Metode Pembelajaran Jurnal Akuntansi dengan Aplikasi Computer-Based Test (CBT) Raswyshnoe Boing Kotjoprayudi1, Ismail2 1
1,2 Politeknik Telkom
[email protected],
[email protected]
Abstrak Pendidikan vokasi komputerisasi akuntansi membutuhkan kemampuan dasar terhadap siklus akuntansi sampai dengan pelaporan keuangan. Disini pendidikan vokasi lebih ditekankan pada mengasah keterampilan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan daripada melakukan analisis atas laporan keuangan yang dihasilkan. Metode pembelajaran umumnya diterapkan pada pendidikan vokasi saat ini masih bersifat konvensional. Penulis mengimplementasikan aplikasi untuk mengasah keterampilan pencatatan jurnal dengan menggunakan Computer Based Test (CBT). Dalam paper ini ditunjukkan hasil analisis metode pengujian kemampuan pencatatan yang diterapkan dalam aplikasi CBT. Kata kunci: akuntansi, jurnal, CBT Abstract Basic competences in vocational education in accouting computerization department are the ability to comprehend the accounting cycle from journaling to reporting. Here, the primary is in the skill of journaling and producing financial repors rather than in analysing the financial report. The current learning method in vocational education is still conventional. We implementing an application for excercising ability to record accounting journal transaction using CBT. This paper shows result in testing record accounting journal transaction that implied in CBT application. Keywords: accounting, journal, CBT 1. Pendahuluan Saat ini, perkembangan Teknologi Informasi (TI) telah berdampak dalam perubahan kebutuhan operasional usaha industri dari konvensional menjadi efisiensi proses bisnis dengan penerapan TI baik secara parsial maupun simultan sehingga dengan laju perkembangan TI yang semakin pesat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan oleh sektor industri pun semakin berkembang seiring dengan percepatan perkembangan penerapan TI pada operasional usaha industri. Akuntansi merupakan salah satu fungsi dari pengorganisasian usaha yang bertujuan untuk menyajikan informasi posisi keuangan usaha yang relevan dalam pengambilan keputusan bisnis. Akuntan merupakan profesi yang aktivitasnya banyak berhubungan dengan TI. Seiring dengan perkembangan penerapan TI dalam bidang akuntansi, mendorong para akuntan untuk mengembangkan keterampilan (skill) mereka untuk menguasai TI yang ada digabungkan dengan pengetahuan (knowledge) dalam konteks profesinya sebagai akuntan. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh akuntan yang mempunyai keterampilan memadai tentang akuntansi berbasis TI karena pada umumnya tugas akuntan pada saat ini mulai tergeser oleh aplikasi-aplikasi aluntansi yang mampu memproses informasi transaksi menjadi informasi laporan keuangan. Namun fungsi akuntan sebagai brainware yang melakukan masukan terhadap sistem belum dapat digantikan meskipun untuk ISSN: 2088-8252
beberapa kasus di dunia industri, peran ini mulai tergeser dengan adanya sistem masukan lain seperti barcode dan RFID. Dari paparan tersebut, institusi pendidikan yang menghasilkan SDM dengan profesi akuntan harus mulai mengembangkan metode dan kurikulum yang diberikan agar lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang sesuai. Hal ini disebabkan pada era perkembangan TI saat ini merupakan ajang persaingan kualitas atas produk yang dihasilkan oleh institusi pendidikan, yakni SDM yang andal. Institusi pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan di bidang ilmunya serta sejalan dengan kebutuhan industri yang menuntut maksimasi efisiensi dengan perkembangan TI yang ada saat ini. Terlebih lagi pendidikan vokasi yang lebih menekankan pada menghasilkan akuntanakuntan keterampilan dasar TI dengan ditunjang pengetahuan akuntansi yang terpercaya. Computer Based Test (CBT) merupakan suatu sistem yang menunjang proses pembelajaran vokasi karena saat ini semakin berkembang aplikasi perangkat lunak CBT yang digunakan oleh berbagai institusi pendidikan sebagai bagian dari sistem pengajaran. (Drasgow & Olson-Buchanan) Saat ini sudah terdapat beberapa pengembang aplikasi open source CBT seperti (TCExam). Namun aplikasi CBT yang ada belum tentu sesuai dengan kebutuhan, kurikulum, dan dengan sistem pendidikan tinggi di Indonesia . 187
