pasien NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif) Di Rumah Sakit Ketergantungan Obat
(RSKO)
Cibubur
Jakarta
Timur.
Oleh
Siti
Mutmainah,
104052001996, tahun 1430 H / 2009. Penelitian ini menggambarkan macam-macam pelaksanaan terapi seni dalam mengembangkan kreativitas pasien NAZA.
Sayangnya
kekurangan dari penelitian ini tidak
mengungkap segi religius yang ditonjolkan dalam penanganan pasien NAPZA. Skripsi ini penulis beri judul “Metode Tobat untuk Penanganan Korban NAPZA dalam Membentuk Kesalehan Individu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara”. Penulis merasa bahwa penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya sangatlah berbeda dalam penanganan korban NAPZA. Karena penanganan yang diberikan kepada korban NAPZA adalah dengan menggunakan metode tobat.
12
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang dikutif Lexy J. Maleong yaitu, “Sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 17 Adapun sifat utama penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterprestasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini. Dalam hal ini, penulis melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh. Dan penelitian ini bermaksud mengungkapkan fakta-fakta yang tampak di lapangan dan digambarkan sebagaimana adanya dengan berupaya memahami sudut pandang responden dan konteks subjek penelitian secara mendalam, sehingga dipergunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
17
2000), h. 3.
Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
13
2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah yang bertempat di Kawasan Kebon Kopi, No.65 RT. 03/06, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbanganpertimbangan sebagai berikut: a. Yayasan ini merupakan tempat rehabilitas korban penyalahgunaan NAPZA dengan menggunakan metode tobat. Oleh karena itu menarik perhatian bagi yang para pembaca, karena ini merupakan hal yang baru yang telah ditemukan oleh penulis dan belum banyak dikaji oleh penulis-penulis yang lain. b. Yayasan ini, merupakan Yayasan yang banyak dikenal oleh orang banyak. Siswa-siswa yang ada di dalamnya pun berasal dari berbagai macam tempat tinggal. Tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar, akan tetapi ada juga berasal dari luar pulau Jawa lainnya. c. Yayasan ini merupakan tempat lembaga yang resmi tercatat di Pemerintah. Di bawah naungan BNN (Badan Narkotika Nasional) yang tiap 3 (tiga) bulan sekali dari pihak Yayasan harus mengirimkan laporan. Waktu penelitiannya antara 27 November sampai dengan selesai.
14
3. Subyek dan Obyek Adapun subjeknya adalah korban penyalahgunaan NAPZA. Sedangkan objeknya adalah metode tobat yang digunakan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dan sesuai dengan permasalahan penelitian dan data-data yang dibutuhkan. Maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. a. Observasi Observasi adalah teknik yang diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek tersebut.18 Selama observasi, penulis dibantu dengan alat-alat observasi seperti kamera, buku catatan, dan alat tulis.
18
Nuraida Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Penerbit. Islamic Research Pulbishing, 2009), h. 155.
15
b. Wawancara Wawancara
adalah
teknik
pengumpulan
data
dengan
mempergunakan tanya jawab antar pencari informasi dengan sumber informasi.19 Dalam hal ini, penulis akan mewawancara informan dengan teknik snow ball (bola salju). Dengan mewawancara beberapa orang secara acak yang benar-benar menguasai permasalahan dalam penelitian ini, kemudian penulis meminta rujukan untuk mendapatkan informasi dari informasi lainnya, begitu seterusnya sampai sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi-informasi baru yang bervariasi. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data yang akurat tentang waktu dan kegiatan pelaksanaan metode tobat yang dilakukan di Yayasan Nurul Jannah. Untuk itu, penulis melakukan Tanya jawab langsung secara lisan dan face to face dengan para
pembimbing
(guru/ustadz)
dan
para
korban/pasien
penyalahgunaan NAPZA. Dan banyaknya informan yang diwawancarai oleh penulis yaitu berjumlah 4 orang. Adapun informannya adalah bapak K.H. Adang Miarsa yaitu sebagai ketua pimpinan Yayasan sekaligus pembina spiritual, bapak Jaja Tarsija yaitu sebagai asisten dari bapak
19
Nuraida Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah mada University Press, 2005), h. 111.
16
K.H Adang Miarsa, dan 2 residen laki-laki yaitu Yusuf dan Isa (bukan nama yang sebenarnya). 5. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lainnya yang berhubungan dengan masalah metode tobat.20 6. Teknik Analisis Data Pengelolaan data yang dilakukan dengan pendekatan deskriftif kualitatif, yaitu menggunakan data secara verbal dan kualifikasi bersifat teoritis. Tujuannya untuk menggambarkan pelaksanaan metode tobat yang digunakan
pembimbing
(guru/ustadz)
dalam
menangani
korban
penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Pesantren Nurul Jannah. Penelitian kualitatif ini menghasilkan transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, dan yang lainnya. 7. Teknik Penulisan Penelitian ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CeQDA, April 2007,
20
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h.133.
17
cet. Ke-2. Selain itu penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan metode penelitian dan Kamus Bahasa Indonesia. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini sangat diperlukan yang baik, benar, dan tepat melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan acuan, maka penulis memasukkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN. Mengemukakan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II
LANDASAN
TEORI.
Meliputi
Pengertian
Metode,
Pengertian Tobat, Macam-Macam Tobat, Syarat dan Etika Tobat, Ciri-Ciri Pertobatn yang Diterima, Perintah Tobat, Pengertian dan Jenis NAPZA, Korban Penyalahgunaan NAPZA, Ciri-ciri Pengguna NAPZA, Dampak Buruk NAPZA Dalam Tubuh Manusia, Pengertian Kesalehan Individu, Ciriciri Kesalehan Individu, Tujuan Kesalehan Individu. BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG UTARA. Meliputi Sejarah Berdirinya Yayasan Nurul Jannah, Visi, Misi Yayasan Nurul
18
jannah, Strutur dan Organisasi dan Pengelola, Saran dan Prasarana, Persyaratan, Proses Pertobatan. BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA. Menjelaskan tentang Analisis Metode Tobat Bagi Penanganan Korban NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu yang meliputi; Pelaksanaan Metode
Tobat
dan
Materi
Metode
Tobat,
Tahapan
Pelaksanaan, Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu. BAB V
PENUTUP. Merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang Kesimpulan Penelitian ini dan Saran-saran yang diajukan kepada pihak-pihak terkait dalam masalah ini.
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Tobat 1.
Pengertian Metode Pada dasarnya semua manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Dan untuk mencapai semua itu, maka dibutuhkannya suatu metode atau cara. Sedangkan secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hedos” berarti “jalan”. Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula diartikan sebagai “segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan”.1 Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode ialah “cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”.2 Sedangkan menurut Kamus Manajemen Metode ialah “cara melaksanakan pekerjaan”3
1
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.120. 2 Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 740. 3 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), h.173.
19
20
Penulis melihat dari ketiga pengertian di atas, maka bisa disimpulkan bahwa metode adalah jalan atau cara yang sudah diatur untuk mempermudah pelaksanaan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Selain berbicara tentang metode ada pula kata yang sering orang banyak katakan yaitu kata teknik dan pendekatan. Dari ketiga kata ini kedengarannya seperti memiliki makna dan kegunaan yang sama antara kata yang satu dengan kata yang lainnya dalam melakukan suatu pekerjaan. Sesungguhnya ada perbedaan antara teknik daan metode pada sisi fungsionalisnya. Metode merupakan unsur penggunaan yang bersifat teoritis dan lebih luas dari sebagai bagian dari upaya ilmiah. Sedangkan teknik dan atau pendekatan lebih bersifat teknis dan sesuatu yang empiris serta spesifik yang terjadi pada penerapan suatu pekerjaan tertentu. Dengan kata lain, teknik atau pendekatan bisa digunakan karena dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ditentukan pada saat melakukan pekerjaan.4 Dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan (konseling) pada umumnya penggunaan istilah metode dan teknik kadang kala dipakai berganti-gantian tergantung kepada obyek yang sedang dilayani. Hal ini perlu dikemukakan untuk memberikan wacana yang lebih luas dan fleksibel mengenai berbagai metode dan teknik serta pendekatan yang
4
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 121.
21
digunakan dalam memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan konseling. 2. Pengertian Tobat kata “tobat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Arab. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tobat” mengandung dua pengertian. Pertama, tobat berarti sadar dan menyesali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata “tobat” berarti kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar. “Bertobat” berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).5 Dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, tâba berarti tobat, bertobat.6 Dalam bahasa Arab kata “tobat” itu adalah bentuk dasar (mashdar) dari kata ( ) تاب, ( ) يتوب, ( ) توبة. Kata “tobat” berarti kembali ke jalan yang benar”. Secara istilah, tobat berarti kembali kepada Allah dengan melepaskan segala ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan segala hak-hak Allah.7 Dalam Tafsir Al-Mishbah, bertobat atau menyucikan diri dari kotoran bathin, sedang menyucikan dari kotoran lahir adalah mandi atau 5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi ke. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 1202. 6 Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer; Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Multi Karya Grafika, 1998), h. 98. 7 Yahya Jaya, Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Ruhama, 1995), h. 9.
22
berwudhu.8 Lain halnya istilah tobat yang dijelaskan dalam Ensiklopedia Tasawuf yang mengartikan tobat yaitu kembali dari sesuatu yang dicela oleh syara‟ menuju sesuatu yang dipuji.9 Bila penulis melihat kedua penjelasan di atas, maka tampak adanya perbedaan konteks. Namun, pada dasarnya kedua istilah tersebut memiliki satu makna yaitu kembali kepada jalan Allah. Sebelum penulis membicarakan tentang macam-macam tobat, syarat dan etika tobat, serta perintah tobat. Maka setidaknya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan tobat. Maka di sini akan dijelaskan pengertian tobat menurut beberapa para ahli, diantaranya adalah: Dalam buku Menembus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat, Saifuddin Zuhri menjelaskan bahwa tobat merupakan ungkapan dari suatu pengertian yang tersusun dari tiga unsur secara berurutan, yaitu diantaranya: ilmu, kondisi, dan perbuatan. Ilmu akan menghasilkan kondisi, kondisi akan menghasilkan perbuatan.10 Ilmu di sini adalah pengetahuan seorang hamba tentang besarnya bahaya yang diakibatkan oleh dosa-dosanya. Sehingga dosa tersebut menjadi penghalang antara dirinya dengan Allah (objek yang dicintainya). 8
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, Keserasian, (Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 480. 9 UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Tasawuf Jilid 3, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2008), h. 1337. 10 Imam Abū Hāmid, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h. 21.
23
Dengan begitu, timbullah perasaan sedih, dan sakit karena objek yang dicintainya hilang. Selanjutnya, apabila rasa sakit itu telah mendominasi hati dan menguasainya, maka perasaan itu akan menyadarkannya akan masa kini, masa lalu, dan masa yang akan datang.11 Bila penulis melihat penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan. Bahwa orang yang melakukan tobat pada dasarnya mereka mengetahui tentang apa yang dilakukannya. Sehingga mereka dapat merasakan bahwa apa yang mereka lakukan telah bertentangan dengan apa yang menjadi aturan Allah. Kaitannya dengan masa kini, masa lalu, dan masa mendatang adalah bahwa masa kini tercermin melalui tindakan segera meninggalkan dosa yang sedang dikerjakannya; korelasinya dengan masa yang akan datang tercermin melalui tekad untuk menjauhi setiap dosa yang dapat menyebabkan hilangnya objek yang dicintai sampai akhir hayat; sementara korelasinya dengan masa lalu dilakukan dengan segera mengganti apa-apa yang pernah terlewatkan dengan kebaikan dengan mengerjakan ulang jika hal tersebut dapat diperbaiki.12 Menurut Abu Abdillah Sofyan Chalid Ruray menjelaskan dalam tulisannya.13 Bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-„Utsaimin rahimahullah 11
menerangkan, Makna taubat
secara bahasa adalah
Ibid., h. 22. Ibid., h. 23. 13 Chalid Ruray, “Kapan Itu Dilaksanakan” Artikel ini diakses pada 15 Februari 2011 dari http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/. 12
24
kembali, sedangkan menurut perngertian syar‟i taubat adalah kembali dari maksiat kepada Allah Ta‟ala menuju ketaatan kepada-Nya. Dan taubat yang paling agung serta paling wajib adalah taubat dari kekafiran kepada keimanan. Dalam buku Menembus Dosa dengan Tobat menyatakan bahwa Sahal bin Abdullah At-Tustari, tobat adalah penggantian gerak-gerik yang tercela dengan gerak-gerik terpuji.14 Bila penulis melihat dari kedua pengertian di atas. Maka dapat diartikan bahwa tobat di sini hanya kembalinya seseorang ke jalan Allah dari kemaksiatan dan perubahan yang dilakukan ialah dengan mengganti perbuatannya yang dulu dengan kebaikan. Lain halnya dengan pengertian tobat di bawah ini. Menurut H. Mahmus dalam bukunya Terjemahan Irsyadul Ibad, menyatakan bahwa Al-Qadhi Husain, Abutthoyyib Imam Mawardi dan Ulama yang lainnya berpendapat bahwa tobat masih perlu diisyaratkan lagi yaitu membaca istigfar dengan lidahnya, hatinya menyesal atas perbuatan yang dilakukan.15 Penulis melihat bahwa tobat yang dijelaskan di atas, adalah tobat yang mengharuskan seseorang melafalkan kata istighfar yang disertai dengan penyesalan. Namun tidak adanya penjelasan tentang apa yang harus 14
Imam Abū Hāmid Muhammad bin Muhammad al-Ghazālī, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h. 23. 15 Mahmus Ali, Terjemahan Irsyadul Ibad, (Surabaya: PT. Mahkota, 1992), h. 871.
25
dilakukan oleh seseorang setelah bertobat. Berbeda dengan penjelasan tobat di bawah ini. Dalam buku Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, Sa‟id Hawwa menyatakan bahwa tobat dari dosa dengan cara kembali kepada Allah merupakan jalan pembuka bagi orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan, modal bagi orang-orang yang beruntung, langkah awal para murid, kunci istiqamah orang-orang yang condong kepada Allah, teropong bagi orang-orang pilihan dan orang-orang yang dekat kepada-Nya, yang dilakukan oleh para Nabi, mulai dari Adam dan umat para Nabi, termasuk kita sebagai umat Nabi Muhammad, adalah sangat layak dilakukan. Bertobat berarti mengikuti Sunnah para Nabi dan Rasulullah.16 Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Meraih dan Bahagia dengan Istighfar, tobat adalah kembali ke jalan yang benar, maka kesuburan akan berlipat dan kekuatan akan berlimpah dari yang selama ini, dan dosa-dosa yang lama itu dengan sendirinya akan diampuni oleh Allah dan mereka akan dapat menempuh jalan yang benar dan terang menderang dari hidayah Allah.17 Penulis melihat dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tobat merupakan tempat pertama yang harus dilakukan oleh 16
Sa‟id Hawwa, Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, (Jakarta: Penerbit Pena Pundi Aksara, 2007), h. 414. 17 Sudirman Tebba, Meraih dan Bahagia Dengan Istighfar, (Banten: Penerbit Pustaka Irvan, 2008), h.193.
26
seseorang untuk kembali ke jalan Allah. Karena selain dihapuskannya dosa-dosa yang lalu, tobat pun dapat mendatangkan hidayah Allah dalam kehidupan seseorang. Adapun tobat yang diperintahkan kepada orang-orang Mukmin adalah tobat nashuha. Allah SWT., berfirman: Hai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat nashuha (tobat yang semurnimurninya) (QS Al-Tahrim [66]: 8).18 Lalu, apa yang dimaksud dengan tobat nasuha?. Al-Nasûh
itu
merupakan
sîghah
mubâlaghah
(bentuk
yang
menunjukakan lebih) dari kata nâsih. Sebagaimana kata syakûr dan sabûr merupakan bentuk mubalaghah dari kata syâkir dan sâbir. Dalam bahasa arab, kata nasûh yang berasal dari huruf nûn, sâd, dan hâ itu, mengisyaratkan ungkapan bebas atau ikhlas (al-khulûs). Disebutkan, nasaha al-„asal (madu itu bersih), idzâ khalâ min al-ghisysy (jika kosong dari campuran). Dengan demikian, al-nush (bebas/ikhlas) dalam tobat itu layaknya al-nush dalam ibadah. Adapun al-nush dalam musyawarah, berarti membebaskan musyawarah itu dari bentuk penipuan, pengurangan, pengrusakan, dan melakukannya dalam kerangka yang paling sempurna. Al-nus (bersih/ikhlas) itu adalah lawan dari kata al-ghisysy (tipu/curang).19
18
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h. 561. 19 Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali ke Cahaya Allah, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008), h.62.
27
Dalam buku Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, telah dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas, telah berkata bahwa tobat nasuha adalah bila seseorang hamba menyesali perbuatan yang telah dilakukannya, sehingga ia memohon maaf kepada Allah, kemudian tidak melakukan dosa itu lagi untuk selamanya, sebagaimana susu yang telah menetes tidak akan kembali kepada sumbernya.20 Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Nikmatnya Tobat. Menyatakan bahwa Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas‟ud, Ubay bin Ka‟/ab, dan Mu‟adz bin Jabal sependapat bahwa tobat nashuha ialah tobat yang tidak mau lagi kembali kepada kesalahan.21 Dari kedua pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwasannya tobat nashuhah merupakan kemantapan hati seseorang untuk tidak kembali kepada perbuatan-perbuatan yang salah. Berbeda dengan pengertian tobat nashuhah di bawah ini. Menurut Said bin Jabair berpendapat bahwa tobat nashuha ialah tobat yang diterima oleh Allah. Untuk diterima tobat itu hendaklah memenuhi tiga syarat, yaitu takut tobatnya tidak akan diterima, mengharap agar tobatnya diterima, dan mulai saat itu memenuhi hidup dengan taat. Sedangkan Said bin al-Musyyab berpendapat bahwa tobat
20
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Penerjemah Bahrun Abu Bakar, Lc., dkk., (Semarang: PT. CV Toha Putra, 1993), h. 265. 21 Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), h.142.
