18
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
interaksi
keluarga
yang
memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 1 Dramaga dan rumah para siswa di sekitar Kecamatan Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan
lokasi
penelitian
dilakukan
secara
purposive
dengan
pertimbangan bahwa SMP Negeri 1 Dramaga tergolong sekolah yang memiliki banyak prestasi, sehingga ingin diketahui hubungan antara kualitas siswa dengan kepuasan dalam berhubungan dengan ibunya. Waktu penelitian termasuk persiapan, pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data serta penulisan laporan mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2011 sampai Februari 2012. Teknik Penarikan Contoh Populasi penelitian ini adalah remaja kelas delapan dan masih tinggal serumah serta diasuh oleh ibunya. Jumlah kelas delapan di SMP Negeri 1 Dramaga ini terdiri dari sembilan kelas, yaitu kelas 8.1 sampai dengan 8.9. Dari sembilan kelas ini dipilih secara acak dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu kelas 8.4 dan 8.6. Jumlah siswa kelas 8.4 dan 8.6 adalah 82 siswa yang terdiri dari 35 siswa laki-laki dan 47 siswa perempuan. Dari jumlah siswa ini, diambil contoh secara acak sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 laki-laki dan 30 perempuan, serta 60 orang ibunya. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 60 responden terpilih di sekolah sedangkan ibunya diwawancarai di rumah. Bogor
Purpossive
SMP Negeri 1 Dramaga
Purposive
Siswa kelas 8 (9 kelas)
Purposive
Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n=82
30 siswa laki-laki
30 siswa perempuan
Gambar 2. Metode Pengambilan Contoh
Simple Random
Stratified Random
19 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba kuesioner dilakukan sebelum penelitian untuk mengetahui reliabilitas alat ukur. Setelah dilakukan uji coba reliabilitas dan validitas kuesioner didapatkan hasil sebagai berikut: nilai Cronbach alpha untuk alat ukur gaya pengasuhan sebesar 0,601, nilai Cronbach alpha untuk alat ukur kelekatan sebesar 0,684, dan
nilai Cronbach alpha untuk alat ukur kepuasan remaja terhadap ibunya
sebesar 0,698. Data primer diperoleh langsung dari kuesioner yang ditanyakan kepada keluarga yang memiliki ibu dan anak usia remaja. Data primer yang akan diperoleh dengan bantuan kuesioner, meliputi karakteristik keluarga, karakteristik ibu, karakteristik remaja, gaya pengasuhan, tipe komunikasi dalam keluarga, kelekatan dan kepuasan). Data sekunder yang diperoleh adalah data karakteristik sekolah dan data jumlah murid kelas delapan SMP Negeri 1 Dramaga (Tabel 1). Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Data Primer
Sekunder
Variabel Karakteristik Keluarga : 1. Besar Keluarga 2. Pendapatan Keluarga Karakteristik Ibu : 1. Pendidikan 2. Usia 3. Pekerjaan Karakteristik Anak: 1. Usia 2. Jenis Kelamin
Skala Data
Kategori Data
Rasio Rasio
BKKBN 1998 Garis Kemiskinan Kabupaten Bogor BPS (2010)
Ordinal Rasio Nominal
Pendidikan terakhir Hurlock (1980) Pekerjaan Utama
Rasio Nominal
Hurlock (1980) Laki-laki, Perempuan
Gaya Pengasuhan
Ordinal
Penelitian Wulandari (2009)
Pola Komunikasi: 1. Tipe komunikasi 2. Alokasi waktu
Ordinal Rasio
Kelekatan
Ordinal
Kepuasan Hubungan
Ordinal
Burns dan Pearson (2011) Armsden dan Greenberg (1987) Tidak puas, cukup puas,puas
Karakteristik
Sekolah
SMP Negeri 1 Dramaga dan Jumlah Siswa Kelas 8
Rasio
Data sekolah SMP Negeri 1 Dramaga
20 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer yang sesuai. Data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analyzing. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melakukan tabulasi data dan analisis inferensia dengan melakukan uji hubungan antar variabel.