Dengan demikian, dari aspek-aspek yang penulis pelajari terhadap aplikasi yang telah ada, kami tarik suatu kesimpulan sementara bahwa aplikasi CBT yang cocok untuk diterapkan di perguruan tinggi di Indonesia harus mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini: a. sesuai dengan kebutuhan kurikulum, b. mudah digunakan, c. dapat disesuaikan dengan perubahan aturan dan sistem pengajaran yang berlaku, dan d. validitas dan reliabilitas tinggi untuk melakukan evaluasi proses pembelajaran. Pendidikan vokasi komputerisasi akuntansi membutuhkan kemampuan dasar mulai dari siklus akuntansi sampai dengan pelaporan keuangan. Dalam hal ini, pendidikan vokasi lebih ditekankan pada pengasahan keterampilan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan daripada melakukan analisis atas laporan keuangan yang dihasilkan. Metode pembelajaran yang pada umumnya diterapkan pada pendidikan vokasi saat ini masih bersifat konvensional. Sebagai contoh, untuk beberapa mata kuliah dasar seperti pengantar akuntansi, prinsip akuntansi, akuntansi keuangan lanjutan, dan pelajaran akuntansi lainnya, masih menerapkan metode praktikum yang konvensional. Konvensional dalam hal ini berarti bahwa mahasiswa diberi kasus-kasus akuntansi yang selanjutnya akan mereka selesaikan dalam bentuk berkas-berkas laporan keuangan. Lalu, dimanakah letak pembelajaran berbasis TI yang dijanjikan oleh pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dibidangnya selaras dengan perkembangan TI? 2.
Perumusan Masalah
Dari paparan latar belakang penelitian, dapat ditarik suatu renungan tentang bagaimana pendidikan vokasi akuntansi kita saat ini. Apakah sudah sejalan untuk tujuan menciptakan akuntan yang andal untuk mampu melakukan salah satu lakukan jurnal akuntansi yang cepat, tepat, dan akurat serta mampu mengikuti perkembangan TI yang ada saat ini. Penulis merancang, memformulasikan sistem pembelajaran yang dapat memberikan nilai, dan mengembangkan aplikasi untuk dapat digunakan sebagai suatu metode pembelajaran akuntansi yang berbasis TI pada pendidikan vokasi. Lalu, mengapa siklus akuntansi? Seperti kita ketahui, siklus akuntansi adalah suatu kesatuan proses dari sistem informasi akuntansi yang berperan penting dalam menyajikan keandalan pelaporan keuangan. Seperti yang diungkapkan oleh (Deshmukh, 2006)
188
“The accounting cycle approach will fit perfectly with current approach of teaching accounting information system…E-commerce modules vary, from support for traditional EDI to Web-based executive dashboards/enterprise portals, which provide vital business information to executives/employees in a userfriendly format. Almost every accounting cycle has seen emergence of different types of efunctionalities.” Selanjutnya untuk dapat menghasilan laporan keuangan yang terpercaya, tahap awal yang harus menjadi perhatian adalah input system yang dicatat atau dimasukan ke dalam suatu sistem informasi akuntansi agar menjadi informasi laporan keuangan yang terpercaya. Jika terjadi kesalahan dalam proses input system, maka laporan yang dihasilkan tidak dapat dipercaya. Siklus ini yang disebut dengan The General Ledger Cycle (Deshmukh, 2006)
Gambar 3. The General ledger Cycle
Dari paparan tersebut penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimana menciptakan metode pembelajaran vokasi akuntansi yang mampu terampil dan terbiasa dengan sistem pembelajaran berbasis TI? b. Bagaimana merancang suatu media berbasis TI yang sesuai dengan standar pengajaran, yakni: proses perencanaan, pembelajaran, pelaksanaan, proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan hasil pembelajaran? 3.