28
nashuha ialah menasehati diri, karena telah bersalah dan patuh menuruti nasehat itu. 22 Al-Quraizhiy berkata bahwa untuk mencapai tobat nashuha diperlukan empat hal, yaitu memohon ampun dengan lidah, berhenti dari dosa itu dengan badan, berjanji dengan diri sendiri tidak akan mengulangi lagi kesalahan dan dosa itu, dan menjauhkan diri dari teman-teman yang hanya akan membawa terperosok kepada yang buruk saja.23 Bila penulis melihat kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tobat nashuhah adalah tobat yang sebenar-benarnya tobat yang tidak hanya beristighfar dengan lisan, dan berhenti untuk tidak mengulangi kesalahan yang lalu. Namun kehidupannya selalu dipenuhi dengan ketaatannya kepada Allah, serta meninggalkan semua yang akan memicu timbulnya kemaksiatan. 3. Macam-macam Tobat Tobat itu pada hakikatnya tidak hanya terkait dengan permohonan ampunan dosa yang pernah dilakukan, tetapi juga termasuk permohonan ampun yang bukan karena dosa. Imam al-Ghazali membagi tobat itu atas tiga macam, yaitu: 24
22
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), h. 143. Ibid., h. 144. 24 Ahmad Thib Raya, “Hakikat Tobat”, artikel ini diakses pada 23 Februari 2011 pada http://www.scribd.com/doc/47956120/19-9-07-DR-Ahmad-Thib-Raya-Hakikat-taubat. 23
29
a. Tobat (kembali), yaitu permohonan ampun dari segala dosa yang sudah dilakukan disertai tekad untuk tidak kembali dari kemaksiatan menuju kepada ketaatan kepada Allah SWT, tidak kembali dari perbuatan dosa menuju kepada perbuatan kebajikan. b. Firar (lari, meninggalkan), yaitu permohonan ampun dengan tekad meninggalkan kemaksiatan menuju kepada kebijakkan, atau tekad untuk meningkatkan amal kebajikan, dari yang baik menuju kepada yang lebih baik, dari yang sempurna menuju kepada yang lebih sempurna. c. Niyabat, yaitu permohonan ampun yang dilakukan secara terus menerus sekalipun tidak berdosa. Penulis melihat penjelasan dari ketiga macam-macam bentuk tobat di atas, maka dapat memberikan gambaran kepada kita semua. Bahwa kita sebagai umat manusia merupakan termasuk dari golongan apa ketika melaksanaan tobat. Sedangkan menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan dalam bukunya Mutiara Tobat, telah membagi tobat menjadi dua macam, yaitu wajib dan sunnah.25 Pertama, tobat wajib adalah bertobat dari meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan. Tobat ini wajib
25
Ibnu Taimiyyah, Mutiara Tobat. Penerjemah Farid Qurusy. (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006) h. 28.
30
dilakukan oleh setiap hamba sebagaimana perintah Allah SWT dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya. Kedua, tobat sunah adalah bertobat dari meninggalkan amalan-amalan sunah atau melakukan amalan makruh. Orang yang hanya melakukan tobat jenis pertama termasuk golongan moderat ( ) االبرار المقتصد, dan orang yang melakukan kedua jenis tobat di atas termasuk golongan yang berlomba dalam berbuat kebajikan ( ) سابق الخيرية, sedangkan yang tidak melakukan keduanya termasuk golongan yang zhalim ( ) ظالم لنفسه, mungkin kafir atau fasik.26 Penjelasan untuk kedua macam tobat di atas, sebelumnya telah dipertegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya Surat Al-waqiah ayat 712, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah).berada dalam surga kenikmatan”.27
26
Ibid., h. 29. Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h. 56. 27
31
4. Syarat dan Etika Tobat Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang ketika melakukan tobat. Syarat-syarat itu akan sangat terkait dengan dosa-dosa yang dilakukan karena pelanggaran terhadap hak-hak Allah atau terhadap hak-hak manusia. Terhadap hak-hak Allah, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:28 a. Menyadari dan mengakui adanya perbuatan dosa yang dilakukan. b. Menyesali dari dari perbuatan maksiat yang dilakukan. c. Bertekad untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatan seperti itu. d. Setelah bertobat, memperbanyak dan meningkatkan amal kebajikan, tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi juga kualitasnya, tidak hanya yang wajib, tetapi juga yang sunah. Terhadap hak-hak manusia, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:29 a. Menyadari dan mengakui adanya perbuatan dosa yang dilakukan terhadap sesama. b. Memohon maaf kepada yang bersangkutan, jika dosa itu menyangkut kehormatan orang lain. c. Mengembalikan harta kepada pemiliknya, jika itu menyangkut pengambilan harta benda orang lain tanpa hak. d. Menyesali diri dari perbuatan maksiat yang telah dilakukan. e. Setelah bertobat, memperbanyak dan meningkatkan amal kebajikan, tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga kualitasnya, tidak hanya yang wajib, tetapi juga yang sunah. 28
Chalid Ruray, “Taubat Muara Terindah Bagi Seorang Hamba”, Artikel ini diakses pada 23 Februari 2011 pada http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/. 29 Ibid., “Taubat Muara Terindah Bagi Seorang Hamba”, Artikel ini diakses pada 23 Februari 2011 pada http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/.
32
Dalam buku Kitab Petunjuk Tobat, Yusuf Qardhawi menyatakan ada beberapa syarat dan etika yang harus dipenuhi agar tobatnya yang kita lakukan diterima di sisi Allah, 30 antara lain: a. Niat yang ikhlas dan mengharap ridha Allah dalam melakukannya. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal apapun, kecuali jika dilakukan secara ikhlas untuk mengharap keridhaan-Nya. Rasulullah bersabda:
”Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niat. Dan seseorang itu hanya akan mendapatkan pahala dari niat yang dia miliki” (HR. Al-Bukhari).31 b. Hati menyertai lisan sewaktu melakukan tobat. Oleh karena itu, jangan pernah seseorang berkata, “Aku memohon ampunan kepada Allah, sedangkan hatinya terus-menerus berbuat maksiat. Diriwayatkan dari Ibn „Abbas, dia berkata, “Orang yang memohon ampunan kepada Allah, tetapi berbuat maksiat, maka ia seperti orang yang mengolokolok Tuhannya”.32 c. Etika yang harus diperhatikan dalam tobat adalah seseorang yang mesti melakukannya dalam keadaan suci, sehingga ia sedang benar-
30
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000), h. 109. 31 Abu Abdullah Al-Bukhori, Shohih Bukhori, (Bairut: Daar Ibnu Katsir, 1987), Jilid 1, h. 1. 32 Ibid., h. 110.
33
benar berada dalam kondisinya yang paling baik, lahir maupun bathin. Sebagaimana dalam riwayat Ali ibn Abu Thalib, dia berkata, “Abu Bakar r.a. menceritakan kepadaku dan dia adalah seorang yang jujur, bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada seorangpun yang melakukan satu perbuatan dosa, lalu dia segera bangkit dan bersuci, alangkah baiknya aktivitas bersuci yang dia lakukan, dan kemudian dia memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali dia akan diampuni oleh-Nya”, lalu beliau membaca firman Allah, dan (juga) orang-orang yang apabila menegrjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka (segera) ingat akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui (QS: Ali Imram [3]: 135).33 d. Di antara etika tobat yang harus dijalani seseorang adalah memiliki perasaan takut dan harapan sewaktu meminta ampunan kepada Allah. Sungguh Allah telah menyifati diri-Nya dengan firman-Nya, Yang mengampuni dosa dan menerima tobat lagi keras hukuman-Nya (QS. Al-Mukmin [40]: 3); Ketahuilah, sesungguhnya Allah amat keras
33
Abu Isa At-Turmudzi, Sunan At-Turmudzi, (Bairut: Daar Ihya‟ At-Turats Al-„Arabi, 1999), Jilid 1, h. 257.
34
siksaan-Nya, dan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Maidah [5]: 98).34 Oleh karena itu tidak seharusnya orang yang berbuat maksiat meninggalkan tobat, bagaimanapun besarnya dosa yang telah ia lakukan. Sebab, sesungguhnya ampunan Allah itu lebih besar dari pada dosanya, rahmat-Nya Maha luas, dan pemaafan-Nya lebih banyak. e. Dalam tobat, seseorang juga harus memilih waktu-waktu yang utama. Misalnya waktu sahur, sebagaimana Allah SWT berfirman: Dan yang memohon ampunan pada waktu pagi sebelum sahur (sebelum fajar). (QS. Ali „Imran [3]: 17); Dan selalu memohon ampunan pada waktu pagi sebelum fajar (akhir malam). (QS. Al-Dzariyat [51]: 18).35 f. Di antara etika tobat berdoa dan beristigfar dengan rangkaian doa yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan Sunnah. Sesungguhnya doa yang diajarkan Al-Qur`an dan Sunnah sangat jelas, seimbang, lugas, teratur, dan memiliki pengaruh yang besar pada hati. Lain halnya dengan doa yang dibuat-buat oleh manusia dari rangkaian kata yang dipilih dan disusunnya, Karena ia tidak memiliki keindahan yang
34
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media: 2004), h. 124. 35 Ibid., h. 521.
35
dimiliki kalimat Al-Qur`an, dan tidak mempunyai keluhuran yang tersimpan dalam rangkaian doa-doa Nabi.36 Di antara rangkaian doa-doa yang diajarkan dalam Al-Qur`an adalah doa-doa yang disebutkan Al-Qur`an dari Adam, Nuh, Ibrahim, dan yang lainnya dari pada Nabi, Rasul, dan orang-orang yang shaleh, diantaranya sebagai berukut:
Yang artinya: Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (QS. Ali Imran [3]: 147).37 5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima Pertobatan yang diterima memiliki beberapa ciri, dan berbeda dari pada pertobatan yang ditolak oleh Allah SWT. Adapun ciri-ciri pertobatan yang diterima menurut Yusuf Qordhawi dalam bukunya yang bejudul Kitab Petunjuk Tobat; Kembali ke Cahaya Allah, diantaranya adalah:38 a. Setelah melakukan pertobatan, seseorang menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. 36
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000), h. 114. 37
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media: 2004), h. 68. 38 Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000), h.179.
36
b. Perasaan takut selalu menyertai pelaku pertobatan. Ia tidak pernah merasa aman dari makar Allah, sekalipun hanya sekedip mata. c. Terkoyak-koyak hati karena rasa penyesalan dan rasa takut yang mendalam. Hal ini sesuai dengan kadar besar dan kecilnya perbuatan buruk yang telah ia lakukan. d. Keterkoyakan hati, tidak ada sesuatu pun yang menyerupainya, tidak ada pada orang yang tidak berdosa, bukan karena lapar, bukan karena berolahraga, dan bukan hanya karena cinta. Sesungguhnya ia merupakan sesuatu yang ada dibalik semua hal tersebut, yang akan menghancurkan hati di hadapan Sang Tuhan.39 Ini semua merupakan pengaruh dari pertobatan yang diterima oleh Allah. Dan apabila seseorang telah melakukan tobat, namun tidak menemukan atau merasakan pengaruh dan perubahan dari tobat tersebut di dalam hatinya, maka seharusnya kita harus mencurigai pertobatan kita. 6.
Perintah Tobat Tobat merupakan salah satu bentuk kebajikan yang harus dilakukan oleh setiap manusia, baik yang merasa dirinya berdosa maupun tidak. Tobat bagi orang-orang yang berdosa merupakan jalan yang wajib di lalui untuk memohon ampunan kepada Allah agar dosa-
39
Ibid., h. 180-181.
37
dosanya di ampunkan oleh Allah, sedangkan tobat bagi orang-orang yang merasa tidak berdosa merupakan jalan yang baik untuk memupuk pahala. Oleh karena itu, tobat merupakan salah satu perintah agama yang harus dilakukan oleh seluruh umat manusia. Di dalam Al-Qur`an terdapat ayat yang memerintahkan untuk melakukan tobat, demikian pula di dalam haditsnya, Rasulullah memerintahkan dan memberikan pujian kepada orang-orang yang melakukan tobat.40 Adapun ayat-ayat yang memerintahkan tentang tobat, diantaranya adalah sebagai berikut: a. QS. Tahrim (66): 8:
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: ”Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatunya”.41
40
Yusuf, Mutiara Taubat, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006), h. 28-29. Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media: 2004), h. 951. 41
38
b. QS. An-Nur: 31
Yang artinya: ”Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.42 c. QS. Hud: 52
Yang artinya: Dan (dia berkata): “Hai kaum-Ku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.43 d. QS. Hud: 61
Yang artinya: “karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa-Nya)”.44 Di antara hadits Nabi yang memerintahkan tobat ialah: a.
Dan dalam Shahih Muslim dari Abi Burdah dari al-Aghar dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi SAW bersabda:
42
Ibid., 353. Ibid., h. 228. 44 Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h. 228. 43
39
Yang artinya: “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya dalam sehari seratus kali”.45 b. Dari Abu Burdah dari al-aghar al-Muzani berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya hatiku-terkadang-lalai, dan sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari seratus kali”.46 c. Diriwayatkan dari Nabi SAW oleh Ibnu Mas‟ud, al-Bara ibn „Azib, an-Nu‟man ibn Basyir, Abu Hurairah dan Anas ibn Malik r.a. Dalam ash-Shahihain dari Ibnu Mas‟ud r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah benar-benar lebih gembira dengan tobat salah seorang diantara kalian dari pada seseorang yang bepergian di padang pasir nan tandus, ia membawa serta unta dengan makanan, minuman, pembekalan, dan barang-barang kebutuhannya, kemudian ia kehilangan unta tersebut, ia lalu 45
HR. Muslim, Kitab ad-Dzikru Wa ad-Du‟a Wa at-Taubah wal Istigfar, Bab Istihbab alIstighfar Wal Istiktsar Minhu, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka asSunnah, 2004), h. 22. 46 HR. Muslim, Sunan Abu Dawud, Kitab al-Witr, Bab Fil Istighfar, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 23.
40
keluar untuk mencarinya sampai hampir matti tapi tetap tidak menemukannya, ia lalu berkata: “Aku akan kembali ke tempat pertama kali aku kehilangan untaku biar aku mati di sana”, ia lalu kembali ke tempat semula, kemudian ia tertidur dan ketika bangun ia dapati untanya berada di hadapannya bersama dengan makanan, minuman, pembekalan, dan barang-barang kebutuhannya”.47 B. NAPZA 1. Pengertian dan Jenis NAPZA a. Narkotika Narkotika berasal dari bahasa Inggris “Narcotics” yang berarti obat yang menidurkan atau obat bius.48 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Narkotika adalah “Obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau ransangan (opium, ganja,dsb).”49 Dan menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika (UU No.22/1997): “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.50
47
HR. Bukhari, Kitab ad-Da‟awa,t Bab at-Taubah, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 26. 48 Echols, M. John.,, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Jakarta: Penerbit. PT. Gramedia, t.t), h.390. 49 Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1988), h. 609. 50 Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h.159.
41
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang No.22 tahun 1997, Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: 1) Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sanggan tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Opium, Ganja, Heroin, Kokain, dan lain-lain. 2) Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Benzetidin, Betametadol, Difenoksilat, Hidromorfinal, Metadon, Morfin, Petidin, dan turunannya dan lainlain. 3) Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
dan
banyak
dalam
terapi
dan/atau
tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Kodein, Norkodina, Propiran, dan lain-lain.51 Berdasarkan cara pembuatannya, Narkotika dibedakan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu : 51
Ibid., h. 160-167.
42
1) Narkotika Alami Adalah Narkotika yang zat aktifnya diambil dari tumbuhtumbuhan (alam), contohnya adalah: Ganja, Hasis, Coca, Opium. 2) Narkotika Semi Sintetik Adalah Narkotika alami yang diolah, diambil zat adiktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Contohnya: Morfin, Codein, Heroin, Cocaine. 3) Narkotika Sintetik Adalah Narkotika palsu yang dibuat dari bahan
kimia,
digunakan untuk pembiusan dan untuk pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan Narkoba sebagai Narkoba pengganti (Subssitusi), seperti: Petidine, Methadone, dan Naltrexon.52 b. Psikotropika Psikotropika menurut Pasal 1 butir (1), Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika (UU No. 5/1997): “Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
52
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya, (T. tp.: LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004), h.13-15.
43
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.53 Jenis-jenis dari psikotropika yang berdasarkan UndangUndang No. 5 tahun 1997 psikotropika dibedakan menjadi empat golongan, yaitu : 1) Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi,
serta
mempunyai
potensi
amat
kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: LSD (Lysergic Acid Diethyltamide), MDMA (Shabu/SS atau Ekstacy). 2) Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: Amfetamin, Metamfetamin, Metakulon. 3) Psikotrapika Golongan IV adalah psikotrapika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengatahuan serta mempunyai
53
Ibid., h.16.
44
potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: Diazepam, Lefetamina, Nitrazepm.54 Berdasarkan Ilmu Farmakologi, Psikotropika dikelompokan kedalam tiga golongan : 55 1) Kelompok Deressant/Penekan Saraf Pusat/Penenang/Obat Tidur; Bila diminum memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram, damai, menghilangkan rasa takut, was-was, dan gelisah. Contoh: Valium, Rohipnol, Mogadon. 2) Kelompok Stimulan/Peransang Saraf Pusat/Anti tidur; Bila diminum mendatangkan rasa riang gembira, hilang rasa bermusuhan, hilang rasa marah, ingin selalu aktif, dan badan merasa fit tidak terasa lapar. Daya kerja otak menjadi serba cepat namun kurang terkendali., kurang terkontrol. Contoh: Amfetamin, Estasy, Shabu. 3) Kelompok Halusinogen; Halusinogen adalah obat atau zat atau tanaman
atau
makanan
atau
minuman
yang
dapat
menimbulkan khayalan. Bila diminum dapat mendatangkan ilusi
atau
khayalan
tentang
peristiwa-peristiwa
yang
mengerikan, menakutkan kadang-kadang khayalan nikmat, seks, 54
dan
sebagainya.
