METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi pembibitan (nursery) PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, dan di Laboratorium Bioktenologi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan Maret 2013.
Gambar 1. Lokasi persemaian bibit tanaman Eukaliptus
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pada saat pengambilan sampel di lapangan adalah kamera digital, alat tulis, amplop coklat, dan bibit klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita. Alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian di laboratorium adalah autoklaf, oven, Laminar Air Flow, cawan Petri, labu erlenmeyer, tabung reaksi, pinset, spatula, jarum ose, gunting, gelas ukur,
Universitas Sumatera Utara
mikroskop cahaya, kaca objek dan kaca penutup, pipet volume, daun klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita yang terserang penyakit, PDA (Potatoe Dextrose Agar), alkohol 70%, akuades, bunsen, tisu dan kapas, aluminium foil, selotip dan kertas label. Prosedur Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita yang telah terserang penyakit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling pada bedeng pembibitan klon yang banyak ditemukan gejala penyakit, dan diamati sebanyak 20% dari keseluruhan pembibitan.
2. Pengamatan yang Dilakukan Pengamatan dilakukan terhadap 7 gejala serangan penyakit yang didapat dari 6 jenis klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita yang mempunyai gejala serangan pada daunnya di lokasi pembibitan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Porsea. Yang diamati yaitu luas serangan dan intensitas serangan penyakit pada daun hibrid turunan E.grandis x E.pellita. a. Pengamatan Gejala Penyakit Daun Pengamatan gejala dilakukan pada tiap klon hibrid turunan E.grandis x
E.pellita. Pengamatan dilakukan hanya pada daun yang terserang penyakit. Ada beberapa gejala serangan penyakit daun diantaranya bintik-bintik, bercak-bercak, embun hitam (Black mildew) dan daun melepuh.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengamatan Bentuk Warna Daun Pengamatan bentuk warna daun dilakukan pada tanaman yang terserang penyakit yaitu melihat perubahan bentuk warna pada daun yang terserang penyakit, dengan membandingkan pada daun tanaman yang sehat.
3. Perhitungan Intensitas Penyakit dan Luas Serangan
Perhitungan intensitas penyakit dan luas serangan dilakukan terhadap daun klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita. a. Intensitas Serangan Menurut Sinaga (2003), bahwa intensitas serangan dapat diamati berdasarkan tingkat kerusakan, yang ditentukan dengan rumus : I=
x 100%
Dengan Keterangan : I = Intensitas serangan n = Jumlah daun dari setiap kategori serangan v = Nilai skala dari tiap kategori serangan tertinggi (nilai skala terbesar 4) Z = Harga numerik dari kategori serangan tertinggi (nilai skala terbesar 4) N = Jumlah daun tanaman yang diamati. Menurut Sinaga (2003), untuk menentukan skala dari tiap kategori serangan ditentukan dengan mengetahui kedudukan kerapatan bercak pada daun yang dapat diamati secara makroskopik:
Universitas Sumatera Utara
1. Tidak ada bercak (0 bercak/ cm²) 2. Bercak sedikit (1- 8 bercak/ cm²) 3. Bercak sedang (9- 16 bercak/ cm²) 4. Bercak banyak (> 16 bercak/ cm²)
Tabel 1. Penilaian Tingkat Intensitas Serangan Penyakit dan Reaksi Tanaman Berdasarkan Intensitas Serangan Intensitas serangan % 0 1‐25 26‐50 51‐73 76‐100
Skor 0 1 2 3 4
Reaksi tanaman Imun (I) Resisten (R) Agak resisten (AR) Agak Rentan (Ar) Rentan (r)
b. Luas Serangan Menurut Sinaga (2003), kedudukan luasan serangan penyakit ditentukan dengan rumus: A=
x 100 %
Dengan Keterangan : A = Luasan serangan n = Jumlah tanaman yang terserang spesies penyakit ke-i N = Jumlah seluruh tanaman yang diamati 4. Penyiapan Media Biakan Penyiapan media biakan yaitu, timbang 195 gr sebuk media PDA, masukan ke dalam Erlenmeyer 500 ml kemudian timbang aquades kedalamnya sampai mencapai 500 ml, tutup dengan mengunakan kapas dan aluminium foil, panaskan diatas kompor gas sampai serbuk media PDA larut dan homogeny, kemudian
Universitas Sumatera Utara