Pengolahan Data Pada
kuesioner
terdapat
data
mengenai
karakteristik
keluarga,
karakteristik ibu, karakteristik remaja, gaya pengasuhan, tipe komunikasi, alokasi waktu komunikasi, kelekatan, dan kepuasan. Berikut merupakan pengolahan data yang dilakukan pada setiap variabel: Karakteristik keluarga terdiri atas besar keluarga dan pendapatan per kapita. Data besar keluarga dikelompokan berdasarkan data BKKBN (1998), yaitu keluarga kecil (≤4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥8 orang). Data pendapatan per kapita keluarga diperoleh dari pendapatan keluarga setiap bulan dibagi dengan jumlah tanggungan dalam keluarga. Pendapatan per kapita per bulan dikelompokkan menjadi empat berdasarkan garis kemiskinan Kabupaten Bogor BPS (2010), yaitu kurang dari Rp 197.319, Rp 197 .319- Rp 394.638, Rp 394.639 – Rp. 591.957, dan lebih dari Rp. 591.957. Karakteristik
ibu
terdiri
atas
usia,
pekerjaan,
dan
pendidikan.
Berdasarkan Hurlock (1980), usia ibu dibagi menjadi tiga kategori, yaitu dewasa muda (18-40 tahun), dewasa tengah (41-60 tahun), dan dewasa tua (>60 tahun). Tingkat pendidikan ibu diukur berdasarkan pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu, yaitu (1) Tidak sekolah, (2) Tamat SD/sederajat, (3) SMP/sederajat, (4) SMA/ sederajat, (5) Diploma dan (6) Perguruan Tinggi. Jenis pekerjaan ibu merupakan pekerjaan utama yang dilakukan ibu untuk menghidupi keluarga, yaitu (1) PNS, (2) ABRI/TNI/Polisi, (3) Wiraswasta, (4) Karyawan swasta, (5) Pensiunan, (6) Buruh, (7) Ibu rumah tangga dan (8) Lainnya dengan menyebutkan pekerjaan yang tidak terdapat dalam daftar kuesioner. Karakteristik remaja terdiri dari usia dan jenis kelamin. Usia remaja tergolong remaja awal (Hurlock 1980), yaitu 13 tahun, 14 tahun, dan 15 tahun. Jenis kelamin dibedakan menjadi (1) laki-laki, (2) perempuan. Kuesioner gaya pengasuhan dikembangkan dari Wulandari (2009) yang terdiri dari gaya pengasuhan otoriter, permisif, dan demokratis. Gaya pengasuhan otoriter terdiri dari 7 pernyataan, gaya pengasuhan permisif terdiri
21 dari 8 pernyataan, dan gaya pengasuhan demokratis terdiri dari 8 pernyataan. Gaya pengasuhan merupakan pernyataan tertutup dengan skala likert (1= tidak pernah mengalami gaya pengasuhan seperti yang dinyatakan dalam kuesioner sampai 4= sangat sering mengalami gaya pengasuhan yang dinyatakan dalam kuesioner). Penilaian terhadap data persepsi gaya pengasuhan, yaitu semakin tinggi persentase dari skor yang diperoleh pada suatu gaya pengasuhan tertentu maka semakin ibu menerapkan gaya pengasuhan tersebut. Penentuan gaya pengasuhan paling dominan yang diterapkan, didasarkan pada jawaban dari masing-masing pertanyaan yang kemudian masing-masing dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah skor maksimal pada masing-masing jenis pengasuhan dimensi arahan (otoriter, permisif, demokratis), kemudian dipersentasekan dan dikategorikan. Pola komunikasi terdiri atas tipe komunikasi dan alokasi waktu komunikasi antara remaja dan ibu. Tipe komunikasi terdiri atas tipe family expresiveness, structural traditionalism, dan conflict avoidance (Burns dan Pearson 2011). Tipe interaksi terdiri dari 25 item kegiatan yang sering dilakukan oleh anak remaja. Semua kegiatan ini ditanyakan baik pada remaja maupun ibu mengenai cara ibu mengkomunikasikan semua kegiatan tersebut dengan menggunakan skala (1= diabaikan, 2=paksaan, 3=diskusi). Skor total dari semua kegiatan kemudian dikategorikan ke dalam tiga tipe komunikasi tersebut, yaitu family expresivness (51-75), structural traditionalism (26-50), dan conflict avoidance
(0-25).