Contoh:
LSD
(Lysergic
Acid
Ibid., h. 17. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya, (T. tp. : LKP Yayasan Karya Bhakti,2004), h. 17. 55
45
Diethyltamide), Getah Tanaman Kaktus, Kecubung, Jamur tertentu (Misceline), Ganja.56 c. Zat Adiktif Adalah zat-zat selain narkotika dan selain psikotrapika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh: 1) Rokok. 2) Kelompok alkohol dan minum lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. 3) Thynner dan zat-zat lain seperti lem kayu, pelarut Type Ex, Acetone, Cat, Bensin, yang bila dihisap, dihirup, dicium dapat memabukkan. 2. Korban Penyalahgunaan NAPZA Orang yang telah mengkonsumsi NAPZA dalam hidupnya, bukanlah tanpa alasan yang jelas. Menurut Dadang Hawari dalam bukunya yang berjudul Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Menyatakan bahwa terdapat tiga faktor penyebab penyalahgunaan NAZA yang ditinjau dari sudut pandang Psikodinamik.57 Diantaranya yaitu:
56
Ibid., h. 18. Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif, (Jakarta: FKUI, 2006), h. 24. 57
46
a.
Faktor Predisposisi Adalah
gangguan kejiwaan
yaitu
gangguan kepribadian
(antisosial). Seseorang dengan gangguan kepribadian tidak mampu untuk berfungsi secara wajar dan efektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau bergaul dengan lingkungan sosial. Untuk mengatasi ketidakmampuan berfungsi secara wajar dan untuk menghilangkan kecemasan dan atau depresinya itu; maka orang cenderung menyalahgunakan NAZA. Upaya ini dimaksudkan untuk mencoba mengobati dirinya sendiri atau sebagai reaksi pelarian. b.
Faktor Kontribusi Adalah kondisi keluarga yang terdiri dari tiga komponen, yaitu keutuhan keluarga, kesibukan keluarga, dan hubungan interpersonal antar keluarga. Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang tidak baik (disfungsi keluarga) akan merasa tertekan, dan ketertekanan yaitu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA. Kondisi keluarga yang tidak baik atau disfungsi keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut:58 1) Keluarga tidak utuh, misalnya salah seorang dari orang tua meninggal, kedua orang tua bercerai atau berpisah. Dan kesibukan
58
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif, h. 26.
47
orang tua sehingga tidak adanya waktu luang untuk berkumpul dengan anggota keluarga yang lain. 2) Hubungan interpersonal yang tidak baik, yaitu hubungan antara anak dengan kedua orang tuanya, anak dengan sesama saudaranya (anak sesama anak), dan hubungan antara ayah dan ibu yang ditandai dengan sering cek-cok, bertengkar, dingin, masing-masing acuh tak acuh dan lain sebagainya sehingga suasana rumah menjadi tegang dan kurang kehangatan. c.
Faktor Pencetus Adalah pengaruh teman kelompok sebaya dan NAZA-nya itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hawari menyebutkan bahwa pengaruh teman kelompok sebaya mempunyai andil 81,3% bagi seseorang terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA. Sedangkan tersedianya dan mudahnya NAZA diperoleh mempunyai andil
88%
bagi
seseorang
terlibat
penyalahgunaan
atau
ketergantungan NAZA.59 Ditinjau dari pendekatan kesehatan jiwa, pemakai zat dibagi menjadi beberapa golongan:60 1) Experimental Use yaitu pemakaian zat yang tujuannya ingin mencoba, sekedar memenuhi rasa ingin tahu. 59
Ibid., h. 29. Satya Joewana, Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lain, (Jakarta: PT. Gramedia, 1989), h. 13. 60
48
2) Sosial Use, atau disebut juga recreational use yaitu penggunaan zat-zat tertentu pada waktu resepsi (minum whisky) atau untuk mengisi waktu senggang (merokok) atau pada waktu pesta ulang tahun atau waktu berkemah (mengisap ganja bersama-sama teman). 3) Situasional Use yaitu penggunaan zat pada saat mengalami ketegangan, kekecewaan, kesedihan, dan sebagainya dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. 4) Abuse atau penyalahgunaan, yaitu suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik, paling sedikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial. 5) Dependent Use yaitu bila sudah dijumpai toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya.61 3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA Segala sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang baik itu perbuatan yang benar maupun perbuatan yang salah. Setidaknya dapat dikenali atau dapat diketahui oleh orang lain, walaupun pada akhirnya memakan waktu yang lama. Sama halnya dengan seseorang yang telah menggunakan NAPZA dalam hidupnya, maka dengan sendirinya hal tersebut dapat diketahui oleh orang lain. Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang tua yang tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa anaknya telah 61
Ibid., h. 14.
49
terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAPZA. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sudah sepantasnya semua orang memiliki ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk NAPZA.62 Oleh karena itu, Dr. Subagyo Partodiharjo dalam bukunya yang berjudul Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, menyebutkan ciri-ciri pengguna NAPZA utnuk memberikan kemudahan kepada orang lain untuk mengetahuinya. Adapun ciri-cirinya terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut:63 a.
Tahap Awal: Coba-coba, Eksperimen. 1) Gejala Psikologi: Terjadi perubahan pada sikap anak. Orang tua peka dapat merasakan adanya sedikit perubahan perilaku pada anak yaitu timbulnya rasa takut dan malu, yang disebabkan karena ia merasa bersalah ia merasa berdosa. Anak menjadi lebih sensitif, jiwanya resah dan gelisah akan mengaku terus terang takut; akan terus merahasiakan, merasa berdosa, ia bingung. Kemesraan dan kemanjaannya hilang atau berkurang. 2) Pada Fisik: Tidak nampak adanya perubahan pada tubuh anak. Belum terlihat adanya tanda perubahan pada tubuh sebagai dampak
62
Dadang Hawari, Konsep Agama Islam Menanggulangi NAZA, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), h. 18. 63 Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaanny, (T. tp.: LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004), h. 98.
50
pemakaian
NAPZA.
Bila
sedang
memakai
psikotrapika
stimulans atau ecstacy atau shabu ia nampak riang, gembira, aktif, bahkan hiper aktif, murah senyum, dan ramah. b.
Tahap Kedua, adalah Pemula, Instrumen, Insidentil.64 1) Gejala Psikologi: Sikap anak lebih menjadi tetutup, banyak hal yang tadinya terbuka menjadi rahasia. Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang, dan lebih sensitif. Mulai semakin renggang hubungannya dengan orang tua dan saudara-saudaranya, tidak lagi riang gembira, cerah dan ceria. Ia mulai nampak seperti menyimpan rahasia, dan memiliki satu atau beberapa teman akrab. 2) Pada Fisik: Tidak manpak perubahan yang nyata, gejala pemakaian berbeda sesuai jenis NAPZA yang dipakainya. Bilamana sedang memakai ia menjadi lebih lincah, lebih riang, lebih percaya diri berarti ia memakai (psikotropika, stimulant, shabu, ecstasy). Bilamana tampak lebih tenang, mengantuk berarti ia memakai penenang, ganja, putao. Untuk mengelabuhi orang tua dan teman bahwa ia memakai kadang-kadang ia menutupi kekurangannya dengan rajin berolah raga dan makan, sehingga tampak sehat dan energik. Seperti orang normal.
64
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaanny, h. 99.
51
c.
Tahap Ketiga, adalah Tahap Berkala:65 1) Ciri Mental: Sulit bergaul dengan teman baru. Pribadinya lebih menjadi tetutup, lebih sensitif mudah tersinggung. Sering bangun siang, agak malas, mulai gemar berbohong. Keakraban dengan orang tua dan saudara sangat merosot berkurang. Kalau sedang memakai NAPZA penampilannya: riang (minum stimulans) atau tenang (minum depresan). Kalau sedang tidak memakai NAPZA, sikap dan penampilannya murung, gelisah, kurang percaya diri (PD). 2) Ciri Fisik: Terjadi gejala sebaliknya dari tahap kesatu dan tahap kedua. Bila sedang memakai nampak normal, tidak nampak tanda-tanda yang jelas, biasa saja. Bila sedang tidak memakai, malah nampak kurang sehat, kurang percaya diri, murung, gelisah, malas. Tandatanda pada fisik semakin lebih jelas bila dibandingkan dengan tahap kedua. Tanda yang spesifik tergantung jenis obat NAPZA yang dipakainya. Kadang-kadang malah tampak gemuk atau sehat karena usaha menutupi atau kompensasi, agar tidak diduga
65
Ibid., h. 100.
52
memakai nampak kurang percaya diri, bahkan nampak tidak sehat, karena sakao. d.
Tahap Keempat, adalah Tahap Tetap (madat).66 1) Tanda-tanda Psikis: Sulit bergaul dengan teman baru, eksklusif tertutup, sensitif, mudah tersinggung, egois mau menang sendiri, malas, sering bangun siang, lebih nikmat hidup di malam hari. Pandai berbohong, gemar menipu. Sering mencuri atau merampas. Tidak malu menjadi pelacur (pria maupun wanita). Demi memperoleh uang untuk mendapatkan NAPZA, tidak merasa berat untuk berbuat jahat, bahkan membunuh orang lain, termasuk membunuh orang tuanya sendiri, demi uang atau NAPZA. 2) Tanda-tanda Fisik: Biasanya kurus atau lemah (loyo). Tetapi ada juga yang dapat menutupi diri dengan membuat dirinya gemuk ataupun fit atau sehat, karena melakukan kompensasi banyak makan, minum food supplement dan berolah raga. Mata sayu, gemar memakai kacamata gelap, gigi menguning kecoklatan dan sering kali keropos. Biasanya kulit agak jorok karena malas mandi. Sering nampak tanda bekas sayatan atau bekas tusukan jarum suntik di lengan, atau kaki, atau dada, atau di lidah, atau di kemaluan, dan lain-lain.
66
Ibid., h. 101.
53
Tanda-tanda ini tidak khas bila pemakai NAPZA mengkonsumsi beberapa jenis NAPZA sekaligus.67 Dengan adanya ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, dapat mempermudah diri kita untuk mengenal ciri-ciri tersebut pada orang lain. Dan membuat kita lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar. 4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia Heriady Willy dalam bukunya yang berjudul Berantas Narkoba tak Hanya Cukup Bicara, menjelaskan bahwa ada berbagai dampak buruk NAPZA dalam tubuh manusia sebagai berikut:68 a.
Penyalahgunaan pada Heroin (Putaw), terjadi infeksi (abses) pada kulit akibat bekas suntikan, infeksi pada paru-paru (bronchitis), paruparu basah, infeksi pada jantung, gangguan otak, gangguan pada fungsi hati, tertular hepatitis B dan C, HIV/AIDS, gangguan pencernaan, badan semakin kurus dan kotor, gigi keropos, gangguan menstruasi pada wanita dan dapat terjadi impotensi pada pria.
b.
Penyalahgunaan pada Marijuana atau Ganja atau Cimeng (Cannabis). Terjadi gangguan pada fungsi paru (TBC, Bronchitis), hipertensi, denyut jantung yang tidak teratur, kekebalan tubuh menurun, mata
67
Ibid., h.102. Heriadi Willy, Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara: Tanya Jawab dan Opini, (Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat, GRANAT, UII Press, 2005), h. 58. 68
54
rabun, kerusakan otak pada sistem limbic dan gangguan menstruasi pada wanita dan kemandulan pada laki-laki maupun wanita. c.
Penyalahgunaan pada pengguna Inhalansia (jenis lem, thiner, aseton, dan lain-lain), dapat terjadi kekakuan pada pembuluh paru, penekanan pernafasan, denyut jantung tidak teratur, meracuni hati, gangguan ginjal, dan mata kabur hingga dapat terjadi kematian yang mendadak.69 Dan dampak buruk bagi penyalahgunaan NAPZA terhadap mental,
pada umumnya terjadi gangguan psikotik, gangguan tidur, depresi berat, cemas (curiga berlebihan), gangguan tingkah laku, gangguan fungsi seksual, gampang tersinggung, defresi atau hiperaktif atau sering murung, terjadi paranoid hingga gangguan jiwa yang sulit disembuhkan. Selain itu dampak terhadap sosial, lebih menonjol menjadikan pelaku penyalahgunaan menjadi anti sosial (jarang berkumpul dengan keluarga atau keluarga), motivasi belajar kurang bahkan sampai hilang, cenderung melakukan perbuatan kriminal sebagai dampak lainnya. Lebih jauh lagi akibat yang terparah dari semua itu adalah kematian yang sia-sia (baik karena over dosis maupun penyakit) dan tidak berartinya atau disingkirkan pecandu tersebut di dalam masyarakat.70
69 70
Ibid., h. 59. Ibid., h. 60.
55
Demikianlah dampak-dampak yang mungkin saja terjadi pada diri seseorang, apabila mereka telah menggunakan atau memakai NAPZA dalam hidupnya. Karena hal itu tidak hanya dapat menghancurkan diri sendiri, akan tetapi dapat menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar kehidupan kita C. Kesalehan Individu 1.
Pengertian Kesalehan Individu Kesalehan individu itu terdiri dari dua kata yaitu saleh dan individu. Menurut Kamus Bahasa Arab Al-Munawwir صالحisim fa‟il dari يصلح- صلحyang artinya adalah baik, bagus.71 Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia saleh adalah taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah, suci beriman. Sedangkan kesalehan adalah ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran agama.72 Adapun individu menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah orang, seseorang, dan pribadi orang (terpisah dari yang lain), organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidakmempunyai hubungan organik dengan sesamanya).73 Bila melihat dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa kesalehan individu adalah
71
Munawwir, Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia Terlengkap Edisi 2, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2005), h. 788. 72 Frista Artmada, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Penerbit Lintas Media, t.t.), h. 981. 73 Ibidi., h. 430.
56
seseorang yang taat dalam menjalankan ibadah dan kesungguhannya dalam menunaikan ajaran agama. Menurut Abu Muhammad Jibril, dalam tulisannya bahwa kesalehan individu sebenarnya tidak berbeda jauh dengan seseorang bisa dikatakan saleh apabila bersih lahir batinnya, bersih darah dagingnya dan tulang belulangnya dari benda-benda yang haram dan subhat yang akan menarik dirinya ke lembah Neraka yang paling dalam. Demikian pula ia adalah orang yang senantiasa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya di manapun ia berada dan bila manapun ia berada dan bila manapun ia diajak kembali keduanya.74 Menurut Umar Sulaiman Al-Asyqar, kesholehan individu sama halnya lelaki atau wanita saleh. Secara garis besar dapatlah digambarkan, sebagai lelaki yang bersih jiwanya, lurus akidahnya, dan benar amalnya. Secara fisik, berarti darah, daging, dan tulang belulangnya bersih dari pada benda-benda haram. Sedangkan batinnya bersih dari kotoran kejiwaan (seperti munafiq, fasiq, zhalim dan segala hal yang maksiat kepada Allah dan rasul-Nya), karena senantiasa disiram air suci keimanan atau dicuci dengan sabun samawi (wahyu Ilahi). Sebagaimana lazimnya bagi seorang muslim, apabila ia hendak menghadap Allah melalui shalat, bersujud, dan bersimpuh di hadapan Allah Malikurrahman, maka ia pun segera
74
Jibril Abdurrahman, Lelaki Sholeh, (Kuala Lumpur: PT. Darul Nu‟man, 1995), h.7.
57
mengambil air wudhu, begitu pula ketika hendak membaca kitab suci AlQur`an.75 Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesalehan individu dapat dibagi menjadi dua arti. Pertama, secara sempit kesalehan individu adalah seseorang yang secara fisiknya bersih dari barang-barang yang haram dan subhat. Sedangkan yang kedua, secara luas kesalehan individu adalah seseorang yang bersih jiwanya, lurus akidahnya, dan baik amalnya, serta senantiasa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya kapanpun di mana pun berada. 2. Ciri-ciri Kesalehan Individu Untuk memahami makna kesalehan, tidak cukup hanya dengan mengetahui tanda-tanda atau ciri-ciri lahiriyah semata, sebab ia jauh lebih mendalam dari pada itu. perkara-perkara yang bersangkutan dengan keyakinan, tujuan dan pandangan hidup, cita-cita dan jalan hidup merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan untuk memastikan, atau menunjukkan apakah seseorang itu tergolong di dalam kelompok sholeh atau yang salah. Di dalam konteks Al-Qur`an dijelaskan tentang sifat-sifat orang mukmin dalam surat Al-Anfal ayat 2-4, yang berbunyi:
75
1982), h.5.
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ciri-ciri Pribadi Muslim, (Semarang: PT. CV. Toha Putra,
58
“Yang artinya: (2). Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kapada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (3). (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalot dan yang menafkahkan sebagian dari rizki dan Kami berikan kepada mereka. (4). Itulah orang-orang yang beriman dengan yang sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia”.76 Dan menurut Jibril Abdur Rahman dapat dipahami, kesalehan seseorang dapat digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Ikhlas dalam beramal. Ta‟at kepada Allah dan Rasul-Nya. Jihad fie sabillah adalah jalan hidupnya. Mati syahid adalah cita-citanya yang utama. Sabar menghadapi cobaan dan ujian Allah. Kampung akhirat tujuan utamanya. Sangat takut kepada Allah dan ancaman-Nya. Selalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Zuhud dengan dunia tetapi meninggalkannya. Shalat malam menjadi kebiasaannya. Tawakal kepada Allah dan tidak mengeluh kecuali kepada-Nya. l. Selalu berinfaq dalam kelapangan atau kesempitan. m. Kasih sayang sesama mukmin, dan sangat kuat memelihara ukhuwah di antara mereka. n. Berani amar ma‟ruf nahi munkar.77
76
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Bandung, PT. Syaamil Cipta Media: 2004), h.177. 77 Abdur Rahman Jibril, Karakteristik Lelaki Shalih, (Jakarta: Wihdah Press, 2000), h.9-10.