sterilkan kedalam autoclave pada suhu 1210 c selama 30 menit. Pada saat akan dipakai media PDA yang telah di autoclave tersebut dapat dipanaskan kembali diatas kompor gas pada saat mengunakannya. 5. Identifikasi Patogen Daun bibit klon hibrid turunan E.grandis x E.pellita yang terserang penyakit yang akan diisolasi diperoleh dari Persemaian PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Pengambilan sampel bibit tanaman yang akan diteliti dilakukan dengan cara melihat gejala penyakit daun yang terdapat pada daun. Pelaksanaan isolasi dilakukan dengan cara sebagai berikut: daun yang menunjukkan gejala penyakit dipotong persegi 2 x 2 cm meliputi bagian yang sakit dan sehat, potongan daun tersebut dicelupkan ke dalam larutan alkohol 70%, lalu dibilas tiga kali dengan air steril kemudian dikeringanginkan pada kertas saring steril. Fungi yang ada pada media agar dapat diketahui ciri makroskopik dan mikroskopiknya. Adapun untuk mengetahui ciri-ciri dari fungi tersebut dapat dilakukan dalam dua tahap berikut: 1.Isolasi Fungi Sampel yang telah disporulasi dipindahkan ke dalam cawan petri yang telah berisi PDA, lalu diinkubasi selama beberapa hari pada suhu ruang (23°C-26°C) sampai fungi terlihat tumbuh dan berkembang. 2.Identifikasi Fungi Ciri-ciri makroskopik fungi yang diamati yaitu ciri koloni seperti warna koloni kemudian diameter koloni. Sampel daun diinkubasi pada media PDA dengan suhu ruang selama beberapa hari. Setelah fungi terlihat tumbuh dan berkembang, diamati ciri-ciri mikroskopiknya. Adapun yang diamati adalah ciri
Universitas Sumatera Utara
dari hifa seperti ada tidaknya sekat pada hifa, tipe percabangan hifa, dan ciri-ciri konidia berupa bentuk dan rangkaian konidia. Identifikasi fungi ini dilakukan berdasarkan beberapa buku pedoman.
Universitas Sumatera Utara
KONDISI UMUM PENELITIAN Sejarah Singkat Pendirian PT. Toba Pulp Lestari PT. Toba Pulp Lestari , Tbk. yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama Tbk. (IIU) didirikan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan kertas dalam negeri dan ekspor ke beberapa negara lain. Berdasarkan laporan hasil penelitian Food and Agriculture Organization (FAO) pada bulan Juli 1954, menemukan dan merekomendasikan daerrah Sosorladang, Porsea sebagai salah satu lokasi strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia, dan sekarang menjadi lokasi berdirinya pabrik pulp dan rayon PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. (TPL). PT. IIU berhenti beroperasi pada tahun 1998. Hal ini disebabkan limbah yang dihasilkan dari pembuatan pulp didapatkan merusak lingkungan hidup sekitar dan juga karena PT IIU
kurang melibatkan masyarakat local dalam
kegiatannya. PT. IIU berubah nama menjadi PT.TPL disebabkan produk yang dihasilkan sekarang hanya pulp saja sedangkan pada saat bernama PT. IIU, perusahaan ini juga memproduksi rayon. Produksi rayon dihentikan karena limbah hasil produksi rayon sangat merusak lingkungan hidup. Perusahaan ini memiliki lokasi konsesi Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) yang terletak di beberapa kabupaten yaitu Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan dengan total luas izin HPHTI berdasarkan SK Menhut No. 493/KPTS-II/1992 seluas 269.060 Ha dengan jangka pengelolaan 43 tahun dan pemanfaatan pinus berdasarkan SK Menhut No. 236/KPTS-IV/1984 seluas 15.763 Ha yang berada diluar arel HPHTI sehingga total areal berjumlah 284.816 Ha. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang memiliki izin dan legalitas operasional bergerak di bidang
Universitas Sumatera Utara
produksi pulp. Status PMA PT. TPL yang dioperasikan berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT/XI/1986 dan No.KEP-43/MNKLH/11/1986 tertanggal 13 November 1986. Berdasarkan surat Keputusan Menteri Investasi/Ketua Badan koordinasi peneneman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi PMA. Saham perusahaan ini telah dijual di bursa saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York Stock Exchange (NYSE). Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai tahun 1989. Letak Geografis PT. Toba Pulp Lestari, Tbk PT. TPL, Tbk. terletak di desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, sekitar 220 km dari kota Medan, Sumatera Utara. Areal konsesi PT. Toba Pulp Lestari Tbk terdiri dari 6 sektor yang masing-masing sektor berada pada wilayah geografis yang terpisah, yaitu : 1. Sektor Tele berada pada Kabupaten Samosir yang meliputi Kecamatan H. Boho, Sumbul, Parbuluan, Kerajaan, Sidikalang, dan Salak pada 2° 15’ 00’’-2° 50’ 00’’ LU dan 98° 20’ 00’’ BT-98° 50’ 00’’ BT. 2. Sektor Padang Sidempuan berada pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang meliputi Kecamatan Padang Bolak, Sosopan , Padang Sidempuan, dan Sipirok pada 1° 15’ 00’’-1° 50’ 00’’ LU dan 99° 13’ 00’’ BT-99° 33’ 00’’ BT. 3. Sektor Aek Nauli berada pada Kabupaten Simalungun yang meliputi Kecamtan Dolok Panribuan, Tanah Jawa, Sidamanik, dan Jorlang pada 2° 40’ 00’’-2° 50’ 00’’ LU dan 98° 50’ 00’’ BT-99° 10’ 00’’ BT.