Kajian Atas Penelitian Sebelumnya
Sebagai landasan berpikir serta untuk mengetahui penelitian sejenis yang pernah dilakukan, penulis melakukan kajian atas penelitian sebelumnya yang dianggap relevan. Penelitian sebelumnya dilakukan survei atas uji coba implementasi CBT. Uji coba tersebut menggunakan aplikasi open source software CBT dan Naulinux. Dari survei terhadap persepsi responden, diperoleh bahwa 93% responden belum ISSN: 2088-8252
pernah mengikuti CBT. Padahal 82% dari responden yang menyatakan belum pernah mengikuti CBT tersebut beranggapan bahwa CBT itu perlu diterapkan sebagai pengganti metode ujian konvensional. Dan 85% dari mereka yang menyatakan CBT itu perlu diterapkan berpendapat bahwa metode ujian yang dianggap efektif adalah ujian berbasis web (Lubis, 2010), 4.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari uji penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengklasifikasi tingkatan soal jurnal akuntansi dengan skala 1 sampai dengan 4 (sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit). b. Mengetahui interval waktu pengerjaan jawaban atas soal yang diberikan untuk waktu tercepat dan terlambat terselesaikan pada masingmasing tingkat kesulitan soal yang diberikan. c. Melakukan matrikulasi pembobotan nilai berdasarkan tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan atas soal jurnal akuntansi yang diberikan. d. Mengetahui jumlah soal yang dibutuhkan yang masuk ke dalam database soal untuk dapat dilakukan test penjurnlahan selama 50 menit (1 SKS). e. Mendesain aplikasi yang dibutuhkan. 5.
Kajian Pendahuluan
Kajian pendahuluan ditujukan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam merancang konsep dan aplikasi yang dikembangkan. Tahapan awal yang dilakukan adalah dengan melakukan survei dan observasi terhadap mahasiswa Politeknik Telkom Program Studi Komputerisasi Akuntansi yang sedang mengambil perkuliahan pengantar akuntansi yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut responden. 5.1 Karakteristik Responden Responden yang dijadikan objek pada kajian penelitian ini adalah enam puluh mahasiswa program studi komputerisasi akuntansi Politeknik Telkom yang sedang mengikuti perkuliahan pengantar akuntansi. Penulis melakukan uji ini terbagi dalam dua kelas. Umumnya responden sedang menjalani semester dua perkuliahan. Akan tetapi, ada sebagian kecil dari responden yang mengulang mata kuliah pengantar akuntansi. Survei ini dilakukan pada saat responden mengikuti praktikum mata kuliah pengantar akuntansi.