59
3. Tujuan Kesalehan Individu Bahwasanya orang yang saleh mengetahui tujuan hidup dan pengetahuan yang jelas, karena ia bukan orang yang terkecoh dan terpedaya oleh kehidupan dunia sehingga ia bekerja untuknya dan merasa tentram kepadanya. Ia bukan pula orang yang menolak kehidupan lalu lari ke puncak-puncak bukit dan ke padang pasir untuk beribadah kepada Allah di tempat-tempat khalwat. Bahkan ia benar-benar memakmurkan kehidupannya dengan perintah Allah dan mengarahkannya kearah yang dikehendaki oleh Allah. Lalu ia menjadikan dunia sebagai ladang bagi kehidupan akhirat. Maka dunia muslim bukanlah seperti orang-orang yang mengabdi kepada dunia, sehingga dunia itu menjadi maksud dari amalnya dan tujuan dari cita-citanya. Dan ia bukan pula orang yang berpaling dari dunia dengan membiarkannya diurus oleh syaitan-syaitan dari kalangan manusia dan jin. 78 Dalam firman-Nya Allah menjelaskan:
78
Ibid., h. 53.
60
“Dijadiakan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga). Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk-untuk orang yeng bertaqwa (kepada Allah) pada sisi Tuhan mereka ada syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya; dan (ada pula) istri-istri yang suci.” (Ali-Imran: 1415).79 Sebagai orang muslim selalu berpegang teguh kepada kebenaran, berjihad untuk menegakkannya dan mengambil langkah-langkah yang menjadikannya tetap atas kebenaran.
79
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), h. 51.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH A. Sejarah Berdirinya Yayasan Yayasan ini merupakan suatu lembaga rehabilitas yang diperuntukan bagi para korban NAPZA yang berlokasi di Kampung Kebon Kopi Jl. Swadaya No. 65 RT. 03 RW. 06, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa-Barat. Yayasan Nurul Jannah didirikan oleh bapak H. Adang Miarsa beserta Ibu Hj. Rosyati pada bulan Oktober tahun 1989. Dan pada tanggal 07 Juni 2002 pesantren ini terdaftar resmi sebagai badan hukum Yayasan (Yayasan Nurul Jannah) melalui proses oleh Notaris, sebagai Pusat pelayanan Terapi dan Rehabilitas berbasis masyarakat melalui metode agama. Pada mulanya, sebelum berdiri sebagai Yayasan. Diawali pada bulan Oktober tahun 1989, Bapak H. Adang Miarsa beserta isterinya Ibu Hj. Rosyati membangun sebuah masjid atas dasar iman, untuk membantu para hamba Allah yang ingin meningkatkan keimanan kepada Allah. Berlanjut dengan berdatangannya para santri yang silih berganti yang ingin belajar agama di Masjid Nurul Jannah dengan bimbingan yang diberikan oleh Bapak H. Adang dalam meningkatkan keimanan serta tauhid untuk mengenal diri dan Allah SWT, sehinggga dapat mengatasi penyakit fisik dan mental atas keridhoan Allah. Maka mulai pada saat itu muncullah nama Pesantren
61
62
Nurul Jannah yang didirikan di atas lahan seluas + 2000 m² dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sejalan dengan semakin memburuknya korban, NAPZA baik dari segi kuantitas dan kualitas, kira-kira pada tahun 1994-1995 mulai berdatangan para orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk dibina agar dapat disembuhkan dari pengaruh NAPZA di Pesantren Nurul Jannah. Dan akhirnya dengan berjalannya waktu, anak tersebut dapat disembuhkan dari pengaruh NAPZA tersebut. Karena yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Jannah adalah membina korban NAPZA untuk dapat mengatasi atau mengobati dirinya sendiri serta dapat melepaskan belenggu dari ketergantungan NAPZA dan perbuatan maksiat lainnya adalah dengan cara bertobat. Jadi yang dilakukan bukanlah proses pengobatan melainkan dengan pertobatan. Kabar kesembuhan ini kemudian tersebar dari satu orang kepada orang lain. Hingga kemudian semakin banyaknya para orang tua yang menitipkan anak-anaknya ke Pesantren Nurul Jannah untuk dapat dibina sehingga mereka sembuh dari pengaruh NAPZA itu sendiri. Berawal dari pengalaman itu, dan melihat pekembangan yang ada. Maka pengurus dan pembina Pesantren, dan atas dasar masukan para kerabat dan ulama yang lain. Akhirnya merasa perlu untuk memperkuat Pesantren ini dalam suatu bentuk badan hukum. Akhirnya pada tanggal 07 Juni 2002 Pesantren ini terdaftar resmi sebagai badan hukum berupa Yayasan (Yayasan
63
Nurul Jannah) melalui Notaris No 1 (7-6-2002) oleh Ibu Tin Wiratna Lukita, SH. B. Visi, Misi Yayasan Nurul Jannah Visi Yayasan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam rangka
mewujudkan
masyarakat
Indonesia
bebas
dari
pengaruh
penyalahgunaan NAPZA (narkoba) dan mengupayakan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu masyarakat yang beriman dan bertaqwa. Misi Yayasan adalah membantu dan ikut berperan aktif bersama Pemerintah menanggulangi berbagai masalah sosial, yaitu rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA (narkoba), HIV/AIDS dan gangguan kejiwaan, serta masalah-masalah lain yang terkait di dalamnya.1 C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan Agar pengelolan pelaksanaan metode tobat di Yayasn Nurul Jannah dapat terlaksana dengan lebih mudah, maka dibentuklah struktur organisasi Yayasan Nurul Jannah yang terdiri atas:2 1. Pembinaan, mempunyai tugas yang meliputi: a.
Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar Yayasan, kecuali mengenai maksud dan tujuan Yayasan tidak dapat dilakukan pengubahan.
1 2
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2. Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2.
64
b.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas Yayasan.
c.
Penetapan kebijaksanaan kerja dan rancangan Yayasan bedasarkan Anggaran Dasar Yayasan.
d.
Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan.
e.
Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran Yayasan.
2. Pengurus, Yayasan diurus dan dipimpin oleh suatu kepengurusan yang sedikitnya terdiri dari: a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara 3. Pengawas atau pelaksana kegiatan, mempunyai tugas yang meliputi: a. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan Yayasan. b. Pengawas melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurus dan memberikan nasihat kepada pengurus dan memberikan nasihat kepada
pengurus
dalam
menjalankan
Yayasan
dan
wajib
memberikan laporan secara tertulis kepada Pembina sedikitnya pengawassan yang dilakukan yang telah ditentukan. Susunan kepengurusan Yayasan adalah sebagai berikut:
65
1. Pembina: a.
H. Dodo Djajadisastra
b.
Hj. Rosyati
2. Pengawas a. Drs. H. Badaruzzaman b. Pengurus: a. Ketua
: H. Adang Miarsa
b. Wk. Ketua
: Faisal Saleh
c. Sekretaris
: Drs. H. Dodi Sumarno
d. Wk. Sekretaris
: Sofian saleh
e. Bendahara
: Ir. Yudhi Indra Subhan Tabrani MBA
f. Wk. Bendahara
: Nursyam Effendi
D. Sarana dan Prasarana 1.
Sarana Kerja Pegawai Tersedia satu ruang kerja administrasi. Dan kamar untuk para Penanggung Jawab atau Pembimbing atau Konsultan atau Pekerja Sosial.
2. Sarana Residen Kamar tidur, tersedia 15 kamar tidur yang tiap kamarnya seluas 2x3 m². Dan setiap kamarnya dihuni 4 residen, adapun residen laki-laki dan perempuan ditempatkan terpisah. Dan terdapat 6 kamar mandi. Sedangkan untuk Pendopo seluas 8x8 m² yang dapat menampung + 180
66
orang, yang digunakan untuk berkumpul, istirahat, menonton TV. Serta Aula yang dipakai untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya seperti: tempat belajar, atau sebagai tempat untuk mengkaji materi, dan sebagai tempat untuk para pengunjung dari luar baik itu kunjungan dari BNN, reporter dari Swiss, atau dari para mahasiswa. 3. Saran Kesehatan/Poliklinik Tersedia satu ruang klinik seluas + 4x4 m² yang dapat menampung 4 orang. Namun selama tahun 2007, dan ada masalah dengan tenaga medis yang menangani kesehatan para residen secara rutin, dikarenakan Yayasan tidak memiliki tenaga medis sendiri dan mereka semua barasal dari utusan BNN yang terkadang jarang untuk menangani para residen. 4. Sarana Ibadah Bangunan rumah Ibadah seluas 9x9 m² yang dapat menampung + 200 orang. Masjid Nurul Jannah di lokasi Kebon Kopi-Cikarang Utara, dan masjid Nurul Jannah Di lokasi pantai Sungai Buntu, Pisangan, Rengas Dengklok, Kerawang. 5. Dan tempat tinggal keluarga Bapak K. H. Adang Miarsa.3 E. Persyaratan Untuk menentukan keberhasilan program, diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lainnya adalah:4
3
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 4.
67
1.
Calon santri/Residen a. Harus siap dan berkeinginan untuk bertobat dan menjauhi NAPZA dengan sungguh-sungguh dan konsekuen. b. Bersedia mengikuti atau menjalani proses pertobatan dengan ikhlas. c. Harus disiplin mengikuti proses pertobatan dan taat kepada peraturan yang ditetapkan pembina atau pembimbing.
2. Orang Tua a. Kedua orang tua bersedia menyerahkan anaknya dengan sepenuh hati dan ikhlas kepada pihak Yayasan. b. Membantu proses pertobatan dengan memberikan dorongan moril. Menyediakan waktu untuk datang secara rutin menjenguk anaknya. Dan disarankan untuk mengikuti setiap jadwal peribatan dengan aktif, sehingga dapat lebih memahami program yang sedang diikuti anaknya. c. Memahami, menerima, dan menandatangani formulir pendaftaran, tanda setuju dengan persyaratan yang ada. F. Proses Pertobatan Secara umum proses pertobatan di bagi dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah: 5 1. Tahap Detoxifikasi (hari ke-1 s/d hari ke-5). Detoxifikasi adalah menghilangkan racun adiktif narkoba yang ada dalam tubuh, sedangkan detoxifikasi di Yayasan Pesantern Nurul Jannah 4 5
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 6. Dokementasi Profil Sejarah Yayasan Pesantern Nurul Jannah tahun 2009, h. 8.
68
ada tiga macam proses, diantaranya adalah: Pengukupan, Pen, dan Obat Herbal. 2. Tahap pembinaan total mental dan spiritual (hari ke-6 s/d hari ke-60). Bimbingan atau pembinaan secara total ini dilakukan untuk pengenalan diri dan mengenal Allah SWT. 3. Tahap peningkatan materi dalam hal tauhid kepada Allah SWT (hari ke61 s/d hari ke-180). Pada tahapan ini residen diransang agar lebih proaktif mendalami materi pengenalan diri yang sudah diberikan pada tahapan sebelumnya. 4. Tahap bimbingan lanjut, uji coba pulang ke rumah atau lingkungan untuk bersosialisasi, sambil dimonitor ketat oleh orang tua dan pihak Yayasan. Pada tahapan ini residen akan diuji coba pulang ke lapangan untuk bersosialisasi.
BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG UTARA A. Pelaksanaan Metode Tobat 1. Waktu Pelaksanaan Sebelum memaparkan tentang bagaimana metode tobat dilaksanakan dan apa yang menjadi hambatan dalam menerapkan metode tobat maka membicarakan masalah waktu pelaksanaan metode tobat di Yayasan Pesantren Nurul Jannah, ini merupakan suatu kegiatan yang rutin yang diadakan oleh Yayasan dalam menangani korban penyalahgunaan NAPZA. Segala sesuatunya memang memiliki waktunya dalam masingmasing kegiatan. Sesuai data dan informasi yang penulis dapatkan ternyata, kegiatan metode tobat memiliki keterkaitan dengan kegiatan satu dengan yang lainnya. Adapun waktu dalam pelaksanaan metode tobat untuk para korban (residen, merupakan istilah dari BNN yang kini dipakai oleh pihak Yayasan) adalah sebagai berikut: a. Detoxifikasi pada hari ke-1 s/d ke-5. b. Pembinaan total mental dan spiritual pada hari ke-6 s/d ke-60.
69
70
c.
Peningkatan materi dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah SWT pada hari ke-61 s/d ke-180.
d. Bimbingan lanjut, uji coba pulang ke rumah atau lingkungan untuk bersosialisasi, dengan dimonitor ketat oleh kedua orang tua dan pihak Yayasan pada hari ke-181.1 2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi a. Pelaksanaan Metode Tobat Yayasan Pesantren Nurul Jannah memberikan penanganan yang berbeda dalam menangani para korban NAPZA, yaitu dengan menggunakan metode tobat. Pelaksanaan metode tobat sendiri terletak pada pembinaan total mental dan spiritual serta peninggkatan materi dalam hal tauhid kepada Allah. Sebelum menerapkan hal itu, para residen harus melakukan detoxifikasi terlebih dahulu yang tujuannya adalah untuk membersihkan diri mereka dari pengaruh NAPZA. Setelah itu mereka melanjutkan tahapan yang selanjutnya yaitu pembinaan total mental dan spiritual, peningkatan materi tentang ketauhidan kepada Allah, hingga sampai pada tahapan lanjut yaitu uji coba pulang. Mulai dari detoxifikasi sampai peningkatan materi tentang ketauhidan, itu semua yang melakukannya adalah seorang pembina spiritual sekaligus ketua Yayasan Pesantren Nurul Jannah yaitu K. H. Adang Miarsa yang lahir pada tanggal 28 Maret 1955 di Batam. 1
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah tahun 2009, h. 8.
71
Dan menjabat sebagai ketua sekaligus pembina spiritual dari sebelum berdirinya Yayasan hingga sekarang. Adapun latar belakang pendidikan K. H. Adang Miarsa mulai lulus dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1966, lalu lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1969, dan lulus Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tahun 1972. Dan menikah dengan Hj. Rosyati. Pemahaman H. Adang terhadap agama, is peroleh mulai dari mengikuti pengajian-pengajian di kampung, membaca dan mempelajari Al-Qur`an, serta diiringi dengan membaca buku. Sedangkan H. Adang dapat mengobati itu karena ilmu yang dia peroleh dari membaca buku, seringnya mengikuti acara-acara seminar dan pelatihan di BNN (Badan Narkotika Nasional), serta menerapkan apa-apa yang terkandung dalam Al-Qur`an. 2 Pekerjaan yang dilakukan oleh H. Adang di Yayasan telah dibantu oleh seorang asisten yang bernama Jaja Tarsija yang lahir pada tanggal 15 Juni 1971 di Cirebon-Kuningan. Pendidikan yang ditempuh adalah SD pada tahun 1978, SMP pada tahun 1984, dan SMA pada tahun 1987. Dia mengabdikan dirinya di Yayasan mulai pada tahun
2
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
72
1998 sampai sekarang. Dengan alasan bahwa dirinya terus belajar dan membantu dalam masalah penanggulangan korban NAPZA.3 Kembali kepada pembahasan tentang pelaksanaan metode tobat. H. Adang yang dibantu oleh asistennya yaitu Jaja, mereka melakukan penerapan kepada seluruh residen yang ada di Yayasan untuk melakukan semua kegiatan yang ada di Yayasan. Baik mereka tidak mengerti tentang agama sampai mereka yang sudah hilang ingatannya. Dalam pelaksanaan metode tobat ini memiliki tujuan agar mereka para residen dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama termasuk masalah NAPZA, yang kini mereka telah terlanjur terperosok di dalamnya. Seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan, dan kelalaiannya serta memahami tentang akidah dengan benar. Mereka dapat meningkatkan keimanan dan tauhid kepada Allah SWT. Maka dari situ dengan sendirinya mereka akan tergerak hatinya untuk melakukan tobat, memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah SWT.4 Kegiatan sehari-hari para korban diatur dengan jadwal yang begitu ketat, yang diisi dengan kegiatan yang semata-mata dikaitkan dengan Allah SWT, seperti sholat wajib berjamaah tepat waktu, memperbanyak sholat sunnah, mengaji, diskusi, atau ceramah 3 4
Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang, 19 April 2011. Wawancara Pribadi dengan K.H Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
73
keagamaan, I’tikaf, serta beramal saleh lainnya seperti para residen di ikut sertakan gotong royong dalam pekerjaan masyarakat, melakukan aqikah, dan praktek santunan kepada anak yatim serta fakir miskin. Dengan semua kegiatan tersebut, maka mata, telingan, serta hati mereka akan benar-benar bertaut dengan kebesaran Allah SWT, dan mereka akan mulai mengenal kembali akan dirinya sendiri, serta mengenal dan merasa dekat dengan Allah SWT. Sehingga hati mereka betul-betul merasakan telah berbuat dosa, lalu bertobat secara sungguh-sungguh. Dengan begitu sugesti mereka pada NAPZA akan hilang dengan sendirinya b. Materi Metode Tobat Sebelum membahas tentang materi yang diberikan oleh Yayasan kepada para residen. Maka di sini setidaknya mengetahui tentang residen yang ada dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 2 residen laki-laki karena ketika itu tidak adanya residen perempuan di Yayasan. Yang pertama Isa (bukan nama sebenarnya) merupakan anak pertama dari empat bersaudara.perkenalannya dengan NAPZA, berawal saat duduk di SMA kelas 2. Tidak hanya itu Isa juga merokok dan minumminunam alkohol yang semua itu ia dapatkan dari uang jajan yang ia peroleh dari kedua orang tua. Hingga pada akhirnya Isa dititipkan di
74
Yayasan Pesantren Nurul Jannah untuk dibina, dibimbing, dan disembuhkan.5 Selanjutnya Yunus (bukan nama yang sebenarnya) merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Perkenalannya dengan NAPZA, berawal pada saat kelas 1 SMP. Sebelumnya Yunus sudah pernah masuk tempat rehabilitasi di daerah Sukabumi, akan tetapi setelah Yunus sembuh dan keluar ia kembali mengkonsumsi NAPZA akibat pergaulannya dengan teman-teman yang lama. Hingga akhirnya Yunus dititipkan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah hingga sekarang.6 Kembali kepada pembahasan tentang materi yang diberikan oleh Yayasan untuk para residen. Sesuai dengan apa yang dijelaskan terlebih dahulu di atas. Dari tahapan-tahapan yang ada memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses pertobatan. Dan untuk konsep pertobatannya terletak pada pembinaan total mental dan spiritual. Serta peningkatan dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah. Mereka benar-benar dibina dan dibimbing dari awal. Bermula dengan pengenalan tentang hakikat Allah hingga sampai pada hakikat Agama Islam itu sendiri. Lalu Iman beserta penjelasan-penjelasannya. Dan masih banyak lagi materi-materi yang diberikan pada saat pembinaan total mental dan spiritual hingga pada peningkatan akidah
5 6
Wawancara Pribadi dengan Isa, Cikarang, 18 Februari 2011. Wawancara Pribadi dengan Yunus, Cikarang, 18 februari 2011.