Alokasi waktu komunikasi antara ibu dan remaja, terdiri dari jumlah waktu yang diluangkan oleh remaja dan ibu untuk berkomunikasi dalam sehari. Informasi mengenai alokasi waktu untuk berkomunikasi diperoleh dengan cara di recall kemudian diperoleh data rincian kegiatan dalam sehari baik remaja maupun ibu beserta waktunya. Jumlah waktu yang sering digunakan untuk berkomunikasi antara remaja dan ibu dibagi ke dalam empat kategori, yaitu: 5-15 menit, 16-30 menit, 31-45 menit, dan 46-60 menit. Kelekatan diukur dengan menggunakan kuesioner dari Armsden dan Greenberg (1987) yang berjudul Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) yang terdiri atas tiga dimensi, yaitu kepercayaan, komunikasi, dan pengasingan. Kuesioner kelekatan ini terdiri dari 25 pernyataan tertutup dengan skala likert (1=sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4= setuju, dan 5= sangat setuju). Hasil skor total tiap dimensi dikategorikan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Penetapan kategori rendah, sedang, dan tinggi pada tiap dimensi
22 berbeda-beda. Dimensi kepercayaan (Rendah: 10-23, Sedang: 24-37, Tinggi: 3850), dimensi komunikasi (Rendah: 9-21, Sedang: 22-33, Tinggi: 34-45), dan dimensi Pengasingan (Rendah: 6-14, Sedang: 15-22, Tinggi: 23-30). Selanjutnya hasil pengkategorian dibagi menjadi dua tipe kelekatan yaitu high security (skor dimensi kepercayaan dan dimensi komunikasi minimal sedang dan skor dimensi pengasingan kurang) dan low security (skor dimensi pengasingan minimal sedang dan skor dimensi kepercayaan serta dimensi komunikasi kurang). Kepuasan terdiri dari 10 item pernyataan yang dirumuskan sendiri serta diukur dengan dengan menggunakan skala likert (1=sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= ragu-ragu, 4= setuju, dan 5= sangat setuju). Hasilnya dijumlahkan dan dibuat persentase kemudian dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu tidak puas (<60%), cukup puas (60%-80%), dan puas (>80%).
Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensia. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik keluarga, karakteristik ibu, karakteristik remaja, gaya pengasuhan, tipe komunikasi antara ibu dan remaja, alokasi waktu komunikasi ibu dan remaja, kelekatan, dan kepuasan remaja terhadap ibu. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik
keluarga,
karakteristik
ibu
dan
karakteristik
remaja,
gaya
pengasuhan, tipe komunikasi antara ibu dan remaja, kelekatan dan kepuasan. Koefisien korelasi Pearson dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : n ∑xy – (∑x) (∑y) 2
rxy =√[n ∑x – (∑x)2] [n ∑y2 – (∑y)2] Keterangan : x= variabel pertama y= variabel kedua n= jumlah data
Dilakukan pula uji beda independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan gaya pengasuhan, tipe komunikasi, kelekatan, dan kepuasan berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, uji beda independent sample t-test ini digunakan untuk mengetahui perbedaan persepsi komunikasi antara ibu dan remaja per jenis kegiatan. Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
23
X1 - X2 t = (n1 – 1)s21 +(n2 – 1)s22 1 + 1 √
n1 + n 2 – 2
Keterangan : X1 = Rata- rata variabel 1 X2 = Rata- rata variabel 2 n = Jumlah data t = Koefisien uji beda
n1 n2
24 Definisi Operasional Contoh adalah ibu dan anak remaja kelas 8 yang bersekolah di SMP Negeri 1 Dramaga. Karakteristik Remaja adalah ciri-ciri khas remaja yang diteliti meliputi usia dan jenis kelamin. Karakteristik Ibu adalah ciri-ciri khas ibu yang diteliti meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik Keluarga adalah keadaan keluarga yang meliputi besar keluarga dan pendapatan keluarga. Besar Keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dikelompokkan menjadi kecil (< 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 7 orang). Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Pendidikan Ibu adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh ibu contoh, meliputi sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pekerjaan Ibu adalah jenis pekerjaan yang ditekuni ibu (pekerjaan tetap). Gaya Pengasuhan adalah bentuk-bentuk perlakuan ibu ketika berinteraksi dengan remaja yang mencakup tiga aspek gaya pengasuhan, yaitu otoriter, permisif, dan demokratis. Pola Komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara remaja dan ibu dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terdiri dari tipe komunikasi (famili expressiveness, structural traditionalism, dan conflict avoidance) dan alokasi waktu komunikasi antara remaja dan ibu (jumlah waktu untuk berkomunikasi antara ibu dan remaja per hari). Kelekatan adalah ikatan emosional yang dibentuk oleh remaja terhadap ibunya dan dikembangkan melalui interaksi antara ibu dan remaja yang meliputi tiga dimensi, yaitu kepercayaan, komunikasi dan pengasingan. Kepuasan Remaja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh remaja terhadap hubungannya dengan ibu.