ISSN: 2088-8252
5.2 Pembuatan dan Kuantifikasi Tingkat Kesulitan Soal Penulis memberikan empat contoh soal transaksi akuntansi yang harus dikerjakan oleh responden secepat mungkin tanpa memperhatikan aspek kebenaran jawaban responden. Soal-soal yang penulis berikan tersebut, diklasifikasikan menggunakan asumsi awal tingkat kesulitannya sebagai berikut. TABEL 7 SOAL TRANSAKSI AKUNTANSI
No
Soal Jurnal Akuntansi
1
Tn. X menyetorkan modal awal pendirian usahanya sebesar Rp. 250.000.000,-
2
Dibayar gaji karyawan bernama “X” bulan Juni 2011 sbb: gaji dasar Rp. 2.250.000,-, tunjangan transport Rp. 300.000,-, tunjangan makan Rp. 300.000,-, tunjangan PPh 21 Rp. 50.000,-, potongan pinjaman Rp. 100.000,-, potongan koperasi Rp. 50.000,-, potongan PPh 21 Rp. 24.000,-. Dijual barang dagangan secara tunai menggunakan metode perpetual Rp. 5.000.000,- yang dibeli Rp. 4.500.000,Dijual barang dagangan Rp. 10.000.000,dengan pembayaran diawal Rp. 7.000.000,(cash basis)
3
4
Asumsi Tingkat Kesulitan Pembuat Soal Sangat mudah Sangat sulit
Sulit
Mudah
Dari soal-soal transaksi di atas, responden diberi waktu untuk mengerjakannya secepat mungkin pada lembar jawaban dengan format sebagai berikut. TABEL 8 LEMBAR JAWABAN SOAL JURNAL TRANSAKSI
No
D/K
Nama Akun
Debet
Kredit
Persepsi tingkat kesulitan (1 s.d 4)
Hasil jawaban yang diharapkan diisi oleh responden adalah sebagai berikut.
189
TABEL 9 KUNCI JAWABAN JURNAL TRANSAKSI No 1 2
D/K D K D D D D K K K
3
4
K D K D K D D K
Nama Akun Kas Modal Gaji dasar Tunjangan transport Tunjangan makan Tunjangan PPh 21 Potongan pinjaman Potongan koperasi Potongan PPh 21 Kas Kas Penjualan HPP Persediaan Kas Piutang Penjualan
Debet 250,000,000
Kredit 250,000,000
2,250,000 300,000 300,000 50,000 100,000 50,000 24,000 2,726,000 5,000,000 5,000,000 4,500,000 4,500,000 7,000,000 3,000,000 10,000,000
Setelah mengisi seluruh jawaban, responden memberikan persepsinya terhadap urutan tingkat kesulitan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Responden baru diperkenankan mengisi persepsi terhadap soal setelah mengerjakan seluruh soal yang diberikan. Dari hasil kajian awal terhadap soal yang diberikan terhadap enam puluh responden, diperoleh hasil untuk persepsi urutan tingkat kesulitan soal yang diberikan sebagai berikut: TABEL 10 HASIL JAWABAN TES JURNAL TRANSAKSI AKUNTANSI
Soal 1
2
3
4
Persepsi Tingkat Kesulitan Sangat mudah Mudah Sulit Sangat Sulit Sangat mudah Mudah Sulit Sangat Sulit Sangat mudah Mudah Sulit Sangat Sulit Sangat mudah Mudah Sulit Sangat Sulit
Frek 60 0 0 0 0 0 0 60 0 38 22 0 0 35 25 0
% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 63% 37% 0% 0% 58% 42% 0%
Hasil Jawaban Benar 58 Salah 2 Benar 9 Salah 51 Benar 43 Salah 17 Benar 39 Salah 21
Dari hasil kuantifikasi data urutan soal yang dikategorisasikan sangat mudah hingga sangat sulit dikerjakan, dapat disimpulkan dari dua soal yang diberikan, memiliki penilaian yang sama antara asumsi pembuat soal dan persepsi responden, yakni 190