75
dan tauhid kepada Allah. Dan untuk Wirid al-Hasyr7 berdasarkan dari pada ayat-ayat Al-Qur`an. Diantaranya QS. 59: 18-24, QS. 1: 1-6, QS. 108: 1-3, QS. 109: 1-6, QS. 110: 1-3, QS. 111: 1-5, QS. 112: 1-4, QS. 113: 1-5, QS: 114: 1-6, QS. 2: 126-129, QS. 3: 191-194, QS. 3: 26-27, QS. 18: 10, QS. 2: 201. Yang di dalamnya terdapat do’a-do’a para Nabi, dan do’a sapu jagad. (materi ini dapat dilihat dalam lampiran no: I).8 3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat Dalam pelaksanaan metode tobat, Yayasan Pesantren Nurul Jannah memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh para residen setelah mereka diterima dan dicatat secara administrasi oleh penanggung jawab Yayasan, lalu setelah itu tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap Detoxifikasi Detoxifikasi adalah menghilangkan racun adiktif narkoba yang ada dalam tubuh, sedangkan detoxifikasi di Yayasan Pesantren Nurul Jannah ada tiga macam proses detoxifikasi, diantaranya adalah: 1.
Pengukupan, yaitu dengan memanfaatkan uap air panas yang sudah dicampur dengan segenggam garam laut kemudian di aduk selama
7
Al-Hasyr adalah pengusiran, pengusiran untuk nafsu-nafsu yang buruk seperti nafsu ghodob dan lawwamah. 8 Dokumentasi Materi Tobat Yayasan Pesantren Nurul Jannah tahun 2009, h. 1.
76
30 menit sebanding dengan berlari sejauh 3 km. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh.9 2.
Pen, yaitu teknik mengurut bagian punggung dengan jari telunjuk. Tujuannya adalah untuk menyalurkan energi guna meransang syaraf dan sel-sel otot untuk melancarkan aliran imflus syaraf dan aliran darah.
3.
Obat Herbal, suatu ramuan obat tradisional, dan madu (QS. 16: 6869). Dan ditambah dengan air rahmat (air hujan yang ditampung dari air hujan tengah malam) yang diberikan langsung oleh pembina spiritual. Hal ini dilakukan karena mengikuti apa yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur`an yang terdapat dalam QS. 8: 11dan 25: 48.10
b. Tahap Pembinaan Total Mental dan Spiritual Bimbingan atau pembinaan secara total ini dilakukan untuk pengenalan diri dan mengenal Allah SWT, dengan mengikuti tanpa absen semua jadwal kegiatan peribadatan. Kegiatan ini merupakan proses pertobatan selanjutnya, juga harus diikuti oleh para residen yang hilang ingatan, agar kegiatan ini membuat mereka terbiasa mengikuti apa yang dilakukan oleh rekan-rekannya. Selama tahapan ini residen tidak boleh di ambil atau dibawa oleh keluarganya walau dengan alasan apapun. Karena pada waktu proses ini sangat riskan bagi residen untuk kembali
9
Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang 19 April 2011. Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
10
77
mengingat dan berhubungan dengan NAPZA lagi. Tahapan ini meliputi kegiatan antara lain: 1.
Sholat 5 (lima) waktu tepat waktu dan berjama’ah.
2.
Melakukan semua kegiatan ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah seperti sholat wajib berjam’ah di masjid, berpuasa di setiap hari Senin dan Kamis.
3.
Mengikuti pengajian dan ceramah agama yang diberikan langsung oleh pembina spiritual, yang diarahkan agar residen lebih menganal dirinya,
mendekatkan
diri
kepada
Allah,
dan
memohon
kesembuhan dari-Nya. 4.
Melakukan proses aqikah (pemotongan kambing), sebagai syari’at untuk membuang, menghilangkan, dan membersihkan diri dari sifat-sifat binatang (kehawanan) yang menutupi penglihatan, pendengaran, dan perasaan hati untuk bersyukur. Hal ini dilakukan apabila keluarga residen mampu mengeluarkan biayanya tanpa adanya paksaan. Proses aqikah ini berdasarkan Al-Qur`an, QS. 31:12, QS. 2:152, QS. 16:18, QS. 14:34, QS. 14:7, QS. 67:23, QS. 32:9, QS. 7:179, QS. 8:22, QS. 8:5, QS. 16:121-122.11
c. Tahap Peningkatan Materi Tentang Tauhid Allah SWT Pada tahapan ini diberikan peningkatan materi akidah dan tauhid, residen diransang agar lebih proaktif mendalamin materi pengenalan diri yang sudah diberikan pada tahapan sebelumnya. Diransang untuk
11
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
78
berani berdiskusi, dan semua residen harus selalu membaca dan mengkaji terjemahan Al-Qur`an. Sesuai arahan para Pembina pada saat pengajian atau taklim. d. Terapi Air laut (Thalaso Therapy) Berendam di laut untuk mengambil manfaat elemen-elemen mineral dan organisme yang terdapat dalam air laut. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari (pukul 24.00-03.00), dan pagi hari (pukul 06.3009.00) dan lamanya perendaman 2 atau 3 jam. Hal ini dilakukan secara bersama-sama
tujuannya
untuk
melancarkan
sirkulasi
darah,
merelaksasikan pikiran dan menghilangkan racun adiktif narkoba. Sedangkan yang dilakukan ketika berendam dalam laut, mereka harus berdzikir yaitu dengan bacaan wirid al-Hasyr. (materi ini dapat dilihat dalam lampiran no: II)12 e. Tahapan Bimbingan Lanjutan Pada tahapan ini residen akan diuji coba pulang ke lapangan (rumah atau lingkungan) untuk bersosialisasi. Dan selama tahapan ini harus ada kontrol dan komunikasi penuh antara orang tua dan pembina. Dan apabila ada penurunan kembali atau penyimpangan perilaku, maka residen akan dibawa kembali ke Pesantren untuk dikonseling dengan Pembina: 1.
12
Kembali dibina untuk ditindak lanjuti di Pesantren
Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang 19 April 2011.
79
2.
Atau secara periodik diharuskan hadir di Pesantren setiap dua minggu atau sebulan sekali.
B. Analisis Metode Tobat Bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu 1. Pelaksanaan metode tobat bagi korban penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu Pelaksanaan metode tobat yang diberikan kepada korban penyalahgunaan NAPZA memang dapat membuat mereka menjadi lebih baik, keluar dari sugesti narkoba, dan dapat membentuk kesholehan individu bagi mereka. Karena tobat yang terapkan bukan hanya sekedar menyesal atas perbuatan yang pernah dilakukan saja atau yang lainnya. Akan tetapi lebih dari itu, karena tobat ini terletak pada pembinaan total dari segi mental dan spiritual mereka. Agar mereka betul-betul memahami tentang apa yang telah mereka lakukan sebelumnya sehingga mereka terperosok pada NAPZA. Hal ini memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata dan dijelaskan dalam kata-kata. Namun dari proses, tahapan-tahapan pelaksanaan dan materi yang diberikan oleh Yayasan kepada residen berdampak baik dari segi mental dan spiritual mereka. Sesuai dengan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama meneliti di Yayasan Pesantren Nurul Jannah. Dan ketika berada di dalam Yayasan memang terasa betul suasana yang tercipta di sana. Dari lingkungan yang ada tertata rapi, sejuk, asri, banyaknya poster-poster yang menyatakan bahayanya NAPZA bagi
80
kita dan lingkungan sekitar, sehingga hal tersebut dapat mendukung berjalannya kesuksesan kegiatan-kegiatan di Yayasan tersebut. Dari segi jadwal kegiatan sehari-hari yang telah tersusun dengan sedemikian rupa, selain dengan alasan untuk meningkatkan ketauhidan kepada Allah SWT, jadwal kegiatan ini juga dapat menghindarkan para residen dari waktu luang yang akan dapat mengingatkan mereka pada NAPZA. Oleh karena itu, jadwal ini dikonsep dengan sebaik-baiknya agar dapat berdampak baik untuk mereka. Dari segi spiritual, mereka melaksanakan sholat berjama’ah tepat waktu, hari Senin dan Kamis mereka pergunakan untuk berpuasa sunah, waktu kosong mereka pergunakan dengan hal-hal yang positif bagi mereka dan orang lain contohnya saja: mereka beri’tikaf di masjid dengan waktu yang tidak sebentar yaitu selama 40 hari yang di dalamnya mereka belajar membaca dan memahami Al-Qur`an yang dibimbing langsung oleh Pak H. Adang, serta melaksanakan sholat-sholat sunah sekaligus mereka selalu berdzikir, bertasbih, dan beristighfar memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah. Disamping itu juga mereka belajar bagaimana cara bertenak ikan hias.13 Penulis berusaha memperhatikan para residen yang ada, baik dalam kegiatan sehari-hari mereka patuh pada peraturan, ketika sholat wajib dan sholat sunnah mereka kerjakan dengan khusu’, ketika cara mereka
13
Wawancara Pribadi dengan Isa, Cikarang, 18 Februari 2011.
81
berwudhu begitu taratur, ketika cara mereka berpakaian bagitu rapi, dan ketika mereka berbicara begitu sopan dan santun. Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan. Bahwa pelaksanaan metode tobat yang dilakukan oleh Yayasan Pesantren Nurul Jannah dapat membuat mereka (para korban NAPZA) menjadi lebih baik dari segi mental maupun spiritual mereka. Sehingga hal tersebut dapat membentuk kesholehan individu mereka. 2. Faktor penghambat dan penunjang dalam penerapan metode tobat
SWOT adalah singkatan yg diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metoda analisa yg paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda.
Penulis akan menjelaskan dan memaparkan apa saja yang menjadi faktor penghambat dan faktor penunjang dalam penerapan metode tobat dengan menggunakan analisis SWOT:
1. Kekuatan (Strength) Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Yayasan: a. Adanya hukum Undang-Undang Negara yang membahas tentang penyalahgunaan NAPZA.
82
b. Yayasan Pesantren Nurul Jannah merupakan Yayasan yang diperuntukan untuk korban penyalahgunaan NAPZA. c. Penanganan yang diberikan yaitu dengan menggunakan konsep pertobatan atau metode tobat yang di antaranya adalah: tahap detoxifikasi, pembinaan total mental spiritual, peningkatan materi dalam hal ketauhidan kepada Allah SWT, tahap bimbingan lanjut dengan cara uji coba pulang. d. Memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dijalani bagi seluruh residen yang ada di lingkungan Yayasan. e. Tersusunnya jadwal kegiatan yang ketat, sehingga tidak adanya waktu luang untuk bersantai-santai yang dapat mengakibatkan pikiran mereka kembali tersugesti mengkonsumsi NAPZA.
2. Kelemahan (Weakness) Selain kekuatan-kekuatan diatas Yayasan juga memiliki beberapa kelemahan, yakni: a. Meningkatnya jumlah kasus pemakaian NAPZA di masyarakat Indonesia. b. Banyak korban NAPZA yang tidak diimbangi tempat rehabilitasi. c. Adanya hambatan dalam penanganan medis dari pihak BNN sehingga kesehatan para residen tidak terkontrol dengan baik. d. Latar belakang keluarga residen yang kurang memahami agama. e. Adanya residen yang sudah lupa ingatan bahkan sudah ada yang gila.
83
f. Terkadang adanya residen yang kembali kambuh (tersugesti) untuk menggunakan NAPZA.
3. Kesempatan (Opportunities) a. Masih
adanya
masyarakat
yang
peduli
terhadap
korban
penyalahgunaan NAPZA. b. Mereka dapat menjalani kehidupan ini yang kedua kalinya dengan lebih baik lagi, karena pengalaman yang terdahulu merupakan pembelajaran bagi mereka kedepan. c. Mereka akan lebih memaknai dan menghargai lagi tentang kehidupan.
4. Ancaman (Threats) a. Apabila mereka telah sembuh dari pengaruh NAPZA, dan kembali pulang serta menjalini kehidupannya sehari-hari seperti biasa. Maka secara tidak langsung adanya kesempatan mereka untuk kembali menggunakan NAPZA. b. Tidak sedikit masyarakat luas akan mengucilkan diri mereka. c. Kesulitan untuk bergaul dengan yang lain.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mempelajari dan menganalisis berbagai permasalahan dalam skripsi yang berjudul ”Metode Tobat Untuk Penanganan Korban NAPZA Dalam Membentuk Kesalehan Individu Di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara”, akhirnya penulis telah sampai pada tahap kesimpulan. Metode tobat untuk penanganan korban NAPZA dalam membentuk kesholehan individu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah berjalan cukup baik. Hal ini penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan metode tobat yang diberikan kepada korban NAPZA itu mempunyai beberapa tahapan, yaitu diantaranya: detoxifikasi, pembinaan total mental dan spiritual residen, peningkatan materi akidah dan tauhid, serta uji coba pulang ke rumah. Dan dari keempat tahapan tersebut, dapat membentuk kesalehan individu para residen. Contohnya: mereka terbiasa sholat wajib berjama’ah, menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis, waktu luang dibiasakan untuk membaca Al-Qur`an, atau digunakan untuk bertenak ikan.
2.
Sedangkan hambatan yang ada di dalamnya sesuai informasi. Bahwa hambatan yang ada itu terletak pada residennya sendiri, dikarenakan sebagian besar residen yang berada di dalam Yayasan sudah lupa ingatan 84
85
dan dari latar belakang keluarga yang kurang pemahaman terhadap pendidikan agama. Dan terkadang diantara mereka ada yang masih tersugesti dengan narkoba. Adapun faktor pendukung dalam mengatasi permasalahan tersebut. maka mereka dibina dan dibimbing sesuai permasalahan mereka. Contohnya: bagi residen yang lupa ingatan, maka residen tersebut harus diikut sertakan dengan residen lainnya untuk pembiasaan. Dan bagi residen yang masih tersugesti dengan narkoba, maka residen tersebut harus dibimbing ulang secara total baik fisik maupun mental. Begitu juga dengan residen yang memiliki latar belakang dari keluarga yang tidak ada pendidikan agamanya, maka residen pun di bimbing secara total baik fisik maupun mentalnya. B. Saran Selesainya pembahasan skripsi ini, penulis merasa berkepentingan untuk menuangkan saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalamnya: 1.
Kepada pihak Yayasan Pesantren Nurul Jannah agar terus berupaya pada peningkatan kualitas dan kuantitas dalam program rehabilitasi, serta mengadakan penyuluhan dan bimbingan agama terhadap masyarakat sekitar mengenai bahaya penyalahgunaan NAPZA.
2.
Kepada generasi muda agar lebih meningkatkan kualitas keimanan dan takwa dalam kehidupan sehari-hari. Serta memilih lingkungan pergaulan yang sehat guna mewaspadai bahaya penyalahgunaan NAPZA.
3.
Kepada orang tua agar memberikan pendidikan agama sedini mungkin kepada anak dan meluangkan waktu untuk lebih memperhatikan
86
lingkungan pergaulan anak, dan mewaspadai apabila timbul gejala perubahan perilaku pada anak. 4.
Kepada pihak Pemerintah agar bertindak lebih tegas dalam menangani masalah penyalahgunakan NAPZA. Dan untuk menangninya penulis berharap, para korban ditempatkan atau dititipkan pada rehabilitasi yang memiliki
sistem
penangannannya.
atau
menggunakan
metode
agama
dalam
DAFTAR PUSTAKA BUKU Abū Hāmid, Imam. Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri. Bandung: Pustaka Hidayah, 2008. Ali, Mahmus. Terjemahan Irsyadul Ibad. Surabaya: PT. Mahkota, 1992. Al-Maragi, Ahmad Mustafa. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Penerjemah Bahrun Abu Bakar, Lc., dkk. Semarang: PT. CV Toha Putra, 1993. Artmada, Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Penerbit Lintas Media, t.t. Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Ciri-ciri Pribadi Muslim. Semarang: PT. CV. Toha Putra, 1982. Abdurrahman, Jibril. Lelaki Sholeh. Kuala Lumpur: PT. Darul Nu‟man, 1995. ________________ Karakteristik Lelaki Shalih. Jakarta: Wihdah Press, 2000. Al-Bukhori, Abu Abdullah. Shohih Bukhori. Bairut: Daar Ibnu Katsir, 1987. Jilid 1. At-Turmudzi, Abu Isa. Sunan At-Turmudzi. Bairut: Daar Ihya‟ At-Turats Al-„Arabi, 1999. Jilid 1.
B.N. Marbun. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005. Dapertemen Agama RI. Al-Qur`an Terjemahan. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar bahasa Indonesia. Edisi ke. 3. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. ____________________________ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 1988. Echols, M. John. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Jakarta: Penerbit. PT. Gramedia, t.t. Hawari, Dadang. Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Edisi ke-3. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004. _____________ Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif. Jakarta: FKUI, 2006.
