IV. 4.1.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Penentuan lokasi sebagai objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di Kabupaten Sukabumi dan terletak disekitar kawasan penduduk. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari sampai Desember 2012, namun untuk pengambilan data di lapang dilakukan selama bulan Mei sampai Juni 2012. 4.2.
Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer yang dikumpulkan mencakup: (1) karakteristik sosial ekonomi pengrajin tahu di Desa Cisaat yang menjadi responden, (2) proses pengolahan tahu tersebut, (3) persepsi masyarakat mengenai dampak akibat dari limbah-limbah dari industri tahu. Data tersebut diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan bantuan kuisioner. Data ini akan dimanfaatkan sebagai pendukung dari penggunaan analisis deskriptif. Data sekunder yang diperlukan adalah letak geografi, jumlah industri di Kabupaten Sukabumi, Jumlah Industri tahu di Kabupaten Sukabumi, data mengenai jenis limbah, dampak limbah, pengolahan limbah, biaya pengolahan limbah dengan menggunakan IPAL. Data-data tersebut diperoleh dari buku referensi, jurnal, internet, serta data instansi-instansi pemerintah yang terkait. 4.3.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel untuk informasi industri tahu dilakukan
berdasarkan metode populasi. Metode populasi dilakukan jika melihat atau
20
meneliti semua elemen yang ada didalam suatu populasi atau disuatu wilayah penelitian. Oleh karena objeknya meliputi semua yang terdapat di dalam populasi, penelitian ini menggunakan tujuh pabrik tahu yang ada di wilayah Desa Cisaat. Pengambilan sampel untuk mengetahui persepsi masyarakat diambil sebanyak 50 orang dari 5.753 orang dewasa yang ada di Desa Cisaat sebagai responden. Penetapan jumlah sampel yang digunakan didasarkan pada kaidah pengambilan sampel secara statistik yaitu minimal sebanyak 30 orang dimana sampel tersebut mendekati sebaran normal (Walpole, 1992). Metode pengambilan sampel untuk masyarakat dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dimana responden ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga dapat memberikan informasi yang diperlukan bagi peneliti. Pertimbangan yang dimaksud adalah masyarakat Desa Cisaat yang tinggal di sekitar kawasan industri tahu yang terkena dampak dari pembuatan tahu tersebut. 4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi pabrik tahu di Desa Cisaat, mengidentifikasi dampak apa saja yang ditimbulkan oleh limbah cair tahu dan mengetahui persepsi masyarakat tentang limbah industri tahu. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisis biaya, analisis finansial. Analisis tersebut dilakukan untuk menghitung biaya eksternal, menganalisis usaha secara finansial dan perubahannya setelah internalisasi biaya eksternal dari limbah tersebut. Pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Tabel 2 menyajikan keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data dan metode analisis data
21
Table 2. Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data No
Tujuan Penelitian
Sumber Data
Metode Analisis Data
1
Mengestimasi biaya eksternal yang ditangung oleh industri tahu di Desa Cisaat.
Data Sekunder
Analisis Kuantitatif
2
Menganalisis perubahan pendapatan usaha industri tahu sebelum dan sesudah adanya internalisasi biaya eksternal
Data primer (wawancara menggunakan kuesioner kepada pemilik pabrik)
Analisis Pendapatan (Finansial)
3
Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap limbah industri tahu.
Data primer (wawancara menggunakan kuesioner kepada masyarakat)
Analisis Deskriptif kualitatif
4.4.1.