soal satu dan dua. Soal satu diasumsikan dibuat semudah mungkin dan dipersepsikan sangat mudah dikerjakan. Dari penilaian jawaban atas pertanyaan satu, sebanyak 57 responden atau 97% menjawab benar. Selanjutnya soal dua diasumsikan dibuat sesulit mungkin dan dipersepsikan sangat sulit dikerjakan. Dari penilaian jawaban, sebanyak sembilan responden atau 15% menjawab benar. Kuantifikasi soal yang diasumsikan oleh pembuat soal mudah dan sulit dikerjakan memiliki perbedaan dengan yang diasumsikan. Berdasarkan hasil uji terhadap responden, soal tiga yang diasumsikan dibuat dengan tingkat kesulitan yang sulit dikerjakan ternyata hanya dipersepsikan mudah sebanyak 38 responden atau 63% dan dipersepsikan sulit sebanyak 22 responden atau 37%, sedangkan soal empat yang diasumsikan dibuat dengan tingkat kesulitan yang mudah dikerjakan ternyata hanya dipersepsikan mudah dikerjakan sebanyak 35 responden atau 58% dan dipersepsikan sulit dikerjakan sebanyak 25 responden atau 42%. Berdasarkan hasil uji untuk melakukan kuantifikasi kecocokan asumsi dan persepsi tingkat kesulitan soal yang diberikan, kami simpulkan bahwa tingkat kesulitan soal yang semulanya akan menggunakan empat tingkatan (sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit) hanya memiliki dua pembuktian yang dapat dilanjutkan, yakni soal yang dikategorisasikan sangat mudah dan sangat sulit, sedangkan soal yang dikategorikan mudah dan sulit akan digabung menjadi satu kategorisasi baru yakni menengah. 5.3 Interval Waktu Pengerjaan Soal Berdasarkan kategorisasi tingkat kesulitan soal yang diberikan, diperoleh hasil uji untuk mendapatkan interval waktu yang dibutuhkan agar dapat menyelesaikan CBT ini adalah sebagai berikut: TABEL 11 RANGE DAN INTERVAL PENGERJAAN SOAL YANG DIBERIKAN Waktu Penyelesaian (detik) Kategorisasi Mudah
Paling Cepat
Paling Lambat 8
20
Mengengah
15
30
Sulit
45
96
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa responden dapat menyelesaikan soal yang diberikan dengan catatan waktu paling cepat 8 detik untuk soal yang dikategorisasikan mudah dikerjakan. Sedangkan untuk soal yang sulit dikerjakan, catatan waktu maksimum yang dibutuhkan adalah 96 detik. Dapat disimpulkan bahwa responden yang paling lambat menyelesaikan soal disetiap tingkat kesulitan umumnya menyelesaikan dua kali lebih lambat dari
ISSN: 2088-8252
responden yang paling cepat menyelesaikan soal pada setiap tingkat kesulitan soal. Konsep dari uji keterampilan jurnal akuntansi menggunakan CBT ini akan menempuh total waktu tes selama 1 SKS atau 50 menit.
b.
5.4 Pembobotan Nilai Jawaban Berdasarkan hasil kategorisasi tingkat kesulitan soal dan interval waktu pengerjaan, kami mencoba menyusun matrikulasi pembobotan nilai jawaban yang akan diterapkan dalam aplikasi CBT sebagai berikut:
c.
TABEL 12 PEMBOBOTAN NILAI ATAS HASIL JAWABAN
menjadi soal dengan tingkat kesulitan yang menengah, Jika menjawab soal dengan benar sebanyak sepuluh kali berturut-turut pada soal dengan tingkat kesulitan yang menengah, maka pada soal selanjutnya akan meningkat kesulitannya menjadi soal dengan tingkat kesulitan yang sulit. Jika salah dalam melakukan jawaban, maka tingkat kesulitan soal akan kembali ke kategori soal dengan tingkat kesulitan yang mudah.