87
88
______________ Konsep Agama Islam Menanggulangi NAZA. Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2002. Halid, Nuraida. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang: Penerbit. Islamic Research Pulbishing, 2009. Hawwa, Sa‟id. Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs. Jakarta: Penerbit Pena Pundi Aksara, 2007. HR. Muslim, Kitab ad-Dzikru Wa ad-Du’a Wa at-Taubah wal Istigfar, Bab Istihbab al-Istighfar Wal Istiktsar Minhu. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006. HR. Bukhari. Kitab ad-Da’awa,t Bab at-Taubah. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006. HR. Abu Dawud. Kitab al-Witr, Bab Fil Istighfar. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006. Ibnu Taimiyyah. Syaikh. Mutiara Tobat. Penerjemah Farid Qurusy. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006. Jaya, Yahya. Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Ruhama, 1995. Joewana, Satya. Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lain. Jakarta: PT. Gramedia, 1989. Jaya, Yahya. Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Ruhama, 1995. Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000. Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Muhdlor, Zuhdi. Kamus Kontemporer; Arab-Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Multi Karya Grafika, 1998. Munawwir. Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia Terlengkap Edisi 2. Surabaya: Pustaka Progresif, 2005.
89
Nasuhi, Hamid. et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: CeQDA, 2007. cet. Ke-2. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah mada University Press, 2005. Partodiharjo, Subagyo. Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya. T. tp.: LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004. Qardhawi, Yusuf. Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2000. Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, Keserasian. Jakarta: Lentera Hati, 2005. Supramono, Gatot. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2007. Tebba, Sudirman. Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar. Banten: Penerbit Pustaka Irvan, 2008. _____________ Nikmatnya Tobat. Jakarta: Pustaka Irvan, 2007. UIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Tasawuf Jilid 3. Bandung: Penerbit Angkasa, 2008 Willy, Heriadi. Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara: Tanya Jawab dan Opini. Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat, GRANAT, UII Press, 2005.
WEBSITE Vera Farah Bararah. “Banyak Orang yang Memakai Narkoba”. Artikel ini diakses pada 12 Februari 2011 dari http://health.detik.com/read/2009/07/13/103136/1163810/763/36-jutaorang-indonesia-pakai-narkoba-di- 2008?ld991107763. BPS. “Data Kasus NArkoba”. Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article& id=328:data-ungkap-kasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasiloperasi&Itemid=182. Ruray, Chalid. “Kapan Itu Dilaksanakan”. Artikel ini diakses pada 15 Februari 2011 dari http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagiseorang-hamba/
90
Koran Jakarta. “Angka Penyalahgunaan Narkoba di Jakarta”. Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari http://www.koran-jakarta.com/beritadetail.php?id=38603 Thib Raya, Ahmad. “Hakikat Tobat”. Artikel ini diakses pada 23 Februari 2011 pada http://www.scribd.com/doc/47956120/19-9-07-DR-Ahmad-ThibRaya-Hakikat-taubat
WAWANCARA Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa. Cikarang. 11 Februari 2011. Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija. Cikarang. 19 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Isa. Cikarang. 18 Februari 2011. Wawancara Pribadi dengan Yunus. Cikarang. 18 Februari 2011.
Materi I ALLAH SWT
Lampiran I Materi Tobat Bagi Residen
JIBRIL AL-WAHYU
#
Berita /khabar yang lengkapt dan sempurna yang disampaikan Allah SWT. Melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai Nabi yang terakhir, di Gua Hira (Jabal Noor), 5 Km. Dari Mekah Al-Mukaromah (M.H.). Lihat Qs. 96: 1-5)
AL-QUR’AN
#
Ucapan-ucapan Nabi Muhammad Saw. Yang dibacakan dihapdan para sahabat dan umat manusia
AL-KITAB
#
Ditulis oleh para sahabat Nabi, terutama Zaid bin Sabit, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, dll. Ditulis diatas pelepah kurma, batu tipis, kulit-kulit, tulangtulang, dll
MASH – HAFUL QUR’AN
#
-
Susunan yang telah terhimpun berjumlah 30 juz, sebanyak 114 surat, > 6000 ayat. Menjadi bacaan umat manusia yang beriman untuk diamalkan, dilaksanakan, dan dikerjakan.
-
Pada mulanya penulisan huruf-huruf Mashhaf Qur’an tidak diberi tanda titik dan baris
-
Abu Aswad Dauli membuat baris pada masa pemerintahan Muawiyah.
-
Nashar bin Ashim memberi titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama bentuknya atas anjuran Hujjaj, Gubernur Irak pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan
AL-HADIST / AS SUNNAH +
+
Perkataan, perbuatan Nabi Saw, dan perbuatan para sahabat yang dibenarkan oleh Nabi. Tujuannya : Untuk menunjukkan dan menjelaskan isi AL-Qur’an yang harus diamalkan, dilaksanakan/ dikerjakan
ALIMAN Qs. 4: 136
AD-DIIN (Agama) ‘AQOOMA = PERATURAN ‘IQOOMA = PENDIRIAN
AL-INSAN (Manusia) Qs. 86: 5-7)
AL-ISLAM (Agama yang diridai Allah) Qs. 3: 19 Qs. 4: 125 Qs. 2: 132 Qs. 41: 33 Qs. 2: 208 Qs. 42: 13 Qs. 3: 102 Qs. 61: 9 Qs. 5: 3 Qs. 110: 12 Qs. 98: 4-5
91
Materi II Sudahkah kita mencapai Iman? Qs. 8: 2 - 4
AL – IMAN (Percaya)
Syaratnya
LISAN (Ucapan)
ITIKAD (Dalam Jiwa)
Bagaimana mencapainya? Qs. 4: 136 + 2 : 177
Dasarnya : * Iman kepada Allah * Iman Kepada Malaikat * Iman kepada Kitab * Iman kepada Rasulrasul-Nya * Iman kepada hari akhir
MUAMALAH (Perbuatan)
HARUS SAMA DENGAN AL – QURAN DAN AS – SUNNAH
TERPANCARLAH (ILMU) * * * *
PEMBUKITAN DARI Qs. 15 : 99 - Bila ini telah diyakini, maka dunia hanyalah penginapan, badan adalah laksana kendaraan, dan amal adalah gerak ke arah tujuan. - Tujuan yang hakiki hanyalah menemui Tuhan-Nya (Allah SWT). Disinilah tempat segala kenikmatan yang sedikit sekali manusi menyadari atau menginsyafinya.
Syariat Tarekat Hakikat Ma’rifat
NAFSUN MUTMAINAH Qs. 89 : 27 - 30
JANNAH ( Dunia + Akhirat )
92
TERBUKA HIJAB / TABIR Qs. 50 : 22
Materi III AL-INSAN (Manusia) Qs. 86: 5 - 7
Jasmani (Jasad) Qs. 23: 12 -1 4)
Nafsun (Jiwa)
Ruh (Ruhani) Qs. 17: 85, Qs. 78: 38
Ghodob (Amarah, Bissu, Syawalat/Syaiton) Qs. 12: 58, 83
Syahwat (Lawwamah) Qs. 75: 52)
Natiqah (Muthmainnah) Qs. 89: 27-30
Suka mengoyak Kehormatan orang lain (Anjing Galak)
Babi Monyet
Loba Harta (Srigala ganas)
Keledai Orang Bijaksana
Takabur (Harimau)
Qs. 5: 60 Qs. 2: 65
Pemburu pangkat (Singa)
Qs. 62: 5
Suaiton Qs. 5: 90
Dari Iblis (nar/api)
Dari Jin (narissamun)
Angkara murka Sombong Gelisah Ria Ingin, menang sendiri Kejam, bengis, jahat Panas Membakar/merusak Penentang Takabur Pemarah Senang dipuji Bingung Gelisah/panasan dll
Pemalas Pendusta Rakus, kikir Serakah Lemah, tidak berketentuan Mabuk, lalai Membuat tidak tahu/kenal diri Dan tidak sadar Plin-plan, iri Dendam Penipu Pemeras Dll.
Jika ini menguasai jiwa manusia MAKA KACAU, RUSAK, BERANTAKANLAH MASYARAKAT
Kasih sayang Lapang dada Jujur Sabar Tenang Taat Suci/bersih Pemaaf Penimbang rasa dll
Jika ini menguasai jiwa manusia TENTRAM, DAMAI, BAHAGIA MATI
MATI
93 NERAKA/NAR KEKAL ABADI
Dari Malaikat (nur/cahaya)
JANNAH/NUR KEKAL ABADI
MATERI IV NARKOBA DALAM AGAMA ISLAM Agama Islam baik dalam Al-Qur’an maupun Al Hadist tidak secara langsung menyebut haramnya Narkoba. Namun melihat bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan Narkoba hampir sama dengan minuman keras, bahkan lebih dahsyat, maka ayat-ayat suci AlQur’an menyangkut minuman keras (Khamar) dapat disamakan dengan Narkoba. 1. Narkoba, Alkohol adalah haram “ Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung. “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan Sholat, maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu” (Qs.5:90-91) 2. Khamar dan Judi Adalah Haram “Mereka bertanya kepada kamu tentang khamar dan judi. Katakanlah : “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (Qs.2:219) 3. Laknat terhadap Khamar Malaikat Jibril datang kepadaku lalu berkata : “Hai, Muhammad, Allah melaknat minuman keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima penyimpanannya, orang yang menjualnya, orang yang membelinya, orang yang menyuguhkannya, dan orang-orang yang mau disuguhi”. (HR. Ahmad bin Hambal ibnu Abbas) Hadist ini analog kepada khamar, oleh karena itu Narkoba yang punya sifat merusak melebihi khamar sehingga pengguna (ganja, putaw, ekstasi, kokain dan sejenisnya) yang meracik, penanaman, pemroses, penyimpan, penjual, pembeli, bahkan yang menyuguhkan serta orang-orang yang mau disuguhi semua dilaknat Allah, mendapat murka Allah dan termasuk dosa besar. 4. Sabda Nabi Muhammad SAW tentang khamar : “Tiap zat/bahan yang memabukkan adalah khamar (Alkohol, Narkoba dan sejenisnya) dan tiap zat/bahan yang memabukkan adalah haram.” (HR. Abdullah ibnu Umar) “Rasulullah melarang zat/bahan yang memabukkan dan melemahkan.” (HR. Ummi Salamah) (Merujuk kepada ayat dan hadist di atas, Islam memandang Narkoba adalah haram hukumnya, walau ada manfaatnya namun kerugian dan mudharatnya lebih besar). Pada dasarnya semua musibah penyakit karena dosa, kesalahan maupun kelalaiannya sendiri (QS.4:79, 42:30, 10:44, 64:11). Dan hanya Allah SWT yang memberikan kesehatan dan kesembuhan, sehingga bertaubat dan mohon kesembuhan selalu kepada-Nya (QS.26:78-81), sehingga manusia diwajibkan berikhtiar dan berdo’a. Semua itu didasarkan kepada Perintah Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an (QS.24:31, 3:133, 11:90, 2:222, 11:3, 11:52, 71:10-13). Contoh Pertaubatan yang harus dipimpin / dipandu, dapat dilihat pada QS.7:155. Hadits Riwayat Abu Daud, Nasai, Ibnu majah & Hakim : Barangsiapa yang mengabadikan Istighfar (tobat), Allah SWT akan memberikan : Penghibur bagi setiap kesusahan yang jatuh padamu Dibuka-Nya lah jalan baginya yang sedang kesusahan untuk setiap keruwetan yang dideritanya. Serta diberi-Nya lah rejeki yang datangnya tidak di duga-duga/tidak terkirakan. 94
Lampiran II WIRID AL-HASYR
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk
. Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan berhak disembah) selain Dia, Mengetahui yang ghaib dan yang Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Penyayang.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr:18)
(yang Yang nyata, Maha
Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan selain Allah , tiada daya dan kekuatan kecuali Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Surat Al Hasyr Ayat 19
Dia-lah Allah maha yang tidak ada Tuhan selain Dia, Pengusaha, Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Pemberi Keamanan, Maha Kuasa,yang memiliki segala Maha Pemberi Keamanan, Maha Memelihara, Maka Kuasa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari pada apa yang mereka persekutukan.
Tidak sama penghuni neraka dengan penghuni surga. Penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.
“Kalau sekiranya Kami menurunkan alQuran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepadaAllah swt. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”[alHasyr:21]
Maha suci tuhan kamu, tuhan segala malaikat dan ruh
Dia-lah Allah yang Maha Pencipta, Maka Mengadakan, Maha Pembentuk, bagiNyalah nama-nama yang baik, bertasbihlah kepadaNya apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sayangilah kami, sayangilah kami, sayangilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang dari paling penyayang.
Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, Tiada tuhan selain Allah, Tiada daya dan kekuaan kecuali Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung.
95
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
Yang menguasai hari pembalasan.
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya segala sesuatu.
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
Dia tiada beranak diperanakkan,
Raja manusia.
dan
bergantung
tiada
pula
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
dari (golongan) jin dan manusia.
96
aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”"
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (AsSunnah) serta mensucikan mereka.
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,
97
Sesungguhnya Engkaulah yang Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maha
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia;Maha Suci Engkau maka hindarkanlah kami dari siksa neraka.
. "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
. Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahankesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
Ya Allah yang Maha Penyayang sayangilah kami, sayangilah kami, sayangilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang dari yang paling penyayang.
. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatNya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Nabi Muhammad. Dan Kepada Muhammad (dan keluarganya) kami bersalawat.
. Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam
98
Lampiran III DAFTAR AYAT-AYAT
QS. 96 : 1 – 5
QS. 2 : 132
.
.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. QS. 4 : 136
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anakanakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS. 2 : 208 .
. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya. QS. 86 : 5 – 7
.
.
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. QS. 3 : 19
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. QS. 3 : 102
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. 5 : 3
.
. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya.
99
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 98 : 4 – 5
.
.
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. QS. 4 : 125
.
.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. QS. 41 : 33 .
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya). QS. 61 : 9
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" QS. 42 : 13
100
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. QS. 110 : 1-2 . Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondongbondong, QS. 8 : 2 – 4
. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia. QS. 4 : 136
.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. QS. 2 : 177
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. QS. 50 : 22 . Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. QS. 86 : 5 – 7 .
.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. 15 : 99
.
.
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. QS. 23 : 12 – 1 4
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). QS. 89 : 27 – 30 .
101
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. QS. 17 : 85 . Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu pengetahuan melainkan sedikit". QS. 78 : 38
diberi
.
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkatakata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. QS. 12 : 83 .
Ya`qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". QS. 89 : 27 – 30 .
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. QS. 5 : 90 .
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. QS. 5 : 60
.
102
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. QS. 2 : 65 . Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". QS. 62 : 5 . Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Dosa dan kelalaian diri QS. 4: 79 . Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. QS. 42 : 30 . Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahankesalahanmu). QS. 10 : 44 . Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. QS. 64 : 11
. Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Memohon kesembuhan Qs. 26 : 78-81 . (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. QS. 3 : 133 . Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, QS. 11 : 90
Perintah taubat
. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
QS. 24 : 31
QS. 2 : 222
. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lakilaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
103
. Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. QS. 11 : 3
. dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. QS. 11 : 52 . Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." QS. 71 : 10 – 13
. maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun--, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anakanakmu, dan mengadakan untukmu kebunkebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Tobat yang di pandu QS. 7 : 155
. Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya".
104
Madu QS. 16 : 68-69
. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacammacam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Air Hujan QS. 8 : 11
. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguangangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu). QS. 25 : 48 . Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, Proses Aqiqah QS. 31 : 12 . Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". QS. 2 : 152 . Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku. QS. 16 : 18 . Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benarbenar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 14 : 34 . Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah). QS. 14 : 7 . Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". QS. 67 : 23 . Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. QS. 32 : 9 . Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh
105
(ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. QS. 7 : 179 . Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi". QS. 8 : 22 . Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. QS. 8 : 5 . Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya, QS. 16 : 121 – 122 . (lagi) yang mensyukuri ni`mat-ni`mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.
Lampiran IV SUSUNAN ORGANISASI PEMBINA H. DODO DJAJADISASTRA HJ. ROSYATI
PENGURUS
PENGAWAS DRS. H. BADARUZZAMAN
KETUA
: H. ADANG MIARSA
WK. KETUA
: FAISAL SALEH
SEKRETARIS
: DRS. H. DODI SUMARNO
WK. SEKRETARIS
: SOFIAN SALEH
BENDAHARA
: IR. YUDHI INDRA SUBHAN TABRANI MBA
WK. BENDAHARA
: NURSYAM EFFENDI
110
1. Tahap Detoxifikasi
a. Pengukupan Memanfaatkan uap air panas yang sudah dicampur dengan segenggam garam air laut kemudian diaduk selama 30 menit yang sebanding dengan berlari sejauh 3 KM, tujuannya adalah untuk mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh.
b. PEN Teknik pengurutan bagian punggung dengan jari telunjuk. Tujuannya untuk menyalurkan energi, guna merangsang syaraf dan sel-sel otot untuk melancarkan aliran influs syaraf dan aliran darah
109
2. Aqiqah Aqiqah merupakan sebagai syariat untuk membuang, menghilangkan, dan membersihkan diri dari sifat-sifat binatang yang menutupi penglihatan, pendengaran, dan perasaan hati untuk bersyukur.
3. Terapi air laut (Thalaso Therapy) Berandam di laut untuk mengambil manfaat elemen-elemen mineral dan organism yang terdapat dalam air laut. Tujuannya untuk melancarkan sirkulasi darah, merelaksasikan pikiran dan menghilangkan zat racun adiktif narkoba.
110
4. Kegiatan Residen
a. Dzikir dan Doa bersama-sama dengan membaca wirid al-Hasyr, yang dipimpim oleh pembimbing spiritual.
b. Pengajian Mengikuti pengajian dan ceramaha agama yang diarahkan agar residen lebih mengenal dirinya, mendekatkan dirinya kepada Allah, dan memohon kesembuhan dari-Nya.