Analisis Biaya Eksternal Menurut Gittinger (1986), biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan
yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang kita terima. Biaya yang digunakan dalam proyek terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya lainnya. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal dimulainya proyek, biasanya memerlukan biaya yang besar. Biaya investasi yang digunakan dalam pembangunan IPAL adalah biaya untuk pembangunan IPAL sedangkan biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan pada setiap proses produksi dilakukan. Biaya operasional untuk IPAL adalah upah tenaga kerja, biaya overhead, biaya perawatan dan biaya angkutan. Biaya pengolahan dengan IPAL tersebut akan dibandingkan dengan jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri tahu, sehingga diperoleh biaya pengolahan dengan IPAL untuk setiap industri tahu. Biaya pengolahan limbah dihitung dengan cara menjumlah semua biaya pembangunan IPAL yaitu biaya investasi dan biaya operasional, lalu jumlah tersebut akan dibagi dengan jumlah industri yang akan menggunakan IPAL,
22
sehingga didapat biaya pembangunan IPAL per pabrik tahu. Perhitungan biaya eksternal dengan IPAL adalah sebagai berikut : Y=X/Z dimana : Y : Biaya pembangunan IPAL (Rp/tahun/pabrik) X : Biaya keseluruhan pembangunan IPAL (Rp/tahun) Z : Jumlah industri tahu yang menggunakan IPAL (pabrik) 4.4.2. Analisis Perubahan Pendapatan Industri Tahu Sebelum dan Setelah Internalisasi Biaya Pengolahan Biaya eksternal yang diperoleh dari perhitungan akan dimasukkan ke dalam struktur biaya industri tahu kemudian dilakukan analisis finansial sebelum dan setelah internalisasi biaya eksternal. Menurut Soekartawi (2006), bentuk persamaan matematik, tingkat pendapatan (dalam satuan uang) dapat dituliskan sebagai: I = TR - TC dimana: I : Income (pendapatan) (Rp/tahun) TR : Total Revenue (total penerimaan) (Rp/tahun) TC : Total Cost (total biaya) (Rp/tahun) Perhitungan tingkat pendapatan dengan menggunakan total revenue dan total cost dari pabrik tahu terdiri dari: 1. Total Revenue (Total Penerimaan) Total revenue diperoleh dari perkalian komoditi yang dihasilkan pabrik tahu yaitu tahu, dan ampas tahu dengan harga jual dari masing-masing komoditi. Penerimaan dirumuskan sebagai berikut: TR = TR
1x
Y1 +
2x
Y2
23
dimana : TR : Total Revenue (total penerimaan) (Rp/tahun) P1 : Harga tahu yang dijual (Rp/unit/tahun) Y1 : Jumlah tahu (Unit/tahun) P2 : Harga ampas tahu yang dijual (Rp/karung/tahun) Y2 : Jumlah ampas tahu (karung/tahun) 2. Total Cost (Total Biaya) Total cost dihitung berdasarkan sejumlah biaya yang dikeluarkan untuk usaha tahu yang terdiri dari: a.
Fixed Cost (FC) Fixed cost merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan yang tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya produksi. Biaya ini sering pula disebut biaya prasarana atau biaya tak terhindarkan, misalnya biaya pembelian mesin-mesin produksi dan sewa lahan.
b.
Variabel Cost (VC) Variabel cost merupakan biaya yang berubah yang mengikuti perubahan produksi, bila produksi naik maka biaya variabel akan naik dan sebaliknya. Biaya ini biasanya berasal dari biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
Arus Total Cost (TC) dari pabrik tahu terdiri dari fixed cost dan variabel cost yang dirumuskan sebagai berikut: TC = FC + VC dimana : TC : Total Cost (Total Biaya) (Rp/tahun) FC : Fixed Cost (Rp/tahun) VC : Variabel Cost (Rp/tahun)
24
4.4.3. Identifikasi Persepsi Masyarakat Terhadap Limbah Industri Tahu Analisis persepsi masyarakat terhadap limbah industri tahu dan perencanaan pembangunan IPAL bertujuan untuk mengetahui seberapa penting pembangunan IPAL bagi masyarakat sekitar dan persepsi terhadap kualitas lingkungan berdasarkan keadaan udara, air dan tanah. Persepsi masyarakat diukur dengan cara memberikan pembobotan (scoring) pada setiap jawaban responden. Pembobotan yang akan dilakukan adalah berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial dengan cara memberikan bobot nilai tertentu untuk setiap jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan (Riduwan, 2010). Nilai-nilai yang diberikan untuk setiap jawaban dari pertanyaan terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skala Likert dan Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban Sangat setuju/ Sangat Puas/ Sangat benar/ Sangat Baik Setuju/ Puas/ Benar/ Baik Netral/ Cukup Puas/ Cukup benar/ Cukup baik Tidak Setuju/ Tidak Puas/ Tidak Benar/ Tidak baik Sangat tidak setuju/ Sangat tidak puas/ Sangat tidak benar/ Sangat tidak baik
Bobot Nilai 5 4 3 2 1
Sumber: Riduwan (2010)
25