TABEL 14 SIMULASI PENGERJAAN SOAL-SOAL YANG DIBERIKAN
Waktu Penyelesaian (detik) Kategorisasi
Cepat
Skor
Batas akhir
Skor 1
Sangat mudah
0-10
2
11-20
Mengengah
0-15
6
16-30
3
Sangat sulit
0-30
15
31-90
10
5.5 Jumlah Soal Perhitungan jumlah soal didasarkan pada seberapa banyak soal yang mampu dikerjakan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut. a. Mengerjakan soal dengan waktu cepat untuk tingkat kesulitan mudah, menengah dan sulit. b. Mengerjakan soal dengan batas waktu maksimal yang diberikan dengan tingkat kesulitan mudah, menengah, dan sulit. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: TABEL 13 JUMLAH SOAL YANG DIBUTUHKAN Jumlah Soal Kategorisasi
Maksimum
Minimum
Mudah
375
150
Menengah
200
100
67
31
Sulit
5.6 Sistem Penilaian Hasil Tes Sistem penilaian hasil tes harus dapat mengklasifikasikan hasil uji dari yang paling baik menyelesaikan tes sampai dengan yang paling buruk mengerjakannya. Sistem penilaian ini harus dapat mengukur secara valid dan reliabel. Perancangan permodelan aturan penilaian berdasarkan tingkat kesulitan, waktu pengerjaan, dan skor yang diperoleh dari hasil tes yang diterapkan di aplikasi adalah sebagai berikut: a.
Jika menjawab soal dengan benar sebanyak sepuluh kali berturut-turut pada soal dengan tingkat kesulitan yang mudah, maka pada soal selanjutnya akan meningkat kesulitannya
ISSN: 2088-8252
Simulasi 1 Tingkat Kesulitan Soal 1 2 3 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T 6 T 7 T 8 T 9 T 10 T 11 T 12 T 13 T 14 T 15 T 16 T 17 T 18 T 19 T 20 T 21 T 22 T 23 T 24 T 25 T 26 T 27 T 28 T 29 T 30 T 31 T 32 T 33 T 34 T dan seterusnya
Simulasi 2 Tingkat Kesulitan 1 2 3 T T T T T T T T T F T T T T T T T T T F T T T T T T T T T F T T T T
Simulasi 3 Tingkat Kesulitan 1 2 3 T T T T T T T T T T T T T T T T T T T F T T T T T T T T T T T F T T
Simulasi 4 Tingkat Kesulitan 1 2 3 T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T F T T T T
Total nilai yang diperoleh dari masing-masing simulasi adalah sebagai berikut:
191
kemampuan menengah namun lebih baik darii simulasi 2. Hal ini terlihat dari tingkat kesulitan soal tidak pernah mencapai level 3. Sehingga grafik skornya cenderung dibawah garis liniernya. Namun hasil ini lebih baik daripada simulasi 2.
Gambar 4. Skor Simulasi 1
Grafik simulasi 1 merupakan hasil simulasi jika jawaban yang diberikan selalu benar sehingga tingkat kesulitan soal selalu berada di tingkat kesulitan soal yang dikategorisasikan sulit. Dari grafik simulasi 1 menunjukkan bahwa simulasi yang diproyeksikan sebagai sebagai hasil jawaban yang sangat baik dari sisi waktu pengerjaan dan ketepatan jawaban memiliki nilai yang sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan skor yang dicapai pergerakannya diatas garis liniernya.
Gambar 3. Skor Simulasi 2
Grafik simulasi 2 merupakan hasil simulasi jika jawaban yang diberikan tidak pernah beranjak ke tingkat soal yang dikategorisasikan menengah bahkan sulit karena terjadinya kesalahan jawaban. Dari grafik simulasi 2 menunjukkan bahwa simulasi yang diproyeksikan sebagai hasil jawaban yang sangat buruk karena tingkat kesulitan tidak beranjak dari level 1, memiliki nilai yang rendah. Hal ini ditunjukan dengan skor yang dicapai garis liniernya cenderung menurut. Hal ini diakibatkan nilai koefisiennya di bawah 1.