111
5. Saran-sarana a. Pendopo
b. Masjid
c. Kamar Residen
112
6. Pengurus Yayasan Pesantren Nurul Jannah
Dari kiri : H. Dodo Djajadisastra (Pembina), H. Adang Miarsa (Ketua/ Pembimbing), Drs. H. Dodi Sumarno ( Sekretaris)
Hj. Rosyati (Pembina)
113
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Tanggal Wawancara Tempat Wawancara
: K. H. Adang Miarsa : Ketua/Pembina Spiritual : 11 Februari 2011 : Yayasan Pesantren Nurul Jannah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan? Jawab: awalnya, pak aji bersama istri pa aji (Ibu Hj. Rosyati) ngabangun sebuah masjid atas dasar iman untuk ngebantu para warga dan jama’ah lainnya yang ingin meningkatkan keimanan kepada Allah. Lama-kelamaan semua orang pada datang silih berganti. Untuk belajar agama, sehingga dapat ngatasin penyakit fisik dan mental atas keridhoan Allah. Mulai pada saat itu muncullah nama menjadi Pesantren Nurul Jannah. Nah.., ternyata makin ke sini berbarengan dengan memburuknya masalah narkoba. Ada orang tua yang datang menitipkan anaknya yang sudah make narkoba sejak lama. Lalu pa aji bina, pa aji bimbing anak itu dengan pengetahuan pa aji yang seadanya waktu itu, secara otodidak pa aji belajar dan mengkaji Al-Qur`an. Akhirnya pa aji menerapkan pertobatan pada anak itu terus dan menerus hingga akhirnya anak itu berhasil disembuhkan atas izin Allah. Lalu anak itu dikembalikan kepada keluarganya. Dan dari situlah, berita itu menyebar luas dari mulut ke mulut. Dan kira-kira pada tahun 1994-1995 ternyata banyak para orang tua yang menitipkan anak-anaknya untuk dibina dan dibimbing di Pesantren Nurul Jannah. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya ada peningkatan jumlah anakanak yang dititipkan di Pesantren yang engga diimbangi pengembangan sarana dan fasilitas yang ada di Pesantren. Dan seiringnya berjalan waktu banyak para hamba Allah yang terketuk hatinya untuk menyalurkan zakat/infak/sodaqoh ke Pesantren Nurul Jannah ini. Lalu melihat perkembangan ini, kami para Pengurus dan Pembina yang lain. Merasa perlu untuk memperkuat Pesantren dalam suatu badan hukum. Akhirnya pada tanggal 7 juni 2002 Pesantren Nurul Jannah terdaftar secara resmi sebagai badan hukum yang berupa Yayasan melalui proses oleh Notaris. Metode yang digunakan oleh Yayasan adalah dengan menggunakan metode tobat. Adapun konsep pertobatan yang dilaksanakan adalah untuk memperbaiki akidah dan tauhid kepada Allah SWT, sehingga seseorang dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilainilai ajaran agama. Seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan, dan kelalaiannya, serta memahami akidah dengan benar serta meningkatnya keimanan dan tauhid kepada Allah SWT. Maka mereka diarahkan untuk bertobat yang sebenar-benarnya tobat, dan langsung berhubungan dengan Allah memohon ampunan dan kesembuhan dari-Nya. Karena pada dasarnya semua penyakit karena dosa, kesalahan, maupun kelalaiannya sendiri. Oleh Karena itulah, Yayasan ini menerapkan metode tobat bagi penanganan korban penyalahgunaan NAPZA. 120
2. Apa Visi, Misi Yayasan? Jawab: Visi Yayasan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari pengaruh penyalahgunaan NAPZA (narkoba) dan mengupayakan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu masyarakat yang beriman dan bertaqwa. Misi Yayasan adalah membantu dan ikut berperan aktif bersama Pemerintah menanggulangi berbagai masalah sosial, yaitu rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA (narkoba), HIV/AIDS dan gangguan kejiwaan, serta masalahmasalah lain yang terkait di dalamnya. 3. Bagaimana awal penerimaan residen? Jawab: Mereka yang datang ke sini, rata-rata tau dari orang lain. Anaknya dateng bersama keluarganya. Setiap residen diterima dan dicatat secara administrasi oleh penanggung jawab, serta diberitahukan tentang persyaratanpersyaratan yang harus diikuti, utamanya dalam bimbingan kegiatan spiritual. Biasanya mereka harus menunjukkan keterangan dari dokter yang merawatnya selama ini. Dan mereka akan dipanggil untuk diwawancarai besarta kedua orang tuanya. Selanjutnya mereka akan masuk kedalam kegiatan pembinaan. 4. Bagaimana keadaan residen ketika pertama kali masuk? Jawab: Anak-anak yang baru pada dateng kesini kebanyakan udah pada hilang ingatan, tapi ada juga yang waras. 5. Pendekatan awal sebelum di ajak bertobat? Jawab: Biasanya yang baru datang, apalagi yang masih terpengaruh narkoba rata-rata mereka masih di bawah pengaruh zat narkoba, dan kadang-kadang ada yang sakau. Dengan pengetahuan pa aji dari membaca buku, mengkaji AlQur`an, ikut-ikut acara BNN (Badan Narkotika Nasional), dan lain-lain. Pa aji melakukan beberapa detoxsifikasi, pengukupan, pen, obat herbal, dan perendaman air laut. Hingga mereka merasa menjadi lebih baik. Setalah itu mereka di ajak untuk kegiatan selanjutnya. 6. Bagaimana pelaksanaan metode tobat? Jawab: Pelaksanaan tobat itu sendiri terlebih dahulu memperbaiki akidah dan meningkatkan keimanan serta tauhid kepada Allah SWT, sehingga mereka dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Dan seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan. Dan kelalaiannya, serta memahami akidah dengan benar serta meningkatnya keimanan dan tauhid kepada Allah, dah dari situ kita dapat mengajak mereka untuk bertobat yang sebenar-benarnya tobat. Serta memohon ampunan dan kesembuhan dari-Nya. Akan tetapi itu semua berawal dari detoxifikasi, agar pengaruh narkoba hilang dalam badan dan pikirannya. 7. Kapan waktu pelaksanaan tobat? Jawab: Segala sesuatunya memang sudah diberikan waktu masing-masing. Seperti detoxifikasi untuk hari ke 1 (satu) sampai hari ke 5 (lima), untuk 121
pembinaan mental dan spiritual di hari ke 6 (enam) sampai hari ke 60 (enam puluh), dan untuk peningkatan materi dalam hal akidah dan tauhid di hari ke 61 sampai dengan hari ke 180, dan bimbingan lanjut serta uji coba pulang pada hari ke 181. Akan tetapi itu semua hanyalah sebuah jadwal, namun tetap saja kalo diterapkan di lapangan itu semua bisa dapat berubah kapan saja. 8. Bagaimana tahapan pelaksanaan metode tobat? Jawab: Pertama, untuk tahap detoxifikasi ada beberapa cara. Yaitu dengan cara pengukupan dengan memanfaatkan air panas yang sudah dicampur garam laut, lalu dengan cara pen yaitu teknik mengurut bagian punggung dengan jari telunjuk. Dan obat herbal, yaitu suatu ramuan obat herbal tradisional dan madu (QS. 16:68-69), dan air rahmat (air hujan) yang ditampung dari hujan tengah malam (QS. 8:11 dan 25:48). Kedua, pembinaan secara total ini dilakukan untuk pengenalan diri dan mengenal Allah SWT dengan mengikuti tanpa absen semua jadwal kegiatan awal, sedangkan bagi pasien yang hilang ingatan tetap diikut sertakan dalam kegiatan hingga mereka terbiasa. Seperti sholat lima waktu dan berjamaah, melakukan ibadah wajib dan sunnah, mengikuti pengajian dan ceramah agama agar mereka dapat mengenal dirinya, mendekatkan dirinya kepada Allah, memohon ampunan, serta kesembuhan dari-Nya. Melakukan proses akekah (pemotongan kambing), sebagai syariat membuang menghilangkan, dan membersihkan diri dari sifat-sifat binatang yang menutupi penglihatan, pendengaran, dan perasaan hati untuk bersyukur (QS. 31: 12, 2:152, 16:18, 14:34, 14:7) dan lain-lainnya. Dan terapi air laut yaitu berendam di laut yang dilakukan di malam hari jam 24.00-03.00 dan pagi hari 06.30-09.00. ketiga, peningkatan materi akidah dan tauhid kepada Allah, di sini pasien membaca dan mengkaji Al-Qur`an sesuai arahan Pembina pada saat pengajian atau ta’lim. Dan yang terakhir yaitu yang keempat, ujicoba pulang untuk bersosialisasi dan tetap harus ada control dan komunikasi penuh antara orang tua dengan Pembina. 9. Apa yang menjadi faktor hambatan dan pendukungnya? Jawab: Yang menjadi kendala adalah terletak pada pasien itu sendiri, karena kebanyakan dari mereka sudah pada hilang ingatan, dan mereka rata-rata berlatar belakang dari keluarga yang tidak terlalu peduli dengan ajaran agama. Sehingga mereka kesulitan untuk mengikuti segala bentuk kegiatan yang ada. Apalagi yang menyangkut tentang ibadah. Dan kadang-kadang mereka masih terbayang-bayang narkoba atau sugesti mereka terhadap narkoba timbul. Dan untuk menangani masalah tersebut kami tetap terus memberikan bimbingan kepada mereka dari segi ketauhidan dan akidah dengan dibarengi kegiatankegiatan positif, seperti berpuasa. 10. Bagaiman keimanan dan ibadah pasien selesai melakukan tobat? Jawab: Setelah mereka melakukan semua kegiatan yang ada, yang begitu ketat, yang dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga mereka tidak ada waktu untuk bersantai-santai. Maka dengan sendirinya mereka pun terbiasa. Sholat berjamaah tepat waktu, sholat sunnahnya juga rajin, waktu luang dipake untuk membaca Al-Qur`an, puasa senin kamisnya lancar. 122
11. Apakah setelah tobat, bakal kambuh (sakau) tidak? Jawab: Alhamdulillah setelah mereka melakukan segala proses dan kegiatan yang ada selama berada di sini mereka tidak kembali sakau, lain ceritanya apabila kalo mereka sudah pulang kerumah. 12. Bagaimana pengertian sembuh menurut anda? Jawab: Apabila penglihatan, pendengaran, dan perasaan mereka sudah tidak teringat, terkait, terbetik lagi dengan narkoba. 13. Apa yang dilakukan, bila residen selesai mengikuti rehabilitasi (keluar)? Jawab: Mereka yang sudah sembuh, dan selesai dari masa rehabnya maka pertama yang akan kami lakukan adalah menguji coba pasien pulang ke rumahnya untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan tetap dimonitor oleh keluarga dan sering berkomunikasi dengan Pembina.
Pewawancara
Informan
Najwa Balqies
K. H. Adang Miarsa
123
HASIL WAWANCARA Nama Jabatan Tanggal Wawancara Tempat Wawancara
: Jaja Tarsija : Pembantu Pembina : 19 April 2011 : Yayasan Pesantren Nurul Jannah
1. Bagaimana keadaan residen ketika baru masuk? Jawab: Rata-rata yang baru pertama kali masuk sini, mereka dari keluarga yang tidak terlalu paham tentang agama, dan dari segi fisiknya mereka kebanyakan sudah ada yang hilang ingatan, tapi ada juga yang engga dan masih di bawah pengaruh narkoba. 2. Bagaimana pelaksanaan metode tobat dan kapan waktunya? Jawab: Pertama kita perbaiki akidah dan tauhid mereka. Supaya mereka mengerti apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah. Baru dari situ adaanya peningkatan akidah, lalu kita mengarahkan mereka untuk bertobat. Sebelumnya mereka menjalani detoxifikasi hari ke-1 s/d ke-5, kedua pembinaan mental dan spiritual hari ke-6 s/d ke-60, peningkatan akidah dan tauhid hari ke-61 s/d ke-180, uji coba ulang mulai hari ke-181. 3. Bagaimana tahapan metode tobat? Jawab: Bagi pasien yang sakau, maka terlebih dahulu mereka didetixifikasi dengan cara pengukupan yaitu menggunakan air panas mendidih yang dicampur dengan segenggam garam lalu dicampur, kemudian diaduk-aduk oleh pasien sambil duduk yang telah ditutupi oleh kain selama 30 menit sebanding dengan berlari sejauh 3 km. Sedangkan pen adalah pengurutan dengan jari telunjuk dibagian belakang pundak dengan menggunakan teknik khusus yang bisa dilakukan oleh pa aji, dan mengkonsumsi obat herbal. Lalu, ada juga terapi perendaman air laut yang biasanya kita lakukan secara periode. Sedangkan lamanya berendam 2 atau 3 jam, adapun yang dilakukan ketika berendam yaitu mereka berdzikir yang dipandu dengan pembimbing. Selanjutnya mereka dibiasakan sholat 5 waktu berjama’ah, puasa sunnah, membaca Al-Qur`an, dan mengikuti acara ceramah agama, serta mereka mengkaji Al-Qur`an. 4. Bagaimana ibadah pasien setelah tobat? Jawab: Setelah mereka melakukan semua proses ini dengan baik, benar, dan tepat maka dengan sendirinya mereka terbiasa dengan semua itu. Dan tanpa mereka disuruh atau dipaksa mereka mengerjakannya sendiri. Sholat berjama’ah tepat waktu, sholat sunnah tidak ditinggalkan, puasa senin kamis lancar, waktu luang mereka pake untuk membaca Al-Qur`an. Dan lain sebagainya. 5. Apa yang menjadi penghambat dan penunjang dalam pelaksanaan metode tobat? 124
Jawab: Hambatan itu selalu ada, misalnya mereka masih ada yang tersugesti dengan narkoba atau timbulnya candu dalam jiwa mereka, dan ada juga bagi pasien yang sudah lupa ingatan. Namun hal itu perlu terus dibimbing dan di awasi terlebih dalam masalah akidah. 6. Bagaimana cara menanganinya? Jawab: Dibimbang kembali secara total. Dan semua itu butuh pembiasaan aja, yang waras tetep dibina dan dibimbing pelan-pelan. Sedangkan yang udah lupa ingatan tetep diajak untuk mengikuti semua kegiatan, biar mereka semua terbiasa dengan sendirinya. 7. Apa tobat menurut anda? Jawab: Tobat adalah kembalinya kepada Allah dan tidak mengulang kembali kapada perbuatan yang lalu. 8. Apa keistimewaan metode tobat ini dengan metode yang lain? Jawab: Keistimewaan metode di sini bukan berarti penanganan yang diberikan kepada pasien adalah paling baik diantara tempat-tempat yang lain. Tetapi keistimewaan dari metode tobat di sini adalah kembalinya secara totalitas.
