METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Indonesia dengan data yang didapat dari Otoritas Jasa Keuangan yang diakses dari www.ojk.go.id, dan dari Bank Indonesia yang diakses dari www.bi.go.id , data laporan keuangan bank umum yang terdaftar dibursa efek Indonesia dari periode 2012 – 2015 yang diakses dari bulan Maret sampai dengan Juni 2017. B. Desain Penelitian Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249), pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut:“Desain Penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.” Dari pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu. Selain itu pada penelitian ini juga menggunakan desain penelitian kausal komparatif. Nazir menyatakan penelitian komparatif adalah penelitian deskriptif yang
ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37
menganalisis faktor-faktor
penyebab
terjadinya
ataupun
munculnya
suatu
fenomena tertentu. Menurut Husein (2012: 7) desain kausal digunakan untuk mengukur kuat hubungan dan pengaruh antar variabel dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai pusat data yang ada, antara lain pusat data di perusahaan, badan-badan penelitian dan sejenisnya yang memiliki poll data (Ferdinand, 2006). Jadi biasanya data ini dapat diperoleh dari publikasi lembaga yang berwenang, perpustakaan atau penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah Otoritas Jasa Keuangan(OJK) dan Bank Indonesia (BI). Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berdasar laporan keuangan. Pengumpulan datanya dilakukan dengan memilah-milah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria selama periode 2012-2015. Karena penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tersebut, maka populasi dan sampelnya merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2015.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2012:59), variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditarik kesimpulan nya. Dalam penelitian ini, variabel yang dipergunakan adalah jumlah kredit modal kerja sebagai variabel dependen (Y). Sedangkan yang digunakan untuk variabel independen adalah Capital Adequacy Ratio (X1), Loan to Deposit Ratio (X2), Non Performing Loan (X3). 1. Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain (Iqbal, 2002). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah kredit yang disalurkan kepada UMKM yang dinyatakan dalam rupiah. 2.
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab atau mempengaruhi variabel lain (Iqbal, 2002). Variabel independen yan digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (X1), Loan to Deposit Ratio (X2), Non Performing Loan (X3).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39
2.1 Capital Adequacy Ratio (X1) CAR merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara modal (modal inti dan modal pelengkap) yang dimiliki oleh bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Menurut Meydianawathi (2006), modal yang cukup menjadi sangat penting bagi bank dalam memperlancar operasional sebuah bank, dengan catatan modal tersebut mempunyai bobot risiko yang kecil dan mampu menjadi aktiva yang menguntungkan. Oleh Dendawijaya (2000), rasio ini diformulasikan sebagai berikut :
2.2 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan Deposit Ratio (LDR) tersebut dapat menilai seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa penuh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Amilia dan Herdiningtyas (2005) Loan Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40
dana. Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Ketentuan LDR menurut Bank Indonesia adalah maksimum 110% (Achmad dan Kusno, 2003). LDR = 2.3 Non Performing Loan (X2) Rasio Non Performing Loan merupakan tingkat kolektibilitas kredit yang dianggap bermasalah yang masuk dalam kriteria kurang lancar, diragukan dan macet, jumlah kredit bermasalah tersebut lalu dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan. Dalam Hasan Sakti Siregar (2007) dinyatakan bahwa adanya NPL ini perlu diperhatikan oleh bank dalam menyalurkan kreditnya, karena penambahan kredit tanpa disertai analisis yang baik maka akan meningkatkan kredit bermasalah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Penyaluran
Jumlah kredit yang
kredit
disalurkan kepada UMKM
UMKM
yang dinyatakan dalam rupiah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Rupiah
42
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115).. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan bank umum yang terdaftar Bank Indonesia(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:115). Sampel yang diambil adalah laporan keuangan tahunan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan selama 4 periode, yaitu periode 2012 – 2015. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam teknik pengambilan sampel jenis ini, sampel dipilih agar dapat mewakili populasinya, sampel yang dipilih adalah menurut aturan umum bahwa pengambilan sampel disyaratkan minimal 4 periode untuk tiap independen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43
E. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Kepustakaan Penelitian
ini
dilakukan
untuk
menghimpun
teori-teori,
pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan di perusahaan. 2. Teknik Dokumentasi Pengumpulan jenis data yang yang dipakai adalah data sekunder . Semua data lapoarn keuangan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengunduh aplikasi laporan keuangan emiten yang terdapat pada website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
maka selanjutnya dilakukan pemilihan sampel sesuai dengan
kriteria yang di tetapkan.
F. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif Data dalam penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisa data dengan caramendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa memberi maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Yang termasuk kedalam statistic deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan prosentase. Sugiyono (2012:206)
2.
Analisis Regresi Berganda
Untuk menguji model pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih dari dua variabel terhadap variabel dependent, digunakan teknis analisis regresi linear berganda (multiple linear regression method) (Ghozali, 2006). Sebelum melakukan analisis regresi berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik. Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan : Y = Penyaluran Kredit a= konstanta β 1 – β3 = Koefisien Parameter X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 = Loan Deposit Ratio (LDR)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45
X3 =Non Performing Loan (NPL) E = Error term (variabel pengganggu)
3. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang distribusi normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak. Uji Normalitas dalam pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Imam Ghozali, 2011: 107). Maksud data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal di mana memusat pada nilai ratarata dan median (Purbayu dan Ashari, 2005 : 231). Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, dengan melihat nilai signifikansi (Asymp. Sig. pada output Statistical Package for Social Sciense) dari nilai Kolmogorov Smirnov > 5%, maka data yang digunakan berdistribusi normal (Imam Ghozali, 2011: 150).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
46
Uji normalitas juga dapat dilihat dari grafik normalitas dengan melihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data yang menyebar jauh dari garis diagonalnya dan/atau tidak mengikuti garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang kuat antar variabel bebas yang satu dengan yang lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat korelasi linier/hubungan yang kuat antar variabel bebasnya. Jika dalam model regresi terdapat gejala multikolinieritas, maka model regresi tersebut tidak dapat menaksir secara tepat sehingga diperoleh kesimpulan yang salah tentang variabel yang diteliti. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas antara lain sebagai berikut : 1. menganalisis matrik korelasi variabevariabel independen. Jika antar variable independen terdapat korelasi dengan nilai di atas 0,90 maka hal tersebut menunjukkan terdapat masalah koliniearitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
47
2. Melihat besaran nilai variance inflation factors (VIF) dan Tolerance (TOL). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikoliniearitas jika nilai VIF ≤ 10.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi, sebagai berikut : a. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada korelasi positif. b. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada korelasi positif. c. Jika 4-dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif. d. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada korelasi negatif. e. Jika du < d < 4-du, maka tidak ada autokorelasi, positif atau negatif. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
48
maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksikan dan sumbu X adalah residual (Y prediksi = Y sesungguhnya) yang telah di Studentized. Dasar pengambilan keputusan yang terkait dengan scatterplot tersebut adalah (Ghozali, 2006) : a. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terdapat heteroskedastisitas. b. Jika terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar serta di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Ghozali (2006) menyatakan bahwa menganalisis dengan scatter plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan, dikarenakan jumlah pengamatan yang akan mempengaruhi hasil ploting. Karena semakin sedikit jumlah pengamatan maka akan sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Untuk itu dapat diperkuat dengan penambahan uji statistik yaitu dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2006). Analisis ini dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi variabel independen terhadap variabel
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
49
dependen nilai absolute. Jika variabel independen yang signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen nilai absolute (probabilitas signifikansinya di atas kepercayaan 5%) maka mengindikasikan tidak terjadi Heteroskedastisitas. 4.
Uji Goodnes of Fit
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
variabel-variabel
independent secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variable dependent secara signifikan. Pengujian ini menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat : a. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima yaitu variabel-variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent. b. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak yaitu variabel-variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent. Pengujian ini dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikan F pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikansi 0,05 di mana syaratsyaratnya adalah sebagai berikut : 1. Jika signifikansi F < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabel-variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
50
2. Jika signifikansi F > 0,05, maka Ho diterima yaitu variabel-variabel secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent.
5. Uji Diskriminan Uji R2 pada intinya mengatur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana R2 nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1, semakin besar R2 maka variabel bebas semakin dekat hubungannya dengan variabel tidak bebas, dengan kata lain model tersebut dianggap baik (Ghozali, 2006). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 6.
Uji t
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independent mempengaruhi variabel dependent secara signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu membandingkan antar thitung dengan ttabel. Uji ini dilakukan dengan syarat : a. Jika t-tabel < t-hitung, maka Ho diterima yaitu variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
51
b. Jika t-hitung > t-tabel atau t-hitung – t-tabel, maka Ho ditolak yang berarti variabel independent berpengaruh signifikan terhadap varianel dependent. Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05, di mana syaratsyaratnya adalah sebagai berikut : a. Jika signifikansi t < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti variable independennya berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima yaitu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z