Gambar 5. Grafik Skor Simulasi 4
Grafik simulasi 4 merupakan simulasi yang hampir mirip dengan simulasi 1. Akan tetapi, pada tingkat soal yang dikategorisasikan sulit selalu gagal dijawab dengan benar. Dari grafik simulasi 4 menunjukkan bahwa simulasi yang diproyeksikan sebagai hasil jawaban yang menggambarkan kemampuan menengah namun lebih baik dari simulasi 3. Hal ini terlihat dari grafik skornya masih bisa bergerak diatas garis liniernya. Untuk dapat mengetahui skor maksimum yang akan diperoleh dan stratifikasi penilaian keterampilan menjurnal transaksi akuntansi, maka kami melakukan simulasi-simulasi dengan waktu menjawab paling cepat agar jumlah maksimum soal yang dibutuhkan tercapai. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: a.
b. Gambar 4. Skor Simulasi 3
Grafik simulasi 3 merupakan simulasi jika jawaban yang diberikan selalu benar pada tingkat soal yang dikategorisasikan mudah sehingga tingkatannya sampai ke soal dengan tingkatan menengah namun pada saat akan beranjak ke tingkat soal yang sulit selalu salah. Dari grafik simulasi 3 menunjukkan bahwa simulasi yang diproyeksikan sebagai hasil jawaban yang menggambarkan 192
Simulasi run data jawaban dengan tingkat kesulitan yang mudah, dijawab dengan benar sebanyak sepuluh kali, kemudian menjawab benar pada soal dengan tingkat kesulitan menengah sebanyak sepuluh kali, dan menjawab benar pada soal dengan kategori tingkat kesulitan yang sulit sampai dengan batas akhir waktu tes. Dari simulasi ini dihasilkan skor sebesar 820 poin. Hasil ini dapat disetarakan dengan nilai sempurna (A). Jumlah soal yang dibutuhkan untuk simulasi ini adalah sepuluh soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang mudah, sepuluh soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang menengah, dan lima puluh soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang sulit. Simulasi run data jawaban dengan kategori soal yang tingkat kesulitannya mudah, dijawab dengan benar sebanyak sepuluh kali, kemudian menjawab benar pada soal dengan kategori tingkat kesulitannya menengah sebanyak sepuluh kali, namun pada soal dengan kategori tingkat kesulitannya yang sulit, hanya mampu mengerjakan sembilan soal dengan benar, sehingga kategori tingkat kesulitan soal turun kembali ke soal dengan kategori tingkat kesulitannya mudah. Dari simulasi ini ISSN: 2088-8252
c.
d.
e.
6.
dihasilkan skor sebesar 760 poin. Hasil ini dapat disetarakan dengan nilai sangat memuaskan (B). Jumlah soal yang dibutuhkan untuk simulasi ini adalah: empat puluh soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang mudah, empat puluh soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang menengah, dan 35 soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang sulit. Simulasi run data jawaban dengan kategori soal dengan tingkat kesulitan yang mudah, dijawab dengan benar sebanyak sepuluh kali, namun pada soal dengan kategori tingkat kesulitannya menengah hanya mampu mengerjakan sembilan soal dengan benar. Sehingga tingkat kesulitan soal dikembalikan ke kategori soal dengan tingkat kesulitan mudah. Dari hasil simulasi ini dihasilkan skor 697 poin. Hasil ini dapat disetarakan dengan nilai memuaskan (C). Jumlah soal yang dibutuhkan untuk simulasi ini adalah 120 soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang mudah, seratus dua soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang menengah, dan nol soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitannya yang sulit. Simulasi run data jawaban dengan kategori tingkat kesulitan yang mudah, hanya mampu dikerjakan dengan benar sebanyak sembilan soal. Sehingga tingkat kesulitan tidak beranjak naik. Dari hasil simulasi ini dihasilkan skor sebesar 556 poin. Hasil ini dapat disetarakan dengan nilai kurang memuaskan (D). Jumlah soal yang dibutuhkan untuk simulasi ini adalah 312 soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang mudah, nol soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang menengah, dan nol soal untuk soal dengan kategori tingkat kesulitan yang sulit. Simulasi dibawah kategorisasi yang disebutkan diatas disetarakan dengan nilai tidak memuaskan (E) Implementasi
Tahapan selanjutnya adalah implementasi kaijan yang dirumuskan dalam suatu pengembangan aplikasi CBT. Pada tahapan ini kami merancang aplikasi yang dibuat agar dapat merealisasikan metode pembelajaran CBT accounting journal entry sebagai berikut: a.