Pewawancara
Informan
Najwa Balqies
Jaja Tarsija
125
HASIL WAWANCARA Biodata Diri Nama TTL Usia Pendik. Akhir Status Alamat Tanggal
: Isa (bukan nama sebenarnya) : Jakarta, 29 April 1978 : 32 tahun : Kuliah di Jayabaya: Ekonomi, Borobudur: Arsitek (tidak lulus) : Belum Menikah : Jaka Mulya Jak-sel : 18 Februari 2011
Riwayat Keluarga 1. Anda anak keberapa dari berapa saudara dalam keluarga? Jawab: Saya anak ke-1 dari 4 bersaudara. 2. Apa pekarjaan ayah anda? Jawab: Bapak saya kerja di Departemen Perhubungan. 3. Apa pekerjaan ibu anda? Jawab: Mama saya sebagai Ibu Rumah Tangga. Riwayat NAPZA (Narkotika, Psikotrapika, dan Zat Adiktif) 1. Sejak kapan anda mulai merokok? Jawab: Ya, saya merokok dari SMP kelas 1. 2. Dari siapa anda mengenal rokok? Jawab: Dulu awalnya, saya diajak ama temen-temen sekelas kalo lagi ngumpul-ngumpul, nongkrong dah bahasanya. Ya udah Karena saya juga pengen tau rasanya, dah gitu saya juga malu lah karena g ngerokok, g gaul gitu… 3. Apakah anda pernah minum-minuman alcohol? sejak kapan! Jawab: Ya saya juga pernah minum-minuman alcohol, merk apa aja, kalo ada kadang saya minum. Terkadang wisky yang paling sering saya minum. Hm…, waktu itu kira-kira kelas 2 atau 3 SMP lah…, ya waktu itu kan saya seneng banget main basket bareng sama temen-temen saya, dan di situ juga banyak preman-preman yang suka minum-minum, akhirnya kita-kita ditawarin saya mereka, ya karna saya ma temen-temen juga penasaran, y udah kita juga ikutikutan minum-minum. 4. Jenis narkotika apa saja yang anda pakai? Jawab: Kayanya hampir semua narkoba saya pake deh. 5. Dan jenis psikotropika apa saja yang anda pakai? Jawab: Ya, sama hampir semua jenis saya pake. 6. Lalu kapan anda mulai mengkonsumsi itu semua, dan dari mana mendapatkannya? Jawab: Waktu itu saya masih kelas 2 SMA, awalnya…, ya itu saya seneng main basket, nongkrong bareng ma temen-temen, kadang kita juga sering 126
ngumpul dan nginep di rumah temen-temen saya. Pada saat itu juga ternyata lagi pake tu barang-barang. Saya ditawarin sama mereka. Ya karena keingin tauan saya yang besar, ma tu barang. Dan ga mau dianggap engga gaul, y akhirnya mulai dari situ saya berani mengkonsumsi barang-barang itu. Dan saya dapatkan barang-barang itu ya dari temen-temen saya juga. Dan saya belinya dari uang jajan saya. Terkadang saya kan dikasih ma orang tua seminggu sekali, bahkan sebulan sekali. Ya dari situ uangnya saya pake tuk beli barang-barang itu. Makanya kuliah saya jadi engga bener. 7. Kapan anda ketahuan mengkonsumsi NAPZA? dan oleh siapa! Jawab: Jelasnya kapan juga saya juga kurang tau, tapi yang saya ingat. Sebenarnya keluarga sudah tau kalo saya mengkonsumsi NAPZA. Kalo engga salah ketika orang tua saya melihat ada perubahan yang aneh dari sikap dan fisik saya, lebih pendiam, engga terurus, jarang pulang ke rumah, pokoknya hidup saya lebih banyak saya pake di luar. Dah gitu orang tua saya dipanggil oleh pihak sekolah. Karena prestasi saya menurun drastis. Soalnya saya di kelas selalu termasuk pringkat ke 5 besar. 8. Apa yang dilakukan oleh keluarga? Jawab: Gimana ya…, pada saat itu ya keluarga saya biasa aja, ga mau pusing dengan masalah yang saya alami waktu itu. Padahal sebenarnya saya pengen banget berhenti, engga mau kaya gini terus-terusan, sakit banget deh rasanya engga tahan saya. Tapi karena dari keluarga juga biasa-biasa aj, ya udahlah saya juga engga mau susah-susah mikiran ini. Pelaksanaan Metode Tobat 1. Siapa yang menyuruh anda datang ke sini? Jawab: Dulu ada teman bapak saya anaknya yang pernah masuk ke sini juga dan ada perubahan, ya udah bapak saya ngebawa saya kesini. Ya.., karena saya juga udah cape, engga mau begini terus-terusan. Akhirnya saya juga mau dateng ke sini. 2. Penanganan apa yang diberikan di Yayasan ini? Jawab: Waahh…, banyak mba, ada detoxifikasinya banyak, kegiatannya banyak, sampe engga ada waktu kosong buat santai-santai. Di sini juga kami diajarkan untuk bertobat memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah. 3. Apakah anda tahu tentang tobat? Dan apakah anda pernnah tobat sebelumnya! Jawab: Tau juga engga mba, apalagi pernah ngelaksanain tobat…, sholat yang wajib aja jarang banget, hampir engga pernah kali. 4. Bagaimana pelaksanaan metode tobat di sini? Jawab: Sebelum kita diajarkan tobat, kita di detoxifikasi dulu, supaya kita dibersihkan dari zat-zat yang ada di dalam tubuh kita biar pengaruh dari zat itu hilang dan bersih dari badan, setelah itu kita I’tikaf selama 40 hari, pemberian materi tentang haramnya narkoba, dosa, neraka, syurga, banyak deh. Pokonya dari situ kita tau kesalahan dan dosa yang kita perbuat selama ini. Lalu mengikuti semua kegiatan yang ada di sini untuk membiasakan diri baribadah kepada Allah dengan melaksanakan sholat wajib lima waktu, sholat sunnah 127
lainnya seperti qobliyah ba’diyah, sholat dhuha, sholat tahajud, sholat tobat, dan masih banyak sholat sunnah lainnya. Puasa, beristigfar dan berdzikir yang dibimbing oleh pa aji di mana kita pada saat itu memohon ampunan, dan kesembuhan kepada Allah, lalu ngikuti ceramah, dan pengkajian Al-Qur`an. Pokoknya masih banyak lagi yang harus di lakukan sehingga kita sadar tentang apa yang dilakukan kita pada saat itu. Dan untuk tidak kembali mengkonsumsi narkoba. 5. Apa yang anda rasakan ketika dan sesudah tobat? Jawab: Pada saat itu, saya bener-bener merasakan ketenangan yang tentram. Saya bener-bener merasa bersalah dan berdosa. Dan berjanji untuk tidak kembali untuk make narkoba lagi. 6. Apa motivasi anda melakukan tobat? Jawab: Ya…, saya mohon ampunan dan kesembuhan dari Allah, dan berjanji untuk ennga make narkoba lagi, dan berjanji untuk menjadi lebih baik lagi. 7. Bagaimana anda sebelum masuk ke sini dan mengikuti metode tobat? Jawab: Sebelum dibawa kesini. Saya hidupnya di luar, jarang pulang kerumah, sekolah dan kuliah saya jadi ancur. Pindah-pindahan terus kuliahnya, sampe sekarang kuliah saya engga kelar-kelar karena itu, saya pake narkoba. Sholat aja jarang banget apalgi sholat jum’at hampir engga pernah kali. Puasa aja juga jarang banget. Pokoknya gitu dah, ancur-ancuran. 8. Pernahkan terlintas dalam pikiran anda untuk kembali mengkonsumsi NAPZA? Jawab: Selama saya di sini, pikiran saya udah engga mikiran lagi tentang narkoba. Apalagi untuk kembali make narkoba. Enggga lah, engga enak, sakitnya minta ampun sampe ketulang-tulang. 9. Pernahkah anda sakau sebelum dan sesudah melakukan tobat? Jawab: Dulu pertama kali saya masuk ke sini, mungkin karena saya masih di bawah terpengaruh narkoba, dan di dalam badan saya masih terdapat sisa-sisa zat. Jadi pada saat itu saya sakau, lalu saya melakukan pengukupan, pen. Selama kurang lebih lima hari berturut-turut, saya juga merasakan sedikit demi sedikit perubahan pada badan saya, jadi lebih baik. Setelah saya sudah lebih baik saya melakukan I’tikaf di masjid selama 40 hari dan sholat wajib dan sunnah, puasa, mengaji Al-Qur`an, dan lain sebagainya. Dan setelah tobatpun Alhamdulillah banget setelah itu saya tidak pernah sakau lagi. 10. Bagaimana ibadah anda sekarang? Jawab: Alhamdulillah sekarang saya merasa menjadi lebih baik, sholat berjamaah tepat waktu, berdzikir, puasa senin kamis tetep saya laksanain, pokoknya saya merasa menjadi lebih tenang, hal-hal yang dulu saya anggap enak padahal dilarang dah engga mau saya lakuin lagi. 11. Biasanya waktu kosong anda pergunakan untuk apa? Jawab: Sekarang saya lagi mempelancar baca Al-Qur`an yang di bimbing langsung ama pa aji, dan saya juga belajar tentang ternak ikan hias di sini, biar keluar dari sini saya bisa usaha. 12. Apa kesan anda setelah melakukan tobat? 128
Jawab: Saya seneng banget bisa bertobat, memohon ampun dan pertolongan sama Allah. Sehingga saya dapat menjadi lebih baik lagi. 13. Dalam rangka Hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), apa yang anda lakukan? Jawab: Saya akan selalu memohon ampunan, petunjuk, dan hidaya kepada Allah, saya akan berusaha sholat tepat waktu. Melakukan apa yang menjadi wajib bagi saya, dan saya berusaha untuk meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. InsyaAllah… 14. Apa yang dilakukan setelah anda keluar dari sini? Jawab: Saya juga belum tau jelas mau ngelakuin apa nanti, tapi saya pengen berusaha cari duit dulu, dengan cara usaha ternak ikan hias, kan saya di sini belajar tentang ternak ikan. Pengen saya terapin apa yang saya dapatkan di sini.
Pewawancara
Informan
Najwa Balqies
Isa
129
HASIL WAWANCARA Biodata Diri Nama TTL Usia Pendik. Akhir Status Alamat Tanggal
: Yunus (bukan nama sebenarnya) : Jakarta, 21 September 1979 : 31 tahun : D3 Teknik Elektro Univ. Malang : Belum Menikah : Pekalongan : 18 Februari 2011
Riwayat Keluarga 1. Anda anak ke berapa dari berapa saudara dalam keluarga? Jawab: Anak ke 1 dari 5 bersaudara. 2. Apa pekerjaan ayah anda? Jawab: Pensiun Jaksa. 3. Apa pekerjaan ibu anda? Jawab: Ibu Rumah Tangga. Riwayat NAPZA (Narkotika, Psikotrapika, dan Zat Adiktif) 1. Sejak kapan anda mulai merokok? Jawab: Kelas 1 SMP. 2. Dari siapa anda mengenal rokok? Jawab: Dari temen-temen yang ngajak. 3. Apakah anda pernah minum-minuman alkohol? sejak kapan! Jawab: Ya, SMP juga ga tau kelas berapa. 4. Jenis narkotika apa saja yang anda pakai? Jawab: Putaw, elcid, metadon, ma…, heroin deh kalo engga salah. 5. Dan jenis psikotropika apa saja yang anda pakai? Jawab: Shabu dan inex. 6. Lalu kapan anda mulai mengkonsumsi itu semua, dan dari mana mendapatkannya? Jawab: SMA, saya dapetnya dari temen-temen saya. Dan uangnya dari uang jajan. 7. Kapan anda ketahuan mengkonsumsi NAPZA? dan oleh siapa! Jawab: Saya lupa kapan ketauannya, ya yang tau dari keluarga saya juga. 8. Apa yang dilakukan oleh keluarga? Jawab: Saya sempet di bawa tempat rehabilitas di daerah Sukabumi, setelah saya sembuh saya balik lagi ke rumah, tetapi karena saya bergaul lagi dengan temen-temen saya yang dulu akhirnya saya tergoda lagi untuk make narkoba. Pelaksanaan Metode Tobat 1. Siapa yang menyuruh anda datang ke sini? Jawab: Dari saudara saya. 130
2. Penanganan apa yang diberikan oleh Yayasan? Jawab: Banyak, pertama kita diajarkan dan diberi tahu tentang keimanan dan beribadah kepada Allah. Dari situ kita baru bener-bener mengetahui kesalahan dan dosa yang pernah kita lakukan terdahulu. Maka dari situ kita bener-bener melakukan tobat dengan ikhlas. Lalu diajarin sholat, tobat, puasa, I’tikaf, dzikir, mengajian, ceramah. Pokoknya banyaklah. 3. Apakah anda tahu tentang tobat? Dan apakah anda pernah tobat sebelumnya! Jawab: Sebelum masuk sini saya engga tau apa tentang itu, apalagi tobat engga pernah. 4. Bagaimana pelaksanaan metode tobat di sini? Jawab: Saya diajarin sholat, sholat wajib sama sunah, puasa, mengkaji AlQur`an, dengerin ceramah, karena saya sendiri jarang banget ngelaksanain itu semua mba, jadi saya dibimbing dulu. Baru saya bertobat, dengan sholat tobat, dzikir bersama mohon ampunan dan kesembuhan dari Allah. I’tikaf. Kita semua juga di sini mengkaji Al-Qur`an tentang banyak hal, salah satunya ya…, tentang tobat, neraka, syurga. Dan tentang motivasi-motivasi dalam AlQur`an sama pa aji. 5. Apa yang anda rasakan ketika dan sesudah tobat? Jawab: Ketika saya melaksanakan tobat, saya bener-bener sedih banget kalo inget perbuatan saya. Saya mohon ampunan sama Allah. Dan setelah tobat saya berjanji sama diri saya sendiri untuk tidak ngulangin perbuatan itu dalam hidup saya yang baru nantinya. 6. Apa motivasi anda melakukan tobat? Jawab: Saya cuma mohon ampunan dan petunjuk Allah mba, karena ngerasa bersalah dan nyesel banget dah kaya gini. Malu mba. 7. Bagaimana anda sebelum masuk ke sini dan mengikuti metode tobat? Jawab: Sebelum saya masuk sini mba, saya tuh sering nongkro bareng-bareng temen di café, diskotik, ya…, pokoknya kaya gitu deh, gimana sih anak muda zaman sekarang. 8. Pernahkan terlintas dalam pikiran anda untuk kembali mengkonsumsi NAPZA? Jawab: Wah kapok deh, engga mau lagi deh mba. Cukup udah pengalaman kemari jadi pelajaran berharga buat saya dan keluarga saya di rumah. 9. Pernahkah anda sakau sebelum dan sesudah melakukan tobat? Jawab: Sebelum di sini saya sering sakau mba, tapi pas saya udah ada di sini. Alhamdulillah dah engga lagi mba. 10. Bagaimana ibadah anda sekarang? Jawab: Sekarang saya ngerasa diri saya lebih baik dari yang dulu, saya sholat tepat waktu. Belajar ngaji sama pa aji. Saya usahain puasa senin kamis jalan. Pokoknya saya ngerasa lebih baik aja lah. 11. Biasanya waktu kosong anda pergunakan untuk apa?
131
Jawab: Biasanya saya ikut sama yang lain belajar ternak ikan, kadang-kadang saya I’tikaf di masjid sama temen yang lain juga, pokoknya saya isi waktu dengan yang hal-hal berguna. 12. Apa kesan anda setelah melakukan tobat? Jawab: Yang jelas seneng mba, plong rasanya hati ini. 13. Dalam rangka Hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), apa yang anda lakukan? Jawab: Selama saya di sini saya biasain untuk sholat tepat waktu biar nanti kalo udah keluar dari sini saya juga terbiasa sholat tepat waktu, saya latih diri saya untuk engga tergoda dengan hal-hal yang dulu pernah saya alami. Seperti baca Al-Qur`an, ikut pengajian-pengajian.pokoknya apa aja lah. 14. Apa yang dilakukan setelah anda keluar dari sini? Jawab: Hm…, pertama saya pengen cari kerjaan dulu mba, trus nikah dah. Amiin…
Pewawancara
Informan
Najwa Balqies
Yunus
132
DAFTAR ISI ABSTRAKSI......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
9
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10 E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 12 1. Metode Penelitian ....................................................................... 12 2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 13 3. Subyek dan Obyek ...................................................................... 14 4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 14 5. Teknik Analisis Data .................................................................. 16 6. Teknik Penulisan ........................................................................ 16 F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Tobat .................................................................................. 19 1. Pengertian Metode ..................................................................... 19 2. Pengertian Tobat ........................................................................ 21 3. Macam-macam Tobat.................................................................. 28 4. Syarat dan Etika Tobat ................................................................ 31 5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima .............................................. 35
v
6. Perintah Tobat ............................................................................. 36 B. NAPZA 1. Pengertian dan Jenis NAPZA ...................................................... 40 a. Narkotika .............................................................................. 40 b. Psikotropika ......................................................................... 42 c. Zat Adiktif ............................................................................ 45 2. Korban Penyalahgunaan NAPZA ............................................... 45 a. Faktor Predisposisi ............................................................... 46 b. Faktor Kontribusi ................................................................. 46 c. Faktor Pencetus .................................................................... 47 3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA ........................................................ 48 a. Tahap Awal .......................................................................... 49 b. Tahap Kedua ......................................................................... 50 c. Tahap Ketiga ........................................................................ 51 d. Tahap Keempat .................................................................... 52 4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia ........................ 53 C. KESALEHAN INDIVIDU 1. Pengertian Kesalehan Individu .................................................. 55 2. Ciri-ciri Kesalehan Individu ....................................................... 57 3. Tujuan Kesalehan Individu ........................................................ 59 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH A. Sejarah Berdirinya Yayasan .......................................................... 61 B. Visi dan Misi ................................................................................. 62 C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan ..................................... 62
vi
D. Sarana dan Prasarana .................................................................... 64 E. Persyaratan .................................................................................... 65 F. Proses Pertobatan .......................................................................... 67 BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL JANNAH A. Pelaksanaan Metode Tobat ......................................................... 69 1. Waktu Pelaksanaa .................................................................. 69 2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi .................................. 70 a. Pelaksanaan Metode Tobat ............................................... 70 b. Materi Metode Tobat ........................................................ 73 3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat ......................................... 75 a. Tajap Detoxifikas .............................................................. 75 b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual .......................... 76 c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan Kepada Allah .................................................................... 77 d. Tarapi Air Laut .................................................................. 78 e. Tahap Bimbingan Lanjut .................................................. 78 B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ..................................................................... 79 1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ................ 79 2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan Metode Tobat .........................................................................
8
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 84
vii
B. Saran ............................................................................................. 85 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
viii
LAMPIRAN A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen .......................................... 91 B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr ............................................................ 95 C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat ........................................................... 99 D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi .................................................... 106 E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan ........................................................... 107 F. Lampiran 6 : Data Residen ............................................................... 108 G. Lampiran 7 : Gambar-gambar ........................................................... 109
ix
DAFTAR ISI ABSTRAKSI......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................
9
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10 E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 12 1. Metode Penelitian ....................................................................... 12 2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 13 3. Subyek dan Obyek ...................................................................... 14 4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 14 5. Teknik Analisis Data .................................................................. 16 6. Teknik Penulisan ........................................................................ 16 F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Tobat .................................................................................. 19 1. Pengertian Metode ..................................................................... 19 2. Pengertian Tobat ........................................................................ 21 3. Macam-macam Tobat.................................................................. 28 4. Syarat dan Etika Tobat ................................................................ 31 5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima .............................................. 35
v
6. Perintah Tobat ............................................................................. 36 B. NAPZA 1. Pengertian dan Jenis NAPZA ...................................................... 40 a. Narkotika .............................................................................. 40 b. Psikotropika ......................................................................... 42 c. Zat Adiktif ............................................................................ 45 2. Korban Penyalahgunaan NAPZA ............................................... 45 a. Faktor Predisposisi ............................................................... 46 b. Faktor Kontribusi ................................................................. 46 c. Faktor Pencetus .................................................................... 47 3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA ........................................................ 48 a. Tahap Awal .......................................................................... 49 b. Tahap Kedua ......................................................................... 50 c. Tahap Ketiga ........................................................................ 51 d. Tahap Keempat .................................................................... 52 4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia ........................ 53 C. KESALEHAN INDIVIDU 1. Pengertian Kesalehan Individu .................................................. 55 2. Ciri-ciri Kesalehan Individu ....................................................... 57 3. Tujuan Kesalehan Individu ........................................................ 59 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH A. Sejarah Berdirinya Yayasan .......................................................... 61 B. Visi dan Misi ................................................................................. 62 C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan ..................................... 62
vi
D. Sarana dan Prasarana .................................................................... 64 E. Persyaratan .................................................................................... 65 F. Proses Pertobatan .......................................................................... 67 BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL JANNAH A. Pelaksanaan Metode Tobat ......................................................... 69 1. Waktu Pelaksanaa .................................................................. 69 2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi .................................. 70 a. Pelaksanaan Metode Tobat ............................................... 70 b. Materi Metode Tobat ........................................................ 73 3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat ......................................... 75 a. Tajap Detoxifikas .............................................................. 75 b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual .......................... 76 c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan Kepada Allah .................................................................... 77 d. Tarapi Air Laut .................................................................. 78 e. Tahap Bimbingan Lanjut .................................................. 78 B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ..................................................................... 79 1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ................ 79 2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan Metode Tobat .........................................................................
8
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 84
vii
B. Saran ............................................................................................. 85 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
viii
LAMPIRAN A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen .......................................... 91 B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr ............................................................ 95 C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat ........................................................... 99 D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi .................................................... 106 E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan ........................................................... 107 F. Lampiran 6 : Data Residen ............................................................... 108 G. Lampiran 7 : Gambar-gambar ........................................................... 109
ix