Universitas Sumatera Utara
4. Sektor Habinsaran berada di Kabupaten Toba Samosir yang meliputi Kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran, Silaen, dan Laguboti pada 2° 7’ 00’’-2° 2’ 00’’ LU dan 99° 05’ 00’’ BT-99° 18’ 00’’ BT. 5. Sektor Tarutung berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan Dolok Sanggul, Sipaholon, Onan Gajang, Parmonangan, Adian Koting, Gaya Baru, Tarutung, Lintong Nihuta, dan Sorkam pada 1° 54’ 00’’-2° 15’ 00’’ LU dan 98° 42’ 00’’ BT-98° 58’ 00’’ BT. 6. Sektor Sarulia berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Lumut, Batang Toru pada 1° 30’ 00’’1° 55’ 00’’ LU dan 98° 20’ 00’’ BT-99° 10’ 00’’ BT.
Topografi dan Ketingggian Tempat Lokasi penelitian berada pada ketinggian 1.300-1.900 meter dari permukaan
laut
dengan
topografi
datar
sampai
curam
(Cabang Dinas Kehutanan-XII Toba Samosir, 1998).
Iklim Berdasarkan nilai Q yaitu nilai ratio atau jumlah bulan kering (<60mm)/jumlah bulan basah (>100mm) x 100%. PT. TPL berada di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba yang mempunyai tipe iklim A dengan curah hujan tahunan berkisar antara 1.554 mm sampai 2. 155 mm. Curah
hujan
bulanan tertinggi sebesar 293 mm terjadi pada bulan November dan yang terendah sebesar 68 mm terjadi pada bulan Juni. Daerah penelitian berdasarkan klasifikasi iklim Schdemidt dan Fergusson (1951) memiliki tipe iklim A (sangat basah)
Universitas Sumatera Utara
dengan curah hujan (rata-rata) 150 mm, bulan tertinggi pada bulan Maret dan terendah pada bulan Februari.
Keadaan Fisik Hutan Areal HPHTI dan IPK Pinus PT. TPL,Tbk berada pada ketinggian 4501900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dengan kondisi topografi datar hingga areal hutan bertopografi curam. Areal tersebut dikategorikan ke dalam beberapa kelas kemiringan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Areal PT. TPL, Tbk Berdasarkan Kemiringan Sektor
Aek Nauli
0-8%
9-15%
16-25%
>25%
Total
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
(Ha)
5963.6
5458.1
7136.3
3975.0
22533.0
Tele
75568.0
12641.9
11792.0
3035.1
103037.0
Tarutung
6541.0
8720.0
17048.0
13970.0
46179.0
Habinsaran
8115.8
2177.9
11898.8
1887.5
24080.0
Sarulla
1044.0
5345.4
20659.0
17614.6
44663.0
P.Sidempuan
6591.0
3832.0
13885.4
4259.4
28568.0
Total
103823.4
38175.3
82419.5
44641.6
269060.0
Sumber : RKT PT. TPL, Tbk 2004
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 38.59% areal konsesi termasuk dalam areal bertopografi datar, 14.19% bertopografi landai, 30.63% bertopografi agak curam, dan hanya 16.59% yang bertopografi curam.
Universitas Sumatera Utara
Jenis tanah yang dapat ditemukan adalah podsolik coklat, podsolik coklat kuning, dan podsolik coklat kelabuyang dihasilkan oleh bahan induk tuff dan umumnya asam. Juga terdapat jenis litosol dan regosol. Jenis batuan yang ada adalah Tapanuli, Sihapes, Alluvium muda dan Toba.
Universitas Sumatera Utara