Aplikasi dibuat adalah aplikasi berbasis web (web-based application)
ISSN: 2088-8252
b. c.
d.
e. f.
Bahasa pemrograman pada server yang digunakan adalah PHP Framework yang digunakan untuk pemrograman pada server adalah CodeIgniter dengan tambahan DataMapper sebagai ORM (Object Relational Mapper) Bahasa pemrograman yang digunakan pada client adalah Javascript. Untuk javascript digunakan library ExtJs4 Database yang digunakan adalah MySQL Server web yang digunakan adalah Apache
Berikut adalah screenshot dari aplikasi CBT ini. a.
Login Page Tampilan antarmuka untuk login page adalah sebagai berikut:
Gambar 6. Login Page
Pada bagian antarmuka ini, pengguna (client) diminta untuk memasukan username dan password yang dapat diintegrasikan dengan NIM (Normor Induk Mahasiswa). b.
Dashboard Tampilan antarmuka untuk dashboard adalah sebagai berikut:
Gambar 7. Dashboard
Pada bagian antarmuka ini, pengguna (client) mendapatkan tutorial pengerjaan soal, tata cara pengisian soal, kategorisasi soal, waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal pada setiap kategori soal, nilai yang diberikan, dan jangka waktu tes secara keseluruhan. c.
Exercise Sheet Bagian antarmuka ini terdiri dari field untuk memunculkan soal (cases) dan jawaban (answer sheets).
193
1) Cases Tampilan antarmuka untuk memunculkan soal yang diberikan adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Penempatan Soal
Pada tampilan antarmuka ini, pengguna (client) akan membaca soal dan batas waktu pengerjaannya 2) Answer Sheets Tampilan antarmuka untuk answer sheets adalah sebagai berikut:
antara pengetahuan akuntansi dengan keterampilan penggunaan TI sebagai basisnya. b. Aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kesulitan soal yang diberikan. c. Dengan aturan waktu pengerjaan yang ditetapkan dalam aplikasi, dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk lebih terampil dalam melakukan jurnal transaksi akuntansi karena mereka akan terlibat secara langsung dengan proses penjurnalan yang dibantu dengan TI. d. Matrikulasi pembobotan antara tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan dapat mengklasifikasikan tingkat pengetahuan akuntansi dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan proses penjurnalan transaksi akuntansi.
Daftar Pustaka
[1] Gambar 9. Penempatan Soal
Pada bagian antarmuka ini, pengguna (client) akan dapat membaca soal yang diberikan pada sisi kiri dari aplikasi untuk dicantumkan jawabannya pada sisi kanan dari aplikasi. d.
Test Result Tampilan antarmuka untuk test result adalah sebagai berikut:
[2] [3]
[4] [5]
Deshmukh, Asutosh. Digital Accounting The Effects of The Internet and ERP on Accounting. Pennsylvania: Idea Group Inc, 2006. Drasgow, F, dan J B Olson-Buchanan. “books.google.com.” books.google.com. Lubis, Ramon. CBT-NAULINUX Aplikasi Ujian Berbasis Komputer Sebagai Paket e-Learning pada Distro Linux "NAULINUX", 2010: 3. Sudira, Putu Panji. “MP.” Tujuh Prinsip Dasar Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi, 2009: 5. TCExam. http://www.tcexam.com (diakses October 15, 2011).
Gambar 5 Tampilan Hasil Tes
Pada bagian antarmuka ini, pengguna (client) akan dapat melihat hasil tes berupa skor, grafik serta record hasil tes yang sebelumnya.
7. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Aplikasi yang dikembangkan dapat mengakomodasi suatu proses pembelajawan vokasi yang menggabungkan kompetensi
194
ISSN: 